• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJIAN AKHIR TRIWULAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. Dosen: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc. Disusun Oleh: ICHSANUL RAZZAQ P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJIAN AKHIR TRIWULAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. Dosen: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc. Disusun Oleh: ICHSANUL RAZZAQ P"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

UJIAN AKHIR TRIWULAN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Dosen:

Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc.

Disusun Oleh:

ICHSANUL RAZZAQ

P056164031.56

PROGRAM PASCASARJANA

MANAJEMEN BISNIS

SEKOLAH BISNIS - INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2016

(2)

1. Jawablah pertanyaan pertanyaan pada salah satu dari kasus yang terdapat pada buku Management Information System, Edisi ke 10 karya O’Brien dan Marakas chapter 1. Anda dapat memilih case nomer 2 (halaman 61 -62), case nomer 3 (halaman 75) atau case nomer 4 (halaman 77-78).

Jawab: CASE

1. As stated in the case, the New York Times chose to deploy their innovation support group as a shared service across business units. What do you think this means? What are the advantages of choosing this approach? Are there any disadvantages?

 Dalam upaya untuk terus meningkatkan pelayanan, The New York Times

mengambil strategi dengan mengembangkan inovasi secara bersama dengan seluruh anggota yang tergabung dalam unit bisnisnya. Hal ini juga dimaksudkan

untuk memberikan kepada seluruh anggota The New York Time dapat

berkontribusi dalam mewujudkan penciptaan dan penerapan inovasi tersebut di semua unit usaha bisnisnya. Sejauh ini dari sekian banyak inovasi yang dilakukan

di The New York Times dapat diklasifikasikan sebagai proses atau inovasi produk.

Penyebaran inovasi ini di harapkan mendapatkan masukan dan timbal balik yang berguna dari para anggota unit bisnis, untuk kemudiandapat diidentifikasi peluang, konseptualisasi dan Ide prototypenya.

Kelebihannya:

- keahlian terhadap suatu bidang dapat terisi secara merata.

- Jumlah biaya overhead dapat ditanggung secara bersama pada semua unit

bisnisnya

- Mudah untuk menerapkan suatu software, hardware, teknologi, proses, dan standar kebijakan yang baru di seluruh organisasi perusahaan

- Lebih mudah untuk berbagi informasi dan berbagai jenis keahlian praktek terbaik di seluruh organisasi.

Kekurangannya:

- Menciptakan lapisan tambahan pada manajemen antara TI dan pengguna akhir yang dapat mengakibatkan beberapa kehilangan tanggap dan akuntabilitas untuk unit bisnis individu.

- Dapat mengurangi fleksibilitas.

2. Boston Scientific faced the challenge of balancing openness and sharing with security and the need for restricting access to information. How did the use of technology allow the company to achieve both objectives at the same time? What kind of cultural changes were required for this to be possible? Are these more important than the technology-related issues? Develop a few examples to justify your answer.

 Boston Scientific merupakan perusahaan alat kesehatan yang hampir semua produknya menghandalkan teknologi, yang tentunya penggunaan teknologi harus dapat dioptimumkan penggunaannya tetapi harus juga dijaga kerahasiaannya. Dengan teknologi karyawan dapat berkerja lebih efisien dan efektif. Perkembang Teknologi informasi yang secara terus menerus melakukan perbaikan akan

(3)

semakin memberikan kemudahan terhadap sistem kerja suatu organisasi. Perusahaan akan dengan mudah memberikan informasi-informasi penting kepada customer/publik mengenai segala bentuk yang diinginkan. Boston Scientific melakukannya dengan cara membuat “active security”. Active security ini akan memonitor siapa yang mengakses dan data apa yang diaksesnya secara teratur dan juga membuat penyesuaian terhadap perizinan yang disesuaikan dengan kondisi bisnis perusahaan.

Perubahan budaya sama pentingnya dengan perubahan teknologi. Teknologi membantu perusahaan untuk berkembang, budaya yang perlu menyesuaikan perubahan teknologi sehingga keduanya bisa berjalan sesuai dengan fungsinya, yaitu membantu perusahaan untuk berkembang dan terus berinovasi. Dengan kehadiran teknologi informasi harus di barengi dengan kesiapan mental bagi para pengguna teknologi itu sendiri sehingga tidak timbul kesia-siaan.

3. The video rental map developed by the New York Times and Netflix graphically displays movie popularity across neighborhoods from major US cities. How would Netflix use this information to improve their business? Could other companies also take advantage of these data? How? Provide some examples.

 The New York Times dan Netflix bekerjasama untuk meluncurkan peta interaktif

yang menginformasikan video yang paling populer di 12 area metropolitan. Tiap-tiap area memiliki perbedaan selera terhadap film yang diproduksi. Peta interaktif ini akan menunjukkan film populer berdasarkan kategori film paling disukai atau paling tidak disukai berdasarkan kritik, film berdasarkan alfabet, maupun yang paling sering disewa sesuai dengan daerahnya masing-masing. Netflix yang merupakan bisnis penyewaan video akan diuntungkan dengan informasi yang cepat sehingga Netflix dapat memperbanyak video paling populer untuk disewakan. Dengan demikian pengeluaran untuk video yang kurang diminati dapat diminimalisir sesedikit mungkin. Sedangkan perusahaan lain dapat mengambil manfaat dari informasi peta penyewaan video yang disajikan oleh The New York Times dan Netflix. Perusahaan media dapat menggunakannya seperti membuat resensi dari film-film yang ditayangkan, perusahaan pemroduksi film akan mengikuti untuk membuat film-film sejenis yang laku di pasaran. Hal ini akan membuat daya dorong untuk industri-industri media baik cetak maupun elektronik, terutama akan membantu The New York Times sendiri.

4. Buatlah Ringkasan dan review atas buku O’brien dan Marakas chapter 9 tentang E-Commerce. Lakukan observasi pada situs-situs: www.amazon.com; www.1800flowers.com (Berikanlah ulasan kritis atas penerapan E Commerce pada sistus tersebut, pilih salah satu). Hal yang sama dapat anda lakukan pada salah satu situs www.bukalapak.com; www.lazada.co.id; www.tokopedia.com; www.traveloka.com; www.blibli.com. Jadikanlah ulasan kritis anda tersebut sebagai lampiran dari ringkasan dan review atas chapter tentang E Commerce tersebut.

(4)

RINGKASAN:

E-commerce adalah suatu perubahan bentuk kompetisi, merupakan suatu bentuk

proses pembelian dan penjualan, pemasaran dan pelayanan serta pembayaran produk/jasa dari konsumen ke perusahaan yang saling terhubung satu sama lain. Dalam menjalankan suatu bisnis dibidang e-commerce, terdapat beberapa kategori-kategori didalam e-commerce, diantaranya :

Business-to-Consumer (B2C)

Bentuk jual beli produk yang melibatkan perusahaan penjual dengan konsumen terakhir atau masyarakat umum, biasanya dalam bentuk catalog dan menggunakan perangkat lunak.

Business-to-Business (B2B)

Bentuk jual beli produk atau jasa yang melibatkan dua atau beberapa perusahaan secara elektronis atau online. Seperti produsen yang menjualkan produknya ke distributor.

Consumer-to-Consumer (C2C)

Model berdagang yang terjadi antara konsumen dengan konsumen secara online.

Kegiatan didalam sistem bisnis e-commerce memiliki beberapa proses, proses utama dalam sistem e-commerce:

Access control and Security

E-commerce harus menetapkan proses saling percaya dan memakai akses yang aman, antara para pihak dalam transaksi e-commerce. Otentikasi pengguna, otorisasi akses dan menegakkan fitur keamanan yang harus lebih diutamakan. Profiling and Personalizing

Mengumpulkan data tentang perilaku dan pilihan pelanggan. Membangun karakteristik profil dan preferensi pelanggan. Profil yang digunakan untuk mengenali pelanggan dan menyediakan pelanggan rekomendasi produk dan personalisasi iklan. Ini merupakan salah satu dari strategi pemasaran.

Search Management

Proses pencarian yang membantu pelanggan menemukan produk tertentu atau jasa yang mereka inginkan untuk mengevaluasi atau membeli.

Content and Catalog Management

Manajemen konten, perangkat lunak yang membantu perusahaan berkembang, dan juga membantu menghasilkan, memberikan, memperbarui arsip data, multimedia dan informasi di situs e-commerce.

Workflow Management

Perangkat lunak yang membantu karyawan secara elektronik berkolaborasi untuk menyelesaikan tugas-tugas kerja secara terstruktur. Memastikan transaksi tepat serta memastikan dokumen yang dikirim ke karyawan, pelanggan, atau pemasok Event Notifications

Menanggapi peristiwa pelanggan yang mengakses situs web, yang melakukan pembayaran serta proses pengiriman barang. Event notifikasi software memonitor proses e-commerce.

(5)

Collaboration and Trading

Proses yang mendukung kolaborasi pengaturan vital dan layanan trading. Dibutuhkan oleh pelanggan, pemasok, dan pemangku kepentingan lainnya. Meningkatkan layanan pelanggan dan membangun loyalitas pelanggan.

Electronic Payment Processes

Proses pembayaran web. Proses pembayaran kartu kredit. Proses pembayaran lainnya yang lebih kompleks. Transfer dana elektronik (TDE). Menangkap dan memproses transfer uang dan kredit antara bank, bisnis dan pelanggan mereka. Securing Electronic Payment

Jaringan sniffers, perangkat lunak yang mengakui dan penyadapan format nomor kartu kredit.

Untuk menentukan keberhasilan dari sistem e-commerce dibutuhkan adanya beberapa faktor kunci Faktor kunci dalam keberhasilan e-commerce:

Selectiom and value, pilihan produk yang menarik, harga yang kompetitif, kepuasan jaminan, dan dukungan pelanggan setelah penjualan.

Performance and service, cepat serta navigasi yang mudah, belanja, dan pembelian, dan pengiriman yang cepat dan pengiriman.

Look and feel, etalase Web yang menarik, belanja daerah situs Web, produk

multimedia halaman katalog, dan fitur belanja.

Advertising and incentive, target halaman web iklan dan e-mail promosi, diskon, dan

penawaran khusus, termasuk iklan di situs afiliasi.

Personal Attention, halaman Web pribadi, pribadi rekomendasi produk, web iklan dan

pemberitahuan e-mail, dan dukungan interaktif untuk semua pelanggan.

Community Relationship, komunitas virtual dari pelanggan, pemasok, perusahaan

perwakilan, dan lain-lain melalui newsgroup, chat room, dan link ke situs terkait. Security and reliability, keamanan informasi pelanggan dan transaksi situs Web, informasi produk dapat dipercaya, dan pemenuhan pesanan diandalkan.

Great Customers Communication, komunikasi yang baik kepada para pelanggan dan

kepada sesasam konsumen dapat meningkatkan loyalitas serta kepercayaan yang mendalam bagi konsumen itu sendiri.

Nilai Bisnis dari tipe-tipe “e-commerce marketplacesOne to Many

Many to One Some to Many Many to Some Many to Many

CASE STUDY : Traveloka.com

Traveloka adalah salah satu situs pencarian tiket pesawat dan hotel terkemuka di Asia Tenggara, melayani lebih dari 18.000 rute penerbangan dan ribuan hotel di kawasan Asia Pasifik, dan selalu bekerja keras untuk memberikan harga tiket pesawat dan hotel termurah kepada para konsumennya setiap hari. Traveloka merupakan salah satu contoh website

(6)

E-commerce yang berbasis B2C, dimana Traveloka berperan sebagai Online Travel Agency yang menjual tiket penerbangan dan perhotelan pada pelanggan.

Perusahaan didirikan pada tahun 2012 oleh Ferry Unardi, Derianto Kusuma, dan Albert. Pada mulanya konsep dari Traveloka berfungsi sebagai mesin pencari untuk membandingkan harga tiket pesawat dari berbagai situs lainnya. Pada pertengahan tahun 2013 Traveloka kemudian berubah menjadi situs reservasi tiket pesawat di mana pengguna dapat melakukan pemesanan di situs Traveloka.com.

Traveloka menekankan pada penggunaan teknologi Internet dan Extranet, khususnya pada website, dimana semua aktivitas pencarian, pemesanan, pembayaran hingga pencetakan tiket elektronik dilakukan. Dalam cakupan Extranet, selain berkomunikasi dengan pelanggan, Traveloka juga berkomunikasi dengan vendor maskapai dan perhotelan. Pada konteks ini, Traveloka berada dalam kategori B2B, karena Traveloka menjadi pelanggan dari maskapai dan perhotelan.

Penerapan sistem E-commerce pada Traveloka merevolusi sistem biro perjalanan yang ada. Dahulu, biro perjalanan hanya bisa mencakup pasar di area tertentu saja. Untuk melakukan ekspansi, Biro perjalanan harus membuka berbagai cabang dan merekrut tenaga kerja yang tidak sedikit. Namun, dengan penerapan sistem E-commerce pada industri biro perjalanan, Traveloka menjadi pionir yang menjadi Online Travel Agency pertama di Indonesia. Dengan platform ini, Traveloka mampu menjangkau pelanggan di seluruh Indonesia.

5. Jelaskan bagaimana pengembangan sistem informasi dengan menggunakan pendekatan insourcing atau outsourcing di perusahaan dapat dilakukan! Jelaskan pula hal hal yang mempengaruhi kesuksesan dalam pengembangan system tersebut! Jawab:

Pendekatan insourcing merupakan pengembangan dan penerapan sistem informasi manajemen yang dilakukan oleh internal perusahaan dan biasanya terdapat divisi atau departemen informasi dan teknologi komunikasi yang bertugas untuk mengurus pengembangan dan penerapan sistem informasi. Pendekatan insourcing biasanya dilakukan oleh perusahaan yang memiliki sumber daya manusia yang memadai untuk pengembangan sistem informasi ini namun terbatas dari sisi biaya. Hal ini dikarenakan biaya untuk pengembangan suatu sistem informasi cukup mahal jika harus membeli dari pihak lain. Pengembangan sistem dengan pendekatan insourcing dapat berjalan dengan baik apabila:

- Perusahaan memiliki sumber daya manusia yang memadai untuk pengembangan sistem

informasi.

- Perusahaan melakukan audit secara berkala kepada divisi IT yang bertanggung jawab atas pengembangan sistem informasi.

(7)

Pendekatan outsourcing dilakukan apabila perusahaan atau organisasi tidak dapat memenuhi kebutuhan database yang diperlukan. Pendekatan outsourcing merupakan suatu tindakan mengalihkan beberapa kegiatan perusahaan dan hak pengambilan keputusannya kepada pihak luar, yang mana tindakan ini terikat dalam suatu kontrak atau kerjasama untuk menjaga kelancaran kegiatan perusahaan. Beberapa bidang yang biasanya dilakukan secara outsourcing oleh perusahaan antara lain pemeliharaan dan perbaikan teknologi maupun sistem informasi, pelatihan sumber daya manusia atau pegawai perusahaan mengenai kemampuan teknologi informasi dan sistem informasi, pengembangan aplikasi software maupun hardware, pengelolaan sumber data, servis server, jaringan administrasi, servis desktop dan kegiatan outsourcing yang berkaitan dengan teknologi informasi perusahaan. Pengembangan sistem dengan pendekatan outsourcing dapat berjalan dengan baik apabila:

- Perusahaan dapat memilih vendor yang tepat.

- Perusahaan mampu menyampaikan kebutuhan sistem yang diperlukan.

- Pengembangan sistem terdokumentasi dengan lengkap dan jelas. - Terdapat jangka waktu pengerjaan yang jelas.

- Terdapat kontrak yang jelas antara perusahaan dengan vendor yang dipilih oleh perusahaan.

6. Mantainaibility merupakan salah satu karakteristik dari berkualitas tidaknya suatu software. Jelaskan urgensi mantainaibility ini dalam konteks implementasi suatu sistem informasi di organisasi?

Jawab:

Software atau perangkat lunak sebagai suatu komponen dalam sistem informasi akan

terus berkembang sesuai dengan kebutuhan pengguna system tersebut. Sebuah software yang dirancang dan dikembangkan dengan baik, akan dengan mudah dapat direvisi jika diperlukan. Seberapa jauh software tersebut dapat diperbaiki merupakan faktor lain yang harus diperhatikan. Salah satu faktor yang berkaitan dengan kemampuan software untuk menjalani perubahan adalah Maintainability. Mantainaibility merupakan kemampuan suatu software dalam menjalani suatu perubahan dalam artian software tersebut harus mampu dikembangkan dan diperbaiki apabila dalam proses penggunaannya ada hal-hal yang kurang dan harus dilakukan revisian terhadap software tersebut. Oleh sebab itu, karakteristik ini dapat menjadi salah satu indikator suatu software berkualitas.

Menurut O’Brien (2005), pemeliharaan perangkat lunak atau software dapat dibedakan menjadi:

Corrective, diartikan sebagai deteksi dan perbaikan masalah yang ditemukan oleh

pengguna. Aktivitas ini terjadi pada saat produk dipakai dan hasil yang didapat oleh pamakai baik berupa kesalahan yang timbul maupun kesalahan dalam bentuk keluaran yang tidak sesuai.

(8)

Adaptive, dapat diartikan sebagai pemeliharaan software yang dilakukan untuk membuat program komputer dapat dipakai dalam lingkungan (environment) yang berubah. Target dari pemeliharaan ini adalah sebagai reaksi terhadap perubahan lingkungan untuk mempertahankan fungsi dan kinerja dari software.

Perfective, diartikan menyempurnakan kinerja, maintanability atau memperhatikan

fungsi tambahan untuk software. Aktivitas ini terjadi pada saat timbulnya permintaan tambahan fungsi sesuai dengan keinginan pemakai dari perangkat lunak yang telah dibuat dan dilakukan uji coba.

Preventive, diartikan sebagai peningkatan kemampuan software atau reabilitas untuk menghindari masalah di masa yang akan datang. Pemeliharaan yang terakhir dilakukan untuk menghadapi kemajuan perangkat lunak atau perangkat keras di masa mendatang, misalnya penambahan fungsi-fungsi atau melengkapi fungsi-fungsi yang telah ada.

7. Jelaskan pula bagaimana konversi sistem informasi dari system informasi yang lama ke system informasi yang baru dapat dilakukan?

Jawab:

Konversi sistem informasi merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan sistem informasi baru dalam rangka menggantikan sistem informasi yang lama atau proses pengubahan dari sistem informasi lama ke sistem informasi baru. Suatu perusahaan memutuskan untuk melakukan konversi tidak lain karena perubahan lingkungan yang ada sehingga mau tak mau perusahaan harus memiliki sistem informasi yang sesuai dengan lingkungan yang sudah berkembang. Konversi sistem informasi yang dilakukan perusahaan tidak serta merta mudah untuk dilakukan, namun harus disesuaikan dengan karakter bisnis perusahaan tersebut dan harapan ke depannya. Dalam melakukan konversi sistem informasi untuk mengoperasikan sistem baru dalam rangka menggantikan sistem yang lama atau proses perubahan dari sistem lama ke sistem baru, terdapat beberapa metode untuk mengkonversikan sistem, diantaranya:

a) Konversi Langsung (Direct Conversion)

Konversi jenis ini dilakukan langsung dengan cara menghentikan sistem lama digantikannya dengan sistem baru. Resiko yang besar timbul dengan cara ini, akan tetapi memakai biaya murah. Konversi Iangsung merupakan pengimplementasian sistem baru dan pemutusan jembatan sistem lama, yang juga disebut pendekatan cold turkey. Dengan sistem ini apabila konversi telah dilakukan, maka tak ada cara untuk balik ke sistem lama. Kelebihan dari konversi langsung dapat memakan biaya yang relatif murah, sedangkan kelemahan memakai konversi langsung dapat bisa menimbulkan risiko kegagalan yang tinggi.

b) Konversi Paralel (Parallel Conversion)

Konversi Paralel adalah suatu pendekatan dimana baik sistem lama dan baru beroperasi secara serentak untuk beberapa periode waktu. Konversi ini menerapkan

(9)

dimana sistem baru dan sistem lama sama-sama dijalankan. Setelah pada masa tertentu, jika sistem baru telah bisa diterima untuk menggantikan sistem lama, sehingga sistem lama segera dihentikanl Dalam metode konversi paralel, output dari masing-masing sistem tersebut dibandingkan, dan perbedaannya direkonsiliasi. Kesalahan dapat diidentifikasi dan dikoreksi, dan masalah operasional dapat diselesaikan sebelum sistem lama ditinggalkan. Konversi seperti ini merupakan pendekatan yang memiliki risiko paling kecil, tetapi merupakan cara yang paling mahal, karena pemakai harus menjalankan dua sistem sekaligus.

c) Konversi Bertahap (Phase-In Conversion)

Konversi ini dengan cara menggantikan suatu bagian dari sistem lama dengan sistem baru. Apabila ada sesuatu terjadi, bagian yang baru diterapkan dapat diganti kembali dengan yang sistem lama. Masalah dalam modul-modul baru terjadi dapat dipasangkan lagi untuk mengganti modul-modul lama yang lain. Pendekatan dalam sistem ini dapat membuat sistem lama akan tergantikan oleh sistem baru. Cara seperti ini lebih aman daripada konversi langsung. Pada netode konversi Phase-in, sistem baru diimplementasikan beberapa kali, yang secara bertahap dan sedikit-sedikit mengganti yang lama sehingga menghindarkan dari risiko yang ditimbulkan oleh konversi langsung dan memberikan waktu yang cukup bagi pemakai untuk mengasimilasi perubahan.

d) Konversi Pilot (Pilot Conversion)

Meode ini dilakukan dengan cara menerapkan sistem baru hanya pada lokasi tertentu untuk menjadi pelopor. Jika cara konversi ini berhasil, maka akan diberlakukan pada tempat-tempat yang lain. Cara ini merupakan pendekatan dengan biaya dan risiko yang rendah. dimana hanya sebagian dari organisasi yang mencoba mengembangkan sistem baru. Beda antara metode phase-in yang mensegmentasi sistem, metode pilot mensegmentasi organisasi. Metode konversi ini lebih sedikit berisiko dibandingkan dengan metode langsung, dan lebih murah dibandingkan dengan metode paralel. Selain berfungsi sebagai tempat pengujian (test site), sistem pilot juga digunakan untuk melatih pemakai seluruh organisasi dalam menghadapi lingkungan live (hidup atau sebenarnya) sebelum sistem tersebut diimplementasikan di lokasi mereka sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

Karena kartu kredit sedikit yang memiliki dan yang memiliki pun tidak ingin memakai kartunya untuk melakukan transaksi lewat internet maka transaksi e-commerce di Indonesia

c) Dokumentasi, yang merupakan mekanisme komunikasi utama selama proses pengembangan. d) Konversi data, pada proses ini terjadi perbaikan dan penyaringan data yang

lunak) dapat dipergunakan ulang pada aplikasi lainnya. Interoperability : usaha yang diperlukan untuk menghubungkan satu perangkat lunak dengan perangkat lunak

Dalam melakukan outsourcing dalam hal pengembangan teknologi informasi yang digunakan dalam perusahaan sebaiknya lebih cermat dalam memilih vendor yang akan dijadikan

Perkembangan teknologi yang begitu cepat dan persaingan yang semakin kompetitif menyebabkan perusahaan harus melakukan perubahan pada sistem informasinya. Hal ini

Menurut O’Brien & Marakas (2009) sistem informasi manajemen memiliki pengertian sebagai bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi.. pemanfaatan manusia,

Setelah adanya penerapan sistem informasi oleh pihak perusahaan untuk menggantikan sistem manual, yakni pengembangan perangkat lunak yang dilengkapi dengan jaringan telepon, 12

Kesenjangan komunikasi antara pengguna dengan perancang sistem informasi juga dapat menjadi penyebab utama dalam kegagalan sebuah sistem informasi manajemen yang