• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Aplikasi Pupuk Daun Cair terhadap Pertumbuhan Bibit Aquilaria malaccencis Lamk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Aplikasi Pupuk Daun Cair terhadap Pertumbuhan Bibit Aquilaria malaccencis Lamk"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

I. DATA PENGAMATAN PERTUMBUHAN BIBIT A. malaccensis

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

5 9.00 9.50 11.00 11.50 12.00 10.60

Perlakuan Ulangan Pengamatan Diameter Rataan

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

10 0.225 0.230 0.235 0.240 0.245 0.235

11 0.235 0.240 0.250 0.255 0.260 0.248

12 0.175 0.180 0.190 0.195 0.200 0.188

13 0.145 0.145 0.150 0.160 0.165 0.153

14 0.275 0.280 0.290 0.295 0.300 0.288

15 0.280 0.285 0.290 0.300 0.310 0.293

0.238 0.244 0.252 0.260 0.270

1 0.145 0.150 0.160 0.165 0.170 0.158

2 0.135 0.140 0.145 0.150 0.160 0.146

3 0.235 0.240 0.245 0.250 0.260 0.246

4 0.245 0.250 0.255 0.260 0.275 0.257

5 0.225 0.230 0.235 0.240 0.255 0.237

6 0.215 0.220 0.230 0.235 0.240 0.228

F3K3 7 0.215 0.220 0.230 0.235 0.240 0.228

8 0.225 0.230 0.240 0.250 0.260 0.241

9 0.225 0.230 0.235 0.245 0.250 0.237

10 0.270 0.275 0.280 0.290 0.295 0.282

11 0.270 0.275 0.280 0.285 0.300 0.282

12 0.220 0.225 0.230 0.240 0.250 0.233

13 0.230 0.235 0.240 0.250 0.255 0.242

14 0.210 0.220 0.225 0.230 0.240 0.225

15 0.215 0.220 0.230 0.235 0.245 0.229

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)

8 13 11 13 14 16 13.4

II. TABEL ANALISIS SIDIK RAGAM

(18)

3)Daun

SK db jk kt F.hit F.tab

perlakuan 8 52.1067 6.5133 1.5586tn 2.01

F 2 17.1733 8.5867 2.0548tn 3.07

K 2 9.9733 4.9867 1.1933tn 3.07

FK 4 24.9600 6.2400 1.4932tn 2.44

Sisa 126 526.5333 4.1788

Total 134 578.6400

4)Panjang akar

SK db jk kt F.hit F.tab

Perlakuan 8 36.9360 4.6170 1.9588tn 2.21

F 2 8.8813 4.4407 1.8840tn 3.26

K 2 19.3950 9.6970 4.1141* 3.26

FK 4 8.6597 2.1650 0.9185tn 2.63

Sisa 36 84.8520 2.3570

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Fitter ,A.H dan Hay. R.K.M. Fisiologi Lingkungan Tanaman. 1991.Gajah Mada University Press.

Hanafi, N. D., Roeswandy, H. F. Nasution. 2005. Pengaruh Berbagai Level Naungan dari Beberapa Pastura Campuran Terhadap Produksi Hijauan. Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol. 1, No. 2, Agustus 2005

Hardjowigeno ,S.1987. Ilmu Tanah. Medyatma Sarana Prakarsa. Jakarta

Hasibuan, B.E .,2009. Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

Ishihara, M., T. Tsuneya, M. Shiga, and K. Uneyama. 1991. Three Sesquiterpenes from Agarwood. Phytochemistry

Lakitan, B.1996. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja grafindo persada

Lingga, pinus. 1986. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta

Marsono , Pinus Lingga.2002. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta

Med. J.N .2008.Studies on perilla, agarwood, and cinnamon through a combination of fieldwork and laboratory work.The Japanese Society of Pharmacognosy and Springer

Moore, T.C 1979. Biochemestry and Physiology of Plant Hormon. Springer-Verlag. Berlin

Nyakpa, . Y. A. M. Lubis., M.A Pulung ., S.G. Nugroho., Go Ban Hong dan N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung.

Prawiranata , W,S. Haren dan F. Tjondonegoro. 1981. Dasar- dasar Fisiologi Tumbuhan. Departemen Biologi. IPB. Bogor

Sarief Saifuddin, E.H.Ir.Dr. Ilmu Tanah Pertanian. 1986. Pustaka Buana. Bandung

Siran, S.A, danTurjaman, M. 2010. PengembanganTeknologiProduksiGaharu BerbasisPemberdayaanMasyarakat.PusatPenelitiandanPengembangan Hutan danKonservasiAlam. Bogor.

(20)

Sumarna, Y. 2005. Budidaya Gaharu. Penebar Swadaya. Edisi ke II. Jakarta.

Sunanto, H.1994. Budidaya Kemiri Komoditas Ekspor. Kanisius. Yogyakarta.

Suwandi dan N, Nurtika, 1987. Pengaruhpupuk biokimia “Sari Humus” pada tanaman kubis. Buletin PenelitianHortikultura 15: 213-218.

Sutanto , R. 2005. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Kanisius . Yogyakarta

(21)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai 1 Januari 2013

di Lantai 4 Gedung Kehutanan, Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah handsprayer,

timbangan analitik, kamera, oven, spidol permanen, lux meter, caliper, tally sheet,

mistar ukur, paranet dengan intensitas pencahayaan 66%, label plastik, label

kertas.

Bahan penelitian yang digunakan adalah bibit tanaman gaharu (Aquilaria

malaccensis) yang telah berumur 3 bulan dan pupuk daun cair yang memiliki

kandungan Nitrogen 11%,Fosfor - P2O58%, Kalium 6%serta unsur-unsur mikro

besi, boron, kobalt, mangan, molibdenum, seng dan tembaga.

