• Tidak ada hasil yang ditemukan

bahan ajar sistem reproduksi manusia (bag.2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "bahan ajar sistem reproduksi manusia (bag.2)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Reproduksi Manusia (Bagian 2)

Kompetensi Inti

:

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunyatentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

Kompetensi Dasar

:

3.7 menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian asi, serta kelainan/ penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia

3.13.Menerapkan pemahaman tentang prinsip reproduksi manusia untuk menanggulangi pertambahan penduduk melalui program keluarga berencana (KB) dan peningkatan kulaitas hidup SDM mealui pemberian ASI eksklusif.

Tujuan Pembelajaran

:

1. Memahami dan menjelaskan struktur, fungsi, dan proses sistem reproduksi pada manusia 2. Menjelaskan kelainan yang

terjadi pada sistem reproduksi manusia

3. Menjelaskan tentang proses

pencegahan kehamilan

(kontrasepsi) dan jenis-jenis kontrasepsi.

(2)

Peta Konsep

Sistem

Reproduksi

Melalui Prinsip Proses Menyusui

(Laktasi)ASI

Perempuan

Kelahiran Kehamilan

Pertumbuhan Penduduk

Masalah Sosial Gizi Meningkat

Laki-Laki

Keluarga Berencana

Kontrasepsi

Dibedakan menjadi

Terjadi

Selama 9 bulan

Beresiko

Diantisipasi Menyebabkan

ASI Ekslusif

melalui

Dipengaruhi oleh

(3)

Proporsi Materi Sistem Reproduksi pada Manusia (Bagian 2)

1. Laktasi

Gambaran Umum : Serangkaian Proses Pembentukan, Pelepasan, dan

Pengeluaran ASI

1.1 Laktasi Dipengaruhi oleh Siklus Hormonal

1.2 Laktogenesis I : Produksi Kolostrum

1.3 Laktogenesis II : Produksi ASI Besar-besaran

1.4 Laktogenesis III : Pengontrolan Produksi ASI

1.5 Refleks turunnya susu

1.6 Inisiasi Menyusui Dini

1.7 Manfaat ASI eksklusif

1.8 Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Laktasi

1.8.1 Faktor Biologis

1.8.2 Faktor Psikologis

1.8.3 Faktor Sosial

2. KB

Gambaran Umum : Upaya untuk Mencapai Kesejahteraan Keluarga

2.1 Sasaran Program KB

2.2 Ruang Lingkup Program KB

2.3 Akseptor KB

2.3.1 Konsep Tentang KB

2.3.2 Jenis-Jenis Akseptor KB

Akseptor Aktif

Akseptor Aktif Kembali

Akseptor KB Baru

Akseptor KB Dini

Akseptor Langsung

Akseptor Drop Out

3. Kontrasepsi

Gambaran Umum : Usaha Pencegahan Kehamilan Untuk Mengontrol

Pertumbuhan Penduduk

(4)

3.1.1 Metode Ritme bergantung pada upaya menahan diri

ketika konsepsi lebih mungkin terjadi.

3.1.2 Keluarga Berencana Merupakan Program Pengaturan

Kehamilan Terencana.

3.1.3 Koitus Interuptus

3.1.4 Proses Laktasi Berperan Secara Alami Sebagai Bentuk

Kontrasepsi yang Dikenal dengan Metode LAM

(

Lactational Amenorhoe Method

)

3.2 Metode Sederhana dengan Alat

3.2.1 Metode Penghalang bertujuan menghalangi sperma

bertemu dengan sel telur

3.2.2 Kondom Dipasang pada Organ Reproduksi Pria

3.2.3 Diafragma Dipasang pada Organ Reproduksi Pria

3.2.4 Spermisida menggunakan zat kimia untuk membunuh

sperma

3.2.4.1 Spermisida dalam Bentuk Cream

3.2.4.2 Spermisida dalam Bentuk Jelly

3.2.4.3.Spermisida dalam Bentuk Tablet

Berbusa

3.3 Metode Kontrasepsi Modern

3.3.1 Sterilisasi menghasilkan organ reproduksi yang tak bisa

melakukan pembuahan secara permanen

(5)

3.3.1.2 Tubektomi/ Ligasi Tuba (

Tube

Ligation

) : Penyumbatan pada Tuba

Fallopi

3.3.2

Interauterine Device

(IUD) / Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim (AKDR)

3.3.3 Kontrasepsi Hormonal (Suntik KB)

3.3.4 Pil Pencegah Kehamilan (pil KB)

3.3.5 Implantasi/Susuk Berupa Tabung-tabung Kecil yang

Berisi Hormon

A. Laktasi

(6)

seberapa lama periode menyusui yg paling baik dan seberapa jauh risiko penggunaan susu formula.

Seorang bayi dapat disusui oleh ibunya sendiri atau oleh wanita lain. ASI juga dapat diperah dan diberikan melalui alat menyusui lain seperti botol susu, cangkir, sendok, atau pipet. Susu formula juga tersedia untuk para ibu yang tidak bisa atau memilih untuk tidak menyusui, namun para ahli sepakat bahwa kualitas susu formula tidaklah sebaik ASI. Di banyak negara, pemberian susu formula terkait dengan tingkat kematian bayi akibat diare, tetapi apabila pembuatannya dilakukan dengan hati-hati menggunakan air bersih, pemberian susu formula cukup aman.

1 Hormon yang Berpengaruh pada Proses Laktasi

Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara:

Progesteron: memengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran

Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui. Karena itu, sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.

Follicle stimulating hormone (FSH) Luteinizing hormone (LH)

Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan.

(7)

Oksitosin: mengencangkan otot halus

dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk ejection reflex.

Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum melahirkan.

Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation).

2 Laktogenesis I

Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase Laktogenesis I. Saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat progesteron yang tinggi mencegah produksi ASI

ASI terdiri dari dua bagian, yaitu yang encer disebut foremilk(ASI awal) yang kaya akan protein dan laktosa. ASI yang lebih kental disebut Handmilk(ASI akhir) yang kaya lemak. Keduanya sama penting untuk bayi.

[image:7.516.286.474.510.689.2]

Sumber : http : // www. Okezone.com

(8)

sebenarnya. Tetapi bukan merupakan masalah medis apabila ibu hamil mengeluarkan (bocor) kolostrum sebelum lahirnya bayi, dan hal ini juga bukan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI sebenarnya nanti.

3 Laktogenesis II

Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat hormon progesteron, estrogen, dan HPL secara tiba-tiba, namun hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran yang dikenal dengan fase Laktogenesis II.

Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan [11]. Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya[9].

4 Laktogenesis III

Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI dengan banyak pula[12][13].

5 Refleks turunnya susu

(9)

penghangatan payudara dengan mandi air hangat, atau menyusui dalam situasi yang tenang.

6 Inisiasi Menyusui Dini

Inisiasi Menyusui Dini (early initiation) adalah bayi segera menyusu sendiri segera setelah lahir. Seperti hewan mamalia lainnya, bayi juga memiliki kemampuan untuk menyusu sendiri. Setidaknya selama 1 jam setelah lahir, bayi memiliki kemampuan untuk merangkak mencari putting payudara ibunya sendiri (breast crawl) dan sudah tentu akan terjadi kontak langsung antara kulit bayi dengan ibunya. Pendapat lama yang mengemukakan bahwa tidak mungkin dapat menyusu sendiri kini sudah terbantahkan.

Bayi yang baru lahir, sesaat setelah dilakukan pemotongan tali pusat dan kemudian segera diletakkan di dada atau perut ibunya sehingga terjadi skin to skin contact, pada menit ke 50 ia kemudian mampu menyusu dengan baik. Bahkan pada bayi yang lahir normal namun langsung dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang, diukur dan dibersihkan 50% bayi tidak dapat menyusu sendiri. Pada bayi yang dibiarkan menyusu sendiri, setelah berhenti menyusu baru dipisahkan dari ibunya, bayi dapat menyusu dengan baik.

7 Manfaat ASI eksklusif

ASI mengandung nutrisi yang optimal yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Kematian akibat penyakit diare meningkat 23,5 kali

Isi payudara kanan dan kiri sama saja,

foremilk dan hindmilk. Biarkan bayi menyusu pada satu payudara hingga “habis”, bila masih kurang baru tawarkan payudara satunya agar dia mendapatkan foremilk dan hindmilk

yang seimbang.

Sumber : http : // www. Okezone.com

(10)

pada bayi yang mengkonsumsi susu formula (vic.1989). ASI eksklusif (hanya mengkonsumsi ASI selama 6 bulan berturu-turut tanpa minuman/makanan pendamping apapun) merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas terbaik. Masa lompatan perrtumbuhan otak adalah usia 0-6 bulan, bahkan sampai usai 2 tahun. Jika bayi menglaami kekurangan gizi berat pada masa ini, maka penguranagan jumlah sel otak akan terjadi sebanyak 15-20 %. Berikut ini merupakn spesifikasi zat gizi ASI yang berperan dalam pertumbuhan otak :

a) Lemak jenuh ikatan panjang (DHA dan AA) untuk pertumbuhan sel otak dan retina

b) Kolesterol untuk mielinasi selubung sel saraf

c) Taurin merupakan asam amino yang berperan sebagai neurotransmitter inhibitor dan stabilisator membrane neuron

d) Laktosa untuk pertumbuhan otak e) Kolin untuk meningkatkan memori

f) 100 macam enzim yang berperan dalam metabolism otak

Berdasarkan penelitian dan riset, keuntungan menyusui bagi ibu adalah sebagai berikut :

a) Mengurangi risiko kanker payudara

b) Mengurangi risiko kanker ovarium dan endometrium c) Mengurangi risiko osteoporosis

d) Mengurangi risiko rheumatoid artritis e) Merupakan metode KB paling aman f) Mengurangi risiko diabetes militus g) Mengurangi stresss dan kecemasan h) Berat badan lebih cepat kembali normal

8 Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Laktasi a) Faktor Biologis

1) Nutrisi  nutrisi akan mempengaruhi perkembangan jaringan yang memproduksi ASI

2) Kondisi Payudara  adanya gangguan atau kerusakan pada system saraf, system vascular, struktur seluler alveolus dapat mempengaruhi laktasi secara langsung.

3) Sistem endokrin  produksi hormon prolaktin dan oksitosin

(11)

5) Umur kehamilan maturitas plasenta berpengaruh pada penyiapan kelenjar ASI

6) Kebiasaan  merokok menyebabkan produksi ASI berkurang

b) Faktor Psikologis

Stress dapat secara langsung merang sang hipotalamus otak untuk mengeluarkan PIF sehingga menyebabkan penurunan produksi hormon prolaktin dan menyebabkan oksitosin sulit mencapai myoepitel. c) Faktor Sosial

1) Sosio-emosional  keberhasilan pada laktasi terdahulu dan dukungan suami/keluarga

2) Sosio-ekonomi  faktor kecukupan gizi dan perawatan kesehatan 3) Tingkat pendidikan  secara tidak langsung berpengaruh terhadap

nutrisi, perawatan kehamilan, dan perawatan payudara.

B. Keluarga Berencana (KB )

KB adalah merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan,pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran (Depkes RI, 1999; 1). KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran (Hartanto, 2004; 27). KB adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran (Stright, 2004; 78).

Tujuan program :

a. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.

b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Faktor genetik tidak mempengaruhi produksi ASI. ASI diproduksi semakin banyak jika ibu semakin sering menyusui atau memerah. Sumber : http : // www. Okezone.com

(12)

1 Sasaran Program KB

a. Sasaran langsung

Pasangan usia subur yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. b. Sasaran tidak langsung

Pelaksana dan pengelola KB, dengan cara menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera

(Handayani,2010; 29).

2 Ruang Lingkup Program KB

Menurut Handayani (2010:29) ruang lingkup program KB,meliputi: a.Komunikasi informasi dan edukasi.

b.Konseling.

c.Pelayanan infertilitas. d.Pendidikan seks.

e.Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan. f. Konsultasi genetik

3 Akseptor KB

a. Konsep Tentang KB

Akseptor KB adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktukelahiran(Barbara R.Stright,2004;78).

b. Jenis-Jenis Akseptor KB

Banyak masyarakat yang masih menganggap bahwa penggunaan alat kontrasepsi sarat akan efek samping. Padahal seiring berkembangnya penelitian di bidang kesehatan, penggunaan metode KB memiliki potensi yang besar untuk pengobatan pada wanita seperti gangguan haid atau jerawat.

Sumber : http : // www. Okezone.com

(13)

1) Akseptor Aktif

Akseptor aktif adalah akseptor yang ada pada saat ini menggunakan salah satu cara / alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan.

2) Akseptor Aktif Kembali

Akseptor aktif kembali adalah pasangan usia subur yang telah menggunakan kontrasepsi selama 3 (tiga) bulan atau lebih yang tidak diselingi suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara alat kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti cara setelah berhenti / istirahat kurang lebih 3 (tiga) bulan berturut – turut dan bukan karena hamil.

3) Akseptor KB Baru

Akseptor KB baru adalah akseptor yang baru pertama kali menggunakan alat / obat kontrasepsi atau pasangan usia subur yang kembali menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau abortus.

4) Akseptor KB Dini

Akseptor KB dini adalah para ibu yang menerima salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan atau abortus.

5) Akseptor Langsung

Akseptor langsung adalah para istri yang memakai salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 40 hari setelah melahirkan atau abortus.

6) Akseptor Drop Out

Akseptor dropout adalah akseptor yang menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih dari 3 bulan (BKKBN, 2007).

(14)

Gambaran Umum : Usaha Pencegahan Kehamilan Untuk Mengontrol Pertumbuhan Penduduk

Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti “melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari konsepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk itu, berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua - duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan (Depkes, 1999). Kontrasepsi adalah usaha - usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan, usaha itu dapat bersifat sementara dapat bersifat permanen (Prawirohardjo, 2008; 534).

a. Fase menunda kehamilan

Masa menunda kehamilan pertama sebaiknya dilakukan oleh pasangan yang istrinya belum mencapai usia 20 tahun.Karena usia di bawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya menunda untuk mempunyai anak dengan berbagai alasan.Kriteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu kontrasepsi dengan pulihnya kesuburan yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin 100%. Hal ini penting karena pada masa ini pasangan belum mempunyai anak, serta efektifitas yang tinggi. Kontrasepsi yang cocok dan yang disarankan adalah pil KB, AKDR.

b. Fase mengatur / menjarangkan kehamilan

Periode usia istri antara 20 - 30 tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2 - 4 tahun.Ktiteria kontrasepsi yang perlukan yaitu efektifitas tinggi, reversibilitas tinggi karena pasangan masih mengharapkan punya anak lagi.Kontrasepsi dapat dipakai 3 - 4 tahun sesuai jarak kelahiran yang direncanakan.

c. Fase mengakhiri kesuburan / tidak hamil lagi

(15)

kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan hal ini dapat menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak. Di samping itu jika pasangan akseptor tidak mengharapkan untuk mempunyai anak lagi, kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah metode kontap, AKDR, implan, suntik KB dan pil KB (Pinem, 2009.).

1 Metode Sederhana Tanpa Alat

a) Metode Ritme bergantung pada upaya menahan diri ketika konsepsi lebih mungkin terjadi.

b) Koitus Interuptus

c) Proses Laktasi Berperan Secara Alami Sebagai Bentuk Kontrasepsi yang Dikenal dengan Metode LAM (Lactational Amenorhoe Method) 2 Metode Sederhana dengan Alat

a) Metode Penghalang bertujuan menghalangi sperma bertemu dengan sel telur

b) Kondom Dipasang pada Organ Reproduksi Pria kondom yang terbuat dari bahan karet

yang tipis dan elastis (lentur) berbentuk seperti kantong. Pada dasarnya fungsi kondom hanya untuk menampung sperma agar tidak masuk ke dalam vagina. Penggunaan kondom dinilai cukup efektif mencegah kehamilan hingga 90 %. c) Diafragma Dipasang pada Organ

Reproduksi Wanita

Diafragma berbentuk seperti topi

yang menutupi mulut rahim. Diafragma terbuat dari bahan karet namun agak tebal dibanding dengan kondom. Jenis kontrasepsi yang satu ini cukup efektif dalam mencegah kehamilan yang cara kerjanya hanya dimasukkan ke dalam vagina, untuk mencegah masuknya sperma ke dalam rahim.

