SKRIPSI
ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT INDOSAT, TBK
SUMATERA REGIONAL OFFICE MEDAN
OLEH :
NAMA
:
MIRA OCTAVIA SNIM
:
010522104DEPARTEMEN
:
AKUNTANSIS-1Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
“ Analisis penerapan sistem informasi akuntansi atas penerimaan dan pengeluaran kas pada PT Indosat, Tbk, Sumatera Regional Office Medan “
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat,
dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level
Program S1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
Semua sumber data informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa
adanya.Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima
sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.
Medan, 12 Mei 2008
Yang Membuat Pernyataan
(Mira Octavia Sembiring)
selalu membimbing dan memberi kekuatan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Adapun judul skripsi saya adalah ”Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Atas Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada PT Indosat, Tbk
Sumatera Regional Office Medan.”
1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, Mec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Arifin Akhmad, MSi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Fahmi Natigor,SE, M.Acc, Ak selaku Sekretaris Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Syahelmi, Ak selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu, bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Drs. M. Utama Nasution, MM, Ak dan Bapak Drs. Wahidin Yasin,
Ak selaku dosen Pembanding / penguji.
5. Bapak Drs. Katijo, MM, Ak selaku dosen wali saya dan seluruh dosen
7. Bapak Ujang Syandra, selaku Senior Vice President Regional Sumatera Utara dan Bapak Andir Tambunan selaku Vice President HRD, Bapak Gunung Hari Widodo selaku Kepala Cabang Medan dan NAD, Ibu Khairianti Sri Rahayu selaku Koordinator Customer PT Indosat, Tbk Sumatera Regional Office Medan yang telah memberikan izin dan data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Bapakku tersayang dan Mamaku tercinta, dan juga keluarga besar Sembiring dan Sebayang yang telah memberikan dukungan moral, materiil, nasehat yang telah memberikan dukungannya dari penulis lahir,bertumbuh,remaja,sampai akhirnya menjadi saat seperti ini.
9. Suamiku tercinta yang telah banyak memberikan dukungan moral, materiil, nasehat, dan pengertian serta kasih sayang yang tulus kepada penulis.
10. Bengkila dan bibi tersayang di Malang yang tetap memberikan semangat dan doa, dan keluarga besar Kaban dan Ginting Suka.
Denita br. Ginting, serta permenku Barak dan Samuelku di surga.
14. Adikku tersayang : Rachel Yanni Tari, SE dan Anton Purba SH. MM dan ponakanku yang di dalam kandungan.
15. Teman-teman di GMNI Komisariat Fakultas Ekonomi USU.
Medan, 12 Mei 2008 Penulis
KATA PENGANTAR ...ii
ABSTRAK ...v
ABSTRACT ...vi
DAFTAR ISI ...vii
DAFTAR TABEL ...x
DAFTAR GAMBAR ...xi
DAFTAR LAMPIRAN ...xii
BAB I. PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah...1
B. Perumusan Masalah...3
C. Tujuan Penelitian………4
D. Manfaat Penelitian………..4
E.
Kerangka Konseptual……….5BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……….7
A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas………..7
1. Sistem Informasi Akuntansi……….7
2. Akuntansi Kas……….14
1. Pengendalian Intern...31
2. Pengendalian Intern Kas...33
BAB III. METODE PENELITIAN………...37
A. Jenis Penelitian……….37
B. Jenis Data………..37
C. Teknik Pengumpulan Data………37
D. Metode Penganalisaan Data………..37
E. Responden……….38
F. Jadwal dan Lokasi Penelitian………38
BAB IV. HASIL PENELITIAN………...39
A. Gambaran umum PT INDOSAT, TBK...39
1. Sejarah Ringkas PT INDOSAT, TBK...39
2. Struktur Organisasi ...42
3. Sistem Informasi Akuntansi Pada Siklus Pendapatan...46
4. Sistem Informasi Akuntansi Pada Siklus Pengeluaran...55
5. Pengendalian Intern dan Pengendalian Intern Terhadap Kas...63
a. Pengendalian intern...63
3. Pengendalian Intern Kas...69
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……….71
A. Kesimpulan………71
B. Saran………..72
DAFTAR PUSTAKA……….73
Lampiran 1 Struktur Organisasi PT Indosat, Tbk Sumatera Regional Ofiice Medan
Lampiran 2 Proses Penerimaan Kas
Lampiran 3 Prosedur sistem Penjualan Global Corporate Service (GCS) Lampiran 4 Sistem Phone domestic
Lampiran 5 Prosedur Penerimaan Uang Tunai Lampiran 6 Prosedur Sistem Pembelian
v
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang terdapat pada PT Indosat, Tbk Sumatera Regional Office Medan sekaligus untuk mengetahui pelaksanaan yang sesungguhnya terjadi di perusahaan.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang dilakukan untuk menguraikan sifat dan karakteristik dari suatu objek penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : data primer, yaitu data yang dikumpulkan langsung dari perusahaan yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut oleh penulis, seperti : kuesioner, dan data sekunder, yaitu data yang diperoleh perusahaan dalam bentuk dokumentasi, seperti sejarah singkat perusahaan dan struktur organisasi perusahaan, informasi tentang : prosedur penerimaan dan pengeluaran kas yang yang digunakan oleh PT Indosat, Tbk Sumatera Regional Office Medan.Metode penganalisaan data digunakan dengan menggunakan metode deskriptif.
Dari hasil penelitian, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa PT Indosat, Tbk Sumatera Regional Office Medan telah menggunakan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang dirancang sesuai dengan syarat prosedural untuk mempermudah pengendalian intern terhadap operasional perusahaan.Namun dalam sistem pengeluaran kas masih terdapat kelemahan,yakni pemborosan pengeluaran kas untuk pembayaran denda. Hal ini disebabkan karena tidak adanya sistem yang dapat menscan langsung invoice yang telah jatuh tempo.Untuk mengatasi kelemahan tersebut penulis memberikan saran kepada manajemen PT Indosat, Tbk Sumatera Regional Office Medan untuk mencantumkan tanggal jatuh tempo dalam persetujuan pembayaran, sehingga kelemahan sistem yang ada dapat diatasi.
v
The Objective of this study is to know about cash receipt and disbursement system adopted by PT Indosat, Tbk Sumatera Regional Office, also to know how the application
In this study adopted a study approach to analize characterictic of an object of study. Data presented to this study comprising of primary data which data collected directly from company but need to hold the process by the writer such as ; questioner. By the document noted also brief story of the company and the organizational structure, still information about the cash receipt and disbursement procedure adopted by PT Indosat, Tbk Sumatera Regional Office Medan. The method of analizing data used in a descriptive method approach.
From the result of study, the writer can take conclusion that PT Indosat, Tbk Sumatera Regional Office Medan has adopted accounting information system agree with procedural requirement to facilitate internal control of company operational. However in the cash disbursement system the company still have weakness,which is uneffective cash disbursement for payment of fine, this happen because there is no system that can directly scanned due date of invoice. For solving this situation, the writer suggested to the management of PT Indosat, Tbk Sumatera Regional Office Medan, to manually put due date on the agreement of payment letter, so weakness of system can be handled .
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Informasi merupakan salah satu kebutuhan yang cukup penting bagi
perusahaan. Didalam perusahaan, setiap hari terjadi arus informasi yang begitu
banyak dan sangat menentukan dalam proses pengambilan keputusan. Beberapa
informasi saling berkaitan yang disatukan dalam suatu kelompok informasi untuk
mencapai tujuan tertentu disebut dengan sistem informasi.
Setiap perusahaan pasti berusaha memperoleh laba yang maksimal. Tentu saja
hal ini dapat dicapai jika perusahaan tersebut mampu memuaskan kebutuhan dari
para pelanggan. Yaitu dengan memenuhi segala kebutuhan yang diinginkan para
pelanggan, berupa pemenuhan barang dan jasa.
Kas merupakan salah satu harta perusahaan yang paling penting karena dalam
menjalankan kegiatan usahanya selalu membutuhkan uang kas, baik untuk
membiayai kegiatan operasi sehari-hari maupun untuk modal kerja usaha agar
tujuan perusahaan dapat tercapai.
Kas merupakan aktiva yang paling likuid dan fleksibel, selain bentuknya kecil,
sukar ditandai identitasnya. Kas dapat berupa uang tunai atau simpanan di bank
yang dapat dipergunakan dengan cepat sebagai alat pembayaran.
Adapun karakteristik kas yang paling tersebut menyebabkan kas mudah sekali
diselewengkan, dan apabila sudah terjadi penyelewengan biasanya sukar untuk
menyelenggarakan suatu sistem pengendalian intern kas untuk dapat mengatasi
atau meminimumkan kejadian-kejadian yang ada hubungannya dengan transaksi
pengeluaran dan penerimaan kas, seperti kesalahan, pemborosan, serta
penyelewengan.
Dengan adanya sistem informasi dan pengawasan intern yang memuaskan
untuk kas, perusahaan bisa meminimalisir kerugian. Penataan intern perusahaan
dapat berupa pemakaian sistem informasi akuntansi, menciptakan prosedur
akuntansi untuk mencegah penyelewengan yang merugikan perusahaan.
Dalam kenyataannya banyak perusahaan mengalami kegagalan dalam
menjalankan kegiatan operasional karena lemahnya suatu sistem informasi.
Dengan adanya sistem informasi akuntasi kas yang memadai dan terkendali, maka
perusahaan akan terhindar dari penyelewengan harta perusahaan.
Pada PT Indosat, Tbk Sumatera Regional Office Medan yang merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi, dimana sebagian
sahamnya dimiliki oleh pemerintah dan sebagian lagi oleh pihak swasta. Karena
sebagian saham dimiliki oleh pemerintah maka masyarakat luas ingin mengetahui
berapa dana yang dimiliki oleh PT Indosat, Tbk Sumatera Regional Office Medan,
sehingga kas merupakan hal penting, karena harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat luas selain untuk membiayai kegiatan operasionalnya.
Pada penelitian awal, penulis melihat bahwa terdapat kendala yang dihadapi
oleh PT Indosat, Tbk Sumatera Regional Office Medan yaitu pemborosan uang
kas berupa ketidakefisienan dalam hal pengeluaran kas. Yaitu dalam sistem
tempo sehingga sering terjadi keterlambatan pembayaran kepada pihak ketiga
yang menimbulkan pembayaran denda.sehingga pengeluaran kas menjadi tidak
efisien Hal ini tentu saja merugikan perusahaan.
Berdasarkan pemikiran di atas, penulis ingin mendapatkan gambaran tentang
betapa pentingnya pelaksaan sistem informasi akuntansi atas penerimaan dan
pengeluaran kas dalam perusahan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi
agar perusahaan dapat berjalan dengan baik dan penyelewengan yang dapat
merugikan perusahaan dapat dihindari.
Mengingat pentingnya peranan kas dalam suatu perusahaan, dan mengingat
betapa sulitnya pengawasan terhadap kas tersebut, maka penulis ingin mengetahui
lebih mendalam mengenai pengendalian intern kas melalui penulisan skripsi yang
berjudul “ Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Atas Penerimaan
dan Pengeluaran Kas Pada PT Indosat, Tbk Sumatera Regional Office Medan”.
B. PERUMUSAN MASALAH
Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran
kas pada PT Indosat, Tbk Sumatera Regional Office Medan ?
2. Apakah sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang
diterapkan pada Perusahaan telah mencerminkan adanya pengendalian intern
C TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang
terdapat pada Perusahaan.
2. Untuk mengetahui apakah sistem informasi akuntansi penerimaan dan
pengeluaran kas yang ada dalam perusahaan telah dapat memberikan
pengendalian intern yang cukup.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai sistem
informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas.
2. Bagi perusahaan, sebagian bahan masukan yang berguna untuk meningkatkan
sistem informasi khususnya penerimaan dan pengeluaran kas yang telah
diterapkan selama ini.
3. Bagi pihak lain, sebagai bahan acuan atau referensi bagi penulis lainnya yang
E. KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka konseptual merupakan gambaran dari tinjauan teori dan penelitian
terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan
merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan
hipotesis. Kerangka konseptual penelitian ini dapat berbentuk bagan alur, model
matematika yang dilengkapi dengan penjelasan kualitatif.
Pada saat melakukan pra riset, penulis menemukan masalah yaitu pemborosan
uang kas karena tidak ada sistem yang dapat menscan file-file yang jatuh tempo
sehingga sering terjadi keterlambatan pembayaran dan ini menimbulkan
pembayaran denda.
Permasalahan ini dapat dipecahkan dengan mengambil pendapat karyawan
dari PT Indosat, Tbk Sumatera Regional Office Medan dan dengan mengacu pada
pendapat ahli dalam sistem informasi akuntansi sebagai landasan teoritis guna
memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan.
Sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas mengalami
sedikit gangguan khususnya pengeluaran, karena adanya ketidakefisienan
pengeluaran kas. Sehingga menurut Penulis perusahaan membutuhkan adanya
pengendalian yang memadai diharapkan sistem informasi akuntansi di perusahaan
dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Dan akhirnya penulis memberikan
pendapat berupa kesimpulan dan saran kepada perusahaan agar sistem informasi
akuntansi dalam perusahaan dapat berjalan lebih efisien dan efektif di masa yang
Bagan Kerangka Konseptual
Menghadapi masalah
Pemecahan Masalah
Pembahasan
Hasil akhir
Gambar 1.1
Bagan Kerangka Konseptual
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT INDOSAT TBK
SUMATERA REGIONAL OFFICE
PERMASALAHAN :
Pemborosan uang kas karena tidak adanya sistem yang dapat menscan file-file yang telah jatuh tempo sehingga sering
terjadi pembayaran denda
PENDEKATAN MASALAH :
Masalah dipecahkan melalui landasan teoritis yang terdapat dalam sistem informasi akuntansi dari sistem informasi
akuntansi antara lain :
- Siklus Pendapatan dan subsistem penerimaan kas - Siklus Pengeluaran, subsistem pengeluaran kas - Pengendalian intern
HASIL PEMBAHASAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas 1. Sistem Informasi Akuntansi
Akuntansi memegang peranan penting di dalam tiap perusahaan dan begitu
juga keputusan dapat diambil oleh para individu, perusahaan, pemerintah dan
kesatuan-kesatuan lain merupakan hal yang sangat mendasar atau penting bagi
distribusi dan penggunaan sumber daya secara efisien. Untuk mengambil
keputusan yang tepat, kelompok-kelompok tersebut harus mempunyai informasi
yang diperoleh dari suatu sistem informasi akuntansi.
Sebelum menguraikan sistem informasi akuntansi lebih jauh, ada baiknya
penulis menyajikan pengertian dari sistem, informasi, dan akuntansi.
Menurut James A.Hall, “ Sistem adalah sekelompok dua atau lebih
komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau sub-sub sistem
yang saling bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose)”. ( Hall,
2001 :5 )
Dengan kata lain, sistem adalah suatu konsep dari sub-sub sistem yang saling
berkaitan yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Informasi adalah
data yang sudah diolah sehingga berguna untuk mengambil keputusan. Informasi
yang tepat sangat berperan penting bagi perusahaan terutama untuk mengambil
Menurut Hall ( 2001 :17), “ Suatu informasi dikatakan berguna apabila telah
bersifat relevan, tepat waktu, akurat, lengkap, dan merupakan rangkuman “
Sifat-sifat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Relevan
Ini berarti informasi tersebut harus dapat melayani suatu tujuan sehingga
dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Dengan kata lain,
informasi yang relevan harus mampu memberikan arti bagi para pembuat
keputusan sehingga informasi tersebut dapat mengurangi ketidakpastian dan dapat
meningkatkan nilai dari suatu keputusan.
b. Tepat waktu
Artinya informasi yang disajikan harus tersedia tepat pada saat dibutuhkan.
Tidak terlambat dan tidak perlu terlalu cepat. Dengan demikian, informasi
tersebut cukup layak untuk dilibatkan sebagai bahan pertimbangan dalam proses
pengambilan keputusan.
c. Akurat
Informasi disajikan harus mencakup semua data-data yang relevan, dimana
tidak boleh ada komponen informasi penting bagi para pengambil keputusan atau
pelaksana tugas yang hilang.
d. Lengkap
Artinya, informasi disajikan harus mencakup semua data-data yang relevan,
dimana tidak boleh ada komponen informasi bersifat penting bagi para pengambil
e. Merupakan rangkuman
Informasi harus sesuai agar dapat memenuhi kebutuhan para pemakainya.
Lower manager cenderung membutuhkan informasi lebih rinci daripada
manajer-manajer yang ada di atasnya. Maka informasi yang disalurkan kepada manajer-manajer
atasan adalah informasi yang telah dirangkumkan, tidak terlalu rinci namun
mencakup area lebih luas.
Berdasarkan pengertian di atas, maka sistem informasi dapat diartikan sebagai
kumpulan dari beberapa informasi atau sub sistem informasi yang saling berkaitan
juga berperan penting dalam proses pengambilan keputusan untuk mencapai suatu
tertentu.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Profesional Akuntan
Publik (2001 : 319. 29) Sistem Informasi mencakup metode dan catatan yang
digunakan untuk:
a. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang sah.
b. Menjelaskan pada saat yang tepat transaksi secara cukup rinci untuk
memungkinkan penggolongan semestinya transaksi untuk pelaporan
keuangan.
c. Mengukur nilai transaksi dengan cara sedemikian rupa sehingga
memungkinkan pencatatan nilai moneter semestinya dalam laporan
keuangan.
d. Menentukan periode waktu terjadinya transaksi untuk memungkinkan
e. Menyajikan transaksi semestinya dan pengungkapan yang berkaitan
dalam laporan keuangan.
Mengenai pengertian akuntansi, menurut Skousen (2001 : 6 ) “Akuntansi adalah suatu aktivitas pelayanan yang funsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, pada dasarnya bersifat keuangan, mengenai entitas ekonomi yang dimaksudkan agar bermanfaat di dalam pembuatan keputusan ekonomi-dalam membuat pilihan beralasan di antara jalanya tindakan alternatif.”
Dengan demikian informasi akuntansi dapat diartikan sebagai informasi
keuangan mengenai entitas-entitas ekonomi yang digunakan dalam proses
pengambilan keputusan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Informasi akuntansi memegang peranan sangat penting di dalam tiap
perusahaan. Dalam proses perencanaan, informasi akuntansi berfungsi sebagai
penyedia data historis sebagai dasar untuk penyusunan anggaran dan perencanaan
selanjutnya. dan di dalam fungsi pengawasan, peranan akuntansi juga tidak kalah
pentingnya, yaitu sebagai alat pembanding antara rencana dengan realisasinya
untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi sehingga manajemen dapat dengan
segera mengambil tindakan korektif yang dibutuhkan. Dengan kata lain, output
informasi melalui pengolahan data-data akuntansi dimaksudkan untuk proses
pengambilan keputusan ekonomi di dalam perusahaan.
Dilihat dari defenisi diatas, dapat diartikan bahwa sistem informasi akuntansi
adalah suatu struktur yang menggunakan sumber tertentu atau komponen lainnya
untuk menghasilkan informasi akuntansi yang bertujuan untuk memenuhi
Selanjutnya, agar lebih mudah untuk mengerti mengenai sistem informasi
akuntansi, berikut ini merupakan beberapa defenisinya.
Menurut Wilkinson dalam bukunya Accounting Information System(2000 : 7)”
An accounting information system is a unified structure within an entity, such as
bussines firm, that employee physical resources and other components to
transform economic data into accounting information, with the purphose of
satisfying the information needs of a variety of users “
Dalam defenisi di atas, dikatakan bahwa sebuah sistem informasi akuntansi
merupakan suatu struktur di dalam perusahaan yang melibatkan sumber daya fisik
dan elemen lainnya dalam usaha menghasilkan informasi akuntansi yang
bertujuan untuk memuaskan akan informasi itu sendiri.
Menurut Widjajanto (2001 : 4)” Sistem informasi akuntansi adalah susunan
berbagai dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksaan, dan berbagai laporan yang
didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi keuangan”
Dengan demikian dapat diketahui bahwa sistem informasi akuntansi meliputi
tehnik, metode, dan prosedur dalam mencatat dan mengolah data akuntansi untuk
menghasilkan serangkaian informasi yang bertujuan membantu manajemen agar
Sistem informasi akuntansi terdiri dari lima komponen :
1). Orang-orang yang mengoperasikan sistem dan melaksanakan berbagai
fungsi.
2) Prosedur-prosedur, baik manual maupun terkomputerisasi, yang
dilibatkan dalam mengumpulkan dalam mengumpulkan, memproses,
dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.
3) Data tentang proses-proses bisnis organisasi.
4) Software yang dipakai untuk memproses data organisasi.
5) Infrastruktur teknolgi informasi, termasuk komputer, peralatan
pendukung (peripheral device) dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
Kelima komponen tersebut bersama-sama memungkinkan sistem infomasi
akuntansi memenuhi tiga fungsi pentingnya dalam organisasi yaitu :
a) Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas
organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas
tersebut, dan para pelaku dalam berbagai aktivitas tersebut agar pihak
manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar dapat meninjau ulang
(review) hal-hal yang telah terjadi.
b) Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen
untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan.
c) Menyediakan pengendaliaan yang memadai untuk menjaga asset
organisasi, termasuk data organisasi dan memastikan bahwa data
Terdapat tiga tahap dalam pemrosesan data sistem akuntansi berbasis
komputer yakni :
(1). Input
Mencerminkan data yang diperoleh dari sumber dokumen.
(2). Proses (akuntansi)
Sistem akuntansi yang terkomputerisasi mengharuskan data input dibuat
dalam format khusus.
(3). Output
Output merupakan laporan yang dipergunakan untuk mengambil
keputusan.
Sistem informasi akuntansi berbasis komputer dibagi dua kelompok besar,
yaitu sistem batch dan real dan time. Perbedaan antara pemrosesan batch dan real
time yaitu:
Tabel 1.1 Metode Pemprosesan data
Karakteristik
Jangka waktu terjadi diantara terjadinya peristiwa ekonomi dan ketika peristiwa itu dicetak
Dilakukan ketika peristiwa ekonomi terjadi
Sumber daya Pada umumnya membutukan
lebih sedikit sumber daya (perangkat keras, program,
pelatihan)
Lebih banyak membutuhkan sumber daya dari pemprosesan batch
Efisiensi Sejumlah besar transaksi
diproses dengan lebih sedikit sumber daya
Sumber daya yang lebih besar dibutuhkan per unit
output
Pada sistem informasi dengan menggunakan komputer, sistem pengolahan
transaksi dimulai dengan adanya data transaksi bisnis, diolah dalam sistem
pengolahan transaksi dan disimpan dalam media basis data sebagai sumber
database, kemudian menghasilkan laporan-laporan yang disajikan bagi
pihak-pihak yang bertransaksi, stakeholder, dan manajer-manajer level bawah.
Laporan-laporan berisi informasi pencatatan nilai tersebut digunakan oleh :
(a). Pihak yang terlibat di transaksinya, misalkan pelanggan.
(b). Manajer-manajer level bawah yang menggunakan informasi ini untuk
pengendalian informasi.
(c). Stakeholders yang meminta pertanggungjawaban manajer.
Basis data diakses dengan menggunakan perangkat lunak yang disebut dengan
DBMS (Database Management System).
2. Akuntansi Kas
Kas merupakan salah satu aktiva perusahaan yang paling likuid, dan paling
mudah dipindahtangankan dalam suatu transaksi. Transaksi tersebut misalnya
untuk pembayaran gaji atau upah pekerja, pembelian aktiva tetap, pembayaran
hutang, pembayaran dividen, dan transaksi lainnya yang dilakukan oleh
Kas sering kali diartikan oleh sebagian orang hanya terbatas pada uang tunai,
yaitu uang kertas dan uang logam. Hal itu terjadi karena kedua jenis inilah yang
paling banyak dilihat oleh masyarakat di dalam kehidupannya sehari-hari.
Menurut Skousen (2004 : 495)” Kas adalah aktiva lancar paling likuid dan
terdiri dari bagian yang bertindak sebagai alat pertukarannya serta memberikan
dasar untuk perhitungan akuntansi. “
Sedangkan menurut Warren dalam Aria Farahmita (2005 : 350)” Kas (cash)
meliputi koin, uang kertas, cek, wesel (money order atau kiriman uang melalui
pos yang lazim berbentuk bank draft atau cek bank; hal ini untuk selanjutnya
diistilahkan dengan wesel), dan uang yang disimpan di bank yang dapat ditarik
tanpa pembatasan dari bank bersangkutan.“
Berdasarkan hal diatas, maka kas dapat diartikan sebagai alat pembayaran
meliputi uang tunai (yaitu uang logam dan uang kertas), serta dana yang
disimpan di bank, yang pengambilannnya tidak dibatasi oleh bank.
Sifat-sifat kas antara lain adalah :
a. alat tukar yang standar
b. dipakai sebagai dasar untuk mengukur dan menghitung
c. merupakan harta yang paling likuid dan biasanya diklasifikasikan
sebagai harta lancar
Apabila kas dihubungkan dengan sistem informasi akuntansi, maka
terbentuklah sistem informasi akuntansi kas yang dapat diartikan sebagai suatu
pembayaran-pembayarannya yang dimaksudkan untuk digunakan dalam proses pengambilan
keputusan demi memenuhi kebutuhan para pemakainya.
B. Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi
Adapun unsur-unsur untuk menyajikan sebuah sistem informasi akuntansi
adalah:
1. Pemakai akhir
Pemakai akhir ini dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu eksternal dan
internal. Pemakai eksternal meliputi kreditur, para pemegang saham, para
investor potensial, agen-agen pembuat peraturan, otoritas pajak, para
pemasok, dan pelanggan. Para pemakai internal adalah pihak manajemen di
setiap tingkat organisasi, juga personel
2. Sumber data
Sumber data adalah transaksi keuangan yang memasuki sistem informasi
dari sumber internal dan eksternal. Transaksi keuangan eksternal merupakan
transaksi pertukaran ekonomis dengan entitas lainnya dan individu dari luar
Misalnya : penjualan barang dan jasa, pembelian persediaan, penerimaan
kas dan pengeluaran kas. Transaksi keuangan internal melibatkan pertukaran
dan pergerakan sumber daya dalam organisasi. Misalnya : pergerakan bahan
mentah ke persediaan dalam proses, aplikasi tenaga kerja dan overhead ke
barang dalam proses, penyusutan pabrik dan peralatan.
3. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan tahap operasional dalam sistem informasi,
tujuannya untuk memastikan bahwa data-data peristiwa yang memasuki
sistem adalah sah (valid), lengkap dan bebas dari kesalahan material dalam
mengatur desain prosedur pengumpulan data terdapat dua aturan yakni
relevan dan efisiensi. Relevan artinya sistem informasi hanya menangkap
data yang sesuai dengan kebutuhan para pemakai informasi. Sedangkan
efisiensi maksudnya didalam pengumpulan data hanya dilakukan sekali saja
agar terhindar dari pemborosan, ketidak konsistenan.
4. Pemprosesan data
Data setelah dikumpulkan, maka selanjutnya diproses untuk
menghasilkan informasi. Tugas dalam tahap pemprosesan data bervariasi dari
yang sederhana sampai yang kompleks.
5. Manajemen database.
Manajemen database merupakan tempat menyimpan fisik keuangan dan
non keuangan. Isi dari database tanpa menghiraukan bentuk fisiknya, berupa
hirarki data yang terdiri dari atribut data, record dan file. Tugas manajemen
menyimpannya dalam lokasi yang benar dalam database.Selanjutnya
perbaikan (retrieval) yakni menempatkan dan menyarikan suatu record yang
ada dari database untuk diproses dan yang terakhir adalah penghapusan, yakni
memindahkan secara permanen record yang sudah usang atau berlebihan
dalam database.
6. Penghasil informasi
Penghasil informasi merupakan proses mengumpulkan, membentuk, dan
menyajikan untuk pemakai. Informasi dapat berupa dokumen operasional
seperti pesanan penjualan, suatu laporan terstruktur. Tanpa memperhatikan
bentuk fisiknya, informasi yang berguna memiliki karakteristik berikut ini :
relevan, tepat waktu, akurat, lengkap dan merupakan rangkuman.
7. Umpan balik
Umpan balik adalah suatu bentuk output yang dikirimkan kembali ke
sistem sebagai suatu sumber data. Umpan balik dapat bersifat internal atau
eksternal dan digunakan untuk memulai atau mengubah suatu proses.
Misalnya : status laporan persediaan menandakan kepada petugas kontrol
persediaan bahwa item-item persediaan telah mencapai tingkat minimum
yang diizinkan, atau bahkan lebih rendah. Umpan balik internal dan informasi
akan memulai proses pemesanan untuk mengisi persediaan. Dengan cara
yang sama, umpan balik eksternal tentang tingkat tertagihnya utang
Model umum bagi sistem informasi akuntansi dapat digambarkan sebagai
berikut :
Lingkungan Eksternal
Gambar 2.1 Model umum untuk Sistem Informasi Akuntansi
Sumber : James A.Hall, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta, h.13.
C. Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan
Sistem informasi akuntansi siklus pendapatan terdiri dari :
1. Proses penjualan
Prosedur penjualan, petugas penjualan menerima order dari pelanggan, mengisi faktur penjualan tuani dan kemudian meyerahkannya kepada
pelaksanaan fungsi akuntansi. Menggunakan terminal komputer yang
terhubung untuk menjalankan program inquiry/edit, petugas melaksanakan
tugas-tugas seperti dibawah ini:
a. Pemeriksaan pemberian kredit dilaksanakan dengan menggunakan
akses langsung pada file kredit pelanggan, saldo saat ini, tanggal terakhir
pembayaran, dan status kredit saat ini. Berdasarkan atas kriteria yang
diprogram, permintaan kredit dari pelanggan diterima atau ditolak.
b. Jika persetujuan kredit diterima, petugas kemudian melakukan akses
pada file induk persediaan dan melakukan pengecekan ketersediaan
persediaan. Sistem mengurangi persediaan dengan jumlah kuantitas barang
yang dijual untuk menggambarkan keakuratan dan keadaan dari
persediaan digudang dan tersedia untuk dijual.
c. Sistem secara otomatis mengirim pesan elektronik ke gudang dan
surat jalan ke departemen pengiriman, dan mencatat catatan penjualan
pada file penjualan yang belum selesai.
Struktur dari file ini mencakup field TUTUP yang memuat nilai T dan Y
untuk mengindikasi status pesanan. Catatan yang sudah dikirimkan
mempunyai status tutup (yang berisi nilai Y) sehingga pelanggan sudah
dapat ditagih. Field ini akan digunakan untuk menjadi identifikasi catatan
pada prosedur batch. Nilai normal field ini pada saat catatan dibuat adalah
Petugas penjualan dapat menentukan pesanan untuk menjawab pertanyaan
pelanggan dengan melihat catatan tersebut.
Prosedur Pergudangan, terminal komputer pergudangan segera mencetak dokumen pengeluaran barang yang dikirim secara elektronik.
Kemudian petugas mengambil barang dan mengirimkannya, bersama
dengan salinan dari dokumen pengeluaran barang, ke departemen
pengiriman.
Departemen pengiriman. Petugas pengiriman melakukan prosedur
mencocokkan dokumen pengeluaran barang, dan dokumen pengiriman
pada terminal komputer. Petugas kemudian menentukan kurir dan
menyiapkan barang untuk dikirim. Dari terminal komputer, petugas
mengrimkan dokumen surat jalan (Delivery Order) dan biaya pengiriman.
Petugas pengiriman mengupdate catatan pesanan yang belum selesai
secara real time dan memberikan nillai Y pada field TUTUP sehingga
menutup pesanan penjualan
Prosedur Update File induk
Pada akhir periode, program update batch melakukan pencarian pada file
pesanan penjualan yang belum selesai untuk memberikan tanda tutup,
melakukan update file induk berikut ini : file induk pembantu piutang, file
induk kontrol persediaan, file induk penjualan, file induk kontrol piutang,
dan file induk harga pokok penjualan. Program batch menyiapkan dan
sudah selesai ke file penjualan yang sudah selesai, dan setelah itu jadilah
jurnal penjualan.
2. Proses penerimaan kas
Pos penerimaan kas dapat diperoleh dari berbagai macam sumber.
Sumber-sumber itu sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sumber
penerimaan rutin dan sumber penerimaan tidak rutin. Sumber penerimaan
yang bersifat rutin antara lain yaitu hasil penjualan produk utama yang
dilakukan secara tunai, penerimaan piutang terjadwal, dan lain-lain.
Sedangkan sumber penerimaan tidak rutin antara lain penjualan aktiva,
penerimaan modal saham dari investor, penerimaan bunga, dan lain-lain.
Dilihat dari segi cara penerimaan, dana yang masuk ke dalam akun kas
perusahaan dapat terjadi dengan berbagai cara, antara lain dengan
pembayaran langsung ke kasir perusahaan, atau pelunasan melalui bank.
Dana yang diterima dapat berupa uang tunai ( uang kertas dan logam) cek,
bank draft, dan lain-lain.
Pengaturan dalam hal penerimaan kas harus disusun sedemikian rupa
sehingga dapat dibedakan antara pengelolaan dan pengawasan fisik dengan
pencatatan ke dalam akun kas perusahaannya. Pada dasarnya, semua
penerimaan kas harus disetorkan melalui kasir (kecuali yang langsung
ditransfer ke bank) dan setiap hari kasir menyetor uang yang diterimanya
ke dalam rekening perusahaan di bank yang telah ditentukan. Selanjutnya
segala bukti penerimaan kas harus diserahkan ke bagian akuntansi untuk
diteruskan ke laporan keuangan. Dengan demikian, ada pemisahan fungsi,
yaitu kasir selaku pengelola fisik kas dan bagian akuntansi mengelola
bukti penerimaan sebagai data historis.
Laporan yang berhubungan dengan kas biasanya bertujuan untuk
menunjukkan besarnya saldo kas setiap harinya dan juga besarnya jumlah
uang yang diharapkan akan diterima. Laporan saldo kas sebaiknya dibuat
sesuai dengan prosedur penerimaan kas yang berlaku, dimana dalam
prosedur penyusunan laporan keuangan turut melibatkan beberapa bagoian
di dalam perusahaan yang bersangkutan dengan tujuan agar pengelolaan
kas tidak hanya terpusat di satu bagian saja. Hal ini perlu diperhatikan agar
pelaksanaanya memenuhi prinsip pengendalian internal.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Hall (2001 :197) dimana
dikatakan bahwa prosedur penerimaan kas melibatkan beberapa bagian di
dalam perusahaan agar transaksi penerimaan kas tidak terpusat pada satu
bagian tertentu saja. Hal tersebut diperlukan agar dapat memenuhi
prinsip-prinsip pengendalian internal yang baik.
Selanjutnya akan dibahas sistem penerimaan tunai yang terkomputerisasi
disebut dengan batch. Cek dan dokumen pembayaran diterima dari bagian
penerimaan dokumen dalam bentk batch. Prosedur dari sistem penerimaan
tunai menurut James A. Hall (2001 : 219) adalah “departemen ruang
penerimaan dokumen, departemen penerimaan tunai atau kas, departemen
a. Departemen ruang penerimaan dokumen.
Ruang penerimaan dokumen memisahkan cek dengan dokumen
pembayaran dan meyiapkan daftar pembayaran. Cek dan salinan dari
daftar pembayaran dikirm ke bagian departemen penerimaan tunai.
Dokumen pembayaran dan salinan daftar pembayaran diteruskan ke
departemen piutang.
b. Departemen penerimaaan tunai dan kas
Petugas penerimaan mencocokkan cek dan daftar pembayaran dan
menyiapkan slip setoran bank. Melalui terminal komputer, petugas
membuat catatan jurnal dari jumlah total penerimaan tunai. Petugas
kemudian mengarsipkan dokumen pembayaran dan satu salinan dari
slip setoran bank. Pada akhir periode, petugas menyetorkan uang
tersebut ke bank.
c. Departemen piutang
Petugas departemen piutang menerima dan mencocokkan dokumen
pembayaran dan daftar pembayaran. Melalui terminal komputer,
petugas membuat transaksi penerimaan tunai untuk setiap dokumen
pembayaran. Petugas kemudian mengarsipkan dokumen pembayaran
dan daftar pembayaran.
d. Departemen pemprosesan data.
Pada akhir periode, program batch akan melakukan pencocokan
antara file jurnal dengan file transaksi penerimaan tunai, dan
kontrol buku besar umum. Proses ini menggunakan metode akses
langsung ke file, dan pada akhirnya sistem akan membuat daftar
transaksi dimana akan dilakukan pencocokan dengan daftar
pembayaran oleh petugas departemen piutang
Untuk lebih jelasnya sistem penerimaan kas secara komputerisasi dapat dilihat
pada lampiran 3.
D. Sistem Informasi Akuntansi siklus pengeluaran
Siklus pengeluaran terdiri dari prosedur pembelian dan prosedur pengeluaran
kas.
1. Prosedur Pembelian
Departemen Pemrosesan Data, proses pembelian dimulai dalam departemen pemrosesan data, dimana fungsi kontrol persediaan dilakukan. Ketika
persediaan dikurangi karena adanya penjualan atau digunakan dalam produksi,
sistem akan menentukan item-item yang dipengaruhi oleh account persediaan
dalam file buku besar untuk pemesanan kembali. Ini akan membuat pencatatan
di file permintaan pembelian menjadi terbuka. Setiap catatan (record) dalam
permintaan terbuka menunjukkan persediaan yang harus diisi kembali
stocknya.. Record tersebut berisi nomer item persediaan, keterangan, jumlah
yang dipesan, dan harga unit standar, dan nomor pemasok dari pemasok
utama. Informasi yang diperlukan untuk membuat record permintaan
pembelian dipilih dari record buku besar pembantu persediaan. Record buku
Dalam Pemesanan” untuk menghindari item tersebut dipesan kembali sebelum
item tersebut dikirim.
Departemen Pembelian, ketika menerima permintaan pembelian, departemen pembelian menyiapkan pesanan pembelian lima bagian. Salinan tersebut
dikirim ke pemasok, departemen utang dagang, penerimaan, pemrosesan data,
dan disimpan dalam pembelian tersendiri. Terdapat beberapa pendekatan
untuk mengotorisasi dan memesan persediaan. Pendekatan pertama, sistem ini
menyiapkan dokumen pesana pembelian dan mengirimkannya ke departemen
pembelian untuk diperiksa dan ditanda tangani. Agen pembelian kemudian
mengirimkan pesanan pembelian yang sudah disetujui ke pemasok dan
mendistribusikan salinannya ke pemakai internal lainnya.
Sistem yang ditunjukkan dalam pendekatan kedua mempercepat proses pesanan dengan mendistribusikan pesanan pembelian langsung ke pemasok
dan pemakai internal, dengan demikian tidak melewati departemen pembelian.
Sistem ini menghasilkan daftar transaksi item-item yang dipesan untuk
diperiksa oleh agen pembelian.Pendekatan ketiga menunjukkan rekayasa
teknologi yang disebut sebagai (EDI-electronic data interchage) pertukaran
data elekronik. Metode ini tidak memproduksi dokumen fisik (pesanan
pembelian atau pesanan penjualan). Melainkan, sistem komputer dari
perusahaan penjual dan pembeli dihubungkan oleh jalur telekomunikasi
khusus. Pembeli dan penjual merupakan pihak-pihak yang mengadakan
dimana seluruh proses pemesanan diotomatisasi dan tidak dihalangi oleh
intervensi manusia.
Didalam ketiga pendekatan tersebut, tahap otorisasi dan pemesanan dalam
proses tersebut dikondolidasikan dan dilakukan oleh sistem komputer.Dokumen
permintaan pembelian dalam sistem ini tidak diperlukan dan tidak diproduksi.
Namun demikian, pencatatan permintaan akan tetap ada di disket atau pita
magnetis untuk dipakai dalam jejak audit.
Departemen Pemrosesan data, Pesanan pembelian digunakan untuk menciptakan record pesanan pembelian terbuka dan untuk mentransfer record
korespondensinya dalam file permintaan pembelian terbuka ke file permintaan
pembelian tertutup.
Departemen Penerimaan, ketika barang-barang diterima dari pemasok, petugas penerimaan, menyiapkan laporan penerimaan. Salinan dokumen
dikirim ke bagian pembelian, utang dagang, dan pemrosesan data.
Pemrosesan data, mengupdate file buku besar pembantu persediaan dari laporan penerimaan dan memindahkan tanda “Dalam Pemesanan” dari record
persediaan. Sistem ini menghitung total batch dari bukti tanda terima
persediaan untuk prosedur update buku besar umum dan kemudian menutup
record korespondensi dalam file pesanan pembelian terbuka ke file pesanan
pembelian tertutup.
Utang Dagang, ketika petugas administrasi utang dagang menerima faktur pemasok, kemudian dilakukan rekonsiliasi dengan dokumen pendukung yang
Petugas itu kemudian menyiapkan satu voucher tersebut ke pemrosesan data
Departemen Pemrosesan Data, suatu program batch menvalidasi record voucher dari file pemasok sah, menambahnya ke register voucher (file buku
besar pembantu utang dagang terbuka), dan menyiapkan total batch untuk
memposkan akun kontrol utang dagang ke dalam buku besar umum. Total dari
utang dagang tertutup dan pengeluaran kas harus sama.
Departemen Pengeluaran Kas, merekonsiliasi cek tersebut dengan daftar transaksi dan menyerahkan bagian cek yang dapat dinegosiasi ke manajemen
untuk ditandatangani. Cek tersebut kemudian dikirim ke pemasok. Satu
salinan dari tiap cek tersebut ke bagian utang dagang dan salinan lainnya
disimpan dari bagian pengeluaran kas bersama daftar transaksi.
Departemen utang dagang, Ketika menerima salinan cek, petugas administrasi utang dagang mencocokkan cek tersebut dengan voucher terbuka
dan mentransfer item-item tertutup ini ke file voucher tertutup.
Untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan biasanya menggunakan kas
kecilnya. Pengertian dana kas kecil menurut Skousen dan Stice (2001 :379)
yaitu “jumlah kas kecil yang disimpan di tangan untuk pembuatan
Penyelenggaraan dana kas kecil untuk memungkinkan pengeluaran kas
dengan uang tunai dapat diselenggarakan dengan dua cara yaitu :
a. Sistem saldo berfluktuasi
Penyelenggaraan kas kecil dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1) Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit rekening dan
dana kas kecil
2) Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit rekening
dana kas kecil sehingga setiap saldo rekening ini berfluktuasi
3) Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai
keperluan dan dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil.
Dalam sistem ini, saldo rekening dana kas kecil selalu mengalami
perubahan dari waktu ke waktu
b. Sistem Imprest
Dalam sistem ini penyelenggaraan kas kecil dilakukan sebagai berikut:
1) Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat
dengan mendebit rekening dana kas kecil. Saldo rekening dana
kas kecil ini tidak boleh berubah dari yang telah ditetapkan
sebelumnya, kecuali jika saldo yang telah ditetapkan tersebut
dinaikkan atau dikurangi.
2) Pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam jurnal (sehingga
tidak mengkredit rekening dana kas kecil), melainkan hanya
dikumpulkan dalam arsip sementara yang diselenggarakan oleh
3) Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah uang yang
tercantum dalam kumpulan bukti pengeluaran kas kecil. Dengan
demikian pengawasan terhadap kas kecil lebih mudah dilakukan.
Jumlah uang ada ditambah dengan permintaan pengeluaran dana
kas kecil.
Dalam bukunya Mulyadi ( 2001 : 534) menjelaskan adanya fungsi-fungsi
sebagai berikut: “Kas, Akuntansi, Pemegang dana kas kecil, dan Auditor
intern)
1. Fungsi kas
Bertanggungjawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas
cek, dan menyerahkan cek kepada pemegang dana kas kecil pada saat
pembentukan dana kas kecil dan pada saat pengisian kembali dana kas
kecil.
2. Fungsi Akuntansi
(a). Pencatatan pengeluaran kas kecil yang menyangkut biaya dan
persediaan
(b). Pencatatan transaksi pembentukan dana kas kecil
(c). Pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnal
pengeluaran kas atau register cek
(d). Pencatatan pengeluaran dana kas kecil dalam jurnal
pengeluaran dana kas kecil .
(e). Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi
dalam dokumen tersebut. Fungsi ini juga melakukan verifikasi
kelengkapan dan kesahihan dokumen pendukung yang dipakai
dalam pembuatan bukti kas keluar.
3. Fungsi Pemegang Dana Kas Kecil
Fungsi ini bertanggung jawab atas penyimpanan dana kas kecil,
pengeluaran dana kas kecil sesuai dengan otorisasi dari pejabat
tertentu yang ditunjuk, dan permintaan pengisian kembali dana
kas kecil.
4. Fungsi Auditor Intern
Dalam sistem kas, fungsi ini bertanggung jawab atas perhitungan
dana kas kecil (cash count) secara periodik dan pencocokan hasil
perhitungannya dengan catatan kas. Fungsi ini bertanggung jawab
atas audit secara mendadak (surprise audit) terhadap saldo dana
F. Pengendalian Intern dan Pengendalian Intern Kas 1. Pengendalian Intern
Tiap- tiap perusahaan harus memonitor kegiatan usaha dan hasil yang
diperolehnya. Manajemen harus senantiasa melakukan pengawasan yang
berkesinambungan dan tetap menganalisa laporan-laporan dan catatan yang
berkaitan dengan kondisi keuangan perusahaan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Profesional Akuntan
Publik (2001 : 319.2) “ Pengendalian intern adalah suatu proses- yang
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel entitas- yang
didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga
golongan berikut ini : (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan
efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku.”
Bodnar dan Hopwood dalam Amir (2000 : 174) menjelaskan bahwa
struktur pengendalian intern perusahaan terdiri dari 3 elemen, yaitu lingkungan
pengendalian, sistem akuntasi, dan prosedur-prosedur pengendalian.
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian dapat berupa sikap, tindakan, kebijakan, dan
juga prosedur yang mencerminkan pandangan manajemen dan pemilik
perusahaan mengenai pentingnya intern perusahaan. Efektivitas sistem
akuntansi dan prosedur pengendalian sangat ditentukan oleh suasana
2. Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi suatu organisasi terdiri dari metode dan
catatan-catatan yang dibuat untuk mengidentifikasi, mengumpulkan,
menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi
organisasi yang menyelenggarakan pertanggungjawaban bagi aktiva
dan kewjiban yang berkaitan.
3. Prosedur-prosedur pengendalian
Prosedur-prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan
prosedur-prosedur yang tercakup dalam lingkungan pengendalian dan sistem
akuntansi yang harus ditetapkan oleh manajemen untuk memberikan
jaminan yang memadai bahwa tujuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan akan dapat tercapai.
Menurut Mulyadi (2001 :181) karakteristik pengendalian intern akuntansi
dalam sistem komputer adalah :
• Karena ketelitian dan kecepatan pengolahan data komputer, lebih sedikit diperlukan cek silang dalam pengolahan data, terutama yang menyagkut pengolahan data akuntansi
• Komputer dapat melakukan berbagai pemeriksaaan (edit) yang semula dilakukan manusia melakukan program komputer, sehingga mengurangi pekerjaan editing dokumen secara visual.
• Sistem komputer menitikberatkan pengendalian melalui program komputer, sehingga pemberian tanggung jawab fungsional dalam pelaksaaan transaksi dapat dikurangi.
2. Pengendalian intern terhadap kas
Menurut James A. Hall (2001 : 150) Sistem kontrol internal merangkum kebijakan, praktik, dan prosedur yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai empat tujuan utama, yaitu:
a. Untuk menjaga aktiva perusahaan
c. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan
d. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Prosedur-prosedur pengendalian yang dimanfaatkan dalam suatu struktur
pengendalian intern perusahaan dapat dikategorikan sesuai dengan pengendalian
akuntansi intern. Pengendalian akuntansi intern meliputi rencana organisasi dan
prosedur-prosedur pencatatan yang berhubungan dengan pengamanan aktiva dan
kelayakan laporan keuangan.
Untuk dapat mencapai tujuan pengendalian akuntansi, suatu sistem harus
memiliki enam prinsip dasar, yaitu:
a. Pemisahan fungsi
Pemisahan fungsi akan membantu para pekerja untuk menyelesaikan
tugasnya secara lebih efisien. Pemisahan fungsi bertujuan untuk
menghindari kesalahan dan ketidakberesan yang terjadi dalam kegiatan
perusahaan.
b. Prosedur pemberian wewenang
Bertujuan untuk menjamin bahwa semua transaksi telah diotorisasi oleh
orang yang tepat.
c. Prosedur dokumentasi
Dokumentasi memberi dasar penetapan tanggung jawab untuk pelaksanaan
dan pencatatan transaksi demi terciptanya sistem pengendalian akuntansi
Di dalam suatu prosedur, juga diatur mengenai pemisahan tugas. Bodnar dan
Hopwood dalam Amir (2001 : 183) menyatakan bahwa, “Pemisahan tugas
diperlukan untuk mengurangi kemungkinan bagi seseorang untuk berada dalam
posisi melakukan kekeliruan dan ketidakberesan sendiri “
Pemisahan tugas diwujudkan dengan memberikan tanggung jawab otorisasi
transaksi, pencatatan transaksi, dan penanganan fisik aktiva kepada orang yang
berbeda. Untuk mencapai pemisahan tugas, tanggung jawab otorisasi transaksi,
pencatatan transaksi, penanganan fisik aktiva dilakukan oleh fungsi-fungsi yang
terpisah yang digambarkan dalam suatu struktur organisasi.
Menurut Widjajanto (2001:18) prinsip-prinsip yang harus dipegang dalam suatu struktur organisasi adalah :
a. harus ada pemisahan antara fungsi pencatatan, pelaksanaan dan penyimpanan atau pengelolaan
b. suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi dari awal sampai akhir
Struktur organisasi harus dilengkapi dengan uraian tugas (job description)
yang mengatur tentang tugas, hak, dan wewenang masing-masing pejabat beserta
seluruh jajaran sesuai dengan fungsinya. Uraian tugas tersebut harus didukung
oleh petunjuk prosedur dalam bentuk peraturan-peraturan pelaksanaan tugas yang
didalamnya dimuat prosedur pelaksanaan suatu kegiatan disertai dengan
penjelasan mengenai pihak yang berwenang untuk mengesahkan suatu kegiatan.
Di dalam uraian tersebut juga diatur mengenai pembagian tugas para pelaksana
yang bertanggung jawab atas tiap-tiap tahapan transaksi.
Dilihat dari hubungannya dengan pihak luar, dalam pengelolaan kasnya,
keuangan tersebut adalah bank. Bank sering sekali memberikan jasa pelayanan
untuk membantu transaksi-transaksi yang dilakukan perusahaan dengan pihak
luar, misalnya untuk jasa transfer,,menyimpan dana, memberikan kredit atau
pinjaman, pengadaan cek dan giro yang dibutuhkan perusahaan untuk keperluan
transaksinya.
Dalam hal ini kedua belah pihak, baik perusahaan maupun bank membuat
pencatatan mereka masing-masing untuk keperluan kontrol atas kegiatannya. Ada
kalanya pencatatan yang disusun oleh perusahaan berbeda dengan bank. Hal ini
biasa trjadi disebabkan waktu pencatatan yang berbeda, perlakuan transaksi yang
tidak sama, karena belum disesuaikan, dan faktor-faktor lainnya. Sebab
ketidaksesuaian itu harus diteliti demi terlaksananya pengendalian yang efektif.
Untuk menyesuaikan catatan yang disusun oleh kedua belah pihak tersebut,
dilakukanlah rekonsiliasi bank.
Menurut Warren, Reeve, dan Fess (2005 : 361) “ Rekonsiliasi bank (bank
reconciliation) adalah daftar transaksi dan jumlahnya yang menyebabkan saldo
kas dilaporkan pada laporan bank berbeda dari saldo kas pada pembukuan
perusahaan.”
Tujuan dari rekonsiliasi bank adalah untuk melakukan pengendalian atas
pencatatan yang diselenggarakan oleh kedua belah pihak, untuk menghindari
kesalahan pencatatan maupun tindakan penyelewengan yang dilakukan denga
Demikianlah tinjauan pustaka mengenai sistem informasi akuntansi
penerimaaan dan pengeluaran kas serta pengendalian atas kas tersebut di dalam
perusahaan. Hal yang diuraikan dalam tinjauan pustaka ini akan dibandingkan
dengan sistem yang berlaku di perusahaan yang menjadi objek penulis dan akan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif , yaitu penelitian yang
dilakukan untuk menguraikan sifat-sifat dan karakteristik dari suatu objek
penelitian.
B Jenis Data
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan atau
data yang terjadi di lapangan yang diperoleh dari teknik wawancara dan
observasi dan kemudian diolah oleh penulis.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah
jadi, seperti struktur organisasi, flowchart, dan lain-lain.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab secara langsung
dengan pihak tertentu perusahaan.
2. Tehnik observasi, mengadakan pengamatan secara langsung terhadap
objek yang diteliti dalam hal sistem informasi akuntansi PT Indosat,
Tbk Sumatera Regional Office Medan.
3. Tehnik studi literature yaitu mengumpulkan data-data dan mempelajari
teori dan literature yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi
D. Metode Penganalisaan Data
Analisis data yang dilakukan adalah dengan metode deskriptif yaitu metode
analisis dengan menyusun data-data yang diperoleh kemudian
diinterpretasikan, dan dianalisis sehingga memberikan keterangan yang
lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi.
E. Responden
Yang menjadi responden dalam penulisan skripsi ini adalah orang-orang yang
terkait atau punya hubungan dengan apa yang diteliti oleh penulis. Dalam hal
ini yang menjadi responden adalah officer keuangan.
F. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Penelitian untuk penulisan skripsi ini berlangsung dari tanggal 1 September
2007 yang dilakukan oleh penulis di PT Indosat, Tbk yang beralamat di jalan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum PT INDOSAT, TBK a. Sejarah singkat PT Indosat, Tbk
Indosat ( Indonesia Satelite Corporation) didirikan oleh American cable and
radia Corporation, berdasarkan Peraturan Pemerintah RI dalam rangka
Undang-Undang Penanaman modal Asing (PMA) dengan akta pendirian tanggal 10
November 1967 no. 55 yang dibuat dihadapan Moehammad Said Tadjoedin,
notaris di Jakarta. Akta tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman RI pada
20 November 1967.
American cable & Radio Coorporation adalah anak perusahaan dari US
Telephone and Telegraph Coorporation, yang merupakan anak perusahaan dari
International Telephone Telegraph Coorporation (ITT). Berdasarkan perjanjian
antara pemerintah RI dengan ITT, Indosat didirikan untuk membangun dan
mengoperasikan stasiun bumi satelit dan fasilitas penunjangnya di Indonesia.
Langkah pertama dari PT Indosat adalah dibangunnya stasiun bumi satelit
internasional Jatiluhur yang peresmiannya dilakukan oleh Bapak Presiden
Soeharto, sehingga dengan adanya stasiun ini dapat mengakses ke Intelsat yaitu
samudera Hindia (IOR) dab samudera Pasifik (POR). Hingga saat ini satelit
tersebut memiliki Antena Intelsat dan 1 buah Antena Immarsat, selain dari pada
itu juga teradapat di Pantai Cermin Medan, Banyu Urip Surabaya, Bukit Mata
Pada tahun pendiriannya sampai dengan 1980 American Cable & Radio
Coorporation adalah satu-satunya pemegang saham PT Indosat. Pada tanggal 20
November 1980 seluruh saham Indosat yang dimiliki oleh American Cable &
Radio Coorporation dibeli oleh negara RI dan Indosat berubah status menjadi
BUMN dalam bentuk Persero yang bernaung dibawah Departemen Pariwisata Pos
& Telekomunikasi. Dalam rangka penawaran umum, seluruh ketentuan Anggaran
Dasar diubah dengan ketentuan baru sebagaimana dituangkan dalam Akta tanggal
11 Juli 1994 N0.74 yang dibuat dihadapan Poerbaningsih Adi Warsito, SH di
Jakarta.
Khusus untuk Medan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pemakai
jasa telekomunikasi maka dibangun SGI-2 yang dimulai dengan dioperasikannya
entra telephone digital internasional dan Sistem komunikasi Kabel Laut (SKKL),
Medan-Singapura (Me-Sing) pada tanggal 20 Oktober 1984, kemudian tanggal 2
Maret 1985 gedung SGI-2 Medan-Penang diresmikan oleh Presiden Soeharto
dengan Perdana Menteri Malaysia Dr. Mahathir Moehammad. Dan pada 20 Maret
1986 Sentra Telex Internasional dioperasikan.
Pada tahun 1994 PT. Indosat SGI-3 Batam yang beroperasi di Batam. Serta
pada tahun 1994 PT Indosat melakukan perivatisasi tahap awal, PT Indosat Go
Public ( IPO 35 %) dan mencatatkan di burasa efek New York, Jakarta, Surabaya,
ini merupakan BUMN pertama melakukan Go Public.Di tahun yang sama
pemerintah mengeluarkan UU No 36/1999 yang efektif berlaku 8 Setember 2000.
Indosat diberi izin melakukan penyelenggaraan telekomunikasi local/domestic
Pada tahun 2001 PT Indosat meluncurkan produksi seluler pasca bayar IM3
( Indosat Multi Media Mobile). Dan di tahun yang sama PT. Indosat memiliki 100
% saham PT Satelindo. Dan masih pada tahun yang sama PT Indosat Regional
Barat membuka kantor cabang di Pekan baru (area Sumbagsel) melayani Provinsi
Riau (daratan), Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, sedangkan
Sumbagut melayani Provinsi Sumatera Utara, Aceh dan Sumatera Barat.
Pada Mei 2002 dilakukannya privatisasi lanjutan, pemerintah RI melepaskan
8,1 % saham di Indosat dan pada 27 September 2002 pemerintah kembali
melepaskan sahammnya sebesar 41, 94 % di Indosat kepada Investor strategis
yaitu kepada Singapore Technologi Media (STT) Singapore ( pemerintah 14,96
%, public 43,10%), sehingga Indosat berubah menjadi PMA.
Pada tahun 2003 Indosat melakukan merger yaitu penggabungan antara
Satelindo, Indosat Multi Media Mobile menjadi Indosat. Pada tahun Indosat
melakukan launching prduk seluler baru yang merupakan seluler CDMA (Code
Division Multiple Accsess) yaitu “ Star One” dan pada tahun yang sama juga
Indosat melakukan launching IM3 khusus di kota Medan.
Pada saat ini komposisi kepemilikan saham Indosat menjadi 44,32% milik
public, 41,01 % milik STT dan 14,67% milik pemerintah RI termasuk saham
b. Struktur Organisasi
PT Indosat, Tbk Sumatera Regional Office Medan mempunyai 4 wilayah kerja
yang meliputi Nanggroe Aceh Darusalam (NAD) dan Sumatera utara area, Batam
area, Riau Daratan, Sumatera Barat, Bengkulu area dan wilayah yang terakhir
adalah Sumatera Selatan, Jambi, Babel, Lampung area yang dipimpin oleh
seorang pemimpin yaitu Senior Vice President Sumatera Regional Office.Vice
President Sumatera Regional Office membawahi 6 bagian. Agar lebih jelasnya,
fungsi masing-masing bagian akan diuraikan sebagai berikut :
a. Bagian Commerce
Bagian ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1) Melakukan riset pasar & menyusun perencanaan serta program
pengembangan pasar & pelayanan
2) Melakukan pengembangan produk dalam upaya memenuhi
kebutuhan pasar dan pelayanan
3) Menetapkan dan mengevaluasi target penjualan dan pencapaianya
serta melaporkannya secara periodik
4) Merencanakan strategi, sistem manajemen penjualan, pelayanan dan
penetrasi pasar di divisi regional
5) Merencanakan dan melaksanakan komunikasi pemasaran kepada
calon pelanggan yang telah ada mencakup peromosi, pameran dan
penyediaan pemasaran
7) Pengelolaan database pelanggan mencakup : volume, market share,
profil berlangganan
b. Bagian Techinal Operation
Bagian-bagian ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Melakukan aktivasi dan deaktivasi pelanggan serta perekam data
percakapan
2) Melakukan perencanaan jaringan untuk jasa GCS (General
Coorporate Service) meliputi perhitungan nilain investasi
3) Melakukan pendataan pelanggan & perencanaan kebutuhan sirkuit
4) Melakukan pelaksanaan provisioning yang meliputi survey teknis
kebutuhan sarana, instalasi/deinstalasi, melaksanakan kegiatan end to
end test, transmission link test dan integrasi perangkat serta
penandatanganan berita acara aktivasi/deaktivasi jasa GCS
5) Melakukan koordinasi dengan pihak ketiga untuk seluruh kegiatatan
dan persiapan non teknis dan administrasi dari aspek perencanaan
dan pengembangan jaringan
6) Pengoperasiaan dan pemeliharaan perangkat transmisi dan jaringan
Pantai Cermin
7) Monitoring dan kualitas performansi
8) Koordinasi dengan mitra kerja dalam dan luar negeri untuk
c. Bagian Information Technologi
Bagian ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Proses produksi data billing dan invoicing
2) Kegiatan pelayanan data informasi
3) Pengembangan dan pemeliharaan aplikasi billing dan jastel serta
sistem informasi manajeman untuk divisi regional Sumatera
4) Pemeliharaan infrastruktur sistem informasi untuk divisi regional
Sumatera
5) Pengiriman tagihan kepada pelanggan
6) Pengelolaan tagihan termasuk kepada pemantauan dan verifikasinya
7) Penanganan tagihan tertunggak
d. Bagian Administarasi & General Affair
Bagian ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Koordinasi perencanaan dan kebutuhan tenaga kerja divisi regional
2) Administrasi kepegawaian
3) Pengelolaan database pegawai
4) Koordinasi program pendidikan & pelatihan
5) Operasi dan Pengelolaan operasional perkantoran dan keamanan
gedung di Medan
6) Pemeliharaan sarana penunjang untuk Medan dan Pantai Cermin
7) Pengelolaan suku cadang dan sarana penunjang untuk Medan &
e. Bagian Finance
Bagian ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Penyusunan anggaran divisi dan pemantauan realisasi anggaran
2) Pengelolaan penerimaan dan pembayaran transaksi keuangan divisi
regional
3) Pencatatan dan pemeliharaan data transaksi keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi
4) Penyusunan laporan keuangan divisi internal
f. Bagian Internal Audit
Bagian ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1) Melakukan audit di bidang keuangan dan sistem pendukung
(keuangan,administrasi, sumber daya manusia, informasi, hubungan
kelembagaan)
2) Menyampaikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan direksi
dalam mengambil keputusan strategis mencakup aspek keuangan,
data dan informasi
3) Evaluasi dan pelaporan hasil audit termasuk saran dan perbaikan
kepada unit kerja terkait
3. Sistem Informasi Akuntansi Pada Siklus Pendapatan
Adapun sistem komputerisasi yang digunakan oleh PT Indosat, Tbk Sumatera
Regional Office Medan adalah SAP (System Application program) R/3 yaitu
sebuah apllikasi sofware dengan dasar modul-modul di dalam area bisnis seperti :
keuangan, penjualan dan pengaturan material ( finance, sales & material
management). Modul SAP ini sangat terintegrasi satu sama lain dan mengfunakan
data yang mum dan tersimpan dalam database. Dalam SAP, kita mengenal
aplikasi keuangan yang terdiri dari beberapa modul. Dalam skripsi ini penulis
melakukan penelitian dengan memusatkan perhatian pada modul Account
Receivable (AR) dan Account Payable (AP) yang berhubungan dengan
penerimaan dan pengeluaran kas.
Pada PT Indosat, Tbk Sumatera Regional Office menggunakan dua server
untuk bisnis proses yaitu development server (SAP01) dan produstion server
(SAP02) untuk operasional SAP. Spesifikasi untuk server SAP 01 adalah
processor 6 CPU memory 4 GB. Adapun spesifikasi SAP untuk aplikasi dengan
PC adalah memori 128 MB, processor Pentium III dan memakai network interface
card yang terhubung dalam satu jaringan komputer.
Modul Account receivable dalam aplikasi SAP R/3 Client server ABAP4
menyediakan beberapa instruksi kerja dengan tujuan-tujuan sebagai berikut:
a. Membuat master data customer dengan menggunakan program upload dan