• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produksi Pendederan Ikan Black Ghost Apteronotus albifrons Ukuran 1 Inci pada Padat Penebaran 2 Hingga 8 Ekor/Liter.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Produksi Pendederan Ikan Black Ghost Apteronotus albifrons Ukuran 1 Inci pada Padat Penebaran 2 Hingga 8 Ekor/Liter."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

MUHAMMAD YURIS AZZA BAIHAQI

PRODUKSI PENDEDERAN IKAN BLACK GHOST

(

Apteronotus albifrons

) UKURAN 1 INCI PADA PADAT

PENEBARAN 2 HINGGA 8 EKOR/LITER

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Produksi Pendederan Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) Ukuran 1 Inci Pada Padat Penebaran 2 hingga 8 Ekor/Liter”adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan atau tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014

(4)

ABSTRAK

MUHAMMAD YURIS AZZA BAIHAQI. Produksi Pendederan Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) Ukuran 1 Inci Pada Padat Penebaran 2 hingga 8 Ekor/Liter. Dibimbing oleh DADANG SHAFRUDDIN dan IIS DIATIN.

Ikan black ghost merupakan komoditas unggulan ekspor, tetapi produksinya masih tergolong rendah. Penelitian ini bertujuan mendapatkan produktivitas optimum pendederan melalui peningkatan padat penebaran. Benih ikan ukuran 2,88±0,21 cm dipelihara dalam akuarium dengan kepadatan berbeda yaitu 2 ekor/liter, 4 ekor/liter, 6 ekor/liter dan 8 ekor/liter. Selama pemeliharaan ikan diberi pakan 2 kali sehari secara ad satiation dan kualitas air dikelola melalui penyiponan dan pergantian air sebesar 40% setiap hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padat penebaran ikan mempengaruhi semua parameter penelitian kecuali koefisien keragaman ikan. Akan tetapi tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan, pertumbuhan panjang mutlak dan efisiensi pakan lebih tinggi dibandingkan dengan padat penebaran lainnya dicapai pada perlakuan padat penebaran 2 dan 4 ekor/liter. Dengan demikian produktivitas paling optimal pendederan ikan black ghost dicapai pada padat penebaran ikan 4 ekor per liter. Kata kunci: padat tebar, benih dan ikan black ghost Apteronotus albifrons

ABSTRACT

MUHAMMAD YURIS AZZA BAIHAQI. Production of Black Ghost (Apteronotus albifrons) Sized 1 Inchi Stocking Density of 2 until 8 Fish/Liters. Supervised by DADANG SHAFRUDDIN and IIS DIATIN.

Black ghost is one of superior commodity exports, but production still be relatively low. The purpose of the recent study was to obtain the optimum point of black ghost production through manipulation of stocking density. Black ghost fries with average length of 2,88±0,21 cm were reared in tanks with different stocking densities of 2 fishes/liter, 4 fishes/liter, 6 fishes/liter, and 8 fishes/liter. During the maintenance, fishes were fed 2 times a day using at satiation method and water quality management was performed through syphoning and water exchange of 40% a day. The results showed that the stocking densities affected all parameters of the study except variety coeffisient of the length. However the higher results on survival rate, specific growth rate, absolute length growth and feed utilization efficiency were achieved by the density of 2 and 4 fish/liter. Therefore, it could be concluded that the most optimum productivity of black ghost production was achieved at stocking density of 4 fishes/liter.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Budidaya Perairan

PRODUKSI PENDEDERAN IKAN BLACK GHOST

(

Apteronotus albifrons

) UKURAN 1 INCI PADA PADAT

PENEBARAN 2 HINGGA 8 EKOR/LITER

MUHAMMAD YURIS AZZA BAIHAQI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Produksi Pendederan Ikan Black Ghost Apteronotus albifrons Ukuran 1 Inci pada Padat Penebaran 2 Hingga 8 Ekor/Liter.

Nama : Muhammad Yuris Azza Baihaqi NIM : C14100059

Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya

Disetujui oleh

Ir. Dadang Shafrudin, MS. Pembimbing I

Ir. Iis Diatin, MM. Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Mia Setiawati, M.Si. Sekretaris Departemen

(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Produksi Pendederan Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) Ukuran 1 Inci Pada Padat Penebaran 2 Hingga 8 Ekor/Liter”. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2014 di Laboratorium Teknik Produksi dan Manajemen Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar besarnya atas bantuan yang telah diberikan berbagai pihak khususnya kepada:

1. Ir. Dadang Shafruddin, MS selaku pembimbing I, Ibu Ir Iis Diatin, MM selaku pembimbing II dan Pembimbing akademik Dr. Ir. Widanarni, MSi yang telah memberikan banyak saran dan dukungandalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan tugas akhir ini.

2. Prof. Dr. Ir. Daniel Djokosetiyanto, DEA selaku Dosen Penguji tamu dan Rahman SPi, MSi selaku Komisi Pendidikan Departemen yang telah banyak memberikan arahan, saran, dan masukkan untuk penyusunan tugas akhir ini. 3. Kedua orang tua, Bapak Rokhyadi dan Ibu Umi Hayati yang selalu

mencurahkan kasih sayangnya, do’a dan dukungan yang tiada henti. Afsun Aulia Nirmala dan Gita Paramita Agustin yang senantiasa memberikan motivasi, nasihat dan semangat kepada penulis.

4. Teman-teman dan sahabat seperjuangan BDP 47 atas semangat, motivasi, kebersamaan, dan kenangan. Keluarga besar Departemen Budidaya Perairan, BDP 46, BDP 48, dan BDP 49.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, ilmu pengetahuan, masyarakat, dan seluruh pihak yang membutuhkan.

Bogor, September 2014

(10)
(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ………... ix

DAFTAR GAMBAR ……….. ix

DAFTAR LAMPIRAN ………..………. ix

PENDAHULUAN ……….. 1

Latar Belakang ……….... 1

Tujuan Penelitian ………... 2

METODOLOGI……….... 2

Rancangan Penelitian ……….. 2

Prosedur Penelitian ……….. 3

Parameter Pengamatan ….………... 3

HASIL DAN PEMBAHASAN ………... 6

Hasil ………... 6

Pembahasan ………... 11

KESIMPULAN DAN SARAN ………... 14

Kesimpulan ……….. 14

Saran ………..….. 14

DAFTAR PUSTAKA ……….. 14

LAMPIRAN ……….... 17

(12)

DAFTAR TABEL

1 Alat dan metode pengukuran kualitas air ... 5

2 Kisaran kualitas air selama pemeliharaan ... 10

3 Persentase grade ukuran ikan black ghost ... 10

4 Perhitungan analisis usaha pendederan ikan black ghost ... 11

DAFTAR GAMBAR

1 Laju pertumbuhan spesifik ikan black ghost ... 6

2 Pertumbuhan panjang mutlak ikan black ghost ... 6

3 Laju pertumbuhan bobot ikan black ghost ... 7

4 Tingkat kelangsungan hidup ikan black ghost ... 7

5 Koefisien Keragaman ikan black ghost ... 8

6 Efisiensi Pakan ikan black ghost ... 8

7 Jumlah Konsumsi pakan harian ikan black ghost ... 9

8 Pertambahan Biomassa ikan black ghost ... 9

9 Pertambahan panjang rata rata ikan black ghost ... 9

10 Feeding rate ikan black ghost ... 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Analisis statistik terhadap parameter uji ... 17

2 Hasil pengukuran kualitas air ... 21

3 Analisis usaha ikan black ghost ... 24

4 Rincian Perhitungan biaya ekonomi (Investasi) ... 26

5 Rincian Perhitungan biaya ekonomi (Biaya Tetap) ... 27

6 Rincian Perhitungan biaya ekonomi (Biaya Variabel)... 27

(13)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan bisnis produk perikanan nonkonsumsi termasuk komoditas ikan hias di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat dan memiliki prospek yang menjanjikan secara ekonomi. Berdasarkan DJP2HPKKP (2014) nilai perdagangan produk perikanan non konsumsi terus meningkat, pada tahun 2011 nilai perdagangan sebesar 565 miliar rupiah dari target sebesar 350 milyar rupiah dan mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar 1,4 triliun rupiah dari target sebesar 1 triliun rupiah. Sementara capaian pada tahun 2013 adalah 1,7 triliun rupiah dari target 1,5 triliun rupiah. Ikan hias merupakan salah satu komoditas andalan baru, meskipun masih perlu upaya pengembangan yang lebih baik lagi. Berdasarkan KKP (2014) Produksi budidaya ikan hias tahun 2012 mencapai 938 juta ekor dan meningkat menjadi 1,04 miliar ekor pada tahun 2013, pada tahun 2014 KKP menargetkan produksi ikan hias budidaya sejumlah 1,4 milyar ekor. Data diatas membuktikan bahwa ekspor ikan hias dari Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Salah satu potensi Ikan hias yang masih bisa berkembang adalah Ikan black ghost.

