• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu Rumah Tangga dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove Desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu Rumah Tangga dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove Desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

HUB

RUM

D

UNGAN

MAH TAN

DAL

Desa Pantai G

P

UN

KARAKT

NGGA DE

LAM PEM

Gading, Ke
(2)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI IBU

RUMAH TANGGA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA

DALAM PEMBIBITAN MANGROVE

Desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat

SKRIPSI

OLEH :

ROGANDA MALAU

070309027

PKP

Diajukan kepada Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si) (Emalisa, SP, M.Si) NIP:195411111981031001 NIP:197211181998022001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

RINGKASAN

ROGANDA MALAU (070309027), dengan judul skripsi ”HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DALAM PEMBIBITAN MANGROVE”. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si dan Ibu Emalisa, SP, M.Si.

Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juli-Agustus 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove, untuk mengetahui bagaimana produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove, untuk mengetahui hubungan antara karasteristik sosial ekonomi ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove, untuk mengetahui besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penentuan daerah penelitian secara sengaja (purposive) di desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat yang didasarkan bahwa desa Pantai Gading ini merupakan desa tempat berawalnya kegiatan pembibitan mangrove di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Metode analisis data yang digunakan yaitu secara deskriptif dan analisis korelasi Rank Spearman.

Hasil dari penelitian adalah :

1. Peranan ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove adalah mengisi tanah ke dalam polybag.

2. Produktivitas kerja ibu rumah tangga di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat adalah antara 700-1500 unit per HKP dengan rata-rata 1100 unit (polybag) per HKP atau rata-rata pendapatan Rp 294.400,- per periode pembibitan.

3. Ada hubungan yang nyata antara umur, jumlah tanggungan dan total pendapatan keluarga dengan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

4. Ada hubungan yang tidak nyata antara pendidikan dan lama mengikuti pembibitan (pengalaman ibu rumah tangga) dengan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat.

5. Besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap total pendapatan keluarga adalah dengan rata-rata Rp 294.400,- per periode penanaman atau 11,906 %.

(4)

RIWAYAT HIDUP

ROGANDA MALAU, lahir di Aek Sampuran pada tanggal 08 Januari 1990, sebagai anak ketujuh dari delapan bersaudara, anak dari Bapak P Malau dan Ibu R Sitanggang.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut : 1. Tahun 1995 masuk Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri No 173751 Rianiate, dan

menyelesaikan SD pada Tahun 2001.

2. Tahun 2001 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Negeri 1 Pangururan, dan menyelesaikan SLTP pada Tahun 2004.

3. Tahun 2004 masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Pangururan, dan menyelesaikan SMA pada Tahun 2007.

4. Tahun 2007, diterima di Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara Medan, melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

5. Tanggal 27 Juni-27 Juli 2011 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Pematang Cengkring Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara. 6. Bulan Juli-Agustus 2012 melaksanakan penelitian skripsi di Desa Pantai

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasihNya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu Rumah Tangga dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove”. Penelitian dilakukan di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah Diajukan Kepada Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian.

Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada,

1. Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si, selaku ketua komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis.

2. Ibu Emalisa, SP, M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis. 3. Ibu Dr. Salmiah, MS selaku Ketua Departemen Agribisnis dan Bapak

Dr. Ir. Satia Negara Lubis, MEC selaku Sekretaris Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kemudahan dalam hal kuliah dan administrasi kegiatan lainnya di kampus.

(6)

5. Seluruh Pegawai di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, khususnya pegawai di Departemen Agribisnis.

6. Kepala Desa Pantai Gading, Bapak Tukiman, Sekertaris Desa, Hidayat, Bapak Syarifudin serta seluruh ibu rumah tangga pembibit mangrove di Desa Pantai Gading yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh instansi ataupun lembaga terkait yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

Dengan hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada Kedua Orangtua, Ayahanda P Malau dan Ibunda R Sitanggang yang selalu memberikan doa, cinta kasih, pendidikan, dan dukungan moril maupun materil kepada penulis. Kepada kakanda Togar malau, Risna Malau, Juniar Malau, Rosita Malau, Makmur Malau, Eviana Malau dan adinda Eko Malau atas semangat yang telah diberikan.

(7)

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan tulisan ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2012

(8)

DAFTAR ISI

RINGKASAN ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR SINGKATAN ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 5

Tujuan Penelitian ... 5

Kegunaan Penelitian ... 6

Hipotesis Penelitian ... 6

TINJAUAN PUSTAKA Mangrove ... 7

Peran Pemerintah ... 10

Produktivitas Kerja ... 11

Wanita dalam Sektor Ekonomi ... 13

Karakteristik Sosia Ekonomi ... 14

Kerangka Pemikiran ... 17

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 19

Metode Penentuan Sampel ... 19

Metode Pengumpulan Data ... 20

Metode Analisis Data ... 20

Definisi dan Batasan Operasional ... 23

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Keadaan Geografis ... 25

Keadaan Penduduk ... 26

Sarana dan Prasarana ... 28

Pembibitan Mangrove ... 29

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Ibu Rumah Tangga ... 31

Peranan Ibu Rumah Tangga dalam Pembibitan Mangrove ... 35

(9)

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu Rumah Tangga

dengan Produktivitasnya dalam Pembibitan Mangrove ... 37 Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga terhadap Total Pendapatan

Keluarga ... 43 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 45 Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Hal

1. Data Luas Desa Pantai Gading ... 25

2. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 26

3. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal ... 27

4. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian ... 27

5. Sarana dan Prasarana... 28

6. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Umur ... 31

7. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Tingkat Pendidikan ... 32

8. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Jumlah Tanggungan ... 33

9. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Lama Mengikuti Pembibitan ... 33

10. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Total Pendapatan Keluarga ... 34

11. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Produktivitas Kerja ... 36

12. Hubungan Umur Dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove ... 37

13. Hubungan Pendidikan Dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove ... 38

14. Hubungan Jumlah Tanggungan Dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove ... 40

15. Hubungan Lama Mengikuti Pembibitan Dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove ... 41

16. Hubungan Total Pendapatan Keluarga dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove ... 42

(11)

DAFTAR SINGKATAN

Landsat TM = Land satellite Thematic Mapper HKP = Hari Kerja Pria

DAS = Daerah Aliran Sungai

SM KGLTL = Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut

rs = Rank Spearman

Pd = Pendapatan

TR = Total Revenue/penerimaan

TC = Total Cost/biaya

ha = Hektar

Km = Kilometer

mm = Millimeter

KK = Kepala Keluarga

SD = Sekolah Dasar

SMP = Sekolah Menengah Pertama SMA = Sekolah Menengah Atas

GERHAN = Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Hal

1. Skema Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu Rumah Tangga

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Hal

1. Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu Rumah Tangga ... 49 2. Data Produktivitas Kerja Ibu Rumah Tangga dalam Pembibitan Mangrove

dalam Satu Periode Pembibitan ... 50 3. Korelasi Rank Spearman antara Umur dengan Produktivitas Kerja Ibu Rumah

Tangga dalam Pembibitan Mangrove ... 51 4. Korelasi Rank Spearman antara Pendidikan dengan Produktivitas Kerja Ibu

Rumah Tangga dalam Pembibitan Mangrove ... 53 5. Korelasi Rank Spearman antara Jumlah Tanggungan dengan Produktivitas

Kerja Ibu Rumah Tangga dalam Pembibitan Mangrove ... 55 6. Korelasi Rank Spearman antara Lama Mengikuti Pembibitan dengan

Produktivitas Kerja Ibu Rumah Tangga dalam Pembibitan Mangrove ... 57 7. Korelasi Rank Spearman antara Pendapatan Keluarga dengan Produktivitas

Kerja Ibu Rumah Tangga dalam Pembibitan Mangrove ... 59 8. Data Besar Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga terhadap Total

(14)

RINGKASAN

ROGANDA MALAU (070309027), dengan judul skripsi ”HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DALAM PEMBIBITAN MANGROVE”. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si dan Ibu Emalisa, SP, M.Si.

Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juli-Agustus 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove, untuk mengetahui bagaimana produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove, untuk mengetahui hubungan antara karasteristik sosial ekonomi ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove, untuk mengetahui besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penentuan daerah penelitian secara sengaja (purposive) di desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat yang didasarkan bahwa desa Pantai Gading ini merupakan desa tempat berawalnya kegiatan pembibitan mangrove di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Metode analisis data yang digunakan yaitu secara deskriptif dan analisis korelasi Rank Spearman.

