UJI DAYA HASIL GALUR HARAPAN KEDELAI HASIL PERSILANGAN
KULTIVAR SLAMET X WASE
Oleh :
NENG NUR YULIANTI
G34102023
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
NENG NUR YULIANTI. Uji Daya Hasil Galur Harapan Kedelai Hasil Persilangan Kultivar Slamet x Wase. Dibimbing oleh SUHARSONO dan MUHAMMAD JUSUF.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji produktivitas galur harapan kedelai hasil persilangan kultivar Slamet x Wase. Percobaan dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang tersusun atas tiga ulangan, dan satu faktor perlakuan yaitu kultivar/galur. Kultivar/galur harapan yang diuji terdiri dari lima galur harapan, yaitu GHSW1, GHSW2, GHSW3, GHSW4, dan GHSW5, dan tiga kultivar pembanding yaitu: Slamet, Panderman, dan Tanggamus. Percobaan ini terdiri dari 24 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan adalah petakan yang berukuran 5m x 3m.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa tiga galur harapan yaitu GHSW3, GHSW4 dan GHSW5 mempunyai produktivitas tanaman lebih tinggi daripada kultivar Slamet, Tanggamus, dan Panderman. Ukuran biji ketiga galur ini adalah kurang dari 14 g/100 biji tetapi lebih besar daripada kultivar Slamet dan Tanggamus.
ABSTRACT
NENG NUR YULIANTI. The Test of Productivity Soybean Lines descended from Crossing Slamet x Wase. Under the direction of SUHARSONO and MUHAMMAD JUSUF.
This research had an objective to test the productivity of soybean lines descended from crossing between Slamet and Wase. The experiment was carried and by using randomize block design consisting of three repetitions and one treatment factor i.e cultivars/lines. The cultivars/lines tested consisted of five lines, i.e. GHSW1, GHSW2, GHSW3, GHSW4, and GHSW5, and three cultivars i.e Slamet, Panderman, and Tanggamus is as a standard. The experiment consisted of 24 unit experiment units. Each consisted of experiment 5m x 3m.
3
UJI DAYA HASIL GALUR HARAPAN KEDELAI HASIL PERSILANGAN
KULTIVAR SLAMET X WASE
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
NENG NUR YULIANTI
G34102023
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Skripsi : Uji Daya Hasil Galur Harapan Kedelai Hasil Persilangan
Kultivar Slamet x Wase
Nama : Neng Nur Yulianti
NIM : G34102023
Menyetujui :
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Ir. Suharsono, DEA
Dr. Ir. Muhammad Jusuf
NIP 131664393 NIP 130536687
Mengetahui :
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS
NIP 131473999
5
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 23 Juli 1983 dari Ayah Sopian SAg dan Ibu Ade Rukiah. Penulis merupakan putri pertama dari dua bersaudara.
Tahun 2002 penulis lulus dari SMUN I Garut dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis memilih Program Studi Biologi Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul Uji Daya Hasil Galur Harapan Kedelai Hasil Persilangan Kultivar Slamet x Wase. Penelitian ini dibiayai oleh proyek hibah bersaing XII dengan topik Perbaikan Genetik Tanaman Kedelai untuk Produktivitas dan Adaptasi Terhadap pH Rendah atas nama Dr. Ir. Muhammad Jusuf.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Ir. Suharsono, DEA dan Dr. Ir. Muhammad Jusuf selaku pembimbing yang telah memberikan saran, dukungan, dan bimbingan selama penyelesain karya ilmiah ini. Kepada Ibu Dr. Ir. Tatik Chikmawati, MSi penulis ucapkan terima kasih atas saran dan masukan yang telah diberikan untuk penyempurnaan karya ilmiah ini.
Terima kasih kepada Bapak Adi serta staf kebun Pagentongan IPB atas bantuan dan arahan selama penelitian di lapangan, Bapak Mulya dan rekan-rekan di Laboratorium Biologi Seluler dan Molekuler dan Laboratorium BIORIN PAU, ka Made, ka Ruli, ka Bekti, Tuti, Lulut, Fiqoh, Ela, Raga, Sumarno, mba Syamsiah, mba Ambar atas sarannya. Kepada teman-teman Biologi 38, 39, 40, 41, Pa Joni, mba Yenny, dan Pa Agus yang telah membantu dan memberikan semangat, penulis ucapkan terima kasih.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah, Ibu dan Adik, serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2006
7
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL...vii
DAFTAR LAMPIRAN ...vii
Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 1
Waktu dan Tempat ... 1
BAHAN DAN METODE Bahan Tanaman... 1
Bahan dan Alat... 1
Metode ... 1
Analisis Data ... 2
HASIL Produksi Biji Tiap Petak ... 2
Produksi Komponen Produksi dan Karakter Vegetatif Tiap Tanaman ... 3
Hubungan Antar Karakter ... 4
PEMBAHASAN ... 4
SIMPULAN ... 5
SARAN ... 6
DAFTAR PUSTAKA ... 6
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Produksi biji dan jumlah tanaman tiap petak ... 3
2 Produksi biji tiap tanaman, ukuran biji, jumlah biji tiap tanaman dan jumlah polong tiap tanaman ... 3
3 Tinggi tanaman, jumlah buku subur dan jumlah cabang tiap tanaman ... 4
4 Nilai korelasi antar karakter dari tanaman sampel ... 4
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Deskripsi tanaman kedelai kultivar Slamet, Panderman, dan Tanggamus ... 8
2 Denah petak penanaman... 8
3 Analisis ragam produksi biji tiap petak ... 9
4 Analisis ragam jumlah tanaman tiap petak... 9
5 Analisis ragam produksi biji tanaman sampel... 9
6 Analisis ragam ukuran biji tanaman sampel ... 9
7 Analisis ragam jumlah biji tanaman sampel... 9
8 Analisis ragam tinggi tanaman tanaman sampel ... 10
9 Analisis ragam jumlah buku subur tanaman sampel ... 10
10Analisis ragam jumlah cabang tanaman sampel... 10
11Analisis ragam jumlah polong tanaman sampel ... 10
12Data tanaman sampel ... 11
13Data tanaman petak ... 15
14Hasil analisis tanah (Balai Penelitian Tanah Bogor) ... 16
15Data cuaca musim tanam (Database Stasiun Klimatologi Darmaga tidak ... 16 dipublikasikan)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kedelai (Glycine max L. Merr) merupakan komoditas pertanian yang penting di Indonesia baik sebagai bahan pangan, bahan pakan, dan bahan baku industri. Kedelai mengandung kadar protein lebih dari 40 % dan lemak 20 %. Menurut Adisarwanto 2005 kedelai merupakan bahan pangan yang mengandung sumber protein nabati yang relatif murah, sehingga total kebutuhan kedelai untuk pangan mencapai 95 % dari total kebutuhan kedelai di Indonesia.
Kebutuhan kedelai di Indonesia semakin meningkat seiring dengan perkembangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tetapi produksi kedelai Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga Indonesia masih mengimpor dari luar. Produksi kedelai Indonesia pada tahun 2005 (angka sementara) sebesar 808.054 ton (BPS 2006), sedangkan kebutuhannya mencapai 2,2 juta ton/tahun (kompas 2004).
Usaha tani kedelai dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu teknik budidaya dan praktik usaha tani. Komponen budidaya adalah penggunaan varietas unggul dan benih bermutu; pengolahan, pemupukan tanah; pengendalian hama dan penyakit; serta proses pasca panen. Praktik usaha tani meliputi, luas lahan yang diusahakan, ketersediaan dana, serta pemasaran hasil produksi (Adisarwanto 2005).
Untuk memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri maka perlu dilakukan upaya peningkatan produksi kedelai. Peningkatan produksi kedelai dapat dilakukan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi membutuhkan kultivar unggul. Kultivar unggul dapat dirakit melalui persilangan diikuti dengan kegiatan seleksi. Indonesia mempunyai lahan marginal yang sangat luas. Lahan asam merupakan salah satu lahan marginal. Lahan ini dapat digunakan untuk program ekstensifikasi kedelai dalam rangka meningkatkan produki kedelai nasional. Tidak semua kultivar kedelai dapat berproduksi baik di lahan asam. Oleh sebab itu perakitan kultivar unggul yang toleran terhadap lahan asam sangat diperlukan dalam program ekstensifikasi kedelai.
Untuk mendapatkan kultivar unggul Paserang (2003) telah melakukan beberapa persilangan antar kultivar kedelai. Salah satu persilangan yang telah dilakukan adalah antara kultivar Slamet dengan Wase. Dari persilangan ini diharapkan mendapatkan turunan yang berproduksi tinggi, berbiji besar dan toleran terhadap pH rendah. Slamet merupakan varietas unggul yang memiliki produktivitas tinggi (2.26 ton/ha), berukuran sedang (12.5 gr/100 biji), dan toleran terhadap pH rendah (Sunarto 1995). Sedangkan Wase merupakan kultivar dari Jepang yang mempunyai biji yang berukuran besar (20.56 g/100 biji). Turunan dari persilangan ini telah dilakukan seleksi sampai dengan F7 (Suharsono et al. 2003, Abdillah 2005, Supriyadi 2005, Fathony 2006). Uji keseragaman dan seleksi terhadap F7 menghasilkan 5 galur yang seragam secara genetik dan mempunyai potensi hasil lebih tinggi dari kultivar Slamet.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji produktivitas galur harapan kedelai hasil persilangan kultivar Slamet x Wase.
Waktu dan Tempat
Penanaman dilakukan di Kebun Percobaan IPB di Pagentongan, Sindang Barang Bogor dari bulan Desember sampai bulan Maret 2006. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Biologi Seluler dan Molekuler, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi IPB, Kampus IPB Darmaga.
BAHAN DAN METODE
Bahan Tanaman
Bahan dan Alat
Pupuk yang digunakan adalah Urea, TSP, dan KCl, sedangkan pestisida yang digunakan adalah alkodan dan furadan. Alat yang digunakan adalah alat-alat pertanian, meteran, timbangan, label, kantong panen, kantong biji dan alat tulis.
Metode
Rancangan Percobaan. Percobaan ini menggunakan Rancangan acak kelompok (RAK) dengan satu faktor dan 3 ulangan. Faktor yang digunakan adalah lima galur harapan dan tiga kultivar pembanding, seperti tersebut diatas. Jadi keseluruhan percobaan ini terdiri dari 24 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari petakan yang berukuran 5m x 3m. Benih kedelai di tanam dengan jarak 40cm x 20cm dengan 2 biji per lubang tanam. Satu baris tanaman paling pinggir tidak diamati, sehingga luas tiap petak yang diamati berukuran 4.2m x 2.6m Denah petak penanaman disajikan pada lampiran 2.
Pemeliharaan. Pemeliharaan tanaman meliputi: pemupukan, penyiangan, dan pengendalian hama. Pupuk dasar yang diberikan adalah 100 kg/ha Urea, 150 kg/ha TSP, dan 100 kg/ha KCl. Pemberian Urea dilakukan 2 tahap yaitu pada saat tanam dan pada saat penyiangan pertama, sedangkan seluruh KCl dan TSP diberikan pada saat tanam. Pupuk diberikan dengan cara ditanam dalam barisan diantara dua baris tanaman. Penyiangan dilakukan dua kali yaitu pada 3 MST (minggu setelah tanam) dan 7 MST. Pengendalian hama dilakukan dengan pemberian furadan ketika penanaman dan penyemprotan dengan alkodan setiap minggu sejak tanaman berumur 1 MST sampai dengan 10 MST.
Pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan dua cara: pertama terhadap seluruh tanaman dalam petakan, kedua terhadap 10 tanaman sampel tiap petak. Pada petakan diantaranya produksi biji per petak (g), ukuran biji (g/100 biji), jumlah tanaman, umur berbunga (hari setelah tanam (HST), warna bunga, dan umur panen (HST). Pada tanaman sampel diantaranya produksi biji per tanaman (g), ukuran biji (g/100 biji), jumlah biji, jumlah polong, tinggi tanaman, jumlah cabang, dan jumlah buku subur.
Pemanenan. Pemanenan terhadap tanaman petakan dilakukan ketika 90% polong sudah
berubah warna menjadi kuning kecoklatan. Pemanenan dilakukan dengan mencabut seluruh tanaman kemudian dijemur hingga beberapa polongnya pecah, dan dilanjutkan dengan proses pembijian. Pemanenan terhadap tanaman sampel dilakukan dengan pencabutan dan dimasukkan kedalam kantong panen kemudian dijemur sampai bijinya kering. Biji yang dihasilkan kemudian dibersihkan dengan cara ditampi.
Analisis Data
Data pengamatan dianalisis menggunakan model linear aditif dari Rancangan Acak Kelompok (Mattjik dan Sumertajaya 2000) sebagai berikut
:
Yij = µ + τi + βj + εij
Keterangan :
Yij =Nilai pengamatan pada kelompok
ke-i, dan galur/kultivar ke-j µ =Rataan umum
τi =Pengaruh kelompok ke-i
βj =Pengaruh galur/kultivar ke-j
ε
ij =Pengaruh acak kelompok ke-i, dangalur/kultivar ke-j
Seluruh data dianalisis dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product Service Solution) versi 12 for windows. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis ragam, uji DMRT (Duncan Multiple Range test), dan korelasi.
HASIL
Produ Produksi biji tiap petak
Analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat keragaman antar galur untuk produksi biji dan jumlah tanaman tiap petak (Lampiran 3 dan 4).
3
pembanding. GHSW1 dan GHSW3 memiliki jumlah tanaman yang paling sedikit (Tabel 1).
Produksi biji dan ukuran biji
Produksi biji komponen produksi dan karakter vegetatif tiap tanaman
Analisis ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat keragaman antar galur untuk sifat produksi biji tiap tanaman. Keragaman antar galur terlihat pada ukuran biji, tinggi tanaman, jumlah buku subur, jumlah cabang, jumlah biji, dan jumlah polong (Lampiran 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11).
Berdasarkan DMRT untuk produksi biji tiap tanaman, GHSW3 dan GHSW5 memiliki produksi lebih tinggi daripada kultivar Slamet, Tanggamus, dan
Panderman. GHSW4 memiliki produksi biji yang sama dengan ketiga kultivar pembanding dengan kisaran 10.98-12.26 g tiap tanaman. GHSW1 dan GHSW2 memiliki produksi biji paling rendah (Tabel 2). Analisis terhadap ukuran biji menunjukkan bahwa kelima galur harapan yaitu GHSW1, GHSW2, GHSW3, GHSW4 dan GHSW5 memiliki ukuran biji yang sama dengan kisaran 11.68-12.78 g/100 biji (Tabel 2). Pengujian terhadap jumlah biji menunjukkan bahwa pada umumnya terdapat keragaman jumlah biji dari kelima galur harapan, dengan kisaran 76.5-115.5. Kultivar Slamet dan Tanggamus memiliki jumlah biji yang terbanyak. GHSW1 dan kultivar Panderman memiliki jumlah biji paling sedikit (Tabel 2). Pengujian terhadap jumlah polong menunjukkan bahwa GHSW3 dan Slamet memiliki jumlah polong terbanyak. GHSW1, GHSW2, GHSW4, dan GHSW5 memiliki jumlah polong lebih sedikit daripada kultivar Slamet dan Tanggamus, tetapi lebih banyak dari kultivar Panderman (Tabel 2
).
Pengujian terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa kultivar Slamet memiliki batang tertinggi. Walaupun lebih rendah dari Slamet, GHSW4 lebih tinggi daripada kultivar Tanggamus, Panderman, dan keempat galur lainnya. GHSW5 memiliki tinggi tanaman yang sama dengan kultivar Tanggamus. Kedua galur
harapan yaitu GHSW2 dan GHSW3 memiliki tinggi tanaman yang sama. GHSW1 dan kultivar Panderman memiliki tinggi tanaman yang paling rendah (Tabel 3). Pengamatan terhadap jumlah Tabel 1 Produksi biji dan jumlah
tanaman tiap petak.
Galur/kultivar Produksi
Tanggamus 1.16ab 185.00ab
Panderman 1.09ab 210.00a
GHSW 5 0.98bc 121.67cd
Slamet 0.94bc 166.00abc
GHSW 1 0.63cd 82.50e
GHSW 3 0.55d 57.00e Keterangan : angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama adalah tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf α = 5 %
Tabel 2 Produksi biji tiap tanaman, ukuran biji, jumlah biji tiap tanaman, dan jumlah polong tiap tanaman
Galur/ kultivar Produksi biji tiap tanaman (g)
Ukuran biji (g/100 biji)
Jumlah biji tiap tanaman
Jumlah polong tiap tanaman
GHSW 3 14.24a 12.29b 115.5bc 74.67a
GHSW5 13.57ab 12.78b 106.1cd 64.83ab GHSW4 12.26abc 12.66b 93.9cde 54.87bc
Slamet 12.09abc 8.19c 149.5a 77.00a
Panderman 11.18abc 16.11a 70.7e 34.97d
Tanggamus 10.98abc 8.33c 133.4ab 69.43a
GHSW2 10.40bc 12.54b 82.6de 50.43bc GHSW1 9.21c 11.68b 76.5e 45.25cd Keterangan: angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama adalah tidak berbeda nyata
berdasarkan DMRT pada taraf α = 5 %
Tabel 3 Tinggi tanaman, jumlah buku subur dan jumlah cabang tiap tanaman
Galur/ kultivar Tinggi tanaman (cm) Jumlah buku tiap tanaman
Jumlah cabang tiap tanaman
GHSW3 77.97de 19.57a 4.50a
GHSW5 83.97cd 19.73a 4.50a
GHSW4 90.67b 18.47ab 4.33a
Slamet 97.07a 18.20ab 4.13ab
Panderman 65.77f 12.67d 2.17c Tanggamus 88.40bc 15.57c 4.67a
GHSW2 73.37e 15.93c 3.20b
GHSW1 65.40f 17.20bc 4.00ab
Tabel 4 Nilai korelasi antar karakter dari tanaman sampel.
buku subur menunjukkan bahwa GHSW3 dan GHSW5 memiliki jumlah buku subur lebih banyak daripada kultivar Slamet, Tanggamus, dan Panderman. GHSW4 memiliki jumlah buku subur yang sama dengan kultivar Slamet, sedangkan GHSW1 memiliki jumlah buku subur yang lebih sedikit daripada kultivar Slamet, tetapi lebih banyak daripada Tanggamus dan Panderman. GHSW2 dan kultivar Tanggamus memiliki jumlah buku subur yang sama. Kultivar Panderman memiliki jumlah buku subur paling sedikit (Tabel 3). Pengujian terhadap jumlah cabang menunjukkan bahwa GHSW3, GHSW4, dan GHSW5 memiliki jumlah cabang yang sama dengan Tanggamus dengan kisaran 4.33-4.67. GHSW1 dan kultivar Slamet memiliki jumlah cabang yang sama. GHSW2 dan Panderman memiliki jumlah cabang yang paling sedikit (Tabel 3).
Hubungan antar karakter
Analisis korelasi antar karakter menunjukkan bahwa produksi biji berkorelasi positif dengan karakter jumlah biji, jumlah polong, dan jumlah buku subur. Hal ini berarti bahwa peningkatan nilai ketiga karakter tersebut akan diikuti dengan peningkatan produksi (Tabel4).
Jumlah biji berkorelasi positif dengan jumlah polong, jumlah buku subur, tinggi tanaman dan jumlah cabang. Semakin tinggi tanaman, jumlah buku subur, jumlah cabang, dan jumlah polong yang banyak sehingga semakin banyak jumlah biji yang dihasilkan.
Jumlah polong berkorelasi positif dengan jumlah buku subur dan jumlah cabang. Hal tersebut menunjukkan bahwa polong tidak hanya muncul pada batang utama tetapi terdapat pada cabang sehingga semakin banyak cabang akan semakin banyak jumlah polong yang dihasilkan.
Analisis korelasi menunjukkan bahwa produksi biji ditentukan oleh jumlah biji, jumlah polong, dan jumlah buku subur. Ketiga karakter tersebut berkorelasi dengan tinggi tanaman, sehingga semakin tinggi tanaman secara tidak langsung berkorelasi dengan produksi biji. Oleh sebab itu tinggi tanaman dapat dijadikan sebagai petunjuk seleksi untuk produksi.
Karakter tinggi tanaman, jumlah buku subur, jumlah cabang, jumlah biji, jumlah polong, ukuran biji, umur berbunga, dan umur panen dari setiap petak dan tanaman sampel disajikan pada lampiran 12 dan 13.
PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan salah satu dari rangkaian penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan kultivar yang berproduksi tinggi, berbiji besar dan toleran terhadap pH rendah. Pada penelitian ini dilakukan pengujian daya hasil lima galur harapan kedelai yang diseleksi oleh Fathony (2006). Analisis terhadap produksi biji tiap petak dan tanaman sampel menunjukkan bahwa terdapat tiga galur yang melebihi tetuanya, yaitu Slamet. Analisis terhadap produksi biji tanaman tiap petak menunjukkan bahwa GHSW2 dan GHSW4 memiliki produksi biji lebih tinggi daripada kultivar Slamet, Panderman dan Tanggamus.
5
untuk penelitian selanjutnya karena mempunyai produktivitas biji yang sama atau lebih besar dari kultivar pembanding.
Sedikitnya jumlah tanaman tiap petak disebabkan oleh rendahnya daya tumbuh benih. Daya tumbuh benih dari galur harapan yang diuji kurang baik dibandingkan dengan daya tumbuh benih kultivar pembanding. Perbedaan daya tumbuh benih dipengaruhi oleh faktor genetik dan perlakuan benih. Menurut Pitojo 2003, keterlambatan penanganan benih dapat dengan cepat menurunkan mutu benih. Kelima galur harapan merupakan hasil dari penelitian sebelumnya yang dipanen pada bulan April 2005, kemungkinan galur harapan tersebut telah mengalami penurunan mutu benih.
Analisis terhadap produksi biji berdasarkan tanaman sampel dilakukan untuk mengetahui produksi biji dari masing-masing galur dan kultivar tanpa dipengaruhi oleh jumlah tanaman. Pengujian terhadap produksi biji tiap tanaman menunjukkan bahwa produksi biji sangat ditentukan oleh jumlah biji. GHSW3 mempunyai produksi biji tinggi karena menghasilkan biji dalam jumlah yang tinggi. Walaupun jumlah bijinya lebih rendah dari Slamet dan Tanggamus tetapi karena ukuran bijinya lebih besar, GHSW3 berproduksi paling tinggi. Hal tersebut disebabkan karena GHSW3 memiliki jumlah biji lebih banyak daripada GHSW5, sehingga produksi biji GHSW3 lebih tinggi dari GHSW5. Analisis korelasi menunjukkan bahwa produksi biji berkorelasi positif dengan jumlah biji. Hal tersebut berarti peningkatan jumlah biji akan meningkatkan produksi biji. Produksi biji berkorelasi positif dengan jumlah polong dan jumlah polong berkorelasi positif dengan tinggi tanaman sehingga tinggi tanaman dapat dijadikan sebagai indikator seleksi untuk produksi biji, walaupun korelasi langsung tinggi tanaman terhadap produksi biji tidak terlalu erat.
Pengujian terhadap ukuran biji tiap tanaman menunjukkan bahwa kelima galur harapan memiliki ukuran biji kurang dari 14 g/100 biji, walaupun ukuran bijinya lebih besar daripada kultivar Slamet. Galur yang berukuran biji besar memiliki jumlah tanaman yang lebih sedikit dibandingkan dengan galur yang berukuran biji kecil, hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji DMRT terhadap jumlah tanaman dan ukuran biji.
Rendahnya jumlah tanaman tersebut menunjukkan bahwa galur yang berukuran biji besar memiliki daya tumbuh benih yang lebih rendah daripada yang berukuran biji kecil. Kultivar Panderman dan Slamet yang masing-masing mempunyai potensi berbiji besar dengan ukuran 18-19 g/100 biji (Suhartina 2003) dan biji sedang dengan ukuran 12.5 g/100 biji (Sunarto 1995) dalam penelitian ini masing-masing mempunyai biji berukuran 16.11 g/100 biji dan 8.19 g/100 biji. Hal itu kemungkinan disebabkan oleh pertumbuhan kultivar tersebut kurang baik. Hal ini dapat terjadi juga pada kelima galur harapan yang diuji. Keadaan tanah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Keadaan tanah yang digunakan pada penelitian ini mempunyai tingkat kesuburan yang kurang baik, sehingga kelima galur harapan yang diuji kurang toleran dengan keadaan tanah tersebut. Berdasarkan analisis tanah, pH tanah pada area penanaman untuk penelitian ini cukup rendah yaitu 5 (Lampiran 14). Menurut Adisarwanto 2005 pH tanah yang sangat sesuai untuk pertumbuhan kedelai yaitu 5.8-6.9.
Produktivitas galur yang diuji adalah hampir sama jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya (Januari-April 2005) yang dilakukan oleh Fathony (2006). Namun apabila dibandingkan dengan penelitian Supriyadi (2005), galur-galur pada penelitian ini mempunyai produksi yang lebih rendah. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan iklim. Menurut Baharsjah et al. (1985), curah hujan merupakan faktor iklim yang sangat mempengaruhi produksi kedelai. Curah hujan pada musim tanam penelitian ini (Desember 2005-Maret 2006) cukup tinggi yaitu 138-640 mm/bulan (Lampiran 15). Curah hujan optimum untuk pertumbuhan kedelai berkisar 300-400 mm/bulan (Adisarwanto 2005). Pada umumnya kedelai yang ditanam pada musim kemarau mempunyai produksi biji lebih tinggi bila air mencukupi.
SIMPULAN
Kelima galur harapan yang diuji memiliki ukuran biji kurang dari 14 g/100 biji.
SARAN
Untuk mendapatkan kultivar yang berproduksi tinggi dan toleran tanah asam, GHSW3, GHSW4, dan GHSW5 yang memiliki produksi biji lebih tinggi dari kultivar Slamet, Tanggamus, dan Panderman perlu diuji kembali pada lokasi yang berbeda baik di tanah subur maupun di lahan asam.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah S. 2004. Seleksi untuk peningkatan produksi kedelai generasi F5 hasil persilangan kultivar Slamet x Wase [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor .
Adisarwanto T. 2005. Kedelai. Jakarta: Penebar Swadaya.
Baharsjah JS, Didi S & Irsal L. 1985. Hubungan Iklim dengan Pertumbuhan Kedelai. Di dalam: Somaatmaja et al, editor. Kedelai. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2006. Production of Paddy Maize and Soybeans.
http://www.bps.go.id/releases/Producti on of Paddy Maize and Soybeans. html. [1 Maret 2006].
Fathony R. 2006. Uji keseragaman galur F7 kedelai dari persilangan Kultivar Slamet dan Wase [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Kompas. 20 Des 2004. Petani Kedelai. http://www.kompas.com/kompascetak/ 0412/20/ekonomi/1447695. html. [25 okt 2005].
Mattjik AA dan Sumertajaya IM. 2000.
Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab Jilid I.
Bogor: IPB Press.
Paserang AP. 2003. Seleksi untuk peningkatan produksi kedelai dari generasi F2 Hasil persilangan beberapa
kultivar dan galur [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Pitojo S. 2003. Benih kedelai. Jakarta: Kanisius. Suharsono, Jusuf M, Anwar S, Widyastuti U.
2003. Isolasi dan Karakterisai Gen-Gen dari Tanaman Kedelai yang Mendapat Cekaman AL [ Laporan akhir RUT VII]. Kementrian Riset dan Teknologi.
Suhartina. 2003. Perkembangan dan Deskripsi Varietas Unggul Kedelai 1918-2002. Malang: Balai Penelitian Tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian.
Sunarto. 1995. Pemuliaan Kedelai Untuk Toleran Terhadap Tanah Masam dan Keracunan Al. J. Industri dan Pangan. Vol.4 (1): 98-99.
7
Lampiran 1 Deskripsi tanaman kedelai kultivar Slamet, Panderman dan Tanggamus
No Karakter Kultivar Slamet1 Kultivar
Panderman2
Kultivar Tanggamus1
1 Asal Dempo x Wilis Taiwan Kerinci x No.
3911
2 Warana hipokotil Ungu Hijau Ungu
3 Warna epikotil Ungu Hijau tua Hijau
4 Warna daun Hijau Hijau Hijau
5 Warna biji Kuning Kuning muda Kuning
6 Warna bunga Ungu Putih Ungu
7 Warna bulu Coklat Coklat Coklat
8 Tipe tumbuh Determinat Determinat Determinat
9 Tinggi tanaman 65 cm 44 cm 67 cm
10 Umur mulai berbunga 37 hari 33 hari 35 hari
11 Umur polong masak 87 hari 85 hari 88 hari
12 Kerebahan Tahan rebah Tahan rebah Tahan rebah
13 Bobot 100 biji 12,5 g 18-19 g 11.0 g
14 Kadungan protein 34 % 35,9 % 44.5 %
15 Kandungan lemak 15 % 17,7 % 12.9 %
16 Rata-rata hasil 2.26 ton/ha 2,37 ton/Ha 1.22 ton/ha
17 Ketahanan terhadap
penyakit
Agak tahan penyakit karat dan sesuai di tanah asam
Agak tahan ulat gerayak
Moderat karat daun
1Suhartina 2003, 2Adisarwanto 2005
Lampiran 2 Denah petak penanaman
Kelompok 1
PD GHSW 2 GHSW 5 TG GHSW 1 GHSW4 SL GHSW 3
Kelompok 2
GHSW 1 GHSW 4 PD GHSW 2 GHSW 3 SL GHSW 5 TG
Kelompok 3
GHSW 5 GHSW 1 SL GHSW 3 TG GHSW 4 PD GHSW 2
Keterangan
9
Lampiran 3 Analisis ragam produksi biji tiap petak
Sumber keragaman JK db KT F-hitung P-hitung
Kelompok 0.217 2 0.108 2.484 0.122
Galur 1.808 7 0.258 5.918 0.003
Galat 0.567 13 0.044
Total 2.656 23
Lampiran 4 Analisis ragam jumlah tanaman tiap petak
Sumber keragaman JK db KT F-hitung P-hitung
Kelompok 1965.777 2 982.888 1.079 0.369
Galur 55118.176 7 7874.025 8.641 0.000
Galat 11846.057 13 911.235
Total 69392.870 23
Lampiran 5 Analisis ragam produksi biji tanaman sampel
Sumber keragaman JK db KT F-hitung P-hitung
Kelompok 303.944 2 151.972 4.166 0.017
Galur 461.290 7 65.899 1.806 0.087
Galat 8026.325 220 36.483
Total 41144.031 230
Lampiran 6 Analisis ragam ukuran biji tanaman sampel
Sumber keragaman JK db KT F-hitung P-hitung
Kelompok 59.541 2 29.771 7.842 0.001
Galur 1382.612 7 197.516 52.026 0.000
Galat 835.224 220 3.796
Total 34453.787 230
Lampiran 7 Analisis ragam jumlah biji tanaman sampel
Sumber keragaman JK db KT F-hitung P-hitung
Kelompok 9780.892 2 4890.446 2.196 0.114
Galur 154702.746 7 22100.392 9.922 0.000
Galat 490021.175 220 2227.369
Lampiran 8 Analisis ragam tinggi tanaman tanaman sampel
Sumber keragaman JK db KT F-hitung P-hitung
Kelompok 3962.392 2 1981.196 14.621 0.000
Galur 25319.472 7 3617.067 26.694 0.000
Galat 29810.408 220 135.502
Total 1568138.000 230
Lampiran 9 Analisis ragam jumlah buku subur tanaman sampel
Sumber keragaman JK db KT F-hitung P-hitung
Kelompok 121.816 2 60.908 4.247 0.015
Galur 1184.596 7 169.228 11.801 0.000
Galat 3154.784 220 14.340
Total 72228.000 230
Lampiran 10 Analisis ragam jumlah cabang tanaman sampel
Sumber keragaman JK db KT F-hitung P-hitung
Kelompok 1.596 2 0.798 0.269 0.765
Galur 151.165 7 21.595 7.274 0.000
Galat 653.170 220 2.969
Total 4367.000 230
.
Lampiran 11 Analisis ragam jumlah polong tanaman sampel
Sumber keragaman JK db KT F-hitung P-hitung
Kelompok 4376.046 2 2188.023 3.188 0.043
Galur 44359.146 7 6337.021 9.234 0.000
Galat 150977.704 220 686.262
11
Lampiran 12 Data tanaman sampel
Galur/kultivar Kelompok No JC TT (cm) JBS JP JB UB BB (g)
GHSW 1 1 1 4 55 16 30 40 11.9 4.76
2 3 45 11 20 25 11.2 2.8
3 4 60 17 15 52 9.5 4.94
4 4 60 15 20 46 14.22 6.54
5 3 52 16 30 46 11.52 5.3
6 6 62 19 70 82 12.51 10.26
7 2 46 13 18 25 5.12 1.28
8 5 52 15 20 44 7.16 3.15
9 3 58 14 70 100 11.27 11.27
10 6 65 16 40 90 12.28 11.05
GHSW 2 1 1 3 84 16 63 132 13.03 17.2
2 1 89 18 46 80 9.75 7.8
3 1 68 13 26 40 9.05 3.62
4 5 62 16 38 68 8.32 5.66
5 5 73 18 103 170 12.36 21.01
6 5 73 19 64 133 13.28 17.67
7 3 58 14 31 53 9.51 5.04
8 4 70 16 56 103 12.04 12.4
9 4 78 17 62 117 12.83 15.02
10 4 89 17 103 203 12.45 25.28
GHSW 3 1 1 6 54 15 65 120 11.14 13.37
2 4 44 10 35 50 9.54 4.77
3 2 60 10 28 25 18.2 4.55
4 4 55 15 15 12 14.8 1.78
5 4 65 16 50 68 10.79 7.34
6 3 53 16 50 88 10.89 9.58
7 1 65 14 30 35 12.14 4.25
8 3 67 17 75 117 11.23 13.14
9 1 73 12 29 40 12.4 4.96
10 4 70 16 31 46 11.61 5.34
GHSW 4 1 1 5 88 20 47 82 14.26 11.69
2 4 98 22 76 138 16.67 23
3 4 92 20 56 100 13.64 13.64
4 5 103 21 63 100 12.83 12.83
5 6 100 22 50 84 10.24 8.6
6 3 82 12 16 39 7.89 3.08
7 0 75 7 8 15 12.53 1.88
8 5 97 17 51 87 14 12.18
9 6 92 17 58 79 14.24 11.25
10 5 91 19 46 95 11.96 11.36
GHSW 5 1 1 5 89 22 63 126 11.09 13.98
2 5 93 22 95 175 9.94 17.39
3 4 54 14 41 74 10.31 7.63
4 5 88 20 67 116 12.68 14.72
5 6 69 22 79 139 10.5 14.6
6 4 83 20 79 138 10.88 15.01
7 4 75 16 34 60 12.08 7.25
8 4 73 22 69 130 9.29 12.08
9 9 80 25 121 164 11.27 18.48
10 7 55 10 71 83 12.04 9.99
SL 1 1 8 89 21 124 150 5.69 8.53
2 2 83 9 32 52 8.46 4.4
3 4 98 17 48 86 7.69 6.61
4 6 105 25 113 233 8.59 20.01
5 7 88 24 113 240 7.07 16.97
Galur/kultivar Kelompok No JC TT (cm) JBS JP JB UB BB (g) 7 5 102 20 53 120 5.97 7.16 8 5 115 19 52 103 8.95 9.22
9 4 76 12 65 160 9.12 14.59
10 4 115 21 55 77 9.53 7.34
PD 1 1 0 57 12 22 50 12.5 6.25
2 1 45 7 11 24 14.04 3.37
3 2 67 2 21 34 18.23 6.2
4 2 68 13 28 50 14.3 7.15
5 2 69 16 26 150 14.45 21.7
6 3 68 16 33 48 14.71 7.06
7 2 61 11 26 40 17.17 6.87
8 2 66 12 21 123 14.85 18.27
9 4 72 14 49 96 11.47 10.98
10 2 72 14 44 98 11.41 11.18
TG 1 1 5 95 18 41 75 10.04 7.53
2 5 79 19 65 106 8.89 9.43
3 4 82 19 80 125 14.68 18.53
4 3 71 12 56 73 8.27 6.04
5 4 76 9 81 104 7.47 7.77
6 7 77 18 88 180 7.58 13.64
7 4 72 18 59 107 7.75 8.29
8 9 72 18 110 202 7.46 15.08
9 4 76 15 61 117 7.32 8.57
10 5 98 19 81 173 8.86 15.33
GHSW 2 2 1 4 87 19 55 102 10.96 11.18
2 3 85 18 47 66 13.59 8.97
3 2 85 9 55 81 10.88 8.81
4 1 77 14 28 43 13.77 5.92
5 3 89 22 57 11 11.95 13.15
6 3 78 20 43 60 11.75 7.05
7 4 90 20 65 115 13.36 15.37
8 6 81 18 76 155 13.33 20.66
9 1 81 14 30 36 15.78 5.68
10 5 65 16 37 67 9.61 6.44
GHSW 3 2 1 5 80 22 95 168 11.61 19.51
2 2 67 17 45 74 12.67 9.38
3 3 88 22 64 119 11.74 13.97
4 5 78 25 136 212 13.33 28.26
5 6 97 25 114 202 13.01 26.29
6 3 93 20 54 108 11.55 12.48
7 4 82 20 45 78 9.38 7.32
8 4 97 25 84 120 12.93 15.52
9 9 92 23 59 105 12.02 12.62
10 7 96 23 185 303 15.83 47.98
GHSW 4 2 1 4 88 21 57 100 11.78 11.78
2 4 77 15 62 110 14.35 15.79
3 2 69 15 39 64 11.87 7.6
4 2 76 15 43 69 11.22 7.74
5 3 72 15 43 71 10.41 7.39
6 1 65 12 20 36 11.05 3.98
7 6 89 20 77 152 12.5 19
8 7 97 20 56 93 13.23 12.3
9 4 77 16 27 44 10.77 4.74
10 6 101 23 81 179 13.83 24.75
GHSW 5 2 1 5 98 28 95 164 15.53 25.48
2 5 78 21 94 137 13.89 19.04
13
Galur/kultivar Kelompok No JC TT (cm) JBS JP JB UB BB (g)
4 4 84 21 52 82 10.82 8.87
5 2 93 18 45 65 13.38 8.7
6 3 98 20 45 68 14.38 9.78
7 4 94 20 76 116 16.27 18.87
8 7 98 26 108 174 15.32 26.65
9 5 90 22 66 97 15.78 15.31
10 3 89 17 49 84 11.81 9.92
SL 2 1 1 78 10 26 42 9.14 3.84
2 0 86 20 140 268 7.13 19.10
3 4 109 20 66 129 8.42 10.86
4 2 110 20 53 95 9.73 9.24
5 4 97 24 113 210 8.47 17.79
6 5 95 16 62 134 8.57 11.48
7 5 89 16 93 155 8.09 12.55
8 3 115 16 54 101 8.05 8.13 9 4 102 15 47 96 7.66 7.35
10 4 77 13 105 181 6.97 12.61
PD 2 1 0 65 12 23 40 15.8 6.32
2 7 60 11 35 52 16.54 8.60
3 2 60 12 28 41 19.95 8.18
4 4 92 17 89 201 15.13 30.41
5 2 58 14 40 57 18.39 10.77
6 0 57 13 31 54 18.35 9.91
7 2 59 10 28 44 18.72 8.24
8 3 68 16 44 73 17.01 12.42
9 2 63 15 30 35 19.71 6.9
10 2 65 16 38 75 17.47 10.48
TG 2 1 3 118 12 59 112 7.41 8.3
2 5 92 21 84 168 8.98 15.09
3 4 96 16 83 168 8.22 13.81
4 5 80 12 46 96 7.88 7.57
5 3 98 14 105 200 8.68 17.37
6 4 94 16 78 120 8.63 10.35
7 2 90 11 58 108 6.27 6.77
8 9 89 15 57 123 7.75 9.53
9 5 87 15 86 126 8.63 10.88
10 9 87 18 43 115 8.37 9.63
GHSW 1 3 1 0 73 19 49 84 12.81 10.76
2 3 60 17 48 80 10.04 8.03
3 4 62 14 33 64 10.79 6.91
4 6 80 22 81 154 13.25 20.4
5 4 67 22 59 70 15.36 10.75
6 4 80 17 65 135 9.88 13.34
7 5 88 23 73 134 12.57 17.09
8 5 81 21 66 83 15.58 12.93
9 6 82 20 55 108 11.18 12.08
10 3 80 17 43 68 15.5 10.54
GHSW 2 3 1 1 62 4 21 99 16 15.84
2 2 52 18 33 20 8.35 1.67
3 3 68 19 52 79 15.59 12.32
4 5 77 20 82 36 15.19 5.47
5 1 50 12 17 35 13.06 4.57
6 4 78 19 66 122 14.16 17.27
7 4 68 21 58 63 12.39 7.81
8 3 55 8 33 32 11.53 3.69
9 3 59 14 29 36 17.22 6.2
Galur/kultivar Kelompok No JC TT (cm) JBS JP JB UB BB (g)
GHSW 3 3 1 6 95 28 201 168 10.32 17.34
2 3 88 21 73 53 15.3 8.11
3 8 95 26 116 203 9.65 19.6
4 4 76 20 74 143 12.93 18.49
5 3 82 16 41 85 10.94 9.3
6 7 89 25 79 143 11.84 16.93
7 6 88 24 91 150 9.59 14.38
8 4 72 23 57 95 11.31 10.74
9 6 86 22 131 136 15.79 21.48
10 8 92 19 88 200 14.24 28.47
GHSW 4 3 1 6 104 22 73 144 14.24 20.52
2 5 115 22 101 180 14.82 26.68
3 4 100 19 78 150 11.67 17.51
4 6 101 21 84 41 14 5.74
5 3 106 19 51 106 13.92 14.76
6 6 94 22 74 134 13.84 18.55
7 4 90 18 36 47 11.57 5.44
8 6 86 22 64 108 10.98 11.86
9 4 110 21 65 104 13.16 13.69
10 4 85 19 44 68 12.34 8.39
GHSW 5 3 1 4 80 18 49 87 12.53 10.9
2 2 89 16 38 65 12.08 7.85
3 5 89 21 59 84 13.82 11.61
4 4 78 19 81 87 13.8 12.01
5 5 92 20 60 118 14.07 16.6
6 5 89 23 97 167 14.43 24.09
7 2 79 17 35 60 12.5 7.5
8 3 71 12 25 46 13.35 6.14
9 5 83 18 42 85 12.24 10.4
10 4 86 18 46 88 13.15 11.57
SL 3 1 4 112 19 93 217 9.25 20.07
2 3 106 20 94 173 8.87 15.34
3 1 97 15 45 113 6.32 7.14
4 9 89 22 129 270 6.17 16.67
5 4 82 14 77 170 9.36 15.92
6 3 98 19 65 140 9.07 12.7
7 7 110 21 89 162 11.24 18.21
8 3 99 22 80 158 8.41 13.28
9 5 105 20 78 150 8.05 12.08
10 4 107 19 83 190 8.15 15.48
PD 3 1 1 63 13 37 67 17.11 10.61
2 2 70 12 32 80 16.07 12.05
3 3 78 13 33 47 15.64 10.48
4 2 42 13 30 70 18.62 14.9
5 4 83 14 59 108 14.49 15.65
6 1 52 10 15 24 13.63 3.27
7 1 50 10 21 43 15.84 6.81
8 0 73 11 24 49 18.96 9.29
9 4 90 15 63 134 19.33 25.9
10 3 80 16 68 115 13.3 15.3
TG 3 1 6 95 22 92 186 7.15 13.3
2 2 86 13 30 100 7.65 7.65
3 5 106 13 59 96 12.18 11.7
4 5 89 13 79 187 6.89 12.9
5 1 97 18 59 118 10.61 12.52
6 5 95 14 42 116 8.31 9.64
15
Galur/kultivar Kelompok No JC TT (cm) JBS JP JB UB BB (g)
8 5 93 14 66 144 6.37 9.17
9 5 88 19 87 159 7.47 11.88
10 3 87 11 53 109 7.27 7.92
Keterangan
No : Nomor urut tanaman sampel JC : Jumlah cabang
TT : Tinggi tanaman (cm) JBS : Jumlah buku subur JP : Jumlah polong JB : Jumlah biji UB : Ukuran biji BB : Bobot biji (g)
SL : Kedelai kultivar Slamet PD : Kedelai kultivar Panderman TG : Kedelai kultivar Tanggamus
Lampiran 13 Data tanaman petak
Galur/kultivar Kelompok JT BB UB UBg UP
GHSW 1 1 45 0.49 13.9 41 107
3 120 0.76 35 99
GHSW 2 1 114 1.24 13.55 32 96
2 150 1.61 33 99
3 150 1.6 34 99
GHSW 3 1 26 0.12 13.48 35 107
2 70 0.71 33 99
3 75 0.81 33 102
GHSW 4 1 200 1.37 13.85 33 96
2 160 1.15 34 96
3 184 1.2 34 96
GHSW 5 1 75 0.54 13.79 34 96
2 150 1.32 33 99
3 140 1.07 33 96
SL 1 140 0.87 10 39 102
2 178 0.92 39 99
3 180 1.02 40 107
TG 1 230 1.21 9.47 47 99
2 165 1.19 49 102
3 160 1.07 48 102
PD 1 220 1.16 20.18 32 99
2 192 1 33 99
3 218 1.12 33 102
Keterangan
JT : Jumlah tanaman BB : Bobot biji (kg)
Lampiran 14 Hasil analisis tanah (Balai Penelitian Tanah Bogor)
Parameter
pH C (%) N (%) C/N P tersedia
(ppm)
K tersedia (ppm)
KTK AL dd
(cmol/kg)
5 1.71 0.15 11 25.7 135 12.85 1.26
Lampiran 15 Data cuaca musim tanam (Database Stasiun Klimatologi Darmaga tidak dipublikasikan)
Bulan Temperat ur (0C)
Lembab nisbi Lama Penyinaran
(jam)
Hari hujan Curah hujan
Seleksi F5
Agustus 2004 25.7 76 7.3 6 166
September 2004 25.8 82 7.0 22 392
Oktober 2004 26.3 80 7.9 21 277
November 2004 26.1 86 5.8 27 401
Seleksi F6
Januari 2005 25.2 90 3.9 27 537
Februari 2005 25.4 89 4.7 25 580
Maret 2005 26.0 87 5.3 28 568
April 2005 26.2 85 5.8 22 308
Uji Daya Hasil
Desember 2005 25.5 86 2.6 26 252
Januari 2006 25.2 89 2.8 28 640
Februari 2006 25.5 89 4.2 24 434
Maret 2006 25.8 84 3.7 28 138