• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan mustahik zakat melalui program pekan yayasan griya yatim dan dhuafa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemberdayaan mustahik zakat melalui program pekan yayasan griya yatim dan dhuafa"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)

Oleh:

ACHMAD ROMDHONI

1111046300003

KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

v

Penelitian ini berjudul Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui Program

PEKAN Pada Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Adalah karya ilmiah Achmad

Romdhoni, NIM 1111046300003, Mahasiswa Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf (ZISWAF), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015, di bawah bimbingan Muh. Fudhail Rahman, Lc., M.A.

Penelitian berlokasi di Komplek Delations Virgin Island NA-7 De Lations, Rawa Buntu Kec. Serpong Tangsel. Penelitian ini menelusuri akan mempertanyakan pemberdayaan mustahik zakat di yayasan Griya Yatim dan Dhuafa sejak 2012-2014 (3 tahun terakhir). Penelitian bertujuan sebagai berikut, (1) Mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program PEKAN pada yayasan GriyaYatim dan Dhuafa. (2) Dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap peningkatan keterampilan mustahik pada yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.

Penelitian skripsi ini menggunakan metode penelitian pendekatan deskriptif kualitatif. Tehnik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara pada lembaga terkait data primer. Sementara data sekunder diperoleh dari kepustakaan, dokumentasi, dan brosur lembaga serta official website yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.

Kesimpulan penelitian ini adalah, (1) Mekanisme dalam program pemberdayaan PEKAN yang dilakukan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa baik dalam prosedur dan tujuan pelaksanaanya kepada mustahik sesuai dengan prosedur yang sudah terencana sehingga program dapat terlaksana dengan baik. (2) Sementara dampak dengan adanya program pemberdayaan PEKAN mustahik zakat dalam peningkatan keterampilan telah banyak dirasakan oleh penerima manfaat yakni khusunya para lulusan asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa mereka mendapatkan pelatihan keterampilan dan guna bekal untuk mereka memasuki dunia kerja.

Kata Kunci :Pemberdayaan, mekanisme, Mustahik Zakat, Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

Pembimbing I :Muh. Fudhail Rahman, Lc., M.A

(6)

vi

Rasa syukur serta rangkaian puji senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan

pemelihara dan pengatur semesta alam, Allah yang maha kuasa , berkat kehendak dan

kuasanya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam

selalu tercurahkan kepada kepada baginda Nabi Muhammad SAW, suri tauladan kita

dalam setiap aktivitas kehidupan.

Alhamdulillah atas ridho dan kuasa Allah SWT seta doa dan bantuan dari

berbagai pihak secara langsung maupun tidak langung hingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Izinkan penulis menyampaikan rasa hormat dan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A selaku dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. dan Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A. selaku Ketua

dan Sekertaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Muh. Fudhail Rahman, Lc., M.A. Dosen pembimbing yang tidak kenal lelah

meluangkan waktu dan memberikan sumbangan fikiran, serta arahan kepada

(7)

vii

5. Ibunda tercinta Royani dan Ayahanda Bahruddin yang telah mencurahkan do’a

dan kasih sayang, kesabaran dan dorongan spirit maupun materi serta

pengorbanan yang selalu diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat

mempersembahkan sesuatu yang mudah-mudahan dapat dijadikan kebanggaan.

Serta kepada adik penulis Ahmad Dicky Darmawan dan Achmad Zulfikri Rhodin

yang selalu memberikan dukungan dan doa dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Silvia Arafah yang selalu sama-sama saling menyemangati dan memotivasi

selama berjalanya skripsi ini. Sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Roni Anto selaku Manajer HumasYayasan Griya Yatim dan Dhuafa yang

telah membantu atas terselesaikannya skripsi ini.

8. Saudara Catur Faturachman selaku Staff IT Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

yang telah membantu dan mengorbankan waktu dan pekerjaanya atas

terselesaikannya skripsi ini.

9. Kepada pihak Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa yang telah mengijinkan penulis

dalam melakukan penelitian dan wawancara.

10. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuan yang berharga selama penulis menyelesaikan

(8)

viii

kesah dan saling memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah

memberikan bantuan dan kontribusi yang cukup besar sehinga penulis dapat

lulus menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak,

semoga Allah SWT memberikan kemudahan atas semuanya. Amin Ya Robbal

’Alamin.

Jakarta,06 Muharom 1437 H 19 Oktober 2015 M

(9)

ix

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Permasalahan... 10

1. Identifikasi Masalah ... 10

2. Pembatasan Masalah ... 10

3. Perumusan Masalah ... 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

D. Kajian Pustaka ... 13

E. Kerangka Teori... 19

F. Metode Penelitian... 21

G. Sistematika Penulisan ... 24

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Zakat, Infaq dan Shadaqah ... 27

1. Pengertian Zakat... 27

2. Pengertian Infaq ... 29

3. Pengertian Shadaqah ... 30

(10)

x

D. Pemberdayaan Masyarakat... 37

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ... 37

2. Tahap-Tahap Pemberdayaan Masyarakat ... 40

3. Proses Pemberdayaan Masyarakat ... 42

4. Indikator Pemberdayaan Masyarakat ... 43

5. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ... 44

E. Keterampilan ... 46

1. Pengertian Keterampilan ... 46

2. Jenis-Jenis Keterampilan ... 47

F. Mustahik Zakat... 48

1. Pengertian Mustahik Zakat ... 48

2. Standar Mustahik Zakat ... 49

BAB III PENGELOLAAN ZAKAT PADA YAYASAN GRIYA YATIM DAN DHUAFA A.Sejarah Perkembangan dan Dasar Hukum Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa... 54

B. Penghimpunan, Pengelolaan dan Penyaluran Dana ZIS ... 58

1. Penghimpunan Dana ZIS ... 58

2. Pengelolaan dan Penyaluran Dana ZIS ... 60

C.Program Pemberdayaan PEKAN Yayasan GriyaYatim dan Dhuafa... 60

1. Target Dari Program Pemberdayaan PEKAN ... 61

2. Indikator Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Dalam Pemberdayaan Program PEKAN ... 62

(11)

xi

A. kesimpulan ... 78 B. saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(12)

xii

Tabel 1.3 Jumlah Penyaluran Dana Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Pada

Program Pemberdayaan Tahun 2009-2015 ... 73

Tabel 1.4 Jumlah Pencapaian Kelulusan Anak asrama Yayasan Griya Yatim

[image:12.612.118.511.104.429.2]
(13)
[image:13.612.119.514.106.433.2]
(14)

xiv

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Di Yayasan Griya Yatim

dan Dhuafa

Lampiran 4 Hasil Wawancara dengan Maneger Humas Yayasan Griya Yatim dan

Dhuafa

Lampiran 5 Hasil Wawancara dengan Lulusan dan Anak mukim Yayasan Griya

Yatim dan Dhuafa

Lampiran 6 Laporan Penyaluran Program

Lampiran 7 Legalitas Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

(15)

1

A. Latar Belakang Masalah

Zakat adalah tumbuh atau menumbuhkan, yaitu menumbuhkan dan

mengembangkan martabat manusia.Batasan ini, menegaskan keharusan zakat

sebagai pemberdaya kaum lemah.Zakat harus menjadi kekuatan pendorong,

perbaikan dan peningkatan keadaan penerimanya (mustahik).1 Kadar zakat

disebut dengan sedekah, semua zakat adalah sedekah, akan tetapi tidak semua

sedekah adalah zakat, tetapi zakat adalah sedekah wajib.2 Dengan pengelolaan

yang baik zakat merupakan sumber dana potensial yang dimanfaatkan untuk

memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat.3

Dalil diwajibkanya pemungutan zakat, Allah SWT dalam Firmanya

sebagaimana dijelaskan dalam surat At- Taubah: 103:















1

Noor Aflah.Ed., Strategi Pengelolaan zakat di Indonesia, (Jakarta: Penerbit Forum Zakat,cet.Pertama Januari 2011), h.3

2

Dr. Husein Syahatah, Cara Praktis Menghitung Zakat, (Ciputat : Penerbit Kalam Pustaka, cet. Pertama Oktober 2005), h.16

3

(16)

Artinya:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkandan mensucikanmereka dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan

Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.s At-Taubah: 103).

Pembayaran zakat bukan hanya menunjukkan kesalehan individual tetapi

juga mencerminkan kesalehan sosial. Zakat dibayarkan oleh aghniya, orang yang

dipandang kaya menurut aturan syara wajib membayar zakat (muzakki) kepada

orang-orang miskin sesuai pedoman Syar’i (fuqoro) yang dikategorisasikan

dalam 8 (delapan) golongan penerima (mustahik). Zakat merupakan sumber dana

potensial dalam program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi

masyarakat level bawah.4 Dasar pendayagunaan zakat umumnya didasarkan pada

surat At-Taubah ayat 60:

























Artinya:

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang

4

(17)

diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Q.s At-Taubah: 60).

Secara umum terdapat dua tujuan dari ajaran zakat, yaitu untuk kehidupan

individu muzakki, meliputi pencucian jiwa dari sifat kikir, mendidik berinfak dan

suka memberi, berakhlak dengan akhlak Allah, merupakan menifestasi syukur

atas nikmat Allah SWT, mengobati hati dari cinta dunia, mengembangkan

kekayaan batin, dan menarik rasa simpati/cinta. bagi penerima, zakat

membebaskan penerima dari kebutuhan, dan menghilangkan sifat dengki dan

benci. Bagi harta yang di zakati, zakat mensucikan harta dan mengembangkan

harta.Tujuan kedua memiliki dampak kehidupan kemasyarakatan secara luas

yaitu secara perlindungan (asuransi) dan jaminan sosial.5

Pengumpulan zakat tidak dapat melalui pemaksaan terhadap muzakki,

melainkan muzakki melakukan dengan kesadaran sendiri, menghitung sendiri

jumlah hartanya dan kewajiban zakatnya, muzakki dapat meminta bantuan

kepada BAZ/LAZ Lembaga Pengelolaan Zakat (LPZ). Idealnya UPZ

menyediakan panduan dalam penghimpunan dana, jenis dana, dan cara dana itu

diterima. Organisasi pengelola menetapkan jenis dana yang diterima sebagai

sumber dana. Setiap jenis dana memiliki jenis karakteristik sumber konsekuensi

pembatasan perbedaan yang harus dipenuhi oleh pengelola zakat.6

5

Yusuf Al-Qaardhawi, Hukum Zakat, (Jakarta: Litera Antar Nusa,1993), cet. Ke-3, h. 847-885

6

(18)

Pemberdayaan masyarakat berbasis zakat adalah salah satu metode

pendayagunaan dana zakat yang tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas

hidup fakir miskin melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada

mereka serta menekankan prinsip partisipasi.7

Dalam pendayagunaan, ada beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan

oleh Lembaga Amil Zakat ataupun Badan Amil Zakat.Kegiatan tersebut

diantaranya yaitu pengembangan ekonomi, pembinaan sumber daya manusia

(SDM), dan bantuan yang sifatnya sosial semata.8

Pendayagunaan zakat adalah inti dari seluruh kegiatan pengumpulan dana

zakat. Di dalam mengoptimalkan fungsi zakat sebagai amal ibadah sosial yang

mengharuskan pendayagunaan zakat diarahkan pada model produktif dari pada

model komsumtif seperti ketentuan yang tercantum dalam UU No. 23 Tahun

2011 tentang pengelolaan zakat.9

Kemudian upaya pemberdayaan masyarakat telah mendapatkan perhatian

besar yang meliputi aspek pemberdayaan ekonomi, sosial, dan politik.

pemberdayaan masyarakat dalam hal ini adalah dengan memberikan akses

kepada masyarakat, lembaga, dan organisasi masyarakat dengan memperoleh

7

Zakat dan Pemberdayaan, di akses pada tanggal 03 Februari 2015 dari

http://fatkhurrochman.blogspot.com/2012/01/zakat-pemberdayaan.html

8

Sudewo, Eri. Manajemen Zakat (Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar) Institut Manajemen Zakat. Jakarta: 2004, h.226

9

(19)

atau memanfaatkan hak masyarakat bagi peningkatan kualitas kehidupannya,

karena penyebab ketidakberdayaan masyarakat disebabkan oleh keterbatasan

akses, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, serta adanya kondisi

kemiskinan yang dialami sebagian masyarakat.10

Hal utama yang masih melandasi pendayagunaan zakat pada umumnya,

baru sebatas transparansi dan kepatutan mustahik yang menjadi sasaran

penyaluran zakat. Audit pendayagunaan, masih melandaskan diri pada

pandangan bahwa amil berperan dengan baik jika tidak keliru menetapkan

mustahik dan bisa mempertangungjawabkan dana yang diamanahkan melalui

lembaga zakat yang dikelolanya.11

Selain itu pendayagunaan zakat oleh beberapa lembaga pengumpul zakat

masih banyak yang bersifat konvensial, berjangka pendek, dan didasari motivasi

untuk menyelesaikan masalah sesaat. Zakat yang diberikan secara cuma-cuma

dalam bentuk karitas (kebaikan hati), padahal mustahik mampu berusaha,

selamanya tidak akan pernah mengubah mustahik menjadi muzakki. Bukan

mengentaskan kemiskinan tetapi melestarikan kemiskinan.12

10

Rr.Suhartini dan A. Halim.Model-model Pemberdayaan Masyarakat (yogyakarta): pustaka pesatren, 2005), h. 211.

11

Hadi Wahyudi, Optimalisai Pendayagunaan ZIS Bidang Kesehatan Pada LAZ PKPU

(Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Nasional PKPU),”(Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013)

12Abdul Alim,”

(20)

Dari pada itu harta pengumpulan zakat dari masyarakat (umat Islam) itu

kemudian didayagunakan untuk kepentingan masyarakat yang tidak mampu dan

berhak mendapatkan bagian dari harta zakat (mustahik).Pendayagunaan tersebut

harus didasarkan pada skala prioritas kebutuhan mustahik.Selain itu, khusus bagi

zakat harta (mal), pendayagunaan zakat harus pula diorientasikan pada

usaha-usaha yang bersifat produktif. Hal ini terlebih-lebih dari hasil pengumpulan infaq

dan shadaqah harus lebih diorientasikan pada usaha-usaha yang bersifat

produktif.13

Dengan adanya program-program lembaga zakat yang mendukung untuk

mengembangan potensi mustahik, salah satunya dari aspek sosial untuk

menunjang masa depan. Maka mustahik tidak perlu mengkhawatirkan berapa

banyak pengeluaran yang harus dikeluarkan sedangkan pendapatan belum tentu

memenuhi kebutuhan hidupnya.Kemudahan adanya program-program yang

mendukung mustahik ini, dapat mengurangi beban mustahik.

Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran.kemiskinan di

Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah,

kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Kemiskinan alamiah

terjadi antara lain karena sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi

yang rendah, dan bencana alam. Sedangkan kemiskinan buatan terjadi karena

13

(21)

lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian dari anggota

masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain

yang tersedia, hingga mereka tetap hidup dalam kemiskinan. Persoalan

pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi

angkatan kerja di pedesaan.Upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan

pendekatan multi disiplin yang berdimensi pemberdayaan.Pemberdayaan yang

tepat harus memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas, dan

pendayagunaan.14

Salah satu lembaga pengelolaan zakat yang mempunyai program dan

konsen terhadap pemberdayaan masyarakat atau mustahik adalah yayasan Griya

Yatim dan Dhuafa (GYD). GYD sebagai sebuah organisasi sosial yang fokus

pada aspek sosial, GYD melakukan kegiatan pengumpulan, pengadministrasian

dan pendistribusian atau pendayagunaan zakat, infak shadaqah. Dari hasil

pengumpulan yang dilakukan oleh GYD, maka GYD melakukan pembuatan

program- program salah satunya dalam pemberdayaan masyarakat yang

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik.

Oleh karena itu, yayasan Griya Yatim dan Dhuafa membangun sebuah

program pemberdayaan yang dilakukan baik secara reguler setiap bulan maupun

yang bersifat insidentil, program diantaranya berbentuk pelatihan keterampilan,

14

kemiskinan dan pengangguran di Indonesia, di akses pada tanggal 01 Maret 2015 dari

(22)

pemberian modal usaha kepada pengusaha kecil, ataupun pengembangan sumber

daya manusia. Tujuanya untuk membantu masyarakat miskin khusunya para

yatim dan dhuafa agar mandiri. Ada 3 pemberdayaan yaitu PEKAN (Pelatihan

Keterampilan untuk Anak Yatim dan Dhuafa), SIMANTAP (Santunan Peduli

anak Yatim dan Dhuafa non Panti), SMART Leadership Center (pelatihan dan

pengembangan SDM remaja-remaja dhuafa dari umur 13 tahun).

Program PEKAN yaitu Pelatihan Keterampilan untuk Anak Yatim dan

Dhuafa merupakan program pemberdayaan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.

Program ini dibentuk sejak tahun 2010, dikarenakan melihat kondisi masyarakat

khususnya anak-anak banyak yang putus sekolah kemudian banyak tidak

mempunyai keahlian apapun.Program PEKAN berbentuk pembinaan dalam

bentuk pelatihan life skill.Biasanya program PEKAN diadakan di asrama-asrama

GYD yang terletak disetiap wilayah seperti di Jakarta timur. Program PEKAN

berupa Teknisi komputer, Handphone , sepeda motor, kursus menjahit,

merangkai bunga, dan lain-lain. Program ini diperuntukkan bagi anak-anak yatim

maupun dhuafa yang sudah remaja baik yang tinggal di asrama maupun yang

tidak (non mukim).Kemudian Program ini dilakukan baik secara reguler setiap

bulan maupun yang bersifat insidentil, program ini berbentuk pelatihan

keterampilan dan keahlian.Program ini merupakan pemberdayaan yang

dilakukan oleh yayasan Griya Yatim dan Dhuafa untuk meningkatkan

(23)

kerjanya nanti. Dengan adanya pelatihan keterampilan dari GYD, dapat

memberdayakan mustahik zakat sehingga mereka menjadi terampil dan

mempunyai peluang selain bekerja mereka bisa membuka usaha jasa atas

pelatihan yang mereka telah miliki dari pelatihan-pelatihan program PEKAN.

Berawal dari rasa galau beberapa founding father yayasan Griya Yatim dan

Dhuafa melihat kondisi anak-anak yang terpaksa putus sekolah atau tidak

sekolah sama sekali karena harus bekerja untuk menyambung hidupnya di daerah

Kampung Dadap, pemukiman kumuh persis ditengah-tengah megahnya

perumahan Bumi Serpong Damai. Setelah beberapa kali mengadakan

pertemuan, dibentuklah lembaga sosial yang konsen pada masalah sosial

khususnya anak-anak.Dengan menempati sebuah rumah di Jl. Magnolia 1 Sektor

1.2 BSD yang digunakan juga sebagaiasrama yatim dan dhuafa terbentuklah

organisasi sosial yang bernama Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa pada tahun

2009.15Hampir setiap tahunnya penghimpunan dana Zakat di yayasan Griya

Yatim dan Dhuafa mengalami peningkatan. Jumlah dana yang terhimpun pada

tahun 2013 meningkat (Rp.4.51 miliyar) di bandingkan 2012 (Rp 3,11 milyar)

dan tahun 2011 (Rp 1,6 miliyar) kemudian 2010 (Rp 695 juta) sehingga total

15Griya Yatim & Dhuafa (GYD) “

Sejarah Terbentuknya Griya Yatim & Dhuafa” di akses

(24)

penghimpunan sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 sejumlah Rp. 9,91

milyar.16

Dari sinilah maka penulis tertarik membuat karya tulis dalam bentuk

skripsi yang berjudul Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui Program

PEKAN Pada Yayasan Griya Yatim Dan Dhuafa” .

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Terkait dengan latar belakng tersebut, maka penulis mengidentifikasi

masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program

PEKAN pada Yayasan Griya Yatim & Dhuafa?

b. Bagaimana dampak pemberdayaan mustahik zakat dalam peningkatan

keterampilan oleh yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

c. Bagaimana hasil program PEKAN Tersebut apakah anak yatim dan

dhuafa mandiri atau tidak?

2. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas dan fokus pada

penulisan skripsi, maka penulis menganggap perlu untuk menyajikan

penulisan skripsi ini hanya sebatas pada penekanan sebagai berikut :

16Griya Yatim & Dhuafa (GYD) “

(25)

a. Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam pemberdayaan mustahik zakat

melalui program PEKAN.

b. Mustahik zakat mandiri atau tidak setelah mendapatkan program PEKAN.

c. Tempat penelitian di Yayasan Griya Yatim & Dhuafa dan di asrama

yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.

d. Penelitian dilakukan pada tahun 2015.

e. Penelitian ini menelusuri akan mempertanyakan pemberdayaan mustahik

zakat di Yayasan Griya Yatim & Dhuafa sejak 2012-2014 (3 tahun

terakhir).

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat penulis rumuskan

sebagai berikut:

a. Bagaimana mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program

PEKAN pada Yayasan Griya Yatim & Dhuafa?

b. Bagaimana dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap peningkatan

keterampilan mustahik pada Yayasan Griya Yatim & Dhuafa?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pembuatan skripsi ini adalah :

a. Untuk mengetahui mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui

(26)

b. Untuk mengetahui dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap

keterampilansetelah mendapatkan program PEKAN pada Yayasan Griya

Yatim & Dhuafa.

2. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, dapat membuat pencerahan bagi

pihak-pihak terkait :

a. Bagi Akademisi

Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan pengetahuan tentang

zakat dan ekonomi syariah di tempat penulis menuntut ilmu.Sehingga

penulis bisa memberikan manfaat bagi para pencari ilmu.

b. Bagi Praktisi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi GYD atau pihak

terkait yang di dalamnya untuk meningkatkan mutu yang lebih baik, demi

kesejahteraan masyarakat sehingga tidak ada lagi kemiskinan dan bisa

meningkatkan perekonomian negara.

c. Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat memberikan tambahan nilai kesejahteraan agar selalu

menyadari kewajiban untuk berzakat dari harta yang kita dapatkan untuk

mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan aktivitas

(27)

D. Tinjauan (Review) Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah untuk mendapatkan gambaran hubungan topik yang

akan diteliti dengan peneliti sejenis yang pernah dilakukan oleh penelitian

sebelumnya sehingga tidak ada pengulangan yang tidak perlu. Uraian berikut

akan memaparkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan, sehingga menjadi

[image:27.612.116.522.145.713.2]

jelas bagaimana penelitian ini penting dilakukan.

Table 1.1 Study Terdahulu

No Nama Peneliti,

Judul

Penelitian

Keterangan dan Isi

Penelitian

Perbedaan dengan

Penulis

1. Amelia

Pemberdayan

n Masyarakat

Melalui Pelatihan Keterampilan Teknisi HandphoneDi Institut

Skripsi ini membahas

tentang bagaimana

pemberdayaan masyarakat

melalui pelatihan teknisi

handphone di Institute

Kemandirian Dompet

Dhuafa dilaksanakan.

Kemudian bagaimana

pelatihan keterampilan

Sedangkan penelitian

skripsi ini membahas

mengenai Pemberdayaan

Mustahik Zakat Melalui

Program PEKAN Pada

Yayasan Griya Yatim dan

Dhuafa”. Penelitian ini

untuk mengetahui

(28)

Kemandirian Dompet Dhuafa”.Konse ntrasi Pengembangan Masyarakat

Islam, Fakultas

Dakwah dan

Komunikasi,

UIN Jakarta,

Tahun 2009.

teknisi handphone di

Institut Kemandirian

Dompet Dhuafa dan

apakah memberikan

kontribusi kepada

semangat kemandirian

pada pelakunya.

zakat melalui program

PEKAN pada Yayasan

Griya Yatim & Dhuafa dan

bagaimana dampak

pemberdayaan mustahik

zakat terhadap peningkatan

keterampilan mustahik

pada Yayasan Griya Yatim

& Dhuafa. Metode yang

digunakan adalah dengan

menggunakan pendekatan

kualitatif. Dengan

pengumpulan data berupa

kepustakaan dan penelitian

lapangan.

2. Aceng

Taryana“Peran an Zakat Dalam Pemberdayaan Masyarakat Melalui

Skripsi ini membahas

tentang membahas

mengenai pemberdayaan

masyarakat melalui

program ketahanan

pangan ubi. Tujuan

penelitian ini untuk

Sedangkan penelitian skripsi ini membahas

mengenai Pemberdayaan

Mustahik Zakat Melalui

Program PEKAN Pada

Yayasan Griya Yatim dan

Dhuafa”. Penelitian ini

(29)

Program Ketahanan Pangan Ubi”. (studi kasus masyarakat mandiri Dompet Dhuafa di Kabupaten Kuningan Jawa Barat). Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta, Tahun 2011. mengetahui mekanisme,

aplikasi dan sejauh mana

efektifitas penyaluran

dana zakat yang

dilakukan Masyarakat

Mandiri Dompet Dhuafa

dalam mengembangkan

program ketahan pangan

ubi. Metode yang

digunakan adalah

penelitian kualitatif

dengan mendapatkan data

atau informasi melalui

observasi, wawancara,

kamera dan dokumentasi.

bagaimana mekanisme

pemberdayaan mustahik

zakat melalui program

PEKAN pada Yayasan

Griya Yatim & Dhuafa dan

bagaimana dampak

pemberdayaan mustahik

zakat terhadap peningkatan

keterampilan mustahik

pada Yayasan Griya Yatim

& Dhuafa. Metode yang

digunakan adalah dengan

menggunakan pendekatan

kualitatif. Dengan

pengumpulan data berupa

kepustakaan dan penelitian

(30)

3. Aditya Ramadhan “Analisa Pemberdayaan Zakat Dalam Mensejahterak an Perekonomian Mustahik”.(stu

di kasus pada

lembaga amil zakat Sejahtera Ummat Pondok Aren-Tanggerang). Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta, Penelitian membahas

penyaluran dana zakat

melalui pemberdayaan

masyarakat . Tujuan

penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh dari

zakat dalam

mengingkatkan

kesejahteraan mustahik

dan seberapa besar tingkat

keberhasilan dari program

yang telah dilakukan oleh

Lembaga Amil Zakat

Sejahtera Ummat. Metode

yang digunakan adalah

penelitian kualitatif

dengan mendapatkan data

atau informasih melalui

observasi, wawancara dan

studi documenter.

Sedangkan penelitian

skripsi ini membahas

mengenai Pemberdayaan

Mustahik Zakat Melalui

Program PEKAN Pada

Yayasan Griya Yatim dan

Dhuafa”. Penelitian ini

untuk mengetahui

bagaimana mekanisme

pemberdayaan mustahik

zakat melalui program

PEKAN pada Yayasan

Griya Yatim & Dhuafa dan

bagaimana dampak

pemberdayaan mustahik

zakat terhadap peningkatan

keterampilan mustahik

pada Yayasan Griya Yatim

& Dhuafa. Metode yang

digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan

kualitatif. Dengan

(31)

Tahun 2013 kepustakaan dan penelitian lapangan.

4. Abdul Alim

“Pemberdayaa n Ekonomi Mustahik Zakat Perusahaan Pada Baitulmall Muamalat” Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Penelitian membahas pemberdayaan ekonomi

mustahik dengan zakat

perusahaan.Tujuan penelitian

ini untuk mengetahui

pendistribusian dan

pencapaian memberdayakan

ekonomi mustahik melalui

zakat perusahaa secara

produktif oleh Baitull

Muamalat selaku lembaga

zakat. Metode yang

digunakan adalah penelitian

kualitatif dengan

mendapatkan data atau

informasih melalui

Sedangkan penelitian

skripsi ini membahas

mengenai Pemberdayaan

Mustahik Zakat Melalui

Program PEKAN Pada

Yayasan Griya Yatim dan

Dhuafa”. Penelitian ini

untuk mengetahui

bagaimana mekanisme

pemberdayaan mustahik

zakat melalui program

PEKAN pada Yayasan

Griya Yatim & Dhuafa dan

bagaimana dampak

pemberdayaan mustahik

(32)

UIN Jakarta,

Tahun 2010.

.

wawancara dan studi

documenter.

keterampilan mustahik

pada Yayasan Griya Yatim

& Dhuafa. Metode yang

digunakan adalah dengan

menggunakan pendekatan

kualitatif. Dengan

pengumpulan data berupa

kepustakaan dan penelitian

lapangan.

Sementara itu, penelitian yang ingin penulis bahas yaitu tentang

“Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui Program PEKAN Pada Yayasan

Griya Yatim dan Dhuafa”. Dalam penelitian ini difokuskan mengenai Bagai

mana mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program PEKAN pada

Yayasan Griya Yatim & Dhuafa dan Bagaimana dampak pemberdayaan

mustahik zakat terhadap peningkatan keterampilan mustahik pada Yayasan Griya

Yatim & Dhuafa dengan menggunakan metode Kualitatif dan pendekatan

(33)

E. Kerangka Teori

Untuk memudahkan penulis dalam penyusunan skripsi, maka penulis perlu

menjelaskan beberapa istilah yang terkait dengan judul skripsi ini, diantaranya,

Yayasan Griya Yatim & Dhuafa, pendayagunaan dan pemberdayaan.

Yayasan Griya Yatim & Dhuafa sebagai sebuah organisasi sosial yang

fokus pada aspek sosial, GYD melakukan kegiatan pengumpulan,

pengadministrasian dan pendistribusian atau pendayagunaan zakat, infak

shadaqah.Dari hasil pengumpulan yang dilakukan oleh GYD, maka GYD

melakukan pembuatan program- program pemberdayaan dalam meningkatkan

kesejahteraan mustahik.

Pendayagunaanzakat, menurut Pedoman Pelaksanaan Zakat di DKI Jaya itu

ditentukan sebagai berikut :

1. Bersifat edukatif, produktif, agar penerima zakat pada suatu masa tidak

memerlukan zakat lagi dan diharapkan menjadi orang yang membayar

zakat.

2. Untuk fakir miskin, muallaf, dan ibnussabil, pembagian zakat itu

dititikberatkan pada pribadinya bukan pada lembaga hukum yang

mengurusnya. Kebijaksanaa ini dilakukan agar unsure pendidikan yang

(34)

3. Bagi kelompok amil, gharimin, dan sabilillah, pembagian dititikberatkan

pada badan hukumny atau kepada lembaga yang mengurus atau melakukan

aktivitas-aktivitas keislaman. 17

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata Pemberdayaan diterjemahkan

sebagai upaya pendayagunaan, pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil

yang memuaskan.

Kemudian istilah Pemberdayaan diartikan sebagai upaya memperluas

horison pilihan bagi masyarakat, dengan upaya pendayagunaan

potensial,pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. Ini

berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang

bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah

yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan

pilihan-pilihan.18

Sedangkan tujuannya pemberdayaan Masyarakat adalah terwujudnya

kemandirian masyarakat dalam berusaha dengan kelembagaan yang tangguh

sehingga masyarakat sejahtera.19

Dalam kegiatan program pemberdayaan PEKAN, Yayasan Griya Yatim

dan Dhuafa melakukan pelatihan life skill seperti, yaitu Teknisi computer, HP,

sepeda motor, kursus menjahit, merangkai bunga dan lain-lain.

17

Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf, (Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press), 1988, cet.1), h,68-69

18

Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha,(Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005, cet. 1),h, 53-54

19

Tujuan Pemberdayaan Masyarkat, di akses pada tanggal 08 Desember 2014 dari

(35)

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa pemberdayaan kepada Yatim dan

Dhuafa yang dikhususkan kepada remaja yang dilakukan Yayasan Griya Yatim

dan Dhuafa sangat membantu bagi anak-anak Yatim dan Dhuafa setelah mereka

dewasa dalam menghadapi tantangan didunia pekerjaan nantinya.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

analisis deskriptif, yaitu pengumpulan data yang berupa kata-kata, gambaran

dan bukan angka-angka.20Adapun data yang bersifat angka hanya dijadikan

sebagai data pelengkap penelitian.Data yang sudah dikumpulkan, diolah dan

dijelaskan sesuai dengan kebutuhan penelitian.

Dengan demikian penelitian ini dapat memberikan gambaran sistematis

dan akurat mengenai fenomena yang diteliti. Penelitian analisis merupakan

penelitian yang ditujukan untuk meneliti secara terperinci suatu aktifitas atau

kejadian, dan hasil dari penelitian tersebut dapat memberikan

rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.

20

(36)

2. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini digunakan dua metode pengambilan data, yaitu :

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik

dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil

pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.21Data yang

dipeoleh adalah data penerima pemberdayaan program PEKAN, data

penyaluran zakat dan data yang berhubungan dengan GRIYA YATIM &

DHUAFA.

b.Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut

dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain

misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. 22

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Kepustakaan

Penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang

akan membantu pengetahuan dengan bantuan berupa buku- buku, majalah,

catatan, dokumen- dokumen atau website yang memang perlu diketahui si

peneliti.

21

Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 42.

22

(37)

b. Penelitian Lapangan

Penelitian ini dilakukan langsung ke lapangan dengan mendatangi

kantor pusat Griya Yatim & Dhuafa (GYD) yang terletak di Jl. Virgin

Island NA-7 De Latinos, BSD Rawa Buntu Kec. Serpong Tanggerang

Selatan. Serta langsung bertemu dengan sebagian penerima pemberdayaan

untuk melakukan wawancara dan observasi langsung. Dari hasil penelitian,

penulis mendapatkan data dengan cara berikut:

1) Dokumenter

Untuk melakukan penelitian ini dibutuhkan dokumen-dokumen GYD yang

berhubungan dengan program PEKAN, dan data penerimapemberdayaan

untuk dipelajari agar memudahkan penelitian.

2) Wawancara

Wawancara adalah Tanya jawab secara tatap muka yang dilakukan oleh

pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini peneliti melakukan tanya jawab

langsung kepada pihak pertama pelaksana program PEKAN GYD di kantor

pusat GYD. Sedangkan Pihak kedua penerima pemberdayaan.

3) Observasi

Observasi yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

(38)

yang diselidiki.23Dalam hal ini penulis melakukan penelitian dengan cara

mengamati langsung di Griya Yatim & Dhuafa.

4. Pedoman Penulisan

Pedoman skripsi ini menggunakan buku “Pedoman Penulisan Skripsi

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, UIN Press, 2012”.

G. Sistematika Penulisan

Untuk keserasian dan ketertiban pembahasan serta untuk mempermudah

analisa materi dan penulisan skripsi ini, maka penulis menjelaskan dalam

sistematika penulisan. Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari lima bab yang

dibagi dalam sub bab dan setiap sub bab mempunyai pembatasan masing-masing

yang akan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu sebagai

berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai latar

belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, tinjauan (review) kajian terdahulu, kerangka teori,

metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan teori mengenai

pengertian Zakat, Infaq,Shadaqah beserta landasan hukumnya, fungsi

23

(39)

dan peran ZIS bagi masyarakat, pengertian pemberdayaan masyarakat,

tahap-tahap pemberdayaan masyarakat, proses pemberdayaan

masyarakat, indikator pemberdayaan masyarakat, tujuan

pemberdayaan masyarakat,pengertian keterampilan, jenis-jenis

keterampilan, pengertian mustahik zakat, standar mustahik zakat

BAB III: PENGELOLAAN ZAKAT PADA YAYASAN GRIYA YATIM &

DHUAFA

Dalam bab ini, penulis memuat tentang, sejarah dan perkembangan

Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa, Dasar Hukum Yayasan Griya

Yatim dan Dhuafa, Penghimpunan Zakat, Pengelolaan Zakat,

Penyaluran Dana Zakat dan Program Pemberdayaan PEKAN Yayasan

Griya Yatim dan Dhuafa.

BABIV: PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN

MUSTAHIK ZAKAT

Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai ,

program PEKAN, Bagaimana mekanisme pemberdayaan mustahik

zakat melalui program PEKAN pada yayasan Griya Yatim dan

Dhuafa, Bagaimana dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap

peningkatan keterampilan mustahik pada yayasan Griya Yatim dan

Dhuafa. Dari data-data yang diperoleh dari penelitian hingga diketahui

hasilnya, yang kemudian dilakukan analisis terhadap hasil guna dan

(40)

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab penutup ini mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan

yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang

(41)

27

A. Zakat, Infaq dan Shadaqah

1. Pengertian Zakat

Zakat adalah isim masdar dari kata zaka-yazku-zakah.Oleh karena kata

dasar zakat adalah zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, baik, dan

bertambah. Dengan makna tersebut, orang yang telah mengelurkan zakat

diharapkan hati dan jiwanya akan menjadi besih,1 sebagaimana firman Allah swt dalam surt al-ataubah: 103,

















































Artinya:

”ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan

Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.(Q.S At-Taubah:103)

Disamping itu, selain hati dan jiwanya bersih, kekayaannya akan bersih

pula. Dari ayat di atas tergambar bahwa zakat yang dikeluarkan para Muzakki

1

(42)

dapat membersihkan dan mensucikan hati manusia, tidak lagi mempunyai

sifat yang tercela terhadap harta, seperti rakus dan kikir.

Wahbah Al-Zuhayly mengungkapkan beberapa pendapat ulama mazhab

tentang definisi Zakat:2

a. Menurut Mazhab Maliki, zakat adalah mengeluarkan sebagian yang

khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nisab (batas

kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang berhak

menerimanya (mustahiq)-nya jika harta kepemilikan itu penuh dan

mencapai haul (setahun), bukan barang tambang dan bukan pertanian.

b. Menurut Mazhab Hanafi, zakat adalah menjadikan sebagian harta yang

khusus dari harta yang khusus sebagai milik orang yang khusus, yang

ditentukan oleh syari’at karena Allah swt. Dikeluarkan hanya untuk

mengharapkan ridha Allah SWT semata.

c. Menurut Mazhab Syafi’i, zakat adalah sebuah ungkapan untuk keluarnya

harta atau tubuh sesuai cara khusus.

d. Sedangkan Menurut Mazhab Hanbali, zakat adalah hak yang wajib

(dikeluarkan) dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula.

2

(43)

Dari keempat pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa zakat

suatu kewajiban yang ditentukan terhadap harta tertentu dalam waktu tertentu

dan batasan tertentu yang diberikan kepada orang-orang tertentu.

Didin Hafidhuddin mengutip Majma’ al-Lughah Arabiyyah,

al-Mu’jam al-Wasith bahwa ditunjukan dari segi bahasa, kata zakat mempunyai

beberapa arti, yaitu al-barakah (keberkahan), al-nama (petumbuhan dan

perkembangan), al-thaharah (kesucian), dan al-shalah (keberesan).3

2. Pengertian Infaq

Dijelaskan dalam surat Ali-Imran ayat 134:





















































Artinya:

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat

kebajikan”.(Q.S Ali Imran:134)

3

(44)

Jika zakat diberikan kepada mustahik tertentu maka infak boleh

diberikan kepada siapapun juga, misalnya untuk kedua orang tua, kerabat,

tetangga dan lain sebagainya.4 Hal ini dijelaskan dalam firman Allah surat

Al-Baqarah ayat 215:











































































Artinya:

“mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa

saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka

Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya”.(Q.S Al-Baqarah:215)

3. Pengertian Shadaqah

Sedekah secara semantik lafal “shadaqah” berasal dari “shadaqa” yang

bermakna benar, atau lawan berdusta. Kemudian lafal tersebut digunakan

sebagai sebua tern dalam syari’ah islam, yang mengungkapkan “harta yang

dikeluarkan setiap manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah”. Dan

digunakan lafal tersebut untuk kepentingan ungkapan makna di atas, karena

mengeluarkan harta untuk kepentingan taqarrub kepada Allah merupakan

4

(45)

suatu sikap dan perbuatan benar untuk dilakukan setiap muslim, dalam upaya

membangun citra keislaman dan ketaqwaannya.5

Kemudian sedekah adalah pemberian sukarela yang dilkukan oleh

seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang-orang miskin, setiap

kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah maupun

waktunya. Lembaga sedekah sangat digalakan oleh ajaran islam untuk

menanamkan jiwa sosial dan mengurangi penderitaan orang lain. Sedekah

tidak terbatas pada pemberian yang bersifat material saja, tetapi juga dapat

berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain. Bahkan senyuman yang

dilakukan dengan ikhlas untuk menyenangkan orang lain, terutama dalam

kategori sedekah.6Banyak ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan sedekah

di antaranya salah satunya:



























Artinya:

“Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah dan Allah tidak

menyukai Setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat

dosa”.(Q.S Al-Baqarah:276)

5

Dr. H. Abudin Nata, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah,(Jakarta: Badan Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 1999), h. 5-6

6

(46)

B. Landasan Hukum Zakat, Infak dan Shadaqah

1. Landasan Hukum Zakat

Zakat diwajibkan di Madinah pada bulan Syawal tahun kedua

Hijriyah.Pewajibnya terjadi setelah pewajiban puasa bulan Ramadhan dan

zakat fitrah.Tetapi, zakat tidak diwajibkan atas para Nabi.Pendapat yang

terakhir ini disepakati para ulama karena zakat dimaksudkan sebagai

penyucian untuk orang-orang yang berdosa, sedangkan para Nabi terbebas

dari hal demikian.Lagi pula, mereka mengemban titipan-titipan Allah swt dan

disamping itu pula mereka tidak memiliki harta dan tidak diwarisi.

Dalam Al-Qur’an, zakat digandengkan dengan kata “Shalat” dalam

delapan puluh dua tempat. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya memiliki

keterkaitan yang sangat erat. Zakat diwajibkan dalam Al-Qur’an, sunnah dan

ijma’ulama.7

a) Adapun dasar hukum kewajiban zakat diantaranya dalam surat

Al-Baqarah:43:



























Artinya:

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta

orang-orang yang rukuk”.(Qs. Al-Baqarah: 43)

7

(47)

b) Dalil Sunnah

Dalam hadits Rasulullah SAW disebutkan antara lain: yaitu dalam

hadits riwayat Ibnu Umar ra. Rasulullah SAW bersabda:

ْبا ْ ع

ع ه ص ه ل ْ سر لاق ا ْ ع ه يضر ر ع

اْساا ي ب : س ْي

ع

ح أ ه اا لا ا ْ ا ا ش :سْ خ

ل ْ سر اً

ا اقأ ,ه

اكزلا ءاتْيا اصل

) را لا ر( اض ر ْ ص جحْلا

8

“Dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda: Islam dibangun di atas lima

perkara. Mengakui bahwasanya tiada Tuhan selain Allah dan mengakui bahwasanya Muhammad Rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan haji, dan puasa di bulan Ramadhan. (Riwayat Imam Al- Bukhori 2:2)

c) Ijma’ Ulama’

Para ulama baik salaf (klasik) maupun khalaf (kontemporer) telah

sepakat tentang adanya kewajiban zakat dan merupakan salah satu rukun

Islam serta menghukumi kafir bagi yang mengingkari kewajibannya.9

2. Landasan Hukum Infaq

Bahwa Allah mengemukakan anjurannya kepada umat islam agar

membangun citra keislaman dan ketaqwaannya melalui amal harta, yakni

menginfakkan sebagian dari yang dimiliki dan disukainya dalam jalur-jalur

8

Al-Imam al Hafidz ibnu Hajra al-Asqalani, Fathul Al- Bahari, Penerjemah: Team Azzam.

Amiruddin, Lc (Jakarta : Pustaka „Azzam, 2004), h 57

9

(48)

yang diperintahkan, yakni sabilillah, fakir dan miskin sera jalur-jalur lainya.10

Kemudian Infak hukumnya sunat dan dianjurkan Allah melalui firmanya

dalam surat Ali-Imran ayat 92:





























Artinya:

”Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja

yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (Q.S Al -Imran:92)

3. Landasan Hukum Shadaqah

Hukum dan ketentuan shadaqah dalam hal ini sama dengan ketentuan

infak. Hanya saja kalau infak berkaitan dengan materi, sedangkan shadaqah

memiliki arti yang lebih luas, termasuk pemberian yang sifatnya non materi,

seperti memberikan jasa, mengajarkan ilmu pengetahuan, mendo’akan orang

lain dan sebagainya juga masuk dalam kategori shadaqah.11

Dijelaskan dalam firman Allah surat Al-Baqarah ayat 261:

10

Dr. H. Abudin Nata, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah,(Jakarta: Badan Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 1999), h. 10

11

(49)

























































Artinya:

“perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allahmelipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.danAllah Maha Luas

(karunia-Nya) lagi Maha mengetahui”. (Q.S Al-Baqarah:261)

C. Tujuan dan Hikmah ZIS bagi Masyarakat

Tujuan disyariatkanya ibadah zakat yaitu, membangun kemaslahatan hidup

orang yang membayar zakat itu sendiri, serta membangun kemaslahatan orang

yang menerima zakat. Orang yang membayara zakat akan semakin kuat

akumulasi pahalanya, dan akan semakin mempunyai rasa aman dalam

lingkungan sosialnya. Sedangkan orang yang menerima zakat, akan terbantu

dalam menyelesaikan berbagai problema kehidupannya yang terus dililit

berbagai kesulitan ekonomi. Dengan zakat, di samping terbantu untuk memenuhi

kebutuhan konsumtifnya, juga akan terbantu dalam meningkatkan taraf hidup

mereka, dengan menjadikan harta zakat sebagai modal usaha produktif.

Demikian pula dengan tujuan infak/sedekah.12

12

(50)

Inilah tujuan syar’I dari penetapan zakat sebagai salah satu kewajiban

dalam syari’ah islam, serta penetapan infak/sedekah sebagai salah satu perbuatan

baik yang sangat dianjurkan dalam syaria’ah islam. Sedangkan

hikmah-hikmahnya:

1. Dengan zakat dan infak/sedekah seseorang akan terpelihara dirinya dari

berbagai perbuatan dosa, karena harta adalah cobaan. Berbagai perbuatan

maksiat justru lahir dari harta. Orang yang memiliki kelebihan harta, akan

muncul sikap hedinisme yang merupakan kecendrungan natural dari

susunan biologisnya sebagai manusia. Sikap hedonis inilah yang

merupakan pangkal berbagai perbuatan maksiat.

2. Denagn zakat dan infak/sedekah orang-orang fakir miskin, khusunya fakir

miskin potensial, bisa terangkat derajat kehidupanya, dan bias terbebas dari

jerat-jerat kemiskinan, dengan memberikan zakat sebagai modal usaha

mereka.

3. Dengan zakat dan infak/sedekah seseorang juga bias membina sikap

kepribadian hidupnya untuk menjadi orang-orang humanis yang memiliki

kepedulian terhadap kesulitan kehidupan orang lain. Dia akan menjadi

orang-orang pemurah dan pengasih, dan terjauh dari sikap kikir yang tidak

disukai oleh masyarakat lemah. Jika mereka menjadi orang baik, maka

akan dicintai oleh masyarakat kecil, dan kian kecil ancaman-ancaman

(51)

4. Dengan zakat dan infak/sedekah juga, seseorang dapat memperlihatkan

sikap syukur terhadap nikmat-nikmat dan karunia Allah yang telah

diterimanya. Dan Allah menjamin orang yang pandai mensyukuri nikmat

yang telah diterimanya serta akan memperoleh nikmat yang jauh lebih

besar dari pada yang dikeluarkan. 13

Jadi zakat, infaq dan shadaqah mempunyai landasan hukumnya. Zakat

yang di wajibkan menurut dalil Al-Quransunah dan ijma ulama. Kemudian

infaq dan shadaqah juga begitu dalam Al Qur’an banyak di sebutkan dalil

yang memerintahkanya.

D. Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu konsep dalam upaya

menjadikan adanya kekuatan atau kekuasaan (power) pada seseorang/individu

atau kelompok.Pemberdayaan berhubungan dengan upaya untuk merubah

kemampuan seseorang, keluarga, atau kelompok dari keadaan tidak memiliki kemampuan/kekuatan/keberdayaan menuju keadaan yang lebih baik.14

Menurut Habiyullah Jabbar pemberdayaan merupakan proses kerja sama

antara pihak yang memberdayakan dan pihak yang diberdayakan. Keduanya

13

Ibid, h. 13-14

14

Dr.N.Oneng Nurul Bariyah, M.Ag, Total Quality Managemen Zakat Prinsip dan Praktek

(52)

merupakan suatu-kesatuan yang integral untuk mewujudkan kesejahteraan dan

kemandirian. Kerja sama ini lazim dalam bentuk program yang dikelola

bersama oleh semua pihak yang terjadi dari: pihak pemerintah, swasta, dan

Masyarakat.15

Menurut Gunawan Sumadiningrat pemberdayaan diarah guna

meningkatkan ekonomi masyarakat secara produktif sehingga mampu

menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan pendapatan yang lebih

besar.Upaya peningkatan kemampuan untuk menghasilkan niai tambah paling

tidak harus ada perbaikan akses terhadap empat hal.Yaitu akses terhadap

sumberdaya, akses terhadap teknologi, akses terhadap permintaan.16

Pemberdayaan juga adalah suatu proses dan tujuan. Sebagai proses

pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau

keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu

yang mengalami masalah kemiskinan. Pemberdayaan sebagai suatu proses

merupakan suatu yang berkesinambungan dimana komunitas atau kelompok

masih ingin melakukan perubahan serta perbaikan dan tidak hanya terpaku

pada suatu program saja. Sedangkan sebagai tujuan, maka pemberdayaan

menunjukan pada keberadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah

perubahan sosial yaitu masyarakat miskin yang berdaya, memiliki kekuasaan

15

Habiullah Jabbar, (ed). Keadilan, Pemberdayaan, dan Penanggulangan Kemiskinan, (Jakarta: Balntika, Cet. Pertama, 2004), h.99

16

(53)

atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi hidupnya

baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki kepercayaan

diri, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan

tigas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan sering kali

digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah

proses.17

Adapun pola-pola pemberdayaan ekonomi masyarakat mempunyai

cirri-ciri atau unsur-unsur pokok sebagai berikut:

a. Mempunyai tujuan yang hendak dicapai

b. Mempunyai wadah yang terorganisir

c. Aktivitas yang dilakukan terencana, berlanjut, serta harus sesuai dengan

kebutuhan dan sumber daya setempat.

d. Ada tindakan bersama dan keterpaduan dari berbagai aspek yang terkait

e. Ada perubahan sikap pada masyarakat sasaran selama tahap-tahap pemberdayaan18

Kemudian upaya untuk memberdayakan masyarakat dapat dilakukan

dengan cara, yaitu:

17

Edi Suharto, Ph.D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), h.59-60

18

(54)

a. Menumbuhkan keinginan masyarakat untuk berwiraswasta, bergelut

dalam aspek ekonomi, bertindak dengan merancang munculnya diskusi

tentang apa yang menjadi masalah dalam masyarakat.

b. Memberikan informasi tentang pengalaman kelompok lain yang telah

sukses dan sejahtera.

c. Membantu masyarakat utuk membuat analisis situasi usaha yang

prospektif secara sistematik tentang hakekat dan penyebab dari masalah

berbisnis.

d. Menghubungkan masyarakat dengan sumber yang dapat dimanfaatkan19 2. Tahap-tahap Pemberdayaan Masyarakat

Dalam pemberdayaan tidak langsung tebentuk atau terjadi secara

langsung maupun tiba-tiba, tetapi melalui beberapa proses tahapan yakni:

a.Tahapan persiapan

Tahapan ini meliputi penyiapan petugas (community development),

dimana tujuan utama ini adalah untuk menyamakan persepsi antar

anggota agen perubah mengenai pendekatan apa yang akan dipilih dalam

melakukan pengembangan masyarakat. Sedangkan pada tahap penyiapan

lapangan, petugas melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan

dijadikan sasaran. Pada tahap inilah terjadi kontak dan kontrak awal

dengan kelompok sasaran.

Gambar

Tabel 1.1 Study Terdahulu .................................................................................
Gambar 2.1 Foto-Foto Kegiatan Program Pemberdayaan PEKAN  ................... 68
Table 1.1 Study Terdahulu
Tabel 1.2 Jumlah Penerimaan Zakat tahun  2010 – 2013
+4

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menentukan alternatif yang digunakan, pertama-tama yang harus dilakukan adalah membagi luas daerah tangkapan menjadi beberapa bagian sesuai dengan kondisi

3) Kawasan pantai digenangi oleh air pasang rata-rata (normal high tide). Tempat ini mencakup sebagian besar hutan mangrove, yang ditumbuhi jenis Rhizopora

pembelajaran teks resensi dengan menggunakan metode demonstrasi, setelah diberi treatment lalu dilanjutkan pada tahan posttest, tujuan ini agar mengetahui sejauh mana siswa

Dalam laporan ini, penulis akan membahas stall warning yang ada pada pesawat, mengingat fungsi stall warning yang sangat penting dalam kerja Pesawat Stall warning

Sesuai dengan konsep yaitu kebudayaan, majalah MONENG menyajikan liputan cerita rakyat betawi, siapa dan darimana orang betawi, legenda jagoan betawi, seniman betawi,

Kesimpulan: Pola pewarisan gangguan pendengaran dan ketulian pada perkawinan keluarga pada penduduk dusun Sepang, Desa Tenggelang, Kecamatan Luyo, Kabupaten polewali Mandar

Batuan penyusun cekungan tersebut berupa batuan Neogen yang mempunyai karakter berupa flysch endapan turbidit laut dalam (Suyanto & Sumantri, 1977) dari

Komponen yang dinilai Nilai Maksimal Jurnal Ilmiah Nilai Akhir yang Diperoleh International/Inte rnational Bereputasi* Nasional Terakred itasi Nasional/ Nasional terindeks