• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN ACTIVE, JOYFUL AND EFFECTIVE LEARNING (AJEL) BERBASIS BIOEDUTAINMENT MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN ACTIVE, JOYFUL AND EFFECTIVE LEARNING (AJEL) BERBASIS BIOEDUTAINMENT MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN"

Copied!
227
0
0

Teks penuh

(1)

untuk mem

FAKULTAS MATEM

UNIVER

skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

emperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh

Iffa Faiza Choirunnisa 4401410071

JURUSAN BIOLOGI

TEMATIKA DAN ILMU PENGETAHU

VERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

i

(2)

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Penerapan Active, Joyful and Effective Learning (AJEL) berbasis Bioedutainment Materi Perubahan Lingkungan” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dari dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.

Semarang, Juli 2014

(3)

Skripsi yang berjudul:

Penerapan Active, Joyful and Effective Learning (AJEL) berbasis Bioedutainment Materi Perubahan Lingkungan

disusun oleh:

nama : Iffa Faiza Choirunnisa

NIM : 4401410071

telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada tanggal 21 Juli 2014.

Panitia:

Ketua, Sekretaris,

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Andin Irsadi, S.Pd, M.Si. NIP. 196310121988031001 NIP. 197403102000031001

Penguji I,

Dra. Aditya Marianti, M.Si NIP. 196712171993032001

Anggota Penguji, Anggota Penguji/

Dosen Pembimbing,

(4)

iv

Motto :

1. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al-Insyirah: 5 dan 6).

2. Kejarlah sesuatu yang dapat menaikkan derajatmu di dunia dan menyelamatkanmu di akhirat.

3. Start by doing what is necessary, then do what is possible, and suddenly you are adoing the impossible.

Persembahan :

• Orang tua ku tercinta dan adik ku tersayang.

• Sahabat-sahabat terdekat Armya, Wulandari, Eliyta, Rina Anjarwani, Monica Elisabeth dan Bayu Aji atas dukungan dan motivasinya.

• Observer selama penelitian; Mbak vera, Armya, Feranica, Fathurrahman Siddiq, Eliyta, Mayang Siwi, Dewi Wid, Apriyanto Dani, dan Mas Edisuryana. • Kakak ku Mas Edisuryana yang selalu ada,

membantu dan menemani selama proses penelitian hingga sidang skripsi.

• Kakak-kakak angkatan baik hati yang selalu memberi arahan serta doa; Mbak Qiqi, Mas Ucup, Mas Didit, Mbak Eend, Mbak Silvy dan Mbak Sandra.

(5)

v

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Active, Joyful and Effective Learning (AJEL) berbasis Bioedutainment Materi Perubahan Lingkungan” dengan baik.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapatkan bantuan, bimbingan, motivasi, dan pengalaman dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor UNNES beserta jajarannya yang telah memberikan segala fasilitas sehingga penulis dapat menyelesaikan masa studi.

2. Dekan FMIPA UNNES beserta jajarannya yang telah memberikan kemudahan dan perijinan dalam penelitian.

3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA UNNES beserta jajarannya yang telah memberikan kemudahan administrasi.

4. Andin Irsadi, S.Pd, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran.

5. Dra. Aditya Marianti, M.Si dan Ir. Tyas Agung Pribadi, M.Sc.St selaku dosen penguji I dan II yang telah memberikan saran dan masukan yang sangat bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi.

6. Drs. H. Syaefudin, M.Pd. selaku Kepala Sekolah MAN Kendal beserta jajarannya yang telah memberikan perijinan bagi penulis untuk melakukan penelitian diMAN Kendal.

7. Duroh, S.Si selaku guru biologi kelas X MAN Kendal yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian di MAN Kendal.

8. Siswa dan siswi kelas X 4, X 5, dan X 6 MAN Kendal tahun ajaran 2013/2014 yang telah membantu keterlaksanaan penelitian.

(6)

vi dikala duka.

11. Teman-teman seperjuangan di “Rombel 1 in Action” angkatan 2010 termasuk “3 Malaikat” (Bunda-Armya, Si Sulung-Wulan dan Manajer-Sigit), “PIC” (Eliyta Pramesda Valent), “Genk Padang” (Eliyta-Khanifudin).

12. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Biologi (Himabio) tahun 2011 terkhusus Dept.C (Mbak Silvy, Min Sokhi, Kharis dan Prinka) dan 2012 terkhusus “Internal Departemen (Ady, Eka, Erlin, Puah, Alfiyani)” yang selalu memberikan dukungan, bantuan dan semangat.

13. Siswa-siswi kelas X MIPA 2, 3 dan 4 ketika PPL di SMA N 1 Magelang tahun 2013, mbak kos “House of Princess Magelang” (Mbak Shinta, Mbak Irma dan Mbak Niken).

14. Adik-adik “genk twit” (Dewi, Mayang, Fathur) yang selalu bermain bersama di dunia maya ataupun nyata, dan

15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih ada beberapa kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan masukkan dari semua pihak selalu diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaannya. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca.

Semarang, Juli 2014

(7)

vii

Choirunnisa, Iffa Faiza. 2014. Penerapan Active, Joyful And Effective Learning (AJEL) Berbasis Bioedutainment Pada Materi Perubahan Lingkungan. Skripsi. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Andin Irsadi, S.Pd., M.Si.

Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi kesuksesan pembelajaran terutama di sekolah adalah seorang guru. Guru dituntut dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang sedemikian rupa agar terjadi pencapaian tujuan belajar oleh peserta didik dan kesuksesan pembelajaran, salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat dilakukan adalah dengan pendekatan Active, Joyful and Effective Learning(AJEL). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan AJEL berbasis bioedutainment terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X MAN Kendal pada materi perubahan lingkungan.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experimental Design, dengan desain non-randomized control group pretest-posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X 1 sampai X 6 MAN Kendal yang diajar oleh guru yang sama. Sampel penelitian diperoleh dengan teknik purposive samplingdengan dua kelas eksperimen yaitu kelas X 4 dan X 6, satu kelas kontrol X 5.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor tingkat keterlaksanaan AJEL berbasis bioedutainment di kedua kelas eksperimen adalah 86 %. Hasil tersebut didapatkan melalui observasi observer terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Tingkat keterlaksanaan AJEL berbasis bioedutainment terhadap skor aktivitas siswa menunjukkan skor aktivitas siswa sebesar 81% (sangat aktif), sedangkan tingkat keterlaksanaan AJEL berbasis bioedutainment terhadap nilai hasil belajar siswa menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu 82 dan 80. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa AJEL berbasis bioedutainmentberpengaruh positif terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi perubahan lingkungan kelas X di MAN Kendal.

(8)

viii

HALAMAN JUDUL... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTARISI………viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Penegasan Istilah ... 4

D. Tujuan ... 6

E. Manfaat ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Pembelajaran Biologi ... 8

2. Active, Joyful and Effective Learning(AJEL) ... 9

3. Strategi PembelajaranBioedutainment... 11

4. Model PembelajaranTime Token... 12

5. Observasi Lapangan (Outdoor Learning) ... 13

6. Gallery Walk... 15

7. Materi Perubahan Lingkungan ... 18

8. Aktivitas Siswa ... 18

9. Hasil Belajar Siswa ... 19

B. Kerangka Berpikir ... 21

(9)

ix

B. Populasi dan Sampel ... 22

C. Variabel Penelitian ... 22

D. Rancangan Penelitian ... 23

E. Prosedur Penelitian... 24

F. Data dan Metode Pengumpulan Data... 30

G. Metode Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

B. Pembahasan... 46

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62

B. Saran... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(10)

x

Tabel Halaman

1. Rekapitulasi validitas butir soal uji coba ... 27

2. Rekapitulasi tingkat kesukaran butir soal uji coba... 28

3. Rekapitulasi daya pembeda butir soal uji coba ... 29

4. Rekapitulasi soal uji coba yang digunakan dan tidak digunakan... 29

5. Data dan cara pengumpulan data penelitian ... 32

6. Nilaipretestdanposttestkelas eksperimen 01 dan kontrol... 38

7. Nilaipretestdanposttestkelas eksperimen 02 dan kontrol... 38

8. Hasil analisis uji normalitaspretestkelas eksperimen dan kontrol ... 39

9. Hasil analisis uji varianspretestkelas eksperimen 01 dan kontrol... 39

10. Hasil analisis uji varianspretestkelas eksperimen 02 dan kontrol... 39

11. Hasil analisis uji Tpretestkelas eksperimen 01 dan kontrol... 40

12. Hasil analisis uji Tpretestkelas eksperimen 02 dan kontrol... 40

13. Skor aktivitas siswa kelas eksperimen dan kontrol dalam persen ... 41

14. Rekapitulasi kinerja guru kelas eksperimen dan kontrol ... 41

15. Rekapitulasi tanggapan siswa kelas eksperimen... 43

16. Ujigainnilaiposttest-pretestsiswa kelas eksperimen dan kontrol ... 44

17. Hasil analisis uji T NGain posttestkelas eksperimen 01 dan kontrol ... 45

18. Hasil analisis uji T NGain posttestkelas eksperimen 02 dan kontrol ... 45

19. Hasil analisis uji T NGain posttestkelas eksperimen 01 dan 02 ... 45

(11)

xi

Gambar Halaman

(12)

xii

Lampiran Halaman

1. Silabus kelas kontrol ... 67

2. Silabus kelas eksperimen ... 69

3. RPP kelas kontrol... 71

4. RPP kelas eksperimen... 82

5. Lembar diskusi siswa (Scrabble) ... 95

6. Lembar kerja siswa (Observasi lingkungan)... 99

7. Penilaian LKS observasi lingkungan siswa ... 101

8. Lembar kerja siswa (Gallery walkproduk daur ulang)... 109

9. Penilaian antar kelompok produk daur ulang siswa... 112

10. Kisi-kisi soal uji coba... 114

11. Soal uji coba... 116

12. Rekapitulasi analisis soal uji coba ... 128

13. Kisi-kisi soal evaluasi (pretestdanposttest)... 130

14. Soal evaluasi (pretestdanposttest)... 131

15. Lembar jawaban siswa ... 137

16. Daftar nilai ulangan siswa... 140

17. Hasil analisis uji homogenitas sampel ( X4, X5, X6)... 141

18. Hasil analisis uji normalitas sampel ( X4 ) ... 142

19. Hasil analisis uji normalitas sampel ( X5 ) ... 143

20. Hasil analisis uji normalitas sampel ( X6 ) ... 144

21. Hasil analisis uji normalitaspretestkelas eksperimen 01 ... 145

22. Hasil analisis uji normalitaspretestkelas eksperimen 02 ... 146

23. Hasil analisis uji normalitaspretestkelas kontrol ... 147

24. Hasil analisis uji varianspretestkelas eksperimen 01 dan kontrol... 148

25. Hasil analisis uji varianspretestkelas eksperimen 02 dan kontrol... 150

26. Hasil analisis uji Tpretestkelas eksperimen 01 dan kontrol... 152

27. Hasil analisis uji Tpretestkelas eksperimen 02 dan kontrol... 153

(13)

xiii

31. Hasil analisis uji variansposttestkelas eksperimen 01 dan kontrol ... 157

32. Hasil analisis uji variansposttestkelas eksperimen 02 dan kontrol ... 158

33. Hasil analisis uji variansposttestkelas eksperimen 01 dan 02... 159

34. Hasil analisis uji Tposttestkelas eksperimen 01 dan kontrol ... 160

35. Hasil analisis uji Tposttestkelas eksperimen 02 dan kontrol ... 161

36. Hasil analisis uji Tposttestkelas eksperimen 01 dan 02... 162

37. N Gain rata-rata kelas eksperimen 01, 02 dan kontrol... 163

38. N Gain butir kelas eksperimen 01, 02 dan kontrol ... 164

39. Rubrik penilaian aktivitas siswa kelas eksperimen... 167

40. Rubrik penilaian aktivitas siswa kelas kontrol... 172

41. Contoh lembar observasi aktivitas siswa ... 176

42. Rekapitulasi penilaian aktivitas siswa kelas eksperimen 01 ... 182

43. Rekapitulasi penilaian aktivitas siswa kelas eksperimen 02 ... 184

44. Rekapitulasi penilaian aktivitas siswa kelas kontrol... 186

45. Rubrik penilaian angket tanggapan siswa ... 188

46. Contoh angket tanggapan siswa... 190

47. Rekapitulasi angket tanggapan siswa kelas eksperimen 01 ... 192

48. Rekapitulasi angket tanggapan siswa kelas eksperimen 02 ... 193

49. Tanggapan guru ... 195

50. Rubrik penilaian kinerja guru ... 195

51. Contoh penilaian kinerja guru... 197

52. Rekapitulasi penilaian kinerja guru... 199

53. Daftar nama siswa ... 201

54. Rekapitulasi nilai siswa materi perubahan lingkungan... 204

55. Rekapitulasi aktivitas dan hasil belajar siswa ... 206

56. Dokumentasi ... 209

57. Surat keputusan dosen pembimbing ... 212

(14)

1 A. Latar Belakang

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Muhibbin (2004) menjelaskan bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri. Baharuddin dan Wahyuni (2008) menjelaskan banyak faktor yang mempengaruhi belajar, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi kesuksesan pembelajaran terutama di sekolah adalah seorang guru. Guru dituntut dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang sedemikian rupa agar terjadi pencapaian tujuan belajar oleh peserta didik dan kesuksesan pembelajaran.

Biologi merupakan mata pelajaran yang berhubungan langsung dengan kehidupan manusia di bumi. Salah satu materi dari mata pelajaran biologi yang membahas hubungan manusia dengan lingkungan adalah Materi Perubahan Lingkungan untuk siswa kelas X pada Semester Genap. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi kelas X di MAN Kendal, materi ini seringkali dianggap sebagai materi yang mudah dan membosankan. Siswa enggan mempelajari materi ini lebih dalam. Padahal melalui materi ini, pendidikan karakter siswa dapat dibangun khususnya karakter peduli lingkungan.

(15)

lingkungan tidak cukup diajarkan kepada siswa dengan metode ceramah, namun diajarkan menggunakan metode yang menuntut siswa aktif selama pembelajaran (active learning) dan berpusat pada siswa (student-centered learning) sehingga siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri (Suharyanto 2009). Siswa berperan sebagai subjek sekaligus objek dalam kegiatan belajar mengajar, sedangkan guru sebagai fasilitator.

Kondisi di lapangan, belum semua guru mampu menyajikan suatu kegiatan belajar mengajar yang benar-benar mengaktifkan siswa. Kussavita (2007), Kusumajati (2010) dan Ayutika (2013) memaparkan kondisi yang sama berdasar penelitian mereka bahwa dalam KBM guru masih menggunakan metode yang monoton berupa ceramah, dimana metode ini kurang mengaktifkan dan melibatkan siswa secara langsung dalam pencarian konsep belajar secara mandiri. Hal serupa terjadi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kendal. Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan guru mata pelajaran biologi menunjukkan bahwa metode pembelajaran biologi yang digunakan guru masih banyak menggunakan metode yang berpusat pada guru (teacher-centered learning) dan belum adanya variasi metode pembelajaran. Metode ceramah yang dilakukan guru dibantu dengan media berupa slide power point yang ditayangkan pada layar LCD di depan kelas. Selama pembelajaran guru sudah menstimulasi siswa dengan pertanyaan dan diskusi sehingga diharapkan siswa dapat menemukan konsep secara mandiri.

(16)

pembuangan sampah dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang mendukung kegiatan belajar mengajar subbab pencemaran lingkungan.

Berdasar uraian tersebut, maka perlu adanya perbaikan proses pembelajaran yaitu bukan sekedar membahas materi dalam buku-buku pelajaran atau menginformasikan pengetahuan kepada siswa, melainkan menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengaktifkan siswa selama kegiatan belajar mengajar, pembelajaran berlangsung efektif namun tetap menyenangkan. Salah satu upaya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penerapan Active, Joyful and Effective Learning(AJEL) berbasisbioedutainment.

AJEL merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan guru untuk menciptakan pembelajaran yang variatif dan efektif. Perlunya perbaikan dalam segala proses pembelajaran dikarenakan berkembangnya kurikulum dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Pembelajaran berpusat kepada siswa, adanya scientific approach dan ditekankannya pendidikan karakter merupakan ciri khas dari Kurikulum 2013.

Pendekatan AJEL ini dirancang untuk mengaktifkan siswa, mengembangkan kreativitas sehingga pembelajaran berlangsung efektif namun tetap menyenangkan (Maaruf 2009). Berdasarkan penelitian Kusumajati (2010), penerapan AJEL juga dapat meningkatkan penguatan konsep bagi siswa di ranah afektif, psikomotorik, dan kognitif. Belajar dimaknai sebagai proses aktif untuk membangun pemahaman dari informasi dan pengalaman oleh peserta didik, dengan memperhatikan dan mengembangkan rasa ingin tahu, sehingga pembelajaran menjadi optimal. Pembelajaran dengan AJEL dilakukan dalam suasana yang menyenangkan sehingga siswa tidak takut salah, takut ditertawakan dan takut dianggap sepele, siswa menjadi aktif dalam pembelajaran membawa efek yang positif bagi siswa, guru serta sekolah.

(17)

keterampilan berkarya, kerjasama, permainan mendidik, kompetisi, tantangan, dan sportivitas. Semua dikemas dalam bentuk yang menghibur dan menyenangkan (Mulyani et al. 2008). Salah satu upaya yang dilakukan pada penelitian ini untuk memenuhi syarat joyful learning yaitu diterapkannya beberapa model pembelajaran yang menyenangkan tetapi tetap efektif selama kegiatan belajar mengajar dilaksanakan seperti time token, outdoor learning, dangallery walk.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah penerapanActive, Joyful and Effective Learning (AJEL) berbasis bioedutainment pada materi pencemaran lingkungan kelas X di MAN Kendal berpengaruh terhadapaktivitas dan hasil belajar siswa?”

C. Penegasan Istilah

Untuk mewujudkan suatu kesatuan berfikir, konsep yang diteliti bisa diukur dan menghindari kesalahan penafsiran, maka perlu ditegaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:

1. Active, Joyful, and Effective Learning(AJEL)

AJEL adalah salah satu komponen dari tiga program CLCC (Creating Learning Communities for Children). CLCC merupakan program kerjasama antara pemerintah dengan UNESCO dan UNICEF. Program tersebut memuat tiga komponen yaitu School Based Management (SBM), Community Participant (CP), dan Active, Joyful, and Effective Learning (AJEL). CLCC dikembangkan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan dalam sistem masyarakat yang terdesentralisasi (UNESCO UNICEF and Goverment of Indonesia 2003).

2. Penerapan StrategiBioedutainment

(18)

penerapannya melibatkan unsur utama ilmu dan penemu ilmu, ketrampilan berkarya, kerjasama, permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan dan sportivitas. Melalui penerapan strategi bioedutainment, aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik pada diri siswa dapat diamati.

Ciri dari penerapan strategi bioedutainment adalah siswa akan belajar biologi dengan gembira melalui kegiatan-kegiatan yang menyenangkan sehingga mental siswa mampu menerima konsep-konsep biologi. Kegiatan-kegiatan yang menyenangkan tersebut dapat dilakukan dalam bentuk permainan edukatif, eksperimen, dan berpetualang di sekitar lingkungan sekolah (Marianti 2006). Penerapan strategi bioedutainment pada penelitian ini yaitu pembelajaran dengan modeltime token, observasi di lapangan (outdoor learning), dangallery walk.

3. Model Time Token, Observasi Lapangan (Outdoor Learning), Gallery Walk

Pembelajaran dengan time token merupakan salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat melatih kemampuan berbicara siswa atau mengajarkan keterampilan sosial siswa (Widodo 2009). Model pembelajaran ini dapat menghindari siswa yang mendominasi pembicaraan atau siswa yang diam sama sekali karena siswa sudah diberi kesempatan masing-masing dengan waktu yang sama.

Outdoor learning merupakan salah satu strategi pembelajaran yang memanfaatkan alam sebagai sumber belajar. Melalui pemanfaatan alam sebagai sumber belajar memungkinkan siswa untuk belajar secara langsung mengenai fenomena alam berdasarkan pengamatannya sendiri sehingga proses pembelajaran lebih bermakna (Saptono 2011). Selain itu, pembelajaran di luar kelas juga dapat mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa tidak merasa jenuh selama pembelajaran, siswa menjadi lebih bersemangat dan pembelajaran menyenangkan akan tercipta.

(19)

Keunggulan model ini yaitu dalam pembelajaran siswa dapat berpartisipasi secara aktif, saling belajar dari teman, pembelajaran menjadi menyenangkan sehingga siswa menjadi termotivasi yang mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

4. Materi Perubahan lingkungan.

Materi perubahan lingkungan merupakan materi yang berkaitan dengan lingkungan sekitar. Pada KTSP 2006, materi ini memiliki istilah lain yaitu Pencemaran Lingkungan, dimana materi tersebut membahas tentang pola kegiatan manusia yang dapat menyebabkan pencemaran air, udara, tanah dan suara. Materi perubahan lingkungan pada penelitian ini merujuk pada Kurikulum 2013 Biologi SMA Semester Genap dengan materi pokok yaitu keseimbangan lingkungan dan daur ulang limbah. Sub materi pada keseimbangan lingkungan adalah kerusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan, sedangkan sub materi pokok pada daur ulang limbah adalah jenis-jenis limbah dan proses daur ulang.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penerapan Active, Joyful and Effective Learning (AJEL) berbasis bioedutainment pada materi perubahan lingkungan kelas X di MAN Kendal terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa

1. Siswa dapat menguasai kompetensi yang diinginkan dengan lebih mendalam.

2. Siswa dapat menumbuhkembangkan kompetensi yang dimiliki.

(20)

2. Bagi guru

1. Guru memiliki kreativitas dalam mengembangkan model pembelajaran biologi sehingga siswa dapat lebih aktif, suasana pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan, dan tercipta pembelajaran yang efektif. 2. Menciptakan hubungan yang komunikatif dan harmonis dengan siswa. 3. Bagi sekolah

(21)

8 A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pembelajaran Biologi

Menurut Darsono (2011) pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik, sedangkan arti pembelajaran secara khusus yaitu behavioristik, pembelajaran adalah usaha guru untuk membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). Oleh karena itu, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilannya supaya siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar. Keterampilan ini meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera, menerapkan sikap-sikap ilmiah dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan atau memecahkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari (Tessier 2007).

Interaksi siswa dengan lingkungannya dalam pembelajaran biologi merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan. Muller (2006) mengatakan bahwa pelajaran biologi yang hanya diajarkan dengan hafalan, maka siswa tidak akan mampu menggunakan pengetahuan mereka selama proses pembelajaran yang dikembangkan guru. Proses pembelajaran bukan sekedar membahas materi dalam buku-buku pelajaran atau menginformasikan pengetahuan kepada siswa, melainkan menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung kepada siswa. Kegiatan pembelajaran yang diciptakan berpusat pada peserta didik.

Agar tercipta pembelajaran biologi yang efektif, maka harus diperhatikan beberapa prinsip yang dapat diterapkan dalam pembelajaran biologi sebagai berikut (Saptono 2011):

a. student centered learning(pembelajaran berpusat pada siswa), b. learning by doing(belajar dengan melakukan sesuatu),

c. joyful learning(pembelajaran yang menyenangkan), d. meaningful learning(pembelajaran yang bermakna),

(22)

Salah satu prinsip yang dapat diterapkan untuk lebih memotivasi siswa agar mengikuti pembelajaran adalah Joyful learning (pembelajaran yang menyenangkan). Joyful learning ini dapat diterapkan dengan cara pemberian kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil (Maaruf 2009). Interaksi siswa dalam kelompok kecil saat melakukan kegiatan pembelajaran yang dipadu dengan permainan edukatif akan membuat siswa merasa senang mengikuti pembelajaran dan materi akan tersampaikan dengan baik.

2. Active, Joyful and Effective Learning(AJEL)

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus kepada peserta didik. Kesediaan dan kesiapan siswa dalam mengikuti proses demi proses dalam pembelajaran akan menimbulkan respon yang baik terhadap stimulus yang siswa terima dan proses pembelajaran. Hubungan stimulus dan respon akan menjadi lebih baik kalau menghasilkan hal-hal yang menyenangkan. Menurut Indriati (2012), efek menyenangkan akan memberikan kesan yang mendalam bagi peserta didik sehingga mereka cenderung akan mampu mempertahankannya dalam waktu yang lama (longterm memory). Pembelajaran akan menjadi lebih bermakna bila dapat dipertahankan dalam waktu yang lama, hal ini berarti peserta didik tidak sekedar mengingat tetapi juga memahaminya.

AJEL adalah salah satu komponen dari tiga program CLCC (Creating Learning Communities for Children). CLCC merupakan program kerjasama antara pemerintah dengan UNESCO dan UNICEF. Program tersebut memuat tiga komponen yaituSchool Based Management(SBM),Community Participant (CP), danActive, Joyful, and Effective Learning (AJEL). CLCC dikembangkan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan dalam sistem masyarakat yang terdesentralisasi (UNESCO UNICEF and Goverment of Indonesia 2003). Program ini dimulai pada tahun 1999 dan pada akhir tahun 2001 mulai diimplementasikan di 124 sekolah yang tersebar di empat propinsi: Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan NTT.

(23)

mempertanyakan, mengemukakan pendapat, berdiskusi, menyelidiki, bereksperimen dan sebagainya. Belajar memang merupakan suatu proses aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri, bukan pasif yang hanya menerima ceramah guru tentang materi pelajaran (Samsudin 2011). Menurut Aqib (2013) pada pembelajaran aktif, guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, mengungkapkan gagasan, serta siswa terlibat secara langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. Pembelajaran aktif dimaknai dengan pemberian kesempatan pada siswa untuk melakukan eksplorasi hasil pengalamannya (Silberman 2009). Belajar dimaknai sebagai proses aktif untuk membangun pemahaman dari informasi dan pengalaman oleh siswa sebagai subjek dan objek dalam kegiatan belajar mengajar.

Pembelajaran menyenangkan (joyful learning) adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada kegiatan belajar mengajar (Indriati 2012). Pembelajaran yang menyenangkan dapat memotivasi siswa untuk selalu ikut serta dalam setiap proses pembelajaran, sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang sedang diajarkan tanpa ada suatu paksaan dan tekanan. Pembelajaran menyenangkan dapat diwujudkan melalui permainan edukatif yang dilakukan siswa selama pembelajaran. Menurut Nisak (2011) permainan edukatif adalah permainan yang tidak hanya menjadikan siswa bermain tetapi juga mengajarkan nilai-nilai pendidikan yang berguna bagi perkembangannya.

(24)

dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (Wiyanto et al. 2007). Penguasaan pengetahuan yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari tentunya akan membuat pengetahuan tersebut lebih berdaya guna dan membuat siswa tidak sekedar mengingat materi tetapi juga memahami makna penting serta mengetahui dan merasakan manfaatnya dengan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Strategi PembelajaranBioedutainment

Bioedutainment (asal kata bio=biology, edu=education, dan tainment=entertainment), yakni merupakan strategi pembelajaran biologi yang menghibur dan menyenangkan melibatkan unsur ilmu/sains, proses penemuan ilmu (inkuiri), keterampilan berkarya, kerjasama, permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan, dan sportivitas (Mulyani et al. 2008). Strategi bioedutainmentdapat diterapkan dimana saja dan dengan menggunakan metode pembelajaran yang bermacam-macam. Macam model pembelajaran yang diterapkan seperti bermain peran, permainan edukatif, eksplorasi lingkungan sekolah, diskusi atau model pembelajaran lain yang sesuai dengan materi.

Tujuan dari bioedutainment adalah untuk menarik perhatian peserta didik dengan menggabungkan emosi untuk menghasilkan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Bahan dari bioedutainment adalah peserta didik yang termotivasi (Okan 2003). Tujuan hiburan dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis bioedutainment adalah agar pembelajaran terasa menyenangkan, sehingga peserta didik merasa “nyaman”, “aman”, “enjoy”, “santai”, dan pembelajaran tidak terkesan “tegang”, “menakutkan”, “tidak nyaman”, “terancam”, “tertekan”, dan lain-lain (Kusmaryono 2012).

(25)

agar dapat membuat suasana belajar yang menyenangkan dalam arti siswa tidak takut salah bereksperimen, siswa tidak khawatir ditertawakan kemampuannya.

Bioedutainment memiliki unsur hiburan yang dapat diaplikasikan dalam permainan yang kompetitif. Permainan membuat siswa termotivasi untuk mengeksplorasi kemampuannya. Menurut Cai et al (2006) penggunaan permainan dalam pembelajaran dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan siswa. Permainan juga mampu meningkatkan motivasi siswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya. Aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa dapat diamati selama pembelajaran dengan menerapkan strategi bioedutainment. Strategi ini menekankan kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi nyata, sehingga dapat membuka wawasan berfikir yang beragam dari seluruh siswa.

4. Model PembelajaranTime Token

Model pembelajaran time token merupakan salah satu contoh kecil dari penerapan pembelajaran demokratis di sekolah (Arends dalam Huda 2013). Proses pembelajaran yang demokratis adalah proses belajar yang menempatkan siswa sebagai subjek. Sepanjang proses belajar, aktivitas siswa menjadi titik perhatian utama, dengan kata lain siswa selalu dilibatkan secara aktif. Model time token digunakan untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan sosial siswa agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ±30 detik dan ±45 detik pada tiap siswa. Siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu kepada guru sebelum berbicara. Satu kupon untuk satu kesempatan berbicara. Siswa yang telah habis kuponnya, tidak boleh berbicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis.

(26)

mencapai tujuan pembelajaran yang lebih luas terutama ketuntasan belajar siswa.

Langkah-langkah pembelajaran time token menurut Huda (2013) adalah sebagai berikut:

a. guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi inti yang harus tercapai,

b. guru mengondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi klasikal, c. guru membagi tugas pada siswa,

d. guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ±30 detik dan ±45 detik pada tiap siswa,

e. guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara atau memberi komentar. Satu kupon untuk satu kesempatan berbicara. Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh berbicara lagi, siswa yang masih memegang kupon harus berbicara sampai kuponnya habis. Demikian seterusnya hingga semua anak berbicara,

f. guru memberikan sejumlah nilai berdasarkan waktu yang digunakan tiap siswa dalam berbicara.

5. Observasi Lapangan (Outdoor Learning)

(27)

yang dilakukan di alam akan dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh setiap individu yaitu akan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran.

Pembelajaran luar ruang ini difokuskan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi, dan mendapatkan keterampilan-keterampilan dengan bimbingan guru. Beberapa keterampilan tersebut meliputi kepemimpinan, perencanaan, pemecahan masalah, kerjasama dalam kelompok dan strategi perencanaan. Dalam pembelajaran luar ruangan membutuhkan sumber belajar untuk membantu mempermudah siswa dalam mencapai pemahaman materi pembelajaran yang diajarkan. Pembelajaran sains di luar ruangan ini terdiri dari tiga bagian pengamatan lingkungan, yaitu pengamatan lingkungan, pengamatan tumbuhan dan pengamatan hewan (Amin 2008). Penelitian Astuti (2008) menyatakan bahwa proses pembelajaran biologi dapat berkualitas dengan menggunakan pembelajaran luar ruang pada materi keanekaragaman hayati yang terbukti dari tingginya aktivitas belajar siswa, pencapaian hasil belajar yang optimal, dan kinerja guru yang baik.

Menurut Saptono (2011), pembelajaran luar ruang ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah:

a. siswa belajar dalam kondisi yang menyenangkan , tidak membosankan, b. strategi ini didasarkan padalearning by doing,

c. siswa dapat berinteraksi langsung dengan keadaan alam nyata, sehingga seluruh indera yang dimilikinya akan difungsikan,

d. siswa dapat melihat/mengamati secara langsung fenomena alam di sekitar sekolahnya. Jadi secara induktif siswa akan mengumpulkan fakta-fakta dan selanjutnya siswa akan membangun makna terhadap pengamatannya.

Adapun kekurangannya adalah:

a. pengelolaan siswa yang merepotkan guru,

b. belum tentu setiap sekolah memiliki lahan yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar,

(28)

Pembelajaran ini mengajak peserta didik mengenal obyek, gejala dan permasalah, menelaahnya dan menemukan simpulan atau konsep tentang sesuatu yang dipelajarinya. Konseptualisasi dan pemahaman diperoleh peserta didik secara tidak langsung dari guru atau buku, akan tetapi melalui kegiatan ilmiah, seperti mengamati, mengumpulkan data, membandingkan, memprediksi, membuat pertanyaan, merancang kegiatan, membuat hipotesis, merumuskan simpulan berdasar data dan membuat laporan secara komprehensif. Secara langsung peserta didik melakukan eksplorasi terhadap fenomena alam yang terjadi. Fenomena tersebut dapat ditemui di lingkungan sekeliling peserta didik atau fenomena tersebut dibawa ke dalam pembelajaran di kelas. Visualisasi terhadap fenomena alam (biologi) akan sangat membantu peserta didik untuk mengamati sekaligus memahami gejala atau konsep yang terjadi (Mulyani et al 2008).

6. PembelajaranGallery walk

Gallery walk adalah salah satu model pembelajaran active learning yang bisa diterapkan di kelas yang mampu meningkatkan keaktifan dan interaksi siswa dalam pembelajaran. Francek (2006) menuliskan bahwa Gallery walk merupakan suatu teknik diskusi yang membuat siswa keluar dari tempat duduk mereka dan aktif dalam mengumpulkan konsep kalimat penting, menulis dan berbicara di depan umum. Teknik ini juga menanamkan kemampuan mendengar dan membangun kelompok. Silberman (2009) mengemukakan bahwa Gallery walkatau galeri belajar merupakan suatu cara untuk menilai dan mengingat apa yang telah siswa pelajari selama ini. Berdasarkan uraian tersebut, Gallery walk merupakan suatu model pembelajaran yang mampu mengakibatkan daya emosional siswa menemukan pengetahuan baru dan dapat mempermudah daya ingat siswa jika sesuatu ditemukan itu dilihat secara langsung. Gallery walkjuga dapat memotivasi keaktifan siswa dalam proses belajar.

(29)

dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat suatu karya dan melihat langsung kekurangpahamannya dengan materi tersebut dengan menilai hasil karya teman. Penggalerian hasil kerja dilakukan pada saat siswa telah mengerjakan tugas yang diperoleh saat eksplorasi dari sumber belajar untuk dipajang di kelas. Setelah semua kelompok melaksanakan tugasnya, guru memberikan kesimpulan dan klarifikasi sekiranya ada yang perlu diluruskan dari pemahaman siswa. Dengan demikian mereka dapat belajar dengan lebih menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan bisa tercapai (Azizah 2010).

Tujuan Gallery walk yaitu untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, membangun kerjasama kelompok (cooperative learning), penyampaian materi menggunakan bahasa siswa sendiri sehingga akan lebih mudah dimengerti, meningkatkan kemampuan siswa untuk saling memberi apresiasi dan koreksi dalam belajar, serta memberi kesempatan kepada siswa untuk mengkaji apa yang didapat dari pelajaran (Francek 2006). Kelebihan pembelajaran Gallery walk adalah sebagai berikut:

a. siswa terbiasa membangun budaya kerjasama memecahkan masalah dalam belajar,

b. terjadi sinergi saling menguatkan pemahaman terhadap tujuan pembelajaran, c. membiasakan siswa bersikap menghargai dan mengapresiasikan hasil

belajar temannya,

d. mengaktifkan fisik dan mental siswa selama proses belajar, e. membiasakan siswa memberi dan menerima kritik,

f. siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat membantu menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

Sanjaya (2008) menuliskan langkah-langkah penerapan Gallery walk dalam

pembelajaran sebagai berikut:

a. guru membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang perkelompok,

(30)

c. siswa dalam bimbingan guru menyelesaikan tugas untuk membuat media presentasi tersebut dalam waktu yang telah ditentukan,

d. hasil karya siswa dari setiap siswa ditempel di dinding kelas,

e. setiap kelompok membagi tugas satu atau dua orang menjaga stand dan yang lainnya berkunjung ke kelompok lain untuk melihat hasil karyanya. Penjaga stand harus melayani pengunjung dengan ramah menjelaskan semua materi yang dikuasainya. Pengunjung juga harus mendengarkan penjelasan dan menjawab semua pertanyaan kuis yang diberikan penjaga stand. Selanjutnya pengunjung stand berpindah ke stand kelompok lain hingga semuastanddikunjungi. Pada putaran terakhir kedua posisi berganti, panjagastandmenjadi pengunjung dan begitu juga sebaliknya.

f. secara bergantian setiap kelompok saling mengamati hasil karya kelompok lainnya dan diminta untuk memberikan komentar terhadap hasil karya kelompok lainnya,

g. guru dan siswa melakukan evaluasi dan refleksi, h. penutup.

Sintaks pembelajaranGallery walkmenurut Silberman (2009) yaitu:

a. tahap exploring, meliputi: eksplorasi dari berbagai sumber belajar dan siswa,

b. tahap planning, meliputi: perencanaan membuat media presentasi, soal, alokasi waktu, dan pembagian tugas-tugas untuk masing-masing kelompok, c. tahapproducing, meliputi: pembuatan media presentasi dan diskusi

d. tahapcommunicating, meliputi: mengkomunikasikan/mempresentasikan apa yang sudah dipelajari, menanggapi, dan bertanya melalui perannya sebagai penjaga maupun pengunjungstand,

e. tahapreflecting, meliputi: membuat kesimpulan dan mengevaluasi jalannya pembelajaran.

(31)

keras untuk menyelesaikan tugas itu, rasa ingin tahu siswa yang sangat tinggi untuk bertanya dan mereka banyak mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari mereka.

7. Materi Perubahan lingkungan

Materi perubahan lingkungan merupakan materi yang sangat esensial untuk dipelajari. Terutama agar peserta didik peduli dengan lingkungan, khususnya masalah limbah dan pencemaran lingkungan. Materi ini sering dianggap mudah dan membosankan sehingga siswa enggan mempelajarinya lebih mendalam.

Materi perubahan lingkungan merupakan materi yang berkaitan dengan lingkungan sekitar. Pada KTSP 2006, materi ini disebut dengan istilah lain yaitu Pencemaran Lingkungan, dimana materi tersebut membahas tentang pola kegiatan manusia yang dapat menyebabkan pencemaran air, udara, tanah dan suara. Materi perubahan lingkungan pada penelitian ini merujuk pada Kurikulum 2013 Biologi SMA Semester Genap dengan materi pokok yaitu keseimbangan lingkungan dan daur ulang limbah. Sub materi pada keseimbangan lingkungan adalah kerusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan, sedangkan sub materi pokok pada daur ulang limbah adalah jenis-jenis limbah dan proses daur ulang.

Indikator kognitif yang dapat menggambarkan pencapaian kompetensi inti pada materi perubahan lingkungan ini yaitu:

a. menemukan faktor-faktor penyebab perubahan lingkungan,

b. menemukan masalah perubahan lingkungan akibat aktivitas manusia, c. mengidentifikasi macam-macam pencemaran lingkungan,

d. menjelaskan akibat yang timbul dari perubahan lingkungan,

e. mendeskripsikan upaya pencegahan serta solusi masalah pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan,

f. memberikan contoh bahan polutan dan dampaknya terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup.

8. Aktivitas Siswa

(32)

ditentukan oleh aktivitas fisik semata, akan tetapi juga ditentukan aktivitas nonfisikseperti mental, intelektual, dan emosional.

Seorang siswa itu berfikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti siswa itu tidak berfikir. Oleh karena itu, agar siswa berfikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Berfikir pada taraf verbal baru akan timbul setelah siswa itu berfikir pada taraf perbuatan.

Aktivitas belajar menurut Sardiman (2009) dapat digolongkan sebagai berikut:

a. aktivitas visual (visual activities), diantaranya aktivitas membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. b. aktivitas bicara (oral activities), seperti menyatakan, merumuskan, bertanya,

memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

c. aktivitas mendengarkan (listening activities), sebagai contoh mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

d. aktivitas menulis (writing activities), seperti menulis cerita, karangan, laporan, menyalin angket.

e. aktivitas menggambar (drawing activities), misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

f. aktivitas motorik (motor activities), antara lain melakukan percobaan, membuat konstruksi, mode mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

g. aktivitas mental (mental activities), misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. h. aktivitas emosional (emotional activities), seperti menaruh minat, merasa

bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. 9. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Sedangkan menurut Sudjana (2005), hasil belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.

(33)

mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dalam pembelajaran dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Catharina 2007).

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak dapat terlepas dari faktor-faktor yang memepengaruhi hasil belajar. Menurut Maaruf (2009) faktor-faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar antara lain:

a. pemahaman siswa terhadap tujuan belajar, b. minat dan bakat siswa terhadap bahan belajar, c. kesehatan siswa,

d. kecakapan siswa dalam mengikuti pelajaran, e. sikap dan kebiasaan belajar,

f. motivasi belajar.

Hasil belajar dinilai dari tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik:

a. Ranah kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan penilaian.

b. Ranah afektif

Tujuan pemebelajaran ini berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan niat. Kategori tujuan pembelajaran afektif ini adalah penerimaan, tanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup.

c. Ranah psikomotorik

(34)

B. Kerangka Berpikir

C. Hipotesis

[image:34.595.67.559.138.550.2]

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan Active, Joyful and Effective Learning (AJEL) berbasis bioedutainment pada materi perubahan lingkungan kelas X berpengaruh positif terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir

• Metode pembelajaran Teacher Centered Learning (TCL) dan belum ada variasi model pembelajaran.

• Pembelajaran pada materi perubahan lingkungan selama ini masih menggunakan metode konvensional yang dilaksanakan di dalam kelas.

• Guru sudah berusaha menyampaikan materi denganslide powerpoint yang menarik. • Guru sudah memberikan kesempatan berdiskusi dan bertanya kepada siswa.

• Aktivitas siswa rendah (28%). Siswa aktif tetapi aktif di luar konsep materi yang diajarkan dan sedang dipelajari.

• Ketuntasan klasikal rendah (47%).

• Minat belajar siswa rendah. • Siswa pasif dalam pembelajaran. • Siswa tidak fokus selama KBM

• Aktivitas rendah. • Hasil belajar rendah.

Siswa tertarik dan fokus dalam pembelajaran.

Aktivitas dan hasil belajar tinggi.

Penerapan Active, Joyful, and Effective Learning (AJEL) berbasis bioedutainment untuk materi perubahan lingkungan.

Ada potensi lokal sebagai sumber belajar

(35)

22 A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kendal kelas X pada semester genap Tahun Ajaran 2013/2014.

B. Populasi dan Sampel 1) Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kelas X MAN Kendal Tahun Ajaran 2013/2014 yang terdiri dari dua belas kelas yaitu kelas X 1,X 2, X 3, X 4, X 5, X 6, X 7, X 8, X 9, X 10, X 11 dan X 12.

2) Sampel

Sampel diambil sebanyak tiga kelas, satu kelas sebagai kelas kontrol dan dua kelas sebagai kelas eksperimen. Data dari MAN Kendal menunjukkan ada dua macam kelas yaitu kelas unggulan dan kelas regular, X1 sampai X3 adalah kelas unggulan dengan KKM 73, sedangkan X4 sampai X12 adalah kelas regular dengan KKM 72. Nilai KKM yang hanya terpaut sedikit menjadi dasar dilakukannya uji homogenitas dan uji normalitas untuk mengetahui bahwa sampel kelas yang digunakan adalah homogen dan berdistribusi normal. Calon sampel kelas diambil dengan pemilihan guru mata pelajaran biologi kelas X oleh kepala sekolah MAN Kendal yaitu kelas X1 sampai X6 yang diajar oleh guru yang sama. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dikarenakan adanya kelas unggulan dan kelas reguler. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X 5 sebagai kelas kontrol dan X 4 dan X 6 sebagai kelas eksperimen.

C. Variabel Penelitian

1) Variabel bebas : Active, Joyful and Effective Learning (AJEL) berbasisBioedutainment.

(36)

D. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Design (eksperimen semu) karena kelompok-kelompok yang terpilih masih dapat berhubungan dan berada pada keadaan apa adanya yaitu sudah tebentuknya kelompok siswa dalam satu kelas (Ary et al. 2010). Penelitian ini dilaksanakan di tiga kelas terpilih, dua kelas diberi perlakuan berupa penerapan AJEL berbasisbioedutainment, serta satu kelas yang lain dengan pembelajaran menggunakan metode ceramah dan media presentasi power point.

[image:36.595.269.402.463.525.2]

Desain yang digunakan adalah Non-randomized Control Group Pretest-Posttest Design dengan mempertimbangkan bahwa melakukan penelitian lapangan hampir tidak mungkin dan sulit untuk memenuhi kriteria alokasi perlakuan subjek secara random. Karena adanya pretest, maka pada desain penelitian tingkat kesetaraan kelompok turut diperhitungkan. Pretest dalam desain penelitian ini juga dapat digunakan untuk pengontrolan secara statistik (statistical control) serta dapat digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap capaian skor (gain score). Pola penelitian disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Pola penelitianNon-randomized Control Group Pretest-Posttest Design(Aryet al. 2010).

Keterangan:

E = kelompok kelas eksperimen K = kelompok kelas kontrol Y1 dan Y3 = nilaipretest

Y2dan Y4 = nilaiposttest

X = pembelajaran dengan AJEL berbasisbioedutainment Ketiga kelas diukur tingkat aktivitas menggunakan lembar observasi dan hasil belajar menggunakanpretest-posttest. Untuk mengetahui apakah rata tingkat hasil belajar kelas eksperimen lebih besar dibandingkan rata-rata tingkat hasil belajar kelas kontrol di gunakan uji t satu pihak, besar

(37)

peningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah pemberian perlakuan dilakukan uji gain ternormalisasi dan tingkat aktivitas siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol dianalisis secara deskriptif persentase.

E. Prosedur Penelitian 1) Persiapan penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah : a. Melakukan observasi awal

Observasi awal dilakukan untuk mengetahui metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran biologi berlangsung di kelas X MAN Kendal. Hasil observasi awal melalui pengamatan dan wawancara menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih berpusat pada guru karena metode pembelajaran yang digunakan masih berupa ceramah. b. Pengujian homogenitas dan normalitas sampel untuk mengetahui bahwa

semua kelas adalah homogen dan berdistribusi normal. 1) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan uji Barlett:

a) Menentukan hipotesis

Ho: varian kedua kelas adalah homogen (σ =σ ) Ha: varian kedua kelas adalah tidak homogen (σ σ )

b) Menentukan standar deviasi (varian) untuk masing-masing kelas (Arikunto 2010):

= X

( X)

c) Menghitung harga satuan B

(38)

d) Menghitung nilai statistik chi-kuadrat (X2)

= (ln 10) ( 1)

Keterangan :

n1 = jumlah siswa

= kuadrat simpangan baku e) Menentukan kriteria penerimaan Ho

Ho diterima jika : < ( )( ) dengan taraf signifikansi 5% dk = (k-1), k merupakan banyaknya kelas (Sudjana 2005).

2) Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Langkah-langkah uji normalitas menurut Sudjana (2005) sebagai berikut:

a) Menentukan hipotesis

Ho : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal Ha : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal b) Menentukan

( )

Dengan:

= hasil penelitian = hasil yang diharapkan = chi kuadrat

c) Membandingkan harga dengan harga . Harga diperoleh dari tabel chi kuadrat dengan dk = k-1

d) Menentukan kriteria penerimaan hipotesis Ho diterima jika :

< ( );( ), dengan k = banyak kelompok e) Menentukan simpulan

(39)

dengan cara purposive sampling. Teknik ini dipilih karena mempertimbangkan adanya kelas unggulan dan regular serta adanya faktor pemilihan guru.

d. Merancang dan menyusun perangkat pembelajaran yaitu silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Rencana pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini terdiri dari 6 kali pertemuan (9JP) dengan masing-masing 3JP/minggu, 1JP terdiri dari 45 menit.

e. Membuat instrumen penelitian

Instrumen penelitian terdiri atas LDS, LKS, lembar penilaian laporan siswa, lembar penilaiantime tokendangallery walk.

f. Menyusun alat evaluasi belajar dan lembar observasi aktivitas siswa saat pembelajaran, lembar keterlaksanaan pembelajaran berupa angket.

Alat evaluasi hasil belajar siswa berupa soal obyektif dalam bentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban yang diberikan saat pretest dan posttest untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari. Soalpretest dan posttestterdiri dari 30 soal dengan waktu mengerjakan 45 menit. Soal untuk uji coba dibuat sebanyak 60 butir soal. Uji coba soal evaluasi, dilakukan setelah perangkat tes di susun dan diuji cobakan diluar sampel penelitian. Tujuan uji coba adalah untuk menentukan soal yang layak digunakan sebagai alat pengambilan data. Indikator kelayakan adalah hasil perhitungan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.

Lembar observasi aktivitas siswa, lembar tanggapan siswa, lembar tanggapan guru, dan lembar keterlaksanaan pembelajaran berupa lembar observasi kinerja guru beserta rubrik kriterianya disusun guna menguji keefektifan pelaksanaan pembelajaran.

g. Melakukan uji instrumen penelitian

(40)

cukup, baik, atau baik sekali. Soal-soal yang tidak valid dan mempunyai daya pembeda jelek tidak dapat digunakan. Hasil uji coba soal selanjutnya dianalisis.

Metode analisis instrumen yang digunakan untuk menganalisis soal yaitu dengan rumus validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran menggunakan program ANATES.

1. Validitas butir soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu tes dikatakan valid jika data yang diperoleh dapat memberikan gambaran secara benar sesuai dengan kenyataan atau keadaan sesungguhnya (Arikunto 2010).

Rekapitulasi hasil analisis validitas butir soal uji coba yang telah dianalisis disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1 Rekapitulasi validitas butir soal uji coba materi perubahan lingkungan.

No. Kategori Soal Nomor Soal Jumlah

1. Valid 1, 5, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 20, 22, 24, 25, 27, 28, 30, 31, 32, 34, 35, 37, 38, 40, 41, 42, 46, 47, 49, 51, 52, 53, 54, 55, 59, 60.

36

2. Tidak valid 2, 3, 4, 6, 7, 10, 15, 16, 19, 21, 23, 26, 29, 33, 36, 39, 43, 44, 45, 48, 50, 56, 57, 58.

24

*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12 halaman 126-127 2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Suatu tes dapat dikatakan reliabel (dapat dipercaya) jika memberikan hasil yang tetap apabila digunakan berkali-kali Arikunto (2010).

Kriteria reliabilitas instrument soal tes yang digunakan adalah sebagai berikut:

r < 0,2 : sangat rendah 0,2≤ r < 0,4 : rendah

0,4≤ r < 0,6 : sedang 0,6≤ r < 0,8 : tinggi

[image:40.595.159.534.396.507.2]
(41)

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa semua soal uji coba bersifat reliabel karena rhitung(0,80) > rtabel(0,66) dan termasuk pada kriteria tinggi. Hasil perhitungan reliabilitas soal dapat dilihat pada Lampiran 17.

3. Taraf kesukaran soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar (Arikunto 2010). Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00-1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Makin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu (Rudyatmi 2012). Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi tingkat kesukaran soal uji coba materi perubahan lingkungan.

No. Kategori soal Nomor soal Jumlah

1. Sangat mudah 2, 5, 16, 19, 26, 31, 35, 39, 44, 46, 52, 56, 59, 60.

14

2. Mudah 25, 27, 34, 37, 40, 41, 50, 54. 8

3. Sedang 1, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 17, 20, 21, 24, 28, 30, 32, 33, 38, 38, 42, 47, 48, 49, 51, 53, 55.

24

4. Sukar 18, 22, 23, 45. 4

5. Sangat sukar 3, 4, 6, 13, 14, 15, 29, 43, 57, 58. 10 *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12 halaman126-127

4. Daya pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa-siswa yang pandai saja.

Kriteria daya pembeda yang digunakan adalah sebagai berikut: DP antara 0,00–0,20 : jelek

DP antara 0,21–0,40 : cukup DP antara 0,41–0,70 : baik DP antara 0,71–1,00 : sangat baik

(42)
[image:42.595.159.517.95.237.2]

Tabel 3 Rekapitulasi daya pembeda soal uji coba materi perubahan lingkungan.

No. Kategori soal Nomor soal Jumlah

1. Sangat baik 18, 30. 2

2. Baik 11, 12, 13, 14, 20, 24, 28, 32, 35, 38, 40, 41, 42, 47, 49, 51, 53, 54, 55, 60.

20

3. Cukup 1, 5, 8, 9, 22, 25, 27, 31, 37, 45, 48, 50, 52, 59.

14 4. Jelek 2, 3, 4, 6, 7, 10, 15, 16, 17, 19, 21,

23, 26, 29, 33, 34, 36, 39, 43, 44, 46, 56, 57, 58

24

*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12 halaman 126-127 Berdasar hasil analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda, terdapat beberapa soal yang digunakan dan tidak digunakan untuk mengevaluasi. Adapun nomor soal uji coba yang digunakan dan tidak digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Nomor butir soal uji coba yang digunakan dan tidak digunakan pada materi perubahan lingkungan.

Kriteria Nomor butir soal

Digunakan 1, 5, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 18, 20, 24, 25, 27, 28, 30, 32, 35, 37, 38, 40, 41, 42, 46, 47, 49, 51, 53, 54, 55, 60.

Tidak digunakan 2, 3, 4, 6, 7, 10, 15, 16, 17, 19, 21, 22, 23, 26, 29, 31, 33, 34, 36, 39, 43, 44, 45, 48, 50, 52, 56, 57, 58, 59.

*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12 halaman 126-127 2) Tahap Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan dalam 6 kali pertemuan (9 JP) yang tersusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

a. memberikan pretest/evaluasi awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum pembelajaran berlangsung untuk menjajaki kemampuan awal siswa,

b. melaksanakan pembelajaran sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada kelas ekperimen dan kelas kontrol,

(43)

d. memberikan posttest/evaluasi akhir untuk menilai aspek kognitif siswa. Evaluasi ini berupa tes tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda,

e. Memberikan angket tanggapan siswa dan guru pada akhir pembelajaran.

3) Tahap Akhir Penelitian

Setelah dilaksanakan penelitian, maka selanjutnya yaitu: a. mengumpulkan seluruh data kualitatif dan data kuantitatif,

b. mengolah data yang terkumpul dengan menggunakan teknik analisis data,

c. proses penulisan hasil penelitian dan pembahasan, d. proses penarikan kesimpulan.

F. Data dan Metode Pengumpulan Data 1) Jenis Data

Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan kualitatif yang terdiri dari:

a. Data Utama

Data utama dalam penelitian ini adalah hasil observasi pengaruh penerapan Active, Joyful, and Effective Learning (AJEL) berbasis bioedutainment terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Active Learning diamati melalui keaktifan dan respon siswa selama KBM berlangsung. Joyful learning diukur dan dianalisis melalui angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan serta melalui observasi langsung oleh observer. Effective learning dilihat, diukur dan dianalisis pada hasil belajar siswa. Lembar observasi dan angket terlampir.

b. Data Pendukung

(44)

pembelajaran berupa lembar observasi kinerja guru selama pembelajaran.

2. Metode Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi, observasi, angket, tes dan non-tes.

a. Data nama siswa untuk uji tahap awal diperoleh dengan dokumentasi dari guru.

b. Data hasil observasi ada tiga kategori, Active learning diamati melalui keaktifan dan respon siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Joyful learning diukur dan dianalisis melalui angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan serta melalui observasi langsung oleh observer. Effective learning dilihat, diukur dan dianalisis pada hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa diperoleh melalui pemberian tes evaluasi akhir, nilai laporan observasi, nilai gallery walkbeserta produk daur ulang, nilai keaktifan dan aktivitas siswa, nilai LDS dan LKS.

c. Data keaktifan dan aktivitas siswa dalam pembelajaran diperoleh melalui lembar observasi.

d. Data tentang keterlaksanaan pembelajaran berupa kinerja guru dalam pembelajaran diperoleh dengan menggunakan lembar observasi kinerja guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

e. Data tentang tanggapan siswa dan guru diperoleh dengan angket tanggapan siswa.

(45)
[image:45.595.121.518.151.356.2]

Tabel 5 Data dan cara pengumpulan data penelitian penerapanActive, Joyful, and Effective Learning (AJEL) berbasis bioedutainment pada materi perubahan lingkungan.

G. Metode Analisis Data 1) Analisis Tes Tahap Awal

Nilaipretest= x100

maksimal skor jumlah diperoleh yang akhir evaluasi skor jumlah

Nilaipretestdianalisis dengan cara sebagai berikut: a. Uji normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi secara normal atau tidak (Sudjana 2005). Setelah mendapatkan data awal dari nilaipretest, kemudian dua kelas diuji apakah data awal kedua kelas sampel berdistribusi normal atau tidak.

Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: Ho : data berdistribusi normal

Ha : data tidak berdistribusi normal

Untuk mengetahui distribusi data yang akan diperoleh dilakukan uji normalitas dengan chi kuadrat menurut Sudjana (2005), yaitu:

χ = (O E ) E No. Variabel Pengambilan

data Instrumen Subjek Waktu

1. Hasil belajar Tes Soal tes

pilihan ganda

Siswa Awal dan akhir

pembelajaran

2. Aktivitas Observasi Lembar

observasi

Siswa Selama proses

pembelajaran

3. Keterlaksanaan

Pembelajaran

Observasi Lembar

observasi

Guru Selama proses

pembelajaran

4. Tanggapan guru Wawancara Lembar

pertanyaan wawancara Guru Setelah pembelajaran selesai 5. Tanggapan siswa Angket Lembar Angket Siswa Setelah pembelajaran selesai

6. Perilaku siswa Observasi Lembar

observasi

Siswa Selama proses

(46)

Keterangan: X2= chi kuadrat

Ei = frekuensi yang diharapkan Oi = frekuensi pengamatan

Harga yang diperoleh dikonsultasikan dengan nilai pada tabel dengan taraf signifikansi 5%. Jika harga hitung< tabel, maka data tersebut berdistribusi normal.

b. Uji Kesamaan Dua Varians

Uji kesamaan dua varians digunakan untuk mengetahui kesamaan dua varians antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol (Sudjana 2005). Dua kelompok dikatakan homogen jika kedua kelompok mempunyai varians yang sama. Hipotesis yang akan diuji:

: = , artinya kedua varians kelompok sama : , artinya varians kedua kelompok tidak sama

Untuk menguji kesamaan dua varians rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Fhitung= Keterangan:

Vb : Varians yang lebih besar Vk : Varians yang lebih kecil

Untuk menguji apakah kedua varians tersebut sama atau tidak, maka Fhitung dikonsultasikan dengan Ftabel dengan

α

= 5% dengan dk pembilang adalah banyaknya data terbesar dikurangi satu dan dk penyebut adalah banyaknya data yang terkecil dikurangi satu. Jika F hitung < F Tabel α = 5%, maka Ho diterima yang berarti kedua kelas tersebut mempunyai varians yang sama atau dikatakan homogen (Sudjana 2005).

c. Uji Kesamaan Dua Rerata (Uji beda dua pihak)

(47)

Ho : μ 1=μ 2, tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

Ha :μ 1 μ 2, ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

Oleh karena itu, untuk menguji hipotesis digunakan rumus menurut Sudjana (2005), sebagai berikut:

dengan

Keterangan:

1 = rata-rata nilaipre testkelas eksperimen 2 = rata-rata nilaipre testkelas kontrol

= simpangan baku gabungan

= simpangan baku kelas eksperimen = simpangan baku kelas kontrol = jumlah anggota kelas eksperimen = jumlah anggota kelas control

Dari thitung dikonsultasikan dengan tabel dk = ( + 2) dengan peluang (1-1/2 ) dan taraf signifikan α=5%. Dengan kriteria pengujian Ho diterima jika -t(1-1/2α) < t < t(1-1/2α), artinya tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

2. Analisis Data Hasil Akhir

a. Analisis Data Hasil Belajar Siswa 1) Menghitung nilaiposttest

Nilaiposttestsiswa diperoleh dari rumus: Nilaiposttest=

Selanjutnya untuk mengetahui apakah tingkat hasil belajar kelas eksperimen lebih besar dibandingkan rata-rata tingkat hasil belajar kelas kontrol, dilakukan ujigainternormalisasi

2) UjiGainTernormalisasi

(48)

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan rumusgain ternormalisasi sebagai berikut:

g =

Spost–Spre

100% - Spre

Keterangan:

g = besarnya faktor g

Spre = Skor rata-ratapretest(%)

Spos = Skor rata-ratapostest(%)

Besarnya faktor (g) dikategorikan sebagai berikut :

Tinggi = g > 0,7 atau dinyatakan dalam persen g > 70%

Sedang = 0,3 < g ≤ 0,7 atau dinyatakan dalam persen 30% < g ≤ 70%

Rendah = g≤0,3. atau dinyatakan dalam persen g≤ 30%

Setelah nilai gain kelas kontrol dan eksperimen didapat, kemudian diujikan dengan ujit test.

3) Uji Beda Satu Pihak

Pengaruh pemberian perlakuan (nilai akhir) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis dengan uji beda, menggunakan uji t satu pihak. Hipotesis untukuji t satu pihakadalah

Ho: μ 1=μ 2, peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen tidak lebih baik dari peningkatan hasil belajar pada kelas kontrol.

Ha: μ 1>μ 2, peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen lebih baik dari peningkatan hasil belajar pada kelas kontrol.

Oleh karena itu, untuk menguji hipotesis digunakan rumus menurut Sudjana (2005), sebagai berikut.

dengan

Keterangan :

x1 = rata-ratagainkelas perlakuan x2 = rata-ratagainkelas kontrol S1 = simpangan baku kelas perlakuan S2 = simpangan baku kelas kontrol S12= varian baku kelas perlakuan

(49)

S22= varian baku kelas kontrol n1 = jumlah anggota kelas perlakuan n2 = jumlah anggota kelas kotrol

Dari t hitung dikonsultasikan dengan tabel dk = (n1 + n2 − 2) dengan peluang (1-α) dan taraf signifikan α=5%. Dengan kriteria pengujian Ho diterima jika t < - t(1-α) atau t > t(1-α), artinya tidak ada perbedaan rata –rata yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Sedangkan Ha diterima t mempunyai harga lain artinya gain (peningkatan hasil belajar) kelas eksperimen lebih besar daripadagainkelas kontrol (Sudjana 2005). 4) Menghitung persentase ketuntasan siswa secara klasikal dengan rumus:

Tuntas belajar klasikal = x100%

siswa n keseluruha jumlah 72 mendapat yang siswa jumlah ≥

b. Analisis Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa dianalisis dengan cara: 1) Aktivitas siswa secara individual:

% = x100%

maksimal skor jumlah diperoleh yang skor jumlah Kriteria aktivitas:

86–100% = sangat aktif

71–85% = aktif

56–70% = cukup aktif

41–55% = kurang aktif

25–40% = tidak aktif

2) Aktivitas siswa secara klasikal:

%= x100%

siswa n keseluruha jumlah aktif minimal kriteria dengan siswa jumlah

Penelitian ini dikatakan berhasil jika secara klasikal sebanyak > 75% siswa minimal mencapai kriteria aktif dan sangat aktif.

c. Analisis Data Tanggapan Siswa

Data tanggapan siswa dianalisis dengan cara: 1) Tanggapan siswa pada setiap aspek

(%)= x100%

(50)

Kriteria tanggapan:

86–100% = tanggapan sangat baik 71–85%

Gambar

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir
Gambar 2. Pola penelitian Non-randomized Control Group Pretest-PosttestDesign (Ary et al
Tabel 1 Rekapitulasi validitas butir soal uji coba materi perubahan
Tabel 3 Rekapitulasi daya pembeda soal uji coba materi perubahan lingkungan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

44 Sedangkan rukyat hilal dalam konteks penentuan awal bulan Kamariah adalah melihat hilal dengan mata telanjang atau dengan alat yang dilakukan setiap akhir bulan atau

Serta untuk Untuk variable daya tahan otot lengan, hasil tes menunjukkan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil memanah jarak 30 meter, dengan

Pengembangan kurikulum dilakukan secara berkelanjutan berarti bahwa kurikulum dikembangkan secara terus-menerus dan berkesinambungan dengan memperhatikan perkembangan baru.

Berdasarkan hasil survei diperoleh Sumber modal pedagang pengecer pada pasar tradisional Pasar Sail, Pasar Dupa pada umumnya pengecer tradisional untuk komoditas

Nampaknya waktu tanam terong Tolaki hamper sama dengan waktu tanam terong pada umunya sebagaimana ditulis oleh Widyaningsih (1996).Dalam penelitian ini disajikan keragaan

Kemudian, dikaitkan dengan proses morfologis afikasi dalam suatu bahasa, ternyata bahwa penambahan huruf-huruf ziyadah pada suatu kata dasar dalam bahasa

Hasil dari penelitian ini adalah kepresisian data singlebeam fishfinder Garmin GPS Map 420S masuk pada orde 1, dan alat ini dapat direkomendasikan untuk

Telah dilakukan uji kandungan total fenolat dan aktivitas antioksidan 18 ekstrak dari bagian tanaman (daun dan kulit batang) 3 spesies mangrove asal Teluk Awur Jepara, yaitu