• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYESUAIAN DIRI REMAJA DITINJAU DARI TIPE RELASI DENGAN ORANGTUA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENYESUAIAN DIRI REMAJA DITINJAU DARI TIPE RELASI DENGAN ORANGTUA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENYESUAIAN DIRI REMAJA

DITINJAU DARI TIPE RELASI DENGAN ORANGTUA

SKRIPSI

Disusun Oleh: Aulia Zul Ikraami

07810215

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

PENYESUAIAN DIRI REMAJA

DITINJAU DARI TIPE RELASI DENGAN ORANGTUA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Mendapatkan

Gelar Sarjana Psikologi

Disusun Oleh: Aulia Zul Ikraami

07810215

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Penyesuaian Diri Remaja Ditinjau dari Tipe Relasi dengan Orangtua

Nama Peneliti : Aulia Zul Ikraami

Nim : 07810215

Fakultas : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Waktu Penelitian : 3 Agustus – 22 Agustus 2011

Tanggal Ujian : 21 Oktober 2011

Malang, 12 September 2011

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji Pada tanggal : 21 Oktober 2011

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Hudaniah, S.Psi, M.Si ( )

1. Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si ( )

2. Dra. Siti Suminarti., M.Si ( )

3. Ni’matuzahroh., S.Psi., M.Si ( )

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(5)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Aulia Zul Ikraami

Nim : 07810215

Fakultas/Juruan : Psikologi/Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul:

Penyesuaian Diri Remaja Ditinjau dari Tipe Relasi Remaja dan Orangtua

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui, Malang, 12 September 2011

Ketua Program Studi Yang Menyatakan

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penyesuaian Diri Ditinjau dari Tipe Relasi Remaja dan

Orangtua”.

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Saya menyadari sebagai seorang manusia tidak akan pernah luput dari kesalahan, kekurangan, dan kekhilafan. Namun, atas dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapar diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Hudaniah, S.Psi, M.Si, dan ibu Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si, atas bimbingannya selama ini sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa banyak menemui hambatan-hambatan dalam penyelesaiannya.

3. Ari Firmanto, S.Psi, selaku dosen wali yang telah memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Kepada semua subjek penelitian dalam skripsi ini, terima kasih atas kesempatan dan waktu yang diberikan untuk mengisi angket.

5. Kepada ayah dan bundaku tercinta, bapak Rahardjo dan ibu Susiani atas segala doa, dukungan, kasih sayang, dan cinta yang tulus yang diberikan selama ini.

6. Kepada kakakku tersayang Yudha Hario Sakti dan Pramanda Yudistira,

terima kasih atas doa dan perhatiannya selama ini.

(7)

8. Kepada Mas Luqman Almalani terima kasih atas doa, dukungan, motivasi, perhatian, bantuan dan kesabarannya mendengar keluh kesah selama penyelesaian skripsi ini.

9. Kepada Brian Pandu Putra Anoraga terima kasih atas doa, dukungan dan bantuannya di awal penyusunan skripsi ini.

10. Kepada sahabat-sahabatku kelas D psikologi ’07 khususnya Misbah, Ciqi, Yuni, Tika, Putri, Ghea, Intan, Hasan, dan Agung terima kasih untuk bantuan dan kebersamaan kita selama ini.

11.Kepada rekan-rekan seperjuanganku Language Zone Comunnity Rizka, Mike, Nina, Restu, Wulan, Fafa, Mareta, Alifa, Ria, Yunita, Rere, Yeyen, Oki, Hendra, Andri, Deni, dan Febrian terima kasih atas kebersamaan dalam meraih cita-cita kita.

12.Kepada teman-teman assisten Laboratorium Psikologi. Terima kasih atas bantuan dan dukungan kalian selama ini.

13.Kepada teman-teman part time Perpustakaan Pusat Kampus III Universitas Muhammadiyah Malang. Terima kasih atas doa dan dukungannya.

14.Kepada semua teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima kasih banyak.

