• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimalisasi fungsi pekarangan melalui program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Optimalisasi fungsi pekarangan melalui program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Lokakarya

Naslanal

dan

$emlnar

Forum

Komunikasi

Ferguruan

Timggi

Fertanian Indonesia

(2)

LokakarYa Nasional dan Seminar

Forum Komunikosi Perguruon Tinggi Pertonion lndonesia (FKPTPI), Bogor, 2-4 September 2O73

tsBN

97 8-97 9-97

5Lt-7

-t

;::rfii$*+i1.}*,ii''lri

:iiliXiFij.i;r:...ii,

PROSIDING

LOKAKARYA NASIONAL

DAN

SEMINAR

Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian lndonesia

Bogor,

2-4

SePtember 2013

Dipublikasikan Oleh:

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (2013)

Alamat:

Fakultas Pertanain, IPB

Jln. Meranti, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

T el. +62 251 8629354; +62 251 8629350

Fax. +62 251 8629352

NFffi

Fakultas Pertanian

lnstitut

Pertanian

Bogor

Diselenggarakan oleh

Forum Komunikasi

(3)

Lokakarya Nasional dan Seminar

Forum Komunikosi Perguruon Tinggi Pertonian lndonesio (FKPTPI), Bogor, 2-4 September 2013

OPTIMALISASI

FUNGSI

PEKARAI\GAN

MELALUI

PROGRAM

PERCEPATAN

PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI

PANGAN

(P2KP)

DI KABUPATEN BOGO&

JAWA

BARAT

(Optimization of the Pekarangan Function through National Program

of

Acceleration of Food Consumption Diversification in Bogor District, West

Java)

Nurhayati H. S. Arifin l), Hadi Susilo Arifinl), Made Astawan2), Kaswanto r),

VivandraP Budiman3)

')D"p. Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB

')D"p. Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB

3Drogram Magister Pengelolaan SumberdayaAlam dan Lingkungan, IPB

Korespondensi : nur-arifin62@yahoo.com

Abstract

Pekarangan

is

considered

as

areas attached

to

the house that

can

be

utilized as agriculfiiral land which able to support food sectrity ond nutrition requirement

of

the househotd

family.

Since 201A, the Government has been

implementing the National Program

of

Acceleration

of

Food

Consumption

Diversification

(P2W Progran)

through optimization of the pekarangan land by empowering community, especially those who involve

in

Farmer

women Group (Kelompok Wanita Tani

-

KWD.

The aim of this study was to observe

the pekarangan characteristics and its utilization by the KWT, and to evaluate

the implementation of P2KP Program

in

Bogor

District.

The subjects were

KW

Mawar

in

Cikarawang-Dramaga,

KW

Teratai

in

Silu

Udik-Ciampea, and

KW

Rulatn Tani in Bantarsari-Semplak. Each

KW

has 10-12 members. In general the pekarangan size is classified as small size, less than 100 m2. Most

of the elements

of

pekarangal are vegetables and herbs. Due to the land size,

fish

pond

and livestock were

rarely

existed. The product

of

pekatangan ls

matity for family consumption (7 j%o), and some other parts are sold (14%o)

or

just fteety

for

neighbors (1 i%o). The contribution of pekarangn products is

still

relatively

low

in

the yearly

fo*ily

consumption. Nevertheless,

the

P2KP Program is

stitt

needed and must be continuously improved. The role

of

the

leaier

of

KWT

as well as the

facilitator or

extension service

from

the local

govemment,

is

very important

to

move on the group activities. Some things ionsidered

to

be improved are

a legal

basis

of

the nursery

lond

to

assure

providing seedling continuously, the variation

of

the plants provided

by

the

-governient

(perennial plants and

fruit

trees are needed), capacity building

of

the

memberi

of

KWT

to

be

rnore confidence

and

motivated

to

grow

and maintain

their

pekarangan and

finally

to harttest more products to

fulfill

their

consumption requirement. Continuous monitoring by the

facilitators

and the

local unit of the P2KP Program are also very important to ctssure the program

sustainable.

Keywords: pekarangan, food security, food diversification, P 2 KP Program

(4)

nt

Jo

lfi

f"

li

,b

u',

at

dl:

/'f

FB

dllE

#

v'"

:::v

Lokakarya Nasionaldan

Seminar

il

Forum Komunikosi PerguruonTinggi Pertonion tndonesio (FKprpt), Bogori 2-4september

2073

,t

Pendahuluan

il

l.l.

Latar

Belakang

il

Pekarangan merupakan sebidang lahan yang berada

di

sekitar rurnx6

fl

dengan status pemilikan pribadi dan memiliki batas-batas yang jelas.

ou.i

suou] 'H

ekologi, pekarangan merupakan lahan dengan sistem yang terintegrasi

dan

fl

mempunyai hubungan

yang

kuat

antara manusia sebagai

pemilik d"n

fl

penghuninya dengan tanaman yang tumbuh dan ditumbuhkannya serta denean

il

hewan-hewan yang ditemakannya. Pekarangan, sebagai habitat suatu

keluisa

g

dalam bentuk halaman rumah atau taman rumah memiliki fungsj

multi-suia

A

antara

lain

sebagai tempat dipraktekkannya sistem agroforestri,

konseiasi

E

sumberdaya genetik, konservasi tanah dan

air,

produksi bahan pangan

dari

-*

tumbuhan dan hewan, tempat terselenggaranya aktivitas yang berhubungan 3

dengan sosial-budaya, terutama bagi pekarangan yang

beradi

di

perdesian -'*

(Arifin

et al. 2009). oleh karena itu pekarangan merupakan suatu penggunaan E

lahan yang optimal dan dapat berkelanjutan dengan menghasilkan

produktivitas

.l

yang relatif tinggi di wilayah tropis (Arifin et al.

2001).

..j

Kebutuhan pangan sebagai kebutuhan

dasar

manusia

harus

terus

I

diperjuangkan agar masyarakat Indonesia tidak kelaparan dan kekurangan

gizi.

i

Ketahanan pangan bagi masyarakat Indonesia mutlak tercapai guna

menjamin

l

kehidupan berbangsa dan bemegara (Kartasasmit4 2005). Food

andAgriculture

;

organization (2010) mendefinisikan ketahanan pangan sebagai askes

bagi

j

semua penduduk atas makanan yang cukup untuk hidup sehat dan aktif.

oefiniii

I

lain yang dikemukakan oleh Machmur (2010) berdasarkan amanat

uu

No

7

:

Tahun 1996 tentang Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah

tangga

yang

tercermin

dari

tersedianya pangan

yang

cukup,

baik

jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Dengan demikian, ketahanan

pangan nasional merupakan a$egat dari ketahanan pangan rumah tangga dan

pengertian

inilah

yang dapat dijadikan sebagai dasar strategi pembangunan

pertanian berkelanj utan.

Ketahanan pangan yang salah satunya diindikasikan dengan ketersediaan

pangan baik dari segi kualitas mauprm kuantitasnya depat dicapai dengan upaya

pengembangan pola diversikasi pangan. Dengan keanekaragaman pangan yang

tingggi

baik dari

sumber bahan nabati mauprm

dari

hewani, selayaknya

masyarakat

Indonesia

bisa

memenuhi kebutuhan pangannya

secara

berkecukupan karena sumberdaya alam yang berlimpah. pekarangan diharapkan

sebagai agroekosistem

yang

dapat dijadikan

unit

usahatani

dan

bisa

diberdayakan

untuk

ketahanan pangan dengan memberi percepatan

dalam penganekaragaman pangan keluarga.

oleh

karena

itu

sangat diperlukan

penelitian lanjutan

hirega

implementasi

di

lapangan untuk.pemberdayaan produk tanarnan, hewan temak, dan ikan seczra beragam baik secara horizontal

dan vertikal dalam pemanfaatan lahan di pekarangan.

Berdasarkan susenas tahun 2011, konsumsi buah dan sayur dalam pola Pangm Harapan (PPH) masih

di

bawah target pemenuhan 30yo. pencapaiaa

pada tahun 20L0, 20LL, dan 20L2 masing-masing adalah 2r.syo, 20.8 %o, dan

25.7%.

untuk

2013 dan 20L4 drtargetkan bisa mencapai 26.3

%

dan 26.8%o.
(5)

Lokakarya Nasional dan Seminar

lorum Xomunikssi perguruon Tinggi Peftonion lndonesio (FKPTPI), Bogof 2'4 September 2073

grtinyakita masih harus kerja keras meningkatkan konsumsi s,ayuran dan buah

iugi

Lf"*n

hpisan muryurikat Indonesia. Demikian dengan konsumsi protein

iilu*,

ppH ideal harus menc apai 24o/o sementara tahun 20 10 dan 20 1 1 baru

*m"rcapui

16.1% dan 16.8%. Oleh karena itu Badan Ketahanan Pangan (BKP)

lementerian

Pertanian

melalui

kegiatan

Percepatan Penganekargaman

[oorr*ri

Pangan (P2KP) telah melakukan kegiatan pemberdllaan pekarangan

,.ra"i

bantuai toriul

lb-ros)

di seluruh Kabupaten/I(ota di Indonesia dengan

;i;;

untuk meningkaikan PPH secara progress khususnya untuk sayyan dan

buah, serta Protein hewani.

1.2. Tujuan

Penelitian ini adalah:

ij-

mengidentifftasi karakteristik pekarangan penerima program P2KP di Kab' Bogor

2)

meiganalisis masyarakat sasaran (Kelompok Wanita

Tani

-

KWT)

penerima progfirn P2KP di Kab. Bogor

3)

mengevaluasi pencapaian pemanfaatan pekarangan

oleh

KWT

pada programP2KP di Kab. Bogor

Metodologi Penelitian

2.1. Lokasi danWaktu Penelitian

Penelitian

ini

dilaksanakan

di

tiga kecamatan (Dra:naga, Cibtrngbulang

dan Rancabungur), Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Gambar 1). Lokasi

penelitian

ini-berada

piau

ZOO-fg0

mdpl. Waktu

pelaksanaan penelitian iilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013. [image:5.600.19.596.32.809.2]

i.

Gambar 1. Lokasi penelitian

(6)

Penelitian dilakukan

melalui

tahapan

.

persiapan,

pengu datalinformasi, dan analisis datalinformasi sesuai tujuan penetiiian.

l)

Persiapan

meliputi

penentuan sampel

. pekarangan,

p".rjirur,

penyiapan

kuesioner dan peralatan survey, penyiapan

r,rir"vor

(Jo*".rr.,rr

r__.

Lokakarya Nasional dan Seminar

Forum Komunikosi perguruon Tinggi pertanian rndonesid (FKprp0, Bogor,24

september 2073

2.2.

Thhapan Penelitian

Tabel I Jenis data yang dikumpulkan

No Jenis Data Bentuk Data

ffi:r*,"il"0"T:"'i1il'H*,#iJi"'r:Uilfl

"i,[",iT"iTff

,,jf

rekomendasi dari Badan Ketahanan pa_n_sam Daerih tingkat

tuuupuii'iil

hasil penjajagan

di

lapang (anggota

KWT

mempunyai -pekarangao). KWT

terpilih

adalah

KWT

Mawar (Desa Cikarawaig, Kecama

KWT

Teratai (Desa situ udik, Kecamatan

cibtngbutano

o"f?r?fili*

Tani @esa Bantarsari, Kecamatan Rancabungur).

2)

Pengumpulan data dilalcukan melalui s.rru"y kondisi desa dan pekaranoan

wawancara dangan anggota

KWT

dengan menggunutu"

tu".ioo".,*i;

wawancara dengan pe_nyuluh/pendamping KWT

d;

perwakilan

d; ii;;

Ketahanan Pangan Daerah-

Tabel

r-

menunjurrkan

jenis

dr;;;;;

dikumpulkan dan 5um6.r datanya.

;)

)rN

/'*

II

FE, ,rtu' a$

rI

l$d lrtrf, dlili

t

F*"

:v

Sumber

I

lataBantuanProgram

---L"p"r*[C"t""

Percepatan Penganeka-ragaman BKPKementan

Konsumsi Pangan (p2Kp) Badan ketahanan Pangan

(BKP) Kementan Tahun

2010-20tt-2012

2

Data Program p2Kp dan

KWT

Laporan kegiatan Penerima Bantuan program

P2KP di Kab. Bogor

3

Data

Pekarangan

Dak frsik (lokasi, ukuran pekarangan, zonasi), data

biologi (enis tanaman,

ternak, ikan), data sosial

(kegunaanprodut fungsi

pekarangaq dll), data

ekonomi furodukyang dikonsumsi danyang

4

DataKelembagaankoperast,

$:*rtiflkuantitatif

penyuluhan, pembibitan

5

Peta Rupa Bumi

Indonesia

peta/spasial

8

Data profil anggota KWT

dan

Deskriptif, kuantitatif

pendapat tentang pekarangan dan pemanfaatannya

9

Evaluasi kemajuan KWT dalam Kuisioner

mengelola pekarangan dari P2KP

BKPKab Bogor

Penelitian lapang, survai fisik dan wawancara

Survai, wawancara

Bakosurtanal

Wawancara dan Kuesioner

Wawancara

[image:6.600.87.503.59.685.2]
(7)

Lokakarya Nasional dan Seminar Forum Komunikosi Perguruoniiggi

pe'tonion lndonesid (FKPTP\)' Bogor' 24 september 2o73

23. Metode Analisis 1) Karakteristik

'

Pekarangan

Analisis

turuLt"rilit-p.t**g*

dilalorkan secara deskriptif dan spasial'

peliputi:

(l)

ukuran/iuas

6k*;"g'"'

(2) posisi pekarangan (depan' samping'

belakang),

(3)

orientasi,

(4)

penutupan

iahan'

(5)

pola

penggunaan

lahan

oekarangaL,(6)

elemJ

il;;

6enis' jumlah' letak'-tinggi' pola tanam'

asal

iliffi,

(?ftLh"o

n"*'"

i"t""vit*-[enis'

jumlah'

asal)'

(8)

elemen non

r&,oantuD.atau stuktur,-igi

Jb"r r"

(10) sanitasi, pengolahan limbah/sampah'

Dari

analisis

ini

dapat diketahui struktur

&: qe

l":13.flatan

lahan baik secara horizontal

*uipoo

vertikal' serta pemanfaatan sepanjang

tahun'

2)

KarakteristikKWT

uk

memperoleh

",

^;;;ii;i, ailrr**

secafa deskriptif dan kuantitatif unt

gambaran

KWT,

""gfi-

il

aktivitasnya, khususnya

terkait

dengan pemanfaatan

dr""

;;;;* f'og'*

P2KP unfirk

mengoptimalkan tungsi

pekarangannYa.

3)

Evaluasi program P2KP dalam mengoptimalkan fungsipekarangan'

Evaluasi

iri

"r;;"-;;;

opti-urirlri

pemanfaatar lalan.pekarangan (hori zo,rtal

*rrp*'--rnl*i";lr'

p-a*ri

dan kontribusi

dalam

memenuhi

kebutrrhan

pangan/eizi--;;;g'i

t"t9'ruq'utan

sepanj*.g

9t"'

kemandirian

anggota,

p"og"*uif*-p"-uii*t

"

hasii pekarangaru aa" besarnya pengaruh

pada masYarakat sekitar'

Ilasil

dan Pembahasan

3.1.

Karakteristik

Pekarangan

ukuran

unan

s^eiagri

*"ai,

usaha

tani

akan menenhrkan intensitas

produksi dalam

p"ka'ig'n'

Secara

umum

pekarangan

di

Indonesia

dikelompokkuo

t"

auiu*

4-ukuran, yqitu: (1) pekaiangan sempit

<tZ,

rr.;-; Q)

pekarangan sedang

*[;'lx;fi

#;

tll^r"^t r-gan

besarantara 400-1000

m2; (4) Pekarangan

;;;t;""*

>1000

#

(atitioet'

at'

2009' 2010)' Luas

pekarangan di ketiga

lok;i

pekarangan tergolong se1pitfsTp.ai sedang karena

berkisar

g3.5

-

175.1

ffo'dengan

ratz-iata

l+z.l'a-

Pekarangan sempit terutama

di

Desa Cikarawang' Karena lahan sempit dan diperlukan

tptut

bangunan nrmah,

*J"

po'i'ipetarangan umt'mnyi

berada

di

bagian depan (buruan)Aro ,umpiog

OAnl

lenis tanaman umlunnya' sayuran' buah' bumbu' dan tanaman hias. Tana:nan sayuran diperoleh bibitnya dari program P2KP (dari kebun

uitit

r#il.*iao;;fi p"k**g*

yang. sangat sempit, biasanya

hanya tanaman

*f;;;;di;"*'di

poftIg

utu,,

dit

ou*

secara vertikultur'

Pada lahan pekarangan yang agak luas' terdapu:t t9tuqury3" 3lemen yang cukup

tinggi, terutama dengan adanya

tu.n'*T

pono'

buah.(ambu' rambutan'

dll)'

serta kandang

,";f-4";;'tu-uirg,

kerbau) atau l5olal_ikan (nila, emas,

1e1e).Pengaruhp-g"*p*'Uh'Cryg'jambukristal{ari{njugaberimbas

pada

KwT

Mawar f,i

cifn

u*uog. KWT

iii

menanam pohon dan memproduksi

bibit jarnbu

(8)

Pekarangan Indonesia selaru

dicirikan

dengan keragaman sfatififtnsl

tumbuhan/tanaman yang cukup

tinggi

(strata

v-i),

murai

da'

rerunrputan.

herhaceous, semak, perdu, hingga poao, tinggi (Arifin

"t ot.,

zoio.

2012 A,;n: 1998). Namun pada pekarangan

di

lokasi penelitian ini, karena

6ra"#ld:T

sempit dan bantuan dari program p2Kp berupa

bibit

sa)n,an

,"-ori*,

*uIl

keragaman vertikal kurang.

Keragaman

dari

segi

fungsi

dapat mendukung

berbagai

kebutuhan keluarga

(Arifin

et

al,

i009,20L2).. Dagai aikelo*pokrcuo menjadi g

peran atau fungsi tanaman di pekarangan, yaitu: (1) tanamanlias; (2)

d;;

buah; (3) tanaman sayuran; (4) tanarinbumbu; (5j tanaman ooaq

ioi

tan;;

penghasil pati; (7) tanaman industri; (g) tanaman lain, yaitu ranaman yang tidak

termasuk dalam kategori

di

atas. Gambaran pekarangan dan

denah;*i;ffi

lahan dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.

Lokakarya Nasional dan Seminar

Forum Komunikasi perguruon Tinggi pertanian rndonesio (FKprpt), Bogor, 24 september 2073

kolarn ikan

[image:8.600.13.591.19.817.2]

temak ayam

Gambar

2.

Kondisi dan elemen di pekarangan

LoxemRye NASpNAL DAN Sru|ruen FKPTPI

,\

Jt,| 1m

ytv

,ltm

il;

prre

lIlrr 1l&

rI

It,

,rtaE

#lll

,

F'D

::v

468

pekarangau sedang pekarangan sempit

(9)

Nasional dan Seminar

Komunikosi Perguruon Tinggi Pertanion lndonesio (FKPTP\, Bogor' 24 September 2073

coHtoH rcr^nAl{cAx orlr Situ uJllt rtB. Sogof

Mfft

fdd*

udrrdn*r

Irmbulanelkr

t.nilrln hht

lhs3 ummrn hLt

.-"-.."-_^_....*-*'_ frnrpr

k-Gambar 3 Denah penutupan lahan pekarangan

3.2.

Karakteristik

I(WT

Anggota

KWT di

lokasi penelitian berkisar 10-12 orang, dengan usia 40-44 tahun. Pendidikan mereka uauun tingkat SD sampai dengan

sMA.

Jumlah keluarga rata-rata 5-6 orang. Sedangkan pekerjaan mereka-rata-rata ibu rumah

taryg;,sebagian yang lain petani atau pedagang/mempunyai warung'

"iiegiatan

blrsaina

anggota

KWT

dan

penyuluh biasanya dilakukan seming{r sekali. Dalam

p"rti*.ruo

tersebut dilakukan diskusi atau pelatihan budida'ia tanaman

di

keLun

bibit

KWT,

atau diskusilpelatihan pengolahan produk pekarangan atau produk lahaa_pertanian, seperti pengolahan singkong

atau

ubilahr

menjadi tepung di rumah ketua KWT'

Ketua

KWi

mempriyai

lahan

pekarangan

c,kup

luas dan

juga mempunyai

lahan

pertanian

lainnya

ieperti

sawah

dan kebun.

Selain

*"*ir"V"i

leadersiip, karena kehidupan atau mata pencaharian suami dan keluaiga erat dengan

i.rt

oiuo, maka ketua KWT juga terampil dan menguasai

budidiya tanamai.

Di

D"ru

Cikarawang, ketua

KWT

Mawar membagi bibit sayur Lepada tetangga bukan anggota, bahkan telah menjual

bibit

jika

ada

pesauan dalam jumlah besar dari luar Bogor'

DenganperanketuaKWTdanpenyuluhyangakt.if,-aktivitasKwT

berjalan b-aik dan pekarangan juga termanfaatkan dengan baik. Namun pada saat

penelitian, terdapat

ketua-KWf

yang qqak dapat

aktif

karena sakit atau ada

Lesibukan yang iain, maka

aktivii*

fWT

dan anggotanya menjadi terabaikan'

Beberapa pekarangan

juga

menjadi

tidak

terpelihara, tanaman

kering

atau bahkan tidak ditanami lterutama tanaman sa)ruran, yang biasanya didapatkan

dari kebun bibit KWT).

[image:9.601.99.460.59.386.2]
(10)

;il

l:,,x

lll

!t*

Prh 1tb

{:

ltll

;fi;

s

trF,,-:t5

Lokakarya Nasional dan Seminar

Forum Komunikosi Perguruon Tinggi Pertonion lndonesio (FKprpt), Bogor, 2-4 september 2013

1.3. Pemanfaatan Program Bantuan P2KP

Tujuan bantuan sosial dalam program percepatan penganekarapornrn

Konsumsi Pangan (P2KP) untuk

KWT

adalah membantu keluarga

*g**"

KWT

memanfaatkan

lahan

pekarangannya

atau rumah

tangganya untrrtr

memproduksi

pangan

beragam secara

mandiri

agar

keluarga

d.p.i

mengkonsumsi pangan bergizi seimbang, sehat dan aman. program nasional'ini

telah dicanangkan sejak tahun 2010 dan dikoordinir oleh Badan Ketahanil

Pangan (BKP), yang menyalurkan bantuan sampai pada

KWT di

desa. Dalam

memanfaatkan dan mengelola dana bantuan

ini,

Kwr

didampingi penwluh

pertanian. Dalam program ini juga diupayakan ada kebun bibit desa.

Pelaksanaan program P2KP di Kabupaten Bogor baru dimurai pada tahun

2011. Pada penelitian ini, sampel KWT telah menerima bantuan dana selama 2

tahun, yaitu pada tahun 2011 sebesar Rp 2000000,- per KWT, dan pada tahun

2012 sebesar Rp 16000000,- per KWT. Pemanfaatan dana tersebut pada tahun

pertama digunakan untuk pembelian

bibit

dan peralatan budidaya (seperti

vertikultur dan lain-lain). Sedangkan pemanfaatan pada tahun kedua digonutun untuk alat pengolahan produk seperti alat pembuat tepung.

Bibit

yang

dibeli dari

dana bantuan, ditumbuhkan dan diperbanyak di kebun

bibit

desa/I(wr.

Jenis

bibit

yang

digunakan adalah

bibit

tanaman

sayuran seperti

bibit

caisim,bayatn, kangkung, bawang daun, tomat, seledri,

dan

cabe- sebagian besar adalah tanaman semusim. penanaman knafiran

tersebut lebih banyak di polibag atau diknam secara vertikultur.

Pemanfaatan seperti cukup baik karena mendukung pemenuhan kebutuhan

sayur bagi keluarga. Pemenuhan kebutuhan

gizi

secara lebih lengkap dapat

dipenuhi

jika

pada pekarangan terdapat tanaman atau pohon buah, dan temak

atau ikan.

Pemanfaatan pekarangan

di

desa biasanya

tidak

sepenuhnya untuk

konsumsi keluarga sendiri. Jika hasilnya cukup banyak, terutama buah, temak

dan ikan, maka hasil tersebut dijual. Namun tidak jarang

juga

pekarangan

berfungsi sosial,

dan hasil

pekarangan ada yang dibagikan atau diminta tetangga. Proporsi pemanfaatan hasil pekarangan

di

lokasi penelitian dapat

dilihat pada Gambar

4.

KWT Mawar (Desa cikarawang) lebih banyak menjual

bibit (17.L%), terutama bibit sayur dan bibit jambu kristal.

Kendala yang dihadapi adalah bahwa

jenis

bibit

yang diberikan dan

dimanfaatkan hanya

bibit

sayuran semusirn Jenis

bibit

yang lebih

beragam, j

missal

bibit

tanaman tahunan (tana-man buah atau obat), dapat

mendukung

,

keragaman pangan dan masa ketersediaan yang lebih panjang. pinggunaan

dana

,

untuk temak dan ikan juga dapat dikembangkan. Pada lahan sempit,

tanaman

,

buah dapat ditanam di pot (tabulampot). Kepastian keberadaan kebun bibit

juga

r

perlu dijamin. Sebaiknya digunakan lahan milik desa, bukan lahan milik

pribadi

,

yang bisa diambil alih.

Selain

itu,

peran

penyuluh

perlu

ditingkatkan agar anggota KWT

mempunyai kemandirian

dan

ketrampilan

dalam

mengelola

lahan

pekarangannya serta dapat berkelanjutan berproduksi. Tanpa pengelolaan dan

produksi berkelanjutan, maka bantuan alat pengolahan produk iidak bermanfaat

(11)

Lokakarya Nasional dan Seminar

ForumKomunikosiPerguruonTinggiPertonionlndonesio(FKPTPI)'8ogor'24September2073

dan

akhirnya

tujuan

program

P2KP

(diversifikasi konsumsi pangan

iemandirian pangan keluarga) tidak akan tercapai'

N,

80.o 70,0

SeoP Smo E ao.o

I

A lqo rop

1qo

[image:11.601.99.487.42.604.2]

o.0

Gambar

4.

Proporsi pemanfaatan hasil pangan dari pekarangan

KesimPulan

Lahan pekarangan anggota

KWT

tergolong sempit sampai sedang' yaitu

%.5

-G;.i#.

p"i.

pekiringan sedang, keragaman elemen cukup tingqi dan

A;rk

"g

tanaman tanu"an (ponon buahi dan elemen

non tanaman (ternak dan

Itan). pa'aa pekaraagan

r"*plq

keragaryal elemen dan jenis rendah (didominasi

tanaman sayuran semusim),

rlrt

pioaottirit

.

juga masih rendah atau tidak berkesinamLungan. Pemaniaatan

produk

pekarangan ratz-rata

73%,ntuk

konsumsi ketuarga, 14Yo

ill:e;l

dat 13% dibagr ke tetangga'

Keberadaan

dan alfivitas

KWT,

serta

adanya pendampingan oleh

penyuluh

sangat

positif

mendukung pemanfaatan-- pekarangan' Namun

temandirian anggota

dala,

mengelola pekarangan masih kurang, masih sangat

tergantung paaa-atctif tidaknya ketua KWT dan

penyuluh'

.--

fro#m

bantuan P2KP sangat mendukung dan masih diperlukan dalam meningkatkan

peran

dan

funlsi

qgkarangan' Beberapa

upaya

ung!

**i"EUtt*

"f"ktirit*

p-gri*

i"i-.

p"t1"

disesuaikan

kondisi

spesifik masinf-masing lokasi.

fepistia"

terse$igVa lahan pembibitan sangat penting

*tot'--*3a#n

rcterta"3utan fungsi kebun

bibit

dan tersedianya

bibit'

Jenis

Uiuii

v*g

disediakan r"buikoyu

lebih

bervariasi dan

tidak

hanya tanaman

;"*;

sJmusirn Selain itu, sangat diperlukan qpaya integrasi dengan program

laioy*gsalingmeudukung,sertaupayamendorongkemandiriananggota

KWT dalam mengetola Pekarangan

UcaPanTerima Kasih

Penelitianinimerupakanbagiandaripenelitianyangberjudul

.?emberdayaan Keanekaragaman pJrtanian (Agro-Biodiv?r:rty) Pekarangan

""*t-ftn""a"t.,"g

Penganefaragaman Pangan yang BelSiz_i

Seimbang, Sehat

dan

Aman,, yang

di?anai

oleh

Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi,

t(o:wmtth.alra. rt bqihlt rg. sbld

(a)

ProporsiPerKWT/desa

I(ffi{fig telusla lllibqi ke Ei.qga

rO{ud

(b) Proporsi ra;ta-rata

(12)

;}

aa

,tv

il3

1:

th

tD

(D

nl

/t0

Lrr

drfi d

t,*

:v

Lokakarya Nasional dan Seminar

Forum Komunikosi Perguruon Tinggi Pertonian lndonesio (FKPTPI), Bogor, 2-4 September 2O1j

Kementerian Pendidikan

dan

Kebudayaan,

Republik

Indonesia, melalui program Bantuan operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN)

-

IpB Tahun 2013.

Daftar Pustaka

Arifin

HS. 1998. study on vegetation structure

o/

Pekarangan and lts changes

in

West Java, Indonesia. [Doctor Dissertation].The Graduate School of

Natural Science and Technology, Okayama University. Japan. 123p.

fuifin

HS dan

Arifin

NHS. 2012. Modul Optimalisasi Pekarangan Program

Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP). Jakarta: Badan Ketahanan

Pangan

-

Kementerian Pertanian R[.

Arifin

HS,

Arifin

NHS,

Munandar

A

dan Kaswanto. 2010. Pemanfaatan

pekarangan

di

perdesaan. Bulru Seri

II

Manajemen Lanskap Perdesaan

bagi Kelestarian dan Kesejahteraan Linglamgan Jakarta: Pusat Konsumsi

dan Keamanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan, Kementrian Pertanian.

rsBN 978-97 9 -197 9 5-r-1.

Arifin

HS,

Munandar

A,

Mugnisjah

WQ,

Budiarti

T,

Arifin

NHS,

dan

Pramukanto Q. 2009. Prosiding Semiloka Nasional: Strategi Penanganan

Krisis Sumberdaya Lahan untuk Mendukung Kedaulatan Pangan don

Energt

-

Departemen

Ilmu

Tanah

dan

Sumberdaya Lahan-Fakultas

Pertanian- IPB.

Arifin

HS,

Sakamoto K,dan Takeuchi

K.

2001. Study

of

Rural Landscape

Structure based on its different bio-climatic conditions

in

middle part

of

Citarum Watershed, Cianjur District, West Java, lndonesia. Proceeding

of

the

ln

Seminar

toward

Harmonization' between Development & Environmental Conservation in Biological Production. Tokyo (JP).

[FAO] Food and Agriculture Organization. 2010. The State of Food Insecurity

in

the

World-Addressing

food

insecurity in protracted crises. Food and

Agriculture Organization of the United Nations, Rome, Italy: 54 hlm. Kartasasmita,

G.

2005. Ketahanan Pangan dan Ketahanan Bangsa. Keynote

Speech

pada

Seminar '?engembangan Ketahanan Pangan Berbasis

Kearifan Lokal" dalam rangka Dies Natalies

ke45

Universitas Pasundan.

Padatanggal26 November 2005 di Bandung.

Machmur,

M.

2010. Ketahanan pangan: Diversivikasi Pangan dan Kesehatan.

Makalah pada Stakeholder

Meeting

"Stategic Alliance

for

Achieving

MDG|"

dalam Dies Natalis FK UNPAD ke-53. Pada

tanggal2l

Otlober

2010 di Bandung.

Gambar

Gambar 1. Lokasi penelitian
Tabel I Jenis data yang dikumpulkan
Gambar 2. Kondisi dan elemen di pekarangan
Gambar 3 Denah penutupan lahan pekarangan
+2

Referensi

Dokumen terkait

12 Dalam pengertian lain Pembelaan Negara atau Bela Negara bermakna bahwa tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang

a) Apakah interface sistem yang dibuat telah user frriendly (mudah digunakan oleh pengguna). Sebagian besar responden menjawab setuju dengan detail penilaian : 2 jawaban

pengujian yang hasilnya berupa grafik yang menunjukkan besarnya gaya patah pada saat beban pukul mematahkan specimen. Dari hasil pengujian tumbuk yang dilakukan

Manfaat relasional dari hubungan antara konsumen dengan perusahaan yang menawarkan produk atau jasa dengan menggunakan situs-situs online harus dapat terjalin dalam jangka

Penilaian terhadap kegiatan upaya kesehatan wajib puskesmas yang telah ditetapkan di tingkat kabupaten/kota dan kegiatan upaya kesehatan pengembangan dalam rangka penerapan

Dikarenakan koefisien pada variabel DER bernilai minus (-), maka dapat disimpulkan bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. Sehingga dapat

Hafid Hadeli se- laku Direktur Utama Adira Finance men- gatakan, generasi muda harus memiliki bekal untuk dapat bersaing di dunia kerja, oleh karenanya menjadi tanggung jawab

Pada hasil olah data penelitian, terlihat bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara menghitung, membayar dan melaporkan terhadap kinerja pegawai pajak. Dapat