• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Performansi Layanan Internet Dengan Menggunakan Teknologi Broaband Over Powerline (Studi Kasus : Icon+Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Performansi Layanan Internet Dengan Menggunakan Teknologi Broaband Over Powerline (Studi Kasus : Icon+Bandung)"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

9

LANDASAN TEORI

2.1 Profil ICON+

Company profile (Profil perusahaan) adalah laporan yang memberikan gambaran tentang sejarah, status saat ini, dan tujuan masa depan sebuah bisnis. Sebuah profil perusahaan bisnis dapat sesingkat satu halaman, atau mengandung data yang cukup untuk mengisi beberapa halaman. Walaupun ada sejumlah format yang berbeda yang digunakan menyusun sebuah profil, ada beberapa jenis informasi penting yang wajib disertakan.

Berikut penjelasaan mengenai sejarah berdirinya, visi dan misi,logo dan struktur organisasi dari ICON+

2.1.1 Sejarah ICON+

Didirikan pada tanggal 3 Oktober 2000, PT Indonesia Comnets Plus (ICON+) berfokus pada penyediaan jaringan, jasa, dan content telekomunikasi, khusus untuk mendukung teknologi dan system informasi PT PLN (Persero) dan publik. Untuk itu Perseroan mengadakan berbagai layanan unggulan seperti Clear Channel, Multi Protocol Label Switching (MPLS), akses internet broadband, Voice over Internet Protocol (VoIP), dan aplikasi perbankan.

Sebagai anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh PLN, pada awalnya ICON+ berfokus untuk melayani kebutuhan PLN akan jaringan telekomunikasi. Seiring dengan kebutuhan industri akan jaringan telekomunikasi dengan tingkat availability dan reliability yang konsisten, Perseroan melihat peluang baru untuk mengembangkan usahanya yaitu dengan mengkomersialkan kelebihan kapasitas jaringan telekomunikasi ketenagalistrikan serat optik milik PLN di Jawa dan Bali.

(2)

Dalam upaya menyediakan layanan yang handal selalu tersedia, dan dengan down time minimal, sehingga memenuhi service level agreement, ICON+ didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten dan berpengalaman serta jaringan serat optic yang mencakup Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Kalimantan.

Sesuai dengan visi ICON+ yaitu menjadi penyedia jaringan terkemuka di Indonesia, pada tahun 2008 Perseroan melakukan ekspansi konektifitas jaringan telekomunikasi ke Pulau Sumatra dan wilayah-wilayah terpencil di Indonesia, serta memaksimalkan pendayagunaan hak jaringan ketenagalistrikan milik PLN yang mencakup seluruh wilayah Nusantara, yaitu "Right of Ways" (RoW).

2.1.2 Visi dan Misi

ICON+ memiliki Visi dan Misi sebagai berikut : 1. Visi

Menjadi penyedia solusi TIK terkemuka di Indonesia berbasis jaringan melalui pemanfaatan aset strategis.

2. Misi

Memberikan layanan TIK yang terbaik di kelasnya kepada pelanggan guna meningkatkan nilai Perusahaan. Memenuhi kebutuhan dan harapan PLN secara proaktif dengan menyediakan solusi-solusi TIK yang inovatif dan memberikan nilai tambah. Membangun organisasi pembelajar yang berkinerja tinggi untuk mendorong Perusahaan mencapai bisnis yang unggul dan menjadi pilihan bagi talenta-talenta terbaik. Memberi kontribusi terhadap perkembangan telekomunikasi nasional.

2.1.3 Logo ICON +

(3)

Gambar 0.1 Logo ICON+

2.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.

Indonesia Comnets Plus (ICON+) juga memiliki struktur organisasi seperti lembaga dan organisasi lainnya. Berikut adalah struktur organisasi dari Contact Center PLN 123

(4)

2.2 Landasan Teori

Jaringan komputer adalah suatu sistem yang terdiri dari komputer, software, dan perangkat jaringan lainnya yang saling berhubungan sehingga dapat bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Tujuan dari jaringan komputer antara lain membagi sumber daya (pemakaian printer, CPU, harddisk), komunikasi antar komputer, dan akses informasi atau browsing. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, setiap bagian dari jaringan komputer saling meminta dan memberikan layanan. Pihak yang meminta layanan disebut klien, dan pihak yang memberikan layanan disebut pelayan server.

Seiring pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, masyarat modern dipicu untuk mendapatkan layanan yang praktis, mudah, dan efisien. Kebutuhan layanan informasi masyarakat modern terus meningkat sehingga dibutuhkanlah sarana komunikasi yang mampu melayani semua layanan. Kebutuhan layanan informasi pada masa kini tidak hanya suara, melainkan data dan video. Maka diperlukan jaringan handal yang mampu memberikan performansi yang baik

Transfer data dalam berbagai format seperti suara, video, dan data yang mudah, cepat, tersedia di mana saja dan dapat diandalkan di daerah hunian dan bisnis saat ini sudah menjadi kebutuhan daripada sekedar pilihan. Kebutuhan akses informasi kini sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat urban, terutama internet dengan kecepatan tinggi sehingga pertukaran data dapat berlangsung cepat dimana saja. Perusahaan besar maupun kecil, mengandalkan, mengharapkan dan memerlukan akses Internet berkecepatan dan kemudahan pemasangan untuk kantor yang baru.

(5)

layanan-layanan telekomunikasi dapat diseberluaskan dengan cepat dan tanpa memerlukan pembangunan prasarana baru. Kelebihan Teknologi BPL yang ditawarkan salah satunya adalah pengembangan struktur jaringan mudah , mempunyai bandwidth yang memadai dan bisa dikembangkan dan mendukung keamanan jaringan

2.2.3 Definisi Analisis

Analisis adalah proses mengurai konsep dalam bagian-bagian yang lebih sederhana, sedemikian rupa sehingga struktur logisnya menjadi jelas (Fikri:2007). Analisis merupakan proses mengurai sesuatu hal menjadi berbagai unsur yang terpisah untuk memahami sifat, hubungan, dan peranan masing-masing unsur. Analisis secara umum sering juga disebut pembagian. Dalam logika, analisis atau pembagian berarti pemecahbelahan atau pengurain secara jelas berbeda kebagian-bagian dari suatu keseluruhan. Bagian dan keseluruhan selalu berhubungan.

2.2.4 Definisi Kualitas Layanan Internet

Menurut Gunawan (2008) berdasarkan sudut pandang jaringan, Quality of Service (QoS) adalah kemampuan suatu elemen jaringan, seperti aplikasi jaringan, host, atau router untuk memiliki tingkatan jaminan bahwa elemen jaringan tersebut dapat memenuhi kebutuhan suatu layanan.

2.2.5 Parameter QOS

QoS (Quality of Service) adalah teknologi yang diterapkan pada jaringan WAN (Wide Area Network) yang memungkinkan administrator jaringan untuk dapat menangani berbagai efek akibat terjadinya kemacetan (congestion) pada lalu lintas aliran paket di dalam jaringan.

Parameter QoS adalah delay/latency, jitter, packet loss, throughput, QoS dibutuhkan untuk meminimalkan packet loss, delay, latency dan delay variation

(6)

traffic voice, traffic shaping/buffering pada jaringan WAN. Berikut penjelasan masing-masing parameter.

1. Bandwidth

Bandwidth adalah nilai hitung atau perhitungan konsumsi transfer data telekomunikasi yang dihitung dalam satuan bit per detik atau yang biasa disingkat bps yang terjadi antara komputer server dan komputer client dalam waktu tertentu dalam sebuah jaringan komputer.

Bandwidth sendiri akan dialokasikan ke komputer dalam jaringan dan akan mempengaruhi kecepatan transfer data pada jaringan komputer tersebut sehingga semakin besar Bandwidth pada jaringan komputer maka semakin cepat pula kecepatan transfer data yang dapat dilakukan oleh client maupun server.

Pada sebuah jaringan komputer Bandwidth terbagi menjadi 2 yaitu

Bandwidth digital dan Bandwidth analog. Berikut adalah penjelasan masing - masing Bandwidth tersebut, Bandwidth digital adalah jumlah atau volume suatu data (dalam satuan bit per detik/bps)yang dapat dikirimkan melalui sebuah saluran komunikasi tanpa adanya distorsi. Bandwidth analog merupakan perbedaan antara frekuensi terendah dan frekuensi tertinggi dalam sebuah rentang frekuensi yang diukur dalam satuan Hz (hertz) yang dapat menentukan banyaknya informasi yang dapat ditransmisikan dalam suatu saat.

2. Delay

Delay adalah waktu tunda yang disebabkan oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Delay dalam jaringan TCP/IP dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Packetization Delay

(7)

b. Queuing Delay

Delay ini disebabkan oleh waktu proses yang diperlukan oleh router didalam menangani antrian transmisi paket di sepanjang jaringan. Umumnya delay ini sangat kecil , kurang lebih 100micro second.

c. Delay Propagasi

Proses perjalanan informasi selama didalam media transmisi, misalnya SDH, coax atau tembaga, menyebabkan delay yang disebut dengan delay propagasi.

d. Transmission Delay

Transmission Delay adalah waktu yang diperlukan sebuah paket data untuk melintasi suatu media. Transmission delay ditentukan oleh kecepatan media dan besar paket data.

e. Processing delay

Processing delay adalah waktu yang diperlukan oleh suatu perangkat jaringan untuk melihat rute, mengubah header, dan tugas switching lainnya.

Tabel 0.1 Parameter Nilai Delay

Kategori Delay Besar Delay

Sangat Bagus <150 ms

Bagus 150s/d 300 ms

Sedang 300 s/d 450 ms

Jelek >450 ms

(Sumber: TIPHON)

(8)

3. Jitter

Jitter adalah penyimpangan yang tidak diinginkan dari periodisitas benar sebuah periodik diasumsikan sinyal dalam elektronik dan telekomunikasi , sering dalam kaitannya dengan referensi sumber jam . Jitter dapat diamati dalam karakteristik seperti frekuensi pulsa berturut-turut, sinyal amplitudo , atau fase dari sinyal periodik. Jitter adalah signifikan, dan biasanya tidak diinginkan, faktor dalam desain hampir semua link komunikasi (misalnya, USB , PCI-e , SATA , OC-48 ). Dalam pemulihan jam aplikasi itu disebut timing jitter .

Jitter dapat diukur dalam kondisi yang sama seperti semua sinyal waktu yang bervariasi, misalnya, RMS , atau puncak-ke puncak perpindahan. Juga seperti sinyal waktu bervariasi lainnya, jitter dapat dinyatakan dalam hal kepadatan spektral (frekuensi konten).

Periode Jitter adalah interval antara dua kali efek maksimum (atau minimum efek) dari sinyal karakteristik yang bervariasi secara teratur dengan waktu. frekuensi Jitter , angka lebih sering dikutip, adalah kebalikannya. Jitter dapat disebabkan oleh interferensi elektromagnetik (EMI) dan crosstalk dengan pembawa sinyal lain. Jitter dapat menyebabkan layar monitor berkedip, mempengaruhi kinerja prosesor di komputer pribadi, memperkenalkan klik atau efek yang tidak diinginkan lainnya dalam sinyal audio, dan hilangnya data yang ditransmisikan antara perangkat jaringan. Jumlah jitter ditoleransi tergantung pada aplikasi yang terkena dampak.

(9)

Tabel 0.2 Parameter Nilai Jitter

Kategori Degradasi Peak Jitter

Sangat Bagus 0 ms

Bagus 75 ms

Sedang 125 ms

Jelek 225 ms

(Sumber: TIPHON)

4. Throughput

Dalam jaringan komunikasi , seperti Ethernet atau radio paket , throughput yang atau throughput jaringan adalah tingkat rata-rata keberhasilan pengiriman pesan melalui saluran komunikasi. Data ini dapat disampaikan melalui link fisik atau logis, atau melewati tertentu simpul jaringan . Throughput biasanya diukur dalam bit per detik (bit / s atau bps), dan kadang-kadang dalam paket data per detik atau data paket per slot waktu .

The throughput sistem atau agregat throughput adalah jumlah dari kecepatan data yang dikirim ke semua terminal dalam jaringan.

Throughput dapat dianalisis secara matematis dengan cara teori antrian , di mana beban dalam paket per satuan waktu dilambangkan tingkat

kedatangan , dan throughput dalam paket per satuan waktu dilambangkan tingkat keberangkatan .Throughput pada dasarnya identik

(10)

Tabel 0.3 Parameter Nilai Throughput

Kategori Troughput Troughput (%)

Sangat Bagus 100 %

Bagus 75%

Sedang 50%

Jelek <25%

Sumber (TIPHON)

Untuk mengukur nilai Troughput digunakan persamaan seperti berikut ... (2.3)

5. Paket Loss

Jumlah paket yang hilang saat pengiriman paket data ke tujuan, kualitas terbaik pada saat LAN/WAN jika jumlah losses paling kecil (Santosa, 2004).

Di dalam implementasi jaringan IP, nilai packet loss ini diharapkan minimum. Secara umum terdapat empat kategori penurunan performansi jaringan dengan versi TIPHON-Telecomunications and internet protocol harmonization over networks (Joesman, 2008), yaitu sebagai berikut.

Tabel 0.4 Parameter Nilai Packet Loss

Kategori Degradasi Packet Loss

Sangat Bagus 0

Bagus 3%

Sedang 15%

Jelek 25%

(11)

Keterangan

Y= Packet data dikirim-Packet Data Diterima A= Packet Data Dikirim

2.2.6 Broadband Over Powerline

Broadband Over Powerline atau Powerline Communication (PLC) merupakan teknologi yang menggunakan koneksi kabel listrik yang dapat digunakan pada jaringan listrik yang telah ada untuk memberikan pasokan energi listrik, dan di saat yang bersamaan juga dapat digunakan untuk mentransfer data dan transmisi suara. Kecepatan maksimal yang bisa diraih menggunakan teknologi ini kurang lebih mendekati kecepatan koneksi transmisi data menggunakan fiber optic.

PLC atau yang biasa disebut 'internet via jala-jala', adalah koneksi internet dengan menggunakan kabel daya PLN. Jadi koneksi internet yang selama ini memakai kabel komunikasi dengan port RJ11 atau RJ45 akan diganti dengan kabel daya/jala-jala langsung dari kabel daya PLN. Bisa, karena memanfaatkan medan elektromagnet yang ditimbulkan oleh akitivitas penghantaran arus (hukumMaxwell). Aliran listrik itu sesungguhnya dapat digunakan untuk menjadi "carrier" (pembawa) sinyal informasi dan data. Karena data itu sendiri dapat dikonversi dari format digital menjadi analog.

Kita juga tidak usah takut kesetrum, karena koneksi internet ini (BPL) menggunakan carrier yang bermain pada frekuensi yang rendah pada kabel listrik bertegangan AC. Kalau kita ingin mengakses internet dari colokan listrik begini, kita harus punya modem khusus BPL dan ini berbeda dengan modem konvensional yang berbasis koneksi telefon (dial-up) atau lainnya.

(12)

rumah yang lain. Semula teknologi tersebut kurang ditanggapi karena banyak peminat yang ragu-ragu, takut kesetrum dan merasa belum aman. Namun, kini para pengguna jasa yang diselenggarakan anak perusahaan PLN, PT Indonesia Comnets Plus (Icon+), dapat dinikmati benar kemudahan yang tersedia.

Icon+ adalah perusahaan yang sejak awal didirikan untuk mendukung perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi mutakhir. Icon+ dapat menyediakan kelebihan kapasitasnya untuk memenuhi permintaan akan jasa jaringan atau bandwidth yang lebih besar dan cakupan area lebih luas dengan memanfaatkan right of ways.

(13)

Gambar 0.3 Jaringan Broadband Over Powerline[2]

Adanya teknologi via kabel listrik juga membuat pengguna tidak takut dengan ribut-ribut kenaikan tarif telepon. Untuk Internet, pengguna cukup membayar biaya langganan per bulan ke provider, sedangkan biaya pulsa, tidak perlu pusing-pusing lagi. Selama setahun digunakan, pengguna di Perumahan PLN belum pernah mengalami alat bermasalah. Semua lancar, kecuali jika listrik padam yang berarti terputus pula jaringan telepon. Dalam memanfaatkan Internet, tidak perlu takut putus di tengah jalan saat asyik chatting atau surfing. Adanya alat itu membuat seluruh anggota keluarga yang lain tetap dapat menggunakan saluran telepon dari Telkom meski ada anggota keluarga yang tengah berinternet. Selain itu, tidak perlu ada tambahan kabel yang artinya mengurangi keruwetan kabel di rumah. Jadi, kalau pemerintah mengizinkan Icon+ melebarkan sayap untuk menggarap pelanggan umum, bukan hanya keluarga besar PLN, bukan mustahil suatu saat masyarakat terutama yang kesulitan menjadi pelanggan Telkom, ramai-ramai memasang peralatan telekomunikasi sendiri di rumahnya. Apalagi dengan memanfaatkan aliran listrik dalam berkomunikasi, tidak ada istilah biaya pulsa telepon membengkak karena terlalu banyak penggunaan telepon.

(14)

(Broadband Over Power Lines) koneksi internet ini (BPL) menggunakan carrier yang bermain pada frekuensi yang rendah pada kabel listrik bertegangan AC.

Kalau dianalogikan, ibaratnya di dalem kabel listrik yang bisa membuat Kita kesetrum, itu bisa disusupin paket data dan bahkan suara dalam gelombang arus listrik AC yang frekuensinya lebih rendah dibandingkan gelombang listrik AC-nya sendiri. Ibaratnya dalam satu kabel seolah-olah ada dua kabel yang berbeda, satu ada setrumnya, satu lagi buat koneksi internet.

Secara prinsip, pengiriman data melalui kabel setrum ini dilakukan dengan menumpangkan sinyal komunikasi yang berisi data di bawah frekuensi aliran listrik. Proses penumpangan sinyal data ini membutuhkan frekuensi gelombang skala rendah, 1-50 MHz. Data mengalir melalui kabel fiber optik tegangan tinggi. Kemudian di awal proses, sinyal sinyal data tadi masuk ke ISP milik Icon+. Dari sini, data mulai ditumpangkan ke dalam aliran listrik tegangan menengah, lalu dibagi dalam dua jalur: via kabel fiber optik dan kabel tegangan tinggi. Data yang menumpang tadi terlebih dahulu masuk ke dalam gardu distribusi listrik, untuk mengubah tegangan listriknya – dari tegangan menengah ke tegangan listrik rendah.

Dengan PLC, sinyal-sinyal telekomunikasi (data, gambar, voice) dapat ditumpangkan atau diinjeksikan kejaringan listrik tegangan rendah (1-30 MHZ) dari jaringan data eksternal. Analoginya, arus listrik mengalir seperti air laut yang menghasilkan gelombang dan buih. Gelombang adalah arusnya, sedangkan buih berupa noisenya. Noise inilah yang dimanfaatkan oleh Teknologi PLC untuk menghantarkan sinyal suara dan data.

(15)

2.2.6.1Konsep Teknologi Broadband Power Line

Pada sistem Broadband powerline konsep komunikasi yang digunakan adalah berdasarkan masterslave communication. Pada sistem tersebut agar dapat saling berkomunikasi menggunakan tiga peralatan, yaitu : Head-End, Repeater, CPE.

Masing-masing peralatan memiliki fungsi spesifik dan konsep komunikasi antara masing-masing peralatan berdasarkan master-slave communication.

1. Head-End

Head-End merupakan perangkat yang bertindak sebagai “master”.

Head-End berfungsi sebagai gateway dari akses internet. Akses internet melalui power line harus melalui Head-End terlebih dahulu. Perangkat ini biasanya diinstalasi pada sistem rak atau memakai kotak dan diletakkan di dekat kontrol panel listrik.

2. Repeater

Repeater adalah alat yang berfungsi untuk menguatkan sinyal dari Head-End. Repeater merupakan perangkat yang bertindak sebagai master dan

slave. Repeater akan bertindak sebagai slave saat berkomunikasi dengan

Head-End dan bertindak sebagai master saat berkomunikasi dengan CPE yang berada di end user. Menurut cara kerjanya repeater dibagi menjadi dua bagian, yaitu Time Division Repeater dan Frequency Division Repeater.

3. CPE (Customer Provided Equipment)

CPE adalah setiap terminal dan peralatan yang terletak di lokasi pelanggan dan terhubung dengan saluran telekomunikasi pembawa. CPE berada di setiap rumah pelanggan atau end user.

2.2.6.2Sistem Jaringan BPL

(16)

alamat fisik hardware dan kapasitasnya bergantung pada chipset dari BPL itu sendiri.

Gambar 0.4 Layer OSI

Sedangkan untuk penggunaan layer 3 peralatan BPL mempunyai IP stack untuk mengatur IP dari tiap modul. IP dari tiap modul harus unik dan akan diatur oleh IP stack. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk berkomunikasi, tiap modul tidak menggunakan IP layer tetapi menggunakan layer 2 pada lapisan OSI.

2.2.6.3Modulasi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing)

Pada BPL Powerline communication menggunakan modulasi OFDM agar mendapatkan data rates yang tinggi. Konsep OFDM yang digunakan yaitu :

1. Sejumlah frekuensi pembawa tertentu didefinisikan dalam sebuah band frekuensi tertentu.

2. Sejumlah bit per carrier untuk membawa data yaitu 10 bit Modulasi OFDM yang digunakan sebagai berikut :

(17)

b. Sebuah band frekuensi yang diizinkan untuk PLC antara 2 MHz dan 34 MHz

c. 3 lebar pita frekuensi yang berbeda tersedia dalam band ini adalah 10 Mhz, 20 MHz dan 30 MHz.

2.2.6.4Kinerja Jaringan BPL

Internet melalui jaringan listrik menyediakan jaringan daya terkondisi frekuensi tinggi (HFCPN, high frequency conditioned power network) dimana melalui jaringan ini data dapat dilewatkan. Prinsip dasarnya adalah menginjeksikan sinyal-sinyal data ke dalam saluran daya listrik pada frekuensi 10 juta kali frekuensi dasar arus listrik (atau sekitar 500/600MHz). Untuk melakukan ini, dibutuhkan Unit-unit Pengkondisi (CU, conditioning units). Unit-unit ini merupakan pengkopel arah tiga terminal yang meliputi bagian high and low pass filter untuk membentuk suatu pengkopel arah frekuensi yang sensitif. Setiap CU mempunyai sebuah terminal jaringan (NP, network port), sebuah terminal distribusi komunikasi (CDP,

communication distribution port), dan sebuah terminal distribusi listrik (EDP,

electricity distribution port). Frekuensi daya listrik pada prinsipnya berada dalam

range 50/60 Hz. Sinyal-sinyal data dinaikkan ke frekuensi ultra tinggi dalam range

500/600 MHz, sehingga data dapat ditumpangkan ke atas kabel utama listrik tanpa terjadi kondisi saling melemahkan. Mengacu ke dasar tersebut maka tegangan rendah tersebut pada prinsipnya ditumpangi data, karena tersedianya Jaringan Daya Terkondisi Frekuensi Tinggi (HFCPN), yaitu dengan cara menginjeksikan sinyal-sinyal data ke dalam daya listrik dengan percepatan sampai 10 juta kali sehingga frekuensi ultra tinggi dapat terjadi. Untuk maksud tersebut dibutuhkan suatu unit pengkondisi (Condition Unit, CU), berupa kopel terminal untuk bagian high and low pass filter.

(18)

beberapa dekade. Ketertarikan dalam aplikasi ini meningkat dengan pesat dalam sejarah baru-baru ini tidak begitu banyak karena ada ketertarikan dalam mengotomatisasi proses manual, tetapi karena ada ketertarikan dalam memperoleh data baru dari semua titik meteran dalam rangka untuk kontrol yang lebih baik dan mengoperasikan sistem. BPL adalah salah satu teknologi yang digunakan di sistem Advanced Metering Infrastructure (AMI). Dengan cara satu-(inbound saja) sistem, pembacaan meluap dari perangkat akhir (meter yaitu), melalui infrastruktur komunikasi, ke sebuah master station yang menerbitkan bacaan. Sistem satu arah mungkin dengan biaya lebih rendah daripada sistem dua arah, tetapi juga sulit untuk mengkonfigurasi ulang harus perubahan lingkungan operasi.

Dalam sistem dua arah (mendukung kedua outbound dan inbound), perintah dapat siaran dari stasiun master untuk mengakhiri perangkat (meter) - memungkinkan untuk rekonfigurasi jaringan, atau untuk memperoleh bacaan, atau untuk menyampaikan pesan. Perangkat pada akhir jaringan kemudian dapat merespon (inbound) dengan pesan yang membawa nilai yang diinginkan. pesan Outbound disuntikkan pada gardu utilitas akan merambat ke semua titik hilir. Jenis siaran memungkinkan sistem komunikasi untuk secara bersamaan mencapai ribuan alat-semua yang dikenal untuk memiliki kekuatan, dan telah sebelumnya diidentifikasi sebagai kandidat untuk beban gudang. PLC juga dapat menjadi komponen dari suatu jaringan listrik pintar.

2.2.6.5Cara Kerja BPL

(19)

Internet

LANTAI 2

LANTAI 1

Gambar 0.5 Ilustrasi BPL

Pengiriman data melalui tenaga listrik ini dilakukan dengan menumpangkan sinyal komunikasi yang berisi data dibawah frekuensi aliran listrik. Proses penumpangan sinyal data ini membutuhkan gelombang skala rendah, 1-50 MHz. Data mengalir melalui fiber optics tegangan tinggi. Kemudian di awal proses, sinyal-sinyal tadi masuk ke ISP milik ICON+. Kemudian data ditumpangkan ke dalam aliran listrik tegangan menengah, lali dibagi menjadi dua jalur via kabel fiber optics dan kabel tegangan tinggi. Data tersebut terlebih dahulu masuk kedalam gardu distribusi listrik, untuk kemudian diubah tegangannya menjadi tegangan menengah dan rendah. Kemudian di alirkan ke masing-masing pelanggan ICON+

Pengembangan jaringan data dengan memanfaatkan jala-jala listrik kegunaannya tidak terbatas pada penyediaan layanan Internet saja. Infrastruktur ini dapat juga digunakan untuk jaringan pengawasan (CCTV), jasa telefon, video dan lain-lain.

2.2.6.6Internet Coorporate

(20)

Internet Corporate sangan sesuai untuk perusahaan menengah sampai besar, perusahaan Dotcom dengan spesialisasi bidang content, e-commerce, e-banking, yang membutuhkan koneksi internet 24/7.

2.2.7 Transmission Control Protocol (TCP)

TCP merupakan kependengan dari Transmission Control Protocol. TCP merupakan bagian inti penting dari Internet Protocol sehingga sering disebut TCP/IP. TCP menyediakan komunikasi yang dapat diandalkan dan mempunyai urutan yang rapi. TCP berada pada transport layer.

TCP dioptimasikan untuk kehandalan komunikasi bukan pada kecepatan. TCP memberikan jaminan mengenai pesan-pesan yang disampaikan dari satu komputer kepada komputer lain. TCP menggunakan mekanisme handshake.

2.2.8 User Datagram Protocol (UDP)

UDP adalah kependekan dari User Datagram Protocol metupakan bagian dari internet protocol. Dengan UDP, aplikasi komputer dapat mengirimkan pesan kepada komputer lain dalam jaringan lain tanpa melakukan komunikasi awal.

UDP melakukan komunikasi secara sederhana dengan mekanisme yang sangat minimal. Ada proses checksum untuk menjaga integritas data. UDP digunakan untuk komunikasi yang sederhana seperti query DNS (Domain Name System), NTP (Network Time Protocol) DHCP (Dinamic Host Configuration Protocol), dan RIP (Routing Information Protocol).

Pada query DNS, komputer meminta informasi suatu data dari suatu domain kepada DNS server. Data ini mungkin alamat web server, alamat mail server dan data-data yang lain terkait domain. DNS server akan membalas dengan memberikan informasi yang diinginkan client

(21)

Pada DHCP, client akan menghubungi DHCP server untuk meminta alamat IP untuk dia pakai sendiri. DHCP server akan memberikan informasi alamat IP supaya digunakan oleh client tersebut.

2.2.9 Topologi Jaringan

Pengertian Topologi Jaringan Komputer adalah suatu komponen atau cara untuk menghubungkan semua kumpulan komputer antara satu dengan lainnya sehingga semua komputer membentuk jaringan dan dapat terhubung / terkoneksi ke internet. Macam - Macam Topologi Jaringan Komputer:

1. Topologi Ring

Pengertian Topologi Ring adalah dimana setiap komputer dihubungkan dengan komputer lain dan seterusnya sehingga kembali ke komputer pertama dan membentuk lingkaran (Ring). Kelebihan topologi star adalah Mudah dalam pemasangan dan instalasi serta menggunakan sedikit kabel untuk menghemat biaya sedangkan kekurangannya adalah jika salah satu komputer mengalami masalah maka pengiriman data akan terhenti / error

(22)

2. Topologi Bus

Pengertian Topologi Bus adalah topologi yang menggunakan satu kabel coaxial dan setiap kabel terhubung ke kabel menggunakan BNC. Kelebihan dari topologi ini adalah kabel yang digunakan sedikit sehingga tidak perlu mengeluarkan banyak biaya. Sedangkan kekurangannya adalah jika salah satu komputer mengalami masalah maka komputer lain akan mendapatkan masalah juga dan topologi ini sulit untuk mendeteksi masalah tersebut.

Gambar 0.7 Topologi Bus 3. Topologi Star

Pengertian Topologi Star adalah dimana semua komputer dihubungkan ke hub/switch menggunakan kabel UTP sehingga hub/switch bertindak sebagai pusat jaringan.

(23)

 Gambar 0.8 Topologi Start

4. Topologi Mesh

Pengertian Topologi Mesh adalah komputer yang terhubung dengan komputer lain menggunakan kabel tunggal dan pengiriman data langsung mencapai ke komputer tujuan tanpa melalui hub/switch. Kelebihan dari topologi ini adalah proses pengiriman data lebih cepat dan jika salah satu komputer rusak tidak akan mengganggu komputer lain. Sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan banyak biaya karena topologi ini menggunakan banyak kabel dan Port I/O.

(24)

5. Topologi Tree

Pengertian Topologi Tree adalah gabungan dari beberapa topologi star yang dihubungkan ke topologi bus sehingga topologi star terhubung ke topologi star lainnya melalu topologi bus. Kelebihan dari topologi ini adalah mudah melakukan perubahan jaringan yang diperlukan dan mudah mendeteksi kesalahan komputer. Sedangkan kekurangan Menggunakan banyak kabel dan sering terjadi tabrakan jaringan sehingga pengiriman data menjadi lambat.

Gambar 0.10 Topologi Tree 6. Topologi Hybrid

(25)

Gambar 0.11 Topologi Hybrid

2.2.10 VoIP

Voice over Internet Protocol adalah Teknologi yang menjadikan media internet untuk bisa melakukan komunikasi suara jarak jauh secara langsung. Sinyal suara analog, seperti yang anda dengar ketika berkomunikasi di telepon diubah menjadi data digital dan dikirimkan melalui jaringan berupa paket-paket data secara real time.

(26)

2.2.11 Perangkat yang Digunakan

Berikut adalah penjelasan mengenai perangkat-perangkat yang digunakan dalam menjalankan jaringan internet coorporate

1. Router

Router adalah perangkat network yang digunakan untuk menghubungkan beberapa network, baik network yang sama maupun berbeda dari segi teknologinya seperti menghubungkan network yang menggunakan topologi bus, star, dan ring. Router minimal memiliki dua network interface. Router merupakan alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing.

Gambar 0.12 Router 2. Switch

(27)

Gambar 0.13 Switch 3. Converter Ethernet

Converter Ethernet atau media converter adalah perangkat jaringan sederhana yang memungkinkan untuk menghubungkan dua jenis jaringan yang berbeda media seperti twisted pair dengan kabel fiber optics.

4. ODF

Optical Distribution Frame adalah komponen terintegrasi dalam sistem manajemen serat untuk menangani pemutusan dan cross-connection

kabel.

5. Fiber Optics

Sistem komunikasi serat optik atau fiber optic adalah sistem komunikasi dengan menggunakan sinar atau cahaya sebagai pembawa informasi dan menggunakan serat optik sebagai media transimisi. Alasan utama pembuatan serat optik adalah penggunaannya pada sistem komunikasi agar diperoleh sistem dengan kapasitas besar dan kecepatan tinggi untuk pengiriman bermacam informasi baik suara maupun data.

(28)

Gambar 0.14 Fiber Optics 6. Kabel UTP

Kabel UTP adalah UTP singkatan dari “unshielded twisted pair” yaitu

jenis kabel ini terbuat dari bahan penghantar tembaga, mempunyai isolasi dari plastik & terbungkus oleh bahan isolasi yang dapat melindungi dari api dan juga kerusakan fisik, kabel UTP sendiri terdiri dari 4 pasang inti kabel yang saling berbelit dimana masing-masing pasang mempunyai kode warna berbeda. Atau definisi kabel UTP adalah suatu jenis kabel yang dapat dipakai untuk membuat jaringan komputer, berupa kabel yang pada bagian dalamnya berisikan 4 pasang kabel. Kabel Twisted Pair Cable ini terbagi kedalam 2 jenis diantaranya, Shielded dan Unshielded.

Shielded adalah jenis dari kabel UTP yang memiliki selubung pembungkus, sedangkan unshielded adalah jenis yang tidak mempunyai selubung pembungkus. Untuk koneksinya kabel jenis ini memakai konektor RJ-45 atau RJ-11.

Fungsi kabel UTP yaitu dapat digunakan sebagai kabel untuk jaringan

(29)
(30)

NIM : 10111269

Tempat/Tgl.lahir : Muaro Jambi, 08 September 1993 JenisKelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kenali Jaya No 37 kel Kenali Besar Kec Kota Baru Jambi

No Telp : +6287822001648

Email : Indah.mayasari88@ymail.com

RiwayatPendidikan

SD Tahun : 1999 – 2005

NamaInstitusi : SD Islam Al-Falah Kota Institusi : Jambi

SMP Tahun : 2005 – 2008

NamaInstitusi : SMPN 7 Kota Institusi : Jambi

SMK Tahun : 2008 -2011

Jurusan : IPA NamaInstitusi : SMA N 1 Kota Institusi ; Jambi SARJANA Tahun ; 2011 – 2016

Jurusan ; TeknikInformatika NamaInstitusi ; UNIKOM

Kota Institusi : Bandung

Mengetahui,

(31)

1

MENGGUNAKAN TEKNOLOGI

BROADBAND OVER

POWERLINE

(STUDI KASUS ICON+ BANDUNG)

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

OLEH:

Indah Mayasari 10111269

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

(32)
(33)
(34)
(35)

73

berkaitan dengan aspek teknik dan ekonomi. Ultimatics Vol 1 No 1

[3] Khastur, Ray (2010), Analisis Performansi Layanan Internet Dengan Menggunakan Teknologi Broadband Over Powerline (Studi Kasus Puri

Kencana Depok), Universitas Telkom.

[4] Slamet Legiman, (2010), Membangun Jaringan Komunikasi Data dengan Kabel Listrik Jala-Jala 50 Hz sebagai Media Transmisi (Implementasi

Powerline Communication) dalam Pendidikan. Jurnal Teknologi Informasi & Pendidikan.

[5] Dyatmika Graha, Implementasi Broadband Powerline (BPL) pada Perumahan Sawangan Permai Depok dan Apartemen Kelapa Gading

Jakarta.

[6] Wibowo, Muhammad Disit A (2014) Analisis dan Implementasi Quality of Service (QoS) menggunakan IPCOP di SMK Muhamadiyah IMOGIRI.

AMIKOM Yogyakarta

[7] Febriyudhi, Reki (2013). Analisis Pengembangan Jaringan Komputer Lokal pada Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.Universitas Bina Darma, Palembang

[8] Suharjo, Imam. Analisis Penggunaan Jaringan Kabel Listrik Sebagai Media Komunikasi Data Internet. ISSN: 1693-6930

[9] Didit, Muhammad Afrianto Wibowo (2014). Analisis dan Implementasi Quality of Service (QoS) menggunakan IPCOP di SMK Muhammadiyah

IMOGIRI. AMIKOM, Yogyakarta.

[10] Saleh, Rahmad Lubis (2014). Analisis Quality of Service Jaringan Internet di SMK Telkom Medan. Singuda Ensikom vol 7 no 3

[11] Ardi, Muhammad Kurniadi (2012). Analisis Kinerja Jaringan Brodband Powerline untuk Layanan Video On Demand dan Video Coference.

(36)

74

[13] Stiawansyah, Agus. Analisis Kinerja Jaringan Pusat Internet Pedesaan Berbasis VSAT di Kabupaten Muara Enim. Universitas Bina Darma. Palembang

(37)

DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI BROADBAND OVER

POWERLINE (STUDI KASUS: ICON+ BANDUNG)

Indah Mayasari1

Teknik Informatika – Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung

Email : indah.mayasari88@ymail.com ABSTRAK

Sebagai penyedia layanan internet, Perusahaan Indonesia Comnet Plus (ICON+) tentu kepuasan pelanggan adalah hal yang diutamakan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui performansi dari 7 perusahaan sebagai sample penelitian. Kegiatan observasi dilakukan dengan mengukur kinerja mengukur kinerja BPL pada masing masing perusahaan. Selanjutnya dibandingkan kinerja BPL untuk parameter QoS: delay, jitter, packet loss, throughput, dan bandwidth. Untuk mendapatkan nilai throughput dilakukan dengan mendownload file melalui browser kemudian dibandingkan hasilnya dengan standart TIPHON. Sedangkan untuk delay, jitter dan packet loss didapatkan dengan melakukan percakapan VoIP kemudian hasilnya di bandingkan dengan standart TIPHON.

Kata kunci : BPL, Troughput, Delay, Jitter,

Bandwidth, Packet loss, TIPHON

1. PENDAHULUAN.

Perusahaan Indonesia Comnet Plus (ICON+) yang merupakan bagian Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah mengembangkan teknologi informasi dengan memanfaat kan tenaga listrik atau yang lebih dikenal dengan Broadband Over Powerline (BPL). BPL adalah jaringan internet yang memanfaatkan tenaga listrik sebagai media komunikasi data. Dimana sebelum adanya BPL, masyarakat Indonesia memanfaatkan kabel telepon untuk berkomunikasi melalui internet.

Selama ini, untuk melihat performasi dari layanan internet pelanggan hanya sebatas traffik kecepatan penggunaan menggunakan MRTG (Multi Router Traffic Grapher). MRTG adalah sebuah alat yang berfungsi untuk me-monitoring traffik yang masuk kedalam jaringan dari pelanggan tanpa melihat aspek lainnya seperti waktu delay, packet loss, jitter dan nilai troughput. Padahal untuk mengetahui quality of service (QoS) dari suatu layanan internet harus dilihat dari beberapa aspek yang terdiri dari delay, packet loss, jitter dan nilai troughput. Karena pada kondisi yang sudah diuraikan, adalah dengan bandwidth yang sama tetapi mengalami keluhan yang berbeda. Ada yang

jarang mengalami keluhan dan yang hampir sering mengalami keluhan.

Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk menganalisis performansi dari layanan internet corporate di Icon+ Bandung. Tujuan yang ingin dicapai adalah,

1 Mengukur kinerja layanan internet pada jaringan internet menggunakan teknologi broadband over powerline berdasarkan parameter QoS yaitu bandwidth, troughput, packet loss, jitter, dan delay

2 Melakukan analisis kinerja broadband over powerline dan menganalisis kinerja performansi layanan internetnya berdasarkan hasil pengukuran kinerja performansi sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan yang dapat dijadikan bahan rekomendasi bagi ICON+ ataupun NOC untuk menjamin kualitas layanan (QoS) internetnya.

1.1 Parameter QoS

1. Troughput

Dalam jaringan komunikasi , seperti Ethernet atau radio paket , throughput yang atau throughput jaringan adalah tingkat rata-rata keberhasilan pengiriman pesan melalui saluran komunikasi. Data ini dapat disampaikan melalui link fisik atau logis, atau melewati tertentu simpul jaringan . Throughput biasanya diukur dalam bit per detik (bit / s atau bps), dan kadang-kadang dalam paket data per detik atau data paket per slot waktu

Tabel Error! No text of specified style in

document..1 Parameter Nilai Throughput

Sumber (TIPHON)

(38)

oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya

Tabel Error! No text of specified style in

document..2 Parameter Nilai Delay

Kategori Delay Besar Delay Sangat Bagus <150 ms Bagus 150s/d 300 ms Sedang 300 s/d 450

ms Jelek >450 ms

(Sumber: TIPHON)

Untuk mengukur nilai delay digunakan persamaan packet loss ini diharapkan minimum. Secara umum terdapat empat kategori penurunan performansi jaringan dengan versi TIPHON-Telecomunications and internet protocol harmonization over networks (Joesman, 2008), yaitu sebagai berikut.

Tabel Error! No text of specified style in

document..3 Parameter Nilai Packet Loss

Kategori Degradasi Packet Loss Sangat Bagus 0

Jitter adalah penyimpangan yang tidak diinginkan dari periodisitas benar sebuah periodik diasumsikan sinyal dalam elektronik dan telekomunikasi , sering dalam kaitannya dengan referensi sumber jam . Jitter dapat diamati dalam karakteristik seperti frekuensi pulsa

desain hampir semua link komunikasi (misalnya, USB , PCI-e , SATA , OC-48 ). Tabel Error! No text of specified style in

document..4 Parameter Nilai Jitter

Kategori Degradasi Peak Jitter Sangat Bagus 0 ms

=total paket yang diterimatotal variasi delay … … . . 5. Bandwidth

Bandwidth adalah nilai hitung atau perhitungan konsumsi transfer data telekomunikasi yang dihitung dalam satuan bit per detik atau yang biasa disingkat bps yang terjadi antara komputer server dan komputer client dalam waktu tertentu dalam sebuah jaringan komputer.

1.2 Broadband Over Powerline

Broadband Over Powerline atau Powerline Communication (PLC) merupakan teknologi yang menggunakan koneksi kabel listrik yang dapat digunakan pada jaringan listrik yang telah ada untuk memberikan pasokan energi listrik, dan di saat yang bersamaan juga dapat digunakan untuk mentransfer data dan transmisi suara. Kecepatan maksimal yang bisa diraih menggunakan teknologi ini kurang lebih mendekati kecepatan koneksi transmisi data menggunakan fiber optic.

Dengan teknologi jaringan telepon kabel tersebut, kita bebas mengakses Internet tanpa menutup peluang jika ada telepon yang akan masuk. Ini merupakan kelebihan yang nyata dari jaringan telepon melalui kabel listrik yang dimiliki PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menghubungan dari rumah yang satu ke rumah yang lain. Semula teknologi tersebut kurang ditanggapi karena banyak peminat yang ragu-ragu, takut kesetrum dan merasa belum aman. Namun, kini para pengguna jasa yang diselenggarakan anak perusahaan PLN, PT Indonesia Comnets Plus (Icon+), dapat dinikmati benar kemudahan yang tersedia.

(39)

menekan penggunaan pulsa telepon dari Telkom. Keluarga PLN yang tinggal di Jakarta tidak perlu memikirkan pembengkakan rekening tagihan telepon setiap bulan, meski harus berbicara ngalor ngidul interlokal. Pemakaian Internet melalui arus listrik mempunyai keunggulan yakni lebih cepat diakses dibanding jika melalui konvensional dan jelas lebih murah karena hanya mengandalkan arus listrik. Fasilitas itu dapat dipakai di seluruh ruangan selama ada jaringan listrik milik PLN. Pengguna cukup mencolokkan kabel telepon ke stop kontak listrik menggunakan power line comunication (PLC). Selain untuk Internet, mereka biasanya mengunakan bercakap dengan eluarganya di luar Jakarta, tetapi masih komunitas keluarga besar PT PLN. Jika PLN membuka Sambungan di kota-kota atau interlokal tidak perlu menggunakan kode area sebagai tanda bayarannya lebih mahal karena interlokal.

Gambar Error! No text of specified style in

document..1 Jaringan Broadband Over Powerline[2]

Adanya teknologi via kabel listrik juga membuat pengguna tidak takut dengan ribut-ribut kenaikan tarif telepon. Untuk Internet, pengguna cukup membayar biaya langganan per bulan ke provider, sedangkan biaya pulsa, tidak perlu pusing-pusing lagi. Selama setahun digunakan, pengguna di Perumahan PLN belum pernah mengalami alat bermasalah. Semua lancar, kecuali jika listrik padam yang berarti terputus pula jaringan telepon. Dalam memanfaatkan Internet, tidak perlu takut putus di tengah jalan saat asyik chatting atau surfing. Adanya alat itu membuat seluruh anggota keluarga yang lain tetap dapat menggunakan saluran telepon dari Telkom meski ada anggota keluarga yang tengah berinternet. Selain itu, tidak perlu ada tambahan kabel yang artinya mengurangi keruwetan kabel di rumah. Jadi, kalau pemerintah mengizinkan Icon+ melebarkan sayap untuk menggarap pelanggan

kesulitan menjadi pelanggan Telkom, ramai-ramai memasang peralatan telekomunikasi sendiri di rumahnya. Apalagi dengan memanfaatkan aliran listrik dalam berkomunikasi, tidak ada istilah biaya pulsa telepon membengkak karena terlalu banyak penggunaan telepon.

Secara teoritis, kabel listik memang bisa digunakan untuk membawa paket data seperti halnya kabel telefon dan kaber fiber optic yang lazim digunakan untuk koneksi internet. dan pengaplikasiannya untuk koneksi internet disebut BPL (Broadband Over Power Lines) koneksi internet ini (BPL) menggunakan carrier yang bermain pada frekuensi yang rendah pada kabel listrik bertegangan AC.

Kalau dianalogikan, ibaratnya di dalem kabel listrik yang bisa membuat Kita kesetrum, itu bisa disusupin paket data dan bahkan suara dalam gelombang arus listrik AC yang frekuensinya lebih rendah dibandingkan gelombang listrik AC-nya sendiri. Ibaratnya dalam satu kabel seolah-olah ada dua kabel yang berbeda, satu ada setrumnya, satu lagi buat koneksi internet.

Secara prinsip, pengiriman data melalui kabel setrum ini dilakukan dengan menumpangkan sinyal komunikasi yang berisi data di bawah frekuensi aliran listrik. Proses penumpangan sinyal data ini membutuhkan frekuensi gelombang skala rendah, 1-50 MHz. Data mengalir melalui kabel fiber optik tegangan tinggi. Kemudian di awal proses, sinyal sinyal data tadi masuk ke ISP milik Icon+. Dari sini, data mulai ditumpangkan ke dalam aliran listrik tegangan menengah, lalu dibagi dalam dua jalur: via kabel fiber optik dan kabel tegangan tinggi. Data yang menumpang tadi terlebih dahulu masuk ke dalam gardu distribusi listrik, untuk mengubah tegangan listriknya – dari tegangan menengah ke tegangan listrik rendah.

Dengan PLC, sinyal-sinyal telekomunikasi (data, gambar, voice) dapat ditumpangkan atau diinjeksikan kejaringan listrik tegangan rendah (1-30 MHZ) dari jaringan data eksternal. Analoginya, arus listrik mengalir seperti air laut yang menghasilkan gelombang dan buih. Gelombang adalah arusnya, sedangkan buih berupa noisenya. Noise inilah yang dimanfaatkan oleh Teknologi PLC untuk menghantarkan sinyal suara dan data.

(40)

komunikasi yang digunakan adalah berdasarkan masterslave communication. Pada sistem tersebut agar dapat saling berkomunikasi menggunakan tiga peralatan, yaitu : Head-End, Repeater, CPE. Masing-masing peralatan memiliki fungsi spesifik dan konsep komunikasi antara masing-masing peralatan berdasarkan master-slave communication.

1. Head-End

Head-End merupakan perangkat yang

bertindak sebagai “master”. Head-End

berfungsi sebagai gateway dari akses internet. Akses internet melalui power line harus melalui Head-End terlebih dahulu. Perangkat ini biasanya diinstalasi pada sistem rak atau memakai kotak dan diletakkan di dekat kontrol panel listrik.

2. Repeater

Repeater adalah alat yang berfungsi untuk menguatkan sinyal dari Head-End. Repeater merupakan perangkat yang bertindak sebagai master dan slave. Repeater akan bertindak sebagai slave saat berkomunikasi dengan Head-End dan bertindak sebagai master saat berkomunikasi dengan CPE yang berada di end user. Menurut cara kerjanya repeater dibagi menjadi dua bagian, yaitu Time Division Repeater dan Frequency Division Repeater.

3. CPE (Customer Provided Equipment)

CPE adalah setiap terminal dan peralatan yang terletak di lokasi pelanggan dan terhubung dengan saluran telekomunikasi pembawa. CPE berada di setiap rumah pelanggan atau end user.

1.4 Sistem Jaringan BPL

Dalam hubungan komunikasi master-slave, pada sistem BPL bekerja di layer 2 lapisan OSI. Penggambaran sistem secara umum BPL seperti switch yang berjalan pada layer 2 lapisan OSI. Menggunakan tabel Mac untuk mencatat

alamat fisik hardware dan kapasitasnya bergantung pada chipset dari BPL itu

sendiri.

Gambar Error! No text of specified style in

document..2 Layer OSI

Sedangkan untuk penggunaan layer 3 peralatan BPL mempunyai IP stack untuk mengatur IP dari tiap modul. IP dari tiap modul harus unik dan akan diatur oleh IP stack. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk berkomunikasi, tiap modul tidak menggunakan IP layer tetapi menggunakan layer 2 pada lapisan OSI.

2. ISI PENELITIAN

2.1 Perancangan Penelitian

Perancangan penelitian ini akan menjelaskan diagram alur penelitian, sampai ke skenario pengukuran hingga mendapatkan hasil yang kemudian akan di analisis berdasarkan standar yang telah ditentukan masing-masing parameter pengukuran

2.2 Diagram Alur Penelitian

Proses penelitian dimulai dengan penentuan lokasi kemudian dilakukan perumusan masalah, dilanjutkan dengan studi litelatur bersamaan pencarian data. Setelah pencarian data dilanjutkan dengan perancangan awal yaitu pemetaan atau pembagian sample masing-masing perusahaan yang mengalami keluhan yang ada di perusahaan yang dijadikan sample sebanyak enam kecamatan yaitu, Perusahaan A, Perusahaan B, Perusahaan C, Perusahaan D, Perusahaan E, Perusahaan F dan ICON+. Kemudian menentukan waktu untuk pengambilan data dimana waktu pengambilan data dilakukan secara acak diantaranya jam sibuk pelanggan dan jam tidak begitu sibuk dari pelanggan ICON+.

(41)

Studi Topologi

Bandwidth Troughput Jitter Packet Loss Delay

Hasil dan Analisa

kesimpulan

Gambar Error! No text of specified style in

document..3 Diagram Alur Perancangan

2.3 Cara Kerja Broadband Over Powerline

Pengukuran dilakukan di penyedia layanan Internet Corporate regional Jawa Barat yaitu terletak di Kota Bandung. Pertama, dilakukan pengukuran koneksi internet dengan menggunakan jarigan internet corporate di ICON + Bandung.

Gambar Error! No text of specified style in

document..4 Topologi Jaringan di ICON+

Dari gambar diatas adalah proses berjalannya internet corporate dari server ke client. Proses nya dimulai dari konfigurasi jaringan dan pemberian IP publik untuk masing-masing pelanggan. Setelah konfigurasi selesai, maka router akan dihubungkan ke switch menggunakan kebel UTP yang kemudian akan di convert ke fiber optics menggunakan alat Converter Ethernet. Setelah di convert, sebelum disambungkan ke user fiber optics yang ada di ICON+ POP Bandung dihubungkan terlebih dahulu melalui alat ODF karena fiber optics untuk disambungkan melalui tiang listrik berbeda dengan fiber optics yang masih ada di server.

Fiber optics kemudian di sambungkan melalui tiang-tiang listrik hingga sampai ke user. Saat sampai ke user prosesnya hampir sama dengan dari server. Dihubungkan ke ODF kemudian di convert melalui converter ethernet baru disambungkan melalui kabel utp ke PC yang ada di pelanggan. sebelum digunakan oleh pelanggan, dilakukan pengujian terhadap jaringan internet. Dan

bandwidth pada jaringan ICON+ adalah 100Mbps. Pada tugas akhir ini, tegangan listrik yang di observasi meliputi tegangan rendah dengan fiber optic. Pada setiap router yang akan memberikan suatu lebel kepada paket data pelanggan yang diterimanya.

2.4 Kerangka Analisis Performansi

Berdasarkan skenario pengukuran, maka bisa digambarkan kerangka analisis performansi untuk masing-masing parameter QoS, yaitu:

1. Pengukuran Throughput

Dengan melakukan unduh file sebesar 500 MB melalui browser, kemudian dengan menggunakan wireshak, lakukan capture paket TCP. Hasil capture tersebut, diperoleh parameter paket dan waktu. Dari 9 kali hasil pengukuran (3 kali pada masing-masing jam pengukuran) kemudian dicari nilai rata-rata (jumlah dibagi banyaknya pengamatan). Dengan menggunkan rumus pada persamaan 2.3 didapat nilai utility througput. Kemudian berdasakan tabel 2.3 dicari peringkat layanan yang sesuai. Adapun penjesalan diatas, dapat digambarkan seperti pada gambar 3.5

MULAI

Gambar Error! No text of specified style in

document..5 Kerangka Throughput

2. Pengukuran Delay

(42)

MULAI

Gambar Error! No text of specified style in

document..6 Kerangka Delay

3. Pengukuran jitter

Pengukuran dilakukan dengan melakukan panggilan menggunakan dua softphone yaitu LinPhone dan EyeBeam kemudian komunikasi di capture menggunkan wireshark yang selanjutnya didapat nilai mean jitter. Dengan 9 kali hasil pengukuran ( 3 kali pada masing-masing jam pengukuran) kemudian dicari nilai rata-rata (jumlah dibagi banyaknya pengamatan). Kemudian berdasakan tabel 2.2 dicari peringkat layanan yang sesuai. Adapun penjesalan diatas, dapat digambarkan seperti pada gambar 3.7

MULAI

Gambar Error! No text of specified style in

document..7 Kerangka Jitter

4. Pengukuran Packet loss

Pengukuran dilakukan dengan melakukan panggilan menggunakan dua softphone yaitu LinPhone dan EyeBeam kemudian komunikasi di capture menggunkan wireshark yang selanjutnya didapat parameter paket data yang dikirim dan dan paket data yang hilang . Dengan 9 kali hasil pengukuran (3 kali pada

masing-menggunkan rumus pada persamaan 2.3 didapat nilai utility packet loss. Kemudian berdasakan tabel 2.4 dicari peringkat layanan yang sesuai. Adapun penjesalan diatas, dapat digambarkan seperti pada gambar 3.8

Gambar Error! No text of specified style in

document..8 Kerangka Packet Loss

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Performansi

Setelah dilakukan pengukuran dan didapatkan hasil untuk mendapatkan solusi diperlukan analisis faktor yang mempengaruhi hasil dari pengukuran. Maka faktor yang mempengaruhi isi pengukuran terhadap parameter QoS yang terdiri dari bandwidth, troughput, delay, packet loss, dan jitter dalam jaringan intenet coorporate adalah:

1. Redaman, yaitu jatuhnya kuat sinyal karena pertambahan jarak pada media transmisi. Setiap media transmisi memiliki redaman yang berbeda-beda, tergantung dari bahan yang digunakan. Kekuatan sinyal yang ditransmisikan bisa mengalami kelem ahan karena jarak yang jauh pada medium apapun. Ini berhubungan dengan pemilihan converter ethernet. Converter ethernet yang mengconvert UTP ke fiber optics banyak jenisnya. Hal ini tentu disesuaikan dengan jarak dari PoP ke pelanggan.

2. Distorsi, yaitu fenomena yang disebabkan bervariasinya kecepatan propagasi karena perbedaan bandwidth. 3. Noise (gangguan), yaitu tambahan

(43)

Waktu pengukuran dilakukan pada saat jam sibuk kantor dimana banyak pegawai kantor yang menggunakan internet. Banyaknya pengguna yang memakai internet dan pembagian bandwidth setiap ruangan ataupun lantai yang ada di gedung juga mempengaruhi kecepatan internet ataupun nilai parameter QoS.

5. Koneksi Listrik

Listrik yang kadang tidak stabil dan terjadinya pemadaman listrik bergilir dari PLN mempengaruhi performansi kinerja layanan internet yang menggunakan teknologi broadband over powerline. Karena jaringan ini memanfaatkan tenaga listrik, otomatis listrik yang stabil adalah hal yang sangat penting.

2.6 Hasil Pengukuran 1.Troughput

Nama Perusahaan Hasil (%)

ICON+ 199

Nama Perusahaan Hasil (%)

ICON+ 0

Dari hasil pengukuran, setelah dilakukan analisis maka didapat faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran, untuk itu pada penilitian ini diberikan beberapa rekomendasi solusi kepada ICON+ sebagai penyedia layanan.

Rekomendasi solusi yang pertama adalah pemilihan converter eternet yang tepat. Converter ethernet disesuaikan dengan jarak dari PoP ke pelanggan disesuaikan dengan tiang listrik yang melewatinya. Converter ethernet terdiri dari 1 Core dan 2 Core. 1 core adapun jenis-jenis converter ethernet adalah 20, 40, 60. Sedangkan 2 core jenis-jenis converter ethernet adalah 30, 50, 70 100, 120.

Kemudian ntuk mengatasi noise ini bisa dilakukan beberapa cara seperti menjauhkan media transmisi dari sumber noise seperti medan listrik dan magnet, memberi jarak antar kabel atau mempergunakan kabel terisolasi. Alternatif lain yang bisa digunakan sebagai solusi meningkatkan nilai QoS internet corporate adalah dengan penyediaan utilitas jaringan, dengan memprioritaskan setiap informasi sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.

Solusi altenatif lainnya yang bisa dilakukan adalah menambah nilai bandwidth untuk meningkatkan kecepatan internet. Untuk menambah bandwidth, penyedia layanan biasanya memberikan solusi tersebut berdasarkan nilai trafik dari penggunaan internet.

3 PENUTUP

Dari hasil analisis pada bab sebelumnya untuk 7 perusahaan dapat disimpulkan beberapa hasil akhir sebagai berikut:

(44)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Annual Report (2014), Data Jumlah

Keluhan Pelanggan 2014. NOC

[2] Kuntoro, Guson P (2009), Teknologi

Powerline Communications (PLC)

berkaitan dengan aspek teknik dan

ekonomi. Ultimatics Vol 1 No 1

[3] Khastur, Ray (2010), Analisis Performansi

Layanan Internet Dengan Menggunakan

Teknologi Broadband Over Powerline

(Studi Kasus Puri Kencana Depok),

Universitas Telkom.

[4] Slamet Legiman, (2010), Membangun

Jaringan Komunikasi Data dengan Kabel

Listrik Jala-Jala 50 Hz sebagai Media

Transmisi (Implementasi Powerline

Communication) dalam Pendidikan. Jurnal

Teknologi Informasi & Pendidikan.

[5] Dyatmika Graha, Implementasi Broadband

Powerline (BPL) pada Perumahan

Sawangan Permai Depok dan Apartemen

Kelapa Gading Jakarta.

[6] Wibowo, Muhammad Disit A (2014)

Analisis dan Implementasi Quality of

Service (QoS) menggunakan IPCOP di

SMK Muhamadiyah IMOGIRI. AMIKOM

Yogyakarta

[7] Febriyudhi, Reki (2013). Analisis

Pengembangan Jaringan Komputer Lokal

pada Rumah Sakit Muhammadiyah

Palembang.Universitas Bina Darma,

Palembang

[8] Suharjo, Imam. Analisis Penggunaan

Jaringan Kabel Listrik Sebagai Media

Komunikasi Data Internet. ISSN:

1693-6930

SMK Telkom Medan. Singuda Ensikom vol

7 no 3

[11] Ardi, Muhammad Kurniadi (2012). Analisis

Kinerja Jaringan Brodband Powerline

untuk Layanan Video On Demand dan

Video Coference. Universitas Telkom.

Bandung

[12] Yanto. Analisis QoS (Quality of Service)

pada Jaringan Internet (studi kasus:

Fakulas Teknik Universitas Tanjung Pura).

Universitas Tanjung Pura.

[13] Stiawansyah, Agus. Analisis Kinerja

Jaringan Pusat Internet Pedesaan Berbasis

VSAT di Kabupaten Muara Enim.

Universitas Bina Darma. Palembang

[14] Ari, Ferdian Kurniawan (2008). Analisis

Kinerja Jaringan Layanan Internet pada

Jaringan Institut Pertanian Bogor. IPB.

(45)

TECHNOLOGY BROADBAND OVER POWERLINE ( CASE STUDY:

ICON + BANDUNG )

Indah Mayasari1

A Computer Engineering Information University Indonesia Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung

Email : indah.mayasari88@ymail.com ABSTRACT

as internet service providers , indonesian companies comnet plus (icon +) of customer satisfaction are included their final task aims to understand performansi of 7 firm as sample research .The observation is performed by measuring the performance of measuring bpl performance in each company .Later than bpl s performance qos: delay , jitter , packet losses , throughput , and bandwidth .To get a throughput done with downloading file through browser then overlaid the standart tiphon .The delay , jitter and packet loss was obtained through doing private voip then the results in that compares with standart tiphon .

Keywords: bpl , troughput , delay , jitter , bandwidth , packet losses , tiphon

1. INTRODUCTION.

Indonesian companies comnet plus ( icon + ) that is part state electricity company ( pln ) has developed information technology with memanfaat right electricity or known as broadband over powerline ( bpl ) .Bpl is the network the internet use the electric power as a media data communication .Where before the bpl , indonesians use the phone to communicate over the internet ~.

So far, to see performasi of internet services customers are only traffik speed the use of using mrtg ( multi router traffic grapher ).Mrtg is an instrument which serves to me-monitoring traffik entering tissue from a customer without look aspect such as the delay, packet losses, jitter and value troughput.But to know quality of service ( qos ) of an internet services should be seen from some aspects consisting of delay, packet losses, jitter and value troughput.Because on condition that have outlined, is to bandwidth same but suffered complaints different There rarely experience and that complaints often experienced almost complaints .Mean the task of writing the end of this is to analyze performansi of internet services corporate icon + in bandung .

The aim to be achieved is , measuring performance

1. Internet services on the internet network using broadband technology overs powerline based on parameters qos namely bandwidth , troughput , packet loss , jitter , and a delay 2. Performs analyses broadband performance

overs powerline and analyze performance performansi its internet service based on the results of performance measurement performansi so it can be obtained a conclusion that can be used as the recommendations for icon + nor noc to ensure the quality of service ( qos ) his web.

1.1 Qos Parameters certain knot network .Throughput usually measured in bits second ( bit / s or bps ) , and kadang-kadang in data packets per second or data package per a time slot

Tabel Error! No text of specified style in

document..1 Parameters throughput value

(46)

Tabel Error! No text of specified style in

document..2 The Delay Parameters

Kategori Delay Besar Delay Sangat Bagus <150 ms Bagus 150s/d 300 ms categories decline performansi tissue with tiphon-telecomunications version and the internet protocol harmonization overs ( joesman by clarified networks , 2008 ) , that is as follows

Tabel Error! No text of specified style in

document..3 Parameter value Packet Loss

Kategori Degradasi Packet Loss Sangat Bagus 0

Irregularities jitter is undesirable right of periodicity a periodic assumed signals in electronics and telecommunications , often in relation to a reference source of hours .Jitter may be observed in frequency characteristic like successive pulses , signal amplitude , or phase of periodic signals .Jitter is significant , and usually

Tabel Error! No text of specified style in

document..4 Parameter value Jitter

Kategori Degradasi Peak Jitter Sangat Bagus 0 ms

=total paket yang diterima … … . .total variasi delay 5. Bandwidth

The bandwidth is the value of count or reckoning consumption data transfers telecommunication counted in a unit of bit per second or usual abbreviated bps what happened between computer servers and computer client in a given time in a computer network .

1.2 Broadband Over Powerline

Powerline broadband overs or powerline communication ( plc ) is technology that uses electricity cable connection that can be used on a network of electricity that has been there to give the energy supply of electricity , and at the same time can also be used to transfer data and noise transmission .Maximum speed achieved that can use this technology more or less approaching the speed of data transmission connection using fiber optic .With technology telephone network the cable , we freely access the internet without closing opportunities if there is a phone that will enter .This is real excess of telephone network through electric cables owned state electricity company pt pln ( ) linking from house to house one another .Initially the technology less well responded because a lot of interested people who hesitated , scared and felt kesetrum not yet safe .However , now the users who held company pln child , pt indonesia comnets plus ( icon Can be enjoyed right ease available .Icon + is a company that since early established to support of technological development information and telecommunication date .Icon + can provide extra capacity to meet demand for services tissue or bandwidth greater and the scope of the greater area by using right of ways

Gambar

Gambar 0.2 Struktur Organisasi ICON+
Tabel 0.4 Parameter Nilai Packet Loss
Gambar 0.3 Jaringan Broadband Over Powerline[2]
Gambar 0.4 Layer OSI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian suatu gedung atau penggunaan suatu gedung dan kedalamannya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari

Selanjutnya, teknik analisis data untuk menjawab tujuan penelitian kedua yaitu ‘Menjelaskan Tantangan Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ke Korea Selatan’,

Oleh itu sekiranya berurusan dengan pembekal yang rendah kualiti perkhidmatannya, secara tak langsung akan menjejaskan reputasi bisnes dropship anda di mata

Tahun Anggaran 201x tertuang dalam Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor ... Nomor xxxx tanggal 20xxx.. proses pelelangan yang menetapkan bahwa pengadaan

Sinyal suara yang sudah dikuatkan dengan rangkaian penguat kecil, dilakukan penguatan dengan rangkaian LED Driver sebagai penguatan sensitivitas pada sumber

Figure 4.2.: Connection of Current Transformers for Overcurrent Relay Overcurrent relays operate with inverse/definite time and instantaneous char- acteristics.. The

Getah jarak (Jatropha curcas L.) efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dimana daya hambat tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya zat-zat

Jadi berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa manajemen risiko berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi pada lembaga Dana Pensiun Pemberi Kerja