Prosedur Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RAL)

yang disusun dengan dua faktor perlakuan, yaitu :

A. Faktor pertama yaitu frekuensi penyemprotan pupuk daun yang terdiri atas:

(22)

B. Faktor kedua yaitu konsentrasi pupuk daun yang terdiri atas:

KI = Penambahan pupuk daun dalam penyiraman sebanyak 1ml

K2 = Penambahan pupuk daun dalam penyiraman sebanyak 2 ml

K3 = Penambahan pupuk daun dalam penyiraman sebanyak 3 ml

C. Dengan demikian diperoleh 9 kombinasi perlakuan dan masing-masing

diulang sebanyak 15 kali. Model linier Rancangan Acak Lengkap (RAL)

faktorial yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:

Yijk = µ + βj + (αβ)ij + ε ijk

Keterangan :

Yijk = Nilai pengamatan pada percobaan ke-k yang memperoleh perlakuan taraf ke-i dari frekuensi penyemprotan pupuk daun dan taraf ke-j dari konsentrasi pupuk daun

µ = Nilai tengah umum

α = Pengaruh frekuensi penyemprotan pupuk daun pada ulangan ke-i

β = Pengaruh konsentrasi pupuk daun pada ulangan ke-j

(αβ)ij = Pengaruh interaksi dari frekuensi penyemprotan dan konsentrasi

pupuk

ε ijk = Galat

2. Pelaksanaan penelitian

Persiapan areal pembibitan

Lokasi pembibitan dekat dengan sumber air, memiliki drainase yang baik

dan mudah diawasi berguna untuk menjaga kondisi areal pembibitan dari

(23)

Pembuatan naungan

Naungan dibuat untuk menghindarkan tanaman dari terpaan air hujan dan

juga intensitas matahari langsung. Naungan terbuat dari paranet 66% dengan

ketinggian 2 meter

Penyediaan Bahan Tanaman (Bibit)

Bahan tanaman (bibit) yang digunakan berasal dari pembibitan gaharu

milik CV. Bumi Mitra II, Kelurahan Tanah Seribu, Kota Binjai, Sumatera Utara.

Penyiraman

Penyiraman yang cukup dan efisien sangat penting untuk mendapatkan

bibit yang sehat dan homogen. Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pada

pagi dan sore hari, dan penyiraman di sesuaikan dengan kondisi cuaca.

Penyiraman dilakukan dengan cara menyiramnya sampai tanah dalam kondisi

kapasitas lapang dengan menggunakan sprayer.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan cara menyemprotkan pupuk daun cair

sesuai frekuensi dan konsentrasi yang digunakan. Pupuk daun disemprotkan ke

bagian bawah daun karena umumnya daun memilikistomata menghadap ke bawah

atau bagian punggung daun. Pemupukan awal dilakukan setelah pengukuran

tinggi dan diameter sebagai data awal.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan bila terlihat ada gulma yang tumbuh pada media

(24)

3. Parameter yang Diukur

Pertambahan Tinggi Bibit (cm)

Pengukuran tinggi diukur mulai dari pangkal batang yang telah diberi

tanda sampai titik tumbuh. Pengambilan data tiap 2 minggu sekali. Data yang

diperoleh kemjudian dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

(RAL).

Pertambahan Diamater Batang (mm)

Pengukuran diameter batang dilakukan dengan menggunakan kaliper.

Pengukuran dilakukan dari pangkal tunas yang telah diberi tanda. Pengambilan

data dilakukan 2 minggu sekali bersamaan dengan pengambilan data tinggi bibit

Jumlah Daun (Helai)

Perhitungan dilakukan dengan menghitung jumlah daun yang telah

membuka sempurna. Penghitungan jumlah daun dilakukan 2 minggu sekali

bersamaan dengan pengukuran diameter dan tinggi bibit.

Panjang Akar (cm)

Pengukuran panjang akar dilakukan pada akhir pengamatan. Akar tersebut

dicuci sampai bersih, kemudian dikeringkan. Panjang akar diamati dengan cara

mengukur panjang akar primer yang tumbuh pada tanaman sampeldari pangkal

(25)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kimia Tanah

Sebelum penelitian dilakukan analisis terhadap kondisi tanah secara

komposit. Parameter kimia tanah yang dianalisis adalah pH tanah, C-organik, dan

tekstur tanah. Hasil analisis parameter kimia tanah dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Analisis Tanah

Parameter Satuan Kisaran Nilai Kriteria

pH

Sumber : Labotarium Biologi Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Hasil analisis menunjukkan tanah dalam kondisi yang cukup subur, hal ini

dapat dilihat pada Tabel 1. dan termasuk jenis tanah inceptisol. Tanah inceptisol

ini temasuk tanah muda dengan tekstur lempung berliat dan memiliki pH 5,85 dan

tergolong kriteria agak masam. Nilai C-organik tanah ini adalah sedang dengan

nilai 2.37 %. Hardjowigeno(1987) menjelaskan bahwa tanah muda dimulai dari

proses pembentukan tanah terutama berupa proses pelapukan bahan organik dan

bahan mineral, pencampuran bahan organik dan bahan mineral dipermukaan tanah

dan pembentukan struktur karena pengaruh bahan organik. Hasilnya adalah

pembentukan horizon A dari horizon C. Sifat tanah masih di dominisi oleh

sifat-sifat bahan induknya.

Pengaruh pemberian pupuk daun cair terhadap pertumbuhan A.malaccensis

Hasil pengamatan pemberian pupuk daun yang diaplikasikan pada bibit A.

