• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Pendidikan Politik Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Metro Pada Pemilihan Umum 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Fungsi Pendidikan Politik Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Metro Pada Pemilihan Umum 2014"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

FUNGSI PENDIDIKAN POLITIK DEWAN PENGURUS DAERAH (DPD) PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) KOTA METRO

PADA PEMILIHAN UMUM 2014

Oleh

DITA PURNAMA

Menurunnya jumlah perolehan suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Kota Metro pada tahun 2009 menjadikan PKS semakin sering melakukan pendidikan politik masyarakat. Hal yang dianggap menarik oleh peneliti adalah apakah pendidikan politik yang dilakukan oleh PKS benar adanya sebagai pembentuk masyarakat yang cerdas politik atau hanya mobilisasi partai semata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan fungsi pendidikan politik yang dilakukan oleh Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS yang ditunjukan untuk masyarakat Kota Metro pada Pemilu 2014.

(2)

Hasil penelitian ini adalah DPD PKS telah memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Hal ini terlihat dari pendekatan teori unsur pendidikan politik Kartono yang meliputi unsur pengenalan, pemahaman, berfikir kritis, merubah sikap dan melakukan perbuatan nyata. Pendidikan politik masyarakat dapat dilihat melalui program kerja dan kegiatan yang dilakukan PKS. Salah satu program andalan DPD PKS dalam melakukan pendidikan politik ialah program DS (Direct Selling) dimana para kader partai datang ke rumah warga dan memberikan pemahaman tentang proses pemilu tidak lupa memperkenalkan diri. Kegiatan PKS yang mengarah kepada pendidikan politik ialah sosialisasi politik ke masyarakat, mengadakan pengajian dan dakwah, cek kesehatan, donor darah dan pasar terbuka.

(3)

ABSTRACT

THE FUNCTION OF POLITICS EDUCATION OF REGIONAL COUNCIL (DPD) PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) METRO IN GENERAL

ELECTION 2014

By

DITA PURNAMA

The decrease of the result of Partai Keadilan Sejahtera’s (PKS) total vote in Metro

city on 2009 made PKS often do society political education. The case that reputed interesting by the researcher is wheter it is true if politics education that is done by PKS as the framer to make the society smart in politics or it is only a party mobilization. The purpose of this research is to understand the implementation of politics education function that was done by regional council (DPD) PKS for Metro’s society in general elections 2014.

(4)

The result of this research is PKS regional council have given politics education for the society. It seems from the theory apprachment of Kartono’s politics education that cover from substance, they are identification, comprehension, critical thought, change the attitude and do the real change. Society politics education can be seen from works program and the activity that was done by PKS. The one of mainstay regional council’s program to do the politics education is “DS” program that where the cadre come to citizen’s house and give the

comperehension about the general elections process never foorget to introduction it self. PKS’s activity aim to politic education is socialization of from a group

politics, hold recitation of the Qur’an and religius proselytizing, medical test, blood donor and opened market.

Keywords: Politic Function, Politic Education, Society, Partai Keadilan

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Metro, pada tanggal 14 Februari 1992, anak kedua dari lima bersaudara dari Bapak Hi. Syafrudin dan Hj. Murniati.

Jenjang Akademik Penulis dimulai dengan menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) Aisyiah Metro pada tahun 1998, Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1 Metro, diselesaikan tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3 Metro Pada Tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Metro yang diselesaikan pada tahun 2010.

(10)

Persembahan

Bismillahirrohmanirrohim.... atas izin

Allah Swt, kupersembahkan karya tulis ku

ini untuk ke dua orang tua ku Ayahanda

Syafrudin dan Mama Murniati

Untuk MAMA, terimakasih ma...do you

know... i really love you even many argue

when we are together

Untuk Ayah, Youre are Rocker meeeeen.

Perhaps i will find you... in another man...

(11)

MOTTO

“ Allah won’t leave you empty handed, he will always

replace something lost with something greater and

better. Insha Allah”

“IKHLAS itu.... ketika hasil tak sebanding usaha dan

harapan, tak membuatmu menyesali amal dan

tenggelam dalam kesedihan”

Lelah kan menghilang, marah kan terpendam, bila

duka tidak dirasa itulah BAHAGIA

”.

(12)

SANWACANA

Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidah-Nya skripsi yang berjudul “Fungsi Pendidikan Politik Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Pada Pemilihan Umum 2014” dapat diselesaikan. Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penulis menyadari banyak kesulitan yang dihadapi dari awal pengerjaan hingga penyelesaian skripsi ini, karena bantuan, bimbingan, dorongan dan saran dari berbagai pihak terutama dosen pembimbing yang sudah memberi banyak masukan, kritik dan saran. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

2. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. 3. Bapak Syafarudin, S.Sos, selaku Pembimbing Akademik.

(13)

motivasi kehidupan. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga Allah SWT melindungi Bapak. Amin

5. Bapak Arizka Warganegara selaku Pembimbing Kedua yang telah banyak memberikan masukan, saran, semangat dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga Allah SWT melindungi Bapak. Amin.

6. Bapak Dr Hertanto, M.Si selaku penguji dan pembahas yang telah memberikan kritik dan saran kepada Penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga Allah SWT melindungi Bapak. Amin

7. Seluruh dosen Ilmu Pemerintahan Fisip Unila, terimakasih atas ilmu yang diberikan kepada penulis selama menuntut ilmu di Jurusan Ilmu Pemerintahan.

8. Staf Akademik, Staf Kemahasiswaan, mba Nurma (pengawas ruang baca) yang telah membantu kelancaran administrasi dan skripsi. Jazakillah atas buku-buku dan curhatannya mba, terutama keluhan selama bimbingan

9. Seluruh informan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Metro, Bapak Drs. Hi. Nasrianto Efendi M.Ap, Bapak Hardi, S.Kom, Bapak Usep Saprudin S.Kom, dan Ibu Umi Sa’ diyah. Terimakasih atas bantuan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

(14)

memberikan arahan untuk menjadi seorang ibu yang baik. InsyaAllah mulut ku tidak akan pernah kering untuk terus mendoakan kalian. Sehat terus maa.. yaah

11.Teruntuk Abangku, Ardito Yulizar kartin (Alm), doakan adikmu bisa menjadi kebanggaan orang tua ya bang, Adik-Adik ku terkasih, Gita Tri Wahyuni, Niko Ardianto, Okta Dinata Saputri, uni berharap kelak kita bisa jadi penolong dan pemberi karena kita satu, ingat darah lebih kental dari air, kita harus bisa angkat derajat orang tua di dunia akhirat !! . Amin

12.Taekwondo Team, sabam Edison, bang Adey Gunawan Sutomo, bang Anton, bang Rudi, bang Adi, bang Lukman, Bang Eko, my lovely Lilia, Ayu, Dinda. Yakin kita sang juara !!! eooooo

13.LIA Course group, Kartika, Dila, Aca, Fiski, Epris, Riris and the other in first term.. thank you for your support guys ! special for DILA and ACA . I LOVE YOU !!

14.Teman-Teman Maison Francaise, madmoissele Nani et Fana, Monseur Gandi, mon belle Fani, Ani, Yezzi, Nadia, Kemas, mba Gusti, mba Otin, kak Feri etc. A tenu sa promesse

15.Paskibraka Kota Metro 2009, Haryo Hutomo, Alvin, Deni, Edwin, Waskito, Butet, dan lainnya dilapangan becek, Salam Merah Putih!!

(15)

17.Mba-mba Kosan Putri Ayu, mba Astri, mba Epri, mba Uli yang selalu menghibur adinda disaat adinda galauuuu hahhhahah suwon yooo mbaaaa 18.Teman-teman tercinta Jurusan Ilmu Pemerintahan 2010 Yosita Manara S.IP,

Ricky Ardian S.IP, Syinthia Dwi Utami S.IP, Reddyah Renata S.IP, Ayu Mira Asih S.IP, Dinda Nindika S.IP, Siska Fitria S.IP Mirzan S.IP, Angga S.IP, Alam Patria S.IP, Ikhwah Efrial S.IP, Ardi Yuzka S.IP, Harizon S.IP, Ilham Kurniawan S.IP, Ryan Maulana S.IP, Novi Nurhana S.IP, Betty Sirait S.IP, Dwi haryanti S.IP, Riendi S.IP, Dwi Kusumayanti S.IP, Oktia Nita, S.IP, Edo Putra S.IP, Ahlan S.IP, Resti S.IP, Dewi S.IP, Aris S.IP, Danni S.IP, Antarizky S.IP, Yoan S.IP, Komang S.IP, Aditya Darmawan S.IP, Maulana Rendra S.IP, Indra S.IP, Rike Prisina S. IP, Anugerah Robiantori S.IP, Retno Mahdita S.IP, Novandra Yudha S.IP, Tano Gupala S.IP, TIFFANI S.IP dan lainnya, semoga kita sukses kedepannya kawan . VIVA GOVERNANCIA ! 19.Temen-temen KKN , Fina, Indah, Andra, Sasa, Septi, Tiara, Eli, Zaki. Semoga

bisa bertemu lagi ditempat kita KKN dalam waktu yang bersamaan ya guys. Amin

20.Untuk peneliti sendiri, ingatlah selalu bahwa hidup harus dapat dikendalikan dengan akal fikiran dan hati yang seimbang.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan kita semua dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, 19 September 2014 Penulis

(16)

i 1. Konsep Tentang Partai Politik ... 12

2. Peran dan Fungsi Partai Politik ... 14

3. Tujuan partai politik ... 15

B. Pendidikan Politik Di Dalam Partai Politik 1. Definisi Pendidikan Politik ... 16

2. Inti dan Tujuan Pendidikan Politik ... 19

3. Pendidikan Politik di Partai Politik ... 21

C. Tinjauan Tentang Perilaku pemilih 1. Definisi Tentang Perilaku Pemilih ... 23

D. Kerangka Pikir ... 30

(17)

i

F. Penentuan Informan ... 36

G. Tehnik Pengolahan Data ... 38

H. Tehnik Analisis Data... 39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil PKS Kota Metro 1. Sejarah berdirinya DPD PKS Kota Metro ... 41

1.1. Struktur DPD PKS Kota Metro ... 43

1.2.Ideologi, Asas dan Tujuan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ... 44

2. Tugas Pokok DPD PKS Kota Metro ... 46

3. Perolehan Suara dan Kursi PKS 2009 dan 2014 ... 47

B. Deskripsi Informan ... 47

C. Analisis Fungsi Pendidikan Politik DPD PKS Kota Metro ... 49

1. Kebijakan ... 53

2. Program ... 60

3. Kegiatan ... 66

D. Tanggapan Masyarakat terhadap DPD PKS Kota Metro ... 74

E. Tujuan Pendidikan Politik DPD PKS Kota Metro ... 86

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 91

B. Saran ... 92 DAFTAR PUSTAKA

(18)

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Pemilu Tahun 2009 ... 47

Tabel 2. Pemilu Tahun 2014 ... 47

Tabel 3. Analisis Pelaksanaan Kebijakan DPD PKS ... 53

Tabel 4. Analisis Pelaksanaan Program Kerja DPD PKS ... 60

Tabel 5. Analisis Pelaksanaan Kegiatan DPD PKS ... 66

(19)

ii

DAFTAR SINGKATAN

AD/ART : Anggaran Dasar/ Anggaran Dasar Rumah Tangga DPC : Dewan Pengurus Caerah

DPD : Dewan Pengurus Daerah DPT : Daftar Pemilih Tetap DPW : Dewan Pengurus Wilayah

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DS : Direct Selling

GOLPUT : Golongan Putih HAM : Hak Asasi Manusia

MASYUMI : Majelis Syuro Muslimin Indonesia PBB : Partai Bulan Bintang

PK : Partai Keadilan

PKS : Partai Keadilan Sejahtera PKU : Partai Kebangkitan Umat PPP : Partai Persatuan Pembangunan PNU : Partai Nadhatul Ulama

PSII : Partai Syarikat Islam Indonesia PUI : Partai Ummat Islam

TO : Try Out

TPS : Tempat Pemungutan Suara

(20)

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Demokrasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang dianggap paling ideal saat ini. Keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara di dalam negara demokrasi adalah hal yang sangat penting karena rakyat yang memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

(21)

2

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 tahun 2008 tentang Partai Politik, partai politik adalah organisasi politik yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Partai politik merupakan suatu wadah yang diisi oleh sekumpulan atau beberapa kelompok yang memiliki tujuan yaitu memperoleh kekuasaan dan ideologi yang sama. Partai politik dalam proses pencapaian tujuannya memiliki peranan dan fungsi yang jelas dan terperinci sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh partai politik itu sendiri.

Menurut Gaffar dan Amal (Efriza, 2012: 226), partai politik memiliki fungsi-fungsi dan peranan yaitu, sebagai pendidikan politik, sebagai sumber rekrutmen, sebagai lembaga yang berusaha mewakili kepentingan masyarakat, sebagai penghubung antara penguasa dan rakyat. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik pasal 11 ayat (1) yang menyatakan bahwa fungsi partai politik diantaranya adalah pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

(22)

3

yang mereka buat dengan tujuan mensejahterakan masyarakat, 3) sebagai penghubung antara penguasa dan rakyatnya, dan 4) melakukan pendidikan politik.

Fungsi pendidikan politik di sebuah partai merupakan suatu upaya maupun langkah-langkah yang dilakukan oleh partai politik dalam membangun dan membentuk masyarakat yang sadar politik dan dapat berpartisipasi di proses kehidupan politik khususnya dalam pemilihan umum. Menurut Kartono (2009: 68) pendidikan politik berfungsi agar masyarakat aktif berpartisipasi dalam proses politik, pembangunan diri, masyarakat sekitar, bangsa dan negara. Partai politik tersebut dapat mengajak masyarakatnya agar menjadi masyarakat yang sadar memilih dan membentuk serta memperluas pola fikir masyarakat sehingga masyarakat lebih mengenal dan mengetahui latar belakang calon kandidat maupun tujuan nyata yang dijanjikan oleh mereka sehingga dapat dipastikan mereka tidak melanggar perjanjian tersebut.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan satu dari 12 partai yang akan mengikuti pemilihan calon anggota legislatif di Kota Metro. PKS juga merupakan salah satu partai kuat yang menjadi pesaing bagi partai lain dalam proses pemilihan umum. PKS bermula dari gerakan sosial yang kemudian bertransformasi menjadi gerakan politik (Muhtadi, 2012: 31).

(23)

4

akan pentingnya pengetahuan tentang politik dan kesediaan diri untuk menggunakan hak pilih tanpa adanya paksaan, tekanan dan pengaruh dari orang luar sehingga masyarakat berani mempertanggungjawabkan hak pilihnya. Pendidikan politik merupakan salah satu dari beberapa program kerja yang dilakukan oleh PKS dengan cara mengadakan sosialisasi, pengajian dan dakwah di berbagai wilayah lingkup dan kalangan usia masyarakatnya.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dari tanggal 19 Februari –19 Maret 2014, diketahui bahwa masyarakat khususnya yang berada di

kawasan Kota Metro masih kurang mengetahui secara rinci visi dan misi calon kandidat yang akan mereka pilih. Masyarakat cenderung memilih calon berdasarkan hubungan kekerabatan maupun paksaan dari sekelompok orang tertentu. Masyarakat menganggap bahwa proses memilih calon pemimpin khususnya calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tidaklah penting, karena menurut mereka siapapun yang akan menduduki jabatan DPRD tidak akan berpengaruh banyak terhadap kehidupan maupun kesejahteraan mereka.

(24)

5

Mobilisasi merupakan bentuk dan cara orang maupun kelompok yang berkuasa untuk menekan (pressure group) yang dikuasai agar patuh dan menuruti apa yang diinginkan oleh penguasa itu sendiri, tanpa perlu adanya penjelasan kenapa harus dipatuhi (Gatara, 2009: 308). PKS dapat dikatakan salah satu partai yang rutin dalam mengadakan acara-acara informal yang berkaitan terhadap masyarakat setempat. Keberadaan PKS di tengah masyarakat juga lebih sering muncul walaupun tidak pada masa kampanye atau pemilihan umum.

Pendidikan politik diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat untuk memilih secara profesional dan selektif sehingga dapat dipertanggungjawabkan apa yang sudah dipilih karena tujuan dari pendidikan politik antara lain adalah membangkitkan kesadaran warga negara akan hak politiknya terutama dalam mengikuti proses pemilihan umum, dengan menggunakan hak suara secara bebas dan mengajarkan seseorang untuk mewujudkan negara yang menganut sistem demokrasi.

Pendidikan politik yang dilakukan oleh DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Metro perlu diteliti mengingat kecilnya perolehan suara yang diperoleh oleh PKS pada tahun 2009 dan PKS hanya memperoleh 1 kursi suara di DPRD Kota Metro (Data KPU Kota Metro 2004 dan 2009), meskipun PKS telah gencar melakukan pendidikan politik. Pada pemilu legislatif di tahun 2014 PKS juga gencar melakukan pendidikan politik kepada masyarakat.

(25)

6

sosial bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang cerdas dalam memilih atau hanya untuk menarik simpati masyarakat saja tanpa memperhatikan makna sesungguhnya dari pendidikan politik. Oleh sebab itu penelitian ini penting agar dapat mengetahui fungsi pelaksanaan fungsi pendidikan politik yang dilakukan oleh Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang ditunjukan untuk masyarakat Kota Metro pada Pemilu 2014.

Ada beberapa penelitian lain berupa skripsi dan jurnal mengenai pendidikan politik yang dilakukan oleh partai politik, akan tetapi penelitian ini berbeda dengan penelitian tersebut sama-sama meneliti tentang pendidikan politik. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya adaah :

1. Skripsi Arie Sunandar tahun 2013 dengan judul “ Fungsi Partai Golkar Dalam Melaksanakan Pendidikan Politik Di Kota Tanjungpinang” Skripsi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.

(26)

7

Kedua, teori yang digunakan dalam skripsi Arie Sunandar adalah teori partai politik secara umum dari Budiarjo (2013: 3) menjelaskan bahwa partai politik merupakan kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai dan cita-cita yang sama dan teori pendidikan politik oleh Kartini Kartono (2013: 3) menyatakan bahwa pendidikan politik adalah upaya belajar dan latihan mensistematikan aktivitas sosial dan membangun kebajikan-kebajikan terhadap sesama manusia di suatu wilayah negara (Sunandar, 2013: 4).

Penelitian ini teori yang digunakan adalah Teori Hayer didalam buku Kartono yang menjelaskan tentang unsur pendidikan politik yang meliputi unsur pengenalan, unsur pemahaman, unsur berfikirs secara kritis, unsur menentukan sikap, dan unsur merubah sikap.

Ketiga, metode penelitian yang digunakan dalam skripsi Arie Sunandar dan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Akan tetapi ada perbandingan yang dilakukan terhadap variabel mandiri dengan menggabungkan variabel lainnya, sedangkan dalam penelitian ini hanya menggunakan wawancara dan dokumentasi.

(27)

8

Perbedaan skripsi Meutia Aulia dengan penelitian ini adalah, pertama skripsi ini membahas tentang Partai Amanat Nasional telah menganggarkan subsidi Anggaran Pendapatan Belanja Negara untuk pendidikan politik dan PAN telah menganggarkan dana untuk pendidikan politik paling besar dari delapan partai lainnya yang mendapat subsidi.

PAN menganggarkan dana untuk pendidikan politik sebesar Rp 67 juta bagaimana pelaksanaan yang dilakukan oleh PAN dalam melakukan pendidikan politik dengan anggaran yang telah di tetapkan tersebut. (Aulia, 2013: 8). Penelitian ini masalah yang diteliti adalah pelaksanaan fungsi pendidikan politik yang dilakukan oleh DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Metro ke masyarakat pada tahun 2014

Kedua, teori yang digunakan dalam skripsi Meutia Aulia adalah teori Menurut Russel J. Dalton dan Martin P. Wattenberg terdapat 3 (tiga) fungsi partai politik dari setiap bagian yaitu fungsi partai electorat yang meliputi menyederhanakan pemilihan bagi pemilih, pendidikan warga negara, membangkitkan simbol identitas dan loyalitas serta memobilisasikan rakyat untuk berpartisipasi (Meutia, 2013: 19).

(28)

9

Ketiga, metode penelitian yang digunakan dalam skripsi Meutia Aulia dan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini hanya menggunakan wawancara dan dokumentasi.

3. Jurnal Pendidikan Politik Yunizir Djakfar tahun 2009 dengan judul “Pendidikan Politik Warga Negara Dalam Menciptakan Demokrasi Yang

Berkualitas”

Perbedaan tulisan Yunizir Djakfar dengan penelitian ini adalah, pertama tulisan ini membahas tentang perbedaan pola pendidikan pada negara-negara penganut sistem totaliter akan berbeda dengan pola pendidikan pada negara-negara penganut sistem demokrasi. Demikian pula tujuannya pun akan merupakan perbedaan berbanding terbalik antara kedua pola tersebut. Pelestarian sistem nilai atau politik, maka pendidikan politik merupakan salah satu upaya selain upaya lainnya yang merupakan aktivitas mempengaruhi, mengubah dan membentuk perilaku.

Penelitian ini masalah yang diteliti adalah pelaksanaan fungsi pendidikan politik yang dilakukan oleh DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Metro ke masyarakat pada tahun 2014

(29)

10

persepsi dan reaksi mereka terhadap fenomena politik (political socialization may be defined is the process by which individuals in a given society become acquainted with the political system and which to a certain degree determines their perception and their reactions to political phenomena). Penelitian ini teori yang digunakan adalah Teori Hayer didalam buku Kartono yang menjelaskan tentang unsur pendidikan politik.

(30)

11

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Pelaksanaan Fungsi Pendidikan Politik

Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Metro pada Pemilihan Umum 2014?”.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi pelaksanaan pendidikan politik yang dilakukan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang ditunjukan untuk masyarakat Kota Metro pada Pemilu 2014.

D. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat dalam penelitian ini adalah

1. Manfaat Teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui fungsi pendidikan politik PKS pada Pemilihan Umum 2014.

2. Manfaat Praktis

(31)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Partai Politik

1. Konsep partai Politik

Menurut Epstein (Gatara, 2009: 191), mengatakan bahwa partai politik adalah setiap kelompok-kelompok, meskipun terorganisasi secara sederhana, yang bertujuan mendapatkan jabatan publik dalam pemerintahan, dengan identitas tertentu.

Partai politik sangat berperan andil mengingat wakil-wakil masyarakat yang menduduki jabatan pemerintahan baik di eksekutif maupun legislatif merupakan anggota partai politik. Disebutkan oleh Epstein diatas tentang konsep defisini sebuah partai politik merupakan kelompok-kelompok yang secara sederhana memiliki fungsi struktural yang terorganisir yang mempunyai tujuan untuk merebut kekuasaan dalam jabatan pemerintahan yang sesuai dengan tujuan partai politik nya masing-masing.

(32)

13

anggota jelas melakukan hal-hal yang diperintahkan sesuai dengan mandat yang sudah ditetapkan agar tercapainya tujuan-tujuan partai dan konsep akan partai politik yang selanjutnya ialah pengakuan masyarakat akan hak-hak pengorganisasian serta mengembangkan diri mereka, dan konsep yang terakhir yaitu dimana inti dari aktivitas partai politik ialah selaku penyeleksi kandidat dari kader partai itu sendiri tentunya untuk memperoleh jabatan pemerintahan atau jabatan publik.

Menurut UU Republik Indonesia No. 2 tahun 2008 tentang partai politik, partai politik adalah organisasi politik yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara serta memelihara keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pembentukan partai politik menurut konstitusi yang telah ada, yakni UU No 2 tahun 2008 menjelaskan adanya persaaman beberapa orang maupun beberapa kelompok yang dengan rasa sukarela membentuk suatu wadah yang dinamakan partai politik dengan tujuan dan fungsi dan ideologi yang jelas yang berkaitan erat pada karakterisitik bangsa Indonesia.

(33)

14

2. Fungsi dan Peran Partai Politik

Gaffar dan Amal (Efriza, 2012: 226) mengemukakan bahwa parpol mempunyai peranan yaitu 1) pendidikan politik 2) sebagai sumber rekrutmen para pemimpin bangsa guna mengisi berbagai macam posisi dalam kehidupan bernegara 3) sebagai lembaga yang berusaha mewakili kepentingan masyarakat, dan 4) sebagai penghubung antara penguasa dan rakyat.

Proses pendidikan politik merupakan upaya yang dilakukan oleh partai politik dalam membentuk dan menghimbau masyarakat untuk mengerti dinamika politik yang terjadi dan memberikan respon melaui tindakan-tindakan yang sesuai sehingga terjadilah demokrasi sejati dimana tiap masyarakat benar-benar menggunakan hak pilihnya secara rasional tanpa adanya doktrin maupun pengaruh dari orang lain maupun kelompok kepentingan.

Selanjutnya, di dalam prosesnya partai politik juga memiliki peran dalam perekrutan kader-kader partai maupun calon yang akan diusungkan, dalam proses pengkaderan tiap partai politik memiliki cara yang berbeda-beda, dan biasanya dalam perekrutan partai akan mencari kader yang memiliki ideologi yang sama terhadap partainya guna tercapai tujuan partai tersebut. Karena kader partai tersebut akan menduduki sektor pemerintahan maupun sektor politik itu sendiri.

(34)

15

rakyat dan diteruskan ke perwakilan pemerintah yang berwenang. Peran yang terakhir menurut Gaffar dan Amal ialah sebagai penghubung antara penguasa dan rakyat, di poin yang terakhir ini peneliti menyimpulkan tidak jauh berbeda terhadap poin yang ketiga yaitu sebagai lembaga perwakilan aspirasi rakyat, namun disini lebih di khususkan kembali dengan hubungan ini langusng ke dari masyarakat ke tokoh pemerintahannya. Dengan adanya partai politik diharapkan dapat mendekatkan secara personal antara masyarakat dengan penguasa.

3.Tujuan Partai Politik

Secara garis besar tujuan dari partai politik yang satu dengan partai politik yang lainnya sama, yaitu untuk memperoleh dan merebut kekuasaan yang didalam konteks ini merupakan kekuasaan pemerintahan, seperti jabatan-jabatan baik di legislatif maupun eksekutif, namun secara khusus, partai politik juga memiliki tujuan yang berbeda yang bisa kita lihat dari kegiatan-kegiatan yang partai itu lakukan.

Kantaprawira (Efriza, 2012: 242) menjelaskan tujuan dari partai politik yaitu berpartisipasi dalam sektor pemerintahan, berusaha melakukan pengawasan, berperan untuk memadu tuntutan-tuntutan yang masih mentah.

(35)

16

pemerintahan. Berusaha melakukan pengawasan merupakan tujuan dari partai politik, partai politik dapat mengawasi tindakan pemerintah, kita kenal dengan istilah partai yang berkoalisi, partai politik yang berkoalisi akan ikut serta dan turut andil dalam pembuatan kebijakan, sedangkan partai politik yang tidak duduk di sektor pemerintahan dapat menjadi partai oposisi yang akan mengawasi kegiatan partai koalisi dalam penyelenggarannya. Berperan secara memadu, yaitu tentang tuntutan-tuntutan yang masih mentah, dalam arti masih belum di proses secara lebih lanjut dan mendetail dan tugas partai politik lah yang merancang isu-isu politik yang dapat dicerna dan diterima oleh masyarakat luas.

B. Pendidikan Politik Di Dalam Partai Politik

1.Definisi Pendidikan Politik

Surbakti (2011: 101) menyatakan bahwa pendidikan politik merupakan suatu proses dialogik antara pemberi dan penerima pesan. Proses dialogik ini kemudian diperjelas kembali oleh pendapat dari Kartono (2009: 65) tentang unsur-unsur pendidikan politik yang sejati meliputi: unsur pengenalan, unsur pemahaman, unsur berfikirs secara kritis, unsur menentukan sikap, dan unsur merubah sikap.

(36)

17

terhadap visi misi, ideologi, program kerja partai maupun kader partai yang akan menjadi wakil partai padan pemilihan umum. Setelah melakukan pengenalan ialah pemahaman, dalam tahap ini, pada proses pendidikan politik yaitu dengan memberikan pemahaman yang berkaitan dengan persetujuan terhadap ideologi partai, pemahaman bagaimana calon-calon yang diusung oleh partai maupun para kader partai politik dapat melaksanakan segala hal yang akan dilakukan searah pada visi misi partai, pemahaman kader maupun calon yang akan diusung partai dalam menduduki jabatan pemerintahan tentang visi dan misi partai tentu saja sangat dibutuhkan agar kebijakan yang di lakukan nantinya dapat seimbang dan berkesinambungan dengan partai politiknya.

partai politik hendaklah memberikan pemahama-pemahan yang benar dan didasari dengan transparansi berkaitan pada personal calon yang akan masyarakat pilih, tidak itu saja, partai politik yang paling penting dan utama dalam frase pemahan ialah bagaimana partai mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat terkhusus yang usia nya telah dinyatakan sebagai calon daftar pemilih agar mau turut andil dan ikut serta dalam melaksanakan proses pemilihan umum, pentingnya pemahaman akan berartinya suara mereka yang akan merubah nasib untuk beberapa dekade tentu saja dengan pengharapan dapat memuncul kan masyarakat-masyarakat yang bersifat partisipan.

(37)

18

kearah fungsi pendidikan politik, partai politik hendaklah dapat mengajak masyarakat untuk peka dan berfikir secara kritis terhadap dinamika politik yang sedang berlangsung, dengan masyarakat yang bisa diajak untuk berfikir kritis tentu saja besar kemungkinan akan munculah sosok pemimpin yang diharapkan dapat memajukan bangsa terkhusus wilayah daerah pilihannya dengan pikiran nya yang realistis, kritis dan dinamis.

Proses terakhir yang merupakan unsur pendidikan politik sejati setelah berfikir kritis ialah melakukan perbuatan yang nyata, dalam konteks ini apabila dapat di kaitkan pada fungsi pendidikan partai politik dari segi internal partai ialah bagaimana kader dan calon partai yang diusungkan dapat mempraktekan apa yang sudah didapat dan dipelajari dalam proses pembelajaran yang dilakukan di partainya, dan dari segi fungsi partai politik yang memberikan pendidikan politik ke masyarakat atau yang bersifat eksternal ialah dengan membangkitkan rasa kepedulian yang tinggi akan pentingnya kehidupan politik yang terjadi, bagaimana partai dapat merubah pandangan masyarakat yang acuh terhadap pemilihan umum agar menjadi masyarakat yang sadar politik, yang diharapkan munculah pemilih-pemilih cerdas yang akan memberikan kontribusi besar sehinngga dapat menghasilkan pemilihan umum yang berkualitas.

(38)

19

memunculkan individu-individu yang sadar politik, sadar status politik dan kedudukan politiknya di masyarakat umum, dan makna dari “Building” yaitu membangun dan pembentukan dari pendidikan politik itu sendiri. Dengan kata lain hal ini merupakan usaha atau upaya pembentukan-pembentukan individu yang dituntut untuk memiliki kesadaran akan pentingnya mengetahui dinamika politik dan memahami akan status dirinya serta kedudukan politik agar dapat menyikapi hal yang terjadi sekitar masyarakat.

2. Inti dan Tujuan Pendidikan Politik

Menurut Kartono (2009: 66), inti dari pendidikan politik ialah pemahaman aspek-aspek politik dari setiap permasalahan dan pemahan politik yang berarti pemahaman konflik.

Inti dari pendidikan politik adalah bagaimana masyarakat dapat sadar akan pentingnya kedudukan dan status dirinya serta memiliki fikiran dan tindakan-tindakan yang sesuai dengan permasalahan maupun fenomena politik, pendidikan politik juga merupakan sebuah mekanisme tahapan seseorang atau beberapa orang yang dapat dikelompokkan dan dapat pula saling mempengaruhi individu maupun kelompok lainnya agar memperoleh dan diperoleh pengetahuan serta wawasan yang lebih luas dan bersih yang disertai dengan keterampilan politik yang terarah, melakukan penyesuaian diri pribadi dan kondisi di lingkungan sekitarnya.

(39)

20

di tengah perjuangan politik untuk mendapatkan penyelesaian politik yang bisa memuaskan semua pihak,sesuai dengan konsep-konsep politik yang sudah ditetapkan.

Pendidikan politik tidak hanya semata-mata berbicara kepada masyarakat luas sebagai objek kajian yang paling sesuai untuk memberikan pemahaman yang mendasar tentang dinamika maupun permasalah serta bagaimana merespon dalam tindakan nyata saja, melainkan pendidikan politik juga sangat diperlukan untuk diberikan kepada kader-kader poltik maupun calon-calon dari partai politik yang diusungkan partainya untuk menjadi anggota DPRD.

Kader-kader politik sangat memerlukan pendidikan politik untuk dijadikan sebagai bekal dan acuan dalam karakterisitik di masa pimpinannya kelak, di dalam proses pemberian pendidikan politik diharapkan munculah kader-kader politik yang memiliki fikiran kritis dan demokratis, sehingga apabila dimunculkan suatu fenomena yang dianggap tidak wajar dari konstitusi maupun aturan cara main, mereka dapat melawan hal-hal tersebut. Tentu saja diharapkan dapat memperbaiki citra politik yang selama ini masyarakat selalu memandang politik dari segi negatifnya saja.

Tujuan dari pendidikan politik menurut Kartono (2009: 82) ialah :

(40)

21

b. Memperhatikan dan mengupayakan peranan insani, mengembangkan bakat dan kemampuan agar orang bisa aktif berpartisipasi dalam proses politik.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan inti diadakannya pendidikan politik ialah upaya yang bersifat mendidik dalam membentuk masyarakat di semua kalangan untuk menjadi masyarakat yang sadar politik yang berlandaskan asas dasar kenegaraan Indonesia yaitu Pancasila dan UUD 1945 agar didapatkannya masyarakat yang mengalami pembaharuan kehidupan politiknya, dan memunculkan pemilih cerdas.

Khusus untuk generasi muda, tujuan pendidikan politiknya pun tidak jauh berbeda yaitu untuk membentuk tunas bangsa atau generasi muda yang sadar politik, yang dimaksud sadar politik ialah sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang tentu saja tetap berlandaskan pada ideologi Negara Indonesia yaitu Pancasila dan UUD 1945. Selain itu juga diharapkan mampu membangun generasi muda menjadi generasi selanjutnya, generasi Indonesia secara utuh yang perwujudannya mengacu pada kepribadian Indonesia.

3. Pendidikan Politik Di Partai Politik

(41)

22

negara, membentuk masyarakat turut andil dalam berpartisipasi dan membangun karakter bangsa yang lebih kritis.

Hal lebih lanjut dijelaskan kembali tentang kegiatan-kegiatan pendidikan politik yang terdapat didalam suatu partai politik. didalam Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Pedoman Fasilitas Penyelenggaraan Pendidikan Politik di dalam pasal 6 menjelaskan bahwa fasilitas penyelenggaraan pendidikan politik dapat diberikan di dalam kegiatan yang diantaranya :

a. Seminar dan lokakarya.

b. Sosialisasi dan diseminasi peraturan perundang-undangan. c. Asistensi, pelatihan dan bimbingan teknis.

d. Pergelaran seni dan budaya. e. Jambore, perkemahan, nepak tilas.

f. Berbagai macam perlombaan seperti pidato, jalan sehat, cerdas tangkas, karya tulis ilmiah, film dokumenter dan ciptaan lagu.

Terkait dalam Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Pedoman Fasilitas Penyelenggaraan Pendidikan Politik pasal 7 ayat (1) menjelaskan bahwa kelompok sasaran fasilitas penyelenggaraan pendidikan politik meliputi :

a. Partai politik. b. Partai politik lokal.

(42)

23

d. Lembaga nirbala lainnya.

e. Lembaga instansi vertikal daerah.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat di analisis bahwa partai politik merupakan salah satu dari beberapa intsansi yang memiliki kewenangan dalam memberikan pendidikan politik ke masyarakat. Partai politik dapat melakukan kegiatan-kegiatan seperti loka karya, seminar, dan sosialisasi sebagai alat penghantar pendidikan politik ke masyarakat, didalam melakukan pendidikan politik hendaklah dilandasi oleh tujuan murni yang terkandung didalam pendidikan politik. Tujuan dari pendidikan politik itu sendiri adalah usaha partai politik dalam membangun kesadaran pola fikir masyarakat yang sadar politik dan mampu untuk menolak mobilisasi oleh beberapa kelompok kepentingan.

C. Tinjauan Tentang Perilaku Pemilih

1. Definisi Perilaku Pemilih

Menurut Firmansyah (Efriza, 2012: 480), secara garis besar, pemilih diartikan sebagai semua pihak yang menjadi tujuan utama para kontestan untuk mereka pengaruhi dan yakinkan agar mendukung dan kemudian memberikan suaranya. Kemenangan sebuah partai politik sangat bergantung kepada para peserta pemilihnya, dan berikut definisi perilaku pemilih menurut beberapa ahli.

(43)

24

a. Isu dan kebijakan politik. b. Citra sosial.

c. Perasaan emosional. d. Citra kandidat. e. Peristiwa mutakhir. f. Peristiwa personal. g. Faktor-faktor episdemik.

Berikut adalah uraian tentang ketujuh domain kognitif pendorong pemilih dalam menentukan pilihannya.

Pertama, biasanya pemilih dalam menentukan pilihannya melihat dari aspek isu dan kebijakan politiknya, tidak sedikit para calon kandidat didalam proses kampanye menyerukan tentang kebijakan-kebijakan bahkan visi misi mereka di saat mereka akan memenangkan pemilihan umum tersebut, biasanya mereka melakukan dalam bentuk sosialisasi memperkenalkan diri di muka publik maupun menuliskan kebijakan atau visi misi mereka didalam spanduk sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengetahui calon dan hal ini merupakan salah satu yang bisa dianggap erhasil dalam mencuri hati masyarakat terkhusus para pemilih.

(44)

25

Ketiga, masyarakat atau pemilih bisa memilih seseorang calon kandidat hanya karena dirasakan mereka memiliki perasaan emosional terhadap calon tersebut, dan dimensi emosional yang terpancar dari kontestan yang ditunjukan oleh kebijakan politik yang ditawarkan oleh kandidat tersebut.

Keempat, pesonality juga dapat membuat masyarakat tertarik dan memilihnya, sifat-sifat pribadi yang lebih santun dan tidak segan untuk bersosialisai ke masyarakat walau hanya sekedar bertegur sapa dianggap sebagai sifat yang harus dimiliki oleh para pemimpin bangsa.

Kelima, sebelum diadakannya proses pemilihan umum, selama beberapa lama selalu ada kampanye terbuka yang dimaksudkan sebagai pengenalan kandidat ke masyarakat, hal-hal yang terjadi baik diluar kendali maupun tidak, sangat berdampak besar dalam menndorong warga untuk memilih, biasanya seorang calon kandidat yang memiliki peristiwa yang tidak terduga pada masa kampanye sebelum pemilu, dan apabila peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang negatif, maka besar kemungkinan simpati warga atau pemilih akan berkurang terhadap calon tersebut.

(45)

26

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Firmansyah (Efriza, 2012: 483), bahwa prilaku politik yaitu :

a. Pemilih rasional. b. Pemilih kritis. c. Pemilih tradisional. d. Pemilih skeptis.

Berikut penjabaran yang peneliti coba jelaskan mengenai 4 tipe pemilih tersebut :

Pemilih Rasional (rational choice / rational voter) jenis pemilih rasional lebih melihat dari isu-isu kebijakan apa yang telah mereka perbuat, pemilih jenis ini lebih mengedepankan kemampuan partai politik melaui program-program kerja yang telah mereka buat. Tidak berhenti sampai disitu saja, setalah partai politik tesebut melaksanakan program-program kerjanya, pemilih jenis ini lalu menganalisa secara lebih mendetail terhadap realitanya, mereka juga membandingkan akan kredibilitas historis partai politik untuk dijadikan sebagai hasil pengamatan mereka.

(46)

27

Bahkan pemilih rasional tidak segan-segan apabila didalam masa sebelum pemilihan umum dilaksanakan terdapat peristiwa mutakhir yang menghasilkan sisi negatif akan berpaling dari partai politik atau calon kandidatnya.

Pemilih Kritis, pemilih ini bisa dikatakan pemilih yang selalu membandingkan, pemilih ini memadukan antara penyesuaian kemampuan partai politik dalam menuntaskan permasalahan yang sedang berlangsung dan kontribusi partai politik dengan ideologi yang telah mereka pilih. Pemilih jenis ini memiliki 2 tipe dalam membandingkan dan menentukan penilaian mereka, tipe pertama ialah pemilih yang menjadikan ideologi dasar partai politik, pemilih sebelumnya akan paham betul tentang ideologi

Tipe kedua dari sifat peneliti yang kritis ini adalah dengan menjadikan program kerja yang mereka buat sebagai acuan dasar dalam membandingkan ideologi yang mereka miliki, inti dasar dari pemilih yang kritis ini selalu menganalisis dengan cara membandingan kedua hal tersebut yaitu faham ideologi dan realita program kerja yang telah mereka buat dan laksanakan. Pemilih kritis ini memiliki keingnan yang kuat dan memiliki kemampuan untuk terus memperbaiki kinerja para partai politik.

(47)

28

ukur mereka yang mendorong untuk memilih, pemilih ini lebih cenderung mengutamakan nilai-nilai, asal-usul partai politik, dan kedekatan kultur sosial budayanya. Mereka seakan tidak mau begitu merasa direpotkan dalam hal mengamati dinamika kegiatan politik para partai politik yang sedang berlangsung.

Pemilih jenis ini mengutamakan pada nilai historis dari partai politik maupun calon kandidat dan kepribadian pemimpin, salah satu karakteristik mendasar dari pemilih tradisional ini biasanya memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah, sehingga besar kemungkinan ada beberapa orang maupun kelompok yang dapat medoktrin dan memobilisasikan pemilih tradisional ini. Menurut pemilih jenis ini, hal apa saja yang dikeluarkan oleh pemimpin tanpa perlu ada yang dikaji ulang maupun di filter mereka menganggapnya itu adalah sebuah keharusan perintah yang kebenarannya sudah tidak perlu di uji lagi.

(48)

29

terjadi transaksi adanya timbal balik berupa imbalan dari para partai politik ke pemilih tradisional ini.

Pemilih skeptis, merupakan pemilih yang tidak memiliki ketertarikan sama sekali terhadap suatu proses politik dan pemilihan umum yang sedang berlangsung, mereka sama sekali tidak berorientasi kepada ideologi, kebijakan, program-program kerja yang telah terealisasi atau masih bersifat rancangan, visi dan misi, serta hubungan nilai-nilai, budaya dan relasi historis terhadap partai politik maupun calon kandidat yang sedang diusungkan.

Tidak adanya keinginan bagi pemilih skeptis ini dalam melakukan pengawasan maupun sekedar faham akan apa yang sedang terjadi dan bagaimana hasil yang akan terjadi dalam pemilihan pemimpin untuk masa yang akan kedepannya. Pemilih jenis ini biasanya menyebutkan diri mereka sebagai Golongan Putih (Golput) karena sebagian dari mereka menganggap bahwa siapapun yang akan menduduki jabatan pemerintahan tidak akan berpengaruh besar terhadap kelangsungan kehidupan mereka. Kalaupun mereka menggunakan hak suara pilihnya, biasanya mereka pada saat memilih didasari atas dasar tebak pilih.

(49)

30

semakin bertambah, tentu saja akan merusak sistem negara yang selama ini mengakui menggunakan sistem demokrasi dimana kedaulatan tertinggi berada pada rakyat.

D. Kerangka Pikir

Penelitian tentang Fungsi Pendidikan Partai Keadlian Sejahtera (PKS) Pada Pemilihan Umum 2014 ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan fungsi PKS dalam melakukan pendidikan politik di masyarakat. Unsur dari pendidikan politik yang meliputi pengenalan, pemahaman, berfikir secara kritis, menentukan dan merubah sikap, serta melakukan perubahan nyata.

(50)

31

Pemilih Cerdas

Fungsi Pendidikan PartaiKeadilan Sejahtera (PKS)

Unsur Pendidikan Politik Menurut Kartono : 1. Pengenalan

2. Pemahaman

3. Berfikir secara kritis

4. Menentukan dan merubah sikap 5. Melakukan perbuatan nyata

(51)

III. METODE PENELITIAN

A.Tipe Penelitian

Peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif (Djunaidi, 2008), Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan

penemuan-penemuan tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau

dengan cara cara kualifikasi.

Penelitian deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang

keadaan-keadaan nyata yang sedang berlangsung. Tujuan utama penggunaan

metode ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara

waktu berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari

suatu gejala tertentu.

Penelitian deskriptif mempunyai dua tujuan :

1. Untuk mengetahui perkembangan secara fisik tertentu atau frekuensi

terjadinya aspek sosial tertentu.

2. Untuk mendeskripsikan secara terperinci fenomena tertentu.

Penelitian kualitatif merupakan sebuah konsep keseluruhan untuk mendapatkan

(52)

33

keadaan yang sewajarnya dan mempergunakan cara bekerja yang sistematik,

terarah dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga tidak kehilangan sifat

alamiahnya. Penelitian kualitatif dapat menunjukkan kehidupan masyarakat,

sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, pergerakan sosial dan

hubungan kekerabatannya.

Pada penelitian kualitatif, penelitian dilakukan pada objek yang alamiah

maksudnya, objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh

peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada

objek tersebut. Sebagaimana dikemukakan dalam penelitian kualitatif

instrumennya adalah orang atau peneliti itu sendiri (humane instrument). Untuk

dapat menjadi instrumen maka peneliti harus memiliki bekal teori dan

wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, dan

mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.

Penelitian kualitatif, informasi yang dikumpulkan dan diolah haruslah objektf

dan tidak boleh dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri. Penelitian deskriptif

adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu

keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti

(Ronney Kounter, 2003:105). Penelitian deskriptif yang biasa juga disebut

pencandraan/gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu objek penelitian tertentu.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan diatas, peneliti menyimpulkan

(53)

34

menafsirkan data-data yang ada pada pelaksanaannya tidak terbatas pada

penggunaan data semata, tetapi melainkan juga meliputi analisis dan

interpretasi tentang data-data yang diteliti.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian yang akan diteliti mengandung penjelasan mengenai dimensi apa saja yang akan menjadi pusat perhatian serta yang nantinya akan dibahas secara lebih mendalam.

Didalam penelitian tentang Fungsi Pendidikan Politik Partai Keadilan Sejahtera yang akan dilihat adalah :

1. Kebijakan DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam pendidikan politik yang ditujukan ke masyarakat

2. Program kerja DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam pendidikan politik yang ditujukan ke masyarakat

3. Kegiatan DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam pendidikan politik yang ditujukan ke masyarakat

4. Tanggapan masyarakat Kota Metro tentang pendidikan politik yang dilakukan oleh DPD PKS Kota Metro

5. Hambatan pelaksanaan pendidikan politik yang dilakukan oleh DPD PKS Kota Metro

(54)

35

Perumusan fokus penelitian membatasi studi bagi peneliti. Fokus penelitian menyempurnakan tahapan dari rumusan masalah, tinjauan pustaka digunakan untuk menganalisis dan menjawab masalah sehingga penelitian ini menghasilkan fokus penelitian terhadap pelaksanaan fungsi pendidikan politik DPD PKS Kota Metro.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di DPD Partai Keadilan Sejatera (PKS) Kota Metro Provinsi Lampung.dan Universitas Muhammmadia Metro

D. Jenis Data

Terdapat 2 jenis data yang dipakai oleh penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder:

1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain wawancara secara mendalam.

(55)

36

foto, dokumen dan arsip. Adapun data sekunder yang berkaitan dengan penelitian ini adalah hasil perolehan suara Partai Keadilan sejahtera (PKS) pada pemilu 2004 dan 2009 di Kota Metro.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara mendalam

Melakukan tanya jawab antara peneliti dengan narasumber yang dianggap layak atau relevan dengan penelitian ini. Teknik wawancara ini digunakan secara terbuka dan mendalam untuk memberikan kesempatan kepada yang diwawancarai untuk menjawab secara bebas. Hal ini dimaksud untuk memperoleh kejelasan yang belum didapat dari sumber-sumber data dokumentasi dan untuk mendapatkan pengertian dan kejelasan yang lebih mendalam tentang realita sesungguhnya dari obyek yang diteliti.

2. Dokumentasi

Teknik ini dijadikan sebagai alat untuk mendapatkan data-data sekunder yaitu berupa dokumen, arsip-arsip yang berhubungan dengan penelitian.

F.Penentuan Informan

Kriteria yang ditentukan penulis dalam menentukan informan berdasarkan pertimbangan –pertimbangan sebagai berikut:

(56)

37

a. Wakil Ketua DPD PKS, Drs. Hi. Nasrianto Efendi, M.Ap. b. Sekertaris DPD PKS, Hardi,S.Kom.

c. Kabid Humas DPD PKS, Usep Saprudin S.Kom. d. Umi Sa’ diyah, Kader PKS.

e. Syarifudin, S.Pd, Kader PKS.

2. Golongan masyarakat yang pro terhadap ideologi maupun kebijakan DPD PKS lakukan yang bersedia untuk diwawancarai, masyarakat ini merupakan mahasiswa-mahasiswa kampus UM (Universitas Muhammadiah ) dan STAIN Kota Metro. Informan dalam penelitian ini adalah.

a. Seftri, Mahasiswa. b. Anik, Mahasiswa. c. Yayi, Mahasiswa.

3. Masyarakat Sebagai konstituen dari berbagai kelompok dan profesi yang bersedia untuk diwawancarai terkait penelitian, dalam hal ini peneliti memilih lokasi di daerah Kelurahan Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat yang merupakan daerah pilihan DPD PKS Kota Metro. Responden dalam penelitian ini adalah :

a. Bungsuadi, Wiraswasta. b. Ika, Mahasiswa.

(57)

38

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah data hasil penelitian dapat dikumpulkan, maka pada tahap selanjutnya adalah pengolahan data, atau dengan kata lain mengubah data kasar menjadi data yang lebih bermakna. Dalam pengolahan data ini peneliti akan memeriksa kembali data-data yang diperoleh dari lapangan dari hasil wawancara agar penelitian ini tetap dapat di arahkan ke fokus penelitian yang seharusnya. Adapun tahapan dari tehnik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data,

Yaitu mengumpulkan data dari hasil wawancara dan studi literatur. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam secara langsung dengan informan. Data yang berasal dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti adalah di DPD Partai Keadilan Sejahtera Kota Metro dan lingkungan sekitar Kota Metro

2. Editing data,

Kegiatan untuk menentukan kembali data yang diperoleh, menyeleksi data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Seleksi data dilakukan dengan cara memilih data yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan studi kepustakaan untuk ditentukan mana yang dapat digunakan terkait penelitian.

3. Interpretasi data

(58)

39

penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi yang akurat yang diperoleh dari lapangan.

H.Teknik Analisis Data

Teknis analisis data dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, yaitu penelitian ini hanya bersifat menggambarkan dan menjelaskan keadaan dilapangan kedalam bentuk tampilan kalimat yang sistematis serta dilengkapi keterangan-keterangan yang mendukung dalam memperoleh kesimpulan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisa data dapat dilakukan dalam beberapa tahapan:

1. Reduksi Data

Reduksi data dapat diiartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang

muncul dari catatan-catatan yang ditulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisa yang menajamkan, menggolongkan, mengarah, membuang yang tidak perlu, mengorganisir data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Penyajian Data

(59)

40

teks naratif. Transkip yang telah direduksi dilakukan display berdasarkan fokus penelitian dalam bentuk tabel dan narasi.

3. Verifikasi dan Kesimpulan

(60)

V.SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pendidikan politik yang dilakukan oleh DPD PKS Kota Metro kepada masyarakat terlaksana dengan melihat program kerja dan kegiatan yang memiliki unsur pendidikan politik.

2. Salah satu program yang dilakukan oleh DPD PKS Kota Metro tentang pendidikan politik ialah program DS (Direct Selling). Program yang menggerakan kader partai dari rumah ke rumah warga dan melakukan sosialisasi politik dengan memberikan gambaran tentang tahapan pemilu dan tidak lupa memperkenalkan kader tersebut kemasyarakat.

3. DPD PKS Kota Metro melakukan kegiatan pendidikan politik masyarakat dalam bentuk kegiatan sosial masyarakat seperti sosialisasi politik, donor darah, cek kesehatan dan pasar terbuka. Menurut peneliti donor darah, cek kesehatan dan pasar terbuka bukannlah bentuk pendidikan politik tetapi sebuah kegiatan sosial partai.

(61)

92

dasar mengubah pola fikir masyarakat yang pasif menjadi lebih aktif partisipan dan tidak hanya sekedar mobilisasi partai semata. Hal ini menurut peneliti PKS juga melakukan mobilisasi terlihat dari upaya PKS memberikan arahan terhadap mana yang harus dipilih.

5. Tujuan pendidikan politik masyarakat yang dilakukan PKS selain ingin mencoba memperkenalkan partai kepada masyarakat juga ingin menjadi kontributor penggerak masyarakat yang sadar atas hak kewajibannya dalam berpolitik.

B. Saran

Saran yang disampaikan oleh peneliti adalah:

1. Pendidikan politik yang dilakukan oleh DPD PKS hendaknya dicantumkan kedalam kebijakan yang akan dibuat, sehingga dapat dirasakan keseriusan partai dalam melakukan pendidikan politik masyarakat.

2. Pendidikan politik masyarakat yang dilakukan DPD PKS lebih banyak dilakukan dikawasan masyarakat mayoritas bergama islam, hal ini dapat dilihat dari kegiatan seperti dakwah dan pengajian, alangkah baiknya PKS melakukan kegiatan yang dapat diikuti oleh masyarakat non islam.

3. Para kader dan anggota PKS Kota Metro sebaiknya lebih cakap dalam melakukan komunikasi politik masyarakat mengingat tingkat pemahaman perindividu berbeda-beda.

(62)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Rozali. 2009. Mewujudkan Pemilu Yang Lebih Berkualitas. Jakarta. PT Grafindo Persada

Budiarjo, Miriam.2000. Dasar-Dasar Ilmu Politik.. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka.

Bruce A. Chadwick. 1991. Metrode Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial. Diterjemahkan oleh: Sulistia M. Semarang. IKIP Semarang Pers

Efriza. 2012. Political Explore. Bandung. Alfabeta

Gatara, Sahid. 2009. Ilmu Politik. Bandung. Pustaka Setia

Ghonn, Djunaidi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang. Uin-Malang Press Kartono, Kartini. 2009. Pendidikan Politik. Bandung. Mandar Maju

May Rudi, Teuku. 2003. Pengantar Ilmu Politik.Bandung. PT Refika Aditama Miles, B.B dan A.M. Huberman.1992. Analisa Data Kualitatif. UI Press Jakarta Muhtadi, Burhanudin. 2012. Dilema PKS Suara dan Syari’ah. Jakarta. PT Gramedia

M, Sirozi. 2005. Politik Pendidikan. Bandung. Rajawali Pers

Nimno, Dan. 2006. Political Communication And Public Opinion And America.Goodyear Publishing

PH, Firmansyah. 2009. Marketing Politik. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia Sahdan, Gregorius. 2004. Jalan Transisi Demokrasi. Bantul. Pustaka Jogja

Mandiri

(63)

Usman Husain. 2008. Metode Penelitian Sosial. Jakarta. Bumi Aksara

Khoiron, M. Nur. 1999. Pendidikan Politik Bagi Warga Negara (Tawaran Operasional dan Kerangka Kerja). IKIS. Jogyakarta.

Muhtadi, Burhanudin. 2012. Dilema PKS suara dan syari’ah. Jakarta. Kepustakaan Populer Gramedia

Dokumen :

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Pedoman Fasilitasi Penyelenggaraan Pendidikan Politik

Lain-Lain :

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Perumusan masalah dalam perumusan ini adalah Apakah pengelolaan dana bantuan operasional sekolah atau (BOS) sudah efektif datam rangka penyajian laporan pertanggung jawaban pada

Kursus ini memberi pendedahan kepada Sistem Bekalan Penjanaan Kuasa Elektrik iaitu Sejarah perkembangan sistem bekalan elektrik di Malaysia, Sistem Grid, Sumber-sumber tenaga

Agar penelitian ini tepat pada sasaran yang dituju, maka penulis menetapkan pembatasan ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas, yaitu berdasarkan data jumlah penduduk

Pada jaman sekarang ini, satu dari yang diketahui wisatawan untuk mendapatkan informasi pariwisata disebut sebagai e-tourism (IT enabled tourism / electronic

I want to suggest the English teacher at BPPK Elementary School to help. the students further improve their skills through English extracurricular

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari beberapa tahap pelaksanaan yang dinamakan dengan siklus. Tiap siklus dilakukan sesuai dengan perubahan yang

4 Tahun 2015, setelah dilakukan evaluasi dokumen penawaran dan dokumen kualifikasi hingga pengumuman pemenang, maka perusahaan yang kami undang untuk melakukan