• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Perlindungan Konsumen Menurut Uu Tentang Sms Yang Marak Diedarkan Untuk Masyarakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Perlindungan Konsumen Menurut Uu Tentang Sms Yang Marak Diedarkan Untuk Masyarakat"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

KAJIAN PERLINDUNGAN KONSUMEN MENURUT UU

TENTANG SMS YANG MARAK DIEDARKAN UNTUK

MASYARAKAT

BIDANG KEGIATAN :

PKM-GT

Diusulkan oleh:

Saefihim I34100026 (2010, Ketua Kelompok) Milatul Ulfa I24100057 (2010, Anggota Kelompok) Amatul Jalieli I34090125 (2009, Anggota Kelompok)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

USULAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

1. Judul Kegiatan : Kajian Perlindungan Konsumen Menurut UU Tentang SMS yang Marak Diedarkan Untuk Masyarakat

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( ) PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Saefihim

b. NIM : I34100026

c. Jurusan :Sains Komunikasi Pengembangan Masyarakat d. Universitas : Institut Pertanian Bogor

e. Alamat Rumah : Asrama Putra TPB IPB C3/287 f. No. Telp/HP : 085324053551

g. Email : fsaefihim@yahoo.co.id 4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang

5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan gelar : Prof.Dr.I.M.H. Bintoro

b. NIP : 19480108 19740301 1 001

NIP. 19480108 197403 1 001 NIM. I34100026

Wakil Rektor Dosen Pendamping

Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

(3)

iii Bogor, 28 Februari 2011

Penulis KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala limpahan kekuatan dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal program kreativitas mahasiswa yang berjudul “Kajian Perlindungan Konsumen Menurut UU Tentang SMS yang Marak Diedarkan Untuk Masyarakat”. Shalawat dan salam semoga tercurah pula kepada Rasulullah Muhammad SAW, dan para sahabatnya.

Karya tulis ini ditujukan untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) 2011 yang diadakan oleh DIKTI. Melalui karya tulis ini, penulis ingin memberikan solusi terhadap permasalahan layanan SMS Premium yang belum mengacu pada UU Perlindungan Konsumen.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada Prof.Dr.Ir.M.H Bintoro selaku dosen pendamping yang telah memberikan banyak bimbingan dan arahan kepada kami dalam penyusunan karya tulis ini. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan pada kami.

Kami menyadari terdapat banyak kekurangan baik dari segi materi, ilustrasi, contoh, dan sistematika penulisan dalam pembuatan karya tulis ini. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Besar harapan kami karya tulis ini dapat bermanfaat baik bagi kami sebagai penulis dan bagi pembaca pada umumnya terutama bagi dunia pertanian Indonesia. Penulis berharap karya tulis ini bermanfaat bagi penulis, mahasiswa, dan penikmat pada umumnya.

(4)

iv DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

RINGKASAN ... v

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 2

Tujuan Penulisan ... 2

Manfaat Penulisan ... 2

GAGASAN ... 2

KESIMPULAN ... 7

DAFTAR PUSTAKA ... 7

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 9

(5)

v RINGKASAN

Layanan SMS menjadi salah satu tuntutan modernitas di segala kalangan dari masyarakat yang mungkin tidak mempunyai ponsel dimana juga banyak tersedianya wartel SMS dan para pengguna ponsel dari kelas bawah sampai kelas atas, dimana adanya fenomena ponsel yang bukan lagi menjadi barang mewah dan dapat diperjualbelikan dengan mudah,seperti maraknya penjualan ponsel bekas di pasaran elektronik.

Layanan SMS juga merupakan layanan yang paling diminati ataupun populer dibanding telepon karena harganya yang murah,tetapi adanya perkembangan layanan SMS yang bisa disiasati bahkan bisa menjadi gratis ataupun operator yang menyediakan SMS murah bisa menjadikan masyarakat menjadi tidak tahu lagi mau dikemanakan pulsa yang segitu banyaknya dan kemunculan SMS premium menjadikan masyarakat seolah olah butuh hal lain diatas komunikasi yang tujuan dasarnya untuk membuat lancar komunikasi tetapi malah menjadikan suatu kebutuhan hal-hal yang dasarnya bersifat hedonis,dimana SMS premium isinya rata-rata seperti sampah seperti isi konten tak begitu berguna dan juga membuat masyarakat memakai SMS untuk hal yang sifatnya menjurus ke judi.

