• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem informasi akuntasi pengendalian anggaran :studi kasus, Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Cabang Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem informasi akuntasi pengendalian anggaran :studi kasus, Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Cabang Tangerang"

Copied!
258
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SISTEM INFORM (Studi Kasus: Bank

PRO FA UNIVERSITA

RMASI AKUNTANSI PENGENDALIAN A ank Tabungan Negara (BTN) Syariah Caban

Oleh : YAYU SUDASIH

106093003163

ROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI ITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATU

JAKARTA 2011 M/1432 H

ANGGARAN ang Tangerang)

(3)

ii

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGENDALIAN ANGGARAN (Studi Kasus: Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Cabang Tangerang)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh : YAYU SUDASIH

106093003163

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(4)
(5)
(6)

v ABSTRAKSI

Yayu Sudasih – 106093003163, “Sistem Informasi Akuntansi Pengendalian Anggaran (Studi Kasus: Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Cabang Tangerang)”. (Dibawah bimbingan NUR AENI HIDAYAH dan NIA KUMALADEWI).

Setiap perusahaan memiliki anggaran untuk mendukung kegiatan operasionalnya dan untuk mencapai tujuan perusahaan. Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Cabang Tangerang adalah salah satu lembaga keuangan yang selalu mengontrol pemakaian anggaran yang mendukung kegiatan operasionalnya, karena besar kecilnya pemakaian anggaran sangat menentukan kemajuan BTN Syariah Cabang Tangerang. Pada saat ini BTN Syariah Cabang Tangerang melakukan proses pengendalian anggaran secara semi komputerisasi dengan menggunakan aplikasi spreadsheet, mulai dari pencatatan anggaran sampai pada pelaporan realisasi anggarannya. Sistem yang berjalan pada saat ini belum menghasilkan laporan yang sesuai dengan kebutuhan BTN Syariah Cabang Tangerang dan beresiko menimbulkan kendala, terutama dalam proses pencatatan nomor Chart Of Account (COA) yang masih dilakukan secara manual, hal tersebut dapat menyulitkan dalam mendeteksi sumber masalah apabila terjadi over budget. Oleh sebab itu, dibuatlah Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Pengendalian Anggaran berbasis PHP MySQL dengan menggunakan metode Object Oriented Analysis and Design (OOAD), yang dapat mengatasi kendala tersebut, memberikan kemudahan dalam proses pencarian data dan memberikan laporan yang sesuai dengan kebutuhan yang disertai dengan laporan dalam bentuk grafik yang dapat memberikan informasi mengenai laporan realisasi anggaran perbulan dalam kurun waktu satu tahun.

Kata Kunci: Sistem Informasi Akuntansi, Pengendalian Anggaran, Object Oriented Analysis and Design (OOAD), BTN Syariah Cabang Tangerang.

V Bab + xxvi Halaman + 207 Halaman + 35 Tabel + 89 Gambar + 6 Simbol + 6 Lampiran.

(7)

vi

HALAMAN PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR ASLI KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Juni 2011

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb,

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Amin.

Atas kehendak Allah SWT sajalah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi Pengendalian Anggaran (Studi Kasus: Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Cabang Tangerang)” yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) Prodi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik karena dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI, selaku Ketua Prodi Sistem Informasi dan selaku Dosen Pembimbing I yang selalu bersedia meluangkan waktu, memberikan motivasi dan dengan sabar memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.

3. Bapak Zainul Arham, MSI, selaku Sekretaris Prodi Sistem Informasi.

(9)

viii

memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dan tersusun dengan baik.

5. Bapak Mohammad Faiz selaku Kepala Cabang BTN Syariah Cabang Tangerang, Bapak Nurdin Pasya, Bapak Rizky Syanarra, Bapak Zaki Alfatiri, Bapak Rama Kertanegara, Bapak Rahmansyah, Bapak Praditya, Ibu Arista dan seluruh pihak BTN Syariah Cabang Tangerang yang telah membantu, membimbing dan memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian.

6. Kedua Orang Tuaku tercinta yang selalu ada disampingku dan selalu memberikan doa, dukungan, perhatian serta kasih sayangnya sehingga penulis tidak pernah kekurangan semangat sedikitpun dalam menyelesaikan skripsi ini. Kakak-kakakku, kakak iparku dan saudara-saudaraku yang juga selalu ada dan siap membantu baik dalam doa, dukungan serta semangat.

7. Sobatku Irwan Yulistiawan yang selalu sabar membantu, memberikan pemahaman, motivasi dan bersedia berbagi ilmu yang terkait dalam pembuatan skripsi ini.

8. dr. Rani Basrul yang selalu mendoakan dan selalu berusaha membantu memulihkan kondisi penulis.

(10)

ix

10.Teman-teman dirumah mira, yuli, lan2, dll yang juga tidak pernah bosan mendoakan dan mendukung penulis.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik akan sangat membangun untuk proses perbaikan selanjutnya. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya.

Wassalamualaikum wr wb.

Jakarta, Juni 2011

(11)

x DAFTAR ISI

Judul ... i

Halaman Judul ... ii

Lembar Persetujuan Pembimbing ... iii

Lembar Pengesahan Ujian ... iv

Abstraksi ... v

Halaman Pernyataan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xvii

Daftar Gambar ... xix

Daftar Simbol ... xxv

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah Penelitian ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

1.6 Metodologi Penelitian ... 6

(12)

xi

LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Konsep Dasar Sistem ... 9

2.1.1 Pengertian Sistem ... 9

2.1.2 Karakteristik Sistem ... 9

2.1.3 Unsur Sistem... 11

2.2 Konsep Dasar Informasi ... 13

2.2.1 Pengertian Informasi ... 13

2.2.2 Kualitas Informasi ... 14

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 14

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi ... 14

2.3.2 Piramida Informasi ... 15

2.3.3 Manfaat Sistem Informasi ... 15

2.3.4 Komponen Sistem Informasi ... 16

2.3.5 Kerangka Kerja Sistem Informasi ... 18

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi ... 19

2.4.1 Definisi Akuntansi ... 19

2.4.2 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 19

2.4.3 Subsistem Sistem Informasi Akuntansi (SIA) ... 20

2.4.3.1 Sistem Pemrosesan Transaksi ... 20

2.4.3.2 Sistem Buku Besar/Pelaporan Keuangan ... 21

2.4.3.3 Sistem Pelaporan Manajemen ... 22

(13)

xii

2.6 Konsep Dasar Anggaran ... 23

2.6.1 Pengertian Anggaran ... 23

2.6.2 Manfaat Anggaran ... 24

2.6.2.1 Anggaran Sebagai Alat Perencanaan ... 25

2.6.2.2 Anggaran Sebagai Alat Pengendalian ... 26

2.6.3 Penyiapan Laporan Anggaran ... 27

2.7 Kontrol Biaya ... 29

2.7.1 Teknik Untuk Mengontrol Biaya Kegiatan Administrasi Perkantoran ... 29

2.8 Metodologi Penelitian ... 31

2.8.1 Metode Pengumpulan Data ... 31

2.8.2 Metode Pengembangan Sistem ... 34

2.9 Pengertian Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) ... 35

2.9.1 Keuntungan OOAD ... 35

2.9.2 Prinsip Umum OOAD ... 35

2.9.3 Object, Attribute, Method dan Encapsulation ... 36

2.9.4 Aktivitas Utama OOAD ... 37

2.9.4.1 Problem Domain Analysis ... 37

2.9.4.2 Application Domain Analysis ... 39

2.9.4.3 Architectural Design... 42

2.9.4.4 Component Design ... 44

2.9.4.5 Programming ... 46

(14)

