• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN BAGIAN ACCOUNT OFFICER (AO) PT. BANK DANAMON, Tbk. CLUSTER MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN BAGIAN ACCOUNT OFFICER (AO) PT. BANK DANAMON, Tbk. CLUSTER MALANG"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI TERHADAP SEMANGAT KERJA

KARYAWAN BAGIAN

ACCOUNT OFFICER (AO)

PT. BANK DANAMON, Tbk. CLUSTER

MALANG

SKRIPSI

Disusun oleh:

SYAMSUDIN

07610264

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIAH MALANG

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi

yang

berjudul

“PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI

TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN BAGIAN ACCOUNT OFFICER

(AO) PT. BANK DANAMON, Tbk. CLUSTER MALANG”

disusun untuk

memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Kesarjanaan di bidang

Ekonomi, program studi Manajemen pada Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha memberi sebaik mungkin

namun demikian, penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan

pengetahuan serta pengalaman penulis. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa

adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1.

Dr. H. Nazaruddin Malik, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Malang.

2.

Dr. Marsudi, MSi, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas

Muhammadiyah Malang.

3.

Dra. Aniek Rumijati, MM selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah sudi

meluangkan waktuya untuk mengoreksi serta memberikan petunjuk yang

(5)

4.

Drs. Ach. Mohyi, MM, selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang penuh

kesabaran telah memberikan bimbingan serta petunjuk hingga selesainya

penulisan skripsi ini.

5.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu terselesaikannya skripsi ini baik materiil maupun spirituil.

Akhirnya segala amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis semoga

mendapat balasan dari Allah SWT. dan penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 06 September 2014

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

KARTU KENDALI KONSULTASI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I.

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Penelitian ... 1

B.

Rumusan Masalah ... 5

C.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

1.

Tujuan Penelitian ... 5

2.

Kegunaan Penelitian... 6

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Penelitian Terdahulu ... 7

B.

Landasan Teori ... 8

1.

Pengertian Motivasi Kerja... 8

2.

Jenis Motivasi Kerja ... 9

3.

Teori Isi Motivasi ... 10

4.

Semangat Kerja ... 19

5.

Kerangka Pikir ... 27

6.

Hipotesis ... 28

BAB III. METODE PENELITIAN

A.

Lokasi Penelitian ... 29

B.

Jenis Penelitian ... 29

C.

Populasi dan sampel ... 29

D.

Sumber Data ... 30

E.

Teknik Pengumpulan Data ... 30

F.

Definisi Operasional Variabel ... 31

G.

Teknik Pengukuran Variabel ... 33

H.

Pengujian Instrumen... 34

I.

Teknik Analisis Data ... 35

(7)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil Penelitian ... 41

1.

Gambaran Umum PT Bank Danamon Indonesia Tbk ... 41

2.

Visi, Misi dan Nilai PT Bank Danamon Indonesia Tbk ... 43

3.

Struktur Organisasi ... 44

4.

Hari dan Jam Kerja...

5.

Jumlah Karyawan Pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk ... 50

6.

Aktivitas PT Bank Danamon Indonesia Tbk ... 51

7.

Organisasi dan Personalia ... 54

B.

Gambaran Karakteristik Responden ... 55

C.

Hasil Uji Instrumen ... 61

D.

Hasil Analisis Data ... 66

1.

Hasil Analisis Rentang Skala ... 66

2.

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 73

3.

Pembahasan Hasil Penelitian ... 83

BAB V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 87

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Teori Hirarki Kebutuhan Maslow ... 11

Gambar 2.2 Motivasi dan Semangat Kerja ... 27

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Cabang Pembantu PT. Bank

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Fasilitas Kerja PT. Bank Danamon, Tbk ... 3

Tabel 3.1 Rentang Skala Penilaian Variabel Motivasi dan Semangat Kerja ... 36

Tabel 4.1 Jumlah Karyawan Pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk ... 51

Tabel 4.2 Jam Kerja Karyawan PT Bank Danamon Indonesia Tbk ... 54

Tabel 4.3 Kebijakan Kompensasi Pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk ... 55

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 56

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 58

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... 59

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Tanggungan Keluarga... 60

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Status Kerja Responden ... 61

Tabel 4.10 Uji Validitas Variabel Kebutuhan Fisiologis (X

1

) ... 62

Tabel 4.11 Uji Validitas Variabel Kebutuhan Rasa Aman ... 62

Tabel 4.12 Uji Validitas Variabel Kebutuhan Sosial ... 63

Tabel 4.13 Uji Validitas Variabel Kebutuhan Harga Diri ... 63

Tabel 4.14 Uji Validitas Variabel Kebutuhan Aktualisasi Diri ... 64

Tabel 4.15 Uji Validitas Variabel Semangat Kerja ... 64

Tabel 4.16 Hasil Uji Reliabilitas ... 65

Tabel 4.17 Kebutuhan Fisiologis (X

1

)... 66

Tabel 4.18 Kebutuhan Rasa Aman (X

2

) ... 68

Tabel 4.19 Kebutuhan Sosial (X

3

)... 69

(10)

Tabel 4.21 Kebutuhan aktualisasikan diri (X

5

) ... 71

Tabel 4.22 Diskripsi Jawaban Responden Variabel Semangat Kerja (Y)... 72

Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi ... 74

Tabel 4.24 Rekapitulasi Hasil Analisis

Mode Summary

... 81

Tabel 4.25 Rekapitulasi Hasil Analisis Anova... 81

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1.

Angket Penelitian

2.

Skor Hasil Penelitian

3.

Hasil Distribusi Frekuensi

4.

Hasil Uji Validitas

5.

Hasil Reability

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006.

Prosedur penelitian (suatu pendekatan praktik)

.

Edisi revisi enam. Rineka Cipta. Jakarta.

Handoko, Hani, T. 2001.

Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia

.

BPFE. Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu. SP. 2002.

Manajemen Sumber Daya Manusia

. PT. Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002.

Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan

. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Nitisemito, Alex, S. 2000,

Manajemen Sumber Daya Manusia

, Jakarta : Ghalia

Indonesia.

Robbins, Stephen, 2002,

Teori Organisasi

,

Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga,

Penerbit: Prentice Hall Inc.

Sari, 2006

, Pengaruh Motivasi Terhadap Semangat kerja Karyawan Pada Toko

Buku

Gramedia

Semarang

tahun

2005

,

Skripsi

Universitas

Muhamadiyah Malang.

Sugiyono. 2002.

Metode Penelitian Bisnis

. Cetakan keempat. AlphaBeta. Jakarta.

Umar, Husein. 2003.

Metode riset bisnis (panduan mahasiswa untuk

melaksanakan riset dilengkapi contoh proposal dan hasil riset bidang

manajemen dan akuntansi)

. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Yanuar, 2005,

Pengaruh Motivasi Terhadap Semangat kerja Karyawan bagian

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Keberadaan sumberdaya manusia di dalam suatu perusahaan memegang

peranan yang sangat penting. Tenaga kerja memiliki potensi yang besar untuk

menjalankan aktivitas perusahaan. Potensi sumberdaya manusia yang ada

dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga

memberikan output yang optimal.

Beberapa hal yang perlu diantisipasi adalah kondisi yang tidak

didukung pada faktor manusia, seperti; ketidakcakapan, kurangnya kreatifitas,

inovatifnya sumberdaya manusia, merupakan penyebab kegagalan suatu

perusahaan, berbeda halnya bagi organisasi atau manusia.perusahaan yang

memiliki sumber daya manusia yang penuh kreatifitas, dan mempunyai daya

inovatif akan sangat menunjang pada suatu keberhasilan organisasi atau

perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi tujuannya, baik tujuan yang

bersifat profit oriented maupun tujuan sosial secara makro untuk memenuhi

tanggung jawab sosial dan masyarakat.

Salah satu upaya perusahaan untuk memberikan jaminan agar karyawan

tetap memiliki kemauan untuk bekerja secara maksimal diperusahaan yaitu

dengan memberikan motivasi. Motivasi pada dasarnya merupakan dorongan

yang terdapat pada diri seseorang karyawan sehingga memiliki keinginan

untuk mengikuti segala bentuk prosedur kerja yang ditetapkan oleh

(14)

sendirinya akan memberikan jaminan bahwa tujuan perusahaan akan dapat

tercapai secara maksimal dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang

dimiliki oleh perusahaan sehingga lebih memiliki semangat dalam bekerja

dperusahaan. Kenyataan tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat ketekaitan

antara motivasi dan upaya untuk meningkatkan semangat para karyawan

dalam bekerja.

PT. Bank Danamon, Tbk merupakan salah satu bank swasta yang

memiliki kinerja yang bagus terkait dengan kegiatan operasional perbankan

yang dikaitkan dengan mempertahankan kriteria sehat yang telah ditetapkan

oleh pemerintah. Kondisi tersebut tidak terlepas dari peran para karyawan

yang memiliki kompetensi di bidang perbankan. Kebijakan yang telah

ditetapkan PT. Bank Danamon, Tbk juga turut menentukan tingkat

keberhasilan para karyawan dalam bekerja, dimana salah satunya yaitu

kebijakan mengenai pemberian motivasi kerja kepada karyawan. Pemberian

motivasi kerja yang dilakukan oleh PT. Bank Danamon, Tbk yaitu

memberikan berbagai fasilitas kerja serta jaminan kehidupan yang lebih baik

dalam bekerja diperusahaan dan upaya untuk memberikan motivasi kerja

tersebut juga terkait dengan upaya untuk menciptaka semangat kerja para

(15)

Tabel 1.1

Fasilitas Kerja PT. Bank Danamon, Tbk

No. Jenis Keterangan

1 Gaji  Gaji pokok  Tunjangan  Lembur  Asuransi  Insentif

2. Fasilitas  Fasilitas kendaraan/ sepeda motor Sumber: PT. Bank Danamon, Tbk

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan PT. Bank Danamon, Tbk berupaya

untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki para karyawan melalui

peningkatan semangat kerja. Pemberian gaji dan fasilitas kerja tersebut selalu

diberikan secara tepat waktu dengan sesuai dengan proporsi yang telah

ditetantukan kepada masing-masing karyawan.

Pertimbangan PT. Bank Danamon, Tbk dalam menggerakkan bawahan

untuk mencapai tujuan melalui pemberian gaji dan fasilitas kerja tersebut

dengan tujuan akhir yaitu menciptakan semangat kerja para karyawan.

Kemudahan pembayaran gaji yang diberikan oleh perusahaan yaitu setiap

pembayaran gaji diberikan melalui rekening masing-masing karyawan

sehingga lebih praktis. Upaya nyata juga dilakukan oleh PT. Bank Danamon,

Tbk, dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan para karyawan yaitu:,

dimana besarnya gaji lama (old salary (gross) yaitu sebesar Rp. 1.719.950

sedangkan dengan adanya kebijakan baru atau new salary besarnya gaji yang

diberikan kepada karyawan yaitu sebesar Rp. 1.969.950.

Semangat kerja itu sendiri dapat terwujud apabila kebutuhan yang ada

pada diri setiap karyawan dapat terpenuhi, sehingga dapat dikatakan bahwa

(16)

seberapa jauh pemenuhan kebutuan dari masing-masing karyawan.

