• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Ekonomi Dan Lingkungan Kegiatan Pertambangan Nikel (Studi Kasus: Pt. Antam (Persero) Tbk. Ubpn Sultra).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Ekonomi Dan Lingkungan Kegiatan Pertambangan Nikel (Studi Kasus: Pt. Antam (Persero) Tbk. Ubpn Sultra)."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EKONOMI DAN LINGKUNGAN

KEGIATAN PERTAMBANGAN NIKEL

(Studi Kasus: PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra)

SEPTY HERMAYA PUTRI

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Ekonomi dan Lingkungan Kegiatan Pertambangan Nikel (Studi Kasus: PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2015

(4)

ABSTRAK

SEPTY HERMAYA PUTRI. Analisis Ekonomi dan Lingkungan Kegiatan Pertambangan Nikel (Studi Kasus: PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra). Dibimbing oleh AKHMAD FAUZI dan ASTI ISTIQOMAH.

PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra merupakan perusahaan yang mengekstraksi sumberdaya mineral logam nikel di Kecamatan Pomalaa. Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh UBPN Sultra memberikan dampak ekonomi dan lingkungan bagi perusahaan maupun masyarakat sekitar. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dampak ekonomi dan lingkungan dari kegiatan produksi pertambangan nikel UBPN Sultra serta upaya pengendalian dampak lingkungan yang dilakukan. Dampak ekonomi dianalisis menggunakan analisis pendapatan dan multiplier effect. Dampak lingkungan dianalisis menggunakan analisis biaya pencegahan dan analisis biaya kesehatan. Berdasarkan hasil analisis, pendapatan usaha UBPN Sultra adalah sebesar Rp 223 584 708 876.29 dengan nilai ratio income multiplier tipe I adalah sebesar 1.34 artinya bahwa setiap peningkatan satu rupiah pada pengeluaran UBPN Sultra akan mengakibatkan peningkatan sebesar 1.34 rupiah terhadap pendapatan masyarakat dan tenaga kerja lokal. Biaya lingkungan yang dikeluarkan UBPN Sultra dan masyarakat pada tahun 2014 terdiri dari biaya pencegahan sedimentasi, biaya pengendalian debu, biaya kesehatan masyarakat, dan biaya pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar, dengan total sebesar Rp 2 017 821 778.13. Sebesar 96.44% dari biaya lingkungan tersebut dikeluarkan oleh UBPN Sultra dan 3.56% dikeluarkan oleh masyarakat. UBPN Sultra juga melakukan upaya pemanfaatan limbah pertambangan berupa slag menjadi pantai buatan yang dinamakan Pantai Harapan. Pantai ini terletak di Desa Pomalaa, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka yang kemudian menjadi tujuan wisata bagi masyarakat dan menciptakan kegiatan ekonomi dari munculnya pedagang makanan dan tempat penyewaan pendopo di Pantai Harapan.

(5)

ABSTRACT

SEPTY HERMAYA PUTRI. Economic and Environmental Analysis of Nickel Mining Activities (Case Study:PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra). Supervised by AKHMAD FAUZI and ASTI ISTIQOMAH.

PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra is a company that extract nickel in Pomalaa subdistrict, Kolaka district, Southeast Sulawesi. Mining activities that conducted by UBPN Sultra have economic and environmental impacts for the company and local communities. The purpose of this study is to analyze economic and environmental impacts of nickel mining production activities and analyze the undertaken effort to control environmental impacts. Economic impacts were analyzed using revenue analysis and multiplier effect. Environmental impacts were analyzed using pevention cost analysis and cost of illness. Based on analysis result, UBPN Sultra revenue was Rp 223 584 708 876.29 with ratio income multipier tipe I value was at 1.34 which means that the increase of a rupiah in UBPN Sultra expenditure will resulting the increase of 1.34 rupiah on labor income and local communities revenue. Environmental cost spent by UBPN Sultra and local communities in 2014 consisted of sedimentation prevention cost, dust control cost, public healt cost and prevention cost by the local communities, with a total of Rp 2 017 821 778.13. As much as 96.44% of the environmental cost issued by UBPN Sultra and 3.50% issued by the local communities. UBPN Sultra also make an effort to use the mining waste in form of slag into artificial beach or sea water bathing pool called Pantai Harapan. This beach is located in the village of Pomalaa, Kolaka Distict which later became a tourism destination for the community and creating economic activity from the appearance of food vendors and a pavilion rental at Pantai Harapan.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

ANALISIS EKONOMI DAN LINGKUNGAN

KEGIATAN PERTAMBANGAN NIKEL

(Studi Kasus: PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra)

SEPTY HERMAYA PUTRI

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)
(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan selama bulan April sampai bulan Mei 2013 serta pada bulan Juni 2014 ini ialah dampak ekonomi dan lingkungan, dengan judul Analisis Ekonomi dan Lingkungan Kegiatan Pertambangan Nikel (Studi Kasus: PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra).

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, M.Sc. dan Ibu Asti Istiqomah, SP., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan karya ilmiah ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr. dan Ibu Nuva, S.P., M.Sc. selaku dosen penguji atas saran dan masukannya dalam penulisan karya ilmiah ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Abdullah Munadi selaku Kepala Departemen Pembelajaran PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra, Bapak Roni Setiawan selaku Superintendent Pengelolaan Lingkungan Tambang PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra, seluruh staf Satuan Kerja Pengelolaan Lingkungan Tambang PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra, seluruh staf Kantor Desa Tambea, dan kepada para pihak yang telah membantu selama pengumpulan data penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah (Edho Heryanto), ibu (Nunung Nurmayati), adik (Bianca Nanditya A.), serta keluarga besar atas segala doa serta kasih sayangnya dan kepada Krisman Perdamen Sembiring, Isterah, Diena, Sari, Lungit, Hesti, Annisia, Nur Cahaya, Khoirunissa, Nadia, Hilma, Inka, Lestari, Miranty, Ilham, Gugat, Yovita, Dayu, Lidya, serta seluruh sahabat-sahabat terbaikku atas segala dukungan dan bantuannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2015

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Pertambangan Nikel ... 9

2.1.1 Tahapan Kegiatan Pertambangan Nikel ... 9

2.1.2 Dampak Lingkungan Pertambangan Nikel ... 11

2.1.3 Limbah Pertambangan Nikel ... 11

2.2 Multiplier Effect ... 12

2.3 Penilaian terhadap Kerusakan atau Pencemaran Sumberdaya Alam dan Lingkungan ... 13

2.3.1 Konsep Perubahan Produktivitas ... 14

2.3.2 Konsep Biaya Pencegahan ... 15

2.3.3 Pendekatan Biaya Kesehatan... 15

2.4 Penelitian Terdahulu ... 16

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 21

IV METODE PENELITIAN... 24

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

4.2Jenis dan Sumber Data ... 24

4.3 Metode Pengambilan Contoh ... 25

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 25

4.4.1 Analisis Dampak Ekonomi ... 26

(12)

4.4.3 Identifikasi Manfaat Penggunaan Limbah Slag ... 31

V GAMBARAN UMUM ... 32

5.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian ... 32

5.1.1 Kondisi Umum PT. ANTAM (Persero) Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Sultra ... 32

5.1.2 Kondisi Umum Desa Tambea ... 34

5.2 Karakteristik Responden ... 35

5.2.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat ... 35

5.2.2 Persepsi Masyarakat Mengenai Keberadaan UBPN Sultra dan Dampak Lingkungan ... 39

5.2.3 Karakteristik Pengunjung Objek Wisata Pantai Harapan ... 41

VI HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

6.1 Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Pertambangan PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra ... 45

6.1.1 Analisis Pendapatan Usaha ... 45

6.1.2 Analisis Penyerapan Tenaga Kerja ... 48

6.1.3 Analisis Deskriptif Peningkatan Infrastruktur ... 49

6.1.4 Nilai Efek Pengganda (Multiplier Effect) ... 50

6.2 Analisis Dampak Lingkungan Kegiatan Pertambangan PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra ... 51

6.2.1 Analisis Biaya Pencegahan Sedimentasi ... 51

6.2.2 Analisis Biaya Pengendalian Debu ... 53

6.2.3 Biaya Kesehatan Masyarakat ... 54

6.2.4 Biaya Pencegahan Masyarakat ... 56

6.2.5 Estimasi Dampak Lingkungan ... 57

6.2.6 Manfaat Keberadaan Pantai Buatan Dari Limbah Slag ... 59

VII SIMPULAN DAN SARAN ... 66

7.1 Simpulan ... 66

7.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

LAMPIRAN ... 71

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Kontribusi lapangan usaha terhadap PDB Indonesia tahun 2011-2013 ... 1

2. Penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor pertambangan dan penggalian tahun 2008-2014 ... 2

3. Studi terdahulu yang berkaitan denganpenelitian ... 19

4. Matriks metode analisis data ... 26

5. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 36

6. Karakteristik responden berdasarkan usia ... 36

7. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ... 37

8. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan ... 37

9. Karakteristik responden berdasarkan penerimaan rumah tangga ... 38

10. Karakteristik responden berdasarkan status kepemilikan rumah... 38

11. Karakteristik responden berdasarkan lama tinggal ... 39

12. Persepsi masyarakat mengenai keberadaan UBPN Sultra ... 40

13. Persepsi masyarakat mengenai dampak lingkungan... 40

14. Persepsi masyarakat mengenai perubahan kualitas udara ... 41

15. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 42

16. Karakteristik responden berdasarkan usia ... 42

17. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ... 43

18. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan ... 43

19. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan rumah tangga... 44

20. Karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan ... 44

21. Jumlah ekspor dan harga jual produk PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra per tahun ... 45

22. Biaya tetap PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra per tahun... 47

23. Biaya variabel PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra per tahun ... 47

24. Total biaya PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra per tahun... 47

25. Analisis pendapatan usaha pertambangan nikel PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra ... 48

(14)

27. Rekapitulasi pemakaian alat berat jenis PC 200 tahun 2012 ... 52

28. Biaya pengendalian debu ... 54

29. Biaya pengobatan masyarakat tahun 2014 ... 55

30. Pendapatan yang hilang karena sakit tahun 2014 ... 56

31. Biaya pencegahan masyarakat tahun 2014 ... 57

32. Nilai dampak lingkungan tahun 2014 ... 57

33. Dampak lingkungan dari keberadaan UBPN Sultra tahun 2014 ... 58

34. Biaya lingkungan UBPN Sultra dan masyarakat tahun 2012 ... 59

35. Penerimaan pedagang lokal... 62

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman 1. Diagram alur kerangka berpikir ... 23

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. Total penerimaan UBPN Sultra ... 71

2. Total biaya produksi ... 72

3. Rincian perusahaan mitra tetap/outsourcing ... 73

4. Rincian peningkatan infrastruktur dasar Program Bina Lingkungan dan Community Development pada tahun 2012 ... 74

5. Biaya pencegahan sedimentasi ... 76

6. Biaya pengendalian debu ... 77

7. Biaya pengobatan ... 78

8. Kehilangan pendapatan karena sakit ... 79

9. Biaya pencegahan pembelian masker pelindung hidung dan mulut tahun 2014 ... 80

(15)

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumberdaya mineral sehingga memungkinkan berkembangnya sektor pertambangan. Berdasarkan survei Frasser Institute pada tahun 2008-2009, Indonesia menduduki peringkat ke-7 sebagai negara yang kaya akan sumberdaya tambang1. Potensi pertambangan yang besar dapat dilihat dari kontribusi pertambangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Tabel 1 Kontribusi lapangan usaha terhadap PDB Indonesia tahun 2011-2013

Lapangan Usaha 2011 2012 *) 2013 **)

Pertanian 14.71 14.50 14.43

Pertambangan dan Penggalian 11.82 11.80 11.24

Industri Pengolahan 24.34 23.97 23.70

Listrik, Gas dan Air Bersih 0.75 0.76 0.77

Bangunan 10.16 10.26 9.99

Perdagangan, Hotel dan Restoran 13.80 13.96 14.33

Pengangkutan dan Komunikasi 6.62 6.67 7.01

Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan 7.21 7.27 7.52

Jasa-Jasa 10.58 10.81 11.02

Produk Domestik Bruto 100.00 100.00 100.00

Produk Domestik Bruto Tanpa Migas 91.60 92.21 92.65 Sumber: Badan Pusat Statistik (2014a)

Keterangan: Dalam persen (%); *) Angka sementara; **) Angka sangat sementara

Sektor pertambangan dan penggalian menyumbang 11.82% pada PDB tahun 2011, 11.80% pada PDB tahun 2012 dan 11.24% pada PDB tahun 2013, dapat dilihat pada Tabel 1. Dari tahun 2011 sampai tahun 2013, sektor pertambangan dan penggalian menempati urutan ke-4 pada peringkat kontribusi PDB Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertambangan memiliki peran penting dalam membangun perekonomian negara.

Melimpahnya sumberdaya mineral dan besarnya potensi pengembangan sektor pertambangan yang terdapat di Indonesia, mendorong perusahaan-perusahaan pertambangan baik yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta untuk mengekstraksi sumberdaya yang ada dan berinvestasi pada sektor ini.

1

(16)

2

Kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh perusahaan selain memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan penghasilan negara melalui nilai produksi komoditas pertambangan tetapi juga meningkatkan kesempatan bekerja masyarakat dengan penyerapan tenaga kerja di sektor pertambangan dan penggalian. Peningkatan jumlah penduduk Indonesia menyebabkan meningkatnya jumlah angkatan kerja. Semakin berkembangnya sektor pertambangan menyebabkan peningkatan kebutuhan akan tenaga kerja sehingga jumlah tenaga kerja di sektor ini semakin meningkat setiap tahunnya. Untuk melihat kontribusi penyerapan tenaga kerja di Indonesia melalui sektor pertambangan, dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor pertambangan dan penggalian tahun 2008-2014

Tahun Februari Agustus

2008 1 079 689 1 097 862

2009 1 165 710 1 200 510

2010 1 221 705 1 280 889

2011 1 360 637 1 434 961

2012 1 615 563 1 602 706

2013 1 558 686 1 426 454

2014 1 623 109 1 436 370

Sumber: Badan Pusat Statistik (2014b)

Keberadaan potensi sumberdaya mineral logam yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia memungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan di pelosok-pelosok negeri. Penyerapan tenaga kerja lokal di daerah yang berpotensi sebagai penghasil barang tambang menjadi manfaat tersendiri bagi kesejahteraan masyarakat lokal.

(17)

3 Jumlah cadangan nikel di Sulawesi Tenggara berdasarkan data Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 97 milyar ton dengan luas sebaran nikel mencapai 480 000 Ha2. Jumlah cadangan nikel di Maluku Utara yang sudah diketahui sebesar 220 juta ton yang tersebar di Tanjung Buli, Pulau Gebe, Pulau Obi dan Teluk Weda3.

Salah satu perusahaan yang mengekstraksi sumberdaya mineral logam nikel di Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara adalah PT. Aneka Tambang (ANTAM) (Persero) Tbk, dengan kegiatan usaha dan operasi Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Sulawesi Tenggara (Sultra) di Pomalaa dan Tapunopaka serta UBPN Maluku Utara di Buli. Dari produksi yang dihasilkan oleh PT. ANTAM (Persero) Tbk, nikel menjadi salah satu produk utama selain emas, perak, dan bauksit. Sejak tahun 2006, PT. ANTAM (Persero) Tbk meningkatkan jumlah produksi nikel menyusul peningkatan jumlah permintaan terhadap nikel. Bijih nikel yang dihasilkan telah di ekspor ke Jepang, Eropa, dan China. Jumlah cadangan dan sumber daya bijih nikel per 31 Desember 2011 sebesar 293.25 juta wet metric tons (wmt) untuk saprolit dan 407.3 juta wmt untuk limonit. Jumlah ini mencukupi untuk memenuhi kebutuhan PT. ANTAM (Persero) Tbk selama beberapa dekade ke depan pada tingkat ekstraksi yang tetap4. Selain produksi nikel saprolit dan limonit, PT. ANTAM (Persero) di UBPN Sulawesi Tenggara juga memproduksi feronikel yang mengandung sekitar 20% nikel dan 80% besi.

Sebagaimana kegiatan pertambangan lain, kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh PT. ANTAM (Persero) Tbk juga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak lingkungan yang dihasilkan oleh UBPN Sultra berdasarkan laporan tahunan PT. ANTAM (Persero) Tbk tahun 2011 adalah dampak terhadap kualitas udara dan sedimentasi pesisir. Dampak terhadap lingkungan ini terjadi dari berbagai proses produksi yang dilakukan seperti pembukaan area tambang dan pengangkutan hasil tambang.