(6)

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi, salah satunya adalah teknologi GSM (Global System for Mobile Communication), yang semakin murah dan dengan kapasitas jangkauan yang semakin luas, menyebabkan pemakaian telepon seluler tidak hanya berada pada salah satu golongan masyarakat tertentu saja (kaum elit),namun pemakaian telepon seluler sudah menjangkau semua lapisan. SMS (Short Message Service) adalah salah satu fasilitas yang terdapat pada telepon seluler dan hampir setiap orang mengenaalnya. Selain memiliki biaya operasional yang cukup murah, fasilitas ini juga merupakan media komunikasi dan sarana informasi antar individu yang cukup memiliki sifat waktu nyata (real-time), sehingga tidaklah mengherankan apabila SMS masih tetap menjadi pilihan bagi setiap orang sebagai sarana komunikasi, meskipun saat ini teknologi yang lain (seperti EMS - Enhanced

Messaging Service – ataupun MMS – Multimedia Messaging Service ) telah

dikembangkan (Bodic, 2002).

Dalam perkembangannya, SMS tidak hanya digunakan sebagai layanan komunikasi penyampai pesan antar beberapa individu. Saat ini beberapa perusahaan telah menjadikan SMS sebagai salah satu produk dan media bisnis yng kembali marak dalam bentuk SMS premium. Di Indonesia SMS premium ini telah menjadi fenomena dan sedang menjadi sorotan. Bisnis ini sedang naik daun. Hampir seluruh media massa dan elektronik, baik on-line maupun cetak memiliki layanan ini.

Akhir-akhir ini, media massa menyoroti begitu banyak keluhan konsumen tentang keberadaan dan mekanisme SMS premium ini. Keluhan konsumen sangat beragam, mulai dari tidak jelasnya informasi yang ditawarkan, kualitas layanan, pengambilan pulsa sepihak, kesulitan unregister layanan sampai tidak adanya penanganan pengaduan lewat customer service terutama oleh penyedia layanan jasa (baik content provider maupun operator) sebagai bentuk tanggung jawab usaha. Selain itu, yang paling mengecewakan adalah layanan dengan sendirinya tanpa registrasi atau aktivasi. Hasil monitoring ini Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) menyebutkan 3 kategori keluhan konsumen yaitu pengambilan pulsa konsumen secara sepihak, kesulitan menghentikan layanan content provider

dan penipuan berkedok undian berhadiah (Widiyanti, 2007).

(7)

2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pemikiran-pemikiran yang telah dikemukakan, tampak bahwa masalah tentang aturan berbisnis layanan jasa telekomunikasi yang benar dan penyelenggaranya harus memiliki kredibilitas yang memadai sehingga konsumen tidak merasa dirugikan saat menggunakan layanan ini. Dan untuk memonitor layanan jasa telekomunikasi dan bisnis content, perlu dipertimbangkan adanya pengawas content untuk mengawasi dugaan pelanggaran penyelenggara layanan SMS Premium.

Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk mengkaji potensi aturan bisnis yang harus selaras dengan UU Perlindungan Konsumen. Agar konsumen pun tidak merasa dirugikan. Dan dirujukan utuk pelaku bisnis yang harus mematuhi hukum, etika dan legalitas dalam berbisnis.

Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan ini adalah memberikan pemikiran baru kepada masyarakat, pelaku bisnis dan pemeritah dalam menyikapi permasalahan layanan SMS Premium yang bisa terbilang sangat merugikan salah satu pihak.

GAGASAN

SMS merupakan salah satu layanan pesan teks yang dikembangkan dan distandarisasi oleh suatu badan yang bernama ETSI (European Telecomunication

Standards Institute) sebagai bagian dari GSM Phase 2, yang terdapat pada

dokumentasi GSM 03.40 dan 03.38. fitur SMS ini memungkinkan perangkat Stasiun Seluler Digital (Digital Cellular Terminal, seperti ponsel) untuk dapat mengirim dan menerima pesan-pesan teks dengan panjang sampai dengan 160 karakter melalui jaringan GSM (ETSI, 1996). SMS dapat dikirimkan ke perangkat Stasiun Seluler Digital lainnya hanya dalam beberapa detik selama berada pada jangkauan pelayanan GSM. Saat ini SMS juga digunakan pada teknologi GPRS

(General Packet Radio Service) dan CDMA (Code Division Multiple Access).

(8)

3 bahwa layanan SMS (melalui jaringan GSM) mendukung jangkauan/jelajah nasional dan internasional dengan waktu keterlambatan yang sangat kecil, memungkinkan layanan SMS cocok untuk dikembangkan sebagai aplikasi-aplikasi seperti: pager, e-mail, dan notifikasi voice mail, serta layanan pesan yang banyak pemakai (multiple users). Namun pengembangan aplikasi tersebut masih bergantung pada tingkat layanan yang disediakan oleh operator jaringan (Gupta, 2003).

Selain layanan jasa telekomunikasi di atas, ada juga yang dinamakan layanan SMS Premium. Layanan SMS Premium ini berbeda dengan SMS pada umumnya. Saat ini jenisnya sudah sangat beragam, dari berita, figur/profil artis,

humor, ramalan bintang, chatting bahkan sampai mencari saran do’a maupun tips

cinta pun ada. Oleh karena itu layanan ini sering disebut sebagai layanan content. Pihak yang terlibat dalam bisnis SMS Premium secara khusus merujuk pada 2 pihak yaitu Content provider (CP) dan Operator GSM/CDMA. CP inilah yang menyediakan dan bertanggung jawab terhadap seluruh muatan dan data yang dikirim via SMS ke pelanggan. Sementara Operator merupakan vendor seluler

yang hanya bertanggung jawab soal teknis kirim mengirim dan tidak mengurusi soal isi sama sekali. Para operator yang ada saat ini antara lain adalah Telkom, Telkomsel, Indosat, Excelcomindo Pratama, Indonesian Mobile Content Association (IMOCA), Indonesia Telecomunication Users Group (IDTUG), DAN Bakrie Telekom. Menurut Erik Tan Have, Direktur Java Code-penyedia konten, jumlah CP mencapai 200-an perusahaan, yang terdiri dari berbagai tingkatan mulai dari kecil, menengah hingga besar. Sedangkan jumlah korban pseudo-SMS

sudah tidak terhitung jumlahnya.

Secara umum SMS premium dibagi menjadi 2 jenis yaitu pull system dan

push system. Istilah pull seringkali disebut dengan on demand. Artinya, pengguna

mendapatkan SMS balasan hanya setelah permintaan atau perintah SMS yang dikirimnya oleh sistem. Umumnya setelah balasan diterima inilah proses penarifan terhadap pelanggan dimulai. Meski demikian, ada pula operator yang mulai melakukan penarifan dasar terhadap biaya SMS yang dikirimkan di samping penarifan terhadap layanan itu sendiri dan kemudian terhadap balasan yang diterima. Bisa jadi komponen penarifannya lebih dari satu. Jadi, untuk layanan pull ini, jika pelanggan tidak meminta atau mengirimkan permintaan, CP tidak dapat menerima operator untuk mengirimkan pesan yang diminta kepada pengguna. Layanan ini paling popular, misalnya kuis, polling atau information on

demand (IOD), termasuk informasi kemacetan jalan raya, informasi saldo

rekening di bank, dsb.

(9)

4 untuk mendapatkan layanan tertentu secara rutin tanpa perlu mengirim terlebih dahulu SMS berisi permintaan seperti pada layanan pull.perintah khusus ini sekaligus dianggap oleh operator sebagai surat persetujuan kepada CP untuk mengirimkan secara kontinyu sebuah layanan tertentu sesuai dengan perintah khusus yang dikirimkan tersebut.

Pada tahun 2005 yang lalu, banyak cara yang dilakukan untuk mengikuti atau menghentikan layanan, misalnya DAFTAR, IKUT, ON, SUB, REG ON, BATAL, OFF, UNSUB, REG OFF. Ketidakseragaman ini menyebabkan munculnya kebingungan dan masalah di kalangan pengguna. Sehingga pada awal 2006 mulai diperlakukan keseragaman, yaitu REG untuk berlangganan layanan konten dan UNREG untuk menghentikan layanan konten. Contoh jenis layanan SMS Premium push system yang ada di pasar adalah SMS Selebriti, Zodiak, Lucu, Cinta, dan masih banyak lagi.

Pada 28 September 2006, BRTI mengeluarkan surat kepada seluruh operator untuk memblokir sementara layanan SMS Premium dengan nomor 9700 milik PT. Semesta Tirta Antara Raya (STAR). Layanan SMS 9700 adalah layanan astrologi bergerak (Astromob) dan download nada sambung. Pelanggaran yang dilakukan adalah PT. STAR telah memotong langsung pulsa konsumen penerima SMS dari nomor 9700 sebesar Rp 4.650 meski konsumen tidak melakukan registrasi. Layanan ini telah melanggar PM No. 24/2005 Pasal 5 tentang Figur Berbayar. Namun yang terjadi kemudian adalah BRTI membuka kembali blokir layanan SMS Premium dengan nomor singkat 9700 tersebut pada 1 November 2006 dengan syarat (Sutomo, 2007). Peristiwa ini memperlihatkan bahwa BRTI tidak memberikan tindakan hukum apapun terhadap manajemen PT. STAR. Sebelumnya BRTI juga telah menegur PT. Infokom Elektrindo yang menyediakan layanan SMS Premium 6288 dan meminta operator memblokirnya karena CP ini belum mengantongi izin resmi dari Departemen Sosial atas penyelenggaraan kuis-kuis (Wah, 2006).

Membahas tentang masalah hukum pada bisnis ini, Indonesia diperhadapkan pada fakta bahwa memang belum ada aturan standar untuk CP. Sampai saat ini pemerintah dan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) masih menggondok mekanisme dan aturan bisnis pengembangan konten. Meskipun sudah ada surat kesepakatan kerja antara operator dan CP. Namun hal itu tidak termasuk aturan teknis. Misalnya saja, bagaimana standar pelayanan keluhan konsumen, standarisasi pelayanan customer service CP, etika dalam beriklan, dsb.

Secara aturan dan mekanisme hukum, UU Perlindungan Konsumen dan UU telekomunikasi sudah mengatur mengenai etika bisnis dalam telekomunikasi. Sementara MUI bahkan sudah mengeluarkan fatwa bahwa kuis SMS dapat dikategorikan perjudian. Ketentuan hukum yang dikeluarkan oleh MUI

menegaskan bahawa (Komisi Fatwa, 2006): “SMS berhadiah yang diharamkan

(10)

5

(uang),natura, paket wisata, dan lain sebagainya”. Menurut Ketua Komisi Fatwa MUI KH Ma’ruf Amien, bila hadiah disediakan pihak ketiga maka

penyelenggaraan SMS berhadiah tersebut tidaklah haram. Tapi bila hadiahnya diambil dari dana peserta, hal itu baru dapat dikatakan judi alias haram. Serta ditegaskan bahwa tidak ada fatwa tentang labelisasi halal bagi operator maupun CP penyelenggara SMS berhadiah (Sugiharto, 2006).

Sedangkan menurut pasal 15dan 18F Undang-Undamg Perlindungan Konsumen, di mana pasal ini mengatur bahwa pelaku usaha dalam menawarkan barang atau jasa dilarang melakukan cara peemaksaan atau cara lain yang dapat menimbulkan gagasan fisik maupun psikis. Namun, sampai saat ini belum ada aturan yang jelas dan pasti dari regulator tentang model bisnis seerti ini.sehingga tidak bias dikatakan sebuah content provider tersebut telah melanggar batasan.

Faktor waktu, tempat dan teknologi “maya” dapat menjadi hambatan dalam menunjukkan dan menetapkan keabsahan bukti secara legal. Hal ini dapat pula menjadi kendala dalam membuat regulasi bisnis ini. Pada beberapa kasus, problem hak cipta juga menjadi persoalan bisnis seperti ini. Khususnya berkenaan dengan penjualan ringtone dan ringbacktone yang angkanya terbukti dapat melebihi penjualan kaset atau CD tradisional. Hal ini secara legal juga dapat menjadi masalah regulasi tersendiri.

Akhir-akhir ini jika kita menyaksikan tayangan iklan SMS premium di televisi, beberapa CP sudah mencantumkan ijin Depsos pada tayangan iklan tersebut. Hal ini memberi sinyal bahwa CP mulai berani menunjukkan bahwa layanan yang mereka berikan adalah legal.

Layanan SMS umumnya menjadi andalan para CP di Indonesia. Hal ini dari sisi teknologi lebih sederhana dengan tingkat keberhasilan yang tinggi karena semua handset yang beredar saat ini pasti telah dilengkapi dengan SMS dan modal promosi relatif lebih kecil, karena membutuhkan ruang iklan (di Koran atau majalah misalnya) yang relatif dibandingkan ruang iklan untuk layanan

ringtone atau wallpaper yang membutuhkan instruksi lebih banyak.

Tidak mengherankan bahwa SMS, khususnya premium menjadi andalan utama para CP untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya. Menurut catatan detikINET, layanan SMS Premium ini telah memberikan kontribusi di setiap operator telekomunikasi rata-rata 15-20 persen dari pendapatannya (Sutomo, 2007).

Menilik esensi awal penyelenggaraan bisnis konten, menurut UU Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi Pasal 2 menegaskan: ”Telekomunikasi diselenggarakan berdasarkan asas manfaat, adil dan merata, kepastian hukum,

keamanan, kemitraan, etika dan kepercayaan pada diri sendiri”. Pasal 20 kembali

dipertegas: ”Setiap penyelenggara telekomunikasi wajib memberikan prioritas untuk pengiriman, penyaluran dan penyampaian informasi penting yang menyangkut: a. Keamanan negara; b. Keselamatan jiwa manusia dan harta

(11)

6 Melihat kenyataan yang terjadi saat ini adalah bahwa praktik bisnis dari para pelaku telekomunikasi telah menyimpang asas manfaat, keamanan dan keselamatan manusia. Bahkan yang terjadi adalah kita selaku pengguna jasa telekomunikasi selalu dikejutkan oleh pancingan pseudo-SMS Premium yang terus muncul berkali-kali, misalnya penawaran aplikasi ringtone, kuis SMS berhadiah, humor, zodiak, doa-doa religi atau lainnya yang diselenggarakan oleh CP yang tidak jelas profil perusahaannya. Pseudo-SMS Premium tersebut justru manggangu kenyamanan konsumen dalam berkomunikasi.

(12)

7 KESIMPULAN

Esensi awal penyelenggaraan SMS Premium adalah untuk kepentingan masyarakat umum. Oleh karena itu tentunya sangat bermakna jika dalam pelaksanaannya kembali pada tujuan awal. Dalam realisasinya tentu beragam, misalnya untuk peringatan dini mengenai gempa bumi/tsunami dan sebagainya karena hal inilah yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Sedangkan informasi yang selama ini ada adalah mengenai hiburan atau entertainment. Pergeseran ini sangat diperlukan untuk perubahan budaya dan konsep SMS Premium.

Di Indonesia, pihak penyedia jasa layanan SMS Premium baik operator

dan content provider belum memberikan standardisasi pelayanan minimal. Dari

sisi yang lain, konsumen belum mendapatkan pembelajaran yang tepat tentang SMS Premium, baik informasi produk layanan, kualitas, tariff, hingga mekanisme pengaduan. Pada akhirnya yang terjadi saat in adalah operator dan content

provider saling lempar tanggung jawab.

Bagi para regulator di Indonesia, hendaknya meninjau kembali rancangan regulasi yang member perlindungan secara umum bagi konsumen jasa telekomunikasi yaitu bidang hukum perdata, pidana dan administrasi, agar penyelenggaraan telekomunikasi di negeri kita ini tidak menyimpang dari misi yang sebenarnya. Setelah itu juga standardisasi mengenai ketentuan bisnis ini perlu lebih dianalisis lagi karena ditemukan banyaknya trede-off antara misi bisnis dan etika bisnis dalam pelaksanaanya di pasar. Sedangkan masyarakat baik pengguna layanan maupun pelaku bisnis perlu mendapatkan sosialisasi dan pembelajaran untuk merealisasikan penyelenggaran yang ideal di negeri ini.

DAFTAR PUSTAKA

ETSI.1996.Technical Realization of the Short Message Service (SMS)

Pont-to-pont (PP) (GSM 03.40).www.mobilecity.cz/doc/GSM_03.40_5.3.0.pdf

(Didownload 25 Februari 2011)

Wah. Konten Telekomunikasi Jangan Hanya Berorientasi Profit. Kompas, 27 Juni 2007. http://www.kompas.com/ver1/iptek/0706/27/152033.htm (Dodownload 24 Februari 2011)

Sugiharto,Budi.2006.MUI Tidak Terbitkan Sertifikat Halal Soal SMS Berhadiah.

(13)

8 2011).

Sutomo, M.Said. 2007.Pseudo-SMS Premium. Kompas, 26 Juli 2007.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1999 tentang

Telekomunikasi.

(14)

9 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ketua

Nama : Saefihim

NRP : I34100026

Tempat/tanggal lahir : Bandung, 04 November 1991 Alamat Bogor : Asrama Putra TPB IPB C3/06/287

No. HP : 085324053551

E-mail : fsaefihim@yahoo.co.id

Pendidikan terakhir : Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

Program studi : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Perguruan tinggi : Institut Pertanian Bogor

Pengalaman organisasi:

- Tahun 2005-2006 Ketua OSIS SMPN 1 Susukan - Tahun 2004-2007 Ketua PMR SMPN 1 Susukan

- Tahun 2008-2009 Ketua HIMPI (Himpunan Pelajar MIPA) MAN MODEL - Tahun 2007-2010 Anggota KIR MAN MODEL

- Tahun 2010 Wartawan Radar Junior Cirebon

- Tahun 2010-sekarang Anggota STD (Science And Technology Departement) IAAS

- Tahun 2010-sekarang Anggota IMPEMA

- Tahun 2010-sekarang Anggota OMDA IPB “ Ikatan Keluarga Cirebon” Karya Ilmiah : -

Prestasi :

-Juara 3 Lomba Matematika Ceria Se-Kabupaten Cirebon (2007) -Juara 1 Lomba Cepat Tepat PORSENI Se-Kabupaten Cirebon (2009) -Semifinalis LCT dan alat peragaan Biologi se-Jawa Barat (2009) -Peserta LCT Ilmu Pangan Nasional IPB (2009)

-Juara 2 Nasyid LDK Alhurriyyah (2010)

Ketua Kelompok

Tempat/tanggal lahir : Cirebon, 09 April 1992

Alamat Bogor : Asrama Putri TPB IPB A3/06/342

No. HP : 085221138651

E-mail : milfha.mu@gmail.com

(15)

10 Perguruan tinggi : Institut Pertanian Bogor

Pengalaman organisasi:

- Tahun 2004-2007 Anggota PMR SMPN 1 Susukan

- Tahun 2007-2010 Lajnah Penalaran Dan Jurnalistik KIR SMAN 1 Palimanan - Tahun 2007-2010 Anggota Paduan Suara “Nepal Voice” SMAN 1 Palimanan - Tahun 2007-2010 Anggota Nepal English Club SMAN 1 Palimanan

- Tahun 2010-sekarang Anggota OMDA IPB “ Ikatan Keluarga Cirebon” - Tahun 2010-2011 Sekretaris Perpustakaan Asrama TPB IPB

- Tahun 2010-sekarang Anggota IMPEMA Karya ilmiah :

- Usaha Batik ”Mega Mendung” Dalam Rangka Peningkatan Kemandirian Mahasiswa Melalui Pola Kemitraan.

- Budi Daya Udang Mungil “Red Cherry” Sebagai Alternatif Usaha Mahasiswa

Dengan Sistem Pemasaran Melalui Pola Kemitraan Bersama Anak Jalanan Di Sekitar Dramaga, Bogor.

Prestasi :

- Juara 1 Lomba Simulasi Sidang ASEAN Tingkat Kabupaten Cirebon (2009) - Finalis Lomba Simulasi Sidang ASEAN Tingkat Provinsi Se-Jawa Barat (2010)

Anggota Kelompok

Tempat/tanggal lahir : Cirebon, 31 Oktober 1991

Alamat Bogor : Jl. Perwira No. 40, Dramaga Bogor

No. HP : 085224611458

E-mail : amatuljalili@ymail.com

Pendidikan terakhir : Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

Program studi : Sains Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat Perguruan tinggi : Institut Pertanian Bogor

Pengalaman organisasi:

- Tahun 2006-2009 Ketua mading MAN 2 Cirebon

- Tahun 2009-sekarang Anggota SAMISAENA Bina Desa FEMA IPB --Tahun 2010-sekarang Anggota OMDA IPB “ Ikatan Keluarga Cirebon” Karya ilmiah :-

(16)

11 Anggota Kelompok

(17)

12 DATA DOSEN PENDAMPING

Nama dan Gelar : Prof.Dr.Ir. M.H. Bintoro Jabatan Fungsional : Guru Besar

Jabatan Struktural : Pembina Utama Gol IV E

Jabatan Lain : - Pembina KSR PMI Mahasiswa IPB - Pembina Resimen Mahasiswa IPB - Anggota Senat Akademik IPB

- Kepala Dept.Ekofisiologi Tanaman Dept. Agronomi dan Holtikultura Fakultas Pertanian IPB

- Kepala UPT Bahasa IPB.

- Anggota Senat Fakultas Pertanian - Anggota Majelis Wali Amanah IPB - Anggota Dewan Guru Besar

NIP : 19480108 197403 1 001

No Telp/HP : 08121105120

Alamat Rumah : Jl. Cempaka No.23 Perumahan Dosen Kampus IPB Drmaga Bogor 16680

Dosen Pembimbing

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat menerima barang, Pelanggan menandatangani semua SJ tersebut, kemudian SJ (s) rangkap 2 diberikan pada Pelanggan dan SJ (s) rangkap 1, 3 dan 5 dibawa kembali

Pesawat Telepon Analog adalah perangkat terminal yang dalam operasinya dapat dihubungkan dengan PSTN atau PABX/STLO atau keduanya melalui saluran telepon analog dan digunakan untuk

Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Polonia Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi

Pada percobaan yang dilakukan dengan menggunakan sampel albumin telur, kuning telur, larutan ikan, larutan susu dan arginin memberikan warna ungu pada sampel sehingga

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pembangunan urusan kesehatan berdasarkan RKPD tahun 2012 diarahkan untuk peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan

adanya atau tidak adanya satu atau lebih stressor yang jelas dan; suatu onset pasca persalinan. Walaupun adanyagejala psikotik mungkin jelas, informasi mengenai

Assuming that the inter-image homographies between all other images and the fronto-parallel image approximate the view-to- world homographies, it is possible to compute estimates

3 Dr. Hiroko Horikoshi, Kyai dan Perubahan Sosial , Jakarta 1987, hlm.. 4 berbagai aspek yaitu pertama, masyarakat yang ingin memperdalam ilmu agama atau ada