Hasil dari penelitian adalah :

1. Peranan ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove adalah mengisi tanah ke dalam polybag.

2. Produktivitas kerja ibu rumah tangga di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat adalah antara 700-1500 unit per HKP dengan rata-rata 1100 unit (polybag) per HKP atau rata-rata pendapatan Rp 294.400,- per periode pembibitan.

3. Ada hubungan yang nyata antara umur, jumlah tanggungan dan total pendapatan keluarga dengan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

4. Ada hubungan yang tidak nyata antara pendidikan dan lama mengikuti pembibitan (pengalaman ibu rumah tangga) dengan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat.

5. Besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap total pendapatan keluarga adalah dengan rata-rata Rp 294.400,- per periode penanaman atau 11,906 %.

(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hutan/ekosistem mangrove sebagai salah satu sumber daya alam yang tumbuh di kawasan pantai/pesisir merupakan ekosistem yang unik, dan merupakan ekosistem penyambung (interface) antara ekosistem daratan dengan ekosistem lautan. Secara umum keberadaan hutan/ekosistem mangrove mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting, baik secara fisik, ekologis

dan ekonomis, dalam mendukung pembangunan wilayah pesisir ( Kementerian Kehutanan, 2010).

Hutan mangrove merupakan ekosistem unik yang terletak pada zona pasang surut di daerah tropis maupun sub tropis. Flora penyusun ekosistem mangrove terdiri atas berbagai jenis tumbuhan yang mampu tumbuh dalam kondisi yang selalu terpengaruh oleh pasang surut air laut. Hutan mangrove memainkan peranan yang sangat penting, karena merupakan bagian dari ekosistem laut yang selalu menyediakan bahan oganik, mendukung kestabilan produksi ikan, udang, kepiting, dan sebagainya secara stabil. Selain itu, hutan mangrove juga melindungi garis pantai dan menjaganya dari erosi maupun kerusakan yang disebabkan oleh ombak atau angin yang kuat (Ida, dkk, 1999).

Mangrove merupakan ekosistem yang sangat produktif. Berbagai produk

dari mangrove dapat dihasilkan baik secara langsung maupun tidak langsung,

diantaranya: kayu bakar, bahan bangunan, keperluan rumah tangga, kertas, kulit,

obat-obatan dan perikanan. Melihat beragamnya manfaat mangrove, maka tingkat

(16)

bergantung pada habitat mangrove yang ada di sekitarnya. Contohnya, perikanan

pantai yang sangat dipengaruhi oleh keberadaan mangrove, merupakan produk

yang secara tidak langsung mempengaruhi taraf hidup dan perekonomian

desa-desa nelayan (Noor, dkk, 2006).

Luas ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 75 % dari luas ekosistem mangrove di Asia Tenggara. Sebaran ekosistem mangrove di Indonesia terutama di wilayah pesisir Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Luas sebaran ekosistem mangrove terus mengalami penurunan dari 4,25 juta hektar pada tahun 1982 menjadi 3,24 juta hektar (76%) pada tahun 1987, dan tinggal 2,50 juta hektar (59%) pada tahun 1990. Penurunan luasan ekosistem mangrove tersebut menunjukan bahwa degradasi kawasan mangrove cukup tinggi dengan laju 200 ribu hektar/tahun (4,7%) (Dahuri, 2003).

Penduduk memberikan sumbangan terhadap penurunan luas mangrove di Indonesia. Seperti diketahui, penduduk setempat telah memanfaatkan mangrove dalam kurun waktu yang lama. Permasalahan utama yang sering kali menjadi penyebab pendegradasian kawasan mangrove adalah pembangunan tambak liar, pengembangan kawasan pariwisata yang tidak akrab lingkungan, perubahan fungsi lahan menjadi perkebunan, kemudian berkembangnya kawasan pemukiman di garis hijau pantai. Seiring dengan adanya pertambahan populasi penduduk, baik karena pertambahan alami maupun perpindahan dari luar. Kegiatan masyarakat yang menyebabkan hilangnya mangrove ini terutama adalah pemanfaatan areal mangrove untuk pembangunan tambak (Noor, dkk, 2006).

(17)

Besitang. Secara umum kawasan ini merupakan wilayah pesisir dengan ekosistem utama berupa hutan bakau. Salah satu ekosistem mangrove yang masuk kategori kawasan lindung di wilayah ini adalah kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut (SM KGLTL). Bagian dari kawasan Suaka Margasatwa ini yang masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Langkat adalah bagian Langkat Timur Laut yang berada di Kecamatan Secanggang (Balitbang, 2005).

Ekosistem hutan mangrove di Kecamatan Secanggang saat ini telah mengalami kerusakan. Di wilayah ini telah terjadi berbagai bentuk kerusakan ekosistem hutan mangrove yang berupa penebangan liar/pencurian kayu, perambahan, pengambilan biota air yang tidak terkendali, perburuan liar, pencemaran sungai dan pemukiman. Okupasi lahan yang terjadi pada tahun 1999 mencapai 3.650 ha (24%) yang meliputi 1.600 ha (44%) untuk kegiatan pertambakan, 1.800 ha (49%) untuk kebun kelapa sawit dan 250 ha (7%) dikonversi untuk penggunaan lainnya.

(18)

Ekosistem mangrove sangat potensial bagi kesejahteraan masyarakat khususnya daerah pesisir. Sebagai ekosistem wilayah pesisir, hutan mangrove memiliki manfaat menahan gelombang air laut sehingga tidak langsung menghantam daerah pesisir. Keberadaan hutan mangrove mampu mengurangi dampak bencana alam seperti tsunami. Didukung dengan keberadaan kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut (SM KGLTL) yang merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Secanggang yang harus dipertahankan keberadaannya.

Pelestarian ataupun tindakan konservasi kawasan hutan mangrove sangat tergantung pada masyarakat sekitar hutan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung suksesnya suatu kegiatan pelestarian hutan mangrove yang salah satunya dapat dilakukan dengan melakukan pembibitan mangrove. Dalam melakukan pembibitan, pihak penyelenggara dapat mengikut sertakan masyarakat sebagai tenaga kerja pembibitan yang dapat membantu perekonomian masyarakat.

(19)

Identifikasi Masalah

Kawasan mangrove di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat mempunyai peranan yang sama pentingnya dengan kawasan hutan lainnya terhadap konservasi keanekaragaman hayati, tata air dan peningkatan perekonomian masyarakat di sekitarnya. Karena kawasan ekosistem mangrove terletak di wilayah daerah pemukiman masyarakat, maka peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan ekosistem mangrove khususnya dalam pembibitan mangrove sangat mempengaruhi keberhasilan pelestarian hutan mangrove. Dengan demikian dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: peranan ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove?, bagaimana produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian?, apakah ada hubungan karakteristik sosial ekonomi ibu rumah tangga (umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lamanya bekerja di pembibitan, tingkat pendapatan keluarga) dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian?, besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga?.

Tujuan Penelitian

(20)

mangrove di daerah penelitian, untuk mengetahui besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga.

Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan masukan dan informasi bagi pengambil keputusan di instansi terkait dan pihak pihak yang ingin mengembangkan produktivitas kerja dalam masyarakat, serta sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Hipotesis Penelitian

(21)

TINJAUAN PUSTAKA

Mangrove

Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa Portugis mangue dan bahasa Inggris (Kusmana, 2005). Dalam bahasa Inggris kata mangrove digunakan baik untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang-surut maupun untuk individu-individu spesies tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut. Sedangkan dalam bahasa Portugis kata mangrove digunakan untuk menyatakan individu spesies tumbuhan, dan kata mangal untuk menyatakan komunitas tumbuhan tersebut.

Ekosistem mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh disepanjang garis pantai tropis sampai subtropis yang memiliki fungsi istimewa disuatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah anaerob. Dengan demikian kawasan mangrove dapat diinterpretasikan sebagai suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut (terutama di pantai yang terlindungi, laguna, muara sungai) yang tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut, yang tumbuhannya bertoleransi terhadap garam. Ekosistem mangrove merupakan tipe hutan tropika dan subtropika yang khas, tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Mangrove banyak dijumpai di wilayah pesisir yang terlindung dari gempuran ombak dan daerah yang landai (Kusmana, 2005).

(22)

202 jenis tumbuhan mangrove yang terdiri dari 89 jenis pohon, 5 jenis palem, 19 jenis liana (tumbuhan memanjat), 44 jenis epifit, dan 1 jenis paku. Dari 202 jenis tersebut, hanya 43 jenis yang merupakan mangrove sejati (true mangrove). Sementara tumbuhan mangrove sejati di dunia tercatat ada 60 jenis.

Ekosistem mangrove, sering disebut dengan sebutan hutan payau atau hutan bakau. Kawasan mangrove merupakan tipe hutan tropika dan sub-tropika yang khas, tumbuh disepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut (Dahuri, 2003).

Menurut FAO luas kawasan mangrove di dunia adalah sekitar 16.530.000 ha yang tersebar di Asia 7.441.000 ha, Afrika 3.258.000 ha, dan Amerika 5.831.000 ha, sedangkan luasan ekosistem mangrove Indonesia diperkirakan seluas 3.735.250 ha yang tersebar di 13.677 pulau pada garis pantai lebih dari 81.000 km. Kawasan mangrove terdiri atas jenis-jenis pohon Avicennia, Rhizophora, Sonneratia, Bruguiera, Ceriops, Lumnitzera, Excoecaria, Xylocarpus, Aegiceros, Scyphyphora, dan Nypa. (Kusmana, 2005).

(23)

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan potensi hasil hutan seperti madu, kayu, dan tempat rekreasi (Kusmana, 2007).

Pelaksanaan reboisasi (penghijauan) kawasan ekosistem hutan mangrove yang mengalami kerusakan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengadaan Bibit

Pada umumya bibit tanaman mangrove masih diambil langsung dari alam yaitu induk pohon mangrove karena saat ini belum ada pengusaha yang khusus memperbanyak bibit tanaman mangrove kemudian bibit dikelompokkan berdasarkan jenis dan besar tanaman mangrove.

2. Seleksi Bibit

Untuk melakukan seleksi bibit tanaman mangrove harus diperhatikan beberapa hal, diantaranya pertumbuhan batang, cabang, daun dan akarnya serta memperhatikan kesehatan bibit apakah cacat, terkena penyakit atau hama tanaman.

3. Persemaian Bibit

Lokasi persemaian bibit sebaiknya tidak jauh dari daerah yang akan direboisasi tetapi sebaiknya pada daerah yang agak terlindung dari gempuran ombak laut dan memiliki cukup lumpur sebagai media tanam. Selain itu, lokasi persemaian perlu dibuat pagar pembatas sebagai pelindung untuk menghindari gangguan kepiting bakau (Neosarmatrium meinerti).

4. Media Semai

(24)

5. Pengangkutan Bibit

Setelah bibit cukup umur untuk ditanam, maka bibit tanaman mangrove diangkut ke lokasi penanaman pohon mangrove dengan menggunakan wadah angkut sebaiknya berupa kayu atau plastik kontainer berdasarkan jenis dan ketinggian bibit.

6. Penanaman Bibit

Penanaman bibit tanaman mangrove di lokasi penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari karena cahaya matahari sudah tidak terlalu panas. Penanaman bibit dilakukan dengan jarak tanam 5 x 5 m atau disesuaikan dengan kanopi pohon induk dan lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm setelah itu bibit sebaiknya diberi tongkat kayu yang diikat kuat dengan tali agar tidak perpindah apabila terkena ombak laut.

7. Pemeliharaan dan Perlindungan

Setelah melakukan penanaman, perlu dilakukan pemeliharaan tanaman agar pertumbuhan tanaman terkontrol apabila kemungkinan terjadi kerusakan tanaman akibat serangan hama tanaman dan ombak laut, sehingga apabila hal tersebut terjadi maka tanaman harus segera diganti dengan bibit yang baru (Fadhlan, 2010).

Peran Pemerintah

(25)

mencapai 300.000 hektar yang hingga saat ini belum dapat ditanggulangi. Departemen Kehutanan Republik Indonesia telah melihat dampak yang lebih parah akan terjadi apabila kondisi ini tidak segera ditangani. Usaha penanganan kerusakan hutan mangrove ini telah ditindaklanjuti dengan telah ditetapkan anggaran sebesar 4 trilyun rupiah untuk program reboisasi hutan mangrove di seluruh Indonesia (Balitbang, 2005).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Pasal 43 tentang kehutanan bahwa dalam kaitan kondisi hutan mangrove yang rusak pada setiap orang yang memiliki, mengelola atau memanfaatkan hutan mangrove wajib melaksanakan rehabilitas untuk tujuan perlindungan konservasi. Salah satu cara melindungi hutan mangrove adalah dengan menunjuk suatu kawasan hutan mangrove sebagai kawasan konservasi, dan sebagai bentuk sabuk hijau di sepanjang pantai dan tepi sungai (Fadhlan, 2010).

Upaya pelestarian kerusakan ekosistem hutan mangrove tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi juga dilakukan oleh masyarakat yang ikut berpartisipasi membantu pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup khususnya ekosistem hutan mangrove dengan metode, yaitu konservasi, reboisasi dan rehabilitasi (Fadhlan, 2010).

Produktivitas Kerja

(26)

Produktivitas Kerja = total hasil tenaga kerja (unit) /HKP

Dalam perhitungan curahan tenaga kerja maka digunakan standar perhitungan berdasarkan umur dan jenis kelamin tenaga kerja dengan standar konversi sebagai berikut:

 Tenaga anak-anak (10-14 tahun) : laki-laki = 0,5 HKP, wanita = 0,4 HKP

 Tenaga laki-laki dewasa ≥ 15 tahun = 1 HKP  Tenaga wanita dewasa ≥ 15 tahun = 0,8 HKP

Standar konversi tersebut berlaku dengan jumlah jam kerja yang sama dalam satu hari kerja yaitu 7 jam kerja efektif . Untuk menghitung curahan tenaga kerja dengan usia dan jenis kelamin tertentu harus melihat jumlah jam kerja dikalikan dengan standar Men equivalent (Me) atau Hari Kerja Pria (HKP) (Butar-Butar, 2011).

Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja adalah :

1. Tersedianya tenaga kerja

(27)

2. Kualitas tenaga kerja

Dalam proses produksi, apakah itu proses produksi barang-barang pertanian atau bukan, selalu diperlukan spesialisasi. Persediaan tenaga kerja spesialisasi ini diperlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu, dan ini tersedianya adalah dalam jumlah yang terbatas. Bila masalah kualitas tenaga kerja ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam proses produksi. Sering dijumpai alat- alat teknologi canggih tidak dioperasikan karena belum tersedianya tenaga kerja yang mempunyai klasifikasi untuk mengoperasikan alat tersebut.

3. Jenis kelamin

Kualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi dalam proses produksi pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam bidang pekerjaan tertentu seperti mengolah tanah, dan tenaga kerja wanita mengerjakan tanam.

4. Tenaga kerja musiman

Pertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga kerja musiman dan pengangguran tenaga kerja musiman. Bila terjadi pengangguran semacam ini, maka konsekuensinya juga terjadi migrasi atau urbanisasi musiman (Soekartawi, 1999).

Wanita dalam Sektor Ekonomi

(28)

yang terkait dalam perkawinan. Dalam tiga peran tersebut, wanita memberikan diri sepenuhnya demi kesejahteraan keluarganya. Banyak wanita merasa kurang puas dalam tiga peran diatas dan keadaan ekonomi keluarga menuntutnya untuk bekerja diluar, atau mencari suatu kegiatan yang menambah penghasilan keluarganya (Moenandar, 1985).

Keinginan para wanita untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan perbaikan ekonomi serta keadilan sosial keluarga senantiasa tergambar dari upaya yang selalu mereka lakukan, misalnya dengan bekerja dibidang pertanian. Wanita pada umumnya sangat peka dengan keadaan dan permasalahan yang terjadi dalam keluarganya, mereka akan menjadi penengah untuk setiap masalah yang terjadi dalam keluarga. Mereka juga tidak akan segan untuk memasuki dunia pekerjaan yang beresiko tinggi apabila keadaan keluarga mereka mengharuskan untuk berbuat demikian (Ihromi, 1995).

Karakteristik Sosial Ekonomi

Umur

Umur yang makin tua biasanya fanatik terhadap tradisi dan sulit untuk diberikan pengertian-pengertian yang mengubah cara kerja, cara berpikir, dan cara hidupnya. Semakin muda umur maka semakin tinggi semangat dalam berbagai aktifitas (Lubis, 2009). Umur memiliki pengaruh besar dalam produktivitas kerja seseorang.

(29)

dengan kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal (Hasyim, 2006).

Pendidikan

Tingkat pendidikan manusia umumnya menunjukkan gaya kreatifitas manusia dalam berfikir dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya alam yang tersedia. Usaha-usaha penduduk berakibat hanya mampu menghasilkan pendapatan rendah (Lubis, 2009).

Menurut Hasyim (2006), tingkat pendidikan formal yang dimiliki petani akan menunjukkan tingkat pengetahuan serta wawasan yang luas untuk petani menerapkan apa yang diperolehnya untuk peningkatan usahataninya. Pada ibu rumah tangga juga berlaku hal yang sama, dimana tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan dalam memanfaatkan sumber daya alam.

Lamanya Bekerja di Pembibitan

Semakin banyak pengalaman dapat membuat perbandingan dalam mengambil keputusan. Tingkat pengalaman seseorang dalam berusaha memberikan kesan kepada mereka bahwa caranya adalah yang paling baik (Lubis, 2009).

(30)

Jumlah Tanggungan

Semakin banyak anggota keluarga, akan semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan (Soekartawi, 1999). Dengan makin banyaknya anggota keluarga yang menjadi tanggungan keluarga, ibu rumah tangga akan berusaha untuk mengoptimalkan produktivitasnya dengan menentukan pilihan-pilihan yang akan meningkatkan pendapatannya.

Menurut Hasyim (2006), jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi kebutuhannya. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong petani untuk melakukan banyak aktivitas terutama dalam mencari dan menambah pendapatan keluarganya.

Pendapatan Keluarga

Pendapat yang diperoleh suami yang sedikit dan kurang untuk pemenuhan biaya hidup/keluarga mengakibatkan wanita dalam keluarga tersebut berkeinginan untuk menambah pendapatan keluarga untuk biaya kebutuhan hidup. Pendapatan masyarakat yang makin besar mencerminkan tingkat kesejahteraan rumah tangga yang semakin terjamin (Sitorus, 2008).

(31)

pengelolaan waktu. Karena waktu merupakan salah satu factor penting dalam melakukan tugas-tugas itu sampai tuntas ( Wolfman, 1989 dalam Sitorus, 2008).

Kerangka Pemikiran

[image:31.595.89.517.307.480.2]

Produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi, antara lain: umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lamanya bekerja di pembibitan, tingkat pendapatan keluarga.

Gambar 1. Skema Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu Rumah Tangga dengan Produktivitas Kerja.

Karakteristik Sosial Ekonomi

Pendidikan Umur

Lamanya Bekerja di Pembibitan

Jumlah Tanggungan

Pendapatan Keluarga

(32)
[image:32.595.170.557.193.560.2]

Keberhasilan suatu tujuan kegiatan sangat dipengaruhi oleh peran masyarakat yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Secara jelas kerangka pemikiran dapat digambarkan dalam skema berikut ini:

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu Rumah Tangga dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove.

Ibu-Ibu Rumah tangga

Karakteristik Sosial Ekonomi: 1. Umur

2. Pendidikan

3. Jumlah Tanggungan

4. Lamanya Bekerja di Pembibitan 5. Pendapatan Keluarga

Total Produksi

(33)

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu secara sengaja. Dasar pemilihan lokasi penelitian ini karena di Desa Pantai Gading tersebut merupakan tempat berawalnya pembibitan mangrove di Kecamatan Secanggang.

Tempat pembibitan di Desa Pantai Gading terpusat di dua dusun, yaitu Dusun Pasar II dan Dusun Pangkal Pasar, dimana kedua dusun ini terletak dekat dengan habitat mangrove yang merupakan tempat pembibitan mangrove.

Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang ada objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditelaah oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh ibu rumah tangga yang pernah ikut dalam pembibitan mangrove yang ada di Desa Pantai Gading. Jumlah ibu rumah tangga yang pernah bekerja di pembibitan mangrove adalah 75 orang.

(34)

mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sampel atau responden dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang ikut dalam pembibitan mangrove.

Jumlah (kuota) sampel atau responden yang diambil adalah sebanyak 30 sampel. Rescoe dalam buku Metode Penelitian Bisnis memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500 (Sugiyono, 2007).

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengumpulan data primer melalui wawancara, kuesioner dan pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari buku yang dijadikan sebagai referensi, literatur, lembaga atau instansi atau dinas terkait dengan penelitian. Metode ini bertujuan untuk mengumpulkan data dari sejumlah variabel pada suatu kelompok melalui wawancara langsung dan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disediakan sebelumnya.

Metode Analisis Data

Tujuan penelitian pertama, untuk mengetahui peranan ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian, dianalisis secara deskriptif berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuesioner.

(35)

Produktivitas Kerja = Total Produksi Tenaga Kerja HKP

Tujuan penelitian ketiga, apakah ada hubungan karakteristik sosial ekonomi ibu rumah tangga (umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lamanya bekerja di pembibitan, total pendapatan keluarga) dengan produktivitasnya dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian, dianalisis dengan menggunakan

korelasi Rank Spearman (rs) dengan bantuan Statistical Product and Service

Solution (SPSS) 17. Metode korelasi Rank Spearman atau korelasi rangking, digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel dimana dua variabel itu tidak mempunyai distribusi normal dan variansnya tidak sama atau terdapat perbedaan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.

Rumus korelasi Rank Spearman (rs) adalah:

)

1

(

6

1

2 2 1

n

n

d

r

i n i s Dimana: s

r =Koefisien korelasi Rank Spearman.

i

d = Perbedaan atau selisih faktor sosial ekonomi ibu rumah tangga dengan skor

tingkat produktivitasnya dalam pembibitan mangrove. n = Jumlah sampel.

Untuk melihat nyata tidaknya hubungan antara variabel diuji dengan menggunakan uji t dengan rumus:

2 1 2 s s h r n r t   

(36)

Maka hipotesis yang diajukan adalah:

 Jika tht(α = 5%), berarti H0 diterima; Tidak ada hubungan karakteristik sosial

ekonomi ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove.

 Jika tht(α = 5%), berarti H1 diterima; Ada hubungan karakteristik sosial

ekonomi ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove.

Makna nilain koefisien Rank Spearman (rs)

0,00-0,19 : sangat rendah/lemah 0,20-0,39 : rendah/lemah

0,40-0,59 : sedang 0,60-0,79 : tinggi/kuat

0,80-1,00 : sangat tinggi/sangat kuat

Tujuan penelitian keempat, besar kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga dianalisis dengan metode deskriptif, jika nilai kontribusi lebih besar dari 50% berarti kontribusi ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga besar.

Total pendapatan keluarga dihitung dengan penjumlahan total konsumsi dan tabungan. Menurut JM Keynes:

(37)

Pendapatan ibu rumah tangga yang bekerja di pembibitan mangrove dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Pd = TR – TC

Keterangan : Pd = Pendapatan

TR = Total revenue/penerimaan TC = Total cost/biaya

Untuk mengetahui besar kontribusi ibu rumah tangga yang mengikuti pembibitan mangrove dihitung dengan:

Kontribusi ibu rumah tangga = Pendapatan ibu rumah tangga x 100% Total pendapatan keluarga

Definisi dan Batasan Operasional Definisi

1. Karakteristik sosial ekonomi ibu rumah tangga meliputi umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lama bekerja di pembibitan, tingkat pendapatan keluarga. 2. Umur adalah usia ibu rumah tangga yang dihitung dari tanggal lahirnya

sampai saat dilakukan kuesioner (tahun).

3. Pendidikan adalah tingkat pendidikan yang ditempuh ibu rumah tangga di

bangku sekolah (tahun).

4. Lama bekerja di pembibitan adalah lama ibu rumah tangga bekerja di

pembibitan mangrove (tahun).

(38)

6. Total pendapatan keluarga adalah pendapatan ibu rumah tangga ditambah pendapatan suami dan pendapatan anggota rumah tangga yang lain yang menanggung bersama kebutuhan rumah tangga.

