• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FENOMENA JANUARY EFFECT DAN SIZE EFFECT BERBASIS RETURN PADA SAHAM YANG LISTING DI INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI) (Periode 2011 – 2016)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FENOMENA JANUARY EFFECT DAN SIZE EFFECT BERBASIS RETURN PADA SAHAM YANG LISTING DI INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI) (Periode 2011 – 2016)"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

INDONESIA (ISSI) (Periode 2011 – 2016)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam

(S.E.I) Strata Satu pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

Sujefri

NPM: 20130730320

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

(2)

SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI) (Periode Oktober 2011 – September 2016)

SKRIPSI

Disusun oleh:

Sujefri

NPM: 20130730320

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

(3)

INDONESIA (ISSI) (Periode 2011 – 2016)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam

(S.E.I) Strata Satu pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

Sujefri

NPM: 20130730320

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

(4)

“Sesungguhnya sesudah ke

sulitan itu ada kemudahan. Maka

apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh urusan yang lain dan hanya kepada

Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

(Q.S. Al Insyirah: 6-8)

“Setinggi

-tinggi ilmu Sepintar-pintar siasat Sekuat-kuat

keyakinan”

(Guru Besar Tjokroaminoto)

“Kerjakan sekarang juga atau tidak sama sekali”

“Karena telat itu Memalukan”

(5)

Teruntuk Ayah dan Ibu tercinta,

Keluarga Besar Pak Gino dan Ibu Pon

Kakak tercinta Mas Pur dan Mbk Reni

Adikku yang cantik Queensha dan Rania

Sahabat terbaikku Mas Khusen

(6)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah

memberikan segala rahmat, karunia dan kesehatan kepada kita semua sehingga kita masih

diberikan kesempatan bernafas dan dapat menjalankan aktivitas untuk selalu berbuat baik

serta selalu senantiasa berhudznuzon terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan

ini. Dan atas izinnya pula penulis diberikan kesehatan, kemudahn dan kelancaran dalam

menggerjakan proses karya tulis “skripsi” ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan

kepada Nabi Agung, Nabi akhirul zaman yang diharapkan syafaatnya di zaumul akhir nanti.

Semoga kita senantiasa memegang prinsip dengan istiqomah “Amar ma’ruf nahi munkar”.

Aamiin

Segala perbuatan dan perilaku akan dipertanggung jawabkan kelak, sebagaimana

halnya Allah SWT tidak melihat dari rupa dan jabatan melainkan dari akhlak kita. Benar

kata orang bijak “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China dan Tuntutlah ilmu hingga ke

liang lahat” karena belajar itu tidak mengenal batas usia, waktu dan tempat. Suatu

keharusan bagi kita untuk belajar, agar bisa menjadi orang yang berguna bagi sesama,

agama dan negara. Karena sesungguhnya hidup ini akan berarti bila kita bermanfaat bagi

orang lain. Dalam Al-quran surat Al Mujaadilah:11 Allah berfirman :

(7)

lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberikan kelapangan

untkmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah niscaya Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Alhamdulillah, terimakasih Ya Allah rasa syukur ini selalu kupanjatkan kepada-Mu atas

semua yang telah engkau berikan. Hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian

karya tulis skripsi ini dengan judul “ ANALISIS FENOMENA JANUARY EFFECT DAN

SIZE EFFECT BERBASIS RETURN PADA SAHAM YANG LISTING DIINDEKS

SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI) (Periode Oktober 2011 – September 2016).

Penelitian ini disusun sebagai syarat akademis dalam menyelesaikan studi program

Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dengan terselesaikannya skripsi ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih

kepada pihak-pihak dan orang-orang terdekat yang selalu memberikan semangat,

bimbingan, dukungan dan do’a dalam penyusunan skrisi ini:

1. Bapak Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Mahli Zainudin, M.Si. selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas

(8)

4. Ibu Amelia Pratiwi, S.E.,M.E selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan banyak ilmu dan waktunya kepada penulis dalam membimbing,

memberikan saran dan masukan yang sangat bermanfaat dalam proses penyusunan

skripsi ini.

5. Bapak M. Sobar, S.EI.,M.sc selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen

Penguji yang telah memberikan arahan dan masukan untuk perbaikan skripsi

menjadi lebih baik.

6. Seluruh dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Fakultas Agama Islam

khususnya yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama proses

belajar mengajar berlangsung.

7. Kedua orang tuaku tersayang, Ayahanda Sugino. dan Ibunda Poniyem. yang telah

memberikan kasih sayang yang tulus kepada penulis. Terimakasih atas semangat

dan dukungan baik secara materi maupun non materi yang telah diberikan kepada

penulis sehingga penulis dapat mengemban amanah sebagai pelajar.

8. Kedua kakakku dan adikku tercinta, Purnoto, Reni Faranti dan Alya Nadya

Queensha, Vanesa Jenahara Almirania yang telah memberikan semangat kepada

penulis.

9. Sahabat terbaikku Akhmad Khusen Asyari, yang telah memberikan support baik

materil maupun non matril kepada penulis kala lagi malas mengerjakan skripsi.

10.Organisasiku yang kubanggakan DC UMY dan KSPM FEB UMY, terimakasih

(9)

12.Teman-teman KKN 101 (Andi,Fachri,Mario,Nasrun,Shindy,Suci, Tiara,Tiyas dan

Zaqki) yang selama satu bulan Januari-Februari telah memberikan banyak

pengalaman.

13.Teman-temanku(Bustomi,Rudi,Ismael,Yoga,Umar,Zainal,Adit,Irhas,Udin) serta

anak-anak yang katanya hitz dikostan (Ida,Mumut,Mega,Lia,Heni, Nurma,Elsa)

yang memberikan semangat untuk memakai toga dan baju kebesaran.

14.Teman-teman seperjuangan waktu di kalimantan hingga di jogja masih

bareng-bareng (Mas Kamrol,Dedy, Rendy,Fitri,Mbk Amel,Febri,Ayu) yang selalu saling

menyemangati.

15.Teman-teman kost Laundry Gula Jawa (Aan,Doni,Elvis,Meldi,Sultan,Fahmi) yang

mana dalam beberapa kesempatan memberikan semangat kepada penulis.

16.Teman-teman EPI 2013 sebagai tempat bertukar pikiran dan menjadi keluarga

dalam menuntut ilmu selama kurang-lebih 4 tahun.

Ilmu yang kita miliki pada haikatnya adalah titipan dari Allah, yang sama sekali tidak

sulit bagi-Nya untuk mengambilnya kembali dari kita. Semoga kita dimudahkan oleh Allah

untuk meraih ilmu yang bisa menjadi penerang dalam kegelapan dan dapat menjaga ilmu

tersebut dengan penuh kerendahan hati. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari

masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna karena kurangnya pengetahuan dan

(10)

Wasalamu’alaikum. Wr. Wb.

