INTERAKSI TROFIK JENIS SERANGGA DIATAS PERMUKAAN TANAH DAN PERMUKAAN TANAH PADA BEBERAPA PERTANAMAN VARIETAS
JAGUNG (Zea mays Linn)
SKRIPSI OLEH :
GERY LINEKER PURBA 100301135
HPT
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
INTERAKSI TROFIK JENIS SERANGGA DIATAS PERMUKAAN TANAH DAN PERMUKAAN TANAH PADA BEBERAPA PERTANAMAN VARIETAS
JAGUNG (Zea mays Linn)
SKRIPSI
OLEH :
GERY LINEKER PURBA 100301135
HPT
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
Judul Penelitian : Interaksi Trofik Jenis Serangga Diatas Permukaan Tanah dan Permukaan Tanah Pada Beberapa Pertanaman Varietas Jagung (Zea mays Linn.)
Nama : Gery Lineker Purba
NIM : 100301135
Program Studi : Agroekoteknologi
Minat : Hama dan Penyakit Tumbuhan
Disetujui oleh Komisi Pembimbing
(Dr. Ir. Marheini, M.P.) (Ir. Syahrial Oemry, M.S.) Ketua Anggota
Mengetahui Ketua Departemen
ABSTRACT
Gery Lineker Purba,’ TROPIC INTERACTION OF INSECTS ON THE SOIL SURFACE AND ABOVE OF SOIL SURFACE FOR MANY VARIETIES OF CORN (Zea mays L.)’, is leaded by Dr. Ir. Marheini, M.P. and Ir. Syahrial Oemry, M.S. The aim of the reasearch was to know the tropic interaction of insect on the soil surface and above of soil surface for many varieties of corn (Zea mays Linn.) and to know the important pest and natural enemy of corn. The research was done in BBI of Tanjung Slamat and Agriculture Pest Laboratory in University of North Sumatera, Medan in November (2013) – March (2014). The insect trapping was used was Yellow Stiky Trap and Pitt Fall Trap.
The result of the research showed that insects caught each consisting of 9 Ordo and 49 family. The highest relative density values in PRG NK603 (application of glyphosate) variety is 16,691% and the lowest is 0,681%. The highest relative density values in PRG NK603 variety is 16,363% and the lowest is 0,578%. The highest relative density values in C7 variety is 15,499 % and the lowest is 0,577 %. The highest relative density values in DK979 variety is 15,073 % and the lowest is 0,450 %. Shanon-Weiner (H’) Index diversity value of insect in PRG NK603 (application of glyphosate) variety is 2,950309 (standart), in PRG NK603 is 3,006432 (stable), in C7 variety is 3,051692 (stable), and in DK979 variety is 3,082916 (stable).
ABSTRAK
Gery Lineker Purba, ‘INTERAKSI TROFIK JENIS SERANG GA PADA PERMUKAAN TANAH DAN DIATAS PERMUKAAN TANAH PADA BEBERAPA PERTANAMAN VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.)’, dibawa bimbingan Dr. Ir. Marheini, M.P. dan Ir. Syahrial Oemry, M.S. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi tropik jenis serangga yang terdapat pada permukaan tanah dan diatas permukaan tanah pada beberapa varietas tanaman jagung (Zea mays Linn.) dan untuk mengetahui hama penting dan musuh alami pada tanaman jagung. Penelitian ini dilaksanakan di areal lahan BBI Tanjung Selamat dan Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada bulan november 2013 sampai maret 2014. Perangkap serangga yang digunakan Yellow Stiky Trap dan Pitt Fall Trap.
Hasil penelitian menunjukkan serangga yang tertangkap masing-masing terdiri dari 9 Ordo dan 33 famili. Pada varietas PRG NK603 (aplikasi Glifosat) nilai Kerapatan relatif tertinggi sebesar 16,691 % dan terendah sebesar 0,681 %. Pada varietas PRG NK603 nilai Kerapatan Relatif tertinggi sebesar 16,363 % dan terendah sebesar 0,578 %. Pada varietas C7 nilai kerapatan relatif tertinggi sebesar 15,499 % dan terendah sebesar 0,577 %. Pada varietas DK979 nilai kerapatan relatif tertinggi sebesar 15,073 % dan terendah sebesar 0,450 %. Nilai indeks keanekaragaman serangga Shanon-Weiner (H’) pada varietas PRG NK603 (Aplikasi Glifosat) sebesar 2,950309 (sedang), pada varietas PRG NK603 sebesar 3,006432 (stabil), pada varietas C7 sebesar 3,051692 (stabil) dan pada varietas DK979 sebesar 3,082916 (stabil).
RIWAYAT HIDUP
Gery Lineker Purba, lahir 15 April 1992 di Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang
merupakan anak pertaman dari tiga bersaudara dari Ayah Jonny Purba dan Ibu Sumin Sagala.
Tahun 2010 lulus dari SMA RK Serdang Murni (ST.Yoseph) Lubuk Pakam dan lulus
Universitas Sumatera Utara Fakultas Pertanian Departemen Agroekoteknologi melalui jalur
SNMPTN 2010.
Selama mahasiswa penulis aktif mengikuti organisasi kemahasiswaan antara lain,
Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (HIMAGROTEK), UKM KMK USU unit
pelayanan Fakultas Pertanian USU, Ikatan Mahasiswa Perlindungan Tanaman (IMAPTAN),
Paguyuban Karya Salemba Empat (KSE) USU, Asisten Laboratorium Pestisida dan Teknik
Aplikasi 2013/2014.
Penulis melaksanakan Peraktek Kerja Lapangan (PKL) di Kebun Tanah Itam Ulu
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena begitu besar
Kasih Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Hasil Penelitian dengan baik
dan tepat pada waktunya.
Adapun judul dari Usulan Penelitian ini adalah “Interaksi Trofik Jenis Diatas
Permukaan tanah dan Permukaan Tanah pada beberapa Pertanaman Varietas Jagung (Zea
Mays Linn.)” yang bertujuan untuk mengetahui kelimpahan dan keanekaragaman jenis serangga pada beberapa varietas jagung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.
Ir. Marheini M.P., dan Bapak Ir. Syarihal Oemry M.S., selaku ketua dan anggota komisi
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian Usulan Penelitian ini.
Penulis menyadari usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa
mendatang.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga usulan penelitian ini
bermanfaat dan sebagai sumber informasi.
Medan, Oktober 2014
DAFTAR ISI
Keanekaragaman Serangga (Insect Diversity) ... 7
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keanekaragaman Serangga ... 9
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ...11
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1. Analisis tanah dan daun perlakuan jagung PRG NK603
aplikasi Glyfosat... 19 2. Jumlah Serangga varietas tanaman jagung PRG NK603
aplikasi glyfosat... 19 3. Indeks keanekaragaman serangga pada perlakuan varietas PRG NK603 aplikasi
glyfosat... 21
4. Analisis tanah dan daun perlakuan jagung PRG NK603 aplikasi
Glyfosat... 22
5. Jumlah Serangga varietas tanaman jagung PRG NK603 disiangi
manual... 22
6. Indeks keanekaragaman serangga pada perlakuan varietas PRG NK603 disiangi manual... 24
7. Analisis tanah dan daun perlakuan jagung C7 disiangi
manual... 25
8. Jumlah Serangga varietas tanaman jagung C7 disiangi
manual... 26
9. Indeks keanekaragaman serangga pada perlakuan varietas C disiangi manual... 27
10. Analisis tanah dan daun perlakuan jagung DK979 disiangi
manual... 29
11. Jumlah Serangga varietas tanaman jagung DK979 disiangi
manual... 29
12. Indeks keanekaragaman serangga pada perlakuan varietas DK979 disiangi manual... 31
13. Status fungsi serangga pada beberapa varietas jagung yang di
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
1. Pemasangan Pitfall Trap... 14 2. Pemasangan Yellow Sticky Trap... 15 3. Skema Interaksi Trofik Jenis Serangga Varietas PRG NK603 Aplikasi
Glyfosat... 41 4. Skema Interaksi Trofik Jenis Serangga Varietas PRG NK603 disiangi
Manual... 42 5. Skema Interaksi Trofik Jenis Serangga Varietas C7 disiangi Manual... 43 6. Skema Interaksi Trofik Jenis Serangga Varietas DK979 disiangi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Bagan posisi perangkap yellow stiky trap... 50
2. Bagan posisi perangkap pitt fall trap... 51
3. Bagan Penelitian... 52
4. Foto pengamatan serangga... 53
ABSTRACT
Gery Lineker Purba,’ TROPIC INTERACTION OF INSECTS ON THE SOIL SURFACE AND ABOVE OF SOIL SURFACE FOR MANY VARIETIES OF CORN (Zea mays L.)’, is leaded by Dr. Ir. Marheini, M.P. and Ir. Syahrial Oemry, M.S. The aim of the reasearch was to know the tropic interaction of insect on the soil surface and above of soil surface for many varieties of corn (Zea mays Linn.) and to know the important pest and natural enemy of corn. The research was done in BBI of Tanjung Slamat and Agriculture Pest Laboratory in University of North Sumatera, Medan in November (2013) – March (2014). The insect trapping was used was Yellow Stiky Trap and Pitt Fall Trap.
The result of the research showed that insects caught each consisting of 9 Ordo and 49 family. The highest relative density values in PRG NK603 (application of glyphosate) variety is 16,691% and the lowest is 0,681%. The highest relative density values in PRG NK603 variety is 16,363% and the lowest is 0,578%. The highest relative density values in C7 variety is 15,499 % and the lowest is 0,577 %. The highest relative density values in DK979 variety is 15,073 % and the lowest is 0,450 %. Shanon-Weiner (H’) Index diversity value of insect in PRG NK603 (application of glyphosate) variety is 2,950309 (standart), in PRG NK603 is 3,006432 (stable), in C7 variety is 3,051692 (stable), and in DK979 variety is 3,082916 (stable).
ABSTRAK
Gery Lineker Purba, ‘INTERAKSI TROFIK JENIS SERANG GA PADA PERMUKAAN TANAH DAN DIATAS PERMUKAAN TANAH PADA BEBERAPA PERTANAMAN VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.)’, dibawa bimbingan Dr. Ir. Marheini, M.P. dan Ir. Syahrial Oemry, M.S. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi tropik jenis serangga yang terdapat pada permukaan tanah dan diatas permukaan tanah pada beberapa varietas tanaman jagung (Zea mays Linn.) dan untuk mengetahui hama penting dan musuh alami pada tanaman jagung. Penelitian ini dilaksanakan di areal lahan BBI Tanjung Selamat dan Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada bulan november 2013 sampai maret 2014. Perangkap serangga yang digunakan Yellow Stiky Trap dan Pitt Fall Trap.
Hasil penelitian menunjukkan serangga yang tertangkap masing-masing terdiri dari 9 Ordo dan 33 famili. Pada varietas PRG NK603 (aplikasi Glifosat) nilai Kerapatan relatif tertinggi sebesar 16,691 % dan terendah sebesar 0,681 %. Pada varietas PRG NK603 nilai Kerapatan Relatif tertinggi sebesar 16,363 % dan terendah sebesar 0,578 %. Pada varietas C7 nilai kerapatan relatif tertinggi sebesar 15,499 % dan terendah sebesar 0,577 %. Pada varietas DK979 nilai kerapatan relatif tertinggi sebesar 15,073 % dan terendah sebesar 0,450 %. Nilai indeks keanekaragaman serangga Shanon-Weiner (H’) pada varietas PRG NK603 (Aplikasi Glifosat) sebesar 2,950309 (sedang), pada varietas PRG NK603 sebesar 3,006432 (stabil), pada varietas C7 sebesar 3,051692 (stabil) dan pada varietas DK979 sebesar 3,082916 (stabil).
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Produksi jagung dunia menempati urutan ketiga setelah padi dan gandum. Distribusi
penanaman jagung terus meluas di berbagai dunia karena tanaman ini mempunyai daya
adaptasi yang luas di daerah subtropik ataupun tropik. Indonesia merupakan Negara penghasil
jagung terbesar di kawasan Asia Tenggara, maka tidak berlebihan bila Indonesia mengancang
swasembada jagung (George, 1985).
Sumber genetik (plasma nutfah) tanaman jagung bersal dari benua Amerika. Pada
abad ke-19, penanaman jagung meluas di negara-negara beriklim subtropis dan tropis di
dunia. Pada waktu itu jagung menempati 90% dari luas areal pertanian padi-padian di
Meksiko. Negara produsen jagung kedua setelah Amerika Serikat adalah Cina. Di Indonesia,
tanaman jagung sudah dikenal sekitar 400 tahun yang lalu, didatangkan oleh orang Portugis
dan Spanyol. Daerah sentrum produksi jagung di Indonesia pada mulanya terkonsentrasi di
wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Madura (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Berdasarkan data badan pusat statistik (BPS), diketahui bahwa jumlah produksi
tanaman jagung di Indonesia untuk tahun 2007-2009 mengalami peningkatan produksi tiap
tahunnya. Dimana produksi jagung tahun 2007 diperoleh 13.287.527 ton, tahun 2008
diperoleh 16.317.252 ton, dan tahun 2009 diperoleh 17.041.215 ton.
Keanekaragaman makhluk hidup dapat ditandai dengan adanya perbedaan warna,
ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan, dan sifat-sifat lainnya. Keanekaragaman dari
makhluk hidup dapat juga terlihat dengan adanya persamaan ciri antar makhluk hidup. Untuk
dapat mengenal makhluk hidup khususnya pada hewan berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya
dapat dilakukan melalui pengamatan ciri-ciri morfologi, habitat, cara berkembang biak, jenis
Plasma nuftah tanaman jagung yang tumbuh di dunia mempunyai banyak jenis atau
varietas. Para ahli botani mengidentifikasi keragaman genetik tanaman jagung ke dalam ras –
ras. Identifikasi ras – ras jagung secara besar – besaran yang pertama dilakukandi Meksiko.
Penelitian yang sama juga dilakukan di Amerika Serikat. Di benua Amerika telah tercatat 276
ras jagung tetapi ras – ras yang asli telah diganti dengan varietas atau hibrida – hibrida baru
(Rukmana, 1997).
Rekayasa Genetika (RG), merupakan salah satu teknologi baru dalam bidang biologi.
Salahsatu produk RG yang dikenal saat ini adalah tanaman transgenik. Tanaman ini
dihasilkan dengancara mengintroduksi gen tertentu ke dalam tubuh tanaman sehingga
diperoleh sifat yang diinginkan. Jenis-jenis tanaman transgenik yang telah dikenal diantaranya
tanaman tahan hama, toleran herbisida, tahan antibiotik, tanaman dengan kualitas nutrisi lebih
baik (Monsanto, 2009).
Jagung PRG NK603 merupakan salah satu varietas jagung dari hasil rekayasa genetika
yang dikembangkan oleh Monsanto. Saat ini, pengujian lapangan terbatas (LUT) jagung
tersebut telah selesai dilakukan pada tahun 2003, sudah dikaji keamanan lingkungannya dan
sudah mendapatkan rekomendasi keamanan lingkungan. Seiring perkembangannya, masih
ada sedikit kekhawatiran bahwa dengan diaplikasinya herbisida berbahan aktif glifosat pada
tanaman hasil rekayasa genetika akan menyebabkan terganggunya keanekaragaman
(biodiversitas) dilokasi penanaman jagung tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik meneliti
biodiversitas yang terdapat pada pertanaman beberapa varietas jagung.
Varietas jagung hibrida telah terbukti memberikan hasil yang lebih baik dari varietas
jagung bersari bebas. Secara umum, varietas hibrida lebih seragam dan mampu berproduksi
lebih tinggi 15 - 20% dari varietas bersari bebas. Selain itu, varietas hibrida menghasilkan biji
Keanekaragaman famili suatu ekosistem serangga dapat diambil untuk menandai
jumlah famili serangga dalam suatu daerah tertentu atau sebagian jumlah famili diantara
jumlah total individu yang ada dari seluruh famili yang ada. Hubungan ini dapat dinyatakan
secara numerik sebagai indeks keanekaragaman (Michael, 1995).
Keragaman jenis adalah sifat komunitas yang memperlihatkan tingkat
keanekaragaman jenis organisme yang ada didalamnya. Untuk memperoleh keragaman jenis
cukup diperlukan kemampuan mengenal atau membedakan jenis meskipun tidak dapat
mengidentifikasi jenis hama (Krebs, 1978).
Keanekaragaman tanaman merupakan faktor yang mempengaruhi tingginya
keanekaragaman individu-individu yang ada di dalamnya. Semakin tinggi keragaman
ekosistem dan semakin lama keanekaragaman ini tidak diganggu oleh manusia, semakin
banyakpula interaksi internal yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan stabilitas
serangga (Altieri, 1999).
Di lapangan serangga tanah juga dapat dikumpulkan dengan cara memasang
perangkap lubang. Pengumpulan serangga permukaan tanah dengan memasang perangkap
lubang juga tergolong pada pengumpulan serangga tanah secara dinamik. Perangkap lubang
yang digunakan sanagt sederhana, yang mana hanya berupa bejana yang ditanam di tanah.
Bejana diisi air dengan detergen dan dituangkan ke dalam baskom kira-kira 1/3 dari volume
wadah, lalu permukaan bejana dibuat datar dengan tanah. Agar air hujan tidak masuk kedalam
perangkap maka diberi atap, dan agar air yang mengalir di permukaan tanah yang datar,
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui interaksi tropik jenis seranggayang terdapat pada permukaan tanah
dan diatas permukaan tanah pada beberapa varietas tanaman jagung (Zea mays Linn.) dan untuk mengetahui hama penting dan musuh alami pada tanaman jagung.
Kegunaan Penulisan
1. Untuk mendapatkan informasi interaksi trofik jenis serangga yang terdapat pada
permukaan tanah dan diatas permukaan tanah pada beberapa pertanaman varietas jagung
(Zea mays Linn.).
