LAMPIRAN
I. DATA PENGAMATAN PERTUMBUHAN BIBIT A. malaccensis
5 9.00 9.50 11.00 11.50 12.00 10.60
Perlakuan Ulangan Pengamatan Diameter Rataan
10 0.225 0.230 0.235 0.240 0.245 0.235
11 0.235 0.240 0.250 0.255 0.260 0.248
12 0.175 0.180 0.190 0.195 0.200 0.188
13 0.145 0.145 0.150 0.160 0.165 0.153
14 0.275 0.280 0.290 0.295 0.300 0.288
15 0.280 0.285 0.290 0.300 0.310 0.293
0.238 0.244 0.252 0.260 0.270
1 0.145 0.150 0.160 0.165 0.170 0.158
2 0.135 0.140 0.145 0.150 0.160 0.146
3 0.235 0.240 0.245 0.250 0.260 0.246
4 0.245 0.250 0.255 0.260 0.275 0.257
5 0.225 0.230 0.235 0.240 0.255 0.237
6 0.215 0.220 0.230 0.235 0.240 0.228
F3K3 7 0.215 0.220 0.230 0.235 0.240 0.228
8 0.225 0.230 0.240 0.250 0.260 0.241
9 0.225 0.230 0.235 0.245 0.250 0.237
10 0.270 0.275 0.280 0.290 0.295 0.282
11 0.270 0.275 0.280 0.285 0.300 0.282
12 0.220 0.225 0.230 0.240 0.250 0.233
13 0.230 0.235 0.240 0.250 0.255 0.242
14 0.210 0.220 0.225 0.230 0.240 0.225
15 0.215 0.220 0.230 0.235 0.245 0.229
8 13 11 13 14 16 13.4
II. TABEL ANALISIS SIDIK RAGAM
3)Daun
SK db jk kt F.hit F.tab
perlakuan 8 52.1067 6.5133 1.5586tn 2.01
F 2 17.1733 8.5867 2.0548tn 3.07
K 2 9.9733 4.9867 1.1933tn 3.07
FK 4 24.9600 6.2400 1.4932tn 2.44
Sisa 126 526.5333 4.1788
Total 134 578.6400
4)Panjang akar
SK db jk kt F.hit F.tab
Perlakuan 8 36.9360 4.6170 1.9588tn 2.21
F 2 8.8813 4.4407 1.8840tn 3.26
K 2 19.3950 9.6970 4.1141* 3.26
FK 4 8.6597 2.1650 0.9185tn 2.63
Sisa 36 84.8520 2.3570
DAFTAR PUSTAKA
Fitter ,A.H dan Hay. R.K.M. Fisiologi Lingkungan Tanaman. 1991.Gajah Mada University Press.
Hanafi, N. D., Roeswandy, H. F. Nasution. 2005. Pengaruh Berbagai Level Naungan dari Beberapa Pastura Campuran Terhadap Produksi Hijauan. Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol. 1, No. 2, Agustus 2005
Hardjowigeno ,S.1987. Ilmu Tanah. Medyatma Sarana Prakarsa. Jakarta
Hasibuan, B.E .,2009. Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
Ishihara, M., T. Tsuneya, M. Shiga, and K. Uneyama. 1991. Three Sesquiterpenes from Agarwood. Phytochemistry
Lakitan, B.1996. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja grafindo persada
Lingga, pinus. 1986. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta
Marsono , Pinus Lingga.2002. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta
Med. J.N .2008.Studies on perilla, agarwood, and cinnamon through a combination of fieldwork and laboratory work.The Japanese Society of Pharmacognosy and Springer
Moore, T.C 1979. Biochemestry and Physiology of Plant Hormon. Springer-Verlag. Berlin
Nyakpa, . Y. A. M. Lubis., M.A Pulung ., S.G. Nugroho., Go Ban Hong dan N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung.
Prawiranata , W,S. Haren dan F. Tjondonegoro. 1981. Dasar- dasar Fisiologi Tumbuhan. Departemen Biologi. IPB. Bogor
Sarief Saifuddin, E.H.Ir.Dr. Ilmu Tanah Pertanian. 1986. Pustaka Buana. Bandung
Siran, S.A, danTurjaman, M. 2010. PengembanganTeknologiProduksiGaharu BerbasisPemberdayaanMasyarakat.PusatPenelitiandanPengembangan Hutan danKonservasiAlam. Bogor.
Sumarna, Y. 2005. Budidaya Gaharu. Penebar Swadaya. Edisi ke II. Jakarta.
Sunanto, H.1994. Budidaya Kemiri Komoditas Ekspor. Kanisius. Yogyakarta.
Suwandi dan N, Nurtika, 1987. Pengaruhpupuk biokimia “Sari Humus” pada tanaman kubis. Buletin PenelitianHortikultura 15: 213-218.
Sutanto , R. 2005. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Kanisius . Yogyakarta
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai 1 Januari 2013
di Lantai 4 Gedung Kehutanan, Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah handsprayer,
timbangan analitik, kamera, oven, spidol permanen, lux meter, caliper, tally sheet,
mistar ukur, paranet dengan intensitas pencahayaan 66%, label plastik, label
kertas.
Bahan penelitian yang digunakan adalah bibit tanaman gaharu (Aquilaria
malaccensis) yang telah berumur 3 bulan dan pupuk daun cair yang memiliki
kandungan Nitrogen 11%,Fosfor - P2O58%, Kalium 6%serta unsur-unsur mikro
besi, boron, kobalt, mangan, molibdenum, seng dan tembaga.
