• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN LKS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DI KELAS XSMA SWASTA YP MARISI MEDAN T.A.2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN LKS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DI KELAS XSMA SWASTA YP MARISI MEDAN T.A.2016/2017."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN L KS UNT UK ME NINGKAT KAN

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DI KELAS X SMA

SWASTA YP MARISI MEDAN T.A.2016/2017

Oleh:

Elisa Sinaga NIM. 4123111019

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi sistem persamaan linear setelah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan bantuan LKS di kelas X-2 SMA Swasta YP Marisi Medan tahun ajaran 2016/2017.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA Swasta YP Marisi Medan kelas X sebanyak 35 siswa. Objek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan bantuan LKS. Data yang diperlukan dengan menggunkana tes kemampuan pemecahan masalah pada siklus I sebanyak 4 butir soal dan pada siklus II sebanyak 4 butir soal. Berdasarkan hasil analisis data setelah pemberian tindakan diperoleh pada siklus I dan II persentase dari setiap langkah memecahkan masalah matematika siswa pada materi sistem persamaan linear, yaitu : (1) memahami masalah dari 87.14% pada siklus I meningkat menjadi 92.14% pada siklus II, (2) merencanakan penyelesaian dari 76.78% pada siklus I meningkat menjadi 81.07% pada siklus II, (3) menyelesaikan masalah dari 71.07% pada siklus I meningkat menjadi 81.60% pada siklus II, (4) memeriksa kembali dari 61.07% pada siklus I meningkat menjadi 67.5% pada siklus II. Ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus I sebanyak 22 siswa (62.85%) dengan rata-rata kelas 74.02 dan pada siklus II sebanyak 30 siswa (85.71%) dengan rata-rata kelas 80.58.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada TuhanYang Maha Esa, atas segala

rahmat dan karunia-Nya kepada penulis hingga penelitian ini dapat selesai tepat

pada waktunya. Skripsi ini berjudul penerapan model pembelajaran berbasis

masalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dengan bantuan

LKS pada materi sistem persamaan linear di kelas X SMA Swasta YP Marisi

Medan T.A.2016/2017. Adapun penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika

Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Drs.

W.L. Sihombing, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi. Beliau telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir

penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada bapak

Drs.Yasifati Hia, M.Si, bapak Dr. Pardomuan Sitompul, dan ibu Dr. Izwita Dewi,

M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran

mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih

juga disampaikan kepada bapak Prof.Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku dosen

pembimbing akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama

perkuliahan.

Ucapan terimakasih disampaikan penulis kepada bapak Dr. Asrin Lubis,

M.Pd selaku dekan FMIPA UNIMED, beserta wakil dekan FMIPA UNIMED,

bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku ketua jurusan matematika, bapak Drs. Zul

Amry, M.Si, Ph.D selaku ketua program studi pendidikan matematika, juga Bapak

dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan matematika yang memberikan ilmu

pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.

Ucapan terimakasih yang sama disampaikan penulis kepada bapak Breham

Sinaga, S.Pd selaku kepala sekolah SMA Swasta YP Marisi Medan dan kepada

ibu Marni Tinambunan, S.Pd selaku guru bidang studi matematika kelas X yang

(6)

v

guru dan staf administrasi yang telah memberikan kesempatan serta bantuan

kepada penulis selama melakukan penelitian.

Teristimewa rasa terimakasih disampaikan penulis kepada Kelita Tamba

ibunda penulis yang telah mengasuh dan membimbing, memberi kasih sayang,

mendukung secara materil dan selalu mendoakan penulis. Semoga Tuhan

memberikan kesehatan dan panjang umur. Amin. Terimakasih juga buat kakak

Sarinauli Sinaga, abang Tongin Sinaga, serta adik Raftapada Sinaga, Pandapotan

Sinaga, dan Buligat Sinaga yang telah memberikan doa dan motivasi untuk

penulis dalam menyusun skripsi ini.

Ucapan terimakasih juga disampaikan penulis kepada sahabat-sahabat

selama perkuliahan, Edak Lisnawati br Tampubolon dan Rosa Intan Nia Sinaga,

Roy AP Manalu, Thevran Rumapea, Doksen Sinurat,Firman Andreas Sijabat,

Geng fiveser, geng crackers, dan teman-teman DIK B MM 12 yang telah banyak

membantu dan memotivasi penulis, serta kepada teman satu PS yaitu Desi

Munthe, Richard, Hendrik,dan Wiarno yang senantiasa selalu bersama dalam

penyusunan skripsi ini. Teman-teman kesebelasan PPLT 2015 SMA Bangun

Purba, Tati, Tika, Hana, Nirya, Dian, Dona, pak Eko, Dicky, Anton, Bg Fred yang

selalu bersedia menjadi teman diskusi untuk penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang menbangun dari

pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, September 2016

Penulis,

(7)

vi

2.1.3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 14 2.1.4. Mengukur Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 15

(8)

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 45

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 45

4.1.1.1. Permasalahan I 45

4.1.1.2. Perencanaan Tindakan I 46

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 46

4.1.1.4. Tahap Observasi I 47

4.1.1.5. Refleksi I 54

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 58

4.1.2.1. Permasalahan I 58

4.1.2.2. Perencanaan Tindakan II 59

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 59

4.1.2.4. Observasi II 60

4.1.2.5. Refleksi II 66

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 71

4.3. Temuan Penelitian 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 74

5.1. Kesimpulan 74

5.2. Saran 74

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Masalah Siswa 2

Gambar 3.1. Alur Tahapan Penulisan Tindakan Kelas 38

Gambar 5.1. Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan Memotivasi 207

Siswa

Gambar 5.2. Mengorganisasikan Siswa ke Dalam Kelompok Diskusi 207

Gambar 5.3. Guru Membagi Lembar Kerja Siswa LKS pada Masing- 208

Masing Kelompok

Gambar 5.4. Guru membimbing dan Mengawasi Siswa dalam Belajar 208

Kelompok

Gambar 5.5. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompok 209

Gambar 5.6. Guru Memberikan Penjelasan Tambahan 209

Gambar 5.7. Siswa Mengerjakan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 210

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penerapan Langkah-Langkah Pemecahan Masalah 11

Tabel 2.2. Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 15

Tabel 2.3. Sintaks Untuk PBM 21

Tabel 3.1. Norma Absolut Skala Lima 41

Tabel 3.2. Kelas Interval 42

Tabel 4.1. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 48

Tabel 4.2. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Siklus I 49

Tabel 4.3. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 50

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I

(Memahami Masalah)

Tabel 4.4. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 51

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I

(Merencanakan Pemecahan Masalah)

Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 51

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I

(Melaksanakan Pemecahan Masalah)

Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 52

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I

(Memeriksa Kembali)

Tabel 4.7. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 53

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I

Tabel 4.8. Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Tes Kemampuan 55

Pemecahan Masalah Matematika Siklus I

Tabel 4.10. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 60

(11)

x

Tabel 4.12. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 62

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II

(Merencanakan Pemecahan Masalah)

Tabel 4.13. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 63

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II

(Merencanakan Pemecahan Masalah)

Tabel 4.14. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 64

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II

(Melaksanakan Pemecahan Masalah)

Tabel 4.15. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 64

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II

(Memeriksa Kembali)

Tabel 4.16. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 65

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II

Tabel 4.17. Hasil Rata-Rata Kemampuan Pemecahan Masalah Tiap Tes 67

Tabel 4.18. Peningkatan Jumlah Siswa Tuntas Mengerjakan Tes 68

Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I 76

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II 89

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I 98

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II 106

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa I 115

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa II 123

Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa III 127

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa IV 130

Lampiran 9. Alternatif Penyelesaian LKS I 133

Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian LKS II 141

Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian LKS III 145

Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian LKS IV 147

Lampiran 13. Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Awal Pemecahan Masalah 150

Lampiran 14. Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 152

Lampiran 15. Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 154

Lampiran 16. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 156

Lampiran 17. Tes Kemampuan Awal Pemecahan Masalah Siswa 158

Lampiran 18. Alternatif Tes Kemampuan Awal Pemecahan Masalah Siswa 160

Lampiran 19. Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 165

Lampiran 20. Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 167

Lampiran 21. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan 170

Masalah Siklus I

Lampiran 22. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan 175

(13)

xii

Lampiran 23. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 184

Lampiran 24. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 188

Lampiran 25. Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Awal Pemecahan 192

Masalah Matematika Siswa

Lampiran 26. Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Awal Pemecahan 194

Masalah Matematika Siswa

Lampiran 27. Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 195

Matematika Siswa Siklus I

Lampiran 28. Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 197

Matematika Siswa Siklus I

Lampiran 29. Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 198

Matematika Siswa Siklus II

Lampiran 30. Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 200

Matematika Siswa Siklus II

Lampiran 31. Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I,II 201

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Salah

satu hal yang sangat penting dalam pembelajaran matematika adalah pemecahan

masalah. Hampir disemua standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD)

ditegaskan perlunya kemampuan pemecahan masalah. Salah satu tujuan mata

pelajaran matematika adalah agar siswa mampu memecahkan masalah

matematika yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model

matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

Menurut Wena (2011:53) “Kemampuan pemecahan masalah sangatlah

penting artinya bagi siswa dan masa depannya”. Siswa perlu mampu memecahkan

masalah matematika, sehingga nantinya mereka mampu berfikir sistematis, logis

dan kritis dalam memecahkan masalah kehidupan yang dihadapinya. Menurut Wardhani (2010:20) “Orang yang terampil memecahkan masalah akan mampu berpacu dengan kebutuhan hidupnya, menjadi pekerja yang lebih produktif, dan

memahami isu-isu kompleks yang berkaitan dengan masyarakat global”.

Secara umum proses pembelajaran matematika menurut Muslich

(2008:40) “Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa

yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan digunakan

atau dimanfaatkan dalam kehidupan nyata”. Pendidik perlu mengaitkan materi

yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, karena belajar akan lebih

bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajari bukan sekedar

mengetahuinya.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru matematika

di kelas X SMA Marisi Medan. Dari wawancara peneliti memperoleh informasi

bahwa masih banyak siswa kelas X yang kesulitan menyelesaikan soal-soal

pemecahan masalah yang berkaitan dengan materi sistem persamaan linear.

Sebagai contoh siswa diminta mengerjakan soal cerita yang penyelesaiannya

(15)

2

Pada hari Selasa, 5 April 2016 kelas X-2 SMA Medan Marisi akan

melaksanakan ujian matematika terdiri dari 30 butir soal bentuknya pilihan

ganda. Sistem penilaian ujian adalah memperoleh skor 2 jika jawaban benar,

skor -1 jika jawaban salah dan skor 0 jika tidak menjawab. Suparman adalah salah

satu siswa kelas X-2. Suparman harus menjawab semua soal. Jika skor minimal

agar tuntas adalah 45.

a) Tuliskan apa yang kamu ketahui dari masalah tersebut,

b) Bagaimanakah cara untuk mengetahui berapa soal minimal benar yang harus

dijawab oleh Suparman agar tidak remedial,

c) Tentukanlah berapa banyak soal minimal benar yang harus dijawab Suparman

agar tidak remedial,

d) Menurut Parto banyak soal minimal benar yang harus dijawab oleh Suparman

adalah 20 sedangkan menurut Titin 25. Menurut kamu jawaban siapa yang

benar ? Berikan alasanmu.

Berikut disajikan data tentang jawaban siswa

Gambar 1.1 Masalah Siswa

Siswa belum mampu memahami soal Siswa belum mampu menuliskan yang diketahui dengan lengkap

(16)

3

Siswa belum mampu menyelesaian permasalahan pada soal di atas dengan

benar. Soal diatas adalah sistem persamaan dua variabel 2 45

menjawab 25 soal dengan benar sesuai dengan jawaban Titin.

Kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah hal ini terlihat dari

persentase hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Pada soal

tes kemampuan pemecahan masalah saat peneliti melakukan observasi sebelum

penelitian di SMA Marisi Medan kepada 35 siswa di kelas X-2. Data hasil

penyelesaian oleh siswa yang mengikuti tes hanya 2 orang siswa saja (5,71%)

yang dapat menjawab soal dengan benar. Data penyelesaian masalah oleh siswa

indikator memahami masalah soal bagian (a) 52,85%, merencanakan penyelesaian

soal bagian (b) 30%, menyelesaikan masalah soal bagian (c) 46,42%, memeriksa

kembali soal bagian (d) 48,57%.

Menurut Rajagukguk (2011:430) “Proses pembelajaran yang kurang bermakna sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan siswa memecahkan

masalah“. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa rendah dalam

pelajaran matematika hal ini dikarenakan sebagian besar pengajaran matematika

masih menerapkan paradigma lama melalui pembelajaran berpusat pada guru

(teacher centered) tanpa banyak memperhatikan kemungkinan penerapan model

lain yang memungkinkan siswa aktif dalam belajar. Menurut Trianto (2011:5) bahwa: “Berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional.

Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif”. Adapun ciri–ciri metode pembelajaran yang berpusat pada guru menurut (Mukarramah, 2012), antara lain:”1).Guru yang menjadi pusat dalam kegiatan belajar mengajar. 2). Siswa ditempatkan sebagai objek belajar. 3).

(17)

4

pembelajaran pada setiap aktivitas pembelajaran dengan menjadi siswa sebagai

kotak kosong. Keadaan yang demikian tidak kondusif untuk proses pembelajaran.

Hal ini meminimalkan peran siswa dalam proses pembelajaran.

Melihat permasalahan di lapangan yaitu masih rendahnya kemampuan

siswa dalam memecahkan masalah matematika dan aktivitas pembelajaran yang

teacher centered , maka perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang mampu

melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran khususnya dalam

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika. Menurut Yamin

(2012:149) “Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model

pembelajaran inovatif yang memberi kondisi belajar aktif kepada siswa dalam

kondisi dunia nyata”.

Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang

menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilan

pemecahan masalah, materi dan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman

yang dialami oleh siswa berdasarkan pengetahuan baru yang diperoleh siswa,

dan guru dapat menciptakan pembelajaran lebih hidup dan lebih bermakna

karena siswa sendiri mengalami apa yang dipelajarinya sehingga

memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan

pengetahuan dan keterampilan akademik di sekolah maupun diluar sekolah.

Diperlukan pembelajaran matematika yang bisa menghadirkan situasi

belajar yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang mampu membantu siswa

mengetahui permasalahan di lingkungan mereka hidup dan bekerja nantinya.

Untuk itu, pendidik dapat melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan

pemecahan masalah matematika yang tersaji dalam lembar kerja siswa atau LKS.

Selama ini LKS yang digunakan dalam pembelajaran adalah LKS yang

hanya berisi rangkuman materi dengan disusul soal-soal berbentuk objektif atau

uraian singkat. Siswa belum dibiasakan untuk mengkonstruksi konsep-konseo

dalam matematika secara mandiri sehingga sebagian besar siswa hanya hafal

dengan materi matematika tetapi tidak bisa mengetahui keterkaitan antarkonsep

(18)

5

Berikut adalah cuplikan LKS yang digunakan disekolah SMA Swasta

Marisi Medan

Gambar 1.2 contoh LKS yang Digunakan dalam Pembelajaran

Seharusnya di dalam LKS dirancang menggunakan objek yang dekat

dengan lingkungan siswa, permasalahan yang mudah dijumpai dan dibayangkan

oleh siswa. Dengan demikian, LKS ini dapat membantu siswa untuk

mengembangkan kemampuan, menerapkan pengetahuan, melatih keterampilan,

dan memproses sendiri dalam memecahkan masalah matematika. Untuk

membantu siswa memecahkan masalah matematika, guru dapat menggunakan

(19)

6

(2009:222) “LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan

kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah”.

