SKRIPSI
PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
Mellysa Maria 090502208
PROGRAM STUDI STRATA-I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ 45
DI BURSA EFEK INDONESIA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh hari perdagangan terhadap return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia dan pengaruh hari Senin minggu keempat dan kelima terhadap return saham yang terendah.
Data sekunder dalam penelitian adalah data harga saham perusahaan yang terdaftar di indeks LQ 45. Teknik Penentuan sampel penelitian menggunakan desain metode purposive sampling. Sampel penelitian terdiri dari 35 perusahaan yang tetap terdaftar dalam Indeks LQ-45 selama Agustus 2011 - Juli 2012. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi linier berganda tanpa intercept (multiple regression through origin) dan pengujian hipotesis menggunakan statistik t (uji t).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hari perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia atau adanya fenomena day of the week effect, namun penelitian tidak berhasil membuktikan pengaruh hari Senin minggu keempat dan kelima terhadap return saham yang terendah atau fenomena week four effect.
ABSTRACT
THE EFFECT OF DAY TRADING ON STOCK RETURN LQ 45 IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
The purpose of this research is to obtain empirical evidence about the effect of the trading day on stock return LQ 45 in Indonesia Stock Exchange and the effects of the fourth and fifth Monday about the lowest of stock returns on Monday.
Secondary data in the study is the stock price data of listed companies in the LQ 45. Sampling method in this study use purposive sampling design. The research sample consists of 35 firms that listed in the LQ 45 during August 2011 – July 2012. The analysis method used is descriptive analysis and multiple linear regression with no intercept (multiple regression through the origin) and hypothesis testing using t-statistics (t-test).
The results of the study indicate that day trading effects significantly stock returns LQ 45 in Indonesia Stock Exchange or day of the week effect, but the study failed to prove the effect of the fourth and fifth Monday about the the lowest of stock returns on Monday or week-four effect.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas kasih dan
berkat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini berjudul
“Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham LQ 45 di Bursa Efek
Indonesia”.
Penulis berterima kasih kepada kedua orang tua terkasih, Ayahanda Oloan P. Aritonang dan Ibunda Rosmaida br. Saragi atas doa, kasih, dan semangat yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari
berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia S.E., M.E., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan ilmu dan waktunya yang berharga untuk membimbing dan
6. Ibu Dr. Khaira Amalia F., S.E., MBA, Ak. selaku Dosen Pembaca Penilai
yang telah banyak memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi
ini.
7. Kepada Abang Samuel Aritonang yang tetap mendukung, berdoa dan
memberikan semangat.
8. Sahabat-sahabat terbaik, Putri Kamisa, Susanti Nadeak, Hanna Panggabean,
Friska Panggabean, dan Kezia Yurischa atas waktu untuk berbagi dan
semangat yang diberi selama pengerjaan skripsi ini dan selama 4 tahun
perkuliahan ini.
9. Teman-teman yang luar biasa, Rizky Wiharni, Rina, Rumiaty, Rendi, Nabila,
Erbina, Sri, Rudolffo, Ferynando, Dian, Haryati, Afifah, Sari, Risa, Annisa,
Guntur, Chatrine, Nina, Adinatan, Clara dan seluruh teman-teman yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
10. Kepada seluruh Hamba Tuhan, Kakak PA dan semua pihak yang tetap
mendukung di dalam doa dan memberikan semangat.
Penulis juga menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi isi maupun penyajian. Penulis mengharapkan saran
yang membangun khususnya dari peneliti selanjutnya.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Medan, Maret 2013
Hormat Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ... 7
2.1.1 Pengertian Pasar Modal ... 7
2.1.2 Saham ... 8
2.1.3 Tingkat Keuntungan Saham (Return) ... 10
2.1.4 Definisi Pasar Efisien ... 11
2.1.5 Bentuk Pasar Efisien ... 12
2.1.6 Anomali Pasar ... 14
2.1.6.1 Day of The Week Effect ... 15
2.1.6.2 Week-four Effect ... 16
2.1.7 Indeks LQ-45 ... 16
2.2 Penelitian Terdahulu ... 18
2.3 Kerangka Konseptual ... 20
2.4 Hipotesis ... 21
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 22
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 22
3.2.1 Tempat Penelitian ... 22
3.2.2 Waktu Penelitian ... 22
3.3 Batasan Operasional ... 22
3.4 Definisi Operasional Variabel ... 23
3.4.1 Hari Perdagangan ... 23
3.4.2 Return Saham ... 23
3.5 Populasi dan Sampel ... 24
3.6 Jenis Data ... 25
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 25
3.8 Teknik Analisis ... 26
3.8.2 Metode Analisis Statistik ... 27
3.8.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 27
3.8.3.2 Pengujian Hipotesis ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 32
4.1.1. Sejarah Bursa Efek Indonesia ... 32
4.1.2. Struktur Pasar Modal Indonesia ... 35
4.1.3. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia ... 36
4.1.4. Gambaran Umum Perusahaan Sampel ... 37
4.2. Hasil Penelitian ... 57
4.2.1. Analisis Deskriptif ... 57
4.2.2. Analisis Statistik ... 59
4.2.2.1. Uji Asumsi Klasik ... 59
4.2.2.2. Analisis Data ... 64
4.3. Pembahasan ... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 72
5.2. Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... ... 73
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Rata-rata Return Pasar Indeks Saham LQ 45 Periode
Agustus 2011 sampai Juli 2012 ... 3
3.1 Sampel Penelitian ... 24
4.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 58
4.2 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 61
4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 62
4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 63
4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 64
4.6 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama ... 65
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 21 4.1 Struktur Pasar Modal Indonesia ... 35 4.2 Histogram Variabel Dependen (Return) ... 59 4.3 Normal P-P Plot of Regression Standardized
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Return Saham Rata-rata periode Agustus 2011
sampai Januari 2012 ... 76
2 Return Saham Rata-rata periode Februari 2012 sampai Juli 2012... 77
3 Tabel Analisis Deskriptif ... 78
4 Uji Normalitas ... 79
5 Uji Heteroskedastisitas ... 81
6 Uji Autokorelasi ... 82
7 Uji Multikolinearitas ... 83
8 Tabel Analisis Hipotesis Pertama ... 84
ABSTRAK
PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ 45
DI BURSA EFEK INDONESIA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh hari perdagangan terhadap return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia dan pengaruh hari Senin minggu keempat dan kelima terhadap return saham yang terendah.
Data sekunder dalam penelitian adalah data harga saham perusahaan yang terdaftar di indeks LQ 45. Teknik Penentuan sampel penelitian menggunakan desain metode purposive sampling. Sampel penelitian terdiri dari 35 perusahaan yang tetap terdaftar dalam Indeks LQ-45 selama Agustus 2011 - Juli 2012. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi linier berganda tanpa intercept (multiple regression through origin) dan pengujian hipotesis menggunakan statistik t (uji t).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hari perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia atau adanya fenomena day of the week effect, namun penelitian tidak berhasil membuktikan pengaruh hari Senin minggu keempat dan kelima terhadap return saham yang terendah atau fenomena week four effect.
ABSTRACT
THE EFFECT OF DAY TRADING ON STOCK RETURN LQ 45 IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
The purpose of this research is to obtain empirical evidence about the effect of the trading day on stock return LQ 45 in Indonesia Stock Exchange and the effects of the fourth and fifth Monday about the lowest of stock returns on Monday.
Secondary data in the study is the stock price data of listed companies in the LQ 45. Sampling method in this study use purposive sampling design. The research sample consists of 35 firms that listed in the LQ 45 during August 2011 – July 2012. The analysis method used is descriptive analysis and multiple linear regression with no intercept (multiple regression through the origin) and hypothesis testing using t-statistics (t-test).
The results of the study indicate that day trading effects significantly stock returns LQ 45 in Indonesia Stock Exchange or day of the week effect, but the study failed to prove the effect of the fourth and fifth Monday about the the lowest of stock returns on Monday or week-four effect.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasar modal merupakan bagian dari pasar keuangan. Pasar modal adalah
perantara antara pihak yang kelebihan dana (investor) dengan pihak yang
membutuhkan dana. Pihak yang memerlukan dana (perusahaan) menerbitkan
surat berharga dan para investor menanamkan modalnya dengan membeli saham
perusahaan tersebut. Para investor berharap akan menerima return dari saham
tersebut.
Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal di Indonesia. Hari
perdagangan di Bursa Efek Indonesia dilakukan pada hari Senin sampai hari
Jum’at. Aktivitas perdagangan setiap harinya dibagi ke dalam dua sesi. Pada hari
Senin sampai Kamis, sesi pertama dilakukan pada pukul 09.30 WIB sampai 12.00
WIB. Sesi kedua dibuka pada pukul 13.30 WIB dan ditutup pada pukul 16.00
WIB. Pada hari Jum’at, sesi pertama dibuka pada pukul 09.30 WIB sampai 11.30
WIB dan sesi kedua dibuka pada pukul 14.00 WIB sampai 16.00 WIB.
Para investor membutuhkan informasi-informasi dalam melakukan
investasi, sehingga investor mengetahui risiko yang akan dihadapi dalam investasi
tersebut, return yang akan diperoleh dari investasi tersebut, dan investor juga
mengetahui kapan harus membeli atau menjual saham.
Harga saham bergerak secara acak berarti bahwa fluktuasi harga saham
tergantung pada informasi baru (new information) yang akan diterima, tetapi
baru dan harga saham itu disebut unpredictable. Apakah informasi tersebut
bersifat kabar buruk (bad news) ataukah kabar baik (good news) juga tidak
diketahui. Apabila sudah diketahui, maka informasi itu disebut sebagai informasi
sekarang (today’s information) dan segera akan mempengaruhi harga saham
sekarang. Akan tetapi, tidak ada satu pun pihak yang dapat terus-menerus
menebak dengan benar harga saham pada esok hari karena informasi baru untuk
esok hari tidak dapat diketahui pada hari ini (Samsul, 2006: 269).
Harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh informasi ekonomi baik
secara makro maupun mikro. Ekonomi makro meliputi pertumbuhan ekonomi,
inflasi, kebijakan pemerintah, yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
Misalnya jika inflasi naik, dan suku bunga meningkat maka harga saham
cenderung turun. Ekonomi mikro meliputi perilaku konsumen dan perusahaan,
penawaran dan permintaan. Misalnya permintaan saham pada hari tertentu
meningkat, maka harga saham akan meningkat, sesuai dengan hukum permintaan,
apabila permintaan akan barang dan jasa meningkat, maka harga barang dan jasa
akan meningkat. Kondisi internal perusahaan juga akan mempengaruhi harga
saham. Informasi mengenai kondisi perusahaan dapat diperoleh dari laporan
keuangan perusahaan.
Harga saham mencerminkan semua informasi yang ada di masyarakat
sehubungan dengan nilai perusahaan. Efisien tidaknya suatu pasar sangat
tergantung pada seberapa cepat dampak suatu informasi yang dicerminkan dari
harga surat-surat berharga (Keown et.al, 2008: 18). Hal ini dikenal dengan
efisiensi pasar. Fama (1970) (dalam Jogiyanto, 2003: 370) menyajikan tiga
efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi-strong form) dan efisiensi pasar bentuk
kuat (strong form).
Secara tidak langsung melalui informasi-informasi tersebut akan
mempengaruhi perdagangan saham setiap harinya dan return saham setiap
harinya. Sehingga return yang diperoleh oleh para investor akan sesuai dengan
informasi yang diterima oleh para investor.
Khajar (2008) dalam penelitiannya menemukan bahwa Bursa Efek
Indonesia sudah efisien dalam bentuk lemah baik pada periode krisis maupun
pasca krisis. Pada periode pasca krisis moneter, efisiensi juga tidak mengalami
peningkatan. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini juga dilakukan dalam
efisiensi pasar dalam bentuk lemah.
Penelitian ini akan menggunakan Indeks LQ-45 untuk diteliti karena
perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ-45 memiliki likuiditas
saham yang tinggi dan juga dipertimbangkan sebagai kapitalisasi pasar saham.
Di Bursa Efek Indonesia rata-rata return saham LQ-45 periode Agustus
2011 sampai Juli 2012 memiliki nilai yang berbeda setiap harinya.
Tabel 1.1
Rata-rata Return Pasar Indeks Saham LQ-45 Periode Agustus 2011 - Juli 2012
URAIAN HARI PERDAGANGAN
SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
Jumlah Hari
Perdagangan 50 kali 52 kali 50 kali 50 kali 48 kali
Rata-rata Return
Pasar -0,325 % 0,3 % 0,45 % -0,265 % 0,03 %
Sumber: BEI, 2012 (diolah)
Pada Tabel 1.1 rata-rata return saham LQ-45 memiliki nilai yang sangat
sebesar -0,325% dan pada hari Selasa rata-rata return saham mengalami kenaikan
dan bernilai positif sebesar 0,3%. Rata-rata return saham paling tinggi dan
bernilai positif pada hari Rabu sebesar 0,45%. Pada hari Kamis, rata-rata return
saham mengalami penurunan dan bernilai negatif sebesar -0,265%. Pada hari
Jum’at rata-rata return saham kembali mengalami kenaikan dan bernilai positif
sebesar 0,03%.
Berdasarkan data pada Tabel 1.1 terjadi perbedaan return saham setiap
harinya atau yang dikenal dengan istilah day of the week. Rita (2009) menemukan
adanya pengaruh yang signifikan antara rata-rata return selama 5 hari
perdagangan di bursa. Ditemukan juga adanya Monday effect, yaitu rata-rata
return hari Senin negatif dan paling rendah dibandingkan hari lainnya.
Monday effect terjadi hanya pada Senin minggu keempat dan kelima,
sedangkan return Senin pada minggu pertama sampai ketiga secara statistik tidak
berbeda dengan nol. Hal ini berkaitan dengan tuntutan likuiditas investor individu
yang jatuh pada setiap bulan. Individu melakukan pembayaran bulanan mereka
pada akhir bulan, dan indvidu cenderung membeli saham pada pergantian bulan
dan melikuidasinya pada saat mendekati akhir bulan (Wang et.al, 1997 dalam
Rita, 2009). Sun dan Tong (2002) (dalam Supriyono dan Wibowo, 2008)
mengkonfirmasi penelitian Wang, et.al (1997) tentang fenomena Monday effect
yang disebabkan oleh efek minggu keempat dan minggu kelima. Temuan mereka
menyebutkan bahwa return hari Senin yang negatif muncul terutama pada minggu
keempat setiap bulan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan
Indonesia” dengan berfokus pada pengujian day of the week effect dan week-four
effect.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah pengaruh hari perdagangan terhadap return saham LQ-45 di
Bursa Efek Indonesia, dengan pengujian:
1. Apakah hari perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at)
berpengaruh terhadap return saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah hari Senin minggu keempat dan kelima berpengaruh terhadap return
saham LQ-45 hari Senin yang terendah di Bursa Efek Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan menganalisis:
1. Pengaruh hari perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at)
terhadap return saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.
2. Pengaruhhari Senin minggu keempat dan kelima terhadap return saham LQ-45
yang terendah di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
1. Bagi Investor
Dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
untuk melakukan investasi di perusahaan LQ-45 pada hari perdagangan.
2. Bagi Penulis
Dapat memberikan pengetahuan dan menambah wawasan mengenai pengaruh
hari perdagangan terhadap return saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Teoritis
2.1.1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan
kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan
obligasi. Pasar modal mempunyai fungsi sarana alokasi dana yang produktif
untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam. Alokasi dana
yang produktif terjadi jika individu yang mempunyai kelebihan dana dapat
meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif yang membutuhkan dana.
Sebagai akibatnya, peminjam dan pemberi pinjaman akan lebih diuntungkan
dibandingkan jika pasar modal tidak ada (Jogiyanto, 2003: 11-12).
Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk
berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri. Undang-Undang Pasar Modal No. 8
tahun 1995 memberikan pengertian yang lebih spesifik tentang Pasar Modal yaitu
“kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek,
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”. Pasar modal memiliki peran
sentral bagi perekonomian, bahkan maju tidaknya pasar modal di negara tersebut.
Pasar modal telah tumbuh menjadi leading indicator bagi ekonomi suatu negara
Pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi. Di
banyak negara, terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar,
pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar
modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan-perusahaan.
Perusahaan-perusahaan ini merupakan salah satu agen produksi yang secara
nasional akan membentuk Gross Domestic Product (GDP) (Lubis, 2008: 10).
Perkembangan terakhir pasar modal memperlihatkan bahwa para
pemodal itu kebanyakan terdiri dari pengelola dana (fund manager) dari dana
pensiun, kepentingan mereka ikut campur tangan di dalam kepengurusan
perusahaan yang sahamnya mereka beli melalui pasar modal menjadi semakin
tidak berarti. Mereka justru mau membeli saham dari perusahaan-perusahaan itu
karena mereka percaya kepada pemimpin yang mengelola perusahaan sekarang ini
(Anoraga dan Pakarti, 2006: 6).
2.1.2. Saham
Saham biasa (common stock) merupakan salah satu jenis efek yang
paling banyak diperdagangkan di pasar modal. Bahkan saat ini dengan semakin
banyaknya emiten yang mencatatkan sahamnya di bursa efek, perdagangan saham
semakin marak dan menarik para investor untuk terjun dalam jual beli saham.
Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau
pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Apabila seorang
investor membeli saham, maka ia akan menjadi pemilik dan disebut sebagai
Pada dasarnya, ada 2 (dua) keuntungan yang diperoleh pemodal dengan
membeli atau memiliki saham (Fakhruddin dan Hadianto, 2001: 6-7), yaitu:
1. Dividen yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit
saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen
diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.
2. Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Fakhruddin dan Hadianto (2001: 9-10) menyatakan, saham dikenal
dengan karakteristik high risk – high return. Artinya saham merupakan surat
berharga yang memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi
risiko tinggi. Saham memungkinkan pemodal untuk mendapatkan return atau
keuntungan (capital gain) dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Namun,
seiring dengan berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat
pemodal mengalami kerugian besar dalam waktu singkat. Risiko yang dihadapi
pemodal dengan kepemilikan sahamnya:
1. Tidak mendapat dividen. Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi
perusahaan menghasilkan keuntungan dan mendapat persetujuan dari
pemegang saham (dalam RUPS) untuk membagikan dividen. Dengan demikian
potensi keuntungan pemodal untuk mendapatkan dividen ditentukan oleh
kinerja perusahaan tersebut.
2. Capital loss. Dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal
mendapatkan capital gain alias keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada
kalanya pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari
2.1.3.Tingkat Keuntungan Saham (Return)
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat
berupa return realisasi, yang sudah terjadi atau return ekspektasi (expected
return), yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa
mendatang. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah
terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi
penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan.
Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan tingkat keuntungan yang
diharapkan (expected return) dan risiko di masa datang. Tingkat keuntungan yang
diharapakan adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa
mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return
yang diharapkan sifatnya belum terjadi (Jogiyanto, 2003: 109).
Return saham memiliki pola pembagian. Berikut adalah pola-pola
pembagian return saham (Ambarwati, 2009), yaitu:
1. Pola Intraday (Time of The Day). Pola ini mengacu pada perilaku return
saham dari waktu ke waktu dalam satu hari (time of the day), yaitu return
saham secara sistematis akan lebih tinggi atau lebih rendah pada waktu-waktu
tertentu dalam satu hari perdagangan.
2. Pola Harian (Day of the Week). Pola ini mengacu pada perilaku return saham
dari hari ke hari dalam satu minggu, yaitu return saham secara sistematis akan
lebih tinggi atau lebih rendah pada hari-hari tertentu dalam satu minggu.
3. Holiday effect. Pola ini Menunjukkan adanya peningkatan return saham pada
4. Turn of the Month. Pola ini menunjukkan adanya perbedaan (kenaikan) return
saham pada hari-hari sebelum dan sesudah pergantian bulan.
5. Pola Bulanan (Month of The Year). Pola ini mengacu pada perilaku return
saham setiap bulannya pada satu tahun, yaitu return saham secara sistematis
akan lebih tinggi atau lebih rendah pada bulan-bulan tertentu dalam satu tahun.
2.1.4.Definisi Pasar Efisien
Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh
Fama (1970) (Gumanti dan Utami, 2002). Dalam konteks ini yang dimaksud
dengan pasar adalah pasar modal (capital market) dan pasar uang. Suatu pasar
dikatakan efisien apabila tidak seorangpun, baik investor individu maupun
investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal
return), setelah disesuaikan dengan risiko, dengan menggunakan strategi
perdagangan yang ada. Artinya, harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan
cerminan dari informasi yang ada atau “stock prices reflect all available
information”.
Pasar yang efisien adalah suatu pasar di mana nilai setiap waktu yang
secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia, yang mengakibatkan
harga pasar dan nilai intrinsik sama. Efisien tidaknya suatu pasar sangat
tergantung pada seberapa cepat dampak suatu informasi yang dicerminkan dari
harga surat-surat berharga. Segala informasi yang berkaitan dengan surat
berharga diterima pasar secara random. Informasi akan dicerminkan dari
kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang besar (Keown et.al, 2008 :
17-18).
Anoraga dan Pakarti (2006: 84) menyatakan pasar modal yang efisien
dapat ditarik asumsi sebagai berikut:
1. Harga saham secara lengkap menggambarkan semua informasi yang tersedia.
2. Investor akan menginterpretasikan dengan benar atas informasi yang tersedia.
3. Pialang tidak dapat beroperasi pada skala yang cukup untuk mempengaruhi
harga.
2.1.5.Bentuk Pasar Efisien
Fama (1970) (dalam Jogiyanto, 2003: 370) menyajikan tiga macam
bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk dari
informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang
dipublikasikan dan informasi privat sebagai berikut ini:
1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form).
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas
tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masa lalu
ini merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasar secara
lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang
menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang.
Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat
digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa untuk pasar
yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa
2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi-strong form).
Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh
mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan (all publicly
available information) termasuk informasi yang berada di laporan-laporan
keuangan perusahaan emiten. Informasi yang dipublikasikan dapat berupa
sebagai berikut ini:
a. Informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga sekuritas
dari perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Informasi ini
umumnya berhubungan dengan peristiwa yang terjadi di perusahaan emiten
(corporate event). Misalnya adalah pengumuman laba, dividen, produk
baru, merger dan akuisisi, pergantian pemimpin dan lain sebagainya.
b. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas
sejumlah perusahaan. Informasi dapat berupa peraturan pemerintah atau
peraturan dari regulator yang hanya berdampak pada harga-harga sekuritas
perusahaan-perusahaan yang terkena regulasi tersebut. Misalnya adalah
regulasi untuk meningkatkan kebutuhan cadangan (reserved requirement)
yang harus dipenuhi oleh semua bank-bank.
c. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas
semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham. Informasi ini dapat berupa
peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang berdampak ke
semua perusahaan emiten. Contoh dari regulasi ini adalah peraturan
akuntansi untuk mencantumkan laporan arus kas yang harus dilakukan oleh
Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor atau
grup dari investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan
untuk mendapatkan keuntungan tidak normal dalam jangka waktu yang
lama.
3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara
penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang tersedia termasuk
informasi yang privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada
individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan
tidak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat.
2.1.6.Anomali Pasar
Anomali disini adalah salah satu bentuk dari fenomena yang ada di pasar.
Pada anomali ditemukan hal-hal yang seharusnya tidak ada bilamana dianggap
bahwa pasar efisien benar-benar ada. Artinya, suatu peristiwa (event) dapat
dimanfaatkan untuk memperoleh abnormal return. Dengan kata lain seorang
investor dimungkinkan untuk memperoleh abnormal return dengan
mengandalkan suatu peristiwa tertentu. Anomali yang ada, tidak hanya
ditemukan pada satu jenis bentuk pasar efisien saja, tetapi ditemukan pada bentuk
pasar efisien yang lain. Artinya, bukti empiris adanya anomali di pasar modal
muncul pada semua bentuk pasar efisien, walaupun kebanyakan ditemukan pada
Dari berbagai penelitian yang dilakukan diidentifikasi adanya
penyimpangan terhadap konsep pasar efisien yang sering disebut anomali pasar,
karena faktor penyebabnya sulit dijelaskan dengan tepat. Anomali ini sering
diartikan sebagai an exception to a rule or a model (Alteza, 2007).
Levi (1996) (dalam Gumanti dan Utami, 2002) mengklasifikasikan
anomali pasar tersebut menjadi empat yaitu, anomali perusahaan (firm anomaly),
anomali musiman (seasonal anomaly), anomali peristiwa (event anomaly),
anomali akuntansi (accounting anomaly).
2.1.6.1. Day of The Week Effect
Iramani dan Mahdi (2006) menyatakan pengaruh hari perdagangan
terhadap return saham merupakan fenomena yang menarik untuk diperhatikan.
Fenomena ini merupakan bagian dari anomali teori pasar efisien. Pada teori pasar
efisien menyatakan bahwa return saham tidak berbeda pada setiap hari
perdagangan. Namun fenomena day of the week effect, menyatakan bahwa
terdapat perbedaan return untuk masing-masing hari perdagangan dalam satu
minggu. Dimana pada hari Senin cenderung menghasilkan return yang negatif.
Lakonishok dan Maberly (1990) (dalam Supriyono dan Wibowo, 2008)
menyatakan bahwa aktivitas perdagangan saham berubah dari hari ke hari.
Perubahan ini disebabkan oleh perubahan perilaku investor dalam melakukan
aktivitas perdagangan di bursa. Indikator-indokator aktivitas perdagangan di
bursa misalnya banyaknya transaksi dan volume perdagangan berpengaruh secara
signifikan terhadap return saham di pasar modal. Perubahan perilaku investor
2.1.6.2. Week-four Effect
Wang, et.al (1997) (dalam Rita, 2009) meneliti berbagai indeks return
saham (NYSE-AMEX, S&P composite index, Nasdaq) dengan periode penelitian
1962-1993. Hasilnya bahwa Monday effect terjadi hanya pada Senin minggu
keempat dan kelima, sedangkan return Senin pada minggu pertama sampai ketiga
secara statistik tidak berbeda dengan nol.
Sun dan Tong (2002) (dalam Alteza, 2007) menemukan apabila return
Senin yang negatif secara aktual terkonsentrasi pada minggu keempat setiap bulan
antara tanggal 18-26. Fenomena ini kemudian disebut dengan week-four effect.
Hasil ini menurut mereka antara lain disebabkan keberadaan investor individual
yang jumlahnya cukup banyak di pasar modal Amerika. Jenis investor ini
umumnya akan meningkatkan aktivitas perdagangannya pada minggu keempat
dan kelima karena kebutuhan likuiditas, di mana mereka melakukan pembayaran
bulanan di akhir bulan. Oleh karena itu investor individu cenderung membeli
saham pada pergantian bulan dan melikuidasinya mendekati akhir bulan. Alasan
inilah yang menjelaskan return yang rendah pada periode minggu keempat dan
kelima.
2.1.7.Indeks LQ-45
Berdasarkan Indonesia Stock Exchange (2010) indeks LQ-45 terdiri dari
45 emiten dengan likuiditas (liquid) tinggi, yang diseleksi melalui beberapa
kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas emiten-emiten
Sejak diluncurkan pada bulan Februari 1997, ukuran utama likuiditas
transaksi adalah nilai transaksi di pasar reguler. Sesuai dengan perkembangan
pasar dan untuk lebih mempertajam kriteria likuiditas, maka sejak review bulan
Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukkan
sebagai ukuran likuiditas. Sehingga kriteria suatu emiten untuk dapat masuk
dalam perhitungan indeks LQ-45 adalah mempertimbangkan faktor-faktor sebagai
berikut:
1. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia minimal 3 bulan.
2. Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi transaksi.
3. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler.
4. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu.
5. Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut di
atas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan
tersebut.
Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja
emiten-emiten yang masuk dalam perhitungan indeks LQ-45. Setiap tiga bulan
sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham tersebut.
Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal
bulan Februari dan Agustus.
2.2.Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian tentang day of the week effect dan week-four effect
1. Iramani dan Mahdi (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Studi Tentang
Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham pada BEJ”. Periode
penelitian dilakukan pada Januari 2005 sampai Desember 2005 dengan jumlah
sampel 38 saham yang masuk LQ-45 selama Januari 2005 - Desember 2005.
Alat analisis yang digunakan meliputi ANOVA, Uji Satu Rata-rata dan Uji Dua
Rata-rata Sampel Bebas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hari
perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham harian pada Bursa
Efek Jakarta tahun 2005. Hal ini membuktikan bahwa terjadi fenomena day of
the week effect di Bursa Efek Jakarta, dimana return terendah terjadi pada hari
Senin dan return tertinggi terjadi pada hari Selasa. Hasil empiris ini juga
memberikan bukti bahwa terjadi Monday effect pada Bursa Efek Jakarta pada
tahun 2005. Fenomena week-four effect dimana return negatif signifikan
terjadi pada hari Senin minggu keempat dan kelima setiap akhir bulan.
2. Rita (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Hari Perdagangan
Terhadap Return Saham: Pengujian Day of the Week Effect, Week-Four Effect
dan Rogalski Effect di BEI”. Periode penelitian dilakukan pada Januari 2008
sampai Desember 2008. Jumlah sampel 56 saham yang termasuk kategori
LQ-45 selama tahun 2008. Alat analisis yang digunakan adalah uji Kruskal-Wallis,
uji Spearman, dan Wilcoxon test. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa hari perdagangan memiliki pengaruh terhadap return saham harian,
yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan yang signifikan antara rata-rata
return selama 5 hari perdagangan di bursa sedangkan week-four effect tidak
3. Ambarwati (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengujian Week-four,
Monday, Friday dan Earnings Management Effect Terhadap Return Saham”.
Periode penelitian dilakukan pada Februari 2006 sampai Januari 2007. Jumlah
sampel yang digunakan adalah 37 sampel dengan teknik purposive sampling.
Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda tanpa
intercept (multiple regression through origin) dan uji t. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa hari perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return
saham harian di BEI pada perusahaan LQ-45 dan fenomena week-four effect
tidak berhasil diidentifikasikan.
4. Supriyono dan Wibowo (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Hari Perdagangan Terhadap Return Saham: Pengujian Week-Four Effect di
Bursa Efek Jakarta”. Periode penelitian ini dilakukan pada Januari 2006
sampai Desember 2006. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji F-test dan uji t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh hari perdagangan terhadap return harian di Bursa Efek Jakarta, tidak
terjadi fenomena Monday effect yang disebabkan fenomena minggu keempat
dan kelima.
5. Aly, Median dan Perry (2004) dalam penelitiannya yang berjudul “An Analysis
of Day of the Week Effects in the Egyptian Stock Market”. Periode penelitian
ini dilakukan pada 26 April 1998 sampai 6 Juni 2001. Alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji chow dan uji t. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan return hari
return minggu terakhir dalam 1 bulan lebih rendah dari minggu sebelumnya
tetapi tidak signifikan.
2.3.Kerangka Konseptual
Iramani dan Mahdi (2006) menyatakan pada teori pasar efisien
menyatakan bahwa return saham tidak berbeda pada setiap hari perdagangan.
Namun fenomena day of the week effect, menyatakan bahwa terdapat perbedaan
return untuk masing-masing hari perdagangan dalam satu minggu.
Wang, et.al (1997) (dalam Rita, 2009) meneliti berbagai indeks return
saham (NYSE-AMEX, S&P composite index, Nasdaq) dengan periode penelitian
1962-1993. Hasilnya bahwa Monday effect terjadi hanya pada Senin minggu
keempat dan kelima, sedangkan return Senin pada minggu pertama sampai ketiga
secara statistik tidak berbeda dengan nol.
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return realisasi
(realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung
berdasarkan data historis (Jogiyanto, 2003: 109).
Berdasarkan uraian teoritis dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun
kerangka konseptual yang menggambarkan pengaruh hari perdagangan terhadap
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4.Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, uraian teoritis dan penelitan terdahulu, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Terdapat pengaruh hari perdagangan (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at)
secara signifikan terhadap return saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.
2. Terdapat pengaruh hari Senin minggu keempat dan kelima terhadap return
saham LQ-45 hari Senin yang terendah.
Day of The Week Effect
Week-four effect
Return Saham
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif. Penelitian ini
bermaksud untuk menjelaskan suatu pengaruh atau gejala, dimana terdapat
variabel yang akan mempengaruhi nilai variabel lainnya.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1.Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet, yang
tersedia di situs
3.2.2.Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Desember 2012 sampai dengan
bulan Maret 2013.
3.3. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas (independent variable) adalah hari perdagangan, yaitu Senin,
Selasa, Rabu, Kamis dan Jum’at.
3.4.Defenisi Operasional Variabel 3.4.1. Hari Perdagangan
Hari perdagangan adalah hari dimana pembelian atau penjualan saham
dapat dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Hari perdagangan
dalam satu minggu ada lima hari yaitu Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jum’at.
Penelitian ini menggunakan variabel dummy yang merupakan variabel penjelas
dengan skala nominal yang bernilai 0 dan 1.
Nilai DSEN = 1 apabila return saham rata-rata merupakan return pada hari
Senin dan bernilai 0 pada hari yang lain. Nilai DSEL = 1 apabila return saham
rata-rata merupakan return pada hari Selasa dan bernilai 0 pada hari yang lain.
Nilai DRAB = 1 apabila return saham rata-rata merupakan return pada hari Rabu
dan bernilai 0 pada hari yang lain. Nilai DKAM = 1 apabila return saham
rata-rata merupakan return pada hari Kamis dan bernilai 0 pada hari yang lain. Nilai
DJUM = 1 apabilai return saham rata-rata merupakan pada hari Jum’at dan
bernilai 0 pada hari yang lain.
3.4.2. Return saham
Return saham adalah tingkat pengembalian yang diterima oleh investor,
dapat bernilai positif, bisa juga negatif. Return saham dapat dihitung dari harga
saham penutupan (closing price) dikurangi harga pembukaan (opening price) lalu
dibagi dengan harga pembukaan (opening price). Untuk menghitung return
saham dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Dimana: �� : Return saham
�� : Harga saham penutupan (closing price)
��−1 : Harga saham pembukaan (opening price)
3.5. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam
Indeks Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia selama periode Agustus 2011
sampai Juli 2012.
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling,
dimana ada batasan kriteria dalam pengambilan sampel. Kriteria dalam
pengambilan sampel, yaitu perusahaan yang tetap terdaftar dalam Indeks Saham
LQ-45 selama periode Agustus 2011 sampai Juli 2012, yang berjumlah 35
perusahaan. Data mengenai sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut
[image:36.595.113.517.490.739.2]ini.
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
No. Kode Efek Nama Emiten
1. AALI Astra Agro Lestari Tbk.
2. ADRO Adaro Energy Tbk.
3. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk.
4. ASII Astra International tbk.
5. BBCA Bank Central Asia Tbk.
6. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 7. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
8. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
9. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk.
10. BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
11. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.
12. BUMI Bumi Resources Tbk.
13. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
14. DOID Delta Dunia Makmur Tbk.
No. Kode Efek Nama Emiten
16. ENRG Energi Mega Persada Tbk.
17. GGRM Gudang Garam Tbk.
18. GJTL Gajah Tunggal Tbk.
19. INCO International Nickel Indonesia Tbk.
20. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
21. INDY Indika Energy Tbk.
22. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk.
23. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
24. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk.
25. KLBF Kalbe Farma Tbk.
26. LPKR Lippo Karawaci Tbk.
27. LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk.
28. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
29. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.
30. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk.
31. TINS Timah (Persero) Tbk.
32. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 33. UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk.
34. UNTR United Tractors Tbk.
35. UNVR Unilever Indonesia Tbk.
Sumber: www.idx.com
3.6. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia tentang data laporan keuangan
perusahaan LQ-45 dari Agustus 2011 sampai dengan Juli 2012, buku-buku
referensi, internet, dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik
bahasan penelitian.
3.7. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi, yaitu
mendapatkan gambaran mengenai masalah yang diteliti serta mengumpulkan data
sekunder dari laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.
3.8. Teknik Analisis
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda tanpa intercept (multiple regression through origin) dan untuk
menguji kebenaran hipotesis digunakan statistik t (uji t). Metode yang digunakan
adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik. Langkah-langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data-data saham perusahaan yang tetap terdaftar dalam LQ-45
pada Agustus 2011 sampai Juli 2012.
2. Menghitung return saham harian, dengan menggunakan rumus:
�� = ��−� ��−1 �−1
Dimana: �� : Return saham
�� : Harga saham penutupan (closing price)
��−1 : Harga saham pembukaan (opening price)
3. Menghitung return saham rata-rata dalam satu periode.
4. Menglompokkan return saham rata-rata yang telah dihitung berdasarkan hari
perdagangan, yaitu Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at.
5. Mengelompokkan return saham rata-rata pada hari Senin minggu pertama
sampai ketiga dan return saham rata-rata pada hari Senin minggu keempat dan
6. Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t berdasarkan
persamaan regresi yang telah disusun.
3.8.1. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah metode analisis dimana data yang
dikumpulkan dapat diinterpretasikan secara sederhana, jelas dan objektif sehingga
diperoleh informasi dan gambaran yang sebenarnya mengenai topik yang dibahas.
3.8.2. Metode Analisis Statistik 3.8.2.1. Uji Asumsi Klasik
Penulis menggunakan bantuan program software SPSS 19 for Windows
(Statistic Product and Service Solution) dalam penelitian ini. Sebelum data
dianalisis, maka model regresi linier berganda harus memenuhi syarat asumsi
klasik. Asumsi klasik tersebut meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji
autokorelasi, uji multikolinearitas.
1. Uji Normalitas
Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi yaitu uji normalitas data
populasi. Hasil uji normalitas yang baik adalah bentuk distribusi normal atau
mendekati normal. Jika data berdistribusi normal, titik-titik plotnya harus
berada pada suatu garis lurus. Sedangkan jika titik-titik tersebut membentuk
seperti huruf S, maka menunjukkan bahwa data menjulur (skew) (Rochaety
et.al, 2009: 104). Uji normalitas ini biasa dapat dilakukan dengan pendekatan
Kolmogorov-Smirnov. Alat ini digunakan untuk menguji normalitas data.
Ho : Data berasal dari populasi berdistribusi normal
Ha : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Menggunakan nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Apabila menggunakan ukuran
ini maka harus dibandingkan dengan tingkat alpha yang kita tetapkan
sebelumnya, apakah 10%, 5% atau 1%. Kriteria yang digunakan yaitu Ho
diterima apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > dari tingkat alpha yang
ditetapkan (misalnya 5%), karenanya dapat dinyatakan bahwa data
berdistribusi normal (Sudarmanto, 2005: 108).
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi
residual sama atau tidak sama untuk semua pengamatan. Apabila asumsi tidak
terjadinya heteroskedastisitas ini tidak terpenuhi, maka penaksir menjadi tidak
lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun besar (Gujarati, 1997) dan
estimasi koefisien dapat dikatakan menjadi kurang akurat (Rietveld dan
Sunaryanto, 1993) (dalam Sudarmanto, 2005: 148).
3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota seri observasi yang disusun
menurut urutan waktu atau urutan tempat/ruang, atau korelasi yang timbul pada
dirinya sendiri (Sugiarto, 1992). Pengujian autokorelasi ini dimaksudkan
untuk mengetahui apakah terjadi korelasi di antara data pengamatan atau tidak.
ada tidaknya autokorelasi, maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW)
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. 1,65 < DW < 2,35, kesimpulannya tidak ada autokorelasi.
2. 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79, kesimpulannya tidak dapat
disimpulkan (inconclusive).
3. DW < 1,21 atau DW > 2,79, kesimpulannya terjadi autokorelasi.
4. Uji Multikolinearitas
Uji asumsi tentang multikolinearitas ini dimaksudkan untuk membuktikan atau
menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas (independen)
satu dengan variabel bebas (independen) yang lainnya. Dalam analisis regresi
ganda, maka akan terdapat dua atau lebih variabel bebas atau variabel
independen yang diduga akan mempengaruhi variabel tergantungnya.
Pendugaan tersebut akan dapat dipertanggungjawabkan apabila tidak terjadi
adanya hubungan yang linear (multikolinearitas) di antara variabel-variabel
independen.
3.8.2.2. Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis statistik yaitu analisis regresi linier
berganda tanpa intercept (multiple regression through origin). Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dummy. Untuk dapat menguji
kebenaran hipotesis maka digunakan statistik t (uji t). Penelitian ini akan
1. Day of The Week Effect
Untuk hipotesis pertama yaitu pengaruh hari perdagangan terhadap return
saham LQ-45 di BEI, digunakan rumus sebagai berikut:
��= �1����+�2����+�3����+�4����+�5����+�
Keterangan:
�� = Return saham rata-rata pada hari t
�1− �5 = Koefeisien regresi untuk variabel dummy Senin - Jumat
DSEN = Variabel dummy untuk hari Senin
DSEL = Variabel dummy untuk hari Selasa
DRAB = Variabel dummy untuk hari Rabu
DKAM = Variabel dummy untuk hari Kamis
DJUM = Variabel dummy untuk hari Jum’at
e = Error term
Nilai DSEN = 1 apabila return saham rata-rata merupakan return pada
hari Senin dan diberi nilai 0 pada hari lainnya. Nilai DSEL = 1 apabila return
saham rata-rata merupakan return pada hari Selasa dan diberi nilai 0 pada hari
lainnya. Demikian juga berlaku untuk DRAB, DKAM, DJUM.
Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig. t > 0,05,
�0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas
terhadap variabel terikat. Dan jika nilai sig. t < 0,05, maka �� diterima, artinya
2. Week-four Effect
Untuk hipotesis kedua yaitu pengaruh hari Senin minggu keempat dan kelima
terhadap return saham LQ-45 hari Senin yang terendah, digunakan rumus
sebagai berikut:
��= �1����1,2,3+�2����4,5+ �
Keterangan:
�� = Return saham rata-rata pada hari t
�1− �2 = Koefisien regresi variabel
����1,2,3 = Variabel dummy untuk Senin minggu pertama, kedua, ketiga
����4,5 = Variabel dummy untukSenin minggu keempat dan kelima
e = Standard Error
Apabila return saham rata-rata merupakan return pada hari Senin minggu
pertama, kedua dan ketiga, maka ����1,2,3 bernilai 1 dan ����4,5 bernilai 0.
Begitu juga sebaliknya, apabila return saham rata-rata merupakan return pada
Senin minggu keempat dan kelima, maka ����4,5 bernilai 1 dan D���1,2,3
bernilai 0.
Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig. t > 0,05,
�0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas
terhadap variabel terikat. Dan jika nilai sig. t < 0,05, maka �� diterima, artinya
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Bursa Efek Indonesia
Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak zaman kolonial Belanda dan
tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan
berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan
semestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada
tahun 1977 dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan
seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat
sebagai berikut:
1. Desember 1912: Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh
Pemerintah Hindia Belanda.
3. 1925 – 1942: Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa
Efek di Semarang dan Surabaya.
4. Awal tahun 1939: Karena isu politik (Perang Dunia II), Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya ditutup.
5. 1942 – 1952: Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II.
6. 1956: Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak
aktif.
7. 1956 – 1977: Perdagangan di Bursa Efek vakum.
8. 10 Agustus 1977: Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto.
BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).
Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan
kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong
sebagai emiten pertama.
9. 1977 – 1987: Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga
1987 baru mencapai 24. Masayarakat lebih memilih instrumen perbankan
dibandingkan instrumen Pasar Modal.
10. 1987: Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang
memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran
Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.
11. 1988 – 1990: Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat
12. 2 Juni 1988: Bursa Pararel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh
Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya
terdiri dari broker dan dealer.
13. Desember 1988: Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES
88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa
kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
14. 16 Juni 1989: Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh
Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
15. 13 Juli 1992: Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
16. 22 Mei 1995: Sistem otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan
sistem komputer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
17. 10 November 1995: Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai
Januari 1996.
18. 1995: Bursa Pararel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
19. 2000: Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
20. 2002: BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote
trading).
21. 2007: Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta
(BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
22. 2 Maret 2009: Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek
4.1.2. Struktur Pasar Modal Indonesia
[image:47.595.124.521.121.673.2]Sumber
Gambar 4.1
Struktur Pasar Modal Indonesia
Menteri Keuangan Republik Indonesia
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(BAPEPAM-LK)
Bursa Efek
(Bursa Efek Indonesia
-BEI)
4.1.3. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia 1. Visi Bursa Efek Indonesia
Visi Bursa Efek Indonesia adalah menjadi bursa yang kompetitif dengan
kredibilitas tingkat dunia.
2. Misi Bursa Efek Indonesia
Misi Bursa Efek Indonesia adalah menciptakan daya saing untuk menarik
investor dan emiten, melalui pemberdayaan anggota bursa dan partisipan,
penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance.
3. Core Values 1. Teamwork
2. Integrity
3. Professionalism
4. Service Excellence
4. Core Competencies 1. Building Trust
2. Integrity
3. Strive for Excellence
4.1.4. Gambaran Umum Perusahaan Sampel 1. Astra Agro Lestari Tbk.
PT Astra Agro Lestari Tbk didirikan pada tahun 1989 yang merupakan
perusahaan multinasional yang memproduksi minyak kelapa sawit dan kernel.
Kantor pusat nya terletak di Jakarta, Indonesia dengan total karyawan 18.402
orang. PT Astra Agro Lestari merupakan anak perusahaan dari PT Astra
International Tbk. Pada tahun 1984, PT Astra International Tbk mengakuisisi PT
Tunggal Perkasa Plantations, yang sudah memiliki 15.000 hektar perkebunan
kelapa sawit di provinsi Riau. Keputusan bisnis terbukti tepat sebagai bisnis
minyak sawit yang telah tumbuh kokoh, memberikan dampak positif terhadap unit
usaha perseroan. Akhirnya, PT Astra International Tbk memutuskan untuk
melepas unit usaha menjadi anak perusahaan kelapa sawit baru dengan nama PT
Suryaraya Cakrawala baru pada tanggal 3 Oktober 1988. PT Suryaraya
Cakrawala diubah menjadi PT Astra Agro Niaga pada tahun 1989. Didorong oleh
bisnis kelapa sawit yang berkembang, PT Astra Agro Niaga digabung dengan PT
Suryaraya Bahtera pada tahun 1997 dan berganti nama menjadi PT Astra Agro
Lestari. PT Astra Agro Lestari mencatatkan sahamnya untuk pertama kalinya
pada tanggal 9 Desember 1997 di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya,
yang keduanya telah bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Adaro Energy Tbk.
Adaro Energy Tbk adalah produsen batubara terbesar di belahan bumi
selatan dan keempat terbesar di dunia. Adaro Energy didirikan dengan nama PT
2004. Pada 18 April 2008, Padang Karunia berubah nama menjadi PT Adaro
Energy Tbk dalam persiapan untuk menjadi perusahaan publik. Adaro dan anak
perusahaannya saat ini di bidang pertambangan batubara dan perdagangan,
infrastruktur dan logistik batubara, dan jasa kontraktor pertambangan. Adaro
Energy Tbk memiliki beberapa anak perusahaan, yaitu Adaro Indonesia,
Saptaindra Sejati, Makmur Sejahtera Wisesa, Maritim Barito Perkasa, Sarana
Daya Mandiri, Indonesia Bulk Terminal, Coaltrade Services Intl.
3. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
PT Aneka Tambang Tbk atau yang biasa disebut PT Antam merupakan
perusahaan pertambangan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh
pemerintah Indonesia (65%) dan masyarakat (35%). PT Antam didirikan pada
tanggal 5 Juli 1968. Kegiatan Antam mencakup eksplorasi, penambangan,
pengolahan serta pemasaran dari sumber daya mineral. Pendapatan PT Antam
diperoleh melalui kegiatan eksplorasi dan penemuan deposit mineral, pengolahan
mineral tersebut secara ekonomis, dan penjualan hasil pengolahan tersebut kepada
konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Kegiatan ini telah
dilakukan semenjak perusahaan berdiri tahun 1968. Komoditas utama Antam
adalah bijih nikel kadar tinggi atau saprolit, bijih nikel kadar rendah atau limonit,
feronikel, emas, perak dan bauksit. Jasa utama Antam adalah pengolahan dan
pemurnian logam mulia serta jasa geologi. Anak perusahaan PT Antam, yaitu PT
Indonesia Coal Resources (Indonesia), PT Cibaliung Sumberdaya (Indonesia), PT
Gag Nikel (Indonesia), Asia Pasific Nickel Pty., Ltd. (Australia), PT Antam
Citra Utama (Indonesia), PT Indonesia Chemical Alumina (Indonesia), PT Antam
Jindal Stainless Indonesia (Indonesia), PT Logam Mulia (Indonesia).
4. Astra International Tbk.
PT Astra International Tbk (“Perseroan”) didirikan pada tahun 1957
dengan nama PT Astra International Incorporated. Pada tahun 1990, Perseroan
mengubah namanya menjadi PT Astra International Tbk. Perusahaan ini didirikan
oleh Tjia Kian Tie dan William Soeryadjaya (almarhum). Perusahaan ini telah
tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 4 April 1990. Saat ini mayoritas
kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Jardine Cycle and Carriage’s sebesar 50,1%.
Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat di Jl. Gaya
Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta. Total karyawan pada tahun 2011 adalah
168.703 orang. Ruang lingkup kegiatan perseroan seperti yang tertuang dalam
Anggaran Dasarnya adalah perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan,
pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang lingkup
kegiatan kegiatan utama entitas anak meliputi perakitan dan penyaluran mobil,
sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat berat,
pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan,
infrastruktur dan teknologi informasi. PT Astra International Tbk memiliki divisi
usaha di bidang otomotif, agroindustri, pelayanan finansial, alat-alat berat,
5. Bank Central Asia Tbk.
Bank Central Asia adalah bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini
didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV dan pernah
merupakan bagian penting dari Grup Salim. Pendiri Bank Central Asia adalah
Sudono Salim. Presiden Direktur saat ini (masa jabatan 1999 sampai sekarang)
adalah Djohan Emir Setijoso. Krisis moneter yang terjadi tahun 1997
memengaruhi aliran dana tunai di BCA dan akibatnya, bank terpaksa meminta
bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN) lalu mengambil alih BCA pada tahun 1998. BCA berhasil pulih pada
tahun yang sama dan bulan Desember 1998, dana pihak ketiga telah kembali ke
tingkat sebelum krisis. BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia pada
tahun 2000. BCA mengambil langkah besar menjadi perusahaan publik dimana
penawaran saham perdana berlangsung pada tahun 2000. Penawaran saham
kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001. Dalam tahun 2002, BPPN
melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang
strategis.
6. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Bank Negara Indonesia (BNI) adalah sebuah institusi bank milik
pemerintah, dalam hal ini adalah perusahaan BUMN di Indonesia. Dalam struktur
manajemen organisasinya, Bank Negara Indonesia (BNI), dipimpin oleh seorang
Direktur Utama yang saat ini dijabat oleh Gatot Mudiantoro Suwondo. Bank
Negara Indonesia (BNI) adalah bank komersial tertua dalam sejarah Republik
mempunyai 914 kantor cabang di Indonesia dan 5 di luar negeri. BNI juga
mempunyai unit perbankan syariah, yang dinamakan BNI syariah. Pengusul
dibentuknya sebuah Bank Sentral atau Bank Sirkulasi, serta sekaligus sebagai
pendiri dan Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) yang pertama adalah
Raden Mas (R.M.) Margono Djojohadikusumo. Anak perusahaan Bank Negara
Indonesia (BNI), yaitu BNI Remittance Limited (Hongkong), PT Bina Usaha
Indonesia, PT BNI Life, PT BNI Multi Finance, PT BNI Nomura Jafco
Invesment, PT BNI Nomura Jafco Manajemen Ventura, PT BNI Nomura Jafco
Ventura Satu, PT BNI Secutities, PT Pembiayaan Artha Negara dan PT Sarana
Bersama Pembiayaan Indonesia.
7. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah
yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan
di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De
Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau “Bank
Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto”, suatu lembaga
keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi).
Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan
sebagai hari kelahiran BRI. Pemegang saham Bank Rakyat Indonesia adalah
Pemerintah Republik Indonesia sebesar 56,75% dan publik 43,25%. Sampai
sekarang Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 tetap
konsisten memfokuskan pada pelayanan kepada masyarakat kecil, diantaranya
Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang berjumlah 4.447 buah, yang
terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 123 Kantor Inspeksi/SPI, 170
Kantor Cabang (dalam negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang
Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan
Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.Point, 3.705 BRI
Unit dan 357 Pos Pelayanan Desa.
8. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk bergerak dalam industri
perbankan dimana bank berfokus pada tujuan untuk menyalurkan dana ke arah
bisnis kredit perumahan. Bank Tabungan Negara tercatat di Bursa Efek Indonesia
tanggal 17 Desember 2009. Bank Tabungan Negara didirikan pad