• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Senam Aerobik Intensitas Ringan dan Sedang terhadap Penurunan Persentase Lemak Badan di Aerobic and Fitness Centre “Fortuna”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Senam Aerobik Intensitas Ringan dan Sedang terhadap Penurunan Persentase Lemak Badan di Aerobic and Fitness Centre “Fortuna”"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI

AEROBIC AND FITNESS CENTRE“FORTUNA”

Yulisna Mutia Sari

Dosen Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A Yani Tromol Pos 1 Kartasura Surakarta E-mail: yulisna.mutia.sari@gmail.com

ABSTRAK

Based on their intensity, aerobic dance is classified into low, moderate, and hight. The various intensities differ in the source of energy for activity. Low intensity aerobic dance mostly use fat oxidation, hight intensity aerobic dance mostly use carbohydrate oxidation, while moderate intensity aerobic dance use both fat and carbohydrate oxidation equally. Fat oxidation may cause decrease of storage fats on the visceral and subcutaneous tissues. The aim of this study is to investigate the difference effects between low and moderate intensity aerobic dances on body fat percentage.

The subject of this study is 24 female members of Arobic and Fitness Centre Fortuna, aged between 20-40 years. Body fat percentage was measured indirectly according to the Brozek formula. The measurement we performed before the exercise and 4 weeks of the exercise.

Design of this study is Quasi Experiment with Pre and Post test two group design. The result of the analysis statistical parametric with Paired Sample T-test shows that there is any effects of low and moderate intensity aerobic dance on body fat percentage. Then analysis statistical with Independent Sample T-test show no significant effect between low and moderate intensity aerobic dance on body fat percentage, p>p value (0,606>0,05). From these results, it can be concluded that low and moderate intesity of aerobic dance can decrease body fat percentage.

Keywords : aerobic dance, intensity, source of energy, body fat percentage

PENDAHULUAN

Kelebihan lemak adalah kenyataan yang dapat memicu terjadinya banyak

penyakit dan latihan fisik merupakan salah satu upaya untuk mengatasi kelebihan

lemak sekaligus untuk mencapai tingkat kesegaran jasmani yang baik (Wilmore &

Costill, 2002., Pollowck & Wilmore, 2009). Latihan fisik dapat berupa latihan

yang bersifat aerobik maupun anaerobik. Latihan aerobik adalah latihan yang

(2)

menerus, ritmis, dengan melibatkan kelompok otot-otot besar terutama otot

tungkai pada intensitas latihan 60-90 % dari Maximal Heart Rate (MHR) dan

50-85 % dari penggunaan maksimal oksigen selama 20-50 menit dengan frekuensi

latihan tiga kali perminggu (Wilmore & Costill, 2002).

Hodder & Stonghton (2009) melaporkan bahwa senam aerobik dapat

menurunkan presentase lemak badan serta menambah myofilamen otot, struktur

padat tulang dan jaringan ikat. Khusus pengaruhnya terhadap lemak badan,

Patrilasni et al. (2001) menyimpulkan bahwa senam aerobik yang dilakukan

selama 12 minggu dapat menurunkan persentase lemak badan secara bermakna,

dengan rata-rata penurunan persentase lemak badan sebesar 17,36%. Abe et al.

(2000) melaporkan bahwa latihan aerobik seperti lari, bersepeda dan senam dapat

menurunkan persentase lemak badan maupun viseral (McArdle et. al., 2004).

Menurut American College of Sport Medicine (ACSM) intensitas latihan

aerobik harus mencapai target zone sebesar 60-90 % dari frekuensi denyut jantung

maksimal atau Maximal Heart Rate (MHR). Intensitas latihan dikatakan ringan

apabila mencapai 60-69% dari MHR, sedang apabila mencapai 70-79% dari

MHR, dan tinggi apabila mencapai 80-89% dari MHR. Intensitas latihan dapat

diingkatkan dengan menambah beban latihan dengan gerakan meloncat-loncat

atau dengan mempercepat gerakan senam (Pollock & Wilmore, 1999).

Latihan aerobik sebaiknya dilakukan dengan frekuensi 3-5 kali perminggu

dengan durasi latihan 20-30 menit setiap kali latihan (Wilmore & Costill, 2002).

Ahli lain, Giam & Teh (2003) mengatakan bahwa durasi latihan 15-30 menit

sudah dinilai cukup apabila latihan dilakukan secara terus menerus dan didahului

3-5 menit pemanasan dan diakhiri 3-5 menit pendinginan. Abe et al. (2000)

melaporkan bahwa latihan aerobik 3-5 kali perminggu seperti yang

direkomendasikan ACSM dapat menurunkan massa lemak subkutan dan lemak

viseral. Dalam penelitan Sudibjo (2001) senam aerobik intensitas ringan-sedang

dapat menurunkan persentase lemak badan sebesar 20,46 % sedangkan senam

(3)

Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui beda pengaruh senam aerobik

intensitas ringan dan sedang terhadap prsentase lemak badan di aerobic and

fitness centre”Fortuna”.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperimen dengan pendekatan

Pre and Post Test two group design yaitu membandingkan antara perlakuan

kelompok senam aerobik intensitas ringan dan intensitas sedang. Penelitian ini

dilakukan di Aerobic and Fitness Centre Fortuna Manahan pada bulan Juli 2011.

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh member Aerobic and Fitnes Centre

“Fortuna” Manahan yang memenuhi kriteria inklusi: Wanita dengan variasi umur antara 20-40 tahun, aktif mengikuti senam aerobik sekurang-kurangnya 3x

seminggu dan maksimal 4x seminggu, tidak sedang mengikuti aktivitas fisik lain

diluar senam, baik aerobik maupun anaerobik dan responden masuk dalam zona

latihan intensitas ringan atau sedang serta bersedia menjadi sampel dalam

penelitian. Teknik analisa data yang digunakan adalah Paired Sample T-test

dengan tingkat kemaknaan p<0,05 untuk menilai perubahan persentase lemak

badan sebelum dan setelah perlakuan senam aerobik intensitas ringan dan senam

aerobik intensitas sedang. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh akan dilakukan

uji Independent Sample T-Test.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan uji kenormalan data, maka pengujian statistik dilakukan

dengan uji Paired Sample T-Test. Berikut hasil uji Paired Sample T-Test :

Tabel 1.

Hasil Uji Paired Sample T-test

Variabel Nilai p Kesimpulan

Persentase lemak pada Intensitas ringan 0,000 Ha diterima

Persentase lemak pada Intensitas Sedang 0,000 Ha diterima

(4)

Hasil perhitungan uji Paired Sample T-Test menunjukkan bahwa ada

pengaruh senam aerobik intensitas ringan terhadap penurunan persentase lemak

badan yang signifikan. Sedangkan pada senam aerobik intensitas sedang,

diperoleh nilai signifikan (p-value) sebesar 0,000. Karena 0,000<0,05

menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan senam aerobik intensitas

sedang terhadap penurunan persentase lemak badan.

Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara senam aerobik

intensitas ringan dan sedang terhadap persentase lemak badan maka dilakukan uji

[image:4.595.156.480.337.395.2]

beda yaitu menggunakan analisa data uji Independent Sample T-Test.

Tabel 2.

Hasil Uji Independent Sample T-test Variabel Mean Nilai p Kesimpulan

Intensitas Ringan 1,6592 0,606 Ha ditolak

Intensitas Sedang 1,9208

Dari hasil analisa menggunakan uji Independent Sample T-Test diatas,

tampak bahwa senam aerobik intensitas sedang memiliki rata-rata pengaruh yang

lebih besar daripada senam aerobik intensitas ringan (1.9208>1.6592). Namun

nampak pada tabel di atas, diperoleh nilai signifikan (p-value) sebesar 0,606.

Karena 0,606>0,05 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh yang

signifikan antara senam aerobik intenstas ringan dan intensitas sedang terhadap

penurunan persentase lemak badan.

Wanita setelah mengalami pubertas akan terjadi penimbunan lemak badan

akibat pengaruh hormon estrogen dengan bertambahnya usia akan bertambah pula

lemak badannya (Wilmore & Costill, 2002). Brook (2008) mengatakan bahwa

pada wanita dewasa, jaringan lemak menunjukkan peningkatan akibat proses

penuaan dan akan terus meningkat sampai usia sekitar 60 tahun. Ahli lain, Abe et

al. (2000) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa peningkatan persentase

lemak badan yang terjadi akibat proses penuaan dapat diturunkan dengan latihan

(5)

bertambahnya umur pada wanita akan terjadi peningkatan persentase lemak badan

apabila tidak diimbangi dengan latihan aerobik.

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa senam aerobik intensitas ringan

yang dilakukan selama 4 minggu, frekuensi latihan 3 kali seminggu dengan zona

latihan 60-69% dari MHR dan durasi 60 menit sudah dapat berpengaruh terhadap

persentase lemak badan. Begitu pula dengan senam aerobik intensitas sedang yang

dilakukan selama 4 minggu serta durasi dan frekuensi yang sama dengan senam

aerobik intensitas ringan, namun dengan zona latihan 70-79% dari MHR juga

memiliki pengaruh terhadap persentase lemak badan. Hal ini sesuai dengan

Wilmore & Costill (2002) dan Abe et al. (2000), yang menyatakan bahwa latihan

aerobik intensitas ringan-sedang yang dilakukan selama 3-5 kali perminggu

dengan durasi minimal 20-30 menit sudah dapat berpengaruh terhadap penurunan

presentase lemak badan. Penelitian ini didukung oleh Patrilasni et al. (2001) yang

mengatakan bahwa latihan fisik baru dapat memberikan hasil apabila latihan

dilakukan selama minimal 4-6 minggu.

Penurunan presentase lemak badan terjadi akibat pembongkaran lemak

simpanan. Hodder & Stonghton (1999); McArdle et al. (2004) dan Wilmore &

Costill (2002) mengatakan bahwa pembongkaran lemak simpanan dapat terjadi

pada latihan aerobik seperti latihan ketahanan dengan intensitas ringan dan sedang

yang dilakukan dengan frekuensi 3-5 kali perminggu.

Pembongkaran lemak simpanan memerlukan oksigen yang jauh lebih

banyak bila dibandingkan dengan pembongkaran karbohidrat (Clarke & David,

2004). Pada senam aerobik intensitas ringan, energi yang dibutuhkan oleh tubuh

dalam tingkatan ringan, dan karena waktu yang cukup, sistem kardiovaskuler

masih mampu mencukupi kebutuhan oksigen pada otot yang bekerja, sehingga

oksidasi lemak merupakan sumber energi utama untuk kontraksi otot. Begitu pula

pada senam aerobik intensitas sedang, walaupun energi yang dibutuhkan dalam

tingkatan sedang namun masih dapat ditoleransi oleh tubuh serta didukung oleh

waktu yang cukup maka energi untuk kontraksi otot juga berasal dari oksidasi

lemak. Lemak yang dioksidasi ini adalah lemak simpanan yaitu lemak subkutan

(6)

Hasil dari penelitian ini juga didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan

pengaruh antara senam aerobik intensitas ringan dan sedang terhadap penurunan

presentase lemak badan. Walaupun dari rata-rata pengaruh didapatkan hasil

bahwa intensitas sedang memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan senam

aerobik intensitas ringan, namun dari uji analisis statistik didapatkan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara senam aerobik intensitas ringan dan

sedang terhadap presentase lemak badan. Penelitian ini didukung oleh Irianto

(2001)yang mengatakan bahwa intensitas yang paling bermanfaat dan bersifat

aerobik adalah 60 – 90% dari MHR dan intensitas latihan dapat diatur sesuai

maksud latihan. Intensitas latihan 65 – 75% mempengaruhi komposisi lemak

badan, 75 – 85% mempengaruhi komponen kardiorespirasi dan seluruh komponen

kebugaran badan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan dari analisa hasil statistik, dapat diambil kesimpulan : (1)

Senam aerobik intensitas ringan memiliki pengaruh terhadap penurunan

persentase lemak badan, (2) Senam aerobik intensitas sedang memiliki pengaruh

terhadap penurunan persentase lemak badan, (3) Tidak terdapat perbedaan

pengaruh yang signifikan antara senam aerobik intensitas ringan dan intensitas

sedang terhadap persentase lemak badan.

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilaksanakan dangan jumlah

sampel yang lebih banyak serta kriteria subjek penelitian yang lebih spesifik

(misalnya dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) yang berbvariasi, asupan makanan,

aktifitas fisik serta komponen kebugaran lainnya).

DAFTAR PUSTAKA

Abe, T., Sakurai, J., Kawakami, Y. & Fukunaga, T. 2000 Subcutaneous and visceral fat distribution and daily physical activity : comparison between young and middle age women. Br. J.Sports Med. 30 : 297 – 300.

(7)

Brook, C.GD. 2008 Cellular Growth : Adipose Tissue, dalam Fulkner, F. and Tanner, J.M. (eds) : Human Growth 2 : Principles and Prenatal Growth,

pp. 21 – 31. Plenum Press, New York.

Clarke WJ, David NA. 2004. Fundamentals of Resistance Training, Progression and exercise prescription. Med Sci Sports Exercise

Giam, C.K. & Teh, K.C. 2003 Sport Medicine, Exercise and Fitness. P.G. Publishing Pte Ltd., Singapore.

Hodder & Stonghton. 2009 Sport Therapy : An Introduction to Theory and Practice. Scotprint Ltd., Musselburg.

Irianto, D.P. 2001. Panduan Latihan Kebugaran yang Efektif dan Aman. Lukman Offfset, Yogyakarta.

McArdle, W.D., Katch, F.I. & Katch, V.L. 2004 exercise Physiology : Energy, Nutrition, and Human Performance. 2nd. Ed. Lea & Febiger, Philadelphia. Nila, 2010; Kelebihan kolesterol Dipicu Gaya Hidup. http://www.Resep.web.id,

Post:24 Mei 2010. 05.30 PM

Partrilasni, A., Noerhadi, M., priyonoadi, B. & Sukamti, E.R. 2001 Pengaruh Latihan Beban dan Latihan Aerobik Terhadap Penurunan Persentase Lemak Tubuh dan Peningkatan Kesegaran kardiorespirasi. Laporan Penelitian, Fak. Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP Yogyakarta. Pollowck, M.L. & Wilmore, J.H. 2009 Ecercise in Health and Disease :

Evaluation and Prescription for Prevention and Rehabilitation. 4th. Ed. Saunders, Philadelphia.

Sudibjo, Prijo, 2001. Pengaruh Senam Aerobik Intensitas Sedang dan Intensitas Tinggi Terhadap Persentase Lemak Badan dan Lean Body Weight.

Yogyakarta.

Gambar

Tabel 2.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini berjudul “ Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Kualitas Anak Usia Dini Di Desa Gunungsari Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember ”. Penelitian ini

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mara Ikbar dan Andrieta Shintia Dewi (2015) yang menyatakan secara parsial EVA berpengaruh signifikan

Teknik pengumpulan data menggunakan tes kinerja (perfomance test). Tes kinerja adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta melakukan kegiatan khusus dibawah

[r]

[r]

Dari sudut sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bersifat literatur dan kepustakaan. Yaitu berupa data primer dan data sekunder. Sumber

Untuk mengetahui dan Menganalisis peraturan perundang-undangan yang terkait dengan jual beli online terutama aspek perlindungan konsumen dan juga pelaku usaha

17 Penelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi, dalam hal ini aspek hukum berupa peraturan yang berkaitan