• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BUKU SISWABERBASIS MASALAH DI SMP NEGERI 1 BUAY PEMUKA BANGSA RAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BUKU SISWABERBASIS MASALAH DI SMP NEGERI 1 BUAY PEMUKA BANGSA RAJA"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BUKU SISWA BERBASIS MASALAH DI SMP NEGERI 1 BUAY PEMUKA BANGSA RAJA

Oleh Indah Palupi

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN BUKU SISWABERBASIS MASALAH DI SMP NEGERI 1 BUAY PEMUKA BANGSA RAJA

Oleh Indah Palupi

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku Teks Pelajaran Pasal 1 dinyatakan bahwa Buku Teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah. Pemanfaatan media pembelajaran Fisika terutama buku siswa sangat diperlukan untuk mengefektifkan kegiatan pembelajaran.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah diperlukannya buku siswa berbasis masalah untuk membelajarkan Hukum Newton di SMP N 1 Buay Pemuka Bangsa Raja.

Metode pengembangan yang dilakukan, yaitu : (1) Analisis kebutuhan, (2) Identifikasi sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan, (3) Identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna, (4) Pengembangan produk, (5) Uji internal: Uji kelayakan produk, (6) Uji eksternal: Uji kemanfaatan produk oleh pengguna, (7) Produksi. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan metode tes khusus.

(3)

Buku sangat sesuai. Berdasarkan hasil uji eksternal, tingkat kemenarikan produk sebesar 3,5 dengan rentang nilai maksimal skor penilaian yaitu 4 dan dikonversikan ke pernyataan penilaian menurut Suyanto (2009:20), secara

kualitatif buku menarik atau baik digunakan sebagai sumber belajar. secara kualitatif Buku menarik digunakan sebagai sumber belajar. Berdasarkan kajian pembelajaran yang dilakukan oleh kelompok uji diperoleh nilai sebesar 87% siswa mencapai standar kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan, hal ini menunjukkan Buku hasil penelitian efektif digunakan sebagai alternatif sumber belajar bagi siswa SMP kelas VIII.

(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) . 6 B. Buku Siswa ... 7

C. Media Pembelajaran... 9

D. Media Berbasis Cetak ... 11

III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 13

B. Prosedur Penelitian Pengembangan ... 14

1. Analisis Kebutuhan ... 16

2. Identifikasi Sumber Daya ... 17

3. Identifikasi Spesifikasi Produk ... 17

4. Pengembangan Produk ... 18

5. Uji Internal ... 18

(8)

C. Metode Pengumpulan Data ... 21

1. Metode Wawancara ... 21

2. Metode Observasi ... 22

3. Metode Tes Khusu ... 22

D. Metode Analisis Data ... 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan ... 26

B. Pembahasan ... 37

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 41

B. Saran ... 41

(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku Teks Pelajaran Pasal 1 dinyatakan bahwa Buku Teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka meningkatkan keilmuan, ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian, pengusaaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Standar nasional pendidikan tersebut ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pasal 35 ayat 2 UU No.2o tahun 2003 menyebutkan bahwa BSNP bertugas membuat acuan untuk pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiyaan termasuk standarisasi terhadap kualitas buku pelajaran.

Pembelajaran fisika dengan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) menggunakan keterpaduan dari metode ceramah, belajar kelompok, diskusi, praktikum, penemuan (discovery) hingga inkuiri (inquary).

(10)

untuk meningkatkan pengetahuan dan hasil belajar siswa tentang materi hukum newton, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar nilai KKM siswa. Seharusnya buku yang digunakan tersebut mampu untuk meningkatkan pengetahuan siswa. Seharusnya siswa memanfaatkan fasilitas yang dimiliki sekolah misalnya perpustakaan. Perpustakaan merupakan salah satu pilihan yang tepat, sebagai tempat untuk meningkatkan pengetahuan dan hasil belajar siswa terutama dalam hal ini untuk materi hukum newton. Tetapi kenyataannya sampai saat ini pun sekolah belum memiliki suatu produk yang tuntunan belajar mengarahkan siswa untuk belajar sehingga siswa dapat menguasai pengetahuan ajarnya secara tuntas dengan menggunakan fasilitas perpustakaan sekolah. Padahal perpustakaan sekolah sebenarnya memiliki buku-buku yang membantu siswa untuk memperbaiki retensi pengetahuan dan hasil belajarnya.

(11)

1. Kelengkapan sajian isi pembelajaran

Berdasarkan analisis dalam Standar Isi tahun 2006, suatu sajian pembelajaran dapat berjalan secara optimal jika terdapat kesesuaian Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, kelengkapan pemilihan materi, adanya contoh penerapan konsep, adanya soal latihan untuk pendalaman konsep, adanya alat evaluasi serta adanya umpan balik terhadap keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran diperlukan adanya kesesuaian antar komponen dalam suatu sajian pembelajaran yang dipadukan dengan suatu metode pembelajaran yang sesuai. Dari hasil analisis kelengkapan sajian pembelajaran dalam buku yang digunakan oleh beberapa sekolah di Buay Madang, ternyata isi pembelajarannya kurang mematuhi KTSP. Hal ini disebabkan kebanyakan buku yang ada hanya menyajikan ringkasan materi dan soal latihan. Kondisi tempat penerbitan yang tidak sama dengan kondisi yang ada di Buay Madang menyebabkan materi yang disajikan kurang sesuai dengan kenyataan.

2. Kelemahan dari segi metode pembelajaran

Metode pembelajaran dipilih untuk memudahkan dalam penyampaian materi pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan dalam buku terbitan Penerbitan Nasional seringkali tidak sesuai dengan gaya belajar siswa yang ada di daerah, sehingga siswa kesulitan dalam menggunakan buku untuk mendukung pembelajarannya.

(12)

Konteks isi dari buku ini disesuaikan dengan kondisi yang ada di Buay Madang, siswa dapat menggunakan buku ini untuk membantu mempelajari materi pelajaran secara mandiri atau bersama kelompok belajarnya tanpa kehadiran seorang guru, sehingga siswa dapat lebih aktif dan termotivasi untuk belajar fisika. Selain itu, dengan keberadaan buku fisika ini nantinya dapat memberikan alternatif pemecahan permasalahan pembelajaran yang berkaitan dengan media pembelajaran di SMP.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah adalah diperlukannya buku siswa berbasis masalah untuk membelajarkan hukum newton di SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan buku siswa berbasis masalah di SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian pengembangan ini yaitu tersedianya pilihan sumber belajar berbasis masalah untuk membelajarkan hukum newton di SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja.

E. Ruang Lingkup Penelitian

(13)

1. Pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri. Pembelajaran berbasis masalah bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata serta menyelesaikan masalah.

2. Produk yang akan dihasilkan adalah Buku Berbasis Masalah di SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja.

3. Materi pokok yang disajikan dalam materi ini adalah :

Materi : Hukum Newton.

Standar Kompetensi : Memahami usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari.

(14)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

Salah satunya menurut Duch (1995) dalam http://www.uii.ac.id pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) adalah metode pendidikan yang mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerja sama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari suatu objek. Pembelajaran berdasarkan masalah menyiapkan siswa untuk berfikir kritis dan analitis, serta mampu mendapatkan dan menggunakan sumber-sumber pembelajaran secara tepat.

Brook dan Martin dalam Yassa (2002 : 68) mengemukakan beberapa ciri penting dari pembelajaran berbasis masalah, yaitu sebagai berikut :

a. Tujuan pembelajaran dirancang untuk dapat merangsang dan melibatkan pembelajaran dalam pola pemecahan masalah, sehingga pembelajaran diharapkan mampu mengembangkan keahlian belajar dalam bidangnya secara langsung dalam mengidentifikasi masalah.

b. Adanya keberlanjutan permasalahan dalam hal ini ada dua tuntutan yang harus dipenuhi yaitu : pertama, masalah harus memunculkan konsep dan prinsip yang relevan dalam kandungan materi yang dibahas. Kedua, permasalahan harus bersifat real sehingga dapat melibatkan pembelajaran tentang kesamaan dengan suatu permasalahan.

c. Adanya presentasi permasalahan, pembelajaran dilibatkan dalam mempresentasikan permaslahan sehingga pembelajaran merasa memiliki permasalahan tersebut.

(15)

Pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu sama lain (paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil). Bekerja sama yang memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi pengalaman dan berdialog untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berfikir.

B. Buku Siswa

(16)

mata pelajaran-mata pelajaran yang terkait sesuai dengan kompetensi dasar yang dipadukan.

Menurut Arsyad, dkk (2001 : 78) buku siswa adalah suatu buku yang berisi materi pelajaran berupa konsep-konsep atau pengertian-pengertian yang akan dikonstruksi siswa melalui masalah-masalah yang ada didalamnya yang disusun berdasarkan pendekatan. Buku siswa dapat digunakan siswa sebagai sarana penunjang untuk kelancaran kegiatan belajarnya dikelas maupun dirumah. Oleh karena itu, dalam menggembangkan buku siswa konsep dan gagasan-gagasan harus berupa konsep dasar.

Indikator validasi buku siswa meliputi : 1. Komponen kelayakan isi

a. Cakupan materi, meliputi : keluasan materi dan kedalaman materi. b. Akurasi materi, meliputi : akurasi fakta, akurasi konsep, akurasi

prosedur/metode, akurasi teori.

c. Kemutakhiran, meliputi : kesesuaian dengan perkembangan ilmu, keterkinian/ketermasan ficur (contoh-contoh), kutipan termassa (up to date), satuan yang digunakan adalah satuan Sistem Internasional. d. Merangsang keingin tahuan, meliputi : menumbuhkan rasa ingin tahu,

member tantangan untuk belajar lebih jauh.

e. Mengembangkan kecakepan hidup, meliputi : mengembangkan kecakapan hidup, social dan akademik.

2. Komponen bahasa

a. Sesuai dengan perkembangan siswa, meliputi : kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir dan social emosional siswa.

b. Komunikatif, meliputi : keterpahaman siswa terhadap pesan, kesesuaian ilustrasi dengan substansi pesan, dialogis dan interaktif, kemampuan memotivasi siswa untuk merespon pesan, dorongan berpikir kritis pada siswa.

c. Koherensi dan keruntutan alur piker, meliputi (1) ketertautan antar bab, antar bab dan sub-bab, antar sub-sub dalam bab dan antara alinea dalam sub bab; (2) keutuhan makna dalam bab, dalam sub-bab dan makna dalam satu alinea.

d. Kesesuaian dengan kaidah bahas Indonesia yang benar, meliputi : ketepatan tata bahasa, ketepatan ejaan.

e. Penggunaan istilah dan symbol/lambing, meliputi : konsistensi penggunaan istilah, konsistensi penggunaan symbol.

(17)

a. Teknik penyajian, meliputi : konsistensi sistematika sajian dalam bab, kelogisan penyajian, keruntutan konsep, hubungan antara fakta antara konsep dan antara prinsip serta antara teori, keseimbangan antar bab dan keseimbangan substansi antar sub-sub dalam bab, kesesuain/ketepatan ilustrasi dengan materi dalam bab, identifikasi table, gambar dan lampiran.

b. Penyajian pembelajaran, meliputi : berpusat pada siswa, keterlibatan siswa, keterjalinan komunikasi interaktif, kesesuaian dan karakteristik mata pelajaran, kemampuan merangsang kedalaman berpikir siswa, kemampuan memunculkan umpan balik untuk evaluasi.

C. Media Pembelajaran

Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan dan berfungsi menyampaikan pesan pembelajaran dari penyampai pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa).

Susilana dan Riyana (2007: 5) menjelaskan bahwa kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau penghantar.

Susilana dan Riyana (2007: 6) mengemukakan bahwa:

Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Dengan begitu, media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut.

Sedangkan Gerlacch dan Ely dalam Asyhar (2011: 7-8) mengemukakan bahwa:

(18)

diperlukan untuk untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berbentuk perangkat keras (hardware), seperti komputer, televisi, proyektor, dan perangkat lunak (software) yang digunakan dalam perangkat keras.

Media pembelajaran merupakan semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran yang dapat berupa hardware dan software. Media pembelajaran memiliki cakupan yang sangat luas, karena semua sumber yang diperlukan dalam pembelajaran merupakan media pembelajaran.

Sedangkan menurut National Education Associaton dalam Sudrajat (2008:1)

Media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

(19)

Media pembelajaran mempunyai beberapa fungsi dalam proses pembelajaran diantaranya membangkitkan keinginan dan minat baru, menumbuhkan motivasi belajar dan memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak dan lain-lain tergantung dari jenis media yang digunakan.

Menurut Sudrajat (2008: 2) terdapat berbagai jenis media belajar antara lain: (1) Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik. (2) Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya. (3) Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya. (4) Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.

(20)

D. Media Berbasis Cetakan

Materi pengajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun atau lembar kerja siswa, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan space kosong.

Perancang pengajaran harus berupaya untuk membuat materi dengan media berbasis teks ini menjadi interaktif, Masduki (2008) petunjuk yang dapat membantu menyiapkan media berbasis teks yang interaktif yaitu:

a. Sajikan informasi dalam jumlah yang selayaknya dapat dicerna, diproses, dan dikuasai.

b. Pertimbangkan hasil pengamatan dan analisis kebutuhan siswa dan siapkan latihan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.

c. Pertimbangkan hasil analisis respons siswa.

d. Siapkan kesempatan bagi siswa untuk dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan mereka, keberhasilan penyajian materi dengan media berbasis teks sangat ditentukan oleh kesempatan siswa belajar berdasarkan kemampuannya.

e. Gunakan beragam jenis latihan dan evaluasi seperti main peran, studi kasus, berlomba, atau simulasi.

(21)

III. METODE PENGEMBANGAN

A. Desain Pengembangan

Pengembangan ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang berorientasi untuk mengembangkan dan memvalidasi produk. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan media instruksional berupa Buku Pembelajaran Fisika. Sasaran dari pengembangan ini adalah materi hukum newton (kompetensi dasar menerapkan hukum newton untuk menjelaskan berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari).

Subjek uji coba produk penelitian pengembangan terdiri atas ahli desain, ahli isi/materi pembelajaran, uji satu lawan satu (one for one) dan uji lapangan (field test). Uji ahli desain yang merupakan seorang master dalam bidang teknologi pendidikan dalam mengevaluasi desain media pembelajaran yaitu salah seorang dosen Pendidikan Fisika Unila Uji ahli bidang isi/materi dilakukan oleh ahli bidang isi/materi untuk mengevaluasi isi/materi pembelajaran dalam buku yaitu seorang guru mata pelajaran IPA SMP yang berlatar belakang Pendidikan Fisika yang sudah bersertifikat.

(22)

yang dapat mewakili populasi target dan uji lapangan dikenakan kepada satu kelas sampel yang dipilih secara acak.

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan ini mengacu pada model pengembangan media instruksional yang diadaptasi dari Suyanto dan Sartinem (2009). Desain tersebut meliputi tujuh tahapan prosedur pengembangan produk dan uji produk, yaitu:

(1) Analisis kebutuhan,

(2) Identifikasi sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan, (3) Identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna, (4) Pengembangan produk,

(5) Uji internal: Uji kelayakan produk,

(6) Uji eksternal: Uji kemanfaatan produk oleh pengguna, (7) Produksi.

(23)

Gambar 3.1 Model Pengembangan media instruksional diadaptasi dari prosedur pengembangan produk dan uji produk menurut Suyanto dan Sartinem (2009)

Tahap I Analisis Kebutuhan

Tahap VII Produksi

Uji Ahli Materi Uji Ahli Desain

Revisi

Tahap II

Identifikasi Sumber Daya Tahap III

Identifikasi Spesifikasi Produk Tahap IV

Pengembangan Produk (Prototipe I) Tahap V

Uji Internal/kelayakan produk (Prototipe II) Tahap VI

Uji Kemanfaatan Produk (Prototipe III)

Uji Satu Lawan 1 Uji Lapangan

[image:23.595.117.506.80.676.2]
(24)

1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan untuk mengetahui sejauh mana diperlukannya media pembelajaran yang dikembangkan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan metode wawancara dan observasi langsung. Wawancara adalah suatu teknik untuk mendapatkan data dengan mengadakan komunikasi verbal dengan responden atau sumber data. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada guru mata pelajaran fisika kelas VIII. Wawancara terhadap guru mata pelajaran dilakukan bertujuan untuk menggali informasi tentang pemanfaatan sarana dan prasarana dalam pembelajaran, mengetahui kendala-kendala dalam pemanfaatan sarana dan prasarana dalam pembelajaran, dan untuk mengetahui materi yang membutuhkan media Problem Based Learning (Lampiran 1).

(25)

Observasi langsung yang berupa sebuah wawancara dilakukan kepada salah satu siswa (Lampiran 2). Dari hasil observasi langsung diketahui bahwa di SMP negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja belum terdapat sarana yang mendukung untuk pembelajaran menggunkan buku berbasis masalah. Hasil wawancara dan observasi inilah yang menjadi acuan penulisan latar belakang masalah penelitian pengembangan ini.

2. Identifikasi Sumber Daya

Identifikasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dilakukan dengan menginventarisir segala sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya guru maupun sumber daya sekolah seperti perpustakaan, laboratorium, yang mendukung dan ketersediaan media pembelajaran fisika. Atas dasar potensi sumber daya yang dimiliki maka peneliti melakukan pengembangan buku berbasis masalah, ditetapkan suatu produk dengan spesifikasi tertentu. Spesifikasi tersebut telah disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki sekolah, juga dengan kebutuhan yang ingin dipenuhi berdasarkan analisis kebutuhan.

3. Identifikasi Spesifikasi Produk

(26)

a. Menentukan topik atau materi pokok pembelajaran yang akan dikembangkan.

b. Mengidentifikasi kurikulum untuk mendapatkan indentifikasi materi pelajaran dan indikator ketercapaian dalam pembelajaran.

c. Menentukan format pengembangan video interaktif.

4. Pengembangan Produk

Kegiatan pengembangan pada tahap ini dilakukan pembuatan Buku Fisika dengan menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis masalah pada materi gaya. Dengan memperhatikan retensi bekal awal ajar siswa dan tugas studi pustaka, diharapkan siswa dapat mempersiapkan materi yang berkaitan, kemudian dipadukan dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah yang dapat memberikan peluang kepada siswa untuk melibatkan kecerdasan majemuk dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah serta melakukan prinsip kerja ilmiah terkait dengan materi yang diajarkan secara mandiri. Penerapan pendekatan pembelajaran berbasis masalah ini merupakan format pembelajaran dengan Buku fisika yang dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri oleh siswa yang mengacu pada proses pemecahan masalah untuk memperoleh pengetahuannya. Hasil pengembangan pada langkah ini berupa prototipe 1.

5. Uji Internal

(27)

produk, yang dilakukan oleh ahli desain dan ahli isi/ materi pembelajaran. Buku fisika yang telah dibuat diberi nama prototipe 1, kemudian dikenakan uji spesifikasi produk yang bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian produk yang direncanakan dengan berpedoman pada instrumen uji yang telah ditetapkan. Prosedur uji spesifikasi produk menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan indikator penilaian yang akan digunakan untuk menilai prototipe 1 yang telah dibuat.

2. Menyusun instrumen uji spesifikasi berdasarkan indikator penilaian yang telah ditentukan.

3. Melaksanakan uji spesifikasi produk ini dilakukan oleh ahli desain pembelajaran.

4. Melakukan analisis terhadap hasil uji untuk mendapatkan perbaikan materi pembelajaran yang sesuai dengan KTSP dan prosedur pengembangan yang sesuai dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah.

5. Merumuskan rekomendasi perbaikan berdasarkan analisis hasil uji spesifikasi produk.

6. Mengkonsultasikan hasil rekomendasi perbaikan yang telah diperbaiki kepada ahli desain pembelajaran.

(28)

yang telah ditetapkan. Uji kualitas produk ini yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan indikator penilaian yang digunakan untuk menilai prototipe II hasil uji spesifikasi produk yang telah dibuat.

2) Menyusun instrumen uji kualitas produk berdasarkan indikator penilaian yang telah ditentukan.

3) Melaksanakan uji kualitas produk yang dilakukan oleh ahli isi/ materi, dalam hal ini dilakukan oleh guru mata pelajaran fisika, atau ahli desain media pembelajaran.

4) Melakukan analisis terhadap hasil uji kualitas produk untuk memperoleh perbaikan kualitas produk yang dihasilkan.

5) Merumuskan rekomendasi perbaikan berdasarkan hasil uji kualitas produk.

6) Mengkonsultasikan hasil rekomendasi perbaikan yang telah diperbaiki kepada ahli isi/ materi dan ahli desain media pembelajaran.

Setelah mengalami uji kualitas produk, maka prototipe II akan mendapat saran-saran perbaikan dari ahli isi/ materi dan akan diperoleh prototipe III.

6. Uji Eksternal

(29)

kemenarikan, dan efektifitas media dalam pembelajaran. Pada uji ini, produk diberikan kepada siswa untuk digunakan sebagai sumber belajar dan sekaligus media belajar.

Sebagai umpan balik, pada tahap uji coba ini diberikan angket yang berisi uji kemanfaatan produk oleh pengguna, yaitu: (1) kemenarikan, (2) kemudahan menggunakan produk, dan (3) ketercapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran fisika. Dari hasil uji tersebut akan diperoleh saran atau masukan terkait manfaat produk yang dihasilkan. Berdasarkan masukan-masukan tersebut oleh pengembang akan dilakukan penyempurnaan sehingga dihasilkan prototipe IV yang merupakan produk akhir pengembangan.

7. Produksi

Setelah dilakukan perbaikan dari hasil uji eksternal maka dihasilkan prototipe III kemudian dilaksanakan tahap keenam, yaitu produksi. Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian pengembangan.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian pengembangan ini digunakan tiga macam metode pengumpulan data. Ketiga macam metode tersebut meliputi:

1. Metode wawancara

(30)

X O 2. Metode Observasi

Metode observasi dilakukan untuk mengetahuai buku di sekolah yang menunjang proses pembelajaran (Lampiran 2).

3. Metode Tes Khusus

Metode tes khusus digunakan untuk mengetahui tingkat efektifitas ketergunaan produk yang dihasilkan sebagai media pembelajaran. Pada tahap ini produk digunakan sebagai sumber belajar, pengguna (siswa) diambil berdasarkan teknik acak atas dasar kesetaraan subjek penelitian untuk memenuhi kebutuhan berdasarkan analisis kebutuhan dan menggunakan desain penelitian One-Shot Case Study. Gambar dari desain yang digunakan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 One-Shot Case Study

Keterangan: X = Treatment, penggunaan buku. O = Hasil belajar siswa

(31)

D. Metode Analisis Data

Setelah data diperoleh, selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Data hasil observasi dan wawancara di jadikan sebagai latar belakan dilakukannya penelitian ini. Data kesesuaian desain dan materi pembelajaran pada produk diperoleh dari ahli desain dan ahli materi melalui uji/validasi ahli. Data kesesuaian tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang dihasilkan untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Data kemenarikan, kemudahan penggunaan dan kemanfaatan produk diperoleh melalui hasil uji lapangan kepada pengguna secara langsung.

Sedangkan data hasil belajar yang diperoleh melalui tes setelah penggunaan produk digunakan untuk menentukan tingkat efektivitas produk sebagai media pembelajaran.

Analisis data berdasarkan instrumen uji satu lawan satu dilakukan untuk mengetahui respon dari siswa terhadap media yang sudah dibuat. Instrumen penilaian uji satu lawan satu memiliki 2 pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan, yaitu: “Ya” dan “Tidak”. Revisi dilakukan pada konten pertanyaan yang diberi pilihan jawaban “Tidak”.

(32)
[image:32.595.134.396.250.375.2]

Masing-masing pilihan jawaban memiliki skor berbeda yang mengartikan tingkat kesesuaian produk bagi pengguna. Penilaian instrumen total dilakukan dari jumlah skor yang diperoleh kemudian dibagi dengan jumlah total skor kemudian hasilnya dikalikan dengan banyaknya pilihan jawaban. Skor penilaian dari tiap pilihan jawaban ini dapat dilihat dalam Tabel 3.1. Tabel 3.1 Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban

Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban Skor Sangat menarik Sangat baik 4

Menarik Baik 3

Kurang menarik Kurang baik 2

Tidak menarik Tidak baik 1

Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari sejumlah sampel uji coba dan dikonversikan ke pernyataan penilaian untuk menentukan kualitas dan tingkat kemanfaatan produk yang dihasilkan berdasarkan pendapat pengguna.

Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini dapat dilihat dalam di bawah ini:

Tabel 3.2 Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas dalam Suyanto (2009:20)

Skor Penilaian Rerata Skor Klasifikasi 4 3,26 - 4,00 Sangat baik

3 2,51 - 3,25 Baik

[image:32.595.135.406.626.723.2]
(33)
(34)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan dari pengembangan ini adalah:

1. Dihasilkan Buku Berbasis Masalah pada SMP kelas VIII yang menuntun siswa untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh sekolah, meningkatkan retensi bekal awal ajar dan disusun dengan menerapkan tahap-tahap pendekatan pembelajaran berbasis masalah.

2. Keefektifan Buku Fisika hasil pengembangan berdasarkan hasil uji kebermanfaatan produk yang telah dilakukan dinyatakan efektif digunakan sebagai alternatif sumber belajar bagi kelompok uji siswa kelas VIII di SMP N 1 Buay Pemuka Bangsa Raja.

B. Saran

Berdasarkan simpulan penelitian pengembangan disarankan sebagai berikut : 1. Kegiatan penelitian lanjutan berupa pengembangan Buku fisika

(35)

2. Kegiatan pengujian penggunaan Buku hasil pengembangan dalam skala besar untuk mengetahui kelebihan Buku sebagai sumber belajar bagi siswa kelas VIII SMP.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2001. Media Pengajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Asyhar, Rayanda. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press Jakarta.

Borg, D. Walter, Joyce P. Gall and Meredith D. Gall. 2002. Education Research. USA: Library of Congress Cataloging in Publication Data.

Masduki. 2008. Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Siklus Belajar Untuk Siswa Kelas VII Mts Mathla’ul Anwar Bandar Lampung: Unila. Nurhadi dan Budi. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/

CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM.

Savoie, J.M. dan Hughes, A.S. 1994. Problem Based Learning as a Classroom Solution. USA: Library of Congress Cataloging in Publication Data.

Sudrajat, Akhmad. 2008. Media Pembelajaran.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-pembelajaran/. Diakses pada tanggal 16 November 2012.

Susilana, Rudi, & Cepi Riyana. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Suyanto, Eko dan Sartinem. 2009. Pengembangan Contoh Lembar Kerja Fisika Siswa dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka dan

Keterampilan Proses untuk SMA Negeri 3 Bandar Lamung. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2009. Bandar Lampung: Unila

Shvoong. Diakses pada tanggal 16 November 2012. Dari Buku Siswa.

http://www.id.shvoong.com/social-sciences/education/2251813-pengertian-buku-siswa/#ixzz2d7wx42xA.

Solehan. Diakses pada tanggal 16 November 2012. Dari Prinsip Pengembangan Media Pendidikan. http://www.uii.ac. id/2006/03/21/prinsip-pengembangan-media-pendidikan-sebuah-pengantar.

Gambar

Gambar 3.1  Model Pengembangan media instruksional diadaptasi dari prosedur pengembangan produk dan uji produk menurut Suyanto dan Sartinem (2009)
Tabel 3.1  Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban

Referensi

Dokumen terkait

Konversi sistem informasi merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan sistem informasi baru dalam rangka menggantikan sistem informasi yang lama atau proses pengubahan

Hasil: Hasil pemisahan secara kromatografi menunjukkan 5 bercak yang dapat diamati pada panjang gelombang 254nm. Hasil penelitian secara mikrobiologi, tidak

Microcutting merupakan salah satu teknik mikropropagasi tanaman berbasis kultur in vitro dan telah berhasil diaplikasikan untuk perbanyakan tanaman karet asal biji ( seedling

Perubahan parameter kontrol seperti besarnya populasi, probabilitas crossover dan probabilitas mutasi merupakan kemajuan dari pencarian di dalam metode Algoritma

Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan Visi Pemerintah Kabupaten Padang Lawas tahun 2014-2019, maka visi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Adobe dan program aplikasi standar yang digunakan untuk membuat animasi dan. bitmap yang sangat menarik untuk keperluan pembangunan situs web

Saran yang dapat di berikan untuk taman sekitar Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara berupa penambahan fasilitas taman dan elemen- elemen yang, tidak

Ucapan syukur dari hati saya yang terdalam saya sampaikan kepada Allah SWT atas segala karunia yang telah diberikan kepada saya, sehingga saya dapat berdiri