Yogyakarta, 02 Desember 2016

Penulis

(11)

NOTA DINAS ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

ABSTRAK ... xvii

ABSTRACT ... xviii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB –LATIN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 15

C. Tujuan Penelitian ... 15

D. Kegunaan Penelitian ... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ... 17

A. Tinjauan Pustaka ... 17

B. Kerangka Teori ... 20

1. Pasar Modal ... 20

(12)

d. Saham Syariah ... 28

c. Market Capitalization (Market-Cap) ... 36

4. Kerangka Pemikiran ... 37

5. Hipotesis ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Metode Penelitian ... 40

1. Jenis dan Sifat Penelitian ... 40

2. Populasi dan Sampel ... 40

3. Sumber Data ... 41

4. Definisi Operasional Variabel ... 42

5. Periode Pengamatan ... 43

6. Metode Analisis Data ... 43

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil Pengumpulan Data ... 46

B. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 46

1. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ... 46

2. Variabel Penelitian ... 47

a. Return Saham ... 47

(13)

C. Analisis Deskriptif ... 51

D. Uji Kruskal-Wallis ... 53

E. Pembahasan ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(14)
(15)
(16)
(17)

Anomali Fenomena January Effect di Indonesia berbeda dengan negara barat yang kerap terjadi disetiap tahunnya, sehingga banyak para investor dan fund manager yang menjualsahamnya untuk liburan Natal dan Tahun Baru dan membeli ketika di awal bulan pada tahun yang baru. Sedangkan teori Size Effect erat kaitannya dengan saham yang berkapitalisasi kecil cenderung memiliki return yang tinggi dibandingkan dengan saham yang berkapitalisasi besar. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar dan konsisten di ISSI selama periode penelitian Oktober 2011 sampai September 2016. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sejumlah 90 emiten dengan metode purposive sampling. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Kruskal-Wallis. Hasil Uji KW menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata return saham bulan Januari dan selain Januari pada ISSI. January Effect

hanya terjadi pada tahun 2012 selama periode penelitian dan secara keseluruhan rata-rata

return saham ISSI terbesar terjadi pada bulan Maret. Sedangkan Uji KW pada Size Effect

diperoleh hasil yang tidak signifikan antara saham berkapitalisasi kecil, sedang dan besar dengan perbedaan return yang tidak nyata. Saham yang berkapitalisasi sedang mempunyai

return yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan saham yang berkapitalisasi kecil dan besar,sehingga disimpulkan fenomena Size Effect terjadi di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).

(18)

ABSTRACT

Anomaly phenomenon of January Effect in Indonesia is different from that of western country that often happens in every year, so that there are a lot of investors and fund managers that sell their stock for Christimas and New Year holidays and buy it in the beginning of the month in the year. Meanwhile, Size Effect theory is closely related to the stock with small capitalization and tends to have high return compared to stock with big capitalization. The data used in the research was secondary data from companies that were listed and were consistent in the ISSI during the research period from October 2011 until September 2016. The sample used in the research was 90 issuers with purposive sampling method. The analysis used in the research was Kruskal-Wallis Test. The result of the Kruskal-Wallis Test showed that there was difference in the return stock mean in January and beyond January in ISSI. January Effect only happened in 2012 during the research period and in a whole the biggest ISSI return stock mean happened in March. Meanwhile, Kruskal-Wallis Test on Size Effect, there was a result that was not significant between stock with small, average and big stock capitalization and return difference that was not real. Stock with average capitalization has a return that was a return bit higher compared to stock with small and big capitalization, so that it could be concluded that Size Effect phenomenon happened in Indonesia Sharia Stock Index (ISSI).

(19)

A. Latar Belakang Masalah

Di era sekarang ini kebutuhan masing-masing individu semakin banyak

dan bermacam-macam, untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya banyak

cara yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan melakukan investasi.

Investasi merupakan penanaman sejumlah dana dalam bentuk uang ataupun

barang yang diharapkan akan memberikan hasil yang lebih di kemudian hari.

Dalam kamus istilah Pasar Modal, investasi merupakan penanaman uang atau

modal dalam suatu perusahaan atau proyek dengan tujuan untuk memperoleh

keuntungan. Investasi juga diyakini sebagai jalan keluar utama mengatasi masalah

pengangguran karena merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan dalam

pembangunan ekonomi suatu negara (Mochammad, 2008:54).

Sebagai seorang muslim yang berpegang pada ajaran agama Islam

memandang harta dengan acuan akidah berdasarkan Al-Quran, yakni

dipertimbangkannya kesejahteraan umat manusia, alam, masyarakat dan hak

milik. Pandangan demikian bermula dari landasan iman kepada Allah dan bahwa

dialah pengatur segala hal dan kuasa atas segalanya. Allah SWT secara tidak

langsung memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara

(20)



hendaknya setiap diri memperlihatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari

esok (akhirat) dan bertawakalah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengetahui

apa yang kamu kerjakan (Q.S. Al-Hasyr:18).

Jenis kegiatan emiten yang tidak sesuai dengan syariat antara lain

perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang

dalam syariat islam, menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep

ribawi, jual beli yang mengandung gharar dan maysir, memproduksi,

mendistribusikan, memperdagangkan dan atau menyediakan barang atau jasa

yang haram karena zatnya (haram li-dzatihi), barang dan jasa yang haram bukan

karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI, barang dan

jasa yang bersifat mudharat (Peraturan-Bapepam,IX A.13). Pelaksanaan

perdagangan efek harus dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian dan tidak

melakukan spekulasi, manipulasi dan kezhaliman. Mekanisme perdagangan efek

menggunakan prinsip jual beli yang diperbolehkan oleh syariat Islam (Fatwa

DSN-MUI,No.8). Dewasa ini, masyarakat banyak yang mulai tertarik untuk

berinvestasi di Pasar Modal. Program pelatihan dan edukasi tentang Pasar Modal

(21)

tahu mengenai Pasar Modal. Selain itu juga didukung oleh banyaknya sekuritas

yang mempermudah mayarakat yang ingin berinvestasi di pasar modal seperti

biaya pembukaan rekening yang kecil sehingga masyarakat yang masih baru

dalam dunia Pasar Modal tidak lagi ragu untuk mencoba dalam berinvestasi.

Dari berbagai instrumen Pasar modal yang ada, saham merupakan salah

satu instrumen Pasar modal yang paling diminati oleh investor. Hal ini karena

mereka menganggap bahwa berinvestasi pada saham dapat menghasilkan

keuntungan yang lebih tinggi. Anggapan tersebut juga tidak dapat disalahkan

karena pada kenyataanya berinvestasi saham memang menjanjikan keuntungan

yang tinggi. Namun, yang perlu diperhatikan adalah tingkat keuntungan yang

tinggi juga berimplikasi dengan tingkat risiko yang tinggi pula/ high risk high

return. Berinvestasi saham return yang didapatkan tidak menentu karena harga

saham yang sewaktu-waktu dan setiap saat nilainya dapat mengalami fluktuatif

atau berubah.

Menurut Undang – Undang No. 8 tahun 1995 mendefinisikan pasar modal

sebagai sebuah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan

perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar

modal merupakan pasar yang terdapat berbagai macam instrumen keuangan

jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun

modal sendiri (Darmadji,2001:1). Menurut (Husnan,2005:4) pasar modal di

(22)

pasar modal di Indonesia yang sedang menuju perkembangan dan sebagai

indikator penting dalam kemajuan dan perkembangan suatu negara.

Pasar efisien adalah pasar yang mampu menunjukkan harga saham

sebenarnya dan dapat memberikan jaminan atas keberadaan keadaan yang

ditampilkan (Husnan, 2005:264). Pasar modal dapat dikatakan efisien apabila

memiliki pola pergerakan random walk, yang disebut juga dengan pola acak.

Pasar modal yang efisien memprediksi bahwa harga saham yang aman harus

mengikuti pola pergerakan random walk (Thaler, 1987) dalam (As’adah, 2009).

Teori random walk mengatakan bahwa pergerakan saham harusnya bergantung

atas informasi yang datang (Hamid, 2010) dalam (Fitriyana, 2013). Informasi

dalam pasar modal datangnya tidak dapat diprediksi, sehingga reaksi yang terjadi

dalam pasar modal juga mengalami pola yang sama, karena pasar akan bergerak

ketika informasi datang. Ketika pasar modal bergerak sesuai dengan informasi

yang ada, maka saat itulah pasar modal dikatakan dapat memberikan gambaran

sebenarnya dari keadaan perekonomian suatu negara, bukan bergerak berdasarkan

pola – pola yang sudah diprediksi sebelumnya.

