• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN CORE STABILITY EXERCISE DAN LATIHAN Pengaruh Pemberian Core Stability Exercise Dan Latihan Shuttle Run Terhadap Peningkatan Agility Pemain Futsal.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN CORE STABILITY EXERCISE DAN LATIHAN Pengaruh Pemberian Core Stability Exercise Dan Latihan Shuttle Run Terhadap Peningkatan Agility Pemain Futsal."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN CORE STABILITY EXERCISE DAN LATIHAN SHUTTLE RUN TERHADAP PENINGKATAN

AGILITY PEMAIN FUTSAL

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

FACHRURROZI RAMADAN J120151009

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH PEMBERIAN CORE STABILITY EXERCISE DAN LATIHAN SHUTTLE RUN TERHADAP PENINGKATAN

AGILITY PEMAIN FUTSAL

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

FACHRURROZI RAMADAN J120151009

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Agus Widodo, SSt.FT., M.Fis

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PEMBERIAN CORE STABILITY EXERCISE DAN LATIHAN SHUTTLE RUN TERHADAP PENINGKATAN

AGILITY PEMAIN FUTSAL

Oleh:

Fachrurrozi Ramadan J120151009

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Selasa, 14 Maret 2017 dan

dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji,

Penguji Tanda Tangan

1. Agus Widodo, SSt.FT., M.Fis (Ketua Dewan Penguji)

2. Totok Budi Santoso, S.Fis., M.PH (Anggota I Dewan Penguji)

3. Wijianto, SSt.FT., M.Or (Anggota II Dewan Penguji)

( )

( )

( )

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dr. Suwaji, M.Kes NIP. 19531123 198303 1 00

NIDN 0023115301

(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggung jawabankan sepenuhnya.

Surakarta, 14 Maret 2017

Penulis,

Fachrurrozi Ramadan J120151009

(5)

1

PENGARUH PEMBERIAN CORE STABILITY EXERCISE DAN LATIHAN SHUTTLE RUN TERHADAP PENINGKATAN

AGILITY PEMAIN FUTSAL

Abstrak

Latar Belakang: Permainan futsal merupakan permainan yang cepat dengan waktu yang pendek dan ruang gerak yang sempit. Sehingga di dalam permainan futsal dibutuhkan agility. Dalam upaya meningkatkan agility perlu dilaksanakan latihan yang cermat, sistematis dan teratur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan agility pemain futsal melalui latihan core stability exercise dan shuttle run.

Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh core stability exercise dan shuttle run terhadap peningkatan agility pemain futsal.

Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Pre and Post Test Two Group Design. Populasi pada penelitian ini adalah pemain futsal Tambusai FC yang berjumlah 16 orang.

Hasil Penelitian: Data berdistribusi normal dan variansi homogen, uji hipotesis pada core stability exercise menggunakan Paired Sample T-Test dengan thitung

sebesar 28,333 dengan Sig (p value) 0,000 lebih kecil dari taraf nilai signifikansi 0,05 (0,000<0,05) artinya ada pengaruh peningkatan agility pemain futsal. Dan pada shuttle run dengan thitung sebesar 36,425 dengan Sig (p value) 0,000 lebih

kecil dari taraf signifikansi 0,05 (0,000<0,05) artinya ada pengaruh peningkatan agility. Untuk uji beda pengaruh menggunakan Independent Sample T-Test dengan thitung sebesar -10,888 dengan Sig (p value) 0,000 lebih kecil dengan taraf

signifikansi 0,05 (0,000<0,05) artinya ada perbedaan pengaruh pemberian core stability exercise dan shuttle run terhadap peningkatan agility pemain futsal. Kesimpulan: Core stability exercise dan shuttle run dapat meningkatkan agility pemain futsal. Akan tetapi pemberian shuttle run lebih efektif dalam meningkatkan agility dibandingkan core stability exercise.

Kata Kunci: core stability exercise, shuttle run, agility, pemain futsal.

Abstract

Background: Futsal is a fast game with a short time and the space is cramped. So that in a game of futsal required agility. In an effort to increase agility, exercise should out carefully, systematically and regulary. This study aims to determine the increase agility futsal players through core stability exercise and shuttle run training.

(6)

2

Research Methods: This type of research is an experimental research design with Pre and Post Test Two Group Design. The population in this study is Tambusai FC futsal players who totaled 16 people.

Results: Normal distribution of data and homogeneous variance, hypothesis testing on core stability exercise using Paired Sample T-Test with tvalue of 28,333

Sig (p value) 0,000 is smaller than 0,05 (0,000 < 0,05) means there agility increased influence of futsal players. And the shuttle run with tvalue of 36,425 with

Sig (p value) 0,000 is smaller than 0,05 (0,000 < 0,05) means that there is the effect of an increase in agility. To test the effect of different uses Independent Sample T-Test with tvalue of -10.888 with Sig (p value) 0,000 smaller than the level

value of 0,05 (0,000 < 0,05) means that there are differences in the effect of core stability exercise and shuttle run to increase agility futsal players.

Conclusion: Core stability exercise and shuttle run can improve agility futsal players. But the provision of shuttle run is more effective in improving agility than core stability exercise.

Keywords: core stability exercise, shuttle run, agility, futsal players.

1. PENDAHULUAN

Futsal merupakan cabang olahraga yang populer dan digemari oleh

seluruh lapisan masyarakat terutama kaum laki–laki mulai dari anak-anak,

remaja dan dewasa. Hal tersebut terbukti bahwa sebagian besar orang lebih

menyukai permainan futsal dibandingkan permainan yang lain, baik

dimasyarakat perkotaan maupun masyarakat pedesaan (Noviada et al., 2014).

Permainan futsal merupakan permainan yang cepat dengan waktu yang

pendek dan ruang gerak yang sempit. Sehingga di dalam permainan futsal

dibutuhkan agility. Agility adalah kemampuan untuk merubah arah dan posisi

tubuh dengan cepat dalam keadaan bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan.

Agility merupakan kombinasi dari kecepatan, kekuatan otot, kecepatan reaksi,

keseimbangan, fleksibiltas, dan koordinasi neuromuscular (Ismaryati, 2008).

Salah satu bentuk penanganan yang dilakukan oleh fisioterapi adalah dengan

memberikan suatu latihan atau olahraga yang bersifat teratur dan terarah

untuk meningkatkan kemampuan agility yaitu dengan Core stability Exercise.

Menurut Ahmed et al. (2014) mendefinisikan core stability exercise

sebagai kapasitas untuk mengontrol posisi dan gerakan dari bagian tengah

tubuh. Dengan kata lain core stability dapat memberikan kontrol atas posisi

(7)

3

mengontrol perubahan posisi baik saat merubah arah dan gerakan yang

berpindah-pindah pada waktu atlet melakukan kelincahan. Dalam melakukan

core stability exercise terdapat beberapa macam latihan, diataranya adalah

plank position, oblique plank, the hip bridge exercise, lying spinal rotation

dan abdominal cycling.

Pada peningkatan agility diperlukan peningkatan faktor–faktor yang

mempengaruhinya, yaitu kecepatan, kekuatan, kecepatan reaksi,

keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi neuromuscular. Core Stability

Exercise bertujuan untuk meningkatkan stabilitas dan keseimbangan,

meningkatkan fungsi sensorimotor, dan memudahkan tubuh untuk bergerak

secara efektif dan efisien.

Di dalam permainan futsal latihan agility merupakan suatu bentuk

latihan yang disesuaikan agar seseorang mampu untuk bergerak dengan cepat

sambil merubah arah tanpa kehilangan keseimbangan tubuh. Shuttle run

adalah salah satu latihan agility yang dilakukan dengan cara lari bolak-balik

dari satu titik yang satu ke titik yang lainnya dengan jarak tertentu dengan

cepat (Restu, 2012). Pada saat melakukan shuttle run terjadi pergerakan

persendian lengan dan terutama tungkai sehingga akan meningkatkan

fleksibilitas. Kemudian, adanya kontraksi otot berulang akan menghasilkan

kekuatan otot yang berguna untuk meningkatkan kecepatan gerak. Saat

latihan berlangsung akan terjadi koordinasi fungsi otot yang berfungsi untuk

meningkatkan kecepatan gerak dan memelihara keseimbangan. Fleksibilias,

kekuatan, kecepatan dan koordinasi adalah hal-hal yang diperlukan untuk

meningkatkan kelincahan, sehingga jika semua komponen tersebut telah

dilatih akan berpengaruh terhadap peningkatan agility.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan rancangan “two group pre-test and post-test design” dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh program pelatihan Core Stability Exercise dan Shuttle

(8)

4

Penelitian ini dilakukan di Lapangan Hattrick Futsal pada tanggal 09

Januari 2017 sampai 03 Februari 2017. Teknik pengambilan sample ini

menggunakan purposive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah pemain

futsal Tambusai FC yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1Hasil

3.1.1 Karakteristik responden penelitian berdasarkan umur

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Umur Core Stability Exercise Shuttle Run Total

F % F % F %

20 tahun 5 62,50 4 50,00 9 56,25 21 tahun 2 25,00 3 37,50 5 31,25 22 tahun 1 12,50 1 12,50 2 12,50 Total 8 100,00 8 100,00 18 100,00

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden paling banyak

berumur 20 tahun yaitu terdapat 5 orang (62,50%) pada pemain futsal yang

diberikan core stability exercise dan terdapat 4 orang (50,00%) pada pemain

futsal yang diberikan shuttle run.

3.1.2 Data Hasil Penelitian

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Penelitian

Core Stability Exercise Shuttle Run

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

Pre Test 13,4 14,7 14,050 0,4629 13,3 14,6 13,938 0,4719

Post Test 11,4 12,6 11,925 0,4200 10,1 11,1 10,500 0,3505

Selisih 1,8 2,4 2,125 0,2121 3,0 3,8 3,437 0,2669

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan pada pemain fulsal sebelum

diberikan latihan core stability exercise diperoleh nilai rerata dan SD sebesar

14,050 ± 0,4629, sesudah diberikan sebesar 11,925 ± 0,4299, selisih antara

rerata dan SD sebelum dan sesudah sebesar 2,125 ± 0,2121. Pada pemain

(9)

5

13,938 ± 0,4719, sesudah diberikan sebesar 10,500 ± 0,3505, selisih antara

rerata dan SD sebelum dan sesudah sebesar 3,437 ± 0,2669.

3.1.3 Hasil Uji Statistik

Tabel 3.

Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap Peningkatan Agility Pemain Futsal

Core Stability Exercise N Mean SD t Sig.

Sebelum 8 14,050 0,4629

28,333 0,000 Sesudah 8 11,925 0,4200

Berdasarkan hasil uji Paired Sample T-Test diperoleh nilai thitung sebesar

28,333 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, nilai ini < 0,05, maka dapat

disimpulkan terdapat pengaruh core stability exercise terhadap peningkatan

agility pemain futsal.

Tabel 4.

Pengaruh Shuttle Run Terhadap Peningkatan Agility Pemain Futsal

Shuttle Run N Mean SD t Sig.

Sebelum 8 13,937 0,4719

36,425 0,000 Sesudah 8 10,500 0,3505

Berdasarkan hasil uji Paired Sample T-Test diperoleh nilai thitung sebesar

36,425 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 nilai ini < 0,05, maka dapat

disimpulkan terdapat pengaruh shuttle run terhadap peningkatan agility

pemain futsal.

3.1.4 Uji beda pengaruh Core Stability Exercise dan Shuttle Run terhadap peningkatan Agility pemain futsal

Tabel 5.

Beda Pengaruh Core Stability Exercise dan Shuttle Run terhadap Peningkatan Agility Pemain Futsal

Selisih N Mean SD t Sig.

Core Stability Exercise 8 2,12 0,212

-10,888 0,000

(10)

6

Berdasarkan hasil uji Independent Sample T-Test diperoleh nilai thitung

sebesar -10,888 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, nilai ini < 0,05, maka

dapat disimpulkan terdapat beda pengaruh Core Stability Exercise dan Shuttle

Run terhadap peningkatan Agility pemain futsal pada Club Tambusai FC.

Nilai Mean Defference menunjukkan besarnya perbedaan pengaruh

antara latihan Core Stability Exercise dibandingkan latihan Shuttle Run dalam

meningkatkan Agility pemain futsal, nilai mean defference sebesar -1,313,

sehingga dapat disimpulkan Shuttle Run memiliki kemampuan lebih baik

dibandingkan Core Stability Exercise dalam meningkatkan Agility para

pemain futsal.

3.2Pembahasan 3.2.1 Umur

Berdasarkan hasil penelitian diketahui rata-rata usia terbanyak

adalah 20 tahun dari 16 pemain futsal. Faktor usia merupakan faktor

yang berpengaruh terhadap tingkat kebugaran seseorang seperti

peningkatan kematangan tulang, otot, saraf, organ-organ yang dapat

mempengaruhi fisiologis tubuh dan kapasitas performance. Hal ini

sejalan dengan pendapat Nurhasan (2006) mengatakan bahwa tingkat

kebugaran jasmani akan meningkat sampai maksimal pada usia 25-30

tahun kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh

tubuh kira-kira 0,8-1% pertahun. Pada remaja menjelang usia 20 tahun

mengalami pembentukan tulang yang pesat yang merupakan masa

persiapan untuk mencapai puncak pertumbuhan masa tulang

(Hardiansyah, 2008).

3.2.2 Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap Peningkatan Agility Pemain Futsal

Hasil uji Paired Sample T-Test diperoleh nilai thitung sebesar

(11)

7

maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh core stability exercise

terhadap peningkatan agility pemain futsal.

Latihan core stability exercise yang dilakukan secara berulang

akan menyebabkan terjadinya kontraksi otot dan gerakan yang berulang

pada area spine, pelvis dan hip. Latihan core stability melibatkan otot

obliques internal, obliques eksternal, mulfidus, quadratus lumborum,

otot-otot pelvic floor, diafragma, rectus abdominis, erector spine,

illopsoas dan glutealis (Clarck, 2012). Menurut Lesmana dkk. (2013)

aktivitas core stability akan membantu memelihara postur yang baik

dalam melakukan gerak serta menjadi awal semua gerakan pada lengan

dan tungkai.

Saat latihan core stability berlangsung maka akan terjadi

kombinasi fungsi otot-otot core, spine-pelvic-hip dan kontrol saraf yang

berfungsi untuk meningkatkan kelenturan (flecibility), kekuatan

(strength), kecepatan (speed), keseimbangan (balance), dan koordinasi

(coordination). Sehingga jika semua komponen tersebut telah dilatih

akan berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan.

3.2.3 Pengaruh Shuttle Run terhadap peningkatan Agility pemain futsal

Hasil uji Paired Sample T-Test diperoleh nilai thitung sebesar

36,425 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, karena nilai sig. < 0,05,

maka disimpulkan terdapat pengaruh shuttle run terhadap peningkatan

agility pemain futsal.

Shuttle run yang dilakukan secara berulang dan menyebabkan

terjadinya kontraksi otot dan gerakan yang berulang pada lengan dan

tungkai. Gerakan yang terjadi pada lengan adalah fleksi elbow secara

bergantian. Adapun gerakan yang terjadi pada tungkai secara bergantian

antara kedua tungkai yaitu satu tungkai fleksi hip, semi fleksi knee,

plantar ankle dan satu tungkai ekstensi hip, semi fleksi knee, dorsi fleksi

(12)

8

lengan dan terutama tungkai sehingga akan meningkatkan fleksibilitas,

selain itu pada saat lari berbalik, tubuh akan berputar dengan sudut 180

derajat yang bila dilakukan dengan terus menerus maka akan membuat

seseorang memiliki kemampuan belok yang tajam. Kemudian adanya

kontraksi otot berulang akan menghasilkan kekuatan otot yang berguna

untuk meningkatkan kecepatan gerak.

Saat latihan berlangsung akan terjadi koordinasi fungsi otot yang

berfungsi untuk meningkatkan kecepatan gerak dan memelihara

keseimbangan. Fleksibilitas, keseimbangan, kecepatan dan koordinasi

adalah hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan kelincahan, sehingga

jika semua komponen tersebut telah dilatih akan berpengaruh terhadap

peningkatan kelincahan.

3.2.4 Beda pengaruh Core Stability Exercise dan Shuttle Run terhadap peningkatan Agility pemain Futsal

Hasil uji Independent Sample T-Test diperoleh nilai thitung sebesar

-10,888 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, karena nilai sig. < 0,05,

maka dapat disimpulkan terdapat beda pengaruh Core Stability Exercise

dan Shuttle Run terhadap peningkatan Agility para pemain futsal.

Nilai Mean Defference menunjukkan besarnya perbedaan

pengaruh antara core stability exercise dibandingkan latihan shuttle run

dalam meningkatkan agility pemain futsal, nilai mean defference sebesar

1,313, sehingga dapat disimpulkan shuttle run memiliki kemampuan

lebih baik dibandingkan core stability exercise dalam meningkatkan

agility pada pemain futsal.

Menurut Guyton (2014) dalam Fitria (2014) Saat berlari otot akan

mengalami kontraksi. Kontraksi tersebut dibagi ke dalam kontraksi

isometrik dan kontraksi isotonis. Saat lari terjadi mekanisme kontraksi

keduanya, kontraksi isometrik dalam usaha mempertahankan tungkai dan

kontraksi isotonis yang menggerakkan tungkai kaki. Kemudian saat

(13)

9

berlari kembali titik mulai, memerlukan kontraksi secara bergantian pada

otot tertentu. Untuk itu otot perentang otot pinggul (knee ekstensor dan

hip ekstensor) mengalami kontraksi eksentris (penguluran), saat otot ini

memperlambat momentum tubuh yang bergerak kedepan, kemudian

dengan cepat otot ini memacu tubuh ke arah posisi yang baru (Ruslan

dalam Pratama 2014).

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh core stability exercise dan shuttle run terhadap peningkatan agility

pada pemain futsal. Hal ini menunjukkan bahwa latihan yang dilakukan

secara rutin dan rajin akan berpengaruh terhadap tingkat agility seseorang.

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai manfaat

adanya peningkatan agility, sehingga diharapkan para atlet futsal sebaiknya

melakukan core stability exercise dan shuttle run secara rutin sehingga dapat

meningkatkan performa selama bermain futsal.

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti berikutnya.

Diharapkan peneliti lain dapat menambah jumlah responden, jenis penelitian,

dan menambah variabel penelitian yang berhubungan dengan kelincahan

sehingga diharapkan diperoleh hasil penelitian yang lebih mendalam dan

variatif.

PERSANTUNAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang

telah memberikan kekuatan, kesehatan, dan kesabaran untuk saya dalam

mengerjakan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati skripsi ini

dipersembahkan kepada kedua orang tua tercinta yaitu Ahmad Husin, S.Sos dan

Ibu Heriati, S.Pd dan untuk saudara tercinta yaitu abang Mahadi, kakak Yessi

Pratiwy dan Desnita Sari dan adik Maulana Hadi, terimakasih telah mendukung

(14)

10

Untuk pembimbing saya Bapak Agus Widodo, SSt.FT., M.Fis yang telah sabar

membimbing saya sampai selesai serta terimakasih kepada seluruh dosen dan staf

program studi Fisioterapi. Tidak lupa, ucapan terima kasih juga saya haturkan

untuk seluruh teman-teman mahasiswa fisioterapi dan Tim Futsal Tambusai FC

atas kesediaannya telah membantu menjadi bagian dari penelitian skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, M. E., El Azeim, F., & El Raouf, E. (2014). The Problem Solving

Strategy of Poor Core Stability in Children with Cerebral Palsy. Journal of Pediatrics & Neonatal Care, 16-37.

Clark, M., Lucett, S., & Sutton, B. G. (2012). NASM Essentials Of Personal Fitness Training 4th Edition. Philadephia: Wolters Kluwer

Health/Lippincott Williams & Wilkins.

Ismayati. (2008). Peningkatan Kelincahan Atlet Melalui Penggunaan Metode Kombinasi Latihan Sirkuit Pliometrik dan Berat Badan. Surakarta: Universitas Negeri Surakarta.

Kibler, W., Press, J., & Sciascia, A. (2006). The Role of Core Stability in Athletic. Sports Medicine, 189-198.

Lesmana, S. I. (2013). Modul Pratikum Mata Kuliah Terapi Latihan . Jakarta: Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul.

Mappaompo, M. A. (2012). Hubungan Koordinasi Mata-Kaki, Keseimbangan, dan Kelincahan dengan Keterampilan Menggiring Bola dalam Permainan Sepakbola Tim Gelora Kabupaten Sinjai. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Miller, S. (2006). Sport & Agility Phisycal Therapy. Michgan: North American Sport Medicine Institue.

Mukholik, A. (2007). Pengaruh Latihan Shuttle Run Terhadap Peningkatan Kelincahan Wasit pada Komunitas Futsal Kabupaten Barito. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Noviada, G. (2014). Metode Latihan Taktis Passing Berpasangan Statis dan Passing Sambil Bergerak Terhadap Keterampilan Tehnik Dasar Passing Control Bola Futsal. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

(15)

11

Poccok. (2008). Clinical Trials A Practical Aproach. A Willey Medical Publication, 121-129.

Wonsiwor, D. (2011). Pelatihan Lari Dengan Sistem Sirkuit Haluan Kiri Lebih

Baik Dari Pada Haluan Kanan Pada Pemain Sepakbola. Denpasar:

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Chaer (1993: 130-131) jika seseorang tidak dapat berpikir dengan baik dan tidak dapat berbahasa dengan baik, maka konsep yang

Hal ini dapat menjadi masukan atau saran bagi pihak Rumah Makan Carita agar dapat meningkatkan dan memperbaiki kinerja dari ketiga atribut tersebut karena sebagian besar

faktor tersebut yang dapat mempengaruhi pemilihan produk asuransi pada PT.

Skripsi yang berjudul: Peran Pemerintah Kota Surakarta dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Surakarta adalah karya saya sendiri dan bebas

Sebanyak 40 sampel susu bubuk skim impor diambil dari 5 negara yang sering dilalulintaskan melalui Balai Karantina Hewan Kelas I Tanjung Priok Jakarta untuk dilakukan pengujian

[r]

pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk belajar menemukan jawaban.. atau pemecahan masalah untuk menyimpulkah suatu materi

The objective of this study is to analyze the President Barack Obama in His Own Words based on the critical discourse analysis and to reveal the dominant ideology