7. Pembibitan mangrove adalah penanaman/penyemaian benih mangrove dalam media semai sampai bibit mangrove siap tanam.

8. Produktivitas kerja adalah jumlah produksi bibit mangrove per HKP.

Batasan Operasional

1. Lokasi penelitian adalah di desa Pantai Gading kecamatan Secanggang kabupatenLangkat

2. Sampel penelitian adalah ibu rumah tangga yang ikut bekerja dalam pembibitan mangrove di desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat

(39)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Keadaan Geografis

Penelitian ini dilakukan di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Sebelum tahun 2005 wilayah desa Pantai Gading masih merupakan bagian dari Desa Karang Gading, kemudian pada tahun 2005 desa Karang Gading melakukan pemekaran yang merupakan awal dari terbentuknya Desa Pantai Gading. Desa ini terdiri atas sepuluh dusun (Pangkal Pasar II, Pangkal Pasar Hilir, Pangkal Pasar, Pangkal Titi, Parit Binjai, Merbau Rinkih, Merbau, Rinkih, Sidodadi, dan Hilir). Desa ini memiliki luas 3828 ha, dengan batas batas wilayah sebagai berikut:

[image:39.595.117.511.536.654.2]

Sebelah Timur berbatasan dengan :Desa Kwala Besar Sebelah Barat berbatasan dengan :Desa Karang Gading Sebelah Selatan berbatasan dengan :Kabupaten Deli Serdang Sebelah Utara berbatasan dengan :Desa Selotong

Tabel 1. Data Luas Desa Pantai Gading

No Lahan Luas(ha) Persentase (%)

1 Sawah 632 16,05

2 Perkebunan (bukan sawah) 784 19,91

3 Perumahan dan non pertanian 394 10,00

4 Hutan Suaka Alam 2000 50,79

5 Hutan Mangrove 128 3,25

Jumlah 3938 100,00 Sumber : Data Monografi Desa Pantai Gading 2012

(40)

Desa ini berjarak lebih kurang 15 Km dari Ibukota Kabupaten Langkat, 58 Km dari Ibukota Provinsi.

Keadaan Penduduk

[image:40.595.113.512.280.529.2]

Jumlah penduduk di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang ini terdiri dari 3.579 jiwa (1.053 KK) dengan jumlah penduduk pria sebanyak 1.767 jiwa dan wanita sebanyak 1.812 jiwa.

Tabel 2. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

No Kelompok Umur (Tahun)

Jumlah Penduduk

(Jiwa) Persentase (%)

1 0–4 119 3,32

2 5-9 124 3,46

3 10-14 208 5,81

4 15-19 307 8,58

5 20-24 275 8,30

6 25-30 297 8,29

7 31-40 604 16,87

8 41-60 1220 34,09

9 ≥ 61 425 11,99

Jumlah 3.579 100,71

Sumber : Data Monografi Desa Pantai Gading 2012

(41)
[image:41.595.121.512.116.265.2]

Tabel 3. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk

(Jiwa) Persentase (%)

1 Tidak sekolah 610 17,05

2 Sekolah Dasar (SD) 1835 51,27

3 SMP 715 19,98

4 SMA 389 10,87

5 Diploma 13 0,36

6 S1 17 0,47

Jumlah 3.579 100,00 Sumber : Data Monografi Desa Pantai Gading Tahun 2012

[image:41.595.115.512.447.636.2]

Tabel 3 menunjukkan bahwa pada umumnya masyarakat menyelesaikan sekolah di tingkat SD, yaitu sebesar 1.835 jiwa (51,27%), jumlah penduduk terendah sebanyak 13 jiwa (0,36%) pada tingkat pendidikan diploma. Dapat disimpulakn tingkat pendidikan masyarakat di Desa Pantai Gading masih rendah.

Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

No Uraian Jumlah (Kepala Keluarga) Persentase (%)

1 Petani 490 46,54

2 Nelayan 385 36,56

3 Pedagang 25 2,37

4 Pegawai Negeri 12 1,14

5 Buruh 11 1,04

6 TNI 2 0,19

7 Lainnya 128 12,16

Total 1.053 100,00

Sumber : Data Monografi Desa Pantai GadingTahun 2012

(42)

Penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak 490 jiwa dengan persentase sebesar 46,54%, sedangkan yang bermata pencaharian sebagai nelayan sebanyak 385 jiwa dengan persentase sebesar 36,56%. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa persentase perbandingan antara penduduk yang bermata

pencaharian sebagai petani dengan nelayan adalah sebesar 9,98% atau 105 jiwa.

Sarana dan Prasarana

[image:42.595.114.485.444.613.2]

Sarana dan prasarana merupakan faktor penting yang menunjang keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Sarana yang merupakan segala sesuatu yang dipakai sebagai alat untuk mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana yang merupakan barang atau benda yang tidak bergerak yang dapat menunjang pelaksanaan pembangunan. Sarana dan prasarana di desa Pantai Gading dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Sarana dan Prasarana Di Desa Pantai Gading 2012

No Fasilitas Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Pendidikan TK 3

SD 4

2 Transportasi Jalan Aspal 7 Km

Pelabuhan 2

3 Ibadah Mesjid 4

Musholla 4

4 Perkantoran Kantor Desa 1

Sumber : Data Monografi Desa Pantai GadingTahun 2012

(43)

yang terdapat di desa ini hanya SD sebanyak 4 buah. Sekolah SMP berada di desa Karang Gading yang langsung berbatasan dengan desa Pantai Gading.

Pembibitan Mangrove

Pembibitan mangrove di Desa Pantai Gading merupakan bagian dari kegiatan Dinas Kehutanan yang disebut dengan Gerakan Rehabilitasi Lahan dan Hutan (GERHAN) yang dimulai sejak tahun 2004. Pembibitan ini total dibiayai oleh Dinas Kehutanan yang diperoleh dari APBN melalui pihak ke tiga yaitu kontraktor yang menerima kontrak kerja pembibitan. Pembibitan diawali dengan mempersiapkan lahan pembibitan kemudian mengumpulkan benih. Benih (propagul) diambil dari pohon mangrove di sekitar Desa Pantai Gading, biasanya benih yang dkumpulkan didiamkan selama sepuluh hari di tempat yang terlindung dari sinar matahari yang bertujuan untuk pematangan benih.

Proses selanjutnya adalah pemasukan tanah ke dalam polybag, setelah semua polybag terisi dengan tanah lalu dilanjutkan dengan penancapan benih (propagul) ke dalam polybag. 40 hari setelah tanam mulai tumbuh daun dan bibit siap tanam pada umur 4-5 bulan. Pemeliharaan bibit hanya memperhatikan pasang surut air yang akan dimasukkan ke dalam lahan pembibitan, lahan jangan sampai terlalu lama tergenang atau terlalu lama kering. Hama di pembibitan mangrove adalah kepiting yang memakan batang dari bibit mangrove, keberhasilan pembibitan sekitar 95%, jadi hanya 5% yang gagal.

(44)

lahan, pengumpulan bibit dan penanaman propagul (buah mangrove) ke dalam polybag dilakukan oleh laki-laki.

(45)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Ibu Rumah Tangga

Karakteristik ibu rumah tangga yang ikut dalam proses pembibitan mangrove merupakan identitas sampel dalam penelitian yang ada hubungannya dengan umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lamanya bekerja di pembibitan, pendapatan keluarga dan produktivitas kerja ibu rumah tangga.

a. Umur

Umur adalah usia ibu rumah tangga yang dihitung dari tanggal lahirnya sampai saat dilakukan penelitian (tahun). Umur ibu rumah tangga yang menjadi ibu rumah tangga di Desa Pantai Gading berkisar antara umur 26 tahun sampai dengan 67 tahun.

[image:45.595.114.515.527.622.2]

Jumlah ibu rumah tangga yang menjadi sampel di daerah penelitian berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Umur

Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

25 – 40 15 50

41 – 55 12 40

≥ 56 3 10

Jumlah Total 30 100

Sumber : Data primer diolah dari lampiran 1

(46)

kelompok umur 41 - 55 tahun dan kelompok umur tekecil sebanyak 3 orang (10%) yaitu kelompok umur ≥ 56 tahun.

b. Pendidikan

[image:46.595.116.510.306.418.2]

Pendidikan adalah lama pendidikan formal yang ditempuh oleh ibu rumah tangga (tahun). Pendidikan yang ditempuh ibu rumah tangga berkisar antara 0 - 9 tahun. Jumlah ibu rumah tangga yang menjadi sampel di daerah penelitian berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan (Tahun)

Jumlah (Orang) Persentase (%)

Tidak Sekolah 1 3,33

SD (6) 26 86,67

SMP (9) 3 10

Jumlah Total 30 100

Sumber : Data primer diolah dari lampiran 1

Rata-rata tingkat pendidikan ibu rumah tangga yang menjadi sampel adalah 6 tahun. Berdasarkan Tabel 7 pendidikan ibu rumah tangga yang menjadi sampel masih sangat rendah, sebanyak 26 orang ibu rumah tangga (86,67%) tamatan SDyang merupakan kelompok terbesar, 3 orang (10%) tamatan SMP dan 1 orang (3,33%) yang tidak sekolah. Walaupun tingkat pendidikan ibu rumah tangga sangat rendah, namun kesadaran masyarakat untuk sekolah sudah cukup tinggi dimana dari 30 ibu rumah tangga hanya 1 (3,33%) yang tidak sekolah.

c. Jumlah Tanggungan

(47)
[image:47.595.115.511.197.286.2]

rumah tangga yang menjadi sampel di daerah penelitian berdasarkan jumlah tanggunga dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Jumlah Tanggungan

Jumlah Tanggungan (Orang)

Jumlah (Orang) Persentase (%)

0 – 2 20 66,67

3 – 5 10 33,33

Jumlah Total 30 100

Sumber : Data primer diolah dari lampiran 1

Rata-rata jumlah tanggungan ibu rumah tangga yang menjadi sampel adalah 2 orang. Berdasarkan Tabel 8 terdapat 20 orang ibu rumah tangga (66,67%) yang memiliki jumlah tanggungan 0 – 2 orang dan 10 orang ibu rumah tangga (33,33%) memiliki jumlah tanggungan 3 – 5 orang.

d. Lama Bekerja di Pembibitan

Lama bekerja di pembibitan adalah lama ibu rumah tangga telah bekerja di pembibitan mangrove (tahun). Lama ibu rumah tangga yang bekerja di pembibitan mangrove di daerah penelitian berkisar antara 1- 4 tahun. Jumlah ibu rumah tangga yang menjadi sampel di daerah penelitian berdasarkan lama mengikuti pembibitan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Lama Bekerja di Pembibitan

Lama Bekerja di

Pembibitan (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 – 2 21 70

3 – 4 9 30

Jumlah Total 30 100

[image:47.595.115.511.642.730.2]
(48)

Rata-rata lama bekerjanya ibu rumah tangga yang menjadi sampel di pembibitan mangrove adalah 2,167 tahun. Berdasarkan Tabel 9 Jumlah ibu rumah tangga terbanyak berdasarkan lama bekerja di pembibitan yaitu selama 1- 2 tahun sebanyak 21 orang (70%) dan 9 orang (30%) mengikuti pembibitan selama 3 – 4 tahun.

e. Total Pendapatan Keluarga

[image:48.595.118.511.590.725.2]

Total pendapatan keluarga adalah pendapatan ibu rumah tangga ditambah pendapatan suami dan pendapatan anggota rumah tangga yang lain yang menanggung bersama kebutuhan rumah tangga. Dalam proses penghitungan total pendapatan keluarga penulis menghitung total pengeluaran keluarga yang diperoleh dengan penjumlahan dari biaya kebutuhan konsumsi, transport, uang saku, pendidikan, kesehatan, adat, cicilan kredit, biaya produksi pekerjaan dan tabungan. Cara ini menurut penulis lebih teliti dibandingkan dengan menanyakan langsung total pendapatan keluarga dari pekerjaannya maupun usaha bidang lainnya. Jumlah ibu rumah tangga yang menjadi sampel di daerah penelitian berdasarkan total pendapatan keluarga dapat dilihat pada Tabel 10.

Table 10. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Total Pendapatan Keluarga/ Bulan

Total Pendapatan Keluarga (Rp)

Jumlah (Orang) Persentase (%)

< 1 juta 2 6,67

1-2 juta 1 3,33

3-5 juta 24 80,00

> 5 juta 3 10

Jumlah Total 30 100

(49)

Rata-rata total pendapatan keluarga ibu rumah tangga yang menjadi sampel adalah Rp 3.972.905,-/bulan. Berdasarkan Tabel 10 terdapat 2 orang ibu rumah tangga (6,67%) dengan total pendapatan dibawah 1 juta per bulan, 1 orang ibu rumah tangga (3,33%) dengan total pendapatan 1-2 juta per bulan, 24 orang (80,00%) dengan pendapatan 3-5 juta per bulan dan 3 orang (10%) dengan pendapatan diatas 5 juta per bulan.

Peranan Ibu Rumah Tangga dalam Pembibitan Mangrove

Pembibitan mangrove terdiri dari persiapan lahan, pengumpulan benih (propagul), pengisian tanah ke polybag, penancapan benih (propagul) dan pemeliharaan. Persiapan lahan berupa penentuan lokasi kolam pembibitan yang akan dijadikan sebagai tempat pembibitan sampai bibit siap tanam dilakukan oleh laki-laki, pengumpulan benih (propagul) yang diperoleh dari sekitar kawasan desa Pantai Gading dilakukan laki-laki, penancapan propagul ke dalam polybag juga dilakukan laki-laki. Peran ibu rumah tangga adalah dalam proses pengisian tanah ke dalam polybag.

Produktivitas Kerja Ibu Rumah Tangga dalam Pembibitan Mangrove

Produktivitas yang dimaksud adalah produktivitas kerja yang dapat diartikan sebagai perbandingan antara total hasil yang dicapai tenaga kerja dengan total tenaga yang dicurahkan. Produktivitas kerja dihitung dari total hari kerja per periode pembibitan, total jam kerja per hari dan jumlah total produksi.

Rumus

HKP

x

0

,

8

y

(50)

17

,

14

8

,

0

7

73

,

5

.

rata

rata

HKP

= 9,27 HKP

[image:50.595.116.509.353.464.2]

Rata-rata hari kerja ibu rumah tangga dalam satu periode adalah 14,167 hari, rata-rata jam kerja per hari adalah 5,733 jam. Produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam mengikuti pembibitan mangrove di daerah penelitian berkisar antara 700 - 1514 unit/HKP. Pendataan produktivitas dapat dilihat di Lampiran 2. Jumlah ibu rumah tangga yang menjadi ibu rumah tangga di daerah penelitian berdasarkan produktivitas kerja dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Produktivitas Kerja

Produktivitas Kerja(Unit/HKP)

Jumlah (Orang) Persentase (%)

< 1000 9 30

1000 – 1500 20 66,67

> 1500 1 3,33

Jumlah Total 30 100

Sumber : Data primer diolah dari lampiran 2

(51)

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu Rumah Tangga dengan

Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove

a. Hubungan antara Umur dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan

Mangrove

Kegiatan pembibitan di daerah penelitian banyak dilakukan oleh ibu rumah tangga yang berasal dari berbagai tingkat umur. Untuk itu perlu diteliti apakah terdapat hubungan yang nyata antara umur dengan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove. Hubungan umur dengan produktivitas kerja dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hubungan Umur dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove

No Umur (Tahun)

Produktivitas Kerja (Unit/HKP) Jumlah (Orang) < 1000 1000 – 1500 > 1500

1 25 - 40 2 (6,67%) 12 (40%) 1 (3,33%) 15 (50%) 2 41 - 55 4 (13,33%) 8 (26,67%) 0 12 (40%)

3 ≥ 56 3 (10%) 0 0 3 (10%)

Jumlah 9 (30%) 20 (66,67%) 1 (3,33%) 30 (100%) Sumber : Diolah dari lampiran 3

(52)

3 orang ibu rumah tangga (10%) dengan produktivitas kerja dibawah 1000 unit/HKP.

Berdasarkan analisis Korelasi Rank Spearman (rs) pada Lampiran 3 diperoleh:

rs = 0,53

th = 3,31

Nilai rs = 0,53 ini berarti korelasinya sebesar 53% dan 47% diterangkan

oleh faktor lain. Berdasarkan tabel pada α 0,05 dengan db (n-2) = 28 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,048. Dengan demikian th (3,31) > ttabel (2,048) (Berarti Hı

diterima dan H0 tidak diterima), ini berartinya terdapat hubungan antara umur ibu

rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian. Berdasarkan nilai rs maka tingkat kekuatan korelasi adalah sedang.

b. Hubungan antara Pendidikan dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove

[image:52.595.113.513.541.673.2]

Hubungan umur dengan produktivitas kerja dapat dilihat pada Table 13. Tabel 13. Hubungan Pendidikan dengan Produktivitas Kerja dalam

Pembibitan Mangrove

No

Tingkat Pendidikian

(Tahun)

Produktivitas Kerja (Unit/HKP)

Jumlah (Orang) < 1000 1000 – 1500 > 1500

1 Tidak Sekolah 0 1 (3,33%) 0 1 (3,33%) 2 SD (6 tahun) 8 (26,67%) 17 (56,67%) 1 (3,33%) 26 (86,67%) 3 SMP (9 tahun) 1 (3,33%) 2 (6,67%) 0 3 (10%)

Jumlah 9 (30%) 20 (66,67%) 1 (3,33%) 30 (100%) Sumber : Diolah dari lampiran 4

(53)

orang ibu rumah tangga (26,67%) dengan produktivitas kerja dibawah 1000 unit/HKP, 17 orang ibu rumah tangga (56,67%) dengan produktivitas kerja antara 1000 – 1500 unit/HKP dan 1 orang ibu rumah tangga (3,33%) dengan produktivitas kerja diatas 1500 unit/HKP. Pada tingkat pendidikan SMP (9 tahun) terdapat 1 orang ibu rumah tangga (3,33%) dengan produktivitas kerja dibawah 1000 unit/HKP dan 2 orang ibu rumah tangga (6,67%) dengan produktivitas kerja antara 1000 – 1500 unit/HKP.

