Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh:
ACHMAD ROMDHONI
1111046300003
KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
v
Penelitian ini berjudul Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui Program
PEKAN Pada Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Adalah karya ilmiah Achmad
Romdhoni, NIM 1111046300003, Mahasiswa Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf (ZISWAF), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015, di bawah bimbingan Muh. Fudhail Rahman, Lc., M.A.
Penelitian berlokasi di Komplek Delations Virgin Island NA-7 De Lations, Rawa Buntu Kec. Serpong Tangsel. Penelitian ini menelusuri akan mempertanyakan pemberdayaan mustahik zakat di yayasan Griya Yatim dan Dhuafa sejak 2012-2014 (3 tahun terakhir). Penelitian bertujuan sebagai berikut, (1) Mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program PEKAN pada yayasan GriyaYatim dan Dhuafa. (2) Dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap peningkatan keterampilan mustahik pada yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
Penelitian skripsi ini menggunakan metode penelitian pendekatan deskriptif kualitatif. Tehnik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara pada lembaga terkait data primer. Sementara data sekunder diperoleh dari kepustakaan, dokumentasi, dan brosur lembaga serta official website yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
Kesimpulan penelitian ini adalah, (1) Mekanisme dalam program pemberdayaan PEKAN yang dilakukan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa baik dalam prosedur dan tujuan pelaksanaanya kepada mustahik sesuai dengan prosedur yang sudah terencana sehingga program dapat terlaksana dengan baik. (2) Sementara dampak dengan adanya program pemberdayaan PEKAN mustahik zakat dalam peningkatan keterampilan telah banyak dirasakan oleh penerima manfaat yakni khusunya para lulusan asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa mereka mendapatkan pelatihan keterampilan dan guna bekal untuk mereka memasuki dunia kerja.
Kata Kunci :Pemberdayaan, mekanisme, Mustahik Zakat, Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
Pembimbing I :Muh. Fudhail Rahman, Lc., M.A
vi
Rasa syukur serta rangkaian puji senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan
pemelihara dan pengatur semesta alam, Allah yang maha kuasa , berkat kehendak dan
kuasanya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam
selalu tercurahkan kepada kepada baginda Nabi Muhammad SAW, suri tauladan kita
dalam setiap aktivitas kehidupan.
Alhamdulillah atas ridho dan kuasa Allah SWT seta doa dan bantuan dari
berbagai pihak secara langsung maupun tidak langung hingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Izinkan penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A selaku dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. dan Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A. selaku Ketua
dan Sekertaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Muh. Fudhail Rahman, Lc., M.A. Dosen pembimbing yang tidak kenal lelah
meluangkan waktu dan memberikan sumbangan fikiran, serta arahan kepada
vii
5. Ibunda tercinta Royani dan Ayahanda Bahruddin yang telah mencurahkan do’a
dan kasih sayang, kesabaran dan dorongan spirit maupun materi serta
pengorbanan yang selalu diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
mempersembahkan sesuatu yang mudah-mudahan dapat dijadikan kebanggaan.
Serta kepada adik penulis Ahmad Dicky Darmawan dan Achmad Zulfikri Rhodin
yang selalu memberikan dukungan dan doa dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Silvia Arafah yang selalu sama-sama saling menyemangati dan memotivasi
selama berjalanya skripsi ini. Sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Roni Anto selaku Manajer HumasYayasan Griya Yatim dan Dhuafa yang
telah membantu atas terselesaikannya skripsi ini.
8. Saudara Catur Faturachman selaku Staff IT Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
yang telah membantu dan mengorbankan waktu dan pekerjaanya atas
terselesaikannya skripsi ini.
9. Kepada pihak Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa yang telah mengijinkan penulis
dalam melakukan penelitian dan wawancara.
10. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan yang berharga selama penulis menyelesaikan
viii
kesah dan saling memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah
memberikan bantuan dan kontribusi yang cukup besar sehinga penulis dapat
lulus menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak,
semoga Allah SWT memberikan kemudahan atas semuanya. Amin Ya Robbal
’Alamin.
Jakarta,06 Muharom 1437 H 19 Oktober 2015 M
ix
LEMBAR PERNYATAAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Permasalahan... 10
1. Identifikasi Masalah ... 10
2. Pembatasan Masalah ... 10
3. Perumusan Masalah ... 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11
D. Kajian Pustaka ... 13
E. Kerangka Teori... 19
F. Metode Penelitian... 21
G. Sistematika Penulisan ... 24
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Zakat, Infaq dan Shadaqah ... 27
1. Pengertian Zakat... 27
2. Pengertian Infaq ... 29
3. Pengertian Shadaqah ... 30
x
D. Pemberdayaan Masyarakat... 37
1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ... 37
2. Tahap-Tahap Pemberdayaan Masyarakat ... 40
3. Proses Pemberdayaan Masyarakat ... 42
4. Indikator Pemberdayaan Masyarakat ... 43
5. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ... 44
E. Keterampilan ... 46
1. Pengertian Keterampilan ... 46
2. Jenis-Jenis Keterampilan ... 47
F. Mustahik Zakat... 48
1. Pengertian Mustahik Zakat ... 48
2. Standar Mustahik Zakat ... 49
BAB III PENGELOLAAN ZAKAT PADA YAYASAN GRIYA YATIM DAN DHUAFA A.Sejarah Perkembangan dan Dasar Hukum Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa... 54
B. Penghimpunan, Pengelolaan dan Penyaluran Dana ZIS ... 58
1. Penghimpunan Dana ZIS ... 58
2. Pengelolaan dan Penyaluran Dana ZIS ... 60
C.Program Pemberdayaan PEKAN Yayasan GriyaYatim dan Dhuafa... 60
1. Target Dari Program Pemberdayaan PEKAN ... 61
2. Indikator Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Dalam Pemberdayaan Program PEKAN ... 62
xi
A. kesimpulan ... 78 B. saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 80
xii
Tabel 1.3 Jumlah Penyaluran Dana Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Pada
Program Pemberdayaan Tahun 2009-2015 ... 73
Tabel 1.4 Jumlah Pencapaian Kelulusan Anak asrama Yayasan Griya Yatim
[image:12.612.118.511.104.429.2]xiv
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Di Yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa
Lampiran 4 Hasil Wawancara dengan Maneger Humas Yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa
Lampiran 5 Hasil Wawancara dengan Lulusan dan Anak mukim Yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa
Lampiran 6 Laporan Penyaluran Program
Lampiran 7 Legalitas Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
1
A. Latar Belakang Masalah
Zakat adalah tumbuh atau menumbuhkan, yaitu menumbuhkan dan
mengembangkan martabat manusia.Batasan ini, menegaskan keharusan zakat
sebagai pemberdaya kaum lemah.Zakat harus menjadi kekuatan pendorong,
perbaikan dan peningkatan keadaan penerimanya (mustahik).1 Kadar zakat
disebut dengan sedekah, semua zakat adalah sedekah, akan tetapi tidak semua
sedekah adalah zakat, tetapi zakat adalah sedekah wajib.2 Dengan pengelolaan
yang baik zakat merupakan sumber dana potensial yang dimanfaatkan untuk
memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat.3
Dalil diwajibkanya pemungutan zakat, Allah SWT dalam Firmanya
sebagaimana dijelaskan dalam surat At- Taubah: 103:
1Noor Aflah.Ed., Strategi Pengelolaan zakat di Indonesia, (Jakarta: Penerbit Forum Zakat,cet.Pertama Januari 2011), h.3
2
Dr. Husein Syahatah, Cara Praktis Menghitung Zakat, (Ciputat : Penerbit Kalam Pustaka, cet. Pertama Oktober 2005), h.16
3
Artinya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkandan mensucikanmereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.s At-Taubah: 103).
Pembayaran zakat bukan hanya menunjukkan kesalehan individual tetapi
juga mencerminkan kesalehan sosial. Zakat dibayarkan oleh aghniya, orang yang
dipandang kaya menurut aturan syara wajib membayar zakat (muzakki) kepada
orang-orang miskin sesuai pedoman Syar’i (fuqoro) yang dikategorisasikan
dalam 8 (delapan) golongan penerima (mustahik). Zakat merupakan sumber dana
potensial dalam program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi
masyarakat level bawah.4 Dasar pendayagunaan zakat umumnya didasarkan pada
surat At-Taubah ayat 60:
Artinya:“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
4
diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Q.s At-Taubah: 60).
Secara umum terdapat dua tujuan dari ajaran zakat, yaitu untuk kehidupan
individu muzakki, meliputi pencucian jiwa dari sifat kikir, mendidik berinfak dan
suka memberi, berakhlak dengan akhlak Allah, merupakan menifestasi syukur
atas nikmat Allah SWT, mengobati hati dari cinta dunia, mengembangkan
kekayaan batin, dan menarik rasa simpati/cinta. bagi penerima, zakat
membebaskan penerima dari kebutuhan, dan menghilangkan sifat dengki dan
benci. Bagi harta yang di zakati, zakat mensucikan harta dan mengembangkan
harta.Tujuan kedua memiliki dampak kehidupan kemasyarakatan secara luas
yaitu secara perlindungan (asuransi) dan jaminan sosial.5
Pengumpulan zakat tidak dapat melalui pemaksaan terhadap muzakki,
melainkan muzakki melakukan dengan kesadaran sendiri, menghitung sendiri
jumlah hartanya dan kewajiban zakatnya, muzakki dapat meminta bantuan
kepada BAZ/LAZ Lembaga Pengelolaan Zakat (LPZ). Idealnya UPZ
menyediakan panduan dalam penghimpunan dana, jenis dana, dan cara dana itu
diterima. Organisasi pengelola menetapkan jenis dana yang diterima sebagai
sumber dana. Setiap jenis dana memiliki jenis karakteristik sumber konsekuensi
pembatasan perbedaan yang harus dipenuhi oleh pengelola zakat.6
5
Yusuf Al-Qaardhawi, Hukum Zakat, (Jakarta: Litera Antar Nusa,1993), cet. Ke-3, h. 847-885
6
Pemberdayaan masyarakat berbasis zakat adalah salah satu metode
pendayagunaan dana zakat yang tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas
hidup fakir miskin melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada
mereka serta menekankan prinsip partisipasi.7
Dalam pendayagunaan, ada beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan
oleh Lembaga Amil Zakat ataupun Badan Amil Zakat.Kegiatan tersebut
diantaranya yaitu pengembangan ekonomi, pembinaan sumber daya manusia
(SDM), dan bantuan yang sifatnya sosial semata.8
Pendayagunaan zakat adalah inti dari seluruh kegiatan pengumpulan dana
zakat. Di dalam mengoptimalkan fungsi zakat sebagai amal ibadah sosial yang
mengharuskan pendayagunaan zakat diarahkan pada model produktif dari pada
model komsumtif seperti ketentuan yang tercantum dalam UU No. 23 Tahun
2011 tentang pengelolaan zakat.9
Kemudian upaya pemberdayaan masyarakat telah mendapatkan perhatian
besar yang meliputi aspek pemberdayaan ekonomi, sosial, dan politik.
pemberdayaan masyarakat dalam hal ini adalah dengan memberikan akses
kepada masyarakat, lembaga, dan organisasi masyarakat dengan memperoleh
7
Zakat dan Pemberdayaan, di akses pada tanggal 03 Februari 2015 dari
http://fatkhurrochman.blogspot.com/2012/01/zakat-pemberdayaan.html
8
Sudewo, Eri. Manajemen Zakat (Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar) Institut Manajemen Zakat. Jakarta: 2004, h.226
9
atau memanfaatkan hak masyarakat bagi peningkatan kualitas kehidupannya,
karena penyebab ketidakberdayaan masyarakat disebabkan oleh keterbatasan
akses, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, serta adanya kondisi
kemiskinan yang dialami sebagian masyarakat.10
Hal utama yang masih melandasi pendayagunaan zakat pada umumnya,
baru sebatas transparansi dan kepatutan mustahik yang menjadi sasaran
penyaluran zakat. Audit pendayagunaan, masih melandaskan diri pada
pandangan bahwa amil berperan dengan baik jika tidak keliru menetapkan
mustahik dan bisa mempertangungjawabkan dana yang diamanahkan melalui
lembaga zakat yang dikelolanya.11
Selain itu pendayagunaan zakat oleh beberapa lembaga pengumpul zakat
masih banyak yang bersifat konvensial, berjangka pendek, dan didasari motivasi
untuk menyelesaikan masalah sesaat. Zakat yang diberikan secara cuma-cuma
dalam bentuk karitas (kebaikan hati), padahal mustahik mampu berusaha,
selamanya tidak akan pernah mengubah mustahik menjadi muzakki. Bukan
mengentaskan kemiskinan tetapi melestarikan kemiskinan.12
10
Rr.Suhartini dan A. Halim.Model-model Pemberdayaan Masyarakat (yogyakarta): pustaka pesatren, 2005), h. 211.
11
Hadi Wahyudi, Optimalisai Pendayagunaan ZIS Bidang Kesehatan Pada LAZ PKPU
(Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Nasional PKPU),”(Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013)
12Abdul Alim,”
Dari pada itu harta pengumpulan zakat dari masyarakat (umat Islam) itu
kemudian didayagunakan untuk kepentingan masyarakat yang tidak mampu dan
berhak mendapatkan bagian dari harta zakat (mustahik).Pendayagunaan tersebut
harus didasarkan pada skala prioritas kebutuhan mustahik.Selain itu, khusus bagi
zakat harta (mal), pendayagunaan zakat harus pula diorientasikan pada
usaha-usaha yang bersifat produktif. Hal ini terlebih-lebih dari hasil pengumpulan infaq
dan shadaqah harus lebih diorientasikan pada usaha-usaha yang bersifat
produktif.13
Dengan adanya program-program lembaga zakat yang mendukung untuk
mengembangan potensi mustahik, salah satunya dari aspek sosial untuk
menunjang masa depan. Maka mustahik tidak perlu mengkhawatirkan berapa
banyak pengeluaran yang harus dikeluarkan sedangkan pendapatan belum tentu
memenuhi kebutuhan hidupnya.Kemudahan adanya program-program yang
mendukung mustahik ini, dapat mengurangi beban mustahik.
Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran.kemiskinan di
Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah,
kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Kemiskinan alamiah
terjadi antara lain karena sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi
yang rendah, dan bencana alam. Sedangkan kemiskinan buatan terjadi karena
13
lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian dari anggota
masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain
yang tersedia, hingga mereka tetap hidup dalam kemiskinan. Persoalan
pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi
angkatan kerja di pedesaan.Upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan
pendekatan multi disiplin yang berdimensi pemberdayaan.Pemberdayaan yang
tepat harus memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas, dan
pendayagunaan.14
Salah satu lembaga pengelolaan zakat yang mempunyai program dan
konsen terhadap pemberdayaan masyarakat atau mustahik adalah yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa (GYD). GYD sebagai sebuah organisasi sosial yang fokus
pada aspek sosial, GYD melakukan kegiatan pengumpulan, pengadministrasian
dan pendistribusian atau pendayagunaan zakat, infak shadaqah. Dari hasil
pengumpulan yang dilakukan oleh GYD, maka GYD melakukan pembuatan
program- program salah satunya dalam pemberdayaan masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik.
Oleh karena itu, yayasan Griya Yatim dan Dhuafa membangun sebuah
program pemberdayaan yang dilakukan baik secara reguler setiap bulan maupun
yang bersifat insidentil, program diantaranya berbentuk pelatihan keterampilan,
14
kemiskinan dan pengangguran di Indonesia, di akses pada tanggal 01 Maret 2015 dari
pemberian modal usaha kepada pengusaha kecil, ataupun pengembangan sumber
daya manusia. Tujuanya untuk membantu masyarakat miskin khusunya para
yatim dan dhuafa agar mandiri. Ada 3 pemberdayaan yaitu PEKAN (Pelatihan
Keterampilan untuk Anak Yatim dan Dhuafa), SIMANTAP (Santunan Peduli
anak Yatim dan Dhuafa non Panti), SMART Leadership Center (pelatihan dan
pengembangan SDM remaja-remaja dhuafa dari umur 13 tahun).
Program PEKAN yaitu Pelatihan Keterampilan untuk Anak Yatim dan
Dhuafa merupakan program pemberdayaan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
Program ini dibentuk sejak tahun 2010, dikarenakan melihat kondisi masyarakat
khususnya anak-anak banyak yang putus sekolah kemudian banyak tidak
mempunyai keahlian apapun.Program PEKAN berbentuk pembinaan dalam
bentuk pelatihan life skill.Biasanya program PEKAN diadakan di asrama-asrama
GYD yang terletak disetiap wilayah seperti di Jakarta timur. Program PEKAN
berupa Teknisi komputer, Handphone , sepeda motor, kursus menjahit,
merangkai bunga, dan lain-lain. Program ini diperuntukkan bagi anak-anak yatim
maupun dhuafa yang sudah remaja baik yang tinggal di asrama maupun yang
tidak (non mukim).Kemudian Program ini dilakukan baik secara reguler setiap
bulan maupun yang bersifat insidentil, program ini berbentuk pelatihan
keterampilan dan keahlian.Program ini merupakan pemberdayaan yang
dilakukan oleh yayasan Griya Yatim dan Dhuafa untuk meningkatkan
kerjanya nanti. Dengan adanya pelatihan keterampilan dari GYD, dapat
memberdayakan mustahik zakat sehingga mereka menjadi terampil dan
mempunyai peluang selain bekerja mereka bisa membuka usaha jasa atas
pelatihan yang mereka telah miliki dari pelatihan-pelatihan program PEKAN.
Berawal dari rasa galau beberapa founding father yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa melihat kondisi anak-anak yang terpaksa putus sekolah atau tidak
sekolah sama sekali karena harus bekerja untuk menyambung hidupnya di daerah
Kampung Dadap, pemukiman kumuh persis ditengah-tengah megahnya
perumahan Bumi Serpong Damai. Setelah beberapa kali mengadakan
pertemuan, dibentuklah lembaga sosial yang konsen pada masalah sosial
khususnya anak-anak.Dengan menempati sebuah rumah di Jl. Magnolia 1 Sektor
1.2 BSD yang digunakan juga sebagaiasrama yatim dan dhuafa terbentuklah
organisasi sosial yang bernama Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa pada tahun
2009.15Hampir setiap tahunnya penghimpunan dana Zakat di yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa mengalami peningkatan. Jumlah dana yang terhimpun pada
tahun 2013 meningkat (Rp.4.51 miliyar) di bandingkan 2012 (Rp 3,11 milyar)
dan tahun 2011 (Rp 1,6 miliyar) kemudian 2010 (Rp 695 juta) sehingga total
15Griya Yatim & Dhuafa (GYD) “
Sejarah Terbentuknya Griya Yatim & Dhuafa” di akses
penghimpunan sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 sejumlah Rp. 9,91
milyar.16
Dari sinilah maka penulis tertarik membuat karya tulis dalam bentuk
skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui Program
PEKAN Pada Yayasan Griya Yatim Dan Dhuafa” .
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Terkait dengan latar belakng tersebut, maka penulis mengidentifikasi
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program
PEKAN pada Yayasan Griya Yatim & Dhuafa?
b. Bagaimana dampak pemberdayaan mustahik zakat dalam peningkatan
keterampilan oleh yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
c. Bagaimana hasil program PEKAN Tersebut apakah anak yatim dan
dhuafa mandiri atau tidak?
2. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas dan fokus pada
penulisan skripsi, maka penulis menganggap perlu untuk menyajikan
penulisan skripsi ini hanya sebatas pada penekanan sebagai berikut :
16Griya Yatim & Dhuafa (GYD) “
a. Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam pemberdayaan mustahik zakat
melalui program PEKAN.
b. Mustahik zakat mandiri atau tidak setelah mendapatkan program PEKAN.
c. Tempat penelitian di Yayasan Griya Yatim & Dhuafa dan di asrama
yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
d. Penelitian dilakukan pada tahun 2015.
e. Penelitian ini menelusuri akan mempertanyakan pemberdayaan mustahik
zakat di Yayasan Griya Yatim & Dhuafa sejak 2012-2014 (3 tahun
terakhir).
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat penulis rumuskan
sebagai berikut:
a. Bagaimana mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program
PEKAN pada Yayasan Griya Yatim & Dhuafa?
b. Bagaimana dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap peningkatan
keterampilan mustahik pada Yayasan Griya Yatim & Dhuafa?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pembuatan skripsi ini adalah :
a. Untuk mengetahui mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui
b. Untuk mengetahui dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap
keterampilansetelah mendapatkan program PEKAN pada Yayasan Griya
Yatim & Dhuafa.
2. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, dapat membuat pencerahan bagi
pihak-pihak terkait :
a. Bagi Akademisi
Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan pengetahuan tentang
zakat dan ekonomi syariah di tempat penulis menuntut ilmu.Sehingga
penulis bisa memberikan manfaat bagi para pencari ilmu.
b. Bagi Praktisi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi GYD atau pihak
terkait yang di dalamnya untuk meningkatkan mutu yang lebih baik, demi
kesejahteraan masyarakat sehingga tidak ada lagi kemiskinan dan bisa
meningkatkan perekonomian negara.
c. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat memberikan tambahan nilai kesejahteraan agar selalu
menyadari kewajiban untuk berzakat dari harta yang kita dapatkan untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan aktivitas
D. Tinjauan (Review) Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah untuk mendapatkan gambaran hubungan topik yang
akan diteliti dengan peneliti sejenis yang pernah dilakukan oleh penelitian
sebelumnya sehingga tidak ada pengulangan yang tidak perlu. Uraian berikut
akan memaparkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan, sehingga menjadi
[image:27.612.116.522.145.713.2]jelas bagaimana penelitian ini penting dilakukan.
Table 1.1 Study Terdahulu
No Nama Peneliti,
Judul
Penelitian
Keterangan dan Isi
Penelitian
Perbedaan dengan
Penulis
1. Amelia
“Pemberdayan
n Masyarakat
Melalui Pelatihan Keterampilan Teknisi HandphoneDi Institut
Skripsi ini membahas
tentang bagaimana
pemberdayaan masyarakat
melalui pelatihan teknisi
handphone di Institute
Kemandirian Dompet
Dhuafa dilaksanakan.
Kemudian bagaimana
pelatihan keterampilan
Sedangkan penelitian
skripsi ini membahas
mengenai “Pemberdayaan
Mustahik Zakat Melalui
Program PEKAN Pada
Yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa”. Penelitian ini
untuk mengetahui
Kemandirian Dompet Dhuafa”.Konse ntrasi Pengembangan Masyarakat
Islam, Fakultas
Dakwah dan
Komunikasi,
UIN Jakarta,
Tahun 2009.
teknisi handphone di
Institut Kemandirian
Dompet Dhuafa dan
apakah memberikan
kontribusi kepada
semangat kemandirian
pada pelakunya.
zakat melalui program
PEKAN pada Yayasan
Griya Yatim & Dhuafa dan
bagaimana dampak
pemberdayaan mustahik
zakat terhadap peningkatan
keterampilan mustahik
pada Yayasan Griya Yatim
& Dhuafa. Metode yang
digunakan adalah dengan
menggunakan pendekatan
kualitatif. Dengan
pengumpulan data berupa
kepustakaan dan penelitian
lapangan.
2. Aceng
Taryana“Peran an Zakat Dalam Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Skripsi ini membahas
tentang membahas
mengenai pemberdayaan
masyarakat melalui
program ketahanan
pangan ubi. Tujuan
penelitian ini untuk
Sedangkan penelitian skripsi ini membahas
mengenai “Pemberdayaan
Mustahik Zakat Melalui
Program PEKAN Pada
Yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa”. Penelitian ini
Program Ketahanan Pangan Ubi”. (studi kasus masyarakat mandiri Dompet Dhuafa di Kabupaten Kuningan Jawa Barat). Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta, Tahun 2011. mengetahui mekanisme,
aplikasi dan sejauh mana
efektifitas penyaluran
dana zakat yang
dilakukan Masyarakat
Mandiri Dompet Dhuafa
dalam mengembangkan
program ketahan pangan
ubi. Metode yang
digunakan adalah
penelitian kualitatif
dengan mendapatkan data
atau informasi melalui
observasi, wawancara,
kamera dan dokumentasi.
bagaimana mekanisme
pemberdayaan mustahik
zakat melalui program
PEKAN pada Yayasan
Griya Yatim & Dhuafa dan
bagaimana dampak
pemberdayaan mustahik
zakat terhadap peningkatan
keterampilan mustahik
pada Yayasan Griya Yatim
& Dhuafa. Metode yang
digunakan adalah dengan
menggunakan pendekatan
kualitatif. Dengan
pengumpulan data berupa
kepustakaan dan penelitian
3. Aditya Ramadhan “Analisa Pemberdayaan Zakat Dalam Mensejahterak an Perekonomian Mustahik”.(stu
di kasus pada
lembaga amil zakat Sejahtera Ummat Pondok Aren-Tanggerang). Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta, Penelitian membahas
penyaluran dana zakat
melalui pemberdayaan
masyarakat . Tujuan
penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh dari
zakat dalam
mengingkatkan
kesejahteraan mustahik
dan seberapa besar tingkat
keberhasilan dari program
yang telah dilakukan oleh
Lembaga Amil Zakat
Sejahtera Ummat. Metode
yang digunakan adalah
penelitian kualitatif
dengan mendapatkan data
atau informasih melalui
observasi, wawancara dan
studi documenter.
Sedangkan penelitian
skripsi ini membahas
mengenai “Pemberdayaan
Mustahik Zakat Melalui
Program PEKAN Pada
Yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa”. Penelitian ini
untuk mengetahui
bagaimana mekanisme
pemberdayaan mustahik
zakat melalui program
PEKAN pada Yayasan
Griya Yatim & Dhuafa dan
bagaimana dampak
pemberdayaan mustahik
zakat terhadap peningkatan
keterampilan mustahik
pada Yayasan Griya Yatim
& Dhuafa. Metode yang
digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Dengan
Tahun 2013 kepustakaan dan penelitian lapangan.
4. Abdul Alim
“Pemberdayaa n Ekonomi Mustahik Zakat Perusahaan Pada Baitulmall Muamalat” Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Penelitian membahas pemberdayaan ekonomi
mustahik dengan zakat
perusahaan.Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui
pendistribusian dan
pencapaian memberdayakan
ekonomi mustahik melalui
zakat perusahaa secara
produktif oleh Baitull
Muamalat selaku lembaga
zakat. Metode yang
digunakan adalah penelitian
kualitatif dengan
mendapatkan data atau
informasih melalui
Sedangkan penelitian
skripsi ini membahas
mengenai “Pemberdayaan
Mustahik Zakat Melalui
Program PEKAN Pada
Yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa”. Penelitian ini
untuk mengetahui
bagaimana mekanisme
pemberdayaan mustahik
zakat melalui program
PEKAN pada Yayasan
Griya Yatim & Dhuafa dan
bagaimana dampak
pemberdayaan mustahik
UIN Jakarta,
Tahun 2010.
.
wawancara dan studi
documenter.
keterampilan mustahik
pada Yayasan Griya Yatim
& Dhuafa. Metode yang
digunakan adalah dengan
menggunakan pendekatan
kualitatif. Dengan
pengumpulan data berupa
kepustakaan dan penelitian
lapangan.
Sementara itu, penelitian yang ingin penulis bahas yaitu tentang
“Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui Program PEKAN Pada Yayasan
Griya Yatim dan Dhuafa”. Dalam penelitian ini difokuskan mengenai Bagai
mana mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program PEKAN pada
Yayasan Griya Yatim & Dhuafa dan Bagaimana dampak pemberdayaan
mustahik zakat terhadap peningkatan keterampilan mustahik pada Yayasan Griya
Yatim & Dhuafa dengan menggunakan metode Kualitatif dan pendekatan
E. Kerangka Teori
Untuk memudahkan penulis dalam penyusunan skripsi, maka penulis perlu
menjelaskan beberapa istilah yang terkait dengan judul skripsi ini, diantaranya,
Yayasan Griya Yatim & Dhuafa, pendayagunaan dan pemberdayaan.
Yayasan Griya Yatim & Dhuafa sebagai sebuah organisasi sosial yang
fokus pada aspek sosial, GYD melakukan kegiatan pengumpulan,
pengadministrasian dan pendistribusian atau pendayagunaan zakat, infak
shadaqah.Dari hasil pengumpulan yang dilakukan oleh GYD, maka GYD
melakukan pembuatan program- program pemberdayaan dalam meningkatkan
kesejahteraan mustahik.
Pendayagunaanzakat, menurut Pedoman Pelaksanaan Zakat di DKI Jaya itu
ditentukan sebagai berikut :
1. Bersifat edukatif, produktif, agar penerima zakat pada suatu masa tidak
memerlukan zakat lagi dan diharapkan menjadi orang yang membayar
zakat.
2. Untuk fakir miskin, muallaf, dan ibnussabil, pembagian zakat itu
dititikberatkan pada pribadinya bukan pada lembaga hukum yang
mengurusnya. Kebijaksanaa ini dilakukan agar unsure pendidikan yang
3. Bagi kelompok amil, gharimin, dan sabilillah, pembagian dititikberatkan
pada badan hukumny atau kepada lembaga yang mengurus atau melakukan
aktivitas-aktivitas keislaman. 17
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata Pemberdayaan diterjemahkan
sebagai upaya pendayagunaan, pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil
yang memuaskan.
Kemudian istilah Pemberdayaan diartikan sebagai upaya memperluas
horison pilihan bagi masyarakat, dengan upaya pendayagunaan
potensial,pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. Ini
berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah
yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan
pilihan-pilihan.18
Sedangkan tujuannya pemberdayaan Masyarakat adalah terwujudnya
kemandirian masyarakat dalam berusaha dengan kelembagaan yang tangguh
sehingga masyarakat sejahtera.19
Dalam kegiatan program pemberdayaan PEKAN, Yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa melakukan pelatihan life skill seperti, yaitu Teknisi computer, HP,
sepeda motor, kursus menjahit, merangkai bunga dan lain-lain.
17
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf, (Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press), 1988, cet.1), h,68-69
18
Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha,(Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005, cet. 1),h, 53-54
19
Tujuan Pemberdayaan Masyarkat, di akses pada tanggal 08 Desember 2014 dari
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa pemberdayaan kepada Yatim dan
Dhuafa yang dikhususkan kepada remaja yang dilakukan Yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa sangat membantu bagi anak-anak Yatim dan Dhuafa setelah mereka
dewasa dalam menghadapi tantangan didunia pekerjaan nantinya.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
analisis deskriptif, yaitu pengumpulan data yang berupa kata-kata, gambaran
dan bukan angka-angka.20Adapun data yang bersifat angka hanya dijadikan
sebagai data pelengkap penelitian.Data yang sudah dikumpulkan, diolah dan
dijelaskan sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Dengan demikian penelitian ini dapat memberikan gambaran sistematis
dan akurat mengenai fenomena yang diteliti. Penelitian analisis merupakan
penelitian yang ditujukan untuk meneliti secara terperinci suatu aktifitas atau
kejadian, dan hasil dari penelitian tersebut dapat memberikan
rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.
20
2. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini digunakan dua metode pengambilan data, yaitu :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik
dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil
pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.21Data yang
dipeoleh adalah data penerima pemberdayaan program PEKAN, data
penyaluran zakat dan data yang berhubungan dengan GRIYA YATIM &
DHUAFA.
b.Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut
dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain
misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. 22
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Kepustakaan
Penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang
akan membantu pengetahuan dengan bantuan berupa buku- buku, majalah,
catatan, dokumen- dokumen atau website yang memang perlu diketahui si
peneliti.
21
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 42.
22
b. Penelitian Lapangan
Penelitian ini dilakukan langsung ke lapangan dengan mendatangi
kantor pusat Griya Yatim & Dhuafa (GYD) yang terletak di Jl. Virgin
Island NA-7 De Latinos, BSD Rawa Buntu Kec. Serpong Tanggerang
Selatan. Serta langsung bertemu dengan sebagian penerima pemberdayaan
untuk melakukan wawancara dan observasi langsung. Dari hasil penelitian,
penulis mendapatkan data dengan cara berikut:
1) Dokumenter
Untuk melakukan penelitian ini dibutuhkan dokumen-dokumen GYD yang
berhubungan dengan program PEKAN, dan data penerimapemberdayaan
untuk dipelajari agar memudahkan penelitian.
2) Wawancara
Wawancara adalah Tanya jawab secara tatap muka yang dilakukan oleh
pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini peneliti melakukan tanya jawab
langsung kepada pihak pertama pelaksana program PEKAN GYD di kantor
pusat GYD. Sedangkan Pihak kedua penerima pemberdayaan.
3) Observasi
Observasi yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
yang diselidiki.23Dalam hal ini penulis melakukan penelitian dengan cara
mengamati langsung di Griya Yatim & Dhuafa.
4. Pedoman Penulisan
Pedoman skripsi ini menggunakan buku “Pedoman Penulisan Skripsi
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, UIN Press, 2012”.
G. Sistematika Penulisan
Untuk keserasian dan ketertiban pembahasan serta untuk mempermudah
analisa materi dan penulisan skripsi ini, maka penulis menjelaskan dalam
sistematika penulisan. Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari lima bab yang
dibagi dalam sub bab dan setiap sub bab mempunyai pembatasan masing-masing
yang akan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu sebagai
berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai latar
belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, tinjauan (review) kajian terdahulu, kerangka teori,
metode penelitian, sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI
Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan teori mengenai
pengertian Zakat, Infaq,Shadaqah beserta landasan hukumnya, fungsi
23
dan peran ZIS bagi masyarakat, pengertian pemberdayaan masyarakat,
tahap-tahap pemberdayaan masyarakat, proses pemberdayaan
masyarakat, indikator pemberdayaan masyarakat, tujuan
pemberdayaan masyarakat,pengertian keterampilan, jenis-jenis
keterampilan, pengertian mustahik zakat, standar mustahik zakat
BAB III: PENGELOLAAN ZAKAT PADA YAYASAN GRIYA YATIM &
DHUAFA
Dalam bab ini, penulis memuat tentang, sejarah dan perkembangan
Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa, Dasar Hukum Yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa, Penghimpunan Zakat, Pengelolaan Zakat,
Penyaluran Dana Zakat dan Program Pemberdayaan PEKAN Yayasan
Griya Yatim dan Dhuafa.
BABIV: PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN
MUSTAHIK ZAKAT
Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai ,
program PEKAN, Bagaimana mekanisme pemberdayaan mustahik
zakat melalui program PEKAN pada yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa, Bagaimana dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap
peningkatan keterampilan mustahik pada yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa. Dari data-data yang diperoleh dari penelitian hingga diketahui
hasilnya, yang kemudian dilakukan analisis terhadap hasil guna dan
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab penutup ini mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan
yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang
27
A. Zakat, Infaq dan Shadaqah
1. Pengertian Zakat
Zakat adalah isim masdar dari kata zaka-yazku-zakah.Oleh karena kata
dasar zakat adalah zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, baik, dan
bertambah. Dengan makna tersebut, orang yang telah mengelurkan zakat
diharapkan hati dan jiwanya akan menjadi besih,1 sebagaimana firman Allah swt dalam surt al-ataubah: 103,
Artinya:
”ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.(Q.S At-Taubah:103)
Disamping itu, selain hati dan jiwanya bersih, kekayaannya akan bersih
pula. Dari ayat di atas tergambar bahwa zakat yang dikeluarkan para Muzakki
1
dapat membersihkan dan mensucikan hati manusia, tidak lagi mempunyai
sifat yang tercela terhadap harta, seperti rakus dan kikir.
Wahbah Al-Zuhayly mengungkapkan beberapa pendapat ulama mazhab
tentang definisi Zakat:2
a. Menurut Mazhab Maliki, zakat adalah mengeluarkan sebagian yang
khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nisab (batas
kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang berhak
menerimanya (mustahiq)-nya jika harta kepemilikan itu penuh dan
mencapai haul (setahun), bukan barang tambang dan bukan pertanian.
b. Menurut Mazhab Hanafi, zakat adalah menjadikan sebagian harta yang
khusus dari harta yang khusus sebagai milik orang yang khusus, yang
ditentukan oleh syari’at karena Allah swt. Dikeluarkan hanya untuk
mengharapkan ridha Allah SWT semata.
c. Menurut Mazhab Syafi’i, zakat adalah sebuah ungkapan untuk keluarnya
harta atau tubuh sesuai cara khusus.
d. Sedangkan Menurut Mazhab Hanbali, zakat adalah hak yang wajib
(dikeluarkan) dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula.
2
Dari keempat pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa zakat
suatu kewajiban yang ditentukan terhadap harta tertentu dalam waktu tertentu
dan batasan tertentu yang diberikan kepada orang-orang tertentu.
Didin Hafidhuddin mengutip Majma’ al-Lughah Arabiyyah,
al-Mu’jam al-Wasith bahwa ditunjukan dari segi bahasa, kata zakat mempunyai
beberapa arti, yaitu al-barakah (keberkahan), al-nama (petumbuhan dan
perkembangan), al-thaharah (kesucian), dan al-shalah (keberesan).3
2. Pengertian Infaq
Dijelaskan dalam surat Ali-Imran ayat 134:
Artinya:
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan”.(Q.S Ali Imran:134)
3
Jika zakat diberikan kepada mustahik tertentu maka infak boleh
diberikan kepada siapapun juga, misalnya untuk kedua orang tua, kerabat,
tetangga dan lain sebagainya.4 Hal ini dijelaskan dalam firman Allah surat
Al-Baqarah ayat 215:
Artinya:
“mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa
saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka
Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya”.(Q.S Al-Baqarah:215)
3. Pengertian Shadaqah
Sedekah secara semantik lafal “shadaqah” berasal dari “shadaqa” yang
bermakna benar, atau lawan berdusta. Kemudian lafal tersebut digunakan
sebagai sebua tern dalam syari’ah islam, yang mengungkapkan “harta yang
dikeluarkan setiap manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah”. Dan
digunakan lafal tersebut untuk kepentingan ungkapan makna di atas, karena
mengeluarkan harta untuk kepentingan taqarrub kepada Allah merupakan
4
suatu sikap dan perbuatan benar untuk dilakukan setiap muslim, dalam upaya
membangun citra keislaman dan ketaqwaannya.5
Kemudian sedekah adalah pemberian sukarela yang dilkukan oleh
seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang-orang miskin, setiap
kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah maupun
waktunya. Lembaga sedekah sangat digalakan oleh ajaran islam untuk
menanamkan jiwa sosial dan mengurangi penderitaan orang lain. Sedekah
tidak terbatas pada pemberian yang bersifat material saja, tetapi juga dapat
berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain. Bahkan senyuman yang
dilakukan dengan ikhlas untuk menyenangkan orang lain, terutama dalam
kategori sedekah.6Banyak ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan sedekah
di antaranya salah satunya:
Artinya:
“Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah dan Allah tidak
menyukai Setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat
dosa”.(Q.S Al-Baqarah:276)
5
Dr. H. Abudin Nata, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah,(Jakarta: Badan Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 1999), h. 5-6
6
B. Landasan Hukum Zakat, Infak dan Shadaqah
1. Landasan Hukum Zakat
Zakat diwajibkan di Madinah pada bulan Syawal tahun kedua
Hijriyah.Pewajibnya terjadi setelah pewajiban puasa bulan Ramadhan dan
zakat fitrah.Tetapi, zakat tidak diwajibkan atas para Nabi.Pendapat yang
terakhir ini disepakati para ulama karena zakat dimaksudkan sebagai
penyucian untuk orang-orang yang berdosa, sedangkan para Nabi terbebas
dari hal demikian.Lagi pula, mereka mengemban titipan-titipan Allah swt dan
disamping itu pula mereka tidak memiliki harta dan tidak diwarisi.
Dalam Al-Qur’an, zakat digandengkan dengan kata “Shalat” dalam
delapan puluh dua tempat. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya memiliki
keterkaitan yang sangat erat. Zakat diwajibkan dalam Al-Qur’an, sunnah dan
ijma’ulama.7
a) Adapun dasar hukum kewajiban zakat diantaranya dalam surat
Al-Baqarah:43:
Artinya:
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta
orang-orang yang rukuk”.(Qs. Al-Baqarah: 43)
7
b) Dalil Sunnah
Dalam hadits Rasulullah SAW disebutkan antara lain: yaitu dalam
hadits riwayat Ibnu Umar ra. Rasulullah SAW bersabda:
ْبا ْ ع
ع ه ص ه ل ْ سر لاق ا ْ ع ه يضر ر ع
اْساا ي ب : س ْي
ع
ح أ ه اا لا ا ْ ا ا ش :سْ خ
ل ْ سر اً
ا اقأ ,ه
اكزلا ءاتْيا اصل
) را لا ر( اض ر ْ ص جحْلا
8“Dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda: Islam dibangun di atas lima
perkara. Mengakui bahwasanya tiada Tuhan selain Allah dan mengakui bahwasanya Muhammad Rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan haji, dan puasa di bulan Ramadhan. (Riwayat Imam Al- Bukhori 2:2)
c) Ijma’ Ulama’
Para ulama baik salaf (klasik) maupun khalaf (kontemporer) telah
sepakat tentang adanya kewajiban zakat dan merupakan salah satu rukun
Islam serta menghukumi kafir bagi yang mengingkari kewajibannya.9
2. Landasan Hukum Infaq
Bahwa Allah mengemukakan anjurannya kepada umat islam agar
membangun citra keislaman dan ketaqwaannya melalui amal harta, yakni
menginfakkan sebagian dari yang dimiliki dan disukainya dalam jalur-jalur
8
Al-Imam al Hafidz ibnu Hajra al-Asqalani, Fathul Al- Bahari, Penerjemah: Team Azzam.
Amiruddin, Lc (Jakarta : Pustaka „Azzam, 2004), h 57
9
yang diperintahkan, yakni sabilillah, fakir dan miskin sera jalur-jalur lainya.10
Kemudian Infak hukumnya sunat dan dianjurkan Allah melalui firmanya
dalam surat Ali-Imran ayat 92:
Artinya:
”Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja
yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (Q.S Al -Imran:92)
3. Landasan Hukum Shadaqah
Hukum dan ketentuan shadaqah dalam hal ini sama dengan ketentuan
infak. Hanya saja kalau infak berkaitan dengan materi, sedangkan shadaqah
memiliki arti yang lebih luas, termasuk pemberian yang sifatnya non materi,
seperti memberikan jasa, mengajarkan ilmu pengetahuan, mendo’akan orang
lain dan sebagainya juga masuk dalam kategori shadaqah.11
Dijelaskan dalam firman Allah surat Al-Baqarah ayat 261:
10
Dr. H. Abudin Nata, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah,(Jakarta: Badan Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 1999), h. 10
11
Artinya:
“perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allahmelipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.danAllah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha mengetahui”. (Q.S Al-Baqarah:261)
C. Tujuan dan Hikmah ZIS bagi Masyarakat
Tujuan disyariatkanya ibadah zakat yaitu, membangun kemaslahatan hidup
orang yang membayar zakat itu sendiri, serta membangun kemaslahatan orang
yang menerima zakat. Orang yang membayara zakat akan semakin kuat
akumulasi pahalanya, dan akan semakin mempunyai rasa aman dalam
lingkungan sosialnya. Sedangkan orang yang menerima zakat, akan terbantu
dalam menyelesaikan berbagai problema kehidupannya yang terus dililit
berbagai kesulitan ekonomi. Dengan zakat, di samping terbantu untuk memenuhi
kebutuhan konsumtifnya, juga akan terbantu dalam meningkatkan taraf hidup
mereka, dengan menjadikan harta zakat sebagai modal usaha produktif.
Demikian pula dengan tujuan infak/sedekah.12
12
Inilah tujuan syar’I dari penetapan zakat sebagai salah satu kewajiban
dalam syari’ah islam, serta penetapan infak/sedekah sebagai salah satu perbuatan
baik yang sangat dianjurkan dalam syaria’ah islam. Sedangkan
hikmah-hikmahnya:
1. Dengan zakat dan infak/sedekah seseorang akan terpelihara dirinya dari
berbagai perbuatan dosa, karena harta adalah cobaan. Berbagai perbuatan
maksiat justru lahir dari harta. Orang yang memiliki kelebihan harta, akan
muncul sikap hedinisme yang merupakan kecendrungan natural dari
susunan biologisnya sebagai manusia. Sikap hedonis inilah yang
merupakan pangkal berbagai perbuatan maksiat.
2. Denagn zakat dan infak/sedekah orang-orang fakir miskin, khusunya fakir
miskin potensial, bisa terangkat derajat kehidupanya, dan bias terbebas dari
jerat-jerat kemiskinan, dengan memberikan zakat sebagai modal usaha
mereka.
3. Dengan zakat dan infak/sedekah seseorang juga bias membina sikap
kepribadian hidupnya untuk menjadi orang-orang humanis yang memiliki
kepedulian terhadap kesulitan kehidupan orang lain. Dia akan menjadi
orang-orang pemurah dan pengasih, dan terjauh dari sikap kikir yang tidak
disukai oleh masyarakat lemah. Jika mereka menjadi orang baik, maka
akan dicintai oleh masyarakat kecil, dan kian kecil ancaman-ancaman
4. Dengan zakat dan infak/sedekah juga, seseorang dapat memperlihatkan
sikap syukur terhadap nikmat-nikmat dan karunia Allah yang telah
diterimanya. Dan Allah menjamin orang yang pandai mensyukuri nikmat
yang telah diterimanya serta akan memperoleh nikmat yang jauh lebih
besar dari pada yang dikeluarkan. 13
Jadi zakat, infaq dan shadaqah mempunyai landasan hukumnya. Zakat
yang di wajibkan menurut dalil Al-Quransunah dan ijma ulama. Kemudian
infaq dan shadaqah juga begitu dalam Al Qur’an banyak di sebutkan dalil
yang memerintahkanya.
D. Pemberdayaan Masyarakat
1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu konsep dalam upaya
menjadikan adanya kekuatan atau kekuasaan (power) pada seseorang/individu
atau kelompok.Pemberdayaan berhubungan dengan upaya untuk merubah
kemampuan seseorang, keluarga, atau kelompok dari keadaan tidak memiliki kemampuan/kekuatan/keberdayaan menuju keadaan yang lebih baik.14
Menurut Habiyullah Jabbar pemberdayaan merupakan proses kerja sama
antara pihak yang memberdayakan dan pihak yang diberdayakan. Keduanya
13
Ibid, h. 13-14
14
Dr.N.Oneng Nurul Bariyah, M.Ag, Total Quality Managemen Zakat Prinsip dan Praktek
merupakan suatu-kesatuan yang integral untuk mewujudkan kesejahteraan dan
kemandirian. Kerja sama ini lazim dalam bentuk program yang dikelola
bersama oleh semua pihak yang terjadi dari: pihak pemerintah, swasta, dan
Masyarakat.15
Menurut Gunawan Sumadiningrat pemberdayaan diarah guna
meningkatkan ekonomi masyarakat secara produktif sehingga mampu
menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan pendapatan yang lebih
besar.Upaya peningkatan kemampuan untuk menghasilkan niai tambah paling
tidak harus ada perbaikan akses terhadap empat hal.Yaitu akses terhadap
sumberdaya, akses terhadap teknologi, akses terhadap permintaan.16
Pemberdayaan juga adalah suatu proses dan tujuan. Sebagai proses
pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau
keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu
yang mengalami masalah kemiskinan. Pemberdayaan sebagai suatu proses
merupakan suatu yang berkesinambungan dimana komunitas atau kelompok
masih ingin melakukan perubahan serta perbaikan dan tidak hanya terpaku
pada suatu program saja. Sedangkan sebagai tujuan, maka pemberdayaan
menunjukan pada keberadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah
perubahan sosial yaitu masyarakat miskin yang berdaya, memiliki kekuasaan
15
Habiullah Jabbar, (ed). Keadilan, Pemberdayaan, dan Penanggulangan Kemiskinan, (Jakarta: Balntika, Cet. Pertama, 2004), h.99
16
atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi hidupnya
baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki kepercayaan
diri, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan
tigas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan sering kali
digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah
proses.17
Adapun pola-pola pemberdayaan ekonomi masyarakat mempunyai
cirri-ciri atau unsur-unsur pokok sebagai berikut:
a. Mempunyai tujuan yang hendak dicapai
b. Mempunyai wadah yang terorganisir
c. Aktivitas yang dilakukan terencana, berlanjut, serta harus sesuai dengan
kebutuhan dan sumber daya setempat.
d. Ada tindakan bersama dan keterpaduan dari berbagai aspek yang terkait
e. Ada perubahan sikap pada masyarakat sasaran selama tahap-tahap pemberdayaan18
Kemudian upaya untuk memberdayakan masyarakat dapat dilakukan
dengan cara, yaitu:
17
Edi Suharto, Ph.D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), h.59-60
18
a. Menumbuhkan keinginan masyarakat untuk berwiraswasta, bergelut
dalam aspek ekonomi, bertindak dengan merancang munculnya diskusi
tentang apa yang menjadi masalah dalam masyarakat.
b. Memberikan informasi tentang pengalaman kelompok lain yang telah
sukses dan sejahtera.
c. Membantu masyarakat utuk membuat analisis situasi usaha yang
prospektif secara sistematik tentang hakekat dan penyebab dari masalah
berbisnis.
d. Menghubungkan masyarakat dengan sumber yang dapat dimanfaatkan19 2. Tahap-tahap Pemberdayaan Masyarakat
Dalam pemberdayaan tidak langsung tebentuk atau terjadi secara
langsung maupun tiba-tiba, tetapi melalui beberapa proses tahapan yakni:
a.Tahapan persiapan
Tahapan ini meliputi penyiapan petugas (community development),
dimana tujuan utama ini adalah untuk menyamakan persepsi antar
anggota agen perubah mengenai pendekatan apa yang akan dipilih dalam
melakukan pengembangan masyarakat. Sedangkan pada tahap penyiapan
lapangan, petugas melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan
dijadikan sasaran. Pada tahap inilah terjadi kontak dan kontrak awal
dengan kelompok sasaran.