• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Tingkat Kepuasan Kerja pada Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Tingkat Kepuasan Kerja pada Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda)"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA (Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Tingkat

Kepuasan Kerja pada Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1)

pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Diajukan Oleh :

WULAN SASTRA WINARSIH 070904039

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Tingkat Kepuasan Kerja pada Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pada karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa erat hubungan dan berarti tidaknya hubungan antara iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pada karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda yang hanya bekerja di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda dan telah bekerja minimal selama 3 tahun yang berjumlah 51 orang. Karena jumlah populasi kurang dari seratus maka digunakanlah teknik total samping dimana keseluruhan jumlah populasi akan menjadi sampel yakni sebanyak 51 orang. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan Penelitian Kepustakaan (Library Research).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan piranti lunak Statistical Product and System Solution (SPSS) versi 13.0 dan didukung dengan menggunakan skala Guilford. Berdasarkan hasil pencarian melalui SPSS versi 13.0, maka didapat nilai koefisien korelasi sebesar 0,518. Menurut skala Guilford, nilai 0,518 terletak diantara nilai 0,40 – 0,70 yaitu bermakna memiliki hubungan yang cukup berarti.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkah, ridho serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA (Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Tingkat Kepuasan Kerja pada Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda)”. Adapun skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara untuk memeperoleh gelar Sarjana Sosial dari Departemen Ilmu Komunikasi.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan peneliti. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus dan ikhlas peneliti menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga kelak akan lebih baik dan berguna di masa yang akan datang.

Dalam penyelesaian skripsi ini peneliti banyak mendapat bimbingan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak. Pertama sekali peneliti mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada kedua orangtua peneliti, Ayahanda Rusdianto dan Ibunda Asniwati yang tidak putus-putusnya memberikan doa, perhatian, motivasi dan dukungannya yang amat besar selama proses menjalani masa pendidikan dan selama proses pengerjaan skripsi ini. Selain itu, peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:

(4)

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi sekaligus selaku Dosen Wali selama mengikuti perkuliahan dari awal hingga akhir perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Terima kasih atas segala keramahan dan kerendahan hati yang jauh lebih berharga dari kekuasaan.

3. Bapak Dr. Iskandar Zulkarnain, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan serta masukan dalam pengerjaan skripsi ini.

4. Bapak I Wayan Purnata selaku Pimpinan Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda yang telah bersedia memberikan izin riset kepada peneliti.

5. Bapak Edy Surianto dan Kak Yasmin Safira selaku karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda bagian SDM yang telah bersedia membantu peneliti khususnya dalam memperoleh data yang penting untuk mengerjakan skripsi ini dan terima kasih kepada karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda yang menjadi responden.

6. Seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Ilmu Komunikasi pada khususnya dan FISIP USU pada umumnya, yang telah mendidik, membimbing, dan membantu peneliti selama masa perkuliahan.

(5)

8. Saudara-saudara peneliti, mas Neru Rasuharji, SE serta kak Winda, mas Agung Dwi Nugroho, ST dan tak lupa keponakan peneliti Almira Ghassani yang telah memberikan semangat baru bagi peneliti.

9. Sahabat-sahabat peneliti, Dhina Rissa, Devia Pratiwi S,Sos, Siti Rizki Siregar, S.Sos, Nindy, Dwi, Harri, Rival, Ara, Said, Arif dan Hanan.

10.Kepada Erick, Grace, Uya, Fazario serta seluruh teman seperjuangan peneliti menuntut ilmu di Departemen Ilmu Komunikasi angkatan 2007. 11.Dan kepada semuanya yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian

pendidikan dan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan disini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak. Semoga Allah selalu melindungi dan membalas segala kebaikan dengan limpahan berkat bagi kita semua. Harapan penulis semoga skripsi ini kelak dapat berguna dan jika terdapat kesalahan penulis memohon maaf serta menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.

Medan, Juni 2011 Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 6

I.3. Pembatasan Masalah ... 6

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian ... 7

I.4.2. Manfaat Penelitian ... 8

I.5. Kerangka Teori ... 8

I.5.1. Teori S – O – R ... 9

I.5.2. Teori Dua Faktor ... 12

I.6. Kerangka Konsep... 12

I.6.1. Komunikasi ... 13

I.6.2. Komunikasi Organisasi ... 14

I.6.3. Arus Informasi dalam Organisasi ... 16

I.6.4. Iklim Komunikasi Organisasi ... 16

I.6.5. Kepuasan Kerja ... 18

I.7. Model Teoritis ... 20

I.8. Defenisi Variabel ... 21

I.9. Defenisi Operasional ... 23

BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Komunikasi II.1.1. Defenisi Komunikasi ... 25

(7)

II.1.4. Dimensi-dimensi Ilmu Komunikasi ... 30

II.2. Komunikasi Organisasi II.2.1. Defenisi Komunikasi Organisasi ... 34

II.2.1. Persepsi Komunikasi Organisasi ... 35

II.2.3. Fungsi komunikasi dalam Organisasi ... 38

II.3. Arus Informasi dalam Organisasi ... 39

II.4. Iklim Komunikasi Organisasi ... 45

II.5. Kepuasan Kerja II.5.1. Pengertian Kepuasan Kerja ... 49

II.5.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja . 50 II.6. Teori S – O R ... 53

II.7. Teori Dua Faktor ... 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 60

III.1.1. Sejarah Perusahaan ... 60

III.1.2. Bidang Usaha ... 63

III.1.3. Visi dan misi Perusahaan ... 63

III.1.4. Struktur Organisasi ... 64

III.2. Metodologi Penelitian III.2.1. Metode Penelitian ... 69

III.2.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 70

III.2.3. Populasi ... 70

III.2.4. Sampel ... 70

III.2.5. Teknik Pengumpulan Data ... 71

III.2.5.1. Penelitian Lapangan ... 71

III.2.5.2. Penelitian Kepustakaan ... 72

III.2.6. Teknik Analisis Data ... 72

III.2.6.1. Analisis Tabel Tunggal ... 72

III.2.6.2. Analisis Tabel Silang ... 73

(8)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 76

IV.1.1. Tahap Awal ... 76

IV.1.2. Tahap Penyebaran Kuesioner ... 76

IV.2. Proses Pengolahan Data ... 77

IV.3. Analisis Tabel Tunggal ... 78

IV.3.1. Karakteristik Responden ... 79

IV.3.2. Iklim komunikasi Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda ... 83

IV.3.3. Kepuasan Kerja Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda ... 94

IV.4. Analisis Tabel Silang ... 111

IV.5. Uji Hipotesis ... 118

IV.6. Pembahasan ... 120

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan ... 125

V.2. Saran ... 126

DAFTAR PUSTAKA ... 128 LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Variabel Operasional ... 21

Tabel 4.1. Jenis Kelamin ... 80

Tabel 4.2. Usia ... 81

Tabel 4.3 Pendidikan ... 82

Tabel 4.4. Lama Bekerja ... 82

Tabel 4.5. Anda memiliki kepercayaan terhadap atasan ... 83

Tabel 4.6. Bawahan Anda percaya dengan kemampuan anda dalam menyelesaikan pekerjaan ... 84

Tabel 4.7 Rekan kerja memiliki kepercayaan kepada Anda ... 85

Tabel 4.8 Dalam setiap pengambilan keputusan, Anda tidak selalu diajak berdiskusi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan jabatan Anda ... 86

Tabel 4.9 Anda pernah diikutsertakan dalam setiap pengambilan keputusan dalam organisasi ... 87

Tabel 4.10 Organisasi mendukung atas perbedaan pendapat diantara anggota organisasi ... 88

Tabel 4.11 Organisasi peduli dengan kesejahteraan Anda sebagai karyawan ... 89

Tabel 4.12 Anda selalu memberikan dukungan pada setiap kebijakan organisasi ... 90

Tabel 4.13 Organisasi menghargai kontribusi Anda dalam melakukan pekerjaan ... 91

Tabel 4.14 Anda tidak selalu menerima informasi tentang peningkatan kemampuan kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan Anda dalam organisasi ... 92

(10)

Tabel 4.17 Sistem penilaian prestasi kerja yang dilakukan perusahaan terhadap hasil kerja karyawan ... 94 Tabel 4.18 Kepuasan terhadap sistem penilaian prestasi kerja yang

dilakukan perusahaan ... 95 Tabel 4.19 Sistem promosi yang dilakukan perusahaan saat ini sudah

berjalan dengan baik... 96 Tabel 4.20 Hubungan dengan rekan-rekan kerja di dalam perusahaan . 97 Tabel 4.21 Rekan kerja selalu menunjukkan sikap yang saling

mendukung ... 98 Tabel 4.22 Rekan kerja saling membantu dalam menyelesaikan

persoalan yang menyangkut pekerjaan ... 99 Tabel 4.23 Kepuasan terhadap cara kerja dan hasil kerja rekan-rekan

kerja ... 100 Tabel 4.24 Keharmonisan kerja yang terjalin diantara rekan kerja ... 101 Tabel 4.25 Ketidaksesuaian gaji yang diterima terhadap beban kerja

yang telah dilakukan ... 102 Tabel 4.26 Kepuasan terhadap tunjangan lain di luar gaji seperti

bonus, tunjangan hari raya, asuransi jiwa dan kesehatan yang diberikan perusahaan atas penghargaan hasil kerja

yang dilakukan ... 103 Tabel 4.27 Dalam memberikan disiplin, sikap atasan sangat bijaksana 104 Tabel 4.28 Atasan Anda tidak pernah mempermalukan Anda di depan

umum ... 105 Tabel 4.29 Kepuasan terhadap sikap atasan ketika Anda berhasil

melakukan pekerjaan dengan baik ... 106 Tabel 4.30 Atasan memberikan peluang kepada Anda untuk memiliki

kebebasan dalam bekerja sendiri tanpa diawasi secara

ketat ... 107 Tabel 4.31 Setiap pekerjaan yang dihasilkan membuat atasan bangga

(11)

Tabel 4.33 Anda merasa mantap dengan pekerjaan yang Anda lakukan ... 110 Tabel. 4.34 Kepuasan terhadap kondisi dan situasi kerja yang

diberikan perusahaan ... 111 Tabel 4.35 Hubungan antara Kepercayaan rekan kerja kepada Anda

dengan keharmonisan kerja yang terjalin diantara rekan

kerja ... 112 Tabel 4.36 Korelasi antara Kepercayaan rekan kerja kepada Anda

dengan keharmonisan kerja yang terjalin diantara rekan

kerja ... 113 Tabel 4.37 Hubungan antara keikutsertaan dalam setiap pengambilan

keputusan dalam organisasi dengan kepuasan terhadap

kondisi atau situasi kerja yang diberikan perusahaan ... 115 Tabel 4.38 Korelasi antara keikutsertaan dalam setiap pengambilan

keputusan dalam organisasi dengan kepuasan terhadap

kondisi atau situasi kerja yang diberikan perusahaan ... 116 Tabel 4.39 Hasil Uji Korelasi Spearman Rho Menggunakan Piranti

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Model S – O – R ... 10

Gambar 1.2. Model Teoritis Penelitian ... 20

Gambar 2.1. Model S – O – R ... 55

Gambar 2.2. Faktor – Faktor Dalam Teori Dua Faktor ... 57

Gambar 2.3. Prinsip Kerja Teori dua Faktor Herberg ... 58

(13)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Tingkat Kepuasan Kerja pada Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pada karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa erat hubungan dan berarti tidaknya hubungan antara iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pada karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda yang hanya bekerja di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda dan telah bekerja minimal selama 3 tahun yang berjumlah 51 orang. Karena jumlah populasi kurang dari seratus maka digunakanlah teknik total samping dimana keseluruhan jumlah populasi akan menjadi sampel yakni sebanyak 51 orang. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan Penelitian Kepustakaan (Library Research).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan piranti lunak Statistical Product and System Solution (SPSS) versi 13.0 dan didukung dengan menggunakan skala Guilford. Berdasarkan hasil pencarian melalui SPSS versi 13.0, maka didapat nilai koefisien korelasi sebesar 0,518. Menurut skala Guilford, nilai 0,518 terletak diantara nilai 0,40 – 0,70 yaitu bermakna memiliki hubungan yang cukup berarti.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dan aktivitas dasar manusia. Komunikasi dan manusia adalah dua hal yang sulit dipisahkan. Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Interaksi yang dilakukannya melalui komunikasi, baik secara verbal maupun nonverbal, baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

(15)

adalah komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi massa, komunikasi publik dan komunikasi organisasi.

Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Kelangsungan suatu organisasi atau perusahaan sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang ada, baik kualitas maupun kuantitasnya. Untuk memanfaatkan sumber daya manusia dalam mencapai tujuan organisasi, diperlukan hubungan kerjasama antara sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan baik hubungan antara atasan dan bawahan, antara bawahan dengan atasan dan bawahan dengan bawahan dalam suatu organisasi. Salah satu faktor yang dapat mendukung hubungan kerjasama tersebut adalah komunikasi. Adanya komunikasi antara sumber daya manusia di dalam suatu organisasi/perusahaan dapat membentuk iklim komunikasi organisasi.

(16)

penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi, dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan

Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada di bawah standar. Diantara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi maupun kelompok guna mencapai tujuan suatu organisasi.

Kepuasan kerja adalah bentuk perasaan dan ekspresi seseorang ketika dia mampu/tidak mampu memenuhi harapan dari proses kerja dan kinerjanya. Timbul dari proses transformasi emosi dan pikiran dirinya yang melahirkan sikap atau nilai terhadap sesuatu yang dikerjakan dan diperolehnya. Coba saja kita lihat di dalam lingkungan kerja, bisa jadi ditemukan beragam ekspresi karyawan. Ada yang murah senyum dan tertawa, ada yang suka mengeluh, ada yang akrab dengan sesama mitra kerja, ada yang senang mengisolasi diri, dan bahkan ada yang terbiasa berekspresi emosional marah-marah atau kurang bersahabat dengan lingkungan kerja. Salah satu faktor penyebab semua itu adalah perbedaan derajat kepuasan kerja. Semakin tinggi derajat kepuasan kerja semakin bersahabat si karyawan dengan lingkungan kerja.

(17)

tidak adanya jaminan keselamatan yang mereka dapatkan dalam bekerja, rendahnya pendapatan karyawan, masalah disiplin dan berbagai kesulitan lainnya.

Kepuasan kerja merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaan tersebut, seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaannya itu (Robbins, 2001:139).

Dalam hal komunikasi yang terjadi antarkaryawan, kompetensi komunikasi yang baik akan mampu memperoleh dan mengembangkan tugas yang diembannya, sehingga tingkat kinerja suatu organisasi (perkantoran) menjadi semakin baik. Dan sebaliknya, apabila terjadi komunikasi yang buruk akibat tidak terjalinnya hubungan yang baik, sikap yang otoriter atau acuh, perbedaan pendapat atau konflik yang berkepanjangan, dan sebagainya dapat berdampak pada hasil kerja yang tidak maksimal.

Suasana komunikasi yang kondusif dalam suatu organisasi akan mampu mendorong tumbuhnya motivasi anggota organisasi sehingga akan melahirkan kepuasan kerja karyawan. Dengan adanya kepuasan dalam bekerja, maka karyawan akan menampilkan pribadi yang baik dalam perusahaan, kinerja positif yang memuaskan perusahaan dan timbul kesediaan untuk mengusahakan tingkat kinerja yang tinggi bagi perusahaan, serta memperlancar pencapaian tujuan perusahaan. Proses komunikasi yang begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama dengan timbulnya salah faham dan konflik.

(18)

pada karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk adalah sebuah perusahaan yang menyediakan jasa perbankan dan merupakan salah satu bank tertua di Indonesia yang merupakan milik negara dan mempunyai sejarah panjang dengan tujuan menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah dengan memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda terletak di jalan Iskandar Muda No. 18 / 173, Medan.

Terpilihnya PT. BRI didukung karena kesuksesan dari perusahaan ini yang juga tidak terlepas dari kinerja yang baik dari orang-orang yang berkualitas di dalamnya dan dengan segala kemampuan dan usaha mereka sehingga mereka dapat menciptakan produk layanan yang unggul sehingga mendapat citra positif dari masyarakat. Tidak hanya itu, pada bulan Juli 2010 kemarin, Bank BRI mencatatkan diri sebagai bank pencetak laba terbesar secara nasional dalam lima tahun terakhir dengan mempublikasikan kinerja keuangan triwulan II 2010 dengan pencapaian laba setelah taksiran pajak sebesar Rp 4,32 triliun atau meningkat 22,28% dari pencapaian laba pada triwulan II 2009 sebesar Rp 3,53 triliun. Dengan demikian Bank BRI berhasil mempertahankan predikat sebagai bank dengan pencapaian laba terbesar di Indonesia sejak tahun 2005

(19)

dalamnya seperti, pimpinan yang bertanggung jawab, manajer dan karyawan yang memiliki keahlian dan kemampuan baik dalam menciptakan sesuatu yang baru, produk-produk unggulan, perencanaan kerja yang matang serta komunikasi yang baik.

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan, peneliti merasa tertarik untuk meneliti pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pada karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Sejauhmanakah Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Tingkat Kepuasan Kerja pada Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda?”.

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut yakni sebagai berikut:

1. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu menganalisis hubungan iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan.

(20)

UU no 13 Pasal 59 disebutkan syarat kontrak kerja atau yang pada peraturan disebut sebagai Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT). Dalam perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu, dapat diadakan paling lama dua tahun dan dapat diperpanjang hanya satu kali saja dengan waktu yang sama, tetapi paling lama satu tahun

tanggal 22 Januari 2011)

3. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2011, dengan lama penelitian akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis hubungan iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pada karyawan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.

b. Untuk menganalisis efektifitas iklim komunikasi organisasi di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar

Muda terhadap tingkat kepuasan kerja pada karyawan.

(21)

I.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah:

a. Secara akademis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memperluas khasanah penelitian di lingkungan FISIP USU.

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khususnya berkaitan dengan kajian studi Ilmu Komunikasi, khususnya mengenai kajian iklim komunikasi organisasi.

c. Secara praktis, melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan cakrawala bagi peneliti, serta dapat menjadi masukan bagi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.

I.5. Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana akan disoroti (Nawawi, 2001:39).

Kerlinger menyebutkan bahwa teori adalah sekumpulan konstruk (konsep), defenisi dan dalil yang saling terkait, yang menghadirkan suatu pandangan yang sistematis tentang fenomena dengan menetapkan hubungan diantara beberapa variabel, dengan maksud menjelaskan dan meramalkan fenomena (Rakhmat, 2004:6). Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan memberikan pandangan terhadap suatu permasalahan.

(22)

1.5.1. Teori S-O-R

Dalam penelitian ini, model komunikasi yang digunakan adalah teori S-O-R (Stimulus-Organism-S-O-Response). Teori ini mengemukakan bahwa tingkah laku sosial dapat dimengerti melalui suatu analisis dari stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan didukung oleh hukuman maupun penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Dengan kata lain, menurut Effendy (2003:254) efek yang ditimbulkan sesuai dengan teori S-O-R yang merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan yang erat antara pesan-pesan media dan reaksi audiens. Dalam proses perubahan sikap, maka sikap komunikan hanya dapat berubah apabila stimulus yang menerpanya melebihi apa yang pernah dialaminya.

Prof. Dr. Mar’ at (Effendy, 2003:255) dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelly yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap baru, ada tiga variabel penting yaitu:

(23)

Gambar 1.1 Model S-O-R

Sumber: Effendy, 2003: 255

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat.

Pendekatan teori S-O-R lebih mengutamakan cara-cara pemberian imbalan yang efektif agar komponen konasi dapat diarahkan pada sasaran yang dikehendaki. Sedangkan pemberian informasi penting untuk dapat berubahnya komponen kognisi. Komponen kognisi itu merupakan dasar untuk memahami dan mengambil keputusan agar dalam keputusan itu terjadi keseimbangan. Keseimbangan inilah yang merupakan sistem dalam menentukan arah dan tingkah laku seseorang. Dalam penentuan arah itu terbentuk pula motif yang mendorong terjadinya tingkah laku tersebut. Dinamika tingkah laku disebabkan pengaruh internal dan eksternal.

Stimulus

Organism

• Perhatian • Pengertian • penerimaan

(24)

Dalam teori S-O-R, pengaruh eksternal ini yang dapat menjadi stimulus dan memberikan rangsangan sehingga berubahnya sikap dan tingkah laku seseorang. Untuk keberhasilan dalam mengubah sikap maka komunikator perlu memberikan tambahan stimulus (penguatan) agar penerima berita mau mengubah sikap. Hal ini dapat dilakukan dalam barbagai cara seperti dengan pemberian imbalan atau hukuman. Dengan cara demikian ini penerima informasi akan mempersepsikannya sebagai suatu arti yang bermanfaat bagi dirinya dan adanya sanksi jika hak ini dilakukan atau tidak. Dengan sendirinya penguatan ini harus dapat dimengerti, dan diterima sebagai hal yang mempunyai efek langsung terhadap sikap. Untuk tercapainya ini perlu cara penyampaian yang efektif dan efisien.

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Bila dikaitkan dengan penelitian ini, sejauhmana pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pada karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda, ada tiga variabel penting dalam menelaah sikap yang dirumuskan dalam teori S-O-R yakni:

Stimulus: Iklim Komunikasi Organisasi .

(25)

Response: Kepuasan kerja karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda

1.5.2. Teori Dua-Faktor

Penggagas teori ini adalah Frederick Herzberg. Prinsip dari teori ini adalah bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang berbeda. Berdasarkan penelitian yang ia lakukan, Herzberg membagi situasi yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya menjadi dua kelompok yaitu kelompok satisfiers dan kelompok dissatisfiers. Satisfier atau motivators adalah faktor-faktor atau situasi yang dibuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari prestasi, pengakuan, wewenang, tanggungjawab dan promosi. Dikatakan tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak puas, tetapi kalau ada, akan membentuk motivasi kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh sebab itu faktor ini disebut sebagai pemuas. Dissatisfiers adalah faktor-faktor yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan, terdiri dari gaji, insentif, pengawasan, hubungan pribadi, kondisi kerja dan status. Keberadaan kondisi-kondisi ini tidak selalu menimbulkan kepuasan bagi karyawan, tetapi ketidakberadaannnya dapat menyebabkan ketidakpuasan bagi karyawan.

I.6. Kerangka Konsep

(26)

kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995:33).

Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesa (Nawawi, 1995:40).

Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya.

Beberapa konsep yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah: I.6.1. Komunikasi

Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Dengan komunikasi, seseorang dapat menyampaikan informasi, ide ataupun pemikiran, pengetahuan, konsep dan lain- lain kepada orang lain secara timbal balik, baik sebagai komunikator maupun sebagai penerima pesan (komunikan).

(27)

Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan-pesan (message) dari pengirim pesan-pesan sebagai komunikator kepada penerima sebagai komunikan yang bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antar kedua belah pihak. komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim dan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku (Muhammad, 2007:4-5).

Tujuan utama mempelajari komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana efek komunikasi terhadap seseorang, yaitu kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki.

I.6.2. Komunikasi Organisasi

Komunikasi ibaratnya “arah” bagi kehidupan organisasi. Tanpa adanya komunikasi maka sebuah organisasi/perusahaan akan mengalami kesulitan-kesulitan dalam pengelolaannya. Komunikasi merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan di organisasi yaitu 75%-95% dari seluruh kegiatan organisasi. Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, pemimpin organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka.

(28)

organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.

Setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya masing-masing bagian dari organisasi bekerja menurut semestinya dan tidak mengganggu bagian lainnya. Dalam sebuah teori tentang komunikasi organisasi dikemukakan bahwa keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi untuk melakukan pekerjaan secara efektif, untuk bersikap jujur kepada organisasi, untuk meraih semangat dalam organisasi, untuk melaksanakan tugas secara kreatif dan untuk menawarkan gagasan-gagasan yang inovatif bagi penyempurnaan organisasinya adalah dipengaruhi oleh komunikasi.

(29)

I.6.3. Arus Informasi dalam Organisasi

Dalam komunikasi organisasi selalu berbicara tentang informasi yang berpindah secara formal. Mulai dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain yang otoritasnya lebih rendah – komunikasi ke bawah, informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tinggi – komunikasi ke atas dan informasi yang bergerak diantara orang-orang dan jabatan-jabatan yang sama tingkat otoritasnya – komunikasi horizontal (Pace, 2005 :183)

I.6.4. Iklim Komunikasi Organisasi

(30)

Dapat disederhanakan bahwa iklim komunikasi organisasi adalah persepsi mengenai seberapa jauh anggota organisasi merasa bahwa organisasi dapat dipercaya, mendukung, terbuka terhadap, manaruh perhatian kepada, dan secara aktif meminta pendapat mereka, serta memberi penghargaan atas standar kinerja yang baik.

Gerald M. Goldhaber dalam buku Organizational Communication menyatakan iklim komunikasi organisasi terdiri dari lima faktor. Pertama, dukungan. Karyawan memandang hubungan komunikasi dengan atasan dapat membangun dan meningkatkan kesadaran diri tentang “makna dan kepentingan perannya”. Kedua, kesertaan dalam proses keputusan. Kesadaran bahwa komunikasi dengan atasan mempunyai manfaat dan pengaruh didengarkan dan digunakan. Ketiga, kejujuran, percaya diri dan keandalan. Sumber pesan/peristiwa-peristiwa komunikasi dianggap dapat dipercaya. Keempat, terbuka dan tulus. Dalam komunikasi formal maupun informal terdapat keterbukaan dan ketulusan dalam berkata dan mendengar. Kelima, tujuan kinerja yang tinggi. Tingkat kejelasan uraian dan penjelasan tentang tujuan-tujuan kinerja sebagaimana dirasakan oleh para karyawan (Kriyantono, 2008:122).

Berdasarkan tinjauan teori diatas, maka indikator iklim komunikasi organisasi adalah:

1. Kepercayaan

2. Pembuatan keputusan bersama 3. Dukungan

4. Keterbukaan

(31)

I.6.5. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional karyawan yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dan perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan (Martoyo, 2000:142).

Menurut Wikipedia, ada lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja

2010), antara lain:

1. Pekerjaan itu sendiri (Work It self), Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.

2. Atasan (Supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.

(32)

4. Promosi (Promotion), Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.

5. Gaji/Upah (Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka konsep-konsepnya dapat disederhanakan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur yang lain (Nawawi, 1995:56). Variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain (Rakhmat, 2007:12). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah iklim komunikasi organisasi.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas (Nawawi, 1995:57). Variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya disebut variabel terikat (Rakhmat, 2007:13). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kepuasan kerja karyawan. 3. Variabel Antara (Intervening Variable)

(33)

Variabel Bebas (X) Iklim Komunikasi

Organisasi

Variabel Terikat (Y) Tingkat Kepuasan

Kerja Karyawan

Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden

yang dimiliki oleh seseorang yang membedakannya dengan orang lain (Umar, 2002:61). Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, pendidikan dan lama bekerja.

I.7. Model Teoritis

Model teoritis merupakan paradigma yang menginformasikan permasalahan-permasalahan terkait antara satu dengan yang lainnya. Variabel-variabel yang telah dikelompokkan ke dalam kerangka konsep dibentuk menjadi model teoritis sebagai berikut:

Gambar 1.2 Model Teoritis Penelitian

(34)

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka untuk lebih memudahkan penelitian diperlukan suatu operasional variabel terkait, yakni sebagai berikut:

Tabel 1.1 Variabel Operasional

No. Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Variabel Bebas (X)

2. Pembuatan keputusan bersama 3. Dukungan

4. Keterbukaan

5. Perhatian atas tujuan kinerja yang tinggi

2. Variabel Terikat (Y)

(35)

Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995:46).

Defenisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas

a. Kepercayaan : persepsi anggota komunikasi tentang seberapa jauh atasan, bawahan dan sesama rekan kerja dapat dipercaya

b. Pembuatan keputusan bersama : keterlibatan dalam proses pembuatan keputusan bersama

c. Dukungan : persepsi anggota organisasi tentang perhatian atau dukungan organisasi pada karyawannya dan dukungan karyawan pada organisasinya. d. Keterbukaan : persepsi anggota organisasi tentang keterbukaan organisasi

terhadap informasi yang dianggap penting bagi anggota, kebebasan dan kemudahan anggota dalam memperoleh informasi.

e. Perhatian atas tujuan kinerja yang tinggi : persepsi anggota organisasi tentang keinginan anggota dan organisasi untuk selalu memiliki tujuan kinerja tinggi.

(36)

a. Promosi : persepsi tentang seberapa jauh anggota organisasi merasa puas dengan sistem promosi jabatan dan kesempatan dalam memperoleh peluang dalam pekerjaan.

b. Rekan Kerja : hubungan baik yang terjalin antara karyawan yang satu dengan yang lain sehingga para karyawan dapat bekerja sama dengan baik untuk mencapai tujuan yang sama.

c. Gaji/Upah : segala sesuatu yang dikerjakan karyawan berdasarkan kemampuannya seimbang dengan gaji dan tunjangan serta fasilitas yang diterimanya.

d. Atasan : seberapa jauh persepsi anggota organisasi merasa puas terhadap sistem pengawasan yang dilakukan oleh atasan

e. Pekerjaan itu sendiri : pekerjaan yang diberikan dan kondisi lingkungan pekerjaan apakah sesuai dengan keahlian yang dimilikinya atau tidak.

3. Variabel Antara

a. Jenis Kelamin : jenis kelamin dari responden apakah laki-laki atau perempuan.

b. Usia : tingkat umur responden pada saat mengisi kuesioner. c. Pendidikan : tingkat pendidikan terakhir responden.

d. Lama bekerja : rentang waktu yang dimiliki responden dalam menekuni dunia pekerjaannya.

I.10. Hipotesis

(37)

dilakukan dengan berpedoman pada suatu hipotesis sebagai pegangan sementara atau jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya dalam kenyataan (empirical verification), percobaan (experimentation), atau praktek (implementation). Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian. Hipotesis yang abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, tetapi juga sukar diuji secara empiris. Hipotesis yang abstrak biasanya dibuktikan kebenarannya bukan dengan data empiris, tetapi dengan interpretasi subjektif.

Goode dan Hatt menjelaskan cirri-ciri hipotesis yang baik adalah hipotesis harus jelas secara konseptual, harus mempunyai rujukan empiris, harus bersifat spesifik, harus dihubungkan dengan teknik penelitian yang ada, dan harus berkaitan dengan suatu teori (Rakhmat, 2007:14). Hipotesis adalah sarana penelitian yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena merupakan instrument kerja dari teori (Singarimbun, 1995:43). Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah diteliti (Suyanto, 2005:43).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho : Semakin baik iklim komunikasi organisasi maka tidak semakin tinggi

pula tingkat kepuasan kerja karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.

Ha : Semakin baik iklim komunikasi organisasi maka semakin tinggi pula

(38)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. Komunikasi

II.1.1. Definisi Komunikasi

Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Dengan komunikasi, seseorang dapat menyampaikan informasi, ide ataupun pemikiran, pengetahuan, konsep dan lain- lain kepada orang lain secara timbal balik, baik sebagai komunikator maupun sebagai penerima pesan (komunikan).

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin communis yang berarti “sama”, communico, communication atau communicare yang berarti “membuat sama”. Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering dipakai sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata lain yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005:41). Jadi secara sederhana dalam proses komunikasi yang terjadi adalah bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna atau pemahaman pada subjek yang melakukan proses komunikasi tersebut (Purba, 2006:1).

(39)

verbal maupun nonverbal antara si pengirim dan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku (Muhammad, 2007:4).

Tujuan utama mempelajari komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana efek komunikasi terhadap seseorang, yaitu kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki.

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

- Komunikator ( communicator, source, sender ) - Pesan ( message )

- Media ( channel, media )

- Komunikan ( communicant, communicatee, receiver, recipient ) - Efek (effect, impact, influence)

Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

II.1.2. Unsur-unsur Komunikasi

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilaksanakan secara efektif, maka diperlukan pemahaman tentang unsur komunikasi.

(40)

1. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber sering disebut pengirim, komunikator. (source, sender).

2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda.

3. Media

Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya.

4. Penerima

(41)

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

6. Tanggapan balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Tetapi, sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.

7. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi.

II.1.3. Hambatan Komunikasi

(42)

a) Gangguan

Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan semantik. Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Sebagai contoh ialah gangguan suara ganda (interfensi) pada pesawat radio, gambar meliuk-liuk atau berubah-ubah pada layer televisi, huruf yang tidak jelas, jalur huruf yang hilang atau terbalik atau halaman yang sobek pada surat kabar. Sedangkan gangguan semantik adalah jenis gangguan yang bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik ini tersaring ke dalam pesan istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator, maka akan lebih banyak gangguan semantik dalam pesannya. Gangguan semantik terjadi dalam sebuah pengertian.

b) Kepentingan

Interest atau kepentingan akan mebuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati pesan. Orang akan hanya memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap. Perasaan, pikiran dan tingkah laku kita merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan.

c) Motivasi Terpendam

(43)

waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karena motivasinya itu berbeda intensitasnya. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasinya.

d) Prasagka

Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan terberat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar syakwasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional. Prasangka bukan saja dapat terjadi terhadap suatu ras, seperti sering kita dengar, melainkan juga terhadap agama, pendirian politik, pendek kata suatu perangsang yang dalam pengalaman pernah memberi kesan yang tidak enak.

II.1.4. Dimensi-dimensi Ilmu Komunikasi

Mempelajari dan menelaah komunikasi sangatlah luas ruang lingkup dan dimensinya, Oleh karena itu klasifikasi atau jenis-jenis komunikasi dapat dilihat berdasarkan konteksnya sebagai berikut:

1. Tatanan Komunikasi

a) Komunikasi Pribadi (personal Communication)

(44)

1. Komunikasi Kelompok Kecil (small group communication) a) Ceramah

b) Forum c) Simposium d) Diskusi panel e) Seminar

f) Curahsaran (brainstorming)

2. Komunikasi Kelompok Besar (Large group communication/public speaking)

c) Komunikasi Organisasi (organization communication) d) Komunikasi Massa (mass communication)

1. Komunikasi massa cetak (printed massa communication) a) Surat kabar

b) Majalah c) Buku, dll.

2. Komunikasi massa elektronik (electronic mass communication) a) Radio

b) Televisi c) Film, dll.

2. Sifat Komunikasi

(45)

b) Komunikasi Nonverbal (nonverbal communication) 1. Komunikasi Kial (gestural/body communication) 2. Komunikasi Gambar (pictorial communication) 3. Lain-lain

c) Komunikasi Tatap Muka (face-to-face-communication) d) Komunikasi Bermedia (mediated communication)

3. Tujuan Komunikasi

a) Mengubah sikap (to change the attitude)

b) Mengubah opini/pandangan/pendapat (to change the opinion) c) Mengubah perilaku (to change the behaviour)

d) Mengubah masyarakat (to change the society)

4. Fungsi Komunikasi

a) Menginformasikan (to inform) b) Mendidik (to educate)

c) Menghibur (to entertain) d) Mempengaruhi (to influence)

5. Metode Komunikasi

(46)

e) Komunikasi Instruktif (instructive communication) f) Komunikasi Manusiawi (human relations)

6. Bidang Komunikasi

a) Komunikasi Sosial (social communication)

b) Komunikasi Organisasi/Manajemen (organization/management communication)

c) Komunikasi Bisnis (business communication) d) Komunikasi Politik (political communication)

e) Komunikasi Internasional (international communication) f) Komunikasi Antarbudaya (intercultural communication) g) Komunikasi Pembangunan (development communication) h) Komunikasi Tradisional (traditional communication)

7. Teknik Komunikasi

a) Jurnalistik (journalism)

b) Hubungan masyarakat (public relations) c) Periklanan (advertising)

d) Propaganda

e) Publisitas (publicity), dll.

8. Model Komunikasi

(47)

c) Komunikasi Banyak Tahap (multi step flow communication)

II.2. Komunikasi Organisasi

II.2.1. Defenisi Komunikasi Organisasi

Organisasi adalah suatu kumpulan atau sistem individual yang berhierarki secara jenjang dan memiliki sistem pembagian tugas untuk mencapai tujuan tertentu.

Devito (1997:337) dalam Bungin (2008:273), menjelaskan organisasi sebagai sebuah kelompok individu yang diorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Jumlah anggota organisasi bervariasi dari tiga atau empat sampai dengan ribuan anggota. Organisasi juga memiliki struktur formal maupun informal. Organisasi memiliki tujuan umum untuk meningkatkan pendapatan, namun juga memiliki tujuan-tujuan spesifik yang dimiliki oleh orang-orang dalam organisasi itu. Dan untuk mencapai tujuan, organisasi membuat norma aturan yang dipatuhi oleh semua anggota organisasi. Dengan demikian, komunikasi organisasi adalah komunikasi antarmanusia yang terjadi dalam konteks organisasi dimana terjadi jaringan-jaringan pesan satu sama lain yang saling bergantung satu sama lain.

(48)

Menurut Goldhaber (1986) komunikasi organisasi adalah proses saling menciptakan dan menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang sering berubah-ubah (Purba, 2006:112). Komunikasi organisasi mempunyai peranan penting dalam memadukan fungsi-fungsi manajemen dalam perusahaan yaitu:

1. Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan.

2. Menyusun rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Melakukan pengorganisasian terhadap sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dengan cara efektif.

4. Mengadakan seleksi, pengembangan dan penilaian anggota organisasi. 5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan iklim yang

menimbulkan keinginan orang untuk member kontribusi. 6. Mengendalikan prestasi.

II.2.2. Persepsi Komunikasi Organisasi

Ada beberapa persepsi mengenai komunikasi organisasi menurut beberapa ahli, yakni sebagai berikut:

1. Persepsi Redding dan Saborn

(49)

komunikasi dari orang-orang yang sama level/tingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program.

2. Persepsi Katz dan Kahn

Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Menurut Katz dan Kahn, organisasi adalah sebagai suatu sistem terbuka yang menerima energi dari lingkungannya dan mengubah energi ini menjadi produk atau servis dari sistem dan mengeluarkan produk atau servis ini kepada lingkungan.

3. Persepsi Zelko dan Dance

Zelko dan Dance mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri seperti komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi sesama karyawan yang sama tingkatnya. Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya, seperti komunikasi dalam penjualan hasil produksi, pembuatan iklan dan hubungan dengan masyarakat umum.

4. Persepsi Thayer

(50)

interkomunikasi dalam beberapa cara. Thayer memperkenalkan tiga sistem dalam komunikasi organisasi yaitu: a. berkenaan dengan kerja organisasi seperti data mengenai tugas-tugas atau beroperasinya organisasi, b. berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah-perintah, aturan-aturan dan petunjuk-petunjuk, c. berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi. Yang termasuk bagian ini antara lain hubungan dengan personal dan masyarakat, pembuatan iklan dan latihan.

5. Persepsi Greenbaunm

Greenbaunm mengatakan bahwa bidang komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi. Greenbaunm membedakan komunikasi internal dengan komunikasi eksternal dan memandang peranan komunikasi terutama sekali sebagai koordinasi pribadi dan tujuan organisasi dan masalah menggiatkan aktivitas.

Meskipun bermacam-macam persepsi dari para ahli mengenai komunikasi organisasi ini, tetapi dari semuanya itu ada beberapa hal yang umum yang dapat disimpulkan yaitu:

a. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.

b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.

(51)

II.2.3. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi

Menurut Sendjaja, organisasi baik yang berorientasi untuk mencari keuntungan (profit) maupun nirlaba (non-profit), memiliki empat fungsi organisasi, yaitu: fungsi informatif, regulatif, persuasif dan integratif (Bungin, 2008: 274). Keempat fungsi tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Fungsi Informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses informasi (information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.

b. Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Kedua, berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk dilaksanakan. c. Fungsi Persuasif

(52)

sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

d. Fungsi Integratif

Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal, seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter dan bulletin) dan laporan kemajuan organisasi. Saluran komunikasi informal, seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga maupun kegiatan darma wisata. Pelaksanaan aktifitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.

II.3. Arus Informasi dalam Organisasi

Wayne Pace dan Faules (2005) mengemukakan bahwa terdapat empat jenis arus informasi dalam organisasi, yaitu: komunikasi ke bawah (downward communication), komunikasi ke atas (upward communication) dan komunikasi horizontal (horizontal communication).

1. Komunikasi Ke Bawah

(53)

kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi ke bawah digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas dan pemeliharaan. Menurut Lewis, Komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan (Muhammad, 2007:108).

Secara umum komunikasi ke bawah dapat diklasifikasikan atas lima tipe yaitu:

1) Instruksi Tugas

Instruksi tugas atau pekerjaan yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya. Instruksi tugas yang tepat dan langsung cenderung dihubungkan dengan tugas yang sederhana yang hanya menghendaki keterampilan dan pengalaman yang minimal. Instruksi yang lebih umum biasanya digunakan bagi tugas-tugas yang kompleks,dimana karyawan diharapkan menggunakan pertimbangannya, keterampilan dan pengalamannya.

2) Rasional

(54)

3) Ideologi

Pesan mengenai ideologi ini adalah merupakan perluasan dari pesan rasional. Pesan rasional penekanannya ada pada penjelasan tugas dan kaitannya dengan perspektif organisasi. Sedangkan pada pesan ideologi sebaliknya mencari sokongan dan antusias dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral dan motivasi.

4) Informasi

Pesan informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan dengan praktek-praktek organisasi, peraturan-peraturan organisasi, keuntungan, kebiasaan dan data lain yang tidak berhubungan dengan instruksi rasional. 5) Balikan

Balikan adalah pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu dalam melakukan pekerjaannya. Salah satu bentuk sederhana dari balikan ini adalah pembayaran gaji, kritikan atau peringatan terhadap pegawai.

2. Komunikasi Ke Atas

Yang dimaksud dengan komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. Semua karyawan dalam suatu organisasi kecuali yang berada pada tingkatan yang paling atas mungkin berkomunikasi ke atas. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan.

(55)

a. Dengan adanya komunikasi ke atas, supervisor dapat mengetahui kapan bawahannya siap untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana baiknya mereka menerima apa yang disampaikan karyawan.

b. Arus komunikasi ke atas memberikan informasi yang berharga bagi pembuatan keputusan.

c. Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan terhadap organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan, mengajukan ide-ide dan saran-saran tentang jalannya organisasi.

d. Komunikasi ke atas membolehkan, bahkan mendorong desas-desus muncul dan membiarkan supervisor mengetahuinya.

e. Komunikasi ke atas menjadikan supervisor dapat menentukan apakah bawahan menangkap arti seperti yang dia maksudkan dari arus informasi yang ke bawah.

f. Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalah-masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam tugas-tugasnya dan organisasi.

Hal-hal yang seharusnya disampaikan oleh karyawan kepada atasannya seperti yang disebutkan di atas tidaklah selalu menjadi kenyataan. Banyak kesulitan untuk mendapatkan informasi tersebut. Sharma (1979) dalam Muhammad (2007:118) mengatakan bahwa kesulitan itu mungkin disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut:

(56)

mendapat kesukaran bila menyatakan apa yang sebenarnya menurut pikiran mereka. Karena itu cara yang terbaik adalah mengikuti saja apa yang disampaikan supervisornya.

b. Perasaan karyawan bahwa pimpinan dan supervisor tidak tertarik pada masalah mereka.

c. Kurangnya reward atau penghargaan terhadap karyawan yang berkomunikasi ke atas.

d. Perasaan karyawan bahwa pimpinan tidak dapat menerima dan merespon terhadap apa yang dikatakan oleh karyawan. Pimpinan terlalu sibuk untuk mendengarkan atau karyawan susah untuk menemuinya.

Komunikasi ke atas merupakan sumber informasi yang penting dalam membuat keputusan, karena dengan adanya komunikasi ini pimpinan dapat mengetahui bagaimana pendapat bawahan mengenai atasan, mengenai pekerjaan mereka, mengenai teman-temannya yang sama bekerja dan mengenai organisasi.

3. Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan diantara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. Pesan yang mengalir menurut fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal. Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanuasiaan seperti: koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi.

Komunikasi horizontal ini mempunyai tujuan tertentu. Diantaranya sebagai berikut:

(57)

b. Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas-aktivitas. Ide dari banyak orang biasanya akan lebih baik daripada ide satu orang. Oleh karena itu komunikasi horizontal sangatlah diperlukan untuk mencari ide yang lebih baik.

c. Memecahkan masalah yang timbul diantara orang-orang yang berada dalam tingkatan yang sama. Dengan adanya keterlibatan dalam memecahkan masalahakan menambah kepercayaan san moral dari karyawan.

d. Menyelesaikan konflik diantara anggota yang ada dalam bagian organisasi dan juga antara bagian dengan bagian lainnya. Penyelesaian konflik ini penting bagi perkembangan sodial dan emosional dari anggota dan jiga akan menciptakan iklim organisasi yang baik.

e. Menjamin pemahaman yang sama. Bila perubahan dalam suatu organisasi diusulkan, maka perlu ada pemahaman yang sama antara unit-unit organisasi atau anggota unit organisasi tentang perubahan itu. Untuk ini mungkin suatu unit dengan unit lainnya mengadakan rapat untuk mencari kesepakatan terhadap perubahan tersebut.

(58)

Komunikasi horizontal sangat penting untuk koordinasi pekerjaan antara bagian-bagian dalam organisasi. Akan tetapi bagian-bagian itu sendiri mungkin menghalangi komunikasi horizontal. Kahn dan Katz mengatakan bahwa organisasi yang agak lebih otoriter mengontrol dengan ketat komunikasi horizontal ini (Muhammad, 2007: 124).

Hambatan-hambatan pada komunikasi horizontal banyak persamaannya dengan hambatan yang mempengaruhi komunikasi ke atas dan komunikasi ke bawah. Ketiadaan kepercayaan diantara rekan-rekan kerja, perhatian yang tinggi pada mobilitas ke atas dan persaingan salam sumber daya dapat mengganggu komunikasi karyawan yang sama tingkatannya dalam organisasi dengan sesamanya.

II.4. Iklim Komunikasi Organisasi

(59)

Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefenisikan, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan secara berkesinambungan melalui interaksi dengan anggota organisasi lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu dan mempengaruhi pesan-pesan mengenai organisasi (Pace, 2005: 149).

Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan (kerja) yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko, mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi, mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi, secara aktif memberi penyuluhan kepada para anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan (Pace, 2005:154).

(60)

Yang menjadi pokok persoalan dari iklim komunikasi adalah:

1. Persepsi mengenai sumber komunikasi dari hubungannya dalam organisasi yang meliputi rasa puas, pentingnya sumber-sumber itu percaya dan terbuka.

2. Persepsi mengenai tersedianya informasi bagi anggota organisasi yang meliputi jumlah informasi yang diterima cocok atau tidak. Informasi itu berguna atau tidak dan apakah balikan informasi itu dikirimkan kepada sumber yang tepat.

3. Persepsi mengenai organisasi itu sendiri yang meliputi keterlibatan anggota organisasi dalam pembuatan keputusan, tujuan yang dipahami, penghargaan serta sistem yang terbuka.

(61)

Berdasarkan tinjauan teori diatas, maka indikator iklim komunikasi organisasi adalah:

1. Kepercayaan

Personel di semua tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang di dalamnya terdapat kepercayaan, keyakinan dan kredibilitas yang didukung oleh pernyataan dan tindakan. 2. Pembuatan keputusan bersama

Para karyawan disemua tingkat dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua wilayah kebijakan oeganisasi yang relevan dengan kedudukan mereka. Para karyawan di semua tingkat harus diberi kesempatan berkomunikasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan bersama.

3. Dukungan

Seluruh anggota organisasi harus memberikan perhatian dan dukungan kepada organisasinya, begitu pun sebaliknya. Organisasi juga harus memberikan perhatian dan dukungan kepada anggota organisasi guna tercapainya tujuan bersama.

4. Keterbukaan

(62)

untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya.

5. Perhatian atas tujuan kinerja yang tinggi

Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi, produktivitas tinggi dan kualitas tinggi. Demikian pula menunjukkan perhatian besar pada organisasi dan anggota organisasi laninnya.

II.5. Kepuasan Kerja

II.5.1. Pengertian Kepuasan Kerja

Pada umumnya manusia bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam bekerja mereka selalu berharap bahwa apa yang diinginkan sesuai dengan harapannya sehingga dapat dicapai kepuasan di dalam dirinya.

Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam diri setiap individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan.

(63)

Kepuasan kerja adalah kondisi perasaan yang terjadi dalam menghadapi situasi kerja. Lingkungan dipersepsi dan dinilai selanjutnya menimbulkan sikap yang merupakan refleksi dari kehidupan perasaan dalam bentuk-bentuk perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan, perasaan puas atau tidak puas terhadap situasi lingkungan yang dihadapi.

Kepuasan kerja merupakan penilaian atau cerminan dari perasaan pekerja terhadap pekerjaannya. Hal ini tampak dalam sikap positif pekerja terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi lingkungan kerjanya. Dampak kepuasan kerja perlu dipantau dengan mengaitkannya pada output yang dihasilkannya (Umar, 1998: 36).

Sehingga dapat disimpulkan pengertian kepuasan kerja adalah sikap yang positif dari tenaga kerja meliputi perasaan dan tingkah laku terhadap pekerjaannya melalui penilaian salah satu pekerjaan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah satu nilai-nilai penting pekerjaan.

II.5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Dalam usaha mempertahankan para karyawan, para pemimpin dalam suatu organisasi harus memperhatikan apa yang menjadi faktor-faktor utama yang harus diperhatikan guna menciptakan kepuasan kerja dengan harapan agar pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan tersebut menjadi sesuatu yang menyenngkan.

(64)

1. Pembayaran, seperti gaji dan upah 2. Pekerjaan itu sendiri

3. Promosi pekerjaan 4. Kepenyeliaan (supervisi) 5. Rekan Kerja.

Menurut Wikipedia, ada lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja 2010), antara lain:

6. Pekerjaan itu sendiri (Work It self)

Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja. 7. Atasan (Supervision)

Gambar

Tabel 1.1 Variabel Operasional
Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada
Gambar 2.3 Prinsip Kerja Teori Dua Faktor Herzberg
Gambar diatas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan individu berada pada
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pada penggunaan lahan kedua tingkat pengelolaan lahan, pemupukan pupuk inorganik dan pemberian pestisida lebih

Roadmap penelitian Pengembangan Pembelajaran Berbasis Riset terdiri dari empat belas tema payung unggulan meliputi: Model pembelajaran berbasis Student Centered Learning;

v Kos Griyananda : Apin, Hilfi, Pepy, Ina, Wati, Nita, Danik, Puput, Silvi, mbak Ratih, mbak Bror, mbak Lala, mbak Devi, mbak Wulan, mbak Uly, mbak Sya, mbak Iis, mbak Andri,

Pada tahap ini, membutuhkan ketekunan dalam observasi dan wawancara untuk mendapatkan data tentang berbagai hal yang dibutuhkan dalam penelitian; pengecekan

Teori yang digunakan adalah iklan media cetak, majalah sebagai media massa cetak, konstruksi realitas dan makna, perempuan sebagai model dalam iklan, feminisme, dominasi

Cipta, karena dengan adanya Undang- Undang Hak Cipta saja tidak cukup menjamin terlindungnya hak dari pencipta, masih banyak pelanggaran- pelanggaran terhadap suatu

Perencanaan Football Training Club merupakan alternatif sarana hiburan sekaligus sarana olahraga bagi Kota Batu... Ide

Dana yang telah diterima untuk penyelenggaraan Bantuan Program Pelatihan dari Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan