• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka diperoleh nilai hasil belajar siswa, aktivitas siswa, tanggapan siswa, tanggapan guru serta keterlaksanaan pembelajaran guru. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran awal, data yang diperoleh adalah data hasil belajar berupa nilai pretest. Pretest berfungsi untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa sebelum diberikan kegiatan pembelajaran. Setelah dilakukan perlakuan berupa penerapan Active, Joyful and Effective Learning (AJEL) berbasis bioedutainment pada kelas eksperimen dan pelaksanaan pembelajaran seperti biasa dengan media power point pada kelas kontrol, diperoleh nilaiposttest. Berikut data hasil belajar nilaipretestdanposttest siswa kelas eksperimen dan kontrol yang disajikan pada Tabel 6 dan 7.

Tabel 6 Nilaipretestdanposttestsiswa kelas eksperimen 01 dan kelas kontrol Sumber

Variasi

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

Jumlah Siswa 32 32 32 32

Rata-rata 50,94 82,24 50,52 70,22

Nilai Tertinggi 70 100 73 87

Nilai Terendah 27 63 30 50

*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 38 halaman 162 dan 164

Tabel 7 Nilaipretestdanposttestsiswa kelas eksperimen 02 dan kelas kontrol

Sumber Variasi

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

Jumlah Siswa 31 31 32 32

Rata-rata 51,83 79,65 50,52 70,22

Nilai Tertinggi 77 90 73 87

Nilai Terendah 20 60 30 50

*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 38 halaman 163 dan 164

Untuk mengetahui apakah nilai pretest berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan menggunakan uji normalitas. Berikut ringkasan uji normalitas nilaipretestkelas eksperimen dan kelas kontrol yang disajikan dalam Tabel 8.

Tabel 8 Hasil analisis uji normalitas nilaipretestsiswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kelas Rata-rata dk x2hitung x2tabel (α 5%) Keterangan

Eksp 01 50,94 5 6,84 11,1 Data

berdistribusi normal

Eksp 02 51,83 5 3,30 11,1

Kontrol 50,52 5 1,97 11,1

*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 21-23 halaman 143 - 145

Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa x2 hitung kelas eksperimen maupun kelas kontrol lebih kecil dari x2 tabel sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa nilai pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

Setelah diketahui bahwa nilai pretest siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal, dilakukan uji kesamaan dua varians terhadap nilai pretest kedua kelas tersebut untuk dapat mengetahui kelas eksperimen dan kontrol memiliki varians yang sama. Hasil perhitungan uji kesamaan dua varians tersaji pada Tabel 9 dan Tabel 10 sebagai berikut.

Tabel 9 Hasil analisis uji kesamaan dua varians nilaipretestkelas eksperimen 01 dan kelas kontrol

Kelas Rata- rata nilai

pretest N F Hitung F Tabel (α 5 %) Keterangan

Eksp 01 50,94 32 1,23 1,82

Varians sama

Kontrol 50,52 32 1,23 1,82

*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 24 halaman 146

Tabel 10 Hasil analisis uji kesamaan dua varians nilai pretest kelas eksperimen 02 dan kelas kontrol

Kelas Rata- rata nilai

pretest N F Hitung F Tabel (α 5 %) Keterangan

Eksp 02 51,83 31 1,29 1,83

Varians sama

Kontrol 50,52 32 1,29 1,83

*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 25 halaman 148

Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa F Hitung < F Tabel sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti bahwa kelas eksperimen dan kontrol mempunyai varians yang sama. Pada Tabel 8, 9 dan 10 menunjukkan bila nilai pretest berdistribusi normal dan memiliki varians sama sehingga memenuhi syarat untuk dilakukan uji parametrik menggunakan uji t.

Pada tahap selanjutnya, untuk mengetahui adanya perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dilakukan dengan uji t atau kesamaan dua rerata, karena yang diharapkan adalah tidak adanya perbedaan pada

Varians sama

kedua kelas sehingga yang dipakai adalah uji t dua pihak. Hasil perhitungan uji t nilai pretestsiswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tersaji dalam Tabel 11 dan 12 sebagai berikut.

Tabel 11 Hasil analisis uji t nilai pretest siswa kelas eksperimen 01 dan kelas kontrol

Kelas Rata-rata

NilaiPretest N t hitung t tabel (α 5%) Keterangan

Eksp 01 50,94 32 0,14 1,99 Tidak ada

perbedaan signifikan

Kontrol 50,52 32 0,14 1,99

*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 26 halaman 150

Tabel 12 Hasil analisis uji t nilai pretest siswa kelas eksperimen 02 dan kelas kontrol

Kelas Rata-rata

NilaiPretest N t hitung t tabel (α 5%) Keterangan

Eksp 02 51,83 31 0,43 2,00 Tidak ada

perbedaan signifikan

Kontrol 50,52 32 0,43 2,00

*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 27 halaman 151

Berdasarkan Tabel 11 dan 12 terlihat bahwa t hitung < t tabel sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bila nilai rata-rata pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak memiliki perbedaan yang signifikan sehingga tingkat kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dilakukan kegiatan pembelajaran adalah sama atau tidak berbeda signifikan.

Setelah pretest dilakukan, selanjutnya kegiatan pembelajaran diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selama kegiatan pembelajaran diberikan, diperoleh data aktivitas siswa dan data kinerja guru baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Analisis hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran tersaji dalam Tabel 13 sebagai berikut.

Tabel 13 Aktivitas siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pertemuan 1-5 secara individual

Kriteria Persentase Aktivitas Siswa Pada Setiap Pertemuan Rata Akhir(%) I & II (%) III & IV (%) V (%)

A B K A B K A B K A B K Sangat Aktif 6,3 3,2 3,1 3,1 29,0 6,3 40,6 22,6 9,4 15,6 29,0 -Aktif 46,9 35,5 50 78,1 58,1 37,5 56,3 77,4 46,9 81,3 67,7 62,5 Cukup Aktif 28,1 35,5 34,4 18,8 12,9 50 3,1 - 37,5 3,1 3,3 37,5 Kurang Aktif 18,8 25,8 12,5 - - 6,2 - - 6,2 - - -Tidak Aktif - - - - - - - -

-*Data selengkapnya dapat di lihat pada Lampiran 42-44 halaman 180 - 185

*Keterangan: A (Eksperimen 01), B (Eksperimen 02), K (Kontrol)

Berdasarkan Tabel 13 terlihat bahwa aktivitas siswa kelas eksperimen 01 yang tergolong kriteria aktif dan sangat aktif adalah 96,9 % dan pada kelas eksperimen 02 yang tergolong kriteria aktif dan sangat aktif adalah 96,7 % sedangkan pada Tabel 13 dan gambar 3 terlihat bahwa aktivitas siswa kelas kontrol yang tergolong kriteria aktif dan sangat aktif adalah 62,5%. Hal ini menunjukkan bila aktivitas siswa pada kelas eksperimen yang diberikan penerapan AJEL berbasis bioedutainment lebih optimal daripada aktivitas siswa pada kelas kontrol yang diberikan kegiatan pembelajaran seperti biasa dengan menggunakan media power point. Data tersebut juga menunjukkan tercapainya salah satu indikator keefektifan penelitian ini, yaitu persentase aktivitas siswa minimal 75% kategori aktif dan sangat aktif.

Data selanjutnya adalah kinerja guru. Hasil analisis data kinerja guru pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam Tabel 14 sebagai berikut. Tabel 14 Kinerja guru pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kriteria Persentase Kinerja Guru Pada Setiap Pertemuan Rata Akhir (%)

I (%) II (%) III (%) A B K A B K A B K A B K Terlaksana 83 83 78 76 82 65 88 94 65 89,2 90,2 60 Tidak Terlaksana 17 17 22 24 18 35 12 6 35 10,8 25 40

Kriteria Persentase Kinerja Guru Pada Setiap Pertemuan Rata Akhir(%) III (%) IV (%) V (%) A B K A B K A B K A B K Terlaksana 88 82 82 100 100 78 100 100 100 89,2 90,2 78 Tidak terlaksana 12 18 18 0 0 22 0 0 0 10,8 9,8 22

*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 52 halaman 197-198

*Keterangan: A (Eksperimen 01), B (Eksperimen 02), K (Kontrol)

Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mencapai 89,2 % pada kelas eksperimen 01 dan 90,2% pada kelas eksperimen 02, sedangkan keterlaksanaan pembelajaran guru pada kelas kontrol mencapai 78%. Hal ini menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki selisih 11,2% dan 12,2%. Ada beberapa penyebab sehingga kelas kontrol memiliki keterlaksanaan pembelajaran yang lebih rendah antara lain keadaan kelas kontrol yang kurang tenang pada pertemuan kedua, ketiga dan keempat, siswa banyak yang mengantuk terutama ketika KBM pada hari sabtu dimana jam biologi ada di jam terakhir.

Data yang dikumpulkan selanjutnya adalah tanggapan siswa, tanggapan guru, serta nilai posttest siswa. Tanggapan siswa hanya dilakukan pada kelas eksperimen dan digunakan untuk mengetahui tingkat ketertarikan siswa terhadap pembelajaran dengan penerapan AJEL berbasis bioedutainment pada materi pencemaran lingkungan. Data hasil tanggapan siswa berikut merupakan salah indikator tercapainya keefektifan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan AJEL berbasis bioedutainment pada penelitian ini, yakni lebih dari 75% siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap poin yang menyatakan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan merupakan pembelajaran yang menyenangkan (poin 2). Indikator ini merupakan indikator untuk mengukur tercapainya salah satu komponen AJEL yakni joyful learning, Hasil analisis tanggapan siswa pada kelas eksperimen disajikan pada Tabel 15 sebagai berikut.

Tabel 15 Tanggapan siswa kelas eksperimen terhadap pembelajaran pada setiap aspek No Aspek Tanggapan Siswa Pernyataan positif (%) Pernyataan negatif (%) A B A B

1 AJEL sebagai inovasi dalam pembelajaran

biologi 100 94 0 6

2 Suasana KBM lebih menyenangkan, tidak

membosankan dan menjadi lebih bersemangat

100 87 0 13

3 Meningkatkan keaktifan siswa 100 97 0 3

4 Meningkatan pemahaman dengan

dikaitkan pada kehidupan nyata 100 97 0 3

5 Siswa lebih peduli terhadap lingkungan 100 97 0 3

6 Motivasi belajar meningkat 94 100 6 0

7 Suasana belajar biologi menggunakan

AJEL berbasisbioedutainmentlebih

disukai

97 94 3 6

8 Siswa bermain sportif, merasa tertantang

untuk berkompetisi dengan kelompok lain 100 90 0 10

9 KBM lebih efektif dan efisien 100 71 0 29

10 AJEL dapat diterapkan pada materi

biologi lainnya 100 94 0 6

Rata-rata persentase 99 92 1 8

*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 47–48 halaman 190 - 191

*Keterangan: A (Eksperimen 01), B (Eksperimen 02)

Berdasarkan Tabel 15 terlihat bahwa 99% dan 92% siswa kelas eksperimen memberi pernyataan positif terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Hal ini dapat menunjukkan tingkat ketertarikan siswa kelas eksperimen yang cukup besar terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Selanjutnya, untuk mengetahui pendapat guru terhadap kegiatan pembelajaran dengan penerapan AJEL berbasis bioedutainment pada materi perubahan lingkungan diambil dengan menggunakan metode wawancara. Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh hasil bahwa guru memberikan tanggapan yang baik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Suasana pada kelas eksperimen dengan penerapan AJEL berbasis bioedutainment lebih aktif dan hidup. Siswa merasa senang selama mengikuti kegiatan pembelajaran karena banyak dari siswa yang baru pertama kali belajar langsung terjun ke lapangan

sehingga memberikan suasana pembelajaran yang baru dan menyenangkan. Siswa juga termotivasi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung karena guru memberikan siswa untuk ikut terlibat langsung dalam pembelajaran, siswa diberikan kebebasan untuk membuat produk daur ulang limbah, sehingga kreativitas siswa menjadi terasah dan siswa menjadi lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Akan tetapi, diperlukan pengontrolan yang ketat kepada siswa terutama ketika kegiatan observasi di lapangan, agar pembelajaran menjadi terarah dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

*Data hasil wawancara guru selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 49 hal.192

Data yang selanjutnya dianalisis adalah nilai posttest siswa. Nilai posttest siswa dianalisis dengan menggunakan uji gainternormalisasi beserta dengan nilai pretest, untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar kelas eksperimen yaitu selisih antara nilai posttest dan pretest lebih besar daripada peningkatan hasil belajar pada kelas kontrol. Hasil analisis dengan menggunakan uji gain disajikan dalam Tabel 16 sebagai berikut.

Tabel 16 Ujigainnilaiposttest-pretestsiswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kelas N Rata-rata nilaipretest Rata-rata nilaiposttest Gain Kriteria N Gain Eksp 01 32 50,94 82,24 0,64 Sedang Eksp 02 31 51,83 79,65 0,58 Sedang Kontrol 32 50,52 70,22 0,41 Sedang

*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 38 halaman 162 - 164

Berdasarkan Tabel 16 terlihat bahwa kriteria gain kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh adalah sama yaitu sedang, tetapi kelas eksperimen 01 dan 02 memperoleh angka yang lebih tinggi yaitu 0,64 dan 0,58 sedangkan kelas kontrol 0,41. Hal ini menunjukkan bila kelas eksperimen memperoleh gain nilai posttest-pretestyang lebih besar daripada kelas kontrol.

Tahap selanjutnya, setelah diketahui gain dari masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol, dilakukan uji t terhadap gain tersebut untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik daripada peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol. Uji t ini menggunakan uji t satu pihak dengan tujuan diharapkan peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hasil analisis ujit t satu pihak disajikan dalam Tabel 17, 18 dan 19 sebagai berikut.

*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 38 halaman 162 - 164

Tabel 17 Hasil analisis uji t N Gainnilaiposttest-pretestkelas eksperimen 01 dan kelas kontrol

Kelas NilaiGain N t hitung t tabel (α 5%) Keterangan

Eksp 01 0,64 32 5,61 2,00

Ada perbedaan signifikan

Kontrol 0,41 32 5,61 2,00

*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 31 halaman 155

Tabel 18 Hasil analisis uji t N Gainnilaiposttest-pretestkelas eksperimen 02 dan kelas kontrol

Kelas NilaiGain N t hitung t tabel (α 5%) Keterangan

Eksp 02 0,58 31 4,17 2,00

Ada perbedaan signifikan

Kontrol 0,41 32 4,17 2,00

*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 32 halaman 156

Tabel 19 Hasil analisis uji t N Gainnilaiposttest-pretestkelas eksperimen 01 dan kelas eksperimen 02

Kelas NilaiGain N t hitung t tabel (α 5%) Keterangan

Eksp 01 0,64 32 1,92 2,00 Tidak ada

perbedaan signifikan

Eksp 02 0,58 31 1,92 2,00

*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33 halaman 157

Berdasarkan Tabel 17 dan 18 terlihat bahwa t hitung > t tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar kelas eksperimen setelah diberikan pengaruh berupa penerapan AJEL berbasis bioedutainment lebih baik daripada peningkatan hasil belajar kelas kontrol. Sedangkan berdasar Tabel 19, terlihat bahwa t hitung < t tabel sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara kelas eksperimen 01 dan kelas eksperimen 02 yang sama-sama telah diberikan pembelajaran dengan penerapan AJEL berbasis bioedutainment. Tahap yang terakhir adalah dengan menghitung persentase ketuntasan belajar nilai posttest siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil analisis ketuntasan belajar nilaiposttestsiswa disajikan dalam Tabel 20 sebagai berikut.

Tabel 20 Hasil analisis ketuntasan belajar nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol Kelas Jumlah siswa tuntas belajar posttest(≥72) Persentase (%) Jumlah siswa tidak tuntas belajarposttest (<72) Persentase (%) Eksp 01 28 87,5 4 12,5 Eksp 02 27 87,0 4 13,0 Kontrol 18 56,3 14 43,7

Berdasarkan Tabel 20 terlihat bahwa jumlah siswa dengan nilai 72 pada kelas eksperimen 01 adalah 28 siswa, ada 4 siswa yang nilainya dibawah KKM. Pada kelas eksperimen 02 terdapat 27 siswa yang nilainya melebihi KKM dan 4 siswa nilainya dibawah 72. Pada kelas kontrol hanya terdapat 18 siswa yang mencapai nilai 72 dan 14 siswa nilainya dibawah KKM. Persentase ketuntasan belajar nilaiposttest pada kelas eksperimen 01 mencapai 87,5% dan eksperimen 02 tidak jauh beda yaitu 87% sedangkan pada kelas kontrol mencapai 56,3%. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar nilai posttest kelas eksperimen lebih tinggi daripada ketuntasan belajar nilai posttest pada kelas kontrol. Salah satu indikator keefektifan penelitian ini yang menggambarkan salah satu komponen AJEL yaknieffective learningtelah tercapai, yaitu lebih dari 75% siswa mencapai nilai diatas atau sama dengan KKM yakni 72. Analisis data yang dilakukan terhadap data yang terkumpul pada kelas eksperimen dan kelas kontrol telah selesai.

B. Pembahasan

AJEL berbasis bioedutainment merupakan salah satu bentuk inovasi pembelajaran. Penggunaan model belajar seperti time token, observasi lapangan (outdoor learning) dan gallery walk dalam kegiatan pembelajaran memberikan suasana yang berbeda dalam kegiatan belajar mengajar di kelas eksperimen. Kegiatan pembelajaran selama ini banyak dilakukan di ruang kelas sehingga dengan pelaksanaan pembelajaran memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah dan praktik langsung seperti mendaur ulang limbah pada penelitian ini dapat memberikan suasana dan pengalaman baru bagi siswa kelas eksperimen.

Pembelajaran dengan AJEL berbasis bioedutainment merupakan salah satu cooperative learning sehingga selama kegiatan dengan pendekatan ini terjadi pembelajaran yang kooperatif. Cooperative learning adalah model pembelajaran bersama-sama dalam suatu kelompok dengan jumlah anggota dua orang siswa atau lebih. Para anggota bekerjasama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh guru. Ghazali diacu dalam Setiawan (2008) menyatakan kelebihan dari pembelajaran kooperatif dapat memberikan dorongan bagi anggota kelompok agar mampu menumbuhkan rasa percaya diri seorang

siswa bahwa siswa mampu menyumbangkan pikirannya yang berguna bagi penyelesaian tugas kelompok, dapat membantu siswa dalam berinteraksi dengan siswa yang lain, berdiskusi dalam mengemukakan pendapat dan kerjasama untuk saling membantu antar siswa dalam proses pembelajaran.

Pada pembelajaran kooperatif siswa diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompok, misalnya menjadi pendengar yang baik, pemberi ide serta solusi, dan sebagainya. Siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah berupaya mencapai ketuntasan belajar (Aqib 2013). Pencapaian ketuntasan belajar dan hasil belajar yang optimal tidak dapat dipisahkan dengan ditekankannya aktivitas siswa baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Sardiman (2009) bahwa dengan aktivitas belajar yang optimal, siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal pula. Ada lima poin yang menjadi pokok pembahasan pada penelitian dengan penerapan AJEL berbasis bioedutainment materi perubahan lingkungan yaitu hasil belajar siswa, aktivitas siswa, tanggapan guru, kinerja guru selama pembelajaran, dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran.

Pada pertemuan pertama dilaksanakan KBM dengan model time token, pembelajaran diawali dengan guru menayangkan video terkait materi awal pembelajaran untuk kemudian setiap siswa diwajibkan mengutarakan pendapatnya dalam waktu yang sudah ditentukan, hal ini ditujukan untuk mewujudkan pembelajaran aktif (Active learning). Setelah semua siswa menggunakan kupon time token nya, siswa secara berkelompok berdiskusi bersama dengan bantuan LDS scrabble sehingga siswa secara mandiri membangun konsep awal materi yang akan diajarkan, LDS yang digunakan merupakan assessmen yang menyenangkan sehingga siswa dapat menikmati KBM tanpa merasa tertekan. Pertemuan berikutnya yaitu observasi lapangan berbantuan lembar kerja siswa dari guru, siswa secara berkelompok melakukan pengamatan di sekitar lingkungan sekolah untuk mengidentifikasi pencemaran lingkungan yang terjadi kemudian berdiskusi dan menyajikan hasil pengamatannya melalui presentasi kelompok di depan kelas, ini juga merupakan

salah satu perwujudan pembelajaran aktif (Active learning). Siswa juga dituntut membuat laporan hasil observasi dan diskusi yang dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Pada pertemuan berikutnya adalah presentasi produk daur ulang limbah dengan model gallery walk, hal ini diharapkan agar tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan (Joyful learning) dan tentu saja pembelajaran aktif (Active learning) tetap tampak selama pembelajaran ini. Pada kelas kontrol, KBM dilaksanakan seperti biasa dengan metode ceramah, diskusi dan berbantuan mediapower point, karena mediapower point sudah cukup sering digunakan oleh guru dalam pembelajaran, membuat media ini kurang menarik perhatian siswa sehingga siswa menjadi kurang bersemangat ketika proses pembelajaran. Siswa sebagai pendengar dan kurang dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran.

Penerapan Active, Joyful and Effective Learning (AJEL) berbasis bioedutainment di kelas eksperimen mampu membantu guru dalam membangkitkan minat dan motivasi siswa sehingga membuat siswa lebih tertarik untuk ikut aktif selama kegiatan pembelajaran. Penerapan AJEL membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa tidak merasa tertekan selama pembelajaran (UNESCO UNICEF and Governmernt of Indonesia 2003). Hal ini diperkuat dengan penelitian Kusumajati (2010) dan Purwanti (2011). AJEL berbasis bioedutainment membuat siswa menjadi aktif selama pembelajaran, merasa lebih bersemangat, lebih senang, lebih tertantang dan pembelajaran menjadi lebih efektif sehingga hasil belajar dapat optimal.

Pelaksanaan beberapa model pembelajaran sebagai komponen dari penelitian dengan penerapan AJEL berbasis bioedutainment dalam kelas eksperimen memberikan suasana yang berbeda pada kegiatan pembelajaran. Hal ini membuat siswa merasa mudah dan nyaman dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan inilah yang membedakan dengan kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol. Pada kelas kontrol, kegiatan pembelajaran dilakukan tanpa menggunakan model pembelajaran tetapi tetap berdasarkan Silabus dan RPP. Pada pelaksanaannya, guru hanya memberi materi pelajaran tanpa melibatkan siswa untuk ikut aktif secara langsung dalam pembelajaran, sedangkan siswa hanya mencatat dan menerima pelajaran dari guru sehingga berdampak terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran dan nilai hasil belajar siswa. Hal ini kurang

sesuai dengan teori belajar konstruktivisme yang menyatakan bahwa seorang guru berperan sebagai fasilitator atau pemberi fasilitas sedangkan siswa berinteraksi dengan lingkungan untuk kemudian membangun konsep pembelajaran mereka sendiri melalui pengalamannya (Tessier 2007).

Pembelajaran kooperatif time token dalam kelas menuntut siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mengungkapkan pendapat atau pertanyaannya. Model time token dapat merangsang siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran (Wiyarsi 2010). Meskipun awalnya siswa terkesan malu-malu karena tidak terbiasa, namun dengan dibagikannya kupon bicara, siswa menjadi lebih bersemangat. Siswa yang belum terbiasa mengungkapkan pendapat di depan teman-teman satu kelas, akan mulai terlatih sedikit demi sedikit untuk aktif berbicara di depan umum. Siswa yang memang aktif selama pembelajaran pun dengan modeltime tokenini ditekan keaktifannya sehingga tidak mendominasi pembelajaran di kelas dan berusaha menghargai temannya. Penelitian Ardianti (2011) yang mengombinasikan model time tokendan media animasi menunjukkan adanya peningkatan aktivitas maupun hasil belajar siswa, diperkuat dengan penelitian dari Nuriah (2013) menunjukkan hasil positif terhadap hasil belajar siswa dengan menerapkan model time token berbantuan picture puzzle, penelitiannya menyimpulkan bahwa aktivitas, hasil belajar dan motivasi belajar siswa meningkat dan disarankan untuk dikombinasikan dengan strategi pembelajaran yang lain.

Pembelajaran dengan metode observasi lapangan (outdoor learning process) pada pertemuan ketiga dan keempat pada penelitian ini merupakan sebuah hal baru bagi kegiatan pembelajaran di MAN Kendal, karena guru belum pernah melakukan pembelajaran luar ruang selama ini. Siswa merasa sangat senang karena disamping mereka merasakan suasana baru ketika proses pembelajaran berlangsung, mereka juga mengaku lebih mengenal lingkungan sekitar dengan adanya kegiatan observasi lapangan ini. Pembelajaran pun menjadi menyenangkan sehingga perhatian siswa tercurah seutuhnya pada kegiatan belajar mengajar. Sesuai dengan penelitian Fitriana (2011) yang menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran di luar ruang cenderung membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan dan membuat siswa tidak merasa bosan. Komponen kontruktivisme diantaranya yaitu siswa harus mencari pengetahuannya sendiri

dapat terealisasi pada kegiatan ini, karena dengan pengamatan yang telah dilaksanakan, siswa mencari sendiri konsep-konsep yang berlangsung dan dihubungkan dengan keadaan sebenarnya (Setiawan 2008). Siswa berdiskusi dan mempresentasikan hasilnya seusai melakukan pengamatan berkelompok di luar ruangan dengan panduan lembar kerja siswa yang dibagikan oleh guru untuk kemudian membuat laporan tertulis yang dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Kegiatan Gallery walk pada pertemuan berikutnya di penelitian dengan menerapkan AJEL berbasis bioedutainment merupakan aplikasi dari Active and joyful learning, pada pembelajaran ini siswa tidak hanya berdiam diri duduk di kursi, tetapi mereka berkeliling stand antar kelompok untuk belajar bersama tentang limbah. Setiap kelompok diberikan tugas untuk membuat produk daur