• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Rancang Bangun Aplikasi Filing System di Technical Services Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Rancang Bangun Aplikasi Filing System di Technical Services Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V."

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN APLIKASI FILING SYSTEM DI

TECHNICAL SERVICES PERTAMINA MARKETING

OPERATION REGION (MOR) V

KERJA PRAKTIK

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

Antonia Ratna Hanjani 11410100011

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(2)

vii

Daftar Lampiran ... xiii

Bab I ... 1

1.6. Sistematika Penulisan ... 3

BAB II... 5

GAMBARAN UMUM INSTANSI ... 5

2.1 Visi dan Misi ... 5

2.2 Logo PT. Pertamina (persero) ... 5

2.3 Sejarah PT. Pertamina persero ... 7

2.4 Technical Services MOR V ... 9

2.3.2. Struktur Organisasi Technical Services MOR V ... 10

2.3.3. Satuan Pokok Technical Services Pertamina MOR V ... 10

Bab III ... 18

Landasan Teori ... 18

3.1. Pengarsipan ... 18

3.2. Konsep Dasar Sistem ... 20

(3)

viii

3.6. Data Flow Diagram (DFD) ... 28

3.7. Sistem Basis Data ... 31

Bab IV ... 34

Deskripsi Pekerjaan ... 34

4.1. Analisis Sistem ... 34

4.2. Perancangan Sistem ... 36

4.2.1 System Flow ... 36

A. Context Diagram ... 47

B. Himpunan Input Proses Output (HIPO) ... 48

C. DFD level 0 ... 50

4.2.3 Perancangan Database ... 57

A. Conceptual Data Model (CDM) ... 58

B. Physical Data Model (PDM) ... 59

4.2.4 Struktur Basis Data dan Tabel ... 59

4.2.5 Desain Input atau Output ... 63

4.3. Implementasi Sistem ... 78

4.4. Melakukan Pembahasan Terhadap Implementasi Sistem ... 79

Bab V ... 97

Penutup ... 97

5.1. Kesimpulan ... 97

5.2. Saran ... 97

Daftar Pustaka ... 98

Lampiran ... 99

(4)

1

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Technical Services (TS) Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V

adalah sebuah fungsi yang ada pada PT. Pertamina (Persero) yang bergerak dalam

bidang Budgeting, Engineering, Procurement, Construction, Quality Assurance

(QA) /Quality Control (QC), dan Maintenance. Untuk mengakomodasi kegiatan

tersebut, pihak TS diharuskan untuk membuat dan menyimpan dokumen. Dengan

banyaknya dokumen yang masuk dan keluar, maka fungsi TS di PT. Pertamina

(Persero) memiliki sebuah tanggung jawab untuk menjaga dan merawat seluruh

dokumen yang ada.

Proses pengarsipan dokumen yang ada selama ini hanya sebatas pengarsipan

dokumen yang belum teratur. Pencarian dokumen di rak ketika dibutuhkan oleh

karyawan dapat memakan waktu sekitar 5 menit per dokumen karena di dalam

ruang arsip terdapat sekitar 150 dokumen per rak. Di dalam fungsi TS ini juga

belum terdapat pencacatan peminjaman dokumen secara teratur. Pengarsipan yang

seperti itu mengakibatkan sulitnya melakukan pencarian dan pengelolaan

dokumen. Sedangkan untuk mendukung kinerja fungsi TS, dibutuhkan pencarian

dan pengelolaan dokumen secara cepat dan tepat.

Berdasarkan kondisi dan permasalahan di atas, maka disarankanlah sebuah

solusi yaitu merancang dan membangun sebuah aplikasi yang dapat membantu

(5)

aplikasi ini diharapkan mampu menjadi sarana untuk pengarsipan dan pengelolaan

dokumen secara digital di masa mendatang.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yaitu

bagaimana merancang dan membangun aplikasi pengarsipan fungsi Technical

Services Marketing Operation Region (MOR) V.

1.3. Batasan Masalah

Implementasi kerja praktek ini dalam pembuatan aplikasi pengarsipan

dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

a. Aplikasi ini meliputi pengarsipan dokumen pengadaan barang dan jasa di

fungsi Technical Services MOR V.

b. Aplikasi ini tidak menangani masalah keamanan data.

c. Aplikasi ini menangani data arsip periode tahun 2012-2014.

1.4. Tujuan

Tujuan pada kerja praktek ini adalah untuk membangun aplikasi

pengarsipan pada fungsi Technical Services MOR V.

1.5. Manfaat

Diharapkan setelah proyek kerja praktek ini selesai, proses pengarsipan

dokumen pada fungsi Technical Services MOR V dapat berjalan secara lebih

(6)

maupun informasi yang dihasilkan dapat mendukung pekerja untuk mencari

dokumen yang telah diarsipkan.

1.6. Sistematika Penulisan

Di dalam penulisan laporan kerja praktek ini secara sistematika diatur dan

disusun dalam lima bab, yang masing-masing terdiri dari beberapa sub bab,

adapun urutan dari bab pertama sampai bab terakhir yaitu:

Bab I Pendahuluan

Berisi latar belakang masalah yang ada, rumusan masalah berdasarkan tujuan,

batasan masalah yang akan dibahas, tujuan dari pembuatan aplikasi, manfaat, serta

sistematika penulisan

Bab II Gambaran Umum Instansi

Berisi kilas sejarah instansi, visi dan misi, struktur organisasi yang ada pada

tempat kerja praktek.

Bab III Landasan Teori

Berisi teori-teori pendukung yang digunakan dalam pembuatan aplikasi, seperti

teori tentang pengarsipan, konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, konsep

dasar sistem informasi, system flow, Data Flow Diagram (DFD), dan sistem basis

(7)

Bab IV Deskripsi Pekerjaan

Berisi uraian tentang tugas-tugas yang dikerjakan pada saat kerja praktek, yaitu

dari metodologi penelitian, analisa sistem, perancangan sistem berupa system

flow, data flow diagram, entity relationship diagram, struktur tabel, desain

interface aplikasi, implementasi sistem, dan pembahasan terhadap implementasi

sistem.

Bab V Penutup

Berisi kesimpulan dari pembahasan implementasi sistem yang dibuat sedangkan

saran untuk perbaikan dan harapan-harapan untuk pengembangan sistem yang

(8)

5

GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1 Visi dan Misi

Fungsi Technical Services Marketing Operation Region (MOR) V

memiliki visi dan misi sebagai berikut:

2.1.1. Visi

Menjadi partner lini bisnis Direktorat Pemasaran & Niaga dengan kinerja

ekselen.

2.1.2. Misi

Melayani lini bisnis di Direktorat Pemasaran dan Niaga PT. Pertamina

(Persero) dalam bidang jasa keteknikan, untuk menciptakan nilai tambah pada

perusahaan.

2.2 Logo PT. Pertamina (persero)

2.2.1 Sejarah Logo

Pertamina merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

besar di Indonesia. Pertamina punya logo baru yang menarik. Logo sederhana

dengan syarat makna. Sebelum menggunakan logo yang sekarang pertamina

menggunakan logo lama bergambar sepasang kuda laut mengapit bintang kuning.

Tak ketinggalan ornamen pita khas logo klasik berwarna kuning yang bertuliskan

pertamina. Logo ini telah ada sejak tahun 1961 dan menjadi corporate logo dari

(9)

baru, tiga buah bentuk kubisme membentuk huruf P. Dalam pembuatan logo baru

itu Pertamina mengeluarkan US$ 225.000 untuk 30 aplikasi. Mulai desain logo

kantor pusat, surat, map, kartu nama, stasiun pengisian bahan bakar, hingga truk

pengangkut bensin.

Logo dibuat oleh Landor, perusahaan bertempat di San Francisco,

Amerika. Landor sudah berpengalaman 60 tahun lebih. Perusahaan ini juga

mengubah beberapa logo perusahaan dalam negeri, seperti BNI dan Indosat.

