• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Humas Sub Divisi Bina Lingkungan PT. Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Citra Perusahaan Di Kalangan Warga Desa Sumur Bandung Cikampek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Humas Sub Divisi Bina Lingkungan PT. Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Citra Perusahaan Di Kalangan Warga Desa Sumur Bandung Cikampek"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP CITRA PERUSAHAAN DI KALANGAN WARGA DESA SUMUR BANDUNG CIKAMPEK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapat Gelar Sarjana Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh :

M. MAULANA GHANI NIM. 41807165

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)

iv

MELALUI PROGRAM PENANAMAN SATU MILYAR POHON TERHADAP CITRA

PERUSAHAAN DI KALANGAN WARGA DESA SUMUR BANDUNG”

Oleh: M. Maulana Ghani

NIM: 41807165

Penelitian ini di Bawah Bimbingan: Gumgum Gumilar S.Sos, M.Si

Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui Sejauhmana Peranan Kerja Humas PT Pupuk Kujang Cikampek melalui program penanaman Satu Milyar Pohon terhadap citra perusahaan di kalangan warga Desa Sumur Bandung Dawuan Timur Cikampek. Sehingga untuk menjawab masalah tersebut peneliti menganalisa kegiatan, pesan, dan media yang digunakan yang ditentukan terhadap persepsi, kognisi, sikap, dan motivasi warga Desa Sumur Bandung Dawuan Timur Cikampek.

Pendekatan Penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian survei dan metode korelasional. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, wawancara, studi kepustakaan, dan internet searching. Populasi penelitian ini adalah warga Desa Sumur Bandung yang merupakan tempat terpilih berlangsungnya program penanaman satu milyar pohon, yang berjumlah 319 kepala keluarga. Dengan menggunakan Proportional stratified random sampling, maka diperoleh sampel penelitian berjumlah 76 orang.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat Hubungan antara Kegiatan, Pesan dan Media Humas Sub Divisi Bina Lingkungan PT. Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Citra Perusahaan.

Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara peranan Humas PT Pupuk Kujang Cikampek melalui program penanaman Satu Milyar Pohon terhadap citra perusahaan di kalangan warga Desa Sumur Bandung kecamatan Dawuan Timur Cikampek, mempunyai pengaruh yang sangat kuat, searah dan signifikan.

(3)

v

ENVIRONMENT THROUGH CULTIVATION OF BILLION PLANT PROGRAM TO CORPORATE IMAGE IN RESIDENTS OF SUMUR BANDUNG"

By : Cikampek Public Relations through Cultivation of Billion Plant program to corporate image in residents of Sumur Bandung East Dawuan Cikampek. To answer these problem, Researcher analyzed activity, message, media used to cognition, perception, attitude, and motivation residents of Sumur Bandung East Dawuan Cikampek.

This reseach used Quantitative Approach with Survey Method and Correlation Method. Data collected by questioner, interview, literatur study, and internet searching. About 319 householder of Sumur Bandung East Dawuan Cikampek chooses as population of this research where this program was held. Researcher used Proportional stratified random sampling, the amount of sample is 76 people.

The results showed that the role of public relations through programs cultivation of billion plant program with thw company’s image among the citizens of desa sumur bandung is a Powerful, direct and significant, which means positive image acquired by PT Pupuk Kujang through cultivation of billion plant program.

Research conclusion shows that there are correlation between the role of PT Pupuk Kujang Cikampek Public Relations through Cultivation of Billion Plant program to corporate image in residents of Sumur Bandung East Dawuan Cikampek has a very strong influence, direction and significant.

(4)

vi

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan kegiatan penelitian ini. Tak lupa shalawat dan salam kepada junjungan kita Rassululah, Nabi Besar Muhamad SAW serta para sahabat dan seluruh pengikutnya semoga rahmat dan hidayah selalu dilimpahkan padanya.

Dalam melaksanakan penelitian serta penulisan skripsi ini tidak sedikit penulis menghadapai kesulitan serta hambatan baik teknis maupun non teknis. Namun atas izin Allah SWT, juga berkat usaha, doa, semangat, bantuan, bimbingan serta dukungan yang penulis terima baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan pihak keluarga, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Mamah dan Papap tercinta yang telah memeliharaku dengan penuh kasih dan sayang dari kecil sampai sekarang, serta semua kakaku yang telah memberikan dukungan moril, materi serta kasih sayangnya. Tak lupa pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada:

(5)

vii

banyak membantu baik saat penulis melakukan aktivitas perkuliahan maupun saat mengurus berbagai perijinan yang cukup membantu kelancaran penulis dalam pengembangan pada skripsi untuk dapat disidangkan, serta banyak memberikan bimbingan,arahan dan masukan ketika beliau mengajar.

3. Yang Terhormat Bapak Gumgum Gumilar, S,Sos., M.Si., selaku dosen pembimbing pada penelitian ini, terimakasih juga atas nasehat, bimbingan dan dorongan yang membuat peneliti tetap semangat untuk menyelesaikan penelitian ini.

4. Yang Terhormat Ibu Melly Maulin S.Sos, M.Si., selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Komunikasi & Public Relations yang telah banyak memberikan masukan, berbagi ilmu serta wawasan selama penulis melakukan perkuliahan.

5. Yang Terhormat Ibu Desayu Eka Surya S. Sos., M,Si., selaku Dosen Kemahasiswaan yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan, berbagi ilmu serta wawasan selama penulis melakukan perkuliahan.

(6)

viii

8. Mbak Astri Ikawati,Amd.Kom.,dan Mbak Rr. Sri Intan Fajarini, S.I.Kom. yang telah banyak membantu dalam hal kesekretariatan dan informasi yang diberikan.

9. Yang Terhormat Bapak Sucita selaku Kepala divisi Bina Lingkungan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di lingkungan PT Pupuk Kujang Cikampek.

10.Untuk semua kakak-kakakku Tika Widianingsih dan Agus Sugianto serta Arsyad “Kaka” Ghaisan Sugianto, Aries Apriansyah dan Hani Sri Hantini serta Anindiya Azka Alaya “Mpok Henong”, Yulie Nugeti dan dede bayi nya.

11.Untuk Someone di ruang dosen yang walopun tanpa sepengetahuannya telah memberikan inspirasi dan semangat untuk tetap hadir di kampus, ibu Tine Agustin Wulandari, thanks for everything dear.

(7)

ix

Serta saya ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendorong peneliti selama proses penelitian ini berlangsung sampai tersusunnya tulisan ini. Penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang telah diperbuat, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Semoga allah SWT memberikan balasan yang berlimpah bagi orang-orang yang telah membantu penulis untuk kesempurnaan penelitian ini, Peneliti senantiasa menanti kritik dan saran dari semua pihak dalam penyusunan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terimakasih

Bandung, Agustus 2011

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Di era globalisasi ini kemajuan teknologi dan informasi merupakan dasar yang menjadikan berbagai perusahaan berlomba-lomba dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat terutama pelanggannya. Ditambah kondisi lingkungan bisnis pada era globalisasi seperti sekarang ini, yang membuat perusahaan-perusahaan terdorong untuk ikut serta dalam persaingan bisnis dalam upaya meningkatkan mutu dan daya saingnya agar bisa mengimbangi perusahaan kompetitor lainnya. Begitu pula dengan PT Pupuk Kujang, sebagai perusahaan besar menyadari pentingnya meningkatkan mutu dalam menjaga persaingan perusahaan saat ini.

Oleh karena itu dibentuklah sebuah citra. Citra merupakan cerminan suatu organisasi atau perusahaan di mata masyarakat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Rosady Ruslan bahwa “Citra merupakan tujuan utama dari suatu lembaga, instansi atau perusahaan.”

(Ruslan, 2003: 68).

Citra yang harus diperoleh adalah citra lembaga atau instansi, tentunya citra lembaga yang bersifat positif. Dimana citra lembaga menurut Soemirat & Ardianto mengutip pendapat daripada Frank

(9)

Jeffkins merupakan “Citra yang berkaitan dengan sosok organisasi atau perusahaan sebagai tujuan utamanya, yaitu bagaimana menciptakan citra lembaga yang positif, dan juga agar lebih dikenal serta dapat diterima oleh publik atau masyarakat.” (Soemirat dan Ardianto, 2002: 117).

Citra merupakan aset yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, citra yang baik di mata publik atau masyarakat merupakan investasi yang sangat menguntungkan bagi perusahaan, bukan hanya sebagai perangkat yang kuat untuk menarik para konsumen tetapi citra yang baik juga akan meningkatkan kinerja sebuah instansi atau perusahaan secara keseluruhan.

Dalam News Of PERHUMAS (2004) disebutkan, bagi suatu perusahaan, reputasi dan citra korporat merupakan aset yang paling utama dan tak ternilai harganya. Oleh karena itu segala upaya, daya dan biaya digunakan untuk memupuk, merawat serta menumbuhkembangkannya. Beberapa aspek yang merupakan unsur pembentuk citra & reputasi perusahaan antara lain; (1) kemampuan finansial, (2) mutu produk dan pelayanan, (3) fokus pada pelanggan, (4) keunggulan dan kepekaan SDM, (5) reliability, (6) inovasi, (7) tanggung jawab lingkungan, (8) tanggung jawab sosial, dan (9) penegakan Good Corporate Governance (GCG).

(10)

membangun atau meningkatkan citra perusahaan. Untuk itu, dibutuhkan suatu bagian yang berkaitan dengan komunikasi.

Hubungan Masyarakat (Humas) atau Public Relations merupakan bagian dari komunikasi tersebut yang merupakan faktor terpenting dalam membangun citra dari sebuah lembaga atau perusahaan. Menurut Frank Jeffkins, definisi Humas atau Public Relations adalah: “Segala bentuk komunikasi berencana ke luar dan ke dalam antara sebuah organisasi dengan masyarakat dengan tujuan memperoleh sasaran tertentu yang berhubungan dengan saling pengertian (mutual understanding).” (Jeffkins, 1992: 2).

(11)

Peran seorang Humas sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi / perusahaan. Humas adalah sebagai Jembatan antara perusahaan dengan publik atau antara manajemen dengan karyawannya agar tercapai Mutual Understanding (saling pengertian) antara kedua belah pihak. Namun dari peranan humas tersebut akan menimbulkan citra dari publik atau pihak lain yang diajak bekerja sama citra tersebut dapat berupa citra positif atau negatif terhadap perusahaan. Humas bertindak sebagai komunikator ketika manajemen berhubungan dengan para karyawan.

Adapun peran Humas menurut Dozier & Broom (20 : 2000) antara lain :

a) Penasehat Ahli (Expert Prescriber)

Seorang praktisi Humas yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (Communicator Fasilitator).

b) Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator)

Dalam hal ini, praktisi Humas bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginnkan dan diharapkan oleh publiknya

c) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator )

(12)

hingga mengambil rindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. d) Teknisi Komunikasi (Communication Technician)

Peranan communications technician ini menjadikan praktisi Humas sebagai journalist in recident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan of communication in organization.

Dari uraian tersebut, dapat terlihat bahwa permasalahan citra perusahaan juga termasuk tugas Humas, yaitu dengan memberikan kesan positif di mata publiknya.

Hal ini didukung oleh pendapat Rosady Ruslan yang menggambarkan besarnya kaitan antara citra dengan Humas:

“Citra merupakan tujuan utama dari suatu lembaga, instansi atau perusahaan. Terutama untuk bagian Humas. Citra juga merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai. Pengertian citra sendiri masih abstrak (intangible), dan tidak dapat diukur secara sistematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk, seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif dari publiknya.” (Ruslan, 2003: 68).

(13)

Lingkungan meliputi keadaan, situasi kondisi, pengaruh-pengaruh yang mempengaruhi perkembangan suatu perusahaan. Setiap organisasi atau perusahaan pasti membutuhkan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, bahkan kadang-kadang suatu perusahaan dapat mempengaruhi suatu lingkungan, tetapi yang paling umum lingkungan yang mempengaruhi suatu perusahaan. Kekuatan-kekuatan itu tidak statis, tetapi terus berubah sehingga keunikannya memberi dampak yang kadang-kadang juga unik pada keputusan yang diambil oleh perusahaan. Perubahan tersebut kemudian semakin menemukan bentuknya, ketika konsep Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial korporat diimplementasikan. Konsep ini memandang bahwa organisasi atau perusahaan tak lagi hanya sebagai institusi ekonomi melainkan juga merupakan institusi sosial.

Definisi CSR menurut World Business Council on Sustainable Development adalah komitmen dari bisnis/perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas. Definisi lain, CSR adalah tanggung jawab perusahaan untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan dan harapan stakeholders sehubungan dengan isu-isu etika, sosial dan lingkungan, di samping ekonomi (Warta Pertamina, 2004).

(14)

ekonomi, bekerjasama dengan karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat luas, untuk meningkatkan mutu hidup mereka dengan berbagai cara yang menguntungkan bagi bisnis dan pembangunan.

Di dalam Green Paper Komisi Masyarakat Eropa 2001 dinyatakan bahwa kebanyakan definisi tanggung jawab sosial korporat menunjukkan sebuah konsep tentang pengintegrasian kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup ke dalam operasi bisnis perusahaan dan interaksi sukarela antara perusahaan dan para stakeholder-nya. Ini setidaknya ada dua hal yang terkait dengan tanggung jawab sosial korporat itu yakni pertimbangan sosial dan lingkungan hidup serta interaksi sukarela (Irianta, 2004).

(15)

memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidupnya (Idris, 2005).

Corporate Social Responsibility (CSR) telah diuraikan terdahulu sebagai suatu entitas bisnis dalam era pasar bebas yang sangat liberal dan hyper competitive, perusahaan-perusahaan secara komprehensif dan terpadu melakukan best practices dalam menjalankan usahanya dengan memperhatikan nilai-nilai bisnis GCG, termasuk tanggung jawab terhadap lingkungan, baik fisik (berkaitan dengan sampah, limbah, polusi dan kelestarian alam) maupun sosial kemasyarakatan. Tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan diejawantahkan dalam kebijakan Kesehatan Keselamatan Kerja & Lindungan Lingkungan (K3LL) dan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR).

Berdasarkan sifatnya, pelaksanaan program CSR dapat dibagi dua, yaitu : 1. Program Pengembangan Masyarakat (Community Development/CD) 2. Program Pengembangan Hubungan dengan Publik (Relations

Development/RD)

(16)

PT Pupuk Kujang (Persero) merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Lingkungan Direktorat Jenderal Industri Kimia Dasar, Departemen Perindustrian yang didirikan pada tanggal 9 Juni 1975 dengan Akta Notaris Sulaeman Ardjasasmita, S.H., Nomor 19 Tahun 1975.

PT Pupuk Kujang Cikampek memiliki Divisi Humas sebagai pelaksana dari semua jenis kegiatan dan upaya yang dilakukan, serta untuk menangani urusan layanan jasa dan informasi yang bertujuan untuk membangun citra perusahaan kepada masyarakat luas, melalui Biro Komunikasi Perusahaan (Biro KP) yang bertindak sebagai Humas di PT Pupuk Kujang Cikampek.