xiii

2.10 Unified Modelling Language (UML) ... 47

2.10.1 Use Case Diagram... 49

2.10.2 Class Diagram ... 51

2.10.3 Activity Diagram... 51

2.10.4 Sequence Diagram ... 51

2.10.5 Collaboration Diagram ... 52

2.10.6 Statechart Diagram ... 52

2.10.7 Component Diagram ... 52

2.10.8 Deployment Diagram ... 53

2.11 Database dan DBMS ... 53

2.11.1 Database ... 53

2.11.2 Database Management System (DBMS) ... 55

2.11.3 Elemen Database ... 56

2.12 Pengujian Black-Box ... 59

2.13 XAMPP ... 59

2.14 MySQL ... 60

2.15 PHP ... 60

2.16 Konsep Dasar HTML ... 62

2.16.1 Pengertian HTML ... 62

2.16.2 Penamaan Dokumen ... 63

2.16.3 Definisi Elemen ... 63

2.16.4 Definisi Tag ... 63

(15)

xiv

2.17. Literatur Sejenis ... 65

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 67

3.1 Metode Pengumpulan Data ... 67

3.1.1 Studi Literatur ... 67

3.1.2 Observasi ... 67

3.1.3 Wawancara ... 68

3.2 Metode Pengambangan Sistem ... 68

3.2.1 Problem Domain Analysis ... 68

3.2.2 Application Domain Analysis ... 68

3.2.3 Architecture Design ... 69

3.2.4 Component Design ... 69

3.2.5 Programming ... 69

3.2.6 Quality Assurance ... 69

3.3 Kerangka Berfikir... 70

BAB IV PEMBAHASAN ... 71

4.1 Problem Domain Analysis ... 71

4.1.1 Profil BTN Syariah ... 71

4.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan ... 78

4.1.2.1 Rich Picture Sistem yang Berjalan ... 81

4.1.3 Analisis Sistem Yang Diusulkan ... 83

4.1.3.1 Rich Picture Sistem yang Diusulkan... 84

(16)

xv

4.1.3.3 Pemodelan Kelas ... 88

4.1.3.4 Class Diagram ... 90

4.1.3.5 Struktur Database ... 92

4.1.3.6 Matriks CRUD ... 96

4.1.3.7 Statechart Diagram Sistem yang Diusulkan ... 97

4.2 Application Domain Analysis ... 114

4.2.1 Use Case Diagram ... 114

4.2.1.1 Identifikasi Aktor ... 114

4.2.1.2 Identifikasi Use Case ... 114

4.2.1.3 Use Case Model Diagram ... 118

4.2.1.4 Narasi Use Case ... 119

4.2.2 Sequence Diagram ... 138

4.2.3 Function List ... 160

4.2.4 Window Diagram ... 162

4.3 Architecture Design ... 186

4.3.1 Desain Kriteria ... 187

4.3.2 Deployment Diagram ... 189

4.4 Component Design ... 190

4.4.1 Component Diagram ... 190

4.5 Quality Assurance ... 191

4.5.1 Spesifikasi Hardware ... 192

4.5.2 Spesifikasi Software ... 191

(17)

xvi

4.5.4 Testing Sistem ... 194

4.5.4.1 Pengujian Level GBA ... 194

4.5.4.2 Pengujian Level Kepala Seksi Operator ... 199

BAB V PENUTUP ... 203

5.1 Kesimpulan ... 203

5.2 Saran ... 204

(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Classical Criteria For Software Quality ... 42

Tabel 2.2 Client Server Architecture ... 43

Tabel 2.3 Tipe Diagram UML ... 47

Tabel 2.4 Tabel Perbandingan Literatur Sejenis ... 65

Tabel 4.1 Kandidat Class Entity Pada SIA Pengendalian Anggaran ... 88

Tabel 4.2 Spesifikasi Database User ... 92

Tabel 4.3 Spesifikasi Database Modul ... 92

Tabel 4.4 Spesifikasi Database Chart Of Account (COA) ... 93

Tabel 4.5 Spesifikasi Database Kategori COA ... 93

Tabel 4.6 Spesifikasi Database Anggaran ... 94

Tabel 4.7 Spesifikasi Database Surat Perintah Membayar (SPM) ... 94

Tabel 4.8 Spesifikasi Database Realisasi Anggaran ... 95

Tabel 4.9 Spesifikasi Database Matrik CRUD ... 96

Tabel 4.10 Identifikasi Aktor ... 114

Tabel 4.11 Identifikasi Use Case ... 114

Tabel 4.12 Narasi Use Case Login ... 119

Tabel 4.13 Narasi Use Case Manajemen User ... 120

Tabel 4.14 Narasi Use Case Manajemen Modul ... 121

Tabel 4.15 Narasi Use Case Manajemen Pembayaran ... 123

Tabel 4.16 Narasi Use Case Manajemen Kategori COA ... 125

(19)

xviii

Tabel 4.18 Narasi Use Case Manajemen Anggaran ... 129

Tabel 4.19 Narasi Use Case Manajemen Realisasi Anggaran ... 130

Tabel 4.20 Narasi Use Case Lihat Data SPM ... 132

Tabel 4.21 Narasi Use Case Validasi SPM ... 133

Tabel 4.22 Narasi Use Case Lihat Data Pembayaran ... 134

Tabel 4.23 Narasi Use Case Lihat Data Anggaran ... 134

Tabel 4.24 Narasi Use Case Lihat Laporan Realisasi ... 135

Tabel 4.25 Narasi Use Case Lihat Grafik ... 136

Tabel 4.26 Narasi Use Case Cari Data... 137

Tabel 4.27 Narasi Use CaseLogout ... 137

Tabel 4.28 Function List Pada SIA Pengendalian Anggaran ... 160

Tabel 4.29 Kriteria Sistem yang Diusulkan ... 187

Tabel 4.30 Pengujian Level GBA ... 194

(20)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fungsi Sistem Informasi Dalam Organisasi ... 12

Gambar 2.2 Kerangka Kerja Sistem Informasi ... 18

Gambar 2.3 Activities In Problem Domain Analysis ... 39

Gambar 2.4 Klasifikasi Diagram UML ... 48

Gambar 3.1 Kerangka Berfikir ... 70

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BTN Syariah Cabang Tangerang ... 73

Gambar 4.2 Rich Picture Sistem yang Sedang Berjalan ... 81

Gambar 4.3 Rich Picture Sistem yang Diusulkan ... 84

Gambar 4.4 Class Diagram SIA Pengendalian Anggaran ... 90

Gambar 4.5 Statechart Diagram Masuk Halaman SIA Pengendalian Anggaran ... 97

Gambar 4.6 Statechart Diagram Manajemen User ... 98

Gambar 4.7 Statechart Diagram Manajemen Modul ... 100

Gambar 4.8 Statechart Diagram Manajemen Pembayaran ... 101

Gambar 4.9 Statechart Diagram Manajemen Kategori COA ... 102

Gambar 4.10 Statechart Diagram Manajemen COA ... 103

Gambar 4.11 Statechart Diagram Manajemen Anggaran ... 104

Gambar 4.12 Statechart Diagram Manajemen Realisasi Anggaran ... 105

Gambar 4.13 Statechart Diagram Manajemen User (Level Kepala Seksi Operator) ... 107

(21)

xx

Gambar 4.15 Statechart Diagram Lihat SPM yang Telah Diproses ... 109

Gambar 4.16 Statechart Diagram Lihat Anggaran ... 110

Gambar 4.17 Statechart Diagram Lihat Laporan Realisasi Anggaran ... 111

Gambar 4.18 Statechart Diagram Lihat Grafik Realisasi Anggaran ... 112

Gambar 4.19 Statechart Diagram Cari Data... 113

Gambar 4.20 Use Case Model Diagram ... 118

Gambar 4.21 Sequence Diagram Use Case Login ... 138

Gambar 4.22 Sequence Diagram Use Case Manajemen Modul... 139

Gambar 4.23 Sequence Diagram Use Case Manajemen User ... 141

Gambar 4.24 Sequence Diagram Use Case Manajemen Pembayaran ... 142

Gambar 4.25 Sequence Diagram Use Case Manajemen Kategori COA ... 144

Gambar 4.26 Sequence Diagram Use Case Manajemen COA ... 146

Gambar 4.27 Sequence Diagram Use Case Manajemen Anggaran ... 148

Gambar 4.28 Sequence Diagram Use Case Manajemen Realisasi Anggaran .... 150

Gambar 4.29 Sequence Diagram Use Case Validasi SPM ... 152

Gambar 4.30 Sequence Diagram Use Case Lihat Data Pembayaran (Level Kepala Seksi Operator)... 153

Gambar 4.31 Sequence Diagram Use Case Lihat Data Pembayaran (Level GBA) ... 153

Gambar 4.32 Sequence Diagram Use Case Lihat Data Anggaran ... 154

Gambar 4.33 Sequence Diagram Use Case Lihat Laporan Realisasi ... 155

(22)

xxi

(23)

xxii

[image:23.595.111.524.89.445.2]
(24)

xxiii

[image:24.595.112.525.97.438.2]
(25)

xxiv

[image:25.595.131.525.112.470.2]
(26)

xxv

DAFTAR SIMBOL

Simbol Use Case Diagram

NO SIMBOL Keterangan

1. Aktor

2. Use Case

3. Association

(Sumber: Munawar, 2005)

Simbol Class Diagram

NO SIMBOL Keterangan

1.

