THE INFLUENCE OF AIDA MODEL TOWARDS PURCHASE DECISION OF PRODUCT IN TRUEVIEW ADVERTISEMENT ON YOUTUBE
(Study on Muhammadiyah University of Yogyakarta’s students)
Oleh
RIZKY PANDU PANGESTI 20130410087
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
i
PENGARUH MODEL AIDA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PADA IKLAN TRUEVIEW DI YOUTUBE
(Studi pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
THE INFLUENCE OF AIDA MODEL TOWARDS PURCHASE DECISION OF PRODUCT IN TRUEVIEW ADVERTISEMENT ON YOUTUBE
(Study on Muhammadiyah University of Yogyakarta’s students)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh
RIZKY PANDU PANGESTI 20130410087
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
v MOTO
“Man Jadda Wa Jadda”
Barang siapa yang bersungguh-sungguh
maka akan mendapatkannya
“Fastabiqul Khoirot”
Berlomba-lombalah dalam kebaikan
(QS. Al Baqarah: 148)
“Innama Amruhu Idza Arada Sya’ian An Yaqula Lahu Kun Fayakun”
Sesungguhnya bilamana Allah menghendaki sesuatu terjadi
maka terjadilah
(QS. Yasin: 82)
“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu
maka dia berada di jalan Allah”
(HR. Turmudzi)
vi
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya
persembahkan skripsi ini kepada
Ayah dan Ibu
Teruntuk Bapak Ragil Syahrudin dan Ibu Admini terimakasih telah menjadi orang
tua, guru serta sahabat yang senantiasa memberikan kasih sayang, dukungan serta
do’a yang tiada hentinya hingga saat ini saya dapat menyelesaikan perkuliahan
dan memperoleh gelar sarjana
Adik
Teruntuk Adiku Ibnu Sabtyo Nur Pangestu yang selama ini telah menjadi saudara
xi
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
2. Keputusan Pembelian ... 13
3. Iklan ... 17
B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 20
C. Hipotesis ... 22
D. Model Penelitian ... 28
BAB III ... 29
METODE PENELITIAN ... 29
A. Obyek/Subyek Penelitian ... 29
B. Jenis Data ... 29
C. Teknik Pengambilan Sempel... 29
D. Teknik Pengumpulan Data ... 30
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 30
F. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 32
1. Uji Validitas ... 32
2. Uji Reliabilitas ... 33
G. Analisa Data Dan Uji Hipotesis ... 33
1. Regresi Linear Berganda ... 33
2. Uji Hipotesis Secara Simultan (F) ... 34
3. Uji Hipotesis Secara Persial (t)... 35
xii
BAB IV ... 36
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian ... 36
1. Obyek Penelitian ... 36
2. Subyek Penelitian ... 38
B. Analisis Deskriptif ... 38
C. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 40
1. Uji Validitas ... 40
2. Uji Reliabilitas ... 42
E. Hasil Penelitian ... 43
1. Hasil Analisis Jawaban Responden ... 43
2. Hasil Analisis Regresi ... 46
3. Hasil Uji Hipotesis ... 48
D. Pembahasan ... 50
BAB V ... 56
SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 56
A. Simpulan ... 56
B. Keterbatasan Penelitian ... 56
C. Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 59
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel ... 31
Tabel 4.1. Kriteria Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 38
Tabel 4.2. Kriteria Responden Berdasarkan Umur ... 39
Tabel 4.3. Kriteria Responden Berdasarkan Fakultas ... 39
Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Variabel Attention ... 40
Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Variabel Interest ... 41
Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas Variabel Desire ... 41
Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Variabel Action ... 42
Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian ... 42
Tabel 4.9. Hasil Uji Reliabilitas ... 43
Tabel 4.10. Hasil Analisis Jawaban Responden Variabel Attention ... 43
Tabel 4.11. Hasil Analisis Jawaban Responden Variabel Interest... 44
Tabel 4.12. Hasil Analisis Jawaban Responden Variabel Desire ... 44
Tabel 4.13. Hasil Analisis Jawaban Responden Variabel Action ... 45
Tabel 4.14. Analisis Jawaban Responden Variabel Keputusan Pembelian ... 46
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Model Hierarki Respon ... 9
Gambar 2.2. Model AIDA ... 10
Gambar 2.3. Proses Keputusan Pembelian ... 15
vii INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh model AIDA terhadap Keputusan Pembelian produk pada iklan TrueView di YouTube. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Data diambil dari sempel sebanyak 140 responden yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Alat analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi linear berganda dan uji hipotesis menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji F, uji t serta koefisien determinasi.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa: (1) Attention, Interest, Desire dan Action secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian produk pada iklan TrueView di YouTube; (2) Attention berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian produk pada iklan TrueView di YouTube; (3) Interest berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian produk pada iklan TrueView di YouTube; (4) Desire berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Keputusan Pembelian produk pada iklan TrueView di YouTube; (5) Action berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian produk pada iklan TrueView di YouTube.
viii ABSTRACT
This research is to analyze the influence of the AIDA model towards Purchase Decision of product in TrueView Advertisement on YouTube. The subjects of the research is the students of Muhammadiyah University of Yogyakarta. The data is take by 140 respondents which chosen by purposive samping methods. tools of analysis by double linear regression and hypothesis testing using validity test, reliability test, F test, t test and coefficient of determination test.
The result of the research is (1) Attention, Interest, Desire, and Action is effect by simultanously positive and significant towards Purchase Decision product in TrueView Advertisement on YouTube. (2) Attention is positive and significant towards Purchase Decision product in TrueView Advertisement on YouTube. (3) Interest is positive and significant towards Purchase Decision product in TrueView Advertisement on YouTube. (4) Desire is positive and not significant towards Purchase Decision product in TrueView Advertisement on YouTube. (5) Action is positive and significant towards Purchase Decision product in TrueView Advertisement on YouTube.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Persaingan kompetitif dalam dunia bisnis merupakan faktor
pendongkrak bagi perusahaan untuk selalu berkembang. Faktor ini juga
yang mengharuskan suatu perusahaan meningkatkan kemampuan
kompetitifnya, agar mampu menarik lebih banyak konsumen. Salah satu
cara menarik konsumen adalah dengan meningkatkan pemasaran
perusahaan tersebut. Sekarang ini banyak perusahaan yang
berlomba-lomba memaksimalkan sistem pemasaran mereka. Pemasaran merupakan
ujung tombak penjualan suatu perusahaan, sama halnya dengan pendapat
Hasan (2013) marketing harus dipandang sebagai “dealing with the market”. Maksud dari dealing with the market yaitu berhadapan langsung
dengan pasar dari mulai survei pasar untuk mengidentifikasi dan
menganalisis permasalahan, proses pelaksanaan kemudian sampai proses
controlling serta evaluasi, hal ini mengharuskan pemasar untuk dinamis
dan intensif dengan market.
Pemasaran yang efektif dapat menarik lebih banyak konsumen dan
meningkatkan profit perusahaan, untuk memaksimalkan pendapatan
pemasar harus mempertimbagkan empat poin penting dalam pemasaran
yang dikenal dengan merketing mix yaitu terdiri dari product, price, place
kegiatan memasarkan produk, sebab digunakan sebagai alat penghubung
antara produsen dengan konsumen. Kegiatan promosi juga merupakan alat
untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau
penggunaan produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan (Brightayati,
2010). Saat ini kebutuhan dan keinginan konsumen sangatlah variatif,
ditambah juga dengan sikap konsumen yang semakin selektif membuat
pemasar harus kreatif dan inovatif dalam melakukan komunikasi bisnis.
Ada lima cara untuk melakukan komunikasi dengan calon pembeli yang
disebut sebagai Marketing Communication Mix atau lebih dikenal dengan
bauran promosi, yaitu iklan, promosi penjualan, acara dan pengalaman,
hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung, pemasaran
interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut dan yang terakhir penjualan
personal (Kotler dan Keller, 2009).
Seiring dengan kemajuan teknologi membuat media yang
digunakan dalam kegiatan promosi semakin beragam dan mudah diakses
pula, seperti halnya iklan yang dapat diakses secara online maupun offline.
Periklanan dengan media online dalam hal ini yang lebih cenderung
menggunakan alat elektronik lebih menarik perhatian dan meningkatkan
kesadaran konsumen pada suatu produk, dibandingkan dengan periklanan
yang menggunakan media offline seperti koran, majalah ataupun media
cetak lainnya. Internet saat ini dijadikan sebagai media promosi yang
semakin banyak digunakan untuk periklanan, karena dianggap lebih hemat
dikerucutkan lagi yaitu dengan menggunakan media sosial lebih efektif
dikarenakan dapat diakses 24 jam sehingga intensitas konsumen untuk
melihat iklan tersebut lebih tinggi.
Periklanan dengan media sosial saat ini semakin beragam
diantaranya instagram, facebook, line, twitter, blog dan YouTube. Seperti yang dilansir oleh www.lampungsae.com, YouTube merupakan salah satu media sosial yang saat ini sangat diminati oleh banyak orang dari segala
golongan, usia dan jenis kelamin. Ditambah dengan banyaknya pemilik
akun YouTube yang menjadikan media sosial ini sebagai wadah kreatifitas,
penyalur hobi dan juga popularitas yang dapat menghasilkan keuntungan.
YouTubers saat ini menjadi profesi yang menjanjikan, dan untuk
menambah penghasilan pemilik akun berkerjasama dengan unit bisnis.
Bentuk kerjasamanya berupa penayangan iklan di sela-sela video mereka,
hal ini mendapat apresiasi yang positif dari produsen, dengan jumlah
pengunjung YouTube yang semakin bertambah maka besar kemungkinan
iklan yang dipasang dapat dilihat oleh banyak konsumen (Mahardika,
2014).
Jenis iklan yang muncul di YouTube yaitu iklan TrueView in
stream ads, merupakan iklan yang muncul di awal atau di pertengahan
video dan dapat dilompati/skip-ad. Iklan Overlay in video ads, iklan
transparan yang muncul pada tampilan setelah 15 detik video diputar.
Display ads merupakan iklan yang muncul di sebelah kanan video dan
ads yaitu iklan yang muncul di awal atau di pertengahan video dan tidak
dapat dilompati/skip-ad (www.strategi123.com).
Iklan TrueView merupakan iklan yang paling sering dijumpai saat
streaming di YouTube. Iklan ini juga mendapat beragam respon dari
audiences, misal respon positif yang diberikan pengunjung YouTube atau
audiences yaitu seperti memperhatikan iklan, memahami isi pesan hingga
terbujuk untuk melakukan Keputusan Pembelian, akan tetapi banyak pula
respon negatif yang diberikan pengunjung YouTube atau audiences yaitu
berupa pengabaian iklan dengan cara melawati iklan, atau hanya
membiarkan tayangan iklan tersebut sampai selesai tanpa memahami
konten iklan. Iklan TrueView bahkan dianggap mengganggu kegiatan
streaming pengunjung di YouTube, hal ini merupakan salah satu
permasalahan yang kerap muncul pada kegiatan komunikasi pemasaran,
yaitu mengenai tanggapan audiences. Memahami proses terjadinya respon
dari audiences atau konsumen merupakan aspek terpenting dalam
menyusun kegiatan priklanan yang efektif (Johar dkk., 2013), untuk
memahami proses terjadinya respon dapat dikaji dengan menggunakan
Model Hierarki Respon. Model ini merupakan tahapan yang dilalui oleh
konsumen secara berurutan mulai dari tahapan kognitif, afektif hingga
perilaku (Kotler dan Keller, 2009). Salah satu teori Model Hierarki Respon
yang sering digunakan adalah AIDA.
Model AIDA meliputi empat tahap, yaitu tahapan pertama
Tahapan kedua (Interest) iklan yang ditayangkan harus bisa
membangkitkan ketertarikan audiences untuk memahami isi pesan.
Selanjutnya tahapan ketiga (Desire) yaitu iklan harus mampu meyakinkan
audiences sehingga muncul rasa keinginan untuk membeli produk yang
ditayangkan, kemudian tahapan terakhir (Action) yaitu iklan dapat
menggerakkan audiences untuk melakukan tindakan pembelian.
Gharibi et al. (2012) menyatakan bahwa AIDA merupakan sebuah
model yang disajikan untuk mengukur efektivitas suatu iklan dengan
mempertimbangkan tahapan respon konsumen. Pada dasarnya suatu iklan
bisa dikatakan efektif jika tujuan iklan tersebut tercapai yaitu dapat
membujuk khalayak untuk melakukan Keputusan Pembelian, sedangkan
yang dimaksud dengan Keputusan Pembelian, yaitu situasi dimana
konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk yang telah dipilih
dari berbagai alternatif (Kotler dan Armstrong, 2001).
Berdasarkan penjabaran di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh iklan dengan menggunakan model AIDA
sebagai alat ukur efektif atau tidaknya suatu iklan terhadap Keputusan
Pembelian. Penelitian ini mereplikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Kusumadewi (2013) dengan judul “Pengaruh Periklanan Komersil Dengan
Konsep AIDA Terhadap Keputusan Pembelian Pada Media Radio Radika
100,3 FM Majalengka”. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kusumadewi (2013) terletak pada model penelitian serta variabel
dan Action sebagai variabel independen dan Keputusan Pembelian sebagai
variabel dependen, namun penelitian ini memiliki perbedaan pada obyek
penelitian dimana pada penelitian Kusumadewi (2013) menggunakan iklan
pada media Radio Radika 100,3 FM Majalengka sedangkan penelitian ini
menggunakan iklan pada media TrueView di YouTube. Pemilihan obyek
penelitian tersebut dikarenakan adanya fenomena mengenai respon dari
audiences yang memberikan tanggapan beragam pada iklan TrueView di
YouTube sehingga peneliti tertarik untuk menjadikan iklan TrueView di
YouTube sebagai obyek penelitian, oleh karena itu penelitian ini berjudul
“PENGARUH MODEL AIDA TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PRODUK PADA IKLAN TRUEVIEW DI YOUTUBE”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disusun rumusan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Attention, Interest, Desire dan Action secara
simultan terhadap Keputusan Pembelian produk pada iklan TrueView
di YouTube?
2. Bagaimana pengaruh Attention terhadap Keputusan Pembelian produk
pada iklan TrueView di YouTube?
3. Bagaimana pengaruh Interest terhadap Keputusan Pembelian produk
pada iklan TrueView di YouTube?
4. Bagaimana pengaruh Desire terhadap Keputusan Pembelian produk
5. Bagaimana pengaruh Action terhadap Keputusan Pembelian produk
pada iklan TrueView di YouTube?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian maka tujuan dari
penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh Attention, Interest, Desire dan Action
secara simultan terhadap Keputusan Pembelian produk pada iklan
TrueView di YouTube.
2. Untuk menganalisis pengaruh Attention terhadap Keputusan Pembelian
produk pada iklan TrueView di YouTube.
3. Untuk menganalisis pengaruh Interest terhadap Keputusan Pembelian
produk pada iklan TrueView di YouTube.
4. Untuk menganalisis pengaruh Desire terhadap Keputusan Pembelian
produk pada iklan TrueView di YouTube.
5. Untuk menganalisis pengaruh Action terhadap Keputusan Pembelian
produk pada iklan TrueView di YouTube.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritik
Sebagai penambah wawasan dan bahan informasi mengenai
promosi periklanan dan juga sebagai referensi untuk penelitian lebih
2. Manfaat praktik
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran
mengenai promosi khususnya periklanan. Penelitian ini juga
diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan referensi untuk
meningkatkan dan menentukan strategi periklanan yang efektif
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Model AIDA
AIDA merupakan salah satu model herarki respon yang digunakan
untuk melihat efek secara hierarki dari promosi suatu produk terhadap
konsumen (Dewi, 2016).
Berikut beberapa model mengenai tahapan respon konsumen
terhadap komunikasi pemasaran yang terangkum dalam Model
Hierarki Respon:
Sumber: Kotler & Keller (2009: 178)
Model AIDA muncul pada tahun 1898 dan dikemukakan oleh E.
St. Elmo Lewis. Pada awalnya model ini dikenal dengan AID
(Attention, Interest, dan Desire) dan bertujuan sebagai pedoman
promosi penjualan yang efektif, kemudian pada tahun 1900 AID
dikembangkan menjadi AIDA (Attention, Interest, Desire dan Action)
penambahan tahapan Action ini bertujuan untuk menjadi pedoman
promosi penjualan yang sempurna (Wijaya, 2011).
Kotler dan Keller (2009) mengasumsikan bahwa konsumen akan
melewati tahap kognitif, afektif hingga perilaku, oleh karena itu teori
AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) merupakan model hierarki
dimana suatu pesan harus memiliki daya tarik atau harus menjadi
perhatian, menjadi ketertarikan, menjadi minat, serta mengambil
tindakan.
Sumber: Kasali (2007: 53)
Berikut penjabaran mengenai empat tahapan model AIDA :
a. Attention
Attention adalah tahap pertama pada model AIDA yang
artinya perhatian. Pada tahapan Attention pemasar harus mampu
membuat suatu pesan sebagai media informasi yang mempunyai
daya tarik bagi khalayak sasaran, baik pembaca, pendengar
ataupun pemirsa (Kasali, 2007). Pesan juga harus berisikan suatu
pernyataan yang dapat mencuri perhatian khalayak, berisikan kata
atau gambar yang powerful sehingga audiences fokus dan
memperhatikan isi pesan (Rofiq dkk., 2013). Selain tampilan iklan,
frekuensi penayangan iklan harus diperhatikan pula oleh pemasar
agar produk yang diiklankan tertanam dalam benak konsumen.
Sedikit sekali orang yang menggunakan media seperti surat
kabar, majalah, televisi, radio, maupun media sosial hanya
semata-mata hanya untuk membeli atau melihat iklan saja kecuali jika
mempunyai kebutuhan mendesak atas produk-produk tertentu, oleh
karena itu iklan yang menarik perhatian yang akan dibaca dan
dipahami oleh audiences.
b. Interest
Interest yaitu munculnya rasa ketertarikan konsumen
terhadap produk yang dikenalkan oleh suatu pemasar (Assael,
yang dihadapi adalah bagaimana agar audiences berminat dan
ingin tahu lebih jauh.
Perhatian harus dapat segera ditingkatkan menjadi
ketertarikan sehingga ada keinginan untuk membaca pesan-pesan
yang disampaikan dan timbul rasa ingin tahu di dalam diri calon
pembeli, untuk meningkatkan ketertarikan audiences, media iklan
yang digunakan juga harus efektif untuk menarik perhatian
audiences begitu juga pesan yang ditayangkan harus menjelaskan
fitur dan benefit secara langsung agar audiences terbujuk dan tetap
memperhatikan isi pesan.
c. Desire
Desire merupakan tahapan bagaimana cara iklan
menggerakan kainginan konsumen untuk memiliki produk yang
diiklankan (Kotler et al., 2000). Sama halnya dengan pendapat
Kasali (2007) Desire merupakan tahapan dimana audiences
memiliki rasa ingin memiliki atau menikmati produk yang
ditawarkan pada iklan.
Keinginan audiences untuk memiliki, memakai, ataupun
melakukan sesuatu harus dibangkitkan, namun biasanya pada tahap
ini muncul keraguan dari audiences mengenai kebenaran isi pesan
seperti fitur manfaat maupun janji-janji yang disampaikan pada
audiences jika produk yang ditwarkan merupakan kebutuhan yang
harus mereka miliki.
d. Action
Menurut Kotler et al. (2000) Action merupakan merupakan
upaya untuk membujuk calon pembeli agar sesegera mungkin
melakukan tindakan pembelian yang nyata. Bujukan yang diajukan
berupa harapan agar audiences segera pergi ke toko, melihat-lihat
showroom, mengisi formulir pemesanan atau setidak-tidaknya
mengingat produk dan membelinya lain waktu.
Pada tahapan ini pemasar harus meyakinkan dan
meningkatkan kecendrungan audiences untuk melakukan tindakan
pembelian, hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan kata atau
bujukan pada iklan dan kata-kata yang kerap digunakan dalam
iklan seperti “Beli”, “Ayok”, “Dapatkan”, “Mulailah”, “Rasakan”,
“Ambil”, “Percayalah”, “Dapatkan”, “Cobalah”, “Hubungi” dan
sebagainya.
2. Keputusan Pembelian
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan Pembelian merupakan sikap konsumen dalam
menentukan arah dan tujuan akhir dalam proses pembelian suatu
produk (Alfianasari, 2010), sedangakan menurut Kotler dan
Armstrong (2001) pengambilan keputusan konsumen pada
konsumen, baik konsumen individu maupun konsumen oraganisasi
melalui proses mental yang hampir sama dalam memutuskan
produk dan merek apa yang akan dibeli, meskipun banyak pula
yang akhirnya memilih produk yang berbeda-beda pula hal ini
disebabkan oleh perbedaan karakteristik pribadi (kebutuhan,
manfaat, sikap, nilai, pengalaman, dan gaya hidup) dan juga
pengaruh sosial (perbedaan kelas sosial, kelompok rujukan, atau
ondisi keluarga).
b. Jenis Keputusan Pembelian
Pembeli yang berbeda mungkin terlibat dalam jenis proses
pengambilan keputusan yang berbeda tergantung pada sejauh mana
keterlibatannya dalam suatu produk. Menurut Kotler dan
Armstrong (2001) Keputusan Pembelian dibagi menjadi 4 tipe
yaitu:
1) Perilaku pembelian yang kompleks
Yaitu perilaku pembelian konsumen dalam situasi
bercirikan keterlibatan mendalam konsumen dalam membeli,
dan adanya perbedaan pandangan yang signifikan antara merek
yang satu dengan merek yang lain.
2) Perilaku pembelian yang mengurangi ketidakcocokan
Yaitu perilaku pembelian konsumen dalam situasi
keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan
3) Perilaku membeli karena kebiasaan
Yaitu perilaku membeli konsumen dalam situasi
keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan yang
dirasakan antara merek-merek alternatif atau merek lainnya.
4) perilaku pembelian yang mencari variasi
Yaitu perilaku membeli konsumen dalam situasi rendahnya
keterlibatan konsumen tetapi perbedaan diantara merek
dianggap besar.
c. Proses Keputusan Pembelian
Proses Keputusan Pembelian merupakan proses dimana
konsumen mengambil keputusan yang terdiri dari lima tahapan
yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian dan yang terakhir perilaku pasca
pembelian.
Sumber: Kotler dan Armstrong (2001: 222)
Berikut penjelasan mengeai proses Keputusan Pembelian
menurut Kotler dan Armstrong (2001):
1) Pengenalan Kebutuhan
Yaitu tahapan pertama proses pengambilan keputusan
pembelian dimana konsumen mengenal suatu masalah atau
kebutuhan.
2) Pencarian Informasi
Yaitu tahapan proses pengambilan keputusan pembelian
dimana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak
informasi, konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian
atau mungkin aktif mencari perhatian
3) Evaluasi berbagai alternatif
Yaitu tahapan pengambilan keputusan pembelian dimana
konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi
merek-merek alternatif dalam satu susunan pilihan.
4) Keputusan Pembelian
Yaitu tahapan dalam proses pengambilan keputusan
pembelian dimana konsumen benar-benar membeli produk.
5) Perilaku pasca pembelian
Yaitu tahapan dimana proses pengambilan keputusan
pembelian dimana konsumen mengambil tindakan lebih lanjut
setelah membeli berdasarkan keputusan atau ketidakpuasan
3. Iklan
a. Pengertian iklan
Menurut Morissan (2010) iklan merupakan bentuk
komunikasi nonpersonal mengenai suatu produk, jasa, ide maupun
organisasi yang dibayar oleh sponsor yang diketahui. Nonpersonal
dalam hal ini yaitu suatu iklan yang melibatkan media massa untuk
mengirimkan pesan ke khalak pada saat bersamaan. Definisi lain
iklan yaitu bagian dari baruran promosi yang diartikan sebagai
pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada
audiences atau konsumen melalui suatu media, sedangkan yang
dimaksud dengan periklanan yaitu keseluruhan proses yang
meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
penyampaian iklan (Kasali, 2007).
Iklan juga merupakan media promosi yang ditujukan untuk
mempengaruhi kognisi dan afeksi konsumen (Peter dan Olson,
2000) dan dalam prakteknya pemasar lebih memilih menggunakan
iklan sebagai media promosi, hal ini dikarenakan iklan dianggap
lebih efektif dalam menciptakan citra merek dan menanamkannya
di benak konsumen.
b. Tujuan Iklan
Pada dasarnya tujuan suatu iklan yaitu untuk
Adapun tujuan lain dari iklan yaitu sebagai berikut menurtut Kotler
dan Keller (2009):
1) Informatif, yaitu bertujuan untuk menciptakan kesadaran merek
dan pengetahuan tentang produk atau fitur pada suatu produk.
2) Persuasif, yaitu bertujuan untuk menciptakan kesukaan,
preferensi, keyakinan, dan pembelian suatu produk.
3) Pengingat, yaitu bertujuan untuk menstimulasikan pembelian
berulang suatu produk.
4) Penguat, yaitu bertujuan untuk meyakinkan pembeli bahwa
melakukan pembelian pada produk yang diawarkan merupakan
pilihan yang tepat.
c. Sifat Iklan
Menurut Hasan (2013) suatu iklan memiliki sifat-sitat
sebagai berikut:
1) Public Presentation, yaitu memungkinkan setiap orang
menerima pesan yang sama tentang suatu produk yang
diiklankan.
2) Pervasiveness Massage, yaitu pesan yang sama dapat
diulan-ulang untuk memantapkan penerimaan informasi, membangun
citra merek dan memungkinkan pembeli dapat membandingkan
3) Amplified Expressiveness, yaitu iklan mampu mendramatisasi
suatu merek atau produk dengan gambar dan suara untuk
menggugah dan mempengaruhi audiences.
4) Impersonality Communication, yaitu iklan tidak bersifat
memaksa audiences untuk memperhatikan pesan dan
menanggapinya, karena merupakan komunikasi yang satu arah.
d. Jenis-Jenis Iklan
Periklanan dibedakan menjadi empat jenis berikut
penjelasannya menurut Hasan (2013):
1) Product Advertising, yaitu iklan yang berisi informasi produk
suatu perusahaan. Ada dua jenis iklan yang termasuk kategori
ini yaitu:
a) Direct-action Advertising, yaitu iklan produk yang didesain
untuk mendorong tanggapan segera dari audiences.
b) Indirect-action Advertising, yaitu iklan produk yang
didesain untuk menumbuhkan permintaan jangka panjang.
2) Institutional Advertising, yaitu iklan yang memberikan
informasi tentang usaha bisnis pemilik iklan dan membangun
goodwill serta image positif bagi usaha bisnis tersebut, ada dua
jenis iklan yang termasuk kategori ini yaitu:
a) Patronage Advertising, yaitu iklan menginformasikan atau
b) Public Service Advertising, yaitu iklan layanan masyarakat
non komersil, tidak bersifat keagamaan, non politik,
berwawasan nasional, dapat diterima seluruh lapisan
masyarakat dan mempunyai dampak serta kepentingan yang
tinggi.
3) Pull Demand Advertising, yaitu iklan yang ditujukan kepada
pembeli akhir agar permintaan produk bersangkutan meningkat,
dan biasanya produsen menyarankan kepada para konsumen
untuk membeli produknya ke penjual terdekat.
4) Push Demand Advertising, yaitu iklan yang ditujukan kepada
para penyalur, hal ini dilakukan agar para penyalur bersedia
meningkatkan permintaan produk dengan menjual produk
sebanyak-banyaknya kepada pembeli atau pengecer.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini peneliti mengacu pada penelitan yang
dilakukan oleh Kusumadewi (2015) dimana pada penelitian ini
menjelaskan mengenai pengaruh periklanan menggunakan model AIDA
yang terdiri dari variabel Attention, Interest, Desire dan Action terhadap
Keputusan Pembelian, pada hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh
positif dan signifikan pada variabel AIDA terhadap Keputusan Pembelian
secara simultan dan pada pengujian secara persial juga ditemukan adanya
pengaruh positif dan signifikan variabel Attention, Interest, Desire serta
Adapun penelitian terdahulu lainnya yang menjadi rujukan pada
penelitian ini yaitu penelitiaan yang dilakukan oleh Arifin (2011) yang
memperoleh hasil penelitian adanya pengaruh positif dan signifikan pada
variabel Attention, Interest, Desire, Action terhadap Keputusan Pembelian
secara persial, kemudian variabel Attention merupakan variabel yang
paling dominan pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian.
Penelitian yang dilakukan oleh Rofiq dkk. (2013) membuktikan
adanya pengaruh pada variabel Attention, Interest, Desire, Action terhadap
Keputusan Pembelian secara simultan, namun hasil pengujian secara
persial hanya variabel Action yang memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian kartu perdana IM3 di lingkungan
mahasiswa Fakultas Ilmu Adminitrasi Universitas Brawijaya Angkatan
2013.
Pada penelitian Syarifudin (2013) memperoleh hasil adanya
pengaruh positif dan signifikan pada variabel Attention, Interest, Desire,
Action terhadap Keputusan Pembelian secara simultan dan pada pengujian
secara persial memperoleh hasil bahwa variabel Interest, Desire, dan
Action berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian,
sedangkan variabel Attention tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian secara persial.
Shofian (2015) melakukan penelitian kembali dan memperoleh
hasil penelitian yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan pada variabel
simultan, kemudian hasil dari pengujian secara persial variabel Attention,
Interest, Desire, dan Action berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Keputusan Pembelian.
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris
(Rahmawati, 2014). Berikut hipotesis pada penelitian ini:
1. Hubungan Attention, Interest, Desire, dan Action terhadap Keputusan
Pembelian
Wijaya (2011) menyatakan bahwa AIDA merupakan model yang
menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan audiences atau konsumen
dalam merespon iklan, sedangkan menurut Johar dkk. (2015) AIDA
merupakan tahapan perencanaan pesan yang efektif untuk mencapai
tujuan utama iklan yaitu Keputusan Pembelian.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Rofiq (2013) membuktikan
bahwa AIDA yang teridiri dari Attention, Interest, Desire dan Action
secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
Pembelian, kemudian pada penelitian Syarifudin (2013) juga
memperoleh hasil adanya pengaruh positif dan signifikan pada variabel
Attention, Interest, Desire dan Action secara simultan terhadap
Keputusan Pembelian.
Didukung juga dengan adanya hasil penelitian Kusumadewi (2015)
secara simultan pada AIDA terhadap keputusan pembeliaan, begitu
pula dengan penelitian Shofian (2015) yang menunjukan bahwa AIDA
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
Pembelian secara simultan.
Berdasarkan hasil penelitan-penelitian tersebut dapat diartikan
bahwasanya iklan yang dapat menarik perhatian audiencesi (Attention),
memunculkan keinginan (Interest), minat (Desire) dan dapat
membujuk audiences untuk melakukan tidakan (Action) maka akan
meningkatkan kemungkinan audiences untuk melakukan Keputusan
Pembelian pada produk yang diiklankan. Maka dapat diambil hipotesis
penelitian sebagai berikut:
H1: Attention, Interest, Desire, dan Action berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian
2. Hubungan Attention terhadap Keputusan Pembelian
Menurut Kasali (2007) Attention merupakan tahapan pertama pada
model AIDA dimana pada tahapan ini konsumen memberikan
perhatian terhadap iklan sehingga pada tahap ini iklan harus mampu
menarik perhatian khalayak. Pada penelitian Arifin (2012) menunjukan
variabel Attention berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Keputusan Pembelian, namun Rofiq dkk. (2013) memperoleh hasil
penelitian yaitu tidak adanya pengaruh yang signifikan pada variabel
Hasil penelitian Syarifudin (2013) juga menyatakan tidak adanya
pengaruh signifikan pada variabel Attention terhadap Keputusan
Pembelian, kemudian Kusumadewi (2015) melakukan penelitian
kembali dan memperoleh hasil bahwasanya variabel Attention
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
Begitu pula pada hasil penelitian Shofian (2015) yang memperoleh
hasil yang sama, yaitu adanya pengaruh positif dan signifikan pada
variabel Attention terhadap Keputusan Pembelian, hal ini membuktikan
bahwasanya semakin tinggi tingkat perhatian audiences terhadap iklan
maka kemungkinan untuk audiences melakukan Keputusan Pembelian
semakin tinggi. Maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
H2: Attention berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Keputusan Pembelian
3. Hubungan Interest terhadap Keputusan Pembelian
Interest merupakan tahapan dimana audiences memiliki
ketertarikan untuk memperhatikan iklan dan mulai mencari informasi
lebih lanjut menganai produk yang ditayangkan (Kasali, 2007). Pada
penelitian Arifin (2012) memperoleh hasil adanya pengaruh positif dan
signifikan variabel Interest terhadap Keputusan Pembelian, namun
pada penelitian Rofiq (2013) tidak ditemukan adanya pengaruh positif
dan signifikan pada variabel Interest terhadap Keputusan Pembelian,
memperoleh hasil penelitian yaitu adanya pengaruh positif dan
signifikan pada variabel Interest terhadap Keputusan Pembelian.
Didukung pula dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh
Kusumadewi (2015) yang menunjukan bahwasanya Interest
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
Sama halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan Shofian (2015)
bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan pada variabel Interst
terhadap Keputusan Pembelian.
Penelitian di atas membuktikan bahwasanya semakin tinggi tingkat
ketertarikan audiences memahami isi pesan pada iklan maka tinggi
pula kecenderungan audiences untuk melakukan Keputusan
Pembelian, oleh karena itu hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
H3: Interest berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
Pembelian
4. Hubungan Desire terhadap Keputusan Pembelian
Desire merupkan tahapan dimana audiences memiliki minat untuk
memiliki atau menggunakan suatu produk yang ditayangkan (Kasali,
2007). Pada penelitian Arifin (2012) membuktikan bahwasanya
variabel Desire memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
Keputusan Pembelian, namun pada penelitian Rofiq (2013) tidak
ditemukan adanya pengaruh positif dan signifikan pada variabel Desire
Pada penelitian Syarifudin (2013) membuktikan bila variabel
Desire berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
Pembelian, hal ini dibuktikan pula oleh penelitian Kusumadewi (2015)
yang memperoleh hasil adanya pengaruh positif dan signifikan pada
variabel Desire terhadap Keputusan Pembelian. Pada penelitian
Shofian (2015) juga menunjukan bahwa variabel Desire memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
Tahapan ini iklan telah mampu menarik minat audiences, sehingga
bisa diartikan bila tahapan Desire pada model AIDA berpengaruh
terhadap Keputusan Pembelian dengan meningkatnya minat audiences
untuk memiliki suatu produk yang diiklankan maka kecendrungan
untuk melakukan Keputusan Pembelian akan produk tersebut semakin
tinggi, dengan demikian dapat diambil hipotesis penelitian sebagai
berikut:
H4: Desire berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
Pembelian
5. Hubungan Action terhadap Keputusan Pembelian
Action merupakan tahapan terakhir pada model AIDA dimana pada
tahapan ini pesan dapat membujuk audiences agar sesegera mungkin
melakukan suatu tindakan pembelian (Kasali, 2007). Pada hasil
penelitian Arifin (2012) membuktikan bahwa variabel Action
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
bahawa variabel Action berpengaruh positif dan signifikan secara
persial terhadap Keputusan Pembelian.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Syarifudin (2013) terdapat
hasil penelitian yaitu adanya pengaruh positif dan signifikan pada
variabel Action terhadap Keputusan Pembelian. Begitu pula dengan
hasil penelitian Kusumadewi (2015) dan Shofian (2015) yang
sama-sama memperoleh hasil bahwa variabel Action berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
Berdasarkan penelitian tersebut dapat diartikan bahwasanya
tahapan Action berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian, karena
yang dimaksud dengan Keputusan Pembelian menurut Kotler dan
Armstrong (2001) merupakan tindakan atau keputusan untuk membeli
atau tidaknya suatu produk, sehingga hipotesis penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
H5: Action berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
D. Model Penelitian
Dalam penelitan ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen
dan variabel dependen dengan model penelitian sebagai berikut:
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Obyek/Subyek Penelitian
Obyek pada penelitian ini yaitu Iklan True View di YouTube,
sedangkan subyek penelitian yaitu mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Peneliti menjadikan mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta sebagai subyek penelitian dikarenakan mahasiswa dianggap
lebih sering berinteraksi dan aktif menggunakan media sosial seperti
YouTube, sehingga kecenderungan melihat iklan TrueView di YouTube
tinggi.
B. Jenis Data
Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan jenis data
yang digunakan yaitu data primer. Data primer merupakan data yang
didapat atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumbernya
(Rahmawati dkk., 2014). Data primer disebut juga sebagai data asli dan
pada penelitian ini untuk mendapatkannya yaitu dengan cara memberikan
daftar pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian kepada responden.
C. Teknik Pengambilan Sempel
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian
ini menggunakan Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel
kriteria responden penelitian ini yaitu mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta yang pernah melihat iklan TrueView di
YouTube. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah
140 orang. Heir et al. (2010) merekomendasikan jumlah sempel adalah 5
hingga 10 kali dari butir pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Pada
penelitian ini menggunakan 4 variabel independen dan 1 variabel
dependen dengan jumlah keseluruhan 14 indikator, sehingga sampel yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 14 x 10 = 140 responden.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi dan menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden (Sugiyono, 2010). Pertanyan maupun pernyataan yang
terdapat pada kuesioner harus yang berhubungan dengan masalah
penelitian, sehingga jawaban-jawaban yang diperoleh mempunyai makna
dalam menguji hipotesis.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Penelitan ini menggunakan empat variabel independen dan satu
variabel dependen. Variabel independen merupakan variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya variabel dependen,
kemudian yang dimaksud dengan variabel dependen merupakan variabel
yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen
adalah AIDA yang meliputi, Attention (X1), Interest (X2), Desire (X3)
dan Action (X4), sedangkan variabel dependen pada penelitian ini yaitu
Keputusan Pembelian (Y).
Berikut definisi operasional dan indikator-indikator yang digunkan
untuk mengukur setiap variabel:
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Nama mempunyai daya tarik agar dapat mencuri terhadap objek (barang
atau jasa) yang
dikenalkan oleh suatu
pemasar (Assael,
2002).
Berikut indikator Interest menurut Kusumadewi (2015): bagaimana cara iklan menggerakan
kainginan konsumen untuk memiliki produk
yang diiklankan
(Kotler et al., 2000).
Berikut indikator Desire menurut Kusumadewi (2015): 1. Perolehan informasi dari
iklan
2. Minat konsumen atas iklan 3. Kepercayaan produk yang
diiklankan Action (X4) Action merupakan
merupakan upaya
untuk membujuk calon pembeli agar sesegara mungkin melakukan tindakan pembelian yang nyata (Kotler et al., 2000).
Berikut indikator Action menurut Kusumadewi (2015): 1. Keyakinan untuk membeli
produk
2. Kecendrungan melakukan pembelian
3. Kesesuaian produk
Nama yang dilakukan secara sadar untuk membeli suatu produk (Kotler dan Armstong, 2001).
Berikut indikator Keputusan Pembelian menurut Kotler & Armstrong (2001):
1. Pengambilan keputusan 2. Sharing
3. Merekomendasikan kepada pihak lain
Pada penyusunan kuesioner menggunakan skala Likert, menurut
Sugiyono (2010) skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dam persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Berikut penjelasan penetapan skala Likert yang
memberikan skor 1-5 item pilihan, yaitu:
1. Skor 5 mengidentifikasi Sangat Setuju (SS)
2. Skor 4 mengidentifikasi Setuju (S)
3. Skor 3 mengidentifkasi Netral (N)
4. Skor 2 mengidentifikasi Tidak Setuju (TS)
5. Skor 1 mengidentifikasi Sangat Tidak Setuju (STS)
F. Uji Kualitas Instrumen dan Data
Untuk menguji kualitas instrumen pada penelitian yaitu menggunakan
uji validitas dan uji reliabilitas.
1. Uji Validitas
Pada penelitian ini uji validitas digunakan untuk mengukur apakah
instrumen yang digunakan valid atau tidak, valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Moment Correlations, yaitu analisis yang digunakan untuk
menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan
suatu variabel dengan variabel lain. Apabila hasil Product Moment
Correlations pada setiap butir pertanyaan pada kuesioner memiliki
nilai signifikansi ≤ 0,05 maka dinyatakan valid (Rahmawati dkk.,
2014).
2. Uji Reliabilitas
Uji reabilitas merupakan pengujian yang menunjukan sejauh mana
stabilitas dan konsistensi dari alat pengukur yang digunakan, sehingga
memberikan hasil yang realtif konsisten atau yang dimaksud dengan
reliabel, yaitu instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama.
Pengujian ini dilihat dari nilai Cronbach Alpha, jika nilai Cronbach
Alpha ≥ 0,6 maka variabel penelitian dianggap reliabel (Rahmawati
dkk., 2014).
G. Analisa Data Dan Uji Hipotesis 1. Regresi Linear Berganda
Analisis data digunakan pada penelitian ini yaitu analisis regresi
linear berganda. Alat analisis ini digunakan untuk mengukur besarnya
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan
menggunakan regresi linear berganda karena pada penelitian ini
memiliki beberapa variabel independen diantaranya Attention (X1),
pengaruhnya terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian (Y)
dengan menggunakan SPSS versi 16.0.
Berikut rumus persamaan analisis regresi linear berganda menurut
Sugiyono (2010):
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Keterangan :
Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi variabel Attention
b2 = Koefisien regresi variabel Interest
b3 = Koefisien regresi variabel Desire
b4 = Koefisien regresi variabel Action
X1= Attention
X2= Interest
X3= Desire
X4= Action
2. Uji Hipotesis Secara Simultan (F)
Uji F merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui
apakah semua variabel independen mempunyai pangaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini uji F
digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu
Attention (X1), Interest (X2), Desire (X3) dan Action (X4) terhadap
variabel dependen atau terikat yaitu Keputusan Pemeblian (Y) secara
simultan. Pada uji F (ANOVA) menggunakan tingkat signifikansi 0,05
dengan kriterianya yaitu apabila propabilitas > α = 0,05 maka H0
diterima sedangakan jika propabilitas < α = 0,05 maka H0 ditolak
3. Uji Hipotesis Secara Persial (t)
Uji t merupakan pengujian yang digunakan untuk menunjukan
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini uji t digunakan untuk
menguji pengaruh variabel independen atau bebas yaitu Attention (X1),
Interest (X2), Desire (X3) dan Action (X4) terhadap variabel
dependen atau terikat yaitu Keputusan Pembelian (Y) secara persial.
Pada uji t menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan kriteria
apabila propabilitas > α = 0,05 maka H0 diterima sedangakan jika
propabilitas < α = 0,05 maka H0 ditolak (Rahmawati dkk., 2014).
4. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi yaitu antara 0 (nol) sampai 1
(satu). Apabila nilai koefisiensi determinasi bernilai 0 (nol) maka
variabel independen kurang atau tidak dapat menjelaskan variasi
variabel dependen, sedangkan sebaliknya jika nilai determinasi bernilai
1 (satu) atau mendekati 1 (satu) maka variabel independen
memberikan hampir semua infomasi yang dibutuhkan untuk
36 1. Obyek Penelitian
YouTube merupakan media sosial yang memungkinkan pengguna
mengunggah, menonton dan berbagi video. Perusahaan YouTube
berkantor pusat di San Bruno, California. Situs ini didirikan oleh Chad
Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim pada 2005. Situs dengan nama
www.youtube.com aktif pada tanggal 14 Februari 2005 dan video
pertama di unggah pada tanggal 23 April 2015, kemudian pada bulan
Oktober 2006 Google Inc. mengumumkan bahwa pihak Google telah
membeli YouTube dalam bentuk saham (www.wikipedia.com). Bergabungnya dengan perusahaan Google membuat YouTube semakin
dilirik sebagai media periklanan oleh pihak unit bisnis hal ini
dikarenakan terhubungnya dengan situs pencarian Google sehingga
memperluas promosi dan dengan banyaknya pengunjung YouTube
ditambah pula dapat diakses 24 jam sehinga intensitas konsumen atau
audiences melihat iklan tersebut lebih tinggi.
Salah satu jenis iklan yang sering muncul di YouTube adalah iklan
TrueView, yaitu iklan yang muncul di awal atau di pertengahan video
memberikan pilihan ke pengunjung YouTube untuk melewati/skip-ad
iklan pada 5 detik pertama penayangan iklan. Pada TrueView iklan yang
ditampilkan sangatlah bergam dari berbagai macam kategori produk,
hal ini dikarenakan semakin banyak unit bisnis yang mempromosikan
produknya dengan menggunkan iklan TrueView di YouTube sehingga
tidak heran jika hampir di setiap video akan muncul iklan.
Iklan TrueView dikelola oleh Google AdSense, yaitu program
kerjasama periklanan melalui Internet yang dikelola oleh Google.
Melalui program AdSene ini pemilik akun YouTube yang telah
mendaftar dan disetujui keanggotaannya diperbolehkan memasang unit
iklan yang bentuk dan materinya telah ditentukan oleh Google pada
video mereka. Pemilik akun akan mendapat penghasilan berupa
pembagian keuntungan dari Google untuk setiap iklan yang dilihat oleh
pengunjung YouTube. Penghitungan biaya iklan TrueView di YouTube
dilihat dari pengeklikan kolom lewati/skip-ad iklan, jika seletah 5 detik
penayangan iklan pengunjung YouTube tidak melewati/skip-ad iklan
maka iklan tersebut atau pihak unit bisnis dikenai biaya periklanan dan
pemilik akun YouTube akan mendapatkan keuntungan, sedangkan jika
setelah 5 detik penayangan iklan pengunjung YouTube melewati/
skip-ad iklan maka iklan tersebut tidak dikenai biaya dan pemilik akun tidak
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini merupakan mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta dengan sempel 140 responden. Jumlah
sempel tersebut ditentukan berdasarkan teori Heir et al. (2010) yang
merekomendasikan jumlah sempel adalah 5 hingga 10 kali dari jumlah
item pertanyaan yang terdapat pada kuesioner penelitian.
B. Analisis Deskriptif
Responden penelitian dikelompokan berdasarkan jenis kelamin,
umur dan fakultas. Berikut deskripsi kriteria responden penelitian:
1. Jenis Kelamin
Deskripsi kriteria responden berdasarkan jenis kelamin disajikan
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1. Kriteria Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-Laki 61 43,6
Perempuan 79 56,4
Total 140 100,0
Sumber: Data Primer diolah 2017
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa responden yang
berjenis kelamin perempuan lebih dominan dengan jumlah 79 orang
atau 56,4% dibandingkan dengan responden yang berjenis kelamin
2. Umur
Deskripsi kriteria responden berdasarkan umur disajikan pada tabel
di bawah ini:
Tabel 4.2. Kriteria Responden Berdasarkan Umur
Umur Frekuensi Persentase
17-20 Tahun 78 55,7
21-23 Tahun 62 44,3
Total 140 100,0
Sumber: Data primer diolah 2017
Berdasarkan 4.2. menunjukan bahwa responden yang berumur 17
hingga 20 tahun berjumlah 78 orang atau 55,7% lebih dominan
dibandingkan dengan responden yang berumur 21 hingga 23 tahun
dengan jumlah 62 orang atau 44, 3%.
3. Fakultas
Deskripsi kriteria responden berdasarkan fakultas disajikan pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.3. Kriteria Responden Berdasarkan Fakultas
Fakultas Frekuensi Persentase
Ekonomi dan Bisnis 17 12,1
Berdasarkan tabel 4.3. menunjukan bahwa responden penlitian
terdiri dari seluruh fakultas yang terdapat di Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta diantaranya Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Fakultas Teknik, Fakultas
Pertanian, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Agama
Islam, Fakultas Hukum, Fakultas Pendidikan Bahasa, Fakultas
Vokasi, dengan rasio 13 hingga 18 mahasiswa disetiap fakultas.
C. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Uji Validitas
Pada penelitian ini menggunakan sempel 30 responden untuk
menguji valid atau tidaknya instrumen yang digunaskan. Nilai
koefisien korelasi (r) yang digunakan bertaraf signifikansi 0,01.
Berikut deskripsi hasil uji validitas dari masing-masing variabel:
a. Variabel Attention
Berikut hasil uji validitas pada variabel Attention:
Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Variabel Attention Instrumen PearsonCorrelation Hasil Keterangan Attention 1 0,783 0,01 Valid Attention 2 0,803 0,01 Valid Attention 3 0,893 0,01 Valid Sumber: Data primer diolah 2017
Tabel 4.4. menunjukan bahwa nilai Pearson Correlation
dari instrumen variabel Attention memiliki taraf signifikan pada
0,01, hal ini membuktikan bahwa instrumen variabel Attention
b. Variabel Interest
Berikut hasil uji validitas pada variabel Interest:
Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Variabel Interest
Instrumen PearsonCorrelation Hasil Keterangan Interest 1 0,873 0,01 Valid Interest 2 0,863 0,01 Valid Sumber: Data primer diolah 2017
Tabel di atas menunjukan bahwa nilai Pearson Correlation
dari instrumen variabel Interest memiliki taraf signifikan pada
0,01, hal ini membuktikan bahwa instrumen variabel Interest
memiliki validitas konstruk untuk mengukur variabel Interest.
c. Variabel Desire
Berikut hasil uji validitas pada variabel Desire:
Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas Variabel Desire
Instrumen PearsonCorrelation Hasil Keterangan
Desire 1 0,863 0,01 Valid
Desire 2 0,934 0,01 Valid
Desire 3 0,867 0,01 Valid
Sumber: Data primer diolah 2017
Tabel di atas menunjukan bahwa nilai Pearson Correlation
dari instrumen variabel Desire memiliki taraf signifikan pada 0,01,
hal ini membuktikan bahwa instrumen variabel Desire memiliki
validitas konstruk untuk mengukur variabel Desire.
d. Variabel Action
Tabel 4.7. menunjukan bahwa nilai Pearson Correlation
hal ini membuktikan bahwa instrumen variabel Action memiliki
validitas konstruk untuk mengukur variabel Action.
Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Variabel Action
Instrumen PearsonCorrelation Hasil Keterangan
Action 1 0,926 0,01 Valid
Action 2 0,754 0,01 Valid
Action 3 0,835 0,01 Valid
Sumber: Data primer diolah 2017
e. Variabel Keputusan Pembelian
Berikut hasil uji validitas pada variabel Keputusan Pembelian:
Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian Instrumen PearsonCorrelation Hasil Keterangan
Keputusan
Sumber: Data primer diolah 2017
Tabel 4.8. menunjukan bahwa nilai Pearson Correlation
dari instrumen variabel Keputusan Pembelian memiliki taraf
signifikan pada 0,01, hal ini membuktikan bahwa instrumen
variabel Keputusan Pembelian memiliki validitas konstruk untuk
mengukur variabel Keputusan Pembelian.
2. Uji Reliabilitas
Pada penelitian ini menggunakan sempel 30 responden untuk
pengujian reliabilitas instrumen penelitian. Uji reliabilitas ini dilakukan
untuk menguji reliabel atau tidaknya instrumen penelitian yang
Berikut hasil uji reliabilitas pada variabel penelitian:
Tabel 4.9. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha N of Items Keterangan
Attention 0,762 3 Reliabel
Interest 0,673 2 Reliabel
Desire 0,866 3 Reliabel
Action 0,785 3 Reliabel
Keputusan
Pembelian 0,819 3 Reliabel
Sumber: Data primer diolah 2017
Tabel di atas menunjukan bahwa seluruh variabel penelitian
memiliki Cronbach’s Alpha (α) ≥ 0,6, maka dapat disimpulkan seluruh isntrumen pada penelitian ini reliabel dan dapat digunakan
untuk penelitian selanjutnya.
E. Hasil Penelitian
1. Hasil Analisis Jawaban Responden
Berikut deskripsi analisis jawaban responden pada kuesioner
penelitian pada variabel Attention, Interest, Desire dan Action:
a. Variabel Attention
Tabel 4.10. Hasil Analisis Jawaban Responden Variabel Attention
Indikator Kriteria Jawaban Jumlah Data
Tabel di atas menunjukan instrumen Attention 3 memiliki nilai
rata-rata dari jumlah data tertinggi dengan nilai 2,94 dibandingkan
sebesar 2,91 dan nilai rata-rata dari jumlah data pada instrumen
Attention 2 hanya sebesar 2,85. Hal ini dapat diartikan bahwa
konsumen atau audiences lebih dominan untuk memilih instrumen
yang menyatakan “Visualisasi atau tampilan produk yang
ditayangkan pada iklan TrueView di YouTubemenarik untuk saya”.
b. Variabel Interest
Tabel 4.11. Hasil Analisis Jawaban Responden Variabel Interest
Indikator Kriteria Jawaban Jumlah Data
Tabel di atas menunjukan nilai rata-rata dari jumlah data yang
tertinggi terdapat pada instrumen Interest 1 yang menyatakan
“Media iklan TrueView di YouTube efektif digunakan untuk
mengiklankan produk” dengan nilai 3,33 sedangkan instrumen
Interest 2 hanya mendapatkan nilai rata-rata dari jumlah data
sebesar 2,85.
c. Variabel Desire
Berikut hasil analisis jawaban responden pada variabel Desire:
Tabel 4.12. Hasil Analisis Jawaban Responden Variabel Desire
Tabel 4.12. menunjukan instrumen Desire 1 yang menyatakan
“Saya memperoleh informasi mengenai keunggulan produk pada
iklan TrueView di YouTube” memiliki nilai rata-rata dari jumlah
data tertinggi dengan nilai 3,21 dibandingkan dengan instrumen
Desire 2 yang memperoleh nilai rata-rata dari jumlah data dengan
nilai 2,69 dan intrumen Desire 3 yang memiliki nilai rata-rata dari
jumlah data sebesar 2,81.
d. Variabel Action
Tabel 4.13. Hasil Analisis Jawaban Responden Variabel Action
Indikator Kriteria Jawaban Jumlah Data
Tabel di atas menunjukan nilai rata-rata dari jumlah data yang
tertinggi terdapat pada Action 3 dengan nilai 2,66 dibandingkan
dengan instrumen Action 1 yang memperoleh nilai rata-rata dari
jumlah data sebesar 2,57 dan instrumen Action 2 yang memiliki
nilai rata-rata dari jumlah data hanya sebesar 2,46, sehingga dapat
diartikan bahwa konsumen atau audiences lebih dominan untuk
memilih instrumen Action 3 yang menyatakan “Saya percaya
bahwa produk yang saya beli sesuai dengan yang ditayangkan pada
e. Variabel Keputusan Pembelian
Tabel 4.14. Analisis Jawaban Responden Variabel Keputusan Pembelian
Indikator Kriteria Jawaban Jumlah Data
Berdasarkan tabel di atas menunjukan nilai rata-rata dari
jumlah data yang tertinggi terdapat pada Keputusan Pembelian 2
dengan nilai 2,64, sedangkan nilai rata-rata dari jumlah data pada
instrumen Keputusan Pembelian 1 hanya memperoleh hasil 2,51
dan instrumen Keputusan Pembelian 3 memperoleh nilai rata-rata
dari jumlah data sebesar 2,54. Hal ini dapat diartikan bahwa
konsumen atau audiences lebih dominan untuk memilih instrumen
Keputusan Pembelian 2 yang menyatakan “Saya memberi
informasi mengenai produk yang ditayangkan pada iklan TrueView
di YouTube kepada orang lain”.
2. Hasil Analisis Regresi
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah
analisis regresi linear berganda dan berikut pada tabel 4.15. disajikan
hasil analisis data dengan menggunakan analisis regresi linear
Tabel 4.15. Hasil Analisis Regresi Linear Variabel Standardized
Coefficients
t hitung Sig Keterangan
Attention 0,216 2,646 0,009 Signifikan Interest 0,17 1,96 0,05 Signifikan
Desire 0,018 0,199 0,843 Tidak Signifikan Action 0,444 5,793 0,000 Signifikan R² = 0,479
F hitung = 30,970 Signifikan = 0,000
Sumber: Data primer diolah 2017
Hasil persamaan regresi linear berganda
Y = 0,216X1 + 0,17X2 + 0,018X3 + 0,444X4
Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di atas maka dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Nilai Standardized Coefficients variabel Attention (+0,216)
Variabel Attention bernilai positif, hal ini menunjukan
adanya pengaruh positif atau hubungan searah antara variabel
Attention (X1) dengan variabel Keputusan Pembelian (Y). Artinya
apabila nilai Attention naik maka kecenderungan audiences untuk
melakukan Keputusan Pembelian akan mengalami kenaikan pula.
b. Nilai Standardized Coefficients variabel Interest (+0,17)
Nilai positif pada variabel Interest menunjukan adanya
pengaruh positif atau hubungan searah antara variabel Interest