Menurut KKP (2013) Ikan black ghost menempati urutan ke-9 dalam 11 besar ikan yang berkembang di Indonesia. Ikan Black ghost (Apteronotus albifrons) merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai peluang bisnis yang potensial. Black ghost biasanya dipanen pada saat berukuran 2-3 inchi, dengan harga berkisar Rp 2000 sampai Rp 3000/ekor (Agromaret 2014) sedangkan harga penjualan ikan Black ghost dari pembudidaya kepada suplier (Taufan Fish Farm) di daerah bogor Rp 1400 untuk 2 inchi, Rp 1800 untuk 2,5 inchi, Rp 2500 untuk ukuran 3 inchi.

Black ghost merupakan ikan yang bersifat karnivora karena cacing sutera adalah makanan utamanya, cara reproduksi ikan ini adalah dengan bertelur dan ditempel pada substrat. Panjang maksimal ikan black ghost bisa mencapai 47 cm, ikan ini lebih sering aktif di malam hari, cenderung demersal dan suka bersembunyi di balik bebatuan atau tanaman air (Axelrod et al. 1987). Ikan Blackghost merupakan salah satu komoditas ikan hias air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial.

(14)

2

sehingga peningkatan kepadatan dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan serta produktifitasnya.

Menurut Hepher dan Pruginin (1981), pertumbuhan ikan bergantung kepada beberapa faktor yaitu jenis ikan, sifat genetis, dan kemampuan memanfaatkan makanan, ketahanan terhadap penyakit serta faktor lingkungan seperti kualitas air, ruang gerak dan kepadatan. Pada keadaan lingkungan yang baik dan pakan yang mencukupi, peningkatan kepadatan akan disertai dengan peningkatan hasil produksi. Menurut Stickney (1979), pada kondisi kepadatan yang semakin tinggi maka konsumsi oksigen dan limbah buangan ikan akan semakin tinggi sehingga oksigen di dalam perairan akan menurun dan amoniak akan meningkat. Menurut Boyd (1990), menurunnya kandungan oksigen dan meningkatnya kandungan amonia di air disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain jumlah dan ukuran ikan yang dipelihara. Menurunnya kandungan oksigen terlarut di air dapat mengurangi nafsu makan ikan yang pada akhirnya menyebabkan pertumbuhan terganggu. Padat penebaran dapat dikatakan optimal apabila ikan yang ditebar dalam jumlah tinggi, tetapi kompetisi pakan dan ruang masih dapat ditolerir oleh ikan, sehingga menghasilkan tingkat kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan ikan yang tinggi, serta variasi ukuran yang rendah (Effendie 1997). Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk menentukan padat penebaran optimal ikan blackghost yang dapat menghasilkan produktivitas optimal.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan padat penebaran yang optimal pada pendederan black ghost ukuran 1 inci yang dipelihara pada padat penebaran 2, 4, 6 dan 8 ekor/liter.

METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2014 bertempat di Laboratorium Teknologi dan Manajemen Produksi Akuakultur. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu perbedaan kepadatan pada volume air 12 liter. Perlakuan terdiri atas:

(15)

3 Prosedur Penelitian

Persiapan Wadah

Wadah yang digunakan dalam penelitian akuarium berjumlah 12 berukuran 25 cm x 25 cm x 30 cm serta 2 akuarium berukuran 100 cm x 50 cm x 40 cm sebagai tandon. Seluruh peralatan dicuci bersih dan di sterilisasi menggunakan Kalium Permanganat (KMnO4) lalu didiamkan satu hari, kemudian dibilas hingga bersih. Masing masing akuarium diisi air sebanyak 12 liter dan dilengkapi aerasi. Penebaran Ikan

Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan black ghost yang diperoleh dari pembudidaya ikan di daerah Bogor. Panjang rata-rata awal sebesar 2,88±0,21 cm dan bobot rata-rata awal 0,25±0,08 gram. Ikan ditebar dengan kepadatan yang sesuai dengan perlakuan yaitu 2, 4, 6 dan 8 ekor/liter masing masing ditempatkan pada 3 akuarium perlakuan.

Pemeliharaan ikan

Pemeliharaan ikan black ghost berlangsung selama 40 hari. Jumlah ikan pada akuarium yaitu sebanyak 24 ekor, 48 ekor, 72 ekor dan 96 ekor masing masing ditempatkan pada 3 akuarium. Selama pemeliharaan dilakukan pengawasan terhadap tingkat kematian ikan, apabila terdapat kematian pada ikan ditimbang untuk mengetahui bobotnya.

Pemberian Pakan

Pakan yang diberikan berupa cacing sutera yang didapatkan dari penjual cacing sutera di daerah Dramaga. Pakan diberikan dengan frekuensi dua kali sehari, yaitu pagi (08.00 WIB) dan sore hari (16.00 WIB). Pemberian pakan dilakukan secara at satiation. Sebelum pakan diberikan ke benih, pakan terlebih dahulu ditimbang dengan timbangan digital. Setelah 1 jam berikutnya pakan sisa pada masing-masing akuarium diambil lalu ditimbang kembali.

Sampling

Kegiatan sampling panjang dan bobot dilakukan setiap 10 hari. Jumlah sampel ikan adalah 24 ekor pada perlakuan 2 ekor/liter, 30 pada perlakuan 4 ekor/liter, 36 pada perlakuan 6 ekor/liter, 48 ekor pada perlakuan 8 ekor/liter. Pengelolaan Kualitas Air

Selama penelitian dilakukan monitoring kualitas air meliputi suhu, pH, oksigen terlarut, ammonia, nitrit dan alkalinitas. Pengukuran suhu dilakukan setiap hari sedangkan parameter lain setiap 10 hari sekali. Kualitas air dikelola melalui pergantian air sebanyak 40% dari volume air yang dilakukan setiap hari serta aerasi yang terus menerus

Parameter Pengamatan

Efisiensi Pakan

(16)

4





F

W

W

W

EP

t d 0

Keterangan : EP = Efisiensi pakan (%)

Wt = Biomassa benih waktu ke-t pemeliharaan (g) Wd = Biomassa benih mati (g)

Wo = Biomassa benih pada awal pemeliharaan (g) F = Jumlah pakan yang diberikan pada benih (g)

Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup yaitu tingkat perbandingan antara jumlah ikan yang hidup pada akhir dan awal pemeliharaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus Zonneveld et al (1991):

100 x No

Nt

TKH  % Keterangan : TKH = Tingkat Kelangsungan Hidup

Nt = Jumlah ikan akhir (saat pemanenan) N0 = Jumlah ikan awal (saat penebaran) Laju Pertumbuhan Spesifik

Laju pertumbuhan spesifik adalah laju pertumbuhan harian ikan, yang dihitung menggunakan rumus Zonneveld et al. (1991):

SGR = Wt

Wo

t

− 1 x 100%

Keterangan: SGR = Pertumbuhan spesifik Wt = Bobot akhir

Wo = Bobot awal t = waktu Laju Pertumbuhan Bobot

Laju pertumbuhan Bobot adalah perubahan bobot rata-rata individu dari awal sampai akhir pemeliharaan. Laju Pertumbuhan bobot dihitung menggunakan rumus dari Zonneveld et al.(1991):

GR = Wt-Wo

t

Keterangan: GR = laju pertumbuhan bobot mutlak (g/hari)

Wt = bobot rata-rata pada akhir pemeliharaan (g) Wo = bobot rata-rata pada awal pemeliharaan (g) t = waktu pemeliharaan (hari)

Pertumbuhan Panjang Mutlak

Untuk menghitung pertumbuhan panjang dapat digunakan dengan menggunakan rumus Effendie (1979):

Pm = Lt - Lo

Keterangan: Pm = Pertumbuhan panjang mutlak (cm)

(17)

5 Koefisien Keragaman

Variasi keragaman berupa variasi panjang ikan, yang dinyatakan dalam koefisien keragaman, dihitung menggunakan rumus Steel dan Torrie (1993):

KK = (s/y) x 100% Keterangan : KK = Koefisien keragaman

s = Simpangan baku y = Rata-rata contoh Kualitas air

Pengukuran kualitas air dilakukan selama pemeliharaan. Alat dan metode yang digunakan untuk mengukur kualitas air terdapat pada tabel berikut.

Tabel 1. Alat dan metode pengukuran kualitas air

Parameter Satuan Metode/Alat Waktu Pengukuran

Suhu oC DO-meter sehari dua kali

DO mg/l DO-meter 10 hari sekali

pH - pH-meter 10 hari sekali

Amonia mg/l Spektrofotometer 10 hari sekali Nitrit mg/l Spektrofotometer 10 hari sekali Alkalinitas mg/l Titrasi voumetrik 10 hari sekali

Perhitungan Ekonomi

1) Keuntungan (profit) Keuntungan dihitung menggunakan rumus: Keuntungan = Penerimaan Total - Biaya Total

2) R/C menunjukkan besarnya perbandingan antara penerimaan dan biaya total yang dikeluarkan, dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut (Kasmir, 2003)

R/C =Penerimaan

Total Biaya 3) Break even Point (BEP)

BEP penerimaan menunjukkan produksi dikatakan impas jika memperoleh penerimaan sebesar minimal tertentu. BEP penerimaan dihitung menggunakan rumus berikut (Kasmir, 2003)

BEP = Biaya tetap

1−Biaya Variabel/Penerimaan

4) Payback periode (PP)

PP adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui lamanya waktu pengembalian modal. Menurut (Kasmir, 2003) PP dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

PP = Investasi

KeuntunganX Tahun

Analisa data

(18)

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Laju Pertumbuhan Spesifik

Nilai tertinggi Laju pertumbuhan spesifik ikan black ghost didapat pada perlakuan 2 ekor/liter sebesar 4,41±0,16% dan nilai terendah terdapat pada 8 ekor/liter sebesar 2,88 ±0,16% (Gambar 2). Berdasarkan analisis ragam nilai laju pertumbuhan spesifik 2 dan 4 ekor/liter berbeda nyata dengan perlakuan 6 dan 8 ekor/liter (Lampiran 1).

Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukan beda nyata (p<0,05)

Gambar 1 Laju pertumbuhan spesifik ikan blackghost pada akhir penelitian Petumbuhan Panjang Mutlak

Nilai tertinggi pengukuran panjang mutlak dicapai pada perlakuan 2 ekor/liter sebesar 3,54±0,09 cm dan terendah pada perlakuan 8 ekor/liter sebesar 2,61±0,08 cm (Gambar 4). Berdasarkan analisis ragam, nilai pertumbuhan panjang mutlak perlakuan 2 ekor/liter berbeda nyata dengan perlakuan 6 dan 8 ekor/liter (Lampiran 1).

. Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukan beda nyata (p<0,05)

Gambar 2 Pertumbuhan panjang mutlak ikan blackghost pada akhir penelitian.

4,41 3,97 3,41 2,88 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 5,00

2 4 6 8

LP

S

(%

)

Kepadatan( ekor/liter )

a

a

b

c

3,54 3,38 2,85 2,61 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00

2 4 6 8

(19)

7 Laju Pertumbuhan Bobot (gram/hari)

Nilai tertinggi Laju pertumbuhan bobot ikan black ghost didapat pada perlakuan 2 ekor/liter sebesar 0,030±0,002% dan nilai terendah terdapat pada 8 ekor/liter sebesar 0,014 ±0,001% (Gambar 3). Berdasarkan analisis ragam nilai laju pertumbuhan harian 2 ekor/liter berbeda nyata dengan perlakuan lainnya (Lampiran 1).

Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukan beda nyata (p<0,05)

Gambar 3 Laju pertumbuhan harianikan blackghost pada akhir penelitian Tingkat Kelangsungan Hidup (TKH)

Nilai tertinggi tingkat kelangsungan hidup ikan Black ghost selama pemeliharaan 40 hari dicapai pada kepadatan 2 ekor/liter sebesar 97,22±4,81% dan terendah pada perlakuan 6 ekor/liter sebesar 74,07±3,66% (Gambar 1). Berdasarkan uji statistik ragam (ANOVA), nilai perlakuan 2 ekor/liter berbeda nyata dengan nilai tingkat kelangsungan hidup 6 dan 8 ekor/liter (p<0,05), sedangkan perlakuan 4 ekor/liter tidak berbeda nyata dengan 2, 6 dan 8 ekor/liter (Lampiran 1).

Keterangan Huruf yang berbeda menunjukan beda nyata (p<0,05)

Gambar 4 Tingkat kelangsungan hidup Black ghost akhir penelitian

97,22 87,50 74,07 74,31 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00

2 4 6 8

TK H (% ) Kepadatan(ekor/liter)

b

b

ab

a

0,030 0,025 0,018 0,014 0,000 0,005 0,010 0,015 0,020 0,025 0,030 0,035

2 4 6 8

(20)

8

Koefisien Keragaman

Nilai tertinggi koefisien keragaman didapat pada perlakuan 6 ekor/liter sebesar 12,74±0,48% dan nilai terendah terdapat pada 2 ekor/liter sebesar 9,81±1,37% (Gambar 6). Berdasarkan analisis ragam, nilai keofisien keragaman panjang tidak berbeda nyata (p>0,05) pada tiap perlakuan (Lampiran 1).

. Keterangan : Huruf yang sama menunjukan tidakberbeda nyata (p>0,05)

Gambar 5 Koefisien keragaman panjang ikan blackghost selama penelitian Efisiensi Pakan

Nilai tertinggi efisiensi pakan dicapai pada perlakuan 4 ekor/liter sebesar 26,87±1,34% dan terendah pada 8 ekor/liter sebesar 21,59±1,60% (Gambar 5). Berdasarkan analisis ragam, nilai efisien pakan kepadatan 4 dan 2 ekor/liter berbeda nyata dengan perlakuan dan 8 ekor/liter (p<0,05). Nilai 6 ekor/liter tidak berbeda nyata dengan perlakuan 2, 4 ekor/liter dan 8 ekor/liter (Lampiran 1).

Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukan beda nyata (p<0,05)

Gambar 6 Efisiensi pemberian pakan ikan blackghost selama penelitia

10,33 9,81 12,74 12,03 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00

2 4 6 8

K K (% ) Kepadatan (ekor/liter)

a

a

a

a

26,03 26,87 23,84 21,59 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00

2 4 6 8

(21)

9 Berdasarkan Gambar 7 Jumlah Konsumsi Pakan (JKP) rata rata pada perlakuan padat tebar 6 dan 8 ekor/L terlihat fluktuatif. Hal ini disebabkan oleh persaingan dalam perebutan makanan dan persaingan mendapatkan ruang.

Gambar 7 Jumlah konsumsi pakan ikan black ghost selama 40 hari

Berdasarkan Gambar 8 Biomassa ikan pada perlakuan padat tebar 2 ekor/L, 4 ekor/L, 6 ekor/L dan 8 ekor/L menunjukkan kenaikan dari awal pemeliharan hingga akhir pemeliharaan selama 40 hari.

Gambar 8 Pertambahan biomassa ikan blackghost selama 40 hari

Berdasarkan Gambar 9 Pertumbuhan panjang ikan pada perlakuan padat tebar 2 ekor/L, 4 ekor/L, 6 ekor/L dan 8 ekor/L menunjukkan kenaikan dari awal pemeliharan hingga akhir pemeliharaan selama 40 hari.

Gambar 9 Pertumbuhan panjang rata rata ikan blackghost selama 40 hari

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00

10 20 30 40

JK P (gr am ) Hari ke 2 ekor/liter 4 ekor/liter 6 ekor/liter 8 ekor/liter 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00

10 20 30 40

B io m as sa (gr am ) Hari Ke 2 ekor/liter 4 ekor/liter 6 ekor/liter 8 ekor/liter 3,00 3,50 4,00 4,50 5,00 5,50 6,00 6,50 7,00

10 20 30 40

(22)

10

Berdasarkan Gambar 10 Feeding rate (FR) pada perlakuan padat tebar 2 ekor/L, 4 ekor/L, 6 ekor/L dan 8 ekor/L menunjukkan penurunan dari awal pemeliharan hingga akhir pemeliharaan (selama 40 hari). Hal ini karena kebutuhan per satuan berat akan menurun dengan meningkatnya berat ikan

Gambar 10 Feeding rate ikan blackghost padat tebar selama 40 hari. Hasil Pengukuran Kualitas Air selama Penelitian

Nilai kualitas air yang diukur selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 2. Nilai suhu perlakuan yang didapat berkisar 24,2-25,8 oC, nilai pH 6,32-7,91, nilai DO sebesar 4,2-6,3 mg/l. Nilai amonia 0,001-0,005 mg/liter, nitrit 0,40-1,93 mg/liter, alkalinitas 24,02-80,08 (Lampiran 2).

Tabel 2 Kisaran kualitas air selama 40 hari pemeliharaan ikan blackghost pada tingkat kepadatan yang berbeda

Parameter 2 ekor/liter 4 ekor/liter 6 ekor/liter 8 ekor/liter Standar Baku

Suhu (oC) 24,5-25,8 24,5-25,5 24,5-25,5 24,2-25,5 23-28 (Riehl 1991) pH 6,81-7,91 6,35-7,67 6,41-7,66 6,32-7,47 6-8 (Riehl 1991) DO (mg/L) 4,9-6,3 4,5-5,9 4,4-5,5 4,2-5,9 >4 mg/L

SNI 01-6494 (2000) Amonia

(mg/L)

0,002-0,005 0,001-0,004 0,002-0,004 0,002-0,003 <0,02 mg/l (Effendi, 2003) Nitrit (mg/L) 0,55-1,77 0,65-1,93 0,54-1,69 0,40-1,57 0,5-5 mg/l

(Boyd 1982) Alkalinitas

(mg/L)

32,03-80,08 32,03-72,07 32,03-64,06 24,02-40,04 30-500 (Boyd 1982)

kualitas air pendederan ikan blackghost selama 40 hari masih berada dalam kisaran standar baku. Nilai tersebut dikarenakan pergantian air yang dilakukan setiap hari.

Hasil Perhitungan Biaya Keuntungan usaha pendederan Blackghost

Harga ikan ditentukan oleh ukuran panjang yang diperoleh di akhir pemeliharaan. Persentase grade ukuran ikan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Persentase grade ukuran ikan Black ghost

Perlakuan Persentase grade (%)

1,5 inch (A) 2 inch (B) 2,5 inchi (C) 3 inchi (D)

2 ekor/liter 0 24 36 40

4 ekor/liter 0 44 28 28

6 ekor/liter 11 39 34 16

8 ekor/liter 30 44 20 6

0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25

10 20 30 40

(23)

11 Harga benih sebelum ditebar yang berukuran 1 inch yaitu Rp 750/ekor. Harga benih ikan black ghost ukuran 1,5 inch di suplier yaitu sebesar Rp 1100/ekor, benih berukuran 2 inch yaitu Rp 1400/ekor, benih ukuran 2,5 dan 3 inchi yaitu Rp 1800/ekor dan Rp 2500/ekor.

Perhitungan analisis yaitu usaha dengan asumsi jumlah akuarium 72 unit volume Aquarium 125 liter, Produksi 1 tahun sebanyak 8 kali siklus, Berat rata rata, FCR, SR, padat tebar ikan sesuai dengan hasil perlakuan penelitian (Lampiran 3).

Tabel 4 Perhitungan analisis usaha pendederan ikan blackghost Perlakuan Biaya tetap

(Rp) Biaya variabel (Rp) Penerimaan (Rp) Keuntungan

(Rp) R/C rasio

2 ekor/liter 83249800 132591000 277753651 61912851 1,287 4 ekor/liter 83249800 255037200 458640000 120353000 1,356 6 ekor/liter 83249800 376454600 376454600 77546050 1,169 8 ekor/liter 83249800 494412600 494412600 45542874 1,079

Berdasarkan Tabel diatas dengan asumsi pemeliharaan sebanyak 8 kali siklus dalam periode 1 tahun dapat diketahui bahwa keuntungan tertinggi terdapat pada perlakuan 4ekor/liter sebesar Rp 120.353.000 dengan R/C ratio sebesar 1,356.

Pembahasan

Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan effisiensi pemanfatan wadah pemeliharaan melalui peningkatan padat penebaran ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan hingga 4 ekor ikan per liter diikuti dengan pertumbuhan setelah itu menurun. Laju pertumbuhan spesifik perlakuan kepadatan 2 dan 4 ekor/liter memberikan hasil yang berbeda nyata (p<0,05) dibandingkan dengan perlakuan 6 dan 8 ekor/liter (Lampiran 1). Nilai Laju pertumbuhan spesifik pada kepadatan 2, 4, 6 dan 8 masing-masing sebesar 4,41±0,16%, 3,97±0,05%, 3,41±0,28%, 2,88±0,16% (Gambar 1). Kepadatan tinggi akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan spesifik ikan (Irwin et al. 1999). Demikian pula pertumbuhan panjang pada perlakuan 2 dan 4 ekor/liter menunjukkan hasil yang sama dan berbeda nyata dengan perlakuan 6 ekor/liter dan 8 ekor/liter (Gambar 2). Laju pertumbuhan bobot menunjukan bahwa semakin meningkat pertumbuhan semakin melambat (Gambar 3), hal ini sama seperti Jha dan Barat (2005) menyatakan pertumbuhan menurun seiring meningkatnya padat tebar ikan. Hepher dan Pruginin (1981) menyatakan bahwa selama kebutuhan pakan mencukupi dan lingkungan baik peningkatan kepadatan tidak mempengaruhi pertumbuhan ikan yang maksimal. Pertumbuhan menurun manakala penurunan kandungan oksigen dan peningkatan konsentrasi metabolit sudah berada dalam konsentrasi mengganggu pertumbuhan ikan.

Kelangsungan hidup suatu populasi ikan merupakan nilai persentase jumlah ikan yang hidup dari jumlah yang ditebar dalam suatu wadah selama masa pemeliharaan tertentu (Effendie 1997). Tingkat kelangsungan hidup ikan dengan kepadatan 2 dan 4 ekor/liter tidak berbeda nyata yaitu masing masing sebesar 97,22% dan 87,5% sedangkan kepadatan 2 ekor/liter berbeda nyata (p<0,05) dengan kepadatan 6 dan 8 ekor/liter sebesar 74,07% dan 74,31% (Gambar 4).

(24)

12

sempit dan persaingan makanan pada kepadatan yang makin tinggi menyebabkan ikan agresif dan saling menyerang menyebabkan sebagian ikan saling menyerang dan mengalami cacat pada beberapa bagian tubuhnya. Cacat pada tubuhnya ini bisa dilihat dari sirip anal blackghost tidak rapat tetapi menyerupai sisir. Hal ini menyebabkan ikan stress dan dalam kondisi stress lebih lanjut bisa menyebabkan ikan mati. Wedemeyer (1996) menyatakan bahwa peningkatan kepadatan akan mengganggu proses fisiologis dan tingkah laku ikan terhadap ruang gerak. Akibatnya kondisi kesehatan dan fisiologis ikan menurun, dan akan mengakibatkan pertumbuhan serta tingkat kelangsungan hidup mengalami penurunan.

Pada penelitian ini dilakukan upaya-upaya pengelolaan kualitas air mencakup aerasi dan penggantian air, sehingga kualitas air masih berada dalam batas yang menyebabkan ikan masih dapat tumbuh (Tabel 2). Suhu perairan selama pemeliharaan berkisar 24,2-25,8 oC. kisaran suhu tersebut berada dalam batas toleransi ikan blackghost menurut Riehl (1991) yaitu 22-28 oC. Hasil analisis kadar oksigen terlarut selama masa pemeliharaan, berkisar antara 4,2-6,3mg/l. Kadar oksigen terlarut selama masa pemeliharaan belum dalam kadar lethal akan tetapi bisa memperlambat pertumbuhan. Menurut SNI (2000) kisaran nilai optimum oksigen terlarut bagi pertumbuhan ikan adalah di atas 4 ppm. Nilai pH selama pemeliharaan berkisar antara 6,32-7,91. Kisaran nilai pH tersebut masih dalam toleransi ikan blakghost menurut Riehl (1991) yaitu 6-8. Nilai alkalinitas selama pemeliharaan berkisar 24,02-80,08 mg/l CaCO3. Menurut Boyd (1982) nilai alkalinitas yang baik berkisar antara 30-500 mg/l CaCO3. Nilai

alkalinitas selama pemeliharaan menunjukkan kondisi media pemeliharaan yang masih stabil. Perairan beralkalinitas > 20 mg/L mempunyai kapasitas buffer yang relatif tinggi sehingga perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan asam dan basa (Boyd 1990). Kandungan amonia pada media memiliki kisaran 0,001-0,005 mg/l NH3-N. Kisaran amonia yang baik untuk budidaya adalah dibawah 0,02 mg/l NH3-N sesuai dengan Effendi (2003) perairan bersifat toksik pada ikan jika kadar amonia lebih dari 0,2 mg/L. Daya toksik amonia meningkat sejalan dengan meningkatnya pH dan suhu (Boyd, 1982). Nitrit adalah proses peralihan perombakan amonia menuju nitrat. Kadar nitrit selama pemeliharaan berkisar 0,40-1,93. Menurut Boyd (1982) kandungan nitrit dalam perairan yang baik adalah 0,5-5 mg/l. Menurut Suresh dan Lin (1992) Peningkatan kepadatan hampir mempunyai nilai kualitas air yang sama dan aman pada setiap perlakuan karena pengontrolan dan pergantian air secara konstan dan teratur.

(25)

13 turunnya oksigen di dalam air. Zonneveld et al. (1991) menyatakan bahwa berkurangnya kandungan oksigen di air dapat menurunkan tingkat konsumsi pakan ikan, karena oksigen sangat dibutuhkan untuk sumber energi bagi jaringan tubuh, aktivitas pergerakan dan aktivitas pengolahan makanan. Pada penelitian ini ikan pada kepadatan 2 dan 4 ekor/liter lebih mampu memanfaatkan pakan secara efisien dibandingkan dengan ikan pada kepadatan 6 dan 8 ekor/liter (Gambar 6), Shafrudin et al. (2006) pada kepadatan tinggi cenderung lebih banyak digunakan untuk bergerak dalam persaingan mendapatkan makanan dan ruang tempat hidup. Adanya persaingan dalam mendapatkan makanan ditunjukkan pula dengan data keragaman ukuran ikan. Walaupun secara statistik peningkatan kepadatan tidak berpengaruh pada keragaman ukuran ikan, tetapi pada kepadatan 6 dan 8 ekor/liter keragaman ikan lebih tinggi dibanding kepadatan 2 dan 4 ekor/liter (Gambar 5). Nilai yang diperoleh pada setiap tingkat kepadatan 2, 4, 6 dan 8 ekor/liter berturut-turut adalah 10,33±2,71%, 9,81±1,37%, 12,74±0,48% dan 12,03±2,18%. Hal ini sesuai dengan Toko et al. (2007) semakin meningkatnya padat tebar maka nilai koefisien keragaman akan meningkat. Menurut Mattjik dan Sumertajaya (2002) nilai koefisien keragaman yang nilainya di bawah kisaran 20% dianggap homogen atau seragam. Pada penelitian ini ukuran ikan tergolong seragam, karena nilai koefisien keragaman masih berada dibawah 20%.

Peningkatan konsumsi pakan yang relatif lebih cepat pada pemeliharaan ikan dengan kepadatan yang lebih rendah direspon dengan pertumbuhan bobot dan panjang yang lebih tinggi serta diikuti dengan effisiensi pakan yang lebih tinggi. Nilai efisiensi pakan tertinggi yaitu pada padat penebaran 2 dan 4 ekor/liter berbeda nyata (p<0,05) dengan kepadatan 8 ekor/liter (Gambar 6). Nilai efisiensi pakan tertinggi terdapat pada kepadatan 4 ekor/liter yaitu sebesar 26,86±1,34% dan terendah pada kepadatan 8 ekor/liter sebesar 21,59±1,60%. Menurut Hepher (1978) karena kebutuhan untuk mempertahankan tubuh dan kemampuan pertumbuhan meningkat dengan meningkatnya pertumbuhan ikan, kebutuhan makanan total juga meningkat. Kebutuhan untuk mempertahankan tubuh dan kebutuhan untuk mencapai pertumbuhan maksimum meningkat lebih lamban daripada peningkatan berat ikan. Kebutuhan makanan relatif yakni kebutuhan per satuan berat akan menurun dengan meningkatnya berat ikan. Efisiensi pakan bergantung pada spesies (kebiasaan makan, ukuran atau stadia), kualitas air (oksigen, suhu, pH dan amoniak) dan pakan yaitu kualitas dan kuantitas pakan (Effendi 2004). Namun, pada penelitian ini kualitas air masih dalam batas toleran ikan dan tidak menjadi faktor pembatas pada setiap perlakuan. Pada penelitian ini tingginya feeding rate pada kepadatan ikan yang lebih rendah menyebabkan pertumbuhan yang tinggi sehingga effisiensi pakan diperoleh lebih tinggi

(26)

14

sesuai dengan grade serta memberikan keuntungan terbesar yaitu Rp 120.353.000, R/C Rasio 1,356, Break Event Point (BEP) sebesar Rp 187.530.271 dan Payback Periode (PP) selama 1,03 tahun. Keuntungan besar tersebut dikarenakan tingkat kelangsungan, kuantitas dan panjang ikan yang dihasilkan tinggi sehingga penerimaan yang didapat lebih banyak, efisiensi pakan mempunyai nilai besar dan ukuran ikan cukup seragam.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pemeliharaan ikan blackghost dengan kepadatan 4 ekor/liter lebih efektif dibandingkan perlakuan lain karena memiliki kelangsungan hidup tinggi, pertumbuhan panjang dan keuntungan terbesar.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai padat tebar ikan black ghost dengan menambahkan teknologi seperti resirkulasi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulfattah MF. 2012. Produksi Ikan Palmeri Nematobrycon palmeri ukuran 2 cm dengan padat penebaran 5, 10, 15, 20 ekor/liter dalam sistem resirkulasi [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Agromaret. 2014. Harga Black ghost [Internet]. [Diunduh 2014 Juni 13]. Tersedia pada http://agromaret.com/jual/44648/jual_ikan_black_ghost_bogor.

Allen KO. 1974. Effect of stocking density and water exchange rate on growth and survival of channel catfish (Ictalurus punctatus) in circular tanks. Aquaculture

4: 29-39.

Amrial Y. 2009. Produksi ikan corydoras Corydoras aenus pada padat penebaran 8, 12 dan 16 ekor/liter dalam sistem resirkulasi [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Axelrod HR, Burgess WE, Emmens CW. 1987. Atlas Of Freshwater Aquarium Fishes Mini Edition. Neptune City (US): TFH Publication Inc.

Boyd CE. 1982. Water Quality Management For Pond Fish Culture. Amsterdam (NL): Elsavier Science Publisher.

Boyd CE. 1990. Water Quality in Pond for Aquaculture. Alabama (US): Auburn University Agriculture Experiment Station.

[DJP2HPKKP] Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2014. Ikan Hias [Internet].

[Diunduh 2014 Juni 12]. Tersedia pada

http://www.kkp.go.id/ikanhias/index.php/news/c/98/Ikan-Hias-Sebagai-Komoditas-Unggulan-Baru/?category_id=1.

Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air. Jogjakarta (ID): Kanisius.

(27)

15

Effendie MI. 1979. Metode Biologi Perikanan. Bogor (ID): Yayasan Dewi Sri.

Effendie MI. 1997. Biologi Perikanan. Yogyakarta (ID): Yayasan Pustaka Nusatama.

Hepher B. 1978. EcologicalAspects of Warm-water Fishpond Management. Hal 447-468. dalam Gerking SD. Ecology of Freshwater Fish Production. New York (US): Blackwell Science Publisher.

Hepher B, Pruginin Y. 1981. Commercial Fish Farming: With Special Reference to Fish Culture in Israel. New York (US): John Wiley and Sons.

Irwin S, Halloran JO, Gerald RD. 1999. Stocking density, growth and growth variation injuvenile turbot, Scophthalmus maximus (Rafinesque). Aquaculture 178: 77–88.

Jha P, Barat S. 2005. The Effect of stocking density on growth, survival rate, and number of marketable fish produced of koi carps, Cyprinus carpio vr. koi in Concrete Tanks. Journal of Applied Aquaculture 17:3,89-102,

Jorgensen EH, Christiansen JS, Jobling M. 1993. Effects of stocking density on food intake,growth performance and oxygen consumption in Arctic charr Salvelinus alpinus. Aquaculture 110: 191-204.

Kasmir J. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Prenada media.

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2013. Sebelas Komoditas Ikan Hias [Internet]. [Diunduh 2014 Juni 12]. Tersedia pada http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=591.

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2014. Budidaya Ikan Hias Ditarget 1,4 Miliar Ekor Hias [Internet]. [Diunduh 2014 September 06]. Tersedia pada http://industri.bisnis.com/read/20140414/99/219472/tahun-ini-budidaya-ikan-hias-ditarget-14-miliar-ekor

Kusuma MDF. 2012. Produksi Ikan koi kohaku Cyprinus carpio ukuran 9-10 cm pada padat penebaran berbeda [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Mattjik AA, Sumertajaya M. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Bogor (ID): IPB Press.

Rachman R. 2012. Produksi udang red cherry Neocaridina denticulatapada kepadatan yang berbeda dengan menggunakan filter double bottom [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Riehl R. 1991. Aquarien Atlas [Internet]. [Diunduh 2014 juni 31] tersedia pada http://fishbase.org/Summary/SpeciesSummary.php?ID=12220&AT=black +ghost.

