UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-I EKSTENSI MEDAN
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN GARIS TREND TERHADAP KINERJA PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN
OLEH :
NAMA : SRI NOVARIANTI SEMBIRING
NIM : 070522115
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul :
“Analisis Rasio Likuiditas dan Garis Trend terhadap kinerja PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN”
adalah benar hasil karya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan,
atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level S-1 Ekstensi
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa
adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya menerima sanksi yang
ditetapkan Universitas Sumatera Utara.
Medan, 11 Januari 2011
Yang Membuat Pernyataan
Sri Novarianti Sembiring
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-Nya yang
dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi yang berjudul “Analisis Rasio Likuiditas dan Garis Trend terhadap PT.
BPR PIJER PODI KEKELENGEN” disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari unsur kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Dalam penyusunan skripsi, penulis banyak menghadapi kendala maupun hambatan,
namun berkat bantuan dari berbagai pihak penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini
tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara, Medan,
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntasi dan Ibu
Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan,
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing, yang telah banyak
meluangkan waktu dan sumbangan pemikirannya untuk mengarahkan dan
4. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak selaku Pembanding/Penguji I dan Bapak Drs. Idhar
Yahya, MBA, Ak selaku Pembanding/Penguji II yang telah memberikan kritik dan
saran kepada peneliti, .
5. Teristimewa buat kedua orang tua tercinta, Ayahanda Tentu Sembiring dan Ibunda
Galimah Br. Ginting, S.Pd yang telah membiayai pendidikan selama ini serta selalu
mendoakan dan mendukung peneliti dalam pemyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pendidikan dan
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi mahasiswa Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Medan, 11 Januari 2010
Penulis,
Sri Novarianti Sembirirng
ABSTRAK
PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perbankan. Penelitian ini mendeskripsikan tentang Analisis Rasio Likuiditas dan Garis Trend pada PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN dari tahun 2005 sampai dendan 2009, dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan likuiditas perusahaan dari tahun 2005 sampai dengan 2009 dan memprediksi perkembangan perusahaan beberapa tahun mendatang.
Metode penelitian ini menggunakan metide deskriptif dan analisis trend yaitu mengumpulkan, menganalisis, dan menguraikan data yang diperoleh untuk analisis sehingga dapat dilihat gambaran mengenai rasio likuiditas dan garis trend PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknk wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul, selanjutnya ditabulasi dan dilakukan perhitungan untuk mengetahui besarnya rasio likuiditas.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi likuiditas berapa quick ratio, cash ratio, banking ratio, dan loan to assets ratio pada PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN untuk tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dapat disimpulkan keadaan quick ratio, cash ratio, banking ratio, loan to assets ratio PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN dalam keadaan likuid.
PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perbankan. Penelitian ini mendeskripsikan tentang Analisis Rasio Likuiditas dan Garis Trend pada PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN dari tahun 2005 sampai dendan 2009, dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan likuiditas perusahaan dari tahun 2005 sampai dengan 2009 dan memprediksi perkembangan perusahaan beberapa tahun mendatang.
Metode penelitian ini menggunakan metide deskriptif dan analisis trend yaitu mengumpulkan, menganalisis, dan menguraikan data yang diperoleh untuk analisis sehingga dapat dilihat gambaran mengenai rasio likuiditas dan garis trend PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknk wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul, selanjutnya ditabulasi dan dilakukan perhitungan untuk mengetahui besarnya rasio likuiditas.
sehingga dapat disimpulkan keadaan quick ratio, cash ratio PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN dalam keadaan likuid karena dibawah 5 % .
Kata Kunci : Analisa Rasio Likuiditas dan Garis Trend
ABSTRACT
PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN is a company that is engaged in banking services. This study describes the Liquidity Ratio Analysis and Trend Lines in PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN dendan from 2005 to 2009, and this study aims to determine the development of liquidity in the company from 2005 until 2009 and predict the development of the company several years to come.
This research method using descriptive metide and trend analysis is to collect, analyze, and describe data obtained for analysis so that it can be seen a picture of the liquidity ratio and trend line PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN.
Data was collected by interview technique, observation, and documentation. After data are collected, tabulated and then performed calculations to know the size of the liquidity ratio.
The results of this study indicate that liquidity conditions how quick ratio, cash ratio, banking ratio, and loan to asset ratio at PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN for 2005 through 2009 that is in liquid.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN... i
KATA PENGANTAR... ii
ABSTRAK... iv
ABSTRACT... v
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR... x
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan Masalah... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5
D. Kerangka Konseptual... 6
A. Tinjauan Teoritis... 7 6.Jenis-jenis Analisis Rasio Keuangan... 16
a. Rasio Likuiditas... 16
b. Rasio Solvabilitas (leverage ratio)... 17
c. Rasio Rentabilitas (Profitability)... 17
7.Jenis-jenis Rasio Likuiditas... 18
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Data dan Sumber Data... 25
B. Populasi dan Sampel Penelitian... 25
C. Teknik Pengumpulan Data... 26
D. Metode Analisis Data... 27
E. Lokasi dan Jadwal Penelitian... 27
BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian... 29
1. Sejarah Singkat PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN... 29
2. Ruang Lingkup Kegiatan PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN... 30
3. Visi dan Misi PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN... 31
4. Struktur Organisasi PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN... 32
B. Analisis Hasil Penelitian... 33
1. Perhitungan Rasio Likuiditas... 39
2. Perhitungan Kenaikan dan Penurunan Tingkat Quick Ratio tahun 2010 sampai dengan 2011... 50
4. Perhitungan Kenaikan dan Penurunan Tingkat
Loan to Assets Ratio tahun 2010 sampai dengan
2011... 55
5. Perhitungan Kenaikan dan Penurunan Tingkat
Cash Ratio tahun 2010 sampai dengan 2011... 58
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan... 62
B. Saran... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel 4.1. Rasio Likuiditas Tahun 2005 sampai dengan
Tahun 2009... 45
Tabel 4.2. Quick Ratio Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2011... 50
Tabel 4.3. Banking Ratio Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2011... 53
Tabel 4.4. Loans To Assets Ratio Tahun 2010 sampai dengan
Tahun 201... 55
Tabel 4.5. Rasio Likuiditas Tahun 2010 sampai dengan
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
ABSTRAK
PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perbankan. Penelitian ini mendeskripsikan tentang Analisis Rasio Likuiditas dan Garis Trend pada PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN dari tahun 2005 sampai dendan 2009, dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan likuiditas perusahaan dari tahun 2005 sampai dengan 2009 dan memprediksi perkembangan perusahaan beberapa tahun mendatang.
Metode penelitian ini menggunakan metide deskriptif dan analisis trend yaitu mengumpulkan, menganalisis, dan menguraikan data yang diperoleh untuk analisis sehingga dapat dilihat gambaran mengenai rasio likuiditas dan garis trend PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknk wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul, selanjutnya ditabulasi dan dilakukan perhitungan untuk mengetahui besarnya rasio likuiditas.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi likuiditas berapa quick ratio, cash ratio, banking ratio, dan loan to assets ratio pada PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN untuk tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dapat disimpulkan keadaan quick ratio, cash ratio, banking ratio, loan to assets ratio PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN dalam keadaan likuid.
PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perbankan. Penelitian ini mendeskripsikan tentang Analisis Rasio Likuiditas dan Garis Trend pada PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN dari tahun 2005 sampai dendan 2009, dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan likuiditas perusahaan dari tahun 2005 sampai dengan 2009 dan memprediksi perkembangan perusahaan beberapa tahun mendatang.
Metode penelitian ini menggunakan metide deskriptif dan analisis trend yaitu mengumpulkan, menganalisis, dan menguraikan data yang diperoleh untuk analisis sehingga dapat dilihat gambaran mengenai rasio likuiditas dan garis trend PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknk wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul, selanjutnya ditabulasi dan dilakukan perhitungan untuk mengetahui besarnya rasio likuiditas.
sehingga dapat disimpulkan keadaan quick ratio, cash ratio PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN dalam keadaan likuid karena dibawah 5 % .
Kata Kunci : Analisa Rasio Likuiditas dan Garis Trend
ABSTRACT
PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN is a company that is engaged in banking services. This study describes the Liquidity Ratio Analysis and Trend Lines in PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN dendan from 2005 to 2009, and this study aims to determine the development of liquidity in the company from 2005 until 2009 and predict the development of the company several years to come.
This research method using descriptive metide and trend analysis is to collect, analyze, and describe data obtained for analysis so that it can be seen a picture of the liquidity ratio and trend line PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN.
Data was collected by interview technique, observation, and documentation. After data are collected, tabulated and then performed calculations to know the size of the liquidity ratio.
The results of this study indicate that liquidity conditions how quick ratio, cash ratio, banking ratio, and loan to asset ratio at PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN for 2005 through 2009 that is in liquid.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank adalah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai penyalur dana kepada
masyarakat atau sebagai lembaga pemberi kredit kepada masyarakat. Dengan demikian,
merupakan hal yang wajar jika bank memperhatikan kesehatannya, sehingga tidak
merugikan pihak lain baik itu pemerintah, masyarakat maupun bank itu sendiri.
Untuk melihat keadaan bank dapat digunakan alat-alat analisa antara lain adalah
likuiditas. Likuiditas bank adalah kemampuan suatu bank dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban yang segera dapat ditarik. Kewajiban yang dimaksud adalah dana dimana
setiap nasabah berhak melakukan penarikan selama saldo simpanannya mencukupi. Hal
ini yang mengharuskan setiap bank berjaga-jaga agar alat likuid selalu tersedia.
Kinerja dari suatu perusahaan dapat menentukan berhasil atau tidaknya
perusahaan tersebut. Fungsi dari pengukuran kinerja adalah sebagai alat bantu bagi
manajemen perusahaan dalam proses pengambilan keputusan, juga untuk
memperlihatkan kepada investor maupun pelanggan atau masyarakat secara umum
bahwa perusahaan mempunyai kredibilitas yang baik. Apabila perusahaan mempunyai
kredibilitas yang baik, maka hal itu akan mendorong investor untuk menanamkan
modalnya.
Untuk dapat mengetahui kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari aspek
keuangan dan aspek non-keuangan. Dari aspek non-keuangan, kinerja dapat diketahui
organisasinya, mengukur tingkat kualitas sumber daya yang dimilikinya, mengukur
tingkat kesejahteraan pegawai dan karyawannya, mengukur kualitas produksinya,
mengukur tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan serta dengan mengukur
tingkat kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sosial sekitarnya.
Penilaian kinerja melalui aspek non-keuangan relatif lebih sulit dilakukan, karena
penilaian tersebut tergantung dari pihak penilai, dapat dikatakan penilaian dari satu orang
akan berbeda dengan hasil penilaian orang lain. Sehingga dalam penilaian kinerja
kebanyakan menggunakan aspek keuangan, dan pada umumnya banyak yang
beranggapan bahwa keadaan keuangan akan mencerminkan keadaan seutuhnya.
Secara umum pengukuran kinerja keuangan perusahaan banyak dilakukan dengan
menggunakan rasio keuangan seperti rasio likuiditas. Kelebihan pengukuran dengan
metode tersebut adalah kemudahan dalam perhitungannya selama data historis tersedia.
Sedangkan kelemahannya adalah metode tersebut tidak dapat mengukur kinerja
perusahaan secara akurat. Hal ini disebabkan karena data yang digunakan adalah data
akuntansi yang tidak terlepas dari penafsiran yang dapat mengakibatkan timbulnya
berbagai macam distorsi sehingga kinerja keuangan perusahaan tidak terukur secara tepat
dan akurat.
Analisis terhadap laporan keuangan memerlukan suatu ukuran dan cara, di mana
dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi
perusahaan. Perusahaan dapat menganalisis laporan keuangan dengan membandingkan
rasio-rasio keuangannya selama beberapa tahun untuk mengetahui bagaimana
perkembangan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Selain itu, dengan melakukan
analisis terhadap rasio keuangan pihak manajemen dapat mengambil tindakan dan
Penelitian yang dilakukan penulis kali ini melakukan penghitungan rasio
likuiditas quick ratio, banking ratio, dan cash ratio, loan to asset ratio dan investing
policy ratio serta menggunakan garis trend untuk memprediksi kinerja perusahaan
beberapa tahun yang akan datang. Memprediksi merupakan menetapkan hal-hal apa yang
akan terjadi di masa yang akan datang. Dasar kita melakukan perkiraan kondisi di depan
dapat menggunakan data masa lalu, makin banyak data akan makin baik dan faktor yang
mempengaruhi di masa yang akan datang antar lain politik, hukum, dan ekonomi.
Memprediksi untuk tahun-tahun berikutnya memiliki fungsi dalam menentukan
kebijakan apa yang harus dilakukan untuk tahun berikutnya oleh pihak manajemen
dalam mencapai tujuan perusahaan. Hasil-hasil yang dipandang sudah cukup baik di
waktu-waktu lalu harus dipertahankan untuk masa yang akan datang bahkan harus
ditingkatkan sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai.
Untuk itu penulis ingin mengetahui seberapa besar tingkat kinerja perusahaan dan
penulis ingin mengetahui kinerja perusahaan di beberapa tahun mendatang dengan
menggunakan analisis trend linier. Selain itu, penulis juga ingin mengetahui seberapa
besar tanggung jawab pihak manajemen ataupun direktur perusahaan ini dalam menjaga
tingkat likuiditas perusahaan setiap tahunnya.
PT. BPR Pijer Podi Kekelengen merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
jasa perbankan, dimana untuk melakukan kegiatan usahanya PT. BPR Pijer Podi
Kekelengen memerlukan dana yang tidak sedikit. Oleh karena itu, PT. BPR Pijer Podi
Kekelengen harus mampu menggunakan dana yang ada secara efektif dan efisien
sehingga tingkat likuiditas perusahaan ini dapat terjaga.
Mengingat pentingnya analisa rasio tersebut bagi pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan perusahaan yang telah
penelitian yang berjudul “ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN GARIS TREND
TERHADAP KINERJA PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah : ”Bagaimana kinerja keuangan PT BPR PIJER
PODI KEKELENGEN dengan menggunakan analisis rasio likuiditas terhadap laporan
keuangan tahun 2005 sampai dengan 2009 dan untuk memprediksi bagaimana kinerja
perusahaan di beberapa tahun kedepan dengan menggunakan garis trend?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :”Untuk mengetahui bagaimana
kinerja keuangan PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN dengan menggunakan
analisis rasio likuiditas terhadap laporan keuangan tahun 2005 sampai dengan 2009
dan untuk memprediksi bagaimana kinerja perusahaan di beberapa tahun kedepan
dengan menggunakan garis trend.”