2. Sebagai bahan informasi ilmu pengetahuan tentang Interaksi trofik jenis seranggapada
beberapa varietas Tanaman Jagung dan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar
TINJAUAN PUSTAKA
Ekologi Tanaman Jagung
Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Graminales
Famili : Graminaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Jagung adalah tanaman herba monokotil dan tanaman semusim. Tanaman ini berumah
satu (monoceus) dengan bunga jantan tumbuh sebagai perbungaan ujung (tassel) pada batang
utama (poros atau tangkai) dan bunga betina tumbuh terpisah sebagai perbungaan samping
(tongkol) yang berkembang pada ketiak daun. Tanaman ini menghasilkan satu atau beberapa
tongkol (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Jagung dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian 0-1300 m dpl dan dapat hidup
baik di daerah yang beriklim panas atau dingin. Temperatur sekitar 230-270C dan pH sekitar
3,5-7,0. perkecambahan benih optimum terjadi pada suhu tanah lebih rendah dari 100C.
Setelah kisaran suhu 100 hingga 400C, tetapi terbaik pada suhu antara 210C dan 30 0C.
Suhu rendah kurang berpengaruh terhadap fase bibit, setelah itu suhu harus lebih tinggi untuk
pertumbuhan yang baik. Suhu rendah sangat menghambat pertumbuhan, khususnya setelah
Jagung hibrida merupakan generasi F1 hasil persilangan dua atau lebih galur murni
(Singh, 1987) dan memiliki perbedaan keragaman antar varietas, tergantung dari tipe
hibridisasi dan stabilitas galur murni (Agrawal, 1997). Komersialisasi jagung hibrida sudah
dimulai sejak tahun 1930, namun penanaman jagung hibrida secara luas (ekstensif) di Asia
baru dimulai pada tahun 1950-1960. Di sebagian besar negara berkembang, 61% dari lahan
pertananaman jagung masih ditanami varietas bersari bebas (CIMMYT, 1990). Hal ini
dimungkinkan karena varietas bersari bebas lebih mampu beradaptasi pada kondisi lahan
marginal (Pallival dan Sprague, 1981).
Meskipun demikian, varietas jagung hibrida telah memberikan hasil yang memuaskan
di sebagian negara-negara berkembang, terutama di negara-negara yang sudah memiliki
industri benih swasta. Varietas hibrida memiliki keunggulan dibandingkan dengan varietas
bersari bebas, diantaranya mampu berproduksi lebih tinggi 15 - 20% dan memiliki
karakteristik baru yang diinginkan seperti ketahanan terhadap penyakit. Selain itu,
penampilan varietas hibrida lebih seragam (Morris,1995), dimana varietas bersari bebas pada
umumnya memiliki keragaman yang tinggi pada karakteristik tongkol dan biji (Agrawal,
1997).
Produk rekayasa genetika yang berupa tanaman transgenik sudah banyak ditanam dan
dipasarkan di berbagai negara. Tanaman transgenik tersebut memiliki sifat baru seperti
ketahanan terhadap hama,penyakit,herbisida atau peningkatan kualitas hasil (James, 2003).
Keanekaragaman Serangga (Insect Diversity)
Keanekaragaman makhluk hidup dapat ditandai dengan adanya perbedaan warna,
ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan, dan sifat-sifat lainnya. Keanekaragaman dari
makhluk hidup dapat juga terlihat dengan adanya persamaan ciri antar makhluk hidup. Untuk
dapat dilakukan melalui pengamatan ciri-ciri morfologi, habitat, cara berkembang biak, jenis
makanan, tingkah laku, dan beberapa ciri lain yang dapat diamat (Michael, 1995).
Untuk mengetahui keanekaragaman jenis serangga pada suatu tempat yakni
menentukan indeks keanekaragamannya, sangat diperlukan pengetahuan atau keterampilan
dalam mengindentifikasi hewan (serangga). Bagi seseorang yang sudah terbiasa pun dalam
melakukan indentifikasi hewan sering membutuhkan waktu yang lama, apalagi yang belum
terbiasa. Karena itu untuk kajian dalam komunitas dan indeks keanekaragaman sering
didasarkan pada kelompok hewan, misalnya, famili, ordo atau kelas dan hal ini pun
dibutuhkan cukup keterampilan dan pengalaman (Michael, 1995).
Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi sekarang ini.
Dalam jumlah, mereka melebihi semua hewan melata darat lainnya dan praktis mereka
terdapat dimana-mana (Borror dkk, 1992).
Ada 6 faktor yang saling berkait menentukan derajat naik turunnya keanekaragaman
jenis, yaitu :
1. Waktu.
Keragaman komunitas bertambah sejalan dengan waktu, berarti komunitas tua yang
sudah lama berkembang, lebih banyak terdapat organisme dari pada komunitas muda yang
belum berkembang. Dalam ekologi, waktu dapat berjalan lebih pendek atau hanya sampai
puluhan generasi. Skala ekologis mencakup keadaan dimana jenis tertentu dapat bertahan
dalam lingkungan tetapi belum cukup waktu untuk menyebar sampai ketempat tersebut.
Keragaman jenis suatu komunitas bergantung pada kecepatan penambahan jenis melalui
2. Heterogenitas ruang.
Semakin heterogen suatu lingkungan fisik semakin kompleks komunitas flora dan
fauna di tempat tersebut dan semakin tinggi keragaman jenisnya. Faktor heterogenitas berlaku
pada skala makro maupun mikro.
3. Kompetisi.
Terjadi apabila sejumlah organisme (dari spesies yang sama atau yang berbeda)
menggunakan sumber yang sama ketersediaannya kurang, atau walaupun ketersediaan sumber
tersebut cukup namun persaingan tetap terjadi juga bila organisme-organisme itu
memanfaatkan sumber tersebut, yang satu menyerang yang lain atau sebaliknya.
4. Pemangsaan.
Pemangsaan yang mempertahankan komunitas populasi dari jenis bersaing yang
berbeda dibawah daya dukung masing-masing selalu memperbesar kemungkinan hidup
berdampingan sehingga mempertinggi keragaman, apabila intensitas dari pemengsaan terlalu
tinggi atau terlalu rendah dapat menurunkan keragaman jenis.
5. Kestabilan iklim.
Makin stabil iklim akan lebih mendukung bagi keberlangsungan evolusi.
6. Produktifitas merupakan syarat mutlak untuk keanekaragaman yang tinggi (Krebs, 1978).
Interaksi terjadi pada level komunitas, banyak terdapat variasi pada setiap level
organisasi (individu, populasi, spesies) dan mereka saling berinteraksi dengan banyak cara,
sehingga interaksi yang terjadi sangat rumit dan kompleks. Kegiatan pertanian mempengaruhi
kuantitas dan tipe interaksi di antara organisme karena kegiatan pertanian tersebut pada
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Serangga
Semua serangga harus makan atau tidak mereka akan kelaparan. Banyak aktivitas
hewan yang berkaitan dengan makan, menemukan makanan dan memakannya. Makanan
adalah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan banyaknya hewan dan tempat ia
hidup (penyebarannya) (AAK, 1993).
Respon serangga terhadap tanaman disebabkan oleh dua aspek, yaitu karakteristik
morfologi dan karakteristik fisiologi tanaman. Karakteristik morfologi meliputi ukuran,
bentuk, warna daun dan ada atau tidaknya sekresi glandular yang menentukan tingkat
penerimaan atau pemanfaatan oleh serangga. Karakteristik fisiologi meliputi bahan kimia
hasil dari proses metabolisme primer dan metabolisme sekunder pada tanaman (Pedigo,
1991).
Perkembangan dan reproduksi serangga dapat dipengaruhi berbagai faktor abiotik.
Faktor ini mungkin menunjukkan pengaruhnya pada serangga baik secara langsung maupun
tidak langsung. (Melalui pengaruhnya pada organisme lain) dan pada batas pendek atau jauh
(cahaya, sebagai contoh, mungkin menimbulkan efek yang cepat pada orientasi serangga saat
mencari makanan, dan banyak menyebabkanperubahan pada fisiologi serangga dalam
antisipasi kondisi yang merugikan pada beberapa bulan kedepannya) (Gillot, 1982).
Pada serangga poikilothermal, pada dasarnya metabolisme mereka sangat dipengaruhi
oleh temperatur lingkungan yaitu dengan interval temperatur yang mengijinkan untuk dapat
bertahan hidup, temperatur lingkungan tertinggi, rata- rata tinggi produksi panas dan
konsumsi oksigen (Rockstein, 1973)
Kelimpahan individu dan kekayaan spesies serangga diperoleh pada setiap lahan saat
melakukan penelitian keanekaragaman akan jelas terlihat berbeda antara satu dengan yang
yaitu: umur tanaman, keadaan cuaca saat pengambilan sampel, waktu pengambilan sampel
dan keadaan habitat di sekitar tanaman (penggunaan tanaman penutup tanah) (Rizali dkk ,
2002).
Serangga sering mempunyai ukuran dan penampilan yang mencolok dan juga dapat
memproduksi suara dan kadang-kadang bisa menjadi hama yang merusak. Sebagian dari
serangga ini tergolong fitofag, sementara yang lain hidup di sampah atau serangga lainnya.
