• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEGIATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK PADA KELOMPOK A TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL Pengaruh Kegiatan Bermain Terhadap Motivasi Belajar Anak Pada Kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal Karangasem Tahun Pelajaran 2012-2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEGIATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK PADA KELOMPOK A TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL Pengaruh Kegiatan Bermain Terhadap Motivasi Belajar Anak Pada Kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal Karangasem Tahun Pelajaran 2012-2013."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEGIATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK PADA KELOMPOK A TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL

KARANGASEM TAHUN PELAJARAN 2012-2013

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat

Sarjana S-1

Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

FITRIANA SUGIANTI A520080107

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

PENGARUH KEGIATAN BERMAIN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK PADA KELOMPOK A TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL

KARANGASEM TAHUN AJARAN 2012-2013

Fitriana Sugianti, A520080107, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 67

halaman.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kegiatan bermain terhadap motivasi belajar anak kelompok A di TK Aisyiyah BA Karangasem tahun pelajaran 2012-2013. Metode penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen jenis penelitian Intact Group Comparison, yang disertai dengan pengujian hipotesis. Subyek penelitian ini berjumlah 30 anak kelas A TK Aisyiyah BA Karangasem, Laweyan, Surakarta. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui pedoman observasi dengan instrumen penelitian berbentuk rating scale. Teknik analisis data menggunakan analisis diskriptif dan analisis inferensial. Analisis diskriptif digunakan untuk mengetahui pencapaian indikator motivasi belajar anak kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis inferensial untuk menguji hipotesis menggunakan uji-t dalam program SPSS 17 yaitu One Sample T Test. Berdasarkan hasil One Sample T Test diketahui untuk motivasi belajar anak pada kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Karangasem Tahun Ajaran 2012/2013 diperoleh nilai thitung sebesar 7,031 dengan p = 0,000. Oleh karena

hasil perhitungan menunjukkan nilai p < 0,05 maka H0 ditolak, artinya terdapat

perbedaan signifikan motivasi belajar siswa eksperimen yang menggunakan kegiatan bermain dalam belajar dan siswa kelas kontrol tanpa menggunakan kegiatan bermain. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kegiatan bermain mempengaruhi motivasi belajar anak pada kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Karangasem Tahun Ajaran 2011/2012.

(6)

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha

dasar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan

proses belajar agar peserta didik

secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.

Di dalam pasal 3 UU No.

20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, yang

menyebutkan “pendidikan

nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuahan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia , sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung

jawab”.

Dalam rangka

mewujudkan tatanan pendidikan

yang mandiri dan berkualitas

sebagaimana diatur dalam UU

No. 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional,

perlu dilakukan berbagai upaya

strategis dan integral yang

menunjang penyelenggaraan

pendidikan.

Pada masa anak-anak,

bermain merupakan dasar bagi

(7)

dinikarena bermain itu

merupakan dasar bagi

perkembangan anak dan sumber

energy bagi perkembangan

mereka. Bermain merupakan

bagian dari perkembangan, suatu

ekspresi dari personalitas

perkembangan otak anak, sense

of self, kapasitas social dan fisik.

Para pakar psikologi

sepakat bahwa dunia anak

adalah dunia bermain. Bahkan

kebutuhan bermain bagi mereka

adalah hampir sama seperti

kebutuhan akan makan dan

minum. H. Spencer dalam

Muksin (2006:57) dengan teori

Surplus Energy mengemukan

bahwa bermain sangat

bermanfaat untuk mengisi

kembali energi seorang anak

yang telah melemah. Setelah

anak puas bermain mereka akan

merasakan semangat kembali

melakukan aktivitasnya. Teori

Practice For Adulthood dari K.

Gross dalam Muksin (2006:57)

menyatakan bermain merupakan

peluang bagi pengembangan

keterampilan dan pengetahuan

anak yang sangat penting

fungsinya bagi mereka pada

saat menjelang dewasa kelak.

Melalui bermain anak-anak

dapat juga bisa mengekspresikan

diri mereka dan

mengembangkan kreativitasnya.

Pendidikan bagi anak usia dini

merupakan hal yang perlu kita

perhatikan karena usia dini

merupakan masa bermain bagi

anak dan usia emas pertumbuhan

dan perkembangannya (Golden

Age). Usia ini merupakan masa

bermain bagi anak, tapi pada

(8)

masukkan pembelajaran yang

menyenangkan yaitu belajar

sambil bermain. Kesadaran

orang tua, guru dan masyarakat

tentang usia emas anak pada

umumnya masih kurang.

Sehingga mereka tidak terlalu

memperhatikan perkembangan

dan pertumbuhan anak.Orang

tua maupun guru memerlukan

sebuah pendorong atau motivasi

dalam memperhatikan

perkembangan dan pertumbuhan

anak.

Motivasi merupakan

salah satu bentuk perhatian kita

kepada anak, tapi kenyataanya

para orang tua tidak memberikan

motivasi anak agar mau belajar,

karena masih banyak orang tua,

guru dan masyarakat yang

meremehkan pentingnya sebuah

motivasi. Guru masih

beranggapan bahwa motivasi

bukan sebuah factor pendukung

utama yang bisa menjadikan

anak lebih bersemangat dalam

menjalankan semua aktivitasnya.

Sebuah motivasi dapat

menjadikan anak lebih

bersemangat dalam menjalankan

semua aktivitasnya.Anak

memerlukan adanya motivasi

belajar yang tinggi baik dari

dalam diri.

Motivasi adalah syarat

untuk belajar, tinggi rendahnya

motivasi belajar turut

mempengaruhi keberhasilan

belajar. Perbuatan belajar akan

berhasil apabila didasarkan pada

motivasi yang ada pada anak.

Menurut Purwanto (1995:61)

bahwa banyak bakat anak didik

tidak berkembang karena tidak

(9)

tepat. Seringkali anak didik

tergolong cerdas tampak bodoh

karena tidak memiliki motivasi

untuk mencapai sebaik mungkin

(Slameto, 2003:134).

LANDASAN TEORI

Hipotesis adalah suatu

jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian,

sampai terbukti melalui ada yang

terkumpul (Suharsimi Arikunto,

2006: 71). Hipotesis ini disusun

berdasarkan pada teori-teori yang

relevan dengan permasalahannya,

dengan kata lain hipotesis

kesimpulan yang nilai kebenaran

masih diuji.

Berdasarkan kerangka

pemikiran dan kajian teori diatas

dapat dirumuskan hipotesis

penelitian yaitu: “ terdapat

pengaruh antara kegiatan bermain

terhadap motivasi belajar anak”.

METODE PENELITIAN

Metode pengumpulan

data merupakan cara yang

digunakan untuk memperoleh

data-data yang diperlukan dalam

suatu penelitian. Adapun metode

yang digunakan dalam penelitian

ini, yaitu observasi.

Observasi sebagai teknik

pengumpulan data mempunyai

ciri yang spesifik bila

dibandingkan dengan teknik

yang lain, yaitu wawancara dan

kuisioner. Observasi tidak hanya

dilakukan kepada orang saja

tetapi juga objek-objek alam lain

sehingga obsevasi tidak terbatas.

Sutrisno Hadi (1986)

dalam buku Sugiyono:166

mengemukakan bahwa,

(10)

proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan

psikologis. Dua diantara yang

terpenting adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan.

Dalam metode observasi

penelitian menggunakan cara

yang efektif yaitu dengan

menggunakan format atau

blangko pengamatan sebagai

instrument pengamatan. Metode

observasi dalam Sugiyono

(2010:204) dapat dibagi menjadi

dua, yaitu:

1. Observasi Berperanserta

(Participant Observation)

Dalam observasi ini,

peneliti ikut terlibat dalam

kegiatan anak yang sedang

diamati atau yang

digunakan sebagai sumber

data penelitian.

2. Observasi Nonpartisipan

Observasi ini peneliti

tidak ikut terlibat dalam

kegiatan anak yang hanya

sebagai pengamat

independen. Dalam

observasi nonpartisipan

dapat dibagi menjadi dua

yaitu:

a. Observasi Terstruktur

Observasi

terstruktur adalah

observasi yang telah

dirancang secara

sistematis, tentang apa

yang akan diamati,

kapan dan dimana

tempatnya. Dalam

melakukan pengamatan

peneliti menggunakan

instrument penelitian

(11)

validitas dan

realibilitasnya.

b. Observasi Tidak

Terstruktur

Observasi tidak

terstruktuk adalah

observasi yang tidak

dipersiapkan secara

sistematis tentang apa

yang akan diobservasi.

Dalam melakukan

pengamatan peneliti

tidak menggunakan

intrument yang telah

baku, tetapi hanya

dengan rambu-rambu

pengamatan. Oleh

karena itu, peneliti

dapat melakukan

pengamatan bebas,

mencatat apa yang

tertarik, melakukan

analisis dan kemudian

dibuat kesimpulan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada masa anak-anak,

bermain merupakan dasar bagi

perkembangan anak usia

dinikarena bermain itu

merupakan dasar bagi

perkembangan anak dan sumber

energy bagi perkembangan

mereka. Bermain merupakan

bagian dari perkembangan, suatu

ekspresi dari personalitas

perkembangan otak anak, sense

of self, kapasitas sosial dan fisik.

Berdasarkan hasil

penelitian tentang pengaruh

kegiatan bermain finger painting

terhadap motivasi belajar anak

(12)

Aisyiyah Bustanul Athfal

Karangasem Tahun Pelajaran

2012/2013 diketahui bahwa

mayoritas motivasi belajar siswa

kelas eksperimen pada Kelompok

A TK Aisyiyah Bustanul Athfal

Karangasem tahun pelajaran

2012/2013 termasuk kategori

tinggi yaitu 53,3% atau 8siswa

kelas ekseperimen mempunyai

motivasi belajar yang termasuk

kategori tinggi, sementara

mayoritas motivasi belajar siswa

kelas kontrol pada Kelompok A

TK Aisyiyah Bustanul Athfal

Karangasem tahun pelajaran

2012/2013 termasuk kategori

sedang yaitu 46,7% atau 7siswa

kelas kontrol mempunyai

motivasi belajar yang termasuk

kategori sedang. Sehingga

kegiatan bermain dapat

memotivasi belajar pada anak

usia TK 4-5 tahun.

Berdasarkan hasil One

Sample T Test diketahui untuk

motivasi belajar anak pada

kelompok A di TK Aisyiyah

Bustanul Athfal Karangasem

Tahun Pelajaran 2012/2013

diperoleh nilai thitung sebesar

7,031 dengan p= 0,000. Oleh

karena hasil perhitungan

menunjukkan nilai p< 0,05 maka

H0 ditolak, artinya terdapat

perbedaan signifikan motivasi

belajar siswa eksperimen yang

menggunakan kegiatan bermain

dalam belajar dan siswa kelas

kontrol tanpa menggunakan

kegiatan bermain. Hal ini

menunjukkan bahwa kegiatan

bermain finger painting

(13)

anak pada kelompok A di TK

Aisyiyah Bustanul Athfal

Karangasem Tahun Pelajaran

2012/2013. Sehingga hipotesis

yang menyatakan bahwa terdapat

pengaruh antara kegiatan

bermain terhadap motivasi

belajar anakterbukti

kebenarannya.

Motivasi merupakan salah

satu bentuk perhatian kita kepada

anak, tapi kenyataanya para

orang tua tidak memberikan

motivasi anak agar mau belajar,

karena masih banyak orang tua,

guru dan masyarakat yang

meremehkan pentingnya sebuah

motivasi. Guru masih

beranggapan bahwa motivasi

bukan sebuah faktor pendukung

utama yang bisa menjadikan anak

lebih bersemangat dalam

menjalankan semua aktivitasnya.

Sebuah motivasi dapat

menjadikan anak lebih

bersemangat dalam menjalankan

semua aktivitasnya.Anak

memerlukan adanya motivasi

belajar yang tinggi baik dari

dalam diri.

Motivasi adalah syarat

untuk belajar, tinggi rendahnya

motivasi belajar turut

mempengaruhi keberhasilan

belajar. Perbuatan belajar akan

berhasil apabila didasarkan pada

motivasi yang ada pada anak.

Menurut Purwanto (1995:61)

bahwa banyak bakat anak didik

tidak berkembang karena tidak

diperolehnya motivasi yang

tepat.Seringkali anak didik

tergolong cerdas tampak bodoh

(14)

untuk mencapai sebaik mungkin

(Slameto, 2003:134).

Untuk meningkatkan

motivasi belajar anak perlu

adanya kegiatan bermain sebagai

eksplorasi anak.Penelitian ini

membahas pelaksanaan kegiatan

bermain di TK. Penerapan

pelaksanaan kegiatan bermain

pengaruhnya terhadap motivasi

belajar anak.Dengan

menggunakan metode kegiatan

bermain pelaksanaannya bisa

dilakukan secara bervariasi dapat

memudahkan anak berkreasi dan

anak akan bertambah dan tidak

merasa bosan dalam kegiatan ini

PENUTUP

Berdasarkan hasil

penelitian tentang pengaruh

kegiatan bermain finger painting

terhadap motivasi belajar anak

pada kelompok A di TK Aisyiyah

Bustanul Athfal Karangasem

Tahun Pelajaran

2012/2013diperoleh nilai thitung

sebesar 7,031 dengan p= 0,000.

Oleh karena hasil perhitungan

menunjukkan nilai p< 0,05 maka

H0 ditolak, artinya kegiatan

bermain finger painting

meningkatkan motivasi belajar

anak pada kelompok A di TK

Aisyiyah Bustanul Athfal

Karangasem Tahun Pelajaran

2012/2013.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006,

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,

Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek, Edisi

Revisi VI.Jakarta: Rineka Cipta. Campbell, D, 1990, Mengembangkan

Kreativitas (Terjemahan

(15)

Dimyati dan Mudjiono,1999.Belajar

dan Pembelajaran, Jakarta:

Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri,

2002.Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar, 2003, Proses

Belajar Mengajar, Bandung:

Bumi Aksara.

Hartati, Sofia, 2005, Perkembangan

Belajar pada Anak Usia Dini,

Jakarta: Bhineka Cipta.

Hartati, Sofia, 2005.Perkembangan

Belajar pada Anak Usia Dini,

Jakarta: Depdiknas.

Kamtini&Husni Wardi Tanjung, 2005, Bemain Melalui Gerak

dan Lagu di Taman

Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Mc.Clelland, D.1987.Human Motive (Terjemahan Ratnawati), New York:

Cambrige University Press.

Muksin, 2006, Permainan Edukatif

Untuk Out Bond Kids,

Prambanan.

Muslichatoen. R, 1999, Metode

Pengajaran di Taman

Kanak-Kanak, Jakarta:

Bineka Cipta.

Musrifoh, Tadkiroatun Musfiroh, 2008, Cerdas Melalui Bermain, Yogyakarta:

Gramedia.

Nasir, 1995, Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto, Ngalim, 1999, Psikologi

Pendidikan, Jakarta:Remaja

Rosdakarya.

Sardiman, 2001, Interaksi dan

Motivasi Belajar Mengajar,

Jakarta: PT.Raja Grafindo.

Sudono, Anggraini, 2000, Sumber

Belajar dan Alat Permainan

(untuk Pendidikan Anak Usia Dini), Jakarta:

PT.Grasindo.

Soetoto dkk, 2003, Permainan Anak, Jakarta: Universitas Terbuka. Sugiyono, 2010, Metode Penelitian

Pendidikan (Pendekatan

Kuantitatif,

kualitatif, dan R&D), Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

7 Saya dapat mengucapkan kata-kata dalam bahasa Prancis dengan baik 8 Menurut saya materi yang diajarkan sudah jelas dan dapat dipahami 9 Saya lebih bersemangat untuk

Perlakuan ketebalan media penghambat berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga non cluster pada minggu ke- 9 hingga 15 MST, sedangkan perlakuan konsentrasi zat penghambat

ekologi, pekarangan merupakan lahan dengan sistem yang terintegrasi dan fl mempunyai hubungan yang kuat antara manusia sebagai pemilik d&#34;n fl penghuninya dengan

[r]

Gugus fungsi yang didapat dari hasil FTIR tulang domba yang diimplan mengindikasikan bahwa sampel yang diimplan telah berinteraksi dengan senyawa yang terdapat di dalam tulang

Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin kepada

Secara garis besar, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data citra daun tumbuhan obat, praproses citra, deteksi tepian (edge) citra daun,

Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan, yang merupakan hasil