• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN GERAK TARI KANGGURU DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL TANGKIT BATU MUARA PUTIH LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 20142015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN METODE BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN GERAK TARI KANGGURU DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL TANGKIT BATU MUARA PUTIH LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 20142015"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN METODE BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN GERAK TARI KANGGURU DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL

TANGKIT BATU MUARA PUTIH LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh

Vita Fauzia Ulfa

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRACT

THE USING OF PLAYING METHOD IN LEARNING MOTION KANGGURU DANCE AT TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL TANGKIT BATU MUARA PUTIH

SOUTH LAMPUNG ACADEMIC YEAR 2014/2015

BY

VITA FAUZIA ULFA

The research was aimed to describe the using of playing method in the learning process motion of Kangguru dance in TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih South Lampung. This research used a qualitative descriptive method. Technique used to collect the data in this research are observation, documentation, interviews and non-test. The used of playing method were very helpful to giving spirit of delight learning. The results showed that learning kangguru dance of aspects fine motor movement and gross motor skills using playing method was good, because students were able to demonstrate motion kangguru dance that locomotor gross motor movements that teacher had tought. The findings of this research is a little trouble perform a movement the locomotor if the motion carried out using themes and count.

(3)
(4)

4.3.1 Pertemuan Pertama...46

4.3.2 Pertemuan Kedua...55

4.3.3 Pertemuan Ketiga...62

4.3.4 Pertemuan Keempat...69

4.3.5 Pertemuan Kelima...75

4.3.6 Pertemuan Keenam... 83

4.4 Rekapitulasi Penelitian……….…..90

4.5 Kendala dan Solusi...95

4.6 Temuan...96

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Kesimpulan... 97

5.2 Saran... 99

DAFTAR PUSTAKA

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya

mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan dengan

demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk

berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas

mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana

yang diinginkan (Hamalik, 2014: 3). Pendidikan merupakan bagian integral dalam

pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu

sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya

manusia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang satu dengan yang

lainnya saling berkaitan dan berlangsung dengan berbarengan.

Pendidikan seni secara umum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap

peserta didik untuk memperkenalkan warisan budaya, memperluas kesadaran sosial

serta untuk menambah pengetahuan. Program seni di sekolah memfasilitasi anak

untuk menambah pengetahuan tentang warisan budaya melalui pengalaman seni

berdasarkan sesuatu yang dekat dengan kehidupan dunianya. Pendidikan seni sangat

mengutamakan kreativitas siswa untuk aktif dalam setiap jenis seni yang dipelajari

(6)

Pendidikan prasekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk

mengembangkan pribadi, pengetahuan, dan keterampilan yang melandasi pendidikan

sadar serta mengembangkan diri secara utuh sesuai dengan asas pendidikan sedini

mungkin dan seumur hidup. Di dalam PP RI No. 27 Tahun 1990 tentang pendidikan

prasekolah. Bab I Pasal I Ayat (2) dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan Taman

Kanak-Kanak (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang

menyediakan program pendidikan usia dini bagi anak usia empat tahun sampai

memasuki pendidikan dasar (Patmonodewo, 2008: 43-44).

Pendidikan TK bukan pendidikan yang diwajibkan. Namun, apabila kita memaknai

lebih mendalam tentang pentingnya pendidikan sejak usia dini, pendidikan TK atau

prasekolah merupakan bentuk pendidikan yang sangat penting bagi kehidupan yang

masa mendatang. Pendidikan TK bertujuan untuk membantu mengembangkan

seluruh potensi dan kemampuan fisik, intelektual, emosional, moral dan agama secara

optimal dalam lingkungan yang kondusip demokratis dan kompetitif.

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian

kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain

sebagainya. Kegiatan belajar mengajar di TK menganut prinsip bermain sambil

belajar, karena dunia anak adalah dunia bermain. Seluruh kegiatan pengembangan

anak di TK dilaksanakan melalui kegiatan bermain dengan menggunakan metode

(7)

3

Seorang anak mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya dengan bermain.

Melalui kegiatan bermain, anak dapat menjelajahi, mengenal, mencintai, dan dapat

menambah pengertiannya mengenai lingkungan dan alam sekitar. Lingkungan belajar

yang menarik, bermakna, akrab, dan bersifat informal akan merangsang pertumbuhan

dan perkembangan anak secara maksimal.

Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Tangkit Batu Muara Putih

Lampung Selatan ini berada di Kabupaten Lampung Selatan. TK ini memiliki

fasilitas yang cukup baik sehingga memudahkan peneliti dalam penelitian. Peneliti

mengambil TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Lampung

Selatan karena di TK ini menjadikan seni tari sebagai materi di dalam pelajaran seni

budaya, selain itu antusias siswa dalam hal pembelajaran seni tari juga sangat tinggi,

setiap akhir tahun ajaran pihak sekolah mengadakan pertunjukkan untuk siswa yang

berbakat dalam hal seni tari dan dalam bakat lainnya, sehingga peniliti tertarik untuk

meneliti sekolah tersebut.

Suatu usaha untuk menumbuhkembangkan semua aspek perkembangan yang ada

pada anak usia dini, melalui pembelajaran dengan proses pengalaman yang

menyenangkan. Oleh karena itu, pentingnya pemilihan metode dalam proses

pembelajaran merupakan strategi pemberi stimulus yang baik agar peserta didik dapat

berkembang secara optimal. Metode adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan

untuk mencapai tujuan tertentu (Sutikno, 2014: 33). Pemilihan metode merupakan

sebuah tolok ukur tentang kompetensi guru, oleh karena itu pemilihan dan

(8)

Kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik sebagai strategi pengajaran dan

alat pencapai tujuan. Metode memiliki nilai strategis yang artinya metode menduduki

posisi penting di dalam keberhasilan pembelajaran.

Peneliti mengambil judul metode bermain karena metode ini lebih sesuai dengan

kondisi siswa yang cenderung lebih suka bermain, karena dengan bermain siswa

merasa rileks dan senang sehingga memudahkan dalam memahami materi yang

disampaikan. Metode bermain dapat melatih kemampuan kognitif, mengembangkan

kreativitas, meningkatkan kepekaan emosional, dan dapat mengembangkan

kemampuan sosial siswa.