Beberapa mengkonsumsi tanaman dan makanan hewan sementara yang lain hidup di lumut
dan tidak signifikan untuk pertanian. Serangga ini sangat sensitif terhadap faktor lingkungan ,
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di areal lahan BBI (Balai Benih Induk) Tanjung Selamat,
Sumatera Utara dengan ketinggian tempat 40 m diatas permukaan laut dan Laboratorium
Hama Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini berlangsung
mulai 26 November 2013 sampai bulan Maret 2014.
Bahan dan Alat
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 (tiga) jenis
varietas jagung yaitu benih jagung PRG NK603, benih jagung C7,benih jagung DK979,
detergen, plastik transparan, dan air, sumpit, kawat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalahperangkap yellow sticky traps,
perangkap pitt fall traps dengan menggunakan cup aqua,bambu, kawat, jaring, tugal,terpal,
knapsack sprayer (alat semprot punggung), kuas ,cangkul, gembor, meteran,beker glass,
mikroskop,pinset, kalkulator, kamera, label nama, buku kunci identifikasi serangga yaitu
Kalshoven (1981) & Borror (1992) dan alat- alat lainnya yang dibutuhkan selama penelitian.
Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menentukan
titik-titik untuk pemasangan prangkap setiap blok perlakuan, dimana pada setiap blok perlakuan
terdiri dari 4 titik perangkap yellow sticky trap pada baris 2 diantara tanaman ke-25/26 ,
5 titik perangkap pitfall trap bentuk diagonal tanaman baris 2 tanaman ke-8 depan-belakang
pada kiri-kanan plot dan baris 7 tanaman ke-25/26 perangkap sudah diisi larutan air, alkohol
70% dan detergen.
Perangkap dibiarkan selama 3 hari pada plot perlakuan kemudian hama yang
perangkap dan blok perlakuan.Seluruh hama maupun musuh alami di masing-masing plot
perlakuan dikumpulkan, dikelompokkan dan dimasukkan ke dalam botol yang telah diisi
dengan alkohol 70%, selanjutnya diidentifikasi di laboratorium Hama Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada peranggkap yellow trap yang dipasang 4 titik pada tiap plot diberi nomor dimana
no.1 trap di depan, no.2 trap sebelah kanan, no.3 trap sebelah kiri dan no.4 trap di belakang.
Pemasangan yellow trap di lakukan pada tanaman barisan ke-2 anatara tanaman 25-26
dipasang pada bagian depan, belakang, kiri, dan kanan plot. Yellow trap dibiarkan pada plot
lahan selama 3 hari setelah itu diambil prangkap dari lahan kemudian dilakukan identifikasi
dari serangga yang terperangkap di laboratorium. Hasil identifikasi serangga dikumpulkan
berdasarkan dalam 1(satu) plot kemudian dihitung nilai FM, FR, KM, KR dan indeks
keanekaragaman serangga.
Pemasangan pitfall trap dilakukan dengan 5 titik yang dibuat secara diagonal pada tiap
plot. Pitfall trap dipasang pada tanaman barisan ke-2 tanaman ke-8 dari depan-belakang pada
kanana dan kiri plot serata tanaman baris ke-7 antara tanaman 25-26. Pitfall trap dibiarkan
selama 3 hari di plot lahan setelah itu diambil prangkap dari lahan kemudian dilakukan
identifikasi dari serangga yang terperangkap di laboratorium. Hasil identifikasi serangga
dikumpulkan berdasarkan dalam 1(satu) plot kemudian dihitung nilai FM, FR, KM, KR dan
PELAKSANAAN PERCOBAAN
1. Persiapan Lahan
Dilakukannya pengolahan tanah dengan ukuran lahan 67.5m x 67.5m, dimana didalam
lahan tersebut dibentuk 16 plot tanaman sampel pengamatan dengan ukuran plot 10 m x 10 m
dan selebihnya dikelilingi oleh lahan untuk tanaman pinggiran. Lahan tersebut dikelilingi oleh
pagar yang terbuat dari bambu dengan ketinggian 3 m dan dipasang juga paranet pada pagar
tersebut. Ini bertujuan untuk dapat menjaga keamanan hayati baik dari pengaruh lingkungan
dan tidak keluar arel lahan maupun hewan yang dapat merusak dan mengganggu tanaman.
2. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara memasukkan benih ke dalam lubang tanam
sebanyak 2 benih per lubang tanam kemudian ditutup dengan kompos atau pupuk organik.
Jarak tanam jagung adalah 75 cm x 25 cm, unit percobaan 1 plot 100 m2 (10 m x10 m).
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman, penyulaman dan penyiangan .
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada sore hari dan disesuaikan dengan keadaan tanah di
lapangan.
b. Penjarangan
Penjarangan dilakukan dengan mencabut atau memotong bibit yang tumbuh lebih dari
satu, sehingga pada satu lubang tanam hanya satu terdapat bibit yang tumbuh.
c. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma di areal penanaman secara
manual yakni mencabut dengan tangan untuk menghindari kompetisi antara gulma.
a. Pemasangan Pitfall Trap
Perangkap ini dapat digunakan untuk menangkap serangga baik yang aktif pada siang
maupun malam hari dan aktif pada permukaan tanah. Setiap plot dipasang 5 trap pada
titik-titik tertentu. Alat ini dibuat dengan menggunakan gelas plastic (aqua cup) berdiameter 9 cm
dimasukkan ke dalam lubang sehingga permukaan gelas sejajar dengan permukaan tanah.
Setiap gelas plastic dituangkan deterjen sebanyak 150 ml ke dalamnya yang telah dilarutkan
dengan dosis 23 gram ke dalam 25 liter air. Deterjen berfungsi sebagai perekat dimana
serangga yang masuk didalam gelas plastik terperangkap dan tidak bisa keluar lagi. Setelah
dituangkan deterjen kemudian dipasangkan tiang bambu setinggi 25 cm dan dikaitkan
mangkuk plastic diletakkan 3-4 cm di atas permukaan gelas untuk menghindari air hujan
masuk kedalam gelas. Perangkap dibiarkan selama 3-4 hari dan serangga yang tertangkap
dimasukkan dalam kantongan plastik yang sebelumnya diberi label perlakuan kemudian
dibawa ke laboratorium untuk diidentifik
b. Pemasangan Yellow Sticky Trap
Perangkap ini dipasang dengan menggunakan tonggak bambu setinggi 2 m dimana
yellow sticky trap diberi lubang dan digantungkan pada tonggak dengan cara
menempatkannya pada ketinggian sesuai dengan ketinggian kanopi tanaman. Setiap plot
dipasang 4 buah perangkap sesuai arah mata angin (utara-selatan-barat-timur). Perangkap Gambar 1. Pemasangan Pitfall Trap
dibiarkan selama 3-4 hari kemudian perangkap dibukakan dan permukaan perangkap
disemprot dengan alkohol 70% secara merata dan selanjutnya permukaan ditutup dengan
plastic bening. Perangkap yang telah ditutupi dengan plastic bening dibawa ke laboratorium
kemudian dengan menggunakan kuas serangga-serangga tertangkap dimasukkan ke dalam
gelas beker yang telah berisi alkohol.
5. Aplikasi Glifosat
Aplikasi dilakukan 2 tahap yakni : 15-20 hari setelah tanam (dosis 1.08 kg ae/ha)
dengan teknik aplikasinya over the top menggunakan penyemprot biasa dan 40-50 hari setelah
tanam (dosis 0.81 kg ae/ha) dengan teknik aplikasi diarahkan ke gulma.
6. Pengambilan Sampel
a. Pengamatan Metoda Pitfall Trap
Pengamatan ini bertujuan untuk mengamati serangga yang hidup di atas permukaan
tanah. Pengamatan dilakukan pada 5 titik tanaman sampel untuk pemasangan trap dan
dilakukan sebanyak 6 x yakni pada saat umur tanaman 45 hari, 55 hari, 65 hari, 75 hari, 85
hari dan 95 hari.
b. Pengamatan Metoda Yellow Sticky Trap
Pengamatan ini bertujuan untuk menangkap dan mengamati serangga penghuni kanopi
dengan menempatkan perangkap ke pancang kayu di tingkat kanopi tanaman. Pengamatan ini Gambar 2. Pemasangan Yellow Sticky Trap
dilakukan pada 4 titik tanaman sampel untuk pemasangan trap dan dilakukan sebanyak 6 x
yakni pada saat umur tanaman 45 hari, 55 hari, 65 hari, 75 hari, 85 hari dan 95 hari.
7. Pengamatan Parameter
Setelah serangga dipermukaan tanah dan diatas permukaan tanah yang terperangkap
dikumpulkan kemudian diidentifikasi maka dapat dihitung Nilai FM, FR, KM dan KR dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
a. Frekuensi Mutlak (FM)
Frekuensi mutlak menunjukkan jumlah kesering hadiran suatu serangga tertentu yang
ditemukan pada habitat tiap pengamatan yang dinyatakan secara mutlak.
b. Frekuensi Relatif (FR)
Frekuensi relatif menunjukkan kesering hadiran suatu serangga pada habitat dan dapat
menggambarkan penyebaran jenis serangga tersebut.
FR = FM x 100 %
∑ FM
FR = Nilai FM suatu jenis individu pada setiap pengamatan x 100 %
Jumlah Pengangamatan yang dilakukan
c. Kerapatan Mutlak (KM)
Kerapatan mutlak menunjukkan jumlah serangga yang ditemukan pada habitat yang
dinyatakan secara mutlak.
d. Kerapatan Relatif (KR)
KR = KM x 100 %
∑ KM
KR = Jumlah individu suatu jenis dalam setiap penangkapan x 100 %
e. Indeks keanekaragaman jenis Serangga permukaan tanah dan diatas permukaan tanah
Untuk membandingkan tinggi rendahnya keanekaragaman jenis Hama dan Musuh
Alamidigunakan indeks Shanon-Weiner (H`) dengan rumus :
H` = -Σ pi In pi (Michael, 1995).
Dimana :
pi = perbandingan jumlah individu suatu jenis dengan keseluruhan jenis.
pi = ni/N
ni = jumlah individu jenis ke-i
N = jumlah total individu semua jenis
Dengan kriteria indeks keanekaragaman (H`) sebagai berikut :
Keragaman jenis rendah bila H = < 1 (kondisi lingkungan tidak stabil)
Keragaman jenis sedang bila H = 1-3 (Kondisi lingkungan sedang)
Keragaman jenis tinggi bila H = > 3 (Kondisi lingkungan stabil)
f. Analisis kandungan unsur hara nitrogen (N) dan karbon (C) pada tanaman dan tanah.
- Analisis kandungan unsur nitrogen (N) dan karbon (C) dari tanaman jagung.
Diambil sampel daun yang akan dianalisis kandungan unsur hara nitrogen dan karbon
dari tiap-tiap plot perlakuan. Daun yang diambil dibawa ke laboratorium untuk dianalisis
kandungan nitrogen dan karbon. Analisis C/N daun dilakukan pada umur tanaman 75 HST
masa awal pembentukan buah.
- Analisis kandungan unsur nitrogen (N) dan karbon (C) dari tanah.
Diambil sampel tanah yang akan dianalisis kandungan unsur hara nitrogen dan karbon
kandungan nitrogen dan karbon. Analisis C/N daun dilakukan pada umur tanaman 75 HST
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah serangga varietas tanaman jagung PRG NK603 aplikasi Glyfosat
Dari hasil analisis tanah dan daun varietas tanaman jagung PRG NK603 aplikasi
Glyfosat diperoleh sebagai berikut pada tabel 1 :
Tabel 1. Analisis tanah dan daun perlakuan jagung PRG NK603 aplikasi Glyfosat
Jenis analisis Parameter
C-organik (%) N-Total (%) C/N (%)
Tanah 1,61 0,13 12,38
Daun 2,05 2,52 0,81
Tabel 2. Interaksi Trofik jenis serangga pada pertanaman varietas jagung PRG NK603 perlakuan aplikasi glyfosat.
Tanaman jagung PRG NK 603 perlakuan aplikasi glyfosat
Serangga Pengganggu Tanaman (Hama)
No ordo Family jumlah serangga
1 Coleoptera Chrysomelidae 122
2 Diptera Agromyzidae 23
Drosophilidae 55
Muscidae 48
3 Homoptera Delphacidae 377
Cicadellidae 39
1 Coleoptera Staphylinidae 53
Carabidae 170
Gryrinidae 97
Coccilinedae 146
2 Dermagtera Chelisididae 150
3 Hemiptera Geocoridae 26
4 Hymenoptera Formicidae 460
5 Odonata Gomphidae 53
Dari hasil analisis pada perlakuan varietas tanaman jagung PRG NK603 aplikasi
glyfosat diperoleh bahwa dari 12,38% kandungan C/N yang mampu diserap tanaman
sebanyak 0,81% kandungan C/N dari tanah.
Data interaksi trofik jenis serangga yang terdapat pada varietas tanaman jagung PRG
NK603 aplikasi glyfosat sangat sedikit jumlah keberadan serangga hama dan predator. Hal ini
terjadi karena kandungan tanaman C/N yang sangat rendah yaitu 0,81 % lebih besar
kandungan C/N tanah yaitu 12,38 %. Dengan kondisi C/N yang rendah ini jumlah nutrisi
tanaman sangat sedikit sehingga keberadaan serangga hama tidak banyak jumlahnya pada
areal jagung PRG NK603 aplikasi glifosat dan serangga predator sedikit jumlahnya karena
sumber makanan pada areal pertanaman PRG NK603 tidak banyak jumlahnya.
Dari interaksi trofik jenis serangga pada varietas PRG NK603 aplikasi glyfosat yang
diperoleh bahwa ada serangga yang merusak tanaman (hama) dan serangga peredator. Jumlah
serangga hama terdapat 1785 populasi yang terbagi pada 6 ordo 15 famili yaitu ordo
coleoptera (crysomelidae), diptera (agromyzidae, drosophillidae, muscidae), homoptera
(delphacidae, cicadellidae), hemiptera (alydidae, coroxidae, pentatomidae), lepidoptera
(noctuidae), orthoptera (acrididae, grylotalpidae, grylidae, tetrigidae, tetrigonidae). Jumlah
serangga hama yang tertinggi ordo orthoptera famili grylidae 536 populasi.
Untuk jumlah serangga predator pada varietas PRG NK603 aplikasi glyfosat terdapat
1155 populasi yang terbagi pada 5 ordo 8 famili yaitu ordo coleoptera (staphylinidae,
carabidae, grynidae, coccilinidae), dermagtera (chelisididae), hemiptera (geocoridae),
hymenoptera (formicidae), odonata (gomphidae). Jumlah serangga predator tertinggi ordo
hymenoptera famili formicidae 395 populasi.
Pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung PRG NK603 dengan
Dari pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung PRG NK603 dengan
perlakuan aplikasi glyfosat diatas, maka diperoleh indeks keanekaragaman jenis serangga
sebagai berikut :
Tabel 4. Indeks keanekaragaman serangga pada perlakuan varietas PRG NK603 aplikasi glyfosat
No Nama Serangga Total Pi ln pi H'
Ordo Famili
1 Coleoptera Coccilinedae 146 0,043208 -3,14173 0,135748
Carabidae 170 0,050311 -2,98954 0,150406
Chrysomelidae 122 0,036105 -3,32131 0,119917
Gryrinidae 97 0,028707 -3,55062 0,101927
Staphylinidae 53 0,015685 -4,15504 0,065172
2 Dermagtera Chelisididae 150 0,044392 -3,1147 0,138267
3 Diptera Acartophthalmidae 35 0,010358 -4,56999 0,047336
Agromyzidae 23 0,006807 -4,98984 0,033965
Calliophoridae 30 0,008878 -4,72414 0,041943
Drosophilidae 55 0,016277 -4,118 0,067029
Sarcophagidae 26 0,007695 -4,86724 0,037451
Muscidae 48 0,014205 -4,25413 0,060432
4 Hemiptera Geocoridae 26 0,007695 -4,86724 0,037451
Corixidae 133 0,039361 -3,23499 0,127331
Alydidae 57 0,016869 -4,08228 0,068864
Pentatomidae 56 0,016573 -4,09998 0,067949
5 Homoptera Delphacidae 377 0,111571 -2,19309 0,244686
Cicadellidae 39 0,011542 -4,46177 0,051497
6 Hymenoptera Icheneumonidae 140 0,041432 -3,18369 0,131908
Braconidae 31 0,009174 -4,69135 0,04304
Formicidae 460 0,136135 -1,99411 0,271468
Tiphiidae 146 0,043208 -3,14173 0,135748
Scelionidae 31 0,009174 -4,69135 0,04304
7 Orthoptera Acrididae 85 0,025155 -3,68268 0,092639
Pada perlakuan varietas PRG NK603 aplikasi glyfosat terdapat 9 ordo dengan
33 famili dengan jumlah serangga 3379 populasi. Berdasarkan jumlah serangga tersebut maka
varietas PRG NK603 perlakuan aplikasi glyfosat diperoleh nilai Kerapatan Mutlak (KM)
tertinggi pada serangga Gryllidae dengan Kerapatan Relatif (KR) 16,691 %, dimana serangga
Gryllidae sering muncul pada plot perlakuan yaitu 564 populasidan nilai terendah Kerapatan
Mutlak (KM) pada serangga agromizydae dengan Frekuensi Mutlak (FM) 0,681% dimana
terdapat 23 populasi.
Pada perlakuan varietas PRG NK603 aplikasi glyfosat terdapat 9 ordo dengan
33 famili dengan jumlah populasi serangga 3379 seranggadiperoleh bahwa indeks
keanekaragaman serangga dalam kondisi lingkungan sedang dimana nilai H’ = 2,950309
sebab nilai Keragaman jenis berada pada H’ = 1-3. Hal ini sesuai dengan literatur Michael
(1995) yang menyatakan bahwa Keragaman jenis sedang bila H’ = 1-3 (Kondisi lingkungan
sedang).
Data jenis serangga yang terdapat pada varietas tanaman jagung PRG NK603 aplikasi
glyfosat indeks keanekaragaman pada kondisi sedang. Indeks keanekaragaman serangga ini
dengan kondisi sedang diperoleh karena jagung varietas PRG NK603 sudah diaplikasi
glyfosat memiliki kandungan tanaman C/N yang sangat rendah yaitu 0,81 % lebih besar
kandungan C/N tanah yaitu 12,38 %. Dengan kondisi C/N yang rendah ini jumlah nutrisi
tanaman sangat sedikit sehingga serangga hama tidak banyak jumlahnya pada areal jagung
PRG NK603 aplikasi glifosat dan serangga predator juga karena sedikitnya ketersediaan
makanan. Hal ini sesuai dengan literatur AAK (1993) yang menyatakan bahwa makanan
adalah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan banyaknya hewan dan tempat ia
hidup (penyebarannya).
Dari hasil analisis tanah dan daun varietas tanaman jagung PRG NK603 disiangi
manual diperoleh sebagai berikut pada tabel 5 :
Tabel 5. Analisis tanah dan daun perlakuan jagung PRG NK603 disiangi manual
Jenis analisis Parameter
C-organik (%) N-Total (%) C/N (%)
Tanah 1,46 0,13 11,23
Daun 1,54 2,38 0,65
Tabel 6. Skema Interaksi Trofik jenis serangga pada pertanaman varietas jagung PRGNK603 perlakuan penyiangan manual.
Tanaman jagung PRG NK 603 perlakuan penyiangan manual
Serangga pengganggu tanaman (Hama)
No ordo Family Jumlah serangga
1 Coleoptera Chrysomelidae 125
2 Diptera Agromyzidae 20
Drosophilidae 59
Muscidae 27
3 Homoptera Delphacidae 385
Cicadellidae 40
1 Coleoptera Staphylinidae 59
Carabidae 194
Gryrinidae 103
Coccilinedae 161
2 Dermagtera Chelisididae 164
3 Hemiptera Geocoridae 41
4 Hymenoptera Formicidae 378
5 Odonata Gomphidae 56
Data interaksi trofik jenis serangga yang terdapat pada varietas tanaman jagung PRG
NK603 disiangi manual jumlah keberadan serangga hama dan predator lebih besar
dibandingkan perlakuan aplikasi glyfosat. Kandungan C/N tanah 11,23 dan daun 0,65% pada
varietas PRG NK603 disiangi manual ini lebih sedikit dibandingkan PRG NK603 aplikasi
glyfosat. Hal ini berarti kesuburan tanah dan tanaman tidak mempengaruhi jumlah serangga
tetapi senyawa kimia dari aplikasi glyfosat yang mempengaruhi jumlah serangga. Hal ini
sesuai dengan literature Pedigo (1991) yang menyatakan bahwa Respon serangga terhadap
tanaman disebabkan oleh dua aspek, yaitu karakteristik morfologi dan karakteristik fisiologi
tanaman. Karakteristik morfologi meliputi ukuran, bentuk, warna daun. Karakteristik fisiologi
meliputi bahan kimia hasil dari proses metabolisme primer dan metabolisme sekunder pada
tanaman.
Dari interaksi trofik jenis serangga pada varietas PRG NK603 disiangi manual yang
diperoleh jumlah serangga hama terdapat 1831 populasi yang terbagi pada 6 ordo 15
famili yaitu ordo coleoptera (crysomelidae), diptera (agromyzidae, drosophillidae, muscidae),
homoptera (delphacidae, cicadellidae), hemiptera (alydidae, coroxidae, pentatomidae),
lepidoptera (noctuidae), orthoptera (acrididae, grylotalpidae, grylidae, tetrigidae,
tetrigonidae). Jumlah serangga hama yang tertinggi pada ordo orthoptera famili grylidae 566
populasi.
Untuk jumlah serangga predator pada varietas PRG NK603 disiangi manual terdapat
1156 populasi yang terbagi pada 5 ordo 8 famili yaitu ordo coleoptera (staphylinidae,
carabidae, grynidae, coccilinidae), dermagtera (chelisididae), hemiptera (geocoridae),
hymenoptera (formicidae), odonata (gomphidae). Jumlah serangga predator tertinggi pada
Pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung PRG NK603 dengan
perlakuan disiangi manual diperoleh sebagai berikut :
Tabel 7. Jumlah Serangga varietas tanaman jagung PRG NK603 disiangi manual
Dari hasil Pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung PRG NK603
dengan perlakuan disiangi manual diatas, maka diperoleh indeks keanekaragaman serangga
sebagai berikut :
Tabel 8. Indeks keanekaragaman serangga pada perlakuan varietas PRG NK603 disiangi manual
No Nama Serangga Total Pi ln pi H'
Ordo Famili
1 Coleoptera Coccilinedae 161 0,046545 -3,06733 0,14277
Carabidae 194 0,056086 -2,88088 0,161576
Chrysomelidae 125 0,036138 -3,32042 0,119992
Gryrinidae 103 0,029777 -3,51401 0,104638
Staphylinidae 59 0,017057 -4,0712 0,069442
2 Dermagtera Chelisididae 164 0,047413 -3,04887 0,144555
3 Diptera Acartophthalmidae 40 0,011564 -4,45986 0,051574
Agromyzidae 20 0,005782 -5,153 0,029795
Calliophoridae 36 0,010408 -4,56522 0,047513
Drosophilidae 59 0,017057 -4,0712 0,069442
Sarcophagidae 60 0,017346 -4,05439 0,070328
Muscidae 27 0,007806 -4,8529 0,03788
4 Hemiptera Geocoridae 41 0,011853 -4,43516 0,052571
Corixidae 131 0,037872 -3,27354 0,123976
Alydidae 63 0,018213 -4,0056 0,072955
Pentatomidae 64 0,018502 -3,98985 0,073822
5 Homoptera Delphacidae 385 0,111304 -2,19549 0,244367
Cicadellidae 40 0,011564 -4,45986 0,051574
6 Hymenoptera Icheneumonidae 108 0,031223 -3,4666 0,108237
Braconidae 34 0,009829 -4,62237 0,045435
Formicidae 378 0,10928 -2,21384 0,241929
Tiphiidae 157 0,045389 -3,09249 0,140364
Scelionidae 37 0,010697 -4,53782 0,04854
7 Orthoptera Acrididae 92 0,026597 -3,62695 0,096467
Pada pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung PRG NK603 disiangi
manual diperoleh nilai Kerapatan Relatif (KR) tertinggi pada serangga Gryllidae dengan
Frekuensi Mutlak (FM) 16,363 %.dimanaGryllidae sering muncul pada plot perlakuan yaitu
566 populasi dan nilai terendah Kerapatan Relatif (KR) pada serangga agromizydae dengan
Frekuensi Mutlak (FM) 0,578% dimana terdapat 20 populasi.
Pada perlakuan varietas PRG NK603 disiangi manual terdapat 9 ordo dengan 33
famili dengan jumlah populasi serangga 3459 serangga diperoleh bahwa indeks
keanekaragaman serangga dalam kondisi lingkungan stabil dimana nilai H = 3,006432
sebab nilai Keragaman jenis berada pada H = >3. Hal ini sesuai dengan literatur Michael
(1995) yang menyatakan bahwa Keragaman jenis sedang bila H = > 3 (Kondisi lingkungan
setabil).
Data jumlah jenis serangga yang terdapat pada varietas tanaman jagung
PRG NK603 disiangi manual lebih tinggi dibandingkan aplikasi glyfosat. Kandungan C/N
jagung PRG NK603 disiangi manual dan aplikasi glyfosat tidak jauh berbeda, tapi indeks
keanekaragaman disiangi manual kondisi stabil H’ > 3 sedangkan aplikasi glifosat kondisi
sedang H’ = 2,95. Hal ini karena adanya senyawa kimia glyfosat yang tidak disukai serangga.
Hal ini sesuai dengan literature Pedigo (1991) yang menyatakan bahwa Respon serangga
terhadap tanaman disebabkan oleh dua aspek, yaitu karakteristik morfologi dan karakteristik
fisiologi tanaman. Karakteristik morfologi meliputi ukuran, bentuk, warna daun dan ada atau
tidaknya sekresi glandular yang menentukan tingkat penerimaan atau pemanfaatan oleh
serangga. Karakteristik fisiologi meliputi bahan kimia hasil dari proses metabolisme primer
Jumlah serangga varietas tanaman jagung C7 disiangi manual
Dari hasil analisis tanah dan daun perlakuan varietas tanaman jagung C7 disiangi
manual diperoleh sebagai berikut pada tabel 9 :
Tabel 9. Analisis tanah dan daun perlakuan jagung C7 disiangi manual
Jenis analisis Parameter
C-organik (%) N-Total (%) C/N (%)
Tanah 1,22 0,14 8,71
Daun 6,16 2,10 2,93
Tabel 10. Skema Interaksi Trofik jenis serangga pada pertanaman varietas jagung C7 perlakuan penyiangan manual.
Tanaman jagung C7 penyiangan manual
Serangga pengganggu tanaman (Hama)
No ordo Family Jumlah serangga
1 Coleoptera Chrysomelidae 112
2 Diptera Agromyzidae 21
Drosophilidae 70
Muscidae 65
3 Homoptera Delphacidae 362
Cicadellidae 65
1 Coleoptera Staphylinidae 172
Carabidae 216
Gryrinidae 59
Coccilinedae 112
2 Dermagtera Chelisididae 145
3 Hemiptera Geocoridae 45
4 Hymenoptera Formicidae 403
5 Odonata Gomphidae 63
Dari hasil pengujian varietas jagung C7 penyiangan manual tersebut tampak bahwa
terdapat adanya interaksi trofik serangga hama dan predator. Kepadatan jumlah serangga
hama terdapat 1945 populasi dan serangga predator 1215 populasi. Keberadaan hama dan
predator tidak signifikan karena terjadi kompetisi untuk mempertahankan diri. Hal ini sesuai
literatur krebs (1978) yang menyatakan persaingan tetap terjadi juga bila
organisme-organisme itu memanfaatkan sumber makanan untuk bertahandan yang satu menyerang yang
lain atau sebaliknya.
Dari pengamatan seluruh jumlah serangga pada jagung varietas C7 penyiangan
manual yang diperoleh bahwa ada serangga yang merusak tanaman (hama) dan serangga
peredator. Jumlah serangga hama terdapat 1945 populasi yang terbagi pada 6 ordo 15 famili
yaitu ordo coleoptera (crysomelidae), diptera (agromyzidae, drosophillidae, muscidae),
homoptera (delphacidae, cicadellidae), hemiptera (alydidae, coroxidae, pentatomidae),
lepidoptera (noctuidae), orthoptera (acrididae, grylotalpidae, grylidae, tetrigidae,
tetrigonidae). Banyaknya jumlah serangga tersebut dikarenakan tingkat kesuburan tanah dan
nutrisi tanaman yang sangat tinggi dimana nilai C/N tanaman (daun) 2,93%. Jumlah serangga
hama tertinggi ordo orthoptera famili grylidae 564 populasi.
Pada jagung varietas C7 disiangi manual untuk jumlah serangga predator tertinggi
dari semua varietas yaitu terdapat 1215 populasi yang terbagi pada 5 ordo 8 famili yaitu ordo
coleoptera (staphylinidae, carabidae, grynidae, coccilinidae), dermagtera (chelisididae),
hemiptera (geocoridae), hymenoptera (formicidae), odonata (gomphidae). Tingginya jumlah
predator karena banyaknya jumlah serangga hama yang menjadi sumber makanan dari
predator. Jumlah serangga predator yang tertinggi ordo hymenoptera famili formicidae 403
Pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung C7 dengan perlakuan
disiangi manual diperoleh sebagai berikut :
Tabel 11. Jumlah Serangga varietas tanaman jagung C7 disiangi manual.
Dari hasil Pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung C7 dengan
perlakuan disiangi manual diatas, maka diperoleh indeks keanekaramana jenis serangga
sebagai berikut :
Tabel 12. Indeks keanekaragaman serangga pada perlakuan varietas C disiangi manual
No Nama Serangga Total Pi ln pi H'
Ordo Famili
1 Coleoptera Coccilinedae 172 0,047357 -3,05004 0,14444
Carabidae 216 0,059471 -2,82226 0,167844
Chrysomelidae 112 0,030837 -3,47904 0,107283
Gryrinidae 112 0,030837 -3,47904 0,107283
Staphylinidae 59 0,016244 -4,12 0,066927
2 Dermagtera Chelisididae 145 0,039923 -3,2208 0,128584
3 Diptera Acartophthalmidae 40 0,011013 -4,50866 0,049655
Agromyzidae 21 0,005782 -5,15302 0,029794
5 Homoptera Delphacidae 362 0,09967 -2,30589 0,229828
Cicadellidae 65 0,017896 -4,02315 0,072
6 Hymenoptera Icheneumonidae 111 0,030562 -3,48801 0,106599
Braconidae 28 0,007709 -4,86533 0,037508
Formicidae 403 0,110958 -2,1986 0,243953
Tiphiidae 148 0,040749 -3,20033 0,13041
Scelionidae 45 0,01239 -4,39088 0,054402
7 Orthoptera Acrididae 116 0,031938 -3,44395 0,109994
Pada pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung C7 disiangi manual
diperoleh nilai Kerapatan Mutlak (KM) tertinggi pada serangga Gryllidae dengan Frekuensi
Mutlak (FM) 15,499 % dimana serangga Gryllidae sering muncul pada plot perlakuan yaitu
564 populasi dan nilai terendah Kerapatan Mutlak (KM) pada serangga agromizydae dengan
Frekuensi Mutlak (FM) 0,577% dimana terdapat 21 populasi.
Pada perlakuan varietas tanaman jagung C7 disiangi manual terdapat 9 ordo dengan
33 famili dengan jumlah populasi serangga 3632 serangga diperoleh bahwa indeks
keanekaragaman serangga dalam kondisi lingkungan stabil dimana nilai H = 3,051692
sebab nilai Keragaman jenis berada pada H = >3. Hal ini sesuai dengan literatur Michael
(1995) yang menyatakan bahwa Keragaman jenis sedang bila H = > 3 (Kondisi
lingkungan setabil). Dengan kondisi stabil ini berarti ekosistem yang ada dalam kondisi yang
baik (stabil).
Data jenis serangga yang terdapat pada varietas tanaman jagung C7 disiangi manual
indeks keanekaragaman pada kondisi setabil. Dimana serangga yang terdapat pada area
pertanaman terdapat jenis serangga penggangu tanaman (hama) yang terpenuhi makanan dari
tanaman jagung memiliki nutrisi tanaman yang tinggi dimana C/N tanaman (daun) 2,93%
serta tingkat kesuburan tanah untuk unsur hara C/N 8,71% untuk dapat memenuhi kebutuhan
tanaman jagung dan jumlah serangga musuh alami (predator) karena keberadaan serangga
hama sebagai sumber makanan. Hal ini sesuai dengan literatur Michael (1995) Untuk dapat
mengenal makhluk hidup dapat dilakukan melalui pengamatan ciri-ciri morfologi, habitat,
Jumlah serangga varietas tanaman jagung DK979 disiangi manual
Dari hasil analisis tanah dan daun perlakuan varietas tanaman jagung DK979 disiangi
manual diperoleh sebagai berikut pada tabel 13 :
Tabel 13. Analisis tanah dan daun perlakuan jagung DK979 disiangi manual
Jenis analisis Parameter
C-organik (%) N-Total (%) C/N (%)
Tanah 1,61 0,12 13,42
Daun 2,22 2,52 0,88
Tabel 14. Skema Interaksi Trofik jenis serangga pada pertanaman varietas jagung DK979 perlakuan penyiangan manual.
Tanaman jagung DK 979 perlakuan penyiangan manual
Serangga pengganggu tanaman (Hama)
No ordo Family Jumlah serangga
1 Coleoptera Chrysomelidae 104
2 Diptera Agromyzidae 16
Drosophilidae 82
Muscidae 68
3 Homoptera Delphacidae 304
Cicadellidae 67
1 Coleoptera Staphylinidae 65
Carabidae 210
Gryrinidae 126
Coccilinedae 162
2 Dermagtera Chelisididae 139
3 Hemiptera Geocoridae 53
4 Hymenoptera Formicidae 395
Dari hasil pengujian varietas jagung DK979 perlakuanpenyiangan manual tersebut
tampak bahwa terdapat adanya interaksi trofik serangga hama dan predator. Kepadatan
jumlah serangga hama terdapat 1862 populasi dan serangga predator 1208 populasi. Selain
karena sumber makanan, kompetisi, persaingan keberadaan serangga hama dan predator juga
bias berrpengaruh terhadap organisme pemikat lain dan cahaya maupun warna. Hal ini sesuai
dengan literatur Gillot (1982) yang menyatakan perkembangan dan reproduksi serangga dapat
dipengaruhi berbagai faktor abiotik. Faktor ini mungkin menunjukkan pengaruhnya pada
serangga baik secara langsung maupun tidak langsung. (Melalui pengaruhnya pada organisme
lain) dan pada batas pendek atau jauh (cahaya, sebagai contoh, mungkin menimbulkan efek
yang cepat pada orientasi serangga saat mencari makanan, dan banyak menyebabkan
perubahan pada fisiologi serangga dalam antisipasi kondisi yang merugikan pada beberapa
bulan kedepannya).
Dari pengamatan seluruh jumlah serangga pada jagung varietas DK979 penyiangan
manual yang diperoleh bahwa ada serangga yang merusak tanaman (hama) dan serangga
peredator. Jumlah serangga hama terdapat 1864 populasi yang terbagi pada 6 ordo 15 famili
yaitu ordo coleoptera (crysomelidae), diptera (agromyzidae, drosophillidae, muscidae),
homoptera (delphacidae, cicadellidae), hemiptera (alydidae, coroxidae, pentatomidae),
lepidoptera (noctuidae), orthoptera (acrididae, grylotalpidae, grylidae, tetrigidae,
tetrigonidae).
Pada jagung varietas DK979 disiangi manual untuk jumlah serangga predator yaitu
terdapat 1208 populasi yang terbagi pada 5 ordo 8 famili yaitu ordo coleoptera (staphylinidae,
carabidae, grynidae, coccilinidae), dermagtera (chelisididae), hemiptera (geocoridae),
Pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung DK979 dengan perlakuan
disiangi manual diperoleh sebagai berikut :
Tabel 15. Jumlah Serangga varietas tanaman jagung DK979 disiangi manual.
Dari hasil Pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung DK979 dengan
perlakuan disiangi manual diats, maka diperoleh indeks keanekaragaman jenis serangga
sebagai berikut :
Tabel 16. Indeks keanekaragaman serangga pada perlakuan varietas DK979 disiangi manual
No Nama Serangga Total Pi ln pi H'
Ordo Famili
1 Coleoptera Coccilinedae 162 0,045557 -3,0888 0,140716
Carabidae 210 0,059055 -2,82928 0,167084
Chrysomelidae 104 0,029246 -3,532 0,103298
Gryrinidae 126 0,035433 -3,34011 0,11835
Staphylinidae 65 0,018279 -4,002 0,073152
2 Dermagtera Chelisididae 139 0,039089 -3,24192 0,126723
3 Diptera Acartophthalmidae 67 0,018841 -3,9717 0,074832
agromyzidae 16 0,004499 -5,4038 0,024314
5 Homoptera Delphacidae 304 0,085489 -2,45936 0,210249
Cicadellidae 67 0,018841 -3,9717 0,074832
6 Hymenoptera Icheneumonidae 110 0,030934 -3,47591 0,107523
Braconidae 42 0,011811 -4,43872 0,052426
Formicidae 395 0,11108 -2,19751 0,244099
Tiphiidae 128 0,035996 -3,32436 0,119662
Scelionidae 49 0,01378 -4,28457 0,059039
7 Orthoptera Acrididae 137 0,038526 -3,25641 0,125458
Pada pengamatan jumlah serangga pada varietas tanaman jagung DK979 disiangi
manual diperoleh nilai Kerapatan Mutlak (KM) tertinggi pada serangga Gryllidae dengan
Frekuensi Mutlak (FM) 15,073 %. Hal ini berarti bahwa serangga Gryllidae sering muncul
pada plot perlakuan yaitu 536 populasidan nilai terendah Kerapatan Mutlak (KM) pada
serangga agromizydae dengan Frekuensi Mutlak (FM) 0,450% dimana terdapat 16 populasi.
Pada perlakuan varietas tanaman jagung DK979 disiangi manual diperoleh bahwa
terdapat 9 ordo dengan 33 famili dengan jumlah populasi serangga 3556 serangga diperoleh
bahwa indeks keanekaragaman serangga dalam kondisi lingkungan stabil dimana nilai H =
3,082916 sebab nilai Keragaman jenis berada pada H = >3. Hal ini sesuai dengan literatur
Michael (1995) yang menyatakan bahwa Keragaman jenis sedang bila H = > 3 (Kondisi
lingkungan setabil).
Kelimpahan jenis serangga pada varietas DK979 disiangi manual baik serangga
pengganggu tanaman (hama), predator, parasitoid dan serangga jenis lainnya ketika
pengambilan data serangga juga bisa dipengaruhi oleh umur tanaman, waktu pengambilan
sampel, keadaan habitat dan pengaruh lainnya. Hal ini sesuai dengan literatur Rizali dkk,
(2002) yang menyatakan bahwa Kelimpahan individu dan kekayaan spesies serangga
diperoleh pada setiap lahan saat melakukan penelitian keanekaragaman akan jelas terlihat
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa
faktor yang saling berkaitan yaitu: umur tanaman, keadaan cuaca saat pengambilan sampel,
waktu pengambilan sampel dan keadaan habitat di sekitar tanaman (penggunaan tanaman
penutup tanah).
Pada jenis serangga yang ada pada varietas tanaman jagung DK979 disiangi manual
terjadi interaksi antar serangga pada level komunitas, banyak terdapat variasi pada setiap level
sehingga interaksi yang terjadi sangat rumit dan kompleks. Kegiatan pertanian mempengaruhi
kuantitas dan tipe interaksi di antara organisme karena kegiatan pertanian tersebut pada
umumnya mengurangi komposisi dan diversitas spesies.
Berdasarkan jenis serangga pada seluruh varietas yang di uji, maka dapat di
klasifikasikan status fungsi serangga tersebut sebagai berikut :
Tabel 17. Status fungsi serangga pada beberapa varietas jagung yang di uji.
Serangga Merugikan Parasitoid Predator Serangga Berguna
I. Coleoptera I. Hymenoptera I. Coleoptera I. Diptera
a. Chrysomelidae a. Scelionidae a. Coccinelidae a. Calliophoridae b. Braconidae b. Staphylidae b. Sarcophagidae
c. Tiphiidae c. Carabidae c. Acartophthalmidae
d. Ichneumonidae d. Gryrinidae
II. Orthoptera II. Hymenoptera
a. Acrididae a. Formicidae
III. Diptera III. Hemiptera
a. Agromyzidae a. Geocoridae
b. Muscidae c. Drosophillidae
IV. Hemiptera IV. Odonata
a. Alydidae a. Gomphidae
b. Pentatomidae c. Corixidae
V. Homoptera V. Dermaptera
a. Delphacidae Chelisididae
b. Cicadellidae
VI. Lepidoptera
a. Noctuidae
Pada uji beberapa varietas jagung yang telah diperoleh bahwa serangga yang
7ordo dengan 15 famili dimana ada serangga Parasitoid, Predator, dan serangga yang berguna
sebagai membantuh penyerbukan.
Dari semua varietas tanaman jagung jenis serangga yang paling muncul ordo
Orthopteraserangga Gryllidae. Serangga ini hidup pada permukaan dan dalam tanah dan
merupakan serangga yang merugikan yang merusak akar tanaman untuk memperoleh makana.
Dari hasil pengujian beberapa varietas jagung tersebut tampak bahwa terdapat adanya
keseimbangan ekosistem diantara serangga yang ada pada areal pertanaman. Hal ini terlihat
karena terdapat serangga yang merugikan (hama) dengan serangga yang menguntungkan
seperti : parasitoid, predator dan serangga berguna pada tiap varietas tanaman jagung yang
diuji. Hal ini sesuai dengan literatur Putra (1994) setiap serangga mempunyai sebaran khas
yang dipengaruhi oleh biologi serangga, habitat dan kepadatan populasi.
Dari 2 teknik perangkap serangga yang dilakukan pada tiap areal varietas tanaman
jagung diperoleh bahwa serangga yang terperangkap paling banyak terjadi pada perangkap
kuning (yellow trap) dibandingkan perangkap stiky trap. Hal ini terjadi karena serangga
tertarik pada warna kuning dari perangkap yang dipasang pada kanopi tanaman jagung.
Tingkat kesuburan tanah sangat cukup dimana dari semua arel tanaman varietas
jagung yang diuji memiliki kandungan unsur hara C/N yang berada dibawa 20, dimana pada
tanah proses penguraian oleh mikroorganisme baik dan penyerapan unsur hara tanah ke
KESIMPULAN
1. Varietas PRG NK603, C7, dan DK979 tiap perlakuan mengalami interaksi trofik antara
serangga hama dan predator.
2. Jumlah serangga yang tertinggi terdapat pada perlakuan varietas C7 disiangi manual
dengan jumlah 3632 populasi dan jumlah serangga terendah pada perlakuan PRG NK603
aplikasi glyfosat dengan jumlah 3379 populasi.
3. Varietas tanaman jagung PRG NK603,C7, dan DK979 disiangi manual terjadi memiliki
kesetabilan ekosistem tiap areal pengujian dengan indeks keanekaragaman serangga dalam
kondisi lingkungan setabil dimana nilaiH > 3.
4. Pada arel tanaman jagung varietas PRG NK603 perlakuan glyfosat indeks keanekaragaman
serangga dalam kondisi lingkungan sedang dimana nilai H = 2,950309.
5. Pada tiap varietas jagung diperoleh bahwa serangga hama terdiri dari 6 ordo dengan 15
famili dan serangga predator terdiri dari 5 ordo dengan 8 famili.
6. Jumlah serangga hama tertinggi pada jagung varietas C7 disiangi manual dengan jumlah
1945 populasi dan serangga hama terendah pada varietas PRG NK603 aplikasi glyfosat
dengan jumlah 1785 populasi.
7. Jumlah serangga predator tertinggi pada jagung varietas C7 disiangi manual dengan jumlah
1215 populasi dan serangga predator terendah pada jagung PRG NK603 aplikasi glyfosat
1155 populasi.
8. Tingkat kesuburan tanah dan nutrisi tanaman yang paling tinggi pada jagung varietas C7
dan yang terendah jagung varietas PRG NK603 disiangi manual.
9. Serangga yang tertangkap lebih banyak terdapat pada perangkap diatas permukaan tanah