• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI MELALUI MEDIA KARTU UNO DI SMA KRISTEN 1 METRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI MELALUI MEDIA KARTU UNO DI SMA KRISTEN 1 METRO"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

GEOGRAPHY LEARNING DEVELOPMENT THROUGH THE MEDIUM OF UNO CARD AT KRISTEN 1 METRO HIGH SCHOOL

By

DESY MAULIYA

This research aimed to produce a product in the from of card media that can increase the activity and student learning outcomes, and analyze the effectiveness of using card media in Geography teaching in high school. This research approach was the approach of Research and Development by using a development design of Dick and Carey. The final product of this research was learning development through the media of Uno cards that have been evaluated by experts materials, instructional media experts, as well as a limited test. This research and development to produce media Uno card was developed based on the results of the analysis of the needs of students, as a medium of learning that can improve student learning out comes and can be used in teaching Geography in senior higt school, and media card Uno effective in improving student achievement seen from the improvement of student learning outcomes or an increased number of students who complete the KKM.

(2)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI MELALUI MEDIA KARTU UNO DI SMA KRISTEN 1 METRO

Oleh

DESY MAULIYA

Peneliitian ini bertujuan menghasilkan suatu produk berupa media kartu yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, serta menganalisis efektifitas penggunaan media kartu pada pembelajaran Geografi di SMA. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan Research and Development (R&D) dengan menggunakan desain pengembangan Dick and Carey. Produk akhir penelitian ini berupa media pembelajaran yang telah dievaluasi oleh ahli materi, ahli desain model pembelajaran, serta uji terbatas. Penelitian pengembangan ini menghasilkan (1) media kartu UNO dikembangkan berdasarkan hasil analisis kebutuhan (need assessement) siswa, sebagai media pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat digunakan pada pembelajaran Geografi di SMA, dan (2) media kartu UNO efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa atau peningkatan jumlah siswa yang tuntas KKM.

(3)

DI SMA KRISTEN 1 METRO

Oleh

DESY MAULIYA

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

MAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

(4)

(Tesis)

Oleh

DESY MAULIYA

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN IPS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(5)

xxi

Gambar Halaman

2.1 Kerucut Pengalaman Dale ………..………...………. 49

2.2 Model PengembanganDick and Carey……… 58

2.3 Kerangka Pikir ……… 64

3.1 Langkah metode R&D ……… 68

(6)

Lampiran Halaman

1 Surat Izin 134

2 Pedoman Observasi 135

3 Kisi-kisi wawancaraNeed Assesment 136

4 Rumusan pertanyaanNeed Assesment 137

5 Angket Penilaian Ahli Materi Tentang Media KartuUNO Pada Mata Pelajaran Geografi

138

6 Angket Penilaian Ahli Media Tentang Media KartuUNO Pada Mata Pelajaran Geografi

141

7 Angket Penilaian Peserta didik Tentang Media Kartu UNOPada Mata Pelajaran Geografi

144

8 Angket Penilaian Guru (Guru geografi) Tentang Media KartuUNOPada Mata Pelajaran Geografi

145

9 Angket Penilaian Uji Kelompok Kecil Tentang Media KartuUNOPada Mata Pelajaran Geografi

146

10 Kisi-kisi Penulisan Soal Pretest 147

11 Soal Pretest 148

12 Analisis Butir Soal 153

13 Data Pemeriksa Jawaban Siswa 160

14 Data Nilai Uji Instrumen 161

15 Silabus Pembelajaran 162

(7)

19 Nilai Kelas Eksperimen (Pre-test) 187

20 Nilai Kelas Eksperimen (Post-test) 188

21 Nilai Kelas Kontrol (Pre-test) 189

22 Nilai Kelas Kontrol (Post-test) 190

23 Gain Score Kelas Eksperimen 191

24 Gain Score Kelas Kontrol 192

25 Uji Normalitas Kelas Eksperimen 193

26 Kurva Uji Normalitas Kelas Eksperimen 194

27 Uji Homogenitas Kelas Eksperimen 195

28 Uji Normalitas Kelas Kontrol 189

29 Kurva Uji Normalitas Kelas Kontrol 190

30 Uji Homogenitas Kelas Kontrol 191

31 Hasil Analisis Uji t 192

32 Penilaian siswa evaluasi kelompok kecil 193

(8)

xvii

Tabel Halaman

1.1 Media belajar di SMA Kristen 1 Metro 3

1.2 Hasil Belajar Geografi Semester Ganjil Kelas X SMA Kristen

1 Metro tahun Pelajaran 2013/2014 ……….. 5

2.1 Kompetensi Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB 25 2.2 Rincian gradasi sikap, pengetahuan dan keterampilan……….. 28

2.3 Kompetensi inti dan Kompetensi dasar kurikulum…………... 31

3.1 Tahapan Penelitian Pengembangan ……….. 69

3.2 Rancangan Pembelajaran ………. 71

3.3 Angket Penilaian Ahli Materi………... 78

3.4 Angket Penilaian Ahli Media ……….. 79

3.5 Kisi-kisi wawancaraNeed Assesment……….. 80

3.6 Angket penilaian Peserta didik ……… 82

3.7 kriteria penilaian ……….. 86

4.1 Data peserta didik kelas X ……….. 93

4.2 Kompetensi inti Geografi 98 4.3 Hasil konversi penilaian ahli materi ………...…. 102

4.4 Hasil konversi penilaian Ahli Media ..……….. 105

4.5 Hasil konversi penilaian Guru .………. 107

4.6 Hasil konversi Penilaian Siswa Terhadap Media Kartu Pembelajaran Geografi ……… 108

4.7 Hasil penilaian siswa tentang kartuUno……… 109

4.8 Ketuntasan Klasikal Mata Pelajaran Geografi ……… 112

(9)
(10)
(11)
(12)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR GAMBAR ... vi DAFTAR LAMPIRAN ... vii I . PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang 1

1.2Identifikasi Masalah 10

1.3Pembatasan Masalah 11

1.4Rumusan Masalah 11

1.5Tujuan Pengembangan 12

1.6Spesifikasi Produk yang Diharapkan 12

1.7 Pentingnya Pengembangan 12

1.8 Ruang Lingkup Penelitian 13

1.9 Manfaat Penelitian 14

1.10 Definisi Istilah 15

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS 2.1Landasan Teori-teori Belajar... 16

(13)

2.1.4 Pendekatan Saintifik dalam Proses Pembelajaran . 23

2.1.5 Kurikulum 2013 di SMA Kristen 1 Metro ... 24

2.2 Materi media Pembelajaran... 34

2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 34

2.2.2 Klasifikasi Media ... 36

2.2.3 Dasar Pertimbangan Pemilihan Media ... 39

2.2.4 Fungsi dan Manfaat Media Dalam Proses Belajar ... 44

2.2.5 Landasan Teori ... 47

2.3 Materi Media Kartu ... 50

2.3.1 Pengertian Media Kartu ... 50

2.4 Pembelajaran Geografi di SMA ... 53

2.5 Pengembangan Pembelajaran Geografi Melalui Media Kartu Uno ... 57

2.6Penelitian yang Relevan ... 62

2.6 Kerangka Pikir ... 63

2.7 Hipotesis ... 64

III METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian ... 66

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pengembangan 66

3.2.1 Tempat Pengembangan ... 67

(14)

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel …

3.4.1 Variabel Penelitian ……… 69

3.4.2 Definisi Operasional Variabel ……….. 70

3.5Desain Penelitian dan Pengembangan 70

3.6 Langkah Penelitian Pengembangan 72

3.6.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi……….. 73

3.6.2 Perencanaan ………. 73

3.6.3 Pengembangan Produk awal ……… 76

3.6.4 Uji Coba Pendahuluan ………... 84

3.6.5 Revisi terhadap produk uatam ………... 86

3.6.6 Uji Coba utama ……… 86

3.7 Persyaratan Instrumen Penelitian ……… 86

3.8 Teknik Analisis data ……… 88

3.9 Data penelitian ……… 90

3.10 Teknik Pengumpulan Data ……… 90

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Deskripsi Lokasi penelitian ... 92

4.1.1. Analisis Kebutuhan ... 94

4.1.2 Melakukan Analisis Instruksional ... 95

4.1.3 Pengembangan Pembelajaran... 96

4.1.4 Uji Coba Pendahuluan... 109

4.1.5 Revisi terhadap produk utama ... 111

(15)

Kartu Uno ... 115

4.2.2 Efektifitas Pembelajaran Geografi Melalui Media Kartu Uno ... 122

4.3 Aplikasi Pembelajaran Geografi ... 125

4.4 Keunggulan Penelitian Pengembangan ... 127

4.5 Keterbatasan Penelitian ... 127

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan ... 128

5.2Implikasi ... 129

(16)

“Urip Kudu Urup” (Anonim)

“Berdoa, Mencoba dan Berusaha, Hasilnya biar Allah yang menentukan”

“Telah pasti datangnya ketetapan Allah maka janganlah kamu meminta agar

(17)

Seiring doa dan rasa syukur kepada Allah SWT, atas setiap keberkahan, kasih

sayang, kedamaian, keindahan dan kemudahan dalam menjalani dan memaknai

hidup. Serta rasa sayang dan perlindungan-Nya yang selalu mengiringi di setiap

hela nafas dalam langkah kaki ini. Atas izin dan Ridho-Nya kupersembahkan

karya ini untuk orang-orang tercinta

Bapak dan Ibu tercinta,

Bapak Gunadi dan Ibu Jamiati yang tak pernah berhenti memberikan doa,

kesabaran, cinta dan kasih sayangmu yang menjadi kekuatan dalam setiap

perjalanan hidupku.

Suamiku tercinta,

Agus Purwanto yang selalu memberi doa, semangat, cinta dan kasih sayang yang

menjadi kekuatan dalam setiap langkahku

Buah hatiku tersayang,

Shereen Inara Purwanto “Rere” yang selalu menjadi peghibur di setiap lelahku.

Kakaku Dedy Setiawan dan adiku Shafira Yuliana tersayang yang selalu

memberikan doa, semangat dan menjadi teman dalam hidupku.

Teman-teman seperjuanganku yang selama ini selalu menemaniku.

Para pendidikku yang kuhormati terimakasih atas semua ilmu dan dukungan yang

telah diberikan selama ini.

(18)

Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 19 Desember 1984.

Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara pasangan

Bapak Gunadi dan Ibu Jamiati.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh.

1. Sekolah Dasar (SD) di SD Pertiwi Teladan Metro yang diselesaikan pada

tahun 1997.

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 2 Metro yang

diselesaikan pada tahun 2000.

3. Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Yos Sudarso, yang diselesaikan

pada tahun 2003.

4. Pendidikan S1 di Universitas Lampung, Bidang Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan.

Pada Tahun 2008 Penulis menyelesaikan Studi S1 dan pada tahun 2009 penulis

bekerja sebagai guru honorer di SMA Kristen 1 Metro. Pada tahun 2010 penulis di

angkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil melalui tes CPNS. Tahun 2012

penulis melanjutkan pendidikan pascasarjana di Magister Pendidikan IPS,

(19)

xi Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat

dan karunia yang tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis

dengan judul “Pengembangan Pembelajaran Geografi Melaui Media Kartu UNO

di SMA Kristen 1 Metro” ini penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Lampung.

Penulisan tesis ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, pengarahan dan dukungan

dari berbagai pihak. Sehingga, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih yang setulusnya kepada :

1. Bapak Dr. H. M. Thoha B.S. Jaya, M.S Selaku Pembimbing 1 yang telah

banyak meluangkan waktu, memberikan pengarahan, ilmu dan mendukung

serta memotivasi kepada penulis.

2. Bapak Dr. H. Darsono, M. Pd., selaku Pembimbing 2, terima kasih atas segala

dukungan, ilmu, kesabaran dan bimbingan yang telah bapak berikan.

3. Bapak Dr. H. Pargito, M. Pd., Ketua Program Studi Magister Pendidikan IPS

(20)

xii penulis.

5. Bapak Dedi Mizwar,S.Si, M. Pd., selaku Ahli Media Pembelajaran.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., Rektor Universitas Lampung.

7. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Pascasarjana Universitas

Lampung, dan sebagai pembahas I.

8. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

9. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Pengampu pada Program Studi Magister

Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.

10. Segenap Staf Program Studi Magister Pendidikan IPS, Mbak Merita Sagita

M.Pd yang telah banyak membantu selama penulis menempuh pendidikan.

11. Ibu Dra. CH. Setyo Rini selaku Guru Bidang Studi Geografi serta staf

pengajar SMA Kristen 1 Metro yang telah banyak membantu.

12. Suamiku Agus Puwanto dan Buah Hatiku Sheren Inara Purwanto “Rere”

yang selalu memberiku doa, semangat, penghibur dan mendengarkan segala

keluh kesahku.

13. Bapak dan Ibu tercinta, Bapak Gunadi dan Ibu Jamiati. Kakak dan adikku

Dedy Setiawan dan Shafira Yuliana.

(21)

xiii 16. Sahabatku Iffatul Fa-Izah, S.E., Roseanna Febriyani, S.Sos,. M.Pd., Tri

Darmawati, S.Pd., terima kasih atas kebersamaan, kebahagiaan, suka duka,

motivasi, waktu, tenaga, doa dan perjuangan selama kuliah dan penyusunan

tesis yang tidak akan terlupakan. Kalian selalu menjadi “Rainbow” dalam

hidupku.

17. Rekan-rekan seperjuangan Magister Pendidikan IPS angkatan 2012, Ibu Peri

Irma Husni, Baby Dhebox, Yunda Fatma Rosa, Arlen, Lita, Astri, Restia,

Dwi, Apri, Kak Lili, Mba Iceu, inayah, aprilia, Mba Titik, Mba Desi, Mba In,

Mba Mery, Mba Novi, Mba Cherly, Mba Yos, Mimi Rahmi, Ibu Sumarti, Ibu

Maryani, Ibu Sofia, Ibu Retno, Ibu Fau, Ibu Siti, Ibu Fatma, Ibu Hurus, Ibu

Dewi, Ibu April, Ibu Rita, Dede Dani, Into, Heri, Putut, Fajar, Febra, Mas

Darma, Kak Adi, Pak Waluyo, Pak Wardaya, Pak Wartoyo, Pak Ignatius, Pak

Dadang, Pak Eko, Pak Asrin, Pak Syamsi, Pak Wahyudin, Kak Hardian, Pak

Hambali, Pak Padri (Alm).

18. Teman-teman Mahasiswa Magister Pendidikan IPS FKIP Universitas

Lampung.

19. Murid-murid kelas X SMA Kristen 1 Metro yang banyak membantu dalam

penelitian ini.

20. Sahabat-sahabatku di SMA Kristen 1 Metro, SMAN 1 Metro, dan SMAN 6

(22)

xiv Demikian Semoga karya ini bermanfaat bagi semua, akhir kata dengan

kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, Oktober 2014 Penulis

(23)

1.1 Latar Belakang Masalah

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang

sepanjang hidupnya. Proses belajar itu sendiri terjadi karena adanya interaksi

antara seseorang dengan sumber belajarnya. Dalam kegiatan pembelajaran,

sumber belajar dan media yang digunakan untuk menunjang proses belajar tidak

terbatas hanya pada media yang digunakan untuk menunjang proses belajar tidak

terbatas hanya pada media-media konvesional yang sudah sangat populer dalam

dunia pendidikan. Seorang praktisi pendidikan, khususnya guru, perlu

mengembangkan inovasi-inovasi pembelajaran yang dapat mempercepat proses

pencapaian tujuan pendidikan. Ada banyak cara yang dapat digunakan dan

ditempuh guru untuk merealisasikan hal itu, antara lain dengan penggunaan

sumber-sumber belajar dan media-media pembelajaran yang unik, yang menarik

bagi peserta didik.

SMA Kristen 1 Metro merupakan satuan pendidikan Sekolah Menengah Atas

yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Kristen Lampung. SMA Kristen 1

Metro tergolong salah satu Sekolah Menengah Atas Swasta di Metro. Sarana

prasarana yang termasuk cukup untuk kriteria sekolah swasta. Terdapat 13 lokal

(24)

laboratorium TIK dan 1 ruangan laboratorium IPA yang merupakan ruangan

untuk pratikum-pratikum dari kegiatan mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi.

Berbagai latar belakang sekolah ini, peneliti tertarik dengan keberagaman

tersebut, sehingga mempengaruhi minat belajar siswa. Minat belajar siswa pun

akan mempengaruhi hasil belajar siswa, karena pembelajaran Geografi di Sekolah

Menengah Pertama kurang begitu ditekankan karena pada umumnya guru-guru di

Sekolah Menengah Pertama berlatar belakang pendidikan Sejarah maupun

pendidikan Ekonomi. Kemudian dengan berkolaborasi dengan rekan guru

Geografi untuk ikut terlibat dalam rencana penelitian ini, dengan cara melihat dan

mengobservasi proses pembelajaran yang akan peneliti lakukan terhadap siswa

kelas X IIS 1 dan kelas X IIS 2. Peneliti meminta agar beliau memberikan

masukan tentang kekurangan dan kelebihan demi perbaikan tindakan yang akan

peneliti laksanakan sehingga mendapatkan hasil belajar yang diharapkan. Proses

pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar akan memperoleh hasil belajar yang

baik pula.

Dalam proses belajar mengajar di sekolah, setiap guru berkeinginan siswanya

mendapatkan hasil yang memuaskan. Hasil tersebut dapat tercapai apabila peserta

didik mempunyai minat yang tinggi dalam memanfaatkan sumber belajarnya.

Dalam kaitanya dengan sumber belajar, salah satu mata pelajaran yang terdapat

pada kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah adalah

Geografi, yang merupakan salah satu mata pembelajaran pada Program Ilmu

Pengetahuan Sosial yang membahas mengenai sifat bumi, menganalisis gejala

alam dan penduduk, mempelajari corak yang khas dalam kehidupan dan berusaha

(25)

Mata pelajaran Geografi merupakan bagian dari kurikulum pengajaran di sekolah

dan salah satu komponen terpenting di bidang pendidikan yang harus

dikembangkan. Isi materi mata pelajaran Geografi berkaitan dengan kehidupan

manusia sehari-hari. Mata pelajaran Geografi diberikan pada tingkat pendidikan

dasar sebagai bagian integral dari IPS. Pada tingkat pendidikan menengah,

Geografi diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri.

Ketersediaan media pembelajaran di SMA Kristen 1 Metro saat ini masih kurang

dan belum merata pada setiap mata pelajaran IPS, terlebih mata pelajaran

Geografi, menurut informasi yang peneliti terima, dua dari tiga orang guru mata

pelajaran Geografi masih melaksanakan proses pembelajaran dengan media

konvensional dan kurang bervariasi. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1 Media Belajar di SMA Kristen 1 Metro

No. Nama Media Belajar Jumlah

1. Buku Pelajaran Siswa 659 eks 2. Buku Pegangan Guru 180 eks 3. Alat Peraga IPA 14 set

4 Alat Peraga IPS 5 set 5. Alat Peraga Kesenian 3 set

6. Komputer 20 buah

7. Liquid Crystal Display(LCD) 4 buah Sumber : Dokumen data profil SMAK 1 Metro TA. 2013/2014

Berdasarkan Tabel 1.1, terlihat bahwa ketersediaan buku-buku pegangan siswa

setiap mata pelajaran masih belum mencukupi sehingga siswa harus bergantian

meminjam di perpustakaan. Begitu juga dengan ketersediaan alat peraga IPA/IPS,

(26)

sehingga guru harus bergantian menggunakan LCD dalam proses pembelajaran di

kelas.

Kondisi pembelajaran yang tidak sesuai dengan harapan, menimbulkan banyak

kendala bagi siswa dan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Setiap

guru berkeinginan siswanya mendapatkan hasil yang memuaskan. Hasil belajar

siswa dapat meningkat jika fasilitas sarana mendukung pembelajaran. Minimnya

media pembelajaran yang tersedia di SMA Kristen 1 Metro mendorong guru

menjadi kreatif agar siswa dalam menerima dan memahami materi pelajaran lebih

mudah dan menyenangkan. Salah satu mata pelajaran yang terdapat pada

kurikulum SMA Kristen 1 Metro adalah mata pelajaran Geografi, yang

merupakan salah satu mata pelajaran pada Program Peminatan Ilmu Sosial di

SMA Kristen 1 Metro. Geografi merupakan salah satu cabang dari Ilmu

Pengetahuan Sosial yang membahas mengenai fenomena-fenomena alam yang

ada di bumi. Oleh karena itu, isi materi Geografi banyak berkaitan dengan

keseharian hidup manusia. Hal ini berarti bahwa media belajar Geografi begitu

banyak, mulai dari kehidupan nyata sampai dengan hasil kreatifitas yang dapat di

desain.

Media belajar biasanya di susun berdasarkan berbagai prinsip atau teori sebagai

pijakan dalam pengembangannya sehingga dapat menarik minat belajar siswa

yang pada akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran

di kelas.

Bagi siswa kelas X (sepuluh) SMA Kristen 1 Metro, mata pelajaran Geografi di

(27)

kesulitan dan ketidak menarikan antara lain berupa banyaknya kompetensi yang

harus dikuasai siswa dalam satu semester, sementara jam pelajaran yang

dialokasikan 2 jam pelajaran per minggu dan penggunaan media belajar masih

monoton pada Liquid Crystal Display (LCD) serta Lembar Kerja Siswa (LKS).

Idealnya pembelajaran geografi disampaikan dengan metode dan media yang

menarik siswa untuk berfikir aktif dan kreatif sehingga siswa merasa nyaman dan

menikmati pelajaran yang sebenarnya dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari.

Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada ulangan harian semester ganjil

pada materi hakekat Geografi. Hasil belajar tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2

berikut ini.

Tabel 1.2 Hasil Belajar Geografi Semester Ganjil Kelas X SMA Kristen 1 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.

No Kelas Nilai Kriteria Ketuntasan Minimum Jumlah

f ≥ 70 % f < 70 % f %

1. X A 9 33,33 25 25 34 26,78

2. X B 7 25,93 23 23 30 23,62

3. X C 5 18,52 25 25 30 23.62

4. X D 6 22,22 27 27 33 25,98

Jumlah 27 100 100 100 127 100

Sumber : Dokumentasi guru mata pelajaran Geografi kelas X (sepuluh) semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014

Berdasarkan Tabel 1.2 di atas, terlihat jelas bahwa hasil belajar Geografi siswa

kelas X (sepuluh) secara umum masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah

siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) baru mencapai 21,26%

atau 27 siswa dari 127 siswa kelas X (sepuluh) SMA Kristen 1 Metro. Menurut

Djamarah (2006: 107), apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65%

dikuasai oleh siswa, maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran

(28)

indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan selama ini belum efektif.

Penggunaan media pembelajaran yang monoton oleh guru dan kurang variatif

akan semakin memperpanjang anggapan miring terhadap persepsi dan motivasi

belajar serta perubahan sikap siswa.

Ada beberapa hal yang menyebabkan hasil belajar siswa tidak maksimal, antara

lain; (1) media belajar yang digunakan tidak optimal dan konvensional, (2)

metode mengajar yang kurang bervariasi, (3) siswa kesulitan memahami isi materi

Geografi karena kurang menikmati kegiatan pembelajaran yang dilakukan, (4)

minat siswa dalam belajar belum maksimal.

Berdasarkan kondisi peserta didik yang dikemukakan di atas merupakan suatu

tantangan bagi guru untuk memperbaiki pembelajaran Geografi sehingga dapat

menarik minat siswa dan hasil belajar yang tinggi terhadap mata pelajaran

Geografi di SMA. Salah satu cara untuk meningkatkan minat dan hasil belajar

peserta didik adalah dengan menggunakan pola pembelajaran guru dengan media

pembelajaran, yaitu pola pembelajaran di mana dalam kegiatan pembelajarannya

guru dibantu dengan alat bantu tertentu.

Di SMA Kristen 1 Metro pembelajaran Geografi diampu oleh tiga orang guru,

ketiga orang guru tersebut adalah guru honorer. Melalui wawancara dengan

beberapa siswa kelas X (sepuluh) dan dua rekan guru mata pelajaran yang dapat

dilihat pada lampiran 1. Diperoleh saran dan masukan bahwa untuk meningkatkan

hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan merekayasa media belajar yang

menyenangkan dan tidak monoton, hasil saran dan masukan rekan guru dan

(29)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut digunakan bagi guru dan atau peneliti

untuk menemukan sumber dan media pembelajaran Geografi yang menarik dan

dekat dengan keseharian hidup siswa, seperti karakteristik bidang Geografi.

Selain itu, peneliti mengamati proses pembelajaran rekan guru bahasa inggris

dapat dengan mudah membelajarkan bahasa inggris kepada siswa dengan hasi

belajar yang memuaskan. Hal ini mendorong peneliti untuk merekayasa media

pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa dan guru. Media

pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas

untuk setiap tingkatan di setiap jenjang pendidikan, yang isinya dekat dengan

keseharian hidup manusia diantaranya dengan usaha pemanfaatan media belajar

kartu Uno. Kartu Uno dapat diterapkan untuk menyampaikan pesan dalam

berbagai ilmu pengetahuan, dan karena penampilannya yang menarik, format

dalam kartu Unoini seringkali diberikan pada penjelasan yang sungguh-sungguh

dari pada sifat yang hiburan semata (Sudjana, Nana, & Rivai, 2002: 70).

Alasan lain dipilihnya media kartu Uno, karena media ini sangat menarik dalam

membangkitkan minat siswa dalam belajar yang bertujuan pada meningkatkan

hasil belajar siswa. Dengan media kartu Unosiswa di tuntut untuk berfikir kreatif

dan memudahkan siswa dalam memahami Obyek-obyek Geografi. Dalam proses

belajar, anak belajar dari pengalaman sendiri, mengkontruksikan pengetahuan

kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Dengan mengkombinasikan

pendekatan saintifik dalam penggunaan media belajar kartu Uno pada proses

pembelajaran dapat membawa siswa dalam belajar yang menyenangkan serta

(30)

Seperti diuraikan di atas, kartu Uno sebagai media belajar yang menarik

diharapkan dapat meningkatkan pemahaman isi materi Geografi sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Uraian tersebut melatar belakangi peneliti

melakukan penelitian tentang ”Pengembangan Scrabble Ekonomi Sebagai Media

Belajar Siswa SMA Kelas X ” semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa

sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara

efektif (Munadi, 7-8: 2013).

Inti dari proses pendidikan di kelas adalah bagaimana para siswa bisa

bersemangat, antusias dan berbahagia dalam mengikuti pelajaran di kelas,

bukannya terbebani dan menjadikan pelajaran di kelas sebagai momok yang

menakutkan. Dengan begitu, peserta didik bisa mendapatkan pengetahuan yang

baik, mengikuti pembelajaran dengan nyaman, dan mampu menjadikan

pengetahuan tersebut sebagai bagian dari kehidupan peserta didik. Sehingga,

konsep edutaiment yang ingin menyinergikan antara pendidikan dengan

entertainment (sesuatu yang menyenangkan dan menghibur) patut untuk

dijalankan.

Pendidikan edutaiment yang menyenangkan biasanya dilakukan dengan humor,

permainan (game), bermain peran (role play), dan demonstrasi. Media

(31)

sangat dekat dengan kehidupan manusia sehari-hari yaitu media permainan, yang

kaitannya dalam penelitian ini adalah permainan melalui media visual yaitu kartu.

Media visual yaitu media yang memegang peran sangat penting dalam proses

belajar. Media visual dapat mempelajari pemahaman (misalnya melalui elaborasi

struktural dan organisasi), dan memperkuat ingatan. Visual juga dapat

menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi

pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan

pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image)

untuk menyakinkan terjadinya proses informasi. Bentuk visual bisa berupa

gambar representasi seperti gambar yang menunjukan bagaimana tampaknya

suatu benda.

Pola pembelajaran guru dengan media masih tetap memandang guru sebagai

Komponen Sistem Instruksional yang utama dengan sumber belajar lain yang

dipergunakan sebagai tambahan. Dalam pembelajaran ini guru kelas masih

memegang kendali hanya saja tidak semutlak pola pembelajaran tradisional dalam

bentuk tatap muka guru-peserta didik, karena guru dibantu oleh sumber lain.

Dalam hal ini media yang akan dikembangkan adalah media visual khususnya

media kartu. Media kartu merupakan media visual yang dapat dimainkan dengan

cara membedakan warna dan angka. Media kartu yang dimaksud adalah alat bantu

pengajaran berupa kertas ukuran 10 x 10 cm.

(http://rakmadbsk.blogspot.ca/2012/01). Di download 15 Juni 2013.

Dalam pengembangan penelitian ini yang akan digunakan adalah media Kartu

(32)

tersebut artinya adalah satu. Permainan Kartu Uno adalah permainan keluarga

yang terdiri dari 108 kartu, bisa dimainkan 2 sampai 10 orang. Dimana

permainanya dengan cara membedakan warna, gambar dan angka.

(http://harinancerah.files.wordpress.com/2011/04). Di download 15 Juni 2013.

Seperti yang telah diuraikan di atas, KartuUno sebagai media pembelajaran yang

menarik diharapkan dapat menarik minat peserta didik untuk lebih memahami

pesan-pesan dalam konsep pembelajaran di dalamnya sehingga pemahaman

mereka dapat meningkat pula. Adanya media pembelajaran Kartu Uno dalam

pembelajaran Geografi SMA diharapkan dapat menumbuhkan minat dan hasil

belajar siswa agar menjadi aktif dan memberikan kemudahan kepada guru dalam

upaya membelajarkan materi yang ada.

Uraian di atas melatar belakangi penulis untuk mencoba melakukan penelitian

tentang ”Pengembangan Pembelajaran Geografi Melalui Media Kartu Uno Di

SMA Kristen 1 Metro”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Mutu dan hasil pembelajaran Geografi di SMA Kristen 1 Metro masih rendah

2. Guru-guru masih banyak menggunakan metode pembelajaran secara

konvensional, yaitu pembelajaran masih terpusat pada guru dan buku cetak.

3. Mata pelajaran Geografi dianggap salah satu pelajaran yang cukup sulit

4. Peserta didik kesulitan memahami isi materi Geografi karena kurang

(33)

5. Penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah seperti yang dipaparkan di

atas, jelas bahwa masalah hasil pembelajaran ilmu Geografi dipengaruhi oleh

banyak faktor. Mengingat banyaknya masalah yang muncul dan masing-masing

masalah memerlukan penelitian tersendiri untuk memecahkannya, maka masalah

penelitian ini dibatasi pada Pengembangan Pembelajaran Geografi Melalui Media

KartuUnoDi SMA Kristen 1 Metro dengan dua hal yang difokuskan yaitu:

1. Pengembangan Pembelajaran Geografi Melalui Media Kartu Uno untuk

meningkatkan hasil belajar Geografi

2. Efektifitas pembelajaran Geografi dengan menggunakan media Kartu Uno di

kelas X (sepuluh) semester ganjil SMA Kristen 1 Metro.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifkasi masalah dan pembatasan masalah,

maka rumusan masalah penelitian ini adalah masih rendahnya hasil belajar dan

kurangnya media pembelajaran Geografi. Atas dasar rumusan tersebut pertanyaan

peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengembangan pembelajaran geografi melalui media kartuuno

untuk meningkatkan hasil belajar Geografi?

2. Bagaimanakah efektifitas pembelajaran Geografi dengan menggunakan media

(34)

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah::

1. Menghasilkan pengembangan pembelajaran Geografi melalui produk Kartu

Uno untuk meningkatkan hasil belajar Geografi.

2. Menganalisis efektifitas pembelajaran Geografi dengan menggunakan media

KartuUno di kelas X (sepuluh) semester ganjil SMA Kristen 1 Metro.

1.6 Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Spesifikasi penelitian pengembangan ini adalah menghasilkan produk yang

dikembangkan sesuai pembelajaran IPS Geografi di SMA. Penulis menitik

beratkan pada pengembangan serta pemanfaatan media pembelajaran yang

menjadikan peningkatan minat dan hasil belajar siswa. Adapun pengembangan

dan pemanfaatan media pembelajaran yang penulis susun adalah: Media Kartu

Unodalam Pembelajaran Geografi.

1.7 Pentingnya Pengembangan

Berbagai permasalahan yang terjadi dilapangan, seperti siswa menganggap mata

pelajaran Geografi cukup sulit, kesulitan menguasai materi pelajaran, rendahnya

minat dan hasil belajar siswa, dan penggunaan media pembelajaran yang kurang

menarik perlu suatu pemecahan masalah. Salah satu pemecahan masalah yang

diharapkan dapat mengatasi permasalahan ini adalah dengan penggunaan media

pembelajaran yang menarik. Pengembangan tersebut yaitu pengembangan

(35)

Uno dalam pembelajaran Geografi ini dapat menjadi media pembelajaran yang

menarik dan menyenangkan bagi siswa.

1.8 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian akan difokuskan pada 2 hal yaitu ruang lingkup ilmu

untuk mengetahui kedudukan keilmuan dalam cakupan pendidikan IPS dan ruang

lingkup pengembangan media pembelajaran.

Ruang lingkup penelitian pengembangan ini berdasrkan keilmuannya adalah

mengenai pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Menurut Woolver, dalam Pargito

(2010:33-34) pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial terdapat 5 (lima) perspektif,

tidak saling menguntungkan secara eksklusif melainkan saling melengkapi.

Kelima perspektif itu adalah sebagai berikut:

1. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Transmisi Kewarganegaraan.

2. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial.

3. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Refleksi inquiri.

4. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Pengembangan Pribadi.

5. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Pengambilan Keputusan yang Rasional dan

aksi Sosial.

Pembelajaran Geografi dengan menggunakan media Kartu Uno menelaah

beberapa 3 perspektif yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Refleksi Inquiri,

Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Pengembangan Pribadi dan Ilmu Pengetahuan

Sosial sebagai Pengambilan Keputusan yang Rasional dan aksi Sosial. Ilmu

Pengetahuan Sosial sebagai refleksi inquiri dalam pengembangan media Kartu

(36)

pemahaman peserta didik dalam berfikir dan menelaah konsep-konsep secara

mendalam. Dalam proses Pengembangan Pribadi setelah menggunakan media

Kartu Uno dalam pembelajaran Geografi menuntut guru dan peserta didik

mengeksplorasikan kemampuan berfikir dan bertindak untuk meningkatkan hasil

pembelajaran terhadap diri pribadinya, seperti rasa tanggung jawab dan toleransi

terhadap peserta didik. Perspektif selanjutnya, guru dan peserta didik akan

mendapatkan suatu keterampilan dan mahir dalam pengambilan keputusan yang

rasional sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS. Selanjutnya, dari latar belakang

yang telah dijabarkan pada latar belakang ini. Maka fokus ruang lingkup

pengembangan media pembelajaran ini adalah pengembangan pembelajaran

geografi melalui media Kartu Uno di SMA Kristen 1 Metro dan hasil belajar

Geografi siswa.

1.9 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik bagi

peserta didik, guru, sekolah dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan

penelitian ini:

1. Bagi peserta didik, dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik

dalam belajar di kelas sehingga hasil belajar pun meningkat. Sehingga peserta

didik memperoleh pengalaman belajar secara langsung dengan media

pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai

ilmu Geografi.

2. Bagi guru, dapat memiliki gambaran tentang pembelajaran ilmu Geografi

(37)

mencari solusi pemecahannya dan dapat dipergunakan untuk menyusun

program peningkatan efektivitas.

3. Bagi sekolah, diharapkan dapat bermanfaat bagi lulusan yang dihasilkan,

sehingga menjadi lebih bermutu dan meningkatkan kualitas sekolah.

1.10 Definisi Istilah

Penafsiran beberapa istilah dalam pengembangan ini sebagai berikut.

1. Kartuunoyaitu alat bantu pengembangan pembelajaran berupa kertas ukuran

5.5x 8.5 cm terdiri dari 108 kartu. Permainan kartu uno adalah permainan

kartu keluaga yang dimainkan 2-10 orang, dengan cara permainannya dengan

membedakan warna, gambar dan angka.

2. Media pembelajaran adalah alat bantu dalam pengembangan proses belajar

mengajar yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat

(38)

Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa subbab, pertama yaitu

landasan teori tentang penggunaan KartuUno dalam pembelajaran Geografi, yang

terdiri dari Kartu Uno pembelajaran Geografi, hasil belajar Geografi, dan

pengembangan media belajar. Pembahasan yang kedua adalah kerangka pikir.

Berikut ini pembahasan lebih lanjut subbab tersebut.

2. 1 Landasan Teori-teori Belajar

Belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh aneka

ragamcompetensis (kemampuan), skill (keterampilan), danattitudes (sikap) yang

diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua

melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Sedangkan Kimble (1961)

dalam Hergenhahn (2010: 8) salah satu ahli psikologi pendidikan mendefinisikan

belajar sebagai perubahan perilaku atau potensi perilaku yang bersifat permanen

yang berasal dari pengalaman dan tidak bisa di nisbahkan ke temporary body

states (keadaan tubuh temporer) seperti keadaan yang disebabkan oleh sakit,

(39)

2.1.1 Teori Belajar Behaviorisme

Teori behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang

individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek

mental. Dengan kata lain,behaviorismetidak mengakui adanya kecerdasan, bakat,

minat dan perasaan. Teori behaviorisme merupakan salah satu aliran fisikologi

yang memandang individu hanya dari sisi penomena jasmaniah, dan mengabaikan

aspek-aspek mental, dengan kata lain behaviorisme tidak mengakui adanya

kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.

Behaviorisme menurut Herpratiwi (2009: 1) adalah filosofi dalam psikologi yang

berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme termasuk

tindakan, pikiran, dan perasaan dapat harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini

berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa

melihat peristiwa psikologis internal dan konstrak hipotesis seperti pikiran.

Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa

diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat diamati secara umum

dengan proses yang diamati secara pribadi.

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan

Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori dan

definisi behaviorisme sangat menarik. Behaviorisme adalah teori belajar dan

percaya bahwa semua perilaku yang diperoleh sebagai hasil dari pengkondisian.

Penyejuk terjadi setelah seseorang berinteraksi dengan lingkungannya. Teori ini

lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah

(40)

sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku

yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan

stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.

Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau

pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan

penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor

penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement)

maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan

(negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat. Teori behaviorisme

sangat menekankan perilaku atau tingkah laku yang dapat diamati. Teori-teori

dalam rumpun ini sangat bersifat molekular, karena memandang kehidupan

individu terdiri atas unsur-unsur seperti halnya molekul-molekul.

Relevansi kartu Uno sebagai sumber belajar dengan teori behavioristik adalah

kartuUnodiharapkan mampu membentuk kebiasaan yang baik bagi peserta didik.

Penggunaan media kartu Uno perubahan melalui rangsangan berupa kartu Uno

pada mata pelajaran Geografi sehingga menimbulkan hubungan perilaku reaktif

berupa peningkatan minat yang berakibat pada peningkatan hasil belajar siswa.

Obyek-obyek yang tergambar dalam kartu Uno menguasai konsep-konsep mata

pelajaran Geografi bisa membuat peserta didik belajar tanpa kejenuhan.

2.1.2 Teori Belajar Kognitif menurut Gagne

Menurut Gagne dalam Sanjaya (2010: 233-234) adalah teori pemrosesan

informasi. Asumsi yang mendasari ini adalah bahwa pembelajaran merupakan

(41)

kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi

proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehinggan menghasilkan

keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya

interaksi adanya kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu.

Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk

mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan

kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu

dalam proses pembelajaran.

Kognitivisme membagi tipe-tipe belajar siswa, sebagai berikut:

a) Siswa tipe pengalaman kongkrit lebih menyukai contoh khusus dimana mereka bisa terlibat dan mereka berhubungan dengan teman-temannya dan bukan dengan orang-orang dalam minoritas.

b) Siswa tipe observasi reflektif suka mengobservasi dengan teliti sebelum melakukan tindakan

c) Siswa tipe konseptualisasi abstrak lebih suka bekerja dengan sesuatu dan simbol-simbol dari pada manusia. Merekalebih suka bekerja dengan teori dan melakukan analisis sistematis.

d) Siswa tipe eksperimentasi aktif lebih suka belajar dengan melakukan praktek proyek dan melalui kelompok diskusi (Herpratiwi, 2009:22)

Menurut Gagne dalam Sanjaya (2010: 233-234) terdapat delapan tingkat belajar,

yaitu: (1) signal learning, (2) stimulus-respons learning, (3)chaining/sambungan

seperangkat S-R, (4) verbal association, (5) multiple discrimination, (6) concept

learning, (7) principal learning, (8) problem solving. Berdasarkan pada 8

tingkatan belajar tersebut, penggunaan media film pendek dalam pembelajaran

(42)

2.1.3 Pandangan Belajar Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan landasan utama kurikulum sekolah di Indonesia yang

saat ini digunakan yang diberi nama kurikulum 2013 atau bentuk penyempurnaan

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Sebagai pandangan pendidikan,

konstruktivisme mengkaji tentang manusia dan pengetahuan. Pada dasarnya

perspektif ini mempunyai asumsi bahwa pengetahuan lebih bersifat kontekstual

dari pada absolut, yang memungkinkan adanya penafsiran jamak (multiple

perspectives) bukan hanya satu penafsiran saja. Oleh karena itu dapat dikatakan

bahwa konstruktivisme memandang bahwa pemahaman dibentuk menjadi

pemahaman individual melalui interaksi dengan lingkungan dan orang lain.

Pada dasarnya konstruktivisme bukanlah pandangan yang berdiri sendiri,

melainkan merupakan hasil dari proses methamorphosis teori-teori dan

pandangan-padangan belajar dan pembelajaran yang ada sebelumnya. Sebagai

contoh pemikiran konstruktivis Vygotsky menekankan pentingnya peranan

konstruksi pengetahuan sebagai proses sosial dan kebersamaan, sedangkan Piaget

beranggapan bahwa faktor individual lebih penting daripada faktor sosial dalam

Budiningsih (2005: 39).

Budiningsih (2005: 57) berpendapat bahwa konstruktivisme didefinisikan sebagai

pembelajaran yang bersifat generative, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna

dari apa yang sudah dipelajari. Menurut pandangan teori konstruktivis, belajar

merupakan proses mengkonstruksi pengetahuan. Pengetahuan dihasilkan dari

proses pembentukan. Semakin banyak seseorang berinteraksi dengan objek dan

(43)

tersebut akan meningkat dan semakin rinci. Von Galserfeld dalam Budiningsih

(2005: 57) mengemukakan bahwa ada beberapa kemampuan yang diperlukan

dalam mengkonstruksi pengetahuan sebagai berikut.

1. Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman.

2. Kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan

perbedaan.

3. Kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu dari pada

yang lainnya. Konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah

memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal

tersebut menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Oleh

sebab itu meskipun kemampuan awal tersebut masih sangat sederhana atau

tidak sesuai dengan pendapat guru, sebaiknya diterima dan dijadikan dasar

pembelajaran serta pembimbingan (Budiningsih, 2005:59).

Perspektif kontruktivis menyatakan pentingnya hasil belajar sebagai tujuan belajar,

tetapi proses yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar juga dinilai sangat

penting. Pada prosesnya, belajar, hasil belajar, cara belajar, dan strategi belajar

akan mempengaruhi perkembangan tata pikir dan skema berpikir seseorang.

Sebagai upaya membangun pemahaman atau pengetahuan, siswa mengkonstruksi

(membangun) pengetahuannya terhadap fenomena yang ditemui dengan

menggunakan pengalaman, struktur kognitif, dan keyakinan yang dimiliki.

Perspektif konstruktivisme mengharuskan siswa bersikap aktif karena mereka

harus melalui proses mengkonstruksi pengetahuan secara individu. Maka, belajar

(44)

dari guru kepada siswa. Dalam proses belajar siswa membangun gagasan atau

konsep baru berdasarkan analisis dan pemikiran ulang terhadap pengetahuan yang

diperoleh pada masa lalu dan masa kini. Oleh karena itu, pembelajaran perlu

dirancang berorientasi pada kebutuhan dan kondisi siswa. Belajar lebih diarahkan

pada experimental learning yaitu adaptasi kemanusiaan berdasarkan pengalaman

konkrit yang kemudian dikontemplasikan dan dijadikan ide bagi pengembangan

konsep baru. Karena itu aksentuasi dari mendidik dan mengajar tidak terfokus

pada pendidik melainkan pada pembelajar.

Sebagaimana dijelaskan pada bagaian sebelumnya, pandangan konstruktivisme

tidak berdiri sendiri dan berbeda dari pandangan dan teori yang lahir sebelumnya,

yang ada adalah pendekatan konstruktivisme dapat terwujud dari berbagai teori

belajar manapun tergantung dari sisi mana melihatnya. Paling tidak beberapa teori

yang lahir sebelumnya berpengaruh besar terhadap perwujudan konstruktivisme

dalam pembelajaran seperti teori behavioristik dan teori kognitif.

Beberapa hal yang mendapat perhatian pembelajaran konstruktivistik, yaitu: (1)

mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam kontek yang relevan, (2)

mengutamakan proses, (3) menanamkan pembelajaran dalam konteks pengalaman

sosial, (4) pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman

(Pranata, 2008). Apabila dikaitkan dengan penggunaan kartu unosebagai media

belajar, pendekatan konstruktivistik ini relevan pada proses belajar mandiri.

Pendekatan konstruktivisme menghendaki siswa bersikap aktif, hal ini terlihat

pada pembelajaran menggunakan media belajar kartu uno Geografi. Siswa dalam

(45)

memecahkan masalah dan menyimpulkan masalah baik secara individu maupun

kelompok. Pembelajaran menggunakan kartu uno geografi dilakukan dengan

siswa mengkaji materi, menemukan objek kajian geografi, mendefinisikan objek

tersebut, menggambarkan dalam permainan kartu uno Geografi. Semakin banyak

anak menemukan gambar-gambar objek geografi semakin mendalam materi yang

dipahami dengan begitu hasil belajar siswa akan semakin meningkat.

2.1.4 Pendekatan Saintifik/Ilmiah dalam Proses Pembelajaran Kurikulum 2013

Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang

dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saitifik/ilmiah. Upaya penerapan

Pendekatan Saintifik/ilmiah dalam proses pembelajaran ini sering disebut-sebut

sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum

2013, yang tentunya menarik untuk dipelajari dan di elaborasi lebih lanjut.

Pendekatan saintifik/ilmiah menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi

pengetahuan dan keterampilannya, juga mendorong siswa untuk melakukan

penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian.

Artinya, dalam proses pembelajaran siswa dibelajarkan dan dibiasakan untuk

menemukan kebenaran ilmiah, bukan di ajak untuk beropini apalagi fitnah dalam

melihat suatu fenomena. Siswa di latih untuk mampu berpikir logis, runut dan

sistematis, dengan menggunakan kapasitas berpikir tingkat tinggi (High Order

(46)

Penerapan pendekatan saintifik/ilmiah dalam pembelajaran menuntut adanya

perubahan setting dan bentuk pembelajaran tersendiri yang berbeda dengan

pembelajaran konvensional. Beberapa metode pembelajaran yang di pandang

sejalan dengan prinsip-prinsip pendekatan saintifik/ilmiah, antara lain metode: (1)

problem based learning, (2) project based learning, (3) inqury/inkuiri sosial, dan

(4) group investigation. Metode-metode ini berusaha membelajarkan siswa untuk

mengenal masalah, merumuskan masalah, mencari solusi atau menguji jawaban

sementara atas suatu masalah/pertanyaan dengan melakukan penyelidikan

(menemukan fakta-fakta melalui penginderaan), pada akhirnya dapat menarik

kesimpulan dan menyajikannya secara lisan maupun tulisan.

Pendekatan saintifik/ilmiah berdekatan dengan teori perkembangan kognitif dari

Piaget yang mengatakan bahwa mulai usia 11 tahun hingga dewasa (tahap

formal-operasional), seorang individu telah memiliki kemampuan

mengkoordinasikan baik secara simultan maupun berurutan dua ragam

kemampuan kognitif yaitu: (1) Kapasitas menggunakan hipotesis; kemampuan

berpikir mengenai sesuatu khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan

menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang di respons;

dan (2) Kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak; kemampuan untuk

mempelajari materi-materi pelajaran yang abstrak secara luas dan mendalam.

2.1.5 Kurikulum 2013 di SMA Kristen 1 Metro

1. Kurikulum 2013 SMA/MA

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

(47)

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Kurikulum

SMAK1KOMET TP. 2013/2014).

Pengembangan kurikulum 2013 di SMA Kristen 1 Metro mengacu pada standar

nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Standar isi dan standar kelulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan

pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Standar isi dan standar kelulusan

sesuai dalam penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan

lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang

harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah. Pada jenjang pendidikan menengah dapat dilihat

pada table berikut:

Tabel. 2.1 KOMPETENSI LULUSAN SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif

dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Sumber: Permendikbud No. 54 Tahun 2013 Tentang SKL

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip

pembelajaran yang digunakan:

(48)

2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajarmenjadi belajar berbasis aneka

sumber belajar;

3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan

pendekatan ilmiah;

4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;

5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;

6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju 2 pembelajaran

dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;

7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;

8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan

keterampilan mental (softskills);

9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta

didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing

ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyomangun karso), dan

mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri

handayani);

11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa

saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.

13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan

(49)

Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar proses yang mencakup

perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian

hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup

pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi

untuk setiap satuan pendidikan.

Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis)

yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas“ menerima,menjalankan,

menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui

aktivitas“ mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,

mencipta. Keterampilan diperoleh melaluiaktivitas“ mengamati, menanya,

mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”.Karaktersitik kompetensi beserta

perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar

proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu

(tematik antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu

diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry

learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya

kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan

menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis

(50)

Tabel 2.2 Rincian gradasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Menerima Mengingat Mengamati

Menjalanka Memahami Menanya

Menghargai Menerapkan Mencoba

Menghayati Menganalisis Menalar

Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji

- - Mencipta

Sumber: Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses

Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik kompetensi.

Karakteristik proses pembelajaran di SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket

C/Paket C Kejuruan secara keseluruhan berbasis mata pelajaran, meskipun

pendekatan tematik masih dipertahankan.

Secara umum pendekatan belajar yang dipilih berbasis pada teori tentang

taksonomi tujuan pendidikan yang dalam lima dasawarsa terakhir yang secara

umum sudah dikenal luas. Berdasarkan teori taksonomi tersebut capaian

pembelajaran dapat dikelompokkan dalam tiga ranah yakni: ranah kognitif,

affektif dan psikomotor. Penerapan teori taksonomi dalam tujuan pendidikan di

berbagai negara dilakukan secara adaptif sesuai dengan kebutuhannya

masing-masing. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional telah mengadopsi taksonomi dalam bentuk rumusan sikap, pengetahuan,

dan keterampilan.

Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah

(51)

dipisahkan dengan ranah lainnya.Dengan demikian proses pembelajaran secara

utuh melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.

Selain itu, kurikulum 2013 ini dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa siswa

memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demikratis

serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut

pengembangan kompetensi siswa disesuaikan dengan potensi, perkembangan

kebutuhan, dan kepentingan siswa serta tuntutan lingkungan.

Kurikulum 2013 di SMA Kristen 1 Metro terdiri atas sejumlah mata pelajaran.

a. Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh siswa di satu satuan pendidikan

pada setiap satuan atau jenjang pendidikan

b. Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh siswa sesuai dengan pilihan mereka

2. Tujuan, Materi, dan Standar Isi Mata Pelajaran Geografi bagian dari Kelompok Peminatan Sosial

a. Tujuan Mata Pelajaran Geografi (Permendikbud No. 69 Tahun 2013)

Tujuan mata pelajaran Geografi tercermin dalam Kompetensi Inti yang bertujuan

agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan

(52)

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

b. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Geografi

Ruang lingkup mata pelajaran Geografi meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Konsep dasar, obyek studi geografi, pendekatan, dan prinsip dasar

Geografi.

2. Konsep dan karakteristik dasar serta dinamika unsur-unsur geosfer

mencakup litosfer, pedosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer dan

antroposfer serta pola persebaran spasialnya.

3. Jenis, karakteristik, potensi, persebaran spasial Sumber Daya Alam

(SDA) dan pemanfaatannya.

4. Karakteristik, unsur-unsur, kondisi (kualitas) dan variasi spasial

lingkungan hidup, pemanfaatan dan pelestariannya.

(53)

6. Konsep wilayah dan pewilayahan, kriteria dan pemetaannya serta

fungsi dan manfaatnya dalam analisis geografi.

7. Pengetahuan dan keterampilan dasar tentang seluk beluk dan

pemanfaatan peta, Sistem Informasi Geografis (SIG) dan citra

penginderaan jauh.

Aspek-aspek tersebut dapat terlihat dalam Kompetensi Dasar menurut Kurikulum

2013. Kompetensi tersebut dapat terlihat dalam table berikut.

Tabel 2.3 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013

KELAS: X

1.3 Menghayati jati diri manusia sebagai agent of changesdi bumi dengan cara menata lingkungan yang baik guna memenuhi kesejahteraan lahir bathin. 1.4 Menghayati keberadaan diri di tempat

(54)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR grafik, gambar ilustrasi, dan atau peta konsep.

(55)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR grafik, gambar ilustrasi, dan atau peta konsep.

4.7 Menyajikan contoh penerapan mitigasi dan cara beradaptasi terhadapbencana alam di lingkungan sekitar.

Sumber : Permendiknas No. 69 Tahun 2013, tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SMA/MA

Ilmu Pengetahuan Sosial di desain untuk membangun dan merespon kompetensi

siswa dalam kehidupan masyarakat yang selalu berubah dan berkembang terus

menerus. Mata pelajaran geografi sebagai salah satu bagian dari social studies

juga menjadi mata pelajaran yang merupakan alat bagi siswa untuk memiliki

kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiry,

memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial sehingga

diharapkan dapat menjadi warga Negara yang baik dan bertanggung jawab. Mata

pelajaran geografi terutama menyangkut materi objek kajian geografi memerlukan

metode pendekatan yang dapat membawa siswa memahami objek kajian geografi.

Siswa di bawa pada pemahaman akan objek geografi dalam kehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran geografi yang berhubungan dengan objek kajian geografi

memerlukan pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa bahwa apa yang di

maksud dengan produksi bukan hanya tentang gambaran objek kajian geografi.

Konsep seperti ini memerlukan pendekatan visualisasi yang bisa mempermudah

siswa untuk memahami materi objek kajian geografi. Hubungan antar materi

(56)

pendekatan pembelajaran yang akan membawa siswa pada pemahaman akan

objek kajian geografi bukan hanya tentang objeknya saja, tetapi lebih dari itu

siswa dapat memahami objek kajian geografi lebih nyata yang ada di kehidupan

sehari-hari. Sehingga diperlukan pengembangan media pembelajaran yang dapat

mengoptimalkan kemampuan siswa dalam mata pelajaran geografi.

2.2 Materi Media Pembelajaran

2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi

tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya tujuan pembelajaran di sekolah

pada khususnya. Kata media berasal dari bahasa Latinmedius yang secara harfiah

berarti ‘tengah’, ’perantara’, atau, ‘pengantar’(Miarso, Yusufhadi, 1984: 46).

Arsyad (2013: 4) juga mengemukakan bahwa media adalah komponen sumber

belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan

siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Di lain pihak, National

Education Association memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya; dengan

demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar atau dibaca.

Secara leksikon, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Secara

terminologis, media pembelajaran dapat diartikan sebagai seluruh perantara

(dalam hal ini bahan atau alat) yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Misalnya, media radio, televisi, buku, majalah, surat kabar, internet,

(57)

segala sesuatu yang memungkinkan siswa dapat beroleh pengetahuan atau

menciptakan pengetahuan, kecakapan, dan sikap. Di dalam perkembangan terkini,

media biasanya lebih disederhanakan lagi ke dalam dua dikotomi, yakni perangkat

keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Contoh perangkat keras adalah

radio, televisi, overhead projector, LCD, komputer, manusia, tanah, air, udara,

tanaman, binatang, dan sebagainya. Contoh perangkat lunak adalah segala

informasi dalam pemrogaman komputer, e-learning, e-book, film, sandiwara,

diagram, bagan, grafik, rekaman dan sebagainya (Suryaman, 2009: 103).

Selain itu, Sudjana & Rivai (2010: 1) juga mengemukakan bahwa kedudukan

media pengajaran sebagai alat bantu mengajar ada dalam komponen metodologi,

sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru.

Selanjutnya, Arsyad (2013: 6) mengemukakan ciri-ciri umum yang terkandung

dalam setiap batasan tentang media, yaitu:

1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai

hardware(perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar,

atau diraba dengan pancaindra;

2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal dengan

software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam

perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa;

3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio;

4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di

dalam maupun di luar kelas;

5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru

Gambar

Tabel  1.1 Media Belajar di SMA Kristen 1 Metro
Tabel 1.2Hasil Belajar Geografi Semester Ganjil Kelas X SMA Kristen 1 Metro
Tabel 2.2 Rincian gradasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
Tabel 2.3 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kata lain, dalam hal ingin membangun loyalitas konsumen terhadap produk yang ditawarkan, atau dalam hal ini untuk membangun kepatuhan wajib pajak terhadap kewajiban

Penelitian ini berujuan untuk menguji pengaruh variabel diferensiasi produk, citra merek dan preferensi merek terhadap keputusan pembelian sepeda motor matic Yamaha Mio di

Oleh karena itu hukum administrasi negara sangat berpengaruh terhadap hukum lingkungan dimana pemerintah harus melaksanakan tugas- tugasnya berdasarkan asas-asas

Bila anggota- anggota komunitas yang berkebutuhan khusus memproduksi pesan berdasar pada hal-hal yang mereka rasakan dan pernah terjadi pada mereka secara langsung,

Kesimpulan dari teori-teori tersebut adalah tata kelola TI merupakan prosedur atau kebijakan yang bertujuan untuk memastikan kesesuaian penerapan TI dengan tujuan dari suatu

Bila data yang diperoleh masih dalam bentuk RAW DATA / data mentah maka metode orthorektifikasi yang dianjurkan adalah memakai metode Toutin/Rigorous karena sudah

• Kurva Massa Ganda (Double Mass Curve) adalah sebuah pendekatan analisis data yang digunakan untuk menginvestigasi pola dari pencatatan data hidrologi atau meteorologi pada

dimana peneliti memungkinkan untuk memilih berdasarkan pertimbangan karakteristik yang cocok dalam penelitian ini. Hal yang menjadi pertimbangan pada penentuan sampel