• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI O1 JUNREJO BATU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI O1 JUNREJO BATU"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA

GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI O1 JUNREJO

BATU

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai

Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh :

PERI JAINUL ARIFIN 08610375

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

Skripsi yang berjudul Pengaruh Gaya kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Pada

Sekolah Dasar Negeri Junrejo 01 Batu.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi

Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu

eksis membantu perjuangan beliau dalam menegakkan Dinullah di muka bumi ini.

Penelitian ini sangat penting dilakukan karena untuk mengetahui bagimana

kepemimpinan dan kinerja pada Sekolah Dasar Negeri Junrejo 01 Batu dan juga

pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja.

Dalam meyelesaikan skripsi ini, penulis banyak diberi bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhadjir Effendy, M.AP selaku rektor Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr. H. Nazaruddin Malik, M.si selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

(5)

4. Ibu Dra. Uci Yuliati, M.M selaku Dosen Pembimbing 1 Skripsi yang

telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian Skripsi

ini.

5. Ibu Dra. Titik Ambarwati, M.M selaku Dosen Pembimbing 2 Skripsi

yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian

Skripsi ini.

6. Bapak Drs. Dedy Rahwanto, M.M selaku Dosen Wali Jurusan

Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang.

7. Ibu Sri Wahyuni, M.KPd Selaku Kepala Sekolah SDN Junrejo 01

Batu yang mengijinkan Penulis melakukan penelitian.

8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan berbagai ilmu pengetahuan selama penulis duduk di

bangku kuliah.

9. Seluruh Guru di SDN Junrejo 01 Batu yang telah banyak membantu

dan mendukung pelaksanaan penelitian.

10.Kedua Orang Tua Ku Bapak Yatimun Dan Manirahayu tercinta yang

telah berjuang demi kuliah dan selalu memberikan do’a dan

Semangat dalam menyelesaikan Skripsi ini

11.Kakak ku Peni Ernawati dan Sevia Ika Yuliana yang selalu

memberikan dukungan kepada ku sehingga dapat menyelesaikan

Skripsi.

12.Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang

(6)

Akhir kata semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

pembaca pada umumnya. Tak ada yang sempurna dalam setiap karya manusia,

oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar

tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Malang, Januari 2013

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitia... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 9

B. Landasan Teori ... 11

1. Pemimpin ... 11

2. Kepemimpinan ... 13

3. Gaya Kepemimpinan ... 14

(8)

5. Tujuan Kinerja ... 23

6. Faktor - Faktor yang Mempergaruhi Kinerja ... 24

7. Kinerja Guru ... 27

8. Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja ... 30

C. Kerangka Pikir ... 32

D. Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 34

B. Jenis Penelitian ... 34

C. Defisi Operasional Variabel dan Indikator ... 34

D. Populasi Dan Sampel ... 38

E. Jenis dan Sumber Data ... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 41

H. Teknik Analisa Data ... 42

I. Uji Hipotesis ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum SDN Junrejo 01 Batu ... 46

2. Visi dan Misi Sekolah ... 46

3. Struktur Organisasi SDN Junrejo 01 Batu... 49

(9)

2. Uji Realibilitas ... 64

C. HASIL ANALISIS DATA 1. Data Karakteristik Responden ... 65

a. Jenis Kelamin... 65

b. Umur ... 65

c. Status Perkawinan Responden ... 66

d. Jabatan/ Pangkat ... 67

e. Masa Bekerja ... 67

f. Pendidikan Terakhir ... 68

2. Hasil Analisis Rentang Skala ... 69

3. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ... 75

4. Hasil Uji Hipotesis ... 77

5. Pembahasan ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN82 A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 83

(10)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 9

2. Tabel 3.1 Skala Variabel Gaya Kepemimpinan ... 43

3. Tabel 3.2 Skala Variabel Kinerja ... 43

4. Tabel 4.1 Uji Validitas Variabel Gaya kepemimpinan ... 63

5. Tabel 4.2Uji Validitas Variabel Kinerja Guru ... 64

6. Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 64

7. Tabel 4.4 Data Jenis Kelamin Responden ... 65

8. Tabel 4.5 Data Usia Responden ... 66

9. Tabel 4.6 Status Perkawinan Responden ... 66

10.Tabel 4.7 Karakteristik Jabatan/ Pangkat Responden ... 67

11.Tabel 4.8 Masa Kerja Responden ... 68

12.Tabel 4.9 Pendidikan Terakhir Responden ... 68

13.Tabel 4.10 Rentang Skala Variabel Gaya kepemimpinan ... 69

14.Tabel 4.11 Rentang Skala Variabel Gaya Kinerja guru ... 71

(11)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Faktor Pengaruh Terhadap Kinerja ... 26

2. Gambar 2 Kerangka Puikir Gaya Kepemimpinan Terhadap

Kinerja Guru ... 32

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Uji Validitas

2. Lampiran 2. Uji Reliabilitas

3. Lampiran 3. Kuesioner dan Hasil Kuesioner

4. Lampiran 4. Skor Jawaban Responden

5. lampiran 5. Hasil Distribusi Jawaban Responden

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur'an dan Terjemahannya.1999.Departemen Agama , Semarang: Toha Putera

Arikunto, S .2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta

Bernadin, John H. dan Joyce E.A. Russell .1993. Human Resource Management,

Mc. Graw- Hill Companies. USA

Google, H.O.S Tjokroaminoto, (Online), www.google.com, diakses 21 Juli 2012

Ghozali .2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Universitas

Diponegoro Semarang.

Handoko .1995. Manajemen Personalia dan Manajemen SDM, Yogyakarta :

BPFE- Yogyakarta

Handoko, Reksohadiprojo. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia dan

Perusahaan. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE UGM.

Hersey, P. & K. Blanchard. 1992. Manajemen Perilaku Organisasi

(terjemahan oleh Agus Dharma). Erlangga.

Kartono, Kartini. 1985. Psikologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan

Industri, Jakarta: Rajawali Pers.

. 1992. Pemimpin Dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan

Abnormal Itu. Jakarta: Rajawali Press

Mangkunegara .2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,

(14)

. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nawawi .2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif,

Cetakan Ke-4, Yogyakarta : Gajah Mada Univercity Press.

Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Robbins, Sthepen P.2001. Perilaku Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia, PT.

Indeks, Terjemahan Tim Indeks, Jilid II, Jakarta.

Robins, Coulter.2002. Prinsip Perilaku Organisasi , Edisi V, Cetakan ketujuh,

Jakarta: Erlangga.

Sastrohadiwiryo,Siswanto.2003.Manajemen Tenaga Kerja Indonesia: Pendekatan

Administratif dan Operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Simamora, Henry .2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara,

Cetakan Kesepuluh, Jakarta.

Soedjono.2005. “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan

Kepuasan Kerja Karyawan pada Terminal Penumpang Umum di Surabaya”,

Vol 7 no 1, Maret 2005.

Sugiyono .2003. Metodologi Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta

Sutopo, Soemanto. 1984. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Bandung:

Bina Aksara.

Tampubolon, Biatna. D. 2007. “Analisis Faktor Gaya Kepemimpinan Dan Faktor

Etos Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Organisasi Yang Telah

(15)

Thoha, Miftah .2004. Perilaku Organisai Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:

PT.Raja Grafindo Persada

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 20 TAHUN 2003

TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Umar, Husein.2001. Riset Akuntansi: Metode Riset Sebagai Cara Penelitian

Ilmiah , Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Westra, Pariata . 1997. Manajemen Personalia. Yogyakarta : Liberti

Wibowo. (2007). Manajemen kinerja Edisi kedua. Jakarta: PT Rajagrafindo

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan sumber daya manusia merupakan pengaruh sangat penting

bagi kesuksesan dan kesinambungan pembangunan oleh karena itu pembangunan

dan peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak diperlukan, dalam konteks

pembangunan sumber daya manusia dalam kelompok, group atau organisasi,

kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang penting. Kepemimpinan yang

ada akan mempengaruhi kelompok di dalam mencapai tujuan. Cara seseorang

memimpin dapat membawa kelompok atau organisasi tersebut ke arah

keberhasilan atau ketidak berhasilan dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Gaya kepemimpinan atau style banyak mempengaruhi terhadap

keberhasilan seseorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahannya.

Pencapaian tujuan setiap organisasi di pengaruhi suatu perilaku organisasi yang

merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap para pelaku yang terdapat dalam

organisasi. Kegiatan paling lazim yang dinilai dalam suatu organisasi adalah

kinerja, yaitu bagaimana dia melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan

suatu pekerjaan, jabatan atau peranan dalam organisasi.

Sekolah merupakan sistem organik atau sistem manusiawi dimana

hubungan antara individu yang terlibat merupakan kunci berfungsingnya sistem.

(17)

2

melainkan berpengaruh untuk keseluruhan sistem. Setiap individu atau bagian dari

sekolah harus memahami bahwa pekerjaannya berpengaruh terhadap orang lain,

dan masing-masing harus bekerja sama untuk meningkatkan kinerja sekolah

sebagai suatu system. Kualitas sekolah tidak hanya dapat terwujud hanya sebagian

dari system, karena itu kualitas setiap bagian dari sistem harus ditingkatkan.

Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan,

khususnya kecakapan dan kelebihan suatu bidang, sehingga Dia mampu untuk

mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapain satu atau beberapa tujuan, jadi pemimpin itu

seseoarang memiliki kelebihan, sehingga dia mempunyai kekuasaan dan

kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing bawahan, juga mendapat

pengakuan serta dukungan dari bawahannya, sehingga dapat menggerakkan

bawahan ke arah pencapaian tujuan tertentu.

Gaya kepemimpinan terwujud melalui interaksi antara pemimipin dengan

orang-orang yang dipimpin yang terjadi dalam berbagai kondisi yang

mempengaruhinya, pengklasifikasian berbagai gaya dalam interaksi atau gaya

kepemimpinan, perwujutan gaya kepemimpinan secara nyata tidak dapat lepas

dari pengaruh kondisi yang selalu beuabah-ubah yang bersifat incidental (sesaat)

kondisi yang berbeda-beda dan mungkin juga bervariasi dengan demikian

penerapan setiap gaya kepemimpinan tergantung pada kemampuan pemimpin

dalam menganalisis dan memanfaatkan kondisi itu, setiap pemimpin akan

(18)

3

Kepemimpinan Autokratis, Gaya kepemimpinan Demokratis / Partisipatif, Gaya

Kepemimpinan Laissez-faire (Kendali Bebas)

Kinerja Menurut Mangkunegara (2001: 67) berasal dari kata job

performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya

yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinierja adalah hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan. Kinerja dapat dipandang sebagai proses

maupun hasil pekerjaan. Kinerja merupakan suatu proses tentang bagaimana suatu

pekerjaan itu berlangsung untuk mencapai hasil kerja.

Kinerja tingkat tinggi adalah hasil dari melakukan sesuatu yang benar pada

waktu yang tepat Robin (2006) dalam Wibowo(2007:81). Dari pengertian ini

bagaimana anda bertindak (how you act) dan bukan tentang apa atau siapa anda

(what you are who you are), sehingga anda dapat melakukan dan menentukan

kinerja anda. Efektifitas setiap tindakan tergantung pada situasi. Kinerja yang

efektif dalam pekerjaan adalah hasil melakukan sesuatu hal yang benar pada

waktu yang tepat (doing the right things at the right time), atau hal yang benar

untuk pekerjaan spesifik pada waktu yang spesifik, Wibowo (2007:81).

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses mencerdaskan kehidupan

bangsa dan pengembangan manusia Indonesia seutuhnya, dijelaskan dalam

Sisdiknas pasal 3 Bab 3 (2003:5) "Bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk wadah serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

(19)

4

bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung

jawab"

Kinerja guru mengacu pada tingkah laku saat mengajar di kelas" Tingkah

laku merupakan sesuatu yang sangat penting dalam menciptakan suasana belajar

mengajar yang Kondusif. Motivasi akan timbul dalam diri guru apabila ada

perhatian, kesesuaian, kepercayaan dan kepuasan yang diberikan kepala sekolah,

serta komunikasi yang lancar antara guru dan kepala sekolah dan guru dengan

guru, akan dapat meningkatkan kinerja. Menurut Robins (2001:2004) kinerja guru

dapat ditinjau dari integritas, kemampuan, konsisten, kesetiaan, dan keterbukaan,

sedangkan menurut Davis dalam Mangkunegara (2001:67) kinerja guru dapat

dilihat dari dua aspek yaitu aspek kemampuan dan aspek motivasi.

Penulis untuk melihat kinerja menggunakan penilainan seperti kesetiaan

adalah tekad dan kesanggupan untuk mentaati, melaksanakan dan mengamalkan

sesuatu yang ditaati dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab, prestasi kerja

adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas

dan pekerjaan yang diberikan kepadanya, Tanggung Jawab, Ketaatan adalah

kesanggupan seseorang untuk menaati segala ketetapan, peraturan yang berlaku

dan menaati perintah yang diberikan atasan yang berwenang. Kejujuran adalah

ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta

kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang telah diberikan

kepadanya. Prakarsa adalah kemampuan seseorang tenaga kerja untuk mengambil

(20)

5

dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari

atasan.

Penerapan gaya kepemimpinan kepala sekolah yang tepat akan

mempunyai pengaruh yang berarti dalam pengambilan keputusan, maupun dalam

mempengaruhi guru untuk melakukan pekerjaan yang lebih efisien dan efektif

untuk mencapai kinerja guru yang baik. Kepemimpinan yang handal sangat

diperlukan untuk memotivasi guru agar bekerja lebih baik demi tercapainya tujuan

organisai tersebut karena kepemimpinan adalah sutau proses mempengaruhi

kegiatan seseoarng atau kelompok dalam usaha pencapaian tujuan organisasi

Hersey dan Blancard (1992:22).

Sekolah Dasar Negeri Junrejo 01 Batu beralamat di Jln. Hasanudin No 51

Junrejo, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kabupten/ Kota Batu, Jawa

Timur,Nomor Telp/HP (0341) 9679907 / 081555715235. Sekolah Dasar Negeri

Junrejo 01 Batu merupakan marger dari Sekolah Dasar Negeri Junrejo 01 Batu

dan Sekolah Dasar Negeri Junrejo 02 Batu pada tahun 2007. Penggabungan ini di

karenakan untuk meningkatkan standart dan mutu, akan tetapi tidak bisa lepas dari

permasalahan-permasalahan.

Hasil wawancara dengan kepala sekolah dapat diketahui dapat diketahui

hal-hal sebagai berikut, pada tahun 2009 mengalami pergatian Kepala Sekolah,

dan Kepala sekolah ini tergolong usia muda dari pada guru-gurunya, namun

kepala sekolah yang baru langsung dihadapkan dengan permasalahan, pada awal

kepemimpinannya permasalahan yang dihadapi oleh Kepala Sekolah yang baru

(21)

6

dalam tugas kurang ketaatannya,kurang kesetiaan dan kurang tanggung jawab.

Penentuan tujuan organisai seperti visi dan misi belum sampai ke semua bawahan

atau semua anggota organisasi,sehingga kurang kerja sama antar anggota

oraganisasi. Pembagian tugas yang kurang jelas dan terarah,sehingga guru kurang

dalam prakarsa dan prestasi. Komunikasi yang kurang dapat dilihat tidak adanya

rapat-rapat non-formal dalam membahas kinerja dan organisasi, sehingga

kejujuran guru kurang. Berangkat permasalahan-permasalahan Kepemimpinan

dan Kinerja tersebut dan saran dari kepala sekolah maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul:

" PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA GURU"

B. Perumusan Masalah

Arikunto (2006:19) menyatakan bahwa dalam suatu penelitian, agar dapat

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka peneliti haruslah merumuskan

masalahnya dengan jelas, sehingga akan jelas darimana harus mulai kemana harus

pergi dan dengan apa. Perumusan masalah juga diperlukan untuk mempermudah

menginterpretasikan data dan fakta yang diperlukan dalam suatu penelitian.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah Gaya Kepemimpinan di SDN Junrejo I Batu?

2. Bagaimanakah kondisi kinerja guru di SDN Junrejo 1 Batu?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Gaya Kepemimpina terhadap

(22)

7

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dilakukan dengan tujuan agar pokok permasahan yang

diteliti tidak terlalu meluas sebagaimana yang sudah ditentukan dan penelitian

lebih jelas,terarah dan tidak menyimpang dari permasalahan yang ada, kemudian

penelitian berfokus pada tujuan yang diteliti yaitu Gaya Kepemimpinan

Autokratis, Gaya kepemimpinan Demokratis / Partisipatif, Gaya Kepemimpinan

Laissez-faire (Kendali Bebas). Gaya Kepemimpinan sebagai variabel (X) dan

kinerja Guru sebagai variabel (Y), kemudian penelitian ini dibatasi pada selurah

Guru SDN Junrejo 1 Batu yang berjumlah 30 orang.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendiskripsikan bagaimana Gaya Kepemimpinan yang diterapkan di SDN

Junrejo 01 Batu.

2. Mendiskripsikan bagaimanakah kinerja Guru di SDN Junrejo 1 Batu.

3. Mendiskripsikan pengaruh yang signifikan antara Gaya Kepemimpman

terhadap kinerja guru di SDN 1 Batu.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi institusi, diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi

untuk meninjau kembali terhadap kebijakan yang telah dilakukan

(23)

8

2. Bagi para peneliti, sebagai salah satu bahan kajian empirik terutama

menyangkut perilaku organisasi khususnya bidang Kepemimpinan

(24)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian – penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk

melakukan penelitian. Penelitian – penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah

gaya kepemimpinan dan kinerja, dan beberapa penelitian lain yang masih

memiliki kaitan dengan variabel dalam penelitian ini.

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Saat ini Judul Penelitian Variabel Metode

(25)

10

Judul Penelitian Variabel Metode Analisis

Penelitian terdahulu yang dilakukan Zuliandri (2008) yang berjudul

“Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Kariawan PT Bank Rakyat

Indonesia Tbk, Devisi Bisnis Wilayah Kerja Curup Bengkulu” dengan variabel

bebas gaya kepemimpinan berorientasikan hubungan tugas & gaya kepemimpinan

berorientasikan hubungan dan variabel terikat: kinerja kesetiaan kejujuran

kedisiplinan kreatifitas kerja sama kepemimpinan kepribadian prakarsa kecakapan

tanggung jawab, Metode Analisis Regresi linier berganda, Rantang Skala , Uji F

dan uji T, Koefisien regresi. Hasil dari penelitian tersebut adalah Kepemimpinan

situasional yaitu gaya instruktif, konsultatif, dan delegatif dalam kepemimpinan

perpangur positif dan signifikan terhadap kenerja kariawan, sedangkan gaya

(26)

11

Ayuanda (2002) “Pengarug Gaya Kepemimpina Terhadap Kinerja

Kariawan PT Bank Pembangunan Jabang Jawa Timur Cabang Jember” dengan

variabel bebas gaya kepemimpinan beroriataskan tugas dan gaya kepemimpinan

berorientasikan hubungan sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja dengan

indikator kesetiaan, kejujuran, kedisiplinan, kreatifitas, kerja sama,

kepemimpinan, kepribadian, prakarsa, kecakapan, tanggung jawab. Metode

analisis yang digunakan regresi linier berganda, rantang skala, uji f dan uji ,

koefisiensi regresi. Hasil dari penelitian tersebut adalah Kepemimpinan

situasional yaitu gaya instruktif, konsultatif, dan delegatif dalam kepemimpinan

perpangur positif dan signifikan terhadap kenerja kariawan, sedangkan gaya

kepemimpinan yang paling dominan adalah gaya kepemimpinan partisipasif.

Pososisi peneliti yang sekarang adalah melanjutkan penetian dengan

mengunakan varibel yang berbeda. Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah

pada varibel bebas, yaitu menggunakan teori kepemimipinan White dan Lippit

yang dikutip oleh Reksohadiprojo dan Handoko(2001:298) yaitu gaya

kepemimpinan Laissez-faire, Otokratis dan Demokratis, sedangkan variabel

terikatnya adalah kinerja dengan indikator kesetiaan, prestasi kerja, tanggung

jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama dan prakarsa. Metode analisis data pada

penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana, rentang skala dan uji F.

B. Landasan Teori 1. Pemimpin

Tiga teori menojol munculnya pemimpin menurut Kartono (1992: 33)

(27)

12

a. Teori genetis menyatakan sebagai berikut:

1. Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh

bakat-bakat alami yang luar biasa sejak lahirnya.

2. Dia ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin dalam situasi

dan kondisi bagaimanapun juga, yang khusus.

3. Secara filosofi, teori tersebut menganut pandangan deterministis.

b. Teori social (lawan teori genetis) menyatakan sebagai berikut:

1. Pemimpin itu harus disiapkan, dididik, dan dibentuk, tidak terlahirkan

begitu saja.

2. Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan

pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri.

c. Teori ekologis dan sintetis (muncul sebagai reaksi dari kedua teori tersebut

lebih dahulu), menyatakan bahwa seorang akan sukses menjadi pemimpin,

bila sejak lahirnya di memiliki bakat kepemimpinan, dan

bakat-bakat ini sempat dikembangkan melaui pengalaman dan usaha pendidikan;

juga sesuai dengan tuntunan lingkungan/ ekologisnya.

Kelompok-kelompok manusia itu dimana pun juga selalu hidup bersama

dan bekerja secara koorperatif di berbagai bidang kehidupan untuk mencapai

tujuan tertentu atau untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Anggota

kelompok itu mungkin sedikit, mungkin pula banyak sekali jumlahnya, dan

semuanya perlu diatur secara tertib demi efisiensi hidup dan demi

memaksimalkan pencapaian tujuan, Sehubungan dengan itu, perlu adanya

(28)

13

Menurut Kartini Kartono (1985:191) pemimpin adalah seorang memiliki

kelebihan sehingga dia mempunyai kekuasaan dan kewibawaan untuk

mengarahkan dan membimbing bawahan, juga mendapat pengakuan serat

dukungan dari bawahannya, sehingga dapat menggerakkan bawahan kearah

pencapaian tujuan tertentu. Fairchild dalam Kartini Kartono (1985:192)

menyatakan sebagai berikut: pemimpin dalam pengertian yang luas adalah

seseorang yang memimpin, dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial

dengan mengatur. Menunjukkan, mengorganisasi atau mengkontrol usaha/upaya

orang lain, atau melalui prestise, kekuasaan atau posisi, dalam pengertian terbatas,

pemimpin adalah seseoarang yang membimbing-memimpin dengan bantuan

kualitas-kualitas persuasifhya, dan penerimaan secara sukarela oleh pengikutnya.

Alle dalam Kartini Kartono (1985:192) menyatakan pemimpin itu adalah

pemandu, penunjuk, penuntun, komandan. Dari berbagai pengertian tersebut dapt

ditarik kesimpulan bahwa pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan

khusus, dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompak

yang dipimpinnya untuk melakukan usaha bersama mengarah pada pencapaian

sasaran-sasaran tertentu.

2. Kepemimpinan

Menurut Soetopo & Soemanto (1984: 1) Kepemimpinan adalah suatu

kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapai

tujuan dari kelompok itu yaitu tujuan bersama. Kartini Kartono (1992: 49) dalam

bukunya "Pemimpin dan Kepemimpinan" mengemukakan definisi kepemimpinan

(29)

14

kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk

mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai sasaran. Sedangkan menurut

Stoner dalam Handoko (1995) Kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan

dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang

saling berhubungan tugasnya.

Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain,

atau seni mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi manusia

baik perorangan maupun kelompok. Thoha (2004: 264), dari berbagai pengertian

diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan

seorang pemimpian untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk

bekerjasama mencapai suatu tujuan kelompok.

3. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan dalam Islam adalah seperti yang dilakukan Nabi

Muhammad SAW. Dimana gaya kepemimpinan Nabi sesuai dengan ayat-ayat

Allah SWT (Al Qur'an), seperti diriwayatkan dari Aisyah ra bahwa akhlak

Rasulullah SAW itu adalah Al Qur'an. Artinya setiap tindakan Nabi SAW adalah

sesuai dengan petunjuk Al Qur'an atau tindakan Nabi itu adalah manifestasi dari

Al Qur'an.

Firman Allah SWT ; Artinya : "Dan Kami jadikan di antara mereka

imam-imam (pemimpin) yang memberikan petunjuk dengan perintah Kami tatkala

mereka sabar, dan adalah mereka yakin kepada ayat-ayat Kami". (As Sajdah :

(30)

15

a. Pertama: Karunia Allah

Pemimpin itu adalah karunia Allah. Bagi si pemimpin, jabatan itu

sebagai karunia dari Allah. Baginya juga bakat atau kemampuan

memimpin adalah karunia dari Allah semata. Bagi kelompok/ organisasi,

pemimpin itu juga karunia Allah SWT. (Imraan : 26 di atas) Bila

pemimpin menyadari keberadaannya sebagai karunia Allah dan dia

termasuk orang yang beriman dan taqwa, maka setiap tindakannya akan

berpedornan pada Al Qur'an. Bila pemimpin berbuat sesuai Al Qur'an

maka kewajiban pengikutnya adalah patuh dan tetap dalam jama'ah, tetap

dalam barisan, menjaga persatuan dan kesatuan kelompok sesuai dengan

Firman Allah SWT ; Artinya : "Hai orang-orangyang beriman, ta'atlah

kamu kepada Allah dan ta'atlah kamu kepada Rasul dan kepada

pemangku kekuasaan di antaramu. Maka jika kamu berselisih dalam

sesuatu (urusan), kembalikanlah ia kepada (Kitab) Allah dan (Sunnah)

Rasul, jika hamu benar-benar beriman terhadap Allah dan hari kemudian.

Itulah yang lebih baik dan lebih bogus kesudahannya" (AnNisaa': 59)

b. Kedua: Pemimpin memberi petunjuk berdasar Al Qur'an.

Al Qur'an banyak ayat yang mengharuskan seseorang itu untuk

berlaku baik yang dapat dijadikan pedoman memimpin, yaitu adil, sabar,

pema'af, shilaturahmi, amanah, musyawarah, tidak berbuat kerusakan,

(31)

16

c. Ketiga : Sabar dalam memimpin.

Yaitu sabar menjalankan tugas; sabar menghadapi situasi yang

gawat sekalipun; sabar dalam mengambil keputusan (tidak buru buru).

Sabar ini hanya terlihat pada diri orang beriman yang taqwa yaitu yang

sabar dalam ta'at melaksanakan perintah-Nya dan sabar dalam ta'at

menjauhi larangan-Nya.

d. Keempat: Yakin pada ayat Allah.

Pemimpin harus yakin kepada ayat-ayat Allah baik yang tertulis

dalam Al Qur'an maupun yang tertulis di alam ini. Yakin akan

kebenarannya dan yakin bahwa itu semua berasal dari sisi Allah. Firman

Allah SWT ; Artinya : "Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Qur 'an

dan sesungguhnya Kami memeliharanya". (Al Hijr : 9). Itulah sebabnya

kita dituntut untuk memilih pemimpin dari kaum Muslimin yang tinggi

taqwanya (Yunus : 62 63) agar dia dapat melaksanakan keempat hal di

atas. Firman Allah SWT ; Artinya : "Ketahuilah, Sesungguhnya wali-wali

Allah itu tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak berduka cita, (yaitu)

orang-orang yang beriman dan mereka adalah orang-orang yang

bertaqwa". (Yuunus : 62-63) Firman Allah SWT dalam Al Qur'an

menegaskan : Artinya : "Janganlah orang-orang mukmin mengambil

orang kafir jadi pemimpin selain dari orang mukmin. Barangsiapa

berbuat demikian maka tidak ada perhubungannya dengan Allah

(32)

17

mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya, dan

hanya kepada Allah tempat kembali". (Ali Imraan : 28)

Kepemimpinan merupakan tulang punggung pengembangan organisasi

karena tanpa kepemimpinan yang baik akan sulit mencapai tujuan organisasi.

Apabila seorang pemimpin berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain,

maka orang tersebut perlu memikirkan gaya kepemimpinannya. Gaya

kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin melaksanakan fungsi

kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh mereka yang berusaha

dipimpinnya atau mereka yang mungkin sedang mengamati dari luar (Robert,

1992) dalam Reksohadiprojo dan Handoko(2001). James et. al. (1996)

Tampubolon (2007) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah berbagai pola

tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan

mempengaruhi pekerja. Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai

hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan

seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya

Tampubolon (2007). Model Universitas Iowa Ronald Lippit dan Ralph K. White

yang dikutip yang dikutip oleh Reksohadiprojo dan Handoko(2001:298)

menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan ada 3 (tiga) macam sebagai berikut:

1) Otoriter, Otokratis dan diktator. Kepemimpinan gaya ini adalah

kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang

(33)

18

2) Demokratis, adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia

bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara

berbagai kegiatan yang akandilakukan ditentukan bersama antara

pimpinan dan bawahan.

3) Laissez-faire (kebebasan), liberal. Adalah kemampuan mempengaruhi

orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang dilakukan lebih banyak

diserahkan ke bawahan.

a. Gaya Kepemimpinan Autokratis

Robbins dan Coulter (2002) menyatakan gaya kepemimpinan

autokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung rnemusatkan

kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte bagaimana tugas haras

diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak, dan meminimalisasi

partisipasi karyawan. Menurut White dan Lippit yang dikutip oleh

Reksohadiprojo dan Handoko (2001) ciri-ciri gaya kepemimpinan

autokratis:

1) Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin.

2) Teknik dan langkah-langkah kegiatannya didikte oleh atasan setiap

waktu, sehingga langkah-langkah yang akan datang selalu tidak pasti

untuk tingkatan yang luas.

3) Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama

setiap anggota.

(34)

19

5) Pemimpin cenderung menjadi "pribadi" dalam pujian dan

kecamannya terhadap kerja setiap anggota, mengambil jarak dari

partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukkan keahliannya.

b. Gaya kepemimpinan Demokratis / Partisipatif

Menurut Robbins dan Coulter (2002), gaya kepemimpinan

demokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung mengikut sertakan

karyawan dalam pengambilan keputusan, mendelegasikan kekuasaan,

mendorong partisipasi karyawan dalam menentukan bagaimana metode

kerja dan tujuan yang ingin dicapai, dan memandang umpan balik sebagai

suatu kesempatan untuk melatih karyawan. Menurut White dan Lippit

yang dikutip oleh Reksohadiprojo dan Handoko (2001) ciri-ciri gaya

kepemimpinan demokratis:

1) Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan

diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.

2) Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan

kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis

pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat

dipilih.

3) Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan

pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.

4) Pemimpin adalah objektif atau fact-minded dalam pujian dan

kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa

(35)

20

c. Gaya Kepemimpinan Laissez-faire (Kendali Bebas)

Gaya kepemimpinan kendali bebas mendeskripsikan pemimpin

yang secara keseluruhan memberikan karyawannya atau kelompok

kebebasan dalam pembuatan keputusan dan menyelesaikan pekerjaan

menurut cara yang menurut karyawannya paling sesuai Robbins dan

Coulter(2002). . Menurut White dan Lippit yang dikutip oleh

Reksohadiprojo dan Handoko (2001).

ciri- ciri gaya kepemimpinan kendali bebas:

1) Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan

partisipasi minimal dari pemimpin.

2) Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin yang

membuat orang selalu siap bila dia akan member informasi pada saat

ditanya.

3) Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan

tugas.

4) Kadang-kadang member komentar spontan terhadap kegiatan anggota

atau pertanyaan dan tidak bermaksud menilai atau mengatur suatu

kejadian.

4. Kinerja

Suata organisasi didirikan karena ingin mempunyai tujuan yang ingin dan

harus dicapai. Untuk meneapai tujuan setiap organisasi di pengaruhi suatu

perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap para

(36)

21

suatu organisasi adalah kinerja, yakni bagaimana dia melakukan segala sesuatu

yang berhubungan dengan suatu pekerjaan, jabatan atau peranan dalam organisasi.

Kinerja guru mengacu pada tingkah laku saat mengajar di kelas" Tingkah

laku merupakan sesuatu yang sangat penting dalam menciptakan suasana belajar

mengajar yang kondusif Motivasi akan timbul dalam diri guru apabila ada

perhatian, kesesuaian, kepercayaan dan kepuasan yang diberikan kepala sekolah,

serta komunikasi yang lancar antara guru dan kepala sekolah dan guru dengan

guru, akan dapat meningkatkan kinerja"

Menurut Mangkunegara (2001: 67) istilah kinerja berasal dari kata job

performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya

yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinierja adalah hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan. Kinerja dapat dipandang sebagai proses

maupun hasil pekerjaan. Kinerja merupakan suatu proses tentang bagainiana suatu

pekerjaan itu berlangsung untuk niencapai hasil kerja.

Joyce dan Russel (1993), bahwa kinerja sebagai catatan keberhasilan yang

dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu/kegiatan selama periode tertentu.

Menurutnya ada enam kategori untuk mengukur kinerja karyawan yaitu kualitas,

kuantitas, ketepatan waktu, efektifitas, kemandirian dan komitmen kerja.

Selanjutnya Kinerja merupakan hasil pelaksanaan suatu pekerjaan baik bersifat

fisik/material maupun non fisik/non material Nawawi (2005).

Cokroaminoto (2007) pengertian kinerja karyawan menunjuk pada

(37)

22

menjadi tanggungjawabnya. Tugas-tugas tersebut biasanya berdasarkan

indikator-indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan. Sebagai hasilnya akan diketahui

bahwa seseorang karyawan masuk dalam tingkatan kinerja tertentu. Tingkatannya

dapat bermacam istilah. Kinerja karyawan dapat dikelompokkan ke dalam:

tingkatan kinerja tinggi, menengah atau rendah, dapat juga dikelompokkan

melampaui target, sesuai target atau di bawah target. Berangkat dari hal-hal

tersebut, kinerja dimaknai sebagai keseluruhan "unjuk kerja" dari seorang

karyawan.

Menurut Miner (1990), kinerja adalah bagaimana seseorang diharapkan

dapat berfungsi dan berperilaku sesuai dengan tugas yang telah dibebankan

kepadanya. Setiap harapan bagaimana seseorang harus berperilaku dalam

melaksanakan tugas, berarti menunjukkan suatu peran dalam organisasi. Bain

(1982) dalam Smith (1996) yang menyatakan kinerja sebagai kontribusi terhadap

hasil akhir organisasi dalam kaitannya dengan sumber yang dihabiskan, dan

diukur dengan indikator kualitatif dan kuantitatif Belcher (1987), dalam

Wibowo(2007). Penilaian instrumen dilakukan untuk menilai persepsi pekerja

akan kinerja diri mereka sendiri dalam kaitanny^ dengan item-item seperti output,

pencapaian tujuan, pemenuhan deadline, penggunaan supplay, jam kerja dan ijin

sakit.

Kinerja tingkat tinggi adalah hasil dari melakukan sesuatu yang benar pada

waktu yang tepat Robbins (2006) dalam Wibowo(2007:81), dari pengertian ini

bagaimana anda bertindak (how you act) dan bukan tentang apa atau siapa anda

(38)

23

kinerja anda. Efektifitas setiap tindakan tergantung pada situasi. Kinerja yang

efektif dalam pekerjaan adalah hasil melakukan sesuatu hal yang benar pada

waktu yang tepat (doing the right things at the right time), atau hal yang benar

untuk pekerjaan spesifik pada Waktu yang spesifik, Wibowo (2007:81)

5. Tujuan Kinerja

Kinerja merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya organisasi untuk

mencapai tujuan organisasi. Tujuan adalah tentang arah secara umum, sifatnya

luas, tanpa batasan waktu dan tidak berkaitan dengan prestasi tertentu dalam

jangka waktu tertentu. Tujuan merupakan sebuah aspirasi. Apabila orang

mengetahui dan meemahami apa yang diharapkan dari mereka dan mengambil

bagian dalam membentuk harapan tersebut, mereka akan memberikan usaha

terbaiknya untuk mendapatkanya. Kapasitan untuk mendapatkan harapan

tergantung pada tingkat yang dicapai oleh individu dan tiru, tingkat dukungan

yang diberikan manajemen, proses, system dan sumberdaya yang disediakan

organisasi bagi mereka.

Kinerja merupakan tanggung jawab setiap individu terhadap pekerjaan,

membantu mendefinisiakan harapan kinerja, mengusahakan kerangka kerja bagi

supervisor dan pekerja saling berkomunikasi. Tujuan kkierja adalah

menyesuaikan harapan kinerja individual dengan tujuan organisasi Wibowo (2007

: 48). Kesesuaian antara upaya pencapaian tujuan individu dengan tujuan

(39)

24

6. Faktor - Faktor yang Mempergaruhi Kinerja

Menurut Timple (l992:31) dalam Mangkunegara (2005:15), faktor-faktor

kinerja terdiri faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor

yang dihubungkan dengan sifat seseorang. Misalnya, kinerja seseorang baik

disebabkan karena memopunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja

yang keras, sedangkan seseorang menpunyai kinerja jelek karena mempunyai

kemampuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki upaya-upaya untuk

memperbaiki kermampuan. Faktor ekternal yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku,

sikap dan tindakan tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja

dan iklim organisasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru Kinerja Guru akan menjadi

optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen sekolah baik kepala sekolah,

fasilitas kerja, guru, karyawan, maupun anak didik. Pidarta (2007)

mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru

dalam melaksanakan tugasnya yairu :

a. Kepemimpinan kepala sekolah,

b. Fasilitas kerja,

c. Harapan-harapan, dan

d. Kepercayaan personalia sekolah.

Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru sesuai

dengan pengertian diatas, namun penulis ingin mengatuhi seberapa besar dan

(40)

25

Menurut Hendri Simamora (2001: 415), penilaian kinerja adalah suatu

proses denganya suatu organisasi mengevaluasi pelaksanaan kerja individu.

Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan- keputusan personalia dan

memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja

mereka serta memungkinkan perusahaan mengetahui seberapa baik seorang

karyawan bekerja jika dibandingkan dengan standar-standar organisasi Terdapat

beberapa indikator kinerja karyawan yaitu : (1) Loyalitas, Setiap karyawan yang

memiliki tingkat loyal yang tinggi pada perusahaan, mereka akan diberikan posisi

yang baik, hal ini dapat dilihat melalui tingkat absensi ataupun kinerja yang

mereka miliki. (2) Semangat kerja, Perusahaan hams menciptakan suasana dan

lingkungan kerja yang kondusifhal ini akan meningkatkan semangat kerja

karyawan dalam menjalankan tugas di suatu organisasi. (3) Kepemimpinan,

Pimpinan merupakan leader bagi setiap bawahannya, bertanggung jawab dan

memegang peranan penting dalam mencapai suatu tujuan. Pimpinan harus

mengikut sertakan karyawan dalam mengambil keputusan sehingga karyawan

memiliki peluang untuk mengeluarkan pendapat, ide dan gagasan demi

keberhasilan perusahaan. (4) Kerjasama, Pihak perusahaan perlu membina dan

menanamkan hubungan kekeluargaan antar karyawan sehingga memungkinkan

karyawan untuk bekerjasama dalam lingkungan perusahaan. (5) Prakarsa,

Prakarsa ini perlu dibina dan dimiliki baik itu dalam diri karyawan ataupun dalam

lingkungan perusahaan. (6) Tanggung jawab, Tanggung jawab ini harus dimiliki

(41)

26

yang rendah. (7) Pencapaian target, dalam pencapaian target biasanya perusahaan

mempunyai strategi-strategi.

Gambar 1

Faktor yang Memberikan Pengaruh Terhadap Kinerja

sumber: dessler (2001 -.214)

Soedjono (2005) menyebutkan 7 (tuju) kriteria yang dapat digunakan

untuk mengukur kinerja pegawai secara individu yakni : (1) Kualitas. Hasil

pekerjaan yang dilakukan mendekati sempurna atau memenuhi tujuan yang

diharapkan dari pekerjaan tersebut. (2) Kuantitas. Jumlah yang dihasilkan atau

jumlah aktivitas yang dapat diselesaikan. (3) Ketepatan waktu, yaitu dapat

menyelesaikan pada waktu yang telah ditetapkan serta memaksimalkan waktu

yang tersedia untuk aktivitas yang lain. (4) Efektivitas. Pemanfaatan secara

maksimal sumber daya yang ada pada organisasi untuk meningkatkan keuntungan

dan mengurangi kerugian. (5) Kemandirian, yaitu dapat melaksanakan kerja tanpa

bantuan guna menghindari hasil yang merugikan. (6) Komitmen kerja, yaitu

komitmen kerja antara pegawai dengan organisasinya dan (7) tanggung jawab

(42)

27

7. Kinerja Guru

Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan

tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran,

pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Kinerja guru

yang dicapai harus berdasarkan standar kemampuan professional selama

melaksanakan kewajiban sebagai guru di sekolah. Berkaitan dengan kinerja guru

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, terdapat Tugas Keprofesionalan

Guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal

20 (a) Tentang Guru dan Dosen yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan

proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil

pembelajaran.

Kinerja Guru yang baik tentunya tergambar pada penampilan mereka baik

dari penampilan kemampuan akademik maupun kemampuan profesi menjadi guru

artinya mampu mengelola pengajaran di dalam kelas dan mendidik siswa di luar

kelas dengan sebaik-baiknya. Unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian dalam

proses penilaian kinerja guru menurut Siswanto (2003: 234) adalah sebagai

berikut:

1. Kesetiaan

Kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan untuk menaati,

melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh

(43)

28

2. Prestasi Kerja

Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja

dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.

3. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam

menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan

sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani membuat risiko atas

keputusan yang diambilnya. Tanggung jawab dapat merupakan

keharusan pada seorang karyawan untuk melakukan secara layak apa yang

telah diwajibkan padanya. Westra (1997: 291), untuk mengukur adanya

tanggung jawab dapat dilihat dari:

a) Kesanggupan dalam melaksanakan perintah dan kesanggupan kerja.

b) Kemampuan menyelesaikan tugas dengan tepat dan benar.

c) Melaksanakan tugas dan perintah yang diberikan sebaik-baiknya.

4. Ketaatan

Ketaatan adalah kesanggupan seseorang untuk menaati segala

ketetapan, peraturan yang berlaku dan menaati perintah yang diberikan

atasan yang berwenang.

5. Kejujuran

Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak

(44)

29

6. Kerja Sama

Kerja sama adalah kemampuan tenaga kerja untuk bekerja

bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan

yang telah ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang

sebesar-besarnya. Kriteria adanya kerjasama dalam organisasi adalah:

a) Kesadaran karyawan bekerja dengan sejawat, atasan maupun bawahan.

b) Adanya kemauan untuk membantu dalam melaksanakan tugas.

c) Adanya kemauan untuk member! dan menerima kritik dan saran.

d) Tindakan seseorang bila mengalami kesulitan dalam melaksanakan

tugas.

7. Prakarsa

Prakarsa adalah kemampuan seseorang tenaga kerja untuk

mengambil keputusan langkah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan

yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu

perintah dan bimbingan dari atasan.

8. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk meyakinkan

orang lain sehingga dapat difcerahkan secara maksimal untuk

melaksanakan tugas pokok. Kepemimpinan yang dimaksud adalah

kemampuan kepala sekolah dalam membina dan membimbing guru untuk

melaksanakan KBM terutama kegiatan merencanakan, melaksanakan

proses pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran

(45)

30

terkait dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai yang

direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak setelah mengikuti

kegiatan pembelajaran.

8. Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja

Pidarta (2007) mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu:

a. Kepemimpinan kepala sekolah,

b. Fasilitas kerja,

c. Harapan-harapan, dan

d. Kepercayaan personalia sekolah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru Kinerja Guru akan menjadi

optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen sekolah baik kepala sekolah,

fasilitas kerja, guru, karyawan, maupun anak didik. Gaya kepemimpinan akan

menghasilkan kinerja, kemungkinan besar kinerja dipengamhi secara positif bila

pemimpin itu mengimbangi hal-hal yang kurang dalam diri karyawan atau dalam

situasi kerja robbins (2002: 17). Thoha (2001:43) mengemukakakn bahwa

perilaku pemimpin akan bias diterima bawahan melihat perilaku tersebut akan

merupakan sumber yang memberikan bias menjadi factor motivasi terhadap

bawahan jika:

1. Perilaku tersebut dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan bawahan

(46)

31

2. Perilaku tersebut merupakan komplemen dari lingkungan bawahan

berupa member latihan, dukungan dan penghargaan yang diperlukan

untuk mengefektifkan pelaksaan kerja.

Menurut Simamora (1995:500) dalam Mangkunegara (2005:14), kinerja

(performance) dipengaruhi oileh tiga factor, yaitu :

a. Faktor individual yang terdiri dari:

1) Kemampuan dan keahlia

2) Latar belakang

3) Demografi

b. Faktor psikologis yang terdiri dari:

1) Persepsi

2) Attitude

3) Personality

4) Pembelajaran

5) Motivasi

c. Faktor organisasi yang terdiri dari:

1) Sumberdaya

2) Kepemimpinan

3) Penghargaan

4) Struktur

5) Job design

Penerapan gaya kepemimpinan kepala sekolah yang tepat akan

(47)

32

mempengaruhi guru untuk melakukan pekerjaan yang lebih efisien dan efektif

untuk mencapai kinerja guru yang baik. Kepemimpinan yang handal sangat

diperlukan untuk memotivasi guru agar bekerja lebih baik demi tercapainya tujuan

organisai tersebut karena kepemimpinan adalah sutau proseses mempengaruhi

kegiatan seseoarng atau kelompok dalam usaha pencapaian tujuan organisai.

C. Kerangka Pikir Gaya Kepemimpinan dan Kinerja

Dalam penelitian ini dibutuhkan sebuah kerangka pikir yang berfungsi untuk

mempermudah dalam penelitian dan dalam kerangka pikir memuat secara urut

bahasan tentang bagaimana suatu penelitian sampai akhir tujuan tertentu.

Berdasarkan teori-teori yang telah disebutkan di atas bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah gaya kepemimpinan.

Gambar 2

Gaya Kepemimpinan dan Kinerja

Teoeri gaya kepemimpina yang digunakan adalah Model Universitas Iowa

Ronald Lippit dan Ralph K. White yang dikutip yang dikutip oleh

Reksohadiprojo dan Handoko(2001:298). menjelaskan bahwa gaya

(48)

33

Berdasarkan gambar diatas mengenai kerangka pikir penelitian dijelakan

bahwa untuk mengetahui kecenderungan gaya kepemimpinan apa yang diterapkan

oleh pemimpin dapat dilihat dari penentuan kebijakan, penentuan tujuan

organisai, pembagian tugas dan komunikasi, apakah dari semua indikator Gaya

Kepemimpinan (X) ditentukan oleh pemimpin (Autokratis), oleh pemimpin dan

anggota (Demokratis) dan kebebasan penuh bagi anggota serta sedikit campur

tangan pemimpin (Laissez-faire). kemudian dengan menggunakan indikator

kesetian, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, prakarsa

dapat diliha tingkat kinerja guru.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu masalah yang dihadapi dan

perlu diuji kebenarannya dengan data yang lebih lengkap dan menunjang. Dengan

demikian dapat dirumuska suatu hipotesis yaitu:

1. Diduga gaya kepemimipinan berpengaruh signifikan terhapap kinerja guru

Gambar

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Saat ini
Gambar 1 Faktor yang Memberikan Pengaruh Terhadap Kinerja
Gambar 2 Gaya Kepemimpinan dan Kinerja

Referensi

Dokumen terkait

a) Jenis bahan akan mempengaruhi distribusi suhu proses gasifikasi sampah organik. Gasifikasi dengan bahan bakar sekam padi akan menghasilkan laju kenaikan suhu

Meriam adalah sebuah senjata yang digunakan ketika terjadi perang. Meriam berbentuk tabung yang memiliki laras panjang dan dilengkapi dengan lubang mesiu. Meriam

Balai Riset dan Observasi Laut sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari BRSDM KP melakukan kegiatan riset dan observasi sumber daya laut di bidang fisika dan

Penelitian ini dilakukan mengetahui pengaruh paparan musik Jawa terhadap perilaku depresi tikus putih (Rattus norvegicus) yang dipapar stres kronik.. Metode:

Pengamatan User Experience dan Kebutuhan Pengguna pada penerapan metode cetakan custom implan pada bedah cranioplasty dan craniofacial yang dicetak dengan printer 3D

Dari wawancara yang berhasil dikumpulkan dari responden yang memasang jerat, ditemukan bahwa tikus adalah hewan yang paling sering dijerat sebesar 65,62%, sebanyak

Dalam hal Manajer Investasi menerima atau menyimpan permohonan penjualan kembali Unit Penyertaan dalam 1 (satu) Hari Bursa lebih dari 10% (sepuluh persen) dari

Adapun dasar yang dijadikan Majelis Hakim sebagai bahan pertimbangan dalam menolak eksepsi atas kompetensi relatif ini adalah berpegang pada UndangUndang No.7 Tahun 1989 Pasal 73 ayat