2

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subyek=10&notab =3.Diakses pada tanggal 2 April 2013 pukul 09:31

3

http://www.halmaherautara.com/artl/15/bedah-potensi-ekonomi-maluku-utara.Diakses pada tanggal 2 April 2013 pukul 10:02

4

(18)

4

Strategi menanggulangi dampak kegiatan pertambangan terhadap kualitas lingkungan sudah disusun dan dijalankan oleh PT. ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sulawesi Tenggara. Berdasarkan laporan tahunan PT. ANTAM (Persero) Tbk tahun 2012, terjadi peningkatan jumlah biaya lingkungan yang dialokasikan dari tahun 2011 sampai 2012 pada total seluruh unit usaha dan operasinya. Pada tahun 2011 biaya yang dialokasikan sebesar Rp 105 656 915 249 dan pada tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi Rp 110 623 762 806.

PT. ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sultra juga memanfaatkan limbah dari kegiatan pertambangan nikel yang berupa tailing (slag) untuk membangun tempat wisata bagi masyarakat umum berupa pantai buatan. Pantai ini dibangun sekitar tahun 2004 oleh perusahaan sebagai lokasi rekreasi alternatif bagi masyarakat. Pantai ini terletak di kawasan perkantoran dan perumahan karyawan UBPN Sultra di Pomalaa.

Pantai dibuat dengan menimbun laut menggunakan tanah yang dilapisi slag hingga membentuk jalan dan tiga kolam yang digunakan untuk berenang oleh pengunjung. Saat memasuki kawasan Pantai Harapan, pengunjung akan melihat tanaman bakau di sebelah kanan dan kiri jalan yang dibudidayakan oleh PT. ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sultra. Selain kolam yang dapat digunakan untuk berenang, pengunjung dapat menggunakan fasilitas lain yang telah disediakan seperti tribun, kamar mandi, kamar kecil, dan ruang ganti pakaian, serta pendopo yang dapat digunakan untuk melangsungkan acara. Untuk dapat memasuki kawasan Pantai Harapan ini pengunjung tidak dikenakan biaya masuk, namun untuk dapat menggunakan pendopo, pengunjung dikenakan biaya sewa. Pemanfaatan limbah pertambangan slag berupa pembangunan pantai buatan memberikan alternatif wisata bagi masyarakat Pomalaa.

(19)

5 Proper bertujuan mendorong perusahaan untuk taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan (environmental excellency) melalui integrasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa, penerapan sistem manajemen lingkungan, Reduce Reuse Recycle (3R), efisiensi energi, konservasi sumberdaya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta bertanggung jawab terhadap masyarakat melalui program pengembangan masyarakat (KLH,2012).

Keberadaan UBPN Sultra menimbulkan dampak positif bagi ekonomi dan masyarakat serta menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dampak ekonomi dan lingkungan dari kegiatan pertambangan nikel di UBPN Sultra serta mengidentifikasi manfaat keberadaan pantai buatan dari limbah slag sehingga didapatkan nilai ekonomi dan lingkungan dari kegiatan pertambangan di UBPN Sultra yang mendukung perbaikan kualitas lingkungan.

1.2 Perumusan Masalah

Nikel merupakan sumberdaya mineral yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable resource), sehingga dalam kegiatan pertambangannya perlu dipertimbangkan aspek keberlanjutan. Aspek keberlanjutan menyertakan pertimbangan terhadap dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan dari pertambangan.

(20)

6

Pada saat hujan biasanya air yang melalui sungai-sungai berwarna pekat kemerah-merahan. Keadaan ini juga terjadi di laut, dan bahkan mencapai radius 5-10 km sejajar pantai dan radius ± 700 meter tegak lurus terhadap garis pantai. Kuat dugaan bahwa material yang terbawa bersama air tersebut berasal dari sisa aktivitas penambangan (overburden) yang masuk ke perairan pesisir melalui sungai dan air limpasan permukaan di sekitar lokasi pertambangan (Zubayr, 2009).

Upaya pengendalian terhadap dampak lingkungan akibat kegiatan operasional yang dijalankan dan juga pascatambang mengikuti rencana induk pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam tahapan penambangan. Pemanfaatan limbah slag berupa pantai buatan yang dilakukan oleh PT. ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sultra juga memberikan alternatif wisata bagi masyarakat Pomalaa. Pantai buatan dari limbah tailing (slag) ini memiliki tiga kolam untuk berenang dan wisata budi daya bakau. Masyarakat bebas masuk ke kawasan pantai tanpa dikenakan biaya masuk oleh pihak pengelola, dalam hal ini PT. ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sultra. Pantai dibuka setiap harinya dari pukul 08.00 WITA sampai 22.00 WITA. Pantai Harapan ramai dikunjungi wisatawan saat musim liburan dan akhir pekan dikarenakan pantai ini satu-satunya pantai buatan dari limbah slag di Pomalaa.

Melihat potensi pertambangan nikel di UBPN Sultra terhadap pendapatan perusahaan dan peningkatan ekonomi masyarakat, permasalahan yang terjadi berkaitan dengan dampak lingkungan, serta manfaat pemanfaatan limbah slag menjadi pantai buatan, penulis terdorong untuk menganalisis penerimaan perusahaan dari kegiatan pertambangan, penyerapan tenaga kerja lokal, dampak lingkungan yang ditimbulkan serta pencegahannya, dan manfaat limbah slag menjadi pantai buatan. Dengan mengetahui seberapa besar dampak secara ekonomi dan lingkungan dari kegiatan pertambangan dan pengelolaan lingkungan, diharapkan PT. ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sulawesi Tenggara dapat meningkatkan upaya pelestarian lingkungan untuk keberlanjutan kegiatan operasional maupun kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi pertambangan.

(21)

7 1. Bagaimana dampak ekonomi dari kegiatan produksi pertambangan nikel PT.

ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sultra?

2. Bagaimana kegiatan produksi pertambangan nikel PT. ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sultra berdampak pada lingkungan?

3. Bagaimana manfaat dari penggunaan limbah slag menjadi objek wisata pantai buatan?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui manfaat dari upaya pengelolaan lingkungan dan pengendalian dampak lingkungan yang dilakukan oleh PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk UBPN Sulawesi Tenggara agar bermanfaat bagi kegiatan operasional perusahaan. Sementara itu, secara khusus penelitian ini bertujuan:

1. Menganalisis dampak ekonomi dari kegiatan produksi pertambangan nikel PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk UBPN Sulawesi Tenggara.

2. Menganalisis dampak lingkungan dan upaya pengendalian dampak lingkungan dari kegiatan produksi PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk UBPN Sulawesi Tenggara.

3. Mengidentifikasi manfaat dari penggunaan limbah slag yang digunakan untuk membuat objek wisata pantai buatan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi kepada UBPN Sultra mengenai besarnya manfaat dari upaya pengendalian dampak lingkungan sebagai bahan pertimbangan pengendalian dampak lingkungan kegiatan pertambangan nikel UBPN Sultra yang lebih optimal.

2. Memberikan informasi kepada UBPN Sultra mengenai manfaat keberadaan pantai buatan dari pemanfaatan limbah slag.

(22)

8

4. Menjadi sarana bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang diperoleh dari Departemen Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

(23)

9

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertambangan Nikel

2.1.1 Tahapan Kegiatan Pertambangan Nikel

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009, pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral dan batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) (2001) mengemukakan bahwa kegiatan pertambangan pada umumnya memiliki tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:

1. Eksplorasi

2. Pembangunan infrastruktur, jalan akses, dan sumber energi. 3. Pembangunan kamp kerja dan kawasan pemukiman.

4. Ekstraksi dan pembuangan limbah batuan. 5. Pengolahan bijih dan operasional.

6. Penampungan tailing (slag), pengolahan, dan pembuangannya.

Sumberdaya nikel umumnya terdapat tidak terlalu dalam dari permukaan tanah sehingga sistem penambangan bijih nikel yang digunakan di Indonesia adalah sistem tambang terbuka. Bijih nikel hasil penambangan terbagi menjadi bijih nikel saprolit dan limonit. Bijih nikel limonit adalah bijih nikel laterit dengan kadar rendah dan mengandung 0.8% - 1.5% nikel, 25%-35% besi dan sedikit kobalt. Limonit terletak di atas lapisan saprolit dan lebih murah dan lebih mudah untuk ditambang. Bijih nikel saprolit terbentuk dibawah zona limonit. Saprolit secara umum mengandung sekitar 1,5%-2,5% nikel dan digolongkan sebagai bijih laterit kadar tinggi.

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam sistem pertambangan terbuka, antara lain5:

5

(24)

10

1. Land Clearing

Proses land clearing adalah proses membersihkan terlebih dahulu vegetasi yang terdapat diatas cadangan nikel untuk memudahkan pembongkaran dan penggalian material tanah penutup dan bijih nikel yang akan dilakukan kemudian.

2. Top Soiling

Setelah tahap land clearing selesai dilakukan, lapisan tanah paling atas yang mengandung humus dan unsur hara yang penting untuk kesuburan tanah dikupas dan diangkut lalu ditimbun pada lokasi khusus. Hal ini dilakukan dengan harapan kondisi dan komposisi tanah paling atas tersebut tidak berubah dan dapat digunakan kembali ketika proses reklamasi dan revegetasi dilakukan setelah kegiatan penambangan selesai dilakukan. 3. Pengupasan dan Pengangkutan Tanah Penutup (Overburden)

Setelah tahapan land clearing dan top soiling telah selesai dilakukan, lapisan tanah yang tidak mengandung atau memiliki kadar nikel yang rendah dikupas dan diangkut terlebih dahulu (overburden). Tahapan ini dilakukan karena endapan cadangan nikel (saprolit dan limonit) biasanya terletak dibawah lapisan tanah penutup.

4. Pengupasan dan Pengangkutan Bijih Nikel

Setelah lapisan tanah penutup telah selesai dikupas, maka penambangan bijih nikel (saprolit dan limonit) dapat dilakukan. Tahapan penambangan ini dapat dilakukan dengan menggunakan kombinasi peralatan back hoe dan dump truck. Bijih nikel yang telah ditambang kemudian akan diangkut ke stock pile untuk ditimbun sementara pada lokasi tambang atau langsung menuju pabrik pengolahan maupun dikirim ke pelabuhan untuk dikirim ke lokasi yang telah ditentukan.

5. Pengangkutan

(25)

11 ke pihak pembeli. Proses pengangkutan bijih nikel menggunakan kombinasi peralatan dump truck dan kapal tongkang.

6. Penimbunan

Kegiatan penambangan akan menghasilkan perubahan bentuk muka bumi berupa cekungan-cekungan bekas lokasi penambangan. Oleh karena itu, perusahaan tambang memiliki kewajiban untuk melakukan kegiatan penimbunan pada lokasi bekas tambang sehingga dapat meminimalisasi perubahan bentang alam yang terjadi. Dalam tahap ini, lapisan tanah paling atas yang mengandung humus dan unsur hara digunakan kembali. Kegiatan penimbunan ini menggunakan kombinasi peralatan back hoe dan bulldozer.

2.1.2 Dampak Lingkungan Pertambangan Nikel

Kegiatan penambangan dengan sistem tambang terbuka memberikan dampak terhadap lingkungan. Pada umumnya, kegiatan penambangan menggunakan sistem tambang terbuka melibatkan kegiatan seperti mobilisasi peralatan, pembangunan dan peningkatan jalan tambang, pembukaan lahan, serta pembangunan sarana penunjang. Secara keseluruhan, kegiatan pertambangan nikel memberikan dampak lingkungan berupa perubahan komponen ruang, lahan dan tanah, penurunan kualitas udara, gangguan berupa getaran, perubahan iklim mikro, gangguan terhadap siklus hidrologi, peningkatan erosi tanah dan sedimentasi, penurunan kualitas air, gangguan terhadap biota darat (flora dan fauna) dan gangguan terhadap biota perairan (Zubayr, 2009).

Gangguan terhadap biota perairan dapat diakibatkan oleh semakin keruhnya perairan pesisir sebagai dampak dari aktivitas pertambangan yang dilakukan. Peningkatan laju erosi tanah terutama terjadi karena hilangnya vegetasi penutup tanah yang terjadi akibat kegiatan pembukaan lahan, pengupasan lapisan tanah pucuk (topsoil), dan penambangan bijih nikel (Hamzah, 2009).

2.1.3 Limbah Pertambangan Nikel

(26)

12

Tailing pertambangan nikel yaitu slag berupa butiran-butiran semen yang seperti logam. Bila limbah padat slag tersebut sifatnya terlalu asam bisa menyebabkan logam-logam tertentu seperti seng dan logam lain terlepas sehingga dapat membahayakan suatu perairan karena dapat menyebabkan penurunan kualitas perairan baik secara fisik maupun kimia dan memberikan pengaruh terhadap struktur komunitas organisme suatu perairan (Zubayr, 2009).

Limbah dari kegiatan pertambangan nikel dapat berupa limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Definisi umum dari limbah B3 adalah limbah yang berpotensi menimbulkan resiko terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat (Zubayr, 2009). Menurut Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999, definisi limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain. Dalam peraturan pemerintah ini juga dijelaskan bahwa limbah yang termasuk limbah B3 apabila setelah melalui pengujian memiliki salah satu atau lebih karakteristik seperti berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif.

2.2 Multiplier Effect

Richardson (1972) dalam Laoh (1989) mengatakan bahwa analisis input-output merupakan suatu alat untuk menduga dampak dari pembangunan ekonomi suatu wilayah, dan besarnya dampak tersebut dapat dilihat melalui besaran koefisien pengganda (multiplier). Koefisien pengganda yang banyak digunakan antara lain yaitu koefisien pengganda output, koefisien pengganda tenaga kerja, dan koefisien pengganda pendapatan. Menurut tipe perlakuannya, koefisien pengganda dapat dibedakan atas koefisien pengganda tipe I dan koefisien pengganda tipe II.

(27)

13 sama lain. Menurut terminologi, terdapat tiga efek multiplier, yaitu efek langsung (direct effect), efek tidak langsung (indirect effect), dan efek lanjutan (induced effect). Ketiga efek ini digunakan untuk menghitung ekonomi yang selanjutnya digunakan untuk mengestimasi dampak ekonomi di tingkat lokal.

Ratio Income Multiplier yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran unit usaha yang berdampak terhadap perekonomian lokal. Pengganda ini mengukur dampak tidak langsung (indirect) dan lanjutan (induced). Ratio income multiplier tipe 1 menggambarkan nilai dampak tidak langsung dari pengeluaran pedagang atau unit usaha, sedangkan ratio income multiplier tipe 2 merupakan ukuran dari dampak lanjutan. Secara matematis dirumuskan (Marine Ecotourism for Atlantic Area, 2001) :

Keynesian Local Income Multiplier = D + N + U

E

Ratio Income Multiplier Tipe 1 = D + N

D

Ratio Income Multiplier Tipe 2 = D + N + U

D

Dimana :

E = Tambahan pengeluaran pedagang/unit usaha (rupiah)

D = Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari E (rupiah) N = Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari E

(rupiah)

U = Pendapatan lokal yang diperoleh secara induced dari E (rupiah)

2.3 Penilaian terhadap Kerusakan atau Pencemaran Sumberdaya Alam dan Lingkungan

(28)

14

Pendekatan nilai ekonomi total kerusakan lingkungan didasarkan pada nilai jasa lingkungan, keanekaragaman hayati, dan pengaruh sosial budaya yang hilang dan atau rusak. Pendekatan nilai ekonomi total atas biaya rehabilitasi digunakan untuk menghitung biaya rehabilitasi atas kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan dengan cara memperkirakan biaya pemulihan (KLH, 2007).

Nilai degradasi atau nilai kerusakan merupakan biaya yang dibayarkan kepada pihak yang terkena dampak pencemaran atau kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan sehingga yang bersangkutan menjadi pulih atau tidak mengalami keadaan yang lebih buruk dibanding dengan keadaan sebelum terkena pencemaran atau kerusakan. Penghitungan biaya kerusakan melalui valuasi ekonomi menggunakan anggapan bahwa sumberdaya alam dan lingkungan memberikan pelayanan atau jasa yang secara langsung maupun tidak langsung diberi nilai oleh manusia. Sedangkan valuasi kerusakan melalui biaya rehabilitasi juga melibatkan manusia dan ditentukan oleh cara rehabilitasi yang dipilih untuk dilaksanakan (KLH, 2007).

Menurut Fauzi (2014), penilaian kerusakan lingkungan dapat membantu kebijakan publik dalam penentuan harga yang tepat dan penggunaan mekanisme fiskal, seperti pajak lingkungan, dapat membantu pengambilan keputusan atas kebijakan publik terhadap pentingnya barang dan jasa yang dihasilkan dari sumberdaya alam dan lingkungan, memasukkan aspek deplesi dan degradasi dari sumberdaya alam dan lingkungan dalam konteks perencanaan pembangunan, serta dapat membantu kebijakan publik dalam penentuan kompensasi yang terjadi pada sumberdaya alam dan lingkungan.

2.3.1 Konsep Perubahan Produktivitas

Valuasi terhadap sumberdaya alam dan lingkungan melalui pendekatan perubahan produktivitas dilakukan dengan menggunakan harga pasar sesungguhnya. Dengan mengetahui harga pasar dan kuantitas sumberdaya alam dan lingkungan, maka dapat diketahui nilai total dari sumberdaya alam tersebut (KLH, 2007).

