• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROGRAM EDUKASI DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN TERTULIS TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN DIABETES MELITUS DAN KUALITAS HIDUP PADA WARGA PADUKUHAN KASIHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PROGRAM EDUKASI DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN TERTULIS TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN DIABETES MELITUS DAN KUALITAS HIDUP PADA WARGA PADUKUHAN KASIHAN"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

PENCEGAHAN DIABETES MELITUS DAN KUALITAS HIDUP

PADA WARGA PADUKUHAN KASIHAN

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh UPIK MEI ANGGRAINI

20120320177

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(2)

i

PENCEGAHAN DIABETES MELITUS DAN KUALITAS

HIDUP PADA WARGA PADUKUHAN KASIHAN

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh UPIK MEI ANGGRAINI

20120320177

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Upik Mei Anggraini

NIM : 20120320177

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 27 Agustus 2016

Yang membuat pernyataan,

(4)

iii

memberikan kemudahan dalam melaksanakan penelitian ini.

Rasulullah SAW. yang telah membawa kita pada zaman yang penuh dengan peradaban dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Ayahku (Suroso) dan ibuku (Siti Harpiyani) tercinta, yang selalu memberikan dukungan, semangat serta doa yang tak henti-hentinya. Bangga mempunyai orangtua seperti kalian. Seorang ibu yang selalu mendidik dan berkorban dalam segala hal untuk anak-anaknya. Seorang ayah yang selalu berjuang untuk memenuhi

segala kebutuhan keluarganya. Terima kasih telah memberikan kasih sayang kalian untukku. Jaga kesehatan terus ya yah bu.

Mas Eriex dan Mbak Ety tersayang, yang selalu memberikan dukungan, semangat dan nasehat. Tak lupa juga dengan Mbak Yenni dan Mas Jaka terimakasih untuk

dukungannya.

Sukma & Gleazy keponakan tante tercinta, belajar yang rajin ya sayang. Semoga menjadi hamba Allah yang sholehah dan berilmu, serta mampu jadi anak yang

berbakti dengan orangtua.

Om Wondo dan bulek Susi yang selalu membantu, terimakasih atas dukungan kalian, semoga upik bisa dibanggakan juga oleh kalian.

Sahabat-sahabatku Evi, Dea, Ratna, Sita & Yenita, serta yang lainnya yang gak mungkin disebut satu per satu. Terima kasih telah menemaniku berjuang bersama

selama 4 tahun ini, susah senang bareng, kita harus lulus dan wisuda bareng. Temen-temen bimbingan bu Prima, Ratri Fahmi, Vitta, Dina, Dian, Angga, Sa’adah

& Denda. Terimakasih teman-teman kalian mau berbagi susah senang bersama, kita harus wisuda bareng.

Keluarga besar PSIK 2012, tetap semangat teman-teman, perjalanan kita masih panjang. Semoga silaturahmi kita tetap terjaga.

(5)

iv

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar” (Q. S. Ali-Imran: 146)

“Sesungguhnya Allah SWT. tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka”

(Q. S. Ar-Ra’d: 11)

“Barangsiapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah” (HR. Tirmidzi)

“Sesungguhnya perbuatan baik itu dapat menghapus perbuatan buruk” (Q. S. Hud: 114)

(6)

v

Alhamdulillahirrabbil’alamiin, puji syukur tak lepas terlantun dalam setiap detik kehidupan ini atas kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam. Berkat kasih dan sayangNya, Allah memberikan kesempatan, kemampuan dan kekuatan bagi peneliti untuk menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Program Edukasi dengan Media Audio Visual dan Tertulis terhadap

Perilaku Pencegahan Diabetes Melitus dan Kualitas Hidup pada Warga Padukuhan Kasihan” ini. Shalawat serta salam juga peneliti curahkan kepada

Nabi Muhammad SAW atas keteladanannya, sehingga kita dapat belajar, mengerti hidup dalam nikmat iman dan islam serta dapat terus memotivasi peneliti.

Karya tulis ini tidak berarti tanpa bantuan semua pihak yang berada disekitar peneliti. Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas pertolonganNya, rahmat, ridho dan hidayahNya sehingga penulis dapat mewujudkan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Orangtuaku tercinta, Ayahanda Suroso dan Ibunda Siti Harpiyani, yang telah memberikan doanya serta semangatnya setiap hari kepadaku tiada henti-hentinya.

(7)

vi

memberikan kesempatan kepada penulis menyusun Karya Tulis Ilmiah. 6. Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat., HNC. selaku Kepala

Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan dan menyusun Karya Tulis Ilmiah. 7. Yanuar Primanda, S. Kep., Ns., MNS., HNC. Selaku dosen pembimbing

utama yang telah banyak membimbing serta memberikan masukan kepada penulis dalam menyusun karya tulis ini.

8. Fahni Haris, S.Kep., Ns., M.Kep. CWCS. Selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan serta saran kepada penulis dalam penyusunan karya tulis ini.

9. Semua pihak-pihak yang tidak mungkin tersebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas kerjasamanya sehingga penelitian ini dapat berjalan. Akhirnya penulis mengharapkan agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan terutama sebagai referensi kajian ilmu keperawatan.

(8)

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR SKEMA ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR SINGKATAN ... xii

INTISARI ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 5

E. Keaslian Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A.Tinjauan Pustaka ... 11

1. Diabetes Melitus ... 11

2. Perilaku ... 25

3. Kualitas Hidup ... 27

4. Program Edukasi ... 31

5. Media Audio Visual ... 33

B. Kerangka Konsep ... 34

C.Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A.Desain Penelitian ... 35

(9)

viii

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 43

G.Cara Pengambilan Data ... 45

H.Pengolahan Data dan Analisa Data ... 49

I. Etika Penelitian ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Hasil Penelitian ... 54

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 54

2. Karakteristik Demografi Responden ... 55

3. Perbedaan Perilaku Pencegahan DM dan Kualitas Hidup Sebelum dan Setelah dilakukan Intervensi pada Masing- Masing Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 57

B. Pembahasan ... 59

1. Karakteristik Demografi Responden ... 59

2. Perbedaan Perilaku Pencegahan DM dan Kualitas Hidup Setelah Intervensi ... 65

C. Kekuatan dan Keterbatasan Peneliti ... 69

.BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

(10)
(11)

x

Tabel 4. Jadwal Makan Pencegahan DM ... 22

Tabel 5. Jenis Makanan Pencegahan DM ... 23

Tabel 6. Kisi-Kisi Kuesioner Perilaku Pencegahan Diabetes Melitus ... 42

Tabel 7. Kisi-Kisi Pertanyaan Kuesioner Kualitas Hidup ... 43

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Data ... 51

Tabel 9. Uji Statistik Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 51

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Usia Responden di Padukuhan Kasihan ... 55

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Responden Penelitian di Padukuhan Kasihan... 56

Tabel 12. Hasil Analisa Perbedaan Perilaku Pencegahan DM dan Kualitas Hidup Sebelum dan Setelah Intervensi Kelompok Kontrol ... 57

Tabel 13. Hasil Analisa Perbedaan Perilaku Pencegahan DM dan Kualitas Hidup Sebelum dan Setelah Intervensi Kelompok Eksperimen ... 58

(12)

xi

PERKENI : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia ADA : American Diabetes Association

PJK : Penyakit Jantung Koroner PVD : Peripheral Vascular Disease RCT : Randomized Controlled Trial CDA : Canadian Diabetes Association GDM : Gestational Diabetes Melitus KAD : Ketoasidosis Diabetik

HHNK : hyperglikemia Hyperosmoler Non-Ketotik IMT : Indeks Massa Tubuh

HRQOL : Health Related Quality Of Life

WHOQOL : World Health Organization Quality Of Life BPS : Badan Pusat Statistik

(13)
(14)

Karya Tulis Ilmiah, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2016

Email: upikmeia@gmail.com ABSTRACT

Diabetes mellitus is the 4th largest cause of death in the world. The increasing number of patients with DM resulting in decreased quality of life that can be prevented with good DM prevention behavior as a health promotion efforts. The purpose of this research was to examine the effect of educational programs with audio-visual and written media on diabetes mellitus prevention behavior and quality of life of the people in Padukuhan Kasihan.

The research design was quasi experimental with a total sample of 54 respondents who was selected by using purposive sampling technique. Twenty seven respondents enrolled in control group received educational profram a leaflet and twenty seven respondents enrolled in experimental group received educational program using video. Data were collected by using DM prevention behavior questionnaire and Indonesia version WHOQOL-BREF questionnaire. Data were analyzed using Independent T-Test and Paired T-Test.

The results showed that the average age of respondents was 31 years in the control group and 35 years in the experimental group. Both the control group and the experimental group increased DM preventive behavior (p value = 0.000 respectively) and quality of life (p value = 0.000 respectively) after conducted intervention. There was no significant difference in DM prevention behavior and quality of life between the control group and the experimental group after the intervention.

Video and leaflets are education media that equally effective to improve DM prevention behavior and quality of life of healthy people. Nurses can use the video and leaflets to provide education to improve DM prevention behaviors in order to optimize the quality of life. Researchers can develop more atractive educational media to improve DM prevention behaviors.

Keywords: Diabetes Mellitus, Audio Visual Media, Behavior, Quality of Life.

_______________ 1

Nursing Student, School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Muhammadiyah University of Yogyakarta

2

(15)

1

Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan kesehatan yang merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World Health Organization (WHO) pada tahun 2004 memprediksi adanya kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta jiwa pada tahun 2000, menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2009 memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM dari 7 juta pada tahun 2009 menjadi 12 juta tahun pada 2030. Terdapat perbedaan angka prevalensi terhadap kedua laporan IDF dan WHO, akan tetapi keduanya tetap menunjukkan adanya peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2030 (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia [PERKENI], 2011).

(16)

diabetes. Tiap 10 detik ada 1 orang atau tiap 1 menit ada 6 orang yang meninggal akibat penyakit yang berkaitan dengan diabetes melitus (Tandra, 2013).

Tinggi angka kematian akibat DM tidak lepas dari tinggi faktor risiko DM yang terjadi. Orang yang memiliki faktor risiko DM merupakan suatu kondisi yang sering dikatakan kelompok berisiko DM. Menurut IDF (2009) faktor risiko DM antara lain faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat dirubah yaitu riwayat keluarga terkena DM, ras atau etnis dan pertambahan usia, sedangkan faktor risiko yang dapat diubah seperti, diet yang tidak sehat dan kurang aktivitas fisik (Ehsa, 2010). Penyakit DM akan mengakibatkan komplikasi yaitu komplikasi mikrovaskuler seperti hiperglikemia yang persisten dan pembentukan protein yang terglikasi menyebabkan dinding pembuluh darah makin lemah dan menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah kecil (Vermeire, et al., 2007). Apabila tidak ditangani dengan baik akan menjadi lebih parah dan akan menimbulkan komplikasi makrovaskuler seperti pembekuan darah pada sebagian otak, mengalami penyakit jantung koroner (PJK) dan penyakit pembuluh darah perifer (peripheral vascular disease [PVD]) (Henderina, 2010).

(17)

dalam perawatannya (Price & Wilson, 2006). Hal tersebut menyebabkan penderita DM sangat berisiko mengalami penurunan kualitas hidup. Utami, Karim, & Agrina (2014) menemukan 56,3% pasien DM menunjukkan bahwa penderita DM sebagian besar memiliki kualitas hidup yang rendah.

Peningkatan jumlah penderita DM yang mengakibatkan penurunan kualitas hidup yang dapat dicegah dengan perilaku pencegahan DM yang baik sebagai usaha promosi kesehatan. Perilaku seseorang sangat berpengaruh dalam pencegahan penyakit DM. PERKENI (2011) menyampaikan bahwa pengelolaan DM terdiri atas lima pilar utama yaitu mencakup edukasi, terapi gizi, aktivitas fisik, monitor kadar glukosa darah dan intervensi farmakologis. Dari kelima pilar tersebut, edukasi memegang peranan utama yang akan menjadi dasar membangun pengetahuan (Setiawati, 2008). Edukasi berfokus pada pentingnya pengubahan gaya hidup seperti pengurangan berat badan, diet, dan aktivitas fisik. Pencegahan DM melalui edukasi akan membentuk pemahaman, meningkatkan pengetahuan dan mengubah perilaku seseorang dalam mengelola faktor risiko diabetes, serta mencegah meningkatnya angka kejadian DM. Peningkatan pengetahuan membuat pencegahan diabetes jauh lebih efektif dan efisien (Putro & Suprihatin, 2012).

(18)

media audio visual dapat membantu tenaga kesehatan menyampaikan informasi secara kreatif dan jelas pada saat memberikan edukasi. Pendekatan multimedia selama proses belajar dapat membantu untuk menguasai informasi dengan lebih efektif (Tjahjono, 2013).

Studi pendahuluan telah dilakukan pada tanggal 10 Desember 2015 pada warga Padukuhan Kasihan sebanyak 7 orang. Wawancara yang dilakukan didapatkan bahwa 6 dari 7 orang belum pernah mendapatkan edukasi mengenai faktor risiko DM dan pencegahan DM, diantaranya yaitu 4 orang mengatakan tidak pernah membatasi jumlah gula yang dikonsumsi dan tidak pernah melakukan olahraga, 2 orang selalu membatasi jumlah gula yang dikonsumsi dan mengatakan kualitas hidupnya biasa-biasa saja, sedangkan 1 orang lainnya telah mendapatkan edukasi tentang DM, namun tidak pernah melakukan pencegahan DM. Perilaku pencegahan DM akan berpengaruh dalam kehidupan dan menjadi penting untuk dilakukan penelitian secara spesifik karena memberikan dampak yang luas bagi kehidupan. Berdasarkan latar belakang diatas perlu untuk dilakukan penelitian tentang “pengaruh program edukasi dengan media audio

visual dan tertulis terhadap perilaku pencegahan diabetes melitus dan kualitas hidup pada warga Padukuhan Kasihan”.

B. Rumusan Masalah

(19)

media audio visual dan tertulis terhadap perilaku pencegahan diabetes melitus dan kualitas hidup pada warga Padukuhan Kasihan?”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Peneliti memiliki tujuan umum yaitu mengetahui pengaruh program edukasi dengan media audio visual dan tertulis terhadap perilaku pencegahan diabetes melitus dan kualitas hidup pada warga Padukuhan Kasihan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik demografi warga Padukuhan Kasihan. b. Untuk mengetahui perbedaan perilaku pencegahan diabetes melitus dan

kualitas hidup sebelum dan setelah intervensi pada masing-masing kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

c. Untuk mengetahui perbedaan perilaku pencegahan diabetes melitus setelah diberikan intervensi program edukasi kesehatan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

(20)

D. Manfaat Penelitian 1. Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi pengembangan ilmu keperawatan terkait dengan penggunaan metode dan media yang tepat agar edukasi kesehatan yang disampaikan dapat dimengerti oleh responden. 2. Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat menigkatkan pengetahuan bagi masyarakat sehingga mereka memiliki perilaku yang tinggi untuk dapat melakukan pencegahan DM secara dini.

3. Penelitian Selanjutnya

Penelitian selanjutnya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai sumber informasi data awal dan dijadikan sebagai bahan referensi ilmiah bagi peneliti lain dalam mengembangkan media audio visual pada penelitian-penelitian terkait tentang perilaku pencegahan diabetes melitus dan kualitas hidup.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan tentang pengaruh program edukasi dengan media audio visual terhadap perilaku dan kualitas hidup yaitu, antara lain:

(21)

rancangan Randomized Controlled Trial (RCT), dilakukan pada seluruh pasien DM di Puskesmas Kalirungkut yang datang mengunjungi puskesmas pada bulan Desember 2012. Kriteria inklusi subjek penelitian adalah pasien DM tipe 2 berusia 30-65 tahun, tidak buta huruf, mau membaca buku, dan tidak mengalami gangguan penglihatan. Sedangkan kriteria eksklusi penelitian adalah pasien dengan komplikasi kardiovaskuler dan komplikasi berat lainnya seperti gagal ginjal serta pasien yang mengalami perubahan terapi selama periode penelitian. Jumlah yang didapatkan yaitu, 20 orang subjek yang dibagi secara acak menjadi kelompok kontrol dan kelompok uji dengan menggunakan teknik purposive sampling.

(22)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa edukasi melalui media visual berupa buku ilustrasi mempengaruhi pengetahuan pasien DM tipe 2 dengan rata-rata peningkatan pengetahuan pada kelompok kontrol yang tidak diedukasi sebesar 5,7%, sedangkan pada kelompok uji yang mendapat edukasi sebesar 19,8%. Peningkatan pengetahuan tersebut didukung oleh tiga analisis statistik yang dilakukan penelitian. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa edukasi tersebut mempengaruhi kepatuhan pasien DM tipe 2 dengan rata-rata peningkatan kepatuhan pada kelompok kontrol sebesar -2,1% (terjadi penurunan), sedangkan pada kelompok uji rata-rata peningkatan sebesar 3,9%.

(23)

penelitian yaitu RCT, dan media yang digunakan yaitu hanya visual saja. Sedangkan peneliti menggunakan desain quasi eksperimen dengan media audio visual.

2. Dari, Nurchayati, dan Hasanah. (2014) melakukan penelitian dengan judul “pengaruh pendidikan kesehatan senam kaki melalui media audio visual terhadap pengetahuan pelaksanaan senam kaki pada pasien DM tipe 2”.

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen. Sampel pada penelitian ini adalah 30 responden yang menderita DM tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Peneliti memberikan pendidikan kesehatan tentang senam kaki dengan menggunakan media audio visual selama 25 menit kepada responden kelompok eksprimen. Kelompok kontrol diberikan pendidikan ksehatan setelah dilakukan posttest. Analisa data dalam penelitian ini adalah analisa univariat dan bivariat.

(24)

hasil uji statistik Mann Whitney adalah (0,006) pada α (0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan melalui media audio visual efektif terhadap pengetahuan pelaksanaan senam kaki pada pasien DM tipe 2.

(25)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka

1. Diabetes Melitus (DM) a. Definisi DM

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (Henderina, 2010). Menurut PERKENI (2011) seseorang dapat didiagnosa diabetes melitus apabila mempunyai gejala klasik diabetes melitus seperti poliuria, polidipsi dan polifagi disertai dengan kadar gula darah sewaktu ≥200 mg/dl dan gula darah puasa ≥126 mg/dl.

b. Manifestasi Klinis

Beberapa gejala umum yang dapat ditimbulkan oleh penyakit DM diantaranya :

1) Pengeluaran urin (Poliuria)

(26)

2) Timbul rasa haus (Polidipsia)

Poidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar glukosa terbawa oleh urin sehingga tubuh merespon untuk meningkatkan asupan cairan (Subekti, 2009).

3) Timbul rasa lapar (Polifagia)

Pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut disebabkan karena glukosa dalam tubuh semakin habis sedangkan kadar glukosa dalam darah cukup tinggi (PERKENI, 2011).

4) Peyusutan berat badan

Penyusutan berat badan pada pasien DM disebabkan karena tubuh terpaksa mengambil dan membakar lemak sebagai cadangan energi (Subekti, 2009).

c. Klasifikasi DM 1) Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada remaja atau anak, dan terjadi karena kerusakan sel β (beta) (WHO, 2014). Canadian

Diabetes Association (CDA) 2013 juga menambahkan bahwa rusaknya sel β pankreas diduga karena proses autoimun, namun hal

(27)

2) Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada usia dewasa (WHO, 2014). Seringkali diabetes tipe 2 didiagnosis beberapa tahun setelah onset, yaitu setelah komplikasi muncul sehingga tinggi insidensinya sekitar 90% dari penderita DM di seluruh dunia dan sebagian besar merupakan akibat dari memburuknya faktor risiko seperti kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik (WHO, 2014).

3) Diabetes gestational

Gestational diabetes mellitus (GDM) adalah diabetes yang didiagnosis selama kehamilan (ADA, 2014) dengan ditandai dengan hiperglikemia (kadar glukosa darah di atas normal) (CDA, 2013 dan WHO, 2014). Wanita dengan diabetes gestational memiliki peningkatan risiko komplikasi selama kehamilan dan saat melahirkan, serta memiliki risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi di masa depan (IDF, 2014).

4) Tipe diabetes lainnya

(28)

dapat mengganggu sekresi dan menghambat kerja insulin yaitu sindrom chusing, akromegali dan sindrom genetik (ADA, 2015). d. Patofisiologi DM

1) Patofisiologi diabetes tipe 1

Pada DM tipe 1, sistem imunitas menyerang dan menghancurkan sel yang memproduksi insulin beta pankreas (ADA, 2014). Kondisi tersebut merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan ditemukannya anti insulin atau antibodi sel anti-islet dalam darah (WHO, 2014). National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) tahun 2014 menyatakan bahwa autoimun menyebabkan infiltrasi limfositik dan kehancuran islet pankreas. Kehancuran memakan waktu tetapi timbulnya penyakit ini cepat dan dapat terjadi selama beberapa hari sampai minggu. Akhirnya, insulin yang dibutuhkan tubuh tidak dapat terpenuhi karena adanya kekurangan sel beta pankreas yang berfungsi memproduksi insulin. Oleh karena itu, diabetes tipe 1 membutuhkan terapi insulin, dan tidak akan merespon insulin yang menggunakan obat oral.

2) Patofisiologi diabetes tipe 2

(29)

kurangnya sel beta atau defisiensi insulin resistensi insulin perifer (ADA, 2014). Resistensi insulin perifer berarti terjadi kerusakan pada reseptor-reseptor insulin sehingga menyebabkan insulin menjadi kurang efektif mengantar pesan-pesan biokimia menuju sel-sel (CDA, 2013). Dalam kebanyakan kasus diabetes tipe 2 ini, ketika obat oral gagal untuk merangsang pelepasan insulin yang memadai, maka pemberian obat melalui suntikan dapat menjadi alternatif.

3) Patofisiologi diabetes gestasional

Gestational diabetes terjadi ketika ada hormon antagonis insulin yang berlebihan saat kehamilan. Hal ini menyebabkan keadaan resistensi insulin dan glukosa tinggi pada ibu yang terkait dengan kemungkinan adanya reseptor insulin yang rusak (NIDDK, 2014 dan ADA, 2014).

e. Komplikasi DM

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi, antara lain :

1) Komplikasi metabolik akut

(30)

a) Hipoglikemia

Hipoglikemia (kekurangan glukosa dalam darah) timbul sebagai komplikasi diabetes yang disebabkan karena pengobatan yang kurang tepat (Smeltzer & Bare, 2008).

b) Ketoasidosis diabetik

Ketoasidosis diabetik (KAD) disebabkan karena kelebihan kadar glukosa dalam darah sedangkan kadar insulin dalam tubuh sangat menurun sehingga mengakibatkan kekacauan metabolik yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis dan ketosis (Soewondo, 2006).

c) Sindrom HHNK (koma hiperglikemia hiperosmoler nonketotik) Sindrom HHNK adalah komplikasi diabetes melitus yang ditandai dengan hiperglikemia berat dengan kadar glukosa serum lebih dari 600 mg/dl (Price & Wilson, 2006).

2) Komplikasi metabolik kronik

Komplikasi metabolik kronik pada pasien DM menurut Price & Wilson (2006) dapat berupa kerusakan pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) dan komplikasi pada pembuluh darah besar (makrovaskuler) diantaranya:

a) Komplikasi pembuluh darah kecil (mikrovaskuler)

(31)

(1) Kerusakan retina mata (Retinopati)

Kerusakan retina mata (Retinopati) adalah suatu mikroangiopati ditandai dengan kerusakan dan sumbatan pembuluh darah kecil (Pandelaki, 2009).

(2) Kerusakan ginjal (Nefropati diabetik)

Kerusakan ginjal pada pasien DM ditandai dengan albuminuria menetap (>300 mg/24jam atau >200 ih/menit) minimal 2 kali pemeriksaan dalam kurun waktu 3-6 bulan. Nefropati diabetik merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal terminal.

(3) Kerusakan syaraf (Neuropati diabetik)

Neuropati diabetik merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan pada pasien DM. Neuropati pada DM mengacau pada sekelompok penyakit yang menyerang semua tipe saraf (Subekti, 2009).

b) Komplikasi pembuluh darah besar (makrovaskuler)

Komplikasi pada pembuluh darah besar pada pasien diabetes yaitu stroke dan risiko jantung koroner.

(1) Penyakit jantung koroner

(32)

disebut dengan SMI (Silent Myocardial Infarction) (Widiastuti, 2012).

(2) Penyakit serebrovaskuler

Pasien DM berisiko 2 kali lipat dibandingkan dengan pasien non-DM untuk terkena penyakit serebrovaskuler. Gejala yang ditimbulkan menyerupai gejala pada komplikasi akut DM, seperti adanya keluhan pusing atau vertigo, gangguan penglihatan, kelemahan dan bicara pelo (Smeltzer & Bare, 2008).

f. Faktor Risiko DM

1) Faktor risiko yang dapat diubah a) Gaya hidup

Gaya hidup merupakan perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas sehari-hari. Makanan cepat saji, olahraga tidak teratur dan minuman bersoda adalah salah satu gaya hidup yang dapat memicu terjadinya DM tipe 2 (ADA, 2009).

b) Diet yang tidak sehat

(33)

c) Obesitas

Obesitas merupakan salah satu faktor risiko utama untuk terjadinya penyakit DM. Menurut Kariadi (2009) dalam Fathmi (2012), obesitas dapat membuat sel tidak sensitif terhadap insulin (resisten insulin). Semakin banyak jaringan lemak pada tubuh, maka tubuh semakin resisten terhadap kerja insulin, terutama bila lemak tubuh terkumpul didaerah sentral atau perut (central obesity).

Perhitungan berat badan ideal sesuai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut WHO (2014), yaitu:

IMT = BB(kg)/TB(m2)

Tabel 1. Klasifikasi indeks massa tubuh (IMT) Indeks Massa Tubuh (IMT) Klasifikasi berat badan

<18,5 18,5-22,9

23-24,9 ≥25,0

Kurang Normal Kelebihan

Obesitas

d) Tekanan darah tinggi

(34)

2) Faktor risiko yang tidak dapat diubah a) Usia

Semakin bertambahnya usia maka semakin tinggi risiko terkena diabetes tipe 2. DM tipe 2 terjadi pada orang dewasa setengah baya, paling sering setelah usia 45 tahun (American Heart Association [AHA], 2012). Meningkatnya risiko DM seiring dengan bertambahnya usia dikaitkan dengan terjadinya penurunan fungsi fisiologis tubuh.

b) Riwayat keluarga diabetes melitus

Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab DM orang tua. Biasanya, seseorang yang menderita DM mempunyai anggota keluarga yang juga terkena penyakit tersebut (Ehsa, 2010). Fakta menunjukkan bahwa mereka yang memiliki ibu penderita DM tingkat risiko terkena DM sebesar 3,4 kali lipat lebih tinggi dan 3,5 kali lipat lebih tinggi jika memiliki ayah penderita DM. Apabila kedua orangtua menderita DM, maka akan memiliki risiko terkena DM sebesar 6,1 kali lipat lebih tinggi (Sahlasaida, 2015).

c) Ras atau latar belakang etnis

(35)

d) Riwayat diabetes pada kehamilan

Mendapatkan diabetes selama kehamilan atau melahirkan bayi lebih dari 4,5 kg dapat meningkatkan risiko DM tipe 2 (Ehsa, 2010).

g. Pencegahan DM 1) Pengelolaan makan

Diet yang dianjurkan yaitu diet rendah kalori, rendah lemak, rendah lemak jenuh, diet tinggi serat. Diet ini dianjurkan diberikan pada setiap orang yang mempunyai risiko DM. Jumlah asupan kalori ditujukan untuk mencapai berat badan ideal. Selain itu, karbohidrat kompleks merupakan pilihan dan diberikan secara terbagi dan seimbang sehingga tidak menimbulkan puncak glukosa darah yang tinggi setelah makan (Goldenberg dkk, 2013).

Pengaturan pola makan dapat dilakukan berdasarkan 3J yaitu jumlah, jadwal, dan jenis diet (Tjokroprawiro, 2006).

a) Jumlah yaitu jumlah kalori setiap hari yang diperlukan oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan energi. Jumlah kalori ditentukan sesuai dengan IMT (Indeks Massa Tubuh) dan ditentukan dengan satuan kilo kalori (kkal).

IMT = BB (kg)/TB (m2)

(36)

Tabel 2. Kisaran kalori tubuh

Indikator Berat badan ideal Kalori Kurus <18,5 2.300 - 2.500 kkal

= 19,5 (kategori berat badan normal)

Oleh karena itu jumlah kalori yang dibutuhkan yaitu 1700-2100 kalori.Contoh menu makanan 1700 kalori.

Tabel 3. Menu makanan 1700 kalori Jeruk manis (110 gr)

Daun singkong (150 gr)

Minyak 1 sdm (5 gr)

Minyak 2 sdm (10 gr) Minyak 1 sdm (5 gr)

Selingan 1: Pepaya 1 potong (110 gr) Selingan 2: Jus jambu biji ½ buah (100 gr) Selingan 3: Melon 1 potong (190 gr)

(37)

dengan 3x makan besar dan 3x makan selingan dan tidak menunda jadwal makan sehari-hari.

Tabel 4. Jadwal makan pencegahan DM

c) Jenis adalah jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi.

Beberapa contoh jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi untuk pencegahan DM, antara lain:

Tabel 5. Jenis makanan pencegahan DM

Jenis Anjuran

Karbohidrat (45% atau 1/4 piring)

1. Memilih karbohidrat kompleks (nasi, oats, kentang, jagung, ubi jalar, dan lainnya) bukan yang sederhana (gula pasir, gula merah, sirup jagung, madu, sirup maple, molasses, selai, jelly, soft drink, permen, kue, yogurt, susu, cokelat, buah, jus buah, biskuit, dan lainnya). 2. Memilih roti gandum bukan roti putih, beras menurunkan risiko penyakit yang berhubungan dengan kolesterol. bebas gula yoghurt untuk camilan.

2. Memilih potongan daging putih, daging unggas dan makanan laut bukannya daging olahan atau daging merah.

Sayuran (1/2 piring)

(38)

harus dibatasi dengan hati-hati.

2. Makan setidaknya tiga porsi sayuran setiap hari, termasuk sayuran berdaun hijau seperti bayam, selada atau kale.

Buah 1. Makan sampai tiga porsi buah segar setiap hari. 2. Menghindari jenis buah-buahan yang mengandung kadar glukosa dan sukrosa yang tinggi. Buah seperti mangga dan stroberi menyebabkan lonjakan kadar gula darah pada penderita diabetes.

3. Sebagai alternatif, buah yang kaya gula dengan buah dengan kandungan serat tinggi sangat dianjurkan seperti apel, pir, dan raspberry. Gula 1. Membatasi asupan alkohol Anda untuk

maksimal dua minuman standar per hari. 2. Pemilihan selai kacang lebih baik daripada selai

cokelat pada roti.

3. Memilih air atau kopi tanpa gula atau teh bukan jus buah, soda, dan gula manis minuman lainnya.

4. Menghindari konsumsi gula lebih dari 4 sendok makan setiap hari.

Ketika ingin mengonsumsi makanan, tips yang dapat dilakukan yaitu melihat label makanan. Pada serving size, lihat kemasan pada bagian belakang yaitu misalnya 5, dan kandungannya tertulis 250 kkal, jadi jika seseorang menghabiskan 1 produk tersebut, maka orang tersebut menghabiskan sebanyak 1250 kkal. Oleh karena itu, dengan memperhatikan label makanan, maka seseorang akan lebih waspada terkait jumlah kebutuhan kalori hariannya.

2) Aktifitas fisik

Kegiatan jasmani seharihari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit terdiri dari

(39)

satu cara untuk mencegah DM. Kegiatan sehari-hari seperti

menyapu, mengepel, berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga,

berkebun harus tetap dilakukan dan menghindari aktivitas sedenter

misalnya menonton televisi, main game komputer, dan lainnya.

Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat

menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin,

sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani

yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti

jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan jasmani

sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani.

Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau

bermalas-malasan (PERKENI, 2011).

3) Kontrol Kesehatan

(40)

2. Perilaku

a. Definisi Perilaku

Perilaku merupakan tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2010).

Menurut teori Skinner, perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap rangsangan dari luar (stimulus). Perilaku dapat dikelompokkan menjadi dua:

1) Perilaku tertutup (covert behaviour), perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum bisa diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan.

(41)

b. Dimensi Perilaku

Dimensi perilaku kesehatan dibagi menjadi dua (Notoatmojo, 2010), yaitu:

1) Healthy Behavior yaitu perilaku orang sehat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan, disebut juga perilaku preventif (tindakan atau upaya untuk mencegah dari sakit dan masalah kesehatan yang lain: kecelakaan) dan promotif (tindakan atau kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya). 2) Health Seeking Behavior yaitu perilaku orang sakit untuk

memperoleh kesembuhan dan pemulihan kesehatannya. Disebut juga perilaku kuratif dan rehabilitative yang mencakup kegiatan, mengenali gejala penyakit, upaya memperoleh kesembuhan dan pemulihan yaitu dengan mengobati sendiri atau mencari pelayanan (tradisional dan profesional), patuh terhadap proses penyembuhan dan pemulihan (complientce) atau kepatuhan.

3. Kualitas Hidup

a. Definisi Kualitas Hidup

(42)

harapan, standar, dan perhatian (Dunderdale, et al., 2005). Konsep yang sangat luas ini mempengaruhi kesehatan fisik seseorang, keadaan psikologi, tingkat ketergantungan, hubungan sosial, keyakinan personal, dan keinginan di masa yang akan datang terhadap lingkungan sekitarnya (Isa & Baiyewu, 2006).

(43)

b. Ruang Lingkup Kualitas Hidup

Secara umum terdapat 6 bidang (domain) yang dipakai untuk mengukur kualitas hidup menurut WHO (2004). Domain penilaian kualitas hidup tersebut adalah sebagai berikut :

1) Kesehatan fisik (physical health): kesehatan umum, nyeri, energi dan vitalitas, aktivitas seksual, tidur dan istirahat.

2) Kesehatan psikologis (psychological health): cara berpikir, belajar, memori dan konsentrasi.

3) Tingkat aktivitas (level of independence): mobilitas, aktivitas sehari-hari, komunikasi, kemampuan kerja.

4) Hubungan sosial (sosial relationship): hubungan personal, dukungan sosial, aktivitas seksual.

5) Lingkungan (environment): kebebasan, keselamatan, keamanan, lingkungan rumah, kepuasan kerja.

6) Kepercayaan rohani atau religious (spirituality/religion beliefs): spiritual, agama dan keyakinan personal.

c. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup antara lain, sebagai berikut:

1) Usia

(44)

mengalami perubahan baik secara fisik maupun psikososial. Meningkatnya umur, dapat mempengaruhi kualitas fisik seseorang sehingga kualitas hidupnya menurun (Utami, et al., 2014).

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin wanita memiliki kualitas hidup yang paling rendah dibandingkan dengan laki-laki secara bermakna. Hal ini dikarenakan pada wanita usia tua (46-55 tahun) perkiraan kesehatan buruk lebih tinggi dibandingkan laki-laki usia tua (Rantung, 2013). 3) Tingkat Pendidikan

Seseorang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dan juga memungkinkan seseorang untuk dapat mengontrol dirinya dalam mengatasi masalah yang dihadapi, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, berpengalaman, dan mempunyai perkiraan yang tepat bagaimana mengatasi kejadian serta mudah mengerti tentang apa yang dianjurkan oleh petugas kesehatan (Notoatmodjo, 2007).

4) Sosial Ekonomi

(45)

ekonomi akan meningkat dan hal ini berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam melakukan pemantauan metabolik yang lebih baik (Rantung, 2013).

5) Lama Menderita DM

Pada penelitian Wu et al (2006) menemukan bahwa pasien yang telah menderita ≥11 tahun memiliki efikasi yang baik dari pada pasien yang menderita DM <10 tahun. Hal ini disebabkan karena pasien telah berpengalaman mengelola penyakitnya dan memiliki koping yang baik.

6) Komplikasi DM

Komplikasi seperti halnya hipoglikemia dan hiperglikemia merupakan keadaan gawat darurat yang dapat terjadi pada perjalanan penyakit DM. Isa & Baiyewu (2006) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pada umumnya pasien DM tipe 2 menunjukkan kualitas hidup yang cukup baik berdasarkan kuesioner WHO tentang kualitas hidup.

4. Program Edukasi

a. Definisi Program Edukasi

(46)

pengarahan diri (self direction), aktif memberikan informasi-informasi atau ide baru.

b. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Edukasi 1) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik (Notoatmodjo, 2007). Mulai usia 20 tahun seseorang akan mengalami penurunan pendengaran 11% dan mampu melihat dengan jelas pada jarak 10 cm, sedangkan pada usia 40 tahun titik dekat mencapai 23 cm dan mengalami penurunan penglihatan hingga 51% pada usia lanjut. Hal tersebut akan mempengaruhi program edukasi yang akan diberikan.

2) Tingkat Pendidikan

(47)

untuk mendengar, menyerap informasi, menyelesaikan masalah, perilaku dan gaya hidup.

3) Kepercayaan Masyarakat

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah ada kepercayaan masyarakat dengan penyampaian informasi (Saragih, 2010). Kepercayaan masyarakat tersebut mempengaruhi edukasi yang akan diberikan, sebab masyarakat hanya akan mempercayai informasi yang diberikan dari seseorang yang mereka kenal.

4) Ketersediaan Waktu di Masyarakat

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan (Saragih, 2010). Seseorang yang bekerja diluar rumah akan lebih mempengaruhi tingkat kehadiran seseorang saat pemberian edukasi dibandingkan dengan mereka yang hanya di rumah, sehingga ketersediaan waktu sangat mempengaruhi seseorang untuk mengikuti penyuluhan pemberian edukasi.

5. Media Audio Visual

(48)

memudahkan siswa untuk menerima materi pembelajaran (Gerlach & Ely dalam Arsyad, 2011).

Menurut Tjahjono (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa edukasi melalui media audio visual mempengaruhi pengetahuan dan kepatuhan pasien DM tipe 2. Media audio visual menjadi salah satu media yang sering digunakan untuk memberikan pembelajaran dan mampu memudahkan seseorang untuk menerima informasi pembelajaran baru. B.Kerangka Konsep

Skema 1. Kerangka konsep

Keterangan:

= variabel yang diteliti = variabel tidak diteliti C. Hipotesis Penelitian

Terdapat pengaruh pemberian program edukasi dengan media audio visual dan tertulis terhadap peningkatan perilaku pencegahan diabetes melitus dan kualitas hidup pada warga Padukuhan Kasihan.

Faktor Risiko DM

1. Riwayat keluarga terkena DM

2. Obesitas

3. Pertambahan usia 4. Ras dan Etnis

5. Riwayat diabetes gestasional

6. Diet yang tidak sehat 7. Tekanan darah tinggi 8. Kurang aktifitas fisik

Program edukasi dengan media audio visual

Perilaku Pencegahan Diabetes Melitus

(49)

35 BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimental dengan bentuk pretest-posttest with control group design. Pada penelitian ini, kelompok eksperimen mendapatkan edukasi dengan media audio visual, sedangkan kelompok kontrol diberikan edukasi dengan media leaflet. Sebelum dilakukan intervensi, pada kedua kelompok dilakukan pretest, kemudian dilanjutkan pemberian edukasi dengan audio visual maupun leaflet pada kelompok eksperimen. Setelah pemberian intervensi selesai, 4 minggu kemudian dilakukan post-test. Menurut Nursalam (2013) rancangan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Skema 2. Rancangan penelitian

Kelompok intervensi O1 X O2

Kelompok kontrol O3 O4

Keterangan:

O1 : Nilai pretest pada kelompok intervensi sebelum dilakukan intervensi. O2 : Nilai posttest pada kelompok intervensi setelah dilakukan intervensi. O3 : Nilai pretest pada kelompok kontrol sebelum diberikan leaflet. O4 : Nilai posttest pada kelompok kontrol setelah diberikan leaflet.

(50)

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga Padukuhan Kasihan yaitu Dusun Gunung Sempu, Dusun Bayaran, dan Dusun Kasihan yang berjumlah 1.520 orang yang tidak menderita DM dan tidak memiliki risiko DM.

2. Sampel Penelitian

Pengambilan besar sampel menggunakan teknik non probability sampling dengan pendekatan purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan dan sesuai dengan kriteria yang dikendaki peneliti (Nursalam, 2013). Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh warga yang tinggal di Padukuhan Kasihan yang sesuai dengan kriteria inklusi peneliti.

Kriteria inklusi penelitian adalah: a. Usia 17-45 tahun

1) Pemilihan batas minimal usia yaitu 17 tahun (remaja akhir) karena remaja merupakan populasi terbanyak.

(51)

b. Bersedia menjadi responden dalam penelitian dan menyetujui informed consent

c. Mampu berkomunikasi verbal dan memahami Bahasa Indonesia d. Bertempat tinggal di Padukuhan Kasihan

e. Tidak mengalami obesitas

f. Tidak memiliki riwayat keluarga dengan DM Kriteria eksklusi penelitian adalah:

a. Responden terdiagnosa DM oleh tenaga kesehatan dari puskesmas selama jalannya penelitian

b. Responden berhenti atau mengundurkan diri pada saat penelitian. c. Responden tidak mengumpulkan kuisioner penelitian

Penentuan jumlah besar sampel dengan menggunakan rumus besar sampel menurut Sastroasmoro & Ismael (2010):

( )

Keterangan :

n = Perkiraan jumlah sampel Zα = Kesalahan tipe I (5%) = 1,96 Zβ = Kesalahan tipe II (20%) = 0,84

Sd = Simpang baku dari rerata selisih (0,9) (Kaur, et al., 2015)

(52)

Berdasarkan rumus tersebut maka didapatkan jumlah sampel sebanyak 24 responden. Jumlah minimal ditambah 10% sebagai antisipasi responden drop out, dengan perhitungan sebagai berikut:

keterangan :

n′ : Jumlah sampel setelah dikoreksi

n : Jumlah sampel berdasarkan estimasi sebelumnya f : Prediksi presentase sampel drop out (10%)

(53)

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Padukuhan Kasihan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada bulan April-Juni 2016.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas (Independent variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah program edukasi dengan media audio visual yang terdiri dari kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

b. Variabel terikat (Dependent variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku pencegahan diabetes melitus dan kualitas hidup pada warga Padukuhan Kasihan. 2. Definisi Operasional

a. Program Edukasi dengan Media Audio Visual

(54)

klasifikasi, faktor risiko, komplikasi, pencegahan, hingga pengelolaan DM serta dilakukan diskusi dan tanya jawab.

b. Perilaku

Perilaku adalah tindakan pengaturan kesehatan oleh seseorang yang tidak menderita DM dan yang tidak memiliki risiko DM dengan melakukan pencegahan DM selama 1 bulan terakhir. Perilaku diukur dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti. Skala data yang digunakan adalah rasio dimana semakin tinggi skor menunjukkan semakin baik perilakunya.

b. Kualitas Hidup

Kualitas hidup adalah persepsi atau pandangan subjektif seseorang terhadap posisi mereka dalam kehidupan bermasyarakat yang telah dirasakan. Alat ukur yang digunakan adalah instrumen WHOQOL-BREF yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Mardiati dalam Nursalam (2013), yang mencakup 4 domain yang telah dijadikan parameter untuk mengetahui kualitas hidup, yaitu: kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Skala data yang digunakan adalah rasio, dimana semakin tinggi skor menunjukkan semakin tinggi pula kualitas hidup.

E. Instrumen Penelitian

(55)

penelitian ini adalah daftar pertanyaan berupa kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2010). Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari 3 bagian, antara lain:

1. Kuesioner data demografi

Kuesioner data demografi berisi data lengkap responden yang dibuat sendiri oleh peneliti. Kuesioner data demografi terdiri dari nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pernah diberikan edukasi, melakukan pemeriksaan gula darah 1 bulan terakhir, serta mengalami tanda gejala DM.

2. Video

Video merupakan alat yang digunakan untuk memberikan promosi kesehatan kepada warga sasaran. Video berisi pemahaman dasar tentang pengertian, klasifikasi, faktor risiko, komplikasi, pencegahan, hingga pengelolaan DM berdasarkan panduan dari PERKENI (2011). Video dikembangkan oleh peneliti dengan berdurasi 30 menit. Pemutaran video diletakkan didalam compact disc (CD) dengan menggunakan media laptop dan liquid crystal display (LCD).

3. Leaflet

(56)

melalui media leaflet. Media leaflet berisi tentang pengertian, klasifikasi, faktor risiko, komplikasi, pencegahan, hingga pengelolaan DM.

4. Satuan Acara Pembelajaran (SAP)

Satuan acara pembelajaran (SAP) merupakan suatu uraian rincian tentang langkah-langkah proses pembelajaran yang dilakukan. Proses tersebut merancang kegiatan dengan langkah yang tertata dan tepat sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

5. Kuesioner perilaku pencegahan diabetes melitus

Kuisioner perilaku ini dibuat sendiri oleh penulis yang terdiri dari 21 pertanyaan dengan likert scale. Komponen pertanyaan terdiri dari pertanyaan favourable dengan penilaian “rutin” (3), “sering” (2), “kadang-kadang” (1), dan “tidak pernah” (0), serta pertanyaan unfavourable dengan penilaian “rutin” (0), “sering” (1), “kadang-kadang” (2), dan “tidak pernah” (3). Skor

penilaian minimal 0 dan maksimal 63. Kuesioner diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi dilakukan.

Tabel 6. Kisi-kisi kuesioner perilaku pencegahan diabetes melitus

Aspek Komponen pertanyaan Jumlah

Favourable Unfavourable Kontrol kesehatan

Diet Olahraga

1, 2, 3, 4 7, 9, 10, 11, 14 16, 17, 18, 19, 20

-

5, 6, 8, 12, 13, 15 21

4 11

6

(57)

6. Kuesioner kualitas hidup

Kuesioner yang digunakan adalah WHOQOL-BREF (World Health Organization Quality of Life) yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Mardiati dalam buku Nursalam (2013) yang terdiri dari 4 domain, yaitu kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan, serta terbagi dalam 26 jumlah item pertanyaan yang akan digunakan dengan likert scale. Penilaian dalam kuesioner ini adalah dari nilai 1-5 untuk pertanyaan favourable dan nilai 5-1 untuk pertanyaan unfavourable. Mendapatkan nilai kualitas hidup dari masing-masing domain didapatkan nilai minimal 26 dan nilai maksimal 130.

Tabel 7. Kisi-kisi pertanyaan kuesioner kualitas hidup Aspek Kualitas

Hidup

Komponen pertanyaan Jumlah Favourable Unfavourable

F. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji validitas

(58)

dengan menggunakan Content Validity Index (CVI) (Polit & Beck, 2012). Uji validitas dengan menggunakan CVI dilakukan pada ahli sesuai dengan bidang tertentu. Pada penelitian ini peneliti melakukan uji validitas pada dosen Ilmu Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang ahli dalam bidang keperawatan medikal bedah sebanyak 3 orang dosen yaitu Ibu Arianti, M. Kep., Ns., Sp. Kep. MB., Ibu Ambar Relawati, S. Kep., Ns., M. Kep., dan Ibu Resti Yulianti Sutrisno, M. Kep., Ns., Sp. Kep. MB. CVI diperoleh dengan cara masing-masing pakar memberikan skor 1-4 (tidak relevan 1, agak relevan 2, cukup relevan 3, dan sangat relevan 4) pada masing-masing item pertanyaan. Masing-masing ditotal dengan cara total skor tiap item pertanyaan dibagi skor maksimal yaitu 4. Total skor dari ketiga pakar dijumlahkan dan dibagi 3. Kuesioner dikatakan valid jika skor nilai mencapai 0,80-1 (Polit & Beck, 2008).

Setelah dilakukan uji CVI ada tiga soal tidak relevant, sehingga peneliti tidak mencantumkan soal tersebut kedalam kuesioner. Peneliti menambahkan informasi tersebut dalam data demografi yaitu terkait, tanda gejala DM seperti sering buang air kecil pada malam hari, merasa sering haus, dan merasa sering lapar tidak seperti biasanya. Nilai CVI yang didapatkan adalah 0,83 sehingga instrumen perilaku pencegahan diabetes melitus dikatakan valid.

(59)

bertujuan untuk memperbaiki media yang digunakan pada saat penelitian sehingga memenuhi syarat yang diujikan oleh 3 pakar. Pakar pertama yaitu Novita Kurniasari, S.Kep., Ns., M.Kep., pakar kedua yaitu Salmah Orbayinah, M.Kes., Apt., dan pakar ketiga dr.Fitria Nurul, Sp., PD. Instrumen video, leaflet, dan SAP dalam penelitian dinyatakan memiliki validitas isi setelah dilakukan perbaikan dengan para ahli, sehingga instrumen dalam penelitian ini dapat dijadikan bahan ajar yang sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah direncanakan.

Kuesioner WHOQOL-BREF tidak dilakukan uji validitas. Penelitian yang dilakukan Sekarwiri (2008) membuktikan bahwa instrumen WHOQOL-BREF merupakan instrumen yang valid dan reliabel untuk mengukur kualitas hidup, dengan nilai uji validitas (r = 0,89-0,95) dan nilai reliabilitas (r = 0,66-0,87) (Miarsih, 2015).

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan tingkat kepercayaan suatu alat ukur. Uji reliabilitas dalam penelitian ini yaitu kuesioner perilaku pencegahan diabetes melitus dengan menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha. Instrumen dikatakan reliabel apabila nilai alpha ≥0,6, sedangkan dikatakan tidak reliabel jika nilai alpha ≤0,6 (Riyanto, 2011).

(60)

G. Cara Pengumpulan Data 1. Pra penelitian

a. Melakukan observasi studi pendahuluan di Padukuhan Kasihan.

b. Melakukan ethical clearence di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

c. Melakukan perijinan ke BAPPEDA DIY untuk melakukan penelitian d. Melakukan perijinan ke Dinas Kesehatan Daerah Bantul

e. Melakukan perijinan ke Puskesmas Kasihan 1 Bantul f. Melakukan perijinan ke Kepala Dukuh Kasihan

g. Mengumpulkan data calon responden dan menentukan jumlah sampel penelitian serta calon responden sesuai kriteria inklusi.

Skema 3. Desain Penelitian

Responden yang memenuhi

kriteria inklusi

Kelompok kontrol Kelompok intervensi

Posttest Implementasi selama

4 minggu Pretest

Pemberian audio visual

Pretest

Pemberian leaflet

Posttest

(61)

2. Penelitian

a. Melakukan uji validitas kuesioner perilaku pencegahan DM pada 20 responden dengan menggunakan pearson product moment. Setelah dua kali dilakukan, hanya sedikit item pertanyaan yang valid sehingga uji validitas diganti dengan menggunakan CVI yang dinilai oleh tiga pakar yang ahli dibidang Keperawatan Medikal Bedah, sesuai dengan materi yang akan digunakan peneliti yaitu terkait dengan DM dan melakukan reliabilitas pada 20 responden dengan menggunakan uji cronbach’s alpha.

b. Peneliti dibantu oleh 5 asisten yang sebelumnya telah diberikan pengarahan untuk menyamakan persepsi terkait dengan pengisian kuesioner dan penjelasannya, asisten bertugas membagikan kuesioner, mendampingi responden saat pengisian kuesioner, dan mengecek kelengkapan pengisian kuesioner.

c. Peneliti dan asisten peneliti melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum penyuluhan dimulai terkait riwayat kesehatan dahulu dan sekarang, riwayat kesehatan keluarga, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran BMI, dan pengukuran kadar gula darah untuk memastikan kadar gula darah sewaktu ≤200 mg/dL.

(62)

dan memiliki risiko DM tidak diberikan informed consent maupun kuesioner, serta tidak diikutkan dalam penelitian.

e. Peneliti menjelaskan tujuan penelitian bahwa penelitian akan dilakukan pada responden yang tidak menderita DM dan tidak memiliki risiko DM, menjelaskan kuesioner yang harus diisi serta melakukan informed consent.

f. Memberikan lembar pretest yaitu kuesioner data demografi, kuesioner perilaku pencegahan diabetes melitus, dan kuesioner kualitas hidup (WHOQOL-BREF) kepada responden yang telah memenuhi kriteria inklusi.

g. Mengumpulkan kuesioner dan data yang telah diisikan dan dicek kelengkapan pengisian.

h. Melakukan intervensi dengan menggunakan media audio visual pada kelompok intervensi dan menggunakan media leaflet pada kelompok kontrol masing-masing sebanyak 1 kali selama 45-60 menit. Intervensi dilakukan dengan 2 teknik edukasi yaitu dengan cara mengundang responden ditempat penyuluhan yang sudah disediakan dan dengan peneliti ikut serta dalam acara responden seperti arisan rutin atau pengajian. Materi dalam bentuk video ditampilkan dengan menggunakan media LCD.

(63)

sehari-hari, sehingga dapat melihat perubahan perilaku pencegahan DM dan kualitas hidup. Setelah 4 minggu, kedua responden diberikan lembar posttest yaitu dengan kuesioner yang sama saat dilakukan pretest.

j. Mengumpulkan keseluruhan kuesioner dan data untuk dicek kelengkapan pengisian yang telah dilakukan, kemudian peneliti menganalisis hasil kuesioner yang telah terkumpul.

3. Pasca penelitian

a. Keseluruhan data yang terkumpul dilakukan tabulasi atau pengolahan data dengan bantuan komputer

b. Hasil penelitian yang dianalisa disusun kembali dan dibahas dalam kesimpulan dan kemudian membuat laporan penelitian.

H. Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

Proses pengolahan data yang dilakukan terdapat langkah-langkah sebagai berikut menurut Notoadmodjo (2010):

a. Editing

(64)

b. Coding

Coding dilakukan untuk memberikan kode pada kuesioner untuk memudahkan dalam pengolahan data dan analisa data. Pada data demografi responden dilakukan pengkodean, antara lain:

1) Jenis kelamin laki-laki (1) dan perempuan (2).

2) Pendidikan terakhir yaitu SD (1), SMP (2), SMA (3), dan Perguruan Tinggi (4).

3) Pekerjaan yaitu Bekerja (1), Tidak Bekerja (2). 4) Pendapatan <UMR (1) dan >UMR (2)

5) Pernah mendapat edukasi, Ya (1) dan Tidak (2) 6) Pemeriksaan kadar gula darah, Ya (1) dan Tidak (2) 7) Mengalami tanda dan gejala DM, Ya (1) dan Tidak (2) c. Data entry atau processing

Data entry merupakan suatu proses memasukkan data kedalam program pengolahan data untuk kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan program statistik dalam komputer. Setelah melakukan pengkodean, penelitian memasukkan data kedalam program pengolahan data statistik.

d. Cleaning

(65)

memastikan bahwa data yang dimasukan telah benar sehingga analisis data dilakukan dengan benar.

2. Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik subjek penelitian. Data demografi seperti jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pernah diberikan edukasi, melakukan pemeriksaan gula darah satu bulan terakhir dan mengalami tanda gejala DM menggunakan distribusi frekuensi dan proporsi yang dinyatakan secara angka-angka maupun prosentase, sedangkan data demografi usia responden menggunakan mean, standar deviasi, minimum-maksimum dan mode.

b. Analisis Inferensial

Analisis inferensial digunakan untuk menganalisa 2 data yang saling berhubungan. Langkah awal dalam analisa data yaitu dengan melakukan uji normalitas data dengan menggunakanm uji Shapiro-Wilk. Hasil uji normalitas data adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Hasil uji normalitas data

Variabel Kelompok Keterangan

Perilaku

Pre-test Kontrol Normal

Eksperimen Normal

Post-test Kontrol Normal

Eksperimen Normal

Kualitas Hidup

(66)

Eksperimen Normal Post-test Kontrol Normal

Eksperimen Normal

Berdasarkan hasil uji normalitas data yang telah dilakukan dalam penelitian ini didapatkan bahwa uji statistik sebagai berikut:

Tabel 9. Uji statistik kelompok kontrol dan eksperimen

Uji beda kualitas hidup pretest dan posttest intervensi kelompok kontrol

Wilcoxon

Uji beda kualitas hidup pretest dan posttest intervensi kelompok eksperimen kontrol dan eksperimen setelah intervensi

Independen visual dan tertulis terhadap perilaku pencegahan diabetes melitus dan kualitas hidup pada warga Padukuhan Kasihan” meminta ijin secara sah dari Program

(67)

Peneliti juga melakukan ethical clearence di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebelum melakukan penelitian, hingga mendapatkan surat keterangan kelayakan etika penelitian dengan nomor 181/EP-FKIK-UMY/V/2016. Saat melakukan penelitian menggunakan kuesioner untuk pengolahan data, terlebih dahulu responden diberikan informed consent untuk kesediaan menjadi responden dengan adanya pernyataan terlebih dahulu didepan lembar kuesioner dan menjelaskan cara mengisi kuesioner. Menurut Nursalam (2013), masalah etika yang harus diperhatikan antara lain:

1. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect for human dignity)

Responden mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi responden ataupun tidak dalam penelitian, tanpa risiko mendapatkan kerugian atau hukuman.

2. Prinsip keadilan (right to justice)

(68)

3. Prinsip manfaat (right to beneficience)

(69)

54 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Padukuhan Kasihan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Tamantirto memiliki luas keseluruhan desa 672,00 Ha, yang terdiri dari beberapa padukuhan salah satunya Padukuhan Kasihan dengan luas 70,300 Ha dengan gambaran wilayah dataran tinggi yaitu Dusun Gunung Sempu dengan jumlah 9 RT (RT 1-9) dan dataran rendah yaitu Dusun Kasihan dengan jumlah 7 RT (RT 1-7) dan Dusun Bayaran 1 RT (RT 8) yang masih termasuk dalam Dusun Kasihan. Total keseluruhan RT diwilayah Padukuhan Kasihan tersebut yaitu 17 RT.

(70)

Informasi kesehatan terkait penyakit DM menganai dasar-dasar penyakit DM dan pencegahannya masih sangat terbatas, bahkan pendidikan kesehatan dari puskesmas atau petugas kesehatan lainnya belum pernah diberikan kepada warga Padukuhan Kasihan. Informasi terkait penyakit DM hanya didapatkan oleh mereka yang menderita DM dan rutin memeriksakan kesehatan dirinya ke puskesmas. Meskipun warga Padukuhan Kasihan belum pernah mendapatkan edukasi atau pendidikan kesehatan terstruktur dari puskesmas, mereka mungkin dapat memperoleh informasi melalui media sosial baik elektronik maupun media cetak.

2. Karakteristik Demografi Responden

Karakteristik data demografi responden dalam penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Tabel 10. Distribusi frekuensi usia responden di padukuhan kasihan (n= 54)

Variabel Mean SD Minimum-Maksimum Mode

Usia

Kelompok kontrol Kelompok eksperimen

30.89 34.70

8.02 7.86

18-44 18-45

25.00 29.00 Sumber: Data Primer 2016

(71)

Tabel 11. Distribusi frekuensi karakteristik demografi responden penelitian di padukuhan kasihan (n=54)

Karakteristik

Pernah diberikan Edukasi

1. Ya Darah 1 Bulan Terakhir

1. Ya

Mengalami Tanda Gejala DM

1. Ya

Sumber: Data Primer 2016

(72)

kelompok eksperimen 23 orang belum pernah mendapatkan edukasi terkait DM sebelumnya, hanya ada 7 orang pada kelompok kontrol dan 8 orang pada kelompok eksperimen yang melakukan pemeriksaan kadar gula darah dalam waktu 1 bulan terakhir. Responden pada kedua kelompok masing-masing sebanyak 3 orang, mengalami tanda gejala DM seperti kebiasaan sering buang air kecil dimalam hari, merasa sering haus dan merasa sering lapar tidak seperti biasanya, namun belum terdiagnosa DM dari tenaga kesehatan Puskesmas Kasihan 1 ditandai dengan kadar gula darah sewaktu normal setiap melakukan pemeriksaan.

3. Perbedaan Perilaku pencegahan DM dan Kualitas Hidup Sebelum dan Setelah dilakukan Intervensi pada Masing-Masing Kelompok Kontrol dan Eksperimen

a. Perbedaan perilaku pencegahan DM dan kualitas hidup sebelum dan setelah dilakukan intervensi pada kelompok kontrol (diberikan leaflet) Tabel 12. Hasil analisa perbedaan perilaku pencegahan DM dan kualitas hidup sebelum dan setelah dilakukan intervensi kelompok kontrol (n=54)

Median (Min-Max) Mean P

Perilaku

Pre-test 26 (21-38) 27,74 0,000

Post-test 36 (28-46) 35,07

Kualitas Hidup

Pre-test 88 (77-110) 90,48 0,000

Post-test 96 (85-111) 95,81

Sumber:Data Primer 2016

Gambar

Tabel 1. Klasifikasi indeks massa tubuh (IMT)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan pem- belajaran matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Bocor dengan indikator kiner- ja penelitian di antaranya:

Kelebihan penggunaan pohon berakar dibanding dengan graf berarah adalah representasi yang mudah dibaca dan diproses, akan tetapi pohon berakar menghabiskan

standar performa yang ditetapkan. Dengan demikian dapatlah disepakati bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kompetensi minimal yang diperlukan dan disepakati

Hal ini dikuatkan ahli lain yang berpendapat bahwa pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar di sekolah-sekolah

Penelitian ini membahas desain rantai pasok gas dari sumber gas (Pagerungan) menuju ke pembangkit listrik yang ada di Kepulauan Kangean (Batu Guluk dan Sapeken), membahas

Siispä vaikuttaa siltä, että hän olisi sanonut turhaan: ”Että olet kuullut minua.” Mutta hän puhuu näin juutalaisten takia osoittaen, että hän on

Secara praktis, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi penyempurnaan aturan yang menyangkut Kedudukan Anak Diluar Nikah Berdasarkan Putusan

Setiap Pasien Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng yang mendapatkan pelayanan kesehatan wajib dibuatkan rekam medis dengan satu nomor rekam medis