Harga logo baru pertamina ini mencapai 350.000 US$ atau sekitar 3,5 miliayar

rupiah. Berikut ini file logo pertamina lama dan baru yang bisa di dowload berikut

makna dari logo pertamina tersebut.

Gambar 2.1. Logo Pertamina lama (sumber:

http://ariefabian.blogspot.com/2011/09/sejarah-penting-dalam-evolusi-logo.html)

A. bintang berwarna kuning : menggambarkan kekuatan guna mencapai

tujuan nasional

B. kuda laut : melambangkan fosil yang mempunyai nilai ekonomis yang

tingggi

(10)

2.2.2 Arti Logo

Gambar 2.2. Logo Pertamina Saat ini (Sumber: http://artilambang.blogspot.com/2014/02/arti-logo-pertamina.html)

Elemen logo membentuk huruf “P” yang secara keseluruhan merupakan

A. representasi bentuk panah : menggambarkan Pertamina yang bergerak

maju dan progresif

B. warna-warna mencolok : menunjukkan langkah besar yang diambil

Pertamina dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif

dan dinamis

C. warna merah : mencerminkan Keuletan dan ketegasan serta keberanian

dalam meghadapi berbagai macam kesulitan.

D. warna hijau : mencerminkan sumber daya energy yang berwawasan

lingkungan

E. warna biru : mencerminkan andal, dapat dipercaya, dan bertanggung

jawab

2.3 Sejarah PT. Pertamina persero

Pada 1950-an, ketika penyelenggaraan negara mulai berjalan normal

(11)

mulai menginventarisasi sumber-sumber pendapatan negara, di antaranya dari

minyak dan gas. Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak peninggalan

Belanda terlihat tidak terkendali dan penuh dengan sengketa.

Pada tahun 1960, PT PERMINA direstrukturisasi menjadi PN PERMINA

sebagai tindak lanjut dari kebijakan Pemerintah, bahwa pihak yang berhak

melakukan eksplorasi minyak dan gas di Indonesia adalah negara.

Melalui satu Peraturan Pemerintah yang dikeluarkan Presiden pada 20

Agustus 1968, PN PERMINA yang bergerak di bidang produksi digabung dengan

PN PERTAMIN yang bergerak di bidang pemasaran guna menyatukan tenaga,

modal dan sumber daya yang kala itu sangat terbatas. Perusahaan gabungan

tersebut dinamakan PN Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional

(Pertamina).

Untuk memperkokoh perusahaan yang masih muda ini, Pemerintah

menerbitkan Undang-Undang No. 8 tahun 1971, dimana di dalamnya mengatur

peran Pertamina sebagai satu-satunya perusahaan milik negara yang ditugaskan

melaksanakan pengusahaan migas mulai dari mengelola dan menghasilkan migas

dari ladang-ladang minyak di seluruh wilayah Indonesia, mengolahnya menjadi

berbagai produk dan menyediakan serta melayani kebutuhan bahan bakar minyak

& gas di seluruh Indonesia.

Seiring dengan waktu, menghadapi dinamika perubahan di industri minyak

dan gas nasional maupun global, Pemerintah menerapkan Undang-Undang No.

22/2001. Paska penerapan tersebut, Pertamina memiliki kedudukan yang sama

dengan perusahaan minyak lainnya. Penyelenggaraan kegiatan bisnis Public

(12)

usaha yang wajar, sehat, dan transparan dengan penetapan harga sesuai yang

berlaku di pasar.

Pada 17 September 2003 Pertamina berubah bentuk menjadi PT Pertamina

(Persero) berdasarkan PP No. 31/2003. Undang-Undang tersebut antara lain juga

mengharuskan pemisahan antara kegiatan usaha migas di sisi hilir dan hulu.

Pada 10 Desember 2005, sebagai bagian dari upaya menghadapi

persaingan bisnis, PT Pertamina mengubah logo dari lambang kuda laut menjadi

anak panah dengan tiga warna dasar hijau-biru-merah. Logo tersebut

menunjukkan unsur kedinamisan serta mengisyaratkan wawasan lingkungan yang

diterapkan dalam aktivitas usaha Perseroan.

Selanjutnya pada 20 Juli 2006, PT Pertamina mencanangkan program

transformasi perusahaan dengan 2 tema besar yakni fundamental dan bisnis.

Untuk lebih memantapkan program transformasi itu, pada 10 Desember 2007 PT

Pertamina mengubah visi perusahaan yaitu, “Menjadi Perusahaan Minyak

Nasional Kelas Dunia”. Menyikapi perkembangan global yang berlaku, Pertamina

mengupayakan perluasan bidang usaha dari minyak dan gas menuju ke arah

pengembangan energi baru dan terbarukan, berlandaskan hal tersebut di tahun

2011 Pertamina menetapkan visi baru perusahaannya yaitu, “Menjadi Perusahaan

Energi Nasional Kelas Dunia”.

2.4 Technical Services MOR V

2.3.1. Sekilas tentang Fungsi Technical Services MOR V

Technical Services MOR V merupakan fungsi yang bergerak dalam bidang

(13)

serta pengelolaan resikonya untuk memenuhi kebutuhan pengembangan dan

kehandalan operasi semua lini bisnis dan fungsi yang memenuhi aspek Health,

Safety and Environment (HSE) di Marketing & Trading Directorate. Tujuan

fungsi ini adalah untuk melayani jasa engineering, procurement, inspection,

reliability & construction secara efektif dan efisien.

2.3.2. Struktur Organisasi Technical Services MOR V

Gambar 23. Struktur Organisasi Fungsi TS Pertamina MOR V. (Sumber: arsip fungsi TS)

2.3.3. Satuan Pokok Technical Services Pertamina MOR V

A. Manager Technical Services (TS) Region V

Mengelola kegiatan fungsi Technical Services diseluruh wilayah operasi

Direktorat Marketing & Trading Region V yang meliputi kegiatan budgeting,

(14)

pengelolaan resikonya untuk memenuhi kebutuhan pengembangan dan

kehandalan operasi semua lini bisnis dan fungsi yang memenuhi aspek HSE.

Adapun fungsi utama dari Manager Technical Services Region V yaitu:

1. Menetapkan usulan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan fungsi

Technical Services Region V

2. Mengelola seluruh usulan Analisis Bisnis Investasi (ABI) dari lini bisnis dan

fungsi penunjang di wilayah Operasi Direktorat Marketing & Trading Region

V untuk kemudian diusulkan ke General Manager (GM) Marketing Operation

Region V dan selanjutnya ke Vice President (VP) Technical Services.

3. Menetapkan target kinerja untuk senior supervisor yang ada di bawah

Technical Services Region V.

4. Menetapkan keputusan engineering, procurement, construction, QA/QC dan

maintenance untuk seluruh kegiatan Technical Services Region V.

5. Menyetujui / mengusulkan engineering package dan owner estimate sesuai

dengan otorisasi.

6. Melaksanakan pengendalian dan pelaporan realisasi ABI dan Analisis Bisnis

Operasional (ABO) di lingkungan fungsi Technical Services Region V.

7. Melaksanakan pengelolaan sarfas dan melaporkan secara periodik.

8. Memastikan pengadaan barang dan jasa berjalan sesuai ketentuan dan

kebijakan Perusahaan.

9. Memastikan kegiatan perencanaan, procurement, konstruksi, dan serah terima

project terkoordinasi secara internal maupun eksternal, memenuhi target

biaya, waktu, dan mutu yang ditetapkan serta memperhatikan aspek

(15)

10. Memastikan kegiatan QA/QC berjalan sesuai dengan code & standard,

Peraturan Pemerintah, ketentuan Perusahaan.

11. Mengusulkan Sistem Tata Kerja (STK) yang diberlakukan di Technical

Services Region V.

12. Membuat keputusan untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan

pemeliharaan lini bisnis dan fungsi di wilayah Technical Services Region V.

13. Mengelola penyelesaian temuan auditor internal dan eksternal, berkoordinasi

dengan Business Support Area.

14. Mengelola pelaksanaan evaluasi vendor barang dan jasa secara periodik di

Technical Services Region V.

15. Mengelola pembinaan SDM yang menjadi tanggung jawab Technical

Services Region V.

B. Asisten Manager Engineering

Melaksanakan kegiatan Engineering di wilayah operasi Region V, meliputi

kegiatan budgeting, engineering, dan pengelolaan resikonya untuk memenuhi

kebutuhan semua lini bisnis dan fungsi penunjang dengan tetap memenuhi aspek

HSE. Tugas Asisten Manager Engineering yaitu:

1. Menyiapkan usulan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan fungsi

Engineering TS Region V.

2. Menyiapkan seluruh usulan ABI dari lini bisnis dan fungsi penunjang di

wilayah operasi Region I untuk kemudian diusulkan ke Region V.

3. Menetapkan target kinerja (SMK) untuk asisten yang ada di bawah

(16)

4. Mengevaluasi Gambar Kerja, Spesifikasi Teknis, Spesifikasi Material dan

Owner Estimate (OE) proyek ABI di Region V.

5. Mengevaluasi usulan Gambar Kerja, Spesifikasi Teknis, Spesifikasi Material

dan Owner Estimate (OE) proyek ABO dari user (lini bisnis dan fungsi

penunjang) di Region V.

6. Mengatur keikutsertaan perwakilan engineering dalam proses pelelangan

proyek di Region V sebagai unsur ahli.

7. Melaksanakan kegiatan perencanaan proyek yang terkoordinasi secara

internal maupun eksternal untuk memenuhi target biaya, waktu, dan mutu

yang ditetapkan serta memperhatikan aspek pengelolaan resiko proyek dan

HSE.

8. Mengevaluasi keekonomian proyek untuk investasi non business development

di Region V.

9. Mengevaluasi dan mengusulkan solusi engineering kepada Region V dalam

menghadapi kendala-kendala teknis pelaksanaan dilapangan di Region V.

10. Mengevaluasi pengelolaan data harga satuan material, jasa dan konsultansi di

Region V.

11. Mengevaluasi usulan Sistem Tata Kerja yang diberlakukan di fungsi

Engineering TS Region V.

12. Menyiapkan tanggapan untuk penyelesaian temuan auditor internal dan

eksternal yang terkait dengan kegiatan engineering di TS Region V.

13. Mengelola pembinaan SDM yang menjadi tanggung jawab sub-fungsi

(17)

C. Asisten Manager Reliability & Construction

Melaksanakan kegiatan Reliability & Construction Region V di wilayah

Operasi Region V, meliputi kegiatan construction, QA/QC, dan maintenance serta

pengelolaan resikonya untuk memenuhi kebutuhan pengembangan dan

kehandalan operasi semua lini bisnis dan fungsi yang memenuhi aspek HSE.

Tugas Asisten Manager Reliability and Construction yaitu:

1. Mengevaluasi usulan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan fungsi

Reliability & Construction Region V.

2. Mengusulkan ABI untuk kebutuhan fungsi Reliability & Construction Region

V.

3. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil inspeksi dalam pengusulan ABI.

4. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil inspeksi dalam pengusulan ABO.

5. Mengevaluasi program dan pelaporan maintenance di area Region V.

6. Mengevaluasi laporan updating data kondisi sarfas operasi untuk area Region

V.

7. Melaksanakan pengelolaan konstruksi dan QA/QC proyek.

8. Mengelola kegiatan inspeksi sarana dan fasiltas utama.

9. Menetapkan target kinerja untuk asisten yang ada di bawah Reliability &

Construction Region V.

10. Melaksanakan pengendalian realisasi ABO di lingkungan fungsi Reliability &

Construction Region V.

11. Mengelola kehandalan sarfas operasi lini bisnis dan fungsi penunjang di area

(18)

12. Mengusulkan Sistem Tata Kerja (STK) yang diberlakukan di fungsi

Reliability & Construction Region V.

13. Mengevaluasi tanggapan untuk auditor internal dan eksternal yang terkait

dengan fungsi Reliability & Construction Region V.

14. Mengevaluasi kinerja vendor barang dan jasa secara periodik di Region V.

15. Mengevaluasi prosedur konstruksi, QA/QC, tahapan konstruksi pada kegiatan

proyek di Region V.

D. Asisten Manager Budgeting, Procurement, & Administration

Melaksanakan kegiatan fungsi Procurement & Budgeting di area Region V,

yang meliputi kegiatan budgeting, procurement, dan administrasi keteknikan serta

pengelolaan resikonya untuk memenuhi kebutuhan pengembangan dan

kehandalan operasi semua lini bisnis dan fungsi yang memenuhi aspek HSE.

Adapun tugas dari Asisten Manager Budgeting, Procurement, & Administration

adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan usulan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan fungsi

Procurement & Budgeting TS Region V.

2. Mengkoordinir proses pengadaan barang dan jasa di area Region V.

3. Menetapkan target kinerja (SMK) untuk asisten yang ada di bawah

Procurement & Budgeting TS Region V.

4. Menyiapkan program dan rencana kerja kegiatan budgeting, procurement

dan adminsitrasi keteknikan di Technical Services Region V.

5. Melaksanakan pengendalian Realisasi ABI dan ABO fungsi TS Region V.

6. Memastikan kegiatan budgeting, procurement dan administrasi teknik di area

(19)

biaya, waktu, dan mutu yang ditetapkan serta memperhatikan aspek

pengelolaan resiko proyek dan HSE.

7. Mengulas dokumen pengadaan untuk kegiatan procurement di area Region V.

8. Melaksanakan kegiatan penyusunan dan pembuatan kontrak pada pekerjaan

Investasi dan pekerjaan operasional dengan pihak-pihak yang berkompeten

dalam mendukung pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan.

9. Meneliti spesifikasi material untuk pengadaan barang sesuai dengan PO yang

ditetapkan.

10. Mengevaluasi usulan Sistem Tata Kerja (STK) yang diberlakukan di fungsi

TS Region V.

11. Mengelola penyelesaian temuan auditor internal dan eksternal berkaitan

dengan proses pengadaan barang dan jasa.

12. Mengelola pelaksanaan evaluasi vendor barang dan jasa secara periodik di TS

Region V.

13. Mengelola pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjadi tanggung

jawab sub-fungsi Procurement & Budgeting

E. Senior Supervisor Domestic Gas Maintenance

Merencanakan, mengorganisir, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan

Budgeting, Procurement & Administrasi, Proyek, QA/QC dan Pemeliharaan

sarfas Terminal/Depot Liquefied Petroleum Gas (LPG) di area kerja Domestic

Gas wilayah operasi Region V, serta pengelolaan resikonya untuk memenuhi

kebutuhan pengembangan dan kehandalan operasi lini bisnis Fungsi Domestic

Gas yang memenuhi aspek HSE. Tugas Senior Supervisor Domestic Gas

(20)

1. Merencanakan kegiatan Program pemeliharaan dan program tindak lanjut

timeframe kehandalan serta ABO pemeliharaan dan tindak lanjut timeframe

kehandalan.

2. Mengorganisir ketersediaan anggaran, tata waktu, material, QA/QC dan HSE

untuk kegiatan pemeliharaan dan pengawasan proyek.

3. Mengontrol realisasi/implementasi pengawasan proyek, program pemeliharaan,

anggaran, tata waktu, material, QA/QC serta HSE.

4. Mengevaluasi implementasi pengawasan proyek, program pemeliharaan sarfas,

(21)

18

Landasan Teori

Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang

digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang

ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

memiliki kajian pustaka yang dapat dipertanggungjawabkan

3.1.Pengarsipan

Menurut UU No. 43 Tahun 2009 Pasal 1 nomor 2, arsip adalah rekaman

kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh

lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan,

organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam

pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

3.1.1. Bentuk Corak Arsip

Asichin (2010) menyebutkan bahwa bentuk corak arsip sebagai berikut:

A.Arsip Tekstual: paper, based records, conventional records, human readable

records, eye readable records,hard copy.

B.Arsip Audio Visual: Gambar statik, citra bergerak, rekaman suara.

C.Arsip kartografik dan kearsitekturan

D.Arsip bentuk mikro

(22)

3.1.2. Pengertian arsip dinamis

Asichin (2010) menyebutkan bahwa arsip dinamis adalah bagaimana

mengelola (how to manage) arsip (dinamis) sejak diciptakan/dibuat, dipergunakan

dan dirawat sampai dengan disusutkan secara efektive dan efisien.

3.1.3. Keuntungan Pengarsipan

Firdaus (2010) menyebutkan bahwa keuntungan-keuntungan yang

diperoleh dari penerapan manajemen kearsipan bagi Organisasi adalah:

A. Pengambilan informasi menjadi lebih cepat

B. Catatan hilang atau salah jarang terjadi

C. Kepatuhan dengan persyaratan retensi hukum

D. Pengurangan belanja peralatan dan perlengkapan

E. Kontrol atas penciptaan catatan baru

F. Perlindungan catatan penting

3.1.4. Penyimpanan Arsip

Firdaus (2010) menyebutkan bahwa dalam penyimpanan arsip, terdapat

enam sistem penyimpanan arsip yang biasa digunakan dalam pengelolaan arsip :

A.Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor

B.Sistem penyimpanan arsip berdasarkan abjad

C.Sistem penyimpanan arsip berdasarkan abjad nomor

D.Sistem penyimpanan arsip berdasarkan pokok masalah

E.Sistem penyimpanan arsip berdasarkan lokasi/wilayah

F. Sistem penyimpanan arsip berdasarkan tanggal, baik tanggal terima arsip atau

tanggal dibuatnya arsip tersebut.

(23)

Firdaus (2010) menyebutkan bahwa sejalan dengan perkembangan TI,

telah banyak software yang berkaitan dengan pengelolaan arsip (tata arsip) secara

elektronik. Dalam Departemen TI terdapat bagian-bagian untuk pengelolaan

data-data atau file-file yang ada dalam organisasi dengan menggunakan TI (software

komputer yang berkaitan dengan database) supaya data yang ada dapat digunakan

secara optimal. Bagian departemen TI yang berkaitan dengan tata arsip :

A.Administrasi Database/Database Administrator (DBA) : Bertanggung jawab

atas perancangan, disain, manajemen dan penyelenggaraan database demi

memenuhi kehendak pengguna.

B.Programmer dan Sistem Analis: Bertanggung jawab atas mendesain dan

memprogram suatu sistem berkaitan dengan akses pengguna terhadap

database.

3.2. Konsep Dasar Sistem

Kendall (2013) menyebutkan bahwa sistem adalah serangkaian subsistem

yang saling terkait dan tergantung satu sama lainnya, bekerja bersama-sama untuk

mencapai tujuan dan sasaran yang sudah di tetapkan sebelumnya.

Berdasarkan pendapat yang telah di kemukakan diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan elemen atau bagian-bagian atau

komponen-komponen atau prosedur-prosedur yang terintegrasi satu sama lain dan

bekerja secara harmonis untuk mencapai tujuan tertentu atau maksud tertentu.

3.2.1.Elemen Sistem

Kendall (2013) menyebutkan bahwa ada beberapa elemen yang membentuk

(24)

dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen

yang membentuk sebuah sistem :

A. Tujuan

Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin

banyak.Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa

tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali.Tentu saja, tujuan antara satu

sistem dengan sistem yang lain berbeda.

B. Masukan

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem

dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang

berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak.Contoh masukan yang

berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah

informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).

C. Proses

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari

masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa

informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna.

D. Keluaran.

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi,

keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

E. Batas

Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan

(25)

lingkup, atau kemampuan sistem. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi

atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem.

F. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan

menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini

digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah

untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

G. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem.Lingkungan

bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau

menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus

ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem,

sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu

terhadap kelangsungan hidup sistem.

3.2.2.Karakteristik Sistem

Jogiyanto (2009) menyebutkan bahwa suatu sistem mempunyai

karakteristik. Karakteristik sistem adalah sebagai berikut:

A.Suatu sistem mempunyai komponen-komponen sistem (components) atau

subsistem-subsistem.

B.Suatu sistem mempunyai batasan sistem (Boundary).

C.Suatu sistem mempunyai lingkungan luar (environment).

D.Suatu sistem mempunyai penghubung (interface).

(26)

3.3. Konsep Dasar Informasi

Raymond Mcleod (2006) menyebutkan bahwa definisi dari informasi

adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi yang

menerimanya. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang

memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat

ini atau mendatang. Secara umum informasi dapat di definisikan sebagai hasil

pengolahan data dalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi

penerimannya.

Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang

menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian

adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Data merupakan bentuk yang masih

mentah, belum dapat bercerita banyak sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data

diolah melalui suatu metode untuk menghasilkan informasi

Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima

kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan

tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat

sejumlah data kembali. Fungsi-fungsi informasi adalah sebagai berikut :

3.3.1. Untuk meningkatkan pengetahuan bagi si pemakai.

3.3.2. Untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan

pemakai

3.3.3. Menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari sesuatu hal.

Informasi yang berkualitas harus akurat, tepat pada waktunya dan relevan,

(27)

3.3.1. Akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak

bias atau menyesatkan.

3.3.2. Tepat waktu berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh

terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi.

Karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.

3.3.3. Relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang berbeda-beda

Nilai Informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya

mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif

dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi

biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit.

Umur informasi, kapan atau sampai kapan sebuah informasi memiliki nilai

atau arti bagi penggunanya. Ada condition information (mengacu pada titik waktu

tertentu) dan operating information (menyatakan suatu perubahan pada suatu

range waktu).

3.4. Konsep Dasar Sistem Informasi

Turban, McLean, dan Wetherbe (2005) menyebutkan bahwa sistem

informasi sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan

kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu

dengan laporan-laporan yang diperlukan.

(28)

Turban, McLean, dan Wetherbe (2005) menyebutkan bahwa masukan atau

input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Termasuk juga

metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang

dapat berupa dokumen-dokumen dasar

3.4.2. Blok Model

Turban, McLean, dan Wetherbe (2005) menyebutkan bahwa blok ini

terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematika yang akan

memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang

sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3.4.3. Blok Keluaran

Turban, McLean, dan Wetherbe (2005) menyebutkan bahwa produk dari

sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan

dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua

pemakai sistem.

3.4.4. Blok Teknologi

Turban, McLean, dan Wetherbe (2005) menyebutkan bahwa teknologi

merupakan alat dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima

input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan

mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari system secara

keseluruhan.

3.4.5. Blok Basis Data

Turban, McLean, dan Wetherbe (2005) menyebutkan bahwa basis data

merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan saatu dengan yang

(29)

untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan

penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan

sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis

data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpannya. Basis data

diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang

disebut dengan DBMS (Database Management Systems).

3.4.6. Blok Kendali

Turban, McLean, dan Wetherbe (2005) menyebutkan bahwa beberapa

pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal

yang dapat merusak system dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi

kesalahan-kesalahan dapat langsung diatasi.

3.5. System Flow

Jogiyanto (2009) menyebutkan bahwa system flowchart dapat

didefinisikan sebagai bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan

dari sistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di

(30)

Gambar 2.2. System Flowchart (Sumber: http://sdd-hsc-online.wikispaces.com/Modelling+Tools+-+System+Flowcharts)

1. Simbol dokumen

Menunjukkan dokumen input dan output baik proses manual atau

komputer

2. Simbol kegiatan manual

Menunjukkan kegiatan non-komputer yang dilakukan

3. Simbol proses

Menunjukkan kegiatan proses dari operasi program komputer

4. Simbol database

Menunjukkan tempat untuk menyimpan data hasil operasi komputer

5. Simbol penghubung di dalam halaman

Menunjukkan penghubung ke halaman yang sama

6. Simbol penghubung di lain halaman

Menunjukkan penghubung ke beda halaman

7. Simbol display

Menunjukkan respon kepada user setelah dilakukan kegiatan

8. Simbol input manual

Proses input data dari user

3.6. Data Flow Diagram (DFD)

Jogiyanto (2009) menyebutkan bahwa Data Flow Diagram (DFD) adalah

(31)

data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem

secara logika, tersruktur dan jelas.

DFD merupakan alat bantu dalam menggambarkan atau menjelaskan

sistem yang sedang berjalan logis.

3.6.1. Simbol yang digunakan dalam membuat DFD

Jogiyanto (2009) menyebutkan bahwa simbol-simbol yang digunakan di

dalam membuat suatu DFD yaitu:

A. Kesatuan Luar

Merupakan kesatuan lingkungan di luar sistem yang dapat berupa orang,

organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan

memberikan input atau menerima output dari sistem.

B. Arus Data

Arus data ini mengalir diantara proses, simpanan data dan kesatuan luar.

Arus data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk

sistem atau hasil dari proses sistem. Arus data ini ditunjukkan dengan simbol

panah.

C. Proses

Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin

atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk

menghasilkan arus data yang akan keluar dari proses.

D. Simpan data

(32)

1. Suatu file atau database di sistem komputer

2. Suatu arsip atau catatan manual

3. Suatu kotak tempat data di meja seseorang

4. Suatu tabel acuan manual

5. Suatu agenda atau buku

3.6.2. Level DFD

Jogiyanto (2009) menyebutkan bahwa level yang ada di dalam suatu DFD

yaitu:

A. Diagram Konteks

Menggambarkan satu lingkaran besar yang dapat mewakili seluruh proses

yang terdapat di dalam suatu sistem. Merupakan tingkatan tertinggi dalam DFD

dan biasanya diberi nomor 0 (nol). Semua entitas eksternal yang ditunjukkan pada

diagram konteks berikut aliran-aliran data utama menuju dan dari sistem. Diagram

ini sama sekali tidak memuat penyimpanan data dan tampak sederhana untuk

diciptakan.

B. Diagram Nol (diagram level-1)

Merupakan satu lingkaran besar yang mewakili lingkaran-lingkaran kecil

yang ada di dalamnya. Merupakan pemecahan dari diagram Konteks ke diagram

Nol. di dalam diagram ini memuat penyimpanan data.

C. Diagram Rinci

Merupakan diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam

(33)

3.6.3. Fungsi DFD

Jogiyanto (2009) menyebutkan bahwa fungsi dari Data Flow Diagram

(DFD) dianataranya yaitu:

A. Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang

memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai

suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan

alur data, baik secara manual maupun komputerisasi.

B. DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan,

khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting

dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata

lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan

hanya pada fungsi sistem.

C. DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur

data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran

analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh

profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.

3.7. Sistem Basis Data

3.7.1. Konsep Dasar Basis Data

Jogiyanto (2009) menyebutkan bahwa basis data (database) merupakan

kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di

perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk

(34)

Data perlu disimpan didalam basis data untuk keperluan penyediaan

informasi lebih lanjut. Data didalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian

rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas.

A. Jenis File Basis Data

Jogiyanto (2009) menyebutkan bahwa jenis file basis data sebagai berikut:

1. File Master

File master menampung data-data yang relatif tidak mudah berubah dan

menjadi acuan bagi file yang lain (file transaksi).

2. File Transaksi

File transaksi merupakan file sementara untuk mengumpulkan transaksi yang

terjadi yang melibatkan beberapa file master beserta data tambahan pada tiap

transaksi.

3. File Tabel

File tabel merupakan file permanen yang memuat data referensi yang

diperlukan untuk memproses transaksi, memperbaharui file master atau untuk

membuat suatu output.

4. File Laporan

File laporan merupakan file sementara yang dipakai untuk menyimpan output

yang belum dicetak.

B. Fase Merancang Basis Data

Jogiyanto (2009) menyebutkan bahwa fase merancang basis data diuraikan

sebagai berikut:

1. Mengumpulkan dan Menganalisis

(35)

b. Analisis lingkungan operasi dan pemprosesan data

c. Daftar pertanyaan dan wawancara.

2. Merancang Basis Data secara Konseptual

Tujuan dan fase ini adalah menghasilkan conceptual schema untuk basis data

yang tergantung pada sebuah DBMS (Database Management System).

3. Memilih Database Management System (DBMS)

Pemilihan DBMS ditentukan oleh bebrapa faktor, diantaranya : faktor teknik,

ekonomi dan politik organisasi.Contoh faktor teknik : keberadaan DBMS

(Relation, Network, Hierarchical, dan lain-lain), struktur penyimpanan dan jalur

akses yang mendukung DBMS, pemakai, dan lain-lain.

Faktor-faktor ekonomi dan organisasi yang mempengaruhi satu sama lain

dalam pemilihan DBMS : struktur data, personal yang telah terbiasa dengan suatu

sistem, dan tersedianya layanan penjual.

4. Merancang Basis Data secara Logika (pemetaan model data)

5. Merancang Basis Data secara Fisik

Merancang basis data secara fisik merupakan proses memilih

struktur-struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses ke file-file basis data untuk mencapai

performa terbaik di berbagai aplikasi.

6. Implementasi Basis Data

Spesifikasi secara konseptual diuji dan dihubungkan dengan kode program

dengan perintah embedded DML (Data Manipulation Language).

(36)

Waliyanto (2000) menyebutkan bahwa sistem basis data adalah suatu

sistem menyusun dan mengelola record menggunakan komputer untuk

menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional lengkap sebuah

organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal

yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan. Salah satu cara

menyajikan data untuk mempermudah modifikasi adalah dengan cara pemodelan

data. Model yang akan dipergunakan pada pelatihan ini adalah Entity Relationship

Model. Model Entity Relationship adalah representasi logika dari data pada suatu

(37)

34

Deskripsi Pekerjaan

Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan pada fungsi TS

Pertamina MOR V, didapat sebuah permasalahan yaitu lambatnya proses

pengarsipan dokumen (filing system) serta peminjaman dan pengembalian

dokumen. Proses tersebut masih dilakukan secara manual dan belum adanya

proses rekap data terhadap data dokumen serta data peminjaman dokumen. Proses

tersebut dapat mengakibatkan lambatnya proses pengarsipan dokumen yang ada

pada fungsi TS Pertamina MOR V. Dalam proses penyelesaian masalah yang ada

pada fungsi TS Pertamina MOR V dibutuhkan beberapa langkah sebagai berikut:

1. Menganalisis sistem

2. Mendesain sistem

3. Mengimplementasikan sistem

4. Melakukan pembahasan terhadap implementasi sistem

Langkah-langkah di atas dilakukan untuk dapat menemukan solusi terhadap

permasalahan yang ada pada fungsi TS Pertamina MOR V. Penjabaran dari

langkah-langkah diatas adalah sebagai berikut.

4.1. Analisis Sistem

Menganalisis sistem adalah langkah awal untuk membuat suatu sistem baru.

Dalam langkah ini harus dilakukan analisis terhadap permasalahan yang ada di

dalam TS MOR V khususnya mengenai proses pengarsipan dokumen, proses

(38)

sistem yang baru, terlebih dahulu harus mengetahui alur transaksi yang masih

digunakan sampai saat ini.

Proses pengarsipan dokumen di dalam TS MOR V diawali dengan

memasukkan dokumen ke dalam rak di ruang arsip. Dokumen yang baru masuk

akan dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu pengadaan barang (investasi),

pengadaan barang (operasional), dan pengadaan jasa. Di dalam ruang arsip

terdapat 5 rak. Rak 1 berisi dokumen yang berkaitan dengan pengadaan barang

(investasi), rak 2 dan 3 berisi dokumen yang berkaitan dengan pengadaan barang

(operasional), rak 4 berisi dokumen yang berkaitan dengan pengadaan jasa, dan

rak 5 berisi dokumen yang berusia lebih dari 3 tahun.

Proses peminjaman dokumen di dalam TS MOR V diawali dengan

menanyakan dokumen yang dimaksud ke sekretaris. Sekretaris akan

mengambilkan dokumen yang dimaksud oleh karyawan ke dalam ruang arsip.

Setelah dokumen yang dimaksud tersebut diambil oleh sekretaris, sekretaris akan

menyerahkan dokumen tersebut kepada karyawan dengan syarat menyerahkan

fotokopi kartu tanda pengenal.

Proses pengembalian dokumen pada TS MOR V diawali dengan penyerahan

dokumen oleh karyawan kepada sekretaris. Setelah itu sekretaris akan

mengembalikannya ke dalam ruang arsip dan melihat jenis dari dokumen yang

dikembalikan untuk diletakkan ke dalam rak sesuai jenis dari dokumen yang

(39)

4.2. Perancangan Sistem

Setelah melakukan analisis sistem dengan melakukan observasi pada fungsi

TS MOR V, tahap selanjutnya adalah perancangan sistem. Di dalam tahap

perancangan sistem dijelaskan sistem baru terkait proses filing system pada fungsi

TS Pertamina MOR V. Dalam melakukan perancangan sistem tersebut ada

beberapa langkah yang harus dilalui terlebih dahulu, yaitu melakukan desain

sistem secara terstruktur dengan cara menyusun:

1. System Flow

2. Context Diagram

3. Himpunan Input Proses Output (HIPO)

4. Data Flow Diagram (DFD)

5. Entity Relationship Diagram (ERD)

6. Struktur basis data dan tabel

7. Desain Input Output

4.2.1 System Flow

System Flow yaitu bagan yang memiliki arus pekerjaan secara menyeluruh

dari suatu sistem yang menjelaskan urutan prosedur-prosedur yang terdapat di

(40)

A. System Flow Login

Mengecek hak akses Karyawan

Sesuai?

Gambar 4.1. Sysflow Login

Objective : untuk masuk ke dalam aplikasi pengarsipan

Input : user ID dan password karyawan

Proses : mengecek hak akses karyawan masuk ke aplikasi

pengarsipan

Output : form sesuai hak akses karyawan

(41)

B. System Flow Mengelola Data Master

1. Mengubah Password Karyawan

Mengubah Password Karyawan

(42)

Objective : untuk mengubah password karyawan

Input : password karyawan lama dan password baru

Proses : mengubah password karyawan menjadi baru

Output : password karyawan berubah

Actor : Administrator atau Pengguna

Asumsi dan Constraint : password baru berlaku sampai karyawan

mengubah password lagi

2. Menambah Data Master Rak

Menambah data master rak

(43)

Objective : untuk menambah data pada tabel rak

Input : kelengkapan data rak

Proses : menyimpan data rak baru pada tabel rak

Output : data pada tabel rak bertambah

Actor : Administrator

3. Mengubah Data Master Rak

Mengubah data master rak

Klik data yang akan diubah pada data

(44)

Objective : untuk mengubah data pada tabel rak

Input : data rak yang ada di dalam tabel rak

Proses : mengubah data rak pada tabel

Output : data pada tabel rak berubah

Actor : Administrator

4. Menambah Data Master Dokumen

Menambah data master dokumen

Gambar 4.5. Sysflow Menambah Data Dokumen

Objective : untuk menambah data pada tabel dokumen

Input : kelengkapan data dokumen

Proses : menyimpan data dokumen baru pada tabel

Output : data pada tabel dokumen bertambah

(45)

5. Mengubah Data Master Dokumen

Klik data yang akan diubah pada data Pencarian dokumen Menampilkan field

dokumen

(46)

Objective : untuk mengubah data pada tabel dokumen

Input : data dokumen yang akan diubah

Proses : mengubah data dokumen pada tabel

Output : data pada tabel dokumen berubah

Actor : Administrator

C. System Flow Mencatat Transaksi Peminjaman

1. Mencatat transaksi peminjaman

Transaksi Peminjaman peminjam pada field

tersedia

(47)

Objective : untuk mencatat transaksi peminjaman dokumen

Input : data dokumen yang dipinjam dan data karyawan

yang meminjam

Proses : menyimpan transaksi peminjaman ke dalam tabel

Output : transaksi peminjaman berhasil dilakukan

Actor : Pengguna

Asumsi dan Constraint : Keterlambatan tidak diperhitungkan

2. Mencatat transaksi pengembalian

Transaksi Pengembalian

(48)

Objective : untuk mencatat transaksi pengembalian dokumen

Input : data dokumen yang dikembalikan

Proses : perubahan status dokumen menjadi ‘Ada’

Output : transaksi pengembalian berhasil dilakukan

Actor : Pengguna

D. System Flow Membuat Laporan

1. System Flow membuat laporan Transaksi Peminjaman

Membuat laporan transaksi peminjaman

(49)

Objective : untuk membuat laporan transaksi peminjaman

Input : parameter tanggal

Proses : pembuatan laporan transaksi peminjaman berdasarkan

parameter tanggal

Output : laporan transaksi peminjaman

Actor : Pengguna

2. System Flow membuat laporan dokumen belum kembali

Membuat laporan dokumen belum kembali

Pengguna Sistem

(50)

Objective : untuk membuat laporan dokumen yang belum

dikembalikan

Input : parameter tanggal

Proses : pembuatan laporan dokumen belum kembali berdasarkan

parameter tanggal

Output : laporan dokumen belum kembali

Actor : Pengguna

4.2.2 Data Flow Diagram (DFD)

DFD yaitu bagan yang memiliki arus data dalam suatu sistem yang telah ada

atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika.

A. Context Diagram

Context Diagram pada aplikasi filing system ini terdiri atas 2 external entity

yaitu administrator dan pengguna. External entity tersebut memberikan suatu

(51)

informasi ubah dokumen informasi dokumen

mengubah data dokumen

menambah data dokumen

informasi log in admin

user id dan password admin

informasi ubah data rak informasi data rak

mengubah data rak

menambah data rak

informasi log in peng g una

user id dan password peng g una

informasi laporan informasi ubah data peng g una

informasi data peng g una

ubah password karyawan

mengubah data pengg una validasi data peng g una

0

peng arsipan

+

administrator

peng guna

Gambar 4.11. Context Diagram Aplikasi Pengarsipan

B. Himpunan Input Proses Output (HIPO)

HIPO merupakan suatu bagan yang di dalamnya menjelaskan suatu aliran

sistem dan struktu menu yang digunakan dalam suatu sistem. Dengan bagan HIPO

dapat memberikan kemudahan dalam memahami fungsi-fungsi yang ada pada

sistem. Dalam perancangan diagram jenjang aplikasi filing system ini terdiri dari 3

level dalam hierarki diagram yaitu:

1. Top Level

Top Level merupakan level atau herarki utama tentang sistem yang

(52)

2. Level Kedua

Level Kedua merupakan subproses dari Top Level sebelumnya meliputi

mengecek hak akses, mengelola data master, mencatat transaksi, dan membuat

laporan.

3. Level Ketiga

Level Ketiga merupakan subproses dari level kedua yang menjelaskan level

kedua secara lebih rinci.

4. Level Keempat

Level Keempat merupakan subproses dari level ketiga yang menjelaskan

level ketiga secara lebih rinci.

Untuk lebih jelas penjabaran dari HIPO aplikasi Filing System dapat dilihat

pada gambar 4.12.

0

Aplikasi Filing System TS MOR V

1

(53)

C. DFD level 0

DFD level 0 pada aplikasi ini mempunyai 4 proses utama yaitu mengecek

hak akses, mengelola data master, mencatat transaksi, dan membuat laporan. pada

DFD level 0 ini terdapat 5 data stores. Pada DFD level 0 yang terdapat pada

(54)

informasi dat a peminjaman keluar

informasi dat a karyawan keluar user id dan password pengguna

informasi login pengguna

informasi login admin

user id dan password admin

informasi dat a rak keluar informasi dat a rak masuk

informasi dat a rak masuk

informasi dat a rak keluar informasi dat a rak keluar

informasi dokumen masuk informasi dokumen masuk

informasi dokumen keluar

informasi dokumen keluar

informasi dat a karyawan keluar informasi dat a karyawan masuk

informasi dokumen

informasi ubah dat a pengguna informasi ubah dat a rak

informasi dat a rak informasi hak akses karyawan keluar

informasi dokumen masuk informasi dat a dokumen keluar

informasi dat a karyawan keluar

informasi det ail peminjaman keluar informasi dokumen keluar

informasi det ail peminjaman masuk

informasi peminjaman masuk

informasi hak akses admin untuk mengubah data master dokumen informasi hak akses admin untuk menambah data master dokumen informasi hak akses admin untuk mengubah data master rak informasi hak akses admin untuk menambah data master rak informasi hak akses admin untuk ubah password karyawan informasi hak akses admin untuk validasi data master pengguna

administrator

(55)

D. DFD level 1 proses mengecek hak akses

DFD level 1 ini merupakan penjabaran dari DFD level 0 proses mengecek

hak akses. Penjabaran proses pada proses mengecek hak akses yaitu mengecek

hak akses pengguna dan menampilkan form sesuai hak akses. DFD level 1 ini

memiliki 2 external entities yaitu administrator dan pengguna yang terdapat pada

gambar 4.14. Di dalam DFD level 1 ini juga terdapat 1 data store yaitu karyawan.

Gambar 4.14. DFD level 1 proses mengecek hak akses

E. DFD level 1 proses mengelola data master

DFD level 1 ini merupakan penjabaran dari DFD level 0 proses mengelola

data master. Penjabaran proses pada proses mengelola data master yaitu

mengelola data master pengguna, mengelola data master rak, dan mengelola data

master dokumen. DFD level 1 ini memiliki 1 external entities yaitu administrator

yang terdapat pada gambar 4.15. Di dalam DFD level 1 ini juga terdapat 3 data

store yaitu karyawan, rak, dan dokumen. [user id dan password peng guna]

[user id dan password admin]

[informasi hak akses karyawan keluar]

informasi hak akses peng g una

[informasi hak akses peng guna]

[informasi hak akses peng guna]

[informasi hak akses peng guna]

[informasi hak akses admin untuk meng ubah data dokumen] [informasi hak akses admin untuk menambah data dokumen]

[informasi hak akses admin untuk meng ubah data rak] [informasi hak akses admin untuk menambah data master rak] [informasi hak akses admin untuk ubah password karyawan]

[informasi hak akses admin untuk validasi data peng guna] [informasi login peng guna]

menampilkan form sesuai hak akses

(56)

Gambar 4.15. DFD level 1 proses mengelola data master

F. DFD level 1 proses mencatat transaksi

DFD level 1 ini merupakan penjabaran dari DFD level 0 proses mencatat

transaksi. Penjabaran proses pada proses mencatat transaksi yaitu mencatat

transaksi peminjaman dan mencatat transaksi pengembalian. DFD level 1 ini

memiliki 1 external entities yaitu penggguna yang terdapat pada gambar 4.16. Di

dalam DFD level 1 ini juga terdapat 4 data store yaitu karyawan, peminjaman,

detail peminjaman, dan dokumen.

[informasi data karyawan keluar]

[meng ubah data peng g una] [informasi data peng guna]

[informasi ubah data peng guna]

[informasi dokumen keluar] [informasi hak akses admin untuk meng ubah data dokumen]

[informasi hak akses admin untuk menambah data dokumen]

[informasi data rak keluar] [informasi hak akses admin untuk menambah data master rak]

[informasi hak akses admin untuk meng ubah data rak]

[validasi data peng guna] [informasi hak akses admin untuk ubah password karyawan]

[informasi hak akses admin untuk validasi data peng guna]

(57)

Gambar 4.16. DFD level 1 proses mencatat transaksi

G. DFD level 1 proses membuat laporan

DFD level 1 ini merupakan penjabaran dari DFD level 0 proses membuat

laporan. Penjabaran proses pada proses membuat laporan yaitu mencatat

parameter dan menampilkan laporan. DFD level 1 ini memiliki 1 external entities

yaitu pengguna yang terdapat pada gambar 4.17. Di dalam DFD level 1 ini juga

terdapat 3 data store yaitu karyawan, peminjaman, dan dokumen.

[informasi dokumen masuk]

[informasi hak akses peng guna] [melakukan transaksi peng embalian]

[informasi data karyawan keluar]

[informasi dokumen keluar]

[informasi detail peminjaman masuk] [informasi peminjaman masuk]

(58)

Gambar 4.17. DFD level 1 proses membuat laporan

H. DFD level 2 proses mengelola data master pengguna

DFD level 2 ini merupakan penjabaran dari DFD level 2 proses mengelola

data master. Penjabaran proses pada proses ubah password karyawan yaitu

validasi data master pengguna, dan mengubah password pengguna. DFD level 2

ini memiliki 1 external entities yaitu admin yang terdapat pada gambar 4.18. Di

dalam DFD level 1 ini juga terdapat 1 data store yaitu karyawan.

Gambar 4.18. DFD level 2 proses mengelola data master pengguna

[informasi laporan]

[informasi hak aks es peng guna] mengecek hak akses

[informasi data karyawan masuk] [ubah pas sword karyawan]

[informasi data karyawan keluar]

[informasi ubah data peng guna] [informasi data peng guna]

[validasi data peng guna]

informas i data peng g una

[meng ubah data peng g una] [informasi hak aks es admin untuk ubah pas sword karyawan]

(59)

I. DFD level 2 proses mengelola data master rak

DFD level 2 ini merupakan penjabaran dari DFD level 2 proses mengelola

data master. Penjabaran proses pada proses mengelola data master rak yaitu

menambah data master rak, dan mengubah data master rak. DFD level 2 ini

memiliki 1 external entities yaitu admin yang terdapat pada gambar 4.19. Di

dalam DFD level 1 ini juga terdapat 1 data store yaitu rak.

Gambar 4.19. DFD level 2 proses mengelola data master rak

J. DFD level 2 proses mengelola data master dokumen

DFD level 2 ini merupakan penjabaran dari DFD level 2 proses mengelola

data master. Penjabaran proses pada proses mengelola data master dokumen yaitu

menambah data master dokumen, dan mengubah data master dokumen. DFD level

2 ini memiliki 1 external entities yaitu admin yang terdapat pada gambar 4.20. Di

dalam DFD level 1 ini juga terdapat 1 data store yaitu dokumen.

[informasi data rak mas uk] [informasi data rak mas uk]

[informasi data rak keluar]

[informasi hak aks es admin untuk mengubah data master rak] [menambah data rak]

(60)

Gambar 4.20. DFD level 2 proses mengelola data master dokumen

4.2.3 Perancangan Database

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan dan perancangan database yang akan

digunakan beserta strukturnya. Rancangan database sistem yang dibuat berupa

Entity Relational Diagram (ERD), yaitu alat untuk merepresentasikan model data

yang ada pada sistem dimana terdapat entity dan relationship.

[informasi dokumen mas uk]

[informasi dokumen keluar]

[informasi dokumen mas uk] [meng ubah data dokumen]

[menambah data dokumen] [informasi dokumen]

[informasi hak aks es admin untuk mengubah data master dokumen] informas i data dokumen

[informasi ubah dokumen] [informasi data rak keluar]

[informasi dokumen keluar]

(61)

A. Conceptual Data Model (CDM)

CDM ini terdiri dari 4 entity yaitu rak, karyawan, dokumen, dan

peminjaman. Di dalam CDM ini terdiri dari 3 relationship yaitu melakukan,

berupa, dan terletak. Relationship melakukan memiliki kardinalitas one to many.

Relationship berupa memiliki kardinalitas many to many. Relationship terletak

memiliki kardinalitas many to one.

(62)

B. Physical Data Model (PDM)

PDM ini adalah hasil generate dari CDM aplikasi pengarsipan. Hasil dari

generate menghasilkan 5 tabel yaitu tabel rak, peminjaman, karyawan, detail

peminjaman, dan dokumen. Tabel detail peminjaman adalah hasil generate dari

relasi antara tabel peminjaman dan tabel dokumen.

Gambar 4.22. PDM Aplikasi Pengarsipan

4.2.4 Struktur Basis Data dan Tabel

Untuk mempermudah pengelolaan file basis data, digunakan Microsoft SQL

(63)

A. Tabel Rak

Nama Tabel : rak

Fungsi : menyimpan data rak

Primary Key : ID_RAK

Foreign Key : -

Tabel 4.1. Struktur Tabel Rak

Field Name Type Field Size Description

Id_rak varchar 5 Id rak

No_rak varchar 5 Nomor rak

Nama_rak varchar 10 Nama rak

kuota Int - Kuota per rak

B. Tabel Dokumen

Nama Tabel : dokumen

Fungsi : menyimpan data dokumen

Primary Key : ID_DOKUMEN

Foreign Key : ID_RAK

Tabel 4.2. Struktur Tabel Dokumen

Field Name Type Field Size Description

Id_dokumen int - Id dokumen

id_rak varchar 5 id rak

pekerjaan varchar 100 Nama dokumen

(64)

tahun varchar 5 Tahun dokumen

Status_arsip varchar max Status arsip dokumen

Jenis varchar max Jenis dokumen

C. Tabel Karyawan

Nama Tabel : karyawan

Fungsi : menyimpan data karyawan

Primary Key : no_urut

Foreign Key : -

Tabel 4.3. Struktur Tabel Karyawan

Field Name Type Field Size Description

No_urut varchar 10 Nomor urut karyawan

Nama_karyawan varchar 10 Nama karyawan

No_telepon varchar 12 Nomor telepon karyawan

alamat varchar 30 Alamat karyawan

Status_hak_akses varchar 10 Status hak akses aplikasi

password varchar 50 Password untuk aplikasi

jabatan varchar 50

Jabatan karyawan dalam

aplikasi

User_id varchar max

User id karyawan untuk

(65)

D. Tabel Peminjaman

Nama Tabel : peminjaman

Fungsi : menyimpan data peminjaman dokumen

Primary Key : ID_PINJAM

Foreign Key : no_urut

Tabel 4.4. Struktur Tabel Peminjaman

Field Name Type Field Size Description

Id_pinjam int - Id peminjaman

No_urut varchar 10 Nomor urut karyawan

Tgl_pinjam date -

Tanggal pinjam

dokumen

Tgl_kembali date -

Tanggal kembali

dokumen

E. Tabel Detail Peminjaman

Nama Tabel : detail_peminjaman

Fungsi : menyimpan data detail peminjaman dokumen

Primary Key : id_pinjam, id_dokumen

Foreign Key : -

(66)

Tabel 4.5. Struktur Tabel Detail Peminjaman

Field Name Type Field Size Description

Id_pinjam int - Id pinjam dokumen

Id_dokumen int - Id dokumen

status varchar max Status pinjam

4.2.5 Desain Input atau Output

Desain input atau output merupakan rancangan input atau output berupa

form untuk memasukkan data dan laporan sebagai informasi yang dihasilkan dari

pengolahan data. Desain input atau output juga merupakan acuan pembuat

aplikasi dalam merancang dan membangun sistem.

A. Desain Input

Desain input merupakan perancangan desain masukan dari pengguna

kepada sistem yang kemudian akan disimpan ke dalam database.

1. Form Login

Form login ini berfungsi untuk pengamanan dalam penggunaan aplikasi dan

memberikan tingkatan hak akses kepada user tertentu. Gambar desain form login

dapat dilihat pada gambar 4.23.

a. TextBox1

Karyawan memasukkan user ID ke dalam TextBox1 agar dapat masuk ke

dalam aplikasi filing system.

b. TextBox2

Karyawan memasukkan password ke dalam TextBox2 agar dapat masuk ke

(67)

c. Button1

Karyawan diharuskan untuk mengklik Button1 yaitu login untuk masuk ke

dalam aplikasi filing system.

d. Button2

Karyawan mengklik Button2 untuk menghapus seluruh TextBox di dalam

form login.

Gambar 4.23. Desain Graphical User Interface (GUI) Login

2. Form Master Rak

Form master rak ini berfungsi untuk menambah data pada master rak dan

mengubah data pada data yang terdapat dalam tabel rak. Gambar desain form

master rak dapat dilihat pada gambar 4.24.

a. TextBox1

Karyawan memasukkan ID rak ke dalam TextBox1 agar dapat

menambahkan data master rak ke dalam aplikasi filing system.

b. TextBox2

Karyawan memasukkan nomor rak ke dalam TextBox2 agar dapat

menambahkan data master rak ke dalam aplikasi filing system.

c. TextBox3

Karyawan memasukkan nama rak ke dalam TextBox3 agar dapat

Gambar

Gambar 4.1. Sysflow Login
Gambar 4.2. Sysflow Mengubah Password Karyawan
Gambar 4.3. Sysflow Menambah Data Master Rak
Gambar 4.4. Sysflow Mengubah Data Master Rak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika tindakan medik yang direncanakan mengandung risiko tinggi (operasi atau tindakan invasif lainnya) maka persetujuan harus diberikan secara tersurat dengan cara menandatangani

Menurut saya ketika ditinjau dari mas}lah}ah mursalah, karena penjual dan karyawannya membutuhkan makan agar bisa hidup, disini juak beli patung menjadi diperbolehkan

Persentase (%) HCD dapat dilihat pada Gambar 3 memiliki nilai Persentase terbesar pada terumbu karang yang mati yaitu terdapat pada Karang Besar 24 yang mencapai tingkat

industri nasional sesuai dengan Pasal 2 Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan peta panduan ( Road Map )

Dengan mengacu pada DS terbesar yaitu 0,28, dapat diketahui bahwa jika DS ≤ 0,35 maka tingkat pelayanan Hotel Mappanyukki masuk dalam kategori Indeks Tingkat Pelayanan

Analisa break event point sangat penting bagi pimpinan perusahaan untuk mengetahui pada tingkat produksi berapa jumlah biaya akan sama dengan jumlah penjualan atau dengan kata lain

Disesuaikan dengan tanggal jatuh tempo setiap kupon/bunga Efek bersifat utang yang menjadi basis nilai proteksi dalam Portofolio Investasi REKSA DANA TERPROTEKSI

Pengujian tersebut menunjukkan bahwa kepuasan pengguna sistem aplikasi RTS sangat dipengaruhi oleh kualitas layanan yang diberikan dari penyedia aplikasi