PT Pupuk Kujang sangat menyadari bahwa citra positif tidaklah mudah untuk didapat melainkan harus dibarengi dengan usaha yang maksimal dari seluruh staf divisi humas. Selama ini citra Pupuk Kujang di mata masyarakat bisa dikatakan cukup baik walaupun belum maksimal, untuk itu divisi humas beserta sub divisinya terutama sub divisi bina lingkungan senantiasa melakukan berbagai upaya untuk membuat citra PT Pupuk Kujang di mata masyarakat semakin baik.

(17)

eksternal. Sebagaimana yang dikatakan Oemi Abdurachman dalam buku Dasar Dasar Public Relation bahwa “Humas memiliki 2 (dua) kegiatan utama, kegiatan internal, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan pihak perusahaan dan kegiatan eksternal, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan pihak diluar perusahaan.” (Abdurachman, 2001: 35).

Adapun bentuk kegiatan eksternal yang dilakukan PT Pupuk Kujang Cikampek dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik internal dengan publik eksternal diantaranya adalah program bantuan korban bencana alam, bantuan pendidikan dan latihan, bantuan peningkatan kesehatan, bantuan pengembangan prasarana dan sarana umum, pelestarian lingkungan, serta bantuan sarana peribadatan.

(18)

PT Pupuk Kujang yang berada di bawah kementrian BUMN juga turut andil dengan menanam sejumlah 42.378 pohon. Dipilihnya angka 42.378 semata-mata karena bibit dari pohon yang akan ditanam oleh PT Pupuk Kujang berjumlah 42.378. Acara yang diselenggarakan dalam rangka mendukung program pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca 26% hingga tahun 2020 tersebut dihadiri oleh Direksi PT Pupuk Kujang dan jajaran Muspida Kabupaten Karawang. Program ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden No 89 tahun 2007 tentang Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan merupakan bentuk dukungan PT Pupuk Kujang dalam program nasional penanaman satu milyar pohon yang dicanangkan oleh pemerintah, karena Itu Diperlukan Upaya Mempertahankan Keutuhan Ekosistem Hutan dan Melakukan Penghijauan Secara Besar Besaran. Di Samping Itu, Pemerintah Juga Menggalang Kerjasama dan Dukungan dari Semua Pihak Agar Dunia Internasional Memberikan Perhatian yang Seimbang Kepada negara-negara yang Masih dan Terus Mempertahankan Keutuhamn Hutan Nya. adapun beberapa perusahaan yang turut serta dalam program penanaman satu milyar pohon ini antara lain PT Bakrieland Development tbk, Taman Impian Jaya Ancol, PT Indosat, Bank BRI, dan 42 perusahaan lain di bawah kementrian BUMN yang telah menandatangani komitmen mengenai program penanaman satu milyar pohon tersebut.

(19)

yang sekalipun bertema positif pasti akan memunculkan efek negatif juga, dampak yang akan timbul nanti tergantung kepada humas sub divisi bina lingkungan dalam menjalankan program tersebut, dampak yang ditimbulkan akan berimbas kepada citra PT Pupuk Kuajang Cikampek di mata masyarakat, citra tersebut bisa berupa citra positif maupun citra negatif terhadap perusahaan.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Karawang, H. Ade Swara, memberikan apresiasi atas program Penanaman Pohon tersebut. Menurutnya, PT Pupuk Kujang telah secara nyata mengurangi efek dari emisi gas rumah kaca dan juga mengurangi lahan-lahan kritis di wilayah Kabupaten Karawang.1

Acara penanaman 1.600 pohon di Desa Sumur Bandung merupakan puncak dari program tersebut. Desa sumur bandung merupakan desa yang masih belum padat oleh perumahan dan masih banyak tersedia lahan kosong yang siap ditanami, desa sumur bandung juga merupakan desa yang paling dekat dengan pabrik PT Pupuk Kujang Cikampek. Berbagai jenis pohon yang ditanam oleh PT Pupuk Kujang diantaranya pohon Sengon, Kenari, Trembesi, Mangga, Durian, Rambutan, Dukuh, Tanjung, Akasia, Albasia, dan Jeunjing. Program penanaman 42.378 pohon tersebut dilakukan selama tahun 2010 di beberapa lokasi, baik di wilayah kawasan industri Kujang sendiri maupun di luar kawasan Kujang.

(20)

Selain mengadakan dan melakukan penanaman pohon, PT Pupuk Kujang bekerja sama dengan PT BUMN Hijau Lestari 1 akan mengawasi perkembangan, memverifikasi, dan memelihara pohon-pohon tersebut minimal 3 tahun.

Program penanaman satu milyar ini merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi polusi udara dan emisi gas, PT Pupuk Kujang yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi bahan-bahan kimia semisal amonia, pestisida dll, merasa harus ikut melestarikan lingkungan, sekalipun bisa dikatakan PT Pupuk Kujang ini mencemari lingkungan melalui limbah hasil olahan dari bahan-bahan kimia tersebut, penelitian ini menjadi menarik karena apakah citra PT Pupuk kujang di mata masyarakat sebagai perusaahan yang mencemari lingkungan akan berubah seiring dengan pelaksanaan program penanaman satu milyar pohon ini.

(21)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, peneliti mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Sejauhmana Hubungan Kegiatan Humas Sub Divisi Bina Lingkungan PT. Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Citra Perusahaan di kalangan Warga Desa Sumur Bandung?

2. Sejauhmana Hubungan Pesan Humas Sub Divisi Bina Lingkungan PT. Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Citra Perusahaan di kalangan Warga Desa Sumur Bandung?

3. Sejauhmana Hubungan Media Humas Sub Divisi Bina Lingkungan PT. Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Citra Perusahaan di kalangan Warga Desa Sumur Bandung?

4. Sejauhmana Hubungan Peranan Humas Sub Divisi Bina Lingkungan PT. Pupuk Kujang Cikampek Melalui Kegiatan Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Persepsi di kalangan Warga Desa Sumur Bandung?

(22)

6. Sejauhmana Hubungan Peranan Humas Sub Divisi Bina Lingkungan PT. Pupuk Kujang Cikampek Melalui Kegiatan Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Motivasi di kalangan Warga Desa Sumur Bandung?

7. Sejauhmana Hubungan Peranan Humas Sub Divisi Bina Lingkungan PT. Pupuk Kujang Cikampek Melalui Kegiatan Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Sikap di kalangan Warga Desa Sumur Bandung?

8. Sejauhmana Peranan Humas Sub Divisi Bina Lingkungan PT. Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Citra Perusahaan di Kalangan Warga Desa Sumur Bandung?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.31 Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai Peranan Humas Sub Divisi Bina Lingkungan PT. Pupuk Kujang Cikampek melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon terhadap Citra Perusahaan Di kalangan Warga Desa Sumur Bandung Tersebut.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sedangkan tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

(23)

Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Citra Perusahaan di kalangan Warga Desa Sumur Bandung

2. Untuk Mengetahui Hubungan Pesan Humas Sub Divisi Bina Lingkungan PT. Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Citra Perusahaan di kalangan Warga Desa Sumur Bandung

3. Untuk Mengetahui Hubungan Media Humas Sub Divisi Bina Lingkungan PT. Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Citra Perusahaan di kalangan Warga Desa Sumur Bandung

4. Untuk Mengetahui Hubungan Peranan Humas Sub Divisi Bina Lingkungan PT. Pupuk Kujang Cikampek Melalui Kegiatan Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Persepsi di kalangan Warga Desa Sumur Bandung

5. Untuk Mengetahui Hubungan Peranan Humas Sub Divisi Bina Lingkungan PT. Pupuk Kujang Cikampek Melalui Kegiatan Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Kognisi di kalangan Warga Desa Sumur Bandung

(24)

7. Untuk Mengetahui Hubungan Peranan Humas Sub Divisi Bina Lingkungan PT. Pupuk Kujang Cikampek Melalui Kegiatan Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Sikap di kalangan Warga Desa Sumur Bandung

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam pengembangan Ilmu Komunikasi terutama dalam bidang Humas serta memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai masalah Peranan kerja Humas pada sub divisi bina lingkungan dalam mengadakan kegiatan eksternal terhadap citra perusahaan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Secara praktis, penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat berguna, yaitu untuk:

1. Peneliti.

(25)

2. Program Studi dan Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan literatur dan referensi secara umum bagi mahasiswa UNIKOM dan khususnya mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi mengenai langkah Humas dalam membina hubungan dengan publik eksternal yaitu dalam membentuk dan mempertahankan citra perusahaan.

3. Instansi

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi, evaluasi dan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan di masa yang akan datang, juga sebagai masukan untuk perusahaan PT Pupuk Kujang Cikampek tentang salah satu kegiatan eksternal yang dilakukan PT Pupuk Kujang Cikampek di lingkungan sekitar perusahaan yaitu program penanaman satu milyar pohon.

1.5. Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis

(26)

diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendy mengenai peranan, menyatakan bahwa “Peranan adalah sesuatu yang

menjadi bagian atau yang memegang pimpinan secara menonjol dalam suatu peristiwa.” (Effendy, 1989: 315).

Sedangkan menurut Sorjono Soekanto, mengartikan peranan sebagai berikut “Peranan adalah aspek dinamis

kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.” (Soekanto, 2002:243).

Program Penanaman Satu Milyar Pohon tentunya merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh divisi humas sub divisi bina lingkungan PT Pupuk Kujang Cikampek untuk menciptakan citra yang baik di tengah masyarakat, bentuk program yang berkaitan dengan Corporate Social Responsibility ini merujuk kepada adanya keikutsertaan masyarakat sekitar untuk turut andil dalam penanaman satu milyar pohon.

Indikator yang digunakan untuk mengukur Peranan kerja, antara lain: Kegiatan, Pesan, Media.

(27)

1. 2Kegiatan adalah aktivitas, usaha, pekerjaan, kekuatan dan ketangkasan.

2. Pesan adalah perintah, nasihat, permintaan, amanat yang disampaikan lewat orang lain.

3. Media adalah alat (sarana) komunikasi yang terletak di antara dua pihak (orang, golongan, dsb).

Dalam penelitian ini, peneliti mengacu kepada pendapat Rhenald Kasali mengenai proses Public Relations, yaitu seseorang telah melakukan peranan apabila telah melalui beberapa tahap untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu membuat perencanaan terlebih dahulu, kemudian melakukan kegiatan yang direncanakan, apa pesan yang akan disampaikan melalui kegiatannya, media apa yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatannya, dan bagaimana evaluasi dari kegiatan yang sudah dilakukan. (Rhenald Kasali, 2006 : 31).

Definisi citra menurut Assael yaitu:

“Citra merupakan keseluruhan dari persepsi seseorang

terhadap satu hal yang dibentuk melalui proses informasi yang diperoleh dari berbagai sumber”. (Assael, 1987 ; 162 ).

Kemudian untuk menjelaskan mengenai konsep variabel Y, yaitu citra PT Pupuk Kujang Cikampek, peneliti menggunakan

(28)

model pendukung yaitu Model Pembentukan Citra dari John S. Nimpoeno, yang mengasumsikan citra sebagai proses yang tergambarkan melalui persepsi, kognisi, motivasi, dan sikap. Adapun Model Pembentukan Citra yang dijelaskan oleh John S. Nimpoeno adalah sebagai berikut.

Gambar 1.1.

Model Pembentukan Citra

Sumber: Soemirat & Ardianto, 2002: 115.

(29)

perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi, kognisi, motivasi, dan sikap.

Hal tersebut didukung oleh pendapat Jalaluddin Rakhmat yang mengatakan bahwa:

“... Proses psikodinamis yang berlangsung pada individu konsumen

berkisar antara komponen persepsi, kognisi, motivasi dan sikap konsumen terhadap produk. Keempat komponen itu sendiri diartikan sebagai mental representatio (citra) dari stimulus”. (Rakhmat, 1986: 9-10).

Adapun arti dari keempat komponen dalam Model Pembentukan Citra adalah sebagai berikut:

1. Persepsi adalah hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan;

2. Kognisi adalah keyakinan diri pada individu terhadap stimulus; 3. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan

merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai;

4. Motivasi adalah keadaan dalam diri individu yang mendorong keinginan untuk melakukan kegiatan guna mencapai suatu tujuan. (Soemirat dan Ardianto, 2002: 116).

1.5.2 Kerangka Konseptual

(30)

Peranannya ini dapat ditinjau dari sebuah penggiatan lapangan yang dilakukan bersama dengan jajaran pejabat Pemkab Karawang, yang meliputi bagaimana kegiatan ini dilaksanakan dan seperti apa bentuk kegiatan pensosialisasian ini kepada warga. Apakah dapat membawa dampak yang positif bagi lingkungan sekitar dan memberikan contoh yang baik kepada masyarakat sekitar? Dengan sosialisasi program ini diharapkan dapat terciptanya kemitraan yang hampir mendekati sempurna dengan masyarakat.

Dengan merujuk pada pendapat Rhenald Kasali bahwa Humas PT. Pupuk Kujang harus cepat tanggap dalam memberikan penyuluhan mengenai sosialiasai program terbarunya untuk mencapai kerja sama yang sesungguhnya. Yaitu:

1. Kegiatan adalah aktivitas pekerjaan yang dilakukan PT Pupuk Kujang Cikampek melalui penanaman satu milyar pohon dalam rangka mendukung program pemerintah untuk mengurangi polusi udara dan emisi bahan bakar gas pada program penanaman satu milyar pohon.

2. Pesan adalah perintah atau permintaan yang disampaikan oleh PT Pupuk Kujang Cikampek pada team penanaman satu milyar pohon untuk mendukung program pemerintah untuk mengurangi polusi udara dan emisi bahan bakar gas pada program penanaman satu milyar pohon.

(31)

pemerintah untuk mengurangi polusi udara dan emisi bahan bakar gas pada program penanaman satu milyar pohon.

Sedangkan Variabel Y yaitu citra PT Pupuk Kujang Cikampek setelah diaplikasikan ke dalam Model Pembentukan Citra, adalah sebagai berikut:

1. Persepsi merupakan hasil pengamatan warga Desa Sumur Bandung pada program yang dilakukan oleh PT Pupuk Kujang Cikampek yaitu penanaman satu milyar pohon di desa mereka dalam rangka mendukung program pemerintah untuk mengurangi polusi dan emisi gas.

2. Kognisi merupakan keyakinan warga Desa Sumur Bandung pada Program Penanaman Satu Milyar Pohon yang dilakukan PT Pupuk Kujang Cikampek di desa mereka dalam rangka mendukung program pemerintah untuk mengurangi polusi dan emisi gas mempunyai nilai positif atau bermanfaat..

3. Sikap kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa warga Desa Sumur Bandung pada program yang dilakukan oleh PT Pupuk Kujang Cikampek yaitu penanaman satu milyar pohon di desa mereka dalam rangka mendukung program pemerintah untuk mengurangi polusi dan emisi gas.

(32)
(33)

1.6. Operasionalisasi Variabel

Peneliti mengoperasionalisasikan variabel penelitian sebagai berikut:

Tabel 1.1.

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Alat Ukur Pertanyaan

1 Peranan Humas a.Kegiatan -Tujuan Kegiatan -Tema Kegiatan 2 Citra Perusahaan a.Persepsi -Pemaknaan Warga

-Perasaan Warga c.Sikap -Prilaku Positif (Tertarik)

-Tindakan Positif -Tindakan Negatif

1 1 1 d.Motivasi -Harapan Warga

-Kebutuhan Warga

(34)

1.7. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara yang masih perlu dibuktikan kebenarannya melalui data yang terkumpul. Hipotesis kerja (H1) menyatakan hubungan antara variabel X dan Y, sedangkan hipotesis nol (H0) menyatakan tidak ada hubungan antara variabel X dan Y.

Hipotesis induk dalam penelitian ini adalah:

H1 = Ada Hubungan antara Peranan Humas PT Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Citra Perusahaan Di Kalangan warga Desa Sumur Bandung, Cikampek.

H0 = Tidak Ada Hubungan antara Peranan Humas PT Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Citra Perusahaan Di Kalangan warga Desa Sumur

Bandung, Cikampek Untuk mempermudah

penelitian ini, maka peneliti menjabarkan hipotesis menjadi beberapa sub hipotesis, yaitu:

1. H1 = Ada Hubungan antara Kegiatan Humas PT Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Citra Perusahaan Di Kalangan warga Desa Sumur Bandung, Cikampek

(35)

Pohon Terhadap Citra Perusahaan Di Kalangan warga Desa Sumur Bandung, Cikampek

2. H1 = Ada Hubungan antara Pesan yang dianggarkan Humas PT Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Citra Perusahaan Di Kalangan Desa Sumur Bandung, Cikampek

H0 = Tidak Ada Hubungan antara Pesan yang dianggarkan Humas PT Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Citra Perusahaan Di Kalangan warga Desa Sumur Bandung, Cikampek

3. H1 = Ada Hubungan antara Media yang ditetapkan Humas PT Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Citra Perusahaan Di Kalangan warga Desa Sumur Bandung, Cikampek

H0 = Tidak Ada Hubungan antara Media yang ditetapkan Humas PT Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Citra Perusahaan Di Kalangan warga Desa Sumur Bandung, Cikampek

(36)

H0 = Tidak Ada Hubungan antara Evaluasi yang ditentukan Humas PT Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Citra Perusahaan Di Kalangan warga Desa Sumur Bandung, Cikampek.

5. H1 = Ada Hubungan antara Peranan Humas PT Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Kognisi warga Desa Sumur Bandung, Cikampek

H0 = Tidak Ada Hubungan antara Peranan Humas PT Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Kognisi warga Desa Sumur Bandung, Cikampek

6. H1 = Ada Hubungan antara Peranan Humas PT Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Persepsi warga Desa Sumur Bandung, Cikampek

H0 = Tidak Ada Hubungan antara Peranan Humas PT Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Persepsi warga Desa Sumur Bandung, Cikampek

7. H1 = Ada Hubungan antara Peranan Humas PT Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Sikap warga Desa Sumur Bandung, Cikampek

(37)

8. H1 = Ada Hubungan antara Peranan Humas PT Pupuk Kujang Cikampek Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Motivasi warga Desa Sumur Bandung, Cikampek

H0 = Tidak Ada Hubungan antara Peranan Humas PT Pupuk Kujang Melalui Program Penanaman Satu Milyar Pohon Terhadap Motivasi warga Desa Sumur Bandung, Cikampek

1.8. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tipe penelitian Kuantitatif. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah Metode Penelitian Survei dengan Teknik Analisis Korelasional

Definisi metode penelitian survei menurut Singarimbun dan Effendy ”Metode Penelitian Survei adalah penelitian yang mengambil yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.” (Singarimbun dan Effendy, 1983: 3).

Sedangkan Metode korelasional digunakan bila kita mencoba meneliti hubungan diantara dua variabel, hubungan yang dicari disebut korelasi.

(38)

1.9. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yaitu :

1. Angket

Winarno Surakhmad mengemukakan bahwa:

“ Angket adalah sebagai “ Interview tertulis”, atau disebut

juga quesioner yaitu sampel dihubungkan melalui daftar pertanyaan tertulis (Surakhmat, 1998 : 180).

Begitupun menurut Sunaryo Kartadinata menyatakan bahwa : “Angket berstruktur adalah jika pertanyaan dalam angket tersebut sudah dilengkapi dengan kemungkinan jawaban dari responden tinggal memeilih jawaban yang paling sesuai dengan hal-hal yang diketahui dan pengalamannya serta pendapat atau perasaannya ( Kartdinata, 1989 : 43).

2. Wawancara

Menurut Kartono, wawancara adalah :

“ Suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah

tertentu, ini merupakan proses Tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih yang berhadapan secara fisik. Untuk mendukung kegiatan ini, digunakan daftar pertanyaan sebagai alat bantu

( Kartono, 1986 : 171).

3. Studi Kepustakaan

(39)

“Merupakan pendayagunaan sumber informasi di

perpustakaan dan jasa informasi dari literature lainnya yang tersedia ( Singarimbun, 1987 : 79).

Studi kepustakaan dilakukan dengan mengadakan penelaahan terhadap buku-buku, literatur, jurnal ilmiah, dan teori-teori yang mempunyai kaitan dengan permasalahan yang dibahas, dan diteliti.

4. Internet Searching

Pengumpulan data dengan cara mencari dan melengkapi data-data yang dibutuhkan melalui situs, web maupun blog.

1.10. Teknik Analisa Data

Setelah memperoleh data yang diperlukan, dalam penelitian ini maka selanjutnya akan dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Pengeditan

Dalam tahap pengeditan, peneliti mengecek kelengkapan data, apabila ada kekurangan isi atau halaman, maka perlu dikembalikan atau diulang.

2. Pemberian Kode (Coding)

(40)

mencoba menentukan tempatnya dalam coding sheet (coding form), dalam kolom ke berapa, baris ke berapa. (Arikunto, 2006: 235-237).

3. Tabulasi (Tabulation)

Tabulasi adalah pengkajian, pengaturan, dan penyusunan data dalam tabel atau format ringkasan lainnya. (Ruslan, 2003).

Analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara memindahkan data kualitatif kedalam data kuantitatiff, dengan cara pemberian skor atas pilihan yang diberikan oleh setiap responden.

Dalam menentukan skor peneliti menggunakan sekala likert dengan masing-masing pertanyaan responden di beri nilai sebagai berikut :

Sangat Setuju (SS) = 5 Setuju (S) = 4 Cukup Setuju (CS) = 3 Tidak Setuju (TS) = 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

Peneliti mengolah data dari angket yang telah dibagikan ke dalam Tabel Induk. Hasil dari Tabel Induk dimasukkan ke dalam Tabel Tunggal.

(41)

Sedangkan Rumus Rank Spearman digunakan untuk mengukur hubungan antara dua variabel, yaitu:

Keterangan:

rs = korelasi rank spearman di = selisih antara 2 rangking n = jumlah sampel

Untuk menganalisa pengaruh Koefisien Determinasi (KD) antara variabel X dan variabel Y digunakan rumus:

Keterangan: r = besarnya korelasi

Sedangkan untuk menguji hipotesa digunakan Rumus Uji t, yaitu:

Keterangan:

r = besarnya korelasi n = besarnya sampel

(42)

1.11 Populasi dan Sampel Penelitian 1.11.1 Populasi Penelitian

Menurut Jalaludin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Komunikasi, mengatakan bahwa “bagian yang

diamati itu disebut sampel, sedangkan kumpulan objek penelitian disebut populasi.” (Rakhmat, 2002: 78).

Populasi dalam penelitian ini adalah Warga Desa Sumur Bandung, Cikampek, yang merupakan desa tempat berlangsungnya Program Penanaman Satu Milyar Pohon. Jumlah populasi dihitung berdasarkan jumlah kepala keluarga dari 8 RW yang ada di Desa Sumur Bandung, yang berjumlah 319 kepala keluarga. Untuk gambaran lebih jelas mengenai populasi penelitian, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.2. Populasi Penelitian

N = 319

NO Jumlah RW di Desa Sumur Bandung Kepala Keluarga

(43)

Jumlah 319 Sumber : Kelurahan Dawuan Timur

1.11.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk diselidiki. Bagian keseluruhan yang menjadi objek suatu penelitian yang disebut sampel dan Dalam memudahkan pengelolaan data perlu dilakukan pengambilan sampel dengan teknik “Proportional stratified random sampling” hal ini dilakukan sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi yang mengatakan sebagai berikut:

“Jika tingkatan-tingkatan dalam populasi itu diperhatikan, maka mula-mula yang dipastikan adalah berupa banyaknya strata yang ada. Selanjutnya tiap strata harus mewakili dalam sampel penyelidikan dan subjek-subjek yang ditugaskan dalam tiap-tiap sampel dari tiap-tiap strata dalam populasi perimbangan itu harus dicerminkan pula dalam masing-masing strata dalam sampel sehingga mereka ini dapat dipandang sebagai wakil-wakil terbaik bagi populasi”. (Sutrisno Hadi, 1982:82)

Dengan demikian, jadi sampling yang memperhatikan stratum-stratum atau proporsi individu dalam tiap-tiap stratum-stratum yang menggunakan randomisasi dinamakan “proportional stratified random sampling”. Langkah awal penetapan sampel dihitung dengan menggunakan Rumus Yamane, yaitu:

(44)

n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d = nilai presisi atau tingkat kesalahan (Rakhmat, 2001: 82). Dengan nilai presisi 10% maka diperoleh jumlah sampel:

Dibulatkan Menjadi 76

Kemudian, untuk menghitung jumlah sampel yang akan mewakili setiap Kepala Keluarga di Desa Sumur Bandung, digunakan rumus berikut:

Keterangan:

n = jumlah seluruh anggota sampel

(45)

P = jumlah populasi seluruhnya

Nk = anggota sampel dalam kelompok ke-k (Singarimbun, 1995: 89). Untuk mengetahui jumlah sampel yang akan mewakili setiap RW di desa Sumur Bandung, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.3 Sampel Penelitian

n = 76

No Responden Populasi Sampel

1 RW 01 53 53 / 319 x 76 = 13

2 RW 02 32 32 / 319 x 76 = 8

3 RW 03 39 39 / 319 x 76 = 9

4 RW 04 42 42 / 319 x 76 = 10

5 RW 05 35 35 / 319 x 76 = 8

6 RW 06 45 45 / 319 x 76 = 11

7 RW 07 35 35 / 319 x 76 = 8

8 RW 08 38 38 / 319 x 76 = 9

Jumlah Total 319 76

(46)

Hubungan 1.12. Model Penelitian

Gambar 1.3 Model Penelitian

Sumber : Hasil Olahan Peneliti 2011

1.13. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.13.1. Lokasi Penelitian

(47)

1.13.2. Waktu Penelitian

(48)

Tabel 1.4. b. Pengujian & Analisis

(49)

1.14. Sistematika Penulisan

Dalam usaha untuk memberikan gambaran secara sistematis, peneliti membagi susunan skripsi ini ke dalam 5 bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan tentang penjelasan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran (meliputi: kerangka teoritis dan kerangka konseptual), hipotesis, operasionalisasi variabel, populasi dan sampel peneltitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik analisis data, model penelitian, lokasi dan waktu penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(50)

pembentukan citra), tinjauan tentang Program Penanaman Satu Milyar Pohon, serta tinjauan tentang Warga Desa Sumur Bandung.

BAB III OBJEK PENELITIAN

Berisikan tentang gambaran umum PT Pupuk Kujang (meliputi: sejarah, logo, visi misi, slogan, budaya perusahaan, struktur organisasi perusahaan, job description), gambaran umum mengenai bagian Humas PT Pupuk Kujang (meliputi: sejarah, struktur organisasi bagian Humas, kegiatan internal dan eksternal), serta tinjauan tentang responden penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang uji validitas dan reliabilitas, analisis deskriptif identitas responden, analisis deskriptif hasil penelitian, dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

(51)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.1. Hakikat dan Definisi Komunikasi

Komunikasi menurut Everett M, Rogers seperti yang dikutip Onong Uchjana Effendy adalah “Proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”.(Effendy, 2000:25). Berbeda dengan Benard Berelson sebagaimana dikutip oleh Oemi Abdurachman di dalam Reader In Public Opinion and Communication Komunikasi adalah :“Proses dimana seorang individu (komunikator) mengoperkan perangsang

(biasanya lambang-lambang bahasa) untuk mengubah tingkah laku individu-individu yang lainnya (komunikan)”. Oemi Abdurachman, (2001:30)

Sedangkan Raymond S. Ross (1974 : b7) mendefinisikan komunikasi sebagai:

Atransactional process involving cognitive sorting, selecting,

sharing of symbol in such a way as to help another elicit from his own experiences a meaning or responses similar to that intended by the source” (Proses transaksional yang meliputi pemisahan dan pemilihan

bersama lambang secara kognitif, begitu rupa sehingga membantu oranglain untuk mengeluarkannya dari pengalamannya sendiri arti atau

(52)

respons yang sama dengan yang dimaksud oleh sumber). Jalaluddin Rakhmat, (2003:3)

Dengan demikian komunikasi bukanlah reaksi terhadap sesuatu, bukan pula reaksi dengan sesuatu melainkan sesuatu tranaksi yang di dalamnya terdapat orang yang menciptakan dan memberikan makna untuk menyadari tujuan-tujuan orang itu. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan oleh pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan

(message), orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator) sedangkan orang yang menerima pernyataan disebut komunikan (communicatee). Untuk tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Jadi analisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan (the content of message), kedua lambang (symbol). Konkritnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang adalah bahasa.

(53)

paling sering adalah pikiran yang dominan, jika perasaan yang dominasi pikiran hanyalah dalam situasi tertentu, misalnya pemimpin sebagai komunikator ketika sedang marah kepada karyawannya mengucapkan kata-kata yang menyakitkan.

Komunikasi yang informatif dan persuasif menurut Oemi Abdurachman dapat dilaksanakan dengan:

1. Tertulis, yaitu menggunakan surat-surat, papers, bulletin, brosur, dan yang lain-lain.

2. Lisan, yaitu mengadakan briefing, rapat-rapat, diskusi, ceramah, dan sebagainya.

3. Conselling, yaitu menyediakan beberapa anggota staf yang telah mendapat latihan atau pendidikan untuk memberikan nasehat-nasehat kepada para karyawan, turut memecahkan masalah-masalah pribadi mereka, atau mendiskusikannya bersama-sama.(Abdurachman, 2001:35)

2.1.2. Komponen Komponen Komunikasi

Menurut Onong U. Effendy, lingkup Ilmu Komunikasi berdasarkan komponennya terdiri dari:

1. Komunikator (communicator), 2. Pesan (message),

3. Media (media),

(54)

5. Efek (effect). (Effendy, 2000: 6).

Berdasarkan komponen-komponen tersebut Lasswell menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

1. Komunikator dan Komunikan

Kita menggunakan istilah sumber-penerima, karena sumber-penerima sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (pembicara) sekaligus penerima (pendengar). Manusia mengirimkan pesan ketika berbicara, menulis, memberikan isyarat tubuh, atau tersenyum. Sedangkan menerima pesan dengan mendengarkan, membaca, membaui dan sebagainya (DeVito, 1997: 27).

