• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TENTANG HASAD AGUS HAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH TENTANG HASAD AGUS HAM"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“HASAD”

Disusun Oleh :

SMP NEGERI 1 BINONG

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1. HENI. S

2. IDA. HS

3. PUTRI.

AR

4. RANTI

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena berkat taufi dan hidayah-Nya lah penulisan makalah ini dapat disesuaikan. Kami selaku penulis sadar bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran dari Anda demi perbaikan selanjutnya.

Terlepas dari semua kekurangan penulisan makalah ini, baik dalam susunan dan penulisannya yang salah, penulis memohon maaf dan berharap semoga penulisan makalah ini bermanfaat khususnya kepada kami selaku penulis dan umumnya kepada pembaca.

Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya pembuatan makalah ini terutama kepada Bapak / Ibu guru selaku pembimbing kami.

(3)

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakanag 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Penulisan 1

BAB II. PEMBAHASAN 2

A. Pengertian Zuhud 2

B. Penyebutan Zuhud Terhadap Dunia Dalam Al

Qur’an dan Hadist 3

C. Tiga Makna Zuhud Terhadap Dunia 4

D. Faktor-Faktor Timbulnya Rasa Zuhud 8

E. Macam-Macam Zuhud Menurut Ibnul Qayyim 1

0

F. Tingkatan Zuhud 1

1

G. Keutamaan Orang Zuhud 1

1

BAB

III.

PENUTUP 1

2

A. Kesimpulan 1

2

B. Saran 1

2

(4)
(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah firman Allah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui malaikat Jibril untuk dijadikan hidayah bagi seluruh umat manusia. Dan pada dasarnya Ia menyeru manusia kepada keutamaan akhlak dan menunjukkan dimana letak kebaikan dalam kehidupan pribadi dan kemasyarakatan. Dengan demikian dapat mengantarkan manusia pada jalan kesempurnaan insan, sehingga manusia dapat merealisasikan kebahagiaan bagi dirinya baik di dunia dan akhirat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al - Isra’ ayat 9 :































 

Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,

Disamping itu, Al-Qur’an juga memberi petunjuk kepada manusia untuk memikirkan tentang dirinya sendiri, karena pengetahuan manusia akan dirinya itu membantu dalam mengendalikannya hawa nafsu.

Manusia dengan akal dan fikirannya bisa membedakannya antara perbuatan yang baik dan yang buruk. Dengan demikian manusia adalah makhluk yang berpengertian dan berkesadaran, makhluk yang berkebudayaan dan berperadaban.

Kesadaran dan tingkah laku manusia, diakui berasal dari jiwa kita dalam tatanan sosial Islam jiwa manusia juga bersih dari penyakit dan dihiasi dengan akhlak yang baik menjadi dasar tegaknya masyarakat yang Islami. kita tahu, kehidupan yang aman sejahtera dan penuh cinta tidak akan terwujud apabila jiwa manusia di dalamnya dipenuhi penyakit.

(6)

yang dapat membahayakan jika menjangkit hati manusia. Ia akan menimbulkan bahaya (mudlarat) yang luar biasa bagi diri sendiri dan orang lain. sifat-sifat orang kafir, munafik dan lemah imannya, sifat orang yang tidak ingin berterima kasih terhadap saudaranya seagama yang telah mendapat nikmat dari Allah. mengembalikan kamu pada kekafiran setelah kamu beriman karenah dengki yang timbul dari mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenarannya.”

Banyak lagi ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan masalah-masalah yang ada kaitannya dengan hasad, demikian pula halnya dengan hadits Nabi, juga banyak pula terdapat penjelasan-penjelasan beliau tentang masalah dengki akan tetapi kajian ini terfokus pada penafsiran para ulama’ yang telah di paparkan dalam al-Qur’an.

Sebagaimana firman Allah yang lain dalam surat al-Hasyr ayat 7:

ُديِدَش َ اا انِإ َ اا اوُقاتاَو اوُهَتْناَف ُهْنَع ْمُكاَهَن اَمَو ُهوُذُخَف ُلوُسارلا ُمُكاَتاَء اَمَو...