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan dan memperluas wawasan
pengetahuan yang berkaitan dengan materi kinerja perusahaan dengan
menggunakan rasio likuiditas dan garis trend
2. bagi perusahaan
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan kepada
perusahaan dalam melaksanakan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja
LAPORAN KEUANGAN 3. bagi calon peneliti berikutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan teori dalam melakukan
penelitian dengan masalah yang sama
D. Kerangka Konseptual
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Keterangan Bagan:
PT. BPR Pijer Podi Kekelengen memiliki laporan keuangan dari tahun 2005 sampai
dengan 2009, laporan keuangan ini dianalisis dengan menggunakan analisis rasio
likuiditas yang dihitung dengan quick ratio, banking ratio, loans to assets ratio, cash
ratio, dan investing policy ratio. Selain itu, penulis juga menggunakan garis trend
untuk memprediksi kinerja PT. BPR Pijer Podi Kekelengen untuk beberapa tahun
kedepan. Dengan alat analisis tersebut diharapkan penulis dapat mengetahui kinerja
PT. BPR Pijer Podi Kekelengen.
ANALISIS TREND
(GARIS TREND) ANALISIS RASIO LIKUIDITAS
- Quick Ratio - Banking Ratio
- Loans to Assets Ratio - Cash Ratio
- Investing Policy Ratio
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Rasio
Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi
dan diperoleh membagi satu angka dengan angka lainnya. Jadi, rasio keuangan
merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan
dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat
dilakukan antara satu komponen dengan komponen lainnya dalam satu laporan
keuangan. Angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam suatu
periode maupun beberapa periode.
Menurut Kimmel (2008 : 395) “Analisis rasio menyatakan hubungan diantara
matematika antara 1 (satu) kuantitas dengan yang lainnya. Hubungan tersebut
dinyatakan dalam bentuk persentase”.
Analisis rasio memiliki kelebihan dibandingkan dengan teknik analisis
lainnya. Ada beberapa kelebihan dari analisis rasio keuangan, yaitu :
a. rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan,
b. merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
dan ditafsirkan,
c. mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain,
d. sangat bermanfaat sebagai bahan dalam mengisi model - model
pengambilan keputusan dan model prediksi,
e. menstandarisir size perusahaan,
f. lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodik,
g. lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa
yang akan datang.
Disamping kelebihan-kelebihan diatas, analisa rasio juga mempunyai beberapa
keterbatasan. Keterbatasan analisa rasio keuangan menurut Sawir (2005 : 44) adalah :
b. rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi, c. perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, d. informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan
perkiraan.
2. Analisis Trend Linear
Analisis Trend (garis trend) atau tendensi merupakan analisis laporan
keuangan biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu.
Dalam analisis trend perbandingan analisis dapat dilakukan dengan menggunakan
analisis horizontal atau dinamis. (Kasmir, 2008 : 82)
Data yang digunakan adalah data tahunan atau periode yang digunakan biasanya
hanya dua atau tiga periode saja. Hal ini disebabkan karena jika lebih dari satu
periode, akan mengalami kesulitan untuk menganalisisnya. Jika data yang digunakan
lebih dari dua atau tiga periode, metode yang digunakan adalah angka indeks.
Dengan menggunakan angka indeks akan dapat diketahui kecenderungan atau trend
atau arah dari posisi keuangan, apakah meningkat, menurun atau tetap. Hasil analisis
trend biasanya dihitung dalam persentase.
Data keuangan yang akan digunakan untuk melakukan analisis trend dengan
persentase adalah data yang paling awal. Setelah itu, data tersebut akan dibandingkan
dengan data selanjutnya artinya adalah data yang paling awal dianggap sebagai tahun
dasar pada awal dilakukannya perhitungan. Data awal tahun yang akan dianalisis
tersebut kita anggap sebagai data normal diantara tahun yang akan dianalisis. Sebagai
contoh, kita mempunyai data dari tahun 2000 sampai dengan 2006, maka tahun dasar
Angka indeks yang digunakan untuk tiap pos tahun dasar dalam laporan
keuangan diberi angka 100 %. Kemudian, pos yang sama dalam periode dihubungkan
dengan pos yang sama pula pada tahun berikutnya. Caranya yaitu dengan
membagikan jumlah rupiah pos yang sama tahun yang akan dianalisis dengan pos
yang sama dengan tahun dasar.
Pada model trend ini garis vertikal (tegak) dinyatakan sebagai jumlah perkembangan data yang akan dianalisis (y), dan untuk garis horizontal (mendata) dinyatakan sebagai waktu (x). Model trend biasanya digunakan untuk memprediksi suatu persoalan (membuat ramalan jangka panjang), adapun bentuk
umum dari model trend linier ini dinyatakan dengan persamaan: y = a + bx. (Supangat, 2007 : 168)
y = Nilai trend untuk setiap unit x
x = unit waktu tertentu
a = intercept (nilai trend y, pada saat x = 0)
b = konstanta.
Analisis trend linier mengukur perkembangan posisi akun dari tahun ke tahun
terhadap akun pada suatu tahun yang dijadikan sebagai tahun dasar sehingga diketahui
perubahan mendasar pada operasional perusahaan. Analisis ini digunakan untuk
mengindikasikan peningkatan atau penurunan pos-pos yang ada dalam waktu yang
panjang, sehingga gambaran secara keseluruhan dapat disimpulkan dengan baik dan
penetapan langkah-langkah kedepannya dapat diputuskan dengan tepat. Tujuan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan.
Selain tujuan, penghitungan analisis trend juga bermanfaat untuk memenuhi
kebutuhan yang berbeda bagi pemakai laporan keuangan. Beberapa pemakai yang
membutuhkan laporan keuangan tersebut antara lain investor, pemberi pinjaman
(kreditur), dan manajemen.
1. investor
Mereka membutuhkan informasi yang akurat mengenai aktivitas maupun
posisi keuangan perusahaan, apakah pada masa mendatang menghasilkan laba
atau sebaliknya,
2. pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi yang disediakan oleh perusahaan
khususnya keuangan, yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
dana yang tertanam di dalam perusahaan dapat dibayarkan kembali tepat
waktu oleh perusahaan,
3. manajemen
Manajemen dapat terbantu dalam hal tanggung jawab, perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis.
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat”.
Sedangkan menurut Kasmir (2010 : 55) Bank merupakan lembaga keuangan yang menawarkan baik jasa simpanan, pinjaman (kredit) atau jasa keuangan lainnya yang dapat dilayani oleh Bank Umum (komersil) maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank menyediakan berbagai produk keuangan, baik dalalm bentuk simpanan (rekening), pinjaman (kredit), valuta asing, maupun jasa keuangan lainnya.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Bank adalah badan usaha
yang usaha pokoknya menghimpun dana dan menyalurkan dana tersebut kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup orang
banyak.
4. Bank Perkreditan Rakyat
a. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, jenis bank di Indonesia
hanya dibagi ke dalam dua bentuk yaitu Bank Umum, dan Bank Perkreditan
Rakyat (BPR).
b. Landasan Hukum Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Landasan Hukum Bank Perkreditan Rakyat adalah UU No. 7 Tahun 1992
tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998.
Dalam Undang-undang tersebut secara tegas disebutkan bahwa BPR sebagai satu
jenis bank yang kegiatan usahanya terutama ditujukan untuk melayani usaha-usaha
kecil dan masyarakat di daerah pedesaan. Dalam pelaksanaan kegiatan usahanya BPR
dapat menjalankan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.
c. Ruang Lingkup Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Kegiatan usaha yang diperkenankan dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) sangat terbatas dibandingkan dengan Bank Umum. Adapun ruang lingkup
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yaitu :
1. melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu,
2. pemberian kredit,
3. penyediaan biaya dan menempatkan dana berlandaskan prinsip syariah
sesuai dengan ketentaun Bank Indonesia,
4. menempatkan dana dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
sertifikat deposito dan/atau tabungan pada bank lain.
Keunggulan yang dimiliki Bank Perkreditan Rakyat (BPR) terhadap Bank
Umum terutama prosedur pelayanan yang sederhana, proses yang cepat, dan sistem
kredit yang lebih fleksibel. Selain itu, BPR juga unggul dalam hal pelayanan kepada
nasabah yang mengutamakan pendekatan personal dan mendatangi secara langsung
nasabah, lokasi kantor yang dekat dengan nasabah, serta lebih memahami ekonomi
dan masyarakat setempat. Dibandingkan dengan LKM non Bank, BPR memiliki
keunggulan berupa adanya pengaturan, pengawasan, dan pembinaan oleh Bank
Indonesia, serta adanya infrastruktur pendukung.
5. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan harus dipersiapkan untuk para
pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan tersebut antara lain yaitu
manajemen perusahaan, pemegang saham, kreditur, pemerintah, investor, dan
masyarakat.
Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah
laporan keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data yang menggambarkan
keadaan keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu sehingga
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan dapat
perusahaan yang bersangkutan para kreditur, bankers, investor, karyawan, dan
masyarakat.
Menurut Munawir (2004 : 5), “laporan keuangan adalah hasil dua daftar yang disusun
oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan Kedua daftar itu adalah daftar
neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba”.
Menurut Harahap (2004 : 165) laporan keuangan menggambarkan kondisi dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan rugi/laba, laporan arus kas, dan laporan perubahan posisi keuangan.
Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari
proses akuntansi yang dibuat dalam bentuk neraca, laporan rugi/laba, laporan arus
kas, dan laporan perubahan posisi keuangan yang dapat menggambarkan kondisi
keuangan serta kinerja manajemen perusahaan yang bersangkutan.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut PSAK No. 1 (2007 : par. 12), tujuan laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
a. menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan,
b. laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu,
c. laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Laporan keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan
perusahaan saat ini dan untuk memperkirakan hasil operasi serta arus kas di masa
keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber - sumber ekonomi dan kewajiban
serta modal suatu perusahaan.
Laporan keuangan dibuat oleh pihak manajemen bertujuan untuk memberikan
pertanggungjawaban tugas - tugas yang dibebankan kepada nya oleh para pemilik
perusahaan. Selain itu, laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi
tujuan - tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak eksternal perusahaan. Agar
pembaca laporan keuangan tersebut memperoleh gambaran yang jelas, maka laporan
keuangan yang disusun harus berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia.
6. Jenis-jenis Analisis Rasio Keuangan
Jenis-jenis analisis rasio keuangan.
1. Rasio Likuiditas
Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya persediaan untuk
memenuhi kewajiban kas jangka pendek. Risiko Likuiditas perusahaan jangka
pendek dipengaruhi oleh kapan arus kas masukdan arus kas keluar terjadi serta
prospek arus kas untuk kinerja masa depan. Analisis Rasio Likuiditas diarahkan pada
aktivitas operasi perusahaan, kemampuan untuk menghasilkan keuntungan dari
penjualan produk dan jasa dan persyaratan serta ukuran modal kerja. Rasio Likuiditas
meliputi quick ratio, investing policy ratio, banking ratio, loans to assets ratio, dan
cash ratio.
sedangkan menurut Kasmir (2010 : 110) likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio
yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek.
Suatu perusahaan dikatakan likuid apabila perusahaan tersebut sanggup untuk membayar kewajiban atau perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo tepat waktu, sedangkan apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya perusahaan itu dikatakan likuid. (Munawir, 2004 : 31)
2. Rasio Solvabilitas (leverage ratio)
“Rasio Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik
kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang”. (Munawir, 2004 : 32)
Rasio Solvabilitas meliputi primary ratio, risk assets ratio, secondary risk ratio,
capital ratio, dan capital risk.
3. Rasio Rentabilitas (Profitability)
“Rasio Rentabilitas (Profitability) adalah menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu”. (Munawir, 2004 : 33)
Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan dan kemampuan perusahaan
dalam menggunakan aktivanya secara produktif, rentabilitas perusahaan dapat
diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode
dengan aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Rasio Rentabilitas meliputi
gross profit margin, net profit margin, return on equity capital, return on total assets,
dan interest margin on earning assets.
7. Jenis-jenis Analisis Rasio Likuiditas
Menurut Kasmir (2008 : 286) rasio likuiditas terdiri dari quick ratio, banking
a. Quick Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membiayai
kembali kewajibannya kepada para nasabah yang menyimpan dananya dengan
cash assets yang dimilikinya.
Rumus untuk mencari quick ratio adalah sebagai berikut
Quick Ratio =
Cash assets terdiri dari :
- Kas
- Giro pada bank lain
Total deposit terdiri dari :
- Giro (pada passiva)
- Tabungan (pada passiva)
- Deposito berjangka (pada passiva)
b. Banking Ratio
Banking Ratio ini digunakan untuk memenuhi kemampuan bank dalam
membayar kembali kewajibannya kepada para nasabah yang telah diberikan
kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya maka semakin rendah tingkat
likuiditasnya.
Rumus untuk mencari banking ratio adalah sebagai berikut.
Banking Ratio =
c. Loans to Assets Ratio
Loans to Assets Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
Semakin tinggi rasio yang ada maka akan menunjukkan semakin rendah tingkat
likuiditasnya.
Rumus untuk mencari loans to assets ratio adalah sebagai berikut.
Loans to Assets Ratio =
d. Cash Ratio
Cash Ratio adalah rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam melunasi
kewajiban - kewajibannya yang segera harus dibayar dengan alat-alat likuid yang
dimilikinya. Semakin tinggi rasionya maka semakin tinggi tingkat likuiditasnya.
Rumus untuk mencari cash ratio adalah sebagai berikut.
Cash Ratio
e. Investing Policy Ratio
Rasio ini mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajiban kepada para
deposannya dengan melikuidasi surat berharga yang dimilikinya. Surat berharga
yang dimaksud adalah surat berharga yang dapat dicairkan sewaktu - waktu.
Rumus untuk mencari investing policy ratio adalah sebagai berikut.
Investing Policy Ratio =
Kemampuan perusahaan untuk mengelola usahanya saat ini tidak lagi
ditentukan oleh besar kecilnya ukuran perusahaan. Banyak perusahaan besar yang
memiliki sumber daya dan jangkauan yang luas ternyata tidak mampu melaksanakan
aktivitasnya secara efektif dan efisien. Kenyataan ini nampak dari beberapa bank
besar yang mengalami kebangkrutan dan dilikuidasi saat terjadi krisis tahun 1998
karena tidak mampu mengelola keuangannya secara baik. Sebaliknya perusahaan
kecil mencoba melaksanakan operasionalnya secara baik dengan kemampuan yang
dimiliki ternyata dapat lebih sukses mengembangkan usahanya dan meraih
keuntungan. Disini jelas terlihat bahwa kinerja perusahaan yang efektif merupakan
rencana dari setiap perusahaan.
Untuk mendapatkan definisi yang jelas mengenai penilaian kinerja, berikut
akan dijelaskan arti dari kinerja dan penilaian kinerja itu sendiri. Menurut
Sedarmayanti (2002 : 151) “kinerja adalah upaya untuk memproleh hasil melalui
operasional perusahaan yang terdiri dari berbagai macam kegiatan dengan sasaran
utama yaitu untuk membantu pimpinan meningkatkan efektivitas kerja karyawan dan
tentunya dengan memberikan imbalan yang sesuai”.
Penilaian kinerja menurut Mulyadi (2004 : 415) adalah penentuan secara
periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standard, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya”. Dari
definisi diatas dapat diketahui bahwa tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk
memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi
standard perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan
Selain itu, menurut Mulyadi (2004 : 416) penilaian kinerja dimanfaatkan oleh
manajemen untuk beberapa tujuan, yaitu :
a. mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimal,
b. membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, c. mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan untuk
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan,
d. menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan menilai kinerja mereka,
e. menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
Teori - teori yang telah dikemukakan para ahli menjelaskan bahwa antara
rasio keuangan dengan penilaian kinerja mempunyai hubungan yang erat. Herfert
(2006 : 97) menjelaskan bahwa “terdapat berbagai teknik analisa termasuk rasio yang
dapat digunakan untuk melakukan penilaian kinerja sebuah perusahaan”.
Di dalam sebuah perusahaan, pihak manajemen akan selalu mencari suatu
standard yang dapat digunakan untuk menilai prestasi perusahaan. Salah satunya
adalah rasio keuangan yang digunakan dengan cara membandingkan data - data dalam
laporan keuangan. Hasil perbandingan dari analisa rasio keuangan akan menunjukkan
kinerja yang telah dicapai perusahaan selama periode tertentu. Dengan kinerja
tersebut dapat memproyeksikan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan
melunasi semua kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini
sejalan dengan penjelasan Sedarmayanti (2002 : 154) yang menyatakan “penilaian
kinerja merupakan wujud dari kekuatan sebuah perusahaan, dimana kinerja yang baik
merupakan wujud dari kekuatan dan kemampuan perusahaan yang dimiliki dan
Dari segi manajemen keuangan, baik atau tidak kinerja perusahaan dapat
diukur dengan (Sugiono, 2009 : 65) :
1. kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban (utang) yang akan jatuh tempo (liquidity),
2. kemampuan perusahaan untuk menyusun struktur pendanaan, yaitu perbandingan antara utang dan modal (leverage),
3. kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan (profitability), 4. kemampuan perusahaan untuk berkembang (growth), dan
5. kemampuan perusahaan untuk mengelola aset secara maksimal (activity).
Dari penjelasan diatas diketahui bahwa kinerja perusahaan merupakan
gambaran keberhasilan perusahaan serta wujud kesesuaian dengan tujuan dalam
pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Tercapainya kinerja perusahaan
yang baik tergantung dari pelaksanaan perencanaan keuangan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Analisa rasio keuangan sangat bermanfaat bagi manajemen untuk perencanaan
dan evaluasi prestasi atau kinerja perusahaan. Penilaian terhadap aktivitas dan proses
yang telah dilaksanakan merupakan dasar bagi manajemen untuk meningkatkan
kinerja dan profitabilitas perusahaan.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Arniati (2007) dengan judul “Analisis
Rasio Likuiditas terhadap kinerja PT. BPR-LPN Koto Dalam Kabupaten Padang
Pariaman”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa hasil analisis rasio likuiditas meliputi
quick ratio dan banking ratio masih rendah, tidak mencapai 100 % dan jumlah dana
untuk membiayai kredit masih kecil sedangkan rasio likuiditas meliputi cash ratio
Penelitian ini juga pernah dilakukan oleh Lubis (2008) dengan judul “Peranan
Analisis Rasio Keuangan Dalam Penilaian kinerja PT. Bank Tabungan Keuangan
Negara Cabang Medan”, penelitian ini menyimpulkan bahwa dari sudut rasio
likuiditas dan rasio rentabilitas PT. Bank Tabungan Negara Cabang Medan
mengalami peningkatan pada tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006. Dari segi
likuiditas, rasio kas tahun 2006 sebesar 9,3 % dan tahun 2007 sebesar 23,2 %
persentase yang berada diatas standard BI yaitu kas >= 4,05 %, Rasio LDR tergolong
sehat tahun 2006 sebesar 63,4 % dan 2007 sebesar 63,2 % berada pada posisi sehat <=
94,75 % dan dari segi rentabilitas rasio laba terhadap aktiva (ROA) tahun 2006
sebesar 4,6 % dan tahun 2007 sebesar 4,4 % persentase yang berada diats standard BI
yaiitu >= 1,215 % meskipun pada tahun 2007 mengalami penurunan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer data
sekunder, data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek
penelitian atau perusahaan yang memerlukan pengolahan lebih lanjut oleh
penulis. Data yang diperoleh adalah laporan keuangan dari tahun 2005 sampai
dengan 2009 yang nantinya akan diolah lagi untuk menghitung rasio
keuangannya.
Data sekunder adalah data yang sudah diolah bersumber dari perusahaan
Penelitian ini juga pernah dilakukan oleh Lubis (2008) dengan judul “Peranan
Analisis Rasio Keuangan Dalam Penilaian kinerja PT. Bank Tabungan Keuangan
Negara Cabang Medan”, penelitian ini menyimpulkan bahwa dari sudut rasio
likuiditas dan rasio rentabilitas PT. Bank Tabungan Negara Cabang Medan
mengalami peningkatan pada tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006. Dari segi
likuiditas, rasio kas tahun 2006 sebesar 9,3 % dan tahun 2007 sebesar 23,2 %
persentase yang berada diatas standard BI yaitu kas >= 4,05 %, Rasio LDR tergolong
sehat tahun 2006 sebesar 63,4 % dan 2007 sebesar 63,2 % berada pada posisi sehat <=
94,75 % dan dari segi rentabilitas rasio laba terhadap aktiva (ROA) tahun 2006
sebesar 4,6 % dan tahun 2007 sebesar 4,4 % persentase yang berada diats standard BI
yaiitu >= 1,215 % meskipun pada tahun 2007 mengalami penurunan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer data
sekunder, data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek
penelitian atau perusahaan yang memerlukan pengolahan lebih lanjut oleh
penulis. Data yang diperoleh adalah laporan keuangan dari tahun 2005 sampai
dengan 2009 yang nantinya akan diolah lagi untuk menghitung rasio
keuangannya.
Data sekunder adalah data yang sudah diolah bersumber dari perusahaan
diperoleh penulis antara lain sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan data
lainnya.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek penelitian
atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu
kesimpulannya. (Ruslan, 2008 : 133)
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda
alam yang lain. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada
objek/subyek yang dipelajari, tetapi menjadi seluruh karakteristik/sifat yang
dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi dari penelitian yang dilakukan
penulis adalah Laporan keuangan PT. BPR Pijer Podi Kekelengen sejak awal
berdirinya.
Peneliti yang meneliti seluruh elemen-elemen populasi disebut sensus dan jika meneliti sebagian dari elemen-elemen tertentu suatu populasi disebut penelitian sampel. Peneliti yg secara teknis umumnya akan mengalami kesulitan melakukan sensus, karena jumlah dari elemen relatif sangat besar dan sulit untuk menghitungnya, adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya yg tersedia dalam pelaksanaan suatu penelitian. (Ruslan, 2008 : 139)
Jadi, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Adapun sampel dari penelitian yang dilakukan penulis
adalah Laporan keuangan PT. BPR Pijer Podi Kekelelengen dari tahun 2005
sampai dengan 2009.
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian dilakukan
dengan pendekatan sebagai berikut:
1. teknik dokumentasi, dengan pencatatan dan fotokopi data-data yang
diperlukan dalam penelitian ini, baik dari perusahaan atau berasal dari
sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
2. teknik observasi, dengan suatu tinjauan langsung ke tempat perusahaan
yang menjadi objek penelitian
3. teknik wawancara, dengan teknik pengumpulan data dalam metode survei
yang menggunakan pertanyaaan langsung secara lisan kepada pegawai
perusahaan.
D. Metode Analisis Data
Dalam melakukan analisis terhadap data yang diperoleh, penulis
melakukannya dengan metode statistik deskriptif. Berdasarkan analisis
statistik deskriptif dilakukan pendeskripsian mengenai analisis likuiditas yang
dilihat dari laporan keuangan periode 2005 sampai dengan 2009
E. Lokasi dan Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. BPR Pijer Podi Kekelengen, beralamat di
Jalan Medan-Tanjung Pura Km. 31,5 Tandem Pasar 7, dan waktu penelitian
pada bulan Agustus 2010 sampai dengan selesai.
Penelitian Agustus September Oktober Nopember
1 Pengajuan Judul
2 Penyelesaian
proposal
3 Pengumpulan
Data
4 Seminar
Proposal
5. Penulisan
Laporan
6. Penyelesain
Laporan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Perseroan ini bernama PT BANK PERKREDITAN RAKYAT PIJER PODI
KEKELENGEN, yang disingkat dengan PT. BPR-PIJER PODI
KEKELENGENberkedudukan di Jl. Jamin Ginting Km. 45 Sukamakmur Sibolangit,
dengan mempunyai kantor – kantor cabang antara lain di Berastagi, Deli Serdang, Medan.
PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN didirikan pada tanggal 23 Desember 1991 yang
Salah satu upaya dalam mengatasi kemiskinan yang direkomendasikan oleh
Gereja-Gereja di Indonesia adalah mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).Oleh karena itu
GBKP (Gereja Batak Karo Protestan) telah mendirikan BPR Pijer Podi Kekelengen
GBKP pada 23 Desember 1991. Maksud dan tujuan dari pendirian BPR ini adalah
Mengatasi kemiskinan dengan melayani masyarakat pedagang kaki lima disekitar
pinggiran kota untuk meningkatkan usaha yang sebelumnya terjerat oleh perlakuan
rentenir, dan juga sebagai sarana untuk menyediakan lapangan kerja bagi pemuda-pemudi
gereja untuk mengurangi pengangguran.
Disamping maksud dan tujuan tersebut yang menjadi alasan didirikannya BPR Pijer
Podi Kekelengen GBKP adalah Pemerintah telah memberikan kesempatan untuk
mendirikan BPR dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat, BPR merupakan alat
sebagai pengumpul dana dan menyediakan pinjaman bagi masyarakat. BPR merupakan
alat manajemen gerejawi yang profesional.
Salah satu sasaran yang ingin dicapai oleh PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN
adalah melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang, pengusaha kecil,
pega-wai, dan pensiunan karena sasaran ini belum dapat terjangkau oleh bank umum dan untuk
lebih mewujudkan pemerataan layanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha,
pemerataan pendapatan, dan agar mereka tidak jatuh ke tangan para pelepas uang
(rentenir dan pengijon).
2. Ruang Lingkup Kegiatan PT. BPR PIJER PODI
PT. BPR PIJER PODI melaksanakan aktivitas usahanya melalui beberapa produk –
Adapun produk – produk dari PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN adalah sebagai
berikut :
a) menghimpun Dana
1. SIMALEM : Simpanan Masyarakat Ekonomi Lemah,
Bunga Tabungan 8% pertahun untuk Rp. 10.000,1 s/d
Rp.5.000.000.
Bunga Tabungan 8% pertahun untuk > Rp. 5.000.000,
2. SIMBISA : Simpanan Bagi Insan Percaya 3% pertahun.
3. DEPOSITO : Deposito Berjangka ,
1. 3 (tiga) bulan = 8% pertahun
2. 6 (enam) bulan = 8% pertahun
3. 9 (sembilan) bulan = 8% pertahun
4. 12 (dua belas) bulan = 8% pertahun.
4. DIAKONIA : Bunga Tabungan Rp. 10.000,1 s/d Rp………..= 8%
pertahun.
Bunga Tabungan Rp. 5.000.000,1 s/d Rp…….= 8%
pertahun.
b) menyalurkan Dana
a. Kelompok I : <= Rp. 5.000.000
b. Kelompok II : > Rp. 5.000.000
c. Kelompok III : Pegawai
3. Visi dan Misi PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN
1. Visi PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN
Membantu Meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya ekonomi lemah
2. Misi PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN
Memberikan tingkat suku bunga kredit yang rendah, dan pelayanan langsung ke
nasabah.
4. Struktur Organisasi PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN
Struktur Organisasi perusahaan memegang peranan penting dalam pencapaian suatu
tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien dengan menggunakan seluruh
sumber daya yang dimiliki perusahaan secara optimal. Oleh karena itu, struktur organisasi
perusahaan harus dibuat sedemikian rupa agar sesuai dengan tingkat kebutuhan dan
keadaan perusahaan yang mencerminkan kebijaksanaan yang ditempuh untuk
mengkoordinir karyawan, fasilitas, dan yang lainnya.
Dalam mengelola PT. BPR Pijer Podi Kekelengen ini juga dibentuk Pengurus –
pengurus. Adapun susunan Kepengurusan PT. BPR Pijer Podi Kekelengen adalah:
Direktur : Ir. Rido Tarigan
Direktur : Amosi Telaumbanua, SE
Komisaris Utama : Pdt. Dr. Elieser Perpulungen Ginting Suka, S.Th
Komisaris : Pdt. Selamat Barus
Komisaris : Pdt. Usman Sembiring Meliala, S.Th
Komisaris : Pdt. Agustinus Pengarapen Purba, S.Th
B. Analisis Hasil Penelitian
Laporan keuangan perusahaan merupakan gambaran posisi keuangan dan hasil
kegiatan usaha pada suatu periode akuntansi. PT. BPR PIJER PODI menyusun laporan
keuangan pada akhir periode akuntansi setiap tanggal 31 Desember. Berdasarkan data yang
dipublikasikan PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN diperoleh data sebagai berikut:
LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BULANAN
NERACA
PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN
PER 31 Desember 2005 dan 2006
(Dalam Ribuan Rupiah)
No.
Pos-Pos
Posisi
Desember 2006
I.
Giro pada Bank lain
Penempatan pada bank lain
Penyisihan ph. Penempatan -/-
Surat – surat berharga
Kredit yang diberikan
a. Pihak terkait dengan bank
b. Pihak tidak terkait
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
Aktiva dalam valuta asing
Aktiva Tetap dan Inventaris
Akumulasi penyusutan Aktiva Tetap dan
Inventaris -/-
Jumlah 21.259.954 17.030.649
II.
1
PASIVA
2
b. Pihak tidak terkait
Pinjaman yang diterima
Kewajiban lain - lain
Pinjaman Sub Ordinasi
Modal Pinjaman
Ekuitas :
a. Modal Sendiri
b. Modal Sumbangan
c. Selisih Penilaian kembali Aktiva
Tetap
LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BULANAN
NERACA
PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN
PER 31 MARET 2007 dan 2008
(Dalam Ribuan Rupiah)
No. Pos-Pos 2008 2007
1
2
Aktiva
Kas
Giro pada Bank lain
189.506
-
409.375
3
Penempatan pada bank lain
a. Pada bank umum
b. Pada BPR
Kredit yang diberikan
a. Pihak terkait dengan bank
b. Pihak tidak terkait
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif -/-
Aktiva dalam valuta asing
Aktiva Tetap dan Inventaris
a. Tanah dan Gedung
b. Akumulasi penyusutan gedung -/-
c. Inventaris
d. Akumulasi penyusutan Inventaris -/-
Aktiva Lain-lain
Jumlah Aktiva 28.783.699 26.949.725
1
2
PASIVA
Kewajiban-kewajiban yang segera dapat dibayar
Tabungan
404.727
21.570.505
364.382
3
b. Pihak tidak terkait
Deposito Berjangka
a. Pihak Terkait
b. Pihak tidak terkait
Kewajiban Kepada Bank Indonesia
Antar bank Pasiva
b. Modal yang belum disetor -/-
c. Agio
d. Disagio -/-
e. Modal Sumbangan
f. Modal Pinjaman
g. Dana Setoran Modal
h. Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap
i. Cadangan Umum
j. Cadangan Tujuan
k. Laba ditahan
l. Laba/rugi tahun berjalan
-
-
-
-
942.577
-
301.329
902.489
-
685.614
Jumlah 28.783.699 26.949.725
LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BULANAN
NERACA
PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN
PER 31 MARET 2009
(Dalam Ribuan Rupiah)
No. Pos-Pos 2009
1
Penempatan pada bank lain
a. Pada bank umum
b. Pada BPR
Kredit yang diberikan
a. Pihak Terkait
b. Pihak tidak terkait
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif -/-
Aktiva dalam valuta asing
Aktiva Tetap dan Inventaris
a. Tanah dan Gedung
b. Akumulasi penyusutan gedung -/-
c. Inventaris
d. Akumulasi penyusutan Inventaris -/-
Aktiva Lain-lain
Jumlah Aktiva 31.730.169
1
Kewajiban-kewajiban yang segera dapat dibayar
Tabungan
a. Pihak terkait
b. Pihak tidak terkait
Deposito Berjangka
a. Pihak Terkait
b. Pihak tidak terkait
Kewajiban Kepada Bank Indonesia
Antar bank Pasiva
b. Modal yang belum disetor -/-
f. Modal Pinjaman
g. Dana Setoran Modal
h. Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap
i. Cadangan Umum
j. Cadangan Tujuan
k. Laba ditahan
l. Laba/rugi tahun berjalan
-
Berdasarkan neraca PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN di atas, maka rasio – rasio
likuiditasnya dapat dihitung sebagai berikut :
Giro pada Bank Lain - - - - -
Total 412.915 285.069 409.375 189.506 260.052
Total Deposit 2005 2006 2007 2008 2009
Tabungan 12.206275 15.147.165 20.376.928 21.570.505 25.410.338
Deposito
berjangka
1.790.000 2.640.000 2.550.000 2.492.500 1.337.500
Total 13.996.275 17.787.165 22.926.928 24.063.005 26.747.838
Quick Ratio Tahun 2005 = X 100%
= 2,95 %
Quick Ratio Tahun 2006 = X 100%
= 1,70%
Quick Ratio Tahun 2007 = X 100%
= 1.8%
412.915
13 996 275
285.069
17 787 165
409.375
22 926 928
Quick Ratio Tahun 2008 = X 100%
= 0.8%
Quick Ratio Tahun 200= X 100%
= 0.9%
b. Banking Ratio = x100%
Deposit Total
Loan Total
Total Loans 2005 2006 2007 2008 2009
Kredit yang
diberikan
15.193.322 18.287.881 22.899.261 25.183.196 29.176.934
Total Deposit 2005 2006 2007 2008 2009
Tabungan 12.206275 15.147.165 20.376.928 21.570.505 25.410.338
Deposito
berjangka
1.790.000 2.640.000 2.550.000 2.492.500 1.337.500
Total 13.996.275 17.787.165 22.926.928 24.063.005 26.747.838
Banking Ratio Tahun 2005 = X 100%
= 108,55%
260.052
26 747 838
Banking Ratio Tahun 2006 = X 100%
= 102,81%
Banking Ratio Tahun 2007 = X 100%
= 99,8%
Banking Ratio Tahun 2008 = X 100%
= 104.65%
Banking Ratio Tahun 2009 = X 100%
= 109.08%
c. Loan to Assets ratio = x100% Assets
Total
Loans Total
Tahun 2005 2006 2007 2008 2009
Total Loans 15.193.322 18.287.881 22.899.261 25.183.196 29.176.934
22.899.261
25.183.196
Total Assets/
Total Aktiva
17.030.649 21.259.954 26.949.725 28.783.699 31.730.169
Loan to Assets Ratio tahun 2005 = X 100%
= 89.21%
Loan to Assets Ratio tahun 2006 = X 100%
= 86.02%
Loan to Assets Ratio tahun 2007 = X 100%
= 84.97%
Loan to Assets Ratio tahun 2008 = X 100%
= 87.49%
Loan to Assets Ratio tahun 2009 = X 100%
15.193.322
22.899.261
25.183.1962
8.783.699
29.176.934
31 730 169 18.287.881
= 91.95%
d. Cash Ratio = x100%
dibayar segera
harus yang Kewajiban
Assets Liquid
Liquid Assets 2005 2006 2007 2008 2009
Kas 412.915 285.069 409.375 189.506 260.052
Giro Bank
Indonesia
- - - - -
Total 412.915 285.069 409.375 189.506 260.052
Kewajiban yang
harus Segera
dibayar
2005 2006 2007 2008 2009
Kewajiban yang harus Segera dibayar
414.740 375.355 364.382 404.727 63.453
Total Deposit 13.996.275 17.787.165 22.926.928 24.063.005 26.747.838
Cash Ratio Tahun 2005 = X 100%
= 2.86
Cash Ratio Tahun 2006 = X 100%
= 1.56%
Cash Ratio Tahun 2007 = X 100%
= 1,75%
Cash Ratio Tahun 2008 = X 100%
= 0.7%
Cash Ratio Tahun 2009 = X 100%
= 0.9%
e. Investing Policy Ratio =
Deposit Total
Securities
x 100%
409.375
189.506
Investing Policy Ratio pada PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN tidak ada
perhitungan, ini dikarenakan PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN tidak mengeluarkan
surat berharga dalam jangka pendek maupun jangka panjang dalam menghimpun dana dari
kreditur.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, maka rasio – rasio likuiditas PT BPR PIJER
PODI KEKELENGEN periode Desember 2005 sampai dengan Desember 2009 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.1: Rasio Likuiditas tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.
Rasio Likuiditas 2005 2006 2007 2008 2009
Quick Ratio 2,95% 1,60% 1,78% 0,7% 0,9%
Bangking Ratio 108,55% 102,81% 99,8% 104,65% 109,08%
Loan to Assets Ratio 89,21% 86,02% 84,97% 87,49% 91,95%
Cash Ratio 2,86% 1,56% 1,75% 0,7% 0,9%
Hasil analisis rasio likuiditas di atas adalah :
Dari hasil perhitungan terhadap quick ratio pada PT BPR PIJER PODI
KEKELENGEN dapat diketahui bahwa Quick Ratio PT BPR PIJER PODI
KEKELENGEN mengalami kenaikan dan penurunan dari tahun 2005 sampai dengan
2009 yakni pada tahun 2005 Quick Ratio sebesar 2,95%, tahun 2006 turun menjadi 1,60
%, tahun 2007 sebesar 1,78%, tahun 2008 turun menjadi sebesar 0,7 %, dan tahun 2009
turun menjadi 0,9 %.
Sedangkan penurunan Quick Ratio adalah dari tahun 2005 ke tahun 2006 turun
sebesar 1,35 %, dari tahun 2006 ke tahun 2007 meningkat 0,18 %. Dari tahun 2005
sampai dengan 2006 Quick Ratio mengalami penurunan dikarenakan kenaikan total
deposit. Dari tahun 2006 ke tahun 2007 meningkat 0,18 %, dan tahun 2007 ke tahun 2008
menurun 1,18 %.
Dari angka rasio tersebut dapat diketahui bahwa PT BPR PIJER PODI
KEKELENGEN mulai dari tahun 2005 sampai tahun 2006 mempunyai penurunan
kemampuan untuk membayar kembali simpanan para deposannya dengan menggunakan
cash assets (alat yang paling likuid yang dimiliki oleh bank). Sedangkan dari tahun 2006
sampai dengan tahun 2008 mempunyai peningkatan kemampuan untuk membayar
kembali simpanan para deposannya dengan menggunakan cash assets (alat yang paling
likuid yang dimiliki oleh bank), sedangkan pada tahun 2009 mengalami penurunan
kemampuan untuk membayar kembali simpanan para deposannya dengan menggunakan
cash assets, karena jumlah cash asset perusahaan mengalami penurunan.
2. Banking Ratio
Dari perhitungan rasio diatas dapat dilihat bahwa Banking Ratio mengalami
Banking Ratio adalah sebesar 108,55 %, tahun 2006 sebesar 102,81%, tahun 2007
sebesar 99,8 %, tahun 2008 sebesar 104,65 %, sedangkan tahun 2009 sebesar 109,08%.
Adapun rata – rata Banking Ratio PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN dari tahun 2005
sampai dengan tahun 2009 adalah 104,97 %.
Sedangkan penurunan Banking Ratio adalah dari tahun 2005 ke tahun 2006
menurun 5,74%, dari tahun 2006 ke tahun 2007 menurun sebesar 3,01%, dari tahun 2007
ke tahun 2008 menurun sebesar 4,85 %, dan dari tahun 2008 ke tahun 2009 meningkat
sebesar 5,43 %. Rasio ini menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar
kembali penarikan dana yang dilakukan nasabah dengan mengandalkan kredit yang
diberikan sebagai sumber likuiditas. Dalam mengukur tingkat ratio ini berpedoman
kepada “Semakin besar nilai dari rasio maka menunjukkan tingkat likuiditas yang
semakin kecil”. Hal ini dikarenakan pada Banking Ratio ini yang dibandingkan adalah
totalloans dengan total depositdimana total loansmemiliki kemungkinan tidak dapat
dibayar (macet) sehingga menyebabkan semakin besar nilai rasio ini maka menunjukkan
tingkat likuiditas yang semakin kecil, dan menunjukkan bahwa tingkat likuiditas semakin
kecil karena jumlah dana untuk membiayai kreditnya semakin banyak.
3. Loans to Assets Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam memenuhi
permintaan kredit dari debitur dengan asset yang dimilikinya.
Loans to Assets Ratio PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN mengalami peningkatan
dan penurunan yakni pada tahun 2005 Loans to Assets Ratio adalah 89,21%, tahun 2006
2009 sebesar 91,95%. Adapun rata – rata Loans to Assets Ratio PT BPR PIJER PODI
KEKELENGEN dari tahun 2005 sampai dengan 2009 adalah 87,92 %.
Loans to Assets Ratio dari tahun 2005 ke tahun 2006 menurun sebesar 3,19%, dari
tahun 2006 ke tahun 2007 menurun 1,05 %, dari tahun 2007 ke tahun 2008 meningkat
sebesar 2,52, dan dari tahun 2008 ke tahun 2009 meningkat 4,46 %.Setiap kenaikan rasio
dikarenakan kenaikan total loans, sedangkan setiap penurunan dikarenakan kenaikan
total asset.
Dalam mengukur tingkat ratio ini berpedoman kepada “Semakin tinggi tingkat
ratio menunjukkan semakin rendah tingkat likuiditas bank”. Hal ini dikarenakan pada
Loans to Assets Ratio ini yang dibandingkan adalah total loans dengan total Assets,
dimana total loans memiliki kemungkinan tidak dapat dibayar (macet) sehingga
menyebabkan semakin besar nilai rasio ini maka menunjukkan tingkat likuiditas yang
semakin kecil. Semakin tinggi tingkat rasio, menunjukkan semakin rendah tingkat
likuiditas bank.
Dengan demikian dari perhitungan yang telah dilakukan maka dapat diketahui
bahwa dengan kenaikan nilai dari rasio ini PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN ini
menunjukkan bahwa tingkat likuiditas semakin kecil karena jumlah dana untuk
membiayai kredit semakin banyak.
4. Cash Ratio
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan selama tahun 2005 sampai
KEKELENGEN mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2005 Cash Ratio
adalah 2,86 %, tahun 2006 sebesar 1,56 %, tahun 2007 sebesar 1,75 %, tahun 2008
sebesar 0,7 %, dan tahun 2009 sebesar 0,9 %. Tingkat Cash Ratio yang dicapai PT
BPR PIJER PODI KEKELENGEN ini tidak baik karena berada dibawah ketentuan
minimum yaitu 5%. Adapun rata- rata Cash ratio PT BPR PIJER PODI
KEKELENGEN dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 adalah 1,554 %.
Sedangkan penurunan Cash Ratio dari tahun 2005 ke tahun 2006 menurun 1,30
%, ini disebabkan peningkatan total liquid assets tidak sebanding dengan peningkatan
besar tingkat kewajiban yang harus segera dibayar. Dari tahun 2006 ke tahun 2007
meningkat 0,19%, ini disebabkan karena total liquid assets meningkat. Dari tahun
2007 ke tahun 2008 menurun 1,05 %, ini disebabkan karena total liquid assests yang
dimiliki perusahaan meningkat pesat dibandingkan peningkatan total deposit. Dari
tahun 2008 ke tahun 2009 meningkat 0,2 %, ini disebabkan karena total liquid asset
menurun, sedangkan jumlah kewajiban yang harus segera dibayar meningkat, ini
dikarenakan kebijakan dari manajemen yang menempatkan liquid assets yang dimiliki
pada bank lain yang sangat besar.
Likuiditas untuk tahun-tahun yang akan datang dapat kita prediksi atau ramalkan
dengan tujuan untuk mengetahui kecendrungan naik atau turun likuiditas pada tahun
mendatang berdasarkan tingkat likuiditas pada masa lampau. Untuk memprediksi
tingkat likuiditas pada tahun yang akan datang dapat digunakan persamaan garis lurus
sebagai berikut (Andi Supangat.2007).