[image:15.516.95.462.59.725.2]

d) Spermisida menggunakan zat kimia untuk membunuh sperma

Gambar 2 kondom

(16)

Spermisida merupakan alat kontrasepsi yang berbahan kimia yang dapat membunuh sperma. Spermisida memiliki variasi bentuk ada yang berbentuk busa, jeli, krim, tablet vagina, tablet atau aerosol. Penggunaan alat kontrsepsi jenis ini

memang dinilai kurang efektif karena

dapat menimbulkan ketidaknyaman, ketidak puasan pasangan dalam mencapai orgasme dan menimbulkan alergi yang tidak enak.

3 Metode Kontrasepsi Modern

a) Sterilisasi menghasilkan organ reproduksi yang tak bisa melakukan pembuahan secara permanen

1) Vasektomi : Penyumbatan pada Vasdeferens

2) Tubektomi/ Ligasi Tuba (Tube Ligation) : Penyumbatan pada Tuba Fallopi

Gambar 3 Spermisida

[image:16.516.60.488.377.602.2]

Sumber ; http : //www.Google.com

(17)

b) Interuterine Device (IUD) / Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau IUD atau yang lebih dikenal sebagai alat kontrasepsi spiral. AKDR atau IUD ini berbentuk alat kecil dan banyak variasi. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD) atau spiral ini ada yang terbuat dari plastik seperti huruf S (Lippes Loop), tembaga yang berbentuk seperti angka 7 (tujuh/ Copper Seven) dan huruf T (Copper T) serta ada yang berbentuk seperti sepatu kuda (Multiload). Fungsi dari AKDR ini adalah mencegah kehamilan dengan mencegah sel telur yang telah dibuahi bersarang di dalam rahim. AKDR atau IUD dapat bertahan di dalam rahim selama 2-5 tahun dan dapat dikeluarkan kembali apabila ada keinginan untuk hamil kembali.

c) Kontrasepsi Hormonal (Suntik KB)

IUD adalah salah satu metode alternatif dalam KB. IUD mampu mencegah kehamilan selama 10 tahun. Tingkat efektivitasnya sangat tinggi, yaitu mencapai 99,4 % dalam mencagah kehamilan. Batang plastik yang dililit tembaga ini juga mampu melindungi ibu dari kehamilan ektopik. IUD sangat kecil, berukuran hanya 3 cm sehingga nyaman digunakan.

Sumber : http : // www. Okezone.com

(18)

Kontrasepsi yang menggunakan sutikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10 minggu (Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem). Salah satu keuntungan suntikan

adalah tidak

mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.

d) Pil Pencegah Kehamilan (Pil KB)

Pil KB memiliki berbagai macam, ada pil yang hanya mengandung hormon progesteron, adapula yang mengandung kombinasi antara progesteron dan estrogen. Namun penggunaan pil KB ini dinilai cukup rumit karena menggunakan sistem kalender laykanya siklus haid (sekuensial). Dengan menggunakan sistem kalender ini mereka para wanita dapat mengetahui batasan waktu dalam mengkonsumsi pil KB ini. Pil KB menggunakan 2 cara yakni :

Pil KB adalah kontrasepsi oral hormonal yang diminum secara rutin setiap hari untuk mencegah kehamilan. Hormon yang terkandung dalam pil KB yaitu esterogen dan progesterone adalah hormon yang sama yang diproduksi oleh tubuh wanita. Meminum pil KB secara teratur akan membantu menstabilkan level kedua hormon tersebut di dalam tubuh. Dan hal ini yang membantu dalam pencegahan kehamilan, dan tidak menyebabkan kegemukan karena kadarnya yang rendah.

Sumber : http : // www. Okezone.com

(19)

1) Diminum dengan menggunakan sistem 28, yang artinya pil diminum terus-menerus tanpa berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo)

2) Dengan sistem 22/21, yakni pil diminum terus-menerus, kemudian dihentikan selama 7-8 hari untuk mendapatkan kesempatan menstruasi.

Efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi ini menyebabkan seorang wanita mudah tersinggung, mudah tegang dan stress, bertambahnya berat badan, nyeri kepala, darah menstruasi yang banyak seperti pendarahan. Sedangkan yang berkolaborasi progesteron menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang senggama menjadi kering.

e) Implantasi/Susuk Berupa Tabung-tabung Kecil yang Berisi Hormon Susuk juga digunakan sebagai alat kontrasepsi wanita atau yang juga disebut sebagai alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kukit pada lengan kiri atas. Bentuk susuk ini seperti tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan 6 buah kapsul. Susuk yang ditanam dibawah kulit ini berisi zat aktif yang berupa hormon atau levonorgestrel. Kemudian susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Susuk ini bekerja dengan cara menghalangi terjadinya ovulasi (pembuahan) dan menghalangi migrasi sperma.

Soal Latihan

(20)

2 ASI yang diproduksi oleh ibu ada 3 macam, sebutkan dan jelaskan perbedaannya !

3 Apa saja manfaat dari ASI ekslusif terhadap ibu dan bayi ? 4 Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi ASI ?

5 Deskripsikan secara singkat mengenai program KB beserta tujuan dan manfaatnya !

6 Sebutkan akseptor KB !

7 Kapan sebaiknya perencanaan KB dibuat ? 8 Apa pengertian dari kontrasepsi ?

9 Sebutkan macam-macam alat kontrasepsi modern !

10 Adakah keterkaitan antara program KB dan kontrasepsi ? jelaskan !

Daftar Pustaka

Agostoni C, Haschke F (2003). "Infant formulas. Recent developments and new issues". Minerva Pediatr 55 (3): 181–94. PMID 12900705.

Cregan M, Mitoulas L, Hartmann P (2002). "Milk prolactin, feed volume and duration between feeds in women breastfeeding their full-term infants over a 24 h period". Exp Physiol 87 (2): 207–14. PMID 11856965.

Daly S, Owens R, Hartmann P (1993). "The short-term synthesis and infant-regulated removal of milk in lactating women". Exp Physiol 78 (2): 209–20. PMID 8471241.

deCarvalho M, Anderson D, Giangreco A, Pittard W (1985). "Frequency of milk expression and milk production by mothers of non-nursing premature neonates". Am J Dis Child 139 (5): 483–5. PMID 3984973.

Hopkinson J, Schanler R, Garza C (1988). "Milk production by mothers of premature infants". Pediatrics 81 (6): 815–20. PMID 3368280.

http : //www.Alat kontrasepsi.com

http : //www.Google.com

Gambar

Gambar 1  Perbandingan gizi ASI
Gambar 2  kondom
Gambar 4 Tubektomi dan Vasektomi

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Peberian Pendidikan Dengan Metode Snowball Throwing Tentang Kontrasepsi Hormonal Pada Pasangan Usia Subur Non Akseptor KB Di

PERBEDAAN PENGETAHUAN SEBELUM DAN SESUDAH PEBERIAN PENDIDIKAN DENGAN METODE SNOWBALL THROWING TENTANG KONTRASEPSI HORMONAL PADA PASANGAN USIA SUBUR NON.. AKSEPTOR KB DI

Analisis Faktor Kebijakan dan Pengetahuan tentang Pelayanan KB yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD pada Ibu Pasangan Usia Subur Akseptor KB di Kecamatan

Peserta Keluarga Berencana (KB) yaitu pasangan usia subur (PUS) dimana salah seorang menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan atau lebih

Penyebab rendahnya akseptor KB AKBK (Implant) diantaranya adalah karena kurangnya pengetahuan wanita Pasangan Usia Subur tentang Alat Kontrasepsi Bawah Kulit dan

Peserta Keluarga Berencana (KB) yaitu pasangan usia subur (PUS) dimana salah seorang menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan atau lebih

Subyek penelitian/responden sebanyak 30 orang dengan kriteria wanita pasangan usia subur yang tidak menggunakan kontrasepsi IUD dan wanita pasangan usia subur yang tidak

Ada tidak hubungan antara pengetahuan pasangan usia subur tentang metode kontrasepsi jangka panjang dengan keikutsertaan menjadi akseptor KB di Lingkungan II Kelurahan Ujung Padang