2. Association

3. Composite (sebuah tipe

agregasi yang kuat dimana bagian dari objek tergantung pada keseluruhan objek) (Sumber: Munawar, 2005)

Class

+Attribute1

(27)

xxvi

Simbol Statechart Diagram

NO SIMBOL Keterangan

1. Titik awal

2. State transition diagram

3. Titik akhir

4. Transition

(Sumber: Munawar, 2005)

Simbol Deployment Diagram

NO SIMBOL Keterangan

1. Node

2. Association

(Sumber: Munawar, 2005)

(28)

xxvii

Simbol Component Diagram

NO SIMBOL Keterangan

1. Component

2. Association

(Sumber: Munawar, 2005)

Simbol Sequence Diagram

NO SIMBOL Keterangan

1. Participant pada sebuah

sequence diagram

2. Simple

3. Message return

4. Activation

5. Self stimulus

(Sumber: Munawar, 2005)

(29)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(30)

Pengendalian anggaran yang sedang berjalan di BTN Syariah Cabang Tangerang saat ini belum efektif dan seringkali menimbulkan kendala bagi Bank BTN Syariah Cabang Tangerang diantaranya, pencatatannya masih semi terkomputerisasi dengan memanfaatkan Microsoft Excel, belum memiliki keamanan sistem yang baik sehingga beresiko terjadinya manipulasi data oleh pihak yang tidak di inginkan, laporan yang dihasilkan belum sesuai dengan kebutuhan, sulitnya melakukan proses pencarian data realisasi anggaran perperiode tertentu, pencatatan nomor Chart Of Account (COA) masih dilakukan secara manual dengan tulis tangan yang dilakukan oleh bagian accounting, sehingga dapat mengakibatkan human error yang tentunya dapat menyulitkan dalam proses pengidentifikasian masalah apabila terjadi angka variance atau perbedaan angka realisasi anggaran yang lebih besar dari biaya yang dianggarkan, selain itu pada sistem yang berjalan tidak memiliki laporan berupa grafik yang dapat membandingkan tingkat realisasi anggaran dari tahun ke tahun.

(31)

terkomputerisasi dan memiliki laporan dalam bentuk grafik yang dapat memperlihatkan tingkat perbandingan realisasi anggaran perbulan dalam kurun waktu satu tahun.

Penelitian di bidang sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran sudah banyak dikaji peneliti baik dalam maupun luar negeri di antaranya: Mutia (2009) Optimalisasi Pengendalian Anggaran sebagai Dasar Pengambilan Keputusan; Adharawati (2010) Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Anggaran sebagai Alat Pengendalian Biaya; Purba (2009) Pengembangan Aplikasi Pengendalian Anggaran; Ekananta (2006) Teknologi Informasi Dalam Sistem Perencanaan Keuangan Perusahaan; Chen dan Zhou (2007) Timing Budgeting Under Arbitrary Process Variations.

Berdasarkan latar belakang di atas, dalam penelitian ini bisa diambil judul “Sistem Informasi Akuntansi Pengendalian Anggaran (Studi Kasus: Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Cabang Tangerang)”.

1.2 Perumusan Masalah Penelitian

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana menganalisa dan merancang sistem informasi akuntansi

pengendalian anggaran yang benar?

2. Bagaimana merancang database yang baik yang sesuai dengan teori?

(32)

4. Bagaimana cara merancang sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran yang memiliki keamanan sistem yang baik dan benar?

5. Bagaimana menganalisa dan merancang sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran yang dapat menghasilkan laporan yang sesuai dengan kebutuhan Bank BTN Syariah Cabang Tangerang?

6. Bagaimana merancang sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran yang memiliki kemudahan dalam proses pencarian data anggaran sesuai dengan periode tanggal yang dicari?

7. Bagaimana merancang sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran yang mendukung proses pencatatan nomor COA secara terkomputerisasi? 8. Bagaimana merancang sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran

yang dapat memberikan laporan berupa grafik untuk membandingkan tingkat realisasi anggaran perbulan dalam kurun waktu satu tahun?

1.3 Batasan Masalah

(33)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan: Sistem Informasi Akuntansi Pengendalian Anggaran. Tujuan utama ini ditopang oleh 8 tujuan turunan, 8 turunan ini adalah untuk menghasilkan:

1. Analisis kelemahan dan kebutuhan sistem untuk memperbaiki kelemahan sistem pengendalian anggaran yang sedang berjalan.

2. Perancangan database yang sesuai dengan kebutuhan sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran.

3. Perancangan sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran yang user friendly.

4. Perancangan keamanan sistem yang baik dan benar dengan menggunakan username dan password sesuai dengan hak akses.

5. Perancangan sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran yang dapat menghasilkan laporan yang sesuai dengan kebutuhan Bank BTN Syariah Cabang Tangerang.

6. Perancangan sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran yang memiliki kemudahan proses pencarian data pembayaran, anggaran dan realisasi anggaran sesuai dengan periode tanggal yang dicari.

7. Perancangan sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran yang mendukung proses pencatatan nomor COA secara terkomputerisasi.

(34)

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dilakukan ada 3 jenis, ke tiga jenis manfaat tersebut adalah:

1. Menjadi referensi bagi penelitian berikutnya di bidang sistem informasi akuntansi, khususnya di bidang sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran.

2. Memberikan gambaran menyeluruh mengenai sistem informasi akuntansi pengendalian anggaran.

3. Memberikan gambaran yang benar mengenai proses atau tahapan pembuatan identifikasi kebutuhan penggunaan sistem informasi.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian ini dibagi menjadi dua jenis metode, yaitu metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem. Di dalam metode pengumpulan data terdapat tiga jenis metode:

1. Studi Pustaka

(35)

2. Observasi

Observasi (observation) merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya (Jogiyanto, 2008).

3. Wawancara

Wawancara (interview) adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden (Jogiyanto, 2008).

Sedangkan metodologi pengembangan sistem informasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengembangan sistem berorientasi objek dengan menggunakan Object Oriented Analysis and Design (OOAD). Yang memiliki tahapan-tahapan berikut (Mathiassen, 2000):

1. Problem Domain Analysis 2. Application Domain Analysis 3. Architecture Design

(36)

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Akhir ini disusun atas 5 ( lima ) bab, tersusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan yang hendak dicapai, manfaat yang diharapkan dan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini secara sistematik.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang digunakan dalam pembahasan penulisan skripsi ini dan sumber landasan teori tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi metodologi penelitian yang dilakukan serta langkah-langkah yang digunakan terkait dengan penelitian yang dilakukan. BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Dalam bab ini membahas mengenai hasil dari analisa, perancangan dan implementasi sesuai dengan metodologi yang dilakukan pada sistem yang dibuat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(37)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem

Sistem merupakan sekelompok komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur (O’Brien, 2005).