Berdasarkan analisis Korelasi Rank Spearman (rs) pada Lampiran 4 diperoleh,

rs = 0,31

th = 1,73

Nilai rs menyatakan korelasinya sebesar 31% dan 69% diterangkan oleh

faktor lain. Berdasarkan tabel pada α 0,05 dengan db (n-2) = 28 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,048. Dengan demikian th (0,31) < ttabel (2,048) (Berarti Hı tidak

diterima dan H0 diterima). Artinya tidak terdapat hungungan antara pendidikan

(54)

c. Hubungan antara Jumlah Tanggungan dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove

[image:54.595.113.511.213.312.2]

Hubungan jumlah tanggungan dengan produktivitas kerja dapat dilihat pada Table 14.

Tabel 14. Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove

No

Jumlah Tanggungan

(Orang)

Produktivitas Kerja (Unit/HKP) Jumlah

(Orang) < 1000 1000 – 1500 > 1500

1 0 – 2 9 (30%) 10 (33,33%) 0 19 (63,33%) 2 3 – 5 0 10 (33,33%) 1 (3,33%) 11 (36,67%) Jumlah 9 (30%) 20 (66,67%) 1 (3,33%) 30 (100%) Sumber : Diolah dari lampiran 5

Berdasarkan Tabel 14 ibu rumah tangga dengan jumlah tanggungan 0 – 2 orang terdapat 9 orang ibu rumah tangga (30%) dengan produktivitas kerja dibawah 1000 unit/HKP, 10 orang ibu rumah tangga (33,33%) dengan produktivitas kerja antara 1000 – 1500 unit/HKP. Pada ibu rumah tangga dengan jumlah tanggungan antara 3 – 5 orang tidak terdapat ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dibawah 1000 unit/HKP, 10 orang ibu rumah tangga (33,33%) dengan produktivitas kerja antara 1000 – 1500 unit/HKP dan 1 orang ibu rumah tangga (3,33%) dengan produktivitas kerja diatas 1500 unit/HKP.

Berdasarkan analisis Korelasi Rank Spearman (rs) pada Lampiran 5 diperoleh,

rs = 0,75 th = 5,98

Nilai rs menyatakan korelasinya sebesar 75% dan 25% diterangkan oleh

faktor lain. Berdasarkan tabel pada α 0,05 dengan db (n-2) = 28 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,048. Dengan demikian th (5,98) > t tabel (2,048) (Berarti Hı

(55)

tanggungan ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian. Berdasarkan nilai rs maka tingkat kekuatan

korelasi adalah kuat.

d. Hubungan antara Lama Bekerja di Pembibitan dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove

[image:55.595.115.510.324.430.2]

Hubungan lama mengikuti pembibitan dengan produktivitas kerja dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Hubungan Lama Bekerja di Pembibitan dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove

No

Lama Mengikuti Pembibitan

(Tahun)

Produktivitas Kerja (Unit/HKP)

Jumlah (Orang) < 1000 1000 – 1500 > 1500

1 1 – 2 6 (20%) 14 (46,67%) 1 (3,33%) 21 (70%)

2 3 – 4 3 (10%) 6 (20%) 0 9 (30%)

Jumlah 9 (30%) 20 (66,67%) 1 (3,33%) 30 (100%) Sumber : Diolah dari lampiran 6

Berdasarkan Tabel 15 ibu rumah tangga dengan pengalaman pembibitan antara 1 - 2 tahun terdapat 6 orang ibu rumah tangga (20%) dengan produktivitas kerja dibawah 1000 unit/HKP, 14 orang ibu rumah tangga (46,67%) dengan produktivitas kerja antara 1000 - 1500 unit/HKP dan 1 orang ibu rumah tangga (3,33%) dengan produktivitas kerja diatas 1500 unit/HKP. Pada ibu rumah tangga dengan pengalaman pembibitan antara 3 – 4 tahun terdapat 3 orang ibu rumah tangga (10%) dengan produktivitas kerja dibawah 1000 unit/HKP dan 6 orang ibu rumah tangga (20%) dengan produktivitas kerja antara 1000 - 1500 unit/HKP.

Berdasarkan analisis Korelasi Rank Spearman (rs) pada Lampiran 6 diperoleh,

(56)

Nilai rs menyatakan korelasinya sebesar 8% dan 92% diterangkan oleh

faktor lain. Berdasarkan tabel pada α 0,05 dengan db (n-2) = 28 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,048. Dengan demikian th (0,43) < ttabel (2,048) (Berarti Hı tidak

diterima dan H0 diterima). Artinya tidak terdapat hubungan antara lama bekerja di

pembibitan (pengalaman pembibitan) ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian.

e. Hubungan antara Total Pendapatan Keluarga dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove

[image:56.595.112.513.402.561.2]

Hubungan total pendapatan keluarga dengan produktivitas kerja dapat dilihat pada Table 16.

Tabel 16. Hubungan Total Pendapatan Keluarga dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove

No

Total Pendapatan

Keluarga/ bulan (Rp)

Produktivitas Kerja (Unit/HKP)

Jumlah (Orang) < 1000 1000 – 1500 > 1500

1 < 1 juta 2 (6,67%) 0 0 2 (6,67%)

2 1-2 juta 0 0 1 (3,33%) 1 (3,33%)

3 3-5 juta 7 (23,33%) 17 (56,67%) 0 24 (80,00%)

4 > 5 juta 0 3 (10%) 0 3 (10%)

Jumlah 9 (30%) 20 (66,67%) 1 (3,33%) 30 (100%) Sumber : Diolah dari lampiran 7

(57)

(56,67%) dengan produktivitas kerja antara 1000 - 1500 unit/HKP. Pada ibu rumah tangga dengan total pendapatan keluarga diatas 5 juta terdapat 3 orang ibu rumah tangga (10%) dengan produktivitas kerja antara 1000 - 1500 unit/HKP.

Berdasarkan analisis Korelasi Rank Spearman (rs) pada Lampiran 7 diperoleh,

rs = 0,41 th = 2,38

Nilai rs menyatakan korelasinya sebesar 41% dan 59% diterangkan oleh

faktor lain) dan. Berdasarkan tabel pada α 0,05 dengan db (n-2) = 28 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,048. Dengan demikian th (2,38) > ttabel (2,048) (Berarti Hı

diterima dan H0 tidak diterima). Artinya terdapat hungungan antara total

pendapatan keluarga ibu rumah tangga dengan produktivitas kerja dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian. Berdasarkan nilai rs maka tingkat

kekuatan korelasi adalah sedang.

Karena total penghasilan keluarga dihitung dari total penjumlahan biaya hidup keluarga dan tabungannya maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kebutuhan yang harus dipenuhi keluarga juga akan meningkatkan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di daerah penelitian, hal ini sesuai dengan hubungan jumlah tanggungan dengan produktivitas kerja.

Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga terhadap Total Pendapatan Keluarga

(58)

bulan dimana pendapatan ibu rumah tangga yang dimaksud adalah pendapatan per periode pembibitan mangrove (± 15 hari kerja).

[image:58.595.115.457.392.481.2]

Pendapatan ibu rumah tangga yang bekerja di pembibitan mangrove merupakan pendapatan sampingan dalam keluarga mereka dan hanya sekali dalam setahun. Ibu rumah tangga yang menjadi sampel memperoleh upah Rp30,- untuk setiap polybag yang telah berisi tanah. Berdasarkan Lampiran 8, pedapatan ibu rumah tangga berkisar antara Rp180.000-Rp 345.000 per periode pembibitan (jumlah produksi 250.000 bibit) dengan rata-rata Rp 294.400,- per periode. Kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap total pendapatan keluarga dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Rata-Rata Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga terhadap

Total Pendapatan Keluarga

Uraian Rerata (Rp) Kontribusi (%)

Pendapatan Ibu rumah tangga

294.400 7,4 Total Pendapatan

Keluarga/bulan

3.972.905,6 Sumber : Diolah dari lampiran 8

Dari Tabel 17 di atas dapat dilihat bahwa kontribusi pendapatan ibu rumah

tangga yang bekerja di pembibitan mangrove terhadap total pendapatan keluarga untuk perbulannya adalah sekitar 7,4% dengan rata-rata 11,906%. Besar rata-rata

kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap rata-rata total pendapatan keluarga

pertahunnya hanya 0,618%. Kontribusi ibu rumah tangga masih tergolong kecil karena

masih berada dibawah angka 50%. Rendahnya kontribusi pendapatan ibu rumah tangga

dikarenakan kegiatan pembibitan mangrove merupakan pekerjaan sampingan yang

(59)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Peranan ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove adalah mengisi

tanah ke dalam polybag.