Shafrudin D, Yanuarti, Setiawati M. 2006. Pengaruh kepadatan benih ikan lele dumbo (Clarias sp.) terhadap produksi pada sistem budidaya dengan pengendalian nitrogen melalui penambahan tepung terigu. Jurnal Akuakultur Indonesia 5(2): 137-147.

[SNI] Standardisasi Nasional Indonesia. 2000. Produksi Ikan Mas Strain Majalaya di KJA. Jakarta.

Steel GD, Torrie JH. 1993. Prinsip-prinsip dan Prosedur Statistika. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama.

Suresh AV, Lin CK. 1992. Effect of stocking density on water quality and production of red tilapia in a recirculated water system. Aquacultural Engineering 11: 1-22.

(28)

16

Toko I, Fiogbe ED, Koukpode B, Kestemont P. 2007. Rearing of african catfish (Clarias gariepinus) and vundu catfish (Heterobranchus longifilis) in traditional fish ponds (whedos): Effect of stocking density on growth, production and body composition. Aquaculture 262 (2007) 65–72.

Wedemeyer GA. 1996. Physiology of Fish in Intensive Culture System. USA (US): Chapman and Hall.

(29)

17 Lampiran 1 Analisis statistik parameter uji yang diamati

1)Analisis statistik tingkat kelangsungan hidup (%) ikan black ghost Apteronotus albifrons dengan padat tebar 2ekor/liter, 4ekor/liter, 6 ekor/liter dan 8ekor/liter.

a. Deskripsi

b. Anova Sumber

Keragaman JK DB KT F P

Perlakuan 1158.333 3 386.111 13.708 .002*)

Sisa 225.333 8 28.167

Total 1383.667 11

*) Perlakuan padat tebar berpengaruh nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan black ghost (P<0,05)

c. Uji Tukey

Perlakuan N α = 0,05

1 2

6 ekor/liter 3 73.6667

8 ekor/liter 3 73.6667

4 ekor/liter 3 87.0000 87.0000

2 ekor/liter 3 97.0000

P .060 .175

2)Analisis statistik laju pertumbuhan bobot (g/hari) ikan black ghost Apteronotus albifron dengan padat tebar 2ekor/liter, 4ekor/liter,6 ekor/liter dan 8ekor/liter. a. Deskripsi

Ulangan Perlakuan

2 ekor/liter 4 ekor/liter 6 ekor/liter 8 ekor/liter

1 0,028 0,025 0,021 0,015

2 0,033 0,024 0,018 0,013

3 0,030 0,024 0,016 0,013

Rata-rata 0,030± 0,002 0,025± 0,001 0,018± 0,003 0,014± 0,001 b. Anova

Sumber Keragaman JK DB KT F P

Perlakuan .000 3 .000 43.907 .000*)

Ulangan Perlakuan

2 ekor/liter 4 ekor/liter 6 ekor/liter 8 ekor/liter

1 100 95,83 77,78 73,96

2 100 81,25 69,44 78,13

3 91,67 85,42 75 70,83

(30)

18

Sisa .000 8 .000

Total .001 11

*) Perlakuan padat tebar berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan harian ikan black ghost (P<0,05)

c. Uji Tukey

Perlakuan N α = 0,05

1 2 3

6 ekor/liter 3 .0137

8 ekor/liter 3 .0183

4 ekor/liter 3 .0243

2 ekor/liter 3 .0303

P .065 1.000 1.000

3)Analisis statistik laju pertumbuhan spesifik (%) ikan black ghost Apteronotus albifronsdengan padat tebar 2ekor/liter, 4ekor/liter, 6 ekor/liter dan 8ekor/liter.

a. Deskripsi

Ulangan Perlakuan

2 ekor/liter 4ekor/liter 6ekor/liter 8 ekor/liter

1 4,27 4,02 3,68 3,06

2 4,58 3,96 3,42 2,84

3 4,39 3,92 3,12 2,75

Rata-rata 4,41 ± 0,16 3,97± 0,05 3,41± 0,28 2,88± 0,16 b. Anova

Sumber

Keragaman JK DB KT F P

Perlakuan 3.986 3 1.329 40.592 .000*)

Sisa .262 8 .033

Total 4.248 11

*) Perlakuan padat tebar berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan bobot spesifik ikan black ghost (P<0,05)

c. Uji Tukey

Perlakuan N α = 0,05

1 2 3

6 ekor/liter 3 2.8833

8 ekor/liter 3 3.4067

4 ekor/liter 3 3.9667

2 ekor/liter 3 4.4133

(31)

19 4)Analisis statistik efisiensi pakan ikan black ghost Apteronotus albifrons dengan

padat tebar 2ekor/liter, 4ekor/liter, 6 ekor/liter dan 8ekor/liter. a. Deskripsi

Ulangan Perlakuan

2 ekor/liter 4ekor/liter 6ekor/liter 8 ekor/liter

1 23,56 28,37 24,31 22,53

2 28,34 25,79 24,12 22,50

3 26,20 26,45 23,07 19,75

Rata-rata 26,03± 2,39 26,87± 1,34 23,84± 0,67 21,59± 1,60 b. Anova

Sumber

Keragaman JK DB KT F P

Perlakuan 50.502 3 16.834 6.398 .016*)

Sisa 21.048 8 2.631

Total 71.550 11

*) Perlakuan padat tebar berpengaruh nyata terhadap efisiensi pakan ikan black ghost (P<0,05)

c. Uji Tukey

Perlakuan N α = 0,05

1 2

8 ekor/liter 3 21.5933

6 ekor/liter 3 23.8333 23.8333

2 ekor/liter 3 26.0333

4 ekor/liter 3 26.8700

P .387 .179

5)Analisis Pertumbuhan Panjang (cm) ikan black ghostApteronotus albifrons dengan padat tebar 2ekor/liter, 4ekor/liter, 6 ekor/liter dan 8ekor/liter.

a. Deskripsi

Ulangan Perlakuan

2 ekor/liter 3 ekor/liter 4 ekor/liter 8 ekor/liter

1 3,46 3,22 2,95 2,7

2 3,63 3,4 2,86 2,59

3 3,54 3,39 2,75 2,55

Rata-rata 3,54± 0,09 3,38± 0,16 2,85± 0,10 2,61± 0,08

b. Anova

Keragaman JK DB KT F P

Perlakuan 1.649 3 .550 65.551 .000*)

Sisa .067 8 .008

Total 1.716 11

(32)

20

c. Uji Tukey

Perlakuan N α = 0,05

1 2 3

6 ekor/liter 3 2.6133

8 ekor/liter 3 2.8533

4 ekor/liter 3 3.3367

2 ekor/liter 3 3.5433

P 1.000 1.000 .093

6)Analisis statistik koefisien keragaman (%) ikan black ghost Apteronotus albifronsdengan padat tebar 2ekor/liter, 4ekor/liter,6 ekor/liter dan 8ekor/liter. a. Deskripsi

Ulangan Perlakuan

2 ekor/liter 3 ekor/liter 4 ekor/liter 8 ekor/liter

1 8,26 11,04 13,20 12,65

2 13,40 8,33 12,77 9,61

3 9,32 10,05 12,24 13,83

Rata-rata 10,33±2,71 9,81± 1,37 12,74± 0,48 12,03± 2,18 b. Anova

Sumber

Keragaman JK DB KT F P

Perlakuan 17.052 3 5.684 1.614 .261**)

Sisa 28.181 8 3.523

Total 45.233 11

(33)

21 Lampiran 2. Hasil pengukuran kualitas air pendederan ikan Black ghost. 1. DO

DO (mg/L)

Perlakuan Pengukuran

ke-0 1 2 3 4

A1 6,2 5,5 5,6 5,2 4,9

A2 6,2 6,3 5,6 5,2 5,1

A3 6,2 5,7 5,7 6,0 5,3

B1 6,2 5,4 5,5 5,8 5,4

B2 6,2 5,4 5,5 4,7 4,5

B3 6,2 5,9 5,6 5,2 4,9

C1 6,2 5,1 5,4 5,4 5,0

C2 6,2 5,1 5,4 5,0 4,4

C3 6,2 5,4 5,5 5,7 4,9

D1 6,2 4,8 5,4 5,2 4,2

D2 6,2 5,9 5,5 5,3 4,9

D3 6,2 4,7 5,4 5,3 4,9

2. pH

Perlakuan Pengukuran

ke-0 1 2 3 4

A1 8,23 7,70 7,30 6,90 6,81

A2 8,23 7,88 7,04 6,98 6,92

A3 8,23 7,91 7,12 7,09 6,92

B1 8,23 7,67 7,10 6,72 6,51

B2 8,23 7,64 7,12 6,35 6,43

B3 8,23 7,67 7,02 6,78 6,52

C1 8,23 7,49 6,94 6,77 6,52

C2 8,23 7,66 7,42 6,53 6,71

C3 8,23 7,63 7,31 6,86 6,41

D1 8,23 7,33 6,86 6,46 6,32

D2 8,23 7,13 6,77 6,48 6,41

(34)

22 3. Suhu

Suhu (oC)

Perlakuan Pengukuran

ke-0 1 2 3 4

A1 25,7 25,50 24,80 24,50 25,50 A2 25,7 25,80 24,50 24,50 25,50 A3 25,7 25,50 24,60 24,50 25,00

B1 25,7 25,30 24,70 24,50 25,00 B2 25,7 25,50 25,00 24,50 25,00

B3 25,7 25,30 24,50 24,50 25,00 C1 25,7 25,00 24,80 24,70 25,40 C2 25,7 25,30 24,80 24,50 25,00 C3 25,7 25,50 25,00 24,50 25,50 D1 25,7 25,30 24,80 24,70 25,00 D2 25,7 25,50 24,80 24,50 25,00 D3 25,7 25,30 24,40 24,20 25,00

4. Amoniak

Amoniak (mg/L)

Perlakuan Pengukuran

ke-0 1 2 3 4

A1 0,012 0,003 0,002 0,002 0,002 A2 0,012 0,006 0,001 0,001 0,002 A3 0,012 0,007 0,002 0,003 0,004

(35)

23 5. Nitrit

Nitrit (mg/L)

Perlakuan Pengukuran

ke-0 1 2 3 4

A1 0,239 1,77 1,13 0,85 0,78

A2 0,239 1,53 1,24 0,93 1,17

A3 0,239 1,36 1,18 0,86 0,55

B1 0,239 1,93 1,12 0,91 0,83

B2 0,239 1,29 1,26 0,93 1,23

B3 0,239 1,67 1,25 1,00 0,65

C1 0,239 1,69 1,15 0,86 0,54

C2 0,239 1,77 1,32 0,73 0,64

C3 0,239 1,70 0,94 0,88 0,84

D1 0,239 1,48 1,13 0,71 0,40

D2 0,239 1,57 1,11 0,75 0,78

D3 0,239 1,45 1,24 0,86 0,78

6. Alkalinitas

Alkalinitas (mg/L)

Perlakuan Pengukuran

ke-0 1 2 3 4

A1 96,1 72,1 64,1 56,1 48,0

A2 96,1 80,1 72,1 56,1 32,0

A3 96,1 72,1 72,1 64,1 48,0

B1 96,1 72,1 64,1 48,0 40,0

B2 96,1 48,0 48,0 40,0 32,0

B3 96,1 72,1 64,1 48,0 32,0

C1 96,1 56,1 56,1 40,0 32,0

C2 96,1 64,1 56,1 32,0 32,0

C3 96,1 56,1 48,0 40,0 32,0

D1 96,1 40,0 40,0 40,0 24,0

D2 96,1 40,0 36,0 36,0 32,0

(36)

24

Lampiran 3 Perhitungan Analisis Usaha Pendederan Ikan Black Ghost. Analisis usaha pendederan ikan Black ghost dihitung berdasarkan unit usaha yang ditingkatkan dengan asumsi sebagai berikut:

1. 1 siklus pendederan dari 1 inci sampai ke 2 inci yaitu selama 30 hari.

2. 1 siklus pemeliharaan mulai dari persiapan wadah hingga panen selama 6 minggu, sehingga dalam 1 tahun bisa memproduksi sebanyak 8 siklus.

3. Kepadatan masing masing 2, 4, 6 dan 8 ekor/liter menggunakan volume air 125 liter. Ukuran tebar 1 inci sehingga setiap akuarium jumlahnya 250, 500, 600 dan 1000 ekor tiap akuarium.

4. Jumlah akuarium sebanyak 72 unit

5. Berat rata rata ikan akhir pemeliharaan pada padat tebar 2, 4, 6 dan 8 yaitu 1,46 gram, 1,22 gram, 0,98 gram dan 0,79 gram.

6. Konversi pakan pemeliharaan pada padat tebar 2, 4, 6 dan 8 yaitu 3,86, 3,73, 4,20 dan 4,65.

7. SR ikan pemeliharaan pada padat tebar 2, 4, 6 dan 8 yaitu 97,22%, 87,5%, 74,07% dan 74,31%.

8. Persentase Grade pada masing masing perlakuan

Perlakuan Persentase grade (%)

1,5 inci (A) 2 inci (B) 2,5 inci (C) 3 incii (D)

2 ekor/liter 0 24 36 40

4 ekor/liter 0 44 28 28

6 ekor/liter 11 39 34 16

8 ekor/liter 30 44 20 6

9. Harga benih 1 inchi yaitu Rp 750.

10.Harga jual ikan ukuran 1,5 inci yaitu Rp 1100, 2 inci yaitu Rp 1400, 2,5 inci yaitu Rp 1800 dan 3 inci Rp 2500.

Perhitungan Analisis sebagai berikut (perlakuan 4 ekor/liter) :  Biaya Operasional

Biaya operasional adalah jumlah biaya antara biaya tetap dan biaya variabel yang biasanya dikeluarkan dalam satu tahun produksi.

Biaya Operasional = Biaya Tetap + Biaya Variabel = Rp 83.249.800+ Rp 255.037.200 = Rp338.287.000

 Penerimaan per Tahun

Asumsi yang dihasilkan dalam satu siklus yaitu 168000 ekor dalam 1 hatchery dengan harga jual Rp 1100 ukuran 1,5”, Rp 1400 ukuran 2”, Rp 1800 ukuran 2,5” dan Rp 2500 untuk 3”. dalam satu tahun satu kali siklus produksi, SR = 87,5%, dalam satu kali panen 44% untuk 2 Inci, 36% untuk 2,5 dan 3 Inci. Penerimaan per Tahun = Harga jual x jumlah produksi 1 tahun.

= (1400x110880)+(1800x70560)+(2500x70560) = Rp 458.640.000 per tahun

 Keuntungan

Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan dan total biaya produksi. Keuntungan diperoleh jika selisih antara pendapatan dengan biaya total produksi bernilai positif

Keuntungan = Penerimaan – Biaya total

(37)

25  Perimbangan Penerimaan (R/C ratio)

R/C merupakan perbandingan antara total penerimaan/ Total Revenue dengan total biaya/ Total Cost. R/C ratio berfungsi untuk menganalisis efisiensi nilai ekonomis suatu usaha. Suatu usaha dikatakan layak jika R/C ratio lebih dari 1.

R/C = Total revenue Total Cost

= Rp 458.640.000 Rp 338287000 = 1,356

Nilai tersebut mengartikan bahwa setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,356 atau memperoleh keuntungan sebesar Rp 0,356.

 Analisis Titik Impas (Break Event Point)

BEP harga merupakan suatu nilai hasil penjualan produksi sama dengan biaya produksi, sehingga pengeluaran sama dengan pendapatan.

BEP Harga = Biaya Tetap

1−Biaya Variabel

Penerimaan

=Rp 83249800

1−Rp 255037200Rp 458640000 = Rp 187.530.271

Usaha pendederan ikan Black ghost akan mengalami titik impas apabila telah mendapatkan penerimaan sebesar Rp 187.530.271.

 Jangka Waktu Pengembalian Modal (Payback Period)

Payback Period merupakan tingkat atau waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi atau modal yang ditanamkan.

PP = Biaya Investasi

Keuntungan x 1 tahun =

Rp 124195000

Rp 120353000

x 1 tahun

= 1,03 tahun
(38)

26

Lampiran 4 Rincian Perhitungan biaya ekonomi (Investasi)

No Komponen Satuan

Jumlah

Harga satuan

UT (Tahun)

Nilai sisa

Harga total Penyusutan Per Tahun

2 e/l 4 e/l 6 e/l 8 e/l 2 ekor / liter 4 ekor / liter 6 ekor / liter 8 ekor / liter

2 ekor / liter

4 ekor / liter

6 ekor / liter

8 ekor / liter

1 Lahan m2 75 75 75 75 750000 - - 56250000 56250000 56250000 56250000 - - - -

2 Rumah Unit 1 1 1 1 30000000 10 3000000 30000000 30000000 30000000 30000000 2700000 2700000 2700000 2700000 3 Sumur Unit 1 1 1 1 1000000 10 100000 1000000 1000000 1000000 1000000 90000 90000 90000 90000 4 Akuarium Unit 72 72 72 72 140000 5 40000 10080000 10080000 10080000 10080000 2008000 2008000 2008000 2008000 5 Rak Akuarium set 12 12 12 12 500000 5 48000 6000000 6000000 6000000 6000000 1190400 1190400 1190400 1190400 6 Tandon Unit 2 2 2 2 2500000 5 250000 5000000 5000000 5000000 5000000 950000 950000 950000 950000 7 Bak fiber Unit 1 1 1 1 1500000 5 150000 1500000 1500000 1500000 1500000 270000 270000 270000 270000 8 Blower Unit 1 1 1 1 1500000 10 150000 1500000 1500000 1500000 1500000 135000 135000 135000 135000 9 Pompa Unit 1 1 1 1 1200000 10 120000 1200000 1200000 1200000 1200000 108000 108000 108000 108000 10 Tabung oksigen Unit 1 1 1 1 850000 10 150000 850000 850000 850000 850000 70000 70000 70000 70000 11 Genset Unit 1 1 1 1 2000000 10 200000 2000000 2000000 2000000 2000000 180000 180000 180000 180000

12 Lampu unit 4 4 4 4 23000 2 0 92000 92000 92000 92000 46000 46000 46000 46000

13 Selang air rol 2 2 2 2 52500 10 5000 105000 105000 105000 105000 10000 10000 10000 10000

14 Selang aerator rol 2 2 2 2 80000 10 8000 160000 160000 160000 160000 15200 15200 15200 15200

15 Paralon m 10 10 10 10 21000 10 2000 210000 210000 210000 210000 20800 20800 20800 20800

16 Seser Besar unit 2 2 2 2 15000 10 0 30000 30000 30000 30000 3000 3000 3000 3000

17 Seser kecil unit 2 2 2 2 8000 10 0 16000 16000 16000 16000 1600 1600 1600 1600

18 Motor unit 1 1 1 1 6000000 10 1000000 6000000 6000000 6000000 6000000 500000 500000 500000 500000

19 baskom unit 5 5 5 5 18000 10 1000 90000 90000 90000 90000 8900 8900 8900 8900

20 ember unit 2 2 2 2 30000 10 3000 60000 60000 60000 60000 5700 5700 5700 5700

21 Gunting unit 1 1 1 1 15000 10 0 15000 15000 15000 15000 1500 1500 1500 1500

22 Solder unit 1 1 1 1 25000 10 0 25000 25000 25000 25000 2500 2500 2500 2500

23 Centong plastik unit 2 2 2 2 6000 10 0 12000 12000 12000 12000 1200 1200 1200 1200

24

Perlengkapan

kantor set 1 1 1 1 2000000 10 200000 2000000 2000000 2000000 2000000 180000 180000 180000 180000 124195000 124195000 124195000 124195000 8497800 8497800 8497800 8497800

(39)

1 Lampiran 5 Rincian Perhitungan biaya ekonomi (Biaya Tetap)

Lampiran 6 Rincian Perhitungan biaya ekonomi (Biaya Variabel)

Jumlah Harga total tiap perlakuan

No Komponen 2 ekor/liter 4 ekor/liter 6 ekor/liter 8 ekor/liter Satuan Harga Satuan 2 ekor/liter 4 ekor/liter 6 ekor/liter 8 ekor/liter

1 Penyusutan Investasi - - - 8449800 8449800 8449800 8449800

3 Gaji Kepala Produksi 1 1 1 1 orang/bulan 3000000 36000000 36000000 36000000 36000000

4 Gaji teknisi 2 2 2 2 orang/bulan 1500000 36000000 36000000 36000000 36000000

5

THR Kepala

Produksi 1 1 1 1 orang/tahun 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000

6 THR teknisi 2 2 2 2 orang/tahun 500000 1000000 1000000 1000000 1000000

7 PBB 1 1 1 1 tahun 100000 100000 100000 100000 100000

8 Pemeliharaan 1 1 1 1 tahun 600000 600000 600000 600000 600000

9 Abondemen listrik 1 1 1 1 tahun 100000 100000 100000 100000 100000

83249800 83249800 83249800 83249800

No Komponen Jumlah Satuan

Harga

Satuan Harga total tiap perlakuan

2 ekor/liter 4 ekor/liter 6 ekor/liter 8 ekor/liter 2 ekor/liter 4 ekor/liter 6 ekor/liter 8 ekor/liter

1 Benih 144000 288000 432000 576000 ekor 750 108000000 216000000 324000000 432000000 2 Cacing 812,3 1309,9 1777,1 2115,2 kg 28000 22744400 36677200 49758800 59225600

3 malachyte green 5 5 5 5 ons 65000 325000 325000 325000 325000

4 Bensin 50 50 50 50 liter 12000 600000 600000 600000 600000

5 Plastik packing 28 50 64 85 kg 18000 504000 900000 1152000 1530000

6 listrik 1200 1300 1400 1500 watt 250 300000 325000 350000 375000

7 Isi tabung Oksigen 1,12 2 2,56 3,4 tabung 90000 100800 180000 230400 306000

8 Karet 2,8 5 6,4 8,5 kg 6000 16800 30000 38400 51000

132591000 255037200 376454600 494412600

(40)

28

Lampiran 7 Rincian Perhitungan biaya ekonomi

2 ekor/liter 4 ekor/liter 6 ekor/liter 8 ekor/liter

Jumlah ikan awal (ekor)

144000 288000 432000 576000

TKH (%) 97,22 87,50 74,07 74,31

Jumlah ikan akhir (ekor)

139997 252000 319982 428026

Harga jual/ekor (Rp)

1,5 Inci 1100 1100 1100 1100

2,0 Inci 1400 1400 1400 1400

2,5 Inci 1800 1800 1800 1800

3,0 Inci 2500 2500 2500 2500

Jumlah (ekor/grade)

1,5 Inci 0 0 35198 128408

2,0 Inci 33599 110880 124793 188331

3,0 Inci 50399 70560 108794 85605

4,0 Inci 55999 70560 51197 25682

Penerimaan (Rp)

1,5 Inci 0 0 38717870 141248448

2,0 Inci 47038925 155232000 174710390 263663770 2,5 Inci 90717926 127008000 195829229 154089216 3,0 Inci 139996800 176400000 127992960 64203840

total penerimaan (Rp) 277753651 458640000 537250450 623205274 Biaya tetap (Rp) 83249800 83249800 83249800 83249800 Variabel (Rp) 132591000 255037200 376454600 494412600 total cost (Rp) 215840800 338287000 459704400 577662400 Keuntungan (Rp) 61912851 120353000 77546050 45542874

r/c rasio 1,287 1,356 1,169 1,079

pp (Tahun) 2,01 1,03 1,60 2,73

(41)

29

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Brebes Tanggal 24 Juni 1992 dari Ayah Rokhyadi dan Ibu Umi Hayati. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara (Afsun Aulia Nirmala dan Gita Paramita Agustin). Pendidikan formal yang dilalui yaitu SMAN 1 Bumiayu dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan memilih Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Selama perkuliahan penulis pernah melakukan kegiatan magang di BPBBAT Cijengkol, Subang 2012 dengan mengambil komoditas patin, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau (BRPBAP) Pangandaran pada tahun 2013 dengan mengambil komoditas udang vannamei. Mengikuti kegiatan IPB Goes To Field Brebes pada tahun 2012. Pada tahun 2013 penulis melakukan kegiatan Praktik Lapang Akuakultur di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang dengan komoditas pembesaran kerapu cantang. Penulis juga pernah menjadi Asisten mata kuliah Dasar dasar akuakultur 2013/2014 serta mata kuliah Ikan Hias dan Aquaskap tahun ajaran 2013/2014

Gambar

Gambar 2 Pertumbuhan panjang mutlak ikan blackghost pada akhir penelitian.
Gambar 4 Tingkat kelangsungan hidup Black ghost akhir penelitian
Gambar 5 Koefisien keragaman panjang ikan blackghost selama penelitian
Gambar 8 Pertambahan biomassa  ikan blackghost selama 40 hari
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Pada hari ini, Senin tanggal Dua puluh enam bulan November tahun Dua ribu dua belas , Panitia Pengadaan Alat Pengolah Data BMN Pusat dan Daerah yang

[r]

[r]

[r]

Ada berbagai definisi tentang iklim organisasi yang diungkapkan oleh para ahli di antaranya suatu pernyataan yang menyatakan bahwa iklim organisasi merupakan suatu set sifat

Sesuatu yang menarik dalam penelitian ini adalah suatu kehidupan dan pandangan keluarga yang berbeda dari keluarga pada umumnya yaitu hidup terpisah dari suaminya, dengan