• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH SUKU BANJAR DI DESA KUBA SENTANG KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SEJARAH SUKU BANJAR DI DESA KUBA SENTANG KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH SUKU BANJAR DI DESA KUBA SENTANG

KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada

Jurusan Pendidikan Sejarah

OLEH :

YASRIFUDDIN NASUTION NIM 3123321060

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

YASRIFUDDIN NASUTION. NIM 3123321060. “SEJARAH SUKU BANJAR DI DESA KUBAH SENTANG KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG”. SKRIPSI S-1 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH. FAKULTAS ILMU SOSIAL. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sejarah suku Banjar yang berada di Desa Kubah Sentang secara umum

Dari hasil penelitian, dapat diketahui latar belakang yang mempengaruhi terjadinya migrasi masyarakat banjar di Desa Kubah Sentang, perkembangan masyarakat Banjar di Kubah Sentang, dan adaptasi yang di lakukan masyarakat Banjar dalam mempertahankan dirinya di Kubah Sentang.

Perpindahan orang Banjar ke Sumatera melalui migrasi diakibatkan peperangan melawan Belanda dan pada awal abad 20 mereka sengaja migrasi untuk mencari penghidupan baru serta pada masa itu juga Sultan Serdang banyak membutuhkan pekerja-pekerja pertanian,perkebunan dan sejenisnya. Orang Banjar di datangkan oleh Kesultanan serdang karena orang Banjar terkenal handal untuk membuka lahan persawahan dan irigasi serta membangun bangsal. Seiringnya berkembangnnya zaman, etnis Banjar sudah menyebar ke berbagai daerah Sumatera Utara termasuk di Desa kubah Sentang. Umumnya etnis Banjar yang bermukim di wilayah yang di tempati akan di sesuaikan dengan kampung halamannya. Dalam hal perkembangan, kehidupan masyarakat Banjar lumayan pesat berkembang, itu dapat kita lihat dari Kepala Desa di desa Kubah Sentang ini yang selalu orang Banjar. Selain itu mayoritas masyarakat disini itu suku Banjar. Karena jumlah itu jugalah masyarakat Banjar selalu menguasai pimpinan Kepala Desa di Desa Kubah Sentang. Sedangkan adaptasi yang mereka jalani, adalah suatu interaksi sosial untuk mewujudkan proses integrasi masyarakat. Melalui interaksi antara masyarakat Banjar dan masyarakat lainnya maka interaksi itu pun terwujud serta dengan cara menghilangkan ego mereka maka dari itu adaptasi yang mereka lakukan terhadap suku lain akan terlaksana dengan baik.

(6)

i

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan atas kehadiran Allah SWT, dimana

atas berkat dan karunianya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :

“Sejarah Suku Banjar di Desa Kubah Sentang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten

Deli Serdang”. Shalawat berangkaikan salam dihadiahkan kepada junjungan besar

Rasulullah Muhammad SAW, yang mana syafaatnya diharapkan di yaumul

mahsyar kelak.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Peneliti menyadari bahwa skripsi

ini jauh dari sempurna, baik isi tekhnik penelitian, maupun nilai ilmiahnya,

mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh sebab itu, dengan

segala kerendahan hati, peneliti mengharapkan saran dan kritikan. Maka dalam

kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih serta pengharapan yang

sebesar-besarnya kepada :

 Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

 Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

 Ibu Dr. Ida Liana Tanjung, M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Sejarah.

 Ibu Lister Eva Simangunsong, S.Pd, M.A selaku Sekretaris Jurusan

(7)

ii

 Ibu Dra. Hafnita SD Lubis, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah banyak memberikan masukan dan wejangan selama bimbingan, baik

dalam proses mengerjakan proposal skripsi hingga mengerjakan skripsi.

 Bapak Pristi Suhendro, S.Hum, M.Si selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah banyak memberi nasehat-nasehat bagi peneliti

selama masa perkuliahan.

 Bapak Syahrul Nizar, M.Hum, M.A selaku Dosen penguji atau

pembanding utama yang telah banyak memberi inspirasi bagi peneliti.

 Ibu Dr. Rosmaida selaku Dosen penguji atau pembanding bebas yang

banyak memberi inspirasi bagi peneliti.

 Dosen-dosen peneliti di Jurusan Pendidikan Sejarah, Pak Ponirin, Ibu Dra.

Flores Tanjung, Pak Hidayat, Ibu Samsidar Tanjung dan Pak Yushar

Tanjung serta seluruh dosen lainnya yang telah memberikan ilmu dan

pengalaman kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan di Universiteas

Negeri Medan.

 Ayahanda dan Ibunda tercinta yang melahirkan, mendidik dan

membesarkan peneliti. Karena doa dan restu mereka peneliti bisa menjadi

seperti saat sekarang ini dan sampai pada akhir untuk menyelesaikan studi

dalam perkuliahan. Skripsi ini sengaja ananda persembahkan sebagai bukti

bahwa ananda telah menyelesaikan amanat yang ayah dan ibu berikan

kepada ananda. Kiranya Alla SWT selalu melimpahkan rahmat dan

(8)

iii

 Buat kedua kakak saya, Yahdinaddiniah dan Yaslaminaddiniah yang telah

banyak memberi saya dukungan dan semangat, baik moril dan materil,

semoga kedua kakak saya sehat selalu.

 Bapak Syahran selaku Kepala Desa, Bapak Samsul, Atok Misrin dan

Bapak Amin serta masyarakat Desa Kubah Sentang yang lainya yang telah

banyak memberi Informasi bagi peneliti.

 Buat temen-teman saya yang telah membantu proses skripsi saya yang

tidak dapat saya sebutkan namanya satu-persatu dari kelas Reguler A dan

B maupun Ekstensi 2012.

 Buat teman-teman saya yang telah membantu proses skripsi saya yang

tidak dapat saya sebutkan namanya satu-persatu dari Satma AMPI

UNIMED

 Buat teman-teman saya yang telah membantu proses skripsi saya yang

tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu dari komunitas Gerakan

(9)

iv

Akhir kata peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak

yang telah membantu dan jika ada pihak yang terlewatkan mendapatkan ucapan

terimakasih, peneliti meminta maaf atas kesalahan dan kekhilafan. Semoga skripsi

ini bermanfat bagi pembaca dan menjadi bahan masukan bagi yang membacanya,

khususnya di wilayah Faklutas Ilmu Sosial.

Medan, Maret 2017 Peneliti

(10)

DAFTAR ISI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 15

3.2 Lokasi Penelitian ... 16

3.3 Sumber Data ... 16

3.4 Teknik Pengumpulan data ... 17

1. Observasi ... 17

2. Wawancara ... 17

3. Dokumentasi ... 17

3.5 Teknik Analisis Data ... 17

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Wilayah Desa Kubah Sentang ... 19

4.1.1. Keadaan geografis ... 19

4.2. Gambaran Masyarakat Desa Kubah Sentang ... 25

4.2.1. Kehidupan Adat Istiadat/kesenian ... 26

(11)

4.6. Perkembangan Kehidupan Ekonomi, politik dan Kebudayaan ... 51

4.6.1.Kehidupan Ekonomi Masyarakat Banjar di Desa Kubah Sentang ... 51

4.6.2. Kebudayaan Masyarakat Banjar di Desa Kubah Sentang ... 53

4.6.3.Perkembangan Kehidupan Politik Masyarakat Banjar di Kubah sentang ... 55

4.7. Adaptasi yang dilakukan masyarakat Banjar ... 57

4.7.1. Kegiatan sosial ... 57

4.7.2. Kegiatan ekonomi ... 58

4.7.3. Kehidupan beragama ... 59

4.7.4. Kegiatan pendidikan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL DAN GRAFIK Tabel 1 ... 21

Tabel 2 ... 21

Tabel 3 ... 22

Tabel 4 ... 23

Tabel 5 ... 24

Tabel 6 ... 25

Tabel 7 ... 26

Tabel 8 ... 27

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Asal-usul suku Banjar berasal dari percampuran beberapa suku, yang

menjadi dominan adalah Suku Dayak bukit sebagai penduduk asli kesamaan itu

dapat diidentifikasi bahasa banjar kuno sedangkan suku Melayu serta Jawa

sebagai imigran yang datang secara besar-besaran yang kemungkinan sekali tidak

terjadi dalam satu gelombang sekaligus. Kesimpulan ini di dukung oleh kenyataan

yang dapat di lihat dari berbagai kesamaan dalam budaya Banjar dengan

suku-suku tersebut. Sedangkan asal nama banjar sendiri artinya meletakkan pancing di

suatu tempat agar kailnya dimakan ikan. Yang mempunyai arti dengan kehidupan

sehari-hari orang banjar pada masa lalu yaitu yang suka memancing ikan dengan

cara “Membanjur”. Atau mengkail. Tetapi dari beberapa refrensi yang dikatakan

oleh Alfani Daud menjelaskan bahwa kata banjar berarti baris, dimana rumah

urang Banjar yang berbaris-baris di tepi sungai barito Banjarmasin. Maka

kampong itu disebut dengan Kampung Banjar, dan ada juga yang menjelaskan

bahwa kata Banjar berasal dari Bandar yang berarti pelabuhan, maka terkenalah

Banjarmasin yaitu pelabuhan yang airnya asin.

Suku Banjar merupakan suku bangsa di negeri ini yang memiliki keunikan

karena memiliki ciri khas tersendiri. terdapat kebiasaan orang Banjar yang

dinamakan dengan madam yaitu berpindah dari satu daerah ke daerah lainnya,.

perpindahan yang dilakukan oleh orang banjar bisa terjadi lebih dari sekali kali

tujuannya ialah untuk mencari wilayah yang lebih subur untuk membangun

(13)

2

Hal ini dapat di lihat dari banyaknya orang-orang Banjar yang menetap di

daerah-daerah lain dari luar kampung halamannya Kalimantan Selatan.

Berdasarkan sumber data suku Banjar yang berasal dari daerah Kalimantan

Selatan banyak bermukim dan menetap secara berkelompok di daerah Jambi,

Riau, dan Sumatera Utara. Orang Banjar masuk ke Sumatera melalui migrasi

akibat peperangan melawan belanda dan pada awal abad ke-20 mereka sengaja

migrasi untuk mencari penghidupan yang baru di tanah Serdang yang lahan

pertaniannya dikenal subur dan banyak membutuhkan pekerja untuk pertanian dan

perkebunan dan ada juga yang sengaja di datangkan oleh Sultan serdang sebagai

pekerja untuk membuka lahan persawahan, perkebunan dan juga irigasi.

Sedangkan di Kabupaten Deli Serdang. Pada masa Kolonial Belanda sudah

banyak bermukim orang-orang Banjar yang di masa itu masih berstatus

Keresidenan dan Kesultanan (Kerajaan), dengan pimpinan pemerintahan yang di

sebut dengan Residen yang mempunyai wewenang mendampingi Sultan Serdang

dalam urusan orang-orang asing. Sedangkan orang-orang pribumi berada kendali

Pemerintahan Kesultanan Serdang.

Oleh karenanya pada saat orang Banjar datang ke wilayah Serdang, mereka

harus melapor kepada Kesultanan Serdang. Dari masa kolonialisasi orang-orang

Banjar sudah banyak yang bermukim di wilayah serdang dan karena itu lah

banyak mereka telah merasakan bahwa Serdang merupakan kampung halaman

mereka sendiri. Merka juga hidup berdampingan dengan Suku lain secara

harmonis yang ditandainya dengan suatu asimilasi terhadap suku bangsa lainnya

di tanah Serdang yang mayoritas bersuku Melayu, Karo dan Jawa. Suku Banjar

(14)

3

tersebut dapat di lihat dari cara hidup mereka yang selalu berkelompok-kelompok

di setiap wilayah yang mereka tempati.

Selain itu dapat dibuktikan juga ketika orang Banjar merantau mereka tidak

akan pernah pulang ke kampung halamannya sampai akhir hayat hidup mereka

dan tetap di tanah perantauan. Seperti yang terjadi di suatu desa yaitu desa Kubah

Sentang yang berada di wilayah Pantai Labu. Banyak dari mereka yang tidak

pernah lagi kembali ke tempat asal mereka dan keturunan dari orang banjar yang

bermukim di desa itu semuanya lahir dan besar di desa tersebut. Sedangkan orang

Banjar pertama kali masuk ke desa kubah sentang pada tahun 1903 yang awal

mulanya di pekerjakan sebagai pekerja perkebunan tembakau dan juga

dipekerjakan untuk membangun bangsal sebagai tempat penyimpanan tembakau,

tetapi setelah berjalannya waktu orang-orang banjar yang bereda di desa kubah

sentang tersebut tetap tinggal di desa tersebut hingga saat ini dan tidak pernah

lagi kembali ke tempat asal mereka dan melangsungkan hidup di desa tersebut.

Kebanyakan orang banjar yang tinggal di desa Kubah Sentang ialah kelompok

suku banjar batang banyu, yang merupakan campuran Melayu, Maanyan,

Lawangan, Bukit dan Jawa (Maanyan sebagai ciri kelompok)Masyarakat (Banjar)

Batang Banyu terbetuk diduga erat sekali berkaitan dengan terbentuknya pusat

kekuasaan yang meliputi seluruh wilayah Banjar, yang barangkali terbentuk mula

pertama di hulu sungai Negara atau cabangnya yaitu sungai Tabalong. Selaku

warga yang berdiam di ibukota tentu merupakan kebanggaan tersendiri, sehingga

menjadi kelompok penduduk yang terpisah. Daerah tepi sungai Tabalong adalah

merupakan tempat tinggal tradisional dari suku Dayak Maanyan (dan Lawangan),

(15)

4

samping tentu saja orang-orang asal Pahuluan yang pindah ke sana dan para

pendatang yang datang dari luar. Bila di Pahuluan umumnya orang hidup dari

bertani (subsistens), maka banyak di antara penduduk Batang Banyu yang

bermata pencarian sebagai pedagang dan pengrajin.

Berdasarkan pemaparan diatas Penulis tertarik untuk meneliti salah satu Desa

yang ada di Kecamatan Pantai Labu yakni Desa Kubah Sentang hal ini lah juga

yang menjadi penarik bagi penulis untuk mengangkatnya kedalam bentuk skripsi.

Penulis ingin mendapat gambaran yang jelas tentang bagaimana proses migrasi

dan perkembangan masyarakat Banjar dalam mempertahankan eksistensinya ke

Desa Kubah Sentang. Sehingga penulis akhirnya memberanikan diri mengangkat

masalah ini ke dalam bentuk skripsi dengan judul “Sejarah Suku banjar di Desa

Kubah Sentang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang”.

1.2. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, adapun yang menjadi

Identifikasi masalah adalah :

1. Latar belakang kedatangan masyarakat suku Banjar ke Desa Kubah

Sentang Kec. Pantai Labu Kab. Deli Serdang.

2. Proses Migrasi masyarakat suku Banjar ke Desa Kubah Sentang Kec.

Pantai Labu Kab. Deli Serdang.

3. Perkembangan dan adaptasi masyarakat suku Banjar di Desa Desa Kubah

Sentang Kec. Pantai Labu Kab. Deli Serdang.

1.3. Batasan Masalah

Untuk lebih memaksimalkan hasil penelitian dan lebih terarah , maka

(16)

5

masyarakat Banjar proses migrasinya dan perkembangan serta adaptasi

masyarakat banjar dalam menjalankan kehidupan masyarakat tersebut.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana migrasi masyarakat suku Banjar ke Desa Kubah Sentang Kec.

Pantai Labu Kab. Deli Serdang.

2. Bagaimana perkembangan masyarakat Banjar di Desa Desa Kubah

Sentang Kec. Pantai Labu Kab. Deli Serdang.

3. Bagaimana masyarakat suku banjar beradaptasi dengan masyarakat lain

dalam mempertahankan dirinya di desa kubah sentang

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk Mengetahui latar belakang kedatangan masyarakat suku Banjar ke

Desa Kubah Sentang Kec. Pantai Labu Kab. Deli Serdang.

2. Untuk Mengetahui proses Migrasi masyarakat suku Banjar ke Desa

Kubah Sentang Kec. Pantai Labu Kab. Deli Serdang.

3. Untuk Mengetahui perkembangan masyarakat suku Banjar di Desa Desa

Kubah Sentang Kec. Pantai Labu Kab. Deli Serdang.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Menambah wawasan peneliti tentang Sejarah Suku banjar di Desa

(17)

6

2. Untuk menambah pengetahuan atau informasi bagi para pembaca baik

dari kalangan mahasiswa tentangSejarah Suku banjar di Desa Kubah

Sentang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang..

3. Memperkaya informasi bagi pendidik khususnya untuk Sejarah Suku

banjar di Desa Kubah Sentang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli

Serdang.

4. Memperkaya informasi bagi akademisi UNIMED, khususnya Jurusan

Pendidikan Sejarah untuk dapat kiranya mengetahui dan memahami

mengenai Sejarah Suku banjar di Desa Kubah Sentang Kecamatan

Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.

5. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang

bermaksud mengadakan penelitian dalam masalah yang sama.

6. Menambah daftar bacaan kepustakaan ilmiah UNIMED khususnya

(18)

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN

Setelah penulis meneliti Sejarah suku Banjar di Desa kubah Sentang dari

hasil wawancara, literarur, dan observasi maka dapat diambil kesimpulan yaitu

1. Masyarakat Banjar berasal dari Kalimantan Selatan yang mengambil

nama dari kesultanan banjarmasin dan bertempat tinggal di hulu sungai

barito.

2. Kedatangan masyarakat banjar ke desa Kubah Sentang terjadi sekitar

tahun 1903 yang kedatangannya di latarbelakangi oleh terjadinya

peperangan yang menyebabkan tidak member kenyamanan dan keamanan

selain itu ada juga yang di bawa untuk menjadi buruh perkebunan dan

buruh bangunan

3. Adanya faktor pendorong untuk datang yaitu karena ingin hidup aman

dan memperbaiki nasib agar memiliki hidup yang lebih layak

4. Adanya faktor penarik yaitu adanya tawaran yang menggiurkan yang di

berikan belanda, karena masih banyaknya lahan kosong serta tanah di

Sumatera lebih subur dibandingkan Kalimantan.

5. Masyarakat banjar merupakan yang mampu menyesuaikan diri dengan

lingkungan sekitarnya di manapun mereka berada. Tak terkecuali di desa

Kubah sentang. Tetapi sangat di sayangkan hanya sedikit tentang

kebudayaan yang masih mereka sering lakukan dalam keseharian mereka

6. Perkembangan kehidupan politik masyarakat Banjar yang lumayan

(19)

64

Sentang ini yang selalu orang Banjar. Selain itu mayoritas masyarakat

disini itu suku Banjar. Karena jumlah itu jugalah masyarakat Banjar selalu

menguasai pimpinan Kepala Desa di Desa Kubah Sentang

5.2. SARAN

1. Saya berharap masyarakat Banjar di Desa Kubah Sentang agar tetap menjalin

hubungan kekelaurgaan dengan sangat baik bersama suku-suku lain yang berada

di kawasan lain

2. Bagi para generasi muda tetaplah mencintai dan melestarikan kebudayaan

kalian sendiri yaitu budaya banjar, saya merasa malu melihat masih banyak

diantara pemuda di desa Kubah sentang yang sudah tidak menggunakan bahasa

banjar sebagai bahasa sehari-hari.

3. Semoga masyarakat banjar mulai mau mencari tahu asal usul kenapa mereka

bisa ada disini karena saya sangat heran hanya sedikit yang mengetahui apa yang

menyebabkan mereka bisa tiba di desa Kubah Sentang karena suku banjar ini

masuk sepuluh besar suku terbesar di Indonesia jadi jangan pernah melupakan

(20)

65

DAFTAR PUSTAKA

Gottschalk,Louis.2008.Nugroho Notosusanto:Mengerti Sejarah.Penertbit UI

Press.Jakarta

Sjamsuddin,Helius.2012.Metodologi Sejarah.Penerbit Ombak.Yogyakarta

Buku Pedoman.2013.Panduan Penulisan Skripsi.Jurusan Pendidikan

Sejarah.Medan

Rizal, Faisal. 2010. Politik Urang Banjar. Aksara Pustaka. Depok

Santoso, M Imam. 2012. Perspektif Imigrasi Dalam Migrasi Manusia. Pustaka

Reka Cipta. Bandung

Daud, Alfani. 1997. Islam dan Masyarakat Banjar. Grafindo. Jakarta

Naim, Mochtar. 1984. Merantau Pola Migrasi Suku Minangkabau.PT Raja

Grafindo Persada. Jakarta

Fredrik, Bart. 1988. Kelompok Etnik dan Batasannya. UI Press. Jakarta

Pelly, Usman. 2013. Urbanisasi dan Adaptasi (Peran Misi Budaya Minangkabau

dan Mandailing di perkotaan. Unimed Press. Medan.

Daliman. 2012. Metode Penelitian Sejarah. Ombak. Yogyakarta

Nasution. 1995. Metode Research. Bumi Aksara. Jakarta

Soekanto, Suryono. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar (Edisi baru ketiga). CV.

Rajawali. Jakarta

Lindblad, J. Thomas. 2000. Sejarah Ekonomi Modern Indonesia. Pusatak LP3ES

Indonesia.

Syafiie, Inu Kencana. 2010. Ilmu Politik. Rineka Cipta. Jakarta

Usman, A Gazali, dkk. 1996. Integrasi Nasional Suatu Pendekatan Budaya

Gambar

Tabel   1 ..........................................................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi partisipan dengan turut mengamati aktivitas perempuan suku Banjar, wawancara secara mendalam (depth

Hasil penelitian dilapangan bahwasanya nilai pendidikan pada anak di Desa Rantau Panjang tidak memiliki fungsi yang berarti, pendidikan di desa tersebut hanya berjalan ditempat,

Faktor-faktor eksternal adalah adanya permintaan pangan lebih tinggi dari pada ketersediaan, peluang menciptakan lapangan pekerjaan dalam mengolah pangan lokal,

Judul Penelitian : Kajian Kesesuaian Ekowisata Mangrove di Pantai Putra Deli Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.. Nama :

Di desa ini apakah ada anak yang putus sekolah, bagaimana penilaian bapak/ibu terhadap.. anak di desa ini yang

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa perangkat desa di Desa Ramunia II telah berperan dalam akuntabilitas pengelolaan dana desa dengan menjalankan

Kendala yang di hadapi oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa sebagai perpanjangan tangan dari kepala Daerah dalam Pembinaan dan Pengawasan terhadap pengelolaan Aset

Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perempuan di desa Sentang telah memiliki pemahaman yang baik dalam hal pengolahan