(29)

15 dan biaya produksi. Perubahan produktivitas dan biaya produksi tentu akan mengubah harga dan tingkat hasil yang dapat diamati dan diukur (KLH, 2007).

2.3.2 Konsep Biaya Pencegahan

Apabila nilai jasa lingkungan tidak dapat diduga nilainya, maka pendekatan ini, baik pengeluaran aktual maupun potensi pengeluaran, dapat dipakai. Melalui konsep ini, nilai lingkungan dihitung berdasarkan hal-hal yang disiapkan masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan kerusakan lingkungan, seperti pembuatan terasering untuk mencegah terjadinya erosi di dataran tinggi, biaya pemeliharaan taman nasional untuk memperbaiki kualitas air dan atau udara, dan lain-lain (KLH, 2007).

2.3.3 Pendekatan Biaya Kesehatan

Dampak perubahan kualitas lingkungan dapat berakibat negatif pada kesehatan, yaitu menyebabkan sekelompok masyarakat menjadi sakit. Tahapan pelaksanaan pendekatan biaya pengobatan ini dimulai dari informasi yang menjelaskan bahwa telah terjadi gangguan kesehatan yang berakibat perlunya biaya pengobatan dan atau kerugian akibat penurunan produktivitas kerja, jumlah biaya pengobatan yang dibutuhkan sampai sembuh, besar kerugian akibat penurunan produktifitas kerja, yang terakhir adalah menghitung total biaya pengobatan dan penurunan produktifitas kerja (KLH, 2007).

Menurut Dixon et al. (1996), pendekatan biaya kesehatan dapat digunakan untuk mengukur nilai dari kerugian kesehatan karena pencemaran, pendekatan ini didasarkan kepada keterkaitan fungsi kerusakan yang berhubungan dengan tingkat pencemaran dan pengaruhnya terhadap kesehatan fisik. Pendekatan biaya kesehatan telah digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomi dengan tujuan meningkatkan kesehatan. Metode ini memperkirakan pengeluaran privat dan umum untuk kesehatan dan nilai kehilangan pendapatan, dalam hubungan morbidity dan mortality serta tingkat pencemaran.

(30)

16

menerima kemungkinan individu melakukan pencegahan terhadap penyakit dan menyediakan biaya untuk mengurangi resiko kesehatan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang Analisis Ekonomi dan Lingkungan Kegiatan Pertambangan Nikel merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat dampak ekonomi dan lingkungan yang terjadi dari kegiatan penambangan nikel serta identifikasi dari program pengelolaan dampak lingkungan yang terdapat di lokasi penelitian. Untuk melakukan penelitian tersebut, perlu diketahui metode-metode dan alat analisis yang komprehensif agar penelitian menghasilkan output yang kemudian dapat digunakan untuk penelitian serupa selanjutnya. Untuk mengetahui pola berpikir dalam penelitian terhadap analisis dampak ekonomi dan lingkungan, maka perlu dilakukan peninjauan terhadap penelitian terdahulu yang relevan.

Hermawati (2012) melakukan penelitian mengenai Dampak Ekonomi, Sosial dan Lingkungan dari Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi Perah: Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan menggunakan metode kuantitatif dan analisis regresi logistik. Metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis pendapatan usaha ternak dari segi penerimaan dan biaya serta pengeluaran energi responden dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007. Analisis regresi logistik digunakan untuk mengolah faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam mengelola limbah ternak sapi perah menjadi biogas menggunakan program Statistics SPSS 17. Penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif yang digunakan untuk menganalisis persepsi dan dampak sosial dan lingkungan dari pemanfaatan limbah ternak sapi perah. Analisis ekonomi menggunakan metode kualitatif memberikan hasil bahwa pemanfaatan limbah menjadi biogas memiliki dampak ekonomi terhadap peningkatan pendapatan peternak dan penghematan pengeluaran energi masyarakat. Sama-sama menganalisis tentang ekonomi dan lingkungan, tetapi dalam penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif dan analisis regresi logistik.

(31)

17 Semarang. Penelitian ini menggunakan metode analisis efektivitas biaya untuk meminimisasi biaya eksternal yang dikeluarkan dengan tanpa mengurangi manfaat yang diharapkan dari pengelolaan limbah sehingga sistem pengelolaan limbah akan menjadi semakin baik. Dari metode ini didapat hasil Besar UDC yang didapat dari perhitungan adalah Rp 1 397.04. Sedangkan rasio efektivitas biaya yang paling kecil ada pada parameter COD, yaitu Rp 0.016/mg. Rasio efektivitas biaya parameter TSS, BOD, NH3 dan PO4 adalah Rp 0.018/mg, Rp 0.044/mg, Rp 0.089/mg dan Rp 0.471/mg. Dalam penelitian menggunakan metode analisis efektivitas biaya ini jenis biaya yang digunakan adalah biaya instalasi yang dibagi dengan umur ekonomis IPAL, biaya operasional dan pemeliharaan rutin selama tiga tahun, yaitu dari Januari 2005 sampai dengan Desember 2007.

Hamzah (2009) melakukan penelitian mengenai Studi Kualitas Air Lokasi Pertambangan Nikel Pomalaa Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas perairan, mengetahui besarnya beban pencemaran dan menganalisis kapasitas asimilasi perairan pesisir di lokasi penambangan nikel Pomalaa. Penelitian dilakukan di 12 stasiun pengamatan yaitu, Sungai Huko-Huko, Sungai Pelambua, Outlet Pabrik, Sungai Kumoro, Dermaga Pomalaa, Galangan Kapal, Laut Pomalaa, Dermaga Slag Dawi-Dawi, Laut Tambea, Laut Latumbi, Laut Sopura, dan Laut Tanjung Leppe. Penelitian menggunakan Indeks STORET memberikan hasil status pencemaran di setiap stasiun penelitian. Stasiun Sungai Kumoro tergolong tercemar ringan sedangkan stasiun lain termasuk ke golongan tercemar sedang. Penelitian ini juga dilakukan di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, tetapi penelitian ini dilakukan untuk mengetahui beban pencemaran di perairan Pomalaa sebagai akibat kegiatan pertambangan nikel yang dilakukan berbagai perusahaan.

(32)

18

bagian yaitu 4 stasiun sebagai jalan masuk limbah dari lokasi eksploitasi dan pabrik, 8 stasiun berada di laut sebagai penerima limbah. Analisis data utama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penentuan beban pencemaran dan kapasitas asimilasi. Penentuan status mutu perairan lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode STORET. Analisis data sosial tentang persepsi masyarakat tentang limbah cair dan tailing (slag) di lokasi penelitian adalah berupa wawancara dan kuisioner bersifat deskriptif. Hasil analisis STORET dari 8 stasiun pengukuran di wilayah pesisir tempat pembuangan limbah cair dan tailing (slag), semuanya dalam kategori pencemaran sedang.Ada 90% masyarakat yang tidak mengetahui wilayah pesisir Pomalaa memiliki kandungan logam berat, ini menandakan kurangnya perhatian pemerintah terhadap kegiatan pertambangan khususnya pemantauan limbah/tailing (slag) yang dibuang. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan sekaligus informasi dalam upaya rehabilitasi, pelestarian dan pemanfaatan kawasan pesisir. Penelitian ini juga dilakukan di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, dan penelitian ini menganalisis status pencemaran logam berat yang diakibatkan pembuangan limbah cair dan tailing padat/slag di pertambangan nikel Pomalaa.

(33)

19 Tabel 3 Studi terdahulu yang berkaitan dengan penelitian

Judul Penelitian Tujuan Metode Analisis Hasil

Dampak

- Pendapatan usaha ternak biogas lebih tinggi dibandingkan usahaternak non biogas dengan selisih Rp 143.191/bulan dan penghematan pengeluaran energi bagi rumahtangga pengguna biogas sebesar Rp 31.890/bulan. - Perubahan kondisi - lingkungan sekitar

kandang yang lebih bersih, dan berkurangnya pencemaran udara, serta berkurangnya kegiatan penebangan pohon di hutan dan kebun carik desa.

Analisis

Efektivitas Biaya dan Penilaian Masyarakat penurunan per satuan parameter yang paling efektif pada pengelolaan limbah cair adalah parameter COD (Rp 0.016/mg) dengan rata-rata penurunan sebesar 86.864 mg/l.

Studi Kualitas Air Lokasi Pertambangan Nikel Pomalaa Sulawesi Tenggara

(34)

20

Judul Penelitian Tujuan Metode Analisis Hasil

Analisis Status Pencemaran Logam Berat di Wilayah Pesisir (Studi Kasus Pembuangan Limbah Cair dan Tailing Padat/Slag Pertambangan Nikel Pomalaa khusus yaitu limbah tailing (slag) mengandung beraneka mineral dan dihasilkan ± 423.283 ton/hari serta batuan limbah mengandung mineral rendah.

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Kerusakan Situ (Kasus Pemukiman Sekitar Situ Pladen, Kelurahan Beji, Kota Depok)

(35)

21

III KERANGKA PEMIKIRAN

Sektor pertambangan memiliki peran penting dalam membangun perekonomian negara. Sumberdaya mineral yang dimiliki Indonesia tersebar dari Pulau Sumatera sampai Pulau Irian Jaya. Melimpahnya sumberdaya mineral dan besarnya potensi pengembangan sektor pertambangan mendorong perusahaan-perusahaan pertambangan baik yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta untuk mengekstraksi sumberdaya yang ada.

Produksi mineral logam nikel memiliki potensi untuk dikembangkan di Indonesia. Salah satu perusahaan yang mengekstraksi sumberdaya mineral logam nikel adalah PT. ANTAM (Persero) Tbk. Perusahaan ini melakukan kegiatan dan operasi pertambangan di Provinsi Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara. Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Sulawesi Tenggara di Pomalaa dan Tapunopaka serta UBPN Maluku Utara di Buli.

Perlu dipertimbangkan aspek keberlanjutan yang menyangkut dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan nikel. Kegiatan pertambangan yang dilakukan PT. ANTAM (Persero) Tbk. memberikan dampak ekonomi dan lingkungan yang dirasakan oleh masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara. Dampak ekonomi yang ditimbulkan adalah peningkatan pendapatan perusahaan, penyerapan tenaga kerja lokal, peningkatan infrastruktur Provinsi Sulawesi Tenggara, dan multiplier effect. Dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan ini diantaranya adalah penurunan kualitas udara disekitar lokasi pertambangan, dan sedimentasi yang terjadi di pesisir Kabupaten Kolaka yang berdekatan dengan lokasi pertambangan.

PT. ANTAM (Persero) Tbk telah mengalokasikan biaya lingkungan yang mencapai Rp 105 656 915 249 untuk seluruh unit operasi. Upaya pengendalian terhadap dampak lingkungan akibat kegiatan operasional perusahaan dan juga pascatambang mengikuti rencana induk pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam tahapan penambangan.

(36)

22

wisata ini ramai dikunjungi oleh wisatawan dan wisatawan yang ingin menikmati fasilitas tidak dikenakan biaya masuk.

Tahapan pertama dalam penelitian ini adalah mengetahui dampak ekonomi dari kegiatan produksi pertambangan nikel di UBPN Sultra. Tahapan kedua adalah melihat dampak lingkungan yang dihasilkan, kemudian dianalisis menggunakan pendekatan penilaian terhadap kerusakan atau pencemaran sumberdaya alam dan lingkungan. Tahap ketiga adalah mengetahui manfaat lain dari kegiatan pertambangan nikel di UBPN Sultra berupa pemanfaatan limbah slag yang digunakan untuk membuat objek wisata berupa pantai buatan.

(37)

23

Potensi SumberdayaMineral Logam Nikel di Indonesia

Dampak Kegiatan Pertambangan Nikel PT.ANTAM Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara

- Pendapatan PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk

- Penyerapan Tenaga Kerja Lokal - Peningkatan Infrastruktur Kab.

Masukan bagi UBPN Sultra dan pemerintah daerah setempat mengenai pengelolaan dampak lingkungan

(38)

24

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Sulawesi Tenggara. Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Daerah yang dipilih merupakan salah satu unit bisnis pertambangan yang dimiliki PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk yang memberikan dampak ekonomi dan lingkungan bagi perusahaan maupun masyarakat di sekitar lokasi kegiatan pertambangan.UBPN Sulawesi Tenggara juga melakukan pemanfaatan limbah tailing (slag) dari kegiatan pertambangan nikel. Pengambilan data dilakukan pada bulan April sampai bulan Mei 2013 serta pada bulan Juni 2014.

4.2Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan dan wawancara. Pengamatan dilakukan dengan melihat kondisi nyata di lapangan dan dilakukan wawancara langsung terhadap masyarakat, pihak PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra, dan pemerintah setempat. Wawancara dengan pihak terkait mengenai dampak kegiatan pertambangan nikel yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat dan lingkungan sekitar. Sedangkan jawaban yang bersumber dari responden melalui wawancara digunakan untuk memperoleh informasi mengenai nilai dampak lingkungan, baik positif maupun negatif, yang diperoleh responden dengan adanya kegiatan pertambangan nikel serta adanya lokasi wisata alternatif yang dibuat oleh UBPN Sultra.

(39)

25

4.3 Metode Pengambilan Contoh

Metode pengambilan contoh terhadap masyarakat sekitar UBPN Sultra yang merasakan dampak lingkungan kegiatan pertambangan serta pengunjung Pantai Harapan menggunakan metode non-probability sampling yaitu semua objek penelitian tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai responden (Juanda, 2007). Pengambilan responden untuk dampak lingkungan dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu teknik penarikan sampel dengan menentukan kriteria khusus terhadap sampel (Prasetyo dan Jannah, 2005). Responden dipilih dari masyarakat yang lokasi tinggalnya berdekatan dengan UBPN Sultra dan bersedia diwawancara. Jumlah responden yang diwawancarai adalah 30 orang dari masyarakat Desa Tambea, Kecamatan Pomalaa.

Responden yang merupakan pengunjung objek wisata dipilih dengan menggunakan metode convenience sampling, dimana peneliti mengambil contoh yang mudah tersedia, sembarang atau kebetulan ditemui. Hal ini relatif lebih mudah, cepat serta menghemat biaya. Responden yang terpilih adalah pengunjung sebanyak 40 orang dan memenuhi kriteria yaitu berusia di atas 15 tahun. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian menurut Roscoe (1975) dalam Sekaran et al (2006) adalah untuk kebanyakan penelitian, jumlah sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 sudah tepat.

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

(40)

26

Tabel 4 Matriks metode analisis data

No Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis

Data Jenis Data

Menurut Nicholson (1991), analisis pendapatan bertujuan untuk mengetahui besar keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dilakukan, yaitu selisih antara pendapatan total dengan biaya totalnya . Persamaan matematisnya adalah sebagai berikut:

Π = TR – TC Dimana:

Π = PendapatanUBPN Sultra (Rp)

TR = Total penerimaan UBPN Sulawesi Tenggara (Rp) TC = Total pengeluaran UBPN Sulawesi Tenggara (Rp)

(41)

27 b. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan oleh UBPN Sulawesi Tenggara pada tahun dilakukannya penelitian. Untuk mengetahui persentase tenaga kerja yang terserap pada kegiatan pertambangan nikel terhadap jumlah tenaga kerja yang tersedia, perlu diketahui potensi kerja. Potensi kerja dihitung dengan menghitung jumlah tenaga kerja yang tersedia dikonversikan hari orang kerja (HOK) dan dikalikan 300 atau jumlah hari kerja dalam setahun. Dengan demikian akan diperoleh angka ketersediaan tenaga kerja per tahun. Adapun persamaan matematis persentase penyerapan tenaga kerja yang dapat ditulis adalah sebagai berikut :

% PYTK = JHOK . x 100%

TKTe x JHK

Keterangan :

% PYTK : Persentase penyerapan tenaga kerja kegiatan pertambangan nikel

JHOK : Jumlah HOK dalam satu tahun TKTe : Jumlah tenaga kerja yang tersedia

JHK : Jumlah hari kerja dalam satu tahun (300) c. Analisis Deskriptif Peningkatan Infrastruktur

Peningkatan infrastruktur Kabupaten Kolaka yang merupakan dampak tidak langsung dari keberadaan UBPN Sultra milik PT. ANTAM (Persero) Tbk, dianalisis melalui pendekatan analisis deskriptif. Data yang dikumpulkan menyangkut perkembangan infrastruktur Provinsi Sulawesi Tenggara dan pembangunan yang dilakukan oleh PT. ANTAM (Persero) Tbk.

d. Multiplier Effect Analysis

(42)

28

langsung dan tidak langsung dari pengeluaran UBPN Sulawesi Tenggara. Secara matematis dirumuskan:

Ratio Income Multiplier Tipe 1 = D + N D Dimana :

D = Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari pengeluaranUBPN Sultra (rupiah)

N = Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari pengeluaran UBPN Sultra (rupiah)

Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari pengeluaran UBPN Sultra terdiri dari pajak dan retribusi serta peningkatan infrastruktur. Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari pengeluaran UBPN Sultra adalah upah tenaga kerja lokal yang bekerja di UBPN Sultra. Selanjutnya hasil analisis multiplier ini dapat digunakan sebagai acuan atau untuk rekomendasi nilai dampak ekonomi dari kegiatan pertambangan nikel UBPN Sulawesi Tenggara.

4.4.2 Analisis Dampak Lingkungan

Dampak lingkungan dari kegiatan pertambangan nikel PT. ANTAM (Persero) Tbk. dapat dilihat dari dua indikator, yaitu kualitas udara di sekitar wilayah kegiatan pertambangan dan pengolahan nikel UBPN Sultra serta sedimentasi wilayah pesisir. Hal ini dapat dianalisis menggunakan metode Biaya Kesehatan dan Biaya Pencegahan.

a. Biaya Kesehatan

(43)

29 terhadap kesehatan fisik. Metode ini digunakan untuk memperkirakan biaya morbiditas akibat perubahan yang menyebabkan orang menderita sakit.

Menurut Dwight et al (2005) dalam Dewi (2011), biaya kesehatan terdiri dari Direct Cost, Indirect Cost, Opportunity Cost, serta Intangible Cost. Dalam penelitian ini mengestimasi biaya kesehatan melalui Direct Costdan Opportunity Cost. Direct Cost merupakan biaya langsung yang dikeluarkan penderita apabila terjangkit penyakit. Opportunity Cost merupakan biaya kesempatan produktivitas yang hilang akibat menderita penyakit. Direct Cost dalam penelitian ini dianggap sebagai nilai dari biaya pengobatan untuk menyembuhkan penyakit yang diderita responden. Opportunity Cost adalah hilangnya pendapatan responden karena tidak dapat bekerja akibat sakit yang diderita. Nilai biaya kesehatan dapat dilihat pada persamaan berikut ini:

C = P + MC Keterangan:

C = biaya penyakit (Rp)

P = hilangnya pendapatan (Rp) MC = biaya pengobatan (Rp)

1. Nilai Pendapatan yang Hilang

(44)

30

tingkat pendapatan responden per hari. Jadi, nilai pendapatan responden yang hilang dapat dihitung dengan persamaan berikut ini:

P = �=1�HTKi.TPRi Keterangan:

P = Nilai kerugian responden tidak masuk kerja (Rp) JHTK = Jumlah jam/hari tidak kerja responden ke-i

TPR = Tingkat pendapatan responden ke-i per jam/hari (Rp) n = Jumlah responden

i = Responden ke-i (1, 2, 3,..., n) 2. Biaya Pengobatan

Biaya pengobatan yang ditanggung oleh responden dihitung dari jumlah uang yang dikeluarkan untuk berobat, terdiri dari biaya kunjungan ke dokter atau puskesmas dan atau biaya pembelian obat. Biaya pengobatan responden merupakan biaya yang dikeluarkan responden untuk mengobati sakit pada saat responden tersebut menderita sakit. Biaya pengobatan yang dikeluarkan responden dapat dilihat pada persamaan berikut ini:

MC = �=1[ BKDi + BOi] Keterangan:

MC = Biaya pengobatan per responden (Rp) BKD = Biaya kunjungan ke dokter (Rp) BO = Biaya pembelian obat (Rp) n = Jumlah responden

i = Responden ke-i (1, 2, 2,..., n)

Nilai Cost of Illness dapat diestimasi melalui persamaan berikut ini:

C = P + MC

C = �=1[Pi+ [BKDi + BOi]] b. Biaya Pencegahan

Menurut KLH (2007), apabila nilai jasa lingkungan tidak dapat diduga nilainya, maka pendekatan ini, baik pengeluaran aktual maupun potensi pengeluaran, dapat dipakai. Melalui metode ini nilai lingkungan dihitung berdasarkan hal-hal yang disiapkan masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan kerusakan lingkungan.

(45)

31 1. Menentukan cara untuk melakukan pencegahan (meminimkan dampak), baik cara preventif secara fisik maupun perilaku menghindari resiko.

2. Mengidentifikasi data dan harga pasar untuk setiap komponen data yang dibutuhkan.

3. Menjumlahkan semua nilai pengeluaran untuk melaksanakan upaya pencegahan tersebut.

4.4.3 Identifikasi Manfaat Penggunaan Limbah Slag

(46)

32

V GAMBARAN UMUM

5.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Kondisi Umum PT. ANTAM (Persero) Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Sultra

PT. ANTAM (Persero) Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Sulawesi Tenggara (Sultra) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pertambangan nikel. Kegiatan pertambangan nikel ini secara administrasi berada dalam wilayah Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Luas area Kuasa Pertambangan (KP) PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra yaitu 7 251.3 Ha. Menurut Laporan RKL RPL Triwulan 1 Tahun 2012 PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra (2012d), penambangan bijih nikel di dalam wilayah KP Pomalaa terbagi dalam tiga daerah tambang, yaitu Daerah Utara, Daerah Tengah, dan Daerah Selatan termasuk di dalamnya gugusan pulau di Teluk Mekongga.

Daerah utara dibatasi oleh sungai Kumoro,di mana pada bagian tengah daerah utara ini terdapat Sungai Kumoro yang mengalir dari arah tenggara ke arah Teluk Mekongga. Daerah ini semakin meluas ke arah utara sampai di luar daerah KP bagian barat dekat pesisir pantai, melingkari bukit-bukit dan daerah ini mengapit ke arah Sungai Kumoro.

Daerah tengah bagian utara berbatasan dengan daerah utara bagian selatan, dipisahkan oleh Sungai Kumoro, bagian utara terdapat perbukitan dan bagian selatan adalah pesisir pantai serta bagian barat terdiri dari lembah yang sangat luas dan bagian timur adalah batas daerah KP.

Daerah selatan meliputi beberapa daerah antara lain daerah Sitado, Tanjung Pagar,Tanjung Leppe, dan Batu Kilat. Daerah tambang di Teluk Mekongga membentuk gugusan yang dipisahkan oleh laut yang dangkal dengan kedalaman rata-rata 30 meter. Pulau-pulau ini adalah Pulau Maniang, Pulau Lambasani, dan Pulau Buaya.

(47)

33 laterit berkadar rendah atau Low Grade Saprolite Ore (LGSO), dan Limonit. Bijih nikel laterit yang berkadar tinggi (HGSO >1.80% Ni) semakin menipis jumlah cadangannya, maka dari itu untuk memperpanjang jangka waktu produksi PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra, dimanfaatkan cadangan bijih nikel laterit berkadar rendah (LGSO 1.50%-1.79% Ni) yang cukup besar. Bijih nikel HGSO tersebut selanjutnya dijadikan bahan baku untuk memproduksi logam Ferronikel (FeNi).

Sampai saat ini, PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra telah berhasil membangun tiga unit pabrik FeNi, yaitu pabrik unit 1 dengan kapasitas 5 000 ton, pabrik unit 2 dengan kapasitas 5000 ton, dan pabrik unit 3 dengan kapasitas 15 000 ton. Di dalam wilayah PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra selain terdapat pabrik feronikel, terdapat pula infrastruktur penunjang lainnya seperti pembangkit listrik, pelabuhan laut, rumah sakit, dan komplek perumahan pegawai. Hingga akhir tahun 2012,jumlah pegawai tetap PT.ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra mencapai 1 136 orang,naik dibandingkan jumlah pegawai di tahun 2011 sebanyak 1 125 orang. Selain pegawai tetap, masih ada kelompok tenaga kerja lain, yaitu pegawai alih daya (outsourcing) yang dipekerjakan berdasarkan kontrak untuk pekerjaan tertentu. Jumlah pegawai outsourcing pada tahun 2012 di PT.ANTAM (Persero) Tbk.UBPN Sultra mencapai 3 356 orang.

PT. ANTAM (Persero) Tbk. memiliki kebijakan untuk melibatkan tenaga kerja lokal atau putera daerah. Pegawai putera daerah didefinisikan sebagai pekerja yang lahir di sekitar kawasan Ring III di sekitar lokasi kegiatan perusahaan, yaitu meliputi cakupan provinsi. Persentase pegawai putera daerah di PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra pada tahun 2012 mencapai 80% dari total jumlah pegawai tetap, yaitu 909 orang. Dari jumlah pegawai putera daerah tersebut, empat orang telah menjabat ditingkat manajer yaitu mencapai 0.44%.

(48)

34

5.1.2 Kondisi Umum Desa Tambea

Desa Tambea berada di wilayah Kecamatan Pomala Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan luas wilayah kurang lebih 34.16 km². Kondisi geografis berupa daratan berbukit dan berada di pesisir pantai dengan curah hujan 215 mm/tahun, suhu udara berkisar antara 29-33 derajat celcius. Jarak lokasi penelitian dari ibu kota kabupaten yaitu Kolaka kurang lebih 32 km, dari kota kecamatan yaitu Kelurahan Pomalaa, 3 km. Kondisi sarana dan prasarana jalan kabupaten cukup baik, sebagian beraspal dan sebagian lagi rusak dan berbatu, sedangkan sarana jalan desa masih berbatu bahkan masih ada jalan tanah.

Desa Tambea termasuk desa yang terletak di tengah Kecamatan Pomalaa, jarak dari desa ke desa yang lain cukup jauh. Secara geografis, Desa Tambea berbatasan dengan wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kelurahan Pomalaa

b. Sebelah Selatan : Desa Pesouha, Kecamatan Pomalaa c. Sebelah Barat : Desa Hakatutobu, Kecamatan Pomalaa d. Sebelah Timur : Teluk Bone

Berdasarkan data monografi desa, diperoleh keterangan bahwa jumlah penduduk pada tahun 2012 sebanyak 983 atau 250 Kepala Keluarga (KK), yang tersebar di tiga kedusunan, yaitu Dusun Sanre Bulo (105 KK), Dusun Mattiro Riaja (71 KK), Dusun Mattiro Rilau (74 KK). Rata-rata penduduk desa ini memiliki mata pencaharian sebagai nelayan dengan persentase sebanyak 57.86% dari total penduduk desa yang bekerja sebanyak 319 orang, karyawan swasta sebesar 26.65%, wiraswasta sebesar 10.97%, PNS sebesar 3.13%, pensiunan PNS/TNI/Polri sebesar 0.94%, dan dukun kampung sebesar 0.63%.

(49)

35 Secara umum kondisi perokonomian masyarakat tergolong kelas menengah ke bawah, akses terhadap air bersih, sarana pendidikan, sarana peribadatan, dan sarana kesehatan cukup sulit karena jumlahnya yang terbatas serta jalan menuju lokasi yang sulit. Sarana pendidikan yang tersedia di Desa Tambea terdiri dari satu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan satu Sekolah Dasar (SD). Sarana peribadatan yang tersedia terdiri dari satu masjid. Sarana kesehatan yang tersedia terdiri dari satu Pusat Kesehatan Desa (Puskesdes), satu posyandu, sembilan sumur gali, dan dua sumur bor. Adapun potensi yang berasal dari sumber daya alam baik berupa teluk dan hasil tambang cukup memberikan harapan bagi masyarakat Desa Tambea.

5.2 Karakteristik Responden

5.2.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat

Karakteristik sosial ekonomi masyarakat penting untuk dikaji dalam penelitian ini. Karakteristik sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar UBPN Sultra dapat mempengaruhi besarnya nilai dampak lingkungan yang dirasakan masyarakat. Selain itu, karakteristik masyarakat juga akan mempengaruhi jawaban masyarakat terkait persepsi keberadaan serta dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh UBPN Sultra dan upaya pengendaliannya.

Karakteristik sosial ekonomi masyarakat Desa Tambea diperoleh berdasarkan survei terhadap 30 responden yang mewakili 983 orang di desa tersebut. Karakteristik responden ini ditinjau dari beberapa aspek meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, jenis pekerjaan, penerimaan rumah tangga, status tempat tinggal, dan lama tinggal. Penjelasan masing-masing kriteria karakteristik responden dapat dijabarkan pada pembahasan di bawah ini.

a. Jenis Kelamin

(50)

36

untuk memperoleh informasi biaya kesehatan dan hari tidak bekerja karena sakit. Perbandingan umur responden laki-laki dan perempuan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden

Frekuensi Persentase (%)

Laki-Laki 27 90

Perempuan 3 10

Jumlah 30 100.00

Sumber: Data primer diolah (2014)

b. Usia

Tingkat usia menjadi salah satu kriteria yang mencerminkan tingkat kedewasaan dan pola pikir seseorang dalam mengambil suatu tindakan atau keputusan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan dirinya. Usia responden tergolong cukup bervariasi dengan distribusi usia 21-70 tahun. Jumlah responden terbanyak terdapat pada sebaran usia 31-40 tahun, yaitu sebesar 36.67% dari jumlah keseluruhan responden. Distribusi tingkat umur responden dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Karakteristik responden berdasarkan usia

Usia Jumlah Responden

Frekuensi Persentase (%)

21-30 6 20.00

31-40 11 36.67

41-50 8 26.67

51-60 4 13.33

61-70 1 3.33

Jumlah 30 100.00

Sumber: Data primer diolah (2014)

c. Tingkat Pendidikan

(51)

37 yaitu sebanyak 53.33% dari keseluruhan responden. Perbandingan persentase tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Responden

Frekuensi Persentase (%)

SD 5 16.67

SMP 5 16.67

SMA 16 53.33

Diploma 4 13.33

Perguruan Tinggi 0 0.00

Jumlah 30 100.00

Sumber: Data primer diolah (2014)

d. Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan responden terdiri dari pegawai swasta, buruh, dan wiraswasta. Jenis pekerjaan utama responden masyarakat Desa Tambea adalah pegawai swasta yaitu sebesar 60%, selanjutnya buruh sebesar 23.33% dan wiraswasta sebesar 16.67%. Responden yang bekerja sebagai pegawai swasta bekerja di perusahan-perusahan tambang swasta dan perusahaan penyedia alat berat. Perbandingan persentase jumlah responden pada setiap jenis pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan

Jenis Pekerjaan Jumlah Responden

Frekuensi Persentase (%)

Karyawan Swasta 18 60.00

Buruh 7 23.33

Wiraswasta 5 16.67

Jumlah 30 100.00

Sumber: Data primer diolah (2014)

e. Penerimaan

(52)

38

berkisar antara Rp 1 500 001-Rp 2 000 000 yaitu sebesar 43.33% dari jumlah responden. Variasi jumlah penerimaan responden dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Karakteristik responden berdasarkan penerimaan rumah tangga Penerimaan Rumah Tangga Jumlah Responden

Frekuensi Persentase (%)

1000000-1500000 5 16.67

1500001-2000000 13 43.33

2000001-2500000 5 16.67

2500001-3000000 2 6.67

≥3000001 5 16.67

Jumlah 30 100.00

Sumber: Data primer diolah (2014)

f. Status Tempat Tinggal

Berdasarkan hasil survei, mayoritas kepemilikan rumah responden adalah milik sendiri yaitu sebesar 60% dari keseluruhan responden. Kemudian, responden yang menyewa atau mengontrak rumah sebanyak 40%. Hal ini menunjukkan bahwa dampak lingkungan yang terjadi umumnya akan mempengaruhi responden yang menetap pada lokasi dan tidak dapat berpindah tempat tinggal. Perbandingan distribusi status kepemilikan rumah responden dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Karakteristik responden berdasarkan status kepemilikan rumah Status Tempat Tinggal Jumlah Responden

Frekuensi Persentase (%)

Sewa 12 40

Milik Sendiri 18 60

Jumlah 30 100

Sumber: Data primer diolah (2014)

g. Lama Tinggal

Gambar

Tabel 1 Kontribusi lapangan usaha terhadap PDB Indonesia tahun 2011-2013
Gambar 1 Diagram Alur Kerangka Berpikir
Tabel 7 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 14 Persepsi masyarakat mengenai perubahan kualitas udara  Perubahan Kualitas Udara  Jumlah Responden
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa fenomena dan hasil penelitian–penelitian terdahulu tentang pengaruh motivasi dan profesionalisme terhadap kualitas audit tersebut, maka peneliti

Simpulan: Dalam penelitian ini sebagian besar laki-laki berusia 40-59 tahun yang berdomisili di Malalayang memiliki kadar gula darah puasa normal.. Kata kunci: laki-laki, kadar

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat korelasi positif antara tekanan darah dan LVMI pada penderita hipertensi, namun hubungan yang signifikan hanya ditemukan antara

[r]

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti melakukan penelitian di Universitas Diponegoro, yang difokuskan pada

Perairan Ratatotok dipilih dan dijadikan sebagai lokasi penelitian karena di wilayah perairan tersebut diketahui memiliki padang lamun yang cukup luas dan

Pada penelitian ini kedua bakteri antagonis tersebut dicampurkan dalam satu media bahan pembawa organik (ekstrak kascing dan molase), dengan harapan dapat

13 Berikutnya adalah terbitan Tempo edisi 16-22 Februari 2015 dengan judul cover “Teror untuk KPK.” Tulisan yang menjadi fokus analisis dalam penelitian ini (babak pertama) adalah