• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prototipe Sistem Informasi Sumberdaya Manusia Pada PT.Bumi Teknokultura Unggul,Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prototipe Sistem Informasi Sumberdaya Manusia Pada PT.Bumi Teknokultura Unggul,Tbk"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

FAUZAN A07400161

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RINGKASAN

FAUZAN. Prototipe Sistem Informasi Sumberdaya Manusia pada PT. Bumi Teknokultura Unggul, Tbk. (Di bawah bimbingan ARIF IMAM SUROSO).

Untuk meningkatkan posisi daya saingnya, perusahaan harus memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada demi mendapatkan hasil yang maksimal. sumberdaya manusia merupakan salah satu sumberdaya yang sangat dibutuhkan bagi organisasi perusahaan. Hal itu disebabkan karena aktivitas dan perkembangan perusahaan tergantung pada sumberdaya manusia yang dimiliki oleh perusahaan tersebut serta merupakan pengeluaran pokok perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Perusahaan yang memiliki sumberdaya manusia yang kuat akan menguasai persaingan dan mempermudah untuk mencapai tujuannya. Sebaliknya perusahaan dengan sumberdaya manusia yang lemah akan menjadi luruh, kerdil dan akhirnya mati.

PT. Teknokultura merupakan perusahaan bioteknologi yang berorientasi pada teknik kultur jaringan. Perusahaan ini terdiri dari 2 divisi, yaitu divisi bioplant dan divisi bioflora. PT. Teknokultura memiliki cakupan pasar dan produksi yang cukup luas, sehingga menyerap jumlah tenaga kerja yang juga cukup besar yaitu ± 70 karyawan tetap dan ± 200 karyawan kontrak. Aktivitas manajemen sumberdaya manusia yang diterapkan di PT. Teknokultura meliputi : (1) perekrutan dan seleksi karyawan, (2) pelatihan karyawan, (3) penilaian kinerja, (4) promosi dan mutasi, (5) kompensasi, (6) pemutusan hubungan kerja.

Namun terdapat permasalahan yang dialami oleh Corporate HRD PT. Teknokultura (Departemen Sumberdaya Manusia perusahaan). Diantaranya adalah ketimpangan antara jumlah staf Corporate HRD dan total keseluruhan karyawan. Saat ini Corporate HRD hanya memiliki dua staf yaitu satu manajer dan satu asisten manajer, sehingga dinilai kurang dapat memenuhi kebutuhan pengelolaan tenaga kerja yang berjumlah besar. Dalam beberapa kasus juga ditemukan bahwa alur informasi manajemen sumberdaya manusia belum terbentuk secara integrity dan computerized. Ketidakintegrasian ini dapat dilihat dari tidak terhubungnya alur informasi antar aktivitas manajemen sumberdaya manusia, dimana masing-masing aktivitas berdiri sendiri. Alur informasi juga belum terkomputerisasi karena data-data yang dikumpulkan melalui proses manual yang menyebabkan menumpuknya lembaran-lembaran arsip. Kedua kelemahan ini menyebabkan format penyajian laporan, surat dan data-data lainnya menjadi kurang efektif dan kurang komunikatif. Hal ini juga menjadikan roda aktivitas manajemen sumberdaya manusia berjalan begitu lambat.

(3)

Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengidentifikasi kebutuhan informasi yang digunakan untuk sistem informasi sumberdaya manusia di PT. Teknokultura, (2) Menganalisis kebutuhan informasi yang digunakan untuk sistem informasi sumberdaya manusia di PT. Teknokultura, dan (3) Membuat prototipe sistem informasi sumberdaya manusia melalui tahapan-tahapan pengembangan sistem berdasarkan pola sistem yang sudah ada di perusahaan.

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Teknokultura selama 2 bulan yaitu bulan Februari sampai dengan Maret 2005. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data hasil observasi dan wawancara langsung dengan Corporate HRD Manager,

Corporate HRD Assistant Manager, dan asisten-asisten manajer lainnya. Data sekunder diperoleh dari studi literatur mengenai materi-materi yang berkaitan dengan masalah penelitian. Data sekunder juga didapatkan dari perusahaan, berupa laporan-laporan internal manajemen dan informasi tertulis lainnya yang berhubungan dengan perusahaan.

Tahap pengerjaan sistem informasi sumberdaya manusia ini menggunakan metode structured rapid prototyping, yang merupakan kombinasi dari daur hidup pengembangan sistem atau System Development Life Cycle (SDLC) dan refinery prototyping. Pemilihan metode ini dengan pertimbangan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari sistem informasi yang dimaksud. Tahap pengerjaan dengan menggunakan SDLC adalah : investigasi, analisis, desain atau rancang bangun, implementasi, dan maintenance. Dalam hal ini maintenance tidak dilakukan karena keterbatasan waktu penulis. Refinery prototyping merupakan proses pembuatan prototype secara cepat dengan melibatkan pengguna sejak awal pembatasan masalah.

Berdasarkan investigasi sistem, permasalahan yang terdapat pada sistem informasi sumberdaya manusia pada Divisi Bioplant PT. Teknokultura saat ini adalah pengelolaan data secara manual dan terpisah, aktivitas pengarsipan tidak terorganisir dengan baik, timpangnya perbandingan antara jumlah staf Corporate HRD dengan jumlah karyawan, penyimpanan database tidak terkomputerisasi, masing-masing tahapan proses belum tersusun dengan baik, serta belum adanya tahapan proses demosi dan pensiun. Sistem informasi sumberdaya manusia yang diusulkan merupakan sistem yang dirancang untuk mengatasi permasalahan tersebut dimana mekanismenya dirancang berdasarkan pola sistem yang telah ada di perusahaan. Berdasarkan kelayakan teknis dan operasional, sistem informasi yang akan dirancang layak untuk dikembangkan di PT. Teknokultura.

(4)

Sumberdaya Manusia, (2) Perekrutan dan Seleksi, (3) Pelatihan dan Pengembangan, (4) Penilaian Kinerja, (5) Kompensasi (6) Promosi, Mutasi dan Demosi, dan (7) Pensiun dan PHK. Diagram Rinci menggambarkan fungsi-fungsi/proses-proses yang lebih rinci yang masih bias dijabarkan dalam Diagram Nol. Algoritma sistem menjabarkan masing-masing alur informasi aktivitas sumberdaya manusia pada setiap proses yang digambarkan dalam DAD. Kamus Data menjelaskan setiap variabel yang terdapat di dalam sistem yaitu aliran data masukan, aliran data keluaran, dan penyimpanan data, beserta elemen-elemen penyusunnya.

Proses desain pada sistem informasi sumberdaya manusia yang diusulkan disajikan dalam bentuk spesifikasi sistem, Entity Relation-Diagram (ERD) dan Struktur Data. Spesifikasi sistem yang digunakan adalah jaringan topologi star, perangkat hardware Pentium 4 1,8 GHz RAM 256 MB Harddisk 80 GB, perangkat software Microsoft Windows, dan seorang operator/admin yang bertugas mengoperasikan sistem. ERD menggambarkan jenis hubungan di antara entitas yang terlibat, yaitu tenaker, pelamar, departemen, bagian, subbagian, jabatan, absensi pelamar, tes umum, tes lanjutan, wawancara, karyawan, pelatihan, hasil pelatihan, laporan, surat, absensi, izin, lembur, sakit, cuti, kinerja tetap, kinerja kontrak, pindah jabatan, pelanggaran, bebas tugas, pengunduran diri, dan pemutusan hubungan kerja. Struktur data berfungsi untuk menjelaskan secara lebih terperinci nama dari item data yang dicatat pada kamus data.

Implementasi dari sistem informasi sumberdaya manusia ini adalah berupa pembangunan program SisfoSDM yang menggunakan piranti lunak Visual Foxpro 9.0. SisfoSDM dirancang dengan menggunakan basis data dan fasilitas lain seperti kemampuan untuk menginput, mengedit, menyimpan, menampilkan, dan mencetak data. SisfoSDM juga dilengkapi dengan fasilitas menu yang dibuat berdasarkan aktivitas manajemen sumberdaya manusia di perusahaan sehingga memudahkan pengguna dalam mengeksplorasi program SisfoSDM.

(5)

PROTOTIPE SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA MANUSIA PADA PT. BUMI TEKNOKULTURA UNGGUL, Tbk.

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

FAUZAN A07400161

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(6)

Judul : PROTOTIPE SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA MANUSIA PADA PT. BUMI TEKNOKULTURA UNGGUL, TBK.

Nama : FAUZAN NRP : A07400161

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Ir. Arif Imam Suroso MSc. (CS) NIP 131 578 842

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M. Agr. NIP 130 422 698

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, 14 November 1980. Setamat dari SMU

Negeri 70 Bulungan Jakarta (1998) melanjutkan ke Politeknik Universitas

Indonesia sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik

Telekomunikasi dan lulus pada tahun 2002.

Pada tahun 2000, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor sebagai

mahasiswa Fakultas Pertanian Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian

Program Studi Manajemen Agribisnis melalui jalur UMPTN.

Selama menjalankan perkuliahan penulis juga aktif di beberapa organisasi,

yaitu Senat Mahasiswa Politeknik UI, UKM Seni dan Kreativitas Pankreas, UKM

Radio Kampus Poros FM, dan Youth Islamic Study Club Al-Azhar, serta bekerja sebagai web developer dan administrator Politeknik Negeri Jakarta. Saat ini penulis bekerja di perusahaan Host Department, LLC. yang bergerak di bidang

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

Penelitian ini berjudul “Prototipe Sistem Informasi Sumberdaya Manusia

pada PT. Bumi Teknokultura Unggul, Tbk.”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi dan menganalisis alur informasi sumberdaya manusia di

perusahaan, serta membuat prototipe sistem informasi sesuai dengan kebutuhan

perusahaan.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak, khususnya PT. Bumi Teknokultura Unggul, Tbk. Tegur sapa, kritik

dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kemajuan dan

perkembangan penelitian ini.

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan waktu, tenaga dan

pikirannya untuk membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga amal dan

perbuatannya mendapat limpahan pahala dan ridho dari Allah SWT. Ucapan

terima kasih dan penghargaan ini penulis sampaikan kepada :

1. Ir. Arif Imam Suroso, MSc. (CS) selaku dosen pembimbing skripsi atas

bimbingan, koreksi, arahan, pemikiran, waktu, dan saran-sarannya.

2. Dr. Ir. Iwan Riswandi, MSi. selaku dosen penguji utama dan Amzul Rifin

SP, MA. selaku dosen penguji komisi pendidikan.

3. Umi dan kakak-kakak tercinta yang telah banyak memberikan bantuan

moral, material dan spiritual kepada penulis.

4. Elda D. Adiningrat, Arina Miryanthi, Astrid Ratnasari, dan segenap

karyawan PT. Bumi Teknokultura Unggul, Tbk. yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini.

5. Nora Aprisa - my soulmate, untuk hari-hari yang menyenangkan.

6. Zamied, Qoemal, Yuan, Dahula, Ferry, Ricki, Ahsan, dan rekan-rekan IPB

atas segala bantuan dan kerjasamanya.

7. Anton, Ridwan, James, Abas, Astri, Intan, dan rekan-rekan Politeknik UI

untuk semangat dan dorongan yang diberikan.

8. Keluarga besar Host Department, LLC. atas pemberian kelonggaran waktu selama pengerjaan skripsi ini.

(10)

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Ruang Lingkup Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumberdaya Manusia ... 6

2.1.1 Definisi dan Ruang Lingkup ... 6

2.1.2 Perencanaan Sumberdaya Manusia ... 7

2.1.3 Perekrutan dan Seleksi... 8

2.1.4 Pelatihan dan Pengembangan ... 9

2.1.5 Penilaian Kinerja ... 10

2.1.6 Kompensasi ... 11

2.1.7 Promosi, Mutasi dan Demosi... 12

2.1.8 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ... 13

2.2 Penelitian Terdahulu ... 14

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 18

3.1.1 Sistem Informasi Manajemen ... 18

3.1.2 Sistem Informasi Sumberdaya Manusia ... 19

3.1.3 Pengembangan Sistem Informasi Manajemen... 20

3.1.4 Peralatan Dokumentasi Sistem ... 22

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 27

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 29

4.3 Metode Pengumpulan Data ... 30

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 30

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan... 32

5.2 Visi, Misi, dan Tujuan ... 33

(11)

5.3.1 Struktur Organisasi Utama ... 35

5.3.2 Struktur Organisasi Divisi Bioplant ... 38

5.4 Divisi Bioplant PT. Teknokultura ... 43

5.4.1 Fasilitas dan Kapasitas ... 43

5.4.2 Produk dan Pemasaran ... 44

5.5 Manajemen Sumberdaya Manusia Perusahaan... 46

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Investigasi Sistem ... 48

6.1.1 Sistem Yang Sedang Berjalan ... 48

6.1.1.1 Perencanaan Sumberdaya Manusia ... 48

6.1.1.2 Perekrutan dan Seleksi ... 50

6.1.1.3 Pelatihan dan Pengembangan ... 55

6.1.1.4 Penilaian Kinerja ... 57

6.1.1.5 Kompensasi ... 62

6.1.1.6 Promosi dan Mutasi ... 65

6.1.1.7 Pemutusan Hubungan Kerja ... 68

6.1.2 Permasalahan Sistem Yang Sedang Berjalan ... 70

6.1.3 Ruang Lingkup ... 73

6.1.4 Kelayakan Sistem ... 74

6.2 Analisa Sistem ... 76

6.2.1 Kebutuhan Informasi ... 76

6.2.2 Persyaratan Sistem ... 78

6.2.3 Diagram Konteks ... 79

6.2.4 Diagram Nol ... 81

6.2.5 Diagram Rinci ... 81

6.2.6 Algoritma Sistem ... 89

6.2.7 Kamus Data ... 93

6.3 Desain Sistem ... 94

6.3.1 Spesifikasi Sistem ... 94

6.3.2 Entity Relation-Diagram ... 96

6.3.3 Struktur Data ... 98

6.4 Implementasi ... 99

6.4.1 Pemrograman Visual ... 99

6.4.2 Pengembangan Komponen ... 100

6.4.3 Integrasi Sistem ... 102

6.4.4 Penggunaan Sistem ... 103

6.4.4.1 Informasi Deskripsi dan Spesifikasi Kerja ... 107

6.4.4.2 Informasi Data Pribadi Pelamar ... 107

6.4.4.3 Informasi Data Pribadi Karyawan ... 108

6.4.4.4 Informasi Jumlah Karyawan ... 109

6.4.4.5 Informasi Perencanan Sumberdaya Manusia 110 6.4.4.6 Informasi Perekrutan dan Seleksi ... 111

6.4.4.7 Informasi Pelatihan dan Pengembangan... 113

6.4.4.8 Informasi Penilaian Kinerja... 114

6.4.4.9 Informasi Pindah Jabatan... 115

(12)

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ... 118

7.2 Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 121

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Jumlah Karyawan Berdasarkan Distribusi Pendidikan ... 47

2. Jumlah Karyawan Berdasarkan Distribusi Usia... 47

3. Sumber dan Saluran Perekrutan Divisi Bioplant PT.

Teknokultura ... 52

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Metodologi System Development Life Cycle ... 27

2. Struktur Organisasi PT. Teknokultura ... 36

3. Struktur Organisasi Divisi Bioplant PT. Teknokultura ... 39

4. Proses Perencanaan Sumberdaya Manusia ... 50

5. Proses Perekrutan dan Seleksi ... 54

6. Proses Pelatihan dan Pengembangan ... 57

7. Proses Penilaian Kinerja Karyawan ... 62

8. Proses Kompensasi ... 65

9. Proses Promosi ... 67

10. Proses Mutasi ... 68

11. Proses Pemutusan Hubungan Kerja ... 70

12. Diagram Konteks Sistem Informasi Sumberdaya Manusia ... 80

13. Diagram Nol Sistem Informasi Sumberdaya Manusia... 82

14. Diagram Rinci 1 ... 83

15. Diagram Rinci 2 ... 84

16. Diagram Rinci 3 ... 85

17. Diagram Rinci 4 ... 86

18. Diagram Rinci 5 ... 87

19. Diagram Rinci 6 ... 88

20. Diagram Rinci 7 ... 89

21. Spesifikasi Sistem Informasi Sumberdaya Manusia ... 95

21. Entity Relation-Diagram Sistem Informasi PT. Teknokultura ... 97

22. Komponen Data ... 100

23. Komponen Text Box ... 100

24. Komponen Combo Box ... 100

25. Komponen Option Button ... 101

26. Komponen Input Box ... 101

27. Komponen Page Frame ... 101

28. Komponen Command Dialog ... 101

29. Tampilan Awal SisfoSDM ... 104

30. Tampilan Password ... 105

31. Fasilitas Menu ... 106

32. Informasi Deskripsi dan Spesifikasi Kerja ... 107

33. Informasi Data Pribadi Pelamar ... 108

34. Informasi Data Pribadi Karyawan ... 109

35. Informasi Jumlah Karyawan ... 110

36. Informasi Perencanaan Sumberdaya Manusia ... 111

37. Informasi Perekrutan dan Seleksi ... 112

38. Informasi Pelatihan dan Pengembangan ... 113

39. Informasi Penilaian Kinerja ... 115

40. Informasi Pindah Jabatan ... 116

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Tabel Persyaratan Input dan Persyaratan Output ... 123

2. Struktur Data pada Sistem Informasi Sumberdaya Manusia

yang Diusulkan ... 124

3. Kamus Data pada Sistem Informasi Sumberdaya Manusia

(16)

1.1 Latar Belakang

Kondisi perekonomian dunia yang semakin menyatu dan hampir tanpa

batas telah menciptakan persaingan antar perusahaan yang semakin tajam. Satu

demi satu perusahaan tumbuh dan berkembang, sedangkan di sisi lain satu demi

satu perusahaan runtuh dan tumbang. Ditambah lagi dengan semakin

kompleksnya persaingan bisnis dan akselerasi perkembangan teknologi yang

sangat cepat, hanya perusahaan yang jeli melihat situasi dan kemampuan

manajemen tinggi yang dapat unggul dan memenangkan persaingan. Akibatnya

masing-masing perusahaan akan dipacu secara terus-menerus untuk meningkatkan

posisi daya saingnya di pasar domestik maupun internasional.

Untuk meningkatkan posisi daya saingnya di kancah persaingan global,

perusahaan harus memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada demi mendapatkan

hasil yang maksimal. Sumberdaya manusia merupakan salah satu sumberdaya

yang terpenting bagi organisasi perusahaan. Hal itu disebabkan aktivitas dan

perkembangan perusahaan tergantung pada sumberdaya manusia yang dimiliki

oleh perusahaan tersebut serta merupakan pengeluaran pokok perusahaan dalam

menjalankan bisnisnya. Perusahaan yang memiliki sumberdaya manusia yang kuat

akan menguasai persaingan dan mempermudah untuk mencapai tujuannya.

Sebaliknya perusahaan dengan sumberdaya manusia yang lemah akan menjadi

(17)

Sumberdaya manusia merupakan salah satu aset perusahaan yang menjadi

tulang punggung perusahaan dan sangat berpengaruh terhadap kinerja dan

kemajuan perusahaan. Agar sumberdaya manusia dapat diandalkan perusahaan

dalam memperoleh kemajuan dan peningkatan profit serta unggul dalam

berkompetisi dengan perusahaan lain yang sejenis, maka perusahaan perlu

memanajemen sumberdaya manusianya secara terarah dan terpadu dengan

manajemen yang baik dan modern.

PT. Bumi Teknokultura Unggul, Tbk. (selanjutnya disebut sebagai PT.

Teknokultura) merupakan perusahaan bioteknologi berskala besar yang

berorientasi pada teknik kultur jaringan. Perusahaan ini terdiri dari 2 divisi, yaitu :

(1) divisi bioplant yang menangani kultur jaringan tanaman hutan dan kayu, dan

(2) divisi bioflora yang menangani kultur jaringan tanaman hias. PT.

Teknokultura memiliki cakupan pasar dan produksi yang cukup luas, sehingga

menyerap jumlah tenaga kerja yang juga cukup besar yaitu ± 70 karyawan tetap

dan ± 200 karyawan kontrak. Aktivitas manajemen sumberdaya manusia yang

selama ini diterapkan di PT. Teknokultura terdiri dari : (1) perekrutan dan seleksi

karyawan, (2) pelatihan karyawan, (3) penilaian kinerja, (4) promosi dan mutasi,

(5) kompensasi, serta (6) pemutusan hubungan kerja.

Namun terdapat permasalahan yang dialami oleh Corporate HRD PT. Teknokultura (Departemen Sumberdaya Manusia perusahaan). Diantaranya

adalah ketimpangan antara jumlah staf Corporate HRD dan total keseluruhan karyawan. Saat ini Corporate HRD hanya memiliki dua staf yaitu satu manajer dan satu asisten manajer, sehingga dinilai kurang dapat memenuhi kebutuhan

(18)

manajemen sumberdaya manusia perusahaan adalah suatu hal yang beraneka

ragam dan sangat kompleks, sehingga sangatlah berat bagi Corporate HRD untuk dapat mengemban banyak pekerjaan sekaligus.

Dalam beberapa kasus juga ditemukan bahwa alur informasi manajemen

sumberdaya manusia belum terbentuk secara integrity dan computerized. Ketidakintegrasian ini dapat dilihat dari tidak terhubungnya alur informasi antar

aktivitas manajemen sumberdaya manusia, dimana masing-masing aktivitas

berdiri sendiri. Alur informasi juga belum terkomputerisasi karena data yang

dikumpulkan melalui proses manual yang menyebabkan menumpuknya

lembaran-lembaran arsip. Kedua kelemahan ini menyebabkan format penyajian laporan,

surat dan data-data lainnya menjadi kurang efektif dan kurang komunikatif. Hal

ini juga menjadikan roda aktivitas manajemen sumberdaya manusia berjalan

begitu lambat.

Oleh karena itu diperlukan suatu sistem yang dapat mengolah dan

memberikan data yang cepat dan akurat kepada HRD Corporate yang dapat membantu pengelolaan sumberdaya manusia, serta dapat menggantikan beberapa

tugas HRD Corporate yang rutin dilakukan terutama dalam kegiatan

surat-menyurat dan pendataan karyawan. Upaya pembangunan sistem ini dapat berjalan

efektif jika tersedia informasi yang tepat, cepat, akurat dan berkelanjutan

mengenai kebutuhan sumberdaya manusia yang diperlukan oleh perusahaan.

Dengan memanfaatkan sistem informasi sumberdaya manusia, diharapkan dapat

menunjang sistem-sistem lainnya yang ada pada perusahaan, sehingga PT.

Teknokultura dapat terus mempertahankan bahkan meningkatkan eksistensinya

(19)

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang dihadapi oleh Corporate HRD (Departemen Sumberdaya Manusia) PT. Teknokultura adalah bagaimana menerapkan sistem

informasi sumberdaya manusia yang efektif dan efisien untuk menunjang aktivitas

manajemen sumberdaya manusia. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

Divisi Bioplant sebagai bahan kajian penelitian, yang dapat mewakili berbagai

permasalahan di PT. Teknokultura. Selain karena memenuhi persyaratan

kelengkapan data dan struktur sumberdaya manusia yang diperlukan, divisi

Bioplant merupakan unit usaha utama perusahaan. Berdasarkan kondisi tersebut di

atas terdapat beberapa permasalahan yang perlu dikaji, yaitu :

1. Apakah kebutuhan informasi perusahaan yang akan digunakan pada

masing-masing subsistem sistem informasi sumberdaya manusia pada

divisi Bioplant PT. Teknokultura?

2. Bagaimana model sistem informasi sumberdaya manusia yang dapat

mengatasi permasalahan dalam aktivitas sumberdaya manusia pada divisi

Bioplant PT. Teknokultura?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas, maka penelitian ini

bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi kebutuhan informasi yang digunakan untuk sistem

informasi sumberdaya manusia pada divisi Bioplant PT. Teknokultura.

2. Menganalisis kebutuhan informasi yang digunakan untuk sistem

(20)

3. Membuat prototipe sistem informasi sumberdaya manusia melalui

tahapan-tahapan pengembangan sistem berdasarkan pola sistem yang

sudah ada di perusahaan.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian hanya dibatasi untuk suatu model data yang

dibangun pada sistem informasi sumberdaya manusia, yang meliputi

proses-proses yang berhubungan dengan aktivitas manajemen sumberdaya manusia pada

divisi Bioplant PT. Teknokultura, mulai dari tahap investigasi sistem hingga tahap

analisis sistem. Proses-proses tersebut terdiri dari :

1. Sistem informasi perencanaan sumberdaya manusia

2. Sistem informasi perekrutan dan seleksi karyawan

3. Sistem informasi pelatihan dan pengembangan

4. Sistem informasi penilaian kinerja

5. Sistem informasi kompensasi

6. Sistem informasi promosi dan mutasi

(21)

2.1 Manajemen Sumberdaya Manusia

2.1.1 Definisi dan Ruang Lingkup Manajemen Sumberdaya Manusia

Manajemen sumberdaya manusia menurut Simamora (1995) diartikan

sebagai suatu pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian jasa dan

pengelolaan terhadap individu atau organisasi atau kelompok kerja, juga

menyangkut desain dan implem entasi sistem perencanaan, penyusunan

personalia, pengembangan karyawan, pengelolaan karir, evaluasi kerja,

penggajian karvawan dan hubungan industrial. Pada dasarnya manajemen

sumberdaya manusia adalah suatu pendekatan yang strategis terhadap

keterampilan, motivasi, pengembangan dan manajemen pengorganisasian

sumberdaya manusia. Manajemen sumberdaya manusia diciptakan untuk

membentuk kultur perusahaan yang layak, dan memasukkan program-program

yang menggambarkan dan mendukung nilai-nilai pokok dari perusahaan tersebut

dan memastikan keberhasilannya (Cahyono, 1996).

Lingkup manajemen sumberdaya manusia meliputi semua fungsi yang

berhubungan dengan sumberdaya manusia dalam organisasi. Fungsi-fungsi

tersebut bertujuan untuk memperoleh, mengembangkan, menggunakan,

mengevaluasi, memelihara dan menahan karyawan demi teracapainya tujuan

sumberdaya manusia. Menurut Simamora (1995), fungsi sumberdaya manusia

(22)

Pelatihan dan pengembangan. (4) Penilaian kinerja, (5) Pemberian penggajian dan

(6) Hubungan karyawan. Cahyono (1996) menambahkan fungsi lain yang terkait

dengan tujuan diatas adalah (7) Promosi, mutasi dan demosi serta (8) Pemutusan

hubungan kerja.

2.1.2 Perencanaan Sumberdaya Manusia

Perencanaan sumberdaya manusia adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis dan lingkungan

pada organisasi di waktu yang akan datang dan untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan tenaga kerja yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi tersebut (Handoko,

1996). Hasibuan (1986) mengartikan perencanaan dengan merencanakan tenaga

kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan efektif serta efisien dalam

membantu terwujudnya tujuan perusahaan. Di samping itu perencanaan dapat pula

diartikan sebagai proses untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga manusia

sesuai dengan yang dibutuhkan oleh suatu organisasi, dalam waktu dan tempat

yang tepat, serta melakukan tugas-tugasnya sesuai yang diharapkan (Cahyono,

1996).

Pada dasarnya dalam proses perencanaan tenaga manusia terdiri dari tiga

sub-proses, yaitu :

1. Proses pembentukan data rekapitulasi untuk analisa dan simulasi, dimana

pada prinsipnya akan diolah dari data administrasi yang dimiliki untuk

mendapatkan gambaran kekuatan sumberdaya manusia saat ini, dan juga

(23)

2. Proses pengadaan sumber daya manusia (recruitment), yang pada prinsipnya hampir sama seperti pada pengumpulan biodata, tapi dalam

ruang lingkup informasi yang lebih kecil dan diikuti oleh cara

penilaian/kriteria penerimaan.

3. Proses alokasi/realokasi sumber daya manusia atau redeployment, yang mana dengan menggunakan data administrasi yang ada, dapat dianalisa

informasi kebutuhan penempatan atau realokasi seorang personel ke

tempat yang lebih tepat.

Kegiatan perencanaan sumberdaya manusia terfokus ke masa depan, yaitu

bagaimana organisasi harus bergerak dari kondisi sumberdaya manusianya saat ini

untuk mencapai tujuan sumberdaya manusianya. Melalui perencanaan

sumberdaya manusia organisasi memastikan bahwa kegiatan sumberdaya manusia

selalu konsisten dengan arah strategi dan tujuan organisasi.

2.1.3 Perekrutan dan Seleksi

Jika perencanaan karyawan memperlihatkan adanya kekurangan

karyawan, maka harus dicari orang-orang yang diperlukan oleh perusahaan.

Kegiatan yang dirancang untuk mendapatkan pelamar yang memenuhi

persyaratan perusahaan disebut dengan perekrutan. Menurut Simamora (1995),

perekrutan adalah serangkaian kegiatan mencari dan memikat pelamar kerja,

dengan motivasi, kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang diperlukan untuk

menutupi kekurangan yang diidentifikasikan dalam perencanaan kepegawaian.

Seleksi menurut Dessler (1998) adalah menemukan orang yang tepat untuk

(24)

adalah serangkaian kegiatan dengan menggunakan formulir data riwayat hidup,

wawancara, pengujian keterampilan dan mencocokkan informasi dari referensi

untuk mengevaluasi dan menyaring calon karyawan bagi manajemen. Seleksi juga

adalah kegiatan untuk menentukan dan memilih tenaga kerja yang memenuhi

kriteria yang telah ditetapkan perusahaan serta memprediksi kemungkinan

keberhasilan/kegagalan individu dalam pekerjaan yang akan diberikan padanya

(Sastrohadiwiryo, 2002). Dalam menyeleksi karyawan baru, departemen

sumberdaya manusia biasanya menyaring pelamar melalui serangkaian

wawancara dan test.

2.1.4 Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan menurut Cahyono (1996) merupakan salah satu rangka dalam

keberhasilan personel dalam menunjang strategi departemen di unit organisasinya.

Pelatihan juga merupakan bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar

untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan

yang berlaku dalam waktu relatif singkat, dan dengan metode yang lebih

mengutamakan praktek daripada teori (Sastrohadiwiryo, 2002). Pengembangan

adalah suatu usaha atau setiap usaha dari pemimpin/atasan untuk menambah

keahlian dan efisiensi kerja dari bawahannya di dalam melaksanakan

tugas-tugasnya dan menempatkan ia pada jabatan yang setepat-tepatnya (Cahyono,

1996).

Pelatihan dan pengembangan merupakan serangkaian kegiatan yang

dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, kemampuan dan kinerja

(25)

membantu karyawan mempelajari keahlian baru atau memperbaiki keahlian yang

sudah ada. Berdasarkan tempat pelaksanaan ada 2 metode pelatihan dan

pengembangan, yaitu (Tulus, 1996) :

1. Metode On Site. Suatu pelatihan yang diberikan pada saat dan situasi kerja sehari-hari. Ciri utamanya yaitu peserta melakukan aktivitas belajar

sambil bekerja dan instrukturnya berasal dari perusahaan yang

bersangkutan.

2. Metode Off Site. Ciri utamanya instruktur berasal dari tenaga-tenaga yang kompeten di luar perusahaan dan dimaksudkan untuk memberikan

pengetahuan dan keterampilan baru bagi karyawan.

2.1.5 Penilaian Kinerja

Sastrohadiwiryo (2002) memberi batasan penilaian kinerja sebagai suatu

kegiatan yang dilakukan manajemen/penyelia penilai untuk menilai kinerja tenaga

kerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraian/deskripsi

pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun. Handoko

(1996) merumuskan bahwa penilaian kinerja merupakan proses dimana

organisasi-organisasi mengevaluasi/menilai prestasi kerja karyawan. Penilaian

kinerja juga adalah kegiatan manajer untuk mengevaluasi perilaku dan prestasi

kerja karyawan serta menetapkan kebijaksanaan selanjutnya (Hasibuan, 2002).

Sistem penilaian yang baik dalam menilai kinerja personel adalah

pengkajian dan umpan balik. Dimana dalam melakukan pengkajian, digunakan

kriteria-kriteria dasar yang telah ditentukan sebelumnya oleh manajemen. Dan

(26)

diberi umpan balik positif dan imbalan atas kinerja yang baik serta diarahkan

bagaimana memperbaiki kinerja yang masih kurang baik. Hal ini dapat

diinformasikan dan didiskusikan bersama dengan personel tersebut untuk

mengetahui apresiasi lebih lanjut mengenai cara pengkajian dan harapannya

dalam melaksanakan pekerjaan.

Menurut Werther dan Davis (1997), kegunaan dari penilaian kinerja

adalah :

1. Perbaikan kinerja. Umpan balik penilaian kinerja memungkinkan karyawan, supervisor dan manajer untuk merancang tindakan spesifik

untuk meningkatkan kinerja dalam usaha memenuhi tuntutan.

2. Kompensasi. Informasi penilaian pekerjaan dapat dijadikan alat bantu dalam menentukan karyawan yang patut mendapatkan kenaikan

kompensasi.

3. Penempatan. Promosi dan penempatan biasanya ditetapkan berdasarkan penilaian kinerja karyawan tersebut.

4. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan. Dari hasil penilaian karyawan dapat teridentifikasi adanya kebutuhan pengembangan pada area

kompetensi spesifik dari karyawan.

5. Identifikasi kesalahan desain pekerjaan. Kinerja rata-rata yang buruk dapat merupakan tanda dari buruknya desain pekerjaan tersebut sehingga

(27)

2.1.6 Kompensasi

Salah satu masalah yang dihadapi dalam manajemen sumberdaya manusia

adalah antara menentukan kriteria jenis pekerjaan dan pembayaran yang diterima

personil dan fasilitas lain non-operasional seperti medikal dan pensiun. Pada

umumnya hal tersebut sangat variatif tergantung dari banyak hal, seperti besarnya

organisasi, pendidikan, pengalaman, tanggung jawab, lokasi geografis

penempatan, masa kerja dan juga tanggungan keluarga.

Bagi seorang pekerja, kompensasi merupakan pendapatan dari hasil jerih

payahnya di dalam menggunakan pengetahuan, keterampilan dan tenaganya.

Disini kompensasi tidak sekedar untuk memenuhi kebutuhan materi saja, tetapi

juga menyangkut harkat dan martabat manusia. Bagi perusahaan, kompensasi

dipandang sebagai biaya dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan (Cahyono,

1996). Sistem kompensasi yang efektif adalah faktor penting untuk menghindari

tingkat peputaran karyawan yang berlebihan dan adanya ketidakpuasan kerja.

2.1.7 Promosi, Mutasi dan Demosi

Promosi. Siagian (1996) mengemukakan bahwa promosi adalah apabila seseorang pegawai dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang

tanggung jawabnya lebih tinggi. Promosi merupakan perubahan dari satu

pekerjaan ke pekerjaan lain yang memiliki fungsi, wewenang dan tanggung jawab

yang lebih tinggi dari sebelumnya. Promosi merupakan imbalan bagi karyawan

yang memiliki prestasi kerja dan dedikasi fungsi pada perusahaan.

(28)

merupakan kegiatan ketenagakerjaan yang berhubungan dengan proses

pemindahan fungsi, tanggung jawab dan status ketenagakerjaan tenaga kerja ke

situasi tertentu dengan tujuan agar tenaga kerja yang bersangkutan memperoleh

kepuasan kerja yang mendalam dan dapat memberikan prestasi kerja yang

semaksimal mungkin kepada perusahaan (Sastrohadiwiryo, 2002). Sebenarnya hal

itu timbul karena lemahnya manajemen tenaga kerja dalam menempatkan tenaga

kerja ke posisi yang tepat atau adanya perubahan lingkungan kerja yang

menyebabkan perubahan psikologis pada tenaga kerja. Mutasi merupakan

pemindahan fungsi, tanggung jawab dan status ketenagakerjaan tenaga kerja dari

suatu tempat kerja ke tempat kerja lain sehingga yang bersangkutan memperoleh

kepuasan kerja maksimum dan dapat memberikan keluaran yang produktif.

Demosi. Siagian (1996) mengutarakan bahwa demosi adalah jika seseorang karena berbagai pertimbangan mengalami penurunan pangkat/jabatan

dan tanggung jawab yang semakin kecil. Pada umumnya demosi dikaitkan dengan

pengenaan suatu sangsi disiplin, karena berbagai alasan, seperti :

1. Penilaian negatif oleh atasan karena prestasi kerja yang tidak/kurang

memuaskan.

2. Perilaku pegawai yang disfungsional, seperti tingkat kemangkiran yang

tinggi.

2.1.8 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Pada akhirnya, diperlukan pula sebuah proses yang bertujuan untuk

menangani hal-hal yang berhubungan dengan selesainya masa kerja personil, baik

(29)

pula penyimpanan informasi dari seluruh personil yang pernah bekerja pada

perusahaan, sehubungan dengan kewajiban dan juga hak-hak yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan, seperti uang pensiun, pesangon dan sebagainya.

PHK adalah mengembalikan karyawan yang bekerja pada suatu unit

perusahaan kembali ke masyarakat dalam kondisi sebaik mungkin (Tulus, 1996).

PHK bisa terjadi karena kemauan karyawan, perusahaan atau kedua belah pihak.

Sebenarnya PHK itu sendiri dapat menimbulkan kerugian, akan tetapi tidak

sebesar bila hubungan kerja berlanjut. Sastrohadiwiryo (2002) mengemukakan

bahwa PHK merupakan suatu proses pelepasan keterikatan kerjasama antara

perusahaan dengan tenaga kerja, baik antara permintaan tenaga kerja yang

bersangkutan maupun atas kebijakan perusahaan yang karenanya tenaga kerja

teresbut dipandang sudah tidak mampu memberikan produktivitas kerja lagi atau

karena kondisi perusahaan yang tidak memungkinkan. PHK merupakan

penghentian kerjasama antara perusahaan dengan tenaga kerja berdasarkan alasan

tertentu.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Helenizar, Maysaroh, dan Tutik Setya

Handayani (2003) dengan judul “Analisa dan Perancangan Sistem Informasi

Sumber Daya Manusia pada PT Wahana Ottomitra Multiartha”, menggunakan

pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) dengan DAD, struktur data,

(30)

berjalan pada perusahaan tersebut, diantaranya setiap data belum memilki kode

tersendiri dan masih dalam bentuk file, serta sistem informasi sumberdaya

manusia masih dikelola secara manual sehingga memerlukan prosedur yang

sangat panjang dan sulit. Dengan metode ini, pengembangan sistem dapat

di-manage dengan baik berdasarkan siklus perusahaan antar periode. Setelah dibangun sistem informasi sumberdaya manusia yang terkomputerisasi, proses

manajemen sumberdaya manusia dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Penelitian Evianti (2001) mengkaji Analisis dan Perancangan Sistem

Informasi Sumberdaya Manusia pada kasus di Universitas Indonesia Analisis

dilakukan dengan menggunakan metode discovery prototyping dengan data-data kepegawaian, kinerja, skill inventory, renumerasi, rekrutmen, job profile, pengembangan karir dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sebagai basis

datanya. Dalam mengembangkan sistem ini, Evianti menggunakan program

Microsoft Visual Basic 6.0 Enterprise dan menggabungkannya dengan bahasa database SQL. Dengan metode ini, pelaksanaan pembangunan sistem hanya didasarkan atas analisis kebutuhan sistem oleh sistem analis saja, tanpa

melibatkan pengguna dalam mengetahui kebutuhan pengguna yang sebenarnya.

Baru setelah prototipe dibentuk, pengguna kemudian dilibatkan. Pendekatan ini

memang lebih efisien, namun sulit untuk dapat mengembangkan sistemnya dalam

mengatasi berbagai permasalahan manajemen sumberdaya manusia yang dinamis.

Penelitian yang dilakukan oleh Erlina, Welli Cendrawati, Yunita (2003)

dengan judul “Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia pada PT Miller Weldindo”, menggunakan pendekatan refinery prototyping

(31)

sumberdaya manusia, dan DAD sebagai basis datanya. Penerapan pengembangan

sistem ini menggunakan program Microsoft Access XP. Dari analisa kebutuhan informasi dapat ditemukan beberapa permasalahan antara lain : (1) proses

manajemen sumberdaya manusia masih banyak dilakukan secara manual, (2)

penilaian kinerja hanya sampai masa percobaan, (3) tidak adanya proses promosi

mutasi, (4) laporan yang penting tidak lengkap, seperti laporan turnover dan pengangkatan karyawan tetap, (5) surat-surat tidak lengkap, seperti tidak ada surat

tolakan lamaran dan surat gagal tes, (6) proses pelatihan karyawan hanya

diusulkan oleh divisi terkait dan (7) pelanggaran yang berat langsung di PHK,

tidak diusulkan terlebih dahulu ke direktur. Hal ini menjadi alasan diperlukannya

sistem informasi sumberdaya manusia terkomputerisasi, yang berguna untuk

menyimpan data supaya tidak hilang/rusak dan dapat diambil manakala

dibutuhkan. Di samping itu juga diperlukan sistem penilaian kinerja karyawan

yang dilakukan secara berkala untuk mengevaluasi kinerja karyawan dalam

pertimbangan dalam melakukan promosi mutasi.

Ririn Rianti (1999) yang menganalisis dan merancang Prototipe Sistem

Informasi Perekrutan dan Seleksi Sumberdaya Manusia Eksternal pada PT

Goodyear, Bogor, menggunakan pendekatan Structured Rapid Prototyping

dengan ERD dan struktur data sebagai desain basis datanya serta Microsoft Access 7 sebagai bahasa pemrogramannya. Permasalahan yang ada tidak lain adalah pengelolaan data masih bersifat manual sehingga menyebabkan pencarian dan

penyediaan suatu informasi menjadi sulit dan lambat, keterbatasan kemampuan

dalam pengelolaan data, yang menyebabkan volume kerja dan waktu kerja

(32)

format penyajian informasi (laporan) yang kurang baik dan kurang komunikatif.

Dengan structured rapid prototyping, kebutuhan informasi bersama-sama disusun oleh pengguna dan pihak manajemen perusahaan sehingga apa yang diinginkan

oleh perusahaan tertampung dalam sistem yang dikembangkan. Hal ini merupakan

pendekatan pengembangan sistem yang cukup baik, karena sistem ini adalah

(33)

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi menurut Davis dan Leitch (1983) adalah suatu sistem di

dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,

mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi

dan menyediakan pihak tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. O’Brien

(1999) mendefinisikan sistem informasi sebagai suatu kombinasi yang terorganisir

antara manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi dan

sumber daya data yang dikumpulkan, ditransformasikan dan didistribusikan dalam

organisasi. Penerapan sistem informasi dalam organisasi untuk mendukung

informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan menyeluruh dikenal

dengan sistem informasi manajemen.

James A. Senn (1990) menempatkan Sistem Informasi Manajemen sebagai

bagian dari sistem informasi. Ia mengatakan bahwa sistem informasi terdiri dari 6

jenis, yaitu Transaction Processing System, Management Information System,

Decision Support System, Executive Support System, Workgroup Support System

dan Expert Support System. Sistem Informasi Manajemen sendiri didefinisikan sebagai sistem yang menyediakan informasi untuk keadaan dimana kebutuhan

informasi dapat diidentifikasikan (biasanya berhubungan dengan keputusan yang

(34)

adalah suatu sistem yang bertujuan untuk menyajikan informasi guna

pengambilan keputusan atau perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan

pelaksanaan kegiatan organisasi untuk mencapai sinergetic benefit. Davis dan Leitch (1993) mendefinisikan sistem informasi manajemen sebagai sistem

manusia atau mesin yang menyediakan informasi untuk mendukung operasi,

manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi.

3.1.2 Sistem Informasi Sumberdaya Manusia

Ketika perusahaan semakin berpengalaman dalam menerapkan rancangan

sistem informasi manejemen yang mencakup seluruh perusahaan, manajer di

area-area tertentu mulai menerapkan konsep sesuai kebutuhan mereka. Sistem

informasi yang dirancang untuk digunakan oleh para eksekutif dikenal dengan

nama sistem informasi eksekutif. Selanjutnya ada sistem informasi yang

digunakan untuk berbagai area fungsional, seperti sistem informasi pemasaran,

sistem informasi produksi, sistem informasi keuangan dan sistem informasi

sumberdaya manusia (McLeod, 1999).

Sistem informasi sumberdaya manusia merupakan salah satu subsistem

dari sistem informasi manajemen yang diterapkan oleh perusahan untuk

menangani kegiatan yang berhubungan dengan manajemen sumberdaya manusia

perusahaan. Sistem informasi sumberdaya manusia adalah suatu prosedur

sistematik pengumpulan, penyimpanan, pemeliharaan, perolehan kembali dan

validasi berbagai data tertentu yang dibutuhkan oleh suatu organisasi tentang

sumberdaya manusianya (Handoko, 1996). Selain itu sistem informasi

(35)

informasi yang relevan dan tepat waktu dimana keputusan-keputusan sumberdaya

manusia didasarkan (Simamora, 1995).

Sistem informasi sumberdaya manusia terdiri dari subsistem input, basis

data dan subsistem output. Subsistem input dari sistem tersebut adalah sistem

informasi akuntansi, subsistem penelitian sumberdaya manusia, dan subsistem

intelijen sumberdaya manusia, sedangkan subsistem output terdiri dari subsistem

perencanaan angkatan kerja, subsistem perekrutan dan seleksi, subsistem

manajemen angkatan kerja, subsistem penggajian, subsistem benefit, dan

subsistem pelaporan lingkungan (McLeod, 1999).

3.1.3 Pengembangan Sistem Informasi Manajemen

Dalam merancang bangun suatu sistem informasi berbasis komputer,

dikenal adanya beberapa pendekatan, yaitu (Suroso, 1998) :

1. Code dan Fix

2. System Development Life Cycle (SDLC) 3. Prototyping

4. Spiral

5. Case Tools

Pendekatan prototyping merupakan proses untuk menghasilkan sebuah prototipe. Prototipe memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial

tentang cara sistem akan berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Prototyping

merupakan metodologi pembangunan sistem yang cepat dan interaktif untuk

aplikasi besar maupun kecil. Ide dasar prototipe adalah seperti layaknya

(36)

dengan SDLC penggunaan prototyping menghasilkan produktivitas yang lebih baik. Keuntungan penggunaan prototyping adalah (Suroso, 1998) :

1. Prototipe dapat dibuat dengan cepat dengan sebuah paket program dan

pengguna dapat langsung melihat dan memberikan umpan balik (feed back) tentang kebenaran dari sistem informasi yang dikehendaki.

2. Memudahkan analisis untuk memperbaiki sistem tersebut sehingga

memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna.

3. Pengguna dapat menggunakan paket perangkat lunak tertentu untuk dapat

membuat prototipe sendiri.

Pada dasarnya ada dua jenis prototyping, yaitu (Suroso, 1998):

1. Discovery prototyping

Pada discovery prototyping pelaksanaan pembangunan sistem hanya didasarkan atas analisis kebutuhan sistem oleh sistem analis saja, tanpa

benar-benar melibatkan pengguna dalam mengetahui kebutuhan pengguna

yang sebenarnya. Pengguna dilibatkan setelah prototipe terbentuk.

Kelemahan dari pendekatan ini adalah bila ukuran yang ditangani sistem

ini membesar, sehingga tidak tertangani lagi dan adanya kemungkinan

perbaikan sistem yang berulang-ulang (Suroso, 1998).

2. Refinery prototyping

Pendekatan refinery akau menunjukkan hasil yang lebih baik, karena dalam proses pembangunannya sudah melibatkan pengguna sejak awal

pembatasan masalah. Dapat dikatakan bahwa refinery prototyping ini telah mendekati SDLC. Apabila dirasakan perlu dapat dilakukan penggabungan

(37)

prototyping yang disebut sebagai Structured Rapid Prototyping (Suroso, 1998).

Dalam pengembangan structured rapid prototyping, langkah-langkah yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut (Suroso, 1998) : ( l ) Perencanaan proyek,

(2) Analisis cepat, (3) Pembuatan prototyping (menu dan fungsi-fungsi), (4) Iterasi protoyping, (5) Persetujuan pengguna, (6) Desain, (7) Penerapan, serta (8) Operasi dan Pemeliharaan.

3.1.4 Peralatan Dokumentasi Sistem

Saat mengembangkan suatu sistem, baik data maupun prosesnya perlu

didokumentasikan atau dibuat dalam suatu model. Penggunaan peralatan

pembuatan model dalam mengembangkan sebuah sistem sangat diperlukan oleh

analis sistem karena alasan berikut ini (Yourdon, 1989) :

1. Perhatian dapat lebih dipusatkan pada bentuk sistem yang penting dan

mengurangi perhatian pada bentuk sistem yang kurang penting.

2. Untuk mendiskusikan perubahan dan perbaikan sesuai dengan kebutuhan

pemakai dengan biaya yang rendah dan resiko minimal.

3. Untuk menjelaskan bahwa kita mengerti mengenai lingkungan pemakai

dan mendokumentasikannya sehingga dapat dibangun suatu sistem.

Peralatan pembuatan model data dan proses yang biasa digunakan dalam

pengembangan sistem tersebut adalah (McLeod, 1999) :

1. Diagram arus data (Data Flow Diagram)

DAD digunakan pada tahap analisis sistem untuk menggambarkan suatu

(38)

logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut

mengalir (misalnya melalui telepon atau surat) atau lingkungan fisik

dimana data tersebut akan disimpan (misalnya file, hard disk, atau disket). DAD adalah suatu gambaran grafis dari suatu sistem yang menggunakan

sejumlah bentuk-bentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data

tersebut mengalir melalui suatu proses yang saling berkaitan (McLeod,

1999). Beberapa simbol digunakan di DAD untuk maksud mewakili

(Jogiyanto, 1990) : (1) Kesatuan luar atau batas sistem, (2) Arus data, (3)

Proses, dan (4) Penyimpanan (storage).

Kesatuan luar merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di

lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output

dan sistem. Suatu kesatuan luar dapat disimbolkan dengan suatu notasi

kotak dan diberi identifikasi.

Proses menunjukkan bagian dari suatu sistem yang berfungsi mentransformasikan berbagai input menjadi output. Notasi proses diwakili

oleh bentuk lingkaran atau notasi empat persegi panjang.

atau

Nama

Kesatuan

Identifikasi

(39)

Arus data di DAD diwakili oleh bentuk garis panah (Æ). Arus data mengalir diantara proses, simpanan data dan kesatuan luar. Arus data ini

menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau

hasil dari proses sistem.

Penyimpanan (storage) menunjukkan tempat/bagian dimana sekelompok data disimpan. Simpanan data di DAD dinotasikan oleh dua garis sejajar.

Nama Simpanan Data

2. Kamus Data

Kamus data (data dictionary) adalah suatu penjelasan tertulis mengenai data yang berada di dalam basis data (McLeod, 1999). Kamus data

merupakan peralatan pembuatan model data secara terinci. Dengan

menggunakan kamus data, analis sistem dapat mendefinisikan data yang

mengalir di dalam sistem dengan lengkap. Kamus data dibuat pada tahap

analisis sistem dan digunakan baik pada tahap analisis sistem maupun

tahap perancangan sistem (Jogiyanto, 1990). Pada tahap analisis sistem,

kamus data dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analisis sistem

dengan pemakai sistem mengenai data yang mengalir di sistem, yaitu

tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan

oleh pemakai sistem. Pada tahap perancangan sistem, kamus data

digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan basis

data (Jogiyanto, 1990).

3. Diagram Hubungan Entitas (ERD)

Diagram hubungan entitas atau ERD merupakan peralatan pembuatan

(40)

ERD menggambarkan hubungan diantara simpanan data pada DAD yang

hanya dapat dilihat dalam spesifikasi proses. ERD mendokumentasikan

data perusahaan dengan mengidentifikasikan jenis entitas dan

hubungannya. Jenis entitas (entity type) dapat berupa : (1) elemen lingkungan, (2) sumberdaya dan (3) transaksi. Jenis entitas

didokumentasikan dalam ERD dengan segi euipat. Tiap segi empat diberi

label nama dari jenis enaitas tersebut (McLeod, 1999).

Hubungan (relationship) adalah suatu asosiasi yang ada antara beberapa entitas. Hubungan digambarkan dengan bentuk belah ketupat. Tiap belah

ketupat diberi label kata kerja. Banyaknya suatu entitas berhubungan

dengan entitas lain disebut keterkaitan (connectivity). Jenis-jenis keterkaitan dalam entitas adalah sebagai berikut (O’Brien, 1999) :

1. Satu-ke-satu. Satu entitas A dihubungkan dengan tepat oleh satu

entitas B, demikian sebaliknya.

2. Satu-ke-banyak. Satu entitas A dihubungkan dengan beberapa entitas

B, dan satu entitas B dapat dihubungkan dengan tepat oleh satu entitas

A.

3. Banyak-ke-satu. Satu entitas B dapat dihubungkan dengan beberapa

entitas A, dan satu entitas A dapat dihubungkan dengan tepat oleh satu

(41)

4. Banyak-ke-banyak. Satu entitas B dapat dihubungkan dengan beberapa

entitas A, dan satu entitas A dapat dihubungkan dengan beberapa

entitas B.

5. Satu-ke-satu atau nol-ke-satu. Satu entitas A dihubungkan dengan

tepat oleh satu entitas B, demikian sebaliknya. Atau nol entitas A

dihubungkan dengan tepat oleh satu entitas B.

6. Banyak-ke-satu atau nol-ke-satu. Satu entitas B dapat dihubungkan

dengan beberapa entitas A, dan satu entitas A dapat dihubungkan

dengan tepat oleh satu entitas B. Atau nol entitas A dihubungkan

dengan tepat oleh satu entitas B.

4. Struktur Data

Struktur data digunakan untuk menguraikan setiap atribut yang terdapat

dalam suatu entitas yang digambarkan dalam ERD. Struktur data

merupakan peralatan pembuatan model data secara terinci yang digunakan

pada tahap desain sistem. Dalam struktur data, satu atribut didefinisikan

berdasarkan tipe, lebar dan keterangan.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Kerangka pemikiran operasional pengembangan sistem informasi

(42)
[image:42.612.228.408.73.286.2]

Gambar 1. Metodologi SDLC Sumber : O’Brien, 1999

Pada tahap investigasi sistem, kegiatan utama yang dilakukan adalah

mengidentifikasi secara keseluruhan mengenai sistem yang sedang berjalan,

berikut permasalahan yang timbul pada sistem tersebut dan kemungkinan peluang

yang dapat dimanfaatkan. Hal-hal yang yang diindentifikasi meliputi keseluruhan

aktivitas sumberdaya manusia, mulai dari tahap perencanaan sumberdaya manusia

hingga tahap masa akhir kerja.

Pada tahap analisa sistem, kegiatan utama yang dilakukan adalah

menganalisis kebutuhan informasi pemakai, lingkungan organisasi dan sistem

yang saat ini dipakai mengembangkan persyaratan fungsional dari sistem, yang

dapat dipertemukan dengan kebutuhan pemakai. Hasil yang didapat disajikan

dalam bentuk diagram hubungan, diagram nol, diagram rinci, dan kamus data.

Tahap desain sistem merupakan tahap dimana seluruh konsep yang sudah

ditemukan pada tahap investigasi dan analisa sistem diterapkan dalam bentuk

desain. Kegiatan utama yang dilakukan adalah membuat perencanaan sistem

(43)

ER-diagram dan struktur data. Desain sistem pada pendekatan structured rapid prototyping dilakukan setelah terdapat persetujuan oleh pengguna.

Pada tahap implementasi sistem, kegiatan utama yang dilakukan adalah

pembangunan dan pengembangan sistem melalui pembuatan prototipe.

Pembuatan prototipe meliputi pembuatan basis data menu dan fungsi-fungsi dari

prototipe sistem informasi sumberdaya manusia tersebut. Setelah prototipe

terbentuk kemudian dilakukan proses peralihan dari sistem yang sedang berjalan

ke sistem baru.

Tahap pemeliharaan bertujuan untuk melihat dan mengevaluasi apakah

sistem yang baru diterapkan mampu bekerja lebih baik dan dapat memenuhi

kebutuhan sistem informasi pengguna. Jika diperlukan, akan dilakukan modifikasi

sistem sehingga hasil yang didapat lebih optimal. Dalam penelitian ini tahap

(44)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Teknokultura, yang terletak di Jl. Raya

Otonom Pasar Kemis Desa Pasir Gadung, Cikupa Tanggerang Km 30, Banten.

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa PT. Teknokultura adalah perusahaan bioteknologi

berbasiskan kultur jaringan berskala besar yang memiliki lahan pertanian luas,

serta baru saja terjun ke pasar modal (terbuka). Untuk tetap mempertahankan

kinerjanya diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas serta penerapan dan

pengembangan sistem informasi sumberdaya manusia yang baik. Penelitian

dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan Februari sampai dengan Maret 2005.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan

data sekunder. Data primer merupakan data hasil observasi dan wawancara

langsung dengan manajer sumberdaya manusia perusahaan. Data sekunder

diperoleh dari studi literatur mengenai materi-materi yang berkaitan dengan

masalah penelitian. Data sekunder juga didapatkan dari perusahaan, berupa

laporan-laporan internal manajemen dan informasi tertulis lainnya yang

(45)

4.3 Metode Pengumpulan Data

Data-data mengenai gambaran umum perusahaan adalah meliputi sejarah

dan perkembangan perusahaan, misi dan tujuan perusahaan, lokasi, lingkup

operasi, struktur organisasi dan tugas-tugasnya, serta manajemen sumberdaya

manusia perusahaan. Data tersebut diperoleh data sekunder yaitu dari literatur

yang dimiliki perusahaan, serta data primer melalui wawancara dengan Corporate HRD Manager.

Data-data mengenai tahapan alur informasi sumberdaya manusia

perusahaan meliputi proses perekrutan dan seleksi, proses pelatihan dan

pengembangan, proses penilaian kinerja, proses kompensasi, proses promosi dan

mutasi, serta proses pemutusan hubungan kerja. Data tersebut akan diperoleh

melalui data primer dan data sekunder sesuai dengan kebutuhan. Data primer

yakni melalui wawancara dengan Corporate HRD Manager dan pihak-pihak yang terkait secara langsung dan benar-benar mengetahui permasalahan dalam aktivitas

sumberdaya manusia, serta pengamatan langsung di lapang sesuai dengan

informasi yang dibutuhkan. Data sekunder yang berhubungan dengan alur

informasi sumberdaya manusia dibagi menjadi dua, yaitu aliran data masukan dan

aliran data keluaran. Aliran data masukan adalah surat, memo, form dan laporan

yang diterima oleh Corporate HRD, sedangkan aliran data keluaran adalah surat, memo, form dan laporan yang dikeluarkan oleh Corporate HRD.

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengembangan sistem informasi perekrutan dan seleksi sumberdaya

(46)

menggunakan tahapan structured rapid prototyping. Pada penelitian ini, pengembangan sistem dilakukan hanya sampai pada tahap pembuatan prototipe

(pembuatan basis data, menu dan fungsi). Secara lengkap proses pengolahan dan

analisis data sistem informasi manajemen sumberdaya manusia adalah sebagai

berikut :

1. Mula-mula seluruh data yang diperoleh yang terdiri dari berbagai

prosedur, formulir, surat, memo, form pegawai dan laporan akan diteliti

dan dianalisa. Kemudian hasil penelitian dan analisa ini akan

dibandingkan dengan sistem yang sedang digunakan oleh perusahaan

untuk mencari suatu alternatif terbaik yang dapat diterapkan oleh

perusahaan.

2. Melakukan analisis terhadap permasalahan dan berbagai kebutuhan pada

sistem baru yang akan dikembangkan.

3. Merancang/mendesain sistem informasi sumberdaya manusia yang dapat

mengatasi berbagai permasalahan pada sistem lama dan dapat memenuhi

kebutuhan akan sistem yang memberikan berbagai fitur seperti yang telah

disebutkan di bagian pendahuluan. Analisis dan perancangan yang

dilakukan menerapkan pendekatan terstruktur berorientasi aliran data.

4. Mengembangkan suatu sistem informasi sumberdaya manusia baru dengan

membuat sebuah program komputer berbasis Windows berdasarkan desain sistem yang dilakukan. Selain itu juga dilakukan proses translasi analisis

(47)

5.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

Perusahaan ini berdiri sejak bulan Juni 2001 dengan nama PT. Bumi

Teknokultura Unggul, baru kemudian pada bulan Februari 2004 PT. Teknokultura

melakukan ‘go public’ dengan kepemilikan saham terbuka (Tbk.). PT. Teknokultura bertujuan untuk menjadi perusahaan bioteknologi unggulan nasional

yang dapat memberikan peran nyata dari berpengalaman lebih dari 15 tahun pada

bidangnya bagi perekonomian bangsa di dunia internasional.

Sebagai jaminan kesinambungan pengembangan usaha, PT. Teknokultura

melakukan berbagai penelitian dan pengembangan. Pengembangan usaha

dirancang mulai dari program penelitian sampai dengan persiapan sistem produksi

komersial yang diperankan secara terintegrasi dalam 2 divisi yaitu :

1. Divisi Bioplant

Divisi Bioplant mengelola pengembangan bioteknologi kultur jaringan

untuk tanaman hutan dan kayu. Divisi ini mengandalkan teknologi

perbanyakan kultur jaringan serta rekayasa genetika tanaman untuk

menghasilkan berbagai bibit tanaman berkualitas prima.

2. Divisi Bioflora

Divisi Bioflora mengelola pengembangan bioteknologi kultur jaringan

untuk tanaman hias, yang dilengkapi dengan fasilitas nurseri modern dan

(48)

Pengembangan produk unggulan dirancang melalui berbagai kerjasama

dengan institusi penelitian unggulan nasional seperti PAU ITB, UGM, LIPI,

Puslitbang Deptan, maupun Dephut yang berbasis pada kekayaan sumber plasma

nuftah nasional dengan aspek berkesinambungan.

Selain itu pengembangan klon juga dilaksanakan dengan membangun

kerjasama dan kemitraan dengan pihak Perum Perhutani sebagai salah satu

perusahaan yang telah melakukan penelitian beberapa jenis tanaamn kehutanan

secara intensif. Program penelitian dirancang dengan melihat potensi pasar jauh

kedepan, memacu penciptaan berbagai klon unggulan maupun produk.

5.2 Visi, Misi, dan Tujuan

Visi PT. Teknokultura adalah dengan penguasaan dan pengembangan

bioteknologi maka PT Teknokultura memiliki tujuan untuk dapat mendukung

peningkatkan kualitas hidup masyarakat yang diiringi dengan peningkatkan

produktifitas lahan secara nasional melalui peningkatan kualitas produk.

Misi PT. Teknokultura adalah sebagai berikut :

1. Mendukung pembangunan ketahanan pangan, kecukupan sandang dan

kemandirian panan dengan membangun industri bibit unggulan dalam

mendorong percepatan pembangunan pertanian yang berkelanjutan secara

utuh dengan menghasilkan bahan tanaman berkualitas prima.

2. Mendukung kelestarian hutan tropika bangsa sebagai paru-paru dunia yang

memberikan peran optimal bagi perkuatan ekonomi nasional selain hutan

(49)

3. Mengembangkan Industri Nursery Tropika Unggulan yang dapat

memberikan manfaat secara optimal potensi Indonesia sebagai pemilik

mega-biodiversity ke-dua terbesar di dunia melalui aspek pemberdayaan

secara lestari.

4. Mengembangkan Industri Bioteknologi Kedokteran untuk menghasilkan

produk biomedika prima yang dapat terjangkau serta dapat melayani

kebutuhan masyarakat umum.

Produk teknokultura dirancang untuk dapat memberikan manfaat optimal

dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat secara umum yaitu kebutuhan

sandang, pangan, dan papan, selain juga untuk peningkatan kualitas hidup melalui

peningkatan kesehatan masyarakat. Sebagaimana diketahui cetak biru dari seluruh

kebutuhan pokok manusia adalah bibit unggul yang dibutuhkan bagi

pembangunan areal tanaman. Dengan peningkatan daya dukung alam melalui

optimalisasi hasil pertanian dan kehutanan diharapkan peran PT. Teknokultura

dapat menjadi kekuatan nasional dalam menghadapi era globalisasi dengan

mencapai kemandirian ekonomi bangsa.

5.3 Struktur Organisasi dan Tugas-tugasnya

Struktur organisasi merupakan gambaran mengenai pembagian wewenang

dan tanggung jawab dari masing-masing elemen yang ada dalam organisasi.

Bentuk struktur organisasi yang diterapkan pada PT. Teknokultura adalah struktur

fungsional, yaitu struktur yang tersusun dari fungsi-fungsi yang ada dalam suatu

(50)

5.3.1 Struktur Organisasi Utama

Pimpinan tertinggi dalam struktur organisasi PT Teknokultura adalah

Dewan Direksi yang dikepalai oleh seorang Direktur Utama, dimana keanggotaan

Dewan Direksi dibentuk dan diatur oleh Dewan Komisaris. Dalam melaksanakan

tugasnya, Dewan Direksi dibantu oleh Board of Advisor, yang bertindak sebagai konsultan perusahaan serta Sekretaris Direktur, yang bertanggung jawab atas

kegiatan kearsipan dan administrasi perusahaan. Dewan Direksi membawahi tiga

divisi, yaitu Corporate Secretary, Bioplant Vice President, dan Bioflora Vice President. Corporate Secretary bertanggung jawab atas administrasi dan umum perusahaan, serta membawahi Corporate HRD, Corporate Finance, Corporate G.A./Legal, Q.C. Manager, dan Maintenance Manager. Untuk selengkapnya, struktur organisasi utama PT. Teknokultura dapat dilihat pada gambar 2.

Tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan adalah sebagai berikut

(PT. Teknokultura, 2005) :

1. Dewan Komisaris : bertanggung jawab dalam melakukan pengawasan atau kebijakan Direksi dalam menjalankan perusahaan serta memberikan nasihat

kepada Direksi, serta bertanggung jawab atas terlaksananya akuntabilitas.

2. Dewan Direksi : bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan perusahaan dalam mencapai maksud dan tujuannya. Dewan

Direksi juga bertanggung jawab dalam menguasai, memelihara dan mengurus

kekayaan perusahaan.

3. Sekretaris Direksi : bertanggung jawab terhadap kegiatan surat-menyurat yang dilakukan oleh Direksi, kearsipan dan segala hal yang berhubungan

(51)
[image:51.792.116.398.45.725.2]

Gambar 2. S

truk

tur Or

ganisasi

PT Teknok

u

(52)

4. Board of Advisor : bertanggung jawab dalam memberikan masukan-masukan yang dibutuhkan perusahaan, membantu menyelesaikan masalah yang terjadi

di dalam lingkungan perusahaan, serta mengadakan konsolidasi internal dan

pelatihan-pelatihan bagi manajerial.

5. Corporate Secretary : bertanggung jawab atas surat-surat, laporan-laporan dan dokumentasi lain yang berhubungan dengan kegiatan operasional

perusahaan.

6. Corporate HRD : bertanggung jawab atas keseluruhan aktivitas sumberdaya manusia perusahaan yang meliputi penyediaan dan penempatan tenaga kerja,

pelatihan dan peningkatan kemampuan, keahlian dan pengetahuan karyawan,

penyelenggaraan promosi dan mutasi jabatan serta PHK. Corporate HRD juga

bertugas menangani kegiatan arsip dan surat-menyurat yang berhubungan

dengan aktivitas sumberdaya manusia perusahaan serta melakukan konseling

terhadap karyawan yang menghadapi “masalah”.

7. Corporate Finance : bertanggung jawab dalam masalah keuangan perusahaan, seperti anggaran proyek/dinas perjalanan, gaji karyawan, dan

anggaran pembelian perusahaan.

8. Corporate General Affairs (G.A.)/Legal : bertanggung jawab terhadap kontrak-kontrak kerjasama yang dilakukan perusahaan dengan pihak lain dan

juga mengatur administrasi perusahaan yang bersifat operasional.

9. Quality Control (Q.C.) Manager : bertugas mengendalikan mutu perusahaan yang ditinjau dari berbagai aspek serta bertanggung jawab atas pembuatan,

pemeliharaan serta pelaksanaan Rencana Kerja Jaminan Mutu beserta semua

(53)

10. Maintenance Manager : bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan perawatan inventory perusahaan.

11. Vice-President : Dua Vice President yang bernaung di bawah Dewan Direksi, yaitu Bioplant Vice President dan Bioflora Vice President merupakan jantung organisasi. Bioplant adalah pusat kegiatan kultur jaringan pada tanaman

kehutanan sedangkan Bioflora adalah pusat kegiatan kultur jaringan pada

tanaman hias. Kedua divisi ini bertanggung jawab dalam mengendalikan

penyelenggaraan operasionalnya masing-masing.

5.3.2 Struktur Organisasi Divisi Bioplant

Oleh karena ruang lingkup penelitian ini hanya menelaah sistem informasi

sumberdaya manusia pada divisi Bioplant, maka hanya struktur organisasi divisi

Bioplant yang akan dijabarkan. Selengkapnya, struktur organisasi divisi Bioplant

dapat dilihat pada gambar 3. Untuk menjalankan pengendalian yang efektif,

Bioplant Vice President beserta asisten dan manajer dibawahnya telah ditetapkan tugas dan fungsi masing-masing sebagai berikut (PT. Teknokultura, 2005) :

1. Bioplant Vice President : bertanggung jawab atas kegiatan operasional harian divisi Bioplant, yang melingkupi Proses Produksi Laboratorium, Proses

Produksi Lapangan, Pengendalian Mutu dan Penelitian, Pengembangan Usaha

Pemasaran, serta Pengembangan Teknologi.

2. Production Assistant Vice President : bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional di bidang produksi.

(54)

G

a

m

b

ar 3. St

ru

ktu

r Organ

is

asi Divisi Bioplant

[image:54.792.121.358.20.717.2]
(55)

4. Data Manager : bertanggung jawab atas pembuatan laporan data (stok kultur/tanaman) harian, mingguan dan bulanan setiap jenis yang dipelihara di

lapangan dan laboratorium serta bertanggung jawab terhadap kebenaran data

semua kegiatan proses perbanyakan dan pemeliharaan yang dilaporkan.

5. Laboratory Manager : bertanggung jawab terhadap kegiatan harian produksi bibit di laboratorium yang mencakup penyediaan botol, pembuatan media,

perbanyakan bibit mulai dari awal proses sampai dengan dikeluarkan dari

Gambar

Gambar 1.  Metodologi SDLC
Gambar 2.  Struktur Organisasi PT Teknokultura
Gambar 3.  Struktur Organisasi Divisi Bioplant PT. Teknokultura
Gambar 5. Proses Perekrutan dan Seleksi Karyawan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data pada peta tahun 2011 Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, daerah yang memiliki rasio kelistrikan nasional paling kecil adalah daerah Indonesia

kosakata tentang Hobby und Freizeit, siswa dibagi ke dalam delapan kelompok dengan struktur kelompok heterogen, yaitu terdiri dari perempuan dan laki-laki, siswa

Setelah melihat hasil uraian pembahasan di bab 3 mengenai kegiatan belajar mengajar bahasa Mandarin dengan penggunaan metode permainan atau Ice Breaking di SD

Penelitian ini telah menguji tiga hipotesis dengan kesimpulan dua hipotesis diterima dan dua ditolak. Berdasarkan dari hasil analisis pengujian hipotesis, dan

Pada penelitian sebelumnya, telah dikembangkan penggabungan data teks ke dalam citra format SVG dengan hasil penggabungan tersebut memungkinkan untuk dilakukan.. Pada

Teknik yang digunakan untuk membuat model jadwal yang kegiatannya direpresentasikan oleh node (titik) dan dalam grafiknya dihubungkan oleh satu atau lebih hubungan

Kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, produksi VFA dan NH3 pakan komplit dengan level jerami Padi berbeda secara in-vitro. Animal

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan pupuk kandang ayam+pupuk organik cair dengan pupuk NPK