• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Pemilihan Tempat Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Pemilihan Tempat Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care Tahun 2014"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT PERSALINAN PASIEN

POLIKLINIK KANDUNGAN DAN KEBIDANAN

DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

KEMANG MEDICAL CARE TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Masyarakat

OLEH :

RAHMANIA FAUZIA NIM : 1110101000065

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

i

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

Skripsi, November 2014

Rahmania Fauzia, NIM : 1110101000065

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Pemilihan Tempat Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care Tahun 2014

xiv + 119 halaman, 18 tabel, 11 gambar, 3 lampiran.

Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kemang Medical Care (KMC) sebagai salah satu rumah sakit swasta yang sedang mengalami persaingan ketat, memiliki pelayanan poliklinik kandungan dan kebidanan yang sangat ramai dikunjungi. Namun, besarnya jumlah kunjungan di poliklinik, tidak diikuti dengan jumlah rawat inap kebidanan, sehingga ditemukan BOR RSIA KMC rendah. Hal ini berkaitan dengan keputusan pasien dalam memilih tempat persalinan. Rumah sakit perlu mengetahui perilaku konsumennya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keputusan memilih tempat persalinan pasien poliklinik kandungan dan kebidanan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan 106 responden. Kuesioner yang dipakai untuk mengukur telah melalui uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian ini diketahui bahwa karakteristik pasien mayoritas berusia normal (20-35 tahun), bekerja sebagai karyawan dengan pendidikan setara akademi/sarjana dan gaji diatas UMR DKI Jakarta. Sebanyak 37 responden (35%) yang menyatakan tidak memilih untuk bersalin di RSIA KMC. Variabel peran keluarga, penghasilan, harga, tempat dan promosi memiliki hubungan dengan keputusan memilih tempat persalinan di RSIA KMC. Sedangkan variabel usia, pekerjaan, pelayanan dokter, pelayanan perawat tidak ada hubungan dengan keputusan memilih tempat persalinan di RSIA KMC. Saran untuk RSIA KMC adalah menambahkan jumlah perawat di poliklinik kandungan dan kebidanan untuk hari libur dan weekend, melakukan tiga tahapan dalam penetapan berubah atau tidaknya harga, survey konsumen lebih mendalam dan spesifik agar dapat membantu menemukan media promosi yang tepat serta melakukan evaluasi terhadap bahan promosi, media promosi, dan tingkat pengeluaran biaya promosi.

Kata kunci: perilaku konsumen, keputusan pemilihan, poliklinik kandungan

(3)

ii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM

HEALTH CARE MANAGEMENT

Thesis, November 2014

Rahmania Fauzia, NIM : 1110101000065

Factors Associated with The Decision of Birth Place Selection by Obstetrics and Gynecology Clinic Patients at Mother and Children Hospital Kemang Medical Care 2014

xiv + 119 pages, 18 tables, 11 pictures, 3 appendix

Mother and Child Hospital (RSIA) Kemang Medical Care (KMC) as one of the private hospitals has been experiencing tough competition, have the gynecological and obstetrics clinic services which is very crowded. However, the large number of visits in the clinic, was not followed by the number of inpatient obstetrics, so it found the number of BOR RSIA KMC is low. This is related to the patient's decision in choosing the place of birth. Hospital must know about their consumer behavior. This research aims to determine the factors that influence the decision to choose a place of birth for obstetrics clinic patients. This research is quantitative research with cross sectional approach with 106 respondents. Questionnaires were used to measure through validity and reliability. The results of this research is the majority of patients characteristics are normal aged (20-35 years), working as an employee with college / bachelor education and the salary is above the minimum wage of Jakarta. A total of 37 respondents (35%) states to not choose to give birth at RSIA KMC. Variable role of family, income, price, place and promotion are related with the decision of choosing the place of giving birth in RSIA KMC. While the variables age, occupation, physician services, nursing services are unrelated with the decision of choosing the place of giving birth in RSIA KMC. Suggestions for RSIA KMC is added the number of nurses in obstetrics clinic for holidays and weekends, do the three stages in the determination of whether or not to change the price, more in-depth survey and specific for consumers, in order to find the right media campaign as well as an evaluation of promotional material, media campaign, and the level of expenditure promotions

(4)

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, November 2014

(5)
(6)
(7)

vi

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam tidak lupa penulis sampaikan pada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang membawa umatnya ke jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.

Skripsi ini merupakan syarat kelulusan sebagai hasil studi selama empat tahun. Dengan pengetahuan, pengarahan dan bimbingan yang diperoleh selama perkuliahan, penulis mencoba menyusun skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Pemilihan Tempat Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang

Medical Care Tahun 2014” Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, petunjuk, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ayah Rohmain dan Ibunda Tarwiyah yang telah memberi semangat, memotivasi serta doa.

2. Prof.Dr (hc). dr. M. K. Tajudin, Sp.And sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatukkah Jakarta.

3. Ibu Fajar Ariyanti, Ph.D sebagai Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat.

4. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, MKM selaku penanggung jawab Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan.

5. Ibu Febrianti, SP, M.Si selaku Pembimbing I yang selalu memberikan arahan dan bimbingannya yang sangat berharga dan bermanfaat untuk penyelesaian skripsi ini.

(8)

vii

7. Segenap bapak / ibu dosen Jurusan Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis dan mahasiswa pada umumnya.

8. Bapak Heri Iswanto MARS, selaku Direktur Umum Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care yang telah memberi arahan, bimbingan dan mengizinkan penulis untuk dapat meneliti di rumah sakit.

9. Bapak Kristian, Ibu Nini dari unit SDM & ADM di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care yang membantu perizinan dan administrasi sehingga penulis dapat melaksanakan kegiatan pengambilan data untuk skripsi ini dengan lancar.

10.Perawat dan asssiten perawat di poliklinik kandungan dan kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care yang telah membantu dalam kegiatan pengambilan data di rumah sakit.

11.Adik-adik (Alviani Fauriza dan M. Luthfi Alfarizi) yang sudah membantu dalam doa dan menjadi penghibur dikala susah.

12.Bing Rais yang selalu mendengarkan keluh kesah, memberi semangat dan masukan, serta mendoakan, terima kasih.

13.Sahabat terbaik Supri, Angga, Sebay, Elija, Nina, Bayti, Iqbal, Anis, Prima, Alul, Icha, Enno serta teman-teman yang Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK) 2010 yang saya sayangi dan seluruh teman-teman Kesmas angkatan 2010 untuk semangat yang diberikan.