Tari merupakan salah satu gerak dasar ekspresi, oleh sebab itu gerak ditemui sebagai

ekspresi dari semua pengalaman emosional yang di ekspresikan lewat medium yang

tidak rasional, yakni gerakan tubuh atau gerakan seluruh tubuh (Hadi dalam Mustika,

2013: 37). Gerak di dalam tari bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang

telah diberi bentuk ekspresif dan estetis. Sifat dan bentuk gerak ditentukan oleh

motivasi tertentu yang menyebabkan dorongan untuk bergerak, yaitu

motivasi-motivasi yang mengatur pengungkapannya dan sifat-sifat emosionalnya. Peneliti

mengambil gerak tari kangguru sebagai pembelajaran gerak tari dalam penggunaan

metode bermain karena materi yang diajarkan oleh guru pada semester genap ini

adalah tari kangguru, tarian ini menggunakan gerak dasar tari yang sederhana dengan

(9)

5

Melalui proses pembelajaran yang menyenangkan, maka anak akan mampu belajar

dengan baik. Menari merupakan salah satu kegiatan dalam pendidikan anak usia dini

yang dapat menciptakan situasi yang menyenangkan dan bermain merupakan metode

yang tepat digunakan untuk pembelajaran yang menyenangkan.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan peneliti mengambil judul “penggunaan

metode bermain dalam pembelajaran gerak tari kangguru di TK Aisyiyah Bustanul

Athfal Tangkit Batu Muara Putih Lampung Selatan“.

1.2Batasan Masalah

Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis membatasi masalah penelitian yaitu pada

proses penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari di TK Aisyiyah

Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Lampung Selatan?

1.3Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana langkah-langkah penggunaan metode bermain dalam pembelajaran

gerak tari kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih

Lampung Selatan?

2. Bagaimana proses penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari

kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Lampung

(10)

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini bertujuan

untuk mendeskripsikan proses penggunaan metode bermain dalam pembelajaran

gerak tari kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Natar.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Manfaat bagi anak akan memperoleh pembelajaran ilmu praktik dibidang seni

yang lebih menarik, menyenangkan dan memungkinkan dirinya untuk lebih

berkembang dalam kemampuan yang sangat berguna untuk masa depan.

2. Manfaat bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan

dan pengalaman dalam pengembangan proses pembelajaran seni tari di

sekolah.

3. Manfaat bagi mahasiswa, diharapkan penelitian ini dapat memberi wawasan

tentang metode-metode dalam pembelajaran seni tari dan pengembangannya.

4. Manfaat bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat memberi

pengetahuan terhadap masyarakat bahwa pentingnya pendidikan prasekolah

(11)

7

1.6Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian mencakup:

1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah metode bermain dalam pembelajaran gerak tari

kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih

Lampung Selatan.

2. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti adalah siswa kelas B 1 di TK Aisyiyah Bustanul Athfal

Tangkit Batu Muara Putih Lampung Selatan yang berjumlah 22 siswa.

3. Tempat Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit

Batu Muara Putih Lampung Selatan.

4. Waktu Penelitian

(12)

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

No Tanggal Aktifitas

1. 20 Oktober 2014 Observasi awal

2. 6 Januari 2015 pengamatan pembelajaran pertemuan pertama yang mencakup aktivitas guru dan aktivitas siswa

3. 8 Januari 2015 pengamatan pembelajaran pertemuan kedua yang mencakup aktivitas guru dan aktivitas siswa.

4. 13 Januari 2015 pengamatan pembelajaran pertemuan ketiga yang mencakup aktivitas guru dan aktivitas siswa.

5. 15 Januari 2015 pengamatan pembelajaran pertemuan keempat yang mencakup aktivitas guru dan aktivitas siswa.

6. 20 Januari 2015 pengamatan pembelajaran pertemuan kelima yang mencakup aktivitas guru dan aktivitas siswa.

(13)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Penelitian yang Relavan

Penelitian yang relavan dengan penelitian ini adalah penelitian tentang

Pembelajaran Tari Bedana Menggunakan Metode Bermain di TK Bintang Ceria 2

Bandar Lampung, yang ditulis oleh Putri Indriyani. Persamaan penelitian ini

dengan yang di tulis oleh Putri Indriyani adalah subjek penelitian yang sama,

yaitu anak-anak didik di taman kanak- kanak atau pendidikan anak usia dini.

Namun, terdapat perbedaan pada objek penelitian, yaitu pembelajaran gerak tari

kangguru sedangkan dalam penelitian Putri Indriyani objek penelitiannya adalah

tari bedana.

Pada penelitian Putri Indriyani ini rumusan masalahnya hanya bagaimanakah

pembelajaran gerak tari bedana menggunakan metode bermain di TK Bintang

Ceria 2 Bandar Lampung sedangkan pada penelitian ini rumusan masalahnya

adalah bagaimana langkah-langkah penggunaan metode bermain dalam

pembelajaran gerak tari kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu.

Instrumen penilaian pada penelitian Putri Indriyani adalah wiraga, wirasa dan

wirasa dengan hasil kesimpulan cukup. Sedangkan pada penelitian ini instrumen

penilaian menggunakan gerak lokomotor, nonlokomotor dan motorik halus

(14)

2.2Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam

sistem pengajaran adalah siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya laboratorium.

Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film,

audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas ,

perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, jadwal dan metode

penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya. Rumusan tersebut

tidak terbatas dalam ruang saja. Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan

cara membaca buku, belajar di kelas atau di sekolah, karena diwarnai oleh

organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk

membelajarkan peserta didik (Hamalik, 2014: 57).

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni

mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan

perubahan kelakuan. Belajar menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku si subjek

dalam situasi tertentu berkat pengalamannya yang berulang-ulang dan perubahan

tingkah laku tersebut tak dapat dijelaskan atas dasar

kecenderungan-kecenderungan respon bawaan, kematangan atau keadaan temporer dari subjek

misalnya keletihan, dan sebagainya (Hilgard dan Gordon dalam Hamalik, 2014:

(15)

11

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian

kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan

lain sebagainya. Juga belajar akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu

mengalami/melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Proses belajar pada

prinsipnya bertumpu pada struktur kognitif, yakni penataan fakta, konsep serta

prinsip-prinsip, sehingga membentuk satu kesatuan yang memiliki bagi subjek

didik (Sadirman, 2011: 20 dan 21).

Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar menunjukkan bahwa siswa telah

melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan,

keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai. Tujuan

penting dalam rangka sistem pembelajaran, yakni merupakan suatu komponen

sistem pembelajaran yang menjadi titik tolak dalam merancang sistem yang

efektif.

Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat

hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling

pengaruh-mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain. Banyak ahli yang telah

merumuskan pengertian mengajar berdasarkan pandangannya masing-masing.

Perumusan dan tinjauan itu masing-masing memiliki kebaikan dan kelemahan.

Berbagai rumusan yang ada pada dasarnya berlandaskan pada teori tertentu

(16)

2.3Metode Bermain

Bermain merupakan suatu kegiatan yang melekat pada dunia anak. Bermain

adalah kodrat anak. Pada intinya, bermain dapat dipandang sebagai salah satu

kegiatan yang bersifat volunter, spontan, terfokus pada proses, memberi ganjaran

secara intrinsik, menyenangkan dan fleksibel (Solehudin dalam Masitoh, 2007: 9

dan 3). Bermain juga merupakan tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak

TK. Melalui bermain anak akan dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan

perkembangan dimensi motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, emosional, nilai dan

sikap hidup.

Melalui kegiatan bermain anak dapat melakukan koordinasi otot kasar bermacam

cara dan teknik dapat dipergunakan dalam kegiatan ini seperti merayap,

merangkak, berjalan, berdiri, meloncat, melompat, menendang, melempar, dan

lain sebagainya. Melalui kegitan bermain anak dapat berlatih menggunakan

kemampuan kognitifnya untuk memecahkan berbagai masalah seperti kegiatan

mengukur isi, mengukur berat, membandingkan, mencari jawaban yang berbeda

dan sebagainya. Melalui kegiatan bermain anak dapat mengembangkan

kreativitasnya yaitu melakukan kegiatan yang mengandung kelenturan,

memanfaatkan imajinasi dan ekspresi diri, kegiatan-kegiatan pemecahan masalah,

mencari cara baru dan sebagainya (Moeslichatoen, 2004: 32).

Terdapat 8 fungsi bermain bagi anak menurut Hartley, Frank dan Goldenson

dalam Moeslichatoen R yaitu:

1. Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Contohnya, meniru ibu

(17)

13

2. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata seperti

guru mengajar di kelas.

3. Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang

nyata. Contohnya ibu memandikan adik.

4. Untuk menyalur perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng,

menepuk-nepuk air, dan sebagainya.

5. Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima seperti

berperan sebagai pencuri, menjadi anak nakal dan sebagainya.

6. Untuk kilas balik peran-peran yang bisa dilakukan seperti gosok gigi, sarapan

pagi dan lain-lain.

7. Mencerminkan pertumbuhan, misalnya semakin bertambah tinggi tubuhnya,

semakin gemuk badannya.

8. Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah

seperti menghias ruangan, menyiapkan jamuan makanan. (Masitoh, 2007:

9.5).

Langkah-langkah atau tahap-tahap dalam Metode Bermain

1. Tahap Persiapan

Merumuskan tujuan yang hendak dicapai kemudian guru menjelaskan manfaat

dari permainan yang akan dilakukan serta menentukan macam kegiatan bermain,

menentukan ruang dan tempat bermain, mempersiapkan bahan, alat atau media

yang digunakan dalam bermain.

2. Tahap pelaksanaan

(18)

a. Langkah Pembukaan

Pada tahap ini guru memberikan arahan kepada murid apa yang harus

dilakukan dan bagaimana melakukannya

b. Langkah Pelaksanaan

Pada tahap ini para peserta didik memainkan permainan yang sudah

ditentukan dengan mengikuti rambu-rambu yang telah ditentukan pula.

c. Langkah Penutupan

Pada tahap ini guru memberikan reward kepada peserta didik yang telah

melakukan permainan dengan baik dan benar. Selain memberi reward

guru memberikan arahan kepada anak yang belum baik dan benar dalam

bermain dan menyuruh mengulangi lagi sampai bisa melakukan dengan

baik dan benar.

3. Tahap Penutupan

Memberikan kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan dan

memberikan evaluasi kepada peserta didik. (Masitoh, 2007: 9.6).

Kelebihan Metode Bermain

1. Merangsang perkembangan motorik anak, karena dalam bermain

membutuhkan gerakan-gerakan.

2. Merangsang perkembangan berfikir anak, karena dalam bermain

membutuhkan pemecahan masalah bagaimana melakukan permainan itu

dengan baik dan benar.

3. Melatih kemandirian anak dalam melakukan sesuatu secara mandiri tidak

(19)

15

4. Melatih kedisiplinan anak, karena dalam permainan ada aturan-aturan yang

harus ditaati dan dilaksanakan.

5. Anak lebih semangat dalam belajar, karena naluri anak usia dini belajar adalah

bermain yang didalamnya mengandung pelajaran.

2.4Seni Tari

Tari merupakan salah satu gerak dasar ekspresi, oleh sebab itu gerak ditemui

sebagai ekspresi dari semua pengalaman emosional yang diekspresikan lewat

medium yang tidak rasional, yakni gerakan tubuh atau gerakan seluruh tubuh

(Hadi dalam Mustika, 2013: 37). Tari merupakan ungkapan ekspresi jiwa yang

berbentuk gerakan tubuh. Seni tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang

diungkapkan dalam bentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika. Seni tari

merupakan gerak tubuh manusia yang terangkai yang berirama sebagai ungkapan

jiwa atau ekspresi manusia yang di dalamnya terdapat unsur keindahan gerak,

ketepatan irama, dan ekspresi (Mustika, 2013: 22). Dalam tari juga dikenal

dengan wiraga (tubuh), wirama (irama), wirasa (penghayatan), dan wirupa

(wujud).

Fungsi pendidikan seni tari dalam 8 ranah meliputi:

1. Seni tari sebagai media pengenalan fungsi mekanisasi tubuh

Perkembangan peserta didik diperlukan pengenalan tentang fungsi mekanisme

tubuh (sadar akan ruang diri) sehingga peserta didik tidak merasa asing akan

anggota tubuhnya, seperti kaki, tangan, kepala dan persendiannya (Hidayat, 2005:

(20)

2. Seni tari sebagai media pembentukan tubuh

Seni tari memungkinkan peserta didik dapat tumbuh dan berkembang secara

wajar. Pengaktifan diri terhadap sistem mekanisme ragawi dan juga stamina

dimungkinkan agar peserta didik mengalami pertumbuhan yang wajar. Secara

simultan dengan penerapan teknik tari, sehingga peserta didik dapat mengalami

pertumbuhan badan (fisik) yang wajar (Hidayat, 2005 : 8).

3. Seni tari sebagai media sosialisasi diri

Pengajaran seni tari bukan semata-mata pada kegiatan proses bermain karena

bermain dapat menumbuhkan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik.

Sehingga tidak hanya memiliki kecerdasan dalam pengertian intelektualitasnya

saja, akan tetapi juga memiliki sejumlah kecerdasan lain yang dapat

dikembangkan, misalnya kecerdasan emisioanal dan kecerdasan kinetik. Tubuh

yang terlatih tataran tertentu memiliki kepekaan ruang dan juga waktu sehingga

sensitifitas ruang dan waktu dapat mengendalikan tenaga (Hidayat, 2005: 8).

4. Seni tari sebagai media pengenalan prinsip pengetahuan ilmu pasti-alam

Secara mendasar, ilmu alam didasarkan pada dua hal, yaitu nilai ruang dan waktu.

Keberadaan sebuah benda menurut adanya ruang untuk menempatkan dirinya,

sementara untuk mempertahankan masa bendanya dibutuhkan waktu dengan

satuan tertentu. Melalui kegiatan menari dimungkinkan membentuk kesadaran

peserta didik pada kerangka tentang realitas dan sekaligus non realitas, maka

adanya pengajaran seni tari diharapkan dapat membuat siswa memiliki sensitivitas

terhadap realitas (Hidayat, 2005: 9).

(21)

17

Seni tari sebagai kegiatan sosial menempatkan individu dalam kerangka

kebersamaan, dalam kerangka pribadi yang mandiri. Peserta didik selalu di tuntut

mampu mengontrol dirinya, tetapi juga mampu bekerja sama dengan orang lain.

Maka keyakinan akan kemampuan pribadi, dan ketergantungan pada orang lain

dapat dibina secara simultan (Hidayat, 2005: 10).

6. Seni tari sebagai media pengenalan karakteristik (perwatakan)

Manusia sebenarnya memiliki bakat duplikasi yaitu menirukan sejumlah

perwatakan, peniruan ini merupakan sebuah makna yang dalam dari sebuah

pernyataan diri atau yang biasa disebut sebagai kualitas pemahaman karakteristik

imitatif, maka seni tari yang di dalamnya terkait dengan aspek imitasi menjadi

sebuah media yang memberikan kesadaran berkelanjutan pada peserta didik,

bahwa meniru adalah sebuah cara belajar, cara memahami sesuatu di luar dirinya

(Hidayat, 2005: 11).

7. Seni tari sebagai media komunikasi

Seni tari memberikan peluang kepada peserta didik untuk dapat menyatakan

kegembiraan atau perasaan yang dialaminya melalui bahasa ragawi. Bahasa

ragawi dapat mengomunikasikan gagasan-gagasan budaya, nilai-nilai dan

tema-tema pada cerita-cerita yang bersifat naratif atau dramatik. Di samping itu, seni

tari juga dapat mengomunikasikan segenap rasa (perasaan) dalam batin (Hidayat,

2005: 11).

8. Seni tari sebagai media pemahaman nilai budaya

Upaya agar siswa dapat mengenali nilai budaya tidak cukup hanya dengan

(22)

berpartisipasi dengan cara berperan aktif untuk merasakan secara fisikal atau

melalui empatinya. Seni tari dimungkinkan dapat mengaplikasikan ke dalam etika

yang berkembang dalam masyarakat, seperti cara duduk, cara berdiri, berjalan,

menghormati orang lain dan lain sebagainya (Hidayat, 2005: 13).

2.5Gerak Tari

Gerak merupakan dasar belajar tari. Anak pada umumnya senang ketika bergerak.

Ketika anak bergerak sambil menari, merupakan pengalaman yang menyanangkan

bagi mereka. Gerak di dalam tari merupakan hasil dari pengembangan ragam

gerak, pengembangannya disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan dalam

penyusunan sebuah karya tari. Untuk usia anak-anak terlebih anak usia dini, maka

gerak yang dikembangkan tentunya sesuai dengan kemampuannya, atau lebih

mudah dan tidak rumit, dan pola pengembangan geraknya pun dilakukan dengan

materi dasar gerak keseharian, seperti melompat, berlari dan berjalan (Rachmi,

20089.8)

Anak usia TK telah memiliki sifat suka akan sesuatu yang bagus, indah, baik.

Dalam hubungannya dengan tari, pengertian indah yang dimaksud adalah gerak

tari bukan saja gerak yang halus atau baik saja, tetapi termasuk juga

gerak-gerak yang kuat, keras, lemah, patah-patah. Karakteristik gerak-gerak peserta didik pada

umumnya mereka dapat melakukan kegiatan-kegiatan menirukan. Apabila

ditunjukkan kepada peserta didik suatu action yang diamati (observable), maka ia

akan mulai membuat tiruan terhadap action itu sampai pada tingkat otot-ototnya

dan dituntut oleh dorongan kata hati untuk menirukannya. Anak TK pada

(23)

19

a. Peserta didik dalam bermain, senang menirukan sesuatu yang dilihatnya.

Gerak-gerak apa yang dilihat baik di TV ataupun gerak –gerak yang secara

langsung dilakukan oleh orang lain, tema ataupun binatang.

b. Peserta didik secara spontan menampilkan gerak-gerak dari objek yang

diamatinya. Tetapi dari pengamatan objek tersebut peserta didik menampilkan

gerak yang disukainya.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa karakteristik gerak fisik anak TK

adalah :

a. Bersifat sederhana.

b. Biasanya bersifat maknawi dan bertema, artinya tiap gerak mengandung

tema tertentu.

c. Gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang-orang

yang berada disekitarnya.

d. Anak-anak juga menirukan gerak-gerak binatang

Gerak tari yang digunakan bagi anak TK tidak harus terikat oleh gerak tarian yang

sudah jadi, sebagaimana lazimnya tarian untuk orang dewasa (Depdikbud dalam

Kamtini dan Tanjung, 2005: 130). Dalam mempersiapkan tari bagi anak terlebih

dahulu disusun proses tari secara bertahap. Pada bagian akhir gerak tari yang

disusun tersebut menuju kepada terwujudnya suatu tarian. Carilah gerak tari yang

mudah dilakukan peserta didik, dalam hal ini guru tari yang harus kreatif, teliti,

mengerti dalam memilih dan menyusun gerak tari yang mudah dilaksanakan. Tari

(24)

mereka untuk berkreasi dan mengembangkan imajinasi dan daya ciptanya. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan iringan musik lagu kangguru.

Menurut Rachmi (2008: 9.16) Keterampilan gerak sebagai keterampilan dasar

adalah bentuk keterampilan yang bermanfaat dan dibutuhkan anak dalam

kehidupannya sehari-hari. Keterampiln ini penting untuk anak-anak dan berfungsi

dalam lingkungannya. Keterampilan bersifat teknis dapat dilakukan sebagai

gerakan kreatif dengan memadukan keterampilan berikut;

1. Kererampilan Lokomotor, yaitu keterampilan yang digunakan untuk

menggerakkan atau memindahkan posisi dari satu tempat ke tempat

lainnya. Yaitu berjalan, berlari, melompat, hop (jingkak), berderap,

mendorongdan lain-lain. Keterampilan ini sangat mudah dilakukan anak

mereka senang bergerak dan berjalan atau berlari. Guru dapat

memodifikasi gerak-gerak lokomotor ini secara keratif menggunakan

tema.