Saya menyadari banyak sekali kekurangan atas penulisan dan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, saya berharap adanya saran guna perbaikan penulisan yang akan datang an semoga skripsi ini dapat digunakan sebaik mungkin.

Malang, September 2011

Penulis  

 

 

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

INTISARI ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ………. x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Diri ... 8

B. Relasi Remaja dengan Orangtua ... 27

C. Perbedaan Penyesuaian Diri Remaja Ditinjau dari Tipe Relasi dengan Orangtua ... 33

D. Kerangka Penelitian ... 35

E. Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 37

B. Variabel Penelitian ... 37

C. Populasi dan Sampel ... 38

D. Instrumen Penelitian ... 39

(9)

F. Analisa Data ... 46

BAB IV PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ... 47 B. Hasil Analisa Data ... 48

C. Pembahasan ... 49

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 53 B. Saran ... 54

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Blue Print Skala Tipe Relasi Remaja dan Orangtua

Tabel 2 Blue Print Skala Penyesuaian Diri

Tabel 3 Hasil Validitas Skala Tipe Relasi Remaja dan Orangtua

Tabel 4 Validitas Skala Penyesuaian Diri

Table 5 Nilai Reliabilitas Skala Tipe Relasi Remaja dengan Orangtua

Tabel 6 Nilai Reliabilitas Skala Penyesuaian Diri

Tabel 7 Nilai Reliabilitas Keseluruhan Skala

Tabel 8 Pengelompokan penyesuaian diri remaja

Tabel 9 Pengelompokan tipe relasi remaja dan orangtua

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Tipe Relasi Remaja dengan Orangtua

Lampiran 2 Skala Penyesuaian Diri Remaja

Lampiran 3 Data Penelitian

Lampiran 4 Uji Validitas

Lampiran 5 Uji Signifikan Anava

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Asrori, Ali. (2010). Psikologi remaja. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Azwar, S. (2008). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bisono, T. (2009). We have a problem but I’m your side. Jakarta: Pustaka Populer Obor

Boeree, G, (2006). Dasar – dasar psikologi sosial. Jogjakarta : Prismasophie

Bujang, L. (2009). Menyimak pergeseran budaya dikalangan remaja dan perilaku

hedonisme dikalangan remaja (http://www.ubb.ac.id)

Daradjat, Z. (1982). Penyesuaian diri pengertian dan peranannya dalam

kesehatan mental. Jakarta : Bulan Bintang

Dimyati, M. (1990). Psikologi suatu pengantar. Yogyakarta : BPFE

Fahmi, M. (1983). Penyesuaian diri lapangan implementasi dari penyesuaian

diri. Jakarta : Bulan Bintang

Farida. (2000). Perbedaan penyesuaian diri di sekolah ditinjau dari pernah dan

tidaknya masuk sekolah taman kanak-kanak (TK). Jurnal terbitan. Malang

: UMM

Gerungan, WA. (1996). Psikologi sosial. Bandung : Eresco

Gunarsa, S. (1995). Psikologi perkembangan. Jakarta : Gunung Mulya

Kartono, K. (2000). Bimbingan bagi anak dan remaja yang bermasalah. Jakarta : Rajawali

Mappiare, A. (1982). Psikologi remaja. Surabaya: Usaha Nasional

Papalia, DE. (2008). Human development. Jakarta : Kencana Prenada Media

Rahayu, S. (1994). Psikologi perkembangan. Yogyakarta : UGM Press

Sarwono, SW. (2007). Psikologi remaja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

(13)

Surakhmad, W. (1980). Psikologi pemuda sebuah pengantar perkembangan

pribadi dan interaksi sosialnya. Bandung : Jemars

________, Murray, T. (1980). Perkembangan pribadi dan keseimbangan mental. Bandung : Jemars

Susilowindradini. (1984). Psikologi perkembangan masa remaja. Surabaya: Usaha Nasional

Wibowo, S. (2004). Keterkaitan antara relasi remaja-orang tua di rumah dan relasi remaja-sebaya di luar rumah berdasarkan model 4 kategori relasi

pada remaja. Jurnal terbitan. Malang: UMM

Winarsunu, T. (2002). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang: UMM Press

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran. Bukan saja

kesukaran bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi orangtua, masyarakat, bahkan sering kali bagi polisi. Hal ini disebabkan masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Salah satu pembagian tahapan perkembangan remaja disampaikan oleh “the American

School Counselor (Association ASCA)” yaitu terdiri dari remaja awal yang berada

pada usia 12-14 tahun, remaja pertengahan pada usia 15-16 tahun, serta remaja akhir pada usia 17-20an tahun. Masa transisi ini sering kali seringkali menghadapkan remaja pada situasi yang membingungkan; di satu pihak ia masih kanak-kanak, tetapi di lain pihak ia sudah harus bertingkah laku seperti orang dewasa (Sarwono, 2007 : 72). Situasi seperti ini terkadang membuat mereka sedikit kebingungan dalam menempatkan diri sehingga banyak orang tidak mengerti memberikan berbagai macam tanggapan mengenai keberadaan remaja.

Sebagian orang mengatakan bahwa remaja merupakan kelompok yang biasa saja, tanpa adanya perbedaan dengan kelompok manusia yang lain, dan menganggap remaja adalah kelompok orang-orang yang sering menyusahkan orangtua, tapi ada pula yang memandang bahwa remaja sebagai potensi manusia yang perlu dimanfaatkan. Namun ketika remaja itu sendiri diminta memberi kesan terhadap dirinya, maka mereka akan memberikan pernyataan yang lain. Mungkin berbicara tentang ketidak perdulian orang-orang dewasa terhadap kelompok mereka, atau mungkin ada pula remaja yang mendapat kesan bahwa kelompoknya adalah kelompok minoritas yang memiliki warna tersendiri, dan mempunyai dunia tersendiri yang sukar dijamah oleh orang-orang dewasa (Mappiare, 1982 : 11).

(15)

2

kelompok yang penuh vitalitas, semangat patriotis, serta harapan penerus generasi. Namun, dalam masa transisi semacam ini seringkali remaja merasa kebingungan untuk menempatkan diri di lingkungan sosialnya sehingga menimbulkan konflik dalam dirinya yang akhirnya memunculkan perilaku-perilaku aneh, dan apabila tidak dikontrol bisa menjadi kenakalan (Sarwono, 2007

: 72). Salah satu tugas perkembangan remaja adalah penyesuaian diri, sebab hal ini sangat erat kaitannya dengan penerimaan diri remaja dan penerimaan dirinya di lingkungan sosial. Penyesuaian diri yang baik ditandai dengan tidak adanya konflik atau rasa tertekan pada remaja itu ketika harus berada disetiap situasi atau permasalahan yang membutuhkan sebuah penyelesaian (Susilowindradini, 1984 : 36) Konflik-konflik yang terjadi pada remaja merupakan proses serta usaha mereka untuk mencari identitas dirinya sendiri, dan biasanya seorang remaja sering membantah orangtuanya karena ia memiliki pendapat sendiri, cita-cita serta nilai-nilai yang berbeda dengan orangtuanya. Biasanya, orangtua dianggap tidak dapat lagi dijadikan pegangan, namun sebenarnya mereka balum cukup kuat untuk berdiri sendiri, oleh karena itu banyak diantara mereka yang terjerumus ke dalam kelompok remaja dimana anggota-anggotanya adalah teman sebaya yang mempunyai persoalan yang sama. Kelompok teman sebaya yang baik, akan mampu mengarahkan remaja pada perilaku yang baik pula, namun terkadang ada pula kelompok teman sebaya yang kurang baik dan justru menimbulkan permasalahan dalam kehidupan remaja itu sendiri.

