• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBARPADA SISWAKELAS IV A SDN 2 CAMPANG RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBARPADA SISWAKELAS IV A SDN 2 CAMPANG RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBARPADA SISWAKELAS IV A

SDN 2 CAMPANG RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

YUSKINANTAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi S1 PGSD Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBARPADA SISWAKELAS IV A

SDN 2 CAMPANG RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

OLEH

YUSKINANTAN

Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas IVA SDN 2 Campang Raya Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA siswa kelas IVA SDN 2 Campang RayaBandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014menggunakanmedia gambar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus.Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Objek penelitian ini adalah siswa kelas IV A SDN 2 Campang Raya Bandar Lampung sebanyak 36 siswa. Pengumpulan data menggunakanlembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru.Untuk data hasil belajar siswa terhadap materi yang dipelajari, maka digunakan soal pre tes dan post tes (evaluasi). Data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik presentase dengan membandingkan standar ketuntasan belajar minimal yang ditetapkan yaitu Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas siswa siklus I adalah 29,5% dan pada siklus II 88,3%. Hasil belajar siswa siklus I diperoleh nilai rata-rata 65dan pada siklus II meningkat menjadi 85. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I belum tercapai yaitu 47% dan pada siklus II sudah tercapai dan meningkat menjadi 88%. Sedangkan rata-rata kinerja guru siklus I adalah 63% dan meningkat menjadi 75% pada siklus II. Disimpulkan bahwa media gambar dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas IVA SDN 2 Campang RayaBandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR TABEL ... i

DAFTAR GAMBAR ... ii

DAFTAR LAMPIRAN ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Belajar dan Pembelajaran... 7

B. Aktivitas Belajar ... 8

C. Hasil Belajar ... 10

D. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 11

E. Media Gambar ... 13

a. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar ... 14

F. Hipotesis Tindakan ... 15

BAB IIIMETODE PENELITIAN... 16

A. Metode Penelitian ... 16

B. Setting Penelitian ... 16

C. Teknik Pengambilan Data ... 18

D. Teknik Analisis Data... 20

E. Prosedur Penelitian ... 21

F. Indikator Keberhasilan ... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 24

A.Prosedur Penelitian ... 24

1.Profil Sekolah ... 24

2. Persiapan Pembelajaran ... 25

B.Hasil Penelitian ... 25

1. Hasil Penelitian Siklus I ... 26

a. Perencanaan ... 26

b. Pelaksanaan ... 26

c. Pengamatan ... 28

d. Refleksi ... 34

2. Hasil Penelitian Siklus II ... 35

a. Perencanaan ... 35

b. Pelaksanaan ... 36

c. Pengamatan ... 38

d. Refleksi ... 40

(7)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 48 A. Kesimpulan ... 48 B. Saran ... 49

(8)

i

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1Data Nilai Formatif Siswa Kelas IV A SDN 2 Campang Raya ... 3

3.1Kriteria tingkat keberhasilan siswa ... 19

4.1Persentase hasil observasi aktivitas siswa siklus I ... 29

4.2Data hasil observasi aktivitas guru mengajar siklus I ... 30

4.3Data hasil tes ketuntasan belajar siswa siklus I ... 34

4.4Persentase hasil observasi aktivitas siswa siklus II ... 38

4.5Data hasil observasi aktivitas guru mengajar siklus II ... 39

4.6Data hasil tes ketuntasan belajar siswa siklus II ... 39

4.7Hasil persentase aktivitas siswa siklus I... 41

4.8Hasil persentase aktivitas siswa siklus II ... 41

(9)

ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mencari tahu tentang alam semesta beserta isinya. Pendidikan IPA mengarahkan siswa untuk memahami lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dasar yang merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Proses pembelajarannya menekankan pada aktivitas berkelompok dan praktek ilmiah untuk mengembangkan kemampuan siswa agar dapat memahami alam sekitar secara ilmiah.

(11)

2

akses, peningkatan mutu dan tata pemerintahan yang baik serta akuntabilitas pendidikan yang mampu menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan lokal, nasional dan global.

Peranan guru di Sekolah Dasar dalam kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA, tidaklah hanya menyampaikan materi saja, tetapi dengan sungguh-sungguh membimbing siswa untuk berbuat sesuai dengan prinsip dan nilai-nilai yang terkandung dalam IPA. Oleh sebab itu guru hendaknya dapat mengembangkan daya nalar tentang pengetahuan alam yang ada pada siswa serta guru harus dapat menciptakan suatu pembelajaran mengenai ilmu pengetahuan alam yang sangat menyenangkan bagi para siswa.

(12)

Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa kelas IV A SDN 2 Campang Raya Bandar Lampung pada materi rangka manusia yaitu hanya 15 siswa dari 36 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau 41,7%. Berarti 21 siswa atau 58,3% yang belum mencapai KKM dimana KKM yang ditetapkan adalah 62. Diperlukan adanya suatu tindakan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa. Salah satu tindakan yang dianggap dapat meningkatkan hasil belajar IPA khususnya pada materi rangka manusia adalah dengan menggunakan media gambar. Penggunaan media gambar dapat membantu siswa dalam memahami rangka manusia yang dipelajari. Siswa secara langsung dapat melihat dan melakukan praktek ilmiah melalui media gambar yang mereka lihat. Hal ini memungkinkan para siswa untuk memahami dan mendalami materi rangka manusia secara utuh. Media gambar adalah alat peraga berupa gambar-gambar menarik yang ada kaitannya dengan isi atau bahan pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa, (Hernawan, dkk, 2007:24).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi masalah yang ada sebagai berikut:

1) Guru masih menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran IPA. 2) Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan

kegiatan pembelajaran secara berkelompok.

3) Guru tidak menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. 4) Hasil belajar IPA siswa khususnya pada materi rangka manusia masih

(13)

4

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1) Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar untuk pelajaran IPA siswa kelas IV A SDN 2 Campang Raya Bandar Lampung?

2) Bagaimanakah hasil belajar untuk pelajaran IPA siswa kelas IV A SDN 2 Campang Raya Bandar Lampung yang menggunakan media gambar?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah :

1) Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV A SDN 2 Campang Raya Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.

2) Meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas IV A SDN 2 Campang Raya Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.

E. Manfaat Penelitian 1) Bagi siswa

(14)

b) Meningkatkan proses belajar IPA dengan tidak hanya banyak mencatat tetapi lebih ke pemahaman konsep-konsep.

c) Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih memudahkan siswa dalam memahami materi.

2) Bagi guru

a) Sebagai informasi dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelas, menambah pengetahuan guru serta mengembangkan kemampuan guru dalam mempersiapkan diri untuk menjadi guru yang profesional.

b) Berkreasi untuk memperbaiki citra proses pengajaran dan hasil belajar IPA.

3) Bagi SDN 2 Campang Raya Bandar Lampung

a) Memberikan landasan kebijakan yang akan diambil sebagai upaya untuk perbaikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

b) Meningkatkan Standar Ketuntasan Minimal pada mata pelajaran IPA kelas IV.

(15)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Secara luas, belajar merupakan proses menuju perubahan tingkah laku. Depdiknas

(2003:1) mendefinisikan “belajar sebagai proses membangun makna/pemahaman

terhadap informasi atau pengalaman”. Berdasarkan definisi yang dipaparkan jelas bahwa belajar adalah proses membangun pemahaman sehingga dibutuhkan sebuah media pembelajaran yang diharapkan dapat membangun pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.

(16)

Dari teori diatas jelas bahwa proses belajar dilakukan dalam rangkaian interaksi bersama teman ataupun dengan lingkungannya. Hal ini tentu saja bertujuan agar kualitas dan kuantitas kepribadian para siswa dapat berkembang.

Menurut Sumiati (2009:1) mengemukakan bahwa pembelajaran pada dasarnya membahas pertanyaan apa, siapa, mengapa, dan bagaimana, dan seberapa baik tentang pembelajaran. Upaya meningkatkan keberhasilan pembelajaran merupakan tantangan yang dihadapi oleh setiap orang yang berkecimpung dalam dunia kependidikan. Banyak upaya yang telah dilakukan, banyak keberhasilan yang telah dicapai, meskipun disadari bahwa apa yang telah dicapai belum sepenuhnya memberikan hasil yang memuaskan sehingga menuntut pemikiran dan kerja keras untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas

tertentu. Dalam belajar yang terpenting adalah bukan hasil yang diperolehnya. Artinya, belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain atau guru hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar mengajar agar belajar itu dapat berhasil dengan baik.

B. Aktivitas Belajar

(17)

8

sebagai suatu kegiatan atau kesibukan. Nasution (2010:23) menambahkan bahwa aktivitas merupakan keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-keduanya harus dihubungkan. Menurut Sudirman (2012), Faktor yang mempengaruhi belajar pada pokoknya mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Faktor yang mempengaruhi belajar adalah :

1). Faktor indogin, ialah faktor yang datang dari pelajar atau mahasiswa

sendiri. Faktor ini meliputi :

a) Faktor biologis (faktor yang bersifat jasmaniah)

b) Faktor psychologis (faktor yang bersifat rohaniah)

2). Faktor exogin, ialah faktor yang datang dari luar pelajar atau mahasiswa Faktor ini meliputi :

a) Faktor lingkungan keluarga b) Faktor lingkungan sekolah. c) Faktor lingkungan masyarakat.

Siswa yang aktif dapat dipengaruhi oleh faktor jasmaniahnya yang sehat. Sehingga dalam proses pembelajaran siswa dapat memahami materi yang disampaikan dan ikut aktif dalammkegiatan pembelajaran jika jasmaniahnya baik. Selain itu, guru merupakan salah satu faktor pendukung keaktifan siswa. Guru yang berada di lingkungan sekolah sangat berpengaruh besar terhadap tingkat keaktifan belajar siswa di kelas.

Aktivitas belajar sendiri banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan klasifikasi. Paul B. Diedrich dalam (Sardiman, 2004: 101) menggolongkan macam-macam aktivitas siswa dalam belajar sebagai berikut :

1) Visual Activities, meliputi kegiatan seperti: membaca, memperhatikan

(gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain)

2) Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

(18)

3) Listening Activities, seperti: mendengarkan uraian, percakapan diskusi, musik dan pidato.

4) Writting Activities, seperti: menulis cerita, menulis karangan, menulis

laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.

5) DrawingActivities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6) Motor Activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi,

model, mereparasi, bermain dan berternak.

7) Mental Activities, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal,

menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.

8) Emotional Activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, bergairah,

berani, tenang dan gugup.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif.

C. Hasil Belajar

Darmansyah (2006:13) menyatakan “hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran. Rahmat (dalam Abidin. 2004:1) mengatakan “hasil belajar adalah penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan”. Selanjutnya peranan hasil belajar menurut Harahap (dalam Abidin 2004:2) yaitu:

(19)

10

b) Untuk mengetahui keberhasilan komponen-komponen pengajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

c) Hasil belajar memberikan bahan pertimbangan apakah siswa diberikan program perbaikan, pengayaan, atau melanjutkan pada program pengajaran berikutnya.

d) Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami kegagalan dalam suatu program bahan pembelajaran.

e) Untuk keprluan supervisi bagi kepala sekolah dan penilik agar guru lebih berkompeten.

f) Sebagai bahan dalam memberikan informasi kepada orang tua siswa dan sebagai bahan mengambil berbagai keputusan dalam pengajaran.

Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkahlaku siswa. Menurut Nasution (2006:36) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.

D. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “ IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis.” Sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

(20)

Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hakikatnya pembelajaran IPA adalah proses yang diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih keterampilan proses bagaimana cara produk IPA ditemukan.

Pelaksanaan pembelajaran IPA juga dipengaruhi oleh tujuan apa yang ingin dicapai melalui pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran IPA di SD telah dirumuskan dalam kurikulum yang sekarang ini berlaku di Indonesia. Kurikulum yang sekarang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut KTSP (Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah :

a) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNYA.

b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, tekhnologi, dan masyarakat.

d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan,

e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

f) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.

(21)

12

(KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat dalam kurikulum KTSP adalah :

a) Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.

b) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat, dan gas.

c) Energi dan perubahannya, meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.

d) Bumi dan alam semestra, meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.

E. Media Gambar

Gambar termasuk media pembelajaran berbasis visual. Telah diketahui bahwa media berbasis visual seperti gambar dapat memudahkan pemahaman terhadap suatu materi pelajaran yang rumit atau kompleks. Media gambar dapat menyuguhkan pembelajaran yang menarik tentang struktur atau organisasi suatu hal, sehingga juga memperkuat ingatan. Media gambar dapat menumbuhkan minat siswa dan memperjelas hubungan antara isi materi pembelajaran dengan dunia nyata. Untuk memperoleh kemanfaatan yang sebesar-besarnya dalam penggunaan media gambar dalam pembelajaran ini, maka ia haruslah dirancang dengan sebaik-baiknya.

(22)

kesesuaian media tersebut dengan materi (contain) pelajaran yang diajarkan. Mungkin saja guru mengajar tanpa bantuan media pembelajaran, karena materi yang disajikan adalah materi yang sederhana dan tidak terlalu berat. Dalam teori Kerucut Pengalaman penggunaan media gambar masuk dalam tingkatan Still Picture, pengalaman yang peroleh melalui gambar mati, slide, atau fotografi (Aqib, 2002:59-60). Hal ini berfungsi untuk mengantarkan siswa ke tingkatan Kerucut Pengalaman yang lebih tinggi. Menurut Oemar Hamalik (1986:43) berpendapat bahwa “ Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara

visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 329) “ Gambar adalah

tiruan barang, binatang, tumbuhan dan sebagainya.”

(23)

14

Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan tidak digambarkan. Gambar termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari segi biayanya.

a. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar

Menurut Basuki dan Farida (2001: 42), mengemukakan kelebihan dan kelemahan media gambar, yaitu:

Kelebihan media gambar:

1. Umumnya murah harganya. 2. Mudah didapat.

3. Mudah digunakan.

4. Dapat memperjelas suatu masalah. 5. Lebih realistis.

6. Dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan.

Kelemahan media gambar :

1. Semata-mata hanya medium visual.

2. Ukuran gambar seringkali kurang tepat untuk pengajaran dalam kelompok besar.

(24)

F. Hipotesis Tindakan

(25)

16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap penelitian mengikuti yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam Riyanto, 2001) bahwa penelitian tindakan kelas dalam perencanaannya menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana tindakan, observasi, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar suatu rancangan pemecahan masalah.

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Lokasi tempat diadakannya penelitian ini adalah SD Negeri 2 Campang Raya Bandar Lampung dengan pertimbangan bahwa penulis merupakan salah satu guru di SD tersebut, sehingga memudahkan dalam proses pengumpulan data, peluang waktu yang luas dan subjek peneliti yang sesuai dengan profesi peneliti sebagai guru di sekolah tersebut.

2. Waktu penelitian

(26)

a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV A SDN 2 Campang Raya Bandar Lampung dengan jumlah siswa 34 orang yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki.

b. Desain Penelitian

Model penelitian pada penelitian ini merujuk pada proses pelaksanaan penelitian yang dikemukakan oleh Wardhani dan Kuswaya (2008:3.44), yang terdiri dari: (a) perencanaan; (b) pelaksanaan tindakan; (c) observasi; (d) refleksi. Pelaksanaannya direncanakan dalam 2 siklus.

Gambar Desain

Proses Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 3.1: Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas (Arikunto:2007) Siklus I

Siklus II Perencanaan

Pelaksanaan Observasi

Refleksi Refleksi Observasi Pelaksanaan

Perencanaan

(27)

18

C. Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu: teknik tes dan teknik non tes. Sumber data penelitian akan diperoleh secara langsung dari respon siswa.

1) Alat pengumpulan data a) Instrumen observasi

Instrumen observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan kegiatan mengajar guru.

b) Tes hasil belajar

Tes hasil belajar digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada materi rangka manusia. 2) Jenis data

Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. a) Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen tes formatif pada siklus I, dan II. Data kuantitatif ini diperoleh dengan menghitung rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa. Hasil tes formatif (tes akhir) dianalisis menggunakan rumus :

̅ ∑

Keterangan :

̅ : nilai rata-rata kelas ∑ : jumlah semua nilai siswa : banyak siswa

(28)

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

Analisis ini dilakukan pada saat refleksi. Hasil analisis ini digunakan untuk melakukan perencanaan lanjutan dalam siklus selanjutnya. Hasil analisis juga dijadikan bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran atau bahkan mungkin sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan model pembelajaran yang tepat, Agip (2006:41). Adapun kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam % adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa

Tingkat Keberhasilan Arti >80 Sangat tinggi

60-79 Tinggi

40-59 Sedang

20-39 Rendah

>20 Sangat rendah (Sumber: Agip, 2006:41)

b) Data kualitatif

(29)

20

Keterangan :

NP : nilai yang dicari atau diharapkan R : skor observasi yang bersangkutan Sm : skor maksimal observasi

100 : bilangan tetap

D. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang dibuat mulai dari tahap persiapan, proses pembelajaran, hingga kegiatan akhir. Apakah setiap proses kegiatan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Demikian juga dengan analisis data pada PTK adalah analisis terhadap hasil kegiatan pembelajaran. Analisis dilakukan untuk memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran yang terlibat di dalamnya sudah sesuai dengan kapasitas. (Aunurrahman, dkk. 2009 :9). Analisis data yang dilakukan adalah:

1) Mengumpulkan semua data dari hasil pengamatan siklus I. Baik data kualitatif maupun data kuantitatif.

2) Menganalisis data dengan membuat tabulasi persentase yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik

(30)

Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Di mana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2004:330). Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nasution, 2003:115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif. Denzin (dalam Moloeng, 2004), membedakan empat macam triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya menggunakan teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian ini bisa dipaparkan sebagai berikut:

Siklus I:

1. Perencanaan 1

a) Mempersiapkan pemetaan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b) Mempersiapkan Lembar Observasi, Lembar Kerja Siswa (LKS),

(31)

22

2. Implementasi 1

a) Membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 6 siswa untuk tiap kelompok.

b) Guru memberikan penjelasan tentang materi rangka manusia disertai dengan media gambar.

c) Masing-masing kelompok mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang materi dan menjawab tugas yang diberikan guru secara berkelompok.

d) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. e) Masing-masing siswa menjawab soal evaluasi secara individu untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dengan media gambar.

3. Observasi 1

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan tes formatif bentuk essay.

4. Refleksi 1

Menganalisa hasil tindakan pada siklus 1

Siklus II

1. Perencanaan 2

(32)

2. Tindakan 2

Mengikuti skenario pembelajaran menggunakan media gambar dan hasil refleksi pada siklus I.

3. Observasi 2

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan tes formatif bentuk pilihan ganda.

4. Refleksi

Menganalisa hasil tindakan pada siklus 2.

F. Indikator Keberhasilan

(33)

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IV A SDN 2 Campang Raya Bandar Lampung pada mata pelajaran IPA dalam materi rangka manusia dapat disimpulkan:

1. Penerapan media gambar dalam pembelajaran IPA pada materi rangka manusia dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV A SDN 2 Campang Raya Bandar Lampung. Hal ini sesuai dengan pengamatan teman sejawat yang telah dilakukan pada siswa mulai dari siklus I sampai siklus II, dan terjadi peningkatan di setiap siklusnya yaitu rata-rata siklus II meningkat dari siklus I yaitu 34% menjadi 86%.

(34)

B. Saran

1. Kepada siswa, untuk senantiasa menjaga dan memupuk motivasi belajar dengan demikian semangat belajar akan terus terbina yang secara otomatis akan membentuk budaya senang belajar.

2. Kepada guru, untuk senantiasa menerapkan penggunaan media gambar dalam proses pembelajaran, karena dengan menggunakan medai gambar siswa akan lebih mudah memahami berbagai materi pelajaran. Selain itu media gambar memberikan solusi cerdas dalam membantu siswa memahami materi pelajaran karena mereka dapat melihat dan membayangkan secara langsung apa yang mereka pelajari

3. Kepada sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran yang masih belum ada, agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Sekolah juga hendaknya lebih memperhatikan sistem terpadu yang dapat mendukung segala aktifitas belajar terutama terkait dengan kedisiplinan para siswa dan kinerja para pendidik.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 2004. Evaluasi Pengajaran. Padang.UNP.

Agib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. CV Irama Widya..

Aqib. 2002 http://umamuka.blogspot.com/2013/04/tingkatan-belajar-edgar-dale. html

Arief Sadiman, Dkk. 2003. Pengertian Media Gambar. http://ian43.wordpress .com/2010/12/17/pengertian-media-gambar/

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.

Basuki dan Farida. 2001. http://ian43.wordpress.com/tag/kelebihan-media-gambar/

Darmansyah. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Padang. UNP.

Depdiknas. 2003. http://mathedu-unila.blogspot.com /2010/10/pengertian-belajar.html.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta

Hakim, Thursan. 2002. Belajar Secara Efektif. Semarang. Sindur pres.

Hamalik. 2006. http://remenmaos.blogspot.com///hasil belajar-siswa.html.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Pengertian Media Gambar. http://ian43.wordpress .com/2010/12/17/pengertian-media-gambar/

Moloeng, lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Rosda. Nasution, 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung. Tarsito. Nasution. 2006.

http://www.duasatu.web.id/2012/07/pengertian-hasil-belajar-menurut-para.html

(36)

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta.P.T Raja Grafindo Persada

Sudirman. 2008. http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2012/08/ aktivitas-belajar.html

Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Sutikno, Sobry. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.

W.J.S. Poewadarminto. 2011. http://www.bukuhalus.com/2011/74/ definisi-aktivitas-belajar.html

Gambar

Gambar Desain
Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Iodized oil in capsule and iodized water in drinking water increased urinary iodine excretion above the standard set up by WHO (2007) after three month supplementation in

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung perubahan penggunaan dan tutupan lahan yang terjadi dalam kurun 2 dekade, antara 1989 dan 2006 dengan mengggunakan citra Landsat 5

Aksesi Kendal memiliki karakter hasil bobot basah rimpang yang lebih tinggi serta memiliki potensi dan prediksi hasil yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan

Sedangkan kausalitas Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap Hutang Luar Negeri (HLN) nilai Error Correction Term (ECT) model 2 sebesar 0.434919, sehingga model ECM02 yang dipakai dalam

Kepuasan pasien terhadap rumah sakit bukan terletak pada status negeri atau swasta, namun lebih mengarah kepada pemenuhan keinginan pasien akan harapan dan kenyataanya

Hasil penelitian diperoleh nilai konstanta sebesar 58,381, hal ini menunjukkan bahwa nilai konstanta positif, artinya jika nilai kesulitan belajar dan gaya

Penelitian ini bertujuan untuk memahami tuturan imperatif dari seorang guru dengan menafsirkan maksud tururan yang disampaikan terhadap motivasi belajar siswa dalam

Tujuan : Untuk mengetahui pelaksanaan dari fisioterapi dalam meningkatkan kekuatan otot wajah dan meningkatkan kemampuan fungsional dari otot-otot wajah dalam kasus