Prosedur Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RAL)
yang disusun dengan dua faktor perlakuan, yaitu :
A. Faktor pertama yaitu frekuensi penyemprotan pupuk daun yang terdiri atas:
B. Faktor kedua yaitu konsentrasi pupuk daun yang terdiri atas:
KI = Penambahan pupuk daun dalam penyiraman sebanyak 1ml
K2 = Penambahan pupuk daun dalam penyiraman sebanyak 2 ml
K3 = Penambahan pupuk daun dalam penyiraman sebanyak 3 ml
C. Dengan demikian diperoleh 9 kombinasi perlakuan dan masing-masing
diulang sebanyak 15 kali. Model linier Rancangan Acak Lengkap (RAL)
faktorial yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
Yijk = µ + βj + (αβ)ij + ε ijk
Keterangan :
Yijk = Nilai pengamatan pada percobaan ke-k yang memperoleh perlakuan taraf ke-i dari frekuensi penyemprotan pupuk daun dan taraf ke-j dari konsentrasi pupuk daun
µ = Nilai tengah umum
α = Pengaruh frekuensi penyemprotan pupuk daun pada ulangan ke-i
β = Pengaruh konsentrasi pupuk daun pada ulangan ke-j
(αβ)ij = Pengaruh interaksi dari frekuensi penyemprotan dan konsentrasi
pupuk
ε ijk = Galat
2. Pelaksanaan penelitian
Persiapan areal pembibitan
Lokasi pembibitan dekat dengan sumber air, memiliki drainase yang baik
dan mudah diawasi berguna untuk menjaga kondisi areal pembibitan dari
Pembuatan naungan
Naungan dibuat untuk menghindarkan tanaman dari terpaan air hujan dan
juga intensitas matahari langsung. Naungan terbuat dari paranet 66% dengan
ketinggian 2 meter
Penyediaan Bahan Tanaman (Bibit)
Bahan tanaman (bibit) yang digunakan berasal dari pembibitan gaharu
milik CV. Bumi Mitra II, Kelurahan Tanah Seribu, Kota Binjai, Sumatera Utara.
Penyiraman
Penyiraman yang cukup dan efisien sangat penting untuk mendapatkan
bibit yang sehat dan homogen. Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pada
pagi dan sore hari, dan penyiraman di sesuaikan dengan kondisi cuaca.
Penyiraman dilakukan dengan cara menyiramnya sampai tanah dalam kondisi
kapasitas lapang dengan menggunakan sprayer.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan cara menyemprotkan pupuk daun cair
sesuai frekuensi dan konsentrasi yang digunakan. Pupuk daun disemprotkan ke
bagian bawah daun karena umumnya daun memilikistomata menghadap ke bawah
atau bagian punggung daun. Pemupukan awal dilakukan setelah pengukuran
tinggi dan diameter sebagai data awal.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan bila terlihat ada gulma yang tumbuh pada media
3. Parameter yang Diukur
Pertambahan Tinggi Bibit (cm)
Pengukuran tinggi diukur mulai dari pangkal batang yang telah diberi
tanda sampai titik tumbuh. Pengambilan data tiap 2 minggu sekali. Data yang
diperoleh kemjudian dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL).
Pertambahan Diamater Batang (mm)
Pengukuran diameter batang dilakukan dengan menggunakan kaliper.
Pengukuran dilakukan dari pangkal tunas yang telah diberi tanda. Pengambilan
data dilakukan 2 minggu sekali bersamaan dengan pengambilan data tinggi bibit
Jumlah Daun (Helai)
Perhitungan dilakukan dengan menghitung jumlah daun yang telah
membuka sempurna. Penghitungan jumlah daun dilakukan 2 minggu sekali
bersamaan dengan pengukuran diameter dan tinggi bibit.
Panjang Akar (cm)
Pengukuran panjang akar dilakukan pada akhir pengamatan. Akar tersebut
dicuci sampai bersih, kemudian dikeringkan. Panjang akar diamati dengan cara
mengukur panjang akar primer yang tumbuh pada tanaman sampeldari pangkal
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kimia Tanah
Sebelum penelitian dilakukan analisis terhadap kondisi tanah secara
komposit. Parameter kimia tanah yang dianalisis adalah pH tanah, C-organik, dan
tekstur tanah. Hasil analisis parameter kimia tanah dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Analisis Tanah
Parameter Satuan Kisaran Nilai Kriteria
pH
Sumber : Labotarium Biologi Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis menunjukkan tanah dalam kondisi yang cukup subur, hal ini
dapat dilihat pada Tabel 1. dan termasuk jenis tanah inceptisol. Tanah inceptisol
ini temasuk tanah muda dengan tekstur lempung berliat dan memiliki pH 5,85 dan
tergolong kriteria agak masam. Nilai C-organik tanah ini adalah sedang dengan
nilai 2.37 %. Hardjowigeno(1987) menjelaskan bahwa tanah muda dimulai dari
proses pembentukan tanah terutama berupa proses pelapukan bahan organik dan
bahan mineral, pencampuran bahan organik dan bahan mineral dipermukaan tanah
dan pembentukan struktur karena pengaruh bahan organik. Hasilnya adalah
pembentukan horizon A dari horizon C. Sifat tanah masih di dominisi oleh
sifat-sifat bahan induknya.
Pengaruh pemberian pupuk daun cair terhadap pertumbuhan A.malaccensis
Hasil pengamatan pemberian pupuk daun yang diaplikasikan pada bibit A.
Malaccensis berumur 3 bulan dengan lama pengamatan selama 10 minggu
Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan. Dilakukan beberapa parameter
pengamatan yaitu pertambahan tinggi bibit, pertambahan diameter bibit, dan
jumlah daun, dan panjang akar.
Hasil dari analisis, diperoleh bahwa perlakuan frekuensi pupuk daun
berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan tinggi bibit dan tidak
berpengaruh nyata terhadap pertambahan diameter, jumlah daun dan panjang
akar. Perlakuan konsentrasi berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan
tinggi bibit dan panjang akar. Tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan
diameter dan jumlah daun.Interaksi antara perlakuan konsentrasi pupuk daun
dengan frekuensi berpengaruh nyata terhadap diameter.
Pertambahan tinggi bibit
Pertumbuhan tinggi tanaman merupakan salah satu respon dari suatu
tanaman apabila tanaman tersebut diberi perlakuan. Pada Gambar 2. dapat dilihat
bahwa pertambahan tinggi yang paling signifikan terjadi padabibit dengan
perlakuan F2K2 yaitu minggu ke-2sebesar 13,67cm dan pada minggu ke-10
sebesar 16,03cm. Sedangkan yang terendah yaitu F3K3 pada minggu ke-2 sebesar
Gambar 1. Laju pertambahan tinggi bibit A.malaccensis dari minggu ke-2 sampai
ke-10
Hasil di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pupuk yang
diberikan maka tinggi tanaman akan semakin baik yang diikuti dengan frekuensi
penyiraman yang tepat. Hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2. menunjukkan
perlakuan frekuensi dan konsentrasi berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit.
Pupuk daun yang digunakan merupakan pupuk anorganik yang dirancang sebagai
makanan seimbang yang lengkap dengan unsur hara makro (N, P, K Ca, Mg ,dan
S) dan mikro (B, Fe, Mn, Cu, Zn, Mo, Co, dan Cl) untuk berbagai jenis tanaman.
Pemberian unsur hara dari luar sangat berperan membantu meningkatkan tinggi
bibit, karena unsur hara pada pupuk daun membentuk membentuk sel baru.
Kandungan nitrogen pada pupuk daun yang digunakan sebesar 11%,
cukup untuk menyeimbangkan unsur hara pada tanaman. Dari hasil dilihat
pertumbuhan tinggi bibit tanaman yang signifikan yakni dengan fekuensi 10 hari
dengan konsentrasi 3 ml/liter. Jadi,semakin tinggi konsentrasi yang digunakan
menjelaskan bahwa nitrogen yang tersedia dan diserap tanaman adalah dalam
bentuk ion nitrat dan ammonium. Hasil asimilasi nitrat dalam bentuk asam-asam
amino akan ditranslokasikan melalui phloem ke bagian tanaman lain. Salah
satunya digunakan untuk pertumbuhan tinggi tanaman, karena asam-asam tersebut
ditranslokasikan ke daerah meristem. Pada daerah meristem terjadi aktivitas
pembelahan sel yang tinggi sehinnga membutuhkan banyak bahan untuk
membangun sel baru. Untuk itu dibutuhkan penambahan unsur hara dari luar.
Pertambahan diameter(cm)
Gambar 2. Laju pertumbuhan diameter A. malaccensis dari minggu ke-2 sampai minggu ke-10
Laju pertambahan diameter bibit A. malaccensis setiap minggu dapat
dilihat pada Gambar 2. Pertambahan diameter paling tinggi dapat dilihat pada
perlakuan F3K1, sebesar 0,235cm pada minggu ke-2 dan minggu ke-10 sebesar
0,277cm. Sedangkan laju pertambahan diameter yang terendah dapat dilihat pada
perlakuan F3K3, sebesar 0,219cm pada minggu ke-2 dan minggu ke-10 sebesar
batang merupakan radial. Pertumbuhan radial mula-mula terbentuk prakambium,
xylem, dan phloem.
Jumlah daun
Hasil analisis sidik ragam yang terlihat pada Lampiran 2. menunjukkan
bahwa frekuensi penyemprotan, konsentrasi pupuk daun yang diberikan dan
interaksi antara keduanyatidak menunjukkan pengaruh yang nyata. Hal ini diduga
disebabkan karena cuaca pada saat penelitian tidak mendukung dan konsentrasi
pemberian pupuk yang kemungkinan kurang. MenurutSuwandi dan Nurtika
(1987), pupuk organik cair akan mempercepat pembentukan daun jika
diaplikasikan dalam konsentrasi rendah namun dengan pemberian secara rutin.
Pupuk organik cair akan memberikan hasil budidaya tanaman yang rendah apabila
diberikan dengan konsentrasi tinggi namun beberapa kali pemupukan dalam masa
tanam.
Daun merupakan bagian terpenting dari tanaman, di dalam daun terdapat
kandungan klofofil sehingga fotosintetis dapat berlangsung. Pertumbuhan daun
yang naik turun disebabkan intensitas cahaya yang dterima tanaman kurang baik.
Gambar 3. menunjukkan laju pertambahan jumlah daun yang naik turun. Laju
pertambahan jumlah daun tertinggi ada pada perlakuan F2K2 yaitu pada minggu
ke-2 meningkat sebanyak 9 helai dan minggu ke-10 meningkat sebanyak 16 helai
bila dibandingkan pada kondisi awal bibit. Sedangkan laju pertambahan daun
yang terendah dapat dilihat pada perlakuan F3K1, dimana pada minggu ke-2
meningkat sebanyak 8 helai dan minggu ke-10 meningkat menjadi 12 helai.
Dalam Andani dan Purbayanti (1991) dijelaskan bahwa energi cahaya matahari
yang digunakan oleh tanaman dalam proses fotosintesis berkisar antar 0,5 – 2,0 %
dari jumlah total energi yang tersedia. Sehingga hasil fotosintesis berkurang
apabila intensitas cahaya kurang dari batas optimum yang dibutuhkan oleh
tanaman, Setiap daun pada tumbuhan harus memproduksi energi yang cukup
besar sehingga dapat dimanfaatkan setelah dikurangi energi untuk respirasi. Jika
tumbuhan kekurangan cahaya dalam waktu panjang, maka lambat laun akan mati.
Tingginya intensitas cahaya yang disebut fotodestruktif mengakibatkan
fotosintesis semakin tidak bertambah lagi dikarenakan tanaman mengalami batas
titik jenuh cahaya sehingga bukan menjadi sumber energy tetapi sebagai perusak.
Panjang akar bibit A.malaccensis
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2. dapat dilihat bahwa
frekuensi penyemprotan dan konsentrasi pupuk yang digunakan tidak berpengaruh
nyata terhadap panjang akar begitu juga interaksi keduanya tidak berpengaruh
padat akan membuat akar susah berkembang. Kemungkinan tanah menjadi padat
akibat perubahan suhu yang terkadang panas atau dingin akibat perubahan iklim
global. Terkadang pada siang hari terus-menerus terjadi hujan hingga tanah
menjadi basah sepanjang hari, dan terkadang panas yang cukup tinggi seharian
membuat tanah menjadi kering dan padat sehingga akar tanaman tidak dapat
menyerap dengan baik unsur hara di tanah. Hal tersebut mempengaruhi
temperatur tanah. Temperatur tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang
sangat berpengaruh terhadap proses yang terjadi dalam tanah seperti pelapukan
dan penguraian bahan induk dan dapat mempengaruhi langsung pertumbuhan
tanaman melalui perubahan kelembaban tanah, ketersediaan hara dan lain-lain.
Temperatur yang cukup dapat merangsang pertunasan. Dalam Sutanto(2005)
dijelaskan bahwa perakaran tanaman menyerap oksigen untuk respirasi akar
tanaman, menghasilkan energi untuk menyerap unsur dari dalam tanah, air dan
unsur hara diperlukan untuk sintetis bahan organik. Sifat tanah yang penting
dalam mempengaruh pertumbuhan tanaman adalah kesesuaiannya sebagai media
pertumbuhan akar tanaman (ruang tumbuh perakaran): air, udara, penyerapan
panas, dan pasokan unsur hara. Keadaan tersebut menentukan tingkat kesuburan
tanah.
Pengaruh Naungan terhadap Pertambahan Tinggi, Diameter dan Jumlah Daun
Naungan yang digunakan adalah paranet 66 % cahaya masuk, namun
penggunaan naungan tersebut tidak memberikan pengaruh nyata terhadap
perbedaan tinggi, diameter, dan jumlah daun dari tanaman A. malaccensis Lamk.
gelombang yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan tanaman untuk
melakukan fotosintesis.
Proses fotosintesis, cahaya berpengaruh melalui intensitas, kualitas dan
lamanya penyinaran, tetapi yang terpenting adalah intensitasnya.Sehubungan
dengan laju fotosisntesi, intensitas cahaya yang semakintinggi (naik)
mengakibatkan lalu fotosisntesis semakin tidak bertambahlagi walaupun intensitas
cahaya terus bertambah. Batas ini disebut titik saturasi cahaya atau titik jenuh
cahaya (light saturation point). Pada keadaan ini cahaya bukan sebagai sumber
energi maupun sebagai bentuk perusak.
Intensitas cahaya yang tinggi mengakibatkan temperatur daun meningkat,
akibatnya stomata menutup , sehingga sebagaian klorofil menjadi pecah dan rusak
(fotodestruktif). Sedangkan pada intensitas cahaya yangsemakin menurun sampai
batas tertentu jumlah O2 yang dikeluarkan oleh proses fotosintesis sama dengan
jumlah O2 yang diperlukan oleh prosesrespirasi. Batas ini disebut titik
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Interaksi antar konsentrasi pupuk daun dengan frekuensi penyemprotan
berpengaruh nyata terhadap diameter dan tidak berpengaruh nyata terhadap
tinggi, jumlah daun dan panjang akar.
2. Pertambahan tinggi, diameter dan jumlah daun yang paling signifikan dapat
dilihat pada perlakuan F2K2 yaitu pada minggu ke-2 dan pada minggu ke-10.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menambahkan konsentrasi
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk)
A.malaccensismerupakan gumpalan berbentuk padat bewarna coklat
kehitaman sampai hitam, dan berbau harum jika dibakar. Gaharu terdapat pada
bagian kayu atau akar dari jenis pohon penghasil gaharu yang telah mengalami
proses perubahan kimia dan fisika akibat terinfeksi oleh sejenis jamur. Pohon
penghasil gaharu terbaik saat ini adalah dari jenis Aquilaria spp. yaitu Aquilaria
malaccencis Lamk.
Kingdom : Plantae
Divisi : Termathophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Dikotiledonae Ordo : Myrtales Family : Thymeleacae Genus : Aquilaria
Spesies : Aquilaria malaccencis Lamk.
A.malaccensis memiliki morfologi atau ciri-ciri fisiologi yang sangat unik,
dimana tinggi pohon ini mencapai 40 meter dengan diameter 60 cm. Pohon ini
memiliki permukaan batang licin, warna keputihan, kadang beralur dan kayunya
agak keras. Tanaman ini memiliki bentuk daun lonjong agak memanjang, panjang
6-8 cm, lebar 3-4 cm, bagian ujung meruncing. Daun yang kering berwarna
abu-abu kehijaun, agak bergelombang, melengkung, permukaan daun atas-bawah licin
dan mengkilap, tulang daun sekunder 12-16 pasang. Tanaman ini memiliki bunga
yang terdapat diujung ranting, ketiak daun, kadang-kadang di bawah ketiak daun.
Berbentuk lancip, panjang sampai 5 mm. Dan buahnya berbentuk bulat telor,
tertutup rapat oleh rambut-rambut yang berwarna merah. Biasanya memiliki
Syarat Tumbuh
Untuk memperoleh pertumbuhan yang optimal, pohon penghasil gaharu
perlu ditanam pada kondisi yang sesuai dengan tempat tumbuhnya di alam.
Tempat tumbuh yang cocok untuk tanaman penghasil gaharu adalah dataran
rendah, lereng-lereng bukit sampai ketinggian 750 meter di atas permukaan laut .
Jenis Aquilaria sp tumbuh sangat baik pada tanah-tanah liat (misalnya podsolik
merah kuning), tanah lempung berpasir dengan drainase sedang sampai baik. Tipe
iklim A-B dengan kelembaban sekitar 80%. Suhu udara antara 22-28 derajat
celcius dengan curah hujan berkisar antara 2.000 s/d 4.000 mm/tahun. Lahan
tempat tumbuh yang perlu dihindari adalah: (1) lahan yang tergenang secara
permanent, (2) tanah rawa, (3) lahan dangkal (yang mempunyai kedalaman
kurang dari 50 cm), (4) pasir kuarsa, (5) lahan yang mempunyai pH kurang dari
4,0.Penanaman bibit penghasil gaharu dapat dilakukan secara agroforesty
(tumpangsari) dengan tanaman jagung, singkong, pisang atau ditanam di sela-sela
tanaman pokok yang telah tumbuh terlebih dahulu, seperti karet, akasia, sengon,
kelapa sawit, dan lain-lain.
Pada tahap awal pertumbuhan di lapangan, bibit penghasil gaharu
memerlukan naungan. Dengan mengatur jarak tanam yang tepat, maka tanaman
penghasil gaharu tidak akan mengganggu pertumbuhan tanaman pokok. Apabila
tanaman penghasil gaharu akan ditanam pada hamparan lahan yang luas dan
masih kosong, maka jarak tanam dapat dibuat 3 m x 5 m, 4 m x 4 m atau 5 m x 5
m. Waktu penanaman diusahakan pada musim hujan agar bibit mendapatkan air
kompos. Pada setiap lubang tanam dianjurkan untuk diberikan pupuk kompos
minimum 1 kg setiap lubang. Pada tahap ini perlu perhatian mengenai pencegahan
gangguan hama dan penyakit terutama pada akar.Tanaman penghasil gaharu pada
umur 1-3 tahun perlu dipelihara secara intensif, terutama mengurangi gangguan
dari gulma. Karena tanaman penghasil gaharu telah bermikoriza, maka
penggunaan pupuk kimia dapat diminimalisir. Setelah tanaman berumur 4-5
tahun, barulah tanaman penghasil gaharu siap untuk diinduksi secara buatan
dengan menggunakan jamur pembentuk gaharu.(Sumarna,2005).
Peranan Pupuk terhadap Tanaman
Pupuk adalah setiap bahan organik atau anorganik, alam atau buatan,
mengandung satu atau lebih unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
normal tanaman yang dapat diberikan kepada tanah atau tanaman. Sedangkan
pemupukan adalah metode atau cara-cara pemberian pupuk atau aplkasi pupuk
kedalam tanah atau ke tanaman melalui daun atau bagian tanaman lainnya.
Metode atau cata pemupukan yang baik adalah harus memenuhi syarat sebagai
berikut: Memberikan efisiensi pemupukan yang tinggi, Tidak merusak akar
tanaman dan Mudah dikerjakan
Pemberian pupuk melalui daun bertujuan agar unsur hara dapat segera
diserap oleh tanaman dan respon tanaman dapat terlihat dalam beberapa hari
ataupun beberapa minggu(Setyati.1979).
Dalam melakukan pemupukan beberapa hal yang perlu di perhatikan adalah:
2. Jenis tanah yang akaan dipupuk
3. Jenis pupuk yang akan digunakan
4. Dosis (jumlah) pupuk yang diberikan
5. Waktu pemupukan
6. Cara pemupukan
(Hardjowigeno,1989).
Beberapa alasan atau pertimbangan mengapa kita harus melakukan pemupukan
yaitu:
• Ketersediaan unsur hara yang rendah didalam tanah
• Mengganti unsur hara yang hilang dari tanah oleh karena pemanenan,
pencucian hara, dan tererosi
• Penggunan tanaman varietas unggul(hibrida)
• Peningkatan produksi tanaman
Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih
unsur hara untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Jadi memupuk
berarti menambah unsur hara ke dalam tanah dan tanaman. Pupuk daun termasuk
pupuk anorganik yang cara pemberian pupuknya ke tanaman melalui
penyemprotan kedaun.Satu hal kelebihan pupuk daun yaitu penyerapan haranya
berjalan lebih cepat dibanding pupuk yang diberikan lewat akar.sehingga tanaman
akan lebih cepat menumbuhkan tunas dan tanah tidak rusak. Keuntungan lainnya
dari pupuk daun yakni didalamnya terkandung unsur hara mikro. Umumnya
tanaman sering kekurangan unsur hara mikro bila hanya mengandalkan pupuk
akar yang mayoritas berisi hara makro. Dengan penberian pupuk daun yang berisi
Jenis pupuk yang digunakan merupakan salah satu faktor yang tidak kalah
pentingnya dalam tata laksana penupukan. Faktor pupuk yang perlu diperhatikan
adalah jenis pupuk dan sifat-sifat pupuk. Perbedaan jenis dan sifat pupuk yang
digunakan akan menentukan terhadap jumlah pupuk yang digunakn, waktu dan
cara pemberian yang berbeda pula untuk setiap jenis tanaman dan jenis tanah
(Damanik, dkk. 2010).
Pupuk daun termasuk pupuk anorganik yang cara pemberiannya ke
tanaman melalui penyemprotan ke daun. Kelebihan yang paling mencolok dari
pupuk daun yaitu penyerapan haranya berjalan lebih cepat dibandingkan pupuk
lewat akar. Akibatnya tanaman akan lebih cepat menumbuhkan tunas dan tanah
tidak rusak. Hal ini dikarenakan daun memiliki mulut yang disebut stomata.
Stomata ini membuka dan menutup secara mekanis yang diatur oleh tekanan
turgor dari sel-sel penutup. Jika tekanan turgor meningkat, stomata akan
membuka. Sebaliknya jika tekanan turgor menurun, stomata akan menutup
(Lingga dan Marsono,2002).
Keuntungan lain dari pupuk daun adalah didalamnya terkandung unsur
hara mikro. Umumnya tanamn sering kekurangan unsur hara mikro bila hanya
mengandalkan pupuk akar yang mayoritas berisi hara makro. Dengan pemberian
unsur hara mikro maka kekurangan tersebut dapat teratasi. Dan tak kalah
pentingnya dengan pemakaian pupuk daun maka tanah akan terhindar dari
kelelahan atau rusak(Lingga dan Marsono, 2002).
Mekanisme Masuknya Unsur Hara Melalui Daun Tanaman
Menurut prawiranata (1981) zat-zat stimulan yang diberikan lewat daun
berakumulasi pada titik tumbuh. Selanjutnya unsur hara yang lewat daun akan
bersama-sama dengan unsur hara lewat tanah dan garam mineral diangkut ketitik
tumbuh xilem. Setelah sampai didaun unsur hara digunakan untuk membuat
persenyawaan organik dan sisanya diangkut kebatang melaui pembuluh floem.
Membuka dan menutupnya stomata merupakan mekanisme yang diatur
oleh tekanan turgor sel penutup. Meningkatnya tekanan turgor akan membukanya
stomata dan sebaliknya. Pada siang hari yang terlalu terik dan dan angin terlalu
kencang, stomata akan menutup karena penguapan terlalu besar. Kalau pada saat
itu disemprotkan air maka stomata akan membuka karena adanya air yang
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dilihat dari wujud dan manfaatnya, gaharu memang sangat unik. Gaharu
sebenarnya sebuah produk yang berbentuk gumpalan padat berwarna coklat
kehitaman sampai hitam dan berbau harum yang terdapat pada bagian kayu atau
akar tanaman pohon inang (misalnya: Aquilaria sp.) yang telah mengalami proses
perubahan fisika dan kimia akibat terinfeksi oleh sejenis jamur. Oleh sebab itu
tidak semua pohon penghasil gaharu mengandung gaharu (Siran, 2010).
Data terakhir menyebutkan bahwa saat ini harga A. malaccensis kelas
super king adalah Rp 60 juta/kg sedangkan untuk kelas biasa Rp 2 juta/kg.
Semakin tingginya tingkat permintaan akan A. malaccensis menyebabkan
terjadinya eksploitasi A. malaccensis secara besar-besaran yang terjadi di hutan
alam. Saat ini tanaman gaharu berada diambang kepunahan hal ini sesuai dengan
hasil penelitian dari CITES yang memasukkan tanaman A. malaccensis kedalam
jenis tanaman terancam punah (Apendix II)(Sumarna, 2005).
Untuk itu dilakukan pelestarian tanaman gaharu dengan cara pemupukan.
Dimana dengan dilakukan pemupukan membuat tanaman cepat berkembang dan
menghasilkan tanaman terbaik. Pemupukan bisa dilakukan ditanah atau dilakukan
pemupukan dibagian tanaman. Dengan pemupukan diharapkan akan menunjang
pertumbuhan yang cepat sehingga produksi yang diharapkan meningkat. Tujuan
pemberian pupuk ini adalah untuk memperbaiki defisiensi hara tanaman (menjaga
ketersediaan hara),menyediakan unsur hara dalam jumlah tinggi dan memperbaiki
perkembangan teknologi pertanian, pemupukan dapat dilakukan melalui daun.
Pada saat ini banyak bermunculan produk baru berupa pupuk cair dan pupuk
padat yang dapat diberikan pada tanaman melalui daun dan mempunyai efek
positif terhadap metabolisme dari tanaman. Salah satu diantaranya pupuk daun
bayfolan yang banyak mengandung unsur hara mikro dan makro. Pupuk daun
bayfolan merupakan pupuk anorganik yang dirancang sebagai makanan seimbang
yang lengkap dengan unsur hara makro (N, P, K Ca, Mg ,dan S) dan mikro (B, Fe,
Mn, Cu, Zn, Mo, Co, dan Cl) untuk berbagai jenis tanaman (Lingga dan Marsono,
2001).
Selain itu dikatakan pula oleh Hasan (1997) bahwa pupuk ini juga
mengandung antibiotik (pemusnah kuman) serta vitamin yang berfungsi
mengaktifkan sel-sel yang rusak atau mati, mendorong pertumbuhan sel-sel baru,
merangsang pertumbuhan batang, daun lebih menghijau serta bunga lebih
meningkat.Bayfolan Merupakan pupuk berbentuk cair yang lengkap sebagai
bahan makanan secara foliar dan akar, cocok untuk semua tanaman agrikultural
dan holtikultural serta tanaman hias dan rumah. Disamping kandungan
makronutrisi.
Tujuan Penelitian
1. Menentukan frekuensi pemupukan yang terbaik untuk pertumbuhan bibit
A. malacceensis Lamk .
2. Menentukan konsentrasi pupuk daun yang terbaik untuk pertumbuhan
Manfaat Penelitian
1. Mendapatkan data dan informasi teknis dalam pemeliharaan bibit A.
malacceensis Lamk untuk menghasilkan bahan tanaman berkualitas dalam
jumlah yang diharapkan.
2. Sebagai bahan informasi bagi praktisi kehutanan serta masyarakat pelaku
budidaya tanaman A. malacceensis Lamk.
Hipotesis
1. Ada pengaruh perlakuan konsentrasi dosis pupuk daun terhadap
pertumbuhan bibit A. malacceensis Lamk.
2. Ada pengaruh perlakuan frekuensi pemupukan pupuk daun terhadap
pertumbuhan bibit A. malacceensis Lamk.
3. Ada interaksi pengaruh perlakuan konsentrasi dosis pupuk daun dan
ABSTRAK
SRI WULANDARI.Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Aplikasi Pupuk Daun Cair Terhadap Pertumbuhan Bibit Aquilaria Malaccencis Lamk. dibawah bimbingan NELLY ANNA dan EDY BATARA MULYA SIREGAR.
Pemupukan adalah metode yang digunakan untuk pemberian pupuk baik melalui daun maupun bagian tanaman yang lain.Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan frekuensi pemupukan dan konsentrasi pupuk daun yang terbaik untuk pertumbuhan bibit gaharu (A. malaccensis Lamk.). Sampel yang digunakan adalah bibit tanaman gaharu yang telah berumur 3 bulan yang diambil dari CV. Bumi Mitra II, Kelurahan Tanah Seribu, kota Binjai, Sumatera Utara. Pembibitan dilaksanakan di lantai 4 gedung Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, yang dilaksanakan pada bulan November – Januari 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Interaksi antara konsentrasi pupuk daun dengan frekuensi penyemprotan berpengaruh nyata terhadap diameter dan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi, jumlah daun dan panjang akar.
ABSTRACT
SRI WULANDARI. Effect ofConcentrationandFrequency ofLeafLiquidFertilizerApplicationon growth ofseedlingsof
AquilariaMalaccencisLamk. Under the guidance
ofNELLYANNAandEDYBATARAMULYASIREGAR.
Fertilizationis ameans ormethod usedforfertilizerthroughthe leavesandplant partslain. The purposeofthis studywas to determinethe frequency offertilizationandfoliar fertilizerconcentrationis bestforseedlinggrowthaloes(A. malaccensisLamk.). The samples used werealoe plantseedsthat have beenaged 3 months weretakenfromCV. EarthPartnersII, Land ofa ThousandVillage,
cityBinjai, North Sumatra. Nurseryheldon the 4th floorof
buildingsForestryFacultyof Agriculture, Universityof North Sumatra, whichwas conducted inNovember-January2013.The results showed that the interaction between the concentration of fertilizer spraying the leaves with a frequency significantly affect the diameter and no significant effect on height, leaf number and root length.
PENGARUH KONSENTRASI DAN FREKUENSI APLIKASI
PUPUK DAUN CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT
Aquilaria malaccencis Lamk.
SKRIPSI
Oleh :
SRI WULANDARI 081202026
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
PENGARUH KONSENTRASI DAN FREKUENSI APLIKASI
PUPUK DAUN CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT
Aquilaria malaccencis Lamk.
SKRIPSI
Oleh :
SRI WULANDARI 081202026
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Aplikasi Pupuk Daun Cair terhadap
Pertumbuhan Bibit Aquilaria malaccencis Lamk
Nama : Sri Wulandari
NIM : 0812022026
Disetujui oleh Komisi Pembimbing
Nelly Anna, S. Hut M.SiDr.Ir.Edy Batara Mulya Siregar, MS Ketua Anggota
Mengetahui,
ABSTRAK
SRI WULANDARI.Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Aplikasi Pupuk Daun Cair Terhadap Pertumbuhan Bibit Aquilaria Malaccencis Lamk. dibawah bimbingan NELLY ANNA dan EDY BATARA MULYA SIREGAR.
Pemupukan adalah metode yang digunakan untuk pemberian pupuk baik melalui daun maupun bagian tanaman yang lain.Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan frekuensi pemupukan dan konsentrasi pupuk daun yang terbaik untuk pertumbuhan bibit gaharu (A. malaccensis Lamk.). Sampel yang digunakan adalah bibit tanaman gaharu yang telah berumur 3 bulan yang diambil dari CV. Bumi Mitra II, Kelurahan Tanah Seribu, kota Binjai, Sumatera Utara. Pembibitan dilaksanakan di lantai 4 gedung Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, yang dilaksanakan pada bulan November – Januari 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Interaksi antara konsentrasi pupuk daun dengan frekuensi penyemprotan berpengaruh nyata terhadap diameter dan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi, jumlah daun dan panjang akar.
ABSTRACT
SRI WULANDARI. Effect ofConcentrationandFrequency ofLeafLiquidFertilizerApplicationon growth ofseedlingsof
AquilariaMalaccencisLamk. Under the guidance
ofNELLYANNAandEDYBATARAMULYASIREGAR.
Fertilizationis ameans ormethod usedforfertilizerthroughthe leavesandplant partslain. The purposeofthis studywas to determinethe frequency offertilizationandfoliar fertilizerconcentrationis bestforseedlinggrowthaloes(A. malaccensisLamk.). The samples used werealoe plantseedsthat have beenaged 3 months weretakenfromCV. EarthPartnersII, Land ofa ThousandVillage,
cityBinjai, North Sumatra. Nurseryheldon the 4th floorof
buildingsForestryFacultyof Agriculture, Universityof North Sumatra, whichwas conducted inNovember-January2013.The results showed that the interaction between the concentration of fertilizer spraying the leaves with a frequency significantly affect the diameter and no significant effect on height, leaf number and root length.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T
atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Adapun judul
dari skripsi ini adalah “Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Aplikasi Pupuk
Daun Cair terhadap Pertumbuhan Bibit Aquilaria Malaccencis Lamk”.
Penelitian ini bertujuan menentukan frekuensi dan konsentrasi pemupukan
yang terbaik untuk pertumbuhan bibit Aquilaria Malacceensis Lamk. Skripsi ini
diajukan untuk melengkapi salah satu syarat menyelesaikan perkuliahan pada
Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Dengan segenap keikhlasan dan kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orangtua tercinta, Ayahanda Suyud dan Ibunda Marsini yang telah
membesarkan penulis dengan segenap cinta kasih, pengertian, pengorbanan
serta do’a yang tiada terputus kepada penulis. Serta kepada abang dan kakak
tersayang (Heny Sakdiyah, Hedi Karsono, dan M. Sholihin) atas dukungan
moril kepada penulis.
2. Ibu Nelly Anna, S. Hut, M. Si dan Bapak Dr. Ir. Edy Batara Mulya S,
MSselaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan,
waktu, perhatian dan saran dalam penyelesaian penelitian dan
penyempurnaan skripsi ini.
3. Sahabat-sahabatku Lisdayani, Retno R. Wahyuningtias, Eka Sri Mulyani,
Deane P. Besty, Itonamy Boru Tonga , Arif Adil, Lola Adres Yanti yang
4. Teman-teman di Laboratorium Bioteknologi Hutan Mega B. Sianturi, Melva
Gultom, Romasli Nadeak, Juliance Munthe, Wahman Saragih dan Vera Wati
Manullang, atas semua semangat dan canda tawanya selama pelaksanaan
penelitian.
5. Rekan-rekan stambuk 2008, terkhusus Budidaya Hutan 2008, atas
kebersamaannya selama mengikuti kegiatan perkuliahan dan praktikum yang
menyenangkan.
Semoga hasil penelitian ini berguna bagi kita semua.
Medan, Agustus 2014
DAFTAR ISI
Manfaat Penelitian ... 3
TINJAUAN PUSTAKA Botani Gaharu ... 4
Syarat Tumbuh ... 5
Peranan Pupuk Terhadap Tanaman... 6
Mekanisme Masuknya Unsur Hara Melalui Daun Tanaman... 8
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ... 10
Bahan dan Alat Penelitian ... 10
Rancangan Penelitian ... 10
Pelaksanaan Penelitian ... 11
Parameter Yang Di Ukur ... 13
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Kimia Tanah ... 14
Pengaruh Pemberian Pupuk Daun Cair Terhadap PertumbuhanA. malaccensis lamk... 14
Pertambahan Tinggi Bibit A.malaccensis ……….... 15
Pertambahan Diameter Bibit A.malaccensis………... 17
Jumlah Daun Rata-rata Bibit A.malaccensis………... 18
Panjang Akar Bibit A.malaccensis………...19
Pengaruh Naungan terhadap Pertambahan Tinggi, Diameter dan Jumlah Daun ... 20
KESIMPULANAN SARAN Kesimpulan ... .22
Saran ... . 22
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Laju Pertambahan Tinggi Bibit A. Malaccensis dari Minggu 2
Sampai Minggu ke 10 STM……….. 16
2. Laju Pertambahan Diameter Bibit A. Malaccensis dari Minggu 2
Sampai Minggu ke 10 STM……….. 18
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Data Pengamatan Pertumbuhan Bibit………. 25