Malaccensis berumur 3 bulan dengan lama pengamatan selama 10 minggu

(26)

Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan. Dilakukan beberapa parameter

pengamatan yaitu pertambahan tinggi bibit, pertambahan diameter bibit, dan

jumlah daun, dan panjang akar.

Hasil dari analisis, diperoleh bahwa perlakuan frekuensi pupuk daun

berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan tinggi bibit dan tidak

berpengaruh nyata terhadap pertambahan diameter, jumlah daun dan panjang

akar. Perlakuan konsentrasi berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan

tinggi bibit dan panjang akar. Tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan

diameter dan jumlah daun.Interaksi antara perlakuan konsentrasi pupuk daun

dengan frekuensi berpengaruh nyata terhadap diameter.

Pertambahan tinggi bibit

Pertumbuhan tinggi tanaman merupakan salah satu respon dari suatu

tanaman apabila tanaman tersebut diberi perlakuan. Pada Gambar 2. dapat dilihat

bahwa pertambahan tinggi yang paling signifikan terjadi padabibit dengan

perlakuan F2K2 yaitu minggu ke-2sebesar 13,67cm dan pada minggu ke-10

sebesar 16,03cm. Sedangkan yang terendah yaitu F3K3 pada minggu ke-2 sebesar

(27)

Gambar 1. Laju pertambahan tinggi bibit A.malaccensis dari minggu ke-2 sampai

ke-10

Hasil di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pupuk yang

diberikan maka tinggi tanaman akan semakin baik yang diikuti dengan frekuensi

penyiraman yang tepat. Hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2. menunjukkan

perlakuan frekuensi dan konsentrasi berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit.

Pupuk daun yang digunakan merupakan pupuk anorganik yang dirancang sebagai

makanan seimbang yang lengkap dengan unsur hara makro (N, P, K Ca, Mg ,dan

S) dan mikro (B, Fe, Mn, Cu, Zn, Mo, Co, dan Cl) untuk berbagai jenis tanaman.

Pemberian unsur hara dari luar sangat berperan membantu meningkatkan tinggi

bibit, karena unsur hara pada pupuk daun membentuk membentuk sel baru.

Kandungan nitrogen pada pupuk daun yang digunakan sebesar 11%,

cukup untuk menyeimbangkan unsur hara pada tanaman. Dari hasil dilihat

pertumbuhan tinggi bibit tanaman yang signifikan yakni dengan fekuensi 10 hari

dengan konsentrasi 3 ml/liter. Jadi,semakin tinggi konsentrasi yang digunakan

(28)

menjelaskan bahwa nitrogen yang tersedia dan diserap tanaman adalah dalam

bentuk ion nitrat dan ammonium. Hasil asimilasi nitrat dalam bentuk asam-asam

amino akan ditranslokasikan melalui phloem ke bagian tanaman lain. Salah

satunya digunakan untuk pertumbuhan tinggi tanaman, karena asam-asam tersebut

ditranslokasikan ke daerah meristem. Pada daerah meristem terjadi aktivitas

pembelahan sel yang tinggi sehinnga membutuhkan banyak bahan untuk

membangun sel baru. Untuk itu dibutuhkan penambahan unsur hara dari luar.

Pertambahan diameter(cm)

Gambar 2. Laju pertumbuhan diameter A. malaccensis dari minggu ke-2 sampai minggu ke-10

Laju pertambahan diameter bibit A. malaccensis setiap minggu dapat

dilihat pada Gambar 2. Pertambahan diameter paling tinggi dapat dilihat pada

perlakuan F3K1, sebesar 0,235cm pada minggu ke-2 dan minggu ke-10 sebesar

0,277cm. Sedangkan laju pertambahan diameter yang terendah dapat dilihat pada

perlakuan F3K3, sebesar 0,219cm pada minggu ke-2 dan minggu ke-10 sebesar

(29)

batang merupakan radial. Pertumbuhan radial mula-mula terbentuk prakambium,

xylem, dan phloem.

Jumlah daun

Hasil analisis sidik ragam yang terlihat pada Lampiran 2. menunjukkan

bahwa frekuensi penyemprotan, konsentrasi pupuk daun yang diberikan dan

interaksi antara keduanyatidak menunjukkan pengaruh yang nyata. Hal ini diduga

disebabkan karena cuaca pada saat penelitian tidak mendukung dan konsentrasi

pemberian pupuk yang kemungkinan kurang. MenurutSuwandi dan Nurtika

(1987), pupuk organik cair akan mempercepat pembentukan daun jika

diaplikasikan dalam konsentrasi rendah namun dengan pemberian secara rutin.

Pupuk organik cair akan memberikan hasil budidaya tanaman yang rendah apabila

diberikan dengan konsentrasi tinggi namun beberapa kali pemupukan dalam masa

tanam.

(30)

Daun merupakan bagian terpenting dari tanaman, di dalam daun terdapat

kandungan klofofil sehingga fotosintetis dapat berlangsung. Pertumbuhan daun

yang naik turun disebabkan intensitas cahaya yang dterima tanaman kurang baik.

Gambar 3. menunjukkan laju pertambahan jumlah daun yang naik turun. Laju

pertambahan jumlah daun tertinggi ada pada perlakuan F2K2 yaitu pada minggu

ke-2 meningkat sebanyak 9 helai dan minggu ke-10 meningkat sebanyak 16 helai

bila dibandingkan pada kondisi awal bibit. Sedangkan laju pertambahan daun

yang terendah dapat dilihat pada perlakuan F3K1, dimana pada minggu ke-2

meningkat sebanyak 8 helai dan minggu ke-10 meningkat menjadi 12 helai.