(55)

2. Pesan

Pesan dalam proses komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan terdiri dari isi (the content) dan lambang (symbol). Lambang dalam media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator pada komunikan. (Effendy, 2000: 11).

Bahasa adalah lambang yang paling banyak dipergunakan, namun tidak semua orang pandai berkata-kata secara tepat yang dapat mencerminkan pikiran dan perasaannya. Kial (gesture) memang dapat menerjemahkan pikiran seseorang sehingga terekspresi secara fisik namun gerakan tubuh hanya dapat menyampaikan pesan yang terbatas. Isyarat dengan menggunakan alat seperti tongtong, bedug, sirine dan lain-lain serta warna yang mempunyai makna tertentu, kedua lambang itu sama-sama terbatas dalam mentransmisikan pikiran seseorang pada orang lain.

3. Media

Media sering disebut sebagai saluran komunikasi, jarang sekali komunikasi berlangsung melalui satu saluran, kita mungkin menggunakan dua atau tiga saluran secara simultan (DeVito, 1997: 28).

(56)

mencium bau-bauan (saluran olfaktori), dan sering kita saling menyentuh itupun komunikasi (saluran taktil).

Media juga dapat dilihat dari sudut media tradisional dan modern yang dewasa ini banyak dipergunakan. (Effendy, 2000: 37).

Media tradisional misalnya bedug, pagelaran seni, dan lain-lain sedangkan nedia yang lebih modern misalnya surat, papan pengumuman, telepon, telegram, pamflet, poster, spanduk, surat kabar, majalah, film, televisi, internet yang pada umumnya diklasifikasikan sebagai media tulisan atau cetak, visual, audio dan audio-visual.

4. Efek

(57)

2.1.3. Konteks Komunikasi

Menurut Deddy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, komunikasi tidak berlangsung dalam suatu ruang hampa sosial, melainkan dalam suatu konteks atau situasi tertentu.

Secara luas, konteks komunikasi di sini berarti semua faktor-faktor di luar orang-orang yang berkomunikasi yang terdiri dari:

1. Aspek bersifat Fisik, seperti: iklim, suhu, cuaca, bentuk ruangan, warna dinding, tempat duduk, jumlah peserta komunikasi dan alat untuk menyampaikan pesan.

2. Aspek Psikologis, seperti: sikap, kecenderungan, prasangka dan emosi para pesera komunikasi.

3. Aspek Sosial, seperti: norma kelompok, nilai sosial, dan karakteristik budaya.

4. Aspek Waktu, yaitu kapan berkomunikasi. (Devito, 1997:30).

(58)

2.2. Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi 2.2.1. Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi dapat diartikan sebagai pesan diantara unit-unit komunikasi organisasi. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit-unit-unit komunikasi dari organisasi antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan organisasi. R. Wayne Pace dan Don F. Faules dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai:

“Pertunjukkan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarki antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.” (Pace dan Faules, 2000: 31).

Pengertian komunikasi organisasi menurut Redding dan Sanborn yang dikutip oleh Muhammad adalah sebagai berikut:

“Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward (atasan kepada bawahan), komunikasi upward (bawahan kepada atasan), komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level atau tingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengar, menulis dan komunikasi evaluasi program.” (Muhammad, 2001:66).

(59)

komunikasi internal tersebut yaitu komunikasi yang terjadi antara pemimpin dengan karyawan dalam suatu perusahaan.

“Komunikasi internal disebut juga sebagai pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan struktur khas (operasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen).” (Effendy, 1990:112).

Komunikasi internal dalam suatu organisasi berguna untuk menyelaraskan antara tujuan organisasi, tujuan pemimpin dan tujuan para karyawan. Hal tersebut dapat dilakukan melalui jaringan komunikasi formal maupun informal didalam organisasi.

Meskipun bermacam-macam persepsi dari para ahli mengenai komunikasi organisasi, namun ada beberapa hal umum yang dapat disimpulkan, yaitu:

1. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.

2. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.

3. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaan, hubungannya dan keterampilan atau skilnya. (Muhammad, 2000: 67).

2.2.2. Jaringan Komunikasi Organisasi

(60)

terjadi pertukaran pesan. Pertukaran pesan itu melalui jalan tertentu yang dinamakan jaringan komunikasi (Muhammad, 2001: 102). Peranan individu dalam sistem komunikasi ditentukan oleh hubungan struktur antara satu individu dengan individu lainnya dalam organisasi. Hubungan ini ditentukan oleh pola hubungan interaksi individu dengan arus informasi dalam jaringan komunikasi formal dan komunikasi informal.

1. Jaringan Komunikasi Formal

Seperti yang dikemukakan oleh Muhammad dalam bukunya “Komunikasi

Organisasi” menyatakan bahwa:

“Bila pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki

resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan itu menurut jaringan komunikasi formal. Pesan dalam jaringan komunikasi formal biasanya mengalir dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas atau dari tingkat yang sama atau secara horizontal.” (Muhammad, 2001:107).

2. Jaringan Komunikasi Informal

Apabila karyawan tidak mengajukan pertanyaan dalam pelaksanaan tugasnya dan tidak ada pula masalah yang akan dipecahkannya, maka pembicaraan mereka sambil bekerja tidaklah menyangkut hal-hal formal lagi, tetapi sudah dapat dikatakan informal karena sudah beralih kepada pembicaraan yang tidak relevan dengan tugas-tugasnya.

(61)

Jaringan komunikasi lebih dikenal dengan desas-desus (grapevine) atau kabar angin. Informasi yang diperoleh dari desas-desus adalah yang berkenaan dengan apa yang didengar atau apa yang dikatakan orang dan bukan apa yang diumumkan oleh orang yang berkuasa” (Muhammad, 2001: 125).

Walaupun desas-desus (grapevine) itu membawa informasi yang informal tetapi ada manfaatnya bagi organisasi. Adanya jaringan komunikasi informal pemimpin dapat mengetahui sentimen karyawan, karyawan dapat menyalurkan ekspresi emosional dari pesan-pesan yang dapat mempercepat permusuhan, dapat membantu menerjemahkan pengarhan pemimpin ke dalam bahasa yang lebih mudah dipahami oleh karyawan. Hubungan yang efektif antara atasan dan bawahan kelihatannya sangat kursial untuk mengontrol informasi informal.

2.2.3. Hambatan Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi 1. Gangguan

Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan sematik.

a. Gangguan Mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Misalnya bunyi kendaraan yang lewat ketika pemimpin sedang berbicara dalam suatu pertemuan.

(62)

dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih banyak kekacauan mengenai pengertian suatu istilah atau konsep yang disampaikan komunikator yang diartikan lain oleh komunikan sehingga menimbulkan salah pengertian.

2. Kepentingan

Interest atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang hanya akan memperhatikan prasangka yang ada hubungannya dengan kepentingannya, karena kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian, tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran dan tingkah laku kita akan merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan.

3. Motivasi Terpendam

Motivasi akan mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang, maka semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan, begitu juga sebaliknya.

4. Prasangka

(63)

Prasangka mengakibatkan komunikan menjadi berpikir tidak rasional dan berpandangan negatif terhadap komunikasi yang sedang terjadi. (Effendy, 1993: 45-49).

2.3. Tinjauan Tentang Komunikasi Kelompok

Kelompok merupakan salah satu wadah aktivitas anggota organisasi yang dapat dibentuk kapan saja serta didukung oleh sejumlah anggota terentu yang tidak terbatas. Di dalam organisasi juga sering ditemui adanya komunikasi dalam kelompok-kelompok kecil, seperti dalam rapat, konferensi, dan komunikasi dalam kelompok kerja. Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa kebanyakan organisasi menggunakan kelompok-kelompok dalam pekerjaannya sehari-hari.

Pengertian tentang kelompok diungkapkan oleh Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi, kelompok adalah:

“Sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, mengenal satu sama

lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.”

(Mulyana, 2000: 74).

(64)

2.4. Tinjauan Tentang Komunikasi Antarpribadi 2.4.1. Definisi Komunikasi Antarpribadi

Manusia merupakan makhluk sosial, karena itu kehidupan manusia selalu ditandai pergaulan antar manusia, misalnya pergaulan dalam keluarga, lingkungan tetangga, sekolah, tempat bekerja, organisasi sosial; dan lain-lain. Hakikat pergaulan itu ditunjukkan antara lain oleh derajat keintiman, frekuensi pertemuan, jenis relasi, mutu interaksi diantara mereka, terutama faktor sejauhmana keterlibatan dan saling mempengaruhi.

Pergaulan manusia merupakan salah satu bentuk peristiwa komunikasi dalam masyarakat. Menurut Schramm (1974) diantara manusia yang saling bergaul, ada yang saling berbagi informasi, namun ada pula yang membagi gagasan dan sikap. Demikian pula menurut Merrill dan Lownstein (1971), bahwa dalam pergaulan antarmanusia selalu selalu terjadi proses penyesuaian pikiran, penciptaan simbol yang mengandung suatu pengertian bersama. Theodorson (1969) selanjutnya mengemukakan pula bahwa, komunikasi adalah proses pengalihan informasi dari satu orang atau sekelompok orang dengan menggunakan simbol-simbol tertentu kepada satu orang atau satu kelompok lain. Proses pengalihan informasi tersebut selalu mengandung pengaruh tertentu.

(65)

dari proses hubungan yang bersifat psikologis, dan proses psikologis selalu mengakibatkan keterpengaruhan. Benar seperti diungkapkan DeVito (1976) bahwa, komunikasi antarpribadi merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima orang lain dengan efek dan umpan balik yang langsung.

Menurut Onong Uchjana Effendy, komunikasi antarpribadi adalah:

“Pada hakikatnya komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan. Jenis komunikasi tersebut dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia berhubung prosesnya yang dialogis.” (Effendy, 1986).

Sifat dialogis itu ditunjukkan melalui komunikasi lisan dalam percakapan yang menampikan arus balik yang langsung. Jadi komunikator mengetahui tanggapan komunikan pada saat itu juga, komunikator mengetahui dengan pasti apakah pesan-pesan yang dia kirimkan itu diterima atau ditolak, berdampak positif atau negatif. Jika tidak diterima maka komunikator akan memberi keempatan seluas-luasnya kepada komunikasi untuk bertanya

2.4.2. Fungsi Komunikasi Antarpribadi

(66)

Apabila mereka saling menanggapi pesan dan menerima kehadiran pribadi masing-masing maka telah terjadi komunikasi antarpribadi yang dialogis. Umpan balik berfungsi sebagai unsur pemerkaya, pemerkuat komunikasi antarpribadi sehingga harapan-harapan, minat, keinginan, para komunikator, dan komunikan dapat dicapai.

2.5. Tinjauan Tentang Humas 2.5.1. Pengertian Humas

Humas merupakan suatu disiplin ilmu komunikasi, yang salah satunya mempelajari bagaimana membina hubungan saling pengertian antara pihak perusahaan dengan publiknya. Adapun pengertian humas tersebut menurut The Institute Of public Relations adalah sebagai berikut:

“Bahwa Pubic Relations adalah merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja, direncanakan dan dilakukan terus menerus untuk mendapatkan dan saling menjalin saling pengertian antara satu organisasi dengan publiknya”.(Thomas,1989:2)

Sedangkan menurut Frank Jefkins dalam bukunya public Relations In Word Marketing mengatakan bahwa:”Public Relations adalah suatu

sistem komunikasi untuk menciptakan kemauan baik.”(Soemirat, Elvinaro

2003:13)

(67)

meningkatkan citra perusahaan, dengan senantiasa membina hubungan baik antara perusahaan dengan publik internal maupun eksternal.

2.5.2. Tujuan Humas

Menurut Oemi Abdurachman, dalam bukunya Dasar Dasar Public Relations, adalah “Mengembangkan goodwill dan memperoleh opini publik yang favourable image atau menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan yang baik dengan berbagai publik.” (Abdurachman,

2001: 34).

Menurut Oemi Abdurachman, tujuan Public Relations terbagi dua, yaitu: 1. Tujuan Internal, membina hubungan baik antara manajemen dengan

pegawai sehingga tercipta komuniaksi timbal balik.

2. Tujuan Eksternal, mengeratkan hubungan dengan orang-orang di luar badan instansi, hingga terbentuk opini publik. (Abdurachman, 2001: 34).

Dapat disimpulkan bahwa tujuan Public Relations adalah untuk membentuk, menciptakan, dan mempertahankan citra positif (+) dari suatu perusahaan atau organisasi.

2.5.3. Ciri Ciri Humas

Menurut Onong U. Effendy, dalam buku Human Relations dan Public Relations, ciri dari Public Relations adalah sebagai berikut:

(68)

2. Public Relations merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh manajemen suatu organisasi dan publik yang menjadi sasarannya. Baik itu publik internal maupun publik eksternal.

3. Operasionalisasi Public Relations adalah membina hubungan yang baik dan harmonis dengan publik dan mencegah terjadinya rintangan psikologi, baik yang timbul dari organisasi maupun pihak luar. (Effendy, 1999: 31).

2.5.4 Fungsi Humas

Mengenai konsep fungsional humas, Scote M Cultip dan allen Center dalam bukunya Efeektive Public Relations, memberikan penjelasan sebagai berikut:

1. Memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili dari publik-publik tersebut.

2. Menasehati manajemen mengenai jalan dan cara menyusun kebijakan dan operasionalisasi organisasi untuk dapat diterima secara maksimal oleh publik.

3. Merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat

menimbulkan penafsiran yang menyenangkan terhadap kebijaksanaan dan operasionaisasi organisasi. (Effendy, 1991:43)

(69)

a. It should serve the publics interest (Mengabdi kepada kepentingan umum) b. Maintain good communication

(Memelihara komunikasi yang baik) c. Sterss good morals and manners

(Menitik beratkan moral dan perilaku yang baik).(Effendy, 1991:44) Ketiga fungsi humas yang dikemukakan oleh Betrand R. Cantield tersebut, apabila dilaksanakan dengan seksama, akan menjadi dukungan yang nyata terhadap pencapaian tujuan organisasi beserta manajemennya.

Berdasarkan uraian mengenai fungsi humas dari berbagai pengarang maka Onong Uchjana Effendy merumuskan fungsi humas sebagai berikut:

1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. 2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik

publik internal maupun publik eksternal.

3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.

Gambar

Gambar 1.2.
Tabel Tunggal.
Tabel 1.2.
Tabel 1.3 Sampel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE.. SEBAGAI

• Keluarga Ibu Ni Made Mongol, selaku KK Dampingan yang telah bekerjasama dengan baik sehingga kegiatan ini dapat berjalan lancera. • Teman-teman kelompok KKN PPM XIII Unud

Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam hal ini adalah (1) Untuk mengetahui metode bimbingan orang tua dalam mendidik Ibadah Shalat pada Anak Usia Dini di

reEbr rturi iuF uid

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository

Penelitian menghasilkan 4 buah kesimpulan, yaitu terdapat hubungan positif antara persepsi pola asuh otoriter dengan kecemasan ibu bekerja yang memiliki anak remaja

Setelah mengisyaratkan kepunahan dunia, akan adanya perubahan, maka ayat ini mengecam mereka yang tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya, dengan menyatakan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik