commit to user
i
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MEDIA VIDEO
COMPACT DISC ( VCD ) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02
LABAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN
SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Disusun Oleh :
HERU SAMBODO X7108687
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MEDIA VIDEO
COMPACT DISC ( VCD ) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02
LABAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN
SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
HERU SAMBODO
X7108687
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul” Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Media Video Compact Disc ( VCD ) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011”,
Oleh
NAMA : HERU SAMBODO NIM : X 7108687
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Januari 2011
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Kuswadi,M.Ag Dra. Sularmi,M.Pd
commit to user
commit to user
v MOTTO
Ilmu membuat hidup lebih mudah. Seni membuat hidup lebih indah . Dan Iman membuat hidup lebih terarah ( Mario Teguh )
……Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmu-lah hendaknya kamu berharap”
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Karya yang tersusun ini dipersembahkan kepada :
Ayah dan Ibuku ( Sukasto & Sumarni ) tercinta, yang selalu mendoakan dan memberikan segala yang terbaik baik material maupun spiritual.
Ucapan terima kasih untuk Adik-adiku ( Suciana Dwi Irawati, Ribut Harinto Wibowo, & Catur Kresnoto ) yang aku sayangi.
Sahabatku yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini
commit to user
vii ABSTRAK
Heru Sambodo. X7108687 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO COMPACT DISC ( VCD ) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 LABAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta . Januari 2010
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep IPA dan hasil belajar IPA dengan menggunakan Media Video Compact Disc ( VCD ) pada siswa kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi atau pengamatan dan refleksi. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Laban 02 Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo dengan jumlah siswa 12 . Teknik pengumpulan data dilakukan melalui, teknik angket, teknik test, teknik observasi, teknik wawancara. Pada penelitian ini analisis data yang digunakan adalah model silang terjalin atau interaktif dan diskriptif kualitatif, data diolah sejak pembelajaran berlangsung. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus pada setiap siklus diakhiri dengan pelaksanaan test sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan pemahaman konsep IPA dan hasil belajar. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif yang berupa hasil test, angket, observasi, wawancara.
commit to user
viii ABSTRACT
Heru Sambodo. X7108687 INCREASE OF NATURAL SCIENCE LEARNING WITH MEDIA VIDEO COMPACT DISC (VCD) IN THE FIVE GRADE OF SD NEGERI 02 LABAN SUB DISTRICT MOJOLABAN SUKOHARJO ACADEMIC YEAR 2010/2011. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University of Surakarta. January 2010 This research aims to improve understanding of the concept of science and science learning outcomes using Media Video Compact Disc (VCD) in the fifth grade SD Negeri 02 Laban Distric Mojolaban Sukoharjo Academic Year 2010/2011.
The method used in this research is qualitative research with the type of Classroom Action Research (CAR). The procedures for this study consisted of four phases, namely stats action, implementing action, observation and reflection. The subjects used in this study were students fifth grade SD Negeri 02 Laban Distric Mojolaban Sukoharjo with student numbers 12 people. The technique of data collection is done through, for the questionnaire technique, test techniques, observation techniques, interview techniques. In this research, data analysis used were cross-tied or interactive models and descriptive qualitative data were analyzed since learning takes place. The research was conducted two cycles in each cycle ends with the implementation of a test that can be known whether there increased understanding of science concepts and learning outcomes. Data obtained in the form of quantitative and qualitative data in the form of test results, questionnaires,observation,interview.
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi sebagai persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian
penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan – kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk
bantuanya, penulis menyampaikan terima kasih kepada yang ter hormat :
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rusdiana Indiyanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Kartono, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Kuswadi, M.Ag selaku pembimbing I yang dengan sabar
mengarahkan dan membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Dra. Sularmi, M.Pd selaku pembimbing II yang dengan sabar mengarahkan dan membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Semua Dosen Program Studi PGSD UNS yang mengarahkan penyelesaian penyusunan skripsi ini.
7. Semua Guru dan rekan sejawat di SD Negeri 02 Laban yang turut berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
8. Semua pihak yang turut membantu dalam penulisan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
commit to user
x
Semoga kebaikan dari semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dissdari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan, namun diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan dan dunia pendidikan untuk tujuan pendidikan optimal.
Sukoharjo, Januari 2011
commit to user
c. Pengertian Pembelajaran IPA ... 9
d. Tujuan Pembelajaran IPA ... 11
e. Ruang Lingkup IPA ... 11
f. Hasil Belajar ... 12
g. Materi Pembelajaran IPA kelas V yang akan diteliti ... 14
2. Kajian Tentang Media Pembelajaran ... 18
a. Pengertian Media Pembelajaran ... 18
b. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran ... 20
c. Jenis Media yang digunakan dalam proses pembelajaran... 22
commit to user
xii
e. Kelebihan dan kekurangan Video Compact Disc ( VCD ) ... 25
f. Penggunaan Video Compact Disc ... 26
g. Cara Menyimpan Video Compact Disc ... 29
B.Penelitian yang relevan... 30
C.Kerangka Perpikir ... 31
D.Hipotesis ... 32
BABIIIMETODOLOGIPENELITIAN ... 35
A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 35
B.Bentuk dan Strategi Penelitian ... 35
C.Sumber Data ... 36
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN ... 51
A.Deskripsi Hasil Penelitian ... 51
B.Diskripsi Hasil Siklus I ... 53
C.Diskripsi Hasil Siklus II ... 60
D.Pembahasan Hasil Penelitian ... 66
BABVSIMPULAN,IMPLIKASI,DANSARAN ... 69
A.Kesimpulan ... 69
B.Implikasi ... 70
C.Saran-saran ... 70
DAFTARPUSTAKA ... 72
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
1. Table 1. Jadwal penelitian ... 50
2. Table 2. Aspek frekuensi pertanyaan siswa siklus I ... 55
3. Table 3. Aspek kerjasama siswa dalam kelompok siklus I... 56
4. Table 4. Aspek ketuntasan belajar siswa siklus I...57
5. Table 5. Aspek keaktifan siswa siklus I ... 57
6. Table 6. Aspek frekuensi pertanyan siswa siklus I ... 62
7. Table 7. Aspek kerjasama siswa dalam kelompok siklus II ... 63
8. Table 8. Aspek ketuntasan siswa siklus II ... 63
commit to user
antara guru dengan peserta didik dalam pembelajaran sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar mengajar. Oleh karena itu guru perlu memperhatikan
kebutuhan, kekurangan, keinginan peserta didik dan memberikan dorongan
kepadanya. Keinginan, kenyamanan, dan semangat siswa merupakan hal yang
sangat penting bagi keberhasilan pembelajaran.
Semangat merupakan pendorong bagi siswa untuk mengetahui dan
meningkatkan rasa ingin tahu siswa sehingga siswa mau lebih rajin belajar
untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginannya. Minat dan semangat
siswa sangat berperan penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Dewasa ini kebanyakan siswa belajar IPA hanya untuk mendapatkan nilai
yang bagus sehingga tidak sedikit dari mereka mengambil jalan pintas
dengan cara meniru pekerjaan teman. Hal ini juga dialami siswa-siswi kelas V
SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo hasil tes tengah
semester satu menunjukan banyak siswa yang belum tuntas kriteria ketuntasan
minimal.
Peneliti melihat bahwa siswa SD Negeri 02 Laban kurang semangat,
kurang motivasi dalam mengikuti pelajaran IPA yang mengakibatkan hasil belajar
rendah ( dapat dilihat pada lampiran 25 ). Apabila permasalahan tersebut
dibiarkan tanpa ada tindakan maka kualitas pembelajaran akan buruk dan hasil
belajar menjadi rendah. Di sinilah peran guru sebagai motivator, fasilitator, dan
administrator sangat dibutuhkan. Hal ini menuntut guru untuk bersikap lebih
profesional dalam melaksanakan tugasnya. Masalah rendahnya hasil belajar
dalam pembelajaran IPA merupakan hal yang perlu ditangani dengan
keprofesionalan guru .
Guru harus pandai-pandai memberdayakan pembelajaran secara
inovatif melalui berbagai ide dan gagasan. Kurang motivasi dalam belajar,yaitu
commit to user
tampak jera dan malas sehingga memerlukan penanganan yang intensif dari
guru.
Pembelajaran IPA sebenarnya mengedepankan konsep yang lebih
mendalam dari seorang guru dengan mengoptimalkan sumber belajar lingkungan.
Akan tetapi tidak semua materi pelajaran dapat disajikan dengan menggunakan
lingkungan,oleh sebab itu Video Compact Disc dapat dimanfaatkan sebagai
solusinya.
Video Compact Disc ( VCD ) adalah merupakan salah satu media modern
yang dikemas secara praktis dalam bentuk kepingan compact disc yang berisikan
materi pembelajaran. Video Compact Disc ( VCD ) yang dipakai dalam penelitian
ini adalah Video Compact Disc ( VCD ) interaktif. Contoh untuk menanamkan
konsep alat pencernaan manusia dapat menggunakan Video Compact Disc
( VCD ). Selain itu keberhasilan proses pembelajaran juga dipengaruhi oleh faktor
yang berasal dari diri siswa, salah satu diantaranya adalah motivasi belajar.
Siswa yang mampu memotivasi dirinya secara optimal dalam proses
pembelajaran akan berbeda hasil belajarnya apabila dibandingkan dengan siswa
yang belum mampu mengoptimalkan motivasinya. Oleh sebab itu guru hendaknya
mampu memberikan rangsangan-rangsangan agar motivasi siswa dapat tumbuh
dan berkembang sehingga hasil belajar dapat optimal.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian tindakan kelas tentang
media pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa
khusunya IPA, yang pada akhirnya mampu mensejajarkan diri dengan
negara-negara yang maju pendidikanya. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti
terdorong untuk mengambil judul penelitian tindakan kelas dengan judul
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Media Video Compact Disc
(VCD) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban
commit to user B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang , maka permasalahan penelitian tindakan kelas
yang dirumuskan adalah :
1. Apakah media Video Compact Disc ( VCD ) dapat meningkatkan hasil
belajar IPA pada siswa Kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan
Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011 ?
2. Bagaimana cara menggunakan media Video Compact Disc ( VCD ) dalam
meningkatkan proses pembelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 02
Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran
2010/2011?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan :
1. Untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan media Video Compact Disc
( VCD ) pada siswa kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban
Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
2. Untuk mendiskripsikan cara menggunakan media Video Compact Disc
( VCD ) dalam meningkatkan proses pembelajaran IPA pada siswa kelas V
SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo tahun
pelajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritik
Dapat menjadi bahan referensi dan rujukan bagi penelitian yang akan
datang dalam penelitian yang sama atau hampir sama.
2. Manfaat praktis.
commit to user
1) Dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam pembelajaran.
2) Dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.
3) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik aspek kognitif,
afektif dan psikomotor.
b. Bagi guru
1) Dapat mengembangkan pembelajaran yang variatif dan untuk
memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam.
2) Dapat diperoleh strategi pembelajaran yang tepat dalam
meningkatkan hasil pembelajaran IPA.
c. Bagi Sekolah
1) Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif,kreatif, dan inovatif di
sekolah.
2) Dapat menumbuhkan motivasi teman sejawat dalam
mengembangkan pembelajaran yang bermutu dan inovatif.
3) Dapat meningkatkan angka partisipatif orang tuadan masyarakat
dalam mengembangkan sarana dan prasarana.
4) Meningkatnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu
commit to user BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Kajian Tentang Pembelajaran IPA
a. Hakekat IPA
Menurut (Depdikbud,1994:97) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan
alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains merupakan hasil kegiatan
manusia yang berupa pengetahuan, gagasan dan konsep-konsep yang
terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui
serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan
dan pengujian gagasan-gagasan.
IPA merupakan salah satu dari banyak jenis ilmu pengetahuan,
mempunyai tiga aspek yaitu sebagai proses, sebagai prosedur, sebagai
produk. IPA sebagai proses merujuk suatu aktivitas ilmiah yang dilakukan
para ahli IPA. Setiap aktivitas ilmiah mempunyai ciri rasional, kognitif
dan bertujuan.
IPA sebagai prosedur dibangun melalui penalaran inferensi
berdasarkan data yang tersedia. Kebenaran diuji lewat pengamatan nyata.
Bagi yang tidak memenuhi syarat dengan sendirinya gugur atau direvisi
commit to user
lambang, konsepsi atau penjelasan, dan teori. Ketika para ilmuan yang
mengamati suatu fenomena alam, mereka memperoleh sejumlah fakta dan
informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan fenomena tersebut.
Selanjutnya, mereka membangun sebuah konsep IPA berupa sebuah kata
atau gabungan kata atau lebih yang disebut dengan kesimpulan.
Pengertian IPA menurut Fisher (1975) yang dikutip oleh Muh.
Amin (1987:3) mengatakan bahwa “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah
salah satu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik yang
didalamnya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam”.
IPA atau sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematik untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan
Sains di SD bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan
alam sekitar.
Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman
langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar
siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pendidikan Sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga
dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar.
Menurut Sumaji (1998:31), IPA (sains) berupaya untuk
membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan
pemahamannya mengenai alam sekitarnya. Mata pelajaran IPA adalah
program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan
menghargai kebesaran Sang pencipta (Depdikbud 1993/1994: 97)
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA
(sains) merupakan salah satu kumpulan ilmu pengetahuan yang
mempelajari alam semesta, baik ilmu pengetahuan yang mempelajari alam
commit to user
berbagai jenis dan perangkat lingkungan alam serta lingkungan alam
buatan.
b. Pengertian Belajar.
Menurut M .Dalyono (2005:49) belajar adalah suatu usaha.
Perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis,
mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental serta
dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek
kejiwaan seperti intelejensi, bakat, motivasi, minat dan sebagainya.
Sedangkan menurut Slameto (2003:2) pengertian secara
psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhannya hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata
dalam seluruh aspek tingkah laku.
Menurut Slavin dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar
merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman.
Menurut Gagne dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan
sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait
sehingga menghasilkan perubahan perilaku.
Sedangkan menurut Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra
(2008) pengertian belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia
untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitude.
Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude)
tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi
sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat,
(www.techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-belajar-dan-pembelaj) diakses 6 mei 2010.
Teori Belajar Menurut Watson. Watson mendefinisikan belajar
commit to user
respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur.
Jadi walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam
diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor
tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat
diamati.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik#Rujukan)
diakses 8 agustus 2010.
Teori Belajar Menurut Clark Hull Clark Hull juga menggunakan
variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan
pengertian belajar. Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi
Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi
tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap
bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis
(drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting
dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga
stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan
dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin
dapat (http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik#Rujukan)
diakses 8 agustus 2010.
Menurut Oemar Hamalik (2001:27) belajar adalah modifikasi
atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is devined
as the modification or strengthening of behavior through experiencing).
Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan
dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Menurut Muhibbin Syah (2003:64) belajar adalah suatu proses
adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif.
Berdasarkan eksperimennya, B.F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi
tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguatan
(reinforcer).
Bigg ( dalam Muhibbin ) mendefinisikan belajar dalam tiga
commit to user
rumusan kualitatif. 1) Secara kuantutatif belajar berarti kegiatan
pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta
sebanyak-banyaknya. 2) Secara institusional (tinjauan kelembagaan)
belajar dipandang sebagai proses validasi atau pengabsahan tehadap
penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti
institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai
dengan proses mengajar. 3) Sedangkan belajar secara kualitatif (tinjauan
mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman
serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam
pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan
yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti
dihadapi siswa.
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan definisi belajar ialah
suatu proses usaha dan perbuatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku. Seseorang yang melakukan
aktivitas belajar akan memperoleh perubahan dalam dirinya dan akan
memperoleh pengalaman baru dalam hidupnya.
c. Pengertian Pembelajaran IPA
Menurut Depdikbud (2001:34) Pembelajaran IPA menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA
diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta
didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam
sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah yang dapat
diidentifikasikan
Pembelajaran IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak
berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada
penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan
commit to user
dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi
bekerja ilmiah secara bijaksana.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah
(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting
kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI
menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah
Pembelajaran IPA bukanlah semata-mata pembelajaran hafalan
tetapi pembelajaran yang banyak memberikan peluang untuk
melakukan berbagai pengamatan dan latihan-latihan terutama yang
berkaitan dengan pengembangan cara berfikir yang sehat dan masuk akal.
Kegiatan-kegiatan yang mungkin dapat dilakukan oleh para siswa SD di
dalam pembelajaran IPA diantaranya kegiatan
1) Mempelajari berbagai peristiwa alam, terutama yang berkaitan
dengan kehidupan sehari
2) Belajar menafsirkan suatu kejadian berdasarkan kaidah-kaidah
IPA yang telah dipelajarinya.
3) Berlatih menerapkan konsep-konsep IPA dalam kehidupan
sehari-hari.
4) Mengamati berbagai macam benda atau peristiwa alam
5) Melakukan berbagai macam percobaan IPA
6) Belajar dan berlatih mengkomunikasikan hasil pengamatan
kepada orang lain.
Di samping hal tersebut di atas, juga untuk mengenal
teknologi sederhana yang ada kaitannya dengan kaidah-kaidah IPA
commit to user
Dari beberapa pendapat maka dapat disimpulkan bahwa
Pembelajaran IPA adalah usaha sadar dan sengaja dari guru untuk
membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
siswa yang belajar, di mana perubahan itu dengan didapatkanya kemapuan
baru yang berlaku dalam waktu yang lama.
d. Tujuan Pembelajaran IPA.
Menurut Badan Standar Nasional pendidikan (2006:14) Mata
Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
commit to user
Dari uraian tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa murid
dapat memahami konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam dan
mampu menerapkan metode ilmiah yang sederhana serta bersikap
ilmiah dalam memecahkan masalah yang dihadapi dengan
menyadari kebesaran pencipta-Nya.
e. Ruang Lingkup IPA
Menurut Badan Standa Nasional pendidikan (2006:18) ruang
lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan
2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan
gas
3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya dan pesawat sederhana
4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit lainnya.
f. Pengertian Hasil Belajar
Dalam melakukan kegiatan belajar terjadi proses berpikir yang
melibatkan kegiatan mental, terjadi penyusunan hubungan
informasi-informasi yang diterima sehingga timbul suatu pemahaman dan
penguasaan terhadap materi yang diberikan. Dengan adanya
pemahaman dan penguasaan yang didapat setelah melalui proses belajar
mengajar maka siswa telah memahami suatu perubahan dari yang tidak
diketahui menjadi diketahui. Perubahan inilah yang disebut dengan hasil
belajar.
Menurut Crow and Crow dalam Sofyan mengemukakan bahwa
commit to user
dan sikap. Pemerolehan ini termasuk suatu cara baru melakukan
sesuatu dan cara mengatasi masalah pada situasi baru.
Sedangkan menurut Skiner dalam teori Kondisioning yang dikutip
Gladler dalam Ibrahim mengatakan bahwa hasil belajar merupakan
respon (tingkah laku) yang baru. Pada dasarnya respon yang baru itu
sama pengertiannya dengan tingkah laku (pengetahuan, sikap,
keterampilan) yang baru. Nurdin Ibrahim,( Pemanfaatan Tutorial Audio
Interaktif Untuk Perataan Kualitas Hasil Belajar, Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan , No. 044 Tahun Ke-9, September 2003:73). Dari beberapa
definisi di atas bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang
berupa perubahan tingkah laku, pengetahuan dan sikap yang
diperoleh seseorang setelah melakukan proses kegiatan belajar.
Menurut Usman Melayu (1999:55) Hasil belajar merupakan
peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu yang terjadi di diri
seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan kognitif
yang kemudian berpengaruh pada perilaku.Dengan demikian perilaku
seseorang didasarkan pada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang
dipelajari yang kemudian dapat diketahui melalui tes, dan pada akhirnya
muncul hasil belajar dalam bentuk nilai riel atau non riel.
Bagan 1 Proses Hasil Belajar Pengetahua
n
Perilaku
Belajar Tes Hasil belajar
commit to user
Dari bagan di atas mencerminkan hasil belajar diakibatkan oleh
adanya kegiatan evaluasi belajar atau tes dan evaluasi belajar dilakukan
karena adanya kegiatan belajar. Baik buruknya hasil belajar sangat
bergantung dari pengetahuan dan perubahan perilaku individu yang
besangkutan terhadap yang dipelajari.
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau
pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang
dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh sesorang dilihat dari
perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.
Pencapaian belajar atau hasil belajar diperoleh setelah
dilaksanakannya suuatu program pengajaran. Penilaian atau evaluasi
pencapaian hasil belajar merupakan langkah untuk mengetahui
seberapa jauh tujuan kegiatan belajar mengajar (KBM) suatu bidang
studi atau mata pelajaran telah dapat dicapai.
Jadi hasil belajar yang dilihat dari tes hasil belajar berupa
keterampilan pengetahuan integensi, kemampuan dan bakat individu
yang diperoleh disekolah biasanya dicerminkan dalam bentuk nilai-nilai
tertentu. Tes bertujuan untuk membangkitkan motivasi siswa agar dapat
mengorganisasikan pelajaran dengan baik.
2. Materi Pembelajaran IPA dikelas V SD yang akan diteliti
Pencernaan makanan adalah proses pemecahan makanan menjadi
sari-sari makanan sehingga dapat digunakan oleh tubuh. Proses
pencernaan makanan manusia dimulai dari mulut, rongga mulut,
kerongkongan, lambung, dan usus. Gambar organ pencernaan manusia
commit to user
Gambar 2 Organ pencernaan manusia
a. Rongga Mulut
Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dankelenjar ludah.
Pencernaan dimulai dari mulut. Gigi akan melumatkan makananyang kita
makan. Bentuk gigi ada tiga macam, yaitu gigi seri, gigi taring, dan gigi
geraham. Bentuk gigi yang berbeda-beda ini disesuaikan dengan
fungsinya. Gambar penampang gigi dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3 Penampang gigi
1) Gigi seri berfungsi untuk memotong makanan berserat.
2) Gigi taring untuk mengkoyak-koyak makanan.
3) Gigi geraham untuk mengunyah dan melumatkan makanan
commit to user
Gambar 4 Penampang lidah
Proses penghancuran makanan oleh gigi disebut pencernaan
makanan secara mekanis. Penghancuran makanan di mulut dibantu oleh
lidah. Lidah merupakan otot yang lentur yang permukaannya
berbintik-bintik kecil dan peka terhadap rasa. Selain untuk mengecap rasa makanan,
lidah juga berfungsi untuk mengatur letak makanan dan membantu proses
menelan makanan yang sudah dilumat.
b. Kerongkongan
Setelah mengalami proses di mulut, makanan akan diteruskan ke
kerongkongan atau esofagus. Esofagus mendorong makanan turun lewat
dada kemudian masuk ke lambung. Esofagus dapat melakukan gerakan
bergelombang dan meremas-remas guna mendorong makanan masuk
lambung. Gerakan tersebut disebut gerak peristaltik.
c. Lambung
Setelah melewati esofagus, makanan masuk ke lambung. Di dalam
lambung inilah makanan dicerna kembali. Dinding otot lambung akan
mengaduk dan melumatkan makanan menjadi bubur. Kemudian
mencampurnya dengan cairan pencerna.
Gambar 5 Lambung
commit to user
1) asam klorida, berfungsi membunuh bibit penyakit yang masuk
bersama makanan.
2) enzim pepsin, berfungsi mengubah protein menjadi pepton;
3) enzim renin, berfungsi mengumpulkan kasein yang terdapat di
dalam air susu.
Setelah dicerna di dalam lambung dan menjadi halus, makanan
didorong menuju usus halus. Lambung menjadi kosong. Pengosongan
lambung berlangsung antara 3 – 5 jam. Setelah itu kita merasakan lapar.
d. Usus Halus
Usus halus terletak tergulung di bagian bawah tubuh. Panjang usus
halus sekitar 6 meter. Dindingnya memiliki banyak lipatan dan lekukan
sehingga bisa menyerap banyak zat makanan. Usus halus terdiri atas tiga
bagian, yaitu usus dua belas jari,usus kosong, dan usus penyerapan. Usus
dua belas jari dihubungkan dengan kantong empedu pankreas. Kantong
empedu menghasilkan cairan empedu yang berfungsi untuk mencerna
lemak. Pankreas menghasilkan enzim. Enzim tersebut adalah sebagai
berikut.
1) enzim tripsin, bertugas mengubah protein/pepton menjadi asam
amino.
2) enzim lipase, bertugas mengubah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol.
Gambar 6 Usus halus
Selain menghasilkan enzim, usus dua belas jari juga menghasilkan
hormone insulin. Hormon ini berfungsi mengatur kadar gula dalam darah.
Pada usus kosong tidak dihasilkan enzim, tetapi pencernaan secara
commit to user
penyerapan sari-sari makanan oleh pembuluh darah. Selanjutnya sari-sari
makanan tersebut diedarkan ke seluruh tubuh.
e. Usus Besar
Usus besar akan menyerap air dan sebagian makanan yang tidak
tercerna atau tidak dapat diserap oleh pembuluh darah. Usus besar jauh
lebih pendek dari usus halus. Akan tetapi besarnya tiga kali lipat dari usus
halus. Lebar usus besar dapat mencapai 7 cm. Ujung usus besar disebut
rektum. Di dalam usus besar terjadi pembusukan sisa makanan yang
dibantu oleh bakteri koli, misalnyaEscherichia coli.
Gambar 7 Usus besar
Di dalam usus besar terjadi penyerapan air atau penambahan air.
Sisa makanan yang sudah busuk dikeluarkan melalui anus dalam bentuk
feses atau tinja.Pada usus besar terdapat tambahan usus yang disebut usus
buntu. Pada ujung usus buntu terdapat usus tambahan yang disebut umbai
cacing atau apendiks. Peradangan pada usus buntu disebut apendikitis.
f. Anus
Bagian akhir dari saluran pencernaan berupa lubang keluar yang
disebut anus.Sisa pencernaan dari usus besar dikeluarkan melalui anus.
Bahan padat hasil pembusukan dikeluarkan sebagai tinja dan gas. Gas
dikeluarkan berupa kentut. Sisa pencernaan yang berupa cairan disalurkan
dan disaring dalam ginjal. Cairan yang tidak berguna dikeluarkan melalui
commit to user
3. Kajian Tentang Media Pembelajaran
a. Pengertian Media pembelajaran
(Ruminiati,2007:211) menyatakan bahwa media merupakan bentuk
jamak dari medium, yang berarti perantara atau pengantar.Secara khusus
kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan
untuk membawa informasi dari suatu sumber kepada penerima.Dikaitkan
dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang
digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa
materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik
menjadi lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran
Menurut Oemar H. Malik (1994:6) menyatakan bahwa media
pembelajaran adalah “Alat, metode, teknik yang dipergunakan dalam
rangka mengefektifkan interaksi dan komunikasi antar guru dengan
siswa dan proses pembelajaran di sekolah.
Menurut WJS. Poerwodarminto (1989:569) menyatakan bahwa
media pembelajaran adalah suatu alat (sarana), metode, teknik yang
digunakan dalam rangka mengefektifkan interaksi dan komunikasi antara
guru dan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah misalnya:
murid, guru, materi pelajaran, alat peraga, misalnya: gambar, radio,
video, televisi, majalah, koran.
Menurut Dadang Supriatna (2009:23) menyatakan bahwa berbicara
mengenai media tentunya kita akan mempunyai cakupan yang sangat
luas, oleh karena itu saat ini masalah media kita batasi ke arah yang
relevan dengan masalah pembelajaran saja atau yang dikenal sebagai
media pembelajaran . Briggs menyebutkan bahwa media adalah segala
alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk
belajar. Sementara itu Schramm berpendapat bahwa media merupakan
teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional yang dapat
commit to user
Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah
sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku,
film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton
(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana
komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk
teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan,
dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga
dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap
efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya
berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah
alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan
visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat
bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini
penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan
interaktif.
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/) diakses 8 agustus 2010.
Menurut Sutijan dan Kuswadi (2003) media juga diartikan sebagai
sarana alat bantu, yang dalam bahasa inggrisnya adalah aids sehingga ada
istilah-istilah teaching aids, visual aids, audio aids, audio visual aids.
Disamping itu masih ada istilah lain seperti visual material,
audio-visual instenetion dan semacamnya.
Penggunaan media dalam pembelajaran dapat mempermudah
siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit. Hal
ini sesuai dengan pendapat Jerome S Bruner bahwa siswa belajar
commit to user
Dari berbagai pendapat maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah bentuk, alat, metode, teknik yang
dipergunakan dalam rangka mengefektifkan interaksi dan komunikasi
antar guru dengan siswa dalam pelajaran di sekolah. Misalnya: gambar,
radio, majalah, televisi, video, dan koran.
b. Landasan Penggunaan media pembelajaran
Menurut I Wayan Santyasa (2007:10) menyatakan bahwa ada
beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran,
antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.
Landasan filosofis menyatakan bahwa dengan digunakannya
berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat
proses pembelajaran yang efektif dan efisien dalam pembelajaran.
Dengan kata lain, siswa diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik
cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian,
penerapan teknologi dapat digunakan secara optimal.
Landasan psikologis menyatakan bahwa dengan memperhatikan
kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media
dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil
belajar.
Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan
kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsiserta
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya
diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berangsung
secara efektif
Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah
mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan
kontinu konkrit-abstrak dankaitannya dengan penggunaan media
commit to user
Landasan teknologis menyatakan bahwa teknologi pembelajaran
adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan,
pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi
pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan
orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis
masalah,mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan
mengelola pemecahan masalah-masalah.
Landasan empiris menyatakan bahwa temuan-temuan penelitian
menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media
pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil
belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan
bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan
karakteristik tipe atau gaya belajarnya.
Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka
belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah
guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar
tersebut jika menggunakan media audio-visual.
Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan
media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi
harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar,
karakteristik materipelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
c. Jenis media yang digunakan dalam Proses Pembelajaran
1) Media Visual
Seperti halnya media yang lain, media visual berfungsi
untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan.
Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol
visual. Selain itu, fungsi media visual adalah untuk menarik
commit to user
menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan jika tidak
divisualkan.
2) Media Audio
Media audio adalah jenis media yang berhubungan dengan
indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke
dalam lambang-lambang auditif.
3) Media Proyeksi Diam
Beberapa media yang termasuk kedalam media
proyeksi diam diantaranya adalah:
a) Film Bingkai
Film bingkai adalah suatu film positif baik hitam putih
ataupun berwarna yang berukuran 35 mm, dan umumnya
dibingkai dengan ukuran 2 x 2 inchi. Untuk melihatnya perlu
ditayangkan dengan proyektor slide.
b) Film Rangkai
Film rangkai hampir sama dengan film bingkai, bedanya pada
film rangkai frame atau gambar tidak memerlukan bingkai dan
merupakan rangkaian berurutan dari sebuah film atau gambar
tertentu. Jumlah gambar pada 1 rol film rangkai adalah sekitar
50 sampai dengan 75 gambar dengan panjang kurang lebih 100
sampai dengan 130 cm tergantung pada isi film itu. Film rangkai
dapat mempersatukan berbagai media pembelajaran yang
berbeda dalam satu rangkai sehingga cocok untuk mengajarkan
keterampilan, penyimpanannya mudah serta dapat digunakan
untuk bahan belajar kelompok atau individu
c) OHT
Over Head Transparancy (OHT) adalah media visual proyeksi,
commit to user
plastik berukuran 8,5 x 11 inchi. Media ini memerlukan alat
khusus untuk memproyeksikannya yang dikenal dengan sebutan
Over Head Projector (OHP).
d) Opaque Projektor
Projektor yang tak tembus pandang, karena yang diproyeksikan
bukan bahan transparan tetapi bahan-bahan yang tidak tembus
pandang (opaque). Kelebihan media ini sebagai media
pembelajaran adalah bahwa bahan cetak pada buku, majalah,
foto, grafis, bagan atau diagram dapat diproyeksikan secara
langsung tanpa dipindahkan ke permukaan transparansi terlebih
dahulu.
e) Mikrofis
Mikrofis adalah lembaran film transparan yang terdiri atas
lambang-lambang visual yang diperkecil sedemikian sehingga
tidak dapat dibaca dengan mata telanjang
4) Media Proyeksi Gerak dan Audio Visual
Beberapa jenis media yang masuk dalam kelompok ini
adalah:
a). Film gerak
Film gerak merupakan sebuah media pembelajaran yang sangat
meanarik karena mampu mengungkapkan keindahan dan fakta
bergerak dengan efek suara, gambar dan gerak, film juga dapat
diputar berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan.
b). Film gelang
Film gelang atau film loop adalah jenis media yang terdiri atas
film berukuran 8 mm dan 16 mm yang ujung-ujungnya saling
bersambungan sehingga film ini akan berulang terus menerus
commit to user c). Program TV
Televisi merupakan media menarik dan modern karena
merupakan bagian dari kebutuhan hidupnya. Televisi dapat
menjadi sebuah media pembelajaran yang menarik dalam
menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio visual
dengan disertai unsur gerak.
d). Video
Pesan yang disajikan dalam media video dapat berupa fakta
maupun fiktif, dapat bersifat informatif, edukatif maupun
instruksional.
5) Multimedia
Menurut ( Vaughan, 2004,dikutip dari Dadang Supriatna,
2009 : 14 ).menjelaskan bahwa multimedia adalah sembarang
kombinasi yang terdiri atas teks, seni grafik, bunyi, animasi
dan video yang diterima oleh pengguna melalui komputer.
Sejalan dengan hal di atas, multimedia merupakan
penggabungan atau pengintegrasian dua atau lebih format
media yang berpadu seperti teks, grafik, animasi, dan video
untuk membentuk aturan informasi ke dalam sistem komputer.
Namun kelemahan dari media ini adalah harus didukung oleh
peralatan memadai seperti LCD projektor dan adanya aliran
listrik.
6) Benda
Benda-benda yang ada disekitar dapat digunakan pula
sebagai media pembelajaran, baik benda asli maupun benda
tiruan atau miniatur. Benda-benda ini dapat membantu proses
pembelajaran dengan baik terutama jika metode yang digunakan
commit to user d. Pengertian Video Compact Disc ( VCD )
Menurut Arief S. Sadiman, Raharjo, Anung haryono, Raharjito
(2007:86) Video disc adalah tempat penyimpanan informasi gambar dan
suara pada piringan (disc) dengan dua system optical dan system
capacitance. Menurut seels & Glasgow dikutip dari Ashar Arsyad
(2006:33) bahwa dalam perkembangan teknologi media pembelajaran
compact disc adalah termasuk dalam kelompok media mutakhir jenis
media berbasis mikroposesor. Jadi Video Compact Disc ( VCD )
merupakan salah satu media modern yang dikemas secara praktis dalam
bentuk kepingan compact disc yang berisikan materi pembelajaran. Video
Compact Disc ( VCD ) yang dipakai dalam penelitian ini adalah Video
Compact Disc ( VCD ) interaktif .
Dengan demikian siswa akan tertarik menggunakan media ini
dalam pembelajaran dikarenakan dapat menunjukan gerakan suatu benda.
Adapun alasan menggunakan media Video Compact Disc ( VCD ) adalah :
a) Mempermudah dalam menanamkan konsep dengan benar secara
langsung kepada sis karena siswa menyaksikan sendiri uatu peristiwa atau
kejadian. b) Mengurangi verbalisme, c) Dapat membangkitkan semangat
belajar siswa. d) Menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif dan
menyenagkan. e) meningkatkan prestasi belajar siswa.
e. Kelebihan dan kelemahan media Video Compact Disc ( VCD )
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:143) menyatakan bahwa
kelebihan media Video Compact Disk adalah sebagai berikut :
1) Dapat diputar berulang-ulang.
2) Tayangan dapat diperlambat dan dipercepat.
3) Pengorganisasian alat relative mudah.
4) Tidak memerlukan ruang khusus,
5) Keeping Video Compact Disc ( VCD ) dapat digandakan dan
commit to user
3) produksi media tergantung peralatan canggih dan mahal.
f. Penggunaan Media Video Compact Disc ( VCD )
Penggunaan media Video Compact Disc ( VCD ) dapat disesuaikan
dengan kebutuhandan karakteristik materi.Ada kalanya pemutaran Video
Compact Disc ( VCD ) dari awal hingga akhir yang diselingi dengan Tanya
jawab atau diskusi, informasi dan dilanjutkan evaluasi. Program media
pembelajaran Video Compact Disc ( VCD ) menurut Azhar arsyad (2006:43)
dapat dilaksanakan dalam kelompok kecil,maupun klasikal.
Pola klasikal adalah pemanfaatan Video Compact Disc ( VCD )
pembelajaran yang dilakukan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran
di kelas. Guru dapat menyampaikan materi dengan memutar sebagian isi
Video Compact Disc ( VCD ) kemudian pendalamanya melalui penjelasan
guru atau keseluruhan isi Video Compact Disc ( VCD ). Hal ini tergantung
materi yang terdapat dalam program materi pokok atau program materi
pengayaan.
Guru hendaknya dapat merangsang siswa untuk berpartisipasi aktif,
dengan cara memberi pertanyaan-pertanyaan atau tugas yang jawabanya
terdapat dalam program. Dalam program klasikal sebaiknya monitor yang
digunakan minimalminimal 21 inch, sehingga siswa yang duduk paling
belakang dapat melihat jelas.
Di lain pihak penggunaan media Video Compact Disc ( VCD ) untuk
kelompok kecil lebih efektif. Tiap kelompok diberikan tugas yang berbeda.
Pemanfaatan program ini adalah bahwa sekolah harus menyediakan fasilitas
commit to user
sekolah dengan menyedikan software (CD) untuk dipinjamkan kepada
kelompok pebelajar, dan pada waktu yang lain kelompok harus
mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk ditanggapi.
Langkah-langkah penggunaan media Video Compact Disc ( VCD )
dalam pembelajaran menurut Oemar Hamalik (1989:53) adalah sebagai
berikut ;
1) Tahap Persiapan.
Dalam tahap persiapan ini meliputi : (a) Menyusun Jadwal program
disesuaikan dengan materi pembelajarn. (b) Mengecek peralatan Video
Compact Disc ( VCD ), TV, listrik. (c) Mempelajari bahan penyerta. (d)
Menyeleksi isi program akan penting tidaknya bagian-bagian yang akan
disajikan. (e) Mengecek kesesuaian isi program dengan judul dan isi
yang tertera. (f) Mengatur tempat duduk agar seluruh siswa dapat
menangkap isi program pembelajaran. (g) Meminta siswa untuk
mempersiapkan alat tulis dan peralatan lain yang diperlukan dalam
program.
2) Tahap Pelaksanan.
Dalam tahap pelaksanaan ini meliputi (a) Guru memberikan informasi
seperlunya tentang program video pembelajaran dan agar siswa
memperhatikan materi yang akan dipelajari. (b) Menjelaskan tujuan dan
menjelaskan materi pokok. (c) Memberikan apresepsi dan motivasi. (d)
Melaksanakan pengoperasian program dan bahan penyerta. (e)
Mengamati dan memantau kegiatan siswa selama program pemutaran
Video Compact Disc ( VCD ) berlangsung, meliputi : menjaga suasana
kelas yang tertib, mengatur posisi TV dapat terlihat seluruh siswa. (f)
Memberikan penguatan, penegasan, pengayan, terhadap tayangan
program. (g) Memutar ulang program video pembelajaran bila
diperlukan. (h) Membuat kesimpulan atau rangkuman, memberikan
commit to user 3) Tahap tindak lanjut.
Dalam tahap tindak lanjut ini meliputi : (a) Pemberian tugas lanjutan
kepada siswa. (b) Memberikan Tanya jawab sebagai umpan balik. (c)
Apabila pokok materi memerlukan praktikum, guru mengajak siswa
untuk mengadakan praktek dilaboratorium. (d) Apabila materi pokok
memerlukan referensi tambahan, guru mengajak siswa untuk belajar
diperpustakaan.(e) Menginformasikan tentang pentingnya
memperhatikan atau mendengarkan program video selanjutnya. (f)
Mengajak siswa untuk memperkaya materi melalui sumber belajar lain
yang relevan dengan materi yang dipelajari.
d. Kerusakan-kerusakan dan langkah-langkah perbaikan
1). Video Compac Disc ( VCD ) Player mati/led indicator tidak nyala.
a) Cek kabel AC (220 V) apa sudah tersambung dengan jala-jala
listrik/PLN.
b) Cek kabel AC (220 V) apa sudah tersambung dengan jala-jala
listrik/PLN.
c) Cek saklar on/off pada Video Compact Disc ( VCD ) Player.
d) Cek regulator Video Compact Disc ( VCD ).
2). Gambar pada TV normal tapi suara tidak ada
a) Cek kabel audio yang menuju ke TV,mungkin putus atau kurang
connect.
b) Cek bagian audio pada Video Compact Disc ( VCD ),
kemungkinan IC penguat rusak (ganti IC LM 324 atau JRC 4558).
commit to user
a) Cek kabel video yang menuju ke TV,mungkin putus atau kurang
connect.
b) Cek bagian video pada Video Compact Disc ( VCD ) kemungkinan
penguat video rusak.
4). Gambar dan suara tidak ada padahal LCD/layar nyala normal
a) Cek kabel audio-video yang menuju ke TV, mungkin putus/kurang
connect.
b) Cek bagian-bagian video dan audio.
c) Bersihkan IC penguat video dan audio menggunakan thinner.
d) Panasi IC dengan Blower/uap panas.Ganti Mpeg Video Compact
Disc ( VCD ).
5). Gambar macet-macet
a) Cek optik Video Compact Disc ( VCD ),bersihkan dengan
kapas(cotton boat).
b) Ganti kabel optiknya.
c) Atur trimpot (Vr) yang ada didekat optik.Ganti optik.
6). Kaset tidak bisa keluar
a) Kerusakan ada dibagiuan mekanik.
b) Cek karet-karet pada mekanik.Cek dinamo pada mekanik.
c) Cek gigi-gigi pada mekanik,kemudian beri pelumas(grease) pada
gigi mekanik tersebut.
d) Cek gigi-gigi pada mekanik lagi,apakah ada yang sudah
commit to user
e. Cara Menyimpan Video Compact Disc ( VCD )
1) Simpan CD/Video Compact Disc ( VCD ) di tempat yang sejuk
dan kering
2) Masukkan dalam cover (hard/soft cover)
3) Bersihkan secara berkala, gunakan kain yang halus agar tidak
tergores. Hindari menggunakan tissue atau kain seadanya.
4) Jangan memegang permukaan dalam CD/Video Compact Disc (
VCD ) lagsung dengan tangan/jari.
5) Hindarkan terkena sinar matahari langsung
6) Hindarkan CD/Video Compact Disc ( VCD ) dari segala sesuatu
yang dapat menggores permukaannya, baik gesekan,
tempat,ataupun selainnya.
(http://duapusaka.com/index.php?option=com_content&view=artic
le&id=18&Itemid=19),diakses 6 Mei 2010.
B. Penelitian yang relevan
Hasil penelitian relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai substansi
yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti yang sudah ada dengan
penelitian yang akan dilakukan. Menurut peneliti ada beberapa penelitian ada
beberapa penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini, antara lain :
Hanim Nafingah ( 2009 ) yang mengadakan penelitian tentang
Pemanfaatan Media VCD Pembelajaran untuk Meningkatkan Proses dan Hasil
Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Sumberagung II Tulungagung. Dari penelitian ini
terbukti bahwa penggunaan media VCD dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Ade Abdullah Sidiq ( 2010 ) yang mengadakan penelitian Optimalisasi
Penggunaan VCD Pembelajaran Ipa Melalui Model Kooperatif Sebagai Upaya
Peningkatan Kinerja Dan Prestasi Belajar Siswa VII Semester II Subkonsep
Ciri-Ciri Makhluk Hidup Di SMP Negeri I Jatitujuh Kabupaten Majalengka. Penelitian
commit to user dan prestasi belajar siswa.
Penelitian diatas menunjukan bahwa penggunaan media VCD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Sehubung dengan hal tersebut diatas, peneliti
merasa perlu untuk menggembangkan agar hasil belajar siswa meningkat.
Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada peningkatan hasil
belajar siswa dengan menggunakan media Video Compact Disc ( VCD ) pada
siswa kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo
Tahun Pelajaran 2010/2011.
C. Kerangka Berpikir
Pada umumnya dalam pembelajaran IPA hasil belajar siswa rendah, siswa
enggan untuk belajar ataupun mengerjakan tugas IPA dari guru. Mereka
kurang bersemangat atau kurang motivasi karena penyampaian materi bersifat
monoton tanpa menggunakan media sehingga suasana dalam pembelajaran
kurang hidup karena siswa bosan mendengarkan terus keterangan guru.
Siswa tidak diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu, sehingga
mengakibatkan hasil belajar siswa dan proses pembelajaran IPA kurang
maksimal. Upaya peneliti untuk mengatasi masalah rendahnya hasil belajar adalah
dengan menggunakan media VCD.
belajar siswa dalam pembelajar IPA. Dengan menggunakan media Video
Compact Disc ( VCD ) dapat meningkatkan semangat yang baru dalam
pembelajaran IPA.
Pembelajaran IPA dengan menggunakan media Video Compact Disc
( VCD ) dapat proses pembelajaran menjadi lebih berkualitas terlihat semangat
commit to user
gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian. Adapun skema itu adalah :
Gambar 6 Siklus Pembelajaran IPA
D. Hipotesis
Hipotesis tindakan yang dapat diajukan berdasarkan kajian teori dan
kerangka berfikir tersebut adalah bahwa Penggunaan media Video Compact Disc
( VCD ) dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa
kelas V SD Negeri 02 Laban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Tahun
commit to user
35 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 02 Laban Kec. Mojolaban
Kabupaten Sukoharjo dengan pertimbangan di SD Negeri 02 Laban terdapat
data yang diperlukan peneliti sehingga memungkinkan untuk digunakan
sebagai lokasi penelitian.Disamping itu peneliti mengenal lingkungan sekolah
tersebut dengan baik. Peneliti adalah guru kelas IV di SD Negeri 02 Laban.
Masalah yang diteliti adalah masalah nyata yang dihadapi guru Mapel IPA
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama empat bulan. Penelitian berlangsung sejak
penyusunan proposal hingga terselesaikanya laporan ini dalam bentuk skripsi,
yaitu mulai bulan Mei sampai dengan bulan Agustus tahun 2010.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang
ditekankan pada pemecahan permasalahan untuk memperbaiki berbagai
persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas.
Masalah yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang
sedang belajar, maka bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:2) Ada tiga pengertian yang dapat
diterangkan dalam penelitian tindakan kelas yaitu:
a. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
commit to user
b. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk
rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
c. Kelas, dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal
dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang dimaksud dengan
istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,
d. menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dengan menggunakan batasan pengertian tiga kata , yaitu (a)
penelitian, (b) tindakan, dan (c) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersama, tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan
dari guru yang dilakukan oleh siswa.
2. Strategi Penelitian
Dalam mengkaji permasalahan penelitian ini secara lengkap dan detail,
diperlukan suatu pendekatan pemecahan masalah melalui pemilihan strategi
penelitian yang tepat. Strategi yang dipilih oleh peneliti digunakan sebagai dasar
untuk mengamati, mengumpulkan informasi dan untuk menyajikan analisa hasil
penelitian. Rancangan tindakan dalam penelitian ini dengan desain yang telah
ditetapkan. Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
The Action Research Spiral dari Kemmis dan Taggart (1990:11) Adapun
gambar desain penelitian (The Action Research) dapat dilihat seperti gambar
commit to user
Siklus I siklus
Siklus I Siklus II
Bagan 2 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1988)
Model ini menggambarkan sebuah spiral dari beberapa siklus
kegiatan. Bagan yang melukiskan kegiatan ini pada siklus dasar kegiatan
penelitian yang terdiri dari menyusun rencana umum, mengembangkan
langkah tindakan yang pertama, peneliti menilai adanya kesalahan atau
kekurangan sehingga diperbaiki atau dimodifikasi. Dengan
mengembangkannya dalam spiral ke perencanaan langkah tindakan kedua, siklus
dalam spiral ini berhenti sampai pada siklus ketiga. Karena tindakan substantif
yang dilakukan oleh peneliti sudah dievaluasi dalam hasil sangat baik, yaitu
peneliti sudah menguasai media Video Compact Disc ( VCD ) yang dicobakan
dalam penelitian ini. Siswa dalam proses pembelajaran menunjukkan
peningkatan Hasil belajar dan suasana pembelajaran sangat menyenangkan.
Observasi refleksi
tindakan Rencana
Observasi
refleksi