2. Produktivitas kerja ibu rumah tangga di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat adalah antara 700-1500 unit per HKP dengan rata-rata 1100 unit (polybag) per HKP atau rata-rata pendapatan Rp 294.400,- per periode pembibitan.

3. Ada hubungan yang nyata antara umur, jumlah tanggungan dan total pendapatan keluarga dengan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

4. Ada hubungan yang tidak nyata antara pendidikan dan lama mengikuti

pembibitan (pengalaman ibu rumah tangga) dengan produktivitas kerja ibu rumah tangga dalam pembibitan mangrove di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

(60)

Saran

Kepada Peneliti Selanjutnya

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Balitbang.2005. Penurunan Kualitas Ekosistem Mangrove Hubungannya dengan Pendapatan Masyarakat Nelayan di Sumatera Utara (Studi Kasus di Kecamatan Secanggang Kabupate Langkat).

Butar-Butar, Hasudungan.2011. Pencatatan dan Analisis Usahatani. Universitas Sumatera Utara.

Dahuri, Rokhmin.2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Jakarta: Gramedia.

Fadhlan, Muhammad.2010. Pengaruh Aktivitas Ekonomi Penduduk Terhadap Kerusakan Ekosistem Hutan Mangrove di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan. Universitas Negeri Medan.

Hasyim, Hasman. 2006. Analisis Hubungan Karakteristik Petani Kopi terhadap Pendapatan (Studi Kasus: Desa Dolok Saribu Kecamatan Paguran Kabupaten Tapanuli Utara). Jurnal Komunikasi Penelitian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Ida,Atsuo, Hideki Hachinohe, Oliva Suko.1999. Manual Persemaian mangrove. Jakarta: Indografika Utama.

Ihromi.1995. Kajian Wanita Dalam Pembangunan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Kementerian Kehutanan. 2010. Vegetasi Mangrove Sebagai Penetralisir Polutan. Hutan Mangrove Wilayah II.

Kusmana,C. 2005. Teknik Balai Pengelolaan Rehabilitasi Mangrove. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Kusmana, C. 2007. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Lubis, Laura A. 2009. Peranan Wanita Pedagang Holtikultura di Pasar Tradisional Terhadap Pendapatan Keluarga. Medan: USU.

Moenandar. 1985. Emansipasi dan Peran Ganda Wanita Indonesia.USA: Carana Corporation.

Noor, Yus R, M. Khazali, I. N. N. Suryadiputra. 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Bogor.

(62)

Soekartawi. 1999. Agribisnis Teori Dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

(63)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu Rumah Tangga

No Umur (Tahun) Pendidikan (Tahun) Jumlah Tanggungan (Jiwa) Lama Mengikuti Pembibitan (Tahun) Pendapatan Keluarga (Rp/tahun) Pendapatan Keluarga (Rp/bulan) Produktivitas Kerja (Unit/HKP)

1 46 6 2 2 52.067.000 4.338.916,67 700

2 33 6 2 2 51.118.000 4.259.833,33 1050

3 46 0 1 2 42.896.000 3.574.666,67 1139

4 45 9 2 2 48.801.000 4.066.750,00 1103

5 39 6 5 2 23.894.000 1.991.166,67 1514

6 29 9 1 1 46.850.000 3.904.166,67 819

7 52 6 2 3 60.905.000 5.075.416,67 1003

8 37 6 3 2 56.168.000 4.680.666,67 1342

9 46 6 2 1 49.827.000 4.152.250,00 945

10 31 6 5 1 61.286.000 5.107.166,67 1176

11 35 6 3 2 56.821.000 4.735.083,33 1168

12 26 6 3 1 53.645.000 4.470.416,67 1336

13 67 6 2 2 40.376.000 3.364.666,67 765

14 29 6 1 1 57.761.000 4.813.416,67 917

15 51 6 0 3 41.884.000 3.490.333,33 852

16 50 6 2 4 51.419.000 4.284.916,67 1292

17 29 9 3 1 54.507.000 4.542.250,00 1319

18 50 6 0 4 3.630.000 302.500,00 800

19 46 6 1 1 49.860.000 4.155.000,00 1008

20 42 6 3 2 55.341.000 4.611.750,00 1057

21 33 6 3 1 54.507.000 4.542.250,00 1435

22 62 6 0 2 3.630.000 302.500,00 762

23 43 6 1 3 47.725.000 3.977.083,33 1132

24 32 6 2 1 51.117.000 4.259.750,00 1207

25 33 6 2 2 50.165.000 4.180.416,67 1253

26 37 6 3 4 55.515.000 4.626.250,00 1287

27 32 6 2 3 51.117.000 4.259.750,00 1082

28 32 6 3 2 53.645.000 4.470.416,67 1480

29 59 6 1 4 42.340.000 3.528.333,33 899

30 41 6 2 4 61.429.000 5.119.083,33 1145

(64)

Lampiran 2. Data Produktivitas Kerja Ibu Rumah Tangga dalam Pembibitan Mangrove dalam Satu Periode Pembibitan

No Jam Kerja/Hari (jam) Total Hari Kerja/Periode (hari) Total HKP Total Produksi (unit) Produktivitas Kerja (untit/HKP)

1 5 15 8,57 6000 700

2 5 13 7,43 7800 1050

3 5 14 7,9 9000 1139

4 5 15 8,57 9450 1103

5 5 13 7,43 11250 1514

6 5 15 8,57 7015 819

7 5 14 7,99 8010 1003

8 5 15 8,57 11500 1341

9 7 12 9,6 9075 945

10 5 15 8,57 1080 1176

11 6 15 10,27 12000 1168

12 5 15 8,57 11450 1336

13 6 10 6,86 5250 765

14 7 15 12 11000 917

15 7 11 8,8 7500 852

16 6 14 9,6 12400 1292

17 5 15 8,57 11300 1319

18 7 12 9,6 7630 800

19 7 15 12 12100 1008

20 7 15 12 12680 1057

21 5 15 8,57 12300 1435

22 6 15 10,29 7840 762

23 6 15 10,29 11650 1132

24 6 15 10,29 12420 1206

25 5 12 6,86 8600 1253

26 6 15 10,29 13250 1287

27 6 15 10,29 11140 1082

28 5 15 8,57 12680 1479

29 6 15 10,29 9250 899

30 6 15 10,29 11780 1145

Total 172 425 277,5 294.400 32.987

Rerata 5,733 14,167 9,25 98

Gambar

Gambar 1.  Skema Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu Rumah Tangga dengan Produktivitas Kerja
Gambar 2.  Skema Kerangka Pemikiran Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu Rumah Tangga dengan Produktivitas Kerja dalam Pembibitan Mangrove
Tabel 1. Data Luas Desa Pantai Gading
Tabel 2. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Pantai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah negara-negara anggota sudah menerima preferensi heritage yang diberikan UNESCO, sitem birokrasi di dalam rezim World Heritage memiliki jalan untuk mengaplikasikan

Variabel Y dengan Menggunakan Teknik Weight Means Score (WMS) Perhitungan dengan teknik ini digunakan untuk menghitung nilai kecendrungan jawaban responden terhadap

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat (Gambar 4), diketahui bahwa sebagian besar berpendapat bahwa Pantai Bilato cukup baik jika di lihat dari segi daya

khalifah mendeklarasikan dirinya sebagai “Tukang Jagal” dan para gubernur menyebut dirinya “Ular Anak Si Ular”, apakah masih tersisa dalam benak kita prasangka bahwa

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2013), berasumsi bahwa baiknya kesembuhan luka perineum ibu dan baiknya personal hygiene ibu itu dikarenakan ibu

Akan tetapi apabila ada yang memakai kain sampai melebihi kaki atau menyentuh tanah, lantai dan sebagainya, itu jelas dilarang menurut hadis tersebut karena sombong namun

Berdasarkan nilai t-hitung hasil estimasi pada masing-masing variabel pada tingkat kepercayaan 95% (α= 5%) didapat bahwa Variabel harga gabah kering giling (GKG),

Pembimbing penulisan skripsi saudara Rudi Wahyudi, NIM: 20402108078, Mahasiswa Jurusan/Program Studi Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN