• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Komunikasi Orang Tua Dengan Wali Kelas Terhadap Hasil Belajar Siswa Di SMPN 238 Jakarta Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Komunikasi Orang Tua Dengan Wali Kelas Terhadap Hasil Belajar Siswa Di SMPN 238 Jakarta Selatan"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

DISMPN238JAKARTASELATAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam

Oleh:

TIHAROH

204011002710

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

DISMPN238JAKARTASELATAN

skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam

Oleh:

TIHAROH

204011002710

Pembimbin I

Prof.Dr.H. Rusmin Tumanggor, MA

NIP: 150060949

Pembimbing II

Siti KhOdijah, MA

NIP: 150283322

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

SISWA DI SMPN 238 JAKARTA SELATAN" telah diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif HidayatuIlah

Jakarta pada tanggal 03 Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata Satu (S-I) pada

jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 10 Desember 2008

Panitla Ujian Munaqasyah

Tanggal Tanda tangan

I L / _').ooD /12

Penguji I

Dr. H. Ahmad Syafiie Noor NIP. 150094403

PengujiII Dr. Sururin.MA. NIP. 150289483

(4)

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasH karya asH saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di DIN SyarifHidayatullah Jakarta.

(5)

Jnrnsan Pendidikan Agama Islam, Faknltas Ilmn Tarbiyah Dan Keguruan,

DIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sekolah dan keluarga adalah lingkungan pendidikan yang memiliki

persamaan dan perbedaan. Keluarga sebagai pusat pendidikan sedangkan sekolah

sebagai jaian bagi anak untuk menghubungkan kehidupan keluarga dengan

kehidupan di masyarakat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan

komunikasi rang tua dengan waii kelas dan apakah ada pengaruhnya dengan hasil

belajar siswa. Metode yang digunaka.., adaiah metode deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Tekhnik pengumpulan datanya dengan observasi,

wawancara, studi dokumentasi dan angket. Data yang didapat dari dokumentasi

yaitu berupa nilai rata-rata siswa yang diambil dari nilai raport dengan responden

sebanyak 25 orang.

Tekhnik anaiisis data menggunakan rumus kore1asi product moment dan

memperoleh hasil bahwa nilai "r" hitung= 0, 720, berada pada arah yang positif,

sedangkan uji signifIkansi kofesien korelasi menunjukkan "r" tabel pada taraf

signifIkansi 5% sebesar 0, 413. dengan demikian dapat diketahui "r" hitung lebih

besar dari "r" tabel pada taraf signifIkan 5% dengan kata lain Ho ditolak

(6)

skripsi ini.

Shalawat dan salam semoga senantiasa disampaikan kepada Nabi

tvIuhammmad SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya sampai

akhir zaman yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman

yang penuh pengetahuan yang dapat kita rasakan sekarang ini.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan skripsi ini,

penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun

materil. Oleh karena itu penulis menguncapkan terimakasih dan penghargaan

setingginya kepada:

I. Bpk. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Selaku Dekan Fakultas IImu Tarbiyah

dan Keguruan DIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

ilmu dan membimbing penulis selama dibangku perkuliahan.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah

be1juang untuk meningkatkan mutu dan kualitas Mahasiswa Fakultas lImu

Tarbiyah dan Keguruan (FITK), khususnya Pendidikan Agama Islam.

3. Prof. Dr. Rusmin Tumanggor dan Dra. Siti Khodijah, M. Ag sebagai

pembimbing I dan II yang telah ikhlas memberikan bimbingan, bantuan,

dorongan dan motivasi kepada penulis dalanl penyusunan skripsi 1m,

sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Dosen dan karyawan Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) yang

telah memberikan motivasi dan pelayanan serta bimbingan dalam

pengembangan pemikiran clan intelektualitas selama belajar dibangku

perkuliahan.

5. Kepala sekolah StvlPN 238 Jakarta Selatan, yang telah memberikan

bantuan serta izin untuk melakukan penelitian pada sekolah yang

(7)

tidak henti-hentinya memberikan dorongan, bantuan serta motivasi baik

berupa moril dan materi sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini,

8. Untuk kakakku Yatnah, Royani dan adikku tercinta Ira Zahiroh

terimakasih atas doanya, tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Arif

yang telah membantu penulis dari awal hingga akhir, dan untuk ka

Aryan' 85 terimakassih atas motivasinya, serta semua sanak saudaraku

yang selalu memberikan dukungan kepada penulis.

9. Rekan seperjuangan "Formal" (Forum Mahasiswa Alumni Lirboyo) Gozy,

Nda, Lulu, Mbah Satria, Ka' eda, Ka' rosyid, Zaenal, Dedy, Piah, dkk

terima kasih atas segala kerja samanya.

lO. Ternan-ternan PAl angkatan 2004, khususnya Bang Ary, Emma', Wiwi,

Antik, Agung, Septy, dkk terimaksih atas segala doa dan bantuannya.

Kepada semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu, apapun

bentuknya baik berupa tenaga, waktu, dan doa penulis ucapkan ribuan terimaksih.

Semoga karya ini dapat bermanfaat untuk semua pihak. Amin

Jakarta, 05 November 2008

(8)

LEMBAR PERNYAT AAN iii

LEMBAR PENGESAHAN iv

ABSTRAK ...•...•... v

KATA PENGANTAR vi

DAFTARlSI... viii

DAFTAR TABEL DAN BAGAN x

BABI :PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 5 C. Hipotesis... 6

D. Tujuan dan Signifikansi 7

E. Pendekatan IImu dan Data... 7

F. Sistematika Penulisan... 7

BAB II : KAJIANTEOIU DAN KER>\.NGKA KONSEPTUAL

A. Komunikasi Orang Tua Dan Wali Kelas... 9

I. Pengertian Komunikasi 9

2. Pengertifu1 Orang Tua... 10

3. Tugas-liJgas Orang Tua... II

4. Fungsi Orang Tua Dalam Pendidikan... 13

5. Konsep Wali Kelas... 14

6. Tugas-Tugas Wali Kelas 14

7. Peran WaIi Kelas 15

8. Fungsi Pertemuan Wali Kelas Dengan Orang Tua 15

9. Bentuk-Bentuk KOl11unikasi... 16

10.Dasar dan Tujuan KOl11unikasi 18

(9)

3. Faktor-faktor yang lvlempengaruhi Belajar... 26

4. Tujuan Belajar... 28

C. Kerangka Konseptual 29

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian 32

B. Waktu dan Tempat Penelitian... 32

C. Variabel Penelitian 33

D. Populasi dan Sampel 34

E. Tekhnik pengumpulan data 351

F. Tekhnik analisa data _, _ _ ,. _... 35

BAB IV : BASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah 37

1. Sejarah Berdirinya SMPN 238.. 37

2. Visi dan Misi SlvlPN 238 38

3. Tujuan Sekolah . 39

4. Struktur Organisasi. .. .. . .. .. ... .. .. .. .. . .. .. . .. . .. . .. . .. . .. .. 40

5. Tenaga Pendidikan dan Siswa.. 41

6. Sarana dan Prasarana... 43

7. Kurikulum... 44

B. Deskripsi Data... 44

C. Analisa Data.. 62

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan... 65

B. Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 68

(10)

Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9

Tabel 10 Tabel II Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel17

Bagan I Kerangka Konseptual 34

Data Sekolah 37

Struktur Organisasi 39

Daftar Pengajar SMPN 238 40

Data Siswa 41

Sarana dan Prasarana 42

Pengambilan Raport Anak Setiap Semester 43

Kehadiran Orang Tua 44

Buku Penghubung 45

Komite Sekolah 46

Membicarakan Masalah Anak .48

Membicarakan Dengan Administrasi Sekolah 49 Membicarakan Dengan Guru Bila Anak Pulang Telat.. 50 Membicarakan Dengan Guru Bila Anak Tidak Berseragam 51 Membicarakan Dengan Guru Bila Anak Punya Kekurangan 51 Komunikasi Antara Orang Tua Dan Guru Jika Anak Malas 53 Tabel 18 Membicarakan Dengan Guru Bila Nilai Anak Kurang 54 Tabel 19 Membicarakan Bila Anak Mengeluh Cara Belajar 55

Tabel 20 Tabulasi Item Angket 56

Tabel 21 Hasil Belajar 57

Tabel 22 Distribusi Hasil Penelitian 59

Tabel23 Menghitung Koofesien Korelasi Product Moment 60

Bagan 2 Analisa Teori 63

(11)

Manusia adalah makhluk sosial yang lidak dapat hidup sendiri, melainkan

saling interaksi antar sesama yang saling membutuhkan. Hubungan antara

individu yang satu dengan yang lainnya dapat dilakukan dengan komunikasi.

Komunikasi adalah sendi dasar lerjadinya proses interaksi sosial, karena lanpa

komunikasi manusia tidak dapat berkembang dan dengan komunikasi manusia

dapat mengekspresikan keinginannya. Manusia adalah makhluk dinamis yang

bercita-cita dan memiliki tuntutan hidup yang kompleks serta segal a tuntutan

hidup tersebut semaksimal mungkin dapat terpenuhi. Oleh karena itulah,

pendidikan menjadi salah satu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi. Serta

dijadikan sebagai sarana yang harus dikelola secara sistematis dan Konsisten

dengan berbagai teorikal serta praktikal. Maka, untuk lancarnya proses tersebut

haruslah adanya sebuah komunikasi yang baik antara satu sanla lain.

Setiap orang dituntut untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi.

Karena dengan adanya kegiatan komunikasi yang baik, seseorang akan lebih

mudah dalam menjalani kehidupan. Untuk kegiatan komunikasi, seseorang dapat

melakukannya melalui lembaga-Iembaga yang ada eli masyarakat seperti lembaga

sekolah, hukum, politik alau lembaga lainnya. Pada lembaga pendidikan,

khususnya pendidikan formal yaitu sekolah, kegiatan komunikasi merupakan

(12)

dalarn kegiatan belajar mengtUar. Namun pendidikan bukan saja dilakukan dalarn

sekolah tetapi juga dalam keluarga. Jadi, antara sekolah dan keluarga terdapat

hubungan yang saling membutuhkan.

Sekolah dan keluarga adalah lingkungan pendidikan yang memiliki

persamaan dan perbedaan. Persarnaan kedua lingkungan tersebut dapat dilihat dari

fungsinya yang sama-sarna merupakan tempat berlangsungnya pendidikan yang

keduanya menerapkan disiplin untuk mendidik moral, etika dan yang lainnya.

Selain itu juga menerapkan kebiasaan yang akan digunakan dalam kehidupannya

di masyarakat.

Akan tetapi kedua lingkungan itu juga memiliki perbedaan. Keluarga

sebagai pusat pendidikan pertama yang menentukan dan mempersiapkan anak di

masa depannya. Dasar-dasar prilaku, sikap hidup dan berbagai kebiasan yang

ditanamkan pada anak sejak berada dalarn lingkungan keluarga.1 Pendidikan

adalah tanggung jawab bersarna antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Sekolah hanyalah pembantu kelanjutan pendidikan keluarga, sebab pendidikan

yang pertama dan utama diperoleh anak ialah dalam keluarga. Peralihan bentuk

pendidikan informal ke formal memerlukan kerjasarna antara orang tua dan

sekolah (pendidik).

Sikap anak di sekolah sangat dipengaruhi oleh sikap orang tuanya. Begitu juga sangat diperlukan kepercayaan orang tua terhadap sekolah untuk

menggantikan tugasnya selarna di lingkimgan sekolah. Hal ini sangat penting

untuk diperhatikan, mengingat akhir-akhir ini sering terjadi tindakan-tindakan

kurang terpuji dilakukan anale didik, sementara orang tua seolah tidak mau tahu,

bahkan cenderung melimpahkan kesalahan kepada sekolah. Orang tua harus

memperhatikan sekolah anaknya yaitu dengan memperhatikan

pengalaman-pengalamannya dan menghargai usaha-usahanya.2

Usaha lain yang dilakukan yaitu dengan menunjukkan kerjasamanya

dalam cara anak belajar di rumah, membuat pekerjaan rumalmya, janganlah

(13)

harus berusaha memotivasi dan membimbing anak dalam belajar.3 Oleh sebab itu,

penting sekali diciptakan lingkungan keluarga yang baik, yang saling mendukung

kemajuan perkembangan pribadi anak sehingga tercapai tujuan pendidikan yang

diharapkan. Rasa kasih sayang serta kedamaian yang dirasakan bersama keluarga

akan membuat anak tumbuh dan berkembang dalam suasana yang bahagia.

Sedangkan sekolah merupakan lembaga yang dibentuk dengan sengaja

sebagai pusat berlangsungnya proses pendidikan yang bertujuan agar anak didik

memiliki bekal pengetahuan atau keahlian lain yang tidak diajarkan dalam

keluarga. Oleh karena itu, orang tua mendidik anaknya melalui lembaga sekolah.

Keberhasilan di sekolah tergantung pada keberhasilan orang tua dalam

mendidiknya. Tetapi harus disadari juga bahwa kehidupan di sekolah harus

dipandang sebagai jembatan bagi anak untuk menghubungkan kehidupan keluarga

dengan kehidupan di masyaralmt.

Perbedaan lain adalah masalah suasana, di lingkungan sekolah suasananya

bersifat formal sedangkan di lingkungan keluarga bersifat non formal. Dengan

demikian pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam

keluarga sekaligus sebagai kelanjutan dari pendidikan keluarga.

".,Komunikasi yang tertutup atau tidak sejajar hanya akan membuat anak

tertutup, takut, dan komunikasi tidak akan menjadi proses belajar yang positif.

Sebaliknya komunikasi yang terbuka dan sejajar yaitu dengan adanya pengeliian

dan pe:lf.rimaan orang tua terhadap kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan anak

sesuai dengan perkembangannya, maka anak akan merasa dirinya dihargai,

dicintai, dan diperhatikan oleh orang tuanya. Dengan adanya komunikasi yang

lancar antara orang tua dan guru atau lembaga sekolah maka akan mempermudah

orang tua mengetahui kesulitan yang dihadapi anaknya sehingga dapat segera

menanggulangi masalah tersebut agar minat terhadap belajar akan meningkat.

Pendielikan di lingkungan sekolah dengan keluarga haruslah aelanya kerja sarna,v

karena sesuatu yang tidak jelas di sekolah dapat memperoleh bantuan ketika

(14)

anaknya di sekolah maka haruslah adanya komunikasi antara orang tua dan guru.

Sehingga anak didik merasa kenyamanan belajar di rumah maupun di sekolah.

SDN 09 kebon jeruk, misalnya; hubungan komunikasi antara orang tua

dengan guru berjalan dengan lancar. Melalui buku penghubung yang digunakan

untuk mencatat laporan siswa dan hasil belajarnya yang dititipkan pada siswa

untuk di perlihatkan kepada orang tuanya, lalu orang tua menanggapinya. Jika

dalam buku laporan terdapat masalah pada siswa baik dalam hal prilakunya di

lingkungan sekolah maupun mengenai hasil belajamya yang di bawah rata-rata

kelas. Maka orang tua akan datang menemui wali kelas untuk mendapatkan

kejelasan mengenai laporan yang ada dibuku penghubung tersebut. Dengan

adanya komunikasi tersebut maka siswa yang bennasalah segera teratasi.

Hubungan komunikasi tersebut bukan hanya digunakan untuk mengatasi masalah

siswa saja, tetapi juga digunakan untuk laporan izin siswa apabila tidak masuk

sekolah dan juga untuk memberitahukan orang tua apabila ada acara atau rapat di

sekoIah.4

Sedangkan di sekolah MA.HM Tribakti Kediri Jawa Timur. Misalnya; di

sana hubungan komunikasi guru dengan orang tua siswa tidak berjalan dengan

lancar, karena banyak siswa yang berasal dari luar daerah. Akan tetapi semua itu

tidak berpengaruh terhadap prestasi siswa dan bahkan banyak siswa yang

mendapat juara umum. Hal ini dikarenakan di asrama tempat mereka tinggal,

seorang pengasuhnya menetapkan aturan, tuntutan, dan ajakan untuk lebih

mandiri, hidup disiplin dan belajar dengan giat, yang mana pihak asrama bekerja

sarna dengan pihak sekolah untuk meningkatkan hasil belajar.5

Dalam セ。イ。ョ Islam setiap muslim dalam kehidl1pannya harus senantiasa

(15)

"Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. n6(QS. AI-Ashr 1-2)

Komunikasi atau kerjasama yang diciptakan antara orang tua dengan guru

hendaklah tidak hanya karena anak sedang mengalami kesulitan saja, akan tetapi

secara rutinitas agar mengetahui segaJa perkembangan siswa dalam hal kemajuan

maupun kemunduiran anak dalam hal 「・ャセ。イN Dari uraian di atas, jeJaslah betapa

pentingnya komunikasi antara orang tua dan guru wali kelas dengan adanya

keterbukaan, saling pengertian dan saling percaya. Maka saya tertarik untuk

membahas mengenai "Hubungan Antara Komunikasi Orang Tua Dengan

Wali Kelas Terhadap HasH Belajar Siswa di SlVIPN 238 Jakarta Selatan."

Karena di lokasi tersebut tempat penulis praktek profesi keguruan terpadu (PPKT)

dan penuJis juga sudah mengetahui suasana lingkungan sekolah tersebut sehingga

mempermudah penulis untuk memperoleh data yang berkaitan dengan skripsi.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan lVIasalah

1. Identifikasi

Dalam penulisan skripsi ini terdapat beberapa hal yang menjadi

masalah, diantaranya;

a. Banyak orang tua siswa tidak peduli dengan perkembangan anaknya di

sekolah.

b. Orang tua menyalahkan sekolah apabila hasil belajar anaknya jelek tanpa

menanyakan sebabnya terlebih dahulu, padahal beJum tentu kesalahan

(16)

c. Sebagaian orang tua tidak peduli dengan perkembangan belajar anaknya

di sekolah

d. Terdapat beberapa wali kelas tidak peduli terhadap tanggung jawabnya

yang berhubungan dengan anak didiknya.

e. Wali kelas akan menangani masalah siswa apabila sudah ada teguran dari

pihak BP/BK, seharusnya wali kelas mengerti masalah siswa seluruhnya

f. Wali kelas yang peduli dengan siswa berpengaruh dengan hasil belajar

siswa di sekolah

2. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan ini terjangkau untuk diteliti dengan diberi arahan,

maka penelitian ini dibatasi pada hal komunikasi antara orang tua dengan

wali kelas yang berhubungan dengan komunikasi formal, (seperti ketika

pengambilan raport dan rapat orang tua murid, dan komunikasi yang bersifat

non fonnal, seperti jika anak malas belajar di rumah, ada problem keluarga,

tidak bersemangat sekolah

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan maslah di atas, maka rumusan masalah yang

diajukan sebagai berikut:

a. Bagaimanakah komunikasi orang tua dengau wali kelas di SMPN 238

Jakarta Selatan?

b. Bagaimanakah hasil belajar siswa di SMPN 238 Jakarta Selatan?

c. Adakah hubungan positif antara komunikasi orang tua siswa dengan guru

wali kelas terhadap hasil belajar siswa di SMPN 238 Jakarta Selatan?

Hipotesis

Terdapat hubungan positif yang signifikan antara komunikasi orang tua

Slswa dan guru wali kelas dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 238

(17)

[). Tujuan dan Signifikansi

1. Tlljllan

a. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara komunikasi orang tua

dengan guru wali kelas terhadap hasil belajar siswa di SMPN 238 Jakarta

Selatan

b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas 2 di SMPN 238 Jakarta Selatan

c. Untuk mengetahui adakah hubungan yang signifikan antara hubungan

antara komunikasi orang tua dengan guru wali kelas terhadap hasil belajar

siswa di SMPN 238 Jakarta Selatan

2. Signifikansi

a. Sebagai bahan pertimbangan dalam komunikasi orang tua dan guru wali

kelas

b. Sebagai acuan bagi pendidik dalam mengetahui hubungan antara

komunikasi orang tua dengan guru wali kelas terhadap hasil belajar siswa

di SMPN 238 Jakarta Selatan

c. Memberi informasi yang dapat berguna bagi peneliti

E. Pendekatan IImu dan Data

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

I. IImu, yaitu berkaitan dengan judul Hubungan Antara Komunikasi Orang

Tua Dengan Guru Wali Kelas Terhadap Hasil Belajar, maka peneliti

merumuski'lll pendekatan ilmll komllnikasi dan ilmll belajar.

2. Data, yaitu menggunakan data kuantitatif.

F. Sistematika Penulisan

Untllk memlldahkan penulisan skripsi ini, pokok pelmasalahnanya

akan penulis bagi menjadi enam bab. Untllk lebih jelasnya akan dikemllkakan

sebagai berikllt:

BAB I. Berisi pendahlllllan yang mencakup: latar belakang masalah,

(18)

BAB II. Berisi kajian teori meliputi: pengertian komunikasi, pengertian orang tua, tugas-tugas orang tua, fungsi orang tua dalam

pendidikan, konsep wali kelas, tugas-tugas wali kelas, peran wali kelas,

fungsi pertemuan wali kelas dengan orang tua, bentuk-bentuk komunikasi,

dasar dan tujuan komunikasi, kerjasama wali kelas dengan guru, indikator

komunikasi yang baik antara orang tua dengan wali kelas, indikator,

pengertian belajar, pengertian hasil belajar, faktor yang mempengaruhi

belajar, cara belajar yang baik, tujuan belajar, serta kerangka konseptual.

BAB III. Berisi mengenai metodologi penelitian, yang berisi: desain penelitian, waktu dan tempat, variable penelitian, populasi dan sampel,

tekhnik pengumpulan data, dan tekhnik analisa data,

BAB IV. Berisi hasil penelitian, yaitu: gambaran umum sekolah, meliputi (sejarah berdirinya SMPN 238, struktur organisasi, visi dan misi

SMPN 238, tenaga pendidikan dan siswa, serta sarana dan prasarana),

deskriptif data dan analisa data.

(19)

1. Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi alau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latincommunisyang berarti "pemberilahuan, pembagian, pertukaran dimana si pembicara mengharapkan pertimbangan alau jawaban dari

pendengarnya". Kala lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunilas

yang juga menekankan kesamaan alau kebenaran. Komunilas merujuk pada

sekelompok orang yang berkumpul alau hidup bersama unluk mencapai

. I

IUJuan lertenlu.

Menurul James G. Robbins dan Barbara S. Jones, dalam bukunya

menjelaskan komunikasi adalah sualu lingkah laku, perbualan/kegialan

penyampaian alau pengoperan lambang-Iambang, yang mengandung arti dan

makna alau perbualan penyampaian sualu gagasan, informasi dari seseorang

kepada orang lain. Lebih jelasnya, sualu pemindahan alau penyampaian

informasi, mengenai fikiran, dan perasaan-perasaan?

Dalam kamus besar bahasa Indonesia "komunikasi adalah pengiriman

dan penerimaan pesan alau berita antara dua orang alau lebih sehingga pesan

(20)

yang dimaksud dapat dipahami? Onong Uchjana Effendi mendefinisikan

"Komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih,

yakni kegiatan menyampaikan dan menerima pesan.,,4

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampalan

pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

(komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain

yang muncul. Komunikasi merupakan suatu hubungan, secara umum dapat

menyangkut berbagai aktifitas dari berbagai individu. Komunikasi tersebut

tidak terbatas ruang dan waktu dalam artian dapat terjadi dimana saja dan

kapan saja selagi masih terjadi proses interaksi.

Menurut Edwar Depari "Komunikasi adalah penyampaian gagasan,

harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung

arti yang dilakukan oleh penyampai pesan ditunjukkan kepada penenma

pesan.,,5

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa

komunikasi adalah proses penyampaian pesan/informasi yang dilakukan oleh

dua orang atau lebih agar maksud dan tujuannya dapat dipahami.

2. Pengertian Orang Tua

Orang tua merupakan sebutan yang umum digunakan bagi bapak dan

ibu oleh seorang anak. Sebutan bapak bagi orang tua yang bt-rJenis kelamin

laki-Iaki, sebutan ibu bagi orang tua yang berjenis kelamin wanita. Menurut

syariat Islam Bapak (ayah) memiliki kedudukan yang penting dan mulia.

"Bapak adalah kepala keluarga yang memimpin ibu, anak-anak dan

pelayan".6

'Oepdikbud Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), eet. Ke-I 0, h. 17 'Onong Uehjana Effendi, /lInU KOlnunikasi Teori Dan Praktek, (Bandung: Rosda Karya, 2000), eet. Ke-l3, h.5

(21)

Dalam kamus Bahasa Indonesia kata bapak mempunyai arti sebagai

berikut:

a. Orang tua laki-Iaki

b. Orang yang dipandang sebagai orang tua

c. Panggilan kepada orang laki-Iaki yang lebih tua dari yang memanggil

d. Orang yang menjadi pelindung.7

Dalam kamus bahasa Indonesia ibu berarti wanita yang sudah

bersuami, panggilan yang takzim kepada wanita. Ibu adalah orang yang

tugasya melahirkan anak-anak, memelihara dan mendidik anak, serta

mengatur rumah tangga.8

Dari beberapa pengertian di atas dapat dilihat bahwa orang tua adalah

ibu bapak yaitu, orang yang melahirkan (bagi ibu), merawat, mendidik, dan

bertanggung jawab terhadap anak-anaknya dalam semua aspek kehidupan

yang dapat membuat anak menjadi lebih baik.

3. Tugas-Tugas Orang Tua

Keluarga adalah tempat pertama dan utama bagi pertumbuhan dan

perkembangan anak. Tika suasana dalam keluarga itu baik, maka anak akan

tumbuh dengan baik pula. Kedua orang tua adalah pendidik yang pertama

bagi anaknya karena ia lahir dan hadir ditengah-tengah keluarga. Sebelum

orang lain mendidik, maka keJua orang tualah yang mendidiknya terlebih

dahulu. Ibu dan bapak sebagai manifestasi sebuah kelurga mempunyai

tanggung jawab yang besar dalam menentukan perkembangan anak agar

dapat menghadapi kehidupan di kemudian hari.

Tanggung jawab pendidikan yang perlu didasarkan dan dibina oleh

kedua orang tua terhadap anak antara lain, adalah:

(22)

a. Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan

dorongan alami untuk dilaksanakan, karena si anak memerlukan makan,

minum, dan perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.

b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun

rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang

dapat membahayakan dirinya.

c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang

berguna bagi kehidupannya kelak, sehingga bila ia telah dewasa maupun

berdiri sendiri dapat membantu orang lain.

d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberikannya

pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT, sebagai tujuan

akhir hidup muslim.9

Adanya kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak

secara kontinu perlu dikembangkan kepada setiap orang tua, sehingga

pendidikan yang dilakukan tidak lagi berdasarkan kebiasaan yang dillihat dari

orang tua, tetapi telah didasari oleh teori-teori pendidikan modem, sesuai

dengan perkembangan zaman yang cenderung selalu berubah.

Melihat lingkup tanggung jawab orang tua yang begitu luas, dapatlah

diperkirakan bahwa orang tua itu tidak mungkin dapat memikulnya sendiri

secara sempurna, terlebih lagi dalam masyarakat yang senamiasa berkembang

maju. Hal ini bukanlah merupakan aib karena tanggung jawab tersebut

tidaklah harus sepenuhnya dipikul oleh orang tua secara sendiri-sendiri, sebab

mereka sebagai manusia mempunyai keterbatasan. Namun demikian perlu

diingat bahwa setiap orang tua tidak dapat mengelakan tanggung jawab itu,

tapi orang tua juga tidak begitu saja menitipkan anaknya kepada pihak

(23)

4. Fungsi Orang Tua Datam Pendidikan

Orang tua mempunyai fungsi yang penting di dalam mendidik dan

membimbing putra-putrinya, karena orang tua itu merupakan pendidik utama

dan pertama bagi anak-anak mereka. Dengan demikian pendidikan yang

pertama terdapat di lingkungan keluarga.

Dalam ajaran Islam, orang tua di samping sebagai pendidik, juga

sebagai kepaia dan pemimpin dalam keluarganya serta berkewajiban untuk

memelihara keluarganya dari siksa api neraka, sebagaimana firman Allah:

" ' ' ' (I '" " J. ... J. .1- ... J. ". セ J/ 1'."1;' ;'セ|G ) G\

c;,; -'

(lS' (' I'.j' ,C "'j \ - \ :'\ '.

..iJ\

1'·1[;

'+.:""'.J , ) i f

Y)

.J ('""'-:"'"), HGBBセ

Y

r

< J-, セM

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasal', yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengeljakan apa yang diperintahkan". (QS. At-Tahrim: 06)10

Dilihat dari hubungan dan tanggung jawab orang tua terhadap anak,

maka tanggung jawab pendidikan itu pada dasarnya tidak bisa diberikan

kepada orang lain, guru dan pendidik lain. Umpamanya, dalam memikul

tanggung jawab pendidikan hanyalah merupakan keikutsertaan. Dengan kata

lain, tanggung jawab pendidikan yang dipikul oleh para pendidik seIain orang

tua adalah merupakan pelimpahan dari tanggung jawab orang tua yang tidak

mungkin meIaksanakan pendidikan anaknya secara sempurna.

Untuk itu sangat diperlukannya kerjasama antara orang tua dengan

pihak sekolah terutama dengan para guru. Dengan berkomunikasi dengan

para guru, maka orang tua akan mengetahui perkembangan anaknya baik

yang berhubungan dengan kemajuan maupull kemunduran, ataupUll mengenai

(24)

perkembangan sikap dan tingkah laku anak selama berada di lingkungan

sekolah.

5. Konsep WaH Kelas

Istilah guru sekarang mendapat arti yang lebih luas dalam masyarakat.

Semua orang yang pernah memberikan suatu ilmu pengetahuan dan

keterampilan dapat disebut guru". Guru adalah pendidik professional,

karenanya secara umum telah merelakan dirinya menerima dan memikul

sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak para orang tua.

Yang dimaksud dengan wali kelas adalah guru yang bertanggung

jawab kepada kepala sekolah atas terlaksanannya pendampingan dan

monitoring kelas, yang berwewenang melaksanakan kegiatan yang

berhubungan dengan pendampingan kelas, kemudian untuk dilaporkan

kepada masing-masing orang tua siswa.II

6. Tugas-Tugas WaH Kelas

a. Menyusun laporan kelas pada akhir tahun b. Pembuatan statistik bulanan siswa

c. Pencatatanjumlah kehadiran siswa mingguan dan bulanan d. Pengisisian daftar nilai siswa12

e. Melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan f. Membina suasana kekeluargaan

g. Menciptakan ketahanar; sekolah yang mantap

h. Mewakili kepala sey.olah dan orang tua dalam pembinaan siswa I. Membina kepribadian, ketertiban dan kekeluargaan

J. Membantu pengembangan peningkatan kecerdasan dan ketrampilan siswa k. Evaluasi nilai rapor dan kenaikan kelas

I. Membantu wakil kepala sekolah dalam pennasalahan yang terkait

m. Membuat catatan tentang: situasi keluarga dan ekonomi, ketidak..l-jadiran, pelanggaran, dan perilaku siswa, prestasi akademik masing-masing siswa13

"Tiharoh, dar; www.smknlmagelang.com/v3/iso/urtugwenang.hrm - 10k - diakses pada tanggal 19 Jun; 2008

(25)

www.smpn5yogya.org/indo/indexl.php?utama=tugas/tugas_walikelas.html-7. Peran WaH Kelas

a. Membantu konselor melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya di kelas

yang menjadi tanggungjawabnya

b. Membantu guru mata pelajaran melaksanakan peranannya dalam

pelayanan bimbingan dan konseling, khususnya dikelas yang menjadi

tanggung jawabnya

c. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa,

khususnya dikelas yang menjadi tanggungjawabnya, untuk

mengikuti/menjalani layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling

d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling,

seperti konferensi kasus; dan

e. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan

konseling kepada Konselor.14

8. Fungsi Pertemuan WaH Kelas dengan Orang Tua

Pentingnya pertemuan guru dengan orang tua murid diakui oleh

hampir semua guru. Oleh karena itu mereka membuat jadwal pertemuan

secara teratur. Tujuannya di samping membahas masalah-masalah yang

menyangkut bidang edukatif, banyak pula yang menyangkut faktor-faktor

non edukatif, khususnya masalah-masalah yang menyangkut:

a. Penolakan murid terhadap guru-guru tertentu. Prilaku murid yang berupa:

teriakan, coret-coret, membuat gaduh, berkelahi dan lain-lain

b. Masalah-masalah anak di rumah yang mengganggu proses belajar

c. Keditakpuasan orang tua atas prilaku guru terhadap anaknya.15

Masalah ini dan ratusan masalah lainnya yang serupa dapat

diselesaikan oleh guru yang sudah mengetahui akar masalahnya terlebih

dahulu.16Semua ini dapat beljalan dengan lancar apabila antara pihak sekolah

'4T iharoh, dari Akhmadsudrajat.files.wordpress.eom/2007/09/peran-kepala-seko!ah-guru-dan-wali-kelas-dalam-bk.pps

(26)

dengan orang tua murid mau bekerjasama yaitu dengan eara orang tua selalu

mengontrol perkembangan anaknya melalui info dari guru. Dengan adanya

pertemuan guru dan orang tua l11aka segala hal yang terjadi pada murid akan

mudah diketahui dan segera l11enemukan jalan keluar untuk penyelesaian

apabila ada l11asalah karena antara orang tua dengan guru sudah tidak ada lagi

rahasia yang berhubungan dengan anaknya. Sehingga apabila anak murid di

sekolah melakukan kesalahan maka guru tidak segan-segan memberitahukan

kepada orang tuanya

Berkaitan dengan komunikasi, seperti dalam lingkungan sekolah dan

lingkungan keluarga juga demikian adanya. Para orang tua mendidik

anaknya, l11elatih membiasakan kedisiplinan yang baik, dan lainnya, semua

terkait dengan proses komunikasi antara orang tua dengan anaknya. Begitu

pula sebaliknya, di sekolah juga terjadi komunikasi antara guru dengan siswa,

maka untuk lanearnya proses belajar mengajar harus 。、。ョケセ komunikasi yang

baik. Untuk itu antara keluarga dan sekolah bertanggungjawab terhadap hasil

dari pendidikan yang dijalaninya.

Jadi, setelah melihat berbagai definisi dari komunikasi, orang tua dan

guru wali kelas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

komunikasi antara orang tua dan guru wali kelas adalah suatu hubungan

interaksi yang bermaksud untuk menyampaikan pesan atau inJormasi yang

berkaitan uengan aktivitas atau kegiatan belajar siswa.

9. Bentuk-Bentuk Komunikasi

Komunikasi merupakan interaksi atau kerja sarna yang tereipta antara

kedua belah pihak baik antara manusia atau benda yang terjalin seeara luas.

Karena luasnya eakupan terse but, maim komunikasi dapat dibagi dalam

beberapa bentuk antm'a lain:

a. KOl11unikasi Intrapribadi

KOl11unikasi intrapribadi adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik kita

(27)

b. Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara

tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi

I . I 17

orang am secara angsung.

c. Komllnikasi Kelompok

Komllnikasi kelompok ialah komllnikasi antara seseorang dengan

sekelompok orang dalam sitllasi tatap muka. Seperti yang terjadi di dalam

rapat, brifieng, upacara dan lainnya.18

d. Komunikasi Publik

Komunikasi publik adalah komnnikasi antara seorang pembicara dengan

sejumlah besar orang yang tidak bisa di kenali satu persatu. Seperti dalam

situasi ceramah, pidato, dan Jainnya.

e. Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi bersifat formal dan

juga informal dan berJangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar

daripada komunikasi kelompok.

f. Komllnikasi Massa

Bentuk komunikasi ini adalah suatll komunikasi yang dapat dilakukan

meJalui pel's, radio, televisi, dan sebagainya.19

Dari macam-macam bentuk komunikasi di atas maka dalam sekoJah

dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu formal dan informal. Namun dalam

lembaga sekolah jarang sekali terjadi komunikasi informal ( intrapribadi dan

antar pribadi) yang disebabkan kurangnya kesadaran pada orang tua betapa

pentingnya komunikasi tersebut. karena sebenamya dengan adanya

bentuk-bentuk komunikasi, maka dapat mempermudah hubungan antara guru dengan

orang tua yang mana bertujllan lIntllk mengetahlli perkembangan anaknya

seJama berada di lingkllngan sekolah.

(28)

10. Dasar dan Tujuan Komunikasi

Pengajaran ialah suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan anak

mengenai segi kognitif dan psikomotor semata-mata, yaitu supaya anak lebih

banyak pengetahuannya, lebih cakap berfikir kritis, sistematis dan

sebagainya.20 Untuk mencapai itu semua maka harus adanya komunikasi

dalam proses tersebut sehingga pelajaran yang dimaksud bisa sampai kepada

siswa. Komunikasi dua arah dalam proses belajar mengajar banyak

memberikan manfaat, yaitu meningkatkan peluang bagi guru untuk

memperoleh masukan dalam rangka menilai efektivitas belajar. Guru

hendaknya memaharni proses komunikasi itu berlangsung, bagaimana

membangkitkan perhatian.

Dalam bukunya proses belajar mengajar JJ. Hasibuan dan Moedjiono

mengungkapkan, bahwa bidang pendidikan sangat erat hubungannya dengan

komunikasi antar manusia (sosial), yang satu sarna lain dapat saling

menyampaikan pesan, maksud dan tujuan menurut caranya masing-masing.

Pesan itu dapat direncanakan atau dipersiapkan terlebih dahulu, penenma

pesan dapat dilakukan perorangan maupun dengan kelompok.21

Dalam komunikasi penerima harus memahami pesan itu dan

meneruskan atau menghasilkan bagi dirinya secara benar dan tepat, juga

sesuai seperti yang dimaksudkan oleh penyampai. Misalnya, seorang anak

yang belajar al-Qur'an, jika ia membLcanya secara tepat dan benar sesuai

dengan tajwid yang telah dipelajarinya maka hal tersebut dapat dikatakan

komunikasi yang dilakukan telah berhasil.

11. Kerjasama WaH Kelas Deugau Oraug Tua

Untuk lebih mendukung komunikasi antm'a orang tua dengan guru ada

banyak cara yang dapat dilakukan oleh pendidik diantaranya:22

'0Ahmad Tafsir, Melodoiogi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), eet. Ke-8, h. 7

(29)

a. Melakukan kunjungan ke rumah anak didik

Dengan adanya kunjungan ke rumah anak didik maka akan:

1) Menimbulkan perasaan pada anak didik bahwa sekolahnya selalu

memperhatikan dan mengawasinya

2) Memberi kesempatan kepada pendidik melihat sendiri dan

mengobservasi langsung cara anak didik belajar, latar belakang

hidupnya, dan tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam

keluarga

3) Memberikan kesempatan kepada pendidik untuk memberikan

penerangan kepada orang tua anak didik tentang pendidikan yang

baik, serta cara-cara menghadapi masalah-masalah yang sedang

dialami anaknya

4) Mempererat hubungan antara orang tua dan sekolah

5) Memberi dorongan kepada orang tua anak didik untuk lebih terbuka

dan dapat bekerjasama dalam memajukan pendidikan anaknya

6) Guru dan anak saling memberi informasi tentang keadaan anak serta

saling memberi petunjuk.23

b. Undangan terhadap orang tua ke sekolah

Orang tua di undang datang ke sekolah minimal sekali setahun.

Pacta saat itu diadakan kegiatan-kegiatan seperti berikut:

1) Pada saat pengambilan raport

2) Peliunjukkan film pendidikan di Negara-negara yang telah maJu

antara lain berisikan cara kerjasama orang tua dengan guru untuk

pendidikan anaknya dan untuk kemajuan sekolah

3) Pameran hasil keraj inan tangan dan karangan anak didik

4) Perlombaan anak didik

(30)

c. Case conference

Case conference ialah rapat atau konperensi tentang kasus,

biasanya digunakan dalam bimbingan penyuluhan. Peserta konperensi

ialah orang-orang yang betul-betul mau ikut membicarakan masalah anak

didik secara terbuka dan sukarela, seperti orang tua anak didik,

guru-guru, petugas bimbingan penyuluhan yang lainnya, dan para ahli yang

bersangkutan. Tujuan konferensi ialah mencari jalan yang paling tepat

agar masalah anak didik dapat teratasi dengan cepat25

d. Badan pembantu sekolah

Yang dimaksud dengan badan pembantu sekolah ialah organisasi

orang tua mudd atau wali murid dan guru. Organisasi tersebut

merupakan kerjasama yang paling terorganisir antara sekolah atau gum

dan orang tua murid.26

Hubungan guru dengan mudd hamslah seperti hubungan bapak

dengan anaknya. la harus mengetahui keadaan masing-masing mudd dan

kecenderungan hatinya, dimana tempat kelemahannya dan bagaimana

jalan mengobatinya. Dengan demikian ia dapat memperkuat murid yang

lemah dan memperbaiki kelakuan yang salah.

Oleh sebab itu guru haruslah memperhatikan murid-muridnya

setiap hari, sehingga dikenalnya masing-masing mudd itu seperti

mengenal anaknya sendiri. Dengan demikian murid akan mencintai

gunmya seperti mencintai orang tuanya. Guru hams berhubungan baik

dengan orang tua murid, serta bertolong-tolongan dengan mereka.

Sekali-kali guru jangan mengasingkan diri dari orang tua murid. Dengan

bertolong-tolongan dengan orang tua mudd, guru dapat menanamkan

adat istiadat yang baik dalamjiwa murid, seperti rajin dan sungguh, tetap

bekelja menunaikan kewajiban, suka berkorban dan belajar terus untuk

(31)

Apabila ada saling percaya dan tolong menolong antara orang tua

murid dengan sekolah, maka orang tua murid dapat bermusyawarah

dengan guru tentang keadaan anaknya dan kesulitan yang menimpa

anaknya. Merekajuga harus saling kerjasama untuk mempersiapkan anak

untuk menempuh kehidupan di masa yang akan datang.

Guru harus menerima kedatangan orang tua murid dengan

gembira, bahkan sepatutnyalah mengundang mereka itu sewaktu-waktu

untuk memperlihatkan usaha yang dikerjakan anak-anak kepada

mereka.27

12. Indikator Komunikasi Yang Baik Antara Orang Tua Dengan WaH Kelas

Indikator hubungan komunikasi yang baik antara orang tua siswa dan

guru wali kelas menurut para ahli diantaranya:

a. Adanya Keakraban

Yang dimaksud dengan adanya keakraban adalah antara orang tua siswa

dan guru wali kelas harus saling mendukung dan bekerja sarna. Segala

sesuatu yang tidak jelas di sekolah harus memperoleh bantuan untuk

menjelaskannya dan memperoleh tambahan dari rumah. Untuk keperluan

semacam ini diperlukan kunjungan guru ke rumah siswa supaya

memperoleh informasi yang lebih jelas dan terjalin keakraban antara orang

tua siswa dengan guru terse but.

b. Adanya Keterbukaan

Orang tua siswa harus selalu menanyakan kepada guru wali kelasnya

bagaimana keadaan anaknya di sekolah. Dan sebagai seorang guru wali

kelas harus dengan jujur mengatakan keadaan siswanya baik mengenai

hasil belajar maupun perilaku kesehariannya sehingga antara keduanya itu

dapat mencari solusi bersama-sama. Jika hubungan kUll1unikasi ini

dilakukan dengan terbuka, maka akan teljalin hubungan yang baik antara

(32)

c. Adanya Saling Percaya

Apabila terjadi kesenjangan informasi mengenai prilaku anak atau

kesukaran 「・ャセ。イ pada anak, maka sekolab wajib mencari hubungan untuk

memperoleh keterangan-keterangan yang diperlukan itu dari orang tua

siswa di rumah. Orang tua siswa dan guru wali kelas harus ada suasana

saling percaya mempercayai

d. Adanya Saling Pengertian

Hubungan antara orang tua siswa dan guru wali kelas itu harus adanya

saling pengertian dengan tlljllan memajukan belajar anak. Karena apabila

tidak saling mengerti maka tlljuan dari pembelajaran tidak akan berhasil

secara efektif.28

B. HasH Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah penambahan pengetahllan, dimana guru-guru berusaha

memberikan ilmu sebanyak mllngkin dan murid untuk mengumpulkannya.29

Dalam kaitannya dalam perkembangan manusia, belajar adalah merupakan

penentu proses perkembangan, manllsia memperoleh hasil perkembangan

berupa pengetahuan, sikap, ketrampilan, nilai, reaksi, keyakinan, dan lain-lain

tingkah laku yang dimiliki manusia melalui proses belajar. ladi belajar adalah セ

proses perubaban tingkah laku sebagai akibat pengalan,an atau latihan.3o Oleh sebab itu, seseorang yang sudah belajar itu tidak akan sarna lagi

dibandingkan saat sebelum belajar, karena ia sudah lebih sanggup menghadapi

kesulitan memecahkan masalah atau menyesuaikan diri dengan keadaan. 1a

tidak hanya menambah pengetahllannya, akan tetapi dapat pula

menerapkannya secm'a fungsional dalam situasi hidupnya.

"Hasibullah Husain, Monajemen Menllrlll fslamologi, (Jakarta:Gema Insani Press, 1997),

(33)

Hilgard mengatakan bahwa belajar adalah proses yang melahirkan

atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan yang dibedakan dari

perubahan-perubahan oleh faktor yang tidak termasuk latihan31 Dalam buku

psikologi pendidikan, di jelaskan pengertian belajar adalah proses perubahan

tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. Perubahan tingkah laku

akibat belajar itu dapat berupa memperoleh prilaku yang baru atau

memperbaiki/meningkatkan prilaku yang sudah ada dan prilaku ini bisa

positif/negatir.J2 Ada segolongan orang berpendapat bahwa belajar merupakan

proses pertumbuhan yang dihasilkan oleh hubungan kondisi antara stimulus

dan respon.33

Dari beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan, belajar merupakan

suatu kegiatan yang dilakukan oleh para siswa baik di sekolah maupun di

rumah yang berhubungan dengan perubahan tingkah laku, pengamatan,

pengalaman/ latihan. Namun kegiatan belajar yang dilakukan siswa tersebut

akan nampak/tidak hasilnya setelah diadakannya suatu evaluasi. Evaluasi

tersebut dapat dilakukan sendiri oleh guru.

Belajar merupakan suatu proses yang menyebabkan terjadinya

perubahan 6ngkah laku pada setiap manusia. Perubahan tersebut dapat

berwujud perubahan kebiasaan dan ini semua terjadi diakibatkan adanya

proses belajar. Oleh karena itu, manusia dapat dikatakan berkembilng dan

mengalami perubaha,l dalam kepribadiannya karena belajar. Akan tetapi tidak

semua perubahan yang terjadi pada seseorang disebabkan dari belajar, karena

ada juga yang disebabkan oleh proses kematangan.

2. Pengertian HasH Belajar

Hasil belajar terdiri dari dua kata "hasil dan belajar". Hasil adalah

pendapatan atau perolehan dari usaha, pikiran dan sebagainya.34 Seeara

(34)

psikologis, belajar merupakan sllatu proses tingkah laku seseorang sebagai

hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi hidupnya.

Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam sebuah aspek tingkah

laku. Pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.35

Kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku

merupakan proses belajar, sedangkan perubahan tingkah laku itu sendiri

disebut dengan hasil belajar.36 Hasil belajar selulu dinyatakan dalam bentuk

perubahan tingkah laku yang diharapkan berubah, itu dinyatakan dalam

perumusan tujuan intruksional.37 Hasil belajar pada hakikatnya adalah

perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan

aktivitas belajar.38

Adapun pengertian dari kedua kata tersebut (hasil belajar) para ahli

berpendapat, sebagai berikut:

a. Muhibbin Syah Mengemukakan

Hasil belajar adalah segenap psikologi yang berubah sebagai akibat dari

pengalaman belajar siswa.39

b. Nana Sudjana Berpendapat Bahwa

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang

memperlihatkan setelah mereka menempuh pengalaman belajarnya

(proses belajar mengajar) tingkah laku sebagai hasil belajar dalam

pengertian luas mencangkup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.40

"Slamet, Proses Be/ajar Mengajar Dalam System Kredlt Semesler, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), cet. Ke-I, h. 78

'"Ngalim purwanto,Psikologi Pendidikan, (Jakmta: PT. Remaja Rosda karya, 2003), h. 84 "Zakiyah Drajat, Melodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995) cet. Ke-I, h. 196

"Syaiful Bahri Djamarah, dkk,Sirategi Relajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) h. 44

(35)

c. Sedangkan Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa:

"Hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, di

mana tingkah laku itu tampak dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati

dan diukur.41

Yang dimaksud dengan hasil belajar sebagaimana telah dituliskan

dalam "Kamus bahasa indonesia kontemporer" yaitu penguasaan pengetahuan

keterampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui tes.42

David Usable yang dikutip oleh Ratna Wilis Dahar, Hasil belajar

merupakan salah satu syarat untuk terjadinya belajar bermakna, yaitu suatu

proses mengaitkan informasi baru dengan konsep relevan yang terdapat dalam

struktur kognitif seseorang.43

Menurut Atwi Suparman, hasil belajar ada!ah penilaian keberhasilan

siswa dalam mencapai prilaku yang terdapat di dalam dirinya dan tergantung

dan tingkat prilaku yang dapat diterima atau dicapai oleh siswa secara

·t.;J

sempurna.

Dari urman di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

(kemampuan yang diperoleh atau dicapai) oleh siswa dan diperlihatkan setelah

mereka menempuh pengalaman belajar. Hasil belajar diperoleh dari kegiatan

penilaian yang diharapkan adalah adanya perubahan tingkah laku.

Hasil belajar dapat dilihat dari hasil tes. Hasil belajar berupa

keterampilan, pengetahuan, kemampuan dan bakat individu yang diperoleh di

sekolah biasanya dicerminkan dalam bentuk nilai-nilai tertentu. Tes bertujuan

untuk membangkitkan motivasi pada siswa agar mereka memperhatikan

pelajaran serta mendorong mereka memperhatikan pelajaran serta mendorong

mereka agar dapat mengorganisasikan, pelajaran dengan baik. Selain itu, tes

"Sliharsimi Arikllnto, Dasar-Dasar Evaillasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 133

(36)

juga dapat digunakan sebagai feed back bagi guru dalam rangka perbaikan program pengaJaran.

Penilaian hasil belajar dapat dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu

tahap jangka pendek dan tahap jangka panjang. Tahap pertama, yaitu tahap

jangka pendek yang disebut juga dengan nama penilaian formatif. Penilaian

ini dapat dilaksanakan pada akhir proses belajar mengajar. Tahap kedua, yaitu

tahap jangka panjang yang disebut dengan penilaian sumatif.Penilaian ini

dilaksanakan setelah proses belajar mengajar berlangsung beberapa kali atau

setelah menempuh priode tertentu, seperti penilaian tengah semester atau

penilaian akhir semester.45

3. Faktor Yang Mempengaruhi HasH belajar

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

siswa di sekolah yang secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua bagian

yaitu faktor internal dan faktor eksternal siswa. Faktor-faktor yang berasal dari

luar diri siswa (eksternal) terdiri dari faktor lingkungan dan faktor

instrumental, sedangkan yang berasal dari dalam diri siswa adalah berupa

faktor psikologis dan faktor fisiologis pada diri siswa.

a. Faktor-faktor lingkungan

Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: faktor

lingkungan alam dan sosial. Yang termasuk faktor lingkungar, alarni ini

ialah seperti: keadaan suhu, kelembaban udara, waktu, letak gedung

sekolah, dan sebagainya. Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia

termasuk budayanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar

b. Faktor-faktor instrumental

Faktor instrumental ini tercliri c1ari geclung/sarana fisik kelas, saranalalat

pengajaran, media pengajaran, guru, dan kurikulum/materi pelajaran sella

strategi belajar mengajar yang c1igunakan akan mempengaruhi proses dan

(37)

c. Faktor-faktor kondisi internal siswa

Yang termasuk didalamnya ialah faktor fisiologis siswa terdiri dari kondisi

kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi indera terutama penglihatan dan

pendengaran. Sedangkan yang termasuk faktor psikologis adalah faktor

minat, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif. 46

Dalam hal belajar ada cara-cara yang efesien dan tak efesien. Banyak

murid atau mahasiswa gagal atau tidak memberi hasil yang baik dalam

pelajarannya karena mereka tidak mengetahui faktor yang mendukung.

Hal-hal yang mendukung untuk dapat belajar dengan baik di antaranya:

a. Keadaan jasmani

Belajar memerlukan tenaga. Karena itu untuk mencapai hasil yang baik

diperlukan badan yang sehal.

b. Keadaan emosional dan sosia!

Anak yang merasa jiwanya tertekan, yang selalu dalam keadaan ketakutan

akan kegagalan maka dalam belajar tidak akan konsentrasi.

c. Keadaan lingkungan

Tempat belajar yang tenang, tidak diganggu oleh perangsang dari luar

karena belajar diperlukan konsentrasi yang tinggi.

d. Memulai pelajaran

Pada permulaan pelajaran sering dirasakan kelambanan, keengganan

bekerja. Kalau perasaan ini telUs menerus ada di pikiran kita maka tidak

akan bisa memulainya. Maka dari pribadi sendiri menyadari untuk

memulianya.

e. Membagi pekerjaan

Sebelum memulai pelajaran kita lebih dahulu menentukan apa yang dapat

(38)

f. Menggunakan waktu

Menghasilkan sesuatu hanya mungkin jika kita menggunakan waktu yang

fi · 47 e eSlen.

4. Tujuan belajar

Belajar adalah suatu aktilitas yang bertujuan. Tujuan belajar ini ada

yang benar-benar disadari dan ada pula yang kurang begitu disadari oleh

orang yang belajar. Tujuan belajar tersebut erat kaitannya dengan

perubahan/pembentukan tingkah laku tertentu. Dan tujuan belajar yang positif

serta dapat dicapai secara efektif hanyalah terjadi dalam proses belajar

mengajar di sekolah.

Menurut Winamo Surachmad, tujuan belajar di sekolah itu ditujukan

untuk mencapai:

a. Pengumpulan pengetahuan

b. Penanaman keterampilan

c. Pembentukan sikap

Tujuan tersebut dalam dunia pendidikan adalah sebagai tiga arah yaitu

kognilif, afeklif dan psikomotorik:48

a. Ranah kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan prilaku yang berhubungan dengan

berfikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Kanah ini memiliki enam

tingkatan yang bergerak dari yang sederhana sampai kepada yang tinggi

dan kompleks, yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan,

menghubungkan antara satu dengan yang lainnya, menyatukan hal yang

belum menyatu, dan penilaian.

b. Ranah afektif

Ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, minat, apresiasi dan

(39)

penerimaan, tanggapan, penilaian, memadukan, dan karakteristik suatu

nilai.

c. Ranah psikomotorik

Ranah psikomotorik mencangkup tujuan berkaitan dengan keterampilan

(skill), tingkatannya yaitu: persepsi, kesiapan, mekanisme, respon,

penyesuain, dan penciptaan.

C. Kerangka Konseptual

(40)

Bcntuk-bentuk: Intra pribadi, Antal' pribadi. kelompok. publik, organisasi, massa

• • ,

Dasar dan'Tujuan. vaitu agar penerima dapat memahami apa yang disampaikan oleh orang lain

!

Pengertian:

l,··

WALl KELAS

TUA Pengertian: -r

--guru yang bertaggungjawab kepada kepala sekolah atas terlaksananya

,

I. ibu/bapale , kegiatan yang berhubungan dengan pendampingan keIas

,

,

, 2. pengasuh

,

,

3. pelindung ,

, , Tugas

, ,

, , I. pelaksana bimbingan bagi siswa

,

Tugas: ,

, , 2. evaluasi nilai raport

,

1. memelihara r_..:

,

,

3. pembinaan siswa

,

2. melindungi ,

,

,

4. pengisian daftar nilai siswa

, ,

,

. . 3. mendidik ,,

4. membahagiakan

,,

Peran:

,,

I. membantu guru mata pelajaran •

2. membantu BP/BK

3. berperan aktif dalam perkembangan kelasnya

r

T

1

I

I

KERJASAMA BELAJAR FAKTOR YANG TUJUAN INDIKATOR

ungan ke rumah anak didik Proses perubahan tingkah laku/ MEMPENGARUHI I. kognitif I. adanya keakraban

mgan ke sekolah transfer ilmu 1. internal 2. afektif 2. keterbukaan

Conference 2. eksternal 3. psikomotorik 3. saling percaya

n pembantu sekolah 4. saling pengertian

1

I

-r

HASIL BELAJAR

(41)

Dari kerangka konseptual berikut terlihat bahwa komunikasi antara orang

tua dan guru wali kelas adalah suatu hubungan interaksi yang bermaksud untuk

menyampaikan pesan atau informasi yang berkaitan dengan aktivitas atau

kegiatan belajar siswa. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh

para siswa baik di sekolah maupun di rumah yang berhubungan dengan perubahan

tingkah laku, pengamatan, pengalamanJ latihan.

Jadi komunikasi antara orang tua dan guru wali kelas merupakan proses

penyampaian pesan baik melalui suara, tulisan, gambar, lambang-lambang

tertentu atau media lainnya yang biasa menjadi perantara dan makna sebagai

aeuan untuk berfikir dan perasaan berupa ide, informasi, harapan dan lain

sebagainya. Komunikasi itu dapat seeara langsung maupun tidak langsung.

Untuk tereapai hasil belajar yang diinginkan, maka keduanya harus saling

berkaitan. Selain hubungan komunikasi antara orang tua dengan wali kelas juga

ada faktor pendukung untuk mendapatkan hasil belajar yang baik. Dalam proses

belajar mengajar terjadilah hubungan komunikasi antara pendidik dengan anak

didik. Namun anak didik bukan saja memperoleh pengetahuan di sekolah tetapi

juga di rumah. Jadi sebagai orang tua hams memperhatikan perkembangan

anaknya selama di sekolah, untuk mengetah'Jinya maka hams adanya komunikasi

dengan pihak sekolah (guru wali kelas). Komunikasi ini bertujuan agar mudah

megetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh anak didik.

Dalam hubungan antara orang tua dengan guru wali kelas, komunikasi

merupakan suatu kebutuhan, sebab dengan adanya komunikasi maka tereiptalah

suasana mengerti, terpelihara, suasana aman dan nyaman. Dalam interaksi antara

orang tua siswa dan guru wali kelas, baik seeara langsung maupun tidak langsung

akan menentukan anak, terutama dalam proses belajamya. Selain itu, dengan

adanya interaksi tersebut juga dapat menentukan hasil belajar siswa, karena

disadari atau tidak suasana hubungan yang baik antara orang tua dan guru wali

kelas akan memberikan pengaruh besar terhaclap keberhasilan anak.

Kerangka konseptual inilah yang penulis jaclikan aeuan sebagai plsau

(42)

Yang dimaksud dengan metode penelitian adalah strategi umum yang

dianut dalam pengumpulan dan analisa data yang diperlukan guna menjawab

persoalan yang dihadapinya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang

digunakan untuk mendapatkan informasi tentang adanya hubungan antara

komunikasi orang tua dengan guru wali kelas terhadap hasil belajar siswa.

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan

keadaan sebenarnya. Untuk memperoleh data yang obyektif, maka digunakan dua

bentuk penelitian:

a. Penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan

mengumpulkan, membaca dan menganalisis buku yang ada hubungannya

dengan masalah komunikasi.

b. Penelitian lapangan, yaitu penelitian untuk memperoleh data-data lapangan

langsung ke SMPN 238 Jakarta Selatan.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian skripsi ini yang bertempat di SMPN 238 Jln. Kali Bata Utara IV

No. 2 Duren Tiga Pancoran jakarta Selatan. Waktu penelitian berawal sejak

(43)

3. Variable Penelitian

Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variable, yaitu variable independen (bebas), dilambangkan dengan "X", dan variable dependen (terikat) dilambangkan dengan "Y". Adapun yang dijadikan variable independen(X) ini adalah komunikasi orang

tua dengan guru wali kelas, sedangkan variable dependen (Y) ini adalah hasil belajar siswa.

Tabell

Kisi-KisiAngket

Variable Indikator Jumlah No. item

item Komunikasi komunikasi formal

antara orang a) pengambilan raport

I

I I

tua dengan b) undangan ke sekolahlrapat 0

2,3,23

wali kelas (X) c) buku penghubung sekolah 3 6, 8,25

d) komite sekolah 5 4,5,7,9,24

komunikasi non formal

a) ketika anak punya masalah 2 10, 19

dengan guru/ternan

b) ketika ada masalah keuangan 2 11,20

c) ketika anak pulang terlambat 1 17

d) ketika anak tidak berseragam 1 12

sekolah

e) anak memiliki kekurangn 2 15,21

Ikelaianan fisik

f) anak ,alas belajar di rumah 2 18,22

g) nilai anak kurang 2 13, 16

h) mengeluh cara belajar di 1 14

(44)

Hasil belajar

siswa (Y)

Nilai raport siswa

4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia,

benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan peristiwa sebagai sumber data yang

memiliki karekteristik tertentu dalam sebuah penelitian.1 Dalam penelitian ini

yang menjadi populasi adalah orang tua/wali dari siswa kelas VIII SMPN 238

Jakarta Selatan yang berjumlah 192

Sample adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karekteristik

yang sarna, sehingga betul-betul mewakili populasi.2Menurut pendapat Suharsimi

Arikunto yang mengatakan jika populasi melebihi 100 orang, maka sampel dapat

diambil 10-15% atau 20-25%3 Karena populasinya lebih dari 100 siswa maka

peneliti mengambil hanya 12% dari jumlah keseluruhan orang tua siswa seluruh

kelas VIII yaitu sekitar 25 siswa dengan alasan agar memperrnudah penulis dalam

menghitung data. Adapun tekhnik pengambilan sampel yang digunakan adalah

dengan purposive sampling.

5. Tekhnik Pengambilan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan

metode sebagai berikut:

a. Observasi

Yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap masalah yang

dihadapi, observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang

berkaitan dengan skripsi ini.4

I Hermawan Rasito, Pengantar Melod%gi Penelilian. (Jakarta: Gramedia Pustaka

Utnma, 1992), h. 49

2 Nana Sudjana, Pene/ilian dan Peni/aian Pendidikan, (Bandung: Sinar Bam, 1989), h.

84

3Suharsini Arikunto,Prosedur Pene/ilian, Sualu Pendekalan Praklik(Jakarta: Bina

(45)

b. Wawancara

Yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan orang yang paling

mengetahui permasalahan yang diteliti sehingga diperoleh data dan informasi

yang jelas.' Wawancara ini ditunjukan kepada salah satu guru wali kelas

untuk memperjelas mengenai komunikasi orang tua dengan guru wali kelas.

c. Studi dokumentasi

Digunakan untuk mengambil data tentang hasil belajar siswa dari buku raport.

d. Angket

Yaitu pertanyaan yang berkaitan dengan komunikasi orang tua dengan guru

wali kelas terhadap hasil belajar siswa kelas 2 SMPN 238 Jakarta Selatan. Yang

ditujukan kepada orang tua siswa kelas VIII dengan jumlah angket 25 item

guna untuk mengetahui komunikasi orang tua dengan wali kelas.

6. Tekhnik Analisis Data

Data tentang komunikasi antara orang tua Slswa dengan wali kelas.

Kemudian dikelompokkan menjadi komunikasi formal dan non formal, kemudian

di persentasekan dan diberi skor dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan

yaitu poin A skor = 4, poin B SkOT = 2, poin C skor = O. Sedangkan data yang

berkaitan dengan nilai siswa dicari rata-rata nilai persiswa, dengan cara jumlah

nilai dalam raport dibagi jumlah mata peliUarannya. Setelah data ditabulasi dan

nilai siswa dirata-ratakan, langkah selanjutnya adalah mendistribusikannya.

Setelah didistribusikan, kedua variable di mana X adalah skor tabulasi

"komunikasi orang tua dengan guru wali kelas", sedang Y adalah nilai rata-rata

siswa. Langkah selanjutnya adalah menghitung derrgan tabel korelasi r:aduct

momen dengan tujuan mencari nilai-nilai yang akan dimasukkan dalam rumus

korelasi product momen seperti:6

rxy = N· (IXY)-

(LX)·

(IY)
(46)

Keterangan:

(l:X)'

(l:Y)'

l:XY

N

: nilai koefisien antara X dan Y yang dicari

: jumlah dari nilai X

: jumlah dari nilai Y

: jumlah dari nilai X yang dikuadratkan

: jumlah dari nilai Y yang dikuadratkan

: jumlah dari nilai X kemudian dikuadratkan

: jumlah dari nilai Y kemudian dikuadratkan

: jumlah dari nilai X dan Y yang dikalikan

: jumlah responden (subyek penelitian)

Tabel2

Angka Indeks Korelasi Product Momene

Besamya "r" Interpretasi Product moment (rxy)

0,00 - 0,20 Antara variable X dan vareabel Y terdapal korelasi,

akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat

rendah, sehingga korelasi itu diabaikan atau dianggap

tidak ada korelasi antara variableX dan variable Y

0,20 - 0,40 AJ1tara variable X dan variable Y terdapat korela:;i

yang lemah atau rendah . /

0,40 - 0,70 Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi

yang sedang atau cukup

0,70 - 0,90 Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi

yang kuat atau tinggi

0,90 - 1,00 Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi

yang sangat kuat atau sangat tinggi

[image:46.526.21.441.58.707.2]
(47)

L Sejarah Berdirinya SMPN 238 Jakarta Selatan

Asal sekolah SMPN 238 Jakarta Selatan pada tahun 1982 bemama SMPN 104. Setelah itu, pada tahun 1986 berubah menjadi SMPN 238 Jakarta

Selatan dengan SK No. 1886/0/1986. Telah 25 tahun berlalu sejak tahun 1982

SMPN 238 Jakarta Selatan berkarya ikut serta membangun masyarakat

mencerdaskan bangsa di wilayah Mampang tepatnya di jalan Kalibata Utara 6

No.2 Pancoran Jakarta Selatan.1

Seiring dengan pertumbuhan usia lembaga pendidikan, kini SMPN

238 Jakarta Selatan hadir dengan semangat dan penampilan baru dengan

maksud memberikan pendidikan yang bermUlu kepada masyarakat generasi

penerus bangsa.

Beberapa pembaharuan demi tercapainya tujuan tersebut adalah

melalui renovasi sarana dan prasarana pendidikan untuk terciptanya suasana

pendidikan yang nyaman, perekrutan stafpengajar yang memiliki disiplin dan

kompetensi di bidangnya, serta adanya sistem dan prosedur penyelenggaraan

pendidikan yang berstandar pendidikan global.

Pada saat ini SMPN 238 Jakarta Selatan telah mengalami perubahan

(48)

dan unggulan. SMPN 238 Jakarta Selatan dipimpin oleh orang yang telah

berpengalaman di bidang pendidikan, yaitu:

a. Kep. Sek.

b. Wa. Kep. Sek

: Rusmiati,A. Md. Pd.

: Drs. Masru

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data sekolah, dapat dilihat

pada tabel berikut:

[image:48.525.22.444.204.510.2]

Tabel3

Data Sekolah2

Nama sekolah SMP Negeri 238 Jakarta Selatan

Nomor identitas sekolah 200020

Nomor statistik sekolah 201016310217

f----Alamat J1. Kalibata Utara Vi No.2 pancoran

Jaksel

Status sekolah Negeri (1982)

Luastanah 2749 M2

1---Luas bangunan 1215 M2

Status tanah Milik sendiri

Nomor sertifikat tanah 1628/693/I1HP/9/I/-/1984

2. Visi danMisi SMPN 238 Jakarta Selatan

Untuk menghadapi persaingan di bidang pendidikan, SMPN 238

Jakarta Selatan dengan kepengurusan yang baru maka sekolah tersebut

memiliki visi yaitu "untuk mewujudkan SMPN 238 Jakarta Selatan dari

sekolah standar menjadi formal mandiri". Selain Visi, SMPN 238 Jakarta

Selatan juga mempunyai Misi, antara lain:

a_ Meningkatkan mutu sllmber daya manusia dengan disiplin tinggi

(49)

c. Meningkatkan penguasaan teknologi informasi dan komputer

d. Meningkatkan lingkungan sekolah yang kebih kondusif

e. Menigkatkan manajemen sekolah yang lebih akurat

f. Meningkatkan sarana dan prasarana3

3. Tujuan Sekolah

Setiap lembaga pendidikan mempunYaI tujuan masing-masing yang

disesuaikan dengan kualitas dan kuantitas sekolahnya, SMPN 238 memiliki

tujuan umum yaitu: Peningkatan sumber daya manusia, Pengembangan

KTSP, Pengembangan proses belajar mengajar, Pengembangan sarana dan

parasarana, Pengembangan manajemen sekolah, Pengembangan sumber dana

dan pendanaan, Pengembangan sistem penilaian, Pengembangan lingkungan

sekolah, Pengembangan kegiatan kesiswaan. Pengembangan PTD,

Pengembangan PKH.

Namun selain tujuan umum, SMPN 238 Jakarta Selatan juga

mempunyai tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan jangka

panjang, diantaranya:

a. Pada tahun 2008, rata-rata nilai ujian Nasional minimal 6.50

b. Pada tahun 2008, proporsi lulusan yang melanjutkan ke sekolah

unggulan minimal 6%

c. Pada tahun 2008, memiliki tim sepak bola yang mampu menjuarai

lomba tingkat kotamadya.4

Tujuanjangka pendek SMPN 238 Jakarta Selatan, diantaranya:5

a. Rata-rata nilai ujian nasional mencapai 6.5 untuk tiga mata pelajaran

b. Jumlah lulusan yang me!anjutkan ke seko!ah negeri mencapai 15%

c. Rehabilitasi meja dan kursi

d. Pemenuhan alat-alat !abo!atorium

e. Peningkatan ekskul seperti:

3Tim penyusun,Dokumentasi milik sekolah, Jakarta) h. 5

(50)

I) Paskibra

2) Futsal 3) Prarnuka

4) PMR

5) Tae Kwon Do

f. Terciptanya lingkungan yang sehat

g. Menjadi pilihan ke satu bagi SD yang ada di kecamatan pancoran

4. Struktur Organisasi pegawai SMPN 238 Jakarta Selatan6

Stuktur sekolah tersebut saling bekerja sarna antara devisi yang satu

dengan devisi yang lain agar tujuannya dapat tercapai dan beIjalan dengan

lancar. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel4

Kepala Sekolah Rusmiati Amd. Pd

Wakil Kep. Sek.

- Komite

Drs. Masru Ir. Budhi Apnugroho

Kepala Urusocn TU Drs. Pucwono

Urusan Kepegawaian

- Kesiswaan - Keuangan

Bpk. Supriyan

Gambar

AngkaTabel2 Indeks Korelasi Product Momene
Data SekolahTabel32
Tabel4Kepala Sekolah
Sarana dan PrasaranaTabel79
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi sekolah dengan orang tua dan peran orang tua siswa terhadap hasil belajar muatan Matematika

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi sekolah dengan orang tua dan peran orang tua siswa terhadap hasil belajar muatan Matematika semester

Kemudian hipotesis yang diajukan yaitu : hubungan negatif antara komunikasi interpersonal orang tua dengan perilaku bullying pada remaja.. Artinnya semakin tinggi

Komunikasi yang tidak ada batasan formal antara anak dan orang tua maupun sebaliknya sehingga suatu masalah dapat terselesaikan dengan baik dan terdapat

Akan tetapi dari hasil penelitian ini diketahui bahwa komunikasi antarpribadi yang terjadi antara keempat narasumber dengan orang tua tiri memiliki karakteristik

Akan tetapi dari hasil penelitian ini diketahui bahwa komunikasi antarpribadi yang terjadi antara keempat narasumber dengan orang tua tiri memiliki karakteristik

hubungan pola komunikasi orang tua- anak dengan perkembangan emosi remaja awal kelas 2 Tsanawiyah Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta mempunyai pola komunikasi orang tua-

18 Komunikasi yang dilakukan orang tua dan guru lewat telepon/hp berjalan lancar 19 Disaat penyerahan rapot guru/wali kelas membicarakan perkembangan akhlak siswa ke Bapak/Ibu 20