131
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Inka Dwi Anggraini
NIM : 21109010
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 17 Desember 1991
Jenia Kelamin : Perempuan
Agama :Islam
Alamat :Jl. Terusan Ligar Raya No 37 RT01/02 Bandung
DATA PENDIDIKAN
a. Tahun 1997-2003 : SDN Bojong Kacor 2 Bandung
b. Tahun 2003-2006 : SLTP Kartika Siliwangi III-I Bandung
c. Tahun 2006-2009 : SMA Sumatera 40-1 Bandung
d. Tahun 2009 : Universitas Komputer Indonesia
Demikian Daftar Riwayat Hidup ini penulis buat dengan sebenarnya.
Bandung, Juli 2013
Penulis
v Assalamua’laikum wr.wb
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
usulan penelitian ini. Adapun tujuan dari pembuatan usulan penelitian ini untuk
memenuhi dan melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Dalam mengerjakan laporan ini penulis banyak mengalami kesulitan,
hambatan dan juga keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis sehingga
laporan ini masih jauh dari sempurna. Sehubungan dengan hal ini penulis
memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan baik dalam teknik
pembahasan, cara penyajian dan bobotnya. Selain itu penulis mengharapkan
sumbangan kritikan dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan dimasa yang
akan datang. Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bimbingan, dorongan, nasehat serta doa dan bantuan dari berbagai pihak.
Pertama penulis berterima kasih kepada kedua orang tua penulis yang telah
membimbing, memberikan arahan, nasehat dan dorongan moral yang tidak
terhingga.
Kedua penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas
vi
3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
4. Wati Aris Astuti SE., M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
5. Dr. Ely Suhayati, SE., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
6. Sri Dewi Anggadini, SE.,M.Si. selaku dosen wali 4 Ak 1.
7. Seluruh Staf Dosen Pengajar dan karyawan UNIKOM yang telah memberikan informasi-informasi penting.
8. Seluruh Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung 9. Terima kasih Mama, Bapak dan adik-adikku.
10. Ebot yang selalu memberi semangat.
11. Sahabat-sahabatku 7 Odd Rizki, Dewi, Fuji, Nuri, Fitri, Yuli.
12. Terima kasih teman-teman sekelasku di 4 AK 1 semoga kita jadi orang sukses dan bagi segenap yang tidak bisa disebutkan satu per satu oleh penulis terima kasih banyak yang sebesar-besarnya.
Semoga segala bantuan, do’a serta amal kebajikan yang telah diberikan
mendapatkan balasan dari Alllah SWT. Akhir kata semoga segala jerih payah penulis dalam penyusunan Skripsi ini tidak sia – sia dan dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan.
Bandung, Juli 2013
AUDITOR EKSTERNAL TERHADAP KUALITAS AUDIT
(Survey Pada Beberapa Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung)
THE INFLUENCE OF COMPETENCE AND ACCOUNTABILITY EXTERNAL AUDITOR’S ON AUDIT QUALITY
(Survey to some Public Accounting Firm in Bandung Region)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Strata Satu
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Inka Dwi Anggraini
21109010
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
vii DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
SURAT PERNYATAAN ... ii
ABSTRACT ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Rumusan Masalah ... 6
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6
1.4.1 Maksud Penelitian ... 6
1.4.2 Tujuan Penelitian... 7
1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 7
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 7
viii HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka. ... 9
2.1.1 Kompetensi Auditor Eksternal... 9
2.1.1.1 Pendidikan ... 10
2.1.1.2 Pelatihan ... 10
2.1.1.3 Pengalaman ... 10
2.1.2 Akuntabilitas Auditor Eksternal ... 11
2.1.2.1 Motivasi ... 11
2.1.2.2 Pengabdian Profesi ... 12
2.1.3 Kualitas Audit ... 14
2.2 Kerangka Penelitian ... 16
2.2.1 Hubungan Kompetensi Auditor Eksternal dengan Kualitas Audit ... 16
2.2.2 Hubungan Akuntabilitas Auditor Eksternal dengan Kualitas Audit ... 17
2.2.3 Penelitan Sebelumnya ... 18
2.3 Hipotesis... 20
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 22
3.2 Metode Penelitian. ... 22
3.2.1 Desain Penelitian ... 23
ix
3.4 Sumber Data. ... 29
3.5 Alat Ukur Penelitian. ... 29
3.5.1 Uji Validitas ... 29
3.5.2 Uji Reliabilitas ... 31
3.5.3 Uji MSI (Method of Successive Interval) ... 32
3.6 Populasi dan Penarikan Sampel. ... 33
3.6.1 Populasi ... 33
3.6.2 Penarikan Sample ... 35
3.7 Teknik Pengumpulan Data. ... 36
3.8 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 37
3.8.1 Rancangan Analisis ... 37
3.8.2 Pengujian Hipotesis ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian. ... 48
4.1.1 Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik ... 48
4.1.1.1 Sejarah Singkat Kantor Akuntan Publik ... 49
4.1.1.2 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik ... 51
4.1.1.3 Uraian Tugas Kantor Akuntan Publik ... 53
4.1.1.4 Aktivitas Kantor Akuntan Publik ... 55
4.1.1.5 Karakteristik Responden ... 57
4.1.2 Pengujian Alat Analisis. ... 60
4.1.3 Analisis Deskriftif. ... 63
x
4.1.3.3 Analisis Deskriptif Kualitas Audit ... 75
4.1.4 Analisis Verifikatif. ... 85
4.1.4.1 Hasil Estimasi Model Regresi ... 85
4.1.4.2 Pengaruh Akuntabilitas Auditor Eksternal terhadap Kualitas Audit ... 92
4.1.4.3 Pengaruh Akuntabilitas Auditor Eksternal terhadap Kualitas Audit ... 94
4.1.4.4 Pengaruh Kompetensi dan Akuntabilitas Auditor Eksternal terhadap Kualitas Audit ... 97
4.2 Pembahasan. ... 100
4.2.1 Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal terhadap Kualitas Audit... 100
4.2.2 Pengaruh Akuntabilitas Auditor Eksternal terhadap Kualitas Audit... 102
4.2.3 Pengaruh Kompetensi dan Akuntabilitas Auditor Eksternal terhadap Kualitas Audit... 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan. ... 104
5.2 Saran. ... 107
DAFTAR PUSTAKA. ... 108
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 111
107
DAFTAR PUSTAKA
.
Achmat Badjuri. Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhdap Kualitas Audit Auditor Independen Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Di Jawa Tengah.
Dinamika Keuangan Perbankan, Nopember 2011 Vol.3, No.2 Hal: 183-197. ISSN:1979-4878.
Andi Supangat. 2007. Statistik: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, Dannonparametrik. Jakarta : Kencana.
Anton Eka Saputra. 2012. Pengaruh Kompetensi Dan Indepedensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Varabel Moderasi (Studi Empiris Pada auditor Di Kantor Akuntan Publik Se-Jawa Tengah Dan D.I Yogyakarta) . Juraksi Vol. 1 No. 2 Februari ISSN: 2301-9328.
Christina Sososutikno. 2003. Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap Kualitas Audit. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya
De angelo, L.E. 1981. Auditor Size And Auditor Quality. Journal Of Accounting And Economics.
Deis, D.R dan G.A. Groux. 1992. Determinants of Audit in The Public Sector. The Accounting Review. Juli. P. 462-479.
Elisha, Icuk .2010.Pengaruh Indepedensi, Pengalaman, Due Professional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Auditor Di KAP”Big Four” Di Indonesia). SNA XIII Purwokerto.
Faisal Tamin. 2003, Menteri Akan Menvalidasi Temuan BPK. www.tempo.co
Feny, Yohanes . Pengaruh Akuntabilitas Dan Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Semarang ).
Juraksi. Vol.1 No.1 Januari 2012. ISSN: 2301-9328.
Gujarati, Damodar. 2003. Dasar-Dasar Ekonometrika.Jakarta: Erlangga.
108
IAIP (Ikatan Akuntansi Indonesia Publik). 2001. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Jakarta: Salemba Empat.
IAIP (Ikatan Akuntansi Indonesia Publik). 2011. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Jakarta: Salemba Empat
Jonathan Sarwono. 2006. Panduan Cepat Dan Mudah SPSS 14. Yogyakarta: Andi.
Justinia Castellani. 2008. Pengaruh Kompetensi Dan Indepedensi Auditor Pada Kualitas Audit. Trikonomika Vol. 7, No.2 Desember.
Kane, G., & U. Velury. 2005. The Impact Of Managerial Ownership On The Likelihood Of Provision Of High Quality Auditing Services, Review Of Accounting & Finance.
Lilis Ardini. Pengaruh Kompetensi, Indepedensi, Akuntabilitas Dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit. Majalah Ekonomi. Tahun XX, No 3 Desember 2010 Hal 329-349.
Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Andi.
Mashuri Dan M. Zainudin. 2009. Masyhuri Dan M. Zainudin. 2009. Metode Penelitian : Pendekatan Praktis Dan Aplikatif. PT. Bandung : Refika Aditama.
Mulyadi. 2009, Auditing Edisi 6 Buku 1. Jakarta :.Penerbit Salemba Empat.
Rahmadi Murwanto. 2012. Audit Sektor Publik Suatu Pengantar Bagi Pembangunan Akuntabilitas Instansi Pemerintah. LPKPAP.
Ricca Rosalina Sari. 2012. Pengaruh Kompetensi Dan Indepedensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Semarang). Juraksi Vol.1 No. 2 Februari. ISSN: 2301-9328.
Ridwan dan Sunarto. 2007. Pengantar Statistik Untuk Penelitian Sosial Ekonomi, Komunikasi Dan Bisnis. Bandung:Alfabeta.
109
Robinson Simbolon. 2002. Bapepam: Kasus Kimia Farma Merupakan Tindak Pidana. www.tempo.co.
Robinson Simbolon. 2003. Bapepam Akan Tuntaskan Kasus Bank Lippo Bulan Ini. www.tempo.co.
Saripudin, Nety, Rahayu. 2012. Pengaruh Indepedensi, Pengalaman, Due Profesional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit (Survei terhadap Auditor KAP di Jambi dan Palembang). E-Jurnal Binar Akuntansi. Vol1 no.1 september. ISSN 2303-1522.
Sekar Mayangsari Puspawadanarum. 2013. Auditing Pendekatan Sektor Publik dan Privat. Jakarta: Media Bangsa.
Singgih Santoso. 2002. Statistik Multivariat. Jakarta : PT Elex Media Komoutindo.
Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. 2010. Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukrisno Agoes. 2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Tetlock, PE Dan J.L Kim. 1987. Accountability And Judgment Processes In A Personality Prediction Risk. Journal Of Personality And Social Pshycology.
Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Genesis.
Utami, Intiyas. 2003. Studi Praktek Rekayasa Akuntansi Yang Terungkap Melalui
Media Masa. Dian Ekonomi. UKSW. Salatiga.
Yulius Jogi Christiawan. 2002. Kompetensi Dan Indepedensi Akuntan Public :Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan
Vol.4. No.2 November.
22
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:41), bahwa:
“Sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada objek yang akan yang diteliti. Jangan sampai pembuatan rancangan penelitian dilakukan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di objek penelitian”.
Objek penelitian menurut Husein Umar dalam Umi Narimawati
(2010:29) adalah sebagai berikut:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi
objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan,
bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Objek dalam penelitian ini adalah Kompetensi Auditor Eksternal dan
Akuntabilitas Auditor Eksternal terhadap Kualitas Audit di Kantor Akuntan
Publik wilayah kota Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:2) mendefinisikan metode penelitian adalah
sebagai berikut :
23
Dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan cara yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode
penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Dengan
menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara
variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas
gambaran mengenai objek yang diteliti.
Dalam penelitian ini, metode deskriptif dan verifikatif tersebut digunakan
untuk menguji lebih dalam pengaruh Kompetensi dan Akuntabilitas Auditor
Eksternal terhadap Kualitas Audit serta menguji teori dengan pengujian suatu
hipotesis apakah diterima atau ditolak.
3.2.1 Desain Penelitian
Menurut Umi Narimawati (2010:30) mendefinisikan desain penelitian
adalah sebagai berikut:
“Desain digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian,
sehingga desain penelitian merupakan rancangan yang sangat diperlukan
dalam melakukan suatu penelitian”.
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30)
sebagai berikut:
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian;
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi; 3. Menetapkan rumusan masalah;
4. Menetapkan tujuan penelitian;
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori;
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data;
8. Melakukan analisis data;
9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.
Berdasarkan proses penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka desain
pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
selanjutnya menetapkan judul penelitian. Dalam penelitian ini
permasalahan yang terjadi difokuskan pada kualitas audit dimana masih
adanya auditor yang tidak dapat menemukan kesalahan dalam melakukan
proses audit. Oleh karena itu penulis mengambil judul yaitu pengaruh
kompetensi auditor eksternal dan akuntabilitas auditor eksternal terhadap
kualitas audit.
2. Mengidentifikasikan permasalahan yang terjadi.
3. Menetapkan Rumusan masalah.
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang akan dicari jawabannya
dengan mengumpulkan data-data yang mendukung. Rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh kompetensi auditor
eksternal dan akuntabilitas auditor eksternal terhadap kualitas audit.
4. Menetapkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini ialah ingin
mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh pengaruh
kompetensi auditor eksternal dan akuntabilitas auditor eksternal terhadap
25
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan
teori. Hipotesis dalam penelitian ini adalah pengaruh kompetensi auditor
eksternal dan akuntabilitas auditor eksternal terhadap kualitas audit.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian
yang digunakan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh
kompetensi auditor eksternal dan akuntabilitas auditor eksternal,
sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah kualitas audit.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik
pengumpulan data. Dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu
berupa kuesioner, teknik penentuan sampelnya terdiri dari populasi dan
sampel. Populasi dan sampelnya yaitu Kantor Akuntan Publik di Wilayah
Bandung, teknik pengumpulan datanya didapatkan dari kuisioner yang
disebar.
8. Melakukan analisis data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis kuantitatif.
9. Menyusun pelaporan hasil penelitian.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan Penelitian Desain Penelitian Metode Yang
Digunakan
Unit Analisis Time Horizon
T-1 Descriptive & Verificative
Auditor Eksternal Cross Sectional
T-2 Descriptive & Verificative
Auditor Eksternal Cross Sectional
T-3 Descriptive & Verificative
Auditor Eksternal Cross Sectional
3.3 Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2012:38) mendefinisikan operasional variabel adalah
sebagai berikut :
“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.
Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta
skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian. Variabel-variabel yang
terkait dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas / Independent (X)
Menurut Sugiyono (2012:38) mendefinisikan variabel bebas adalah
sebagai berikut :
“Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat)”.
Dalam penelitian variabel bebas akan berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti adalah variabel X1 adalah Kompetensi Auditor Eksternal dan X2 adalah
Akuntabilitas Auditor Eksternal.
2. Variabel Tidak Bebas / Dependent (variabel Y)
Menurut Sugiyono (2012:39) mendefinisikan variabel tidak bebas adalah
sebagai berikut :
“Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
27
Dalam penelitian ini variabel yang berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti adalah Kualitas Audit. Operasional variabel penelitian ini dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Konsep /Variabel Indikator Skala
No. Kuesion
er
Kompetensi Auditor (X1)
Suatu kemampuan, ahli dan berpengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan yang akan diambilnya.
Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:2)
1. Pendidikan
2. Pelatihan
3. Pengalaman
Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:2), H.S Munawir (2001:32)
ordinal 1,2,3 4,5,6 7,8,9
Akuntabilitas Auditor (X2)
Akuntabilitas auditor adalah dorongan psikologi yang membuat seseorang berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil pada
lingkungannya.
Tetclock (1987) dalam Elisha dan Ichuk (2010:2) (probability) dimana auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi klien.
Dalam operasional variabel ini semua variabel menggunakan skala
ordinal. Menurut Umi Narimawati (2010:53) mendefinisikan skala ordinal adalah
sebagai berikut:
“Skala pengukuran yang memberikan informasi tentang jumlah relative”.
Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi
berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrumen
pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi
pernyataanpernyataan tipe skala likert.
Menurut Sugiyono (2012:93) skala Likert:
“Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial”.
Dalam menjawab skala likert ini, responden hanya memberi tanda,
misalnya checklist atau tanda silang pada jawaban yang dipilih sesuai pernyataan.
Kuesioner yang telah diisi responden perlu dilakukan penyekoran. Berikut ini
bobot penilaian pada skala Likert.
Tabel 3.3 Bobot Penilaian
Pernyataan Skor
Positif
Sangat Setuju/Selalu 5
Setuju/Sering 4
Ragu-ragu/Kadang-kadang/Biasa Saja 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
29
3.4 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data
Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai
Kompetensi dan Akuntabilitas Auditor Eksternal terhadap Kualitas Audit sumber
data primer dan sekunder.
Menurut Sugiyono (2012:137) mendefinisikan data primer adalah sebagai
berikut:
“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data”.
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini yaitu melalui cara
menyebarkan kuesioner kepada responden untuk mengetahui tanggapan tentang
variabel yang akan diteliti.
Menurut Sugiyono dalam Umi Narimawati (2010:37) sumber data
sekunder merupakan:
“Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data”.
Sumber data sekunder peneliti peroleh dari informasi mengenai penelitian
sebelumnya yang telah dilakukan oleh peneliti yang lain.
3.5 Alat Ukur
3.5.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2012:2) mendefinisikan valid adalah sebagai berikut: “Menunjukkan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi
Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu
karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test
(kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk
diukur. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak
diukur dan diinginkan dengan tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
tentang variabel yang dimaksud.
Sumber: Umi Narimawati (2010:42)
Keterangan :
r = Koefisien korelasi pearson
X = Skor item pertanyaan
Y = Skor total item pertanyaan
N = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument
Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikasi 5%).
Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Sumber: Umi Narimawati (2010:42)
Dimana :
n = ukuran sampel
r = Koefisien Korelasi Pearson df = degree of freedom = n-2
Menurut Umi Narimawati (2010:42) keputusan pengujian validitas
instrument dengan menggunakan taraf signifikan dengan 5 % satu sisi adalah :
1. Item instrument dikatakan valid jika t-hitung> ttabel maka instrument tersebut
dapat digunakan.
31
2. Item instrument dikatakan tidak valid jika thitung< ttabel maka item tersebut
tidak dapat digunakan.
Hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS 17 for window. Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsinya. Seperti telah dijelaskan bahwa untuk menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor totalnya. Apabila koefisien korelasi butir pernyataan dengan skor total item lainnya > 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Menurut Cooper dalam Umi Narimawati (2010:43), reliabilitas adalah :
”Reliability is a characteristic of measurenment concerned with acuracy,
precision, and consistency”.
Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen
pengaruh yang baik. Berdasarkan hal tersebut, maka setelah melakukan pengujian
validitas, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian reliabilitas untuk
menguji kecenderungan atau kepercayaan alat pengukuran dengan diperoleh nilai
r dari pengujian reliabilitas yang menunjukan hasil indeks korelasi yang
menyatakan ada tidaknya hubungan antara dua belah instrument.Teknik yang
digunakan untuk menguji reliabilitas (keandalan) kuesioner dalam penelitian ini
digunakan teknik belah dua (split half) skor pernyataan (statement) bernomor
ganjil genap, dengan teknik korelasi Spearman Brown.
Menurut Umi Narimawati (2010:44) mendefinisikan dua (split half
method) adalah sebagai berikut :
1. Butir-butir instrument di belah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrument ganjil dan genap.
3. Selanjutnya skor total antara kelompok ganjil dan genap di cari korelasinya.
4. Koefisien korelasi selanjutnya dimasukan dalam rumusan Spearman Brown.
Sumber :Umi Narimawati (2010:44)
Dimana :
Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item
Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua
Tabel 3.4
Standar Penilaian Untuk Reliabiltas Reliability
Good 0,80
Acceptable 0,70
Marginal 0,60
Poor 0,50
Sumber: Barker et al, (2002 : 70)
Seperti yang dikemukakan Barker et al (2002 :70) sekumpulan butir
pernyataan yang mengukur variabel dapat diterima jika memilki koefisien
reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,70.
3.5.3 Uji Method of Successive Interval
Karena dalam penelitian ini data yang dikumpulkan melalui kuesioner
masih memiliki skala ordinal, maka data ordinal terlebih dahulu dikonversi
menjadi data interval menggunakan Methode SuccesiveInternal (MSI).
Menurut Umi Narimawati (2010:47) langkah-langkah transformasi data
ordinal ke data interval sebagai berikut:
a. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan.
b. Pada setiap butir yang ditentukan dihitung masing-masing frekuensi jawaban responden
Ґ1 = 2Ґb
33
c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi. Menetukan proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi
d. Menetukan proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor
e. Menggunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
f. Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan Tabel Tinggi Densitas).
Menggunakan skala dengan rumus
Sumber :Umi Narimawati (2010:47)
Keterangan:
Density at Lower Limit= kepadatan batas bawah
Density at Upper Limit= kepadatan batas atas
Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas atas
Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas bawah
g. Sesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu Skala Value (SV) yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan jawaban responden yang terkecil melalui transformasi berikut ini:
Sumber : Umi Narimawati (2010:47)
3.6 Populasi dan Penarikan Sampel
3.6.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2012:80) mendefinisikan populasi adalah sebagai
berikut :
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
(Dencity at Lower Limit) – (Dencity at Upper Limit)
Scale Value =
(Area BelowUpper Limit) – (Area Bellow Lower Limit)
Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau subyek
yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan
dengan masalah dalam penelitian. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah 26
KAP yang ada di wilayah Bandung.
Tabel 3.5
KAP Wilayah Bandung Yang Menjadi Populasi
No KAP Alamat
1 KAP AF.Rachman & Soetjipto WS Jl. Pasir Luyu Raya No.36 Bandung 42254
2 KAP Drs. Bambang Budi Tresno Pascal Hyper Square Blok B 52 Lantai 3 Jl. Pasir Kaliki Bandung
3 KAP Djoemarma, Wahyudin & Rekan
Jl. Dr. Slamet No.55 Bandung 40161
4 KAP Drs. Gunawan Sudrajat Jl. Golf Timur III No.1 Komp Taman
Golf Arcamanik Endah Bandung
5 KAP Dr. H.E.R. Suhardjadinata & Rekan
MTC Blok C No. 5
Jl. Soekarno-Hatta Bandung 6 KAP Heliantono & Rekan (CAB) Jl. Sangkuriang No. B1 Bandung
7 KAP Drs. Jajat Marjat Jl. Pasir Luyu Timur No. 125 Bandung
8 KAP. Jojo Sunarjo, Ruchiat & Arifin (CAB)
Jl. Ketuk Tilu No. 38 Bandung
9 KAP Drs. Joseph Munthe, MS. Ak Jl. Terusan Jakarta No.20 Bandung 10 KAP Karel, Widyarta Jl. Harlangbangga No. 15 Bandung
11 KAP Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih
Jl. P. H. Hasan Mustopa No. 58 Bandung
12 KAP DRS. LA Midjan & Rekan Jl. Ir. H. Juanda No. 207 Bandung
13 KAP Moch. Zainuddin & Sukmadi (CAB)
Jl. Melong Asih No. 69 B Lantai 2 Cijerah Bandung 40213
14 KAP Peddy HF. Dasuki Jl. Jupiter Raya D.2 No. 4 Margahayu
Raya Barat Bandung
15 KAP Drs. R. Hidayat Effendy Jl. Tata Surya No. 18 Bandung
16 KAP Roebiandini & Rekan Jl. Sidoluhur No.26 Cibeunying
Bandung
17 KAP Drs. Ronald Haryanto Jl. Sukahaji No. 36 A Bandung
18 KAP Sabar & Rekan Jl. Kancra No. 62 Buah Batu Bandung
19 KAP DBSD & A Jl. Jakarta Ruko Kota Kembang Kav. 10
Bandung
20 KAP Sanusi & Rekan Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri No. 76 C
Bandung
21 KAP Sugiono Paulus., SE,.AK,.MBA Jl. Taman Holis Blok B3 No.8 Bandng
22 KAP Prof. Dr. H. Tb Hasanuddin, MSC & Rekan
MTC Blok F No. 29 Jl. Soekarno Hatta Bandung
23 KAP Wisnu B. Soewito & Rekan (CAB)
35
24 KAP Dra. Yati Ruhiyati Jl. Ujung Berung Indah Berseri I Blok
No.4 Bandung
25 KAP Abubakar Usman & Rekan (cab)
Jl. Abdurahman Saleh No. 40 Lantai 2 Bandung
26 KAP Achmad, Rasyid, Hasbullah & Jerry (cab)
Jl. Rajamantri 1 No. 12 Bandung
www.iapi.or.id/iapi/directory.php
Dari 26 KAP yang dijadikan populasi hanya 15 KAP yang bersedia untuk
dijadikan tempat penelitian (sampel) dan 11 KAP tidak menerima kuesioner
dengan rincian 10 KAP tidak bersedia menerima kuesioner dari peneliti
disebabkan auditor sedang berada diluar kota dan 1 KAP tidak mengembalikan
kuesioner yang disebarkan.
3.6.2 Penarikan Sampel
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampling jenuh atau
disebut juga sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Dalam
penelitian ini jumlah populasi sama dengan sampel.
Menurut Sugiyono (2012:122) mendefinisikan sampling jenuh adalah
sebagai berikut :
“Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Istilah lain sampling jenuh adalah sensus”.
Berdasarkan teori surakhmad (2004;100) berpendapat sebagai berikut : “Apabila ukuran populasi kurang lebih dari 100, maka pengambilan
sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi”.
KAP yang dijadikan sampel terdiri dari 15 KAP adapun rinciannya adalah
Tabel 3.6
KAP Wilayah Bandung Yang Menjadi Sampel
No KAP Jumlah Responden
1 KAP AF.Rachman & Soetjipto WS 3
2 KAP Drs. Bambang Budi Tresno 2
3 KAP Djoemarma, Wahyudin & Rekan 3
4 KAP Drs. Gunawan Sudrajat 1
5 KAP Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 1
6 KAP DRS. LA Midjan & Rekan 3
7 KAP Moch. Zainuddin & Sukmadi (CAB) 3
8 KAP Peddy HF. Dasuki 1
9 KAP Roebiandini & Rekan 2
10 KAP Drs. Ronald Haryanto 1
11 KAP Sanusi & Rekan 1
12 KAP Dra. Yati Ruhiyati 3
13 KAP DBSD & A 3
14 KAP Abubakar Usman & Rekan (cab) 3
15 KAP Achmad, Rasyid, Hasbullah & Jerry 1
Total Responden 31
15 KAP yang yang dijadikan sampel berada di wilayah kota Bandung
dengan 1-3 auditor mewakili masing-masing KAP.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
1. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
dua cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research). Pengumpulan data primer
dilakukan dengan cara:
a. Metode pengamatan (Observasi)
Menurut Sugiyono (2012:145) mendefinisikan observasi adalah
sebagai berikut :
37
wawancara dan kuesioner, observasi tidak terbatas pada orang tetapi juga obyek-obyek alam yang lain”.
b. Wawancara (Interview)
Menurut Sugiyono (2012:137) mendefinisikan wawancara adalah
sebagai berikut :
“Wawancara yaitu teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya lebih sedikit”.
c. Kuesioner
Menurut Sugiyono (2012:142) mendefinisikan kuesioner adalah
sebagai berikut :
“Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya”.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku
diperpustakaan dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang
akan diteliti yaitu mengenai kompetensi auditor eksternal, akuntabilitas auditor
eksternal dan kualitas audit.
3.8 Rancangan Analisis Dan Pengujian Hipotesis
3.8.1 Rancangan Analisis
Menurut Umi Narimawati (2010:41) mendefinisikan rancangan analisis
“Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.
Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan
menggunakan metode deskriptif dan verifikatif.
Menurut Sugiyono (2012:14) mendefinisikan bahwa:
”Pengertian metode deskriptif analisis adalah statistika yang digunakan
untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya”.
Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini,
digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut :
Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah
diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden
diasumsi memilih jawaban tertinggi. Penjelasan bobot nilai skor aktual dapat
dilihat pada gambar berikut :
Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
20 36 52 68 84 100 Sumber: Umi Narimawati (2010:46)
Gambar 3.1
39
Menurut Mashuri dan M. Zainudin (2009) mendefinisikan metode
verifikatif adalah sebagai berikut :
“Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara
dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain
dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.
Adapun langkah-langkah analisis verifikatif yang diuraikan diatas adalah
sebagai berikut :
A. Analisis Regresi Liner Berganda
Menurut Jonathan Sarwono (2006:79) mendefinisikan analisis regresi
linier berganda adalah sebagai berikut:
“Regresi linier berganda mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier yang melibatkan dua variabel bebas untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel bergantung”.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dampak dan penggunaan
analisis regresi adalah untuk memutuskan apakah naik atau menurunnya variabel
independen (kompetensi dan akuntabilitas auditor eksternal) dapat dilakukan
melalui menaikkan atau menurunkan variabel dependen (kualitas audit).
Persamaan regresinya sebagai berikut:
Sumber: Jonathan Sarwono (2006:79)
Dimana:
Y = variabel tak bebas (kualitas audit)
a = bilangan berkonstanta
b1,b2 = koefisien arah garis
X1 = variabel bebas (kompetensi auditor eksternal) X2 = variabel bebas (akuntabilitas auditor eksternal)
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada regresi berganda, maka
perlu dilakukan pengujian asumsi klasik, diantaranya:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai
distribusi normal ataukah tidak. Menurut Singgih Santoso (2002:393) dasar
pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic
Significance), adalah sebagai berikut:
1. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal. 2. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara
normal
Menurut Singgih Santoso (2002:322) Probability Plots dalam program
SPSS. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang
diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk
menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini
akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi
normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua
variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama
41
1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.
Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel
independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang
mengakibatkan standar errornya semakin besar pula.
Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas
adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF),
Sumber :Gujarati (2003: 351)
Menurut Gujarati (2003: 362) menjelaskan sebagai berikut:
“Dimana Ri2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu variabel bebas X terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas”.
c. Uji Heteroskedastisitas
Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien regresi
menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari
yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak
menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari
model regresi.
Menurut Gujarati (2003:406) menyatakan sebagai berikut :
“Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-rank Spearman yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen)”.
Selain pernyataan tersebut diatas dengan menggunakan program SPSS
heteroskedastisitas juga bisa dilihat dengan melihat grafik scatterplot antara nilai
prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.Jika ada
pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur,
maka telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak membentuk pola
tertentu yang teratur, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Menurut Gujarati (2003: 467) menyatakan sebagai berikut:
“Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error
dari observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya”.
Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi
yang diperoleh menjadi tidak effisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi
sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil. Untuk menguji ada
tidaknya autokorelasi, dari data residual terlebih dahulu dihitung nilai statistik
Durbin-Watson (D-W):
(Gujarati, 2003: 467)
Kriteria uji menurut Gujarati (2003:470) Bandingkan nilai D-W dengan
nilai d dari tabel Durbin-Watson:
a) Jika D-W < dL atau D-W > 4 – dL, kesimpulannya pada data terdapat
autokorelasi.
b) Jika dU< D-W < 4 – dU, kesimpulannya pada data tidak terdapat
autokorelasi.
c) Tidak ada kesimpulan jika : dL D-W dU atau 4 – dU D-W 4 – dL.
t t 1
2 t
e e D W
e
43
B. Analisis Korelasi
Menurut Sujana (1989:152) dalam Umi Narimawati (2010:49)
menyatakan sebagai berikut :
“Pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan
antara variabel X dan Y”.
Menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson dengan rumus:
Sumber :Sugiyono (2012:183)
Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 :
a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif. b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :
a. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau sebaliknya).
b. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah.
C. Koefisiensi Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa
besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang
dinyatakan dalam persentase.
Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Sumber: Ridwan dan Sunarto (2007:81)
Dimana:
Kd = koefisien determinasi r2 = kuadrat koefisien korelasi
3.8.2 Pengujian Hipotesis
Menurut Andi Supangat (2007:293) yang dimaksud dengan pengujian
hipotesis adalah sebagai berikut :
“Salah satu cara dalam statistika untuk menguji parameter populasi berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu. Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya”.
Langkah-langkah dalam analisisnya sebagai berikut :
1. Pengujian Secara Parsial
Melakukan uji t untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat, hipotesisnya sebagai berikut :
Ho : ρ 0 : kompetensi auditor eksternal tidak berpengaruh positif
terhadap kinerja kualitas audit.
Ha : ρ 0 : kompetensi auditor eksternal berpengaruh positif terhadap
kualitas audit.
Ho : ρ 0 : akuntabilitas auditor eksternal tidak berpengaruh positif
45
Ha : ρ 0 : akuntabilitas auditor eksternal berpengaruh positif terhadap
kualitas audit.
Kriteria pengakuannya yaitu sebagai berikut:
H0 ditolak apabila thitung< ttabel(α = 0,05)
Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak,
maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut :
a) Jika t hitung ≥ t tabel maka Hoada di daerah penolakan, berarti Haditerima
artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.
b) Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak
artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya.
2. Pengujian Secara Simultan
Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variable bebas secara
simultan terhadap variable terikat.
a) Rumus uji F yang digunakan adalah :
F = (n-k-1)R2/Y.X…
K(1-R2/Y.X…)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
secara bersama-sama dapat berperan atas variable terikat.Pengujian ini dilakukan
menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai F-kritis dengan nilai
F-test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil
perhitungan dengan micro-soft.Jika nilai Fhitung> Fkritis, maka H0 yang menyatakan
bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas tidak dapat menjelaskan perubahan
b) Hipotesis
Ho : β1, β2, β3= 0 (artinya variabel kompetensi auditor eksternal (X1)
akuntabilitas auditor eksternal (X2) secara simultan tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel kualitas audit)
Ha : Paling sedikit salah satu βi ≠0 (i=1-2) artinya Kompetensi Auditor
(X1) dan Akuntabilitas Auditor (X2) secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap variabel kualitas audit)
c) Kriteria Pengujian
H0ditolak apabila Fhitung> Fkritis(α = 0,05)
Sumber : Andi Supangat (2007:295)
Gambar 3.2
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
Penarikan Kesimpulan
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya.
Jika thitung dan Fhitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak
(diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak
signifikan). Kesimpulannya, kompetensi auditor eksternal dan akuntabilitas
auditor eksternal berpengaruh terhadap kualitas audit. Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf
47
mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini menunjukan adanya (tidak adanya
105
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan
mengenai pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal dan Akuntabilitas Auditor
Eksternal pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung, maka dalam bab ini
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kompetensi auditor eksternal berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit dengan arah positif yang artinya apabila kompetensi auditor eksternal
baik maka kualitas audit menjadi baik. Hasil tanggapan responden
menyatakan bahwa kompetensi auditor eksternal memiliki skor cukup
baik, tetapi belum semua menganggap pelatihan dan pengalaman penting.
2. Akuntabilitas auditor eksternal berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit dengan arah positif yang artinya apabila akuntabilitas auditor
eksternal tinggi maka kualitas audit menjadi baik
3. Kualitas audit dapat dijelaskan oleh kompetensi auditor eksternal (X1) dan
akuntabilitas auditor eksternal (X2). Artinya kompentensi seorang auditor
eksternal yang baik serta akuntabilitas auditor eksternal yang tinggi maka
akan membuat hasil kualitas audit juga semakin baik.
5.2 Saran
1. Kantor Akuntan Publik sebaiknya lebih menyeleksi auditor-auditor baik
106
berpengalaman dan mempunyai pendidikan yang memadai dan selain itu
juga lebih rutin mengadakan pelatihan-pelatihan khusus.
2. Perlu ditingkatkannya lagi tanggungjawab auditor terhadap profesinya,
auditor yang memiliki kesadaran akan motivasi dan pengabdian profesinya
tentu akan lebih bersungguh-sungguh dan lebih baik dalam mengaudit.
3. Setiap auditor agar lebih berhati-hati dalam melakukan perencanaan dan
pelaksanaan audit sehingga dapat memberikan kualitas audit yang baik
1
Inka Dwi Anggraini
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
The resulting quality of the audit by the auditor can be influenced by several factors such as the competence and accountability of auditors external. The better competence of the external auditor and the the higher accountability of external auditor would make the better the quality audit.
This study aims to find, analyze and obtain empirical evidence about the effect of the External Auditor Competence and External Auditor Accountability on Audit Quality on some public accounting firm in Bandung region. This research was conducted using a survey method with a questionnaire. The study population was 26, public accounting firm listed in Directory IAPI with 15 samples every public accounting firm represented among 1-3 respondents. Data analysis was performed with the validity and reliability, the classical assumption and hypothesis testing with multiple linear regression method. This study uses primary data and obtained by distributing questionnaires to 31 respondents.
The results showed that the External Auditor Competence and External Auditor Accountability on Audit Quality. In addition, this study proves that the External Auditor Competence and Accountability External Auditor for Audit Quality.
Keywords: auditor competence, accountability auditor, audit quality
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada perusahaan besar khususnya perusahaan go public, terdapat pemisahan antara pemilik dengan manajemen (Yulius Jogi Christiawan, 2002:80). Manajemen berkepentingan untuk melaporkan pengelolaan bisnis perusahaan yang dipercayakan kepadanya, sedangkan pemakai laporan keuangan khususnya pemilik berkepentingan untuk melihat hasil kinerja manajemen di dalam mengelola perusahaan (Yulius Jogi Christiawan, 2002:80).
Auditor independen (auditor eksternal) memiliki kualifikasi untuk melaksanakan audit laporan keuangan, audit kepatuhan dan audit operasional (Sekar Mayangsari, 2013:13). Auditor Independen memiliki dua karakteristik yaitu posisi mereka independen terhadap klien dalam melaksanakan pekerjaan audit dan melaporkan hasil auditing dan untuk berpraktik mereka harus memperoleh ijin sebagai akuntan publik (Sekar Mayangsari, 2013:13).
Dalam auditnya, akuntan publik menilai apakah penyusunan laporan keuangan yang dilakukan manajemen sudah sesuai dengan ketentuan prinsip akuntansi yang berlaku umum (Yulius Jogi Christiawan ,2002:81). Masih menurut Yulius Jogi Christiawan (2002:81) sebagai hasil auditnya, akuntan publik memberikan pendapat akuntan atas kewajaran laporan keuangan. Pendapat
akuntan publik ini disajikan dalam “Laporan Auditor Independen” (Yulius Jogi Christiawan
2
Laporan auditor meruapakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Baik dalam hal auditor menyatakan pendapat maupun menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus menyatakan apakah audit nya telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia (SPAP SA Seksi 110 PSA No 2:2011).
Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa yang diberikan akuntan pulik akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dilakukannya (Yulius Jogi Christiawan ,2002:81). Pertanyaan tentang kualitas audit yang dilakukan akuntan publik oleh masyarakat bertambah besar setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan publik baik di luar negeri maupun di dalam negeri (Yulius Jogi Christiawan ,2002:81).
Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Seberapa besar pengaruh kompetensi auditor eksternal terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Kota Bandung.
2. Seberapa besar pengaruh akuntabilitas auditor eksternal terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Kota Bandung.
3. Seberapa besar pengaruh kompetensi dan akuntabilitas auditor eksternal terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Kota Bandung.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui besar pengaruh kompetensi auditor eksternal terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Kota Bandung.
2. Untuk mengetahui besar pengaruh akuntabilitas auditor eksternal terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Kota Bandung.
3. Untuk mengetahui besar pengaruh kompetensi dan akuntabilitas auditor eksternal terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Kota Bandung.
Kegunaan Penelitian Kegunaan Praktis
Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memecahkan masalah tentang pengaruh kompetensi dan akuntabilitas auditor eksternal terhadap kualitas audit di wilayah Bandung.
Kegunaan Akademis 1. Bagi Penulis
Peneliti mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat dan selain itu untuk menambah pengetahuan, dan juga memperoleh gambaran langsung bagaimana kompetensi dan akuntabilitas auditor eksternal serta kualitas audit di Wilayah Bandung.
2. Bagi Peneliti Selanjunya
Diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian lain yang ingin mengkaji di bidang yang sama, sehingga dapat memberikan informasi untuk memberikan kemudahan bagi peneliti lain dalam membandingkan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
KAJIAN PUSTAKA
Kompetensi
3
jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan yang akan diambilnya”.
Indikator Kompetensi
Menurut H.S Munawir (2001:32) menyatakan kompetensi auditor ditentukan oleh: (1) pendidikan formal tingkat universitas , (2) pelatihan teknis dan pengalaman dalam bidang auditing (3) pendidikan professional yang berkelanjutan (continuing professional education) selama menjalani karier sebagai auditor. Jadi untuk mencapai keahlian sebagai auditor seseorang harus telah memperoleh pendidikan formal, pelatihan yang memadai dalam lingkup teknisnya yang kemudian dikembangkan melalui pengalaman praktik auditing.
1. Pendidikan
Menurut H.S Munawir (2001:32) menyatakan pencapaian keahlian melalui pendidikan resmi disyaratkan bagi akuntan-akuntan Indonesia, bahwa yang berhak memakai gelar akuntan adalah sebagai berikut :
a) Orang yang mempunyai ijazah yang diberikan oleh suatu Universitas Negeri atau badan perguruan tinggi lain yang dibentuk oleh undang-undang atau diakui pemerintah sebagai tanda bahwa pendidikan untuk akuntan tersebut telah sesuai dengan hasil baik. b) Orang yang mempunyai ijazah yang dipersamakan oleh Panitia Ahli Persamaan Ijazah
Akuntan,guna menjalankan pekerjaan akuntan”.
2. Pelatihan
Menurut H.S Munawir (2001:32) menyatakan pelatihan seorang profesional meliputi aktivitas yang berkesinambungan untuk selalu mengikuti perkembangan-perkembangan yang terjadi dalam dunia usaha maupun dalam lingkungan profesionalnya. Seorang auditor juga harus mempelajari, memahami dan menerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip-prinsip akuntansi dan prosedur-prosedur auditing yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga yang berwenang dalam profesi akuntansi.
3. Pengalaman
Menurut H.S Munawir (2001:32) menyatakan disamping seorang auditor harus menguasai ilmu akuntansi dan auditing, secara eksplisit harus memiliki pengalaman yang cukup dalam bidang profesinya sebagai dasar pertimbangan dalam pelaksanaan pekerjaannya.
Akuntabilitas
Menurut Tetclock (1987) dalam Elisha dan Ichuk (2010:7) mendefinisikan akuntabilitas
auditor adalah dorongan psikologi yang membuat seseorang berusaha
mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil pada lingkungannya.
Indikator Akuntabilitas 1. Motivasi
Elisha dan Icuk (2010:11) menyatakan dengan adanya motivasi dalam bekerja, maka para auditor diharapkan lebih memiliki intensitas, arah dan ketekunan sehingga tujuan organisasi pun lebih mudah tercapai.
2. Pengabdian Profesi
4
Kualitas Audit
Menurut De Angelo (1981) dalam Justinia Castellani (2008) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan (probability) dimana auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi klien.
Menurut Sutton (1993) dalam Justinia Castellani (2008:124) mengungkapkan pengukuran kualitas audit memerlukan kombinasi antara proses dan hasil.
KERANGKA PEMIKIRAN
Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal dengan Kualitas Audit
Ricca Rosalina Sari (2012:10) mengungkapkan akuntan dengan kompetensi yang tinggi akan memiliki komitmen professional yang kuat sehingga pekerjaan auditing akan dilakukan dengan baik, akibatnya semakin tinggi tingkat kompetensi seorang auditor maka akan semakin tinggi pula tingkat kualitas audit yang dihasilkan auditor tersebut.
Anton Eka Saputra (2012:45) menyatakan bahwa dalam penelitiannya memperlihatkan pengalaman dan pengetahuan sebagai indikator dari kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil tersebut berimplikasi pada pola penugasan auditor dalam melakukan audit. Audit sebaiknya dilakukan oleh auditor yang sudah berpengalaman dan dipandang mempunyai pengetahuan yang memadai sehingga kualitas audit pun menjadi baik.
Pengaruh Akuntabilitas Auditor Eksternal dengan Kualitas Audit
Achmad Badjuri (2011:191) menyatakankan bahwa semakin auditor menyadari akan tanggungjawab profesionalnya maka kualitas audit akan terjamin dan terhindar dari tindakan manipulasi. Artinya semakin tinggi akuntabilitas atau tanggungjawab professional auditor maka akan meningkat kualitas audit yang dihasilkan.
Lilis Ardini (2010:347) menyatakan bahwa, tingkat kecermatan yang tinggi dalam memeriksa laporan yang akan diaudit, serta mengerjakan tugas audit seoptimal mungkin dengan penuh tanggungjawab akan menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas. Akuntabilitas auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit, hal ini mengindikasikan bahwa kualitas audit dapat dicapai apabila auditor dalam melaksanakan tugas audit selalu disertai dengan tanggungjawab, memiliki kecermatan yang tinggi dalam memeriksa laporan, mencurahkan usaha (daya pikir) dalam menyelesaikan tugas audit serta selalu berfikir seoptimal mungkin dalam mengerjakan tugas audit.
HIPOTESIS
Menurut Sugiyono (2012:64) mendefinisikan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Berdasarkan kerangka pemikiran maka penulis mencoba merumuskan hipotesis: 1. Kompetensi auditor eksternal berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. 2. Akuntabilitas auditor eksternal berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
3. Kompetensi dan akuntabilitas auditor ekternal berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
5
Menurut Sugiyono (2012:14) mendefinisikan metode deskriptif analisis adalah statistika yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya.
Menurut Mashuri dan M. Zainudin (2009) mendefinisikan metode verifikatif memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.
Desain Penelitian
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30) sebagai berikut: 1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya
menetapkan judul penelitian;
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi; 3. Menetapkan rumusan masalah;
4. Menetapkan tujuan penelitian;
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori;
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan; 7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data; 8. Melakukan analisis data;
9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desain penelitian dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 lampiran 1 hal. 13.
Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2012:38) mendefinisikan operasional variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan operasionalisasi variabel dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2 lampiran 1 hal.13.
Sumber Data
Data-data yang digunakan adalah data yang berhubungan dengan Internal Audit, Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Internal pada Bank BUMN di wilayah bandung adalah data primer berupa kuisioner.
Alat Ukur Penelitian
Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2012:2) mendefinisikan valid menunjukkan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.
Seperti telah dijelaskan bahwa untuk menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor totalnya. Apabila koefisien korelasi butir pernyataan dengan skor total item lainnya > 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
Adapun hasil uji validitas kuesioner kedua variabel yang diteliti disajikan pada tabel 3, 4, dan 5 lampiran 2 hal.14.
Uji Reabilitas
6
Seperti yang dikemukakan Barker et al (2002 :70) sekumpulan butir pernyataan yang mengukur variabel dapat diterima jika memilki koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,70. Adapun hasil dari uji reliabilitas ada pada tabel 6 lampiran 3 hal.15
Populasi dan Penarikan Sampel
Populasi
Dari 26 KAP yang dijadikan populasi hanya 15 KAP yang bersedia untuk dijadikan tempat penelitian (sampel) dan 11 KAP tidak menerima kuesioner dengan rincian 10 KAP tidak bersedia menerima kuesioner dari peneliti disebabkan auditor sedang berada diluar kota dan 1 KAP tidak mengembalikan kuesioner yang disebarkan.
Sampel
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampling jenuh atau disebut juga sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Dalam penelitian ini jumlah populasi sama dengan sampel 15 KAP yang yang dijadikan sampel berada di wilayah kota Bandung dengan 1-3 auditor mewakili masing-masing KAP
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik kuesioner, kuesioner yang penulis gunakan adalah kuesioner tetutup, suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden yang telah ditentukan sebagai sumber data dalam penelitian yang akan dilakukan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Profil Responden
Data responden dalam penelitian ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui latar belakang responden yang dapat dijadikan masukan untuk menjelaskan hasil yang diperoleh dari penelitian, adapun responden yang berhasil dikumpulkan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu sebanyak 31 responden.
a. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Responden yang berjenis kelamin pria berjumlah 25 orang atau sebesar 80,7%, dan responden yang berjenis kelamin wanita berjumlah 6 orang atau sebesar 19,3%, jadi responden paling banyak berdasarkan jenis kelamin adalah pria. Hal ini disebabkan karena pria lebih memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja dan lebih kuat menghadapi tekanan dibandingkan wanita. Profil Responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 7 lampiran 3 hal.15
b. Profil Responden Berdasarkan Usia
Responden yang berusia 21-30 tahun berjumlah 18 orang atau sebesar 58,1%, yang berusia 31-40 tahun berjumlah 11 orang atau sebesar 35,3%, yang berusia 41-50 tahun berjumlah 2 orang atau sebesar 6,4%. Jadi responden paling banyak berdasarkan usia adalah responden yang berusia antara 21-30 tahun karena auditor yang menjadi responden kebanyakan pada usia ini yang masih muda dan berada dalam usia produktif. Profil Responden Berdasarkan Usia dapat dilihat pada tabel 8 lampiran 3 hal.15
c. Profil Responden Berdasarkan Pendidikan