ِباَقِعْلا

(7)

Ayat yang ditulis diatas, yakni bahwasannya apa yang diperintahkan Nabi, maka wajib ditaati dan apa yang dilarang oleh-Nya wajib untuk dijauhi. Oleh karena itu apabila Nabi memberi perintah untuk melaksanakan sesuatu, maka wajib dikerjakan demikian pula sebaliknya Nabi melarang untuk melakukan suatu perbuatan maka wajib untuk menjauhi dan dihindari. Di dalam kitab Riyald as-Shalihin karya Imam an-nawawi terdapat hadis Nabi tentang larangan dengki yang berbunyi:

مكاييإ :لايق مليسو هييلع ا ليى يبينلا نا هينع ا يي ي ةريره با نع

بيشعلا لاييقوا بايطحلا ياينلا لييكأت اييمك تانيسحلا لكأي دسحلا نإف دسحلاو

(يواونلا ماملا -نيحلاصلا ضايي)

“Dari Abu hurairah r.a, sesungguhnya Nabi SAW bersabda:”jauhilah dirimu dari perbuatan hasud, sebab perbuatan hasud akan memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar “atau beliau berkata “memakan rumput.”

Manusia mempunyai kesamaan dalam hak dan kewajiban. Tidak ada perbuatan apapun diantara mereka yang menyebabkan sekelompok orang yang ditakdirkan menjadi pemimpin sedangkan yang lain menjadi budak.

Orang yang hatinya dipenuhi rasa iri hati dan dadanya sesak oleh egoisme, maka selama hidupnya orang tersebut tidak akan merasa tenang hatinya. Dengki merupakan cita-cita hilangnya suatu kenikmatan yang dikaruniakan Allah kepada seseorang, Maupun hilangnya kenikmatan itu dicita-citakan untuk berpindah tangan kepada orang hasad itu atau hilang begitu saja, entah kemana, yang terpenting bagi orang hasad ialah hilang lenyapnya nikmat itu.

Melihat kenyataan ini, penulis menjadi tertarik untuk membahas masalah ini. Hal ini adalah sifat dari iri hati atau hasad yang merupakan salah satu penyakit hati (rohani).

(8)

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian dari penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

1.Mendeskripsikan arti hasad , riya dan aniaya dalam Al-Qur’an.

2.Mengetahui alasan dan faktor hasad sehingga dilarang dalam Al-Qur’an. 3.Mengetahui bahaya orang yang mempunyai sifat hasad.

1.3 Rumusan Masalah

Setelah melihat paparan latar belakang serta batasan masalah yang tertera diatas, maka dapat ditarik suatu rumusan permasalahan yang timbul dari pembahasan ini adalah:

1.Apa pengertian hasad , riya dan aniaya menurut Al-Qur’an ? 2.Mengapa hasad riya dan aniayadilarang dalam Al-Qur’an ?

(9)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hasad

Kata hasud dalam bahasa Arab berarti orang yang memilki sifat dengki. Dengki adalah satu sikap mental seseorang yang tidak senang orang lain mendapat kenikmatan hidup dan berusaha untuk melenyapkannya. Sifat ini harus dihindari oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah SAW telah bersabda:

“Telah masuk ke tubuhmu penyakit-penyakit umat tedahulu, (yaitu) benci dan dengki, itulah yang membinasakan agama, bukan dengki mencukur rambut.” (HR Ahmad dan Turmidzi)

Dari hadits diatas dapat dipahami bahwa hancurnya agama sejak dahulu adalah disebabkan oleh timbulnya sifat benci dan dengki diantara pemeluknya. Betapa kejinya sifat benci dan dengki apabila berkembang ditengah-tengah masyarakat apalagi di sekolah. Sifat tersebut dapat menghancurkan nama baik sekolah dan sudah dapat dipastikan sekolah tersebut akan menjadi sumber malapetaka bagi masyarakat di sekitarnya.

Perlu diketahui, bahwa seseorang yang dihasudi, tidak akan pernah berkurang rezekinya karena adanya orang yang hasud kepadanya, bahkan seorang yang hasud kepadanya tidak akan pernah mampu “mengambil sesuatu” yang dimiliki oleh orang yang dihasudi tersebut. Oleh karena itu, keinginan orang yang hasud akan hilangnya apa yang diberikan Allah Swt terhadap orang yang dihasudinya itu merupakan perbuatan yang sangat zalim.

(10)

al-Mutanabbi: “Seorang pemuda menuturkan ‘kehidupannya’ yang kedua. Yang dibutuhkannya hanyalah yang dimakannya. Sedangkan kelebihan kehidupannya hanya menjadi kesusahan baginya saja”.

Maksud dari perkataan di atas adalah bahwa banyaknya harta benda akan menyebabkan timbulnya perasaan khawatir yang berlebihan dalam dirinya. Seseorang yang memiliki banyak budak perempuan, maka dia akan semakin merasa khawatir kepada mereka atau bahkan banyak menyita perhatian dan pikirannya. Begitu juga dengan seseorang yang sedang berkuasa, dia sangat merasa ketakutan akan dicopotnya jabatan tersebut dari dirinya.

Ketahuilah, bahwa kenikmatan itu seringkali bercampur dengan kesusahan. Kenikmatan mungkin hanya bisa dirasakan sebentar saja, tetapi kesusahan yang mengiringinya mungkin akan dirasakan dalam waktu yang lama, sehingga orang tersebut menginginkan agar kenikmatan itu segera sirna saja atau dia bisa membebaskan diri dari kenikmatan tersebut. Yakinlah, bahwa sesuatu yang membuat seseorang merasa iri terhadap apa yang dimiliki oleh orang lain belum tentu dirasakan oleh orang tersebut seperti yang dibayangkan oleh orang yang hasud tersebut. Banyak orang yang menyangka bahwa para pejabat itu bergelimang dengan kenikmatan. Mereka tidak memahami bahwa jika seseorang sangat menginginkan sesuatu, kemudian dia berhasil memperolehnya, maka sesuatu itu akan terasa biasa-biasa saja baginya, dan dia akan terus mengejar sesuatu yang dianggapnya lebih tinggi dari itu. Sementara, orang yang hasud hanya memandang semua itu dengan pandangan yang penuh harap dan penuh ambisi. Seorang yang hasud hendaknya mengetahui konsekuensi penderitaan yang mungkin saja dialami oleh orang yang dihasudinya di balik kenikmatan yang semu yang dirasakannya.

(11)

membinasakan, yakni merusak agama…. Demi Allah, yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, kalian tidak dianggap beriman sampai kalian saling mencintai (satu sama lain). Maukah kalian aku beritahu tentang sesuatu yang jika kalian mengamalkannya, maka kalian akan saling menyayangi, sebarkanlah salam di antara kalian”

Dalam hadits lain yang sanadnya bersambung kepada Salim dari ayahnya, Rasulullah Saw bersabda:

“Tidak diperbolehkan hasud kecuali kepada dua orang, yakni kepada seorang laki-laki yang diberikan al-Qur’an oleh Allah Swt sedangkan dia mengamalkannya siang dan malam; dan kepada seorang laki-laki yang diberikan harta oleh Allah Swt lalu dia menginfakannya di jalan yang benar siang dan malam”. (HR Bukhari dan Muslim)

2.1.1 Sebab-Sebab Hasad

Sumber dan penyebab hasad adalah cinta dunia, baik cinta harta benda, kedudukan, jabatan maupun pujian disisi manusia.

Dunia memang sempit, sering menyempitkan mereka yang memburu dan mencintainya, sehingga tak jarang mereka berjatuhan pada lembah hasad, karena tabiat dunia adalah tidak akan bisa dimiliki kecuali ia berpindah dari tangan satu ke tangan lainnya dan berkurang jika dibelanjakan. Berbeda dengan Akhirat, Akhirat itu luas, bak langit yang tak berujung, bak lautan yang tak bertepi, karena sangat luasnya sehingga tidak menyempitkan orang yang memburu dan mencintainya, sebagaimana kita tidak menjumpai orang berjejal-jejal untuk melihat keindahan langit di waktu malam, karena luasnya dan cakupanya terhadap setiap mata yang memandang.

(12)

bagaimana aku hasad kepadanya dalam hal dunia, padahal dia akan masuk neraka?”

Jika tujuan seseorang adalah akhirat, maka hatinya bersih dari hasad, tenang, jernih bak air yang memancar dari mata air pegunungan, lembut bagaikan sutera, tidak ada tempat bagi hasad didalamnya, bahkan dia senang jika melihat orang lain yang semisalnya. Akan tetapi jika tujuannya adalah dunia, maka hati sangat rawan terjangkit hasad, mudah ternoda dan keruh.

