• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL AIDA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PADA IKLAN TRUEVIEW DI YOUTUBE (Studi pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL AIDA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PADA IKLAN TRUEVIEW DI YOUTUBE (Studi pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

THE INFLUENCE OF AIDA MODEL TOWARDS PURCHASE DECISION OF PRODUCT IN TRUEVIEW ADVERTISEMENT ON YOUTUBE

(Study on Muhammadiyah University of Yogyakarta’s students)

Oleh

RIZKY PANDU PANGESTI 20130410087

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

i

PENGARUH MODEL AIDA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PADA IKLAN TRUEVIEW DI YOUTUBE

(Studi pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

THE INFLUENCE OF AIDA MODEL TOWARDS PURCHASE DECISION OF PRODUCT IN TRUEVIEW ADVERTISEMENT ON YOUTUBE

(Study on Muhammadiyah University of Yogyakarta’s students)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

RIZKY PANDU PANGESTI 20130410087

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)
(4)

v MOTO

“Man Jadda Wa Jadda”

Barang siapa yang bersungguh-sungguh

maka akan mendapatkannya

“Fastabiqul Khoirot”

Berlomba-lombalah dalam kebaikan

(QS. Al Baqarah: 148)

“Innama Amruhu Idza Arada Sya’ian An Yaqula Lahu Kun Fayakun”

Sesungguhnya bilamana Allah menghendaki sesuatu terjadi

maka terjadilah

(QS. Yasin: 82)

“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu

maka dia berada di jalan Allah”

(HR. Turmudzi)

(5)

vi

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya

persembahkan skripsi ini kepada

Ayah dan Ibu

Teruntuk Bapak Ragil Syahrudin dan Ibu Admini terimakasih telah menjadi orang

tua, guru serta sahabat yang senantiasa memberikan kasih sayang, dukungan serta

do’a yang tiada hentinya hingga saat ini saya dapat menyelesaikan perkuliahan

dan memperoleh gelar sarjana

Adik

Teruntuk Adiku Ibnu Sabtyo Nur Pangestu yang selama ini telah menjadi saudara

(6)

xi

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

2. Keputusan Pembelian ... 13

3. Iklan ... 17

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 20

C. Hipotesis ... 22

D. Model Penelitian ... 28

BAB III ... 29

METODE PENELITIAN ... 29

A. Obyek/Subyek Penelitian ... 29

B. Jenis Data ... 29

C. Teknik Pengambilan Sempel... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 30

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 32

1. Uji Validitas ... 32

2. Uji Reliabilitas ... 33

G. Analisa Data Dan Uji Hipotesis ... 33

1. Regresi Linear Berganda ... 33

2. Uji Hipotesis Secara Simultan (F) ... 34

3. Uji Hipotesis Secara Persial (t)... 35

(7)

xii

BAB IV ... 36

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian ... 36

1. Obyek Penelitian ... 36

2. Subyek Penelitian ... 38

B. Analisis Deskriptif ... 38

C. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 40

1. Uji Validitas ... 40

2. Uji Reliabilitas ... 42

E. Hasil Penelitian ... 43

1. Hasil Analisis Jawaban Responden ... 43

2. Hasil Analisis Regresi ... 46

3. Hasil Uji Hipotesis ... 48

D. Pembahasan ... 50

BAB V ... 56

SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 56

A. Simpulan ... 56

B. Keterbatasan Penelitian ... 56

C. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(8)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel ... 31

Tabel 4.1. Kriteria Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 38

Tabel 4.2. Kriteria Responden Berdasarkan Umur ... 39

Tabel 4.3. Kriteria Responden Berdasarkan Fakultas ... 39

Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Variabel Attention ... 40

Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Variabel Interest ... 41

Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas Variabel Desire ... 41

Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Variabel Action ... 42

Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian ... 42

Tabel 4.9. Hasil Uji Reliabilitas ... 43

Tabel 4.10. Hasil Analisis Jawaban Responden Variabel Attention ... 43

Tabel 4.11. Hasil Analisis Jawaban Responden Variabel Interest... 44

Tabel 4.12. Hasil Analisis Jawaban Responden Variabel Desire ... 44

Tabel 4.13. Hasil Analisis Jawaban Responden Variabel Action ... 45

Tabel 4.14. Analisis Jawaban Responden Variabel Keputusan Pembelian ... 46

(9)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Model Hierarki Respon ... 9

Gambar 2.2. Model AIDA ... 10

Gambar 2.3. Proses Keputusan Pembelian ... 15

(10)
(11)

vii INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh model AIDA terhadap Keputusan Pembelian produk pada iklan TrueView di YouTube. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Data diambil dari sempel sebanyak 140 responden yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Alat analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi linear berganda dan uji hipotesis menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji F, uji t serta koefisien determinasi.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa: (1) Attention, Interest, Desire dan Action secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian produk pada iklan TrueView di YouTube; (2) Attention berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian produk pada iklan TrueView di YouTube; (3) Interest berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian produk pada iklan TrueView di YouTube; (4) Desire berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Keputusan Pembelian produk pada iklan TrueView di YouTube; (5) Action berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian produk pada iklan TrueView di YouTube.

(12)

viii ABSTRACT

This research is to analyze the influence of the AIDA model towards Purchase Decision of product in TrueView Advertisement on YouTube. The subjects of the research is the students of Muhammadiyah University of Yogyakarta. The data is take by 140 respondents which chosen by purposive samping methods. tools of analysis by double linear regression and hypothesis testing using validity test, reliability test, F test, t test and coefficient of determination test.

The result of the research is (1) Attention, Interest, Desire, and Action is effect by simultanously positive and significant towards Purchase Decision product in TrueView Advertisement on YouTube. (2) Attention is positive and significant towards Purchase Decision product in TrueView Advertisement on YouTube. (3) Interest is positive and significant towards Purchase Decision product in TrueView Advertisement on YouTube. (4) Desire is positive and not significant towards Purchase Decision product in TrueView Advertisement on YouTube. (5) Action is positive and significant towards Purchase Decision product in TrueView Advertisement on YouTube.

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Persaingan kompetitif dalam dunia bisnis merupakan faktor

pendongkrak bagi perusahaan untuk selalu berkembang. Faktor ini juga

yang mengharuskan suatu perusahaan meningkatkan kemampuan

kompetitifnya, agar mampu menarik lebih banyak konsumen. Salah satu

cara menarik konsumen adalah dengan meningkatkan pemasaran

perusahaan tersebut. Sekarang ini banyak perusahaan yang

berlomba-lomba memaksimalkan sistem pemasaran mereka. Pemasaran merupakan

ujung tombak penjualan suatu perusahaan, sama halnya dengan pendapat

Hasan (2013) marketing harus dipandang sebagai “dealing with the market”. Maksud dari dealing with the market yaitu berhadapan langsung

dengan pasar dari mulai survei pasar untuk mengidentifikasi dan

menganalisis permasalahan, proses pelaksanaan kemudian sampai proses

controlling serta evaluasi, hal ini mengharuskan pemasar untuk dinamis

dan intensif dengan market.

Pemasaran yang efektif dapat menarik lebih banyak konsumen dan

meningkatkan profit perusahaan, untuk memaksimalkan pendapatan

pemasar harus mempertimbagkan empat poin penting dalam pemasaran

yang dikenal dengan merketing mix yaitu terdiri dari product, price, place

(14)

kegiatan memasarkan produk, sebab digunakan sebagai alat penghubung

antara produsen dengan konsumen. Kegiatan promosi juga merupakan alat

untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau

penggunaan produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan (Brightayati,

2010). Saat ini kebutuhan dan keinginan konsumen sangatlah variatif,

ditambah juga dengan sikap konsumen yang semakin selektif membuat

pemasar harus kreatif dan inovatif dalam melakukan komunikasi bisnis.

Ada lima cara untuk melakukan komunikasi dengan calon pembeli yang

disebut sebagai Marketing Communication Mix atau lebih dikenal dengan

bauran promosi, yaitu iklan, promosi penjualan, acara dan pengalaman,

hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung, pemasaran

interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut dan yang terakhir penjualan

personal (Kotler dan Keller, 2009).

Seiring dengan kemajuan teknologi membuat media yang

digunakan dalam kegiatan promosi semakin beragam dan mudah diakses

pula, seperti halnya iklan yang dapat diakses secara online maupun offline.

Periklanan dengan media online dalam hal ini yang lebih cenderung

menggunakan alat elektronik lebih menarik perhatian dan meningkatkan

kesadaran konsumen pada suatu produk, dibandingkan dengan periklanan

yang menggunakan media offline seperti koran, majalah ataupun media

cetak lainnya. Internet saat ini dijadikan sebagai media promosi yang

semakin banyak digunakan untuk periklanan, karena dianggap lebih hemat

(15)

dikerucutkan lagi yaitu dengan menggunakan media sosial lebih efektif

dikarenakan dapat diakses 24 jam sehingga intensitas konsumen untuk

melihat iklan tersebut lebih tinggi.

Periklanan dengan media sosial saat ini semakin beragam

diantaranya instagram, facebook, line, twitter, blog dan YouTube. Seperti yang dilansir oleh www.lampungsae.com, YouTube merupakan salah satu media sosial yang saat ini sangat diminati oleh banyak orang dari segala

golongan, usia dan jenis kelamin. Ditambah dengan banyaknya pemilik

akun YouTube yang menjadikan media sosial ini sebagai wadah kreatifitas,

penyalur hobi dan juga popularitas yang dapat menghasilkan keuntungan.

YouTubers saat ini menjadi profesi yang menjanjikan, dan untuk

menambah penghasilan pemilik akun berkerjasama dengan unit bisnis.

Bentuk kerjasamanya berupa penayangan iklan di sela-sela video mereka,

hal ini mendapat apresiasi yang positif dari produsen, dengan jumlah

pengunjung YouTube yang semakin bertambah maka besar kemungkinan

iklan yang dipasang dapat dilihat oleh banyak konsumen (Mahardika,

2014).

Jenis iklan yang muncul di YouTube yaitu iklan TrueView in

stream ads, merupakan iklan yang muncul di awal atau di pertengahan

video dan dapat dilompati/skip-ad. Iklan Overlay in video ads, iklan

transparan yang muncul pada tampilan setelah 15 detik video diputar.

Display ads merupakan iklan yang muncul di sebelah kanan video dan

(16)

ads yaitu iklan yang muncul di awal atau di pertengahan video dan tidak

dapat dilompati/skip-ad (www.strategi123.com).

Iklan TrueView merupakan iklan yang paling sering dijumpai saat

streaming di YouTube. Iklan ini juga mendapat beragam respon dari

audiences, misal respon positif yang diberikan pengunjung YouTube atau

audiences yaitu seperti memperhatikan iklan, memahami isi pesan hingga

terbujuk untuk melakukan Keputusan Pembelian, akan tetapi banyak pula

respon negatif yang diberikan pengunjung YouTube atau audiences yaitu

berupa pengabaian iklan dengan cara melawati iklan, atau hanya

membiarkan tayangan iklan tersebut sampai selesai tanpa memahami

konten iklan. Iklan TrueView bahkan dianggap mengganggu kegiatan

streaming pengunjung di YouTube, hal ini merupakan salah satu

permasalahan yang kerap muncul pada kegiatan komunikasi pemasaran,

yaitu mengenai tanggapan audiences. Memahami proses terjadinya respon

dari audiences atau konsumen merupakan aspek terpenting dalam

menyusun kegiatan priklanan yang efektif (Johar dkk., 2013), untuk

memahami proses terjadinya respon dapat dikaji dengan menggunakan

Model Hierarki Respon. Model ini merupakan tahapan yang dilalui oleh

konsumen secara berurutan mulai dari tahapan kognitif, afektif hingga

perilaku (Kotler dan Keller, 2009). Salah satu teori Model Hierarki Respon

yang sering digunakan adalah AIDA.

Model AIDA meliputi empat tahap, yaitu tahapan pertama

(17)

Tahapan kedua (Interest) iklan yang ditayangkan harus bisa

membangkitkan ketertarikan audiences untuk memahami isi pesan.

Selanjutnya tahapan ketiga (Desire) yaitu iklan harus mampu meyakinkan

audiences sehingga muncul rasa keinginan untuk membeli produk yang

ditayangkan, kemudian tahapan terakhir (Action) yaitu iklan dapat

menggerakkan audiences untuk melakukan tindakan pembelian.

Gharibi et al. (2012) menyatakan bahwa AIDA merupakan sebuah

model yang disajikan untuk mengukur efektivitas suatu iklan dengan

mempertimbangkan tahapan respon konsumen. Pada dasarnya suatu iklan

bisa dikatakan efektif jika tujuan iklan tersebut tercapai yaitu dapat

membujuk khalayak untuk melakukan Keputusan Pembelian, sedangkan

yang dimaksud dengan Keputusan Pembelian, yaitu situasi dimana

konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk yang telah dipilih

dari berbagai alternatif (Kotler dan Armstrong, 2001).

Berdasarkan penjabaran di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai pengaruh iklan dengan menggunakan model AIDA

sebagai alat ukur efektif atau tidaknya suatu iklan terhadap Keputusan

Pembelian. Penelitian ini mereplikasi dari penelitian yang dilakukan oleh

Kusumadewi (2013) dengan judul “Pengaruh Periklanan Komersil Dengan

Konsep AIDA Terhadap Keputusan Pembelian Pada Media Radio Radika

100,3 FM Majalengka”. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kusumadewi (2013) terletak pada model penelitian serta variabel

(18)

dan Action sebagai variabel independen dan Keputusan Pembelian sebagai

variabel dependen, namun penelitian ini memiliki perbedaan pada obyek

penelitian dimana pada penelitian Kusumadewi (2013) menggunakan iklan

pada media Radio Radika 100,3 FM Majalengka sedangkan penelitian ini

menggunakan iklan pada media TrueView di YouTube. Pemilihan obyek

penelitian tersebut dikarenakan adanya fenomena mengenai respon dari

audiences yang memberikan tanggapan beragam pada iklan TrueView di

YouTube sehingga peneliti tertarik untuk menjadikan iklan TrueView di

YouTube sebagai obyek penelitian, oleh karena itu penelitian ini berjudul

“PENGARUH MODEL AIDA TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN PRODUK PADA IKLAN TRUEVIEW DI YOUTUBE”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disusun rumusan

masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Attention, Interest, Desire dan Action secara

simultan terhadap Keputusan Pembelian produk pada iklan TrueView

di YouTube?

2. Bagaimana pengaruh Attention terhadap Keputusan Pembelian produk

pada iklan TrueView di YouTube?

3. Bagaimana pengaruh Interest terhadap Keputusan Pembelian produk

pada iklan TrueView di YouTube?