Sistem semacam ini memiliki tiga komponen atau fungsi yang berinteraksi:

1. Input melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki sistem untuk diproses.

2. Pemrosesan melibatkan proses transformasi yang mengubah input menjadi output.

3. Output melibatkan pemindahan elemen yang telah diproduksi oleh proses transformasi ke tujuan akhir.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan elemen-elemen yang berhubungan yang menghasilkan sesuatu.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Sebuah sistem yang baik memiliki karakteristik sebagai berikut (Mcleod dan Schell, 2001):

(38)

Walaupun sistem yang efektif adalah sistem yang terstruktur dan terorganisir dengan baik, namun sebaiknya cukup fleksibel agar lebih mudah disesuaikan dengan keadaan yang sering berubah.

2. Mudah diadaptasikan

Sistem yang baik juga harus cepat dan mudah diadaptasikan dengan kondisi baru tanpa mengubah sistem yang lama maupun mengganggu fungsi utamanya.

3. Sistematis

Agar berfungsi secara efektif, hendaknya sistem yang ada bersifat logis dan sistematis, yaitu sistem yang dibuat tidak akan mempersulit aktivitas pekerjaan yang telah ada.

4. Fungsional

Sistem yang efektif harus dapat membantu mencapai tujuan yang telah ditentukan.

5. Sederhana

Sebuah sistem seharusnya lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahami dan dilaksanakan.

6. Pemanfaatan sumber daya yang optimal

(39)

2.1.3 Unsur Sistem

Secara umum sebuah sistem yang ideal memiliki unsur sebagai berikut (Laudon dan Laudon, 2004; Odgers, 2005):

1. Input. Aliran sistem dimulai oleh input dari beberapa jenis sumber daya. Di

dalam area kerja, jenis input yang biasa dijumpai adalah data, informasi, dan material yang diperoleh baik dari dalam maupun luar organisasi. Tentunya kelancaran aliran input ini akan ditunjang oleh keterampilan dan pengetahuan karyawan, serta peralatan kantor yang memadai guna menjalankan metode dan prosedur dalam sistem. Dalam beberapa instansi, output dari suatu sistem menjadi input untuk sistem lain.

2. Processing. Perubahan dari input menjadi output yang diinginkan dilakukan

pada saat pemrosesan yang melibatkan metode dan prosedur dalam sistem. Biasanya, aktivitas ini akan secara otomatis mengklasifikasikan, mengonversikan, menganalisis, serta memperoleh kembali data atau informasi yang dibutuhkan.

3. Output. Setelah melalui pemrosesan, input akan menjadi output, berupa

(40)

4. Feedback. Pemberian umpan balik mutlak diperlukan oleh sebuah sistem, karena hal itu akan membantu organisasi untuk mengevaluasikan dan memperbaiki sistem yang ada sekarang menjadi lebih baik lagi. Sebagai contoh, jika unit biaya melebihi standar yang ditentukan, maka pengandalian masing-masing proses perlu ditingkatkan. Umpan balik akan membuat sistem dapat mengevaluasi efektifitas output yang dihasilkan agar lebih bernilai tambah bagi organisasi. Tentunya kuantitas dan kualitas umpan balik yang dibutuhkan berbeda dari satu sistem (departemen atau bagian) ke sistem yang lain. Semakin vital keberadaan sistem tersebut bagi organisasi, semakin penting pula umpan balik tersebut diperlukan.

5. Pengawasan. Seperti halnya elemen sistem yang lain pengawasan juga

memiliki dimensi internal dan eksternal. Dimensi internal tersebut adalah kebijakan perusahaan dan prosedur sistem yang harus ditaati. Dimensi eksternal melibatkan negara, peraturan pemerintah, dan regulasi yang berdampak pada kebijakan sistem begitu juga etika dan pertimbangan moral.

(41)

Disimpulkan bahwa keberadaan tiap unsur sistem tersebut sangat penting, karena masing-masing memainkan peranan yang penting dalam menjalankan sistem. Dan yang utama adalah bahwa output dari sebuah sistem tertentu mempunyai hubungan yang erat dengan sistem yang lain.

2.2 Konsep Dasar Informasi 2.2.1 Pengertian Informasi

Data adalah fakta atau observasi mentah yang biasanya banyak data yang menjelaskan kegiatan tersebut. Sedangkan informasi merupakan data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi pemakai akhir tertentu (O’Brien, 2005). Dari pengertian diatas bahwa informasi merupakan data yang dapat dimengerti oleh pengguna dan memiliki arti.

Informasi adalah suatu pengetahuan yang berguna untuk pengambilan keputusan. Jadi, segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar pengambilan keputusan pada dasarnya dapat kita kelompokkan sebagai informasi (Nugroho, 2008).

(42)

Pengolahan informasi adalah salah satu elemen kunci dalam sistem konseptual dan pengolah informasi ini dapat meliputi elemen-elemen komputer, elemen-elemen non-komputer atau kombinasinya.

2.2.2 Kualitas Informasi

Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal yaitu (Kadir, 2003):

1. Informasi harus tepat, akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan jelas mencerminkan maksudnya, informasi dikatakan akurat jika seluruh kebutuhan informasi terpenuhi dan tepat tersampaikan pada user akhir (end user).

2. Informasi harus tepat waktu

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan.

3. Informasi harus relevan

(43)

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan sistem informasi dalam sebuah organisasi (O’Brien, 2005).

Dari pengertian diatas sistem informasi merupakan gabungan dari beberapa elemen-elemen yang digunakan untuk memberikan informasi yang berarti.

2.3.2 Piramida Sistem Informasi

Terdapat tiga alasan mendasar untuk semua aplikasi bisnis dalam teknologi informasi, yaitu :

1. Mendukung proses dan operasi bisnis

2. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan managernya 3. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif

2.3.3 Manfaat Sistem Informasi

Ada tiga manfaat sistem informasi (Ladjamudin, 2005):

1. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengelola transaksi-transaksi, mengurangi biaya, dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.

(44)

3. Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.

2.3.4 Komponen Sistem Informasi

Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti (Kadir, 2003):

1. Perangkat keras (hardware)

Mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer. 2. Perangkat lunak (software)

Peranti lunak atau program merupakan sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.

3. Prosedur

Sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

4. Orang

Semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi.

5. Basis Data (database)

Sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.

(45)

Sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resource) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

(46)

2.3.5 Kerangka Kerja Sistem Informasi

(47)

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi 2.4.1 Definisi Akuntansi

Akuntansi (accounting) merupakan proses identifikasi, pencatatan, dan komunikasi terhadap transaksi ekonomi dari suatu entitas. Secara umum terdapat tiga aktivitas dalam akuntansi, yaitu sebagai berikut (Wibowo dkk, 2002):

1. Aktivitas identifikasi (identifying). Dalam aktivitas ini akan dilakukan identifikasi terhadap transaksi yang terjadi dalam suatu entitas. Dari proses ini akan dapat diklasifikasikan apakah suatu transaksi merupakan transaksi ekonomi/keuangan atau nonekonomi.

2. Aktivitas pencatatan (recording). Dalam aktivitas ini semua transaksi ekonomi telah diidentifikasi pada tahap pertama akan dicatat secara kronologis dan sistematis dengan ukuran nilai moneter tertentu.

3. Aktivitas komunikasi (communicating). Dalam aktivitas ini akan dilakukan pelaporan dan pendistribusian terhadap informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan kepada para pemakai laporan keuangan. 2.4.2 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

(48)

2.4.3 Subsistem Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan. SIA terdiri atas tiga subsistem, yaitu (Hall, 2007):

1. Sistem pemrosesan transaksi (transaction processing system-TPS)

Yaitu yang mendukung operasi bisnis harian melalui berbagai dokumen serta pesan untuk para pengguna di seluruh perusahaan.

2. Sistem buku besar/pelaporan keuangan (general ledger/financial reporting system-GL/FRS)

Yaitu yang menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak, serta berbagai laporan lainnya yang disyaratkan oleh hukum.

3. Sistem pelaporan manajemen (management reporting system-MRS)

Yaitu yang menyediakan pihak manajemen internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran, laporan kinerja, serta laporan pertanggungjawaban. 2.4.3.1Sistem Pemrosesan Transasksi

Sistem pemrosesan transaksi (transaction processing system-TPS) penting untuk keseluruhan fungsi dari sistem informasi karena (Hall, 2007):

a. Mengonversikan berbagai kegiatan ekonomi ke dalam transaksi keuangan. b. Mencatat berbagai transaksi keuangan ke dalam catatan akuntansi (jurnal dan

(49)

c. Mendistribusikan informasi keuangan yang penting untuk personel operasional dalam mendukung operasi hariannya.

Sistem pemrosesan transaksi berhubungan dengan berbagai kegiatan bisnis yang sering terjadi. Dalam satu hari tertentu, perusahaan dapat memproses ribuan transaksi. Agar dapat memprosesnya secara efisien, berbagai transaksi yang hampir sama akan dikelompokkan menjadi satu ke dalam beberapa siklus transaksi. TPS terdiri atas tiga siklus transaksi yaitu siklus pendapatan, siklus pengeluaran, dan siklus konversi. Tiap siklus menangkap dan memproses berbagai transaksi keuangan yang berbeda jenisnya.

2.4.3.2Sistem Buku Besar/Pelaporan Keuangan

(50)

laporan ini disebut sebagai nondiskresioner (nondiscretionary) karena perusahaan memiliki sedikit atau tidak memiliki sama sekali pilihan dalam informasi yang disediakannya. Kebanyakan dari informasi ini terdiri atas berbagai laporan keuangan tradisional, pengembalian pajak, serta berbagai dokumen hukum lainnya (Hall, 2007).

2.4.3.3Sistem Pelaporan Manajemen

Sistem pelaporan manajemen (management reporting system-MRS) memberikan informasi keuangan internal yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis. Para manajer harus menangani dengan berbagai masalah bisnis harian, demikian juga perencanaan dan pengendalian operasinya. Para manajer membutuhkan informasi yang berbeda untuk berbagai jenis keputusan yang harus mereka buat. Laporan yang umum dihasilkan oleh MRS meliputi anggaran, laporan kinerja, analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit analysis), serta berbagai laporan yang menggunakan data biaya saat ini (bukan yang histories). Jenis laporan semacam ini disebut sebagai laporan diskresioner (discretionary) karena perusahaan dapat memilih informasi apa yang akan dilaporkan dan cara menyajikannya (Hall, 2007).

2.5 Chart Of Account (COA)

(51)

akun mendeskripsikan isi dari akun tersebut, termasuk transaksi-transaksi khusus yang berpengaruh terhadap saldonya (Bastian, 2006).

Menurut (Yunarto, 2006), Chart of account adalah kumpulan account number (nomor perkiraan) yang dipakai perusahaan. Account number adalah nomor perkiraan yang digunakan untuk menggolongkan transaksi-transaksi sejenis. Di dalam suatu account number biasanya terdapat informasi tempat terjadinya pendapatan atau biaya (cost center) dan nama perkiraannya. Setiap perusahaan memiliki pola dan format chart of account yang berbeda-beda.

2.6 Konsep Dasar Anggaran 2.6.1 Pengertian Anggaran

Anggaran adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan mata uang tertentu dan satuan ukuran lain (Mulyadi, 2001). Hal serupa dikemukakan (Muljono, 2002) bahwa anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit satuan moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.

Anggaran adalah rencana detail mengenai perolehan dan penggunaan keuangan maupun sumber daya organisasi lainnya pada periode tertentu yang telah ditentukan. Selain itu, anggaran juga merupakan representasi dari perencanaan masa depan organisasi atau perusahaan yang disusun dalam bentuk laporan formal secara kuantitatif (sukoco, 2007).

(52)

dalam membuatnya. Anggaran yang dapat dilaksanakan akan meningkatkan koordinasi pekerja, klarifikasi kebijakan dan kristalisasi rencana.

2.6.2 Manfaat Anggaran

Kegunaan anggaran adalah untuk perencanaan dan pengendalian, evaluasi kinerja dan untuk mengarahkan perilaku manajer dan karyawan (Darsono dan Purwanti, 2008)

Anggaran memiliki 5 peranan penting dalam mempengaruhi perilaku individu-individu dan kelompok di setiap tingkatan proses manajemen di antaranya (Usry, 2004):

1. Menetapkan sasaran

2. Memberikan informasi kepada individu-individu mengenai apa yang harus diberikan untuk mencapai sasaran

3. Motivasi kinerja yang di inginkan 4. Evaluasi kinerja

5. Memberikan saran kapan tindakan koreksi sebaiknya diambil.

(53)

Kegiatan untuk mempersiapkan anggaran disebut penganggaran, sementara kegiatan untuk mengontrol pelaksanaan anggaran apakah sesuai dengan yang dianggarkan disebut pengontrolan anggaran (Sukoco, 2007).

Beberapa manfaat anggaran dalam proses manajemen suatu organisasi antara lain (Haruman dan Rahayu, 2007):

1. Di bidang perencanaan

a. Membantu manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah yang berkaitan dengan aktivitas yang akan dilaksanakan.

b. Membantu mengarahkan seluruh sumber daya yang ada diperusahaan dalam menentukan arah atau aktivitas yang paling menguntungkan.

c. Membantu arah atau menunjang kebijaksanaan perusahaan. d. Membantu manajemen memilih tujuan perusahaan.

e. Membantu menstabilkan kesempata kerja yang tersedia. f. Membantu pemakaian alat-alat fisik secara efektif dan efisien. 2. Di bidang pengendalian

a. Membantu mengawasi kegiatan dan pengeluaran. b. Membantu mencegah pemborosan.

c. Membantu menetapkan standar baru. 2.6.2.1Anggaran Sebagai Alat Perencanaan

(54)

perencanaan dana yang tersedia seefisien mungkin. “Semua belanja membutuhkan dana dan dana adalah sumber daya yang langka. Oleh karena itu, penyusunan anggaran harus memperhitungkan berbagai kemungkinan belanja dana yang ada dan menentukan kemungkinan mana yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Jadi, salah satu fungsi anggaran adalah menentukan rencana belanja dan sumber dana yang ada seefisien mungkin (Nafarin, 2007).

2.6.2.2Anggaran Sebagai Alat Pengendalian

Kegiatan pengendalian merupakan dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk (karena kulitas yang buruk mungkin terjadi), kegiatan pengendalian terdiri dari kegiatan-kegiatan pencegahan dan penilaian (Hansen dan Mowen, 2005).

Menurut (Nafarin, 2007), anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian (controlling). Pengendalian berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara:

a. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran)

b. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu atau bila terdapat penyimpangan merugikan.

(55)

akan ditentukan oleh tujuan penggunaan laporan. Karena laporan setiap departemen secara berkala digabungkan untuk menghasilkan laporan anggaran yang komprehensif, hanya sedikit detail yang mungkin akan dibandingkan tanpa adanya penggabungan anggaran.

Tujuan dasar penganggaran adalah meningkatkan keuntungan perusahaan dengan meminimalisir pengeluaran. Sebagian besar organisasi akan meraih keuntungan yang meningkat apabila penganggaran yang dilakukan cukup tepat serta teliti dan perbedaan biaya aktual dengan anggaran adalah minimal. Untuk itulah beberapa jenis laporan yang dapat memperbandingkan kedua hal tersebut harus disiapkan oleh Manajer Administrasi sebagai dasar pengendalian anggaran. 2.6.3 Penyiapan Laporan Anggaran

Dalam menyiapkan laporan anggaran, beberapa hal yang perlu diperhatikan manajer adalah (Sukoco, 2007):

1. Situasi tertentu. Karena manajer dan eksekutif mempunyai tanggung jawab yang cukup luas dan cenderung meningkat dari waktu ke waktu, mereka hanya mempunyai sedikit waktu untuk memperhatikan seluruh kegiatan administrasi yang berjalan lancar dan sesuai rencana. Untuk itulah manajer diharapkan hanya memperhatikan situasi tertentu yang menunjukkan aktivitas administrasi yang tidak sesuai dengan perencanaan maupun anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

(56)

sia-sia. Perbedaan antara biaya aktual dan yang dianggarkan dikenal dengan variance. Variance yang yang cukup besar perlu menjadi perhatian Manajer Administrasi dan diharapkan mereka telah menyiapkan langkah antisipasi yang dapat mengurangi variance itu.

3. Membantu pembaca meringkaskan informasi laporan sebanyak mungkin. Penulisan laporan anggaran akan membantu manajer atau eksekutif yang sibuk dengan meringkaskan informasi yang ditampilkan pada laporan tersebut. Pada umumnya, karena laporan ditampilkan untuk tingkat manajemen yang lebih tinggi, maka hanya ringkasan yang dibutuhkan. Namun sebaiknya perlu disiapkan pula laporan yang detail apabila pimpinan memerlukan penjelasan lebih lanjut mengenai kegiatan administrasi tertentu yang memiliki variance cukup besar dibandingkan anggaran yang telah ditetapkan.

4. Laporan harus mengandung informasi yang dapat memberikan penjelasan. Untuk membantu pembaca, penjelasan tentang laporan yang telah disusun akan sangat berguna. Mungkin penulis mengetahui alasan mengapa pengeluaran tertentu melebihi anggaran yang telah disetujui. Penjelasan mengenai situasi ini sebaiknya dapat dipahami oleh setiap pihak yang membaca laporan tertentu.

(57)

memudahkan pembaca membandingkan informasi yang terkandung dalam satu laporan dengan laporan lain.

2.7 Kontrol Biaya

(Sukoco, 2007) menjelaskan bahwa kontrol biaya menyangkut pengeluaran terjadi ketika kegiatan administrasi perkantoran berlangsung. Kontrol biaya diharapkan dapat menekan pengeluaran seminimal mungkin. Biasanya, jumlah waktu yang digunakan manajer administrasi perkantoran akan mempengaruhi aktivitas kontrol biaya. Semakin sering dilakukan aktivitas pengontrolan, semakin dapat diharapkan varians yang terjadi karena pemborosan akan semakin kecil dan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.

Hal penting dalam pengontrolan biaya:

1. Mengembangkan standar biaya pada beberapa kegiatan administrasi perkantoran.

2. Mengembangkan kesadaran akan biaya yang ditimbulkan pada karyawan. 3. Membantu pengembangan prosedur operasi yang efisien.

4. Mengalokasikan biaya kegiatan administrasi perkantoran sesuai dengan fungsi yang dilakukan.

5. Mengetahui kegiatan administrasi perkantoran yang tidak efisien dan mempersiapkan solusi untuk membenahinya.

(58)

standar biaya yang telah ditetapkan. Jika biaya aktual melebihi perkiraan, manajer harus dapat menentukan alasan dari kondisi tersebut. Selanjutnya, manajer administrasi dapat membuat rencana perbaikan biaya dengan mengembangkan kembali sistem dan prosedur kegiatan administrasi perkantoran hingga mencapai tingkat kinerja yang dibutuhkan.

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengontrol biaya kegiatan administrasi perkantoran (Sokoco, 2007):

1. Standar Biaya. Dengan menetapkan standar biaya dari setiap kegiatan administrasi yang dilakukan, proses pengontrolan akan lebih mudah dilakukan oleh manajer.

2. Studi Analisis Biaya. Cara ini digunakan untuk memperbandingkan biaya periode saat ini dengan periode sebelumnya. Jika biaya saat ini lebih besar dari tahun lalu, maka alasan kenaikan harus diteliti. Kerena teknik ini sangat berpengaruh terhadap inflasi dan kenaikan biaya kegiatan administrasi perkantoran, maka diperlukan dasar untuk mengetahui bahwa kenaikan biaya tersebut terjadi semata-mata diakibatkan oleh pengaruh inflasi atau karena fungsi administrasi yang tidak efisien.

(59)

semua orang bereaksi sama atas tindakan koreksi. Berikut adalah beberapa alasan biaya aktual melebihi biaya yang diperkirakan:

a. Prosedur kerja tidak efektif.

b. Karyawan tidak dilatih secara baik untuk mengerjakan tugas yang diberikan. c. Peralatan kurang berfungsi dengan baik.

d. Perlengkapan tidak memiliki kualitas yang sesuai dengan situasi. e. Karyawan tidak mempunyai kesadaran akan biaya yang ditimbulkan.

f. Karyawan kurang memiliki motivasi untuk bekerja pada level kinerja yang diharapkan.

2.8 Metodologi Penelitian 2.8.1 Metode Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi atau observation adalah teknik pengumpulan fakta dimana analis sistem turut berpartisipasi atau menyaksikan seseorang yang sedang melakukan aktivitas untuk mempelajari sistem. Observasi merupakan satu dari sekian banyak teknik pengumpulan data yang efektif untuk mempelajari sebuah sistem (Whitten et al, 2004).

Observasi memiliki keuntungan dan kelemahan, berikut keuntungan dan kelemahan observasi menurut (Whitten et al, 2004).

(60)

1. Data yang dikumpulkan berdasarkan observasi dapat sangat reliabel. Kadang-kadang observasi dilakukan untuk memeriksa validitas data yang dapat dilihat langsung dari individu.

2. Analis dapat melihat apa yang sebenarnya terjadi. Tugas-tugas kompleks kadang-kadang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Melalui observasi, analis sistem dapat mengidentifikasi tugas yang hilang atau tidak digambarkan dengan akurat oleh teknik penemuan fakta lain. Analis juga dapat menemukan data yang menjelaskan lingkungan fisik dari suatu tugas.

3. Observasi relatif tidak mahal disbanding teknik penemuan fakta yang lain. Teknik penemuan fakta yang lain biasanya membutuhkan waktu khusus dari pekerja dan mengeluarkan banyak biaya.

4. Observasi memberi peluang kepada analis untuk melakukan pengukuran kerja. Kelemahan Observasi:

Orang biasanya merasa tidak nyaman saat diawasi, mereka mungkin akan berlaku secara berbeda saat diobservasi.

1. Pekerjaan yang diobservasi kemungkinan tidak memasukkan tingkat kesulitan atau volume yang biasanya dialami selama periode waktu tersebut.

2. Beberapa aktivitas sistem dapat terjadi disaat yang tidak wajar, membuat penjadwalan menjadi tidak nyaman bagi analis sistem.

3. Tugas yang sedang diobservasi adalah subyek untuk berbagai tipe interupsi. 4. Beberapa tugas mungkin tidak selalu dilakukan dengan cara seperti yang

(61)

b. Wawancara

Wawancara (interview) adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden (Jogiyanto, 2008).

Kebaikan-kebaikan dari wawancara adalah sebagai berikut ini (Jogiyanto, 2008): 1. Kerjasama yang baik dari responden dapat dilakukan.

2. Pewawancara dapat melakukan probing (teknik untuk menstimulasi responden menjawab lebih banyak dan lebih relevan) untuk jawaban yang bias.

3. Bantuan visual khusus atau alat penilai lainnya dapat dilakukan. 4. Responden yang tidak mempunyai pengetahuan dapat diidentifikasi. 5. Pewawancara dapat menyaring responden sesuai dengan yang dibutuhkan.

Sebaliknya, kelemahan-kelemahan atau kejelekan-kejelekan dari wawancara adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 2008):

1. Biaya mahal jika responden tidak dapat mudah diakses. 2. Membutuhkan pewawancara yang terlatih.

3. Waktu pengumpulan data lama.

4. Beberapa responden tidak mau berbicara dengan orang yang tidak dikenal di rumahnya.

5. Beberapa area pemukiman sulit untuk dijangkau.

6. Responden dapat diatur atau dilatih oleh pewawancara untuk menjawab sesuai kehendak pewawancara.

c. Studi Pustaka

(62)

yang penting merupakan acuan bagi peneliti dalam memahami objek penelitiannya. Bahkan literature-literatur yang relevan dimasukkan pula dalam kategoti dokumen yang mendukung penelitian. Semua dokumen yang berhubungan dengan penelitian yang bersangkutan perlu dicatat sebagai sumber informasi (Gulo, 2002).

2.8.2 Metode Pengembangan Sistem

Proses pengembangan sistem adalah satu set aktivitas, metode, praktek terbaik, siap dikirimkan, dan peralatan terotomasi yang digunakan stockholder untuk mengembangkan dan memelihara sistem informasi dan perangkat lunak (Whitten et al, 2004). Kebanyakan organisasi memiliki system development process/proses pengembangan sistem resmi yang terdiri dari satu set standar proses-proses atau langkah-langkah yang mereka harapkan akan diikuti semua proyek pengembangan sistem. Sementara proses ini dapat bervariasi untuk organisasi yang berbeda, ada karakteristik umum yang ditentukan: proses pengembangan sistem di kebanyakan organisasi mengikuti pendekatan pemecahan masalah. Pendekatan tersebut biasanya terdiri dari beberapa langkah pemecahan masalah yang umum (Whitten et al, 2004):

1. Mengidentifikasi masalah.

2. Menganalisis dan memahami masalah.

3. Mengidentifikasi persyaratan dan harapan solusi.

4. Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih tindakan yang “terbaik”. 5. Mendesain solusi yang dipilih.

(63)

7. Mengevaluasi hasilnya (Jika masalah tidak terpecahkan, kembalilah ke langkah 1 atau 2 seperlunya).

2.9 Pengertian Object-Oriented Analysis and Design (OOAD)

Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) adalah metode untuk menganalisa dan merancang sistem dengan pendekatan berorientasi object menurut (Mathiassen, 2000).

2.9.1 Keuntungan OOAD

Keuntungan dari OOAD menurut (Mathiassen, 2000) adalah :

1. Menurut konsep umum dapat digunakan untuk memodelkan hampir semua fenomena dan dapat dinyatakan dalam bahasa umum (natural language). Noun menjadi object atau class, verb menjadi behavior dan Adjective menjadi attributes.

2. Memberikan informasi yang jelas tentang context dari sistem 3. Mengurangi biaya maintainance

4. Memudahkan untuk mencari hal yang akan diubah

5. Membuat perubahan menjadi lokal tidak berpengaruh pada modul yang lain. 2.9.2 Prinsip Umum OOAD

Terdapat empat prinsip umum OOAD, yaitu (Mathiassen, 2000): 1. Model the context

(64)

2. Emphasize the architecture

Merupakan arsitektur yang mudah dipahami yang memfasilitasi kolaborasi antara designer dan programmer. Arsitektur yang fleksibel membuat modifikasi dan perbaikan sistem yang lebih baik.

3. Reuse Patters

Dibangun berdasarkan gagasan-gagasan yang kuat dan komponen pretested memperbaiki kualitas sistem dan produktivitas dari proses development. 4. Tailor the method to suit specific projects

Setiap usaha devlopment masing-masing mempunyai tantangan yang unik. OOA&D harus disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang khusus dari situasi analisis dan desain yang diberikan.

2.9.3 Object, Attribute, Method dan Encapsulation

(65)

Objek instance adalah setiap hal yang khusus misalnya orang, tempat benda, sebagai nilai atribut dari objek. Behavior adalah apa yang dapat dilakukan suatu objek. Dalam analisis berorientasi objek, behavior dari objek biasanya mengacu pada method, operation dan service. Encaplusation adalah penggabungan dari beberapa item bersama-sama kedalam satu unit.

2.9.4 Aktivitas Utama OOAD

Terdapat 4 aktivitas utama yang digunakan dalam menggunakan metode Unified Software Deployment untuk OOAD (Object Oriented Analysis and Design) dan ditambah 2 aktivitas implementasi berdasarkan pendekatan Mathiassen yang biasa juga disebut A Traditional Top-Down Approach Based on OOAD yaitu (Mathiassen, 2000):

1. Problem Domain Analysis 2. Application Domain Analysis 3. Architecture Design

4. Component Design Aktivitas implementasi yaitu: 1. Programming.

2. Quality Assurance

2.9.4.1Problem Domain Analysis

(66)

Problem domain terdiri dari : 1. Classes

Class adalah sebuah deskripsi dari kumpulan objek-objek yang memiliki struktur behavior pattern dan atribut yang sama. Abstraksi, klasifikasi, dan seleksi adalah tugas utama dalam aktifitas kelas. Kelas merupakan tujuan utama dalam mendefinisikan dan membatasi problem domain. Kelas terdiri dari nama kelas, atribut dan operasi. Nama kelas yaitu yang mendefinisikan kelas itu sendiri. 2. Structure

Aktifitas structure difokuskan pada hubungan antara classes dan objek. 3. Events

Event adalah sebuah kejadian seketika yang melibatkan satu atau lebih objek. Event table mempermudah dalam menganalisa sistem agar tidak ada event yang terlupakan dalam membuat suatu class diagram.

4. Behaviour Pattern

Behavior pattern adalah deskripsi dari event trace yang mungkin untuk semua objek di dalam class. Event trace adalah urutan event-event dari suatu objek tertentu. Behavior pattern dapat digambarkan dalam state diagram.

(67)
[image:67.595.132.523.116.425.2]

Selection merupakan sesuatu yang keluar dari peristiwa yang terjadi. Iteration merupakan events yang terjadi nol atau lebih.

Gambar 2.3 Activities in Problem Domain Analysis (Sumber: Mathiassen, 2000)

2.9.4.2Application Domain Analysis

Tahapan ini berfokus pada bagaimana sistem akan digunakan oleh pengguna. Tahap ini dan tahap sebelumnya dapat dimulai secara bergantian, tergantung pada kondisi pengguna. Application Domain adalah organisasi yang mengelola, memantau atau mengontrol problem domain. Application Domain terdiri dari :

1. Usage a. Usecase

(68)

orang-orang dan sistem yang lain yang aktif pada sistem function. Sebuah use case adalah abtraksi dari interaksi dengan target sistem. Use case dapat diaktifkan oleh actor atau oleh target sistem. Use case yang lengkap menentukan semua penggunaan target sistem didalam application domain.

b. Sequence

(69)

2. Function

Function adalah sebuah fasilitas untuk membuat sebuah model yang berguna bagi actor. Function terdiri dari complete function list. Ada beberapa tipe dari function antara lain:

1. Update Function diaktifkan oleh sebuah event dari problem domain dan hasilnya adalah sebuah perubahan pada model state.

2. Signal Function diaktifkan oleh sebuah perubahan pada model state dan hasilnya sebuah reaksi pada konteks. Reaksi ini mungkin sebuah tampilan kepada actor di application domain.

3. Read Function diaktifkan oleh sebuah kebutuhan informasi pada sebuah tugas kerja pada actor dan hasilnya tampilan sistem yang berhubungan dengan bagian model.

4. Compute Function diaktifkan oleh sebuah kebutuhan informasi pada sebuah tugas kerja pada actor dan terdiri dari sebuah perhitungan yang melibatkan informasi yang disediakan oleh actor atau model. Hasilnya sebuah tampilan hasil perhitungan.

3. Interface

(70)

dan protokol-protokol untuk interaksi dengan sistem lain. Navigation diagram merupakan semua window dari user interface dan hubungan dinamiknya.

2.9.4.3Architectural Design

Dalam tahap ini dirancang arsitektur hubungan antara client dan server yang memadai untuk sistem agar dapat berjalan baik. Perancangan tahap ini menentukan bagaimana struktur sistem fisik akan dibuat dan bagaimana distribusi sistem informasi pada rancangan fisik tersebut. Laporan yang dihasilkan adalah Deployment Diagram.

Menurut (Mathiassen, 2000), Aktivitas dalam architectural design: a. Criteria

[image:70.595.106.519.180.743.2]

Criteria merupakan sebuah properti dari sebuah arsitektur. Tabel 2.1 Classical criteria for software quality

Criteria Ukuran dari

Usable kesesuaian sistem dalam organisasi, hubungan kerja dan konteks teknis.

Secure Adanya autorisasi pada saat menggunakan data dan fasilitas sistem tersebut.

Efisien Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas platform teknis.

Correct Pemenuhan kebutuhan

Reliable Pemenuhan ketepatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan fungsi.

Maintainable Pengalokasian biaya dan perbaikan sistem yang rusak.

(71)

Flexible Biaya yang dibutuhkan untuk memodifikasi sistem yang dikembangkan.

Comprehensible Usaha yang dibutuhkan untuk memperoleh pemahaman yang masuk akal dari sebuah sistem. Reusable Kemungkinan untuk menggunakan bagian sistem

pada sistem lain yang berhubungan.

Portable Dapat dioperasikan di technical platform yang lain. Interoperable Dapat digabungkan dengan sistem yang lain.

(Sumber Terjemahan: Mathiassen, 2000)

b. Komponen arsitektur

[image:71.595.108.522.98.430.2]

Komponen arsitektur merupakan struktur sistem, yang saling berhubungan dengan komponen-komponen. Komponen adalah sebuah kumpulan dari bagian-bagian program yang membentuk sebuah kesatuan dan mempunyai tugasnya masing-masing. Dalam komponen diagram dapat menggambarkan distribusi dalam client server architecture:

Tabel 2.2 Client Server Achictecture

(Sumber Terjemahan: Mathiassen, 2000) c. Proses

(72)

proses. Tujuan dari desain proses arsitektur adalah untuk menyusun eksekusi pada level physical.

2.9.4.4Component Design

Tahap terakhir dalam Unified Software Deployment sebelum melakukan programming. Sistem akan dimodelkan secara lengkap dalam diagram yang disebut sebagai Component Diagram. Di tahap ini terlihat bagaimana sistem bekerja dan interaksi yang terjadi antara sistem dan pengguna.

Menurut (Mathiassen, 2000), Ada beberapa aktifitas dalam component design antara lain:

1. Model Component

Model component adalah sebuah bagian dari sebuah sistem yang mengimplementasikan problem domain model. Tujuannya adalah mengirim data yang sekarang dan yang lalu kepada fungsi, interfaces dan kepada user dan sistem yang lain. Hasil dari aktivitas model component adalah sebuah versi revisi pada class diagram dari aktivitas analisis. Dalam desain analisis model digambarkan sebagai class diagram yang dikombinasikan dengan statechart diagram untuk setiap kelas. Dalam model component desain lebih fokus pada informasi yang diambil dari event.

(73)

objek lainnya dan memungkinkan menambahkan hubungan struktural, untuk memungkinkan objek lain mengakses atributnya.

Untuk event yang terjadi sekali tampilkan event tersebut sebagai atribut pada kelas dimana event itu berada. Event ini ditandai dengan ” + ”. Untuk event yang terjadi berkali-kali atau iterasi keluarkan event ini sebagai kelas baru. Event ini ditandai dengan ” * ”. Hubungkan kelas baru dengan class dari mana event itu berasal dengan hubungan agregasi.

2. Function Component

Merupakan sebuah bagian dari sistem yang mengimplementasikan kebutuhan-kebutuhan fungsional. Tujuan dari function component adalah untuk memberikan user interfaces dari system components yang diakses kedalam model. Hasil dari function component adalah sebuah kelas diagram dengan operasi dan spesifikasi operasi yang kompleks. Ada empat tipe dari function component yaitu:

1. Update: berhubungan langsung dengan problem domain. Jika tidak terjadi dalam problem domain maka tidak dilakukan perubahan dalam model system. Menerima data input yang mendeskripsikan dan data output yang mendeskripsikan suatu model.

2. Read: menjelaskan kebutuhan dari user atau system lain untuk mendapatkan informasi dari model.

(74)

4. signal: merupakan kebutuhan untuk mengontrol pada sistem dimana pada saat system atau control model diatur sehingga status problem domain membutuhkan status yang membutuhkan reaksi.

3. Connecting Component

Connecting component terbagi dua yaitu coupling dan cohesion. Coupling adalah sebuah ukuran seberapa dekat dua kelas atau komponen dihubungkan sedangkan Cohesion adalah sebuah ukuran seberapa baik sebuah kelas atau komponen digabungkan bersama.

2.9.4.5Programming

Pada tahapan ini aktifitas yang dilakukan sudah memasuki tahapan desain program untuk sistem yang telah di desain perancangannya.

2.9.4.6Quality Assurance

Pada tahapan ini ada 2 aktifitas yang dilakukan yaitu (Mathiassen, 2000): 1. Testing Sistem

Testing adalah proses mengeksekusi program secara intensif untuk menemukan kesalahan-kesalahan. Definisi ini sangat penting karena akan mempengaruhi pada tata cara pengujian. Pengujian tidak hanya guna mendapatkan program yang benar, namun juga memastikan bahwa program tersebut bebas dari kesalahan-kesalahan untuk segala kondisi.

2. Software release

(75)

2.10 Unified Modelling Language (UML)

UML (Unified Modelling Language) adalah salah satu alat bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi Object. Hal ini disebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memugkinkan bagi pengembang sistem untuk mencetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain.

Tabel 2.3 Tipe Diagram UML

Diagram Tujuan Keterangan

Activity Perilaku prosedural dan pararel Sudah ada di UML 1 Class Interaksi diantara Object. Lebih

menekankan ke link

Di UML 1 disebut collaboration Component Struktur dan koneksi dari

komponen

Sudah ada di UML 1

Composite Structure

Dekomposisi sebuah class saat runtime

Baru untuk UML 2

Deployment Penyebaran / instalasi ke klien Sudah ada di UML 1 Interaction

Overview

Gabungan antara activity dan sequence diagram

Baru untuk UML 2

Object Contoh konfigurasi instance Tidak resmi ada di UML 1

Package Struktur hierarki saat kompilasi Tidak resmi ada di UML 1

Sequence Interaksi antar Object. Lebih menekankan pada urutan

Sudah ada di UML 1

(76)

Machine sebuah Object

Timing Interaksi antar Object. Lebih menekankan pada waktu

Baru untuk UML 2

Use case Bagaimana user berinteraksi dengan sebuah sistem

Sudah ada di UML1

(Sumber: Munawar, 2005)

Component Diagram

Artructure Diagram

Component Diagram

Composite Structure Diagram

Deployment Diagram

Object Diagram

Package Diagram

Diagram

Behaviour Diagram

Activity Diagram

Use Case Diagram

State Machine Diagram

Interaction Diagram

Sequence Diagram

Communication Diagram

Interaction Diagram

[image:76.595.119.521.82.681.2]

Timing Diagram

Gambar 2.4 Klasifikasi Diagram UML

(77)

2.10.1 Use Case Diagram

Use case diagam adalah deskripsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antara user (pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai. Urutan langkah-langkah yang menerangkan antara pengguna dengan sistem disebut scenario. Setiap scenario mendeskripsikan urutan kejadian. Setiap urutan diinisialisasi oleh orang, sistem yang lain, perangkat keras atau urutan waktu. Tiga komponen dalam use case diagram adalah aktor, garis asosiasi dan use case.

Aktor adalah abstraction dari orang dan sistem yang lain yang mengaktifkan fungsi dari target sistem. Orang atau sistem bisa muncul dalam beberapa peran. Aktor berinteraksi dengan use case tetapi tidak memiliki kontrol atas use case. Aktor biasanya dapat berupa pengguna yang berinteraksi dengan software atau sistem informasi. Namun aktor pun dapat berupa sistem komputer lain yang berinteraksi dengan software. Interaksi ditunjukan dengan garis lurus antara satu komponen dengan komponen lain. Sementara elips melambangkan use case yaitu abstraksi dari interaksi antara sistem dengan aktor. Use case dibuat berdasarkan keperluan aktor. Use case harus merupakan “apa” yang dikerjakan software aplikasi, bukan “bagaimana” software aplikasi mengerjakannya. Setiap

(78)

Stereotype adala

Gambar

Gambar 4.67 Window Diagram Halaman Cari Data Anggaran (Level GBA) ... 177
Gambar 4.73 Window Diagram Halaman Pembayaran yang Sedang Diproses
Gambar 4.84 Component Diagram Halaman Pada Sistem Informasi Akuntansi
Gambar 2.3 Activities in Problem Domain Analysis
+7

Referensi

Dokumen terkait