Dalam perkembangannya pasar modal syariah mendapatkan dukungan

dari berbagai pihak,salah satunya pemerintah menerbitkan SBSN untuk pertama

kalinya yakni seri SBSN IFR0001 dan SBSN IFR0002 pada 2008

(Wiku,2011:150). Perkembangan pasar modal syariah semakin terlihat dengan

diterbitkannya Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.13 dan II.K.1 pada tanggal

(23)

(Wiku,2011:209). Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah

Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang

berkaitan dengan pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang

Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksadana Syariah. Selanjutnya instrumen

investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi

syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002. Instrumen ini merupakan

Obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad mudharabah.

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) diterbitkan pada tanggal 12 Mei

2011. ISSI merupakan indeks saham yang mencerminkan keseluruhan saham

syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Konstituen ISSI adalah

keseluruhan saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan terdaftar

dalam Daftar Efek Syariah (DES). Konstituen ISSI di review setiap 6 bulan

sekali, yaitu pada bulan Mei dan November dan dipublikasikan pada awal bulan

berikutnya, yaitu pada Bulan Juni dan Desember. Konstituen ISSI juga

diperbaharui jika ada saham syariah yang baru tercatat atau dihapuskan dari DES.

Metode dalam perhitungan indeks ISSI menggunakan rata-rata tertimbang dari

kapitalisasi pasar (www.sahamok.com). Data terakhir dalam ISSI terdapat 315

emiten atau perusahaan syariah yang tercantum dalam pengumuman Bursa Efek

Indonesia No.Peng-0303/BEI.OPP/05-2016 pada tanggal 30 Mei 2016.

Kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia saham syariah khususnya ISSI dari tahun

2011 hingga Juli 2016 (dalam miliar) mengalami fluktuasi.

(24)

Sumber : Data diolah, 2016 (www.Ojk.go.id)

Gambar 1.1 Perkembangan Kapitalisasi Saham ISSI 2011 – 2016

Dapat dilihat pada Gambar 1.1 grafik data diatas bahwa kapitalisasi saham

ISSI dari tahun 2011 hingga 2016 mengalami fluktuasi dimana dari tahun 2011

sampai tahun 2014 kapitalisasi saham dalam trend kenaikan yaitu sebesar Rp.

1.968, Rp. 2.451, Rp. 2.557 dan Rp. 2.946 triliun dan pada tahun 2015 mengalami

penurunan sebesar Rp. 346 triliun menjadi Rp. 2.600 triliun dan kembali terjadi

kenaikan pada tahun 2016 sebesar Rp. 244 triliun menjadi Rp. 2.844 triliun.

Dimana kapitalisasi saham terbesar terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp.

2.946 triliun dan kapitalisasi saham terkecil terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar

Rp. 1.968 triliun.

Penelitian tentang reaksi dalam pasar modal akibat dari datangnya suatu

informasi sudah banyak dilakukan. Dengan tujuan untuk menemukan keadaan

(25)

yang efisien atau tidak efisien. Disaat kondisi pasar modal bereaksi atas suatu hal

yang tidak termasuk dalam konsep pasar efisien, maka hal itu disebut sebagai

anomali atau gangguan di (Rio ,2009). Anomali dalam kamus bahasa Inggris

diartikan sebagai keganjilan atau penyimpangan dari yang biasa. Dalam konteks

manajemen keuangan anomali merupakan behavioural finance yang berarti

ketidakonsistensi teori pasar efisien yang terjadi di berbagai kondisi tertentu.

Hal yang terjadi di pasar terkadang investor bereaksi dengan adanya

momentum di suatu bursa yang tidak ada kaitannya dengan informasi yang

dikeluarkan bursa, misalnya adanya reaksi yang berlebihan menjelang liburan

seperti pada akhir pekan (weekend), tutup tahun (january effect) perayaan tahun

baru keagamaan, hari kemerdekaan, dan beberapa event yang lainnya. Tidak ada

jaminan bahwa momen anomali pasar ini akan menguntungkan investor oleh

karena itu investor perlu berhati – hati dan penerapan strategi timing jual beli

yang tepat menjadi kunci keberhasilan investor dalam memanfaatkan anomali

tersebut.

Anomali pasar berdampak buruk pada pasar modal yang bersangkutan

karena menyebabkan pasar modal tidak lagi menampilkan keadaan ekonomi yang

sebenarnya. Keadaan terganggu, tidak ada jaminan atas kebenaran data yang

disajikan karena data-data tersebut terbentuk atas keadaan yang bukan berasal

dari informasi yang ada. Salah satu anomali yang bertentangan dengan teori pasar

efisien adalah January Effect (As’adah,2009). January effect adalah sebuah

(26)

perusahaan sekuritas. January effect terjadi akibat dari perusahaan – perusahaan

yang melakukan perbaikan laporan keuangannya diakhir tahun agar portofolio

perusahaan terlihat baik. Perusahaan-perusahaan tersebut melepas saham-saham

dengan kondisi buruk pada bulan Desember dengan tujuan untuk mengurangi

beban pajak diakhir tahun, sehingga investasi perusahaan yang tersaji di laporan

keuangan adalah investasi-investasi dengan nilai baik. January effect dapat

diartikan suatu kondisi tahunan yang terjadi dipasar modal dimana pada bulan

januari rata-rata return bulanannnya cenderung lebih tinggi.

Sedangkan menurut Asnawi dan Wijaya (2006) menyatakan bahwa

January effect merupakan efek psikologis yang mana pada kondisi akhir

Desember sebagai liburan (lesu) dan memasuki bulan Januari sebagai semangat

baru bagi para investor. (Sharpe, 1995) dalam (Maria, 2013) menyebutkan bahwa

terdapat tiga penyebab terjadinya january effect,yaitu : 1) tax-loss selling, 2)

window dressing, 3) small stock’s beta. Tax-loss selling merupakan suatu

fenomena dengan menjual saham-saham yang hasilnya buruk dengan tujuan

untuk memperbaiki laporan keuangannya yang nantinya akan berdampak kepada

pengurangan pajak pada pada akhir tahun. Sedangkan pada window dressing,

tidak jauh berbeda dengan tax-loss selling pada dasarnya hal yang dilakukannya

adalah sama yaitu dengan menjual saham-saham dengan kerugian besar, namun

letak perbedaanya adalah hal ini dilakukan bukan untuk tujuan pengurangan pajak

melainkan memperbaiki portofolio akhir tahun yang dimiliki perusahaan agar

(27)

januari, perusahaan kecil lebih memberikan tingkat return yang lebih tinggi

dibandingan dengan perusahaan besar.

January Effect merupakan anomali pada pasar saham dimana harga saham

meningkat pada bulan Januari dibandingkan dengan bulan-bulan lain. Hal ini

membuka peluang bagi investor untuk mendapatkan abnormal return dengan

menjual kepemilikan saham mereka saat harga naik dibulan Januari. Bulan

januari merupakan bulan dimana para investor berharap untuk mendapatkan

abnormal return. Para perusahaan memulai aktivitas baru didalam tahun yang

lain, reaksi perusahaan tersebut dapat menciptakan reaksi terhadap harga

sahamnya. Sehingga akan dibaca oleh investor dan nyatanya meningkatkan return

di bursa saham pada bulan januari telah menjadi fenomena yang terjadi berulang

kali setiap tahunnya (Suad, 2005:17). Abnormal return merupakan selisih antara

tingkat keuntungan yang didapatkan dan tingkat keuntungan yang diharapkan.

Return saham adalah upah atas hasil yang didapatkan oleh investor dalam

keputusannya menanamkan modal pada perusahaan tertentu atau hasil yang

diperoleh dari investasi (Jogiyanto,2009:195). Return merupakan salah satu

cerminan keadaan saham yang paling valid, jika return yang diterima investor

tinggi, maka saham yang ada dalam keadaan baik, begitu pula sebaliknya. Hal ini

kemudian dapat digunakan untuk melihat apakah pada bulan januari return saham

di Indeks Saham Syariah Indonesia cenderung lebih tinggi atau lebih rendah.

Penyebaran informasi yang tidak simetris dipasar menyebabkan terjadinya

(28)

saham baru, penerbitan obligasi, penerbitan stock split. Banyak yang mengkaitkan

anomali dengan pasar efisien bentuk semi kuat dan anomali dapat dieksploitasi

untuk mengoptimalkan abnormal return.

Menurut (Elton dan Gruber 1995) Size Effect merupakan ukuran sebuah

perusahaan yang mana return pada perusahaan berkapitalisasi kecil cenderung

lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kapitalisasi besar. Kapitalisasi pasar

adalah nilai dari saham sebuah perusahaan yang beredar di pasar. Dimana harga

tersebut menjadi patokan investor untuk membeli saham perusahaan tersebut.

Kapitalisasi pasar kadang sering dikaitkan dengan ukuran besar kecilnya sebuah

perusahaan, jadi semakin besar perusahaan maka kapitalisasi sahamnya semakin

tinggi begitu juga sebaliknya. Selain itu saham yang kapitalisasi besar

memungkinkan sahamnya lebih likuid dan mudah diperjualbelikan di bursa,

sehingga investor tidak resah dengan adanya anomali pasar seperti efek januari

atau efek ukuran.

Kapitalisasi pasar dapat digunakan dalam menilai apakah saham-saham

yang berkapitalisasi kecil yang akan terkena dampak efek ukuran, dimana saham

yang berkapitalisasi mendapatkan pengembalian return yang lebih tinggi

dibandingkan dengan saham yang berkapitalisasi besar dan sedang. Ang (2000)

dalam Aulia (2013) menemukan adanya saham yang kapitalisasi pasarnya

dibawah 1 triliun rupiah. Saham ini menghasilkan return of invesment yang tinggi

karena harganya yang relatif murah, namun demikian diiringgi oleh risiko yang

(29)

incaran para investor karena potensi pertumbuhan yang bagus dan saham-saham

kelompok ini umumnya banyak sekali peminatnya sehingga harga sahamnya

relatif tinggi.

Berdasarkan kapitalisasi, jenis-jenis saham dikategorikan menjadi 3 yaitu,

saham unggulan (Blue Chip – Big Cap) saham kategori ini termasuk saham yang

berkapitalisasi pasar diatas Rp. 5 triliun selain itu kinerja dan fundamentalnya

baik karena dikelola dengan professional dan saham ini banyak menjadi incaran

investor karena risiko yang relatif rendah. Kedua, saham lapis kedua (Second

Layer –Medium Cap) merupakan saham dengan kapitalisasi pasar antara Rp. 1

triliun sampai Rp. 5 triliun, pergerakan saham lapis kedua ini kadang fluktuatif

dan fundamental perusahaan cukup baik, namun saham ini tidak begitu likuid

dibandingkan dengan saham unggulan. Ketiga, saham lapis ketiga (Third Layer –

Small Cap) saham yang berkapitalisasi pasar kecil, yaitu dibawah Rp. 1 triliun

dan jenis saham ini sering dikenal dengan saham tidur dengan harga saham yang

murah dapat memungkinkan risiko yang besar berupa kerugian (Ang,1997) dalam

(Agus,2007).

Alasan untuk pemilihan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) adalah

indeks tersebut merupakan indeks keseluruhan saham syariah yang ada di

Indonesia selain itu Indeks Saham Syariah Indonesia sebelumnya belum pernah di

uji terkait fenomena January Effect dan Size Effect. Jumlah konstituennya kadang

berubah-ubah setiap dilakukan review pada 6 bulan sekali yaitu pada bulan Mei

(30)

periode ke-1 saham ISSI berjumlah 212 hingga tahun 2016 periode ke-1 saham

ISSI berjumlah 306, dan setiap periode jumlah sahamnya berbeda-beda. Hal

tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor emiten yang bergabung bahwa saham

tersebut tidak aktif dalam perdagangan dan tidak termasuk kriteria dalam saham

ISSI. Hal itu menunjukkan bahwa para investor dapat memilih saham yang

diinginkan yang sesuai dengan prinsip syariah. Selanjutnya indeks tersebut akan

digunakan sebagai indikator untuk mengetahui apakah akan terjadi fenomena

January Effect dan Size Efeect di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode

2011 – 2016.

Dalam penelitian terdahulu, pernah diteliti tentang fenomena January

Effect dan Size Effect diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Mark Haug dan

Mark Hirschey (2006) mengungkapkan hasil yang sejalan dengan Rathinasamy,

R.S dan Mantripragada, Krisna G. (1996) yang menunjukkan bahwa terjadi

January Effect dan return pada saham berkapitalisasi kecil cenderung lebih tinggi

dibulan Januari dengan periode antara 1803 sampai 2004.

Agus Wahyu Pratomo (2007) dalam penelitiannya bertujuan untuk

mengetahui adanya January Effect dan Size Effect di perusahaan-perusahaan yang

terdaftar pada BEJ periode penelitian dari Januari 1998 sampai Desember 2005,

menghasilkan penelitian bahwa return bulan Januari bukan merupakan bulan

dengan return tertinggi sedangkan untuk efek ukuran perusahaan tidak diperoleh

(31)

disimpulkan bahwa tidak adanya fenomena efek ukuran perusahaan di Bursa

Efek Jakarta.

Penelitian yang dilakukan oleh Luluk As’adah (2009) menguji pengaruh

January Effect pada saham yang terdaftar di JII periode Desember tahun 2003

hingga Januari 2008 dengan 12 perusahaan yang menjadi sampel dalam

penelitiannya. As’adah (2009) menyebutkan dalam penelitiannya bahwa dalam

periode penelitiannya tidak ada korelasi antara abnormal return dengan tax loss

selling maupun window dressing dengan kata lain tidak terdapat January Effect

dari abnormal return maupun volume perdagangan.

Penelitian Wiwit Rahayuningsih (2014) tentang “Pengaruh January Effect

dan Size Effect terhadap return saham di Jakarta Islamic Index (JII) tahun

2010-2013” menyimpulkan bahwa January Effect tidak berpengaruh terhadap return

saham di Jakarta Islamic Index selama periode penelitian tahun 2010-2013

dengan hasil uji one sample test diperoleh nilai return saham tertinggi pada bulan

April sebesar 2.0218 sedangkan pada bulan Januari nilai return sahamnya 0.407.

Selain itu menurut Wiwit Rahayuningsih (2014) January Effect tidak terjadi di

pasar modal indonesia dikarenakan mayoritas masyarakat Indonesia adalah

muslim sehingga mereka tidak merayakan natal dan tahun baru sebagai event

untuk liburan dan menjual sahamnya di bulan Desember dan membeli kembali di

(32)

Pada penelitian Devita Nursanti (2014) mengungkapkan tentang

“Perbedaan January Effect dan Rogalsky Effect pada Perusahaan yang tergabung

dalam Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013”

menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan return saham pada bulan Januari

dengan bulan selain Januari dan tidak ada perbedaan return saham pada bulan

April dengan bulan selain April pada perusahaan yang tergabung dalam Jakarta

Islamic Index di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.

Penelitian ini dilakukan atas dasar ketidakkonsistenan hasil penelitian dari

berbagai literatur yang telah dilakukan sebelumnya sehingga perlunya dilakukan

penelitian kembali dengan objek yang berbeda. Penelitian yang akan dilakukan

saat ini memilih Return, January Effect dan Size Effect sebagai variabelnya

dengan harapan hasil penelitiannya lebih akurat. Data penelitian ini menggunakan

data bulanan periode Oktober 2011 sampai September 2016.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka

peneliti tertarik untuk meneliti tentang fenomena January Effect dan Size Effect di

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk

melanjutkan penelitian terdahulu dengan judul “ANALISIS FENOMENA

(33)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, berikut rumusan masalah dari

penelian ini:

1. Apakah terdapat perbedaan rata-rata return saham pada bulan Januari dan

bulan selain Januari diIndeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun

2011-2016?

2. Apakah terdapat perbedaan rata-rata return saham pada perusahaan

kapitalisasi kecil, sedang dan besar diIndeks Saham Syariah Indonesia

(ISSI) pada tahun 2011-2016?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata return saham pada bulan Januari

dan bulan selain Januari diIndeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun

2011-2016.

2. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata return saham pada perusahaan

kapitalisasi kecil, sedang dan besar diIndeks Saham Syariah Indonesia

(ISSI) pada tahun 2011-2016.

D. Kegunaan Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

pihak-pihak yang berkepentingan antara lain :

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap ilmu

(34)

investasi bagi akademisi, para pelaku pasar modal, khususnya bagi peneliti

sendiri.

2. Kegunaan Praktis

Selain dilihat dari kegunaan teoritis, penelitian ini juga diharapkan

dapat berguna :

a. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

peluang terjadinya January Effect dan Size Effet di pasar modal Indonesia

khususnya diIndeks Saham Syariah Indonesia (ISSI),sehingga dapat

menjadi wacana yang bermanfaat di bidang investasi bagi para investor.

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat ukur

efektifitas dan efisiensi penggunaan sumber daya yang ada didalam

proses operasional perusahaan.

c. Bagi Pihak-Pihak Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan oleh

pihak-pihak lain yang berkepentingan, baik sebagai referensi maupun

(35)

A. Tinjauan Pustaka

Pada tinjauan pustaka ini peneliti akan mengemukakan

penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, digali dari berbagai macam

literatur. Dimana penelitian tersebut memiliki korelasi dengan penelitian yang

akan dilakukan saat ini. Sebagaimana yang sudah dibahas dalam latar belakang

masalah.

Penelitian yang dilakukan Chaterjee (2000) menggunakan metode regresi

berganda untuk menganalisis anomali pasar. Data yang digunakan berasal dari

data harian return saham yang terdapat pada New York Stock Exchange, The

American Stock Exchange (ASE) dan Over the Counter (OTC) antara tahun 1987

dan 1992 juga menyimpulkan bahwa terdapat size effect terutama pada beberapa

hari pertama bulan Januari.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan Mark Haug dan Mark Hirschey

(2006) dengan judul “The January Effect” mendukung penelitian sebelumnya

yang dilakukan Chaterjee (2000) dalam penelitiannya menghasilkan terjadinya

abnormal return pada saham yang berkapitalisasi kecil di bulan Januari.

Agus Wahyu Pratomo (2007) dengan judul “January Effect dan Size

Effect pada Bursa Efek Jakarta 1998-2005”. Menguji January Effect dengan

analisis regresi berganda dengan variabel dummy dan Uji beda T untuk efek

ukuran perusahaan. Menunjukkan hasil hanya pada bulan Agustus rata-rata return

(36)

dengan return tertinggi. Sedangkan untuk size effect perusahaan tidak diperoleh

hasil yang signifikan berbeda antara perusahaan yang berkapitalisasi kecil dan

besar artinya tidak terdapat size effect pada saham di BEJ.

Dalam penelitian Lukuk As’adah (2009) dengan judul “Pengaruh January

Effect Terhadap Abnormal Return dan Volume Perdagangan Pada Saham di

Jakarta Islamic Index Periode Desember 2003 – Januari 2008”. Menghasilkan

bahwa tidak terjadinya abnormal return dan volume perdagangan pada bulan

Januari di Jakarta Islamic Index Periode 2003 hingga 2008 dan dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi January Effect di JII.

Penelitian Kamaludin (2010) dengan judul “Bagaimana Keberadaan

January Effect di Bursa Asia?” Menghasilkan bahwa tidak terdapatnya efek

januari di bursa asia secara signifikan, tapi ditemukan hanya di dua bursa yang

mengalami efek januari yaitu: Indonesia dan Pakistan. Selain itu ditemukannya

holiday effect atau dikenal dengan anomali yang terjadi saat liburan.

Penelitian Andreas dan Ria Daswan (2011) tentang “January Effect pada

Perusahaan LQ-45 Bursa Efek Indonesia 2003-2008”. Menghasilkan kesimpulan

bahwa Abnormal return saham tertinggi terjadi di bulan Desember, kemungkinan

terjadinya Desember Effect disebabkan karena turunnya harga minyak dunia yang

memberikan sentimen positif terhadap investor (Kompas,2004).

Penelitian Indah Fitriyani dan Maria M. Ratna (2013) tentang “Analisis

January Effect Pada Kelompok Saham Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia

(37)

Bulan Januari pada Indeks LQ-45 dan tidak terdapatnya Trading Volume Activity

selama periode 2009-2011.

Penelitian Siti Mardhiyah (2014) tentang “Pengaruh Bulan Perdagangan

Terhadap Return Saham: Pengujian January Effect di Indeks harga saham LQ-45

periode 2004-2012”. Menghasilkan bahwa return pada bulan Januari mempunyai

perbedaaan dengan bulan lainnya namun tidak signifikan sehingga tidak terjadi

January Effect pada bidang Keuangan Perbankan yang terdaftar di LQ-45 selama

2004-2012.

Penelitian Wiwit Rahayuningsih (2014) tentang “Pengaruh January Effect

dan Size Effect terhadap return saham di Jakarta Islamic Index (JII) tahun

2010-2013”. Menghasilkan penelitian bahwa January Effect dan Size Effect tidak

berpengaruh terhadap return saham di Jakarta Islamic Index (JII) dengan return

saham di Bulan Januari sebesar 0.407 dan nilai p-value 0.0596%.

Penelitian Devita Nursanti (2014) tentang “Analisis Perbedaan January

Effect dan Rogalsky Effect Pada Perusahaan yang Tergabung Dalam Jakarta

Islamic Index di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013”. Dengan hasil tidak

adanya perbedaan return saham pada bulan januari dengan bulan selain januari

(38)

B. Kerangka Teori 1. Pasar Modal

a. Pasar Modal Syariah

Pasar modal sebagai mana pasar pada umumnya, yaitu bertemunya

penjual dan pembeli. Namun, yang membedakan disini adalah yang diperjual

belikan di pasar modal adalah modal atau dana. Menurut Widoatmodjo (2009:11)

Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, dimana yang diperjual belikan adalah

dana-dana yang bersifat jangka panjang, yaitu dana-dana yang keterikatannya

dalam investasi yang lebih dari satu tahun. Pasar modal memiliki peran yang

sangat besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan

dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan keuangan.

Dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan

fasilitas yang mempertemukan dua pihak yang berkepentingan, yaitu pihak yang

memiliki kelebihan dana (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (issuer).

Dengan adanya pasar modal, pihak yang mempunyai kelebihan dana dapat

menginvestasikan dananya dengan harapan memperoleh return sedangkan pihak

issuer (dalam hal ini perusahaan). Adapun dikatakan memiliki fungsi keuangan

karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh

return bagi pemilik dana, sesuai dengan proporsi dan karakteristik investasi yang

dipilih (Umam, 2013:35).

Menurut Soemitra (2009) dalam Endi (2016:12) pasar modal syariah

adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai

(39)

prinsip syariah. Efek syariah adalah efek sebagaimana dimaksudkan dalam akad

perundang-undangan dibidang pasar modal, dimana akad, pengelolaan

perusahaan, maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syariah. Pasar

modal syariah merupakan tempat terjadinya transaksi yang sesuai dengan syariah

islam dengan mekanisme yang digunakan tidak bertentangan dengan dengan

prinsip syariah, antara lain tidak mengandung dharar,gharar,riba,maysir dan

risywah. Dasar hukum pasar modal syariah terdapat pada Q.S Al-Baqarah:275,

Artinya : “Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti

berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran penyakit gila. Keadaan mereka

yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),

sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan

jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya

larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya

apa yang telah diambilnya dahulu dan urusan (terserah) kepada Allah. Orang

yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni neraka, mereka

(40)

Pasar modal syariah di Indonesia diharapkan dapat mengakomodir dan

menjadi alternatif para investor dalam berinvestasi dengan produk-produk yang

sesuai dengan prinsip dasar syariah. Keberadaan pasar modal syariah secara

umum berfungsi :

1) Memungkinkan bagi para investor berparsitipasi dalam kegiatan

bisnis dengan memperoleh keuntungan dan risikonya.

2) Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk

membangun dan mengembangkan produksinya.

3) Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna

mendapatkan likuiditas.

Berdasarkan Fatwa DSN Nomor : 40/DSN-MUI/X/2003 tanggal 04

Oktober 2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip

Syariah di Bidang Pasar Modal, telah menentukan kriteria produk-produk

investasi yang sesuai dengan ajaran islam. Pada Pasar Modal Syariah emiten yang

menerbitkan efek syariah harus memenuhi kriteria tertentu, yaitu :

1) Efek Syariah mencakup Saham Syariah, Obligasi Syariah, Reksa

Dana Syariah, Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset

(KIKEBA) Syariah dan surat berharga lainnya yang sesuai dengan

(41)

2) Saham Syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan

yang memenuhi kriteria berdasar syariah dan tidak termasuk

saham yang memiliki hak-hak istimewa.

3) Obligasi Syariah adalah surat berharga jangka panjang

berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang dikeluarkan emiten

kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk

membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa

bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada

saat jatuh tempo.

4) Reksa Dana Syariah adalah reksa dana yang beroperasi menurut

ketentuan dan prinsip syariah islam, baik dalam bentuk akad antara

pemodal sebagai pemilik harta dengan manager investasi, begitu

pola pengelolaan dana investasi sebagai wakil Shahib Almal

maupun antara manager investasi sebagai shahib Almal dengan

pengguna investasi.

5) Efek Beragun Aset Syariah adalah efek yang diterbitkan oleh

kontrak investasi kolektif EBA syariah yang portofolio nya terdiri

dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga

komersial, tagihan yang timbul dikemudian hari, jual beli

kepemilikan aset fisik oleh lembaga keuangan, efek bersifat

investasi yang dijamin oleh pemerintah, sarana peningkatan

investasi atau arus kas serta aset keuangan setara, yang disesuaikan

(42)

6) Surat Berharga Komersial Syariah adalah surat pengakuan atas

suatu pembiayaan dalam jangka waktu tertentu yang sesuai dengan

prinsip-prinsip syariah.

Berdasarkan Fatwa DSN Nomor : 40/DSN-MUI/X/2003 tanggal 04

Oktober 2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip

Syariah di Bidang Pasar Modal, dalam Bab V tentang Transaksi Efek Pasal 5

tentang Transaksi yang Dilarang, daintaranya sebagai berikut:

1) Pelaksanaan transaksi harus dilakukan dengan prinsip

kehati-hatian serta tidak boleh melakukan spekulasi dan manipulasi yang

di dalamnya mengandung unsur dharar (kerusakan),gharar

(ketidakpastian),riba, maysir (judi),risywah (suap), maksiat dan

kezhaliman.

2) Tindakan spekulasi transaksi yang mengandung unsur

dharar,gharar,riba,maysir,risywah, maksiat dan kezhaliman,

meliputi :

a) Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu;

b) Bai al-ma’dum, yaitu melakukan penjualan atas barang (efek

syariah) yang belum dimiliki (short selling);

c) Insider trading, yaitu memakai informasi orang dalam untuk

memperoleh keuntungan atas transaksi yang dilarang;

(43)

e) Melakukan investasi pada emiten (perusahaan) yang pada

transaksi tingkat (nisbah) utang perusahaan kepada lembaga

keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya;

f) Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas efek syariah

dengan fasilitas pinjaman berbasis bunga atas kewajiban

penyelesaian pembelian efek syariah tersebut;

g) Ihtikar (penimbunan), yaitu melakukan penimbunan dan atau

pengumpulan suatu efek syariah untuk menyebabkan

perubahan harga efek syariah dengan tujuan mempengaruhi

pihak lain.

h) Dan transaksi-transaksi lain yang mengandung unsur diatas.

b. Pasar Efisien

Salah satu indikator dalam penilain baik tidaknya suatu pasar modal

adalah tingkat efisiensi. Pasar modal yang efisien adalah pasar yang harga

sekuritas-sekuritasnya mencerminkan suatu informasi yang relevan, karena

semakin cepat informasi baru relevan pada harga sekuritas maka akan semakin

efisien kondisi pasar modal tersebut (Husnan,2009:260). Perubahan harga di

waktu lampau tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan harga di masa

yang akan datang. Apabila perubahan harga saham mengikuti pola random walk,

maka penaksiran harga saham tidak dapat dilakukan berdasarkan harga-harga

historis akan tetapi lebih berdasarka pada suatu informasi yang relevan.

Menurut Jogiyanto (2008:517) Pasar efisien menyajikan tiga macam

(44)

informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang

dipublikasikan dan informasi private, sebagai berikut :

1) Efisiensi Pasar bentuk lemah (weak form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari

sekuritas tercermin secara penuh informasi masa lalu.

2) Efisiensi Pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)

Pasar dikatakan efisiensi pasar bentuk setengah kuat jika

harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang

dipublikasikan, termasuk informasi yang berada dalam

laporan-laporan keuangan perusahaan emiten.

3) Efisiensi Pasar bentuk kuat (strong form)

Pasar dikatakan efisiensi pasar bentuk kuat jika harga-harga

sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang

tersedia termasuk informasi private.

c. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) adalah indeks saham yang

mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Konstituen ISSI adalah keseluruhan saham syariah yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia dan terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES). Konstituen ISSI di

review setiap 6 bulan sekali, yaitu pada bulan Mei dan November dan di

publikasikan pada awal bulan berikutnya, yaitu pada bulan Juni dan Desember.

Konstituen ISSI juga diperbaharui jika ada saham syariah yang baru tercatat atau

(45)

rata-rata tertimbang dari kapitalisasi pasar. Tahun dasar yang digunakan dalam

perhitungan ISSI adalah awal penerbitan DES yaitu Desember 2007. Indeks ISSI

diluncurkan pada tanggal 12 Mei 2011 (www.idx.co.id).

Seleksi Syariah

 Emiten tidak menjalankan usaha perjudian dan perdagangan

yang dilarang.

 Bukan termasuk lembaga keuangan konvensional

 Bukan usaha yang memproduksi, mendistribusikan dan

menyediakan barang/jasa yang merusak moral dan bersifat

mudharat.

 Tidak memproduksi,mendistribusikan dan memperdagangkan

makanan dan minuman haram.

Proses Evaluasi Emiten Setiap 6 Bulan Sekali

Sumber : Heri Sudarsono (2008:202) dalam Endi (2016:24)

Gambar 2.1 Tahapan seleksi saham ISSI

Perusahaan yang masuk dalam indeks ISSI akan terus dipantau

perkembangannya oleh otoritas terkait. Pengkajian ulang akan dilakukan setiap

semester sekali yaitu setiap awal bulan Mei dan November. Sedangkan perubahan

pada jenis usaha utama emiten akan dimonitor secara terus menerus berdasarkan

(46)

tidak konsisten terhadap prinsip syariah akan dikeluarkan dari Indeks ISSI dan

digantikan oleh emiten lainnya yang memenuhi kriteria.

d. Saham Syariah

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

No.40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan

Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal, mendefinisikan saham syariah merupakan

bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria tidak

bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Landasan hukum yang berkaitan

dengan saham syariah adalah:

tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.

Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan riba) maka ketahuilah bahwa

Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu dan jika kamu bertaubat (dari

pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan

(47)

Investasi dalam membeli saham syariah merupakan alternatif bagi para

investor umumnya dan investor muslim khususnya dalam memilih saham-saham

yang ada di pasar modal. Karena berlandaskan prinsip syariah dan transaksinya

harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta tidak boleh melakukan

spekulasi dan manipulasi yang didalamnya mengandung unsur dharar, gharar,

riba, maysir, risywah, maksiat dan kedzhaliman. (Dewan Syariah

Nasional-Transaksi yang Dilarang, 2014:603)

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 80/DSN-MUI/III/2011, tentang

penerapan prinsip syariah dalam mekanisme perdagangan efek bersifat ekuitas

dipasar reguler bursa efek :

Artinya : “ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada

yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum

diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah

memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah maha

(48)

2. Anomali

a. Anomali Pasar Modal

Anomali adalah kejadian atau peristiwa yang tidak diantisipasi dan yang

menawarkan investor peluang untuk memperoleh abnormal return. Anomali pasar

menunjukkan suatu fenomena yang terjadi berulang-ulang dan secara konsisten

menyimpang dari kondisi pasar yang efisien secara informasi. Jones (1998:96)

menyatakan bahwa anomali merupakan teknik atau strategi yang tampak

bertentangan dengan konsep efisiensi pasar. Anomali menyebabkan pergerakan

pasar tidak lagi acak melainkan terstruktur pada waktu-waktu tertentu.

Anomali pasar menyebabkan pola pergerakan return yang dapat diprediksi

oleh para investor, untuk kemudian digunakan menghasilkan abnormal return

yang lebih tinggi. Jones mendefinisikan efek januari sebagai kecenderungan

tingginya saham yang berkapitalisasi kecil pada Januari dibandingkan

bulan-bulan lain (Jones,1995:332). Efek januari merupakan tindakan para fund manager

yang memborong kembali portofolio sahamnya setelah menjualnya menjelang

tutup buku untuk menghindari pajak yang besar. Terjadinya January Effect dapat

dipahami sebagai berikut. Pada pertengahan Desember fund manager mulai libur

karena cuti natal dan tahun baru. Fund manager baru masuk pada awal Januari

dimana mereka sudah mendapatkan data harga saham perusahaan yang baru.

Fund manager melakukan pembelian besar-besaran dan harga di dorong

ke atas sehingga tingkat pengembalian pada Januari lebih tinggi dibandingkan

(49)

anomali yang dikenal. Menurut Levi ada sedikitnya empat macam anomali pasar

dalam teori keuagan (As’adah,2009:14), yaitu :

1. Anomali Perusahaan (firm anomaly)

Anomali perusahaan terdiri dari :

a. size anomaly : Perusahaan kecil cenderung memiliki return lebih

besar meskipun sudah disesuaikan dengan risiko.

b. Close-end mutual fund : Return pada close-end funds yang dijual

dengan potongan cenderung yang lebih tinggi.

c. Neglet : Perusahaan yang tidak banyak diikuti oleh analis cenderung

menghasilkan return yang lebih tinggi.

d. Institutional holdings : Perusahaan yang dimiliki oleh sedikit institusi

cenderung memiliki return yang lebih tinggi.

2. Anomali Musiman

Meliputi :

a. January effect : Harga sekuritas cenderung naik di bulan Januari,

khususnya dihari-hari pertama.

b. Weekend effect : Harga sekuritas cenderung naik dihari jumat dan

turun dihari senin.

c. Time of day effect : Harga sekuritas cenderung naik di 40 menit

pertama dan 15 menit terakhir perdagangan.

d. End of month effect : Harga sekuritas cenderung naik dihari-hari

(50)

e. Seasonal effect : Saham perusahaan dengan penjualan musiman tinggi

cenderung naik selama musim naik.

f. Holiday effect : Ditemukan return positif pada hari terakhir sebelum

liburan.

3. Anomali Peristiwa (event anomaly)

Terbagi menjadi :

a. Analysis recommendation anomaly : Semakin banyak analisis

merekomendasi untuk membeli suatu saham maka semakin tinggi

harga akan turun.

b. Insider trading anomaly : Semakin banyak saham yang dibeli oleh

insiders semakin tinggi kemungkinan harga akan naik.

c. Listing anomaly : Harga sekuritas cenderung naik setelah perusahaan

mengumumkan akan melakukan pencatatan saham di bursa.

d. Value line anomaly : Harga sekuritas akan terus naik setelah value

line menempatkan rating perusahaan pada urutan tinggi.

4. Anomali Akuntansi (accounting anomaly)

Dibedakan menjadi :

a. Price earnings ratio anomaly : Saham dengan price earnings ratio

rendah cenderung memiliki return yang lebih tinggi.

b. Earnings surprice : Saham dengan capaian earnings lebih tinggi

cenderung mengalami peningkatan harga.

c. Price to sales anomaly : Jika ratio rendah cenderung berkinerja lebih

(51)

d. Price to book anomaly : Jika ratio rendah cenderung berkinerja lebih

baik.

e. Dividend yield anomaly : Jika yieldnya tinggi cenderung berkinerja

lebih baik, dan

f. Earnings moment anomaly : Saham perusahaan yang tingkat

pertumbuhan earningsnya meningkat cenderung berkinerja lebih baik.

Pengujian pasar tidak efisien seperti anomali pasar menggunakan

data-data masa lalu. Data masa lalu ini digunakan untuk memprediksi harga saham

dimasa yang akan datang dengan menggunakan analisis teknikal. Analisis

teknikal memprediksi harga saham melalui data-data masa lalu sebagai dasar

dalam menentukan harga saham dimasa mendatang. Keputusan investor untuk

membeli, menjual maupun menahan sahamnya didasarkan pada data-data harga

saham masa lalu.

b. January Effect

January effect merupakan salah satu bentuk anomali kalender dalam tahun

atau biasa disebut month of the year effect (Andreas dan Ria Daswan, 2011).

Faktor-faktor yang mempengaruhi January Effect ini karena adanya penjualan

saham pada akhir tahun guna untuk mengurangi beban pajak, merealisasikan

capital gain, pengaruh dari portofolio window dressing, atau para investor

menjual sahamnya untuk liburan. Terjadinya january effect bisa ditunjukkan

dengan adanya abnormal return yang diperoleh investor. Rozeff dan Kinney

(52)

Case of Stock Return” diketahui bahwa terdapat rata-rata tingkat keuntungan

bulanan saham pada New York Stock Exchange menggunakan data 100

perusahaan dari tahun 1948 sampai 1970, hasil penelitian menemukan adanya

efek musiman, rata-rata tingkat keuntungan pada bulan Januari lebih tinggi

dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya selain itu pajak-pajak keuntungan

modal (taxes on capital gain) adalah penyebab January Effect. Menurut Roll

(1981) dan Rogalsky –Tinic (1986) The January Effect mensyaratkan bahwa

terdapat perbedaan yang nyata antara return bulan januari dengan bulan-bulan

sesudahnya dimana rata-rata return bulan Januari lebih tinggi dari return

bulan-bulan lainnya. Banyak penelitian memperlihatkan bukti-bukti yang meyakinkan

pada return saham yang tinggi dan kapitalisasi perusahaan kecil lebih baik dari

pada perusahaan besar di bulan Januari (Agus Wahyu Pratomo, 2007).

c. Size Effect

Menurut (Sugiarto, 2011) dalam (Wiwit, 2013) ukuran perusahaan

menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan yang

menunjukkan besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari besar kecilnya modal

yang digunakan, total aktiva yang dimiliki atau total penjualan yang diperoleh.

Besar kecilnya perusahaan akan mempengaruhi kemampuan dalam menanggung

risiko yang mungkin timbul akibat berbagai situasi yang dihadapi perusahaan

yang berkaitan dengan operasinya (Adiwiratama, 2012) dalam (Rahayu,2013).

Dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang besar memiliki manajeman risiko

(53)

dimana rata-rata return tertinggi terjadi pada saham-saham dengan kapitalisasi

pasar kecil (small) dibandingkan dengan saham dengan kapitalisasi besar (big).

3. Klasifikasi Saham a. Return Saham

Return saham adalah upah atau timbal balik yang didapatkan oleh para

investor atas keputusannya menanamkan modal pada perusahaan tertentu atau

hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2008:195). Return merupakan

salah satu cerminan saham, ketika return tinggi maka kemungkinan saham dalam

kondisi baik dan sebaliknya ketika return rendah maka kemungkinan saham

dalam kondisi tidak baik. Return dapat juga berupa realisasi yang sudah terjadi

atau return ekspetasi, yaitu yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi

dalam masa mendatang. Berikut adalah formula return :

Keterangan :

R = Tingkat keuntungan/pengembalian

Pt = Harga penutupan hari t

Pt-1 = Harga penutupan hari sebelumnya

b. Abnormal Return

Abnormal return merupakan selisih antara expected return dengan ralized

return, atau dengan kata lain selisih antara return yang diharapkan dengan return

yang didapatkan sesungguhnya (Jogiyanto, 2008:195). Abnormal return tidak

hanya bernilai positif atau berbentuk keuntungan melainkan bisa muncul sebagai Pt – Pt-1

(54)

kerugian yang nilainya negatif. Ketika January effect terjadi maka investor akan

mendapatkan Abnormal return yang cenderung tinggi karena keadaan pasar yang

bergerak begitu saja.

c. Market Capitalization (Market-Cap)

Kapitalisasi pasar adalah nilai dari saham suatu perusahaan yang beredar

di pasar bursa. Dalam konteks ini, nilai perusahaan berbeda dengan nilai aset

perusahaan, sehingga kapitalisasi pasar tidak menggambarkan nilai aset

perusahaan. Kapitalisasi pasar sangat mungkin nilainya lebih besar atau lebih

kecil dari nilai aset perusahaan. Bagi perusahaan publik kapitalisasi pasar ini

sangat penting karena ia juga mencerminkan ukuran suatu perusahaan.

Kapitalisasi pasar dapat dihitung dengan mengalikan jumlah saham beredar

dengan harga saham dipasar. Dapat digambarkan seperti ini, perusahaan RST

memiliki jumlah saham yang beredar sebesar 1 miliar lembar dengan harga saham

dipasaran Rp. 3.000/lembar. Hal itu berarti, kapitalisasi pasar perusahaan RST

adalah Rp. 3 triliun.

Perhatikan, bahwa nilai kapitalisasi pasar ditentukan oleh dua hal, yakni

jumlah saham yang beredar dan harga saham di pasar. Disini dapat disimpulkan

bahwa nilai kapitalisasi pasar perusahaan dapat dan selalu berubah dari waktu

kewaktu, baik naik ataupun turun. Jika harga saham naik, maka nilai perusahaan

itu naik dan sebaliknya jika harga turun, maka nilai perusahaan juga turun. Dalam

dunia investasi, kita mengenal banyak sekali jenis saham. Di Indeks Saham

Syariah Indonesia misalnya, terdapat lebih kurangnya 300 saham syariah yang

(55)

perusahaan tersebut tentu tidak sama. Ada yang kecil (small cap), sedang

(medium cap) dan juga ada yang unggulan (big cap). Perbedaan tersebut

merupakan sebuah upaya dalam klasifikasi untuk memudahkan dalam

menganalisa.

4. Kerangka Pemikiran

Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada

saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang

sebagai seorang investor apabila melakukan investasi dalam bentuk apapun

(Helmi dalam Fahmi,2012). Alasan utama investor berinvestasi adalah untuk

memperoleh keuntungan. Dalam manajemen investasi tingkat keuntungan

investasi disebut return (Tandelilin,2001:47). Sedangkan risk merupakan korelasi

langsung dengan pengembalian risiko, yaitu semakin tinggi pengembalian maka

semakin tinggi risiko. Oleh karena itu investor harus menjaga tingkat risiko

dengan pengembalian yang seimbang. Dalam pasar yang kompetitif, perubahan

harga ditentukan oleh besar kecilnya permintaan serta penawaran. Permintaan dan

penawaran tersebut dipengaruhi oleh informasi yang masuk ke dalam pasar.

Apabila pasar efisien berlaku pernyataan bahwa investor tidak mampu

memperoleh abnormal return dengan menggunakan strategi perdagangan.

Namun, pada kenyataannya ada anomali-anomali yang berlawanan dengan teori

pasar efisien.

Menurut French dan Trapani (1994) dalam Agus (2007) kebanyakan

return tertinggi terjadi pada minggu pertama pada bulan Januari. Selain itu

(56)

menyatakan bahwa tingkat penjualan lebih tinggi terjadi pada bulan Desember

sedangkan tingkat pembelian saham lebih tinggi pada bulan Januari. January

Effect merupakan salah satu anomali musiman yang terjadi karena cenderung

return pada bulan Januari lebih tinggi dibandingkan dengan bulan lainnya. Size

Effect merupakan anomali perusahaan dimana saham pada perusahaan yang

berkapitalisasi kecil (small) mempunyai return yang lebih tingggi dibandingkan

dengan saham pada perusahaan yang berkapitalisasi besar (big) (Ang, 2000)

dalam (Aulia, 2013).

Dalam investasi portofolio, nilai kapitalisasi pasar memiliki makna yang

penting bagi investor. Ia juga memiliki indikator kekuatan yang dapat

memperngaruhi minat investor untuk menjadikannya sebagai instrumen

portofolio atau tidak. Pada umumnya, semakin besar nilai kapitalisasi pasar, maka

semakin besar juga daya pikat saham tersebut bagi investor. Begitu pula

sebaliknya semakin kecil nilai kapitalisasi semakin kurang menarik saham

tersebut bagi investor. Karena kapitalisasi pasar yang besar mencerminkan saham

yang ada didalamnya likuid dan risiko yang terjadi tidak terlalu besar

dibandingkan dengan saham yang berkapitalisasi kecil.

Kerangka pemikiran dibangun untuk memperlihatkan hubungan sebab dan

akibat masing-masing variabel dependen dan independen dalam satu penelitian.

Berdasarkan rumusan masalah, kerangka teoritik dan review penelitian terdahulu,

Gambar

Gambar 1.1 Perkembangan Kapitalisasi Saham ISSI 2011 – 2016
Gambar 2.1 Tahapan seleksi saham ISSI
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Tabel 4.1  Deskriptif Statistik Return Saham bulanan ISSI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang terkumpul dari tes hasil belajar kimia yang diberikan kepada siswa kelas X SMAN 1 Amabalawi berupa postes yang dilakukan

1.1 Mampu menjelaskan kebijakan dan prosedur teknis yang berkaitan dengan pengembangan aplikasi pada instansi.\ 1.2 Mampu menjelaskan konsep algoritme, struktur data, rekayasa

Artinya variabel kualitas pelayanan (Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy) sebesar 58,00 persen berkontribusi atau memberikan sumbangan dalam

Hasil pengujian menunjukan bahwa faktor selisih kunci dari nilai kunci p dan q, lebih berpengaruh dibandingkan ukuran panjang kunci.Hal ini diperkuat dari pengujian ukuran kunci

Based on the descriptions, you can see that data in big page pools contains some very interesting artifacts—from translation tables to memory manager (Mm) page table entries

Hasil yang ditemukan sama dengan yang dideskripsikan oleh Inger & Stuebing (2005) yaitu ditemukan di bebatuan sekitar aliran sungai, memiliki tubuh yang gemuk

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan melanjutkan pada tindakan berikutnya yaitu siklus II, dan terlebih dahulu peneliti akan mengkaji ulang faktor- faktor penghambat

L.19 Bertanya tentang surat yang dibuat pada unit 1 Siswa dapat mengetah ui cara mencatat diary yang baik Menanyaka n Bagian surat Penjelasan bentuk connector yang