• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN MORFOMETRI WERENG HIJAU (Nephotettix virescens) DAN GULMA PADA EKOSISTEM PADI SAWAH DI KECAMATAN SIDAMANIK DAN KECAMATAN PEMATANG SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN MORFOMETRI WERENG HIJAU (Nephotettix virescens) DAN GULMA PADA EKOSISTEM PADI SAWAH DI KECAMATAN SIDAMANIK DAN KECAMATAN PEMATANG SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Ajeng Silvia Yunizar 4123220002 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

Taman Kanak-kanak di TK Kencana Mekar PTPN IV Bahbutong dan lulus pada tahun 2000. Pada tahun 2000 penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri 091422 Afd q Bahbutong dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan pendidikannya di MTs Yapensum Darma Pertiwi Bahbutong dan lulus pada tahun 2009. Kemudian pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Sidamanik dan lulus pada tahun 2012.

(4)

iii

KAJIAN MORFOMETRI WERENG HIJAU (Nephotettix virescens) DAN GULMA PADA EKOSISTEM PADI SAWAH DI KECAMATAN

SIDAM AN IK DAN K ECAM ATAN PEM ATANG SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN

Ajeng Silvia Yunizar (4123220002)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis morfometri, perbedaan morfometri dan jenis-jenis gulma yang terdapat di daerah persawahan di Kabupaten Simalungun. Sampel penelitian di ambil dari areal persawahan yang terdapat di Desa Manik Rejo dan Desa Gunung bosar. Penelitian ini menggunakan metode Survey. Sampel Nephotettix virescens yang di tangkap di analisis menggunakan regresi berganda dengan metode stepwise dan menggunakan uji t, sampel gulma di analisis dengan analisis vegetasi gulma. Parameter morfometri yang di ukur adalah panjang terukur terhadap panjang total. Secara morfometri ukuran panjang yang memberikan kontribusi terhadap panjang t pada Nephotettix virescens jantan adalah yakni panjang abdomen (X5) 79,1%, panjang stylet (X6) 89,9%, panjang sayap (X7) 90,7%, panjang tungkai belakang (X9) 93,4% dan panjang thorax (X4) 94,2%. Faktor independent yang berkontribusi terhadap panjang total Nephotettix virescens betina yakni panjang abdomen (X5) 28,1% dan panjang ovipositor (X10) 33,5%. Morfometri Nephotettix virescens memiliki ukuran yang bervariasi, terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil pengukuran pada beberapa karakter morfometri seperti perbedaan morfometri Nephotettix virescens jantan dari Gunung bosar dan Manik rejo berbeda signifikan pada ukuran panjang tubuh (Y), lebar tubuh (X1), panjang kepala (X2), lebar kepala (X3), panjang thorax (X4), panjang abdomen (X5), panjang stylet (X6), panjang sayap (X6), panjang sayap (X7), lebar sayap (X8) dan panjang tungkai belakang (X9). Di areal persawahan di Desa Gunung Bosar di temukan 9 jenis gulma yang terdiri dari 4 family, 9 genus dan 9 spesies. Gulma yang memiliki INP tertinggi adalah Cyperus rotundus (38 %) dan Agerantum conyzoides (36,6 %). Di persawahan di Desa Manik Rejo di temukan 7 jenis gulma yang terdiri dari 4 family, 7 genus dan 7 spesies, yang memiliki INP tertinggi adalah Kylinga monocepala 35,7 % dan Agerantum conyzoides 30,4 %. Berdasarkan nilai INP tertinggi, kedua daerah mempunyai kesamaan tipe vegetasi yaitu tipe Cyperaceae, asteraceae.

(5)

THE STUDY OF THE GREEN LEAFTHOPPERS (Nephotettix virescens) MORPHOMETRIC AND WEEDS IN PADDY RICE ECOSYSTEM

IN THE SIDAMANIK DISTRIC AND PEMATANG SIDAMANIK DISTRIC IN SIMALUNGUN REGENT

Ajeng Silvia Yunizar (4123220002) ABSTRACT

Objective of this research is to analyzed the morphometry, morphometric differences and the types of weeds that found in rice fields in Simalungun regent. The research sample was taken from the paddy fields in the Manik Rejo and Gunung bosar village. This study use a survey method and analysis of vegetation weed. Samples Nephotettix virescens were analyzed using multiple regression by stepwise method and using the t test, weed samples analyzed by analysis of weed vegetation. Based on morphometry, the body length that coefficient of determinasi in the total at the Nephotettix virescens male is the lenght of abdomen (79,1%), the leght of stylet (89,9%), the legth of the wings (90,7%), the leght of the hind limbs (93,4%) and the leght of thorax (94,2%) Nephotettix virescens female is the leght of abdomen (28,1%) and the leght of ovipositor (33,5%).Morphometry Nephotettix virescens vary in size, there is a significant difference to the results of measurements on some characters morphometry as the difference morphometry Nephotettix virescens male from Gunung bosar and Manik rejo differ significantly on the size of the body length (Y), the width of the body (X1), the length of the head ( X2), head width (X3), the length of the thorax (X4), the length of the abdomen (X5), the length of the stylet (X6), the lenght of the stylet (X6), the leght of the wings (X7), wingspan (X8) and the length of the hind limbs (X9 ). In paddy fields in the village of Gunung Bosar were found nine weed species consisting of 4 family, 9 genera and 9 species. In the paddy fields in the village of Manik Rejo is found seven types of weeds that consists of 4 family, 7 genera and 7 species. Based on the highest INP, the two region have the same type of vegetation thats is the Cyperaceae-asteraceae type.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt, karena atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Kajian Morfometri Wereng Hijau (Nephotettix virescens) dan Gulma pada Ejosistem Padi Sawah di Kecamatan Sidamanik dan Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana Non Kependidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Kiranya skripsi ini dapat memberi manfaat bagi rekan mahasiswa dan masyarakat. Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang dapat membangun agar menjadi skripsi yang lebih sempurna.

Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Rer. nat. Binari Manurung, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi, Ibu Dra. Martina Asiati Napitupulu Selaku Dosen

Pembimbing Akademik, Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si, Bapak Drs. Mhd. Yusuf

Nasution, M.Si, Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan banyak saran dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd dan Ibu Endang Gultom, S.Si., M.Si.Apt. Selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan serta kepada Ibu Dr. Melva Silitonga, M.S., selaku Ketua Prodi Biologi, Ibu Dra. Meida Nugrahalia, M.Sc selaku Kepala Laboratorium Biologi FMIPA UNIMED dan keluarga Bapak Yadar dan Ibu Marni serta keluarga Bapak Dani dan Ibu Wagina yang berbaik hati memperbolehkan penulis untuk melakukan penelitian dan pengambilan sampel di sawah milik mereka di Desa Gunung bosar dan di Desa Manik Rejo.

(7)

Unimed. Kepada sahabat-sahabat tercinta Ismayhop (Lelli, Pritty, Cymel, Monalisa, Ymelda, Jhelly dan Kemala), dan teman-teman Nondik B Biologi 2012 yang selama 4 tahun ini bersama-sama dalam candaan, suka dan duka selama menjalani perkuliahan, dan Puput Rahayu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Peneliti telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan. Terima Kasih.

Medan, Juni 2016 Penulis

(8)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan I

Riwayat Hidup Ii

Abstrak Abstract

Iii Iv

Kata Pengantar V

Daftar Isi Vii

Daftar Gambar Ix

Daftar Tabel X

Daftar Lampiran Xii

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 3

1.3. Batasan Masalah 3

1.4. Rumusan Masalah 3

1.5. Tujuan Penelitian 4

1.6. Manfaat Penelitian 4

BAB II. Tinjauan Pustaka 5

2.1. Wereng Hijau (Nephotettix virescens) 5

2.1.2. Nephotettix virescens 6

2.2. Tanaman Padi (Oryza sativa) 6

2.2.3. Gulma pada Padi 6

2.2.3.1. Golongan Rumput 7

2.2.3.2. Golongan Teki 7

2.2.3.3. Golongan Gulma Daun Lebar 7

2.3. Morfometri Wereng Hijau (Nephotettix virescens) 8

BAB III.METODE PENELITIAN 10

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 10

3.2. Populasi dan Sampel 10

3.3. Teknik Pengambilan Sampel 10

3.4. Jenis dan Sumber Data 11

3.5. Pelaksanaan Penelitian 11

3.5.1. Alat dan Bahan 11

3.5.2. Prosedur Kerja 12

3.6. Analisis Data 16

3.6.1. Uji t 16

3.6.2. Regresi Linear Berganda 17

(9)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 19

4.1. Hasil Penelitian 19

4.1.1. Morfologi Nephotettix virescens 29 4.1.2. Morfometri Nephotettix virescens 21 4.1.3. Pendugaan Spesies Nephotettix virescens Berdasarkan Parameter

Terukur

34

4.1.4. Analisis Vegetasi Gulma di Desa Gunung Bosar dan di Desa Manik Rejo

38

4.2. Pembahasan 39

4.2.1. Morfometri dan Perbandingan Morfometri Nephotettix virescens 39 4.2.2. Hubungan Morfometri dengan Nephotettix virescens 41 4.2.3. Hubungan Gulma dengan Nephotettix virescens 42

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 49

5.1. Kesimpulan 49

5.2. Saran 50

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Morfologi Nephotettix virescens 6 Gambar 3.2. Pengukuran Morfometri (a. lebar kepala, b. Panjang kepala,

c. Panjang stylet

14

Gambar 3.3. Pengukuran Morfometri (a. Panjang tubuh, b. Panjang thorax, c. Panjang abdomen

14

Gambar 3.4. Pengukuran Morfometri (a. Panjang dan lebar sayap, b. Panjang tungkai belakang,

15

Gambar 3.5. Pengukuran ovipositor pada Nephotettix virescens betina 15 Gambar 4.1. Morfologi Nephotettix virescens jantan (a. sayap, b. Tungkai

belakang, c. Nephotettix virescens jantan)

19

Gambar 4.2. Morfologi Nephotettix virescens betina (a. Bagian dorsal, b. Bagian abdomen, c. Tungkai belakang)

19

Gambar 4.3. Nephotettix virescens

Gambar 4.4. Agerantum conyzoides 44

Gambar 4.5. Leersia hexandra 44

Gambar 4.6.Gynura crepidioides 45

Gambar 4.7. Kylinga monocepala 46

Gambar 4.8. Eichornia crassipes 46

Gambar 4.9. Eleusine indica 42

Gambar 4.10. Imperata cilindrica 42

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Karakteristik morfometri wereng hijau 11 Tabel 4.1. Perbandingan morfometri Nephotettix virescens jantan dan

betina yang di temukan di Desa Manik Rejo Kecamatan Sidamanik dengan uji t.

22

Tabel 4.2. Perbandingan morfometri Nephotettix virescens jantan yang di temukan di Desa Manik Rejo Kecamatan Sidamanik dan di Desa Gunung Bosar Kecamatan Sidamanik dengan uji t.

25

Tabel 4.3. Perbandingan morfometri Nephotettix virescens Betina yang di temukan di Desa Manik Rejo Kecamatan Sidamanik dan di Desa Gunung Bosar Kecamatan Sidamanik dengan uji t.

28

Tabel 4.4. Besaran keofisien determinasi (r2) panjang terukur terhadap panjang total pada Nephotettix virescens jantan yang di temukan di Desa Gunung Bosar Kecamatan Pematang Sidamanik

31

Tabel 4.5. Besaran keofisien determinasi (r2) panjang terukur terhadap panjang total pada Nephotettix virescens betina yang di temukan di Desa Gunung Bosar Kecamatan Pematang Sidamanik

34

Tabel 4.6. Besaran keofisien determinasi (r2) panjang terukur terhadap panjang total pada Nephotettix virescens jantan yang di temukan di Desa Manik Rejo Kecamatan Sidamanik

35

Tabel 4.7. Besaran keofisien determinasi (r2) panjang terukur terhadap panjang total pada Nephotettix virescens betina yang di temukan di Desa Manik Rejo Kecamatan Sidamanik

35

Tabel 4.8. Besaran koefisien determinasi (r2) panjang terukur terhadap panjang total pada Nephotettix virescens jantan secara keseluruhan (jantan dari Gunung Bosar dan Manik Rejo).

36

Tabel 4.9. Besaran koefisien determinasi (r2) panjang terukur terhadap panjang total pada Nephotettix virescens betina secara keseluruhan (jantan dari Gunung Bosar dan Manik Rejo).

36

Tabel 4.10. Persamaan regresi berdasarkan metode Stepwise terhadap Nephotettix virescens jantan dan betina yang di temukan di Desa Gunung Bosar Kecamatan Pematang Sidamanik dan di Desa Manik Rejo Kecamatan Sidamanik.

37

Tabel 4.11. Tabel perhitungan INP gulma yang di temukan di Desa Gunung Bosar Kecamatan Pematang Sidamanik.

38

Tabel 4.12. Tabel perhitungan INP gulma yang di temukan di Desa Manik Rejo Kecamatan Sidamanik.

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: Data pengukuran morfometri Nephotettix virescens 53

Lampiran 2: Penghitungan Uji T mengunakan IBM SPSS 20 58

Lampiran 3: Perhitungan Regresi Linear Berganda Menggunakan IBM SPSS 20

81

(13)

1

Sebagai negara agraris sangatlah penting untuk selalu memikirkan dan melakukan inovasi demi tercapainya swasembada pangan nasional. Untuk mencapai tujuan sebagai negara berswasembada pangan sangat banyak kendala yang harus dihadapi. Sebagai tanaman pangan utama di Indonesia, padi memiliki banyak hama dari jenis serangga salah satunya adalah wereng. Manurung et al. (2012) telah melaporkan keanekaragaman, distribusi dan kelimpahan serangan wereng Hemiptera (Auchenorrhyncha) pada ekosistem persawahan di Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara. Dalam hal ini keanekaragaman serangan wereng pada ekosistem persawahan tersebut minimal terdiri atas sepuluh spesies. Kesepuluh jenis serangga wereng itu hidup berkohabitasi pada singgang-singgang tanaman padi. Adapun kesepuluh taksa wereng tersebut adalah Recilia dorsalis, Nephotettix virenscens, Nophotettix nigropictus, Nilaparvata lugens, Sogatella furcifera,

Cicadulina sp, Cofana spectra, Cicadella sp, Oliarus sp dan Thaia oryzivora.

Hubungan wereng dengan tanaman padi sangat erat karena wereng memanfaatkannya sebagai sumber makanan, tempat meletakkan telur dan sebagai sarang tempat berlindung. Pada masa pasca panen, wereng menjadikan gulma sebagai inangnya yang akan dimanfaatkan seperti pada tanaman padi sebelumnya yaitu sebagai sumber makanan, tempat meletakkan telur dan sarang sebagai tempat berlindung. Gulma yang dijadikan inang oleh Nephotettix virescens adalah Cynodon dactylon, Echinochloa crus-galli, Echinochloa indica, dan Leersia

hexandra (Suharto, 2014).

(14)

2

(Syam, 2005). Pada tahun 70an dan 80an serangga dari kelompok wereng hijau dan wereng coklat telah melumpuhkan pertanian Indonesia (Manurung, 2014).

Dalam kelangsungan hidupnya setiap serangga akan mampu beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga akan terbentuk struktur morfologi yang bervariasi pada masing-masing serangga sesuai dengan dimana lingkungan serangga tersebut demikian juga dengan wereng. Morfometri dapat didefinisikan sebagai metode yang karakter-karakter morfologinya dideskripsikan melalui pengukuran, penghitungan atau pemberian skor (Bookstein and Strauss, (1982), dalam Makhzuni, 2013). Morfometri dan jumlah meristik dianggap sebagai metode paling mudah dan otentik untuk identifikasi spesimen yang disebut sebagai sistematika morfologi (Langer et. al., 2013). Pengukuran morfometri dan jumlah meristik dapat menegaskan jenis spesies (Hazarika et. al., 2011). Karakter morfologi dapat membantu dalam identifikasi genus dan spesies (Negi, 2010). Dalam penelitian ini akan dilakukan penghitungan morfometri terhadap parameter-parameter morfometri pada Nephotettix virescens untuk mengetahui parameter yang mana yang memberikan kontribusi terhadap panjang total Nephotettix virescens melalui analisis regresi linear berganda.

Parameter-parameter yang memberikan kontribusi terhadap panjang total Nephotettix virescens akan menjadi penciri (ciri khas) dalam mengidentifikasi Nephotettix

virescens yang ada di lapangan.

(15)

Gunung Bosar Kec. Pematang Sidamanik dan di Desa Manik Rejo Kec. Sidamanik, Kab. Simalungun.

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Sebagai tanaman pangan utama di Indonesia, padi memiliki banyak hama dari jenis serangga salah satunya adalah wereng hijau.

2. Nephotettix virescens sebagai vektor utama penyakit tungro menjadi masalah

panjang bagi para petani. Setiap tahunnya kerugian yang diakibatkan serangan hama ini menyebabkan kerugian yang amat panjang. Hasil panen padi yang dihasilkan menurun secara signifikan hampir setiap tahun.

3. Masih minimnya informasi mengenai morfometri Nephotettix virescens di Sumatera Utara.

1.3. Batasan Masalah

Batasan Masalah dari Penelitian ini adalah:

1. Wereng Hijau yang akan diperiksa melalui pengukuran morfometri yaitu hanya wereng hijau yang sudah dewasa dari spesies Nephotettix virescens. 2. Penelitian mengenai perbedaan morfometri akan dilakukan di dua Kecamatan

di Kab. Simalungun yaitu di Kec. Pematang Sidamanik (di Desa Gunung Bosar) dan Kec. Sidamanik (di Desa Desa Manik Rejo).

3. Karakter morfometri wereng hijau yang akan diperiksa adalah panjang tubuh, lebar tubuh, lebar kepala, panjang kepada, panjang sayap depan, lebar sayap depan, panjang thorax, panjang abdomen, panjang tungkai belakang, panjang stylet dan panjang ovipositor (untuk wereng betina).

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan morfometri Nephotettix virescens jantan dan Nephotettix virescens betina yang terdapat pada persawahan di Desa Gunung

(16)

4

2. Karakter morfometri manakah yang memberikan kontribusi terhadap panjang total Nephotettix virescens?

3. Gulma jenis apa sajakah yang terdapat pada ekosistem padi sawah di Desa Gunung Bosar Kec. Pematang Sidamanik dan di Desa Manik Rejo Kec. Sidamanik, Kab. Simalungun?

1.5. Tujuan

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui perbedaan morfometri Nephotettix virescens jantan dan Nephotettix virescens betina di Desa Gunung Bosar Kec. Pematang

Sidamanik dan di Desa Laut Tawar Kec. Sidamanik Kab. Simalungun.

2. Mengetahui karakter morfometri Nephotettix virescens yang memberikan kontribusi terhadap panjang total Nephotettix virescens.

3. Mengetahui jenis-jenis gulma yang terdapat pada ekosistem padi sawah di Desa Gunung Bosar dan di Desa Manik Rejo Kab. Simalungun.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai perbedaan morfometrik antara Nephotettix virescens betina dan Nephotettix virescens jantan serta perbedaan morfometrik Nephotettix virescens di Kab. Simalungun di dua Kec. yang berbeda yaitu di Desa Gunung Bosar Kec. Pematang Sidamanik dan di Desa Manik Rejo Kec. Sidamanik, Kab. Simalungun.

2. Memberikan informasi mengenai jenis-jenis gulma yang terdapat di areal persawahan di Kab. Simalungun di dua Kec. yang berbeda yaitu di Desa Gunung Bosar Kec. Pematang Sidamanik dan di Desa Manik Rejo Kec. Sidamanik, Kab. Simalungun.

(17)

49 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Nephotettix virescens betina yang ditemukan pada kedua Desa memiliki

ukuran panjang tubuh yang lebih panjang dibanding dengan Nephotettix virescens jantan.

2. Faktor independen yang berkontribusi terhadap panjang total Nephotettix virescens jantan yakni panjang abdomen (X5) 79,1%, panjang stylet (X6)

89,9%, panjang sayap (X7) 90,7%, panjang tungkai belakang (X9) 93,4% dan panjang thorax (X4) 94,2%. Faktor independent yang berkontribusi terhadap panjang total Nephotettix virescens betina yakni panjang abdomen (X5) 28,1% dan panjang ovipositor (X10) 33,5%.

3. Di areal persawahan di Desa Gunung Bosar ditemukan 9 jenis gulma yang terdiri dari 4 family, 9 genus dan 9 spesies. Gulma yang memiliki INP tertinggi adalah Cyperus rotundus (38%) dan Agerantum conyzoides (36,6%). Di persawahan di Desa Manik Rejo ditemukan 7 jenis gulma yang terdiri dari 4 family, 7 genus dan 7 spesies, yang memiliki INP tertinggi adalah Kylinga monocepala 35,7% dan Agerantum conyzoides 30,4%. Berdasarkan nilai INP tertinggi kedua daerah mempunyai kesamaan tipe vegetasi yaitu tipe Cyperace - asteraceae.

5.2. Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat 3 jenis gulma yang merupakan inang potensial bagi Nephotettix virescens bedasarkan kajian literatur yaitu Leersia hexandra, Kyllinga monocephala dan Echinoclhoa cruss-galli, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk

(18)

50

DAFTAR PUSTAKA

Blackman RL & Spence JM., 1994. The effects of temperature on aphid morphology, using a multivariate approach. Jur J Entomol 91:7-22.

Cardulo. P., Mark Anthony dan Cesar. G. 2010. Relative warp analysis of head shape variation in Nephotettix virenscens (Distant) (Homoptera: Cicadellidae) infecting rice types with different genes for resistance. Egyt. Acad. J. Biologi. Sci. 3(1): 199-206.

Gnaneswaran, K., Hemachandra dan D. Ahangama., 2008. Species of Nephotettix Matsumura (Hemiptera: Auchenorhyncha: Cicadellidae) in Sri Lanka. Tropikal Agricultural Research. 20: 414-418.

Haryanti, S., Rini. B., Enda. D dan Yulita. N., 2010. Adaptasi Morfologi Fisiologi dan Anatomi Eceng Gondok (Eichornia crassipes) di Berbagai Perairan Tercemar. Biologi FMIPA UNDIP : 39-46.

Hazarika, A., Utpal. B & Lily. B., 2011. Studies on Morphometric Measurements and Meristic Counts of Hill Trout (Barilius Bendelisis, Hamilton) From the River Buroi at the Boundary Areas of Assam and Arunachal Pradesh, India.Indian Journal of Fundamental and Applied Life Sciences 1(3): 194-198.

Kastanja, A., 2011. Identifikasi Jenis Dan Dominansi Gulma Pada Pertanaman Padi Gogo (Studi Kasus Kec. Tobelo Barat Kab. Halmahera Utara. Jurnal Agroforestri. 6(1): 40-46.

Ladja, F., 2013. Gulma Inang Virus Tungro dan Kemampuan Penularannya ke Tamanan Padi. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 32(3): 187-191.

Langer. S, Tripathi & Khajuria. 2013. Morphometric and Meristic Study of Golden Mahseer (Tor putitora) from Jhajjar Stream India. Journal of Animal, Veterinary and Fishery Sciences. 1(7) : 1 – 4.

Makhzunil, R., Syaifullah & bahelmi. 2013. Variasi morfometri Papilio polytes L. (Lepidoptera: Papilionidae) di beberapa lokasi di Sumatera Barat. Jurnal biologi Universitas Andalas 2 (1): 50-56

(19)

Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Simpel PEMDA-SU) hal. 136-145.

Manurung, B., 2014. Entomologi, Medan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Miranda, M., Irfan. S., dan Irawati, C., 2011. Eksplorasi dan Identifikasi Gulma pada Padi Sawah Lokal (Oryza sativa L) di Kota Padang Seram. 4(1): 45-54.

Negi. R., & Negi. T., 2010. Analysis of morphometric character of Schizothorax richardsonii (Gray, 1832) from the Uttarkashi District of Uttrakhand State, India. Journal of Biological Sciences 10 (6): 536 – 540.

Perpustakaan. POM. go. Id/Taksonomi koleksi tanaman obat kebun tanaman obat citeureup/Agerantum conyzoides L. Pdf (diakses pada tanggal 22 april 2016).

Pracaya, 2012, Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara organik, Yogyakarta, Kanisius.

Sartiami, D., Magdalena & Ali N. 2011. Thrips parvispinus Karny (Thysanoptera: Thripidea) pada tanaman cabai : perbedaan karakter morfologi pada tiga ketinggian tempat. J . entomol. Indon. 8(2):85-95.

Sudjana, 1992, Teknik analisis regresi dan korelasi, Tarsito, Bandung.

Silitonga, T. 2004. Pengelolaan dan pemanfaatan plasma nutfah padi di Indonesia. Buletin Plasma Nutfah 10(2): 56-71.

Suharto, 2014, Pengenalan dan pengendalian hama tanaman pangan, CV Andi offset, Jember.

Sukman. Y., 2002, Gulma dan teknik pengendaliannya (edisi revisi), PT Raja Grafindo Persada.

Supriyadi & Retno, W. 2010. Karakterisasi individu wereng hijau Nephotettix virescens Distant penular aktif virus tungro padi. J.HPT Tropika 10(2): 116-122.

Suwarno , Suranto & Sajidan. 2013. Studi variasi morfologi dan pola pita protein wereng hijau (Nepotettix virescens) dari lima daerah sentra penghasil padi di Indonesia. EL-VIVO 1(1): 49-59.

(20)

52

Warintek.Risetdikti.go.id/Pangan_kesehatan/Tanaman_obat/depkes/4.034.pdf (diakses pada tanggal 22 April 2016).

Warintek.Risetdikti.go.id/Pangan_kesehatan/Tanaman_obat/depkes/5-050.pdf (diakses pada tanggal 22 April 2016).

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Terapi hemodialisis dilakukan untuk menggantikan fungsi ekskresi dari ginjal, yaitu menghilangkan gejala sindrom uremik  dengan mengendalikan uremia, menjaga keseimbangan

Karena kenikmatan akhirat tidaklah menyempitkan orang yang memburunya, ia adalah kenikmatan yang sesungguhnya, kenikmatan yang luar biasa, tidak

Hal ini rata-rata dikarenakan rasa tidak puas pasien dari segi tangible atau bukti fisik karena pada saat dilakukan penelitian ini kondisi dari Instalasi

PT. Kaldu Sari Nabati Indonesia ini berlokasi di daerah Rancaekek, Jalan Raya Bandung Garut KM 25,5, Cimanggung, Sumedang. Daerah Rancaekek merupakan suatu kawasan.. industri

Output model Jaringan Syaraf Tiruan pada posisi koordinat pengukuran titik ke 1 sampai titik ke 77, dan intensitas bunyi hasil pengukuran pada titik ke-k

Di samping pendidikan dan pembinaan yang dilakukan secara sengaja oleh guru agama dalam pembinaan anak didik, juga yang sangat penting dalam menentukan pula adalah, kepribadian,