Dengan diterapkannya model tersebut diharapkan siswa dapat

mengembangkan kemampuan dalam pemecahan masalah serta lebih aktif saat

mengikuti pembelajaran matematika. Wujud nyata upaya ini dilakukannya

penelitian tindakan kelas pada kelas X SMA Marisi Medan dengan

judul:“Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan bantuan LKS untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada materi sistem persamaan linear di kelas X SMA Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

masalah yang timbul adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X-2 SMA Marisi

Medan masih rendah

2. Siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan

bagaimana pengetahuan tersebut akan digunakan pada situasi baru

3. Guru matematika masih cenderung menggunakan pembelajaran berpusat pada

guru (teacher centered)

4. LKS yang selama ini digunakan siswa kurang dapat membantu dalam

mempelajari matematika yang bersifat abstrak dan melatih kemampuan

pemecahan masalah siswa

1.3 Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi di atas, maka

diperlukan pembatasan masalah agar pembahasan lebih terfokus dan terarah,

maka yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah penerapan model

(20)

7

kemampuan pemecahan masalah pada materi sistem persamaan linear di kelas

X-2 SMA Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X-2

SMA Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017 pada materi sistem

persamaan linear?

2. Apakah dengan proses pembelajaran dengan bantuan lembar kerja siswa

(LKS) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa kelas X-2 SMA Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017 pada materi

sistem persamaan linear ?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X-2 SMA

Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017 pada materi sistem persamaan

linear.

2. Untuk mengetahui proses pembelajaran dengan bantuan lembar kerja siswa

(LKS) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X-2

SMA Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017 pada materi sistem

persamaan linear

1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi guru dalam upaya

menyusun pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan pemecahan

masalah matematika melalui pembelajaran Problem Based learning. Hasil

(21)

8

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa,

sehingga dapat dijadikan sebagai rambu-rambu untuk lebih meningkatkan dan

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam

proses pembelajaran.

2. Bagi Siswa.

Manfaat bagi siswa, model pembelajaran yang dikembangkan diharapkan

akan dapat :

a. Mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan

keterampilan intelektual.

b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

c. Membawa siswa untuk belajar dalam suasana yang menyenangkan

d. Meningkatkan kemampuan bekerjasama antar siswa.

3. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan peneliti dapat memperoleh pengalaman

dalam menerapkan strategi pembelajaran dan mampu memberikan

(22)

74 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pada tahap pembelajaran menganalisis dan mengevaluasi proses penyeledikan

siswa, peneliti memberikan tambahan soal pemecahan masalah untuk

meningkatkan kemampuan merencanakan penyelesaian dan menyelesaikan

masalah. Dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran diperoleh bahwa

pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.

Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil observasi terhadap peneliti

sebagai guru pada siklus I adalah 2.63 dengan kategori baik meningkat pada

siklus II menjadi 3.55 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil tes

kemampuan pemecahan masalah matematika yang diberikan kepada 35 siswa

kelas X-2 SMA Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017 pada siklus I

diperoleh rata-rata kelas 74.02 meningkat pada siklus II menjadi 80.58. Selain

itu, diperoleh peningkatan persentase ketuntasan belajar klasikal dengan

tingkat kemampuan minimal sedang, yaitu pada siklus I adalah 22 siswa

(62.85%) meningkat pada siklus II menjadi 30 siswa (85.71%) sudah mencapai

kriteria ketuntasan belajar klasikal 85% siswa yang mencapai hasil tes

kemampuan pemecahan masalah 70.

2. Lembar kerja siswa (LKS) yang dirancang berbasis pemecahan masalah serta

berhubungan dengan permasalahan yang dekat dengan keseharian siswa agar

siswa merasa tertantang menyelesaikan masalah dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X-2 SMA Swasta YP

(23)

75

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa

saran sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika, dalam mengajarkan materi sistem persamaan linear

(SPLDV dan SPLTV) sebaiknya menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah dengan bantuan LKS untuk melatih kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa.

2. Kepada guru matematika, diharapkan dalam proses pembelajaran membentuk

kelompok belajar siswa yang heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa yang salah

satu anggotanya di setiap kelompok kemampuan matematikanya baik dan

membagikan LKS rangkap 2 pada setiap kelompok diskusi . Selalu

mengadakan evaluasi dan refleksi pada akhir pembelajaran yang telah

dilaksanakan dan lebih baik pada setiap akhir pertemuan dilakukan refleksi.

Sehingga kesulitan yang menghambat keberhasilan pembelajaran baik yang

dialami guru maupun siswa pada pembelajaran dapat diatasi

3. Kepada siswa SMA Swasta YP Marisi Medan diharapkan untuk lebih aktif

bertanya, berdiskusi dan menemukan konsep materi pokok pembelajaran.

4. Kepada peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan

untuk menyediakan alokasi waktu lebih untuk belajar karena pembelajaran ini

menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan

kelemahan-kelemahan yang ada pada penelitian ini, sehingga penelitian yang dilakukan

(24)

84

DAFTAR PUSTAKA

Arends,Richardl,(2012),Learning To Teach Ninth Edition, McGraw-Hill Companies, New York.

Arikunto,Suharsimi, (2010),Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Akasara, Jakarta.

Fauzan,Ahmad,(2002),Applying realistic mathematics education (RME) in Teaching Geometry in Indonesian Primary Schools,Thesis Megister, Print Partners Ipskamp-Enschede, Den Haag.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas negeri Medan, (2011),Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan,FMIPA Unimed,Medan.

Howard,Anton,(1991),Aljabar Linear Elementer,Erlangga,Jakarta.

Hudojo,(2005),Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika,UM press, Malang.

Kunandar,(2008),Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru,Raja Grafindo Persada,Jakarta.

Maletsky,Sobel,(2004),Mengajar Matematika: Sebuah Buku Sumber Alat Peraga, Aktivitas, dan Strategi untuk Guru Matematika SD, SMP, SMA, Erlangga,Jakarta.

Muslich,Masnur,(2008),KTSP Pembelajaran Berbasisi Kompetensi Dan Kontekstual (Panduan bagi guru, Kepala sekolah, dan Pengawas Sekolah, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Polya,(1973),How to Solve It,Princeton University Press,New Jersey.

Rajagukguk,Waminton,(2011),Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan Penerapan Teori Belajar Bruner Pada Pokok Bahasan Trigonometri Di Kelas X Sma Negeri 1 Kualuh Hulu Aek Kanopan T.A. 2009/2010,Journal VISI (2011) 19 (1) 427-442.

Sani,Abdullah,(2014),Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013,Bumi Aksara,Jakarta.

Sembiring,Suwah,(2012),Matematika Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa untuk SMA/MA Kelas X,Yrama Widya,Bandung.

(25)

77

Suyatno,(2009),Menjelajah Pembelajaran Inovatif,Masmedia Buana Pustaka,Sidoarjo.

Trianto,(2009),Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),Kencana Prenada Media Group,Jakarta.

Wardhani,Sri,(2010),Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di SD. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika,Yogyakarta.

Wena,Made,(2011),Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional,Bumi Aksara,Jakarta.

Yamin,Martinis,(2012),Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik ,Referensi ,Jakarta.

Gambar

Gambar 1.1.  Masalah Siswa
Tabel 4.12. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa         62
Gambar 1.2 contoh LKS yang Digunakan dalam Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

STRIJKTUR K]OMI,{TTIS PANAIiITOID LATYA. Lf,PIDOPITR.A }ADA TANAMAN SAYIRAN DI

cara pendeklarasian t ersebut t im bul suat u perm asalahan yait u bagaim ana kalau. deklarasi variabel st ruct nya sangat

[r]

Pada bidang kehutanan dan lahan gambut, mitigasi dapat dilakukan melalui penurunan emisi dari pencegahan deforestasi dan degradasi hutan, serta

Buku ini juga merupakan buku pertama yang menyebarluaskan seni Tari Topeng Cirebon dalam bentuk buku ensiklopedia, sehingga membantu menambah wawasan remaja terhadap

(P4.05) rda roDa

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pelarut yang menghasilkan rendemen paling tinggi dalam mengekstrak minyak dari biji kemiri adalah n-heksana, dengan

Mahasiswa membawa bahan seminar lengkap yang telah ada tanda tangan Yuridis, Dosen Pembimbing Lapangan, dan Pembimbing Materi, minimal 2 Exemplar (1 untuk