Begitu banyak fenomena tentang remaja, baik mengenai dirinya sendiri maupun yang melibatkan dirinya dan orang-orang disekitarnya. Tika Bisono dalam bukunya yang berjudul We Have a Problem But I’m on Your Side, menjelaskan bahwa dalam masa transisi dari masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa, akan banyak sekali persoalan yang harus dihadapi dan dilewati oleh remaja. Fenomena yang biasanya dihadapi remaja yaitu terkait dengan dirinya

(16)

3

belajar bahkan senang mengunci diri di kamar. Lain halnya dengan kasus seoarang ibu berada di daerah Banten yang mengeluh tentang sikap emosional anaknya remajanya, si anak terlihat mudah marah, gampang tersinggung, dan sering berbicara kasar bila kemauannya tidak dituruti. Seorang ibu berada di Jakarta juga menceritakan tentang kelakuan remajanya yang berani menggunakan

narkoba, dalam hal ini sang ibu mengaku bahwa ternyata si anak sering berkumpul dengan teman-teman yang membawa pengaruh jelek baginya hingga akhirnya terjerumus menjadi pecandu narkoba.

Persoalan lain yang mengganggu para remaja adalah perkembangan seksualnya. Hal ini dianggap wajar karena munculnya sekresi dari berbagai hormon. Dengan matangnya funsi-fungsi seksual, maka timbul pula dorongan-dorongan dan keinginan untuk pemuasan seksual (libido seksualis). Meskipun norma yang ada di negara kita tidak membenarkan hubungan seksual di luar pernikahan, nyatanya masih banyak pula individu yang melanggar serta mengabaikan hal tersebut dan sebagian pelakunya adalah remaja. Sarwono (seperti yang disebut Turner dan Helms, 1995) menjelaskan bahwa dampak dari perilaku seksual pranikah di Indonesia, adalah menyebarnya penyakit kelamin (infeksi menular seksual) seperti gonorrhea, sifilis, bahkan HIV/AIDS. Hal lainnya yang juga terjadi adalah kehamilan yang tidak dikehendaki yang berbuntut dengan anak-anak yang lahir di luar pernikahan, abahkan aborsi liar yang sering menyebabkan sang ibu tewas, atau aborsi oleh diri sendiri dan bayinya dibuang begitu saja.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Lukas Bujang ILP, anggota Social

Research Group Bandung pada 19 Maret 2009 juga membahas tentang fenomena

yang terjadi di kalangan remaja terkait pergeseran budaya. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa seiring perubahan jaman penghayatan hidup dikalangan remaja semakin mendangkal. Hal ini terjadi karena berkurangnya

(17)

4

eksistensinya akan diakui apabila masuk menjadi genk motor, menggunakan baju-baju bermerk, dugem, clubbing, melakukan free sex, memakai narkoba, dan lain sebagainya. Eksistensi remaja hanya dihargai sebatas kepemilikan dan status semata. Jika pendangkalan ini terus dipelihara dan dibudidayakan di kalangan remaja, makna dan penghargaan terhadap insan manusia semakin jauh. Hasilnya

adalah menghilangnya penghargaan terhadap manusia lainnya, sehingga kekerasan, pelecehan seksual, komersialisasi organ tubuh, trafficking, tawuran, dan lain sebagainya. Selain itu, penelitian ini diharapkan akan mampu memberikan gambaran terhadap masyarakat pada umumnya tentang salah satu penyebab kenakalan remaja yang sering terjadi belakangan ini, merupakan akibat dari penyesuaian diri yang kurang baik dari remaja itu sendiri.

Meskipun permasalahan yang sering terjadi pada diri remaja merupakan akibat dari penyesuaian diri yang kurang baik, namun ada pula remaja yang mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik, sehingga terhindar dari permasalahan tersebut dan mampu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Oleh karena itu, penyesuain diri pada remaja harus dilakukan sebaik mungkin agar memperoleh makna hidup serta penghargaan yang tinggi dari lingkungan sosialnya, serta dapat diterima oleh kelompok sosial tertentu yang memiliki nilai, aturan maupun budaya. Lingkungan dan kelompok sosial yang dimaksud tidak hanya dalam lingkup pergaulan dengan teman sebayanya, namun meliputi pergaulan di sekolah, masyarakat, serta keluarga. Relasi yang terbentuk antara remaja dengan suatu kelompok atau individu yang lain merupakan sebuah tanda adanya penyesuaian diri yang dilakukan remaja tersebut. Penyesuaian diri juga merupakan suatu proses menuju kematangan pribadi dan sosial remaja (Mappiare, 1982 : 19). Meskipun tugas perkembangan antara remaja awal, tengah, dan akhir memiliki perbedaan, namun pada dasarnya seluruh tugas perkembangan yang harus dilalui oleh remaja tidak terlepas dari proses penyesuaian diri.

(18)

5

kekawatiran bahwa ia terlalu gemuk, terlalu kurus, dan lain sebagainya. Hal inilah yang mengharuskan remaja untuk dapat menyesuaikan diri terkait dengan penerimaan dirinya. Penyesuaian diri pada remaja pertengahan masih berhubungan dengan penguasaan emosi-emosi negatif yang akan lebih sering muncul dibandingkan pada fase remaja awal. Bentuk emosi yang sering muncul

antara lain adalah marah, malu, takut, cemas, cemburu, iri hati, sedih, gembira, kasih sayang dan rasa ingin tahu. Penguasaan emosi negatif dapat membuat mereka sanggup mengontrol emosi dalam banyak situasi ketika sedang menjalin relasi di lingkungan sosialnya (Mappiare, 1982 : 60). Sedangkan pada remaja remaja akhir, kestabilan emosi remaja sudah dapat terlihat. Perubahan ini nampak dalam sikap yang tidak lagi dapat dipengaruhi dengan mudah oleh pendirian oarng lain dan propaganda seperti pada masa remaja awal, sehingga penyesuaian diri lebih ditekankan pada relasinya dengan orang lain.

Relasi serta interaksi individu dengan orang lain di lingkungan sosialnya bersifat timbal balik. Selain mengadakan kontak sosial, remaja membutuhkan dukungan dari lingkungannya, baik berupa dorongan semangat, perhatian, penghargaan, bantuan dan kasih sayang, membuat remaja mempunyai pandangan positif terhadap diri dan lingkungan, sehingga menumbuhkan rasa aman dan bahagia yang penting dalam penyesuaian diri. Namun, apabila remaja tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan sosialnya maka mereka akan memiliki sikap negatif seperti ketidak patuhan terhadap norma dan aturan yang berlaku dalam kelompok tersebut, selain itu mereka juga merasa tidak bahagia berada di lingkungan pergaulannya (Bisono, 2009 : 156).

Salah satu faktor yang berperan penting dalam pembentukan kemampuan penyesuaian diri adalah relasi dengan orangtua, sebab relasi juga merupakan sebuah saluran yang pembentukannya didasari oleh derajat rasa aman dengan orang tertentu ke arah suatu rentang pengalaman yang makin lama makin luas.

(19)

6

orangtua sebagai model pembelajaran yang akan mereka aplikasikan ketika menjalin relasi dengan lingkungan sosialnya sehingga melalui relasi dengan orangtualah remaja memperoleh ketrampilan untuk berelasi dengan orang lain selain orangtua.

Wibowo (2004 : 20) mengemukakan bahwa melalui teori relasi milik

Grotevant dan Cooper, dirinya mencoba menurunkan suatu model relasi remaja dan orangtua berdasarkan ekspresi individuality dan connectedness menjadi 4 tipe relasi, yaitu : 1) Kooperatif dapat dikatakan sebagai tipe relasi remaja dan orangtua yang menunjukkan kemampuan remaja untuk dapat menegaskan diri disertai kepekaan akan adanya sudut pandang orang lain. Penyesuaian diri remaja bila dikaitkan dengan tipe relasi orangtua yang kooperatif, diduga remaja remaja cenderung lebih mudah dalam penyesuaian diri 2) Sedangkan peduli diri gambaran dari tipe relasi remaja dan orangtua yang menunjukkan kecenderungan remaja hanya peduli pada dirinya sendiri, karena kepekaan akan sudut pandang, harapan, dan perasaan orang lain cenderung rendah. Dalam penyesuaian diri, remaja yang cenderung peduli pada diri sendiri diduga akan kurang mampu memahami orang lain serta kurang menghargai norma sosial, 3) Selain itu, ada pula komodatif yang menjelaskan tentang tipe relasi remaja dan orangtua yang menunjukkan bahwa remaja cenderung mengembangkan kepedulian pada orang lain namun kurang mampu menegaskan diri. Hal ini diduga akan menyebabkan konflik-konflik dalam penyesuaian diri, serta frustasi akan sering terjadi 4) Sedangkan tipe relasi yang tertutup menunjukkan bahwa remaja cenderung tidak mampu menegaskan diri juga tidak peka terhadap hadirnya sudut pandang orang lain. Diduga remaja kurang mampu dalam penyesuaian diri mencakup konformitas terhadap suatu norma dan tidak mampu mengkoordinasikan sudut pandang diri untuk menyelesaikan suatu konflik dalam penyesuaian diri.

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2004) pada mahasiswa

(20)

7

melakukan koordinasi sudut pandang diri dengan sudut pandang orang lain, maka pada saat berelasi dengan orang lain diluar keluarga, mereka akan menggunakan cara yang sama, sehingga pola pikir serta perilaku remaja tidak dapat dipisahkan dari pengaruh tipe relasinya dengan orang tua. Selain itu, Wibowo (2004) menjelaskan bahwa penelitian tentang penyesuaian diri pada remaja terkait

dengan tipe relasi remaja dan orangtua sepertinya memang perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tipe relasi memang mempengaruhi penyesuaian diri remaja. Selain itu, fenomena dan permasalahan yang sering muncul dikalangan remaja memang memiliki hubungan dengan proses penyesuaian diri pada remaja, sehingga meneliti perbedaan penyesuaian diri melalui tipe relasi dengan orangtua memang perlu untuk dilakukan agar masyarakat memahami bahwa timbulnya permasalahan pada remaja tidak terlepas dari bagaimana penyesuaian diri mereka dan seperti apa tipe relasi yang terbentuk dengan orangtua.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang adalah bagaimana penyesuaian diri remaja bila ditinjau dari empat tipe relasi remaja dan orangtua?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini, adalah untuk mengetahui penyesuaian diri remaja bila ditinjau dari empat tipe relasi remaja dan orangtua.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya pada psikologi sosial dan perkembangan terkait dengan masalah penyesuaian diri remaja bila

ditinjau dari empat tipe relasi dengan orangtua.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Persentase ketuntasan secara individual meningkat pada siklus I terdapat 21 siswa yang tuntas, pada siklus II terdapat 26 tuntas,

Melakukan seleksi terhadap putra/putri karyawan/ karyawati PT PLN (Persero) sebagai calon mahasiswa ITS tahun akademik 701612017 yang dipandang memenuhi persyaratan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

Variabel independen kedua adalah FOWN yang merupakan persentase kepemilikan saham oleh asing memiliki nilai minimal 0% untuk sebanyak 42 perusahaan, nilai maksimal 0,9615

12 Proses pembelajaran harus melibatkan banyakpihak, yang diimbangi oleh perkembangan teknologi untuk mempermudah dalam tercapaianya tujuan belajar.. 13 Hakikat

Karya kerajinan fungsi hias dari bahan limbah ialah karya yang menjadi komoditi Karya kerajinan fungsi hias dari bahan limbah ialah karya yang menjadi komoditi negara yang

Rerata nilai fungsi ventilasi paru responden pada kelompok intervensi sebelum breathing retraining sebesar 34,53% dan sesudah breathing retraining selama enam hari

pada angka IPM ini pun disebabkan karena terjadinya peningkatan pada semua komponen yang termasuk kedalam komponen Indeks Pembangunan Manusia yaitu terjadinya