Oleh sebab itu bagi mereka yang mempunyai belas-kasihan terhadap hatinya, hendaknya dia meninggalkan cinta dunia dan menggantikannya dengan cinta akhirat. Karena kenikmatan akhirat tidaklah menyempitkan orang yang memburunya, ia adalah kenikmatan yang sesungguhnya, kenikmatan yang luar biasa, tidak sebanding dengan kenikmatan-kenikmatan dunia, kenikmatan tersebut bisa dirasakan oleh orang yang sangat mencintainya, mencari dan memburunya di dunia ini, jika seseorang tidak ingin memburu kenikmatan hakiki tersebut, atau lemah keinginannya, maka dia bukanlah kesatria, karena yang memburu kenikmatan yang hakiki tersebut adalah para kesatria.

2.1.2 Obat Hasad

Setelah kita mengetahui bahwa hasad adalah penyakit hati yang berbahaya, maka tentunya kita ingin mengetahui obat dan terapi hasad tersebut.

Sebenarnya penyakit hati yang satu ini tidaklah dapat diobati dengan pil atau kapsul dari apotik atau dengan suntik, herbal atau pijat urat, akan tetapi penyakit hati ini hanya dapat diobati dengan ilmu dan amal.

(13)

penderita baik bagi agamanya maupun dunianya. Di dunia, hatinya selalu menderita dan tersayat-sayat, boleh jadi dia mati karenanya, bagaimana tidak? dia membenci orang lain yang mendapatkan kenikmatan dan mengharap nikmat tersebut musnah darinya, padahal, hal itu telah ditakdirkan oleh Allah ta’ala dan tidak akan musnah sampai saat yang telah ditentukan. Sebagian Ahli Hikmah berkata, “Empat orang yang senantiasa berkubang dalam kesedihan, pertama; pemarah, kedua; orang yang hasad, ketiga; teman para penyair yang tidak bisa seperti mereka, keempat; orang yang bijaksana yang diremehkan manusia”.

Orang yang hasad ibarat orang yang melempar bumerang kepada musuh, akan tetapi tidak mengenai sasaran, bahkan bumerang itu kembali kepadanya dan mengenai mata kanannya sampai mengeluarkan bola matanya, lalu dia pun bertambah marah dan kembali melempar kedua kalinya dengan lebih kuat, akan tetapi, bumerang itu seperti semula, tidak mengenai sasaran dan kembali mengenai mata sebelah kirinya sehingga dia buta, kemarahannya pun bertambah menyala-nyala, kemudian dia melempar ketiga kalinya dengan sekuat tenaga, akan tetapi bumerang tersebut kembali

mengenai kepalanya sampai hancur, sedangkan musuhnya selamat dan mentertawakan dia, karena dia mati sebab perbuatannya sendiri. Sedangkan di akhirat nanti, dia akan mendapat adzab dari Allah ta’ala, jika hasad tersebut melahirkan perkataan dan perbuatan, karena statusnya adalah orang yang telah mendzalimi orang lain ketika di dunia.

(14)

padanya juga tidak akan musnah karena hasad orang lain kepadanya, sebab kenikmatan tersebut telah ditakdirkan untuknya.

Adapun obat kedua adalah amal perbuatan, amal perbuatan yang manjur untuk mengobati hasad adalah melakukan perbuatan yang berlawanan dengan perbuatan yang ditimbulkan oleh hasad. Misalnya; jika hasad membuat anda ingin mencela dan meremehkan orang lain, maka hendaknya anda melakukan hal yang berbeda yaitu memuji orang tersebut. Kemudian jika hasad itu membuat anda sombong kepadanya, maka hendaknya anda tawaddu’ kepadanya. Jika hasad membuat anda tidak berbuat baik atau tidak memberi hadiah kepadanya, maka hendaknya anda melakukan sebaliknya yaitu berbuat baik dan memberikan hadiah kepadanya. Dengan seperti ini -insya Allah- hasad dihati akan lenyap dan hati kembali sehat dan normal.

2.1.3 Bahaya Hasad

Sifat hasad sangat berbahaya sekali, diantara bahayanya adalah: Sifat hasad merupakan sifat orang yahudi yang Allah laknat,

sehingga siapa yang memilikinya berarti telah menyerupai mereka. Allah berfirman tentang hal ini,

“Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar.”

(QS. An-Nisa' 4:54)

(15)

Ada dalam sifat hasad ini ketidaksukaan terhadap takdir yang Allah

berikan kepadanya, sebab siapa yang memberikan nikmat kepada orang lain tersebut? Tentu saja Allah. Seakan-akan ia ingin ikut berperan aktif dalam penentuan takdir Allah dengan merasa bahwa ia lebih pantas mendapatkan nikmat tersebut dari orang lain.

Setiap orang lain mendapatkan kenikmatan, semakin besar dan kuat api hasad dalam dirinya, sehingga ia selalu penasaran dan duka serta hatinya terbakar api hasad tersebut.

Menimbulkan sikap egois yang tinggi dan tidak menyukai kebaikan

pada orang lain

Sifat hasad memakan dan melumat kebaikan yang dimilikinya

sebagaimana api memakan dan melumat kayu bakar yang kering. Ini yang dinyatakan Rasulullah dalam sabdanya,

“Jauhkanlah (oleh kalian) dengki (hasad) karena ia akan memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Daud).

Menyusahkan diri sendiri sebab ia tidak mampu merubah sedikitpun takdir Allah. Allah telah memberikan nikmat pada orang lain dan tidak akan tercegah dan terhalangi oleh ulah orang yang hasad tersebut. Walaupun ia telah berusaha dengan mencurahkan seluruh kesungguhan dan kemampuannya tidak akan mungkin merubah takdir Allah yang sudah ditetapkan. Sehingga semua usahanya hanyalah sia-sia belaka.

Sifat hasad mencegah pemiliknya dari berbuat amal kebaikan dan kemanfaatan. Hal ini karena ia selalu sibuk dengan memikirkan dan melihat milik orang lain sehingga seluruh hidupnya hanya untuk memikirkan bagaimana datangnya kenikmatan pada orang lain dan bagaimana cara menghilangkannya.

Sifat hasad dapat memecah persatuan, kesatuan dan persaudaraan

(16)

“Janganlah saling hasad dan berbuat najasy dan janganlah saling bermusuhan serta saling mendiamkan dan jadilah kalian bersaudara.” (HR. Muslim).

Hidupnya tidak pernah tenang dan tentram, apalagi bahagia. Orang

yang hasad selalu dalam keadaan gundah gulana dan resah melihat orang lain lebih darinya. Padahal mesti ada orang ;ain yang memiliki kelebihan darinya.

Oleh karena itu, Rasulullah melarang kita melakukan perbuatan hasad ini. Alangkah mengerikan bahaya dan kerusakan yang timbul dari dengki (sifad hasad) ini. Oleh karena itu, marilah kita berusaha menanggalkan dan menghilangkannya dari diri kita.

2.1.4 Cara Menghindari Sifat Hasad

Setelah mengetahui bahayanya, tentunya kita harus berusaha menghindari dan manjauhkan diri dari sifat yang satu ini. Untuk itu perlu melihat kiat-kiat berikut ini:

 Belajar dan memahami akidah islam yang benar, baik tentang

keimanan ataupun syari’at serta nmengamalkannya. Kebenaran aqidah merupakan sumber segala perbaikan dan kebaikan. Hal ini dilakukan dengan terus senantiasa menggali isi kandungan Alquran dan Hadits.

 Memahami dengan benar konsep takdir menurut syari’at Islam,

sehingga faham kalau segala kenikmatan dan rezeki serta yang lainnya tidak lepas dari ketentuan takdir Allah. Dengan memahami ini diharapkan tidak timbul dalam diri kita rasa iri dan dengki terhadap orang lain, karena tahu itu semua tidak lepas dari ketetapan takdir Allah.

(17)

kenikmatan yang Allah berikan kepada orang lain itu baik untuknya.

 Membersihkan hati dengan berusaha mengamalkan seluruh syari’at

islam.

 Memandang dunia dengan segala perhiasannya sebagai sesuatu yang akan punah dengan cepat dan sesuatu yang tidak seberapa dibanding akherat. Demikian juga memandang tujuan akhir kehidupannya adalah akhirat yang kekal abadi, sebagaimana firman Allah :

“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman di bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berfikir. Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).” (QS. Yunus: 24-25)

 Selalu mengingat bahaya sifat hasad bagi kehidupan dunia dan

(18)

 Selalu mencanangkan dalam hatinya kewajiban mencintai untuk

saudaranya sesuatu yang ia cinta untuk dirinya, sehingga tidak merasa panas melihat saudaranya lebih baik darinya dalam permasalahan dunia. Rasulullah bersabda,

“Tidaklah seorang dari kalian sempurna imannya sampai mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya.”

(Mutafaqun Alaihi).

 Berusaha memenuhi hak-hak saudaranya sesama muslim dan mencari teman baik yang mengingatkan dan menasihatinya.

 Selalu mengingat kematian dan pembalasan Allah atas kezaliman dan kerusakan yang ditumbulkan sifat hasad tersebut.

 Mengingat keutamaan zuhud dan lapang dada terhadap nikmat

yang Allah anugrahi kepada orang lain serta kewajiban bersyukur terhadap nikmat yang dianugrahkan kepadanya. Sebab semua ini akan menimbulkan sifat qana’ah dan kaya diri. Sifat qana’ah dan kaya diri ini yang akan membawanya kepada sifat iffah dan takwa.

2.2 Riya

Berasal dari kata ‘ar’a yaitu memperlihatkan. Riya artinya menampakkan ibadah dengan maksud agar dilihat orang agar mendapat pujian. Riya berhubungan dengan penglihatan. Contohnya, berniat melakukan sesuatu bukan karena Allah tetapi ingin di puji orang. Sum’ah yaitu menyebutkan suatu perbuatan agar orang lain mengetahui suatu perbuatan agarorang lain mengetahuinya. Menurut ahli kasyaf sikap riya dan sum’ah itu merupakan sikap yang mengantarkan seorang kepada ketidak ihklasan.

Tanda-tanda berbuat riya’ a. Suka memamerkan amal

b. Orang yang merasa puas dengan sesuatu yang belum pernah ia kerjakan c. Riya’ muncul setelah ikhlas

d. Tidak beramal karena manusia

(19)

f. Suka menonjolkan aib orang lain

g. Membicarakan sesuatu yang berhubungan denganibadah yangdilakukannya.

h. Orang yang selalu menjaga kedudukan dan pangkat. i. Menuntut ilmu demi popularitas

j. Berpura-pura tawadhu

Menurut Ali bin Abi Thalib ra, ada 4 tanda lainnya:

a. Malas beramal atau beribadah jika sendirian jika di depan orang lain rajin beramal ataub eribadah

b. Jika di puji,semakin banyak amal yang dilakukannya

c. Jika tak ada yang memuji maka ia malas dan makin berkurang amalnya.

Tanda-tanda orang sum’ah adalah :

a. Isi pembicaraannya bermaksud untuk memperdengarkan amal kebaikan dan kelebihan dirinya.

b. Kata-kata yang diucapkan di rangkai sedemikian rupa, sehingga memberi kesan bahwa dirinya baik, banyak melakukan amal shaleh dan memiliki kelebihan.

c. Jika di puji semakin kurangsenang hatinya,dankian rajin memperdengarkan amalan dan kelebihannya.

Hal atau perbuatan yang bukan termasuk riya’:

a. Seseorang yang beramal dengan ikhlas, namun mendapat pujian dari manusia tanpa ia kehendaki.

b. Beramal karena tujuan memberikan teladan bagi orang lain. c. Menyembunyikan dosa dan tidak membeberkannya.

Berikut ini akibat perbuatan riya’ menurut beberapa sumber, di antaranya adalah :

(20)

4. Menimbulkan fitnah atau ejekan orang lain.

2.3 Aniyaya (Zalim)

Aniyaya dalam bahasa arab adalah zalim (az-zulmu) artinyatidak adil. Dalam kamus besar B. Indonesia aniaya di artikan sebagai perbuatan bengis, sepertti penyiksaan, penindasan dan memperlakukan orang sewenang-wenang.Definisi dzalim menurut Al-Qur’an adalah tidakmau bertaubat. Dzalim dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu

a. Kedzaliman yang paling zalim yaitu syikrik kepada Allah. b. Kedzaliman manusia terhadap dirinya

c. Kedzaliman seseorang terhadap orang lain.

Hasan Al-Basri menyatakan bahwa ada dua sifat pada diri seseorang hamba yang apabila keduanya di perbaiki. Sifat lainnya akan menjadi baik yaitu cenderung pada kedzaliman dan melampaui batas dalam menikmati rejeki. Firman Allah dalam Surat Hud ayat 11-13 :

“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang yang dzalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka”

Cara menghindari perbuatan yang dzalim hendaknya mengingat sifat Allah yang maha adil. Tegak di atas kebenaran yang adil semata-mata karena Allah.

Perkataan aniaya berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya perbuatan bengis, penyiksaan atau zalim. Yang dimaksud dengan aniaya ialah tidak adil (tidak menempatkan sesuatu dengan semestinya atau sesuai dengan ketentuan Allah SWT). Aniaya atau bengis yaitu suatu tindakan yang tidak manusiawi yang bertentangan dengan hak asasi manusia.

(21)

orang dalam penderitaan dan kesengsaraan, melakukan kemungkaran, penganiayaan, kemusnahan harta benda, dan ketidak adilan.

Aniaya adalah perbuatan bengis seperti penyiksaan atau penindasan Menganiaya berarti menyiksa, menyakiti dan berbagai bentuk ketidak sewengan seperti menindas, mengambil hak orang lain dengan paksa dan lain-lainnya

Pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa penganiayan merupakan kejahatan yang bersifat mengancam harta dan jiwa. Perbuatan itu sama dosanya dengan mencuri, bahkan lebih besar, karena didalamnya terdapat unsur kekerasan. Jika sampai membunuh korbannya maka jelas perbuatan itu termasuk salah satu dosa besar. Firman Allah SWT: Artinya: “Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik[414], atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.” (QS Al Maidah : 33)

Dari ayat tersebut, dinyatakan bahwa hukuman bagi penganiaya diberlakukan sesuai dengan jenis perbuatan yang dilakukannya, yaitu sebagai berikut.

a. Jika menganiaya dan membunuh korban serta mengambil hartanya, penganiaya dihukum dibunuh dan disalib

(22)

c. Jika ia tidak mengambil harta dan membunuh karena tetangkap sebelum sempat melakukan sesuatu atau hanya menakui0nakuti saja maka hukumannya adalah dipenjara.

Jenis-jenis perbuatan aniaya

a. Aniaya kepada Allah SWT

Aniaya kepada Allah SWT mengandung arti tidak menjalankan perintah Allah dan tidak menjauhi laranganNya. Contoh, melaksanakan aktiftas hidup dengan tidak dilandasi niat dan mencari ridhlo Allah SWT.

b. Aniaya kepada diri sendiri

Aniaya kepada diri sendiri mengandung arti melakukan perbuatan dosa, baik kecil ataupun besar, baik dengan sengaja ataupun tidak. Ciri-cirinya adalah :

- Sering bicara tentang nasibnya yang malang dan tidak beruntung. Menyadari kekurangan adalah awal yang baik – bagian dari instrospeksi untuk mengubah kekurangan menjadi kelebihan. Tetapi mengekspos nasib malang dan kekurangan tak ubahnya pengemis di lampu merah yang mengekspos cacat untuk kepentingan diri sendiri.

- Tidak menyukai semangat orang lain dan berusaha menahannya.

(23)

Dampak negatif dari perbuatan aniaya terhadap diri sendiri :

- Merasa tidak nyaman dengan keberuntungan orang lain (ujungnya adalah iri hati dan merendahkan kemampuan orang lain)

- Selalu menganggap orang lain lebih beruntung

- Selalu melihat sisi buruk dari sebuah situasi atau keadaan (dan berujung pada mencari pembenaran terhadap kesalahan dan kegagalan).

c. Aniaya kepada orang lain

Aniaya kepada orang lain mengandung arti memperkosa kehormatan, harta benda ataupun berbuat semena-mena kepada orang lain

d. Aniaya kepada binatang

e. Aniaya kepada binatang mengandung arti memperlakukan binatang dengan seenaknya, keji, menyakiti, dan perbuatan lainnya secara tidak manusiawi, misalnya menjadikan binatang sebagai sasaran latihan memanah atau menembak, menelantarkan binatang peliharaan dan menyembelih hewan dengan senjata tumpul

f. Aniaya kepada Alam

Aniaya kepada alam mengandung pengertian melakukan perbuatan yang dapat merusak alam, seperti pencemaran air, udara dan lingkungan, penebangan liar dan lain sebagainya.

Akibat Perbuatan Aniaya

Bagi penganiaya :

(24)

- Hidupnya tidak akan tenang, karena dibayangi rasa takut

- Mencemarkan nama baik dirinya dan keluarga

- Orang yang berbuat aniaya seperti merampok dan membunuh, apabilaperbuatannya diketahui oleh alat negara lalu ditangkap dan diadili, maka tentu ia akan dijatuhi hukuman, misalnya dipenjarakan.

- Para pelaku aniaya itu, jika tidak bertobat dengan tobat sesungguh-sungguhnya, maka di alam akhiratnya ia akan dicampakan ke dalam api neraka Bagi orang yang dianiaya :

- Orang yang dianiaya akan mengalami kerugian dan bencana sesuai dengan jenis penganiayaan terhadap dirinya, misalnya kehilangan harta benda, menderita sakit fsik dan mental bahkan sampai kehilangan jiwa

- Bila penganiaayaan itu terjadi dimana-mana maka masyarakat tidak akan memperoleh kedamaian dan ketentraman.

- Semangat dan gairah kerja masyarakat akan menurun, karena mereka dibayangi rasa takut terhadap perbuatan-perbuatan jahat orang zalim - Jika dalam suatu masyarakat atau negerijumlah

orang-orang yang zalimnya mayoritas dan mereka tidak bertobat maka tidak mustahil Allah SWT akan menurunkan adzab-Nya

Cara menghindari aniaya

(25)

Selain itu pula kita hendaknya takut kepada dosa, karena Allah SWT.

2.3 Diskriminasi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Setiap kali orang yang kita dengki mendapat kejayaan, maka kita ucapkan selamat kepadanya. Dan sebaliknya apabila dia tertimpa kesusahan maka kita menumpang sedih juga atas apa yang menimpanya serta menghiburnya.

2. Sanjung, sebut dan pujilah kebaikan serta keistimewaan orang yang kita dengki di belakang dia, dan kalau ada keburukannya kita rahasiakan. Doakan kebaikan untuknya.

3. Sering-sering bersilaturahmi serta memberi hadiah kepada orang yang kita dengki tersebut.

(26)

5. Berdoa kepada Allah agar dimudahkan membuang penyakit hasad dengki yang ada dalam diri kita.

B.Saran

Didalam makalah yang telah saya buat ini tentulah jauh dari kata sempurna hal ini disebabkan karena terbatasnya serta wawasan yang saya miliki. Belajar dari ketidak sempurnaan dan kekurangan saya mencoba untuk memperbaikinya agar sempurna sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan makalah. Maka dari itu saya selaku penulis dari makalah ini minta ma’af apabila terdapat kata, tulisan dan ejaan yang mungkin tidak dapat dinalar. Sara juga mengharap kritikan yang disertai dengan saran sebagai bahan pertimbanggan saya untuk memperbaikinya.

DAFTAR PUSTAKA

http://ustadzkholid.com/sifat-hasad/

http://salafiyunpad.wordpress.com/2010/11/16/derita-hati-karena-hasad/

Referensi

Dokumen terkait

Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi

Orang yang memiliki Kepribadian Ekstrovert adalah orang yang perhatiannya diarahkan ke luar dari dirinya. Ciri ciri atau sifat yang dimiliki oleh orang ekstrovert adalah

Dalam uraiannya yang luar biasa mengenai Hidup di da/am Roh yang ter- dapat di Roma 8: 1-27, maka dalam manuskrip Yunaninya Paulus menggunakan kataganti orang (ayat 16,26) ketika

bagi orang sakit yang susah untuk berdiri pada setiap kali shalat atau ia susah untuk wudhu', seperti orang yang sakit perut, maka ia boleh menjama' antara Zhuhur dan Ashar, dan

Untuk budidaya ikan patin, media atau lingkungan yang dibutuhkan tidaklah rumit, karena patin termasuk golongan ikan yang mampu bertahan pada lingkungan perairan

beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola basket sangat cocok untuk ditonton karena

Ia meneruskan hadis tersebut dan di dalamnya beliau bersabda: “sesungguhnya Allah SWT telah mewajibkan mereka zakat dari harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya di antara

Oleh karena itu, bertanyalah kalian, karena sesungguhnya dalam tanya jawab akan diberi pahala empat macam, yaitu penanya, orang yang berilmu, pendengar dan orang yang mencintai