Pemenuhan kebutuhan karyawan adalah faktor yang penting untuk

menciptakan dorongan atau motivasi terhadap karyawan untuk melaksanakan

pekerjaan dengan baik, serta meningkatkan prestasi kerjanya, yang pada

akhirnya tujuan organisasi dapat tercapai.

Semangat kerja para karyawan pada PT. Bank Danamon, Tbk

menunjukkan adanya penurunan, salah satu indikasi adanya penurunan

tersebut yaitu peningkatan perputaran atau keluar masuknya karyawan dalam

bekerja. Kondisi ini dapat ditunjukkan data mengenai perputaran tenaga kerja

pada tahun 2010-2013 yang secara lengkap dapat ditunjukkan pada tabel 1.2.

Tabel 1.2

Tingkat Perputaran Tenaga Kerja

Pada PT. Bank Danamon, Tbk Tahun 2010-2013

Tahun Jumlah Karyawan Masuk

Jumlah Karyawan Keluar

2010 5 12

2011 8 13

2012 6 14

2013 8 10

Sumber: PT. Bank Danamon, Tbk

Berdasarkan tabel 1.2 menunjukan bahwa antara karyawan yang keluar

lebih banyak dari pada karyawan yang masuk, kondisi ini dapat dikatakan

adanya penurunan semangat kerja karyawan dalam bekerja diperusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengangkat sebuah

skripsi yang berjudul “PENGARUH PEMBERIAN MOTIVASI TERHADAP

(17)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini

penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1. Bagaimana pemberian motivasi karyawan bagian account officer (AO) pada

PT. Bank Danamon, Tbk. Cluster Malang?

2. Bagaimana semangat kerja karyawan bagian account officer (AO) PT. Bank

Danamon, Tbk. Cluster Malang?

3. Apakah terdapat pengaruh pemberian motivasi karyawan terhadap semangat

kerja karyawan bagian account officer (AO)PT. Bank Danamon, Tbk. Cluster

Malang?

4. Diantara kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial,

kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasikan diri manakah yang

paling berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan bagian account officer

(AO)PT. Bank Danamon, Tbk. Cluster Malang?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui pemberian motivasi karyawan bagian account officer (AO)

PT. Bank Danamon, Tbk. Cluster Malang

2. Untuk mengetahui semangat kerja karyawan bagian account officer (AO)PT.

(18)

3. Untuk mengetahui pengaruh pemberian motivasi karyawan terhadap semangat

kerja karyawan bagian account officer (AO)PT. Bank Danamon, Tbk. Cluster

Malang

4. Untuk mengetahui variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap

semangat kerja karyawan bagian account officer (AO) PT. Bank Danamon,

Tbk. Cluster Malang.

2. Kegunaan Penelitihan

a. Bagi PT. Bank Danamon, Tbk Cluster Malang, hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai sumbangan pemikiran pada perusahaan serta bahan

pertimbangan dalam melaksanakan kebijaksanaan yang berkaitan dengan

peningkatan semangat kerja karyawan.

b. Bagi peneliti selajutnya, untuk menambah bacaan ilmiah perpustakaan dalam

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitihan Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu Yanuar (2005) dengan judul

penelitian yaitu Pengaruh Motivasi Terhadap Semangat kerja Karyawan

bagian Produksi Pada PT. YEONG SHIN INDONESIA. Berdasarkan hasil

hipotesis yang dteliti pada penelitian bagian I menunjukkan bahwa tingginya

semangat kerja karyawan pada PT. YEONG SHIN INDONESIA dapat

dipengaruhi secara positif oleh prestasi dan dipengaruhi secara negatif oleh

pekerjaan itu sendiri. Sedangkan hasil hipotesis pada penelitian bagian II

menjelaskan bahwa tingginya semangat kerja dipengaruhi secara positif oleh

balas jasa serta dipengaruhi secara negatif oleh lingkungan kerja fisik.

Faktor-faktor lainnya tidak berpengaruh secara signifikan atau tidak termasuk dalam

variabel independen. Oleh karena itu, hal-hal yang dapat mempengaruhi

motivasi terhadap semangat kerja dapat dilakukan perbaikan secara

terus-menerus.

Sari (2006) dengan judul penelitian Pengaruh Motivasi Terhadap

Semangat kerja Karyawan Pada Toko Buku Gramedia Semarang tahun 2005.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa motivasi kerja karyawan

termasuk kategori tinggi (67,62%) dan semangat kerja karyawan juga

tennasuk kategori balk (71,91%). Hasil analisis regesi diperoleh persatnaan

regesi Y = 17,861 + 0,352X. Uji keberartian persarnaan regesi dengan uji

(20)

harga signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05, yang berarti ada motivasi

kerja dengan setnangat kerja karyawan di toko Buku Gramedia Semarang.

Besarnya pengaruh yang diberikan oleh motivasi kerja terlladap senangat

kerja karyawan dapat diketahui dari harga koefisien detenninasi atau R2 yaitu

33,11 %. Dengan demikian selain motivasi semangat kerja juga dipengaruhi

oleh faktor lain selain sebesar 64.0%.

Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu

mengenai lokasi dan teori motivasi yang digunakan, sedangkan persamaannya

yaitu sama-sama membahas mengenai pengaruh motivasi terhadap semangat

kerja karyawan.

B. Landasan Teori

1. Pengertian Motivasi Kerja

Menurut George and Jones (2005:175) “motivasi kerja adalah suatu

kekuatan psikologis di dalam diri seseorang yang menentukan arah perilaku

seseorang di dalam organisasi, tingkat usaha, dan kegigihan di dalam

menghadapi rintangan”. Sedangkan menurut Winardi (200&:1) motivasi kerja

merupakan suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia,

yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah

kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter atau

nonmoneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau

negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang

bersangkutan.

Menurut Kreitner dan Kinicki (2008:210) “motivasi adalah

(21)

kegigihan dari sikap sukarela yang mengarah pada tujuan”. Sedangkan

menurut Robbins (2002:166) motivasi didefinisikan sebagai kesediaan untuk

mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi yang

dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi sesuatu kebutuhan

individu.

Dari pengertian-pengertian motivasi di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa motivasi kerja merupakan sebagai sesuatu yang menimbulkan

semangat kerja dan menjadi landasan seseorang dalam melakukan suatu

pekerjaan.

2. Jenis Motivasi Kerja

Menurut George dan Jones (2005:177), perbedaan yang harus

diperhatikan dalam mendiskusikan motivasi adalah perbedaan antara sumber

motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Perilaku dengan motivasi intrinsik adalah

perilaku yang ditunjukkan untuk kepentingannya sendiri, dengan kata lain

sumber motivasi biasanya datang dari penunjukkan perilaku itu sendiri.

Seorang pemain violin profesional yang menikmati bermain di dalam orkestra

tanpa menghiraukan bayaran yang relatif rendah dan seorang seorang CEO

yang menghabiskan 12 jam kerja karena mereka menikmati pekerjaan mereka,

dan itu adalah motivasi intrinsik.

Perilaku dengan motivasi ekstrinsik adalah perilaku yang ditunjukkan

untuk memperoleh materi atau penghargaan sosial atauuntuk menghindari

hukuman. Perilaku tersebut ditunjukkan bukan untuk kepentingannya sendiri

tetapi lebih kepada konsekuensinya. Contoh dari motivasi ekstrinsik termasuk

(22)

ekstrinsik, termotivasi secara instrinsik, atau keduanya. Ketika karyawan lebih

terutama termotivasi secara ekstrinsik dan melakukan pekerjaan itu sendiri

tidak merupakan sumber motivasi, sangat penting bagi organisasi dan manager

untuk membuat hubungan yang jelas antara perilaku yang diinginkan

perusahaan untuk dilakukan karyawan dan hasil atau penghargaan yang

dinginkan karyawan.

Ada hubungan antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik dengan nilai

kerja intrinsik dan ekstrinsik. Karyawan yang memiliki nilai kerja intrinsik

ingin menantang pencapain, kesempatan untuk membuat kontribusi dalam

pekerjaan mereka dan perusahaan, dan kesempatan untuk mencapai seluruh

potensinya di tempat kerja. Karyawan dengan nilai kerja ekstrinsik

menginginkan beberapa dari konsekuensi kerja, misalnya menghasilkan uang,

mendapatkan status dalam sebuah komunitas, kontak sosial, dan waktu bebas

dari pekerjaan untuk waktu keluarga dan bersantai. Hal ini memberi alasan

bahwa karyawan dengan nilai kerja intrinsik yang kuat biasanya akan

termotivasi secara intrinsik di tempat kerja dan mereka yang memiliki nilai

kerja ekstrinsik akan termotivasi secara ekstrinsik.

3. Teori Isi Motivasi

Teori isi motivasi pada dasarnya ingin melihat “apa” dari motivasi

tersebut. Teori ini ingin melihat faktor-faktor dalam seseorang yang

menyebabkan ia berperilaku tertentu dan kebutuhan apa yang ingin dipenuhi

oleh seseorang.

(23)

Teori dari pada Maslow lebih dikenal dengan teori Hirarki Kebutuhan

Maslow. Konsep teorinya menjelaskan suatu hirarki kebutuhan yang

menunjukkan adanya lima tingkatan kebutuhan manusia. Kebutuhan yang

lebih tinggi akan mendorong seseorang untuk mendapatkan kepuasan atas

kebutuhan tersebut, setelah kebutuhan yang lebih rendah sebelumnya telah

dipuaskan Hirarki lima kebutuhan dasar manusia adalah :

Gambar 2.1

Teori Hirarki Kebutuhan Maslow

Sumber: Hasibuan (2003:108)

a. Kebutuhan Fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum,

perlindungan fisik, bernafas, seksual. Kebutuhan ini merupakan

kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang

paling dasar. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan fisik ini merangsang

seseorang berperilaku dan bekerja secara giat. Kebutuhan fisik ini

termasuk kebutuhan utama.

b. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman,

bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup. Kebutuhan akan keamanan Physiological needs Security of Safety Affiliation or Acceptance

Esteem or status

(24)

dan kesehatan jiwa di tempat pekerjaan membutuhkan alat pelindung

seperti masker bagi tukang las yang diberikan oleh manajer. Pentingnya

memuaskan kebutuhan ini jelas terlihat pada organisasi modern, tempat

pimpinan organisasi mengutamakan keamanan dan keselamatan dengan

menggunakan alat-alat canggih atau pengawalan. Bentuk lain dari

pemuasan kebutuhan ini dengan memberikan perlindungan asuransi

(astek) kepada para karyawan.

c. Kebutuhan untuk merasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh

kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta

dicintai. Manusia pada dasarnya selalu ingin hidup berkelompok dan

tidak seorangpun manusia yang hidup menyendiri. Karena manusia

makluk sosial sudah jelas ia menginginkan kebutuhan-kebutuhan sosial

yang terdiri dari empat kelompok, yaitu: kebutuhan perasaan diterima

orang lain di lingkungan ia bekerja, kebutuhan perasaan dihormati,

kebutuhan akan perasaan kemajuan dan tidak seorang pun yang

menyenangi kegagalan serta kebutuhan akan perasaan ikut serta.

d. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati, dan

dihargai oleh orang lain. Idealnya prestise timbul karena adanya prestasi,

tetapi tidak selamanya demikian. Akan tetapi perlu diperhatikan oleh

pimpinan bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam masyarakat

atau posisi seseorang dalam suatu perusahaan maka semakin tinggi pula

prestasinya.

e. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk

(25)

berpendapat dengan mengemukakan ide-ide memberi penilaian dan kritik

terhadap sesuatu. Kebutuhan ini merupakan realisasi lengkap potensi

seseorang secara penuh. Keinginan seseorang untuk mencapai kebutuhan

sepenuhnya dapat berbeda satu dengan lainnya. Pemenuhan kebutuhan

ini dapat dilakukan oleh para pimpinan perusahaan dengan

menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.

b. Teori X dan Y Mc Gregor

Menurut Mc Gregor melakukan suatu pembahasan mengenai faktor

motivasi yang efektif. Ia menyatakan bahwa ada dua pendekatan atau filsafat

manajemen yang mungkin diterapkan dalam perusahaan. Masing-masing

pendekatan itu mendasarkan diri pada teori dasar mengenai perilaku manusia.

Kedua teori itu disebut teori X dan Y.

Asumsi teori X yaitu :

a. Rata-rata pekerja itu malas, tidak suka bekerja, dan akan menghindarinya

bila dapat.

b. Karena pada dasarnya pekerja tidak suka bekerja, maka harus dipaksa,

dikendalikan, diperlakukan dengan hukuman, dan diarahkan untuk

pencapaian tujuan organisasi.

c. Rata-rata para pekerja lebih senang dibimbing berusaha menghindari

tanggung jawab, mempunyai ambisi yang kecil, umumnya harus diawasi.

Asumsi teori Y yaitu :

a. Usaha phisik dan mental yang dilakukan manusia dalam bekerja adalah

(26)

b. Rata-rata manusia bersedia belajar, dalam kondisi yang layak, tidak hanya

menerima.

c. Pengawasan diri sendiri tidak terpisahkan untuk mencapai tujuan

organisasi.

d. Manusia dapat mengawasi diri sendiri dam memberi prestasi pada

pekerjaan yang diberi motivasi dengan baik.

e. Keterkaitan pada tujuan organisasi adalah fungsi penghargaan yang

diterima karena prestasinya dalam pencapaian tujuan. (Handoko,

1991:260).

c. Dua Teori Motivasi Herzberg’s

Pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor

utama yang merupakan kebutuhan, yaitu:

1. Faktor-faktor pemeliharaan (maintenance factors)

Meurpakan faktor-faktor pemeliharaan yang berhubngan dengan hakekat

pekerja yang ingin memperolah ketentraman badaniyah. Kebutuhan itu

akan berlangsung terus-menerus, seperti misalnya

lapar-makan-keyang-lapar. Dalam bekerja kebutuhan ini misalnya gaji, kepastian pekerjaan dan

supervisi yang baik. Jadi faktor-faktor ini bukanlah sebagai motivator

tetapi merupakan keharusan bagi perusahaan.

2. Faktor-faktor motivasi

Faktor-faktor ini merupakan faktor-faktor yang menyangkut kebutuhan

psikologis yang berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi secara

langsung berkaitan dengan pekerjaan, misalnya ruangan yang nyaman,

(27)

Teori dua faktor ini disebut juga dengan konsep hygieneyang mencakup:

1. Isi pekerjaan

a. Prestasi

b. Pengakuan

c. Pekerjaan itu sendiri

d. Tanggungjawab

e. Pengembangan potensi individu

2. Faktor hygiene

a. Gaji dan upah

b. Kondisi kerja

c. Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan

d. Kualitas supervisi.

Dari konsep hygiene dapat diketahui bahwa dalam perencanaan pekerjaan

bagi pekerja haruslah senantiasa terjadi keseimbanan antara kedua faktor ini.

Menurut Hasibuan (2003:108) menyatakan bahwa: “Faktor motivator

(motivation factor) adalah faktor yang menyangkut kebutuhan psikologis

seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan”. Faktor

motivasi ini berhubungan dengan pengahargaan terhadap pribadi yang secara

langsung bekaitan dengan pekerjaan, misalnya kursi yang empuk, ruangan

yang nyaman, penempatan yang tepat dan lain sebagainya. Menurut teori dua

faktor menurut Herzberg yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini,

faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Faktor motivator atau pemuas, terdiri dari:

(28)

Merupakan bentuk-bentuk pengakuan dari pihak perusahaan atas hasil

atau produktivitas yang telah dicapai oleh karyawan. Bentuk

pengakuan ini secara langsung memberikan suatu motivasi kepada

para karyawan sehingga diharapkan mereka dapat bekerja secara

maksimal pada perusahaan di mana mereka bekerja.

b. Tanggung jawab (responsibilities)

Bentuk tanggung jawab yang dimaksudkan disini adalah bentuk

tanggung atas pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan. Dengan

adanya tanggung jawab yang tinggi dari karyawan secara langsung

memberikan suatu jaminan bahwa karyawan yang bersangkutan dapat

termotivasi untuk menyelesaikan atas tugas yang dibebankan

kepadanya.

c. Prestasi (achievement)

Kebutuhan akan prestasi menjadi hal yang penting bagi kelangsungan

seorang karyawan. Perusahaan memberikan motivasi atas prestasi

biasanya dilakukan dengan memberikan tugas kepada bawahan atas

suatu tugas yang menarik untuk dikerjakannya, sehingga mereka

memiliki prestasi yang lebih baik.

d. Pekerjaan itu sendiri (the work it self)

Motivasi dapat berasal dari jenis pekerjaan itu sendiri, hal tersebut

dikarenakan dengan pekerjaan yang direncanakan sedemikian rupa

pada akhirnya dapat memberikan suatu stimulus dan menantang para

karyawan serta dapat memberikan kesempatan untuk maju.

