• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 14AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SALDO PIUTANG USAHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 14AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SALDO PIUTANG USAHA"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : AFIAH NURAIDA Nim : 2014017061

Kelas : 4A2

“AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN: PENGUJIAN

SUBSTANTIF TERHADAP SALDO PIUTANG USAHA”

DESKRIPSI PIUTANG

Piutang merupakan klaim kepada pihak lain ata uang, barang, jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu tertentu sesuai kegiatan perusahaan. Piytang umumnya disajikan di neraca dalam dua kelompok: 1. Piutang Usaha dan 2. Piutang Nonusaha. Piutang usaha adalah piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa dalam kegiatan normal perusahaan. Sedangkan piutang nonusaha timbul dari transaksi selain penjualan barang dan jasa kepada pihak luar, missal piutang penjualan saham, piutang klaim asuransi, piutang pengembalian pajak.

Dalam siklus pendapatan, transaksi yang mempengaruhi piutang usaha adalah:

1. Transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada customer. Jurnal yang digunakan adalah:

Piutang Usaha xx

Pendapatan Penjualan xx 2. Transaksi retur penjualan. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:

Retur Penjualan xx

Piutang Usaha xx 3. Transaksi penerimaan kas dari debitur. Jurnal untuk mencatat adalah:

Kas xx

Piutang Usaha xx

4. Transaksi pengahapusan piutang. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah: Cadangan Kerugian Piutang xx

(2)

PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN PIUTANG

USAHA DI NERACA

Sebelum membahas pengujian substantive terhadap piutang, perlu diketahui tentang prinsip akuntansi berterima umum dahulu, yaitu :

1. Piutang usaha disajikan di neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca. Piutang usaha disajikan di neraca dalam jumlah bruto dikurangi dengan taksiran kerugian tidak tertagihnya piutang.

2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha, harus dicantumkan pengungkapannya di neraca bahwa saldo piutang usaha tersebut adalah jumlah bersih (neto).

3. Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rinciannya di neraca.

4. Piutang usaha yang bersaldo kredit (terdapat di dalam kartu piutang) pada tanggal neraca harus disajikan dalam kelompok utang lancar.

5. Jika jumlahnya material, piutang nonusaha harus disajikan terpisah dari piutang usaha.

TUJUAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP PIUTANG USAHA

Tujuan pengujian substantive terhadap piutang usaha adalah:

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan piutang usaha.

2. Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha yang dicantumkan di neraca.

3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo piutang usaha yang disajikan dalam neraca.

4. Membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca. 5. Membuktikan kewajaran penilaian usaha yang dicantumkan di neraca.

6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca.

PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP PIUTANG USAHA

Tahap-tahap prosedur audit dimulai dari pemeriksaan yang bersifat luas dan umum sampai ke pemeriksaan yang bersifat rinci. Berbagai prosedur audit dilaksanakan dalam lima tahap berikut ini:

(3)

(e) (a)

(d)

(f)

 Prosedur analitik

Ratio Formula

Tngkt perputaran piutang usaha Pndptn penjualan bersih + Rerata piutang usaha

Ratio piutang usaha dng aktiva lncr Saldo Piutang usaha + Aktiva lancar

Rate of return on net sales Laba bersih +Pendapatan penjualan bersih

Ratio kerugian piutang usaha Kerugian piutang usaha + pndptan penjlan brsh Dengan pendapatan penjualan

Bersih

Ratio Kerugian piutang usaha dgn Kerugian piutang usaha + piutang yang usaha Piutang usaha yang sesungguhnya sesungguhnya tdk tertagih

Tdk tertagih

 Pengujian terhadap transaksi rinci

Keandalan saldo piutang usaha ditentukan oleh keterjadian transaksi berikut ini yang didebit dan dikreditkan ke dalam Piutang Usaha:

1. Transaksi Penjualan Kredit 2. Transaksi Retur Penjualan

3. Transaksi Penghapusan Piutang Usaha

4. Transaksi Penerimaan Kas dari Piutang Usaha

 Pengujian terhadap saldo akun rinci

Pengujian terhadap saldo akun rinci dalam siklus pendapatan difokuskan ke saldo piutang usaha dan akun penilainya (akun Cadangan Kerugian Piutang Usaha). Tujuan pengujian saldo akun piutang usaha rinci adalah untyk memverifikasi:

(4)

a. Keberadaan/ Keterjadian b. Kelengkapan

c. Hak Kepemilikan d. Penilaian

 Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan

Prosedur audit terhadap penyajian dan pengungkapan adalah sebagai berikut:

 Memeriksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancer dan aktiva tidak lancar.

 Memeriksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang nonusaha.

 Menentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antarpihak

Referensi

Dokumen terkait

Melakukan adjustment test , yaitu pengujian adjustmen yang dilakukan oleh klien terhadap data sediaan di dalam kartu sediaan atas dasar data yang dicantumkan di dalam daftar

Keberadaan, kelengkapan, kewajiban serta penyajian dan pengungkapan utang usaha di neraca di buktikan oleh auditor dengan mengirimkan surat konfirmasi kepada

Aktiva tetap harus disajikan di dalam neraca dalam kelompok aktiva tidak lancar pada kosnya dikurangi dengan depresiasi akumulasi atau deplesi.. Auditor melakukan pemeriksaan

Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan sediaan yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo sediaan yang disajikan di

Tujuan utama pengujian substantif terhadap sediaan yaitu membuktikan bahwa saldo akun sediaan yang dicantumkan di neraca mencerminkan saldo akun sediaan produk jadi,

3) Akibat perubahan metode penilaian sediaan terhadap perhitungan laba rugi tahun yang diaudit harus dijelaskan dalam laporan keuangan dan auditor harus menyatakan

 Perbandingan saldo utang yang berkaitan dengan siklus jasa personel yang tercantum dalam neraca yang diaudit dengan saldo akun tersebut dalam neraca

Piutang dagang harus disajikan di dalam neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca3. Piutang dagang disajikan di dalam neraca dalam jumlah