Dalam Andani dan Purbayanti (1991) dijelaskan bahwa energi cahaya matahari

yang digunakan oleh tanaman dalam proses fotosintesis berkisar antar 0,5 – 2,0 %

dari jumlah total energi yang tersedia. Sehingga hasil fotosintesis berkurang

apabila intensitas cahaya kurang dari batas optimum yang dibutuhkan oleh

tanaman, Setiap daun pada tumbuhan harus memproduksi energi yang cukup

besar sehingga dapat dimanfaatkan setelah dikurangi energi untuk respirasi. Jika

tumbuhan kekurangan cahaya dalam waktu panjang, maka lambat laun akan mati.

Tingginya intensitas cahaya yang disebut fotodestruktif mengakibatkan

fotosintesis semakin tidak bertambah lagi dikarenakan tanaman mengalami batas

titik jenuh cahaya sehingga bukan menjadi sumber energy tetapi sebagai perusak.

Panjang akar bibit A.malaccensis

Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2. dapat dilihat bahwa

frekuensi penyemprotan dan konsentrasi pupuk yang digunakan tidak berpengaruh

nyata terhadap panjang akar begitu juga interaksi keduanya tidak berpengaruh

(31)

padat akan membuat akar susah berkembang. Kemungkinan tanah menjadi padat

akibat perubahan suhu yang terkadang panas atau dingin akibat perubahan iklim

global. Terkadang pada siang hari terus-menerus terjadi hujan hingga tanah

menjadi basah sepanjang hari, dan terkadang panas yang cukup tinggi seharian

membuat tanah menjadi kering dan padat sehingga akar tanaman tidak dapat

menyerap dengan baik unsur hara di tanah. Hal tersebut mempengaruhi

temperatur tanah. Temperatur tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang

sangat berpengaruh terhadap proses yang terjadi dalam tanah seperti pelapukan

dan penguraian bahan induk dan dapat mempengaruhi langsung pertumbuhan

tanaman melalui perubahan kelembaban tanah, ketersediaan hara dan lain-lain.

Temperatur yang cukup dapat merangsang pertunasan. Dalam Sutanto(2005)

dijelaskan bahwa perakaran tanaman menyerap oksigen untuk respirasi akar

tanaman, menghasilkan energi untuk menyerap unsur dari dalam tanah, air dan

unsur hara diperlukan untuk sintetis bahan organik. Sifat tanah yang penting

dalam mempengaruh pertumbuhan tanaman adalah kesesuaiannya sebagai media

pertumbuhan akar tanaman (ruang tumbuh perakaran): air, udara, penyerapan

panas, dan pasokan unsur hara. Keadaan tersebut menentukan tingkat kesuburan

tanah.

Pengaruh Naungan terhadap Pertambahan Tinggi, Diameter dan Jumlah Daun

Naungan yang digunakan adalah paranet 66 % cahaya masuk, namun

penggunaan naungan tersebut tidak memberikan pengaruh nyata terhadap

perbedaan tinggi, diameter, dan jumlah daun dari tanaman A. malaccensis Lamk.

(32)

gelombang yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan tanaman untuk

melakukan fotosintesis.

Proses fotosintesis, cahaya berpengaruh melalui intensitas, kualitas dan

lamanya penyinaran, tetapi yang terpenting adalah intensitasnya.Sehubungan

dengan laju fotosisntesi, intensitas cahaya yang semakintinggi (naik)

mengakibatkan lalu fotosisntesis semakin tidak bertambahlagi walaupun intensitas

cahaya terus bertambah. Batas ini disebut titik saturasi cahaya atau titik jenuh

cahaya (light saturation point). Pada keadaan ini cahaya bukan sebagai sumber

energi maupun sebagai bentuk perusak.

Intensitas cahaya yang tinggi mengakibatkan temperatur daun meningkat,

akibatnya stomata menutup , sehingga sebagaian klorofil menjadi pecah dan rusak

(fotodestruktif). Sedangkan pada intensitas cahaya yangsemakin menurun sampai

batas tertentu jumlah O2 yang dikeluarkan oleh proses fotosintesis sama dengan

jumlah O2 yang diperlukan oleh prosesrespirasi. Batas ini disebut titik

(33)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Interaksi antar konsentrasi pupuk daun dengan frekuensi penyemprotan

berpengaruh nyata terhadap diameter dan tidak berpengaruh nyata terhadap

tinggi, jumlah daun dan panjang akar.

2. Pertambahan tinggi, diameter dan jumlah daun yang paling signifikan dapat

dilihat pada perlakuan F2K2 yaitu pada minggu ke-2 dan pada minggu ke-10.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menambahkan konsentrasi

(34)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk)

A.malaccensismerupakan gumpalan berbentuk padat bewarna coklat

kehitaman sampai hitam, dan berbau harum jika dibakar. Gaharu terdapat pada

bagian kayu atau akar dari jenis pohon penghasil gaharu yang telah mengalami

proses perubahan kimia dan fisika akibat terinfeksi oleh sejenis jamur. Pohon

penghasil gaharu terbaik saat ini adalah dari jenis Aquilaria spp. yaitu Aquilaria

malaccencis Lamk.

Kingdom : Plantae

Divisi : Termathophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Dikotiledonae Ordo : Myrtales Family : Thymeleacae Genus : Aquilaria

Spesies : Aquilaria malaccencis Lamk.

A.malaccensis memiliki morfologi atau ciri-ciri fisiologi yang sangat unik,

dimana tinggi pohon ini mencapai 40 meter dengan diameter 60 cm. Pohon ini

memiliki permukaan batang licin, warna keputihan, kadang beralur dan kayunya

agak keras. Tanaman ini memiliki bentuk daun lonjong agak memanjang, panjang

6-8 cm, lebar 3-4 cm, bagian ujung meruncing. Daun yang kering berwarna

abu-abu kehijaun, agak bergelombang, melengkung, permukaan daun atas-bawah licin

dan mengkilap, tulang daun sekunder 12-16 pasang. Tanaman ini memiliki bunga

yang terdapat diujung ranting, ketiak daun, kadang-kadang di bawah ketiak daun.

Berbentuk lancip, panjang sampai 5 mm. Dan buahnya berbentuk bulat telor,

tertutup rapat oleh rambut-rambut yang berwarna merah. Biasanya memiliki

(35)

Syarat Tumbuh

Untuk memperoleh pertumbuhan yang optimal, pohon penghasil gaharu

perlu ditanam pada kondisi yang sesuai dengan tempat tumbuhnya di alam.

Tempat tumbuh yang cocok untuk tanaman penghasil gaharu adalah dataran

rendah, lereng-lereng bukit sampai ketinggian 750 meter di atas permukaan laut .

Jenis Aquilaria sp tumbuh sangat baik pada tanah-tanah liat (misalnya podsolik

merah kuning), tanah lempung berpasir dengan drainase sedang sampai baik. Tipe

iklim A-B dengan kelembaban sekitar 80%. Suhu udara antara 22-28 derajat

celcius dengan curah hujan berkisar antara 2.000 s/d 4.000 mm/tahun. Lahan

tempat tumbuh yang perlu dihindari adalah: (1) lahan yang tergenang secara

permanent, (2) tanah rawa, (3) lahan dangkal (yang mempunyai kedalaman

kurang dari 50 cm), (4) pasir kuarsa, (5) lahan yang mempunyai pH kurang dari

4,0.Penanaman bibit penghasil gaharu dapat dilakukan secara agroforesty

(tumpangsari) dengan tanaman jagung, singkong, pisang atau ditanam di sela-sela

tanaman pokok yang telah tumbuh terlebih dahulu, seperti karet, akasia, sengon,

kelapa sawit, dan lain-lain.

Pada tahap awal pertumbuhan di lapangan, bibit penghasil gaharu

memerlukan naungan. Dengan mengatur jarak tanam yang tepat, maka tanaman

penghasil gaharu tidak akan mengganggu pertumbuhan tanaman pokok. Apabila

tanaman penghasil gaharu akan ditanam pada hamparan lahan yang luas dan

masih kosong, maka jarak tanam dapat dibuat 3 m x 5 m, 4 m x 4 m atau 5 m x 5

m. Waktu penanaman diusahakan pada musim hujan agar bibit mendapatkan air

(36)

kompos. Pada setiap lubang tanam dianjurkan untuk diberikan pupuk kompos

minimum 1 kg setiap lubang. Pada tahap ini perlu perhatian mengenai pencegahan

gangguan hama dan penyakit terutama pada akar.Tanaman penghasil gaharu pada

umur 1-3 tahun perlu dipelihara secara intensif, terutama mengurangi gangguan

dari gulma. Karena tanaman penghasil gaharu telah bermikoriza, maka

penggunaan pupuk kimia dapat diminimalisir. Setelah tanaman berumur 4-5

tahun, barulah tanaman penghasil gaharu siap untuk diinduksi secara buatan

dengan menggunakan jamur pembentuk gaharu.(Sumarna,2005).

Peranan Pupuk terhadap Tanaman

Pupuk adalah setiap bahan organik atau anorganik, alam atau buatan,

mengandung satu atau lebih unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

normal tanaman yang dapat diberikan kepada tanah atau tanaman. Sedangkan

pemupukan adalah metode atau cara-cara pemberian pupuk atau aplkasi pupuk

kedalam tanah atau ke tanaman melalui daun atau bagian tanaman lainnya.

Metode atau cata pemupukan yang baik adalah harus memenuhi syarat sebagai

berikut: Memberikan efisiensi pemupukan yang tinggi, Tidak merusak akar

tanaman dan Mudah dikerjakan

Pemberian pupuk melalui daun bertujuan agar unsur hara dapat segera

diserap oleh tanaman dan respon tanaman dapat terlihat dalam beberapa hari

ataupun beberapa minggu(Setyati.1979).

Dalam melakukan pemupukan beberapa hal yang perlu di perhatikan adalah:

(37)

2. Jenis tanah yang akaan dipupuk

3. Jenis pupuk yang akan digunakan

4. Dosis (jumlah) pupuk yang diberikan

5. Waktu pemupukan

6. Cara pemupukan

(Hardjowigeno,1989).

Beberapa alasan atau pertimbangan mengapa kita harus melakukan pemupukan

yaitu:

• Ketersediaan unsur hara yang rendah didalam tanah

• Mengganti unsur hara yang hilang dari tanah oleh karena pemanenan,

pencucian hara, dan tererosi

• Penggunan tanaman varietas unggul(hibrida)

• Peningkatan produksi tanaman

Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih

unsur hara untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Jadi memupuk

berarti menambah unsur hara ke dalam tanah dan tanaman. Pupuk daun termasuk

pupuk anorganik yang cara pemberian pupuknya ke tanaman melalui

penyemprotan kedaun.Satu hal kelebihan pupuk daun yaitu penyerapan haranya

berjalan lebih cepat dibanding pupuk yang diberikan lewat akar.sehingga tanaman

akan lebih cepat menumbuhkan tunas dan tanah tidak rusak. Keuntungan lainnya

dari pupuk daun yakni didalamnya terkandung unsur hara mikro. Umumnya

tanaman sering kekurangan unsur hara mikro bila hanya mengandalkan pupuk

akar yang mayoritas berisi hara makro. Dengan penberian pupuk daun yang berisi

(38)

Jenis pupuk yang digunakan merupakan salah satu faktor yang tidak kalah

pentingnya dalam tata laksana penupukan. Faktor pupuk yang perlu diperhatikan

adalah jenis pupuk dan sifat-sifat pupuk. Perbedaan jenis dan sifat pupuk yang

digunakan akan menentukan terhadap jumlah pupuk yang digunakn, waktu dan

cara pemberian yang berbeda pula untuk setiap jenis tanaman dan jenis tanah

(Damanik, dkk. 2010).

Pupuk daun termasuk pupuk anorganik yang cara pemberiannya ke

tanaman melalui penyemprotan ke daun. Kelebihan yang paling mencolok dari

pupuk daun yaitu penyerapan haranya berjalan lebih cepat dibandingkan pupuk

lewat akar. Akibatnya tanaman akan lebih cepat menumbuhkan tunas dan tanah

tidak rusak. Hal ini dikarenakan daun memiliki mulut yang disebut stomata.

Stomata ini membuka dan menutup secara mekanis yang diatur oleh tekanan

turgor dari sel-sel penutup. Jika tekanan turgor meningkat, stomata akan

membuka. Sebaliknya jika tekanan turgor menurun, stomata akan menutup

(Lingga dan Marsono,2002).

Keuntungan lain dari pupuk daun adalah didalamnya terkandung unsur

hara mikro. Umumnya tanamn sering kekurangan unsur hara mikro bila hanya

mengandalkan pupuk akar yang mayoritas berisi hara makro. Dengan pemberian

unsur hara mikro maka kekurangan tersebut dapat teratasi. Dan tak kalah

pentingnya dengan pemakaian pupuk daun maka tanah akan terhindar dari

kelelahan atau rusak(Lingga dan Marsono, 2002).

Mekanisme Masuknya Unsur Hara Melalui Daun Tanaman

Menurut prawiranata (1981) zat-zat stimulan yang diberikan lewat daun

(39)

berakumulasi pada titik tumbuh. Selanjutnya unsur hara yang lewat daun akan

bersama-sama dengan unsur hara lewat tanah dan garam mineral diangkut ketitik

tumbuh xilem. Setelah sampai didaun unsur hara digunakan untuk membuat

persenyawaan organik dan sisanya diangkut kebatang melaui pembuluh floem.

Membuka dan menutupnya stomata merupakan mekanisme yang diatur

oleh tekanan turgor sel penutup. Meningkatnya tekanan turgor akan membukanya

stomata dan sebaliknya. Pada siang hari yang terlalu terik dan dan angin terlalu

kencang, stomata akan menutup karena penguapan terlalu besar. Kalau pada saat

itu disemprotkan air maka stomata akan membuka karena adanya air yang

(40)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dilihat dari wujud dan manfaatnya, gaharu memang sangat unik. Gaharu

sebenarnya sebuah produk yang berbentuk gumpalan padat berwarna coklat

kehitaman sampai hitam dan berbau harum yang terdapat pada bagian kayu atau

akar tanaman pohon inang (misalnya: Aquilaria sp.) yang telah mengalami proses

perubahan fisika dan kimia akibat terinfeksi oleh sejenis jamur. Oleh sebab itu

tidak semua pohon penghasil gaharu mengandung gaharu (Siran, 2010).

Data terakhir menyebutkan bahwa saat ini harga A. malaccensis kelas

super king adalah Rp 60 juta/kg sedangkan untuk kelas biasa Rp 2 juta/kg.

Semakin tingginya tingkat permintaan akan A. malaccensis menyebabkan

terjadinya eksploitasi A. malaccensis secara besar-besaran yang terjadi di hutan

alam. Saat ini tanaman gaharu berada diambang kepunahan hal ini sesuai dengan

hasil penelitian dari CITES yang memasukkan tanaman A. malaccensis kedalam

jenis tanaman terancam punah (Apendix II)(Sumarna, 2005).

Untuk itu dilakukan pelestarian tanaman gaharu dengan cara pemupukan.

Dimana dengan dilakukan pemupukan membuat tanaman cepat berkembang dan

menghasilkan tanaman terbaik. Pemupukan bisa dilakukan ditanah atau dilakukan

pemupukan dibagian tanaman. Dengan pemupukan diharapkan akan menunjang

pertumbuhan yang cepat sehingga produksi yang diharapkan meningkat. Tujuan

pemberian pupuk ini adalah untuk memperbaiki defisiensi hara tanaman (menjaga

ketersediaan hara),menyediakan unsur hara dalam jumlah tinggi dan memperbaiki

(41)

perkembangan teknologi pertanian, pemupukan dapat dilakukan melalui daun.

Pada saat ini banyak bermunculan produk baru berupa pupuk cair dan pupuk

padat yang dapat diberikan pada tanaman melalui daun dan mempunyai efek

positif terhadap metabolisme dari tanaman. Salah satu diantaranya pupuk daun

bayfolan yang banyak mengandung unsur hara mikro dan makro. Pupuk daun

bayfolan merupakan pupuk anorganik yang dirancang sebagai makanan seimbang

yang lengkap dengan unsur hara makro (N, P, K Ca, Mg ,dan S) dan mikro (B, Fe,

Mn, Cu, Zn, Mo, Co, dan Cl) untuk berbagai jenis tanaman (Lingga dan Marsono,

2001).

Selain itu dikatakan pula oleh Hasan (1997) bahwa pupuk ini juga

mengandung antibiotik (pemusnah kuman) serta vitamin yang berfungsi

mengaktifkan sel-sel yang rusak atau mati, mendorong pertumbuhan sel-sel baru,

merangsang pertumbuhan batang, daun lebih menghijau serta bunga lebih

meningkat.Bayfolan Merupakan pupuk berbentuk cair yang lengkap sebagai

bahan makanan secara foliar dan akar, cocok untuk semua tanaman agrikultural

dan holtikultural serta tanaman hias dan rumah. Disamping kandungan

makronutrisi.

Tujuan Penelitian

1. Menentukan frekuensi pemupukan yang terbaik untuk pertumbuhan bibit

A. malacceensis Lamk .

2. Menentukan konsentrasi pupuk daun yang terbaik untuk pertumbuhan

(42)

Manfaat Penelitian

1. Mendapatkan data dan informasi teknis dalam pemeliharaan bibit A.

malacceensis Lamk untuk menghasilkan bahan tanaman berkualitas dalam

jumlah yang diharapkan.

2. Sebagai bahan informasi bagi praktisi kehutanan serta masyarakat pelaku

budidaya tanaman A. malacceensis Lamk.

Hipotesis

1. Ada pengaruh perlakuan konsentrasi dosis pupuk daun terhadap

pertumbuhan bibit A. malacceensis Lamk.

2. Ada pengaruh perlakuan frekuensi pemupukan pupuk daun terhadap

pertumbuhan bibit A. malacceensis Lamk.

3. Ada interaksi pengaruh perlakuan konsentrasi dosis pupuk daun dan

(43)

ABSTRAK

SRI WULANDARI.Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Aplikasi Pupuk Daun Cair Terhadap Pertumbuhan Bibit Aquilaria Malaccencis Lamk. dibawah bimbingan NELLY ANNA dan EDY BATARA MULYA SIREGAR.

Pemupukan adalah metode yang digunakan untuk pemberian pupuk baik melalui daun maupun bagian tanaman yang lain.Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan frekuensi pemupukan dan konsentrasi pupuk daun yang terbaik untuk pertumbuhan bibit gaharu (A. malaccensis Lamk.). Sampel yang digunakan adalah bibit tanaman gaharu yang telah berumur 3 bulan yang diambil dari CV. Bumi Mitra II, Kelurahan Tanah Seribu, kota Binjai, Sumatera Utara. Pembibitan dilaksanakan di lantai 4 gedung Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, yang dilaksanakan pada bulan November – Januari 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Interaksi antara konsentrasi pupuk daun dengan frekuensi penyemprotan berpengaruh nyata terhadap diameter dan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi, jumlah daun dan panjang akar.

(44)

ABSTRACT

SRI WULANDARI. Effect ofConcentrationandFrequency ofLeafLiquidFertilizerApplicationon growth ofseedlingsof

AquilariaMalaccencisLamk. Under the guidance

ofNELLYANNAandEDYBATARAMULYASIREGAR.

Fertilizationis ameans ormethod usedforfertilizerthroughthe leavesandplant partslain. The purposeofthis studywas to determinethe frequency offertilizationandfoliar fertilizerconcentrationis bestforseedlinggrowthaloes(A. malaccensisLamk.). The samples used werealoe plantseedsthat have beenaged 3 months weretakenfromCV. EarthPartnersII, Land ofa ThousandVillage,

cityBinjai, North Sumatra. Nurseryheldon the 4th floorof

buildingsForestryFacultyof Agriculture, Universityof North Sumatra, whichwas conducted inNovember-January2013.The results showed that the interaction between the concentration of fertilizer spraying the leaves with a frequency significantly affect the diameter and no significant effect on height, leaf number and root length.

(45)

PENGARUH KONSENTRASI DAN FREKUENSI APLIKASI

PUPUK DAUN CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT

Aquilaria malaccencis Lamk.

SKRIPSI

Oleh :

SRI WULANDARI 081202026

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

(46)

PENGARUH KONSENTRASI DAN FREKUENSI APLIKASI

PUPUK DAUN CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT

Aquilaria malaccencis Lamk.

SKRIPSI

Oleh :

SRI WULANDARI 081202026

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

(47)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Aplikasi Pupuk Daun Cair terhadap

Pertumbuhan Bibit Aquilaria malaccencis Lamk

Nama : Sri Wulandari

NIM : 0812022026

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

Nelly Anna, S. Hut M.SiDr.Ir.Edy Batara Mulya Siregar, MS Ketua Anggota

Mengetahui,

(48)

ABSTRAK

SRI WULANDARI.Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Aplikasi Pupuk Daun Cair Terhadap Pertumbuhan Bibit Aquilaria Malaccencis Lamk. dibawah bimbingan NELLY ANNA dan EDY BATARA MULYA SIREGAR.

Pemupukan adalah metode yang digunakan untuk pemberian pupuk baik melalui daun maupun bagian tanaman yang lain.Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan frekuensi pemupukan dan konsentrasi pupuk daun yang terbaik untuk pertumbuhan bibit gaharu (A. malaccensis Lamk.). Sampel yang digunakan adalah bibit tanaman gaharu yang telah berumur 3 bulan yang diambil dari CV. Bumi Mitra II, Kelurahan Tanah Seribu, kota Binjai, Sumatera Utara. Pembibitan dilaksanakan di lantai 4 gedung Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, yang dilaksanakan pada bulan November – Januari 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Interaksi antara konsentrasi pupuk daun dengan frekuensi penyemprotan berpengaruh nyata terhadap diameter dan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi, jumlah daun dan panjang akar.

(49)

ABSTRACT

SRI WULANDARI. Effect ofConcentrationandFrequency ofLeafLiquidFertilizerApplicationon growth ofseedlingsof

AquilariaMalaccencisLamk. Under the guidance

ofNELLYANNAandEDYBATARAMULYASIREGAR.

Fertilizationis ameans ormethod usedforfertilizerthroughthe leavesandplant partslain. The purposeofthis studywas to determinethe frequency offertilizationandfoliar fertilizerconcentrationis bestforseedlinggrowthaloes(A. malaccensisLamk.). The samples used werealoe plantseedsthat have beenaged 3 months weretakenfromCV. EarthPartnersII, Land ofa ThousandVillage,

cityBinjai, North Sumatra. Nurseryheldon the 4th floorof

buildingsForestryFacultyof Agriculture, Universityof North Sumatra, whichwas conducted inNovember-January2013.The results showed that the interaction between the concentration of fertilizer spraying the leaves with a frequency significantly affect the diameter and no significant effect on height, leaf number and root length.

(50)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T

atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Adapun judul

dari skripsi ini adalah “Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Aplikasi Pupuk

Daun Cair terhadap Pertumbuhan Bibit Aquilaria Malaccencis Lamk”.

Penelitian ini bertujuan menentukan frekuensi dan konsentrasi pemupukan

yang terbaik untuk pertumbuhan bibit Aquilaria Malacceensis Lamk. Skripsi ini

diajukan untuk melengkapi salah satu syarat menyelesaikan perkuliahan pada

Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Dengan segenap keikhlasan dan kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orangtua tercinta, Ayahanda Suyud dan Ibunda Marsini yang telah

membesarkan penulis dengan segenap cinta kasih, pengertian, pengorbanan

serta do’a yang tiada terputus kepada penulis. Serta kepada abang dan kakak

tersayang (Heny Sakdiyah, Hedi Karsono, dan M. Sholihin) atas dukungan

moril kepada penulis.

2. Ibu Nelly Anna, S. Hut, M. Si dan Bapak Dr. Ir. Edy Batara Mulya S,

MSselaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan,

waktu, perhatian dan saran dalam penyelesaian penelitian dan

penyempurnaan skripsi ini.

3. Sahabat-sahabatku Lisdayani, Retno R. Wahyuningtias, Eka Sri Mulyani,

Deane P. Besty, Itonamy Boru Tonga , Arif Adil, Lola Adres Yanti yang

(51)

4. Teman-teman di Laboratorium Bioteknologi Hutan Mega B. Sianturi, Melva

Gultom, Romasli Nadeak, Juliance Munthe, Wahman Saragih dan Vera Wati

Manullang, atas semua semangat dan canda tawanya selama pelaksanaan

penelitian.

5. Rekan-rekan stambuk 2008, terkhusus Budidaya Hutan 2008, atas

kebersamaannya selama mengikuti kegiatan perkuliahan dan praktikum yang

menyenangkan.

Semoga hasil penelitian ini berguna bagi kita semua.

Medan, Agustus 2014

(52)

DAFTAR ISI

Manfaat Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Botani Gaharu ... 4

Syarat Tumbuh ... 5

Peranan Pupuk Terhadap Tanaman... 6

Mekanisme Masuknya Unsur Hara Melalui Daun Tanaman... 8

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ... 10

Bahan dan Alat Penelitian ... 10

Rancangan Penelitian ... 10

Pelaksanaan Penelitian ... 11

Parameter Yang Di Ukur ... 13

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Kimia Tanah ... 14

Pengaruh Pemberian Pupuk Daun Cair Terhadap PertumbuhanA. malaccensis lamk... 14

Pertambahan Tinggi Bibit A.malaccensis ……….... 15

Pertambahan Diameter Bibit A.malaccensis………... 17

Jumlah Daun Rata-rata Bibit A.malaccensis………... 18

Panjang Akar Bibit A.malaccensis………...19

Pengaruh Naungan terhadap Pertambahan Tinggi, Diameter dan Jumlah Daun ... 20

KESIMPULANAN SARAN Kesimpulan ... .22

Saran ... . 22

(53)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Laju Pertambahan Tinggi Bibit A. Malaccensis dari Minggu 2

Sampai Minggu ke 10 STM……….. 16

2. Laju Pertambahan Diameter Bibit A. Malaccensis dari Minggu 2

Sampai Minggu ke 10 STM……….. 18

(54)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Data Pengamatan Pertumbuhan Bibit………. 25

Gambar

Tabel 1. Hasil Analisis Tanah
Gambar 1. Laju pertambahan tinggi bibit A.malaccensis dari minggu ke-2 sampai
Gambar 2. Laju pertumbuhan diameter A. malaccensis dari minggu ke-2 sampai minggu ke-10
Grafik 3. Laju pertambahan jumlah daun bibit A. malaccensis dari minggu ke-2 hingga minggu ke 10

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga harapan dari adanya aplikasi ini dapat mempermudah proses pencatatan, pencarian, pelaporan dan tanda terima peminjaman arsip pada Lembaga Manajemen Keuangan

KAYU BULAT KECIL MENURUT JENIS

Oleh karena itu pengembangan dari rancangan sistem melalui komputerisasi khususnya putri duyung ancol, akan menunjang kegiatan perusahaan didalam memberikan pelayanan kepada

[r]

(c) - Pada pandangan saya, akan berlaku keruntuhan akhlak dalam kalangan remaja (1m) kerana mereka dilalaikan dengan perkara yang tidak berfaedah yang dibawa oleh artis-artis

Untuk keperluan pengurusan dan pembelaan perkara pemberi kuasa itu, maka penerima kuasa tersebut di atas baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama

Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan bidang hematologi. Karena waktu penyimpanan akan mempengaruhi kondisi darah salah satunya eritrosit

Dalam hubungan dcngan pengembangan paket R, saya bersama-sama anggota peneliti telah mengembangkan sejumlah paket program R, seperti paket stabledistrib (Rosadi, 2009) untuk