(29)

Suatu bentuk motivasi yang telah diberikan oleh perusahaan kepada

karyawan sehingga mereka dapat lebih terpacu dalam pencapaian

produktivitas yang lebih baik. Pengembangan merupakan suatu bentuk

kebijakan yang diambil oleh perusahaan dimana akan dilakukan suatu

peningkatan jabatan atau posisi bagi karyawan yang berprestasi.

2. Faktor pemeliharaan (hygiene) terdiri dari:

a. Teknik supervisi (technical supervisor)

Teknik supervisi sangat erat kaitannya dengan proses pelaksanaan

kerja yang telah dilakukan oleh karyawan. Teknik supervisi

mempunyai kecenderungan dalam rangka memberikan suatu

rangsangan atau motivasi kepada karyawan sehingga mereka dapat

bekerja secara maksimal pada perusahaan.

b. Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan (company policy and

administration)

Dengan adanya bentuk kebijakan dan administrasi yang sesuai dengan

kondisi para karyawan akan menjadikan suatu motivasi bagi karyawan

dalam bekerja.

c. Gaji (wages)

Masalah gaji merupakan fungsi yang paling sulit dan membingungkan

karena berhubungan dengan hak individu seseorang sebagai karyawan

dalam menerima imbalan atas kerja mereka kompensai atau gaji sangat

(30)

akan dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan yang secara

otomatis akan meningkatkan produktivitas karyawan.

d. Kondisi kerja (working condition)

Merupakan suatu keadaan dimana karyawan melakukan aktivitasnya,

kondisi kerja erat kaitannya dengan kondisi pekerjaan dan rekan kerja

yang terdapat dalam suatu lingkungan kerja. Lebih jauh lagi kondisi

kerja sangat erat kaitannya dengan suasana kerja yang terdapat pada

suatu perusahaan baik mengenai hubungan antar karyawan dan kondisi

fisik dimana seoarang karyawan bekerja.

4. Semangat Kerja

a. Pengertian Semangat Kerja

Setiap perusahaan akan selalu berusaha agar semangat kerja dari

para karyawannya dapat ditingkatkan. Atas dasar itulah maka setiap

perusahaan khususnya pimpinan perusahaan harus mengetahui bagaimana

cara memotivasi karyawan untuk dapat menimbulkan semangat dalam

bekerja atau bagaimana cara meningkatkan semangat kerja para

karyawannya apabila semangat para karyawannya mulai turun. Oleh

karena itulah sudah selayaknya apabila setiap perusahaan selalu berusaha

agar para karyawannya dalam bekerja mempunyai moral kerja yang tinggi

(31)

memperhatikan hal-hal yang dapat menimbulkan atau meningkatkan

semangat kerja karyawannya.

Menurut Nitisemito (2000:160), semangat kerja adalah melakukan

pekerjaan secara giat, sehingga dengan demikian pekerjaan diharapkan

akan dapat lebih cepat dan lebih baik. Sedangkan menurut Handoko

(2000:193), semangat kerja secara definisi dapat diartikan sebagai suatu

kondisi kerohanian atas perilaku individu tenaga kerja untuk bekerja

dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

oleh perusahaan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

semangat kerja karyawan adalah suatu kondisi kerohanian atau perilaku

individu yang melakukan pekerjaan itu dengan penuh kesenangan untuk

mencapai tujuan yang diharapkan. Semangat kerja mempunyai pengaruh

yang cukup besar terhadap hasil kerja seseorang. Semangat kerja dapat

dikatakan motor utama dalam bekerja, sebab dengan mempunyai semangat

dalam bekerja maka akan berpengaruh terhadap hasil kerjanya. Jadi

apabila suatu perusahaan mampu meningkatkan semangat kerja para

karyawannya maka akan memperoleh banyak keuntungan, dengan

meningkatkan semangat kerja maka pekerjaan lebih cepat diselesaikan.

b. Indikasi Turun Atau Rendahnya Semangat Kerja

Indikasi turunya semangat kerja sangat penting diketahui oleh

setiap perusahaan, karena dengan pengetahuan tentang indikasi ini akan

dapat diketahui sebab turunya semangat kerja. Dengan demikian

(32)

pemecahan masalah seawal mungkin. Meskipun demikian sebelumnya

harus meneliti kebenarannya terlebih dahulu, sebelum mengambil

keputusan. Menurut Nitisemito (2000:161), indikasi-indikasi turunya

semangat kerja, antara lain adalah:

1) Turun atau rendahnya produktifitas kerja

Salah satu indikasi turunya semangat kerja dalah ditunjukan dari

turunya produktifitas kerja. Produktifitas kerja ini dapat diukur atau

diperbandingkan dengan waktu sebelumnya. Produktifitas kerja yang

turun ini dapat terjadi karena kemalasan, penundaan pekerjaan dan

sebagainya.

2) Tingkat absensi yang naik atau tinggi

Tingkat absensi yang naik, juga merupakan salah satu indikasi turunya

semangat kerja. Pada umunya bila semangat kerja turun maka mereka

akan malas untuk setiap hari datang bekerja, apalagi bila kompensasi

yang diterimanya tidak dipotong waktu mereka masuk. Setiap ada

kesempatan untuk tidak bekerja akan mereka pergunakan, dan bila

waktu yang luang tersebut mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi

meskipun untuk sementara.

3) Labour turnover(tingkat perpindahan buruh) yang tinggi

Keluar masuknya karyawan yang meningkat disebabkan

ketidaksenangan mereka bekerja di perusahaan tersebut. Selain itu

(33)

kelangsungan jalannya perusahaan, oleh karena itu perusahaan harus

memperhatikan tingkat keluar masuknya karyawan.

4) Tingkat kerusakan yang naik atau tinggi

Naiknya tingkat kerusakan menunjukan bahwa dalam pekerjaan

berkurang. Terjadinya kecerobohan dalam pekerjaan dan sebagainya,

ini semua menunjukkan bahwa semangat kerja menurun.

5) Kegelisahaan dimana-mana

Kegelisahaan dapat terwujud dalam bentuk ketidak tenangan kerja,

keluh kesah serta tidak adanya pekerjaan yang seharusnya dikerjakan

dan hal-hal lain. Kegelisahaan pada tingkat tertentu yang dibiarkan

begitu saja akan dapat merugikan perusahaan dengan segala akibatnya

yang tidak kita inginkan.

6) Tuntutan yang sering kali terjadi

Tuntutan sebetulnya merupakan perwujudan dari ketidakpusan, oleh

karena itu apabila dalam suatu perusahaan sering terjadi tuntutan maka

perusahaan tersebut harus waspada meskipun tuntutan yang terjadi

bukan merupakan indikasi turunya semangat kerja melainkan kekuatan

politik. Meskipun demikian seringkali terjadi tuntutan, merupakan

indikasi yang cukup kuat tentang semangat kerja menurun.

7) Pemogokan

Pemogokan merupakan perwujudan dari ketidakpuasan, kegelisahaan

dan lain sebagainya. Bila hal ini telah memuncak dan tidak tertahan

(34)

menimbulkan tuntutan. Jadi pemogokan merupakan indikasi yang

paling kuat terhadap turunya semangat kerja.

c. Sebab-Sebab Turunya Semangat Kerja

Pada dasarnya prinsip turunya semangat kerja adalah disebabkan

karena ketidakpuasan dari karyawan. Dengan ketidakpuasan yang

dirasakan tersebut maka hal ini akan menimbulkan kekurangbahagian bagi

mereka yang mana dapat menimbulkan semangat kerja menurun.

Selanjutnya apabila ternyata dapat dibuktikan bahwa memang semangat

kerja menurun, pimpinan harus meneliti sebab-sebabnya. Turunnya

semangat kerja sebabnya banyak sekali, misalnya upah yang terlau rendah,

insentif yang kurang terarah, lingkungan kerja yang buruk, dan

sebagainya.

Untuk itu perusahaan harus dapat memecahkannya dengan jalan

menghilangkannya, apabila tidak mengetahui sebab-sebabnya maka

pemecahan hanya bersifat tambal sulam semata. Jadi untuk mencari

sebab-sebab turunya semangat kerja harus mencari sumber-sumber yang

menimbulkan ketidakpuasan, baik yang bersifat material maupun yang

bersifat non material. Dengan pengertian tersebut, maka akan mengetahui

sebab-sebabnya sehingga akan dapat memecahkannya dengan tuntas.

d. Beberapa Cara Untuk Meningkatkan Semangat Kerja

Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat meningkatkan

semangat kerja semaksimal mungkin, dalam batas-batas kemampuan

(35)

meningkatkan semangat kerja, baik yang bersifat material dan non

material adalah:

1) Gaji yang cukup

Setiap perusahaan seharusnya dapat memberikan gaji yang cukup

kepada karyawan/pegawainya. Pengertian “cukup” ini adalah

sebenarnya sangat relatif sifatnya, oleh karena itu cukup disini adalah

jumlah yang mampu dibayarkan tanpa menimbulkan kerugian bagi

perusahaan tersebut. Dan dengan sejumlah gaji yang diberikan tersebut

akan mampu memberikan semangat kerja pada para pegawainya.

2) Memperhatikan kebutuhan rohani

Selain kebutuhan materi yang berwujud gaji yang cukup, maka mereka

juga membutuhkan kebutuhan rohani, antara lain adalah menyediakan

tempat untuk menjalankan ibadah, rekreasi, partisipasi dan sebagainya.

3) Sekali-kali perlu menciptakan suasana santai

Suasana kerja yang rutin sering kali menimbulkan kebosanan dan

ketegangan kerja bagi para karyawan. Untuk menghindari kebosanan

dan ketegangan dalam rutinitas kerja maka tidak ada salahnya kalau

perusahaan sekali-kali menciptakan santai, misalnya rekreasi bersama,

pertandingan olah raga antar karyawan. Pengaruh yang diakibatkan

karena ini cukup besar, semangat kerja karyawan akan timbul

karenanya.

(36)

Seorang pimpinan perusahaan seyogyanya tidak memarahi karyanya

didepan umum, apalagi didepan anak buah karyawannya tersebut. Jika

hal itu terjadi maka dapat menurunkan semangat kerja karyawan

tersebut karena merasa malu dan jengkel. Begitu juga sebaliknya,

memuji karyawan yang berprestasi, seorang pimpinan harus hati-hati

artinya pujian yang diberikan harus disesuaikan dengan prestasinya

karena apabila pujian terebut berlebihan maka karyawan tersebut

merasa terhina karena merasa dirinya dianggap anak kecil.

5) Tempatkan para karyawan pada posisi yang tepat

Setiap perusahaan harus mampu menempatkan para karyawannya pada

tempat atau posisi yang tepat artinya tempatkan mereka dalam posisi

yang sesuai dengan keahlian masing-masing. Karena ketidaktepatan

menempatkan posisi para karyawan akan menyebabkan jalannya

pekerjaan menjadi kurang lancar dan tidak dapat memperoleh hasil

yang maksimal dan ini dikarenakan semangat kerjanya menurun.

6) Berikan kesempatan kepada mereka untuk maju

Semangat kerja akan timbul jika mereka mempunyai harapan untuk

maju. Bagi perusahaan yang baik, akan mengadakan program

pendidikan tambahan bagi karyawannya, tentu saja program

pendidikan tambahan tersebut harus disesuaikan dengan

masing-masing pekerjanya. Dan inilah salah satu pendorong semangat kerja

(37)

7) Perasaan aman menghadapi masa depan perlu diperhatikan

Semangat kerja karyawan akan terpupuk jika mereka mempunyai

perasaan aman terhadap masa depan profesi mereka. Untuk

menciptakan rasa aman menghadapi masa depan, ada sementara

perusahaan yang melaksanakan program pensiun bagi karyawannya.

Tapi apabila perusahaan merasa keberatan dengan program tersebut

maka perusahaan dapat juga cara lain yang cukup baik, misalnya

dengan cara mewajibkan para karyawannya untuk menyisihkan

sebagian penghasilannya untuk di tabung dalam bentuk polis asuransi

atau dalam bentuk tabungan yang lain.

8) Usahakan para karyawan mempunyai loyalitas

Loyalitas para karyawan terhadap perusahaan akan dapat menimbulkan

rasa tanggung jawab yang dapat menciptakan semangat kerja. Untuk

itu maka pihak pimpinan perusahaan dalam artian kemajuan

perusahaan akan mengakibatkan kehancuran bagi dirinya. Dengan

perasaan seperti ini kemajuan dan kemunduran perusahaan akan

dirasakan juga oleh para karyawan.

9) Sekali-kali para karyawan perlu pula diajak berunding

Jika suatu perusahaan merencanakan sesuatu yang penting, sebaiknya

karyawan diajak berunding. Dengan mengikutsertakan mereka

berunding maka dengan sendirinya karyawan akan mengerti maksud

dan tujuan dari suatu program tanpa diperlukan penjelasan dan

instruksi yang panjang lebar.

(38)

Pemberian tambahan penghasilan secara langsung kepada para

karyawan menunjukkan kelebihan prestasi kerjanya. Cara seperti ini

sangat efektif untuk mendorong semangat kerja para karyawan. Tentu

saja harus juga disertai dengan kebijaksanaan yang tepat. Dari sini

jelas bahwa sistem insentif adalah sistem yang paling efektif sebagai

pendorong semangat kerja.

11) Fasilitas yang menyenangkan

Setiap perusahaan bilamana memungkinkan hendaknya menyediakan

fasilitas yang menyenangkan bagi para karyawan. Apabila fasilitas

tersebut ternyata mampu menambah kesenangan bagi para karyawan

maka berarti semangat kerjanya dapat ditingkatkan. Fasilitas yang

dimaksudkan disini sebagai contohnya adalah tempat ibadah, balai

pengobatan, kamar kecil yang bersih dan sebagainya.

5. Kerangka Pikir

Kerangka pikir penelitian merupakan alur penelitian yang akan

dilakukan, dimana dalam hal ini mengenai pengaruh pemberian motivasi

terhadap semangat kerja karyawan. Adapun kerangka pikir penelitian dapat

disajikan pada gambar 2.2

Gambar 2.2

Motivasi dan Semangat Kerja

Motivasi  Kebutuhan fisiologis (X1)  Kebutuhan rasa aman (X2)  Kebutuhan sosial (X3)

 Kebutuhan akan harga diri (X4)  Kebutuhan aktualisasikan (X5)

Semangat Kerja (Y)

 Produktifitas kerja karyawan

 Tingkat kehadiran kerja

(39)

Berdasarkan gambar 2.2 dapat diketahui pengaruh pemberian motivasi

yang meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial,

kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasikan diri terhadap

semangat kerja karyawan dala hal ini mengenai produktivitas kerja, tingkat

kehadiran dan ketenangan atau kenyamanan dalam bekerja.

6. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu masalah yang dihadapi

dan perlu diuji kebenarannya dengan data yang lebih lengkap dan menunjang.

Dengan demikian dapat dirumuskan suatu hipotesis yaitu:

1. Terdapat pengaruh pemberian motivasi karyawan yang meliputi kebutuhan

fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan harga

diri dan kebutuhan aktualisasikan diri terhadap semangat kerja karyawan

bagian account officer (AO)PT. Bank Danamon, Tbk. Cluster Malang

2. Kebutuhan fisiologis paling berpengaruh terhadap semangat kerja

karyawan bagian account officer (AO) PT. Bank Danamon, Tbk. Cluster

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Gambar 2.1Teori Hirarki Kebutuhan Maslow

Referensi

Dokumen terkait

The design of the facade on the balance of symmetry as the philosophy of life, Islam is seen from the opening 1 (one) door through the construction (based on the

The analyst(s) named in this report certifies that all of the views expressed by the analyst(s) in this report reflect the personal views of the analyst(s) with regard to any and

Bagi peneliti lain: Peneliti lain yang hendak melakukanpenelitian seperti yang peneliti lakukan sebaiknya warna yang digunakan lebih banyak, cat air yang akan

Impor produk jagung yang didistribusikan didalam maupun diluar Jawa Timur baik untuk konsumsi maupun industri sampai dengan tahun bulan Januari tahun 2014

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN SENYAWA METIL PIPERAT DARI EKSTRAK METANOL TUMBUHAN CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl. ) ASAL JAWA BARAT.. Universitas Pendidikan Indonesia |

[r]

Fase pemikiran rasionalistik, moderat, tidak berbasis pada negara, non negara, global security, dunia telah menyatu, international comunity, perang itu sudah mulai tidak

Diperlukan pemahaman guru pengajar di kelas bahwa anak tuna laras dapat memahami bahasa reseptif di kelas tetapi mengalami kesulitan untuk mengungkapkan dengan bahasa