PENGGUNAAN METODE BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN GERAK TARI KANGGURU DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL
TANGKIT BATU MUARA PUTIH LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014/2015
Oleh
Vita Fauzia Ulfa
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRACT
THE USING OF PLAYING METHOD IN LEARNING MOTION KANGGURU DANCE AT TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL TANGKIT BATU MUARA PUTIH
SOUTH LAMPUNG ACADEMIC YEAR 2014/2015
BY
VITA FAUZIA ULFA
The research was aimed to describe the using of playing method in the learning process motion of Kangguru dance in TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih South Lampung. This research used a qualitative descriptive method. Technique used to collect the data in this research are observation, documentation, interviews and non-test. The used of playing method were very helpful to giving spirit of delight learning. The results showed that learning kangguru dance of aspects fine motor movement and gross motor skills using playing method was good, because students were able to demonstrate motion kangguru dance that locomotor gross motor movements that teacher had tought. The findings of this research is a little trouble perform a movement the locomotor if the motion carried out using themes and count.
4.3.1 Pertemuan Pertama...46
4.3.2 Pertemuan Kedua...55
4.3.3 Pertemuan Ketiga...62
4.3.4 Pertemuan Keempat...69
4.3.5 Pertemuan Kelima...75
4.3.6 Pertemuan Keenam... 83
4.4 Rekapitulasi Penelitian……….…..90
4.5 Kendala dan Solusi...95
4.6 Temuan...96
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Kesimpulan... 97
5.2 Saran... 99
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya
mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan dengan
demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk
berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas
mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana
yang diinginkan (Hamalik, 2014: 3). Pendidikan merupakan bagian integral dalam
pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu
sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang satu dengan yang
lainnya saling berkaitan dan berlangsung dengan berbarengan.
Pendidikan seni secara umum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap
peserta didik untuk memperkenalkan warisan budaya, memperluas kesadaran sosial
serta untuk menambah pengetahuan. Program seni di sekolah memfasilitasi anak
untuk menambah pengetahuan tentang warisan budaya melalui pengalaman seni
berdasarkan sesuatu yang dekat dengan kehidupan dunianya. Pendidikan seni sangat
mengutamakan kreativitas siswa untuk aktif dalam setiap jenis seni yang dipelajari
Pendidikan prasekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk
mengembangkan pribadi, pengetahuan, dan keterampilan yang melandasi pendidikan
sadar serta mengembangkan diri secara utuh sesuai dengan asas pendidikan sedini
mungkin dan seumur hidup. Di dalam PP RI No. 27 Tahun 1990 tentang pendidikan
prasekolah. Bab I Pasal I Ayat (2) dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan Taman
Kanak-Kanak (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang
menyediakan program pendidikan usia dini bagi anak usia empat tahun sampai
memasuki pendidikan dasar (Patmonodewo, 2008: 43-44).
Pendidikan TK bukan pendidikan yang diwajibkan. Namun, apabila kita memaknai
lebih mendalam tentang pentingnya pendidikan sejak usia dini, pendidikan TK atau
prasekolah merupakan bentuk pendidikan yang sangat penting bagi kehidupan yang
masa mendatang. Pendidikan TK bertujuan untuk membantu mengembangkan
seluruh potensi dan kemampuan fisik, intelektual, emosional, moral dan agama secara
optimal dalam lingkungan yang kondusip demokratis dan kompetitif.
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian
kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain
sebagainya. Kegiatan belajar mengajar di TK menganut prinsip bermain sambil
belajar, karena dunia anak adalah dunia bermain. Seluruh kegiatan pengembangan
anak di TK dilaksanakan melalui kegiatan bermain dengan menggunakan metode
3
Seorang anak mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya dengan bermain.
Melalui kegiatan bermain, anak dapat menjelajahi, mengenal, mencintai, dan dapat
menambah pengertiannya mengenai lingkungan dan alam sekitar. Lingkungan belajar
yang menarik, bermakna, akrab, dan bersifat informal akan merangsang pertumbuhan
dan perkembangan anak secara maksimal.
Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Tangkit Batu Muara Putih
Lampung Selatan ini berada di Kabupaten Lampung Selatan. TK ini memiliki
fasilitas yang cukup baik sehingga memudahkan peneliti dalam penelitian. Peneliti
mengambil TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Lampung
Selatan karena di TK ini menjadikan seni tari sebagai materi di dalam pelajaran seni
budaya, selain itu antusias siswa dalam hal pembelajaran seni tari juga sangat tinggi,
setiap akhir tahun ajaran pihak sekolah mengadakan pertunjukkan untuk siswa yang
berbakat dalam hal seni tari dan dalam bakat lainnya, sehingga peniliti tertarik untuk
meneliti sekolah tersebut.
Suatu usaha untuk menumbuhkembangkan semua aspek perkembangan yang ada
pada anak usia dini, melalui pembelajaran dengan proses pengalaman yang
menyenangkan. Oleh karena itu, pentingnya pemilihan metode dalam proses
pembelajaran merupakan strategi pemberi stimulus yang baik agar peserta didik dapat
berkembang secara optimal. Metode adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu (Sutikno, 2014: 33). Pemilihan metode merupakan
sebuah tolok ukur tentang kompetensi guru, oleh karena itu pemilihan dan
Kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik sebagai strategi pengajaran dan
alat pencapai tujuan. Metode memiliki nilai strategis yang artinya metode menduduki
posisi penting di dalam keberhasilan pembelajaran.
Peneliti mengambil judul metode bermain karena metode ini lebih sesuai dengan
kondisi siswa yang cenderung lebih suka bermain, karena dengan bermain siswa
merasa rileks dan senang sehingga memudahkan dalam memahami materi yang
disampaikan. Metode bermain dapat melatih kemampuan kognitif, mengembangkan
kreativitas, meningkatkan kepekaan emosional, dan dapat mengembangkan
kemampuan sosial siswa.
Tari merupakan salah satu gerak dasar ekspresi, oleh sebab itu gerak ditemui sebagai
ekspresi dari semua pengalaman emosional yang di ekspresikan lewat medium yang
tidak rasional, yakni gerakan tubuh atau gerakan seluruh tubuh (Hadi dalam Mustika,
2013: 37). Gerak di dalam tari bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang
telah diberi bentuk ekspresif dan estetis. Sifat dan bentuk gerak ditentukan oleh
motivasi tertentu yang menyebabkan dorongan untuk bergerak, yaitu
motivasi-motivasi yang mengatur pengungkapannya dan sifat-sifat emosionalnya. Peneliti
mengambil gerak tari kangguru sebagai pembelajaran gerak tari dalam penggunaan
metode bermain karena materi yang diajarkan oleh guru pada semester genap ini
adalah tari kangguru, tarian ini menggunakan gerak dasar tari yang sederhana dengan
5
Melalui proses pembelajaran yang menyenangkan, maka anak akan mampu belajar
dengan baik. Menari merupakan salah satu kegiatan dalam pendidikan anak usia dini
yang dapat menciptakan situasi yang menyenangkan dan bermain merupakan metode
yang tepat digunakan untuk pembelajaran yang menyenangkan.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan peneliti mengambil judul “penggunaan
metode bermain dalam pembelajaran gerak tari kangguru di TK Aisyiyah Bustanul
Athfal Tangkit Batu Muara Putih Lampung Selatan“.
1.2Batasan Masalah
Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis membatasi masalah penelitian yaitu pada
proses penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari di TK Aisyiyah
Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Lampung Selatan?
1.3Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana langkah-langkah penggunaan metode bermain dalam pembelajaran
gerak tari kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih
Lampung Selatan?
2. Bagaimana proses penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari
kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Lampung
1.4Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan proses penggunaan metode bermain dalam pembelajaran
gerak tari kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Natar.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi anak akan memperoleh pembelajaran ilmu praktik dibidang seni
yang lebih menarik, menyenangkan dan memungkinkan dirinya untuk lebih
berkembang dalam kemampuan yang sangat berguna untuk masa depan.
2. Manfaat bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan
dan pengalaman dalam pengembangan proses pembelajaran seni tari di
sekolah.
3. Manfaat bagi mahasiswa, diharapkan penelitian ini dapat memberi wawasan
tentang metode-metode dalam pembelajaran seni tari dan pengembangannya.
4. Manfaat bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat memberi
pengetahuan terhadap masyarakat bahwa pentingnya pendidikan prasekolah
7
1.6Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian mencakup:
1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah metode bermain dalam pembelajaran gerak tari
kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih
Lampung Selatan.
2. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas B 1 di TK Aisyiyah Bustanul Athfal
Tangkit Batu Muara Putih Lampung Selatan yang berjumlah 22 siswa.
3. Tempat Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit
Batu Muara Putih Lampung Selatan.
4. Waktu Penelitian
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian
No Tanggal Aktifitas
1. 20 Oktober 2014 Observasi awal
2. 6 Januari 2015 pengamatan pembelajaran pertemuan pertama yang mencakup aktivitas guru dan aktivitas siswa
3. 8 Januari 2015 pengamatan pembelajaran pertemuan kedua yang mencakup aktivitas guru dan aktivitas siswa.
4. 13 Januari 2015 pengamatan pembelajaran pertemuan ketiga yang mencakup aktivitas guru dan aktivitas siswa.
5. 15 Januari 2015 pengamatan pembelajaran pertemuan keempat yang mencakup aktivitas guru dan aktivitas siswa.
6. 20 Januari 2015 pengamatan pembelajaran pertemuan kelima yang mencakup aktivitas guru dan aktivitas siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1Penelitian yang Relavan
Penelitian yang relavan dengan penelitian ini adalah penelitian tentang
Pembelajaran Tari Bedana Menggunakan Metode Bermain di TK Bintang Ceria 2
Bandar Lampung, yang ditulis oleh Putri Indriyani. Persamaan penelitian ini
dengan yang di tulis oleh Putri Indriyani adalah subjek penelitian yang sama,
yaitu anak-anak didik di taman kanak- kanak atau pendidikan anak usia dini.
Namun, terdapat perbedaan pada objek penelitian, yaitu pembelajaran gerak tari
kangguru sedangkan dalam penelitian Putri Indriyani objek penelitiannya adalah
tari bedana.
Pada penelitian Putri Indriyani ini rumusan masalahnya hanya bagaimanakah
pembelajaran gerak tari bedana menggunakan metode bermain di TK Bintang
Ceria 2 Bandar Lampung sedangkan pada penelitian ini rumusan masalahnya
adalah bagaimana langkah-langkah penggunaan metode bermain dalam
pembelajaran gerak tari kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu.
Instrumen penilaian pada penelitian Putri Indriyani adalah wiraga, wirasa dan
wirasa dengan hasil kesimpulan cukup. Sedangkan pada penelitian ini instrumen
penilaian menggunakan gerak lokomotor, nonlokomotor dan motorik halus
2.2Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam
sistem pengajaran adalah siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya laboratorium.
Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film,
audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas ,
perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, jadwal dan metode
penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya. Rumusan tersebut
tidak terbatas dalam ruang saja. Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan
cara membaca buku, belajar di kelas atau di sekolah, karena diwarnai oleh
organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk
membelajarkan peserta didik (Hamalik, 2014: 57).
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni
mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan
perubahan kelakuan. Belajar menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku si subjek
dalam situasi tertentu berkat pengalamannya yang berulang-ulang dan perubahan
tingkah laku tersebut tak dapat dijelaskan atas dasar
kecenderungan-kecenderungan respon bawaan, kematangan atau keadaan temporer dari subjek
misalnya keletihan, dan sebagainya (Hilgard dan Gordon dalam Hamalik, 2014:
11
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian
kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan
lain sebagainya. Juga belajar akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu
mengalami/melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Proses belajar pada
prinsipnya bertumpu pada struktur kognitif, yakni penataan fakta, konsep serta
prinsip-prinsip, sehingga membentuk satu kesatuan yang memiliki bagi subjek
didik (Sadirman, 2011: 20 dan 21).
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar menunjukkan bahwa siswa telah
melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan,
keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai. Tujuan
penting dalam rangka sistem pembelajaran, yakni merupakan suatu komponen
sistem pembelajaran yang menjadi titik tolak dalam merancang sistem yang
efektif.
Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat
hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling
pengaruh-mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain. Banyak ahli yang telah
merumuskan pengertian mengajar berdasarkan pandangannya masing-masing.
Perumusan dan tinjauan itu masing-masing memiliki kebaikan dan kelemahan.
Berbagai rumusan yang ada pada dasarnya berlandaskan pada teori tertentu
2.3Metode Bermain
Bermain merupakan suatu kegiatan yang melekat pada dunia anak. Bermain
adalah kodrat anak. Pada intinya, bermain dapat dipandang sebagai salah satu
kegiatan yang bersifat volunter, spontan, terfokus pada proses, memberi ganjaran
secara intrinsik, menyenangkan dan fleksibel (Solehudin dalam Masitoh, 2007: 9
dan 3). Bermain juga merupakan tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak
TK. Melalui bermain anak akan dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan
perkembangan dimensi motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, emosional, nilai dan
sikap hidup.
Melalui kegiatan bermain anak dapat melakukan koordinasi otot kasar bermacam
cara dan teknik dapat dipergunakan dalam kegiatan ini seperti merayap,
merangkak, berjalan, berdiri, meloncat, melompat, menendang, melempar, dan
lain sebagainya. Melalui kegitan bermain anak dapat berlatih menggunakan
kemampuan kognitifnya untuk memecahkan berbagai masalah seperti kegiatan
mengukur isi, mengukur berat, membandingkan, mencari jawaban yang berbeda
dan sebagainya. Melalui kegiatan bermain anak dapat mengembangkan
kreativitasnya yaitu melakukan kegiatan yang mengandung kelenturan,
memanfaatkan imajinasi dan ekspresi diri, kegiatan-kegiatan pemecahan masalah,
mencari cara baru dan sebagainya (Moeslichatoen, 2004: 32).
Terdapat 8 fungsi bermain bagi anak menurut Hartley, Frank dan Goldenson
dalam Moeslichatoen R yaitu:
1. Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Contohnya, meniru ibu
13
2. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata seperti
guru mengajar di kelas.
3. Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang
nyata. Contohnya ibu memandikan adik.
4. Untuk menyalur perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng,
menepuk-nepuk air, dan sebagainya.
5. Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima seperti
berperan sebagai pencuri, menjadi anak nakal dan sebagainya.
6. Untuk kilas balik peran-peran yang bisa dilakukan seperti gosok gigi, sarapan
pagi dan lain-lain.
7. Mencerminkan pertumbuhan, misalnya semakin bertambah tinggi tubuhnya,
semakin gemuk badannya.
8. Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah
seperti menghias ruangan, menyiapkan jamuan makanan. (Masitoh, 2007:
9.5).
Langkah-langkah atau tahap-tahap dalam Metode Bermain
1. Tahap Persiapan
Merumuskan tujuan yang hendak dicapai kemudian guru menjelaskan manfaat
dari permainan yang akan dilakukan serta menentukan macam kegiatan bermain,
menentukan ruang dan tempat bermain, mempersiapkan bahan, alat atau media
yang digunakan dalam bermain.
2. Tahap pelaksanaan
a. Langkah Pembukaan
Pada tahap ini guru memberikan arahan kepada murid apa yang harus
dilakukan dan bagaimana melakukannya
b. Langkah Pelaksanaan
Pada tahap ini para peserta didik memainkan permainan yang sudah
ditentukan dengan mengikuti rambu-rambu yang telah ditentukan pula.
c. Langkah Penutupan
Pada tahap ini guru memberikan reward kepada peserta didik yang telah
melakukan permainan dengan baik dan benar. Selain memberi reward
guru memberikan arahan kepada anak yang belum baik dan benar dalam
bermain dan menyuruh mengulangi lagi sampai bisa melakukan dengan
baik dan benar.
3. Tahap Penutupan
Memberikan kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan dan
memberikan evaluasi kepada peserta didik. (Masitoh, 2007: 9.6).
Kelebihan Metode Bermain
1. Merangsang perkembangan motorik anak, karena dalam bermain
membutuhkan gerakan-gerakan.
2. Merangsang perkembangan berfikir anak, karena dalam bermain
membutuhkan pemecahan masalah bagaimana melakukan permainan itu
dengan baik dan benar.
3. Melatih kemandirian anak dalam melakukan sesuatu secara mandiri tidak
15
4. Melatih kedisiplinan anak, karena dalam permainan ada aturan-aturan yang
harus ditaati dan dilaksanakan.
5. Anak lebih semangat dalam belajar, karena naluri anak usia dini belajar adalah
bermain yang didalamnya mengandung pelajaran.
2.4Seni Tari
Tari merupakan salah satu gerak dasar ekspresi, oleh sebab itu gerak ditemui
sebagai ekspresi dari semua pengalaman emosional yang diekspresikan lewat
medium yang tidak rasional, yakni gerakan tubuh atau gerakan seluruh tubuh
(Hadi dalam Mustika, 2013: 37). Tari merupakan ungkapan ekspresi jiwa yang
berbentuk gerakan tubuh. Seni tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang
diungkapkan dalam bentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika. Seni tari
merupakan gerak tubuh manusia yang terangkai yang berirama sebagai ungkapan
jiwa atau ekspresi manusia yang di dalamnya terdapat unsur keindahan gerak,
ketepatan irama, dan ekspresi (Mustika, 2013: 22). Dalam tari juga dikenal
dengan wiraga (tubuh), wirama (irama), wirasa (penghayatan), dan wirupa
(wujud).
Fungsi pendidikan seni tari dalam 8 ranah meliputi:
1. Seni tari sebagai media pengenalan fungsi mekanisasi tubuh
Perkembangan peserta didik diperlukan pengenalan tentang fungsi mekanisme
tubuh (sadar akan ruang diri) sehingga peserta didik tidak merasa asing akan
anggota tubuhnya, seperti kaki, tangan, kepala dan persendiannya (Hidayat, 2005:
2. Seni tari sebagai media pembentukan tubuh
Seni tari memungkinkan peserta didik dapat tumbuh dan berkembang secara
wajar. Pengaktifan diri terhadap sistem mekanisme ragawi dan juga stamina
dimungkinkan agar peserta didik mengalami pertumbuhan yang wajar. Secara
simultan dengan penerapan teknik tari, sehingga peserta didik dapat mengalami
pertumbuhan badan (fisik) yang wajar (Hidayat, 2005 : 8).
3. Seni tari sebagai media sosialisasi diri
Pengajaran seni tari bukan semata-mata pada kegiatan proses bermain karena
bermain dapat menumbuhkan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik.
Sehingga tidak hanya memiliki kecerdasan dalam pengertian intelektualitasnya
saja, akan tetapi juga memiliki sejumlah kecerdasan lain yang dapat
dikembangkan, misalnya kecerdasan emisioanal dan kecerdasan kinetik. Tubuh
yang terlatih tataran tertentu memiliki kepekaan ruang dan juga waktu sehingga
sensitifitas ruang dan waktu dapat mengendalikan tenaga (Hidayat, 2005: 8).
4. Seni tari sebagai media pengenalan prinsip pengetahuan ilmu pasti-alam
Secara mendasar, ilmu alam didasarkan pada dua hal, yaitu nilai ruang dan waktu.
Keberadaan sebuah benda menurut adanya ruang untuk menempatkan dirinya,
sementara untuk mempertahankan masa bendanya dibutuhkan waktu dengan
satuan tertentu. Melalui kegiatan menari dimungkinkan membentuk kesadaran
peserta didik pada kerangka tentang realitas dan sekaligus non realitas, maka
adanya pengajaran seni tari diharapkan dapat membuat siswa memiliki sensitivitas
terhadap realitas (Hidayat, 2005: 9).
17
Seni tari sebagai kegiatan sosial menempatkan individu dalam kerangka
kebersamaan, dalam kerangka pribadi yang mandiri. Peserta didik selalu di tuntut
mampu mengontrol dirinya, tetapi juga mampu bekerja sama dengan orang lain.
Maka keyakinan akan kemampuan pribadi, dan ketergantungan pada orang lain
dapat dibina secara simultan (Hidayat, 2005: 10).
6. Seni tari sebagai media pengenalan karakteristik (perwatakan)
Manusia sebenarnya memiliki bakat duplikasi yaitu menirukan sejumlah
perwatakan, peniruan ini merupakan sebuah makna yang dalam dari sebuah
pernyataan diri atau yang biasa disebut sebagai kualitas pemahaman karakteristik
imitatif, maka seni tari yang di dalamnya terkait dengan aspek imitasi menjadi
sebuah media yang memberikan kesadaran berkelanjutan pada peserta didik,
bahwa meniru adalah sebuah cara belajar, cara memahami sesuatu di luar dirinya
(Hidayat, 2005: 11).
7. Seni tari sebagai media komunikasi
Seni tari memberikan peluang kepada peserta didik untuk dapat menyatakan
kegembiraan atau perasaan yang dialaminya melalui bahasa ragawi. Bahasa
ragawi dapat mengomunikasikan gagasan-gagasan budaya, nilai-nilai dan
tema-tema pada cerita-cerita yang bersifat naratif atau dramatik. Di samping itu, seni
tari juga dapat mengomunikasikan segenap rasa (perasaan) dalam batin (Hidayat,
2005: 11).
8. Seni tari sebagai media pemahaman nilai budaya
Upaya agar siswa dapat mengenali nilai budaya tidak cukup hanya dengan
berpartisipasi dengan cara berperan aktif untuk merasakan secara fisikal atau
melalui empatinya. Seni tari dimungkinkan dapat mengaplikasikan ke dalam etika
yang berkembang dalam masyarakat, seperti cara duduk, cara berdiri, berjalan,
menghormati orang lain dan lain sebagainya (Hidayat, 2005: 13).
2.5Gerak Tari
Gerak merupakan dasar belajar tari. Anak pada umumnya senang ketika bergerak.
Ketika anak bergerak sambil menari, merupakan pengalaman yang menyanangkan
bagi mereka. Gerak di dalam tari merupakan hasil dari pengembangan ragam
gerak, pengembangannya disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan dalam
penyusunan sebuah karya tari. Untuk usia anak-anak terlebih anak usia dini, maka
gerak yang dikembangkan tentunya sesuai dengan kemampuannya, atau lebih
mudah dan tidak rumit, dan pola pengembangan geraknya pun dilakukan dengan
materi dasar gerak keseharian, seperti melompat, berlari dan berjalan (Rachmi,
20089.8)
Anak usia TK telah memiliki sifat suka akan sesuatu yang bagus, indah, baik.
Dalam hubungannya dengan tari, pengertian indah yang dimaksud adalah gerak
tari bukan saja gerak yang halus atau baik saja, tetapi termasuk juga
gerak-gerak yang kuat, keras, lemah, patah-patah. Karakteristik gerak-gerak peserta didik pada
umumnya mereka dapat melakukan kegiatan-kegiatan menirukan. Apabila
ditunjukkan kepada peserta didik suatu action yang diamati (observable), maka ia
akan mulai membuat tiruan terhadap action itu sampai pada tingkat otot-ototnya
dan dituntut oleh dorongan kata hati untuk menirukannya. Anak TK pada
19
a. Peserta didik dalam bermain, senang menirukan sesuatu yang dilihatnya.
Gerak-gerak apa yang dilihat baik di TV ataupun gerak –gerak yang secara
langsung dilakukan oleh orang lain, tema ataupun binatang.
b. Peserta didik secara spontan menampilkan gerak-gerak dari objek yang
diamatinya. Tetapi dari pengamatan objek tersebut peserta didik menampilkan
gerak yang disukainya.
Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa karakteristik gerak fisik anak TK
adalah :
a. Bersifat sederhana.
b. Biasanya bersifat maknawi dan bertema, artinya tiap gerak mengandung
tema tertentu.
c. Gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang-orang
yang berada disekitarnya.
d. Anak-anak juga menirukan gerak-gerak binatang
Gerak tari yang digunakan bagi anak TK tidak harus terikat oleh gerak tarian yang
sudah jadi, sebagaimana lazimnya tarian untuk orang dewasa (Depdikbud dalam
Kamtini dan Tanjung, 2005: 130). Dalam mempersiapkan tari bagi anak terlebih
dahulu disusun proses tari secara bertahap. Pada bagian akhir gerak tari yang
disusun tersebut menuju kepada terwujudnya suatu tarian. Carilah gerak tari yang
mudah dilakukan peserta didik, dalam hal ini guru tari yang harus kreatif, teliti,
mengerti dalam memilih dan menyusun gerak tari yang mudah dilaksanakan. Tari
mereka untuk berkreasi dan mengembangkan imajinasi dan daya ciptanya. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan iringan musik lagu kangguru.
Menurut Rachmi (2008: 9.16) Keterampilan gerak sebagai keterampilan dasar
adalah bentuk keterampilan yang bermanfaat dan dibutuhkan anak dalam
kehidupannya sehari-hari. Keterampiln ini penting untuk anak-anak dan berfungsi
dalam lingkungannya. Keterampilan bersifat teknis dapat dilakukan sebagai
gerakan kreatif dengan memadukan keterampilan berikut;
1. Kererampilan Lokomotor, yaitu keterampilan yang digunakan untuk
menggerakkan atau memindahkan posisi dari satu tempat ke tempat
lainnya. Yaitu berjalan, berlari, melompat, hop (jingkak), berderap,
mendorongdan lain-lain. Keterampilan ini sangat mudah dilakukan anak
mereka senang bergerak dan berjalan atau berlari. Guru dapat
memodifikasi gerak-gerak lokomotor ini secara keratif menggunakan
tema.
2. Keterampilan nonlokomotor, yaitu keterampilan di tempat yang dilakukan
tanpa memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat lain, keterampilan
nonlokomotor ini seperti membengkokkan tubuh, merentangkan tangan,
memilin, memutar, mengayun, menggoyang, menganggkat, mendorong,
21
2.5.1 Tari Kangguru
Tari Kangguru adalah tari anak-anak yang gerakannya mengimitasikan dari gerak
hewan kangguru, seperti melompat, berjalan, mengayunkan tangan, menggerakan
kepala, menepuk tangan di perut dan sebagainya, tarian ini di ciptakan oleh guru
untuk mengawali pembelajaran gerak dasar tari bagi siswa yang merupakan anak
usia dini menggunakan gerak motorik kasar yaitu lokomotor (gerak yang
berpindah tempat) dan nonlokomotor (gerak ditempat) dan motorik halus yaitu
gerak tangan. Ragam gerak tari kangguru dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 2.1 Ragam Gerak Tari Kangguru
No Ragam gerak Gambar gerakan Keterangan
1 Berjalan 4 langkah ke depan dan mundur 4 langkah kebelakang dengan hitungan 1x8
2 Gerak Melompat dengan hitungan 1x8 Gerak melompat ini termasuk dalam gerakan motorik kasar yaitu lokomotor
3 Menggerakan tangan ke kanan dan ke kiri dengan hitungan 1x8
Gerakan ini merupakan gerakan motorik halus
4 Meletakan tangan di perut dengan menepuk-nepuk dengan hitungan 1x4
23
5 Mengayunkan tangan ke kanan dan kiri dengan hitungan 1x4
Gerakan ini merupakan gerakan motorik halus
6 Meletakkan tangan kanan dan kiri di samping telinga dengan hitungan 1x4
7 Menggerakkan kepala ke kanan dan kiridengan hitungan 1x8
Gerakan ini termasuk dalam gerakan motorik kasar yaitu gerakan nonlokomor
8 Melekukkan tangan ke atas dan ke bawah dengan hitungan 1x4
25
9 Membuka tangan dengan lebar dengan hitungan 1x4
Gerakan ini termasuk dalam gerakan motorik halus
10 Meletakkan tangan di pelipis alis kanan dan kiri dengan hitungan 1x8
Gerakan ini merupakan gerakan motorik halus
(Foto warisem: 2015)
2.5.2 Musik Tari Kangguru
Pembelajaran gerak tari kangguru oleh guru menggunakan media audio yaitu
berupa kaset CD, lagu tari kangguru tersebut merupakan ciptaan Papa T. BOB
LIRIK LAGU KANGGURU
Ada kantongnya, gendong anaknya
Sambil lompat lompat lompat lompat kangguru
Aduh lucunya kalau berdiri
Sambil lompat lompat lompat lompat kangguru
Anak anak semua menyukai nya
Sambil lompat lompat lompat lompat kangguru
Negara asa nya di Australia
Sambil lompat lompat lompat lompat kangguru
Kangguru kangguru
Engkaulah binatang paling aneh didunia
Kangguru kangguru
Engkaulah binatang paling lucu didunia
Lagu kangguru memiliki tempo sekitar 100-120, dengan intro
vers, reff, dan coda. Pola vers ab a’b, pola intro dan coda abab, pola reff c d
dengan 72 birama, instrumen yang digunakan organ drumset, bel tamborin, vokal
dan bass. Dinamika yang digunakan diawal lembut dan bag terakhir lembut
selebihnya sedang. Isi lagu kangguru berisikan tentang hewan kangguru yang
lucu yang berasal dari negara Australia dengan memiliki kantong didepan dan
27
2.6Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut (Musbikin, 2010: 35). Dalam Undang-Undang Sisdiknas
Tahun 2003 Pasal 28 dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dapat
diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal (taman kanak-kanak, raudatul
athfal, atau bentuk lain yang sederajad), jalur pendidikan nonformal, atau jalur
pendidikan informal yang berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang
diselenggarakan oleh lingkungan.
Pada hakikatnya, belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan
generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak usia dini. Dalam hal
ini, melalui pendidikan anak usia dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan
bagi anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Pendidikan anak usia dini memiliki
fungsi utama mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi
perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial, dan
emosional. Pendidikan anak usia dini berfungsi membina, menumbuhkan, dan
mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk
perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar
memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya.
Sehubungan dengan fungsi yang telah dipaparkan di tersebut, maka tujuan
1. Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak
usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan potensinya.
2. Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga jika
terjadi penyimpangan, dapat dilakukan intervensi dini.
3. Menyediakan pengalaman yang beraneka ragam dan mengasyikkan bagi
anak usia dini, yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi
dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada
jenjang sekolah dasar (SD).
4. Membangun landasan bagi perkembangannya potensi peserta didik agar
menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri,
percaya diri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.
5. Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan
sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan
bermain yang edukatif dan menyenangkan.
Pendidikan anak usia dini merupakan naungan dari pendidikan prasekolah yang di
dalamnya terdapat Kelompok bermain dan Taman Kanak-kanak. Kelompok
bermain merupakan pendidikan anak usia dini dari umur satu sampai empat tahun
dan merupakan pendidikan nonformal dan Taman Kanak-kanak merupakan
pendidikan usia dini dari umur empat sampai enam tahun, dan TK ini sudah
29
2.7Taman Kanak-kanak
Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang
dikenal oleh anak. Sesuai dengan karakteristiknya anak usia TK sedang
mengalami proses perkembangan yang sangat pesat dan sangat fundamental bagi
kehidupan selanjutnya. Anak pada masa ini memiliki karakterstik tersendiri
dimana anak sangat aktif, dinamis, memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi
terhadap apa yang dilihat dan apa yang didengarnya, serta seakan tidak berhenti
untuk belajar.
Pendidikan TK merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yaitu anak
yang berusia empat sampai dengan enam tahun. Pendidikan TK memiliki peran
yang sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta
mempersiapkan mereka untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
Pendidikan TK merupakan jembatan antara lingkungan keluarga dengan
lingkungan masyarakat yang lebih luas yaitu sekolah dasar dan lingkungan
lainnya.
Raudatul Athfal (RA) merupakan perpaduan antara pendidikan anak usia dini
(playgroup) dan Taman Kanak-kanak. Usia PAUD di pendidikan RA adalah
berkisar anak usia 3 sampai dengan 4 tahun. Sedangkan istilah RABATA itu
merupakan merupakan kependekan dari Raudatul Athfal, Bustanul Athfal dan
Taman Athfal yang levelnya sama yaitu TK untuk jalur pendidikan agama.
Bedanya RA di bawah naungan Depag sementara BA dan TA merupakan Taman
kanak-kanak yang diprakarsai oleh 2 kekuatan pilar agama Islam di Indonesia
Menurut UU SPN No 20 Tahun 2003, pendidikan anak usia dini adalah suatu
pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukam melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Melalui PAUD/TK
ini, diharapkan anak dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya
meliputi agama, intelektual, sosial, emosi, fisik, kebiasaan-kebiasaan yang positif,
menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan sesuai perkembangannya serta
memiliki motivasi dan sikap untuk kreatif.
Pada hakikatnya anak itu unik, mengekspresikan perilakunya secara relatif
spontan, bersifat aktif dan energik, egosentris, memiliki rasa ingin tahu yang kuat,
antusias terhadap banyak hal, bersifat eksploratif dan berjiwa pejuang, kaya akan
fantasi, mudah frustasi, dan memiliki daya perhatian yang pendek. Masa anak
merupakan masa belajar yang potensial. Pendidikan TK bertujuan untuk
membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, prilaku, pengetahuan,
keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan serta
perkembangan selanjutnya (Kepmendikbud No. 0486/U/1992 Bab II pasal 3 ayat
1).
Sesuai dengan tujuan pendidikan di TK, aspek-aspek kepribadian anak yang
31
1. Aspek Bahasa
Bahasa dikembangkan melalui penggunaan kata dan kalimat sebagai bagian
bentuk menangkap pengertian atau mengungkapkan pemikiran dan bekal untuk
berkomunikasi, berpikir secara logis, sistematis, dan analisis. Di samping
pengembangan tersebuat anak diarahkan pula pada penghayatan terhadap bahasa
nasional, yaitu bahasa indonesia. Kegiatan yang berhubungan dengan bahasa
anak, selalu disesuaikan dengan tingkat perkembangannya sehingga ia akan dapat
menerima dengan mudah dan dengan perasaan senang.
2. Aspek Kecerdasan
Pada masa usia TK anak berada dalam fase berfikir konkrit. Anak akan berbicara
sesuai dengan yang dilihatnya. Itulah sebabnya dalam proses belajar mengajar di
TK banyak digunakan alat peraga dan alat bermain sangat membantu
perkembangan kecerdasan anak. Perkembangan kecerdasan anak 50%
dikembangkan pada masa 4 tahun pertama 30% lainnya menjelang ulang tahun
ke 8. Tahun-tahun yang penting ini akan meletakkan landasan bagi semua proses
belajar di masa depan. Anak-anak belajar dari hal-hal yang dilihat, didengar,
dirasakan, disentuh, dibaui, dan yang dilakukan. Anak-anak belajar 10% dari
yang dibaca, 20% dari yang didengar, 30% dari yang dilihat, 50% dari yang
dilihat dan dengar, 70% dari yang dikatakan, serta 90% dari yang dikatakan dan
dilakukan. Jadi untuk mempelajarinya sesuatu, anak-anak lebih berhasil dengan
mempraktekannya. Anak-anak paling efektif belajar dalam suasana belajar yang
menyenangkan atau belajar sambil bermain. Setiap sistem dalam tubuh, Otak bisa
memperlihatkan semua hal sehingga pelajaran yang tidak menarik dan
Anak-anak dapat belajar dengan cepat dan efektif kalau mereka melihat,
mendengar dan merasakannya. Walaupun demikian anak-anak memiliki gaya
belajar yang khas dan unik. Gaya belajar ini mencakup kemampuan untuk
menyerap dan menyimpan informasi baru dan sulit, berfikir atau berkonsentrasi,
melakukan pekerjaan dan menyelesaikan masalah secara efekif.
3. Aspek Motorik
Motorik anak TK belum sempurna. Dalam kegiatan TK senantiasa diusahakan
agar perkembangan motorik anak dapat berkembang dengan wajar. Diupayakan
agar terjadi keseimbangan antara apa yang diinginkan, dipikirkan dengan apa
yang dilakukannya. Dalam pengembangan motorik ini guru menyajikan kegiatan
antara lain dengan melatih kegiatan-kegiatan sesuai dengan keadaan jasmani anak.
Gerakan-gerakan tersebut dilakukan dengan jalan:
a. Olahraga seperti senam ritmik, naik tangga, meniti titian, berlari, berjalan, dan
melompat dengan satu kaki.
b. Menari atau melakukan gerakan dengan mengikuti irama musik atau tarian
anak lainnya yang disebut bermain melalui gerak dan lagu.
c. Permainan fungsi yang berperan melatih fungsi anggota tubuh, permainan
bentuk, permainan ilustrasi dan permainan menangkap bola.
d. Menggambar, mewarnai, meronce, menggunting, melipat, dan merekat.
4. Aspek Sosial
Pada anakusia TK sebagai manusia muda,perlu dikembangkan perilaku sosialnya.
Yaitu dengan pemberian pengalaman, latihan-latihan, serta kegiatan-kegiatan
33
sosial tersebut mula-mula terbatas pada keluarga. Makin bertambah usia anak,
makin luas pula lingkungan hidupnya. Pada usia TK, anak mulai merasa kurang
puas hanya bergaul dalam lingkungan keluarga dan ia ingin memperluasnya
dengan masyarakat lainnya. Ia mulai mencari teman untuk kelompok bermain
bersama. Pada masa itu anak memerluksn lingkungan yang lebih luas. Untuk itu
diperlukan kemauan dan kemampuan bersosialisasi dalam rangka menyesuaikan
diri tersebut. TK menyediakan program serta menciptakan situasi dan kondisi
untuk mengembangkan perilaku dan sosial anak dengan berbagai kegiatan.
Bentuk kegiatan di TK dilakukan secara individu, disediakan pula kegiatan
bersama. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:
a. Mengembangkan kemampuan menjalin hubungan sosial dengan teman atau
guru melalui:
1) Permainan kelompok misalnya : permainan ular naga, menjala ikan,
kucing dan tikus dan sebagainya.
2) Kerja kelompok misalnya: membuat maket taman di bak pasir,
membersihkan halaman, dan menyiram bunga.
b. Mengembangkan motivasi berprestasi melalui pertandingan atau perlombaan
kelompok yang sifatnya kompetitif dengan penghargaan atau hadiah untuk
kelompok, misalnya lomba lari estafet, memindahkan bendera, senam, dan lempar
bola.
c. Mengembangkan sikap terbuka dan menghargai pendapat orang lain dengan
5. Aspek Emosi
Pada anak, emosi tumbuh dari perasaan yang kuat dan tak terkendali oleh akal.
Agar anak dapat mengendalikan perasaannya, guru harus memberi bantuan
dengan cara melatih kerja sama, saling memberi dan menerima, dan tolong
menolong. Guru perlu memberi pengalaman sebanyak mungkin kepada anak
sesuai dengan tingkat perkembangannya. Perkembangan moral anak perlu
mendapat perhatian yang cukup besar di TK, seperti juga perkembangan motorik,
sosial dan lainnya. Perkembangan ini sangat bergantung pada penghayatan dan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Metode Penelitian
Judul penelitian yaitu Penggunaan Metode Bermain dalam Pembelajaran Gerak
Tari Kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Natar.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
yang bersifat deskriptif. Kata kualitatif menyatakan menekankan pada proses dan
makna yang tidak diuji, atau diukur dengan setepat-tepatnya, dalam istilah-istilah
kuantitas, jumlah,intensistas, atau frekuensi (Ahmadi, 2014: 14). Metode
kualitatif adalah untuk memahami fenomena yang terjadi secara ilmiah (natural)
dalam keadaan-keadaan yang sedang terjadi secara alamiah (Ahmadi, 2014: 15).
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskiptif
yang berupa kata – kata tulisan dari orang – orang dan prilaku yang dapat diamati,
penelitian bersifat deskriptif ialah data yang diperoleh (berupa kata – kata,
gambar, prilaku) tidak dituangkan dalam bilangan atau angka statistik, peneliti
segera melakukan analisis data dengan memberikan pemaparan gambaran
mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif (Margono, 2010: 150).
Hakikat pemaparan adalah seperti orang merajut, setiap bagian ditelaah satu demi
satu, dengan menjawab pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana suatu fenomena
3.2Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran gerak tari yaitu
guru, sarana prasarana sekolah, ragam gerak tari dan kelas B1 TK Aisyiyah
Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Lampung Selatan yang mengikuti
pembelajaran tari kangguru dengan menggunakan metode bermain. Sumber data
diuraikan seperti di bawah ini :
Variabel 1 : Metode bermain
Variabel 2 : Pembelajaran gerak tari kangguru
Variabel 3 : Kelas B1 TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Lampung
Selatan
1. Subjek Penelitian : Guru dan siswa kelas B1 TK Aisyiyah Bustanul
Athfal Tangkit Batu Lampung Selatan yang
berjumlah 22 siswa yaitu 16 siswa laki-laki 6
siswa perempuan.
2. Objek Penelitian : Metode Bermain, Pembelajaran gerak tari
kangguru
3. Responden : Kepala TK, guru seni budaya dan benda, hal atau
alat yang dapat memberikan data atau informasi
pada penelitian.
4. Sumber data : Guru, ragam gerak tari, fasilitas, sarana prasarana,
benda, hal atau tempat dimana peneliti
37
Sumber data diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
a. Person (orang) : Kepala TK, guru seni budaya dan orang yang
dapat memberikan informasi
b. Paper (kertas) : Surat izin penelitian, surat izin permohonan,
dokumen dan RPP
c. Place (tempat) : Kelas B1 TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit
Batu Muara Putih Lampung Selatan.
Arikunto (2005:87-89)
3.3Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu :
3.3.1 Observasi
Observasi dilaksanakan sebelum studi pendahuluan untuk mengetahui masalah
yang akan diteliti, dan mengetahui keadaan subyek yang sebenarnya. Pengamatan
atau observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Hadi dalam Sugiyono,
2013: 203). Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila,
penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala – gejala alam
dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi ini peneliti tidak
terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Peneliti hanya mencatat,
menganalisis dan memberi kesimpulan (Sugiyono, 2013: 204). Observasi
nonpartisipan bertujuan untuk mendapatkan informasi dengan cara melakukan
gerak tari di Taman Kanak- Kanak Aiayiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara
Putih Natar.
3.3.2 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang
diperoleh (Sugiyono, 2013: 319). Wawancara yang dilakukan guna mencari
informasi yang berkaitan dengan pembelajaran yang efektif untuk anak-anak didik
di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih Natar. Wawancara
pada penelitian ini ditujukan kepada guru dan siswa.
3.3.3 Dokumentasi
Penelitian ini tidak hanya melakukan observasi saja, namun dokumentasi juga
diperlukan. Dokumen yang dikumpulkan yaitu berupa tulisan, gambar, dan video
aktivitas pembelajaran guru dan siswa. Setelah mendapatkan hasil penelitian dari
observasi akan lebih akurat dengan didukung oleh catatan-catatan atau data
mengenai penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari kangguru
di Taman Kanak- Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih,
Lampung Selatan, dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data tambahan,
berupa laporan maupun gambar dan video aktivitas pembelajaran.
3.4Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2013:148). Instrumen dalam penelitian
ini adalah peneliti itu sendiri, yang mengumpulkan data, dengan menggunakan
39
pengumpulan data, alat yang digunakan antara lain : alat tulis dan kamera
foto/video.
Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru
No Instrumen Pertemuan
1 2 3 4 5 6
1 Mempersiapkan siswa
2 Melakukan pemanasan
3 Pembelajaran sesuai dengan tujuan
4 Menyampaikan materi dengan jelas
5 Menyajikan siswa untuk keterampilan mengamati
6 Menyajikan keterampilan mengomunikasikan
7 Pembelajaran sesuai alokasi waktu
8 Memberikan motivasi inidividu
9 Melakukan penilaian proses untuk siswa
10 Mengamati sikap dan prilaku siswa dalam belajar
11 Melakukan refleksi dengan melibatkan siswa
12 Memberikan Reward
Pembelajaran tidak hanya mencakup kegiatan guru, namun juga mencakup
aktivitas siswa. Penilaian pada aktivitas siswa ini dilihat dari 2 aspek yaitu
Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
No Aspek Indikator Penilaian
1 Motorik Kasar a. Keterampilan Lokomotor : Kemampuan anak dalam menggerakkan atau
memindahkan posisi tubuh dari satu tempat ke tempat lain. Contohnya : Berlari, melompat, menderap, meluncur, berguling dan lain-lain.
b. Keterampilan nonlokomotor :
Kemampuan anak dalam menggerakkan tubuh tanpa memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat lain. Contohnya : Berayun, berbelok, mengangkat, bergoyang, merentang dan lain-lain. 2 Motorik Halus Kemampuan anak dalam menggerakan
jari-jari tangan seperti memutar tangan, dan lain-lain
3.5Teknik Analisis Data
Cara yang digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian ini sebagai berikut.
1. Memeriksa kembali hasil dari proses penggunaan metode bermain dalam
pembelajaran gerak tari kangguru yang sudah didapat
2. Mendeskripsikan hasil pengamatan aktivitas siswa pada setiap pertemuan
3. Menyimpulkan hasil penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak
tari kangguru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Muara Putih
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan dengan 6 kali
pertemuan terhadap penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari
di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Lampung Selatan dapat
disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan penggunaan metode bermain
ini memberikan semangat kepada siswa diawal pembelajaran yaitu :
1. Pemberian yel-yel dan tepuk semangat
2. Pada kegiatan inti diberikan metode bermain seperti bernyanyi bersama,
berjalan ditempat dengan bertepuk tangan dan melompat-lompat yang
termasuk dalam gerak motorik kasar dan motorik halus.
Hal ini membantu untuk memusatkan perhatian siswa pada saat pembelajaran
serta mempermudah siswa dalam memahami materi gerak tari yang diajarkan
oleh guru dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti seperti pemberian
aba-aba hitungan dengan istilah yang sering mereka dengar. Namun, siswa yang
merupakan anak usia dini cenderung tidak bisa diam dan lebih mudah lelah pada
waktu pembelajaran, hal ini yang menjadi kendala pada saat pembelajaran
berlangsung yaitu siswa yang tidak bisa diam membuat suasana kelas menjadi
ribut dan pembelajaran berhenti karena guru tidak bisa memaksakan siswa untuk
memberikan waktu istirahat dengan duduk dilantai meluruskan kaki serta
menggoyang-goyangkannya dan bernyanyi bersama.
Kegiatan pembelajaran gerak tari dengan aspek motorik kasar yang terbagi dalam
lokomotor dan nonlakomotor serta motorik halus ini berlangsung dalam 6
pertemuan dengan pengamatan proses setiap pertemuan. Aktivitas pembelajaran
pada aspek motorik kasar yaitu berjalan ke depan dan mundur ke belakang,
melompat 4 kali, melompat ke kanan dan ke kiri, gerakan tersebut merupakan
gerakan lokomotor, pada gerakan ini ada beberapa siswa yang masih kurang dan
perlu diperbaiki, kemudian gerakan menggerakan kepala ke kanan dan kiri, dan
menoleh ke kanan dan kiri termasuk dalam gerakan nonlokomotor, pada gerakan
tersebut hampir semua siswa dapat melakukaknya sesuai dengan ringan musik
selanjutnya pada gerakan memutar tangan ke kanan dan kiri, meletakkan tangan
diperut dengan menepuk-nepuk, mengayunkan tangan ke kanan dan
kiri,meletakkan tangan di telinga kanan dan kiri, dan meletakkan tangan dipelipis
alis termasuk dalam gerakan motorik halus,pada gerakan ini hanya ada beberapa
siswa yang masih sulit melakukannya sesuai dengan iringan musik.
Berdasarkan pengamatan proses keseluruhan aktivitas pembelajaran siswa dengan
penggunaan metode bermain dalam pembelajaran gerak tari menggunakan aspek
99
5.2 Saran
Setelah dilakukan pengamatan pada proses pembelajaran gerak tari di TK
Aisyiyah Bustanul Athfal Tangkit Batu Lampung Selatan, terdapat beberapa saran
yang bisa digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran maupun penelitian
yang berhubungan dengan materi ini, diantaranya :
1. Kepada Guru untuk lebih banyak menambah permainan-permainan agar
suasana pembelajaran semakin menyenangkan
2. Kepada Guru lebih untuk menambah strategi yang lebih baik dalam
menanggulangi keaktifan siswa di dalam kelas
3. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya aktivitas guru dan aktivitas siswa agar
DAFTAR PUSTAKA
Aswan, Zain dan Bahri Djamarah, Syaiful. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Raneka Cipta.
Ahmadi, Ruslam.2014. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian.Jakarta. PT Rineka Cipta
Fridani, Lara. 2011. Materi Pokok Evaluasi Perkembangan Paud. Jakarta: Universitas Terbuka
Hamalik,Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hidayat, Robby. 2005. Wawasan Seni Tari. Malang. Universitas Negeri Malang
Margono, S. 2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Reneka Cipta
Masitoh, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta : Universitas Terbuka
Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak- Kanak. Jakarta: PT Rineka Cipta
Musbikin, Imam. 2010. Buku Pintar Paud. Jakarta: Laksana
Mustika, I Wayan. 2013. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung: Aura
Patmonodewo, Soemiarti. 2008. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Renika Cipta
Putra, Nusa dan Ninin Dwi Lestari. 2012. Penelitian Kualitatif Paud. Jakarta : Grafindo Persada.
Rachmi, Tetty, dkk. 2008. Keterampilan Musik dan Tari. Jakarta : Universitas Terbuka
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers
Sutikno, Sobry. 2014. Metode dan Model-model Pembelajaran. Lombok: Holistica
Tanjung, Husni wardi, Kamtini. 2005. Bermain Melalui Gerak dan Lagu di Taman Kanak-kanak. Lampung : Depdiknas
Theresia, Nenden. 2011. Modul Pembelajaran, Bermain dan Permainan Anak Usia Dini. Lampung : FKIP UNILA