14.Segenap pihak yang belum disebutkan satu persatu atas bantuan, semangat dan doanya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Terakhir, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

(9)

viii 2.1 Manajemen Pemasaran………. 11

2.2 Konsep Jasa... 11

2.2.1 Dimensi Kualitas Jasa... 11

2.3 Perilaku Konsumen... 12

(10)

ix

(11)
(12)

xi

Perawat, Harga, Tempat dan Promosi) dengan Keputusan Memilih

BAB VI PEMBAHASAN

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler 13

Gambar 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen 29

Gambar 2.3 Kerangka Teori Penelitian 44

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian 47

Gambar 5.2 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Keputusan Memilih 72

Gambar 5.3 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Peran Keluarga Berdasarkan Kategori

73

Gambar 5.4 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Pelayanan Dokter Berdasarkan Kategori

74

Gambar 5.5 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Pelayanan Perawat Berdasarkan Kategori

75

Gambar 5.6 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Harga Berdasarkan Kategori

76

Gambar 5.7 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Tempat Berdasarkan Kategori

77

Gambar 5.8 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Promosi Berdasarkan Kategori

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian 49

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas 56

Tabel 4.3 Hasil Skor Variabel Peran Keluarga 59

Tabel 4.4 Hasil Skor Variabel Pelayanan Dokter 60

Tabel 4.5 Hasil Skor Variabel Pelayanan Perawat 61

Tabel 4.6 Hasil Skor Variabel Harga 61

Tabel 4.7 Hasil Skor Variabel Tempat 62

Tabel 4.8 Hasil Skor Variabel Promosi 63

Tabel 5.1 Gambaran Karakteristik Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan

70

Tabel 5.2 Analisis Hubungan Peran Keluarga Dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014

79

Tabel 5.3 Analisis Hubungan Usia Dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014

80

Tabel 5.4 Analisis Hubungan Pekerjaan Dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014

81

Tabel 5.5 Analisis Hubungan Penghasilan Dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014

82

Tabel 5.6 Analisis Hubungan Pelayanan Dokter Dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014

83

Tabel 5.7 Analisis Hubungan Pelayanan Perawat Dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014

84

Tabel 5.8 Analisis Hubungan Harga Dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014

85

Tabel 5.9 Analisis Hubungan Tempat Dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014

86

Tabel 5.10 Analisis Hubungan Promosi Dengan Keputusan Memilih Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner

Lampiran 2 Lampiran SPSS

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memunculkan

banyak pilihan terhadap barang maupun jasa disegala bidang termasuk

kesehatan. Kesehatan merupakan sektor jasa yang memiliki pertumbuhan pesat

dalam bisnis. Hal ini didukung oleh meningkatnya tuntutan masyarakat akan

pelayanan medis yang menyebabkan masyarakat menjadi lebih selektif dalam

pemilihan jasa fasilitas pelayanan kesehatan.

Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang tumbuh pesat dalam

bisnis jasa adalah Rumah Sakit. UU RI no. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Rumah Sakit di Indonesia kini banyak yang menjadi institusi yang

bersifat profit oriented. Hal ini dilihat dengan keluarnya Permenkes No.

80/Menkes/Per/II/90 yang menyatakan bahwa badan hukum termasuk perorangan

diperkenankan memiliki dan mengelola Rumah Sakit dengan sifat profit oriented.

(17)

2

yang ada pada segmen pasar yang direbutkan relatif sama. Sehingga

menimbulkan persaingan antar rumah sakit.

Persaingan yang terjadi untuk memperoleh pangsa pasar menyebabkan

kegiatan pemasaran jasa pelayanan Rumah Sakit menjadi suatu hal yang lazim

(Gani (1994) dalam Margaretha (2003). American Marketing Association oleh

Philip Kotler dan Kevin lane keller (2009), menyatakan bahwa pemasaran

(marketing management) adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan

meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,

menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.

Fungsi pemasaran adalah ujung tombak perusahaan yang menjual

produk atau jasa. Fungsi pemasaran diharapkan mampu mencapai sasaran-sasaran

yang telah ditetapkan perusahaan. Fungsi pemasaran tidak hanya sekedar menjual

produk tetapi bagaimana pada akhirnya dapat memberikan keuntungan

(maksimal) bagi perusahan (Situmorang, 2008). Keuntungan yang didapat rumah

sakit tentu berasal dari penjualan jasa pelayanan rumah sakit.

Dalam menjual jasa pelayanan, rumah sakit harus mengetahui

bagaimana perilaku konsumennya (pasien) untuk dapat memenangkan

persaingan. Suatu perusahaan perlu mengidentifikasi perilaku konsumen dan

faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Penelitian atas semua

faktor akan memberikan petunjuk bagi pemasar untuk dapat menjangkau

(18)

3

mengatakan perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu,

kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana

barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan

mereka.

Dalam model perilaku konsumen menurut Kotler (2009), rangsangan

pemasaran (produk, harga, tempat dan promosi) dan rangsangan lain (ekonomi,

teknologi, politik, dan budaya) membentuk kesadaran pembeli. Dimana

karakteristik pembeli seperti budaya, sosial, pribadi dan psikologi serta proses

pengambilan keputusan lima tahap yang akan menghasilkan keputusan pembelian

tertentu. Menurut Kotler (2009), Dalam pemasaran, persepsi itu lebih penting

daripada realitas, karena persepsi yang akan mempengaruhi perilaku aktual

konsumen. Perilaku aktual konsumen dinilai sebagai keputusan pembelian.

Dimana persepsi terhadap masing-masing determinan dari model perilaku

pembelian yang akan mempengaruhi keputusan pembelian seseorang. Persepsi

adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan

menginterprestasi masukan informasi guna menciptakan gambaran yang memiliki

arti (Kotler,2009).

Salah satu jasa pelayanan yang ditawarkan rumah sakit kepada

konsumen (pasien) adalah pelayanan rawat jalan. Pelayanan rawat jalan adalah

pelayanan yang wajib diselenggarakan oleh rumah sakit, seperti yang dituliskan

(19)

4

pasien rawat jalan mempunyai fungsi tempat konsultasi dan pemeriksaan pasien

oleh dokter yang ahli di bidang masing-masing untuk penemuan diagnosa dini

dan tempat pemeriksaan pertama untuk pengobatan lebih lanjut, yang mempunyai

jadwal pelayanan pada pagi sampai dengan siang selebihnya ditangani oleh

Instalasi Gawat Darurat (Miller, 1995 dalam Khudori 2012).

Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kemang Medical Care adalah

salah satu rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan rawat jalan. Rumah

sakit yang melayani khusus untuk kesehatan ibu dan anak ini memiliki beberapa

poliklinik. Salah satu poliklinik andalan rumah sakit dengan jumlah kunjungan

terbesar adalah poliklinik kandungan dan kebidanan. Sebagai rumah sakit yang

fokus pada Ibu dan anak, RSIA Kemang Medical Care memiliki pelayanan

bersalin dengan fasilitas ruang operasi, ruang bersalin, ICU, NICU, ruang

perinatal, ruang bayi sehat dan laboratorium untuk pemeriksaan.

Pada Februari 2014, ruang rawat inap kebidanan terdiri dari 13

ruangan dengan 22 tempat tidur yang terdiri atas kelas VVIP, kelas VIP, kelas

Utama, kelasa I, kelas II dan kelas III. Penggunaan ruang rawat inap kebidanan di

RSIA Kemang Medical Care terbilang rendah, hal ini dapat diketahui dari angka

BOR (Bed Occupancy Rate). Untuk rumah sakit khusus, angka BOR RSIA

Kemang Medical Care pada tahun 2013 sebesar 28%. Angka BOR ini terlihat

masih rendah karena ideal parameter BOR rumah sakit menurut Depkes (2007)

(20)

5

Berdasarkan data Poliklinik kandungan dan kebidanan di RSIA

Kemang Medical Care pada bulan Juli 2014, jumlah kunjungan pasien yang

melakukan ANC pada poliklinik kandungan dan kebidanan tahun 2013 sebesar

9593 dan bulan Januari – Juni 2014 sebesar 5239. Jumlah pasien yang menggunakan persalinan atau pelayanan rawat inap kebidanan dirumah sakit

tahun 2013 sebesar 767 dan pada Januari – Juni 2014 sebesar 342. Rata-rata jumlah kunjungan rawat inap kebidanan per bulannya di RSIA Kemang Medical

Care hanya sebesar 8,5%. Angka jumlah persalinan tersebut termasuk angka

rujukan bidan yang mungkin saja bukan merupakan pasien ANC sehingga pasien

baru lebih sedikit daripada yang tercantum.

Dari data tersebut terlihat bahwa terdapat masalah utilisasi pelayanan

rawat inap yang rendah. Dapat dilihat bahwa banyak pasien ANC pada poliklinik

kandungan dan kebidanan RSIA Kemang Medical Care yang memilih untuk tidak

menggunakan pelayanan bersalin di RSIA Kemang Medical Care. Pengambilan

keputusan merupakan pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua

atau lebih alternatif yang ada (Terry,2006). Menurut Kotler (2009) proses

seseorang mengambil keputusan ada lima tahap. Diantaranya adalah tahap

pengenalan masalah, tahap pencarian informasi, tahap evaluasi alternatif, tahap

keputusan pembelian dan tahap perilaku pembeli. Pengambilan keputusan

menjadi hak penuh pasien ANC untuk menentukan pilihan tempat persalinan

(21)

6

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pelangi (2010),

bahwa faktor pemilihan tempat bersalin dipengaruhi oleh pelayanan dokter

spesialis kebidanan dan lokasi rumah sakit yang dekat tempat tinggal. Lalu hasil

penelitian yang dilakukan oleh Khudori (2012) menunjukan bahwa ada hubungan

antara pendidikan, penghasilan, penanggung biaya, fasilitas rumah sakit dan

pelayanan dokter dengan keputusan pemilihan tempat persalinan di rumah sakit.

Masalah ini tentunya berkaitan dengan pemasaran rumah sakit. Rumah

Sakit perlu mengetahui faktor- faktor yang memepengaruhi perilaku pasiennya

dalam mengambil keputusan. Pemahaman tentang perilaku pasien berguna untuk

dapat menjangkau pasien, melayani pasien dengan efektif serta memberikan

masukan untuk strategi pemasaran rumah sakit kedepannya. Sehingga jumlah

angka pemakaian tempat tidur (BOR) rumah sakit dapat meningkat.

Berdasarkan informasi diatas, penulis tertarik untuk melakukan

analisis terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan pemilihan

tempat persalinan pasien poliklinik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang

Medical Care tahun 2014. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui

faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan memilih tempat persalinan di

RSIA Kemang Medical Care tahun 2014. Dimana hasil penelitian ini nantinya

diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pasien dalam utilisasi poliklinik maupun

rawat inap kebidanan. Selain untuk meningkatkan BOR rawat inap kebidanan dan

menjadi evaluasi dan dasar bagi pihak manajemen RSIA Kemang Medical Care

(22)

7

1.2 Rumusan Masalah

Angka BOR (Bed Occupancy Rate) RSIA Kemang Medical Care pada

tahun 2013 hanya sebesar 28%. Hal ini sangat jauh dari standar yang telah

ditentukan Depkes (2007) adalah 60-85%. Lalu rata-rata jumlah kunjungan rawat

inap kebidanan per bulannya di RSIA Kemang Medical Care hanya sebesar

8,5%. Angka ini sangat rendah menunjukan bahwa kurang dari 10% jumlah

pasien yang melakukan pelayanan ANC di poliklinik kandungan dan kebidanan

rumah sakit memilih untuk bersalin di rumah sakit.

Hal ini berkaitan dengan keputusan pasien dalam memilih tempat

persalinan. Pasien memiliki hak sepenuhnya akan keputusan dalam pemilihan

tempat persalinan. Dokter hanya dapat memberi keputusan atau diagnosis atas

keadaan pasien. Dari masalah rendahnya angka utilisasi rawat inap ini diketahui

bahwa keputusan pasien untuk memilih tempat bersalin dipengaruhi oleh

faktor-faktor tertentu. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

(23)

8

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah

disebutkan diatas, maka pertanyaan penelitian yang muncul adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana gambaran karakteristik (usia, domisili, jenis pekerjaan, tingkat

pendidikan,penghasilan dan jumlah kehamilan) pasien poliklinik kandungan

dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014?

2. Bagaimana gambaran peran keluarga, pelayanan dokter, pelayanan perawat,

harga, tempat, dan promosi terhadap keputusan pemilihan tempat persalinan

di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014?

3. Bagaimana hubungan antara usia, pekerjaan, penghasilan, pelayanan dokter,

pelayanan perawat, harga, tempat, promosi dan peran keluarga dengan

keputusan pemilihan tempat persalinan di RSIA Kemang Medical Care tahun

2014?

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan keputusan

pemilihan tempat persalinan pasien poliklinik kandungan dan kebidanan di

(24)

9

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran karakteristik (usia, domisili, jenis pekerjaan, tingkat

pendidikan, penghasilan dan jumlah kehamilan) pasien poliklinik kandungan

dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014.

2. Diketahuinya gambaran peran keluarga, pelayanan dokter, pelayanan perawat,

harga, tempat, dan promosi terhadap keputusan pemilihan tempat persalinan

di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014

3. Diketahuinya hubungan antara, peran keluarga, usia, pekerjaan, penghasilan,

pelayanan dokter, pelayanan perawat, harga, tempat, dan promosi dengan

keputusan pemilihan tempat persalinan di RSIA Kemang Medical Care tahun

2014

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian

khususnya dalam bidang ilmu manajemen pemasaran Rumah Sakit serta

faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan.

2. Bagi Rumah Sakit

a) Sebagai bahan evaluasi dan dasar bagi pihak manajemen RSIA Kemang

Medical care dalam pembuatan kebijakan terkait strategi pemasaran yang

tepat.

b) Sebagai bahan evaluasi terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh

(25)

10 3. Bagi Institusi Pendidikan

a) Sebagai referensi guna penelitian selanjutnya dalam menentukan

faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan pemilihan tempat persalinan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengenai keputusan pembelian konsumen, dilakukan di

RSIA Kemang Medical Care Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan keputusan pemilihan

tempat persalinan. Rentang penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Oktober

2014. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain

cross sectional. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan melakukan

wawancara kuesioner kepada pasien poliklinik kandungan dan kebidanan yang

(26)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Pemasaran

American Marketing Association oleh Philip Kotler dan Kevin lane

keller (2009), pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu

dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa

yang bernilai dengan orang lain.

Thamrin Abdullah (2012), menyatakan bahwa manajemen pemasaran

adalah proses perencanaa dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga,

promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan

pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan

organisasi.

2.2 Konsep Jasa

Kotler dan Keller (2009) mengartikan jasa sebagai setiap tindakan atau

kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya

tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apa pun. Produksi jasa bisa

berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya.

2.2.1 Dimensi Kualitas Jasa

Leonard Berry A. Parasuraman dan Valarie Zeithmal, yang dikutip

dari Sulastri (2010) telah mengidentifikasikan suatu daftar dimensi-dimensi

(27)

12

a. Berwujud, ini merupakan hal-hal yang dapat dilihat pelanggan saat jasa

sedang dikerjakan – fasilitas, pegawai, perlengkapan, dan peralatan

b. Kehandalan, yaitu personil jasa harus dapat melakukan pekerjaannya

secara konsisten, akurat, dan dapat dihandalkan.

c. Responsif, yaitu kemampuan personil untuk tidak membuat pelanggan

menunggu lama

d. Kepastian, yaitu pelanggan mengharapkan personil jasa sopan dan

terpelajar agar menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.

e. Empati, yaitu personil harus menunjukan perhatian yang tulus pada para

pelanggan dan kebutuhan mereka.

2.3 Perilaku Konsumen

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009) mengatakan

perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan

organisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana barang, jasa, ide,

atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

Mempelajari perilaku konsumen, berarti memahami cara individu, kelompok,

dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa,

gagasan, atau pengalaman dalm rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat

mereka.

Perilaku konsumen merupakan hal yang tidak teratur. Akan tetapi, hal

(28)

13

konsumen. Berikut ini adalah model perilaku pembeli yang dikemukakan oleh

Kotler (2009)

Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler

Rangsangan pemasaran dan lingkungan membentuk kesadaran

pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan akan

menentukan keputusan pembelian yang dilakukan. Perilaku pembelian

konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, social, pribadi, dan psikologis.

2.3.1 Rangsangan Pemasaran

Ada beberapa jenis rangsangan pemasaram atau yang dikenal

dengan bauran pemasaran (marketing mix). Kotler dan Armstrong (2008)

dalam bukunya Prinsip-prinsip Pemasaran, menjelaskan bahwa bauran

(29)

14

pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali

yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya

di pasar sasaran. Dari definisi tersebut, elemen – elemen bauran pemasaran

tersebut merupakan alat yang dapat di kendalikan oleh perusahaan untuk

memenuhi target pasar. Dari bauran pemasaran, persepsi kosumen akan produk

yang dikeluarkan oleh perusahaan mempengaruhi keputusan pembelian atas

produk tersebut (Kotler,2009). Bauran pemasaran tersebut adalah :

2.3.1.1 Produk

Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan produk sebagai segala

sesuatu yang bisa ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Dengan kata lain, produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas

sesuatu sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Secara lebih terperinci, konsep produk (product concept) menyatakan bahwa

konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan

fitur inovatif yang terbaik (Kotler dan Armstrong, 2008) sehingga penilaian

terhadap produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar

pengambilan keputusan pembelian.

Suatu produk dapat dikatakan sukses atau tidak, dapat dilihat

dari beberapa hal. Menurut pendapat Kotler dan Keller (2009) yang

mengemukakan bahwa suatu produk tidak akan sukses jika tidak didukung

oleh harga, distribusi, iklan, dan penjualan yang tepat. Lupiyoadi dan

(30)

15

beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen. Produk jasa

merupakan sebuah Total Produk. Total Produk terdiri atas :

 Produk inti (core product), merupakan fungsi inti dari produk

tersebut.

 Produk yang diharapkan (expected product)

 Produk tambahan (augmented product).

 Produk potensial (potential product).

Selain core product, unsur lainnya merupakan unsur potensial

untuk dijadikan nilai tambah bagi konsumen sehingga produk berbeda

dengan produk lain. (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006).

2.3.1.2 Harga

Harga adalah sejumlah uang yang dibebaskan atas suatu produk

atau jasa, atau sejumlah manfaat-manfaat karena memiliki atau

mengggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler dan Amstrong, 2008).

Harga dalam persepsi konsumen adalah sesuatu yang diberikan atau

dikorbankan untuk memperoleh suatu produk. Chandra (2002) dalam

(Tjiptono,2009) mengemukakan bahwa harga merupakan salah satu elemen

dari bauran pemasaran yang membutuhkan pertimbangan yang cermat,

(31)

16

a. Harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk (a statement of value)

b. Harga merupakan aspek yang tampak jelas (visible) bagi pembeli

c. Harga adalah determinan utama permintaan

d. Harga berkaitan langsung dengan pendapatandan laba.

e. Harga bersifat fleksibel, dalam artian dapat disesuaikandengan cepat.

f. Harga mempengaruhi citra dan positioning

g. Harga meupakan masalah nomer 1 yang dihadapi manajer.

Menurut Engel, Blackwell,Miniard (1994) dalam Swastha dan

Hani (2000) bahwa harga produk berpengaruh terhadap keputusan

pembelian. Harga yang lebih tinggi akan menimbulkan kekhawatiran yang

lebih besar mengenai resiko keuangan yang terlibat dalam pembelian, yang

pada gilirannya menyebabkan pencarian yang lebih besar terhadap produk

lain. Karena menurut Hartono (2010), “harga” bagi konsumen tidak hanya

uang, namun pengorbanan lain seperti waktu, tenaga, biaya perjalanan, dan

kejemuan dalam menungg pelayanan.

Dalam menangani masalah harga, perusahaan atau penyedia

jasa dapat melakukan tahapan-tahapan untuk mengetahui apakah tarif atau

biaya yang dipasangkan perlu untuk diubah atau tidak. Karena faktor harga

dinilai sangat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang. Contoh dari

perusahaan ialah rumah sakit, jadi rumah sakitdapat melakukan tiga tahapan

seperti yang dikatakan oleh Hartono (2010), yaitu penetapan tujuan,

(32)

17

Pertama yang dilakukan adalah menetapkan tujuan utama penetapan tarif di

rumah sakit. Karena menurut Hartono(2010) ada empat tujuan yang berbeda

yaitu maksimalisasi laba, impas biaya, maksimalisasi pemanfaatan, dan

disinsentivisasi pasar. Selanjutnya tahapan strategi penetapan harga/tarif

dimana ada tiga jenis strategi yaitu berorientasi biaya, berorientasi

permintaan dan beroriantasi persainga. Setelah itu, barulah masuk kedalam

tahapan dimana rumahsakit mengetahui perlu atau tidaknya mengubah harga

atau tarif dari jasa pelayanan yang telah ada.

2.3.1.3 Tempat

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006),tempat dalam jasa

merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi,

dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada

konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Meskipun ada banyak jenis

saluran distribusi, tetapi jasa tidak dipasarkan melalui saluran distribusi

tradisional layaknya barang fisik, yaitu terdiri dari pabrik ke pedagang grosir,

kemudian ke pengecer hingga ke tangan konsumen akhir.

Seringkali lokasi menjadi faktor yang sangat krusial dalam

menentukan kesuksesan suatu penjualan jasa. Menurut Hartono (2010)

bahwa lokasi merupakan salah satu pertimbangan konsumen dalam

menentukan pilihannya terhadap suatu pelayanan. Menurut Fitzmsimmons &

(33)

18

dimensi-dimensi pemasaran strategic, seperti fleksibilitas, competitive

positioning, manajemen permintaan dan fokus strategik.

Selain lokasi, Engel, Blackwell. Miniard (1994) dalam Swastha

dan Hani (2000) mengatakan bahwa jarak lokasi rumah sakit merupakan

determinan keputusan dalam pemilihan tempat penjualan. Jarak lokasi tempat

penjualan dengan calon pembeli juga merupakan hal yang diperhatikan oleh

pemasar. Selain itu Engel, Blackwell. Miniard (1994) dalam Swastha dan

Hani (2000) mengatakan bahwa tempat dimana orang membeli produk

dipengaruhi oleh rincian yang sangat spesifik dari tempat penjualan

2.3.1.4 Promosi

Promosi merupakan salah satu bauran pemasaran yang mutlak

digunakan dalam usaha perusahaan untuk lebih memperkenalkan suatu

produk, menarik minat serta mempengaruhi prilaku konsumen untuk

berkonsumsi. Promosi juga dapat merupakan suatu aktivitas yang

mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran

untuk membelinya. Hartono (2010) menjelaskan bahwa pilihan konsumen

untuk memilih layanan rumah sakit bergantung pada banyak hal, diantaranya

adalah banyaknya informasi yang telah dimilikinya dan kemudahanan atau

kemungkinan mendapatkan informasi.

Promosi merupakan dasar dalam bauran organisasi yang

disajikan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan pasar atas

(34)

19

sudah diasarkan survey atas kebutuhan pelanggan. Menurut Hartono (2010)

bahwa rumah sakit atau penyedia jasa seyogianya melakukan survey

konsumen untuk meneliti jenis-jenis pemicu yang merangsang minat

konsumen terhadap pelayanan. Carvens (1996) dalam Nurhasanah (2001)

mengemukakan bahwa kegiatan promosi digunakan untuk membantu

produsen berkomunikasi dengan konsumen. Bauran promosi terdiri atas:

 Iklan (advertising).

 Promosi penjualan (sales promotions).

 Penjualan perorangan (personal selling).

 Hubungan masyarakat (public relation).

 Informasi dari mulut ke mulut (word of mouth).

 Surat pemberitahuan langsung (direct mail).

Tentu perlu mengadakan evaluasi terhadap promosi yang telah

dilakukan. Menurut Hartono (2010) evaluasi pada promosi ini dapat

dilakukan baik sebelum media promosi digunakan maupun setelah media

promosi digunakan untuk menilai keefektifan media promosi.

2.3.2 Rangsangan Lain

Selain rangsangan pemasaran, kesadaran pembelian juga

(35)

20

yang termasuk dalam lingkungan makro, seperti ekonomi, teknologi, politik

dan budaya. Kondisi ekonomi : Pendapatan sekarang, harapan pendapatan

dimasa depan, tingkat konsumsi, inflasi. Perkembangan teknologi : Informasi

produk baru adanya barang atau kebutuhan subtitusi atau komplementer.Situasi

politik : Resiko, fasilitas kemudahan, peraturan pembatasan.

Kodisi budaya : Tradisi, kebutuhan sosial, strata sosial, upacara dan

kepercayaan. (Kotler,2009)

2.3.3 Karakteristik Pembeli

Karakteristik pembeli dipengaruhi oleh empat faktor penentu, yaitu

faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis.

2.3.3.1 Faktor budaya

Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada

perilaku konsumen. Perusahaaan harus mengetahui peranan yang dimainkan

oleh budaya, sub budaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab

paling besar mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya

merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang

dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga peting

lainnya.

Sub budaya mencakup segala cara atau pola pikir, merasakan dan

bertindak yang manusia sebagai anggota masyarakat. Perilaku konsumen

(36)

21

tradisi dalam permintaan akan bermacam - macam barang dan jasa di pasar

dimana perusahaan dituntut untuk dapat memenuhinya.

Sedangkan kelas sosial menurut Kotler (2009) kelas sosial adalah sebuah

kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat

yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para anggota dalam setiap

jenjang itu memiliki nilai - nilai, kepentingan atau minat, serta tingkah laku

yang sama.

2.3.3.2 Faktor Sosial

Thamrin Abdullah dan Francis Tantri (2012) mengemukakan

bahwa perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti

kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen.

a. Kelompok Acuan

Banyak kelompok memengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan

seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh (tatap

muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.

Kelompok-kelompok yang mempunyai pengaruh langsung terhadap

seseorang disebut kelompok keanggotaan (membership groups). Ini

merupakan kelompok di mana orang tersebut ikut serta dan berinteraksi.

b. Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling

(37)

22

luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling

berpengaruh. Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam

kehidupan pembeli. Keluarga orientasi (family of orientation) terdiri dari

orang tua seseorang. Dari orang tua, seseorang memperoleh orientasi

terhadap agama, politik, dan ekonomi serta pemahaman atas ambisi

pribadi, penghargaaan pribadi dan cinta. Bahkan jika pembeli sudah tidak

lagi terlalu sering berinteraksi dengan orang tuanya, pengaruh orang tua

terhadap perilaku pembeli tersebut bisa saja tetap signifikan.

Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian

sehari-hari adalah keluarga prokreasi (family of procreation) seseorang,

yakni pasangan hidup (suami/istri) dan anak-anaknya. Keluarga merupakan

organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat,

dan telah diteliti secara ekstensif. Peran dan pengaruh ini akan sangat

bervariasi di negara-negara dan kelas-kelas sosial yang berbeda.

Terdapat beberapa tipe keluarga menurut Kotler (2009) yaitu

autonomic (jumlah keputusan diambil oleh suami istri sama banyaknya),

husband domination (sebagian besar diputuskan oleh suami), wife

domination (sebagian besar pembelian diputuskan oleh istri), dan syncratic

(sebagian besar keputusan dilakukan bersama-sama).

Engel, Blackwell, Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani

(2000) mengatakan bahwa keputusan pembelian dalam keluarga

(38)

23

mungkin dipegang oleh suami, istri,anak, atau anggota lain dalam rumah

tangga. Pemberi pengaruh (influencer) adalah individu yang opininya

dicari sehubungan dengan kriteria yang harus digunakan oleh keluarga

dalam pembelian mana yang paling cocok dengan kriterian evaluasi.

Selain influencer, keluarga juga memiliki peranan decider.

Engel, Blackwell, Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000)

mengatakan bahwa peranan keluarga dalam pembelian salah satunya

adalah sebagai pengambil keputusan (decider). Pengambil keputusan

adalah orang dengan wewenang /kekuasaan keuangan untuk memilih

bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan dan produk atau merek mana

yang akan dipilih. Peran dan pengaruh ini akan sangat bervariasi di

negara-negara dan kelas-kelas sosial yang berbeda. Pemasar harus selalu meneliti

pola-pola spesifik dalam pasar sasaran tertentu.

c. Peran dan Status

Seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok sepanjang

hidupnya seperti keluarga, klub dan organsisasi. Kedudukan orang di

dalam kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status sosialnya.

Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang

(39)

24

2.3.3.3 Faktor pribadi

Menurut Sumarwan, dkk (2011) keputusan seorang pembeli juga

dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu usia pembeli dan tahap siklus

hidup, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep

diri pembeli. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahaapan siklus hidup

keluarga. Beberapa penelitian tearakhir telah mengidentifikasi

tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya

mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani

hidupnya.

a. Usia dan Tahap Daur Hidup

Setiap orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang

hidupnya. Kebutuhan seseorang terus berkembang seiring dengan

bertambahnya usia. Makan makanan bayi selama tahun-tahun awal

hidupnya, banyak ragam makanan selama tahun-tahun pertumbuhan dan

kedewasaan. Kebutuhan hidup lainnya juga akan mengalami perubahan

sesuai dengan usia atau tahun pertumbuhan dan kedewasaannya. Jadi,

pemasar sering memilih kelompok-kelopok berdasarkan siklus hidup

sebagai pasar sasarannya.

b. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi

Pekerjaan seseorang juga memengaruhi pola konsumsinya.

(40)

25

Engel, Blackwell,Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000)

mengatakan bahwa pekerjaan adalah indikator terbaik mengenai kelas

social konsumen. pekerjaan yang dilakukan konsumen akan

mempengaruhi gaya hidup dan basis penting untuk menyampaikan

prestise, kehormatan dan respek. Semakin tinggi pendidikan maka akan

memiliki pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Menurut

Depkes RI (2004), tingkat pendidikan khususnya tingkat pendidikan

wanita mempunyai pengaruh terhadap derajat kesehatan. Dengan

tingginya tingkat pendidikan juga menjadikan pembeli mencari aspek dari

produk sebelum keputusan pembelian.

Dalam mengumpulkan aspek atau valensi yang disebut sebagai

nilai sifat dari lingkungan biologis, aspek informasi dibagi menjadi positif

dan negative. Clawson dalam Sawastha dan Hani (2000) menjelaskan

bahwa valensi positif berarti sesuatu yang apabila mengurangi tegangan

bila pribadi mendapatkan sesuatu itu, hal ini bersifat menarik. Sedangkan

valensi negative berarti apabila sesuatu yang meningkatkan tegangan bila

pribadi menghampirinya, hal ini bersifat menolak

Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok profesi yang

memiliki minat diatas rata-rata atas produk dan jasa yang ditawarkan.

Karena menurut Engel, Blackwell, Miniard (1994) dalam Swastha dan

Hani (2000) pendidikan merupakan faktor penting yang mempengaruhi

(41)

26

pembelian. Sehingga faktor pendapatan perlu diperhatikan pemasar.

pendapat Engel, Blackwell,Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000)

yang mengatakan bahwa mengetahui tingkat pengeluaran umum dan

menghubungkannya dengan pendapatan dapat memberikan estimasi

mengenai potensi pasar mengenai pembelian produk

Kotler dan Keller (2009) bahwa pilihan produk sangat

dipengaruhi oleh keadaan ekonomi : penghasilan yang dapat dibelanjakan,

tabungan dan aset, utang, kekuatan pinjaman, dan sikap terhadap

pengeluaran dan tabungan. Hal ini membuat pemasar juga harus

memperhatikan keadaan ekonomi dari pelanggan untuk dapat

mengidentifikasi pasaran produk di kalangan profesi atau pekerjaan

pelanggan. Hal yang sama diungkapkan oleh Widhadiningrat dalam

Khudori (2012) yang menyatakan bahwa faktor ekonomi terutama

pendapatan rumah tangga berperan penting dalam menjamin perempuan

khususnya ibu hamil untuk memperoleh kesehatan maternal. Contoh

produk dalam hal ini ialah pelayanan kesehatan untuk ibu hamil.

c. Gaya Hidup dan Perilaku

Orang-orang yang berasal dari sub budaya, kelas sosial, dan

pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup

adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas,

(42)

27

seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. (Sumarwan 2011)

pada pemasaran, konsep gaya hidup dipakai sebagai cara baru untuk

segmentasi pasar. Hal ini dilakukan karena segmentasi pasar berdasarkan

pendekatan demografi tidak cukup untuk melakukan segmentasi pasar.

Pendekatan demografi hanya mempelajari “siapa mereka” sedangkan gaya

hidup akan mempelajari “apa yang ada di kepala mereka”. Oleh karena itu,

gaya hidup sering dipakai perusahaan-perusahaan sebagai cara terbaru

dalam mendefinisikan pasar atau seleksi terhadap target pasar utama.

d. Kepribadian dan Konsep Diri

Setiap orang memilik kepribadian yang berbeda yang

memengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian adalah karakteristik

psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain dan menyebabkan

tanggapan yang relatif konsisten serta bertahan lama terhadap

lingkungannya. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan menggunakan

ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan,

kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri, dan kemampuan beradaptasi.

2.3.3.4 Faktor Psikologi

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor

psikologi utama – motivaasi, persepsi, keyakinan dan pendirian serta

(43)

28 a. Motivasi

Motif (atau dorongan) adalah kebutuhan yang cukup untuk

mendorong seseorang agar bertindak. Suatu kebutuhan yang kuat seperti

kebutuhan untuk kesehatan menjadi motif bila telah mencapai tingkat

intensitas yang memadai dan bertindak untuk memenuhi

kebutuhannya.(Kotler,2009)

b. Persepsi

Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu

untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasikan

masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

Persepsi tidak hanya bergantung pada stimuli fisik, tetapi juga pada

stimuli yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan kondisi individu

tersebut. Proses penilaian terahdap lingkungan disekitarnya akan dijadikan

bahan pertimbangan seseorang untuk memilih.

c. Pembelajaran

Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang

timbul dari pengalaman. Pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja

antara dorongan, rangsangan, petunjuk bertindak, tanggapan, dan

penguatan. Dari pembelajaran, seseorang dapat membuat keputusan dalam

(44)

29 d. Keyakinan dan Sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan

sikap. Keduanya kemudian memengaruhi perilaku pembelian. Keyakian

(belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu

hal. Keyakinan mungkin berdasarkan pengetahuan, pendapat, atau

kepercayaan (faith). Menurut Sumarwan (2011) sikap mempunyai tiga

unsur yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (emosi, perasaan) dan konatif

(tindakan). Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan

bahwa sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosional dan

kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan

serta bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau gagasan.

(45)

30

2.4 Keputusan Pembelian

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009). Keputusan

pembelian adalah tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas

merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Menurut Ristyanti Prasetijo,

& John J.O.I Ihalauw, (2005) mendefiniskan keputusan adalah : “Suatu pilihan

tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif”. Dalam pembelian produk

sehari-hari, keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil.

Menurut Deliyanti Oentoro (2010) penjual perlu menyusun struktur

keputusan membeli secara keseluruhan untuk membantu konsumen dalam

mengambil keputusan tentang pembeliannya. Setiap keputusan membeli

mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh. Komponen komponen tersebut adalah

1. Keputusan tentang Jenis Produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk.

Dalam hal ini perusahaan memusatkan perhatiannya kepada orang-orang

yang berminat membeli suatu produk serta alternatif lain yang mereka

pertimbangkan.

2. Keputusan tentang Merek

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan

dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini

(46)

31 3. Keputusan tentang Penjualnya

Konsumen harus mengambil keputusan di mana produk tersebut akan dibeli.

Dalam hal ini produsen, pedagang besar dan pengecer baru mengetahui

bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.

4. Keputusan tentang Waktu Pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan

pembelian. Masalah ini akan menyangkut adanya uang. Oleh karena itu

perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

konsumen dalam penentuan waktu pembelian.

5. Keputusan tentang Cara Pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara

pembayaran produk yang akan dibeli. Kepututsan tersebut akan

mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam

hal ini perusahaan harus mengetahui keniginan pembeli terhadap cara

pembayarannya.

Dalam penelitian ini, keputusan pembelian tentang pejualnya yang

akan diteliti. Dimana pasien dapat menentukan utuk memilih layanan tempat

(47)

32

2.5 Rumah sakit

2.5.1 Pengertian Rumah Sakit

Menurut Peraturan Menkes RI Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006,

rumah sakit didefinisikan sebagai suatu fasilitas pelayanan kesehatan

perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan

pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari

observasi, diagnostic, terapeutik, dan rehabilitative untuk orang-orang yang

menderita sakit, cidera, dan melahirkan.

Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan

Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,

preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Rumah sakit merupakan bagian integral

organisasi sosial dan medik, yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat sekitar beserta lingkungannya. Sebagai Institusi publik

rumah sakit memberikan pelayanan yang ekstra efektif dan efisien.

Organisasi kesehatan dunia, WHO, menjelaskan mengenai rumah

sakit dan peranananya, bahwa rumah sakit merupakan suatu bagian integral

dari organsiasi social dan medis yang fungsinya adalah untuk memberikan

pelayaanan kesehatan menyeluruh pada masyarakat baik perncegaham maupun

(48)

33

lingkungan tempat tinggalnya., serta sebagai tempat pendidikan bagi tenaga

kesehtan dan tempat penelitian biososial (Adisasmito, 2009)

Berdasarkan ketiga definisi diatas, dapat disimpulkan bahawa

rumah sakit adalah organisasi social dan media yang memberikan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan rawat inap, rawat

jalan dan gawat darurat.

2.5.2 Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan Peraturan Menkes RI Nomor

1045/Menkes/Per/XI/2006, disebutkan bahwa rumah sakit mempunyai tugas

melaksanakan pelayanan kesehatanparipurna, pendidikan, dan pelatihan.

Rumah sakit juga dapat bertugas untuk melakasanakan penelitian,

pengembangan, serta penapisan teknologi bidang kesehatan berdasarkan

kemampuan pelayanan kesehatan dan kapasitas sumber daya organisai yang

dimiliki.

Milton Roemer dan Friedman dalam buku Doctors in Hospital

(1971) yang dikutip oleh Aditama (2006), menyatakan bahwa rumah sakit

setidaknya memiliki lima fungsi :

1. Pelayanan rawat inap dengan fasilitas diagnostic dan terapeutik

2. Pelayanan rawat jalan

3. Pendidikan dan pelatihan

4. Penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan karena keberadaan pasien di

(49)

34

5. Program pencegahan dan penyuluhan kesehatan bagi populasi di sekitarnya.

2.6 Pelayanan Poliklinik

Pelayanan poliklinik merupakan unit rawat jalan (ambulatory care)

yang merupakan tempat pemberian pelayanan kepada pasien yang tidak terawat,

pada saat ini merupakan bagian yang strategis dari rumah sakit, karena dari

bagian tersebut sebagian pasien dirujuk untuk dirawat dan mendapatkan tindak

lanjut (follow up) terutama untuk penyakit-penyakit kronis. Selain itu,

program-program kesehatan masyarakat sepeti program-program pendidikan kesehatan masyarakat,

pelayana keluarga berencana dan perawatan kesehatan masyarakat dijalankan .

Unit rawat jalan merupakan pintu gerbang rumah sakit yang

merupakan cermin dari rumah sakit secara keseluruhan. Kesan pertama dari

masyarakat terhadap rumah sakit adalah penampilan dari unit rawat jalan

(Taurany dalam Novi, 2001). Pelayanan rawat jalan/poliklinik merupakan

pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan pengamatan, diagnosis,

pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan

pasien tersebut dirawat inap. Keuntungannya, pasien tidak perlu mengeluarkan

biaya untuk menginap (opname).

2.7 Pemeriksaan Antenatal Care

Pemeriksaaan/ pengawasan antenatal atau disebut juga Antenatal Care

(ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental

dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan

(50)

35

AB, 2002). Selain pemeriksaan kehamilan yang perlu diperhatikan ibu adalah

usia. Dimana usia ibu menjadi faktor resiko bagi keselamatan ibu dan bayi.

Usia yang beresiko untuk seorang ibu hamil adalah kurang dari 20

tahun dan diatas 35 tahun. Pada umur dibawah 20 tahun, rahim dan panggul

sering kali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya, ibu hamil pada

usia itu mungkin mengalami persalinan lama / macet atau gangguan lainnya

karena ketidaksiapan ibu untuk menerima tugas dan tanggung jawabnya sebagai

orang tua. Ibu dianjurkan hamil pada usia antara 20-35 tahun karena ibu lebih

siap hamil secara jasmani dan kejiwaan. Pada umur 35 tahun atau lebih,

kesehatan ibu sudah menurun, akibatnya ibu hamil pada usia itu mempunyai

kemungkinan lebih besar untuk mempunyai anak cacat, persalinan lama, dan

pendarahan (Kemenkes RI, 2011).

Tujuan dari Antenatal Care (ANC) :

a. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehtan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan social

ibu.

c. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin

terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan

pembedahan.

d. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan

(51)

36

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara optimal.

Sedangkan untuk kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali

selama kehamilan yaitu :

- 1 kali pada trimester I (0-14 minggu)

- 1 kali pada trimester II (14-28 Minggu)

- 2 kali pada trimester III (28-36 minggu)

2.8 Pelayanan Persalinan

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban

keluar dari uterus ibu. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan

menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) (JNPK-KR

DepKes RI, 2008). Bentuk persalinan menurut Manuaba (2009) adalah:

1. Persalinan spontan. Bila persalinan berlangsung dengan tenaga sendiri.

2. Persalinan buatan/induksi. Bila persalinan dengan rangsangan sehingga

terdapat kekuatan untuk persalinan.

3. Persalinan dengan tindakan.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam layanan persalinan adalah :

a. Tempat persalinan. baik dirumah sendiri, rumah bersalin, puskesmas yang

(52)

37

b. Penolong persalinan. dapat dilakukan oleh dokter, bidan, pembantu bidan,

maupun perawat kesehatan

c. Persiapan sarana persalinan. sarana persalinan yang perlu dipersiapkan

misalnya partus set atau bidan kit dan meja ginekolog atau tempat tidur.

d. Pemeriksaan pasien dan cara menolong persalinan. pemeriksaan pasien antara

lain, anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan obstetric, pengamatan denyut

nadi, pengamatan tekanan darah dan pernafasan, pengamatan HIS dan denyut

jantung janin.

2.9 Pelayanan Rawat Inap

Menurut Sk Menkes No. 159 tahun 1998 pelayanan rawat inap adalah

pelayanan kesehatan yang diberikan dalam waktu sekurang-kurangnya 24 jam.

Rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien rumah sakit yang menempati

tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosis, terapi, rehabilitasi

medik, dan atau pelayanan medik lainnya.

Kegiatan pelayanan rawat inap menurut Pahlevi (2009) terdiri dari:

a. Penerimaan pasien (admission)

b. Pelayanan medik

c. Pelayanan penunjang medic

d. Pelayanan perawatan

e. Pelayanan obat

f. Pelayanan makanan

(53)

38

Sedangkan Safrizal (2005) mengemukakan bahwa apek pelayanan

rawat inap yang didapatkan oleh pasien/penanggung jawab pasien, yaitu

pelayanan dokter, pelayaan perawat, pelayanan ruang perawatan, pelayanan

makanan/menu, pelayanan obat/farmasi, dan pelayanan rohani.

2.9.1 Pelayanan Dokter

Bila membutuhkan pelayanan kesehatan di rumah sakit, maka

yang terpikir pertama kali adalah dokternya, baru kemudia akan terpikir

olehnya mengharapkan perawatan yang lebih baik dari perawat. Dalambuku

Pedoman Pelatihan Dokter Keluarga (2000, yang dikutip oleh Safrizal (2005)),

dokter setiap orang yang mengabadikan diri dalam bidang profesi dokter dan

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan di

bidang kedokteran sehingga memiliki wewenang untuk menjalankan praktik

dokter.

Sedangkan pelayanan dokter adalah pelayanan yang dilakukan

oleh dokter yang berwenang sesuai dengan latar belakang pendidikannya

dibidang kedokteran, baik dijalankan sendiri ataupun bersama dalam

organisasi, dengan cara memelihara, meningkatakan kesehatan, mencegah,

memberikan tindakan yang dilaksanakan secara menyeluruh (holistic),

paripurna (comprehensive), terpadu (intergrated), berkesinambugan

(continous), untuk menyembuhkan dan menyelesaikan masalah kesehatan dari

pengguna jasa pelayanan baik indovidu, keluarga, kelompok, ataupun

(54)

39

Karena menurut Nelson (1990) dalam Khudori (2012) dokter dapat

memberikan dampak langsung pada mutu pelayanan dan juga memberikan

gengsi pada rumah sakit

2.9.2 Pelayanan Perawat

Pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat diwarnai oleh

pelayanan perawat, dimana menurut Ilyas (2000), keberadaan perawat di

rumah sakit merupakan komunitas terbesar,proporsi tenaga keperawatan pada

suatu rumah sakit diperkirakan sekitar 75% adalah perawat.

Menurut Nuracmah (2004, yang dikutip oleh Safrizal (2005)),

keperawatan merupakan terminology yang tidak dapat dilepaskan dari makna

dasarnya, yaitu merawat (nurture). Pelayanan keperawatan adalah bentuk

pelayanan fisiologis, psikologis, social spiritual, dan cultural yang diberikan

kepada klien karena ketidakmampuan, ketidakmauan, dan ketidaktahuan klien

dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yang sedang terganggu. Menurut Nelson

(1990) dalam Khudori (2012) dimana perawat diharapkan merupakan sosok

yang ramah dan dapat memahami pasien.

2.9.3 Pelayanan Makanan/Gizi

Gizi adalah sesuatu tentang makanan dan hubungannnya dengan

kesehatan. pelayanan gizi adalah pelayanan yang membantu masyarakat dalam

keadaan sehat atau sakit memilih atau memperoleh makanan yang sesuai guna

mencapai syarat gizi yang maksimal. Sedangkan pelayanan gizi rumah sakit

(55)

40

dirawat dan yang berobat jalan juga bagi karyawan rumah sakit. (Djojodibroto

(1997), yang dikutip oleh Safrizal (2005).

Selain nilai gizi makanan, penilaian pasien terhadap kuakitas

makanan juga dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu aspek internal dan

ekstrenal. Faktor internal meliputi suku, pengalaman, umur, dan tingkat

ekonomi, sehingga standar kualitas makanan sulit ditetapkan (Mahaffey,

1986). Selain itu, faktor internal berkaitan dengan nafsu makan, kebiasaan

makan dan rasa bosan (Prakoso, 1982). Sedangkan faktor ekternal adalah

penilaian terhadap makanan itu sendiri, menyangkut cita rasa makanan, cara

penyajian dan pelayanan (Mahaffey, 1986), serta pengolahan makanan, yang

dikutip oleh Safrizal (2005).

2.9.4 Pelayanan Farmasi/Obat

Menurut Djojodibroto (1997) ketersediaan obat dirumah sakit

merupakan suatu keharusan mutlak. Pasien yang datang ke rumah skait untuk

berobat akan mendapat diagnosis dari dokter dan sekaligus mendapat resep

untuk mengambil obat. Resep ini juga akan dibawa ke apotik rumah sakit,

kemudian apotik akan membuat atau meracik ataupun menyiapkan obat untuk

diserahkan kepada pasien.

Apotik rumah sakit mengahasilkan kurang lebih 30% dari revenue

rumah sakit, oleh karenanya untuk mearik pelanggan makan manajemen rumah

(56)

41

Sistem pelayanan kepada pelanggan harus ramah, cepat, tepat, serta dengan

penjelasan atau penyuluhan yang jelas.

2.9.5 Pelayanan Ruang Perawatan

Tidaklah berlebihan kalau ada administrator rumah sakit yang

mengatakan bahwa mengelola rumah sakit yang baik adalah ibarat mengelola

sebuah hotel. Diperlukan suasanan atau kondisi yang tenang, nyaman, aman,

asri, bersih, dan sehat. Pada ruang perawatan, tentunya satu sama lain berbeda,

namun pada prinsipnya keadaan ruang perawatan haruslah memberikan

kenyaman bagi pasien.

Rumah sakit mempunyai dasar acuan untuk memberikan

kenyamanan dalam ruang perawatan pasien dalam Permenkes RI No. 986

Tahun 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit pasal 3

(1) yang menyatakan: lingkungan, bangunan, dan fasilitas sanitasi rumah sakit

harus memenuhi persyaratan kesehatan. beberapa hal yang mesti di perhatikan

adalah ruangan yang harus dalam keadaan bersih dan tersedia tempat sampah

sesuai dengan jenis sampahnya serta tersedia fasilitas sanitasi. Lalu kualitas

udara ruangan termasuk suhu dan kelembapan, pencahayaan ruangan atau

penerangan serta tidak menimbulkan kebisingan agar tidak mengganggu

ketenangan pasien selama menjalani perawatan.

2.9.6 Pelayanan Rohani

Dalam buku Tuntunan Rohani Bagi Orang Sakit (2000),pelayanan

(57)

42

penyembuhan dan adanya doa mengandung unsur spiritual serta rasa percaya

diri pada seseorang yang sedang sakit yang pada nantinya kekebalan tubuh

dapat meningkat kembali sehingga mempercepat proses penyembuhan.

Sebagai contohnya, pelayanan rohani dan keluarganya, penyelengaraan

jenazah, klinik keluarga sakinah yang melayani konsultasi problem rumah

tangga, warisan, pembinaan kesehatan mental, ketergantungan obat, dan

lain-lain.

2.10 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul

1 Sofana Pelangi

(Tesis)

Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Keputusan Pasien Poliklinik Kebidanan

Dalam Pemilihan Tempat Bersalin Di RS

Bahkti Yudha Depok Tahun 2010.

2 Rusnawati

(Skripsi)

Gambar

Gambar 2.2 Faktor-faktor yang   Gaya hidup  Kepribadian
Tabel 2.1.
Gambar 2.3
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan dukungan keluarga terhadap perawatan pasien pasca stroke di Poliklinik Syaraf Rumah Sakit Umum Pusat Dr.. Untuk mengetahui

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan persalinan operasi Seksio sesarea pada persalinan ibu di Rumah Sakit Islam YAKSSI Gemolong

Penelitian bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan oleh Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan di Desa Sungai Asam wilayah kerja Puskesmas Sungai

Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “faktor – faktor yang memepengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan”.. Saat ini angka kematian ibu di Indonesia masih

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sindhy Desitavani 2017 berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan alat kontrasepsi

Hubungan Budaya dengan Pemilihan Tempat Persalinan oleh Ibu Bersalin Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai budaya yang mendukung memilih tempat persalinan difasilitas

Tujuan penelitian Untuk mengetahui Faktor (Pendidikan, Status Ekonomi, Dukungan Suami) yang berhubungan dengan motivasi ibu hamil melakukan kunjungan Antenatal Care