2. Keterampilan nonlokomotor, yaitu keterampilan di tempat yang dilakukan

tanpa memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat lain, keterampilan

nonlokomotor ini seperti membengkokkan tubuh, merentangkan tangan,

memilin, memutar, mengayun, menggoyang, menganggkat, mendorong,

(25)

21

2.5.1 Tari Kangguru

Tari Kangguru adalah tari anak-anak yang gerakannya mengimitasikan dari gerak

hewan kangguru, seperti melompat, berjalan, mengayunkan tangan, menggerakan

kepala, menepuk tangan di perut dan sebagainya, tarian ini di ciptakan oleh guru

untuk mengawali pembelajaran gerak dasar tari bagi siswa yang merupakan anak

usia dini menggunakan gerak motorik kasar yaitu lokomotor (gerak yang

berpindah tempat) dan nonlokomotor (gerak ditempat) dan motorik halus yaitu

gerak tangan. Ragam gerak tari kangguru dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2.1 Ragam Gerak Tari Kangguru

No Ragam gerak Gambar gerakan Keterangan

1 Berjalan 4 langkah ke depan dan mundur 4 langkah kebelakang dengan hitungan 1x8

(26)

2 Gerak Melompat dengan hitungan 1x8 Gerak melompat ini termasuk dalam gerakan motorik kasar yaitu lokomotor

3 Menggerakan tangan ke kanan dan ke kiri dengan hitungan 1x8

Gerakan ini merupakan gerakan motorik halus

4 Meletakan tangan di perut dengan menepuk-nepuk dengan hitungan 1x4

(27)

23

5 Mengayunkan tangan ke kanan dan kiri dengan hitungan 1x4

Gerakan ini merupakan gerakan motorik halus

6 Meletakkan tangan kanan dan kiri di samping telinga dengan hitungan 1x4

(28)

7 Menggerakkan kepala ke kanan dan kiridengan hitungan 1x8

Gerakan ini termasuk dalam gerakan motorik kasar yaitu gerakan nonlokomor

8 Melekukkan tangan ke atas dan ke bawah dengan hitungan 1x4

(29)

25

9 Membuka tangan dengan lebar dengan hitungan 1x4

Gerakan ini termasuk dalam gerakan motorik halus

10 Meletakkan tangan di pelipis alis kanan dan kiri dengan hitungan 1x8

Gerakan ini merupakan gerakan motorik halus

(Foto warisem: 2015)

2.5.2 Musik Tari Kangguru

Pembelajaran gerak tari kangguru oleh guru menggunakan media audio yaitu

berupa kaset CD, lagu tari kangguru tersebut merupakan ciptaan Papa T. BOB

(30)

LIRIK LAGU KANGGURU

Ada kantongnya, gendong anaknya

Sambil lompat lompat lompat lompat kangguru

Aduh lucunya kalau berdiri

Sambil lompat lompat lompat lompat kangguru

Anak anak semua menyukai nya

Sambil lompat lompat lompat lompat kangguru

Negara asa nya di Australia

Sambil lompat lompat lompat lompat kangguru

Kangguru kangguru

Engkaulah binatang paling aneh didunia

Kangguru kangguru

Engkaulah binatang paling lucu didunia

Lagu kangguru memiliki tempo sekitar 100-120, dengan intro

vers, reff, dan coda. Pola vers ab a’b, pola intro dan coda abab, pola reff c d

dengan 72 birama, instrumen yang digunakan organ drumset, bel tamborin, vokal

dan bass. Dinamika yang digunakan diawal lembut dan bag terakhir lembut

selebihnya sedang. Isi lagu kangguru berisikan tentang hewan kangguru yang

lucu yang berasal dari negara Australia dengan memiliki kantong didepan dan

(31)

27

2.6Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut (Musbikin, 2010: 35). Dalam Undang-Undang Sisdiknas

Tahun 2003 Pasal 28 dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dapat

diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal (taman kanak-kanak, raudatul

athfal, atau bentuk lain yang sederajad), jalur pendidikan nonformal, atau jalur

pendidikan informal yang berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang

diselenggarakan oleh lingkungan.

Pada hakikatnya, belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan

generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak usia dini. Dalam hal

ini, melalui pendidikan anak usia dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan

bagi anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Pendidikan anak usia dini memiliki

fungsi utama mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi

perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial, dan

emosional. Pendidikan anak usia dini berfungsi membina, menumbuhkan, dan

mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk

perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar

memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya.

Sehubungan dengan fungsi yang telah dipaparkan di tersebut, maka tujuan

(32)

1. Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak

usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan potensinya.

2. Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga jika

terjadi penyimpangan, dapat dilakukan intervensi dini.

3. Menyediakan pengalaman yang beraneka ragam dan mengasyikkan bagi

anak usia dini, yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi

dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada

jenjang sekolah dasar (SD).

4. Membangun landasan bagi perkembangannya potensi peserta didik agar

menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri,

percaya diri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung

jawab.

5. Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan

sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan

bermain yang edukatif dan menyenangkan.

Pendidikan anak usia dini merupakan naungan dari pendidikan prasekolah yang di

dalamnya terdapat Kelompok bermain dan Taman Kanak-kanak. Kelompok

bermain merupakan pendidikan anak usia dini dari umur satu sampai empat tahun

dan merupakan pendidikan nonformal dan Taman Kanak-kanak merupakan

pendidikan usia dini dari umur empat sampai enam tahun, dan TK ini sudah

(33)

29

2.7Taman Kanak-kanak

Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang

dikenal oleh anak. Sesuai dengan karakteristiknya anak usia TK sedang

mengalami proses perkembangan yang sangat pesat dan sangat fundamental bagi

kehidupan selanjutnya. Anak pada masa ini memiliki karakterstik tersendiri

dimana anak sangat aktif, dinamis, memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi

terhadap apa yang dilihat dan apa yang didengarnya, serta seakan tidak berhenti

untuk belajar.

Pendidikan TK merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yaitu anak

yang berusia empat sampai dengan enam tahun. Pendidikan TK memiliki peran

yang sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta

mempersiapkan mereka untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.

Pendidikan TK merupakan jembatan antara lingkungan keluarga dengan

lingkungan masyarakat yang lebih luas yaitu sekolah dasar dan lingkungan

lainnya.

Raudatul Athfal (RA) merupakan perpaduan antara pendidikan anak usia dini

(playgroup) dan Taman Kanak-kanak. Usia PAUD di pendidikan RA adalah

berkisar anak usia 3 sampai dengan 4 tahun. Sedangkan istilah RABATA itu

merupakan merupakan kependekan dari Raudatul Athfal, Bustanul Athfal dan

Taman Athfal yang levelnya sama yaitu TK untuk jalur pendidikan agama.

Bedanya RA di bawah naungan Depag sementara BA dan TA merupakan Taman

kanak-kanak yang diprakarsai oleh 2 kekuatan pilar agama Islam di Indonesia

(34)

Menurut UU SPN No 20 Tahun 2003, pendidikan anak usia dini adalah suatu

pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam

tahun yang dilakukam melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Melalui PAUD/TK

ini, diharapkan anak dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya

meliputi agama, intelektual, sosial, emosi, fisik, kebiasaan-kebiasaan yang positif,

menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan sesuai perkembangannya serta

memiliki motivasi dan sikap untuk kreatif.

Pada hakikatnya anak itu unik, mengekspresikan perilakunya secara relatif

spontan, bersifat aktif dan energik, egosentris, memiliki rasa ingin tahu yang kuat,

antusias terhadap banyak hal, bersifat eksploratif dan berjiwa pejuang, kaya akan

fantasi, mudah frustasi, dan memiliki daya perhatian yang pendek. Masa anak

merupakan masa belajar yang potensial. Pendidikan TK bertujuan untuk

membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, prilaku, pengetahuan,

keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan

diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan serta

perkembangan selanjutnya (Kepmendikbud No. 0486/U/1992 Bab II pasal 3 ayat

1).

Sesuai dengan tujuan pendidikan di TK, aspek-aspek kepribadian anak yang

(35)

31

1. Aspek Bahasa

Bahasa dikembangkan melalui penggunaan kata dan kalimat sebagai bagian

bentuk menangkap pengertian atau mengungkapkan pemikiran dan bekal untuk

berkomunikasi, berpikir secara logis, sistematis, dan analisis. Di samping

pengembangan tersebuat anak diarahkan pula pada penghayatan terhadap bahasa

nasional, yaitu bahasa indonesia. Kegiatan yang berhubungan dengan bahasa

anak, selalu disesuaikan dengan tingkat perkembangannya sehingga ia akan dapat

menerima dengan mudah dan dengan perasaan senang.

2. Aspek Kecerdasan

Pada masa usia TK anak berada dalam fase berfikir konkrit. Anak akan berbicara

sesuai dengan yang dilihatnya. Itulah sebabnya dalam proses belajar mengajar di

TK banyak digunakan alat peraga dan alat bermain sangat membantu

perkembangan kecerdasan anak. Perkembangan kecerdasan anak 50%

dikembangkan pada masa 4 tahun pertama 30% lainnya menjelang ulang tahun

ke 8. Tahun-tahun yang penting ini akan meletakkan landasan bagi semua proses

belajar di masa depan. Anak-anak belajar dari hal-hal yang dilihat, didengar,

dirasakan, disentuh, dibaui, dan yang dilakukan. Anak-anak belajar 10% dari

yang dibaca, 20% dari yang didengar, 30% dari yang dilihat, 50% dari yang

dilihat dan dengar, 70% dari yang dikatakan, serta 90% dari yang dikatakan dan

dilakukan. Jadi untuk mempelajarinya sesuatu, anak-anak lebih berhasil dengan

mempraktekannya. Anak-anak paling efektif belajar dalam suasana belajar yang

menyenangkan atau belajar sambil bermain. Setiap sistem dalam tubuh, Otak bisa

memperlihatkan semua hal sehingga pelajaran yang tidak menarik dan

(36)

Anak-anak dapat belajar dengan cepat dan efektif kalau mereka melihat,

mendengar dan merasakannya. Walaupun demikian anak-anak memiliki gaya

belajar yang khas dan unik. Gaya belajar ini mencakup kemampuan untuk

menyerap dan menyimpan informasi baru dan sulit, berfikir atau berkonsentrasi,

melakukan pekerjaan dan menyelesaikan masalah secara efekif.

3. Aspek Motorik

Motorik anak TK belum sempurna. Dalam kegiatan TK senantiasa diusahakan

agar perkembangan motorik anak dapat berkembang dengan wajar. Diupayakan

agar terjadi keseimbangan antara apa yang diinginkan, dipikirkan dengan apa

yang dilakukannya. Dalam pengembangan motorik ini guru menyajikan kegiatan

antara lain dengan melatih kegiatan-kegiatan sesuai dengan keadaan jasmani anak.

Gerakan-gerakan tersebut dilakukan dengan jalan:

a. Olahraga seperti senam ritmik, naik tangga, meniti titian, berlari, berjalan, dan

melompat dengan satu kaki.

b. Menari atau melakukan gerakan dengan mengikuti irama musik atau tarian

anak lainnya yang disebut bermain melalui gerak dan lagu.

c. Permainan fungsi yang berperan melatih fungsi anggota tubuh, permainan

bentuk, permainan ilustrasi dan permainan menangkap bola.

d. Menggambar, mewarnai, meronce, menggunting, melipat, dan merekat.

4. Aspek Sosial

Pada anakusia TK sebagai manusia muda,perlu dikembangkan perilaku sosialnya.

Yaitu dengan pemberian pengalaman, latihan-latihan, serta kegiatan-kegiatan

(37)

33

sosial tersebut mula-mula terbatas pada keluarga. Makin bertambah usia anak,

makin luas pula lingkungan hidupnya. Pada usia TK, anak mulai merasa kurang

puas hanya bergaul dalam lingkungan keluarga dan ia ingin memperluasnya

dengan masyarakat lainnya. Ia mulai mencari teman untuk kelompok bermain

bersama. Pada masa itu anak memerluksn lingkungan yang lebih luas. Untuk itu

diperlukan kemauan dan kemampuan bersosialisasi dalam rangka menyesuaikan

diri tersebut. TK menyediakan program serta menciptakan situasi dan kondisi

untuk mengembangkan perilaku dan sosial anak dengan berbagai kegiatan.

Bentuk kegiatan di TK dilakukan secara individu, disediakan pula kegiatan

bersama. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:

a. Mengembangkan kemampuan menjalin hubungan sosial dengan teman atau

guru melalui:

1) Permainan kelompok misalnya : permainan ular naga, menjala ikan,

kucing dan tikus dan sebagainya.

2) Kerja kelompok misalnya: membuat maket taman di bak pasir,

membersihkan halaman, dan menyiram bunga.

b. Mengembangkan motivasi berprestasi melalui pertandingan atau perlombaan

kelompok yang sifatnya kompetitif dengan penghargaan atau hadiah untuk

kelompok, misalnya lomba lari estafet, memindahkan bendera, senam, dan lempar

bola.

c. Mengembangkan sikap terbuka dan menghargai pendapat orang lain dengan

(38)

5. Aspek Emosi

Pada anak, emosi tumbuh dari perasaan yang kuat dan tak terkendali oleh akal.

Agar anak dapat mengendalikan perasaannya, guru harus memberi bantuan

dengan cara melatih kerja sama, saling memberi dan menerima, dan tolong

menolong. Guru perlu memberi pengalaman sebanyak mungkin kepada anak

sesuai dengan tingkat perkembangannya. Perkembangan moral anak perlu

mendapat perhatian yang cukup besar di TK, seperti juga perkembangan motorik,

sosial dan lainnya. Perkembangan ini sangat bergantung pada penghayatan dan

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Judul penelitian yaitu Penggunaan Metode Bermain dalam Pembelajaran Gerak

Tari Kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Natar.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

yang bersifat deskriptif. Kata kualitatif menyatakan menekankan pada proses dan

makna yang tidak diuji, atau diukur dengan setepat-tepatnya, dalam istilah-istilah

kuantitas, jumlah,intensistas, atau frekuensi (Ahmadi, 2014: 14). Metode

kualitatif adalah untuk memahami fenomena yang terjadi secara ilmiah (natural)

dalam keadaan-keadaan yang sedang terjadi secara alamiah (Ahmadi, 2014: 15).

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskiptif

yang berupa kata – kata tulisan dari orang – orang dan prilaku yang dapat diamati,

penelitian bersifat deskriptif ialah data yang diperoleh (berupa kata – kata,

gambar, prilaku) tidak dituangkan dalam bilangan atau angka statistik, peneliti

segera melakukan analisis data dengan memberikan pemaparan gambaran

mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif (Margono, 2010: 150).

Hakikat pemaparan adalah seperti orang merajut, setiap bagian ditelaah satu demi

satu, dengan menjawab pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana suatu fenomena

(40)

3.2Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran gerak tari yaitu

guru, sarana prasarana sekolah, ragam gerak tari dan kelas B1 TK Aisyiyah

Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Lampung Selatan yang mengikuti

pembelajaran tari kangguru dengan menggunakan metode bermain. Sumber data

diuraikan seperti di bawah ini :

Variabel 1 : Metode bermain

Variabel 2 : Pembelajaran gerak tari kangguru

Variabel 3 : Kelas B1 TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Lampung

Selatan

1. Subjek Penelitian : Guru dan siswa kelas B1 TK Aisyiyah Bustanul

Athfal Tangkit Batu Lampung Selatan yang

berjumlah 22 siswa yaitu 16 siswa laki-laki 6

siswa perempuan.

2. Objek Penelitian : Metode Bermain, Pembelajaran gerak tari

kangguru

3. Responden : Kepala TK, guru seni budaya dan benda, hal atau

alat yang dapat memberikan data atau informasi

pada penelitian.

4. Sumber data : Guru, ragam gerak tari, fasilitas, sarana prasarana,

benda, hal atau tempat dimana peneliti

(41)

37

Sumber data diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :

a. Person (orang) : Kepala TK, guru seni budaya dan orang yang

dapat memberikan informasi

b. Paper (kertas) : Surat izin penelitian, surat izin permohonan,

dokumen dan RPP

c. Place (tempat) : Kelas B1 TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit

Batu Muara Putih Lampung Selatan.

Arikunto (2005:87-89)

3.3Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu :

3.3.1 Observasi

Observasi dilaksanakan sebelum studi pendahuluan untuk mengetahui masalah

yang akan diteliti, dan mengetahui keadaan subyek yang sebenarnya. Pengamatan

atau observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Hadi dalam Sugiyono,

2013: 203). Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila,

penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala – gejala alam

dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi ini peneliti tidak

terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Peneliti hanya mencatat,

menganalisis dan memberi kesimpulan (Sugiyono, 2013: 204). Observasi

nonpartisipan bertujuan untuk mendapatkan informasi dengan cara melakukan

(42)

gerak tari di Taman Kanak- Kanak Aiayiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara

Putih Natar.

3.3.2 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau

pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang

diperoleh (Sugiyono, 2013: 319). Wawancara yang dilakukan guna mencari

informasi yang berkaitan dengan pembelajaran yang efektif untuk anak-anak didik

di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Natar. Wawancara

pada penelitian ini ditujukan kepada guru dan siswa.

3.3.3 Dokumentasi

Penelitian ini tidak hanya melakukan observasi saja, namun dokumentasi juga

diperlukan. Dokumen yang dikumpulkan yaitu berupa tulisan, gambar, dan video

aktivitas pembelajaran guru dan siswa. Setelah mendapatkan hasil penelitian dari

observasi akan lebih akurat dengan didukung oleh catatan-catatan atau data

mengenai penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari kangguru

di Taman Kanak- Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih,

Lampung Selatan, dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data tambahan,

berupa laporan maupun gambar dan video aktivitas pembelajaran.

3.4Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2013:148). Instrumen dalam penelitian

ini adalah peneliti itu sendiri, yang mengumpulkan data, dengan menggunakan

(43)

39

pengumpulan data, alat yang digunakan antara lain : alat tulis dan kamera

foto/video.

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

No Instrumen Pertemuan

1 2 3 4 5 6

1 Mempersiapkan siswa

2 Melakukan pemanasan

3 Pembelajaran sesuai dengan tujuan

4 Menyampaikan materi dengan jelas

5 Menyajikan siswa untuk keterampilan mengamati

6 Menyajikan keterampilan mengomunikasikan

7 Pembelajaran sesuai alokasi waktu

8 Memberikan motivasi inidividu

9 Melakukan penilaian proses untuk siswa

10 Mengamati sikap dan prilaku siswa dalam belajar

11 Melakukan refleksi dengan melibatkan siswa

12 Memberikan Reward

Pembelajaran tidak hanya mencakup kegiatan guru, namun juga mencakup

aktivitas siswa. Penilaian pada aktivitas siswa ini dilihat dari 2 aspek yaitu

(44)

Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

No Aspek Indikator Penilaian

1 Motorik Kasar a. Keterampilan Lokomotor : Kemampuan anak dalam menggerakkan atau

memindahkan posisi tubuh dari satu tempat ke tempat lain. Contohnya : Berlari, melompat, menderap, meluncur, berguling dan lain-lain.

b. Keterampilan nonlokomotor :

Kemampuan anak dalam menggerakkan tubuh tanpa memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat lain. Contohnya : Berayun, berbelok, mengangkat, bergoyang, merentang dan lain-lain. 2 Motorik Halus Kemampuan anak dalam menggerakan

jari-jari tangan seperti memutar tangan, dan lain-lain

3.5Teknik Analisis Data

Cara yang digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian ini sebagai berikut.

1. Memeriksa kembali hasil dari proses penggunaan metode bermain dalam

pembelajaran gerak tari kangguru yang sudah didapat

2. Mendeskripsikan hasil pengamatan aktivitas siswa pada setiap pertemuan

3. Menyimpulkan hasil penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak

tari kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih

(45)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan dengan 6 kali

pertemuan terhadap penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari

di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Lampung Selatan dapat

disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan penggunaan metode bermain

ini memberikan semangat kepada siswa diawal pembelajaran yaitu :

1. Pemberian yel-yel dan tepuk semangat

2. Pada kegiatan inti diberikan metode bermain seperti bernyanyi bersama,

berjalan ditempat dengan bertepuk tangan dan melompat-lompat yang

termasuk dalam gerak motorik kasar dan motorik halus.

Hal ini membantu untuk memusatkan perhatian siswa pada saat pembelajaran

serta mempermudah siswa dalam memahami materi gerak tari yang diajarkan

oleh guru dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti seperti pemberian

aba-aba hitungan dengan istilah yang sering mereka dengar. Namun, siswa yang

merupakan anak usia dini cenderung tidak bisa diam dan lebih mudah lelah pada

waktu pembelajaran, hal ini yang menjadi kendala pada saat pembelajaran

berlangsung yaitu siswa yang tidak bisa diam membuat suasana kelas menjadi

ribut dan pembelajaran berhenti karena guru tidak bisa memaksakan siswa untuk

(46)

memberikan waktu istirahat dengan duduk dilantai meluruskan kaki serta

menggoyang-goyangkannya dan bernyanyi bersama.

Kegiatan pembelajaran gerak tari dengan aspek motorik kasar yang terbagi dalam

lokomotor dan nonlakomotor serta motorik halus ini berlangsung dalam 6

pertemuan dengan pengamatan proses setiap pertemuan. Aktivitas pembelajaran

pada aspek motorik kasar yaitu berjalan ke depan dan mundur ke belakang,

melompat 4 kali, melompat ke kanan dan ke kiri, gerakan tersebut merupakan

gerakan lokomotor, pada gerakan ini ada beberapa siswa yang masih kurang dan

perlu diperbaiki, kemudian gerakan menggerakan kepala ke kanan dan kiri, dan

menoleh ke kanan dan kiri termasuk dalam gerakan nonlokomotor, pada gerakan

tersebut hampir semua siswa dapat melakukaknya sesuai dengan ringan musik

selanjutnya pada gerakan memutar tangan ke kanan dan kiri, meletakkan tangan

diperut dengan menepuk-nepuk, mengayunkan tangan ke kanan dan

kiri,meletakkan tangan di telinga kanan dan kiri, dan meletakkan tangan dipelipis

alis termasuk dalam gerakan motorik halus,pada gerakan ini hanya ada beberapa

siswa yang masih sulit melakukannya sesuai dengan iringan musik.

Berdasarkan pengamatan proses keseluruhan aktivitas pembelajaran siswa dengan

penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari menggunakan aspek

(47)

99

5.2 Saran

Setelah dilakukan pengamatan pada proses pembelajaran gerak tari di TK

Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Lampung Selatan, terdapat beberapa saran

yang bisa digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran maupun penelitian

yang berhubungan dengan materi ini, diantaranya :

1. Kepada Guru untuk lebih banyak menambah permainan-permainan agar

suasana pembelajaran semakin menyenangkan

2. Kepada Guru lebih untuk menambah strategi yang lebih baik dalam

menanggulangi keaktifan siswa di dalam kelas

3. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya aktivitas guru dan aktivitas siswa agar

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Aswan, Zain dan Bahri Djamarah, Syaiful. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Raneka Cipta.

Ahmadi, Ruslam.2014. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian.Jakarta. PT Rineka Cipta

Fridani, Lara. 2011. Materi Pokok Evaluasi Perkembangan Paud. Jakarta: Universitas Terbuka

Hamalik,Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hidayat, Robby. 2005. Wawasan Seni Tari. Malang. Universitas Negeri Malang

Margono, S. 2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Reneka Cipta

Masitoh, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta : Universitas Terbuka

Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak- Kanak. Jakarta: PT Rineka Cipta

Musbikin, Imam. 2010. Buku Pintar Paud. Jakarta: Laksana

Mustika, I Wayan. 2013. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung: Aura

Patmonodewo, Soemiarti. 2008. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Renika Cipta

Putra, Nusa dan Ninin Dwi Lestari. 2012. Penelitian Kualitatif Paud. Jakarta : Grafindo Persada.

Rachmi, Tetty, dkk. 2008. Keterampilan Musik dan Tari. Jakarta : Universitas Terbuka

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers

(49)

Sutikno, Sobry. 2014. Metode dan Model-model Pembelajaran. Lombok: Holistica

Tanjung, Husni wardi, Kamtini. 2005. Bermain Melalui Gerak dan Lagu di Taman Kanak-kanak. Lampung : Depdiknas

Theresia, Nenden. 2011. Modul Pembelajaran, Bermain dan Permainan Anak Usia Dini. Lampung : FKIP UNILA

Gambar

Gambar gerakan Keterangan
Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru
Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku sosial anak di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Purworejo Tahun

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh bermain menggunting, menempel terhadap kemampuan motorik halus anak TK A Bustanul Athfal Aisyiyah Karangasem

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berhitung permulaan melalui bermain kartu angka pada anak didik kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 Sragen Tahun

TK Aisyiyah Bustanul Athfal 12 Kudus merupakan TK yang memuat materi Pendidikan Agama Islam lebih banyak dari TK pada umumnya, kurikulum muatan lokal

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan permainan konstruktif yang dilakukan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Sambiroto, dan aspek perkembangan apa

terhadap kemandirian anak Kelompok A TK Bustanul Athfal Aisyiyah Jetis 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2018/2019 , maka metode yang sesuai untuk digunakan adalah penelitian

Skripsi berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Pada Siswa Bustanul Athfal Aisyiyah Sumbersari Semester Dua Melalui Media Kartu Bermain Tahun Pelajaran 2014/2015,

Sejarah Berdirinya TK Aisyiyah Bustanul Athfal Sridadi Kalirejo Lampung Tengah Awal mula berdirinya TK Aisyiyah Bustanul Athfal dilatarbelakangi oleh kebutuhan masyarakat yang meman