BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Elemen penting dalam pembangunan negara adalah salah satunya
di sektor keuangan terutama industri perbankan. Menurut (Kasmir 2013)
dalam Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pasal 1 angka 2 menyebutkan
bahwa perbankan secara teknis yuridis, yaitu sebagai badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk –
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Lembaga Keuangan Bank di Indonesia ada dua macam, yakni bank
[image:1.595.149.478.501.631.2]konvensional dan bank syariah.
Tabel 1.1 Jumlah Perbankan Syariah di Indonesia
No Indikator Jumlah Bank
1. BUS 12
2. UUS 22
3. BPRS 161
Sumber : OJK (Juni, 2015)
Perbankan syariah di Indonesia telah menjamur dimana – mana
sehingga bisa menjadi salah satu alternatif lain yang ditawarkan
perbankan syariah agar terhindar dari riba yang berbentuk bunga beralih
yang terdapat di Indonesia, yakni BUS (Bank Umum Syariah), UUS (Unit
Usaha Syariah) dan BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah).
Menurut (Umam 2011) setelah banyaknya kritik terhadap bank
konvensional karena karakteristiknya yang masih terdapat unsur riba, judi
(maysir), ketidakpastian (gharar), dan bathil maka perbankan syariah
menjadi sebuah alternatif bagi praktek perbankan konvensional sehingga
perbankan syariah tumbuh semakin meningkat. Semakin meningkatnya
aktivitas ekonomi masyarakat, peranan lembaga keuangan pun turut
meningkat. Di antara beberapa perbankan syariah di Indonesia, BPRS
(Bank Pembiayaan Rakyat Syariah) salah satu perbankan syariah yang
menjadi pilihan masyarakat untuk mengembangkan usaha mikro, kecil dan
menengah serta memberikan pembiayaan terhadap masyarakat kecil
menengah ke bawah.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu bentuk
badan usaha bank yang diatur dalam Undang-undang Nomor 10 tahun
1998, tentang Perbankan, pada pasal 1 ayat 4 yang menyatakan bahwa
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya
di sini kegiatan BPR dan BPR Syariah jauh lebih sempit jika dibandingkan
dengan kegiatan bank umum (Kasmir 2013). Perkembangan industri BPR
dan BPR Syariah yang terus mengalami peningkatan secara pesat
jaringan 433 kantor yang tersebar dan beroperasi di seluruh wilayah
Indonesia. Provinsi Jawa Timur tercatat sebagai wilayah yang paling
banyak memiliki BPRS sebanyak 29 bank. Hal ini menunjukkan bahwa
jangkauan pelayanan BPRS semakin luas dan keberadaannya semakin
dibutuhkan oleh masyarakat.
Menurut (Yuliarmi & Yoga 2013) mengemukakan bahwa
kehadiran BPR melalui penyaluran kredit bagi masyarakat menengah ke
bawah yang umumnya berorienttasi sebgai pelaku Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) menjadi sangat penting, karena mayoritas pelaku
usaha di Indonesia merupakan pelaku UMKM. BPR menawarkan solusi
untuk mengatasi hambatan permasalahan permodalan kepada pelaku usaha
informal untuk mengembangkan usahanya sehingga BPR dan BPRS
menjadi sangat berguna bagi pengembangan UMKM di Indonesia.
Bila penyaluran kredit BPRS yang diberikan kepada pelaku
UMKM terus menurun, maka diprediksikan upaya guna mendorong
pertumbuhan ekonomi akan menjadi terhambat. Semua lembaga keuangan
memiliki beberapa jasa yang ditawarkan kepada masyarakat agar
masyarakat minat memakai jasanya karena semakin banyak masyarakat
memakai jasa suatu lembaga keuangan secara tidak langsung masyarakat
pun ikut berperan dalam pertumbuhan ekonomi. Begitupun halnya dengan
BPRS, menawarkan jasa dengan sistem pembiayaan syariah.
Sistem pembiayaan syariah yang ditawarkan BPRS berupa akad
lebih sering masyarakat menggunakan sistem pembiayaan dengan akad
mudharabah, musyarakah dan jual beli seperti murabahah.
Mudharabah menurut (Janwari 2015) adalah akad diantara dua
belah pihak, dimana pihak yang satu menyerahkan modal dan pihak
lainnya memberdayakan modal tersebut untuk usaha, serta keuntungan
yang diperoleh dibagi bersama sesuai porsi bagi hasil disepakati pada saat
akad. Implementasi pembiayaan mudharabah di perbankan syariah adalah
pihak bank memberikan modal investasi atau modal kerja secara penuh
(trusty financing), sedangkan nasabah menyediakan proyek atau usaha
lengkap dengan manajemennya. Kemudian hasil keuntungan dan kerugian
yang dialami nasabah dibagi atau ditanggung bersama antara bank dan
nasabah dengan ketentuan sesuai kesepakatan bersama.
Selanjutnya musyarakah menurut (Purnamasari & Suswinarno
2011) adalah perjanjian kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak memeberikan kontribusi
dana. Keuntungan atau kerugian akan ditanggung bersama sesuai proporsi
yang telah disepakati. Pembiayaan musyarakah pada perbankan syariah
adalah penyertaan modal yang diberikan bank syariah terhadap nasabah
yang telah memiliki sebagian modal. Sedangkan akad murabahah adalah
jual beli barang pada harga asal dengan disertai tambahan keuntungan
yang telah disepakati. Dalam murabahah penjual harus memberi tahu
harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan
perbankan syariah yakni bank syariah bertindak sebagai penjual,
sedangkan nasabah bertindak sebagai pembeli.
Keuntungan yang diperoleh oleh bank bisa ditentukan oleh
banyaknya pembiayaan yang disalurkan. Karena pembiayaan juga salah
satu produk yang diminati oleh sebagian nasabah maka pembiayaan juga
salah satu faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah.
Profitabilitas bank syariah bisa diketahui meningkat atau menurunnya
menggunakan pengukuran rasio keuangan, yaitu ROA (Return on Assets),
dan ROE (Return on Equity). Peneliti menggunakan ROE untuk mengukur
kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang tersedia untuk
mendapatkan keuntungan. Penelitian ini juga menggunakan Laporan
Keuangan Triwulan 1 sampai 4 dari tahun 2012-2015 BPRS di Indonesia.
Dari latar belakang tersebut, maka peneliti melakukan penelitian
dengan judul “PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH,
MUSYARAKARAH, DAN MURABAHAH TERHADAP
PROFITABILITAS BPRS DI INDONESIA PERIODE 2012-2015 “
B. Rumusan Masalah
Setelah melihat latar belakang tersebut, adapun rumusan yang akan
diteliti adalah sebagai berikut.
1. Apakah pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah
berpengaruh terhadap profitabilitas BPRS secara parsial?
2. Apakah pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pengaruh pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan
murabahah terhadap profitabilitas secara parsial.
2. Mengetahui pengaruh pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan
murabahah terhadap profitabilitas secara simultan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Akademisi dan peneliti.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang
pembiayaan – pembiayaan yang ada di BPRS dan pengaruhnya
terhadap profitabilitas serta dapat menjadi referensi penelitian
selanjutnya.
2. Praktisi perbankan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam
pengambilan kebijakan-kebijakan dalam menjalankan operasinya di
perbankan khususnya BPRS sehingga dapat meningkatkan profit
dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah.
3. Masyarakat
Penelitian ini diharapkan memberikan pertimbangan dalam
E. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder ini merupakan data yang diperoleh secara tidak
langsung, dimana data ini merupakan data keuangan yang sudah
dipublikasikan di website Bank Indonesia dan OJK. Data yang
digunakan memakai data panel yakni gabungan dari data cross section
dan data time series yaitu berupa Laporan Keuangan Triwulan BPRS
di Indonesia dari tahun 2012-2015.
2. Alat dan Metode Analisis
a. Alat Analisis Regresi Data Panel
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
regresi data panel. Analisis regresi data panel merupakan metode
yang digunakan untuk menguraikan pengaruh-pengaruh
variabel-variabel bebas atau variabel-variabel independen terhadap variabel-variabel
terikatnya atau variabel dependen. Analisis regresi pada pada
penelitian ini menggunakan pendekatan Common Effect, Fixed
Effect, dan Random Effect Model.
b. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini mengambil tiga jenis
model estimasi yaitu Common Effect, Fixed Effect, dan Random
1) Common Effect Model
Model common effect untuk regresi data panel di sini yaitu
dengan menggabungkan data cross-section dan data time series
(pool data), dimana gabungan data ini diestimasikan ke dalam
model dengan metode Ordinary Least Square. Model regresi
yang digunakan replikasi dari penelitian (Salim et al. 2011):
π(ROE)i = β0i + β1 logX1i + β2 logX2i + β3 logX3i + ei
2) Model Fixed Effect
Model fixed effect ini digunakan untuk menunjukkan perbedaan
konstan antarobjek, dimana untuk membedakan antara satu
objek dengan objek lainnya, digunakan variabel dummy. Model
regresi yang digunakan replikasi dari penelitian (Qodriasari
2014):
π(ROE)it = β0i + β1 logX1it + β2 logX2it + β3 logX3it + β4
d1i + β5 d2i + β6 d3i + eit
3) Model Random Effect
Model random effect digunakan untuk mengatasi metode efek
tetap yang menggunakan variabel dummy atau semu, sehingga
model mengalami ketidakpastian. Model regresi yang
digunakan replikasi dari penelitian (Lindiasari 2015):
F. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan kemudahan dalam hal pembahasan dan
penulisan skripsi, penulis membaginya ke dalam lima bab. Adapun
rinciannya adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab I berisikan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode analisis
data dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
BAB II berisikan mengenai tinjauan pustaka mengenai
penjabaran dari teori-teori yang mendasari penelitian ini,
penelitian terdahulu yang mampu mendukung perumusan
hipotesis, serta kerangka pemikiran teoritis.
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
Bab III berisikan mengenai uraian variabel-variabel dalam
penelitian yang selanjutnya dapat didefinisikan secara
operasional. Jenis dan sumber data, populasi dan penentuan
sampel, serta metode pengumpulan data dan teknis analisis.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV berisikan mengenai gambaran umum objek
penelitian, deskriptif data, dan hasil penelitian serta
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V merupakan bab terakhir yang menguraikan
kesimpulan dari hasil analisa yang telah dilakukan penulis,
dimana penafsiran dirumuskan dan disimpulkan serta
memberikan saran-saran terhadap masalah yang perlu dikaji