PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA TERINTEGRASI NILAI-NILAI SPIRITUAL UNTUK KELAS XI SMA/MA SEMESTER 1
BERDASARKAN KURIKULUM 2013
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Magister Pendidikan Kimia
Oleh:
FATHMA FITRIANI NIM: 8146141007
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
▸ Baca selengkapnya: kd pkn kelas 10 semester 1 kurikulum 2013 revisi 2018
(2)▸ Baca selengkapnya: kd sejarah indonesia kelas xi semester 1 kurikulum 2013
(3)▸ Baca selengkapnya: kd agama kristen kelas 6 semester 1 kurikulum 2013
(4)▸ Baca selengkapnya: kd plh kelas 6 semester 1 kurikulum 2013
(5)ABSTRAK
Fathma Fitriani: Pengembangan Bahan Ajar Kimia Terintegrasi Nilai-Nilai Spiritual untuk Kelas XI SMA/MA Semester 1 Berdasarkan Kurikulum 2013. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Kimia, Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bahan ajar kimia terintegrasi nilai-nilai spiritual untuk kelas XI SMA/MA semester 1 berdasarkan kurikulum 2013. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (research and development) yang dimodifikasi dari model pengembangan Borg & Gall. Sampel dalam penelitian ini adalah tiga buku ajar kimia SMA/MA kelas XI dari penerbit swasta, 20 guru kimia kelas XI SMA/MA dan 2 dosen program pascasarjana program studi pendidikan kimia Universitas Negeri Medan sebagai validator ahli. Pemilihan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Data dalam penelitian ini diperoleh dari angket kelayakan berdasarkan BSNP dengan skala 5 dan angket kelayakan pengintegrasian nilai-nilai spiritual dengan skala 4. Hasil analisis berdasarkan BSNP adalah standar kelayakan isi diperoleh rata-rata sebesar 4,26; standar kelayakan bahasa diperoleh rata-rata sebesar 4,32; standar kelayakan penyajian diperoleh rata-rata sebesar 4,39; standar kelayakan kegrafikaan diperoleh rata-rata sebesar 4,37. Sedangkan hasil analisis kelayakan nilai-nilai spiritual diperoleh rata-rata sebesar 3,79. Dari hasil analisis didapatkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi.
ii
ABSTRACT
Fathma Fitriani: The Development of Chemistry Teaching Materials with Spiritual Values for XI Class SMA/MA in First Semester Based on 2013 Curriculum. Thesis: Chemistry Education Program, Postgraduate School in State University of Medan, 2016
This study aims to develop chemistry teaching materials with spiritual values for XI class SMA/MA in first semester based on 2013 curriculum. This study is including research and development that is modified from Borg & Gall model. The samples in this study are three high school chemistry textbooks for XI Class SMA/MA from private publishers, 20 chemistry teachers in XI class SMA/MA and 2 lecturers in chemical education graduate program, State University of Medan. Selection of the sample using simple random sampling technique. The data collect using a questionnaire based BSNP (National Education Standards Agency) assessment with 5 scale and feasibility assessment questionnaire integrating spiritual values with 4 scale. The results of analysis based on BSNP is obtained eligibility standards average is 4.26; eligibility standards acquired language average is 4.32; eligibility standards of the presentation average is 4.39; graph eligibility standards average is 4.37. While the results of the feasibility analysis of spiritual values gained an average 3.79. From the analysis found that the teaching materials was developed is valid, it means very feasible and does not need revision.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan tesis
yang berjudul: “Pengembangan Bahan Ajar Kimia Terintegrasi Nilai-Nilai
Spiritual untuk Kelas XI SMA/MA Semester 1 Berdasarkan Kurikulum 2013”.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan alam yakni
Rasulullah Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.
Mahmud, M.Sc sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak Dr. Ayi Darmana, M.Si
sebagai Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan
pemikiran dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. Kepada
Ayahanda Sulaiman, S.Pd dan Ibunda Ermanelly, S.Pd terima kasih atas kasih
sayang yang engkau berikan, dukungan, serta pengorbanan baik moril maupun
materil yang tak terhitung nilainya dan tak dapat dibalas dengan apapun juga.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Pascasarjana Unimed
2. Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister
Pendidikan Kimia, sekaligus selaku dosen penguji
3. Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si, dan Bapak Eddiyanto, Ph.D selaku dosen
penguji
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Pendidikan Kimia
Pascasarjana Unimed yang telah mengajar dan mendidik penulis
5. Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si dan Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si selaku
validator ahli yang menilai kelayakan instrumen dan bahan ajar yang
dikembangkan
6. Ibu Desi Yulian, S.Pd selaku staf administrasi yang telah memberikan
informasi dan membantu penulis
7. Bapak dan Ibu guru di MAN 1 Medan, MAN 2 Model Medan, SMA Islam
iv
Program Studi Magister Pendidikan Kimia Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan Angkatan XXV selaku validator
8. Kakakku tersayang, Rahmi Khairatul Hisan, M.Pd, adik-adik tersayang Nadia
Khairunnisa dan Nurul Arifah. Umi dan pak Umi serta keluarga besarku yang
selalu memberikan motivasi
9. Sahabat-sahabat tersayang kak mbot, aca, jumi, heppy, iin, yayan, hendra,
dedel, heru
10. Teman-teman seperjuangan kelas Reguler A magister pendidikan kimia
pascasarjana Unimed angkatan XXV, kak resti, yayan, dedel, fitri, hendra,
heppy, jumi, iin, kak lisa, lya, putri, acha, kak mbot, risa, riska, dan silvia
11. Semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan tesis ini yang tak bisa
disebut satu persatu, terima kasih semuanya.
Semoga Allah SWT memberi balasan yang setimpal atas bantuan dan
dukungan yang diberikan dan semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Maret 2016
DAFTAR ISI
2.1.3 Nilai Spiritual dalam Pendidikan Sains 17 2.1.4 Pengembangan Bahan Ajar Kimia Terintegrasi
Nilai-Nilai Spiritual 22
2.1.5 Karakteristik Mata Pelajaran Kimia 26
2.2 Kerangka Berpikir 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Peneitian 31
3.2 Populasi dan Sampel 31
4.1 Analisis Buku Ajar Kimia SMA/MA Kelas XI Penerbit A, B, C 37 4.2 Pengembangan Bahan Ajar Kimia Terintegrasi Nilai-Nilai
Spiritual 39
vi
4.4 Standarisasi Nilai Spiritual Terintegrasi ke Bahan Ajar Kimia
untuk Kelas XI SMA/MA Semester 1 53
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan 64
5.2 Saran 65
DAFTAR PUSTAKA 66
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Grafik Hasil Standarisasi Kelayakan Isi Bahan Ajar Kimia Terintegrasi Nilai Spiritual untuk Kelas XI SMA/MA Semester 1 Berdasarkan Penilaian Dosen dan
Guru Kimia Kelas XI 45
Gambar 4.2 Grafik Hasil Standarisasi Kelayakan Bahasa Bahan Ajar Kimia Terintegrasi Nilai Spiritual untuk Kelas XI SMA/MA Semester 1 Berdasarkan Penilaian Dosen dan
Guru Kimia Kelas XI 48
Gambar 4.3 Grafik Hasil Standarisasi Kelayakan Penyajian Bahan Ajar Kimia Terintegrasi Nilai Spiritual untuk Kelas XI SMA/MA Semester 1 Berdasarkan Penilaian Dosen dan
Guru Kimia Kelas XI 50
Gambar 4.4 Grafik Hasil Standarisasi Kelayakan Isi Bahan Ajar Kimia Terintegrasi Nilai Spiritual untuk Kelas XI SMA/MA Semester 1 Berdasarkan Penilaian Dosen dan
viii
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Skema Alur Penelitian 33
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahan ajar memiliki posisi strategis untuk membentuk manusia beriman
dan bertaqwa, bersikap mulia dan berpengetahuan yang sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional karena bