BAB 14
AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN: PENGUJIAN
SUBSTANTIF TERHADAP SALDO PIUTANG USAHA
Tugas resum ini dibuat untuk memenuhi Mata Kuliah: PENGAUDITAN 2
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun,atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan. Piutang umumnya dibagi dalam dua kelompok:
1. Piutang usaha
Piutang usaha adalah piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa dalam kegiatan normal perusahaan. Piutang usaha ini umumnya merupakan jumlah yang material di neraca bila dibandingkan dengan piutang nonusaha.
2. Piutang non usaha
Piutang nonusaha timbul dari transaksi selain penjualan barang dan jasa kepada pihak luar, seperti misalnya piutang kepada karyawan, piutang penjuala saham, piutang klaim asuransi, piutang pengembalian pajak, piutang dividen dan bunga.
PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN PIUTANG USAHA DINERACA
1. Sebelum membahas pengujian substantif terhadap piutang, perlu diketahui terlebih dahulu prinsip akuntansi yang lazim dalam penyajian piutang dan pengujian neraca berikut ini : Piutang dagang harus disajikan di dalam neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca. Piutang dagang disajikan di dalam neraca dalam jumlah bruto dikurangi dengan taksiran kerugian tidak tertagihnya piutang.
2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang dagang, harus dicantumkan penjelasannya di dalam neraca bahwa saldo piutang dagang tersebut adalah jumlah bersih (neto).
3. Jika piutang dagang bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rinciannya di dalam neraca.
4. Piutang dagang yang bersaldo kredit (terdapat di dalam kartu piutang pada tanggal neraca harus disajikan dalam kelompok utang lancar).
TUJUAN PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP PIUTANG USAHA
Tujuan pengujian sunstantif terhadap piutang usaha adalah:
a. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan piutang usaha.
b. Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha yang di cantumkan di neraca.
c. Membuktikan kelengkapan transaksi yang di catat dalam catata akuntansi dan kelengkapan saldo piutang usaha yang disajikan dalam neraca.
d. Membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang di cantumkan di neraca.
e. Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang di cantumkan di neraca.
f. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengukngkapan piutang usaha di neraca.
PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP PIUTANG USAHA
Berbagai prosedur audit dilaksanakan dalam lima tahap berikut ini : 1. Prosedur audit awal
2. Prosedur analitik
3. Pengujian terhadap transaksi rinci 4. Pengujian terhadap saldo akun rinci
5. Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan
Prosedur Audit Awal
Auditor melakukan 6 prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsilaiasi informasi piutang usaha dineraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan:
1. Usut saldo piutang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun piutang usaha yang bersangkutan di dalam buku besar
2. Hitung kembali saldo akun piutang usaha di dalam buku besar
4. Usut saldo awal akun piutang usaha dan akun cadangan kerugiann piutang ke kertas kerja tahun yang lalu
5. Usut posting pendebitan akun piutang usaha ke dalam jurnal yang bersangkutan
6. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol piutang usaha dalam buku besar ke buku pembantu piutang usaha.
Prosedur Analitik
Pada awal pengujian substantif terhadap piutang usaha, pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif.
Prosedur Audit Terhadap Transaksi Rinci
Keandalan saldo piutang usaha sangat ditentukan oleh keterjadian transaksi berikut ini yang didebit dan dikreditkan kedalam akun piutang usaha:
a. Transaksi penjualan kredit b. Transaksi retur penjualan
c. Transaksi penghapusan piutang usaha, dan d. Transaksi penerimaan kas dari piutang usaha.
Keandalan saldo piutang usaha juga ditentukan oleh ketepatan pisah batas yang digunakan untuk mencatat berbagai transaksi tersebut. Auditor melakukan pengujian substantif terhadap transaksi rinci yang digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan akun tersebut.
1. Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun piutang usaha ke dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut.
2. Periksa pendebitan akun piutang ke dokumen pendukung: faktur penjualan, laporan pengiriman barang, dan order penjualan.
3. Periksa pengkreditan akun piutang ke dokumen pendukung: bukti kas masuk, memo kredit untuk retur penjualan atau penghapusan piutang.
4. Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penjualan dan retur penjualan.
Pengujian Terhadap Saldo Akun Rinci
Tujuan pengujian saldo akun piutang usaha rinci adalah untuk memverifikasi :
a. Keberadaan atau keterjadian
c. Hak kepemilikan
d. Penilaian
Lakukan Konfirmasi Piutang
Ada tiga tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam mengirimkan surat konfirmasi kepada debitur :
a. Tentukan metode,saat,dan luas konfirmasi yang akan dilaksanakan b. Pilih debitur yanng akan dikirimi surat konfirmasi,dan
c. Kirimkan surat konfirmasi
Lakukan Evaluasi Terhadap Kecukupan Cadangan Kerugian Piutang Usaha yang
Dibuat Oleh Klien
Prosedur ini ditempuh oleh auditor untuk memverifikasi penilaian piutang usaha yang dicantumkan dineraca.
a. Hitunglah kembal cadangan kerugian piutnag usaha yang dibuat oleh klien.
b. Bandingkan cadangan kerugian piutnag usaha yang tercantum di neraca tahun yang diaudit dengan cadangan tersebut yang tercantum di neraca tahun sebelumnya.
c. Periksa catatan kredituntuk debitur yang utangnya telah kadaluarsa.
Penyajian Dan Pengungkapan Akun Dalam Laporan Keuangan
1. Bandingkan penyajian piutang usaha dengan penyajian menurut prinsip akuntansi berterima umum
2. Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak lancar
3. Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang nonusaha