4. Bagaimana pengaruh Desire terhadap Keputusan Pembelian produk

(19)

5. Bagaimana pengaruh Action terhadap Keputusan Pembelian produk

pada iklan TrueView di YouTube?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian maka tujuan dari

penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh Attention, Interest, Desire dan Action

secara simultan terhadap Keputusan Pembelian produk pada iklan

TrueView di YouTube.

2. Untuk menganalisis pengaruh Attention terhadap Keputusan Pembelian

produk pada iklan TrueView di YouTube.

3. Untuk menganalisis pengaruh Interest terhadap Keputusan Pembelian

produk pada iklan TrueView di YouTube.

4. Untuk menganalisis pengaruh Desire terhadap Keputusan Pembelian

produk pada iklan TrueView di YouTube.

5. Untuk menganalisis pengaruh Action terhadap Keputusan Pembelian

produk pada iklan TrueView di YouTube.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritik

Sebagai penambah wawasan dan bahan informasi mengenai

promosi periklanan dan juga sebagai referensi untuk penelitian lebih

(20)

2. Manfaat praktik

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran

mengenai promosi khususnya periklanan. Penelitian ini juga

diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan referensi untuk

meningkatkan dan menentukan strategi periklanan yang efektif

(21)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Model AIDA

AIDA merupakan salah satu model herarki respon yang digunakan

untuk melihat efek secara hierarki dari promosi suatu produk terhadap

konsumen (Dewi, 2016).

Berikut beberapa model mengenai tahapan respon konsumen

terhadap komunikasi pemasaran yang terangkum dalam Model

Hierarki Respon:

Sumber: Kotler & Keller (2009: 178)

(22)

Model AIDA muncul pada tahun 1898 dan dikemukakan oleh E.

St. Elmo Lewis. Pada awalnya model ini dikenal dengan AID

(Attention, Interest, dan Desire) dan bertujuan sebagai pedoman

promosi penjualan yang efektif, kemudian pada tahun 1900 AID

dikembangkan menjadi AIDA (Attention, Interest, Desire dan Action)

penambahan tahapan Action ini bertujuan untuk menjadi pedoman

promosi penjualan yang sempurna (Wijaya, 2011).

Kotler dan Keller (2009) mengasumsikan bahwa konsumen akan

melewati tahap kognitif, afektif hingga perilaku, oleh karena itu teori

AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) merupakan model hierarki

dimana suatu pesan harus memiliki daya tarik atau harus menjadi

perhatian, menjadi ketertarikan, menjadi minat, serta mengambil

tindakan.

Sumber: Kasali (2007: 53)

(23)

Berikut penjabaran mengenai empat tahapan model AIDA :

a. Attention

Attention adalah tahap pertama pada model AIDA yang

artinya perhatian. Pada tahapan Attention pemasar harus mampu

membuat suatu pesan sebagai media informasi yang mempunyai

daya tarik bagi khalayak sasaran, baik pembaca, pendengar

ataupun pemirsa (Kasali, 2007). Pesan juga harus berisikan suatu

pernyataan yang dapat mencuri perhatian khalayak, berisikan kata

atau gambar yang powerful sehingga audiences fokus dan

memperhatikan isi pesan (Rofiq dkk., 2013). Selain tampilan iklan,

frekuensi penayangan iklan harus diperhatikan pula oleh pemasar

agar produk yang diiklankan tertanam dalam benak konsumen.

Sedikit sekali orang yang menggunakan media seperti surat

kabar, majalah, televisi, radio, maupun media sosial hanya

semata-mata hanya untuk membeli atau melihat iklan saja kecuali jika

mempunyai kebutuhan mendesak atas produk-produk tertentu, oleh

karena itu iklan yang menarik perhatian yang akan dibaca dan

dipahami oleh audiences.

b. Interest

Interest yaitu munculnya rasa ketertarikan konsumen

terhadap produk yang dikenalkan oleh suatu pemasar (Assael,

(24)

yang dihadapi adalah bagaimana agar audiences berminat dan

ingin tahu lebih jauh.

Perhatian harus dapat segera ditingkatkan menjadi

ketertarikan sehingga ada keinginan untuk membaca pesan-pesan

yang disampaikan dan timbul rasa ingin tahu di dalam diri calon

pembeli, untuk meningkatkan ketertarikan audiences, media iklan

yang digunakan juga harus efektif untuk menarik perhatian

audiences begitu juga pesan yang ditayangkan harus menjelaskan

fitur dan benefit secara langsung agar audiences terbujuk dan tetap

memperhatikan isi pesan.

c. Desire

Desire merupakan tahapan bagaimana cara iklan

menggerakan kainginan konsumen untuk memiliki produk yang

diiklankan (Kotler et al., 2000). Sama halnya dengan pendapat

Kasali (2007) Desire merupakan tahapan dimana audiences

memiliki rasa ingin memiliki atau menikmati produk yang

ditawarkan pada iklan.

Keinginan audiences untuk memiliki, memakai, ataupun

melakukan sesuatu harus dibangkitkan, namun biasanya pada tahap

ini muncul keraguan dari audiences mengenai kebenaran isi pesan

seperti fitur manfaat maupun janji-janji yang disampaikan pada

(25)

audiences jika produk yang ditwarkan merupakan kebutuhan yang

harus mereka miliki.

d. Action

Menurut Kotler et al. (2000) Action merupakan merupakan

upaya untuk membujuk calon pembeli agar sesegera mungkin

melakukan tindakan pembelian yang nyata. Bujukan yang diajukan

berupa harapan agar audiences segera pergi ke toko, melihat-lihat

showroom, mengisi formulir pemesanan atau setidak-tidaknya

mengingat produk dan membelinya lain waktu.

Pada tahapan ini pemasar harus meyakinkan dan

meningkatkan kecendrungan audiences untuk melakukan tindakan

pembelian, hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan kata atau

bujukan pada iklan dan kata-kata yang kerap digunakan dalam

iklan seperti “Beli”, “Ayok”, “Dapatkan”, “Mulailah”, “Rasakan”,

“Ambil”, “Percayalah”, “Dapatkan”, “Cobalah”, “Hubungi” dan

sebagainya.

2. Keputusan Pembelian

a. Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan Pembelian merupakan sikap konsumen dalam

menentukan arah dan tujuan akhir dalam proses pembelian suatu

produk (Alfianasari, 2010), sedangakan menurut Kotler dan

Armstrong (2001) pengambilan keputusan konsumen pada

(26)

konsumen, baik konsumen individu maupun konsumen oraganisasi

melalui proses mental yang hampir sama dalam memutuskan

produk dan merek apa yang akan dibeli, meskipun banyak pula

yang akhirnya memilih produk yang berbeda-beda pula hal ini

disebabkan oleh perbedaan karakteristik pribadi (kebutuhan,

manfaat, sikap, nilai, pengalaman, dan gaya hidup) dan juga

pengaruh sosial (perbedaan kelas sosial, kelompok rujukan, atau

ondisi keluarga).

b. Jenis Keputusan Pembelian

Pembeli yang berbeda mungkin terlibat dalam jenis proses

pengambilan keputusan yang berbeda tergantung pada sejauh mana

keterlibatannya dalam suatu produk. Menurut Kotler dan

Armstrong (2001) Keputusan Pembelian dibagi menjadi 4 tipe

yaitu:

1) Perilaku pembelian yang kompleks

Yaitu perilaku pembelian konsumen dalam situasi

bercirikan keterlibatan mendalam konsumen dalam membeli,

dan adanya perbedaan pandangan yang signifikan antara merek

yang satu dengan merek yang lain.

2) Perilaku pembelian yang mengurangi ketidakcocokan

Yaitu perilaku pembelian konsumen dalam situasi

keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan

(27)

3) Perilaku membeli karena kebiasaan

Yaitu perilaku membeli konsumen dalam situasi

keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan yang

dirasakan antara merek-merek alternatif atau merek lainnya.

4) perilaku pembelian yang mencari variasi

Yaitu perilaku membeli konsumen dalam situasi rendahnya

keterlibatan konsumen tetapi perbedaan diantara merek

dianggap besar.

c. Proses Keputusan Pembelian

Proses Keputusan Pembelian merupakan proses dimana

konsumen mengambil keputusan yang terdiri dari lima tahapan

yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi

alternatif, keputusan pembelian dan yang terakhir perilaku pasca

pembelian.

Sumber: Kotler dan Armstrong (2001: 222)

(28)

Berikut penjelasan mengeai proses Keputusan Pembelian

menurut Kotler dan Armstrong (2001):

1) Pengenalan Kebutuhan

Yaitu tahapan pertama proses pengambilan keputusan

pembelian dimana konsumen mengenal suatu masalah atau

kebutuhan.

2) Pencarian Informasi

Yaitu tahapan proses pengambilan keputusan pembelian

dimana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak

informasi, konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian

atau mungkin aktif mencari perhatian

3) Evaluasi berbagai alternatif

Yaitu tahapan pengambilan keputusan pembelian dimana

konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi

merek-merek alternatif dalam satu susunan pilihan.

4) Keputusan Pembelian

Yaitu tahapan dalam proses pengambilan keputusan

pembelian dimana konsumen benar-benar membeli produk.

5) Perilaku pasca pembelian

Yaitu tahapan dimana proses pengambilan keputusan

pembelian dimana konsumen mengambil tindakan lebih lanjut

setelah membeli berdasarkan keputusan atau ketidakpuasan

(29)

3. Iklan

a. Pengertian iklan

Menurut Morissan (2010) iklan merupakan bentuk

komunikasi nonpersonal mengenai suatu produk, jasa, ide maupun

organisasi yang dibayar oleh sponsor yang diketahui. Nonpersonal

dalam hal ini yaitu suatu iklan yang melibatkan media massa untuk

mengirimkan pesan ke khalak pada saat bersamaan. Definisi lain

iklan yaitu bagian dari baruran promosi yang diartikan sebagai

pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada

audiences atau konsumen melalui suatu media, sedangkan yang

dimaksud dengan periklanan yaitu keseluruhan proses yang

meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

penyampaian iklan (Kasali, 2007).

Iklan juga merupakan media promosi yang ditujukan untuk

mempengaruhi kognisi dan afeksi konsumen (Peter dan Olson,

2000) dan dalam prakteknya pemasar lebih memilih menggunakan

iklan sebagai media promosi, hal ini dikarenakan iklan dianggap

lebih efektif dalam menciptakan citra merek dan menanamkannya

di benak konsumen.

b. Tujuan Iklan

Pada dasarnya tujuan suatu iklan yaitu untuk

(30)

Adapun tujuan lain dari iklan yaitu sebagai berikut menurtut Kotler

dan Keller (2009):

1) Informatif, yaitu bertujuan untuk menciptakan kesadaran merek

dan pengetahuan tentang produk atau fitur pada suatu produk.

2) Persuasif, yaitu bertujuan untuk menciptakan kesukaan,

preferensi, keyakinan, dan pembelian suatu produk.

3) Pengingat, yaitu bertujuan untuk menstimulasikan pembelian

berulang suatu produk.

4) Penguat, yaitu bertujuan untuk meyakinkan pembeli bahwa

melakukan pembelian pada produk yang diawarkan merupakan

pilihan yang tepat.

c. Sifat Iklan

Menurut Hasan (2013) suatu iklan memiliki sifat-sitat

sebagai berikut:

1) Public Presentation, yaitu memungkinkan setiap orang

menerima pesan yang sama tentang suatu produk yang

diiklankan.

2) Pervasiveness Massage, yaitu pesan yang sama dapat

diulan-ulang untuk memantapkan penerimaan informasi, membangun

citra merek dan memungkinkan pembeli dapat membandingkan

(31)

3) Amplified Expressiveness, yaitu iklan mampu mendramatisasi

suatu merek atau produk dengan gambar dan suara untuk

menggugah dan mempengaruhi audiences.

4) Impersonality Communication, yaitu iklan tidak bersifat

memaksa audiences untuk memperhatikan pesan dan

menanggapinya, karena merupakan komunikasi yang satu arah.

d. Jenis-Jenis Iklan

Periklanan dibedakan menjadi empat jenis berikut

penjelasannya menurut Hasan (2013):

1) Product Advertising, yaitu iklan yang berisi informasi produk

suatu perusahaan. Ada dua jenis iklan yang termasuk kategori

ini yaitu:

a) Direct-action Advertising, yaitu iklan produk yang didesain

untuk mendorong tanggapan segera dari audiences.

b) Indirect-action Advertising, yaitu iklan produk yang

didesain untuk menumbuhkan permintaan jangka panjang.

2) Institutional Advertising, yaitu iklan yang memberikan

informasi tentang usaha bisnis pemilik iklan dan membangun

goodwill serta image positif bagi usaha bisnis tersebut, ada dua

jenis iklan yang termasuk kategori ini yaitu:

a) Patronage Advertising, yaitu iklan menginformasikan atau

(32)

b) Public Service Advertising, yaitu iklan layanan masyarakat

non komersil, tidak bersifat keagamaan, non politik,

berwawasan nasional, dapat diterima seluruh lapisan

masyarakat dan mempunyai dampak serta kepentingan yang

tinggi.

3) Pull Demand Advertising, yaitu iklan yang ditujukan kepada

pembeli akhir agar permintaan produk bersangkutan meningkat,

dan biasanya produsen menyarankan kepada para konsumen

untuk membeli produknya ke penjual terdekat.

4) Push Demand Advertising, yaitu iklan yang ditujukan kepada

para penyalur, hal ini dilakukan agar para penyalur bersedia

meningkatkan permintaan produk dengan menjual produk

sebanyak-banyaknya kepada pembeli atau pengecer.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini peneliti mengacu pada penelitan yang

dilakukan oleh Kusumadewi (2015) dimana pada penelitian ini

menjelaskan mengenai pengaruh periklanan menggunakan model AIDA

yang terdiri dari variabel Attention, Interest, Desire dan Action terhadap

Keputusan Pembelian, pada hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh

positif dan signifikan pada variabel AIDA terhadap Keputusan Pembelian

secara simultan dan pada pengujian secara persial juga ditemukan adanya

pengaruh positif dan signifikan variabel Attention, Interest, Desire serta

(33)

Adapun penelitian terdahulu lainnya yang menjadi rujukan pada

penelitian ini yaitu penelitiaan yang dilakukan oleh Arifin (2011) yang

memperoleh hasil penelitian adanya pengaruh positif dan signifikan pada

variabel Attention, Interest, Desire, Action terhadap Keputusan Pembelian

secara persial, kemudian variabel Attention merupakan variabel yang

paling dominan pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian.

Penelitian yang dilakukan oleh Rofiq dkk. (2013) membuktikan

adanya pengaruh pada variabel Attention, Interest, Desire, Action terhadap

Keputusan Pembelian secara simultan, namun hasil pengujian secara

persial hanya variabel Action yang memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap Keputusan Pembelian kartu perdana IM3 di lingkungan

mahasiswa Fakultas Ilmu Adminitrasi Universitas Brawijaya Angkatan

2013.

Pada penelitian Syarifudin (2013) memperoleh hasil adanya

pengaruh positif dan signifikan pada variabel Attention, Interest, Desire,

Action terhadap Keputusan Pembelian secara simultan dan pada pengujian

secara persial memperoleh hasil bahwa variabel Interest, Desire, dan

Action berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian,

sedangkan variabel Attention tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

Keputusan Pembelian secara persial.

Shofian (2015) melakukan penelitian kembali dan memperoleh

hasil penelitian yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan pada variabel

(34)

simultan, kemudian hasil dari pengujian secara persial variabel Attention,

Interest, Desire, dan Action berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Keputusan Pembelian.

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah

penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris

(Rahmawati, 2014). Berikut hipotesis pada penelitian ini:

1. Hubungan Attention, Interest, Desire, dan Action terhadap Keputusan

Pembelian

Wijaya (2011) menyatakan bahwa AIDA merupakan model yang

menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan audiences atau konsumen

dalam merespon iklan, sedangkan menurut Johar dkk. (2015) AIDA

merupakan tahapan perencanaan pesan yang efektif untuk mencapai

tujuan utama iklan yaitu Keputusan Pembelian.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Rofiq (2013) membuktikan

bahwa AIDA yang teridiri dari Attention, Interest, Desire dan Action

secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan

Pembelian, kemudian pada penelitian Syarifudin (2013) juga

memperoleh hasil adanya pengaruh positif dan signifikan pada variabel

Attention, Interest, Desire dan Action secara simultan terhadap

Keputusan Pembelian.

Didukung juga dengan adanya hasil penelitian Kusumadewi (2015)

(35)

secara simultan pada AIDA terhadap keputusan pembeliaan, begitu

pula dengan penelitian Shofian (2015) yang menunjukan bahwa AIDA

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan

Pembelian secara simultan.

Berdasarkan hasil penelitan-penelitian tersebut dapat diartikan

bahwasanya iklan yang dapat menarik perhatian audiencesi (Attention),

memunculkan keinginan (Interest), minat (Desire) dan dapat

membujuk audiences untuk melakukan tidakan (Action) maka akan

meningkatkan kemungkinan audiences untuk melakukan Keputusan

Pembelian pada produk yang diiklankan. Maka dapat diambil hipotesis

penelitian sebagai berikut:

H1: Attention, Interest, Desire, dan Action berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Keputusan Pembelian

2. Hubungan Attention terhadap Keputusan Pembelian

Menurut Kasali (2007) Attention merupakan tahapan pertama pada

model AIDA dimana pada tahapan ini konsumen memberikan

perhatian terhadap iklan sehingga pada tahap ini iklan harus mampu

menarik perhatian khalayak. Pada penelitian Arifin (2012) menunjukan

variabel Attention berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Keputusan Pembelian, namun Rofiq dkk. (2013) memperoleh hasil

penelitian yaitu tidak adanya pengaruh yang signifikan pada variabel

(36)

Hasil penelitian Syarifudin (2013) juga menyatakan tidak adanya

pengaruh signifikan pada variabel Attention terhadap Keputusan

Pembelian, kemudian Kusumadewi (2015) melakukan penelitian

kembali dan memperoleh hasil bahwasanya variabel Attention

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

Begitu pula pada hasil penelitian Shofian (2015) yang memperoleh

hasil yang sama, yaitu adanya pengaruh positif dan signifikan pada

variabel Attention terhadap Keputusan Pembelian, hal ini membuktikan

bahwasanya semakin tinggi tingkat perhatian audiences terhadap iklan

maka kemungkinan untuk audiences melakukan Keputusan Pembelian

semakin tinggi. Maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut:

H2: Attention berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Keputusan Pembelian

3. Hubungan Interest terhadap Keputusan Pembelian

Interest merupakan tahapan dimana audiences memiliki

ketertarikan untuk memperhatikan iklan dan mulai mencari informasi

lebih lanjut menganai produk yang ditayangkan (Kasali, 2007). Pada

penelitian Arifin (2012) memperoleh hasil adanya pengaruh positif dan

signifikan variabel Interest terhadap Keputusan Pembelian, namun

pada penelitian Rofiq (2013) tidak ditemukan adanya pengaruh positif

dan signifikan pada variabel Interest terhadap Keputusan Pembelian,

(37)

memperoleh hasil penelitian yaitu adanya pengaruh positif dan

signifikan pada variabel Interest terhadap Keputusan Pembelian.

Didukung pula dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh

Kusumadewi (2015) yang menunjukan bahwasanya Interest

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

Sama halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan Shofian (2015)

bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan pada variabel Interst

terhadap Keputusan Pembelian.

Penelitian di atas membuktikan bahwasanya semakin tinggi tingkat

ketertarikan audiences memahami isi pesan pada iklan maka tinggi

pula kecenderungan audiences untuk melakukan Keputusan

Pembelian, oleh karena itu hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut:

H3: Interest berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan

Pembelian

4. Hubungan Desire terhadap Keputusan Pembelian

Desire merupkan tahapan dimana audiences memiliki minat untuk

memiliki atau menggunakan suatu produk yang ditayangkan (Kasali,

2007). Pada penelitian Arifin (2012) membuktikan bahwasanya

variabel Desire memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

Keputusan Pembelian, namun pada penelitian Rofiq (2013) tidak

ditemukan adanya pengaruh positif dan signifikan pada variabel Desire

(38)

Pada penelitian Syarifudin (2013) membuktikan bila variabel

Desire berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan

Pembelian, hal ini dibuktikan pula oleh penelitian Kusumadewi (2015)

yang memperoleh hasil adanya pengaruh positif dan signifikan pada

variabel Desire terhadap Keputusan Pembelian. Pada penelitian

Shofian (2015) juga menunjukan bahwa variabel Desire memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

Tahapan ini iklan telah mampu menarik minat audiences, sehingga

bisa diartikan bila tahapan Desire pada model AIDA berpengaruh

terhadap Keputusan Pembelian dengan meningkatnya minat audiences

untuk memiliki suatu produk yang diiklankan maka kecendrungan

untuk melakukan Keputusan Pembelian akan produk tersebut semakin

tinggi, dengan demikian dapat diambil hipotesis penelitian sebagai

berikut:

H4: Desire berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan

Pembelian

5. Hubungan Action terhadap Keputusan Pembelian

Action merupakan tahapan terakhir pada model AIDA dimana pada

tahapan ini pesan dapat membujuk audiences agar sesegera mungkin

melakukan suatu tindakan pembelian (Kasali, 2007). Pada hasil

penelitian Arifin (2012) membuktikan bahwa variabel Action

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan

(39)

bahawa variabel Action berpengaruh positif dan signifikan secara

persial terhadap Keputusan Pembelian.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Syarifudin (2013) terdapat

hasil penelitian yaitu adanya pengaruh positif dan signifikan pada

variabel Action terhadap Keputusan Pembelian. Begitu pula dengan

hasil penelitian Kusumadewi (2015) dan Shofian (2015) yang

sama-sama memperoleh hasil bahwa variabel Action berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

Berdasarkan penelitian tersebut dapat diartikan bahwasanya

tahapan Action berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian, karena

yang dimaksud dengan Keputusan Pembelian menurut Kotler dan

Armstrong (2001) merupakan tindakan atau keputusan untuk membeli

atau tidaknya suatu produk, sehingga hipotesis penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

H5: Action berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan

(40)

D. Model Penelitian

Dalam penelitan ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen

dan variabel dependen dengan model penelitian sebagai berikut:

(41)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Obyek/Subyek Penelitian

Obyek pada penelitian ini yaitu Iklan True View di YouTube,

sedangkan subyek penelitian yaitu mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta. Peneliti menjadikan mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta sebagai subyek penelitian dikarenakan mahasiswa dianggap

lebih sering berinteraksi dan aktif menggunakan media sosial seperti

YouTube, sehingga kecenderungan melihat iklan TrueView di YouTube

tinggi.

B. Jenis Data

Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan jenis data

yang digunakan yaitu data primer. Data primer merupakan data yang

didapat atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumbernya

(Rahmawati dkk., 2014). Data primer disebut juga sebagai data asli dan

pada penelitian ini untuk mendapatkannya yaitu dengan cara memberikan

daftar pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian kepada responden.

C. Teknik Pengambilan Sempel

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian

ini menggunakan Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel

(42)

kriteria responden penelitian ini yaitu mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta yang pernah melihat iklan TrueView di

YouTube. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah

140 orang. Heir et al. (2010) merekomendasikan jumlah sempel adalah 5

hingga 10 kali dari butir pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Pada

penelitian ini menggunakan 4 variabel independen dan 1 variabel

dependen dengan jumlah keseluruhan 14 indikator, sehingga sampel yang

dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 14 x 10 = 140 responden.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi dan menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden (Sugiyono, 2010). Pertanyan maupun pernyataan yang

terdapat pada kuesioner harus yang berhubungan dengan masalah

penelitian, sehingga jawaban-jawaban yang diperoleh mempunyai makna

dalam menguji hipotesis.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Penelitan ini menggunakan empat variabel independen dan satu

variabel dependen. Variabel independen merupakan variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya variabel dependen,

kemudian yang dimaksud dengan variabel dependen merupakan variabel

yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen

(43)

adalah AIDA yang meliputi, Attention (X1), Interest (X2), Desire (X3)

dan Action (X4), sedangkan variabel dependen pada penelitian ini yaitu

Keputusan Pembelian (Y).

Berikut definisi operasional dan indikator-indikator yang digunkan

untuk mengukur setiap variabel:

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Nama mempunyai daya tarik agar dapat mencuri terhadap objek (barang

atau jasa) yang

dikenalkan oleh suatu

pemasar (Assael,

2002).

Berikut indikator Interest menurut Kusumadewi (2015): bagaimana cara iklan menggerakan

kainginan konsumen untuk memiliki produk

yang diiklankan

(Kotler et al., 2000).

Berikut indikator Desire menurut Kusumadewi (2015): 1. Perolehan informasi dari

iklan

2. Minat konsumen atas iklan 3. Kepercayaan produk yang

diiklankan Action (X4) Action merupakan

merupakan upaya

untuk membujuk calon pembeli agar sesegara mungkin melakukan tindakan pembelian yang nyata (Kotler et al., 2000).

Berikut indikator Action menurut Kusumadewi (2015): 1. Keyakinan untuk membeli

produk

2. Kecendrungan melakukan pembelian

3. Kesesuaian produk

(44)

Nama yang dilakukan secara sadar untuk membeli suatu produk (Kotler dan Armstong, 2001).

Berikut indikator Keputusan Pembelian menurut Kotler & Armstrong (2001):

1. Pengambilan keputusan 2. Sharing

3. Merekomendasikan kepada pihak lain

Pada penyusunan kuesioner menggunakan skala Likert, menurut

Sugiyono (2010) skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dam persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial. Berikut penjelasan penetapan skala Likert yang

memberikan skor 1-5 item pilihan, yaitu:

1. Skor 5 mengidentifikasi Sangat Setuju (SS)

2. Skor 4 mengidentifikasi Setuju (S)

3. Skor 3 mengidentifkasi Netral (N)

4. Skor 2 mengidentifikasi Tidak Setuju (TS)

5. Skor 1 mengidentifikasi Sangat Tidak Setuju (STS)

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data

Untuk menguji kualitas instrumen pada penelitian yaitu menggunakan

uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

Pada penelitian ini uji validitas digunakan untuk mengukur apakah

instrumen yang digunakan valid atau tidak, valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

(45)

Moment Correlations, yaitu analisis yang digunakan untuk

menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan

suatu variabel dengan variabel lain. Apabila hasil Product Moment

Correlations pada setiap butir pertanyaan pada kuesioner memiliki

nilai signifikansi ≤ 0,05 maka dinyatakan valid (Rahmawati dkk.,

2014).

2. Uji Reliabilitas

Uji reabilitas merupakan pengujian yang menunjukan sejauh mana

stabilitas dan konsistensi dari alat pengukur yang digunakan, sehingga

memberikan hasil yang realtif konsisten atau yang dimaksud dengan

reliabel, yaitu instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk

mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Pengujian ini dilihat dari nilai Cronbach Alpha, jika nilai Cronbach

Alpha ≥ 0,6 maka variabel penelitian dianggap reliabel (Rahmawati

dkk., 2014).

G. Analisa Data Dan Uji Hipotesis 1. Regresi Linear Berganda

Analisis data digunakan pada penelitian ini yaitu analisis regresi

linear berganda. Alat analisis ini digunakan untuk mengukur besarnya

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan

menggunakan regresi linear berganda karena pada penelitian ini

memiliki beberapa variabel independen diantaranya Attention (X1),

(46)

pengaruhnya terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian (Y)

dengan menggunakan SPSS versi 16.0.

Berikut rumus persamaan analisis regresi linear berganda menurut

Sugiyono (2010):

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4

Keterangan :

Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi variabel Attention

b2 = Koefisien regresi variabel Interest

b3 = Koefisien regresi variabel Desire

b4 = Koefisien regresi variabel Action

X1= Attention

X2= Interest

X3= Desire

X4= Action

2. Uji Hipotesis Secara Simultan (F)

Uji F merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui

apakah semua variabel independen mempunyai pangaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini uji F

digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu

Attention (X1), Interest (X2), Desire (X3) dan Action (X4) terhadap

variabel dependen atau terikat yaitu Keputusan Pemeblian (Y) secara

simultan. Pada uji F (ANOVA) menggunakan tingkat signifikansi 0,05

dengan kriterianya yaitu apabila propabilitas > α = 0,05 maka H0

diterima sedangakan jika propabilitas < α = 0,05 maka H0 ditolak

(47)

3. Uji Hipotesis Secara Persial (t)

Uji t merupakan pengujian yang digunakan untuk menunjukan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual

terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini uji t digunakan untuk

menguji pengaruh variabel independen atau bebas yaitu Attention (X1),

Interest (X2), Desire (X3) dan Action (X4) terhadap variabel

dependen atau terikat yaitu Keputusan Pembelian (Y) secara persial.

Pada uji t menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan kriteria

apabila propabilitas > α = 0,05 maka H0 diterima sedangakan jika

propabilitas < α = 0,05 maka H0 ditolak (Rahmawati dkk., 2014).

4. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi yaitu antara 0 (nol) sampai 1

(satu). Apabila nilai koefisiensi determinasi bernilai 0 (nol) maka

variabel independen kurang atau tidak dapat menjelaskan variasi

variabel dependen, sedangkan sebaliknya jika nilai determinasi bernilai

1 (satu) atau mendekati 1 (satu) maka variabel independen

memberikan hampir semua infomasi yang dibutuhkan untuk

(48)

36 1. Obyek Penelitian

YouTube merupakan media sosial yang memungkinkan pengguna

mengunggah, menonton dan berbagi video. Perusahaan YouTube

berkantor pusat di San Bruno, California. Situs ini didirikan oleh Chad

Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim pada 2005. Situs dengan nama

www.youtube.com aktif pada tanggal 14 Februari 2005 dan video

pertama di unggah pada tanggal 23 April 2015, kemudian pada bulan

Oktober 2006 Google Inc. mengumumkan bahwa pihak Google telah

membeli YouTube dalam bentuk saham (www.wikipedia.com). Bergabungnya dengan perusahaan Google membuat YouTube semakin

dilirik sebagai media periklanan oleh pihak unit bisnis hal ini

dikarenakan terhubungnya dengan situs pencarian Google sehingga

memperluas promosi dan dengan banyaknya pengunjung YouTube

ditambah pula dapat diakses 24 jam sehinga intensitas konsumen atau

audiences melihat iklan tersebut lebih tinggi.

Salah satu jenis iklan yang sering muncul di YouTube adalah iklan

TrueView, yaitu iklan yang muncul di awal atau di pertengahan video

(49)

memberikan pilihan ke pengunjung YouTube untuk melewati/skip-ad

iklan pada 5 detik pertama penayangan iklan. Pada TrueView iklan yang

ditampilkan sangatlah bergam dari berbagai macam kategori produk,

hal ini dikarenakan semakin banyak unit bisnis yang mempromosikan

produknya dengan menggunkan iklan TrueView di YouTube sehingga

tidak heran jika hampir di setiap video akan muncul iklan.

Iklan TrueView dikelola oleh Google AdSense, yaitu program

kerjasama periklanan melalui Internet yang dikelola oleh Google.

Melalui program AdSene ini pemilik akun YouTube yang telah

mendaftar dan disetujui keanggotaannya diperbolehkan memasang unit

iklan yang bentuk dan materinya telah ditentukan oleh Google pada

video mereka. Pemilik akun akan mendapat penghasilan berupa

pembagian keuntungan dari Google untuk setiap iklan yang dilihat oleh

pengunjung YouTube. Penghitungan biaya iklan TrueView di YouTube

dilihat dari pengeklikan kolom lewati/skip-ad iklan, jika seletah 5 detik

penayangan iklan pengunjung YouTube tidak melewati/skip-ad iklan

maka iklan tersebut atau pihak unit bisnis dikenai biaya periklanan dan

pemilik akun YouTube akan mendapatkan keuntungan, sedangkan jika

setelah 5 detik penayangan iklan pengunjung YouTube melewati/

skip-ad iklan maka iklan tersebut tidak dikenai biaya dan pemilik akun tidak

(50)

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini merupakan mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta dengan sempel 140 responden. Jumlah

sempel tersebut ditentukan berdasarkan teori Heir et al. (2010) yang

merekomendasikan jumlah sempel adalah 5 hingga 10 kali dari jumlah

item pertanyaan yang terdapat pada kuesioner penelitian.

B. Analisis Deskriptif

Responden penelitian dikelompokan berdasarkan jenis kelamin,

umur dan fakultas. Berikut deskripsi kriteria responden penelitian:

1. Jenis Kelamin

Deskripsi kriteria responden berdasarkan jenis kelamin disajikan

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1. Kriteria Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-Laki 61 43,6

Perempuan 79 56,4

Total 140 100,0

Sumber: Data Primer diolah 2017

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa responden yang

berjenis kelamin perempuan lebih dominan dengan jumlah 79 orang

atau 56,4% dibandingkan dengan responden yang berjenis kelamin

(51)

2. Umur

Deskripsi kriteria responden berdasarkan umur disajikan pada tabel

di bawah ini:

Tabel 4.2. Kriteria Responden Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi Persentase

17-20 Tahun 78 55,7

21-23 Tahun 62 44,3

Total 140 100,0

Sumber: Data primer diolah 2017

Berdasarkan 4.2. menunjukan bahwa responden yang berumur 17

hingga 20 tahun berjumlah 78 orang atau 55,7% lebih dominan

dibandingkan dengan responden yang berumur 21 hingga 23 tahun

dengan jumlah 62 orang atau 44, 3%.

3. Fakultas

Deskripsi kriteria responden berdasarkan fakultas disajikan pada

tabel di bawah ini:

Tabel 4.3. Kriteria Responden Berdasarkan Fakultas

Fakultas Frekuensi Persentase

Ekonomi dan Bisnis 17 12,1

(52)

Berdasarkan tabel 4.3. menunjukan bahwa responden penlitian

terdiri dari seluruh fakultas yang terdapat di Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta diantaranya Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Fakultas Teknik, Fakultas

Pertanian, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Agama

Islam, Fakultas Hukum, Fakultas Pendidikan Bahasa, Fakultas

Vokasi, dengan rasio 13 hingga 18 mahasiswa disetiap fakultas.

C. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Uji Validitas

Pada penelitian ini menggunakan sempel 30 responden untuk

menguji valid atau tidaknya instrumen yang digunaskan. Nilai

koefisien korelasi (r) yang digunakan bertaraf signifikansi 0,01.

Berikut deskripsi hasil uji validitas dari masing-masing variabel:

a. Variabel Attention

Berikut hasil uji validitas pada variabel Attention:

Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Variabel Attention Instrumen PearsonCorrelation Hasil Keterangan Attention 1 0,783 0,01 Valid Attention 2 0,803 0,01 Valid Attention 3 0,893 0,01 Valid Sumber: Data primer diolah 2017

Tabel 4.4. menunjukan bahwa nilai Pearson Correlation

dari instrumen variabel Attention memiliki taraf signifikan pada

0,01, hal ini membuktikan bahwa instrumen variabel Attention

(53)

b. Variabel Interest

Berikut hasil uji validitas pada variabel Interest:

Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Variabel Interest

Instrumen PearsonCorrelation Hasil Keterangan Interest 1 0,873 0,01 Valid Interest 2 0,863 0,01 Valid Sumber: Data primer diolah 2017

Tabel di atas menunjukan bahwa nilai Pearson Correlation

dari instrumen variabel Interest memiliki taraf signifikan pada

0,01, hal ini membuktikan bahwa instrumen variabel Interest

memiliki validitas konstruk untuk mengukur variabel Interest.

c. Variabel Desire

Berikut hasil uji validitas pada variabel Desire:

Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas Variabel Desire

Instrumen PearsonCorrelation Hasil Keterangan

Desire 1 0,863 0,01 Valid

Desire 2 0,934 0,01 Valid

Desire 3 0,867 0,01 Valid

Sumber: Data primer diolah 2017

Tabel di atas menunjukan bahwa nilai Pearson Correlation

dari instrumen variabel Desire memiliki taraf signifikan pada 0,01,

hal ini membuktikan bahwa instrumen variabel Desire memiliki

validitas konstruk untuk mengukur variabel Desire.

d. Variabel Action

Tabel 4.7. menunjukan bahwa nilai Pearson Correlation

(54)

hal ini membuktikan bahwa instrumen variabel Action memiliki

validitas konstruk untuk mengukur variabel Action.

Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Variabel Action

Instrumen PearsonCorrelation Hasil Keterangan

Action 1 0,926 0,01 Valid

Action 2 0,754 0,01 Valid

Action 3 0,835 0,01 Valid

Sumber: Data primer diolah 2017

e. Variabel Keputusan Pembelian

Berikut hasil uji validitas pada variabel Keputusan Pembelian:

Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian Instrumen PearsonCorrelation Hasil Keterangan

Keputusan

Sumber: Data primer diolah 2017

Tabel 4.8. menunjukan bahwa nilai Pearson Correlation

dari instrumen variabel Keputusan Pembelian memiliki taraf

signifikan pada 0,01, hal ini membuktikan bahwa instrumen

variabel Keputusan Pembelian memiliki validitas konstruk untuk

mengukur variabel Keputusan Pembelian.

2. Uji Reliabilitas

Pada penelitian ini menggunakan sempel 30 responden untuk

pengujian reliabilitas instrumen penelitian. Uji reliabilitas ini dilakukan

untuk menguji reliabel atau tidaknya instrumen penelitian yang

(55)

Berikut hasil uji reliabilitas pada variabel penelitian:

Tabel 4.9. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha N of Items Keterangan

Attention 0,762 3 Reliabel

Interest 0,673 2 Reliabel

Desire 0,866 3 Reliabel

Action 0,785 3 Reliabel

Keputusan

Pembelian 0,819 3 Reliabel

Sumber: Data primer diolah 2017

Tabel di atas menunjukan bahwa seluruh variabel penelitian

memiliki Cronbach’s Alpha (α) ≥ 0,6, maka dapat disimpulkan seluruh isntrumen pada penelitian ini reliabel dan dapat digunakan

untuk penelitian selanjutnya.

E. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Jawaban Responden

Berikut deskripsi analisis jawaban responden pada kuesioner

penelitian pada variabel Attention, Interest, Desire dan Action:

a. Variabel Attention

Tabel 4.10. Hasil Analisis Jawaban Responden Variabel Attention

Indikator Kriteria Jawaban Jumlah Data

Tabel di atas menunjukan instrumen Attention 3 memiliki nilai

rata-rata dari jumlah data tertinggi dengan nilai 2,94 dibandingkan

(56)

sebesar 2,91 dan nilai rata-rata dari jumlah data pada instrumen

Attention 2 hanya sebesar 2,85. Hal ini dapat diartikan bahwa

konsumen atau audiences lebih dominan untuk memilih instrumen

yang menyatakan “Visualisasi atau tampilan produk yang

ditayangkan pada iklan TrueView di YouTubemenarik untuk saya”.

b. Variabel Interest

Tabel 4.11. Hasil Analisis Jawaban Responden Variabel Interest

Indikator Kriteria Jawaban Jumlah Data

Tabel di atas menunjukan nilai rata-rata dari jumlah data yang

tertinggi terdapat pada instrumen Interest 1 yang menyatakan

“Media iklan TrueView di YouTube efektif digunakan untuk

mengiklankan produk” dengan nilai 3,33 sedangkan instrumen

Interest 2 hanya mendapatkan nilai rata-rata dari jumlah data

sebesar 2,85.

c. Variabel Desire

Berikut hasil analisis jawaban responden pada variabel Desire:

Tabel 4.12. Hasil Analisis Jawaban Responden Variabel Desire

(57)

Tabel 4.12. menunjukan instrumen Desire 1 yang menyatakan

“Saya memperoleh informasi mengenai keunggulan produk pada

iklan TrueView di YouTube” memiliki nilai rata-rata dari jumlah

data tertinggi dengan nilai 3,21 dibandingkan dengan instrumen

Desire 2 yang memperoleh nilai rata-rata dari jumlah data dengan

nilai 2,69 dan intrumen Desire 3 yang memiliki nilai rata-rata dari

jumlah data sebesar 2,81.

d. Variabel Action

Tabel 4.13. Hasil Analisis Jawaban Responden Variabel Action

Indikator Kriteria Jawaban Jumlah Data

Tabel di atas menunjukan nilai rata-rata dari jumlah data yang

tertinggi terdapat pada Action 3 dengan nilai 2,66 dibandingkan

dengan instrumen Action 1 yang memperoleh nilai rata-rata dari

jumlah data sebesar 2,57 dan instrumen Action 2 yang memiliki

nilai rata-rata dari jumlah data hanya sebesar 2,46, sehingga dapat

diartikan bahwa konsumen atau audiences lebih dominan untuk

memilih instrumen Action 3 yang menyatakan “Saya percaya

bahwa produk yang saya beli sesuai dengan yang ditayangkan pada

(58)

e. Variabel Keputusan Pembelian

Tabel 4.14. Analisis Jawaban Responden Variabel Keputusan Pembelian

Indikator Kriteria Jawaban Jumlah Data

Berdasarkan tabel di atas menunjukan nilai rata-rata dari

jumlah data yang tertinggi terdapat pada Keputusan Pembelian 2

dengan nilai 2,64, sedangkan nilai rata-rata dari jumlah data pada

instrumen Keputusan Pembelian 1 hanya memperoleh hasil 2,51

dan instrumen Keputusan Pembelian 3 memperoleh nilai rata-rata

dari jumlah data sebesar 2,54. Hal ini dapat diartikan bahwa

konsumen atau audiences lebih dominan untuk memilih instrumen

Keputusan Pembelian 2 yang menyatakan “Saya memberi

informasi mengenai produk yang ditayangkan pada iklan TrueView

di YouTube kepada orang lain”.

2. Hasil Analisis Regresi

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah

analisis regresi linear berganda dan berikut pada tabel 4.15. disajikan

hasil analisis data dengan menggunakan analisis regresi linear

(59)

Tabel 4.15. Hasil Analisis Regresi Linear Variabel Standardized

Coefficients

t hitung Sig Keterangan

Attention 0,216 2,646 0,009 Signifikan Interest 0,17 1,96 0,05 Signifikan

Desire 0,018 0,199 0,843 Tidak Signifikan Action 0,444 5,793 0,000 Signifikan R² = 0,479

F hitung = 30,970 Signifikan = 0,000

Sumber: Data primer diolah 2017

Hasil persamaan regresi linear berganda

Y = 0,216X1 + 0,17X2 + 0,018X3 + 0,444X4

Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di atas maka dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Nilai Standardized Coefficients variabel Attention (+0,216)

Variabel Attention bernilai positif, hal ini menunjukan

adanya pengaruh positif atau hubungan searah antara variabel

Attention (X1) dengan variabel Keputusan Pembelian (Y). Artinya

apabila nilai Attention naik maka kecenderungan audiences untuk

melakukan Keputusan Pembelian akan mengalami kenaikan pula.

b. Nilai Standardized Coefficients variabel Interest (+0,17)

Nilai positif pada variabel Interest menunjukan adanya

pengaruh positif atau hubungan searah antara variabel Interest

Gambar

Gambar 2.1. Model Hierarki Respon
Gambar 2.2. Model AIDA
Gambar 2.3. Proses Keputusan Pembelian
Gambar 2.4. Model Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang telah dilakukan, secara simultan atribut produk, Daya tarik iklan dan Sikap konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan pembelian

Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel pengembangan produk, dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel pengembangan produk, dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen; 2) Harga berpengaruh positif dan

Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa variabel promosi, orientasi pasar dan inovasi produk berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap keputusan

Citra merek, kualitas produk, dan kepuasan konsumen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen Samsung Galaxy Series pada

Hasil penelitian yang dilakukan dengan menyebarkan kuisioner sebanyak 11 pernyataan kepada 100 responden mengenai periklanan komersil dengan konsep attention,

Citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dan secara simultan promosi, kualitas produk dan citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan