• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI KUBUS DAN BALOK SMPN 1 P.S TUAN T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI KUBUS DAN BALOK SMPN 1 P.S TUAN T.A 2015/2016."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN

MATEMATIKA REALISTIK DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI KUBUS DAN BALOK

SMPN 1 P.S TUAN T.A 2015/2016

Oleh : Juniar Ginting NIM.4123111037

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN

MATEMATIKA REALISTIK DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI KUBUS DAN BALOK

SMPN 1 P.S TUAN T.A 2015/2016 Juniar Ginting (4123111037)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan apakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi Kubus dan Balok T.A 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 1 P.S Tuan yang terdiri dari 8 kelas dan yang menjadi sampel penelitian adalah 2 kelas yang telah dipilih secara acak yaitu kelas VIII-2 menjadi kelas eksperimen A dengan menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik dan kelas VIII-3 menjadi kelas eksperimen B dengan menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah. Penelitian ini menggunakan dua jenis instrumen yaitu pretest dan posttest yang telah divalidasi dalam bentuk soal uraian. Pada kelas eksperimen A nilai rata-rata selisih pretest dan postest adalah 11,42 sedangkan pada kelas eksperimen B nilai rata-rata selisih pretest dan posttest adalah 10,12 Setelah diuji terbukti data berdistribusi normal dan homogen. Setelah data terbukti berdistribusi normal dan homogen dilakukan uji hipotesis untuk menjawab hipotesis penelitian dengan menggunakan uji t pihak kanan. Dari hasil uji hipotesis diperoleh thitung

( ) > ttabel (2,00). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik lebih tinggi daripada pembelajaran berbasis masalah pada materi Kubus dan Balok SMPN 1 P.S Tuan T.A 2015/2016.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan kasih karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan

Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Kubus Dan Balok SMPN 1 P.S Tuan T.A 2015/2016”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Matematika Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih Bapak Dr. M. Manullang,M.Pd , selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd dan Bapak Drs. M. Panjaitan , M.Pd selaku Dosen Pemberi Saran dan Penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr.Asmin Panjaitan, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran–saran dalam perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd. selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si., selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Matematika FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua

Program Studi Pendidikan Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu

penulis dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini

(6)

v

memberikan izin, bantuan, dan informasi bagi penulis selama melakukan penelitian.

Teristimewa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ayahanda M. Ginting dan Ibunda B. Barus, S.Pd yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, doa ,semangat, dorongan moril, materil dan pengorbanan yang tak ternilai harganya. Terima kasih juga disampaikan kepada Nini Tigan yang selalu

mendukung dan mendoakan penulis selaku cucunya, kakak- kakak penulis Ros Juliana Ginting, S.Pd, Merry Novita Ginting, S.Pd, dan Hesty Agustaria Ginting, S.Sos yang senantiasa memberikan nasihat, dukungan dan semangat. Untuk keponakan penulis Jeremia Saros Barus (Remot) yang terkadang usil tapi dapat memberi hiburan kepada penulis dan Grace.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Iin tamba, sanfriska, romaitok, eka, yuli, lelep, dhiena dan teman sesama pembimbing skripsi Auliya Rahma Lola Rajana Harahap, S.Pd yang selalu memberi semangat dan mulai terbiasa menggunakan alis, semua teman-teman sekelas Matematika Reguler Dik A’12 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih juga diucapkan kepada teman-teman PPLT Unimed 2015 di SMP Negeri 2 Porsea Novita (mami), Dor, Srik, Setik, Mega, Fero, Roito, dan Dewi, yang memberi doa,semangat dan berbagi pengalaman bersama penulis.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2016

Penulis

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 8

1.3. Batasan Masalah 9

1.4. Rumusan Masalah 9

1.5. Tujuan Penelitian 9

1.6. Manfaat Penelitian 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 11

2.1.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika 11

2.1.2. Masalah dalam Matematika 12

2.1.3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 13 2.1.4. Langkah-langkah Kemampuan Pemecahan Matematika 15

2.1.5. Pendekatan Pembelajaran 17

2.1.6. Pendekatan Pembelajaran Matematika Reaslistik (PMR) 18

2.1.7. Prinsip PMR 20

2.1.8. Karakteristik PMR 22

2.1.8.1.Menggunakan Masalah Kontekstual 22

2.1.8.2.Menggunakan Model 23

2.1.8.3.Menggunakan Kontribusi dan Produksi Siswa 23

2.1.8.4.Interaktif 23

2.1.8.5.Keterkaitan (Intertwintmen) 24 2.1.9. Langkah-Langkah Pendekatan Pembelajaran Matematika

Reaslistik 25

2.1.10.Kelebihan dan kelemahan Pembelajaran Matematika

Reaslistik 29

2.1.11.Pembelajaran Berbasis Masalah 30

2.1.12.Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis

Masalah 35

(8)

vii

2.1.14.Materi Kubus dan Balok 38

2.2. Hasil Peneletian yang Relevan 46

2.3. Kerangka Konseptual 47

2.4. Hipotesis Penelitian 49

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 50

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 50

3.2.1. Populasi 50

3.2.2. Sampel 50

3.3. Variabel Penelitian 50

3.4. Defenisi Operasional Variabel 51

3.5. Jenis dan Desain Penelitian 51

3.5.1. Jenis Penelitian 51

3.5.2. Desain Penelitian 52

3.6. Prosedur Penelitian 52

3.7. Instrumen Pengumpulan Data 54

3.7.1. Test Kemampuan 55

3.7.2. Teknik Pemberian Skor 55

3.7.3. Validitas Isi Tes 56

3.8. Teknik Analisis Data 57

3.8.1. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa 57 3.8.1.1. Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah 58 3.8.1.2. Menghitung Rata-Rata skor 58 3.8.1.3. Menghitung Standard Deviasi 58

3.8.1.4. Uji Normalitas 59

3.8.1.5. Uji Homogenitas 60

3.8.1.6. Uji Hipotesis 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 63

4.1.1. Nilai pretest dan postest kelas eksperimen A dan kelas

eksperimen B 63

4.2. Uji Analisis Data 65

4.2.1. Uji Normalitas Data 66

4.2.2. Uji Homogenitas Data 66

4.3. Pengujian Hipotesis 67

4.4. Analisis Proses penyelesaian Jawaban Siswa 68

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 81

5.2. Saran 81

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Contoh kesalahan siswa dalam memecahankan masalah

matematika 5

Gambar 2.1. Proses Matematisasi menurut De Lange 24

Gambar 2.2. Kubus ABCD.EFGH 38

Gambar 2.3. Diagonal Bidang Kubus ABCD.EFGH 39 Gambar 2.4. HB diagonal ruang Kubus ABCD.EFGH 39 Gambar 2.5. ACGE bidang diagonal Kubus ABCD.EFGH 40

Gambar 2.6. Kubus ABCD.EFGH 40

Gambar 2.7 Jaring-Jaring Kubus ABCD.EFGH 41 Gambar 2.8. Beberapa contoh jaring-jaring Kubus ABCD.EFGH 41 Gambar 2.9. Kubus ABCD.EFGH dengan rusuk s 41

Gambar 2.10. Balok ABCD.EFGH 42

Gambar 2.11 Diagonal bidang Balok ABCD.EFGH 43 Gambar 2.12. Diagonal ruang Balok ABCD.EFGH 43 Gambar 2.13. Bidang diagonal Balok ABCD.EFGH 44 Gambar 2.14. Jaring-jaring Balok ABCD.EFGH 45 Gambar 2.15. Beberapa contoh jaring-jaring Balok ABCD.EFGH 45

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian 54

Gambar 4.1. Diagram data kategori pretest siswa kelas eksperimen A dan

eksperimen B 64

Gambar 4.2. Diagram data kategori posttest siswa kelas eksperimen A dan

eksperimen B 66

Gambar 4.3. Pola jawaban nomor 1 siswa kelas eksperimen A dan kelas

eksperimen B 69

Gambar 4.4. Pola jawaban nomor 2 siswa kelas eksperimen A dan kelas

eksperimen B 71

Gambar 4.5. Pola jawaban nomor 3 siswa kelas eksperimen A dan kelas

eksperimen B 73

Gambar 4.6. Pola jawaban nomor 4 siswa kelas eksperimen A dan kelas

eksperimen B 74

Gambar 4.7. Pola jawaban nomor 5 siswa kelas eksperimen A dan kelas

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Langkah-Langkah Pendekatan Pembelajaran Matematika 26 Realistik

Tabel 2.2. Keterkaitan antara Urutan Langkah Pemecahan Masalah Matematika dengan proses Matemasisasi dan Pemodelan

dalam Pendekatan PMR 28

Tabel 2.3. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah 31 Tabel 2.4. Perbedaan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik

dengan Pembelajaran Berbasis Masalah 36 Tabel 3.1. Pretest-Posttest Control Group Design 51 Tabel 3.2. Pemberian Skor Kemampuan Pemecahan Masalah 55 Tabel 3.3. Kriteria Tingkat Penguasaan Siswa 57 Tabel 4.1. Selisih Nilai Pretest dan Postest kelas Eksperimen A 64 Tabel 4.2. Selisih Nilai Pretest dan Postest kelas Eksperimen B 65

Tabel 4.3. Ringkasan Uji Normalitas 66

Tabel 4.4. Ringkasan Uji Homogenitas 67

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran-1 86 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran-2 97 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran-1 108 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran-2 117

Lampiran 5 LAS- 1 126

Lampiran 6 LAS- 2 137

Lampiran 7 Alternatif LAS-1 147

Lampiran 8 Alternatif LAS-2 152

Lampiran 9 Tes Diagnostik 155

Lampiran 10 Alternatif Tes Diagnostik 157

Lampiran 11 Kisi- Kisi Pretest 160

Lampiran 12 Lembar Validasi Soal Pretest 161

Lampiran 13 Soal Pretest 167

Lampiran 14 Alternatif Jawaban Pretes 171

Lampiran 15 Kisi-Kisi Posttest 176

Lampiran 16 Lembar Validasi soal Posttest 177 Lampiran 17 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (Posttest) 183

Lampiran 18 Alternatif Jawaban Posttes 187

Lampiran 19 Daftar Validator Soal Pretes dan Postes 191 Lampiran 20 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 192 Lampiran 21 Data Selisih Nilai Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen

A dan Kelas Eksperimen B 193

Lampiran 22 Prosedur Perhitungan Rata-Rata, Varians dan Simpangan

Baku 196

Lampiran 23 Perhitungan Uji Normalitas 198

Lampiran 24 Perhitungan Uji Homogenitas 204

Lampiran 25 Perhitungan Uji Hipotesis 205

Lampiran 26 Daftar Nilai Persentil Distribusi Chi Kuadrat 207

Lampiran 27 Tabel Wilayah Luas Di Bawah Kurva Normal 0 ke z 208 Lampiran 28 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 209 Lampiran 29 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribbusi t 211

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu lain. Oleh sebab itu, matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang diprioritaskan yang diberikan sejak pendidikan terendah hingga pendidikan tinggi. Sejalan dengan itu Cornelius (Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan bahwa :

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berfikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Sementara Cockroft (Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena :

(1)selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran kekurangan; (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahakan masalah yang menantang.

Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran matematika diharapkan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir, bernalar, meningkatkan kesadaran berbudaya yang memungkinkan seseorang untuk meningkatkan kualitas hidupnya dan memampukan seseorang untuk mencari solusi dari permasalahan-permasalahan yang dihadapinya sehari-hari.

(13)

2

dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang pendekatan matematika, menyelesaikan pendekatan, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika

dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan diatas, kemampuan pemecahan masalah memegang peranan , karena selain sebagai tuntutan pembelajaran matematika, kemampuan tersebut juga bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini didukung oleh fakta (Sari, 2014 : 54). bahwa poin utama penilaian pada studi internasional seperti Thrends International Mathematics Science Study (TIMSS) dan Programme for International Student

Assessment (PISA) adalah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

Hasil terbaru TIMSS tahun 2011 ( Sari, 2014 : 54) menunjukkan bahwa penguasaan matematika siswa Indonesia kelas delapan SMP berada di peringkat 38 dari 45 negara. Indonesia hanya mampu mengumpulkan 386 poin dari skor rata-rata 500. Demikian juga penelitian dari PISA 2009 dengan hasil yang relatif sama untuk nilai matematika, Indonesia berada pada peringkat ke-61 dari 65 negara peserta. Pentingnya kemampuan pemecahan masalah matematika di Indonesia belum sejalan dengan tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa (Yusuf, 2013 : 190 ). Sehubungan dengan hal tersebut

Abdurrahman (2009:254) menyatakan bahwa :

(14)

3

Kemampuan pemecahan masalah tersebut perlu dikuasai siswa guna mendorong mereka menjadi seorang pemecah masalah yang baik, yang mampu menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia kerja. Hal ini diperkuat oleh Cooney et.al ( Hudojo, 2005:130) “Mengajar siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah memungkinkan siswa itu menjadi lebih analitik didalam mengambil keputusan didalam kehidupan”

Kenyataannya, pembelajaran matematika di sekolah selama ini kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Akibatnya siswa tidak mampu menggunakan materi matematika yang sudah dipelajarinya untuk memecahkan masalah, dibuktikan dengan prestasi belajar siswa masih rendah. Salah satu penyebab kesulitan siswa dalam pemecahan masalah matematika adalah pendekatan yang digunakan oleh

guru bidang studi (teacher centered), masih didominasi oleh guru mengingat ada target kurikulum untuk menyelesaikan materi pelajaran dalam waktu tertentu, cenderung berpusat pada buku, hanya memberikan informasi rumus yang diikuti dengan pemberian contoh soal, sehingga siswa merasa jenuh. Dan pada kenyataanya tidak sedikit siswa yang menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit, sehinga siswa kurang berminat dalam belajar matematika.

Hal ini sejalan dengan Abdurrahman (2009 : 20 ) bahwa :

Yang menjadi faktor penyebab rendahnya atau kurangnya pemahaman peserta didik terhadap konsep matematika, salah satu diantaranya adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh pengajar, misalnya dalam pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan tradisional yang menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai pendengar.

(15)

4

melihat secara nyata manfaat materi yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari”. Hal ini menunjukkan bahwa belum optimalnya model pembelajaran matematika dikelas. Dengan demikian, siswa akan semakin beranggapan bahwa belajar matematika itu tidak ada artinya bagi kehidupan mereka, abstrak dan sulit dipahami. Semua itu pada akhirnya akan bermuara pada rendahnya prestasi belajar matematika siswa. Hal ini diperjelas kembali oleh Trianto (2011:5)

menyatakan bahwa:

Berdasarkan hasil penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centred sehingga siswa menjadi pasif.

Pemilihan model pembelajaran yang bervariasi akan membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka model pembelajaran harus

diusahakan seefisien dan seefektif mungkin. Seperti yang diungkapkan Slameto (2010:65) bahwa :

Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya.

Selanjutnya Hasratuddin (2010 :20) “Salah satu faktor yang mengakibatkan kurangnya kemampuan siswa dalam matematika antara lain disebabkan masih menggunakan pembelajaran konvensional”. Dalam pembelajaran matematika, seorang siswa tidak cukup hanya memiliki kemampuan untuk menyelesaikan suatu soal matematika. Tuntutan yang terbatas pada penyelesaian soal matematika cenderung mengarahkan siswa untuk berpikir prosedural, menggunakan rumus tanpa memahami makna suatu rumus.

(16)

5

diagnostik yang diberikan kepada siswa yaitu Sebuah lantai berbentuk persegi dengan panjang sisinya 6 m. Lantai tersebut akan dipasang ubin berbentuk persegi berukuran 30 cm x 30 cm. Tentukan banyaknya ubin yang diperlukan untuk menutupi lantai. Berikut ini adalah jawaban dari siswa

Gambar 1.1. Contoh kesalahan siswa dalam memecahkan masalah matematika

Hal di atas menunjukkan kelemahan-kelemahan siswa dalam kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, dari hasil pemberian tes diagnostik terhadap 36 siswa diperoleh 61,11 %(22 siswa ) yang dapat memahami masalah, dan terdapat 8,33 % (3 siswa ) yang dapat merencanakan pemecahan masalah dengan strategi yang tidak relevan, 2,78% (1 siswa ) yang membuat strategi pemecahan masalah yang tidak lengkap , 0 % siswa tidak dapat menyelesaikan masalah dengan lengkap dan benar. Dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan

pemecahan masalah siswa SMP N 1 P.S Tuan masih rendah.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Tirani, S.Pd salah satu guru matematika kelas VIII SMP Negeri 1 P.S Tuan mengatakan bahwa “masih banyak siswa yang tidak suka pelajaran matematika, siswa sulit dalam

Dapat menuliskan informasi dari soaldengan benar dan lengkap

Strategi yang dituliskan belum relevan atau belum sesuai dengan masalah.

Menggunakan langkah-langkah peneyelsaian yang tidak relevan dan mengarah pada solusi yang tidak lengkap

(17)

6

menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan masalah matematika di kehidupan sehari-hari apalagi pada materi Kubus dan Balok, mereka lebih cenderung mengambil kesimpulan untuk melakukan operasi hitung pada bilangan-bilangan yang ada dalam soal cerita tanpa memahami dan memikirkan apa yang diminta dalam soal. Selain itu, siswa juga mengalami kesulitan dalam menentukan konsep matematika yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang

diberikan”

Dari beberapa uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa siswa SMPN 1 P.S Tuan masih kurang terampil dalam memecahkan masalah matematika, sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan siswa memecahkan masalah matematika sehingga kemampuan pemecahan masalah matematika kurang maksimal. Hal ini menunjukkan bahwa ada suatu kendala yang terjadi pada materi Kubus dan Balok, yaitu karena dalam pembelajaran siswa hanya mampu mengingat atau menghafal tanpa adanya kebermaknaan terhadap suatu materi.

Oleh karena itu, pembelajaran haruslah berpusat kepada siswa bukan lagi berpusat pada guru sehingga ada kebermaknaan dalam belajar matematika, siswa merasa tertarik dan mau berperan aktif dalam mencari pemecahan masalah sehingga siswa dapat mengkonstruksikan pengetahuan dan pengalaman mereka untuk memecahkan masalah matematika.

Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang menempatkan pengalaman dan realitas sebagai titik awal pembelajaran adalah pembelajaran dengan pendekatan Realistik (Pitaloka, 2013 : 12). Hal ini sejalan dengan Fathani (dalam www.docstoc.com/docs/6132624/Matematika-Realistik) :

Pembelajaran matematika realistic merupakan matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) adalah suatu sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa seseorang akan mampu manangkap makna dari pelajaran tersebut.

(18)

7

mathematization yang mendukung peningkatan kemampuan pemecahan masalah

matematika (Yusuf, 2013 :190). Adapun filosofi yang mendasari pembelajaran matematika realistik adalah bahwa matematika dipandang sebagai aktivitas manusia (Hasratuddin, 2010 : 21). Dengan kata lain, pembelajaran matematika realistik berorientasi pada pengalaman sehari-hari (mathematize of everyday experience) dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Selain Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik, Menurut Ibrahim dan Nur (Nurdadilah, 2013 : 16) bahwa pembelajaran berbasis masalah juga dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar sebagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata. PBL juga dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan yang penting seperti pemecahan masalah, fleksibilitas, penyesuaian, dan berpikir kritis. (Yusuf, 2013:190 )

Menurut Cazzola (Fitriono, 2015 : 57) Pendekatan pembelajaran berbasis masalah adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada konstruktivisme pada siswa dengan berdasarkan analisis, resolusi dan diskusi tentang masalah yang diberikan. PBL berprinsip pada permasalahan yang ada pada lingkungan atau masalah nyata. Hal ini diperkuat oleh Ratumanan ( Trianto, 2011 : 92) menyatakan bahwa “Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks”. Dengan kata lain Pendekatan pemecahan masalah menekankan pada pengajaran untuk berpikir tentang cara memecahkan masalah dan pemrosesan informasi matematika siswa

Siswa harus melakukan analisis dan interpretasi informasi sebagai landasan. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan Pembelajaran

(19)

8

mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.

Pembelajaran matematika realistik yang menggunakan masalah realistik dan pembelajaran berbasis masalah yang menggunakan masalah yang bersifat autentik. Dalam penerapannya, pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru. Oleh sebab itu, penggunaan pembelajaran berbasis masalah dan pendekatan

pembelajaran matematika realistik diharapkan mampu mengubah pembelajaran yang pasif menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif.

Hal inilah yang membuat peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika yang diajarkan dengan kedua pembelajaran tersebut.

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas , dirasa perlu upaya mengunkapkan apakah Pembelajaran dengan Pendekatan Matematika Realistik dan Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa. Hal ini lah yang mendorong peneliti bermaksud mengadakan

penelitian berjudul, “Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Yang Diajarkan Dengan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Dan Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Kubus Dan Balok SMPN 1 P.S Tuan T.A 2015/2016”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas terdapat beberapa masalah yang

diidentifikasikan , yaitu :

1. Matematika merupakan mata pelajaran yang masih dianggap sulit oleh

siswa/i SMPN 1 P.S Tuan.

2. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa/i SMPN 1 P.S Tuan.

3. Pembelajaran di kelas masih didominasi oleh guru SMPN 1 P.S Tuan. 4. Pembelajaran dengan pendekatan matematika realistic dan pembelajaran

berbasis masalah jarang digunakan.

(20)

9

1.3. Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas maka perlu adanya batasan masalah demi tercapai tujuan yang diinginkan. Maka permasalahan dalam penelitian ini hanya difokuskan pada Kemampuan pemecahan masalah matematika dengan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi Kubus dan Balok.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada batasan masalah diatas maka perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu apakah kemampuan pemecahan masalah matematika dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik lebih tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah matematika yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah pada materi Kubus dan Balok SMP Negeri 1 P.S Tuan T.A 2015/2016?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik lebih tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah matematika yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah pada materi Kubus dan Balok SMP Negeri 1 P.S Tuan T.A 2015/2016.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa

(21)

10

2. Bagi guru

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru matematika dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa untuk materi lainnya.

3. Bagi peneliti

(22)

81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar

dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik lebih tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah di SMP Negeri 1 P.S Tuan pada materi Kubus dan Balok T.A 2015/2016. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai thitung

= 1,35 dan ttabel = 2,00 dengan dk = 60 dan taraf signifikan  = 0,05 sehingga

terlihat yaitu 1,35 > 2,00 yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan adalah : 1. Pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran matematika

realistik dan pembelajaran berbasis masalah mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi Kubus dan Balok sehingga pembelajaran tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu alternative dalam pembelajaran matematika

2. Bagi pihak terkait lainnya seperti pihak sekolah diharapkan lebih memperhatikan kelengkapan sarana dan prasarana dalam melancarkan proses pembelajaran.

3. Bagi peneliti lanjutan, hendaknya agar lebih memotivasi siswa agar tidak malu-malu dalam melakukan presentasi, memotivasi siswa untuk berani mengeluarkan pendapat dan bertanya dengan memberikan penghargaan berupa pujian kepada siswa yang berani mengeluarkan pendapat dan bertanya. Dan hendaknya penelit I selanjutnya dapat dilengkapi dengan meneliti aspek

(23)

82

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Anisa, Witri Nur. 2014. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Komunkasi Matematik Melalui Pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik Untuk Siswa SMP Negeri Di Kabupaten Garut. Jurnal Pendidikan dan Keguruan Vol. 1 No.1 2014, artikel 8. [on line] Tersedia di : http://pasca.ut.ac.id/journal/index.php/JPK/article/download/12/12. (diakses 16 Maret 2016)

Arends, Richard I.2008. Learning To Teach (Terjemahan Belajar Untuk Mengajar). Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Arikunto, Suharsini., (2003), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Asmin dan Abil Mansyur. 2014. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasik dan Modern. Medan: Larispa

Damanik, Erika Yusnita. 2014. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Penalaran Logis Siswa melalui Pendekatan Matematika Realistik (PMR) di SMP Negeri 3 Pematang Siantar. Medan. Tesis PPS UNIMED : tidak diterbitkan

Depdiknas, 2006. “Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah”, Depdiknas: Jakarta.

Dhoruri, Atmini. 2010. Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR). Makalah disajikan dalam Seminar Nasional

RME di UNY [on line]. Tersedia :

http/:staf.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/makalh%20PMRI%202010.pdf (diakses 09 Februari 2016)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program studi Pendidikan FMIPA UNIMED, FMIPA UNIMED, Medan

Fitriono, Yuli,dkk. 2015. Model PBL dengan Pendekatan PMRI berpenilaian serupa PISA untuk meningkatkan kemampuan Literasi Matematika Siswa . Unnes Journal of Mathematics Education Research Juni 2015

(24)

83

Hamzah, H.M dan Muhlisrarini. 2014. Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta : Rajawali Pers.

Hudojo, H. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.Penerbit Universitas Negeri Malang. Malang

Muliana.2013. Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) terhadap kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematika siswa sekolah menegah pertama (SMP). Medan. Tesis PPS UNIMED: tidak diterbitkan

Narohita. G.A. 2010. Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadp Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. [On Line] tersedia di http://pasca.undiksha.ac.id/media/190.pdf (diakses 20 Maret 2016)

Nurdadilah. 2013. Perbedaan Kemampuan Penalaran Matematika dam Pemecahan Masalah pada Pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional di SMAN 1 Kualuh Selatan. Medan. Tesis PPS UNIMED: tidak diterbitkan

Pitaloka,Y.D,Susilo,B.E dan Mulyono. 2013. Keefektifan Model Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika. Artikel dalam Unnes Journal of Mathematics

Education. [On Line] Tersedia di :

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme/article/download/1759/1632 (diakses 14 Maret 2016)

Roheni. 2013. Kemampuan Siswa SMP dalam pemecahan Masalah dan self Eficacy Melalui Pendekatan Matematika Realistik . Tesis. Bandung : UPI

[on line] Tersedia :

http://respositori.upi.edu/15/8/4/S_MTK_0902085_Chapter1.pdf (diakses 29 Januari 2016)

Rudol, BM . 2009. Meningkatkan Kemampuan Penalaran formal dan Pembelajaran Matematika SMP dengan Pendekatan Pembelajaran MAtematika Reaslistik. Medan. Tesis PPS UNIMED: tidak diterbitkan

Rusma. 2012. Model-Model Pembelajaran. Bandung : PT Raja Grafindo Persada

Sagala, S. 2005 Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta

(25)

84

Sari, dkk. 2014. Pengaruh pendekatan pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII SMP N 1 Padang Tahun pelajaran 2013/2014. Vol 3 No 2(2014): Jurnal Pendidikan. Padang

Setiawati, Diah. 2013. Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik siswa antara Pendekatan Contextual Teachingand Learning dan Pembelajaran Konvensional Pada Siswa Kelas X SMK Negeri Bireuen. Medan. Tesis PPS UNIMED: tidak diterbitkan

Sidabalok, Adriana M.H. 2014. Penerapan pendekatan Matematika Realistik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa . Medan. Tesis PPS UNIMED: tidak diterbitkan

Simorangkir, Frida M.A. 2013. Perbedaan Kemampuan pemecahan masalah matematika dan berfikir kritis siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional. Tesis PPS UNIMED: tidak diterbitkan

Sinaga, Imelda. 2014. Perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa SMP yang dibelajarkan dengan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) pada siswa kelas X SMAN 8 Medan. Skripsi UNIMED: tidak diterbitkan

Sinambela, Pardomuan NJM. 2009. Keefektifan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem-Based Instruction) Dalam Pembelajaran

Matematika. [on line] Tersedia :

https://pardomuansinambela.files.wordpress.com/2009/12/artikel-sinambela.pdf ( diakses 16 April 2016)

Slameto. 2006. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Sudjana.2005.Metoda Statistika. Bandung : TARSITO

Sudjana, N,. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : CV Alfabeta

(26)

85

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=11841&val=870 (diakses 29 Januari 2016)

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif ,Jakarta: kencana

Wardhani, dkk. 2010. Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di SMP. Yogyakarta : P4TK Matematika

Wena,Wade. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : PT Bumi Aksara

Widjajanti, D.B.2009. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam Belajar Matematika melalui pembelajaran berbasis masalah. Makalah , Seminar Nasional Pembelajaran Matematika sekolah dengan tema” Pembudayaan Matematika di sekolah untuk mencapai keunggulan bangsa” di jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY . Yogayakarta, 6 Desember 2009

Wijaya. Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik suatu alternative pendekatan pembelajaran matematika . Yogyakarta : Graha Ilmu

Windayana, Husen. 2007. Pembelajaran Matematika Realistik dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Logis Kreatif, dan Kritis, Serta Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Dasar. Jurnal, Pendidikan Dasar Nomor 8 Oktober 2007

Yusuf,S.L. 2003. Komparasi Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Pembelajaran PBL dan RME dalam setting INNOMATS. Artikel dalam Jurnal Kreano. Jurusan Matematika FMIPA UNNES Volume 4 Nomor 2 Bulan Desember Tahun 2013

Gambar

Gambar 1.1. Contoh kesalahan siswa dalam memecahkan masalah

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan profitabilitas perusahaan manufaktur sebelum dan sesudah melakukan akuisisi berdasarkan laporan keuangan SAK

Mengingat sortimen tidak tersedia maka pengukuran dilakukan dengan (mengandaikan) membuat sortimen pada pohon berdiri dengan panjang 150 cm. Selanjutnya, praktikan akan

[r]

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor kecerdasan emosional

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa nilai gaya-gaya dalam maksimum pada kombinasi beban ultimit memiliki kombinasi beban gempa yang

[r]

linguistic form of register and the meanings of register used in film making.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang penjumlahan bilangan bulat pada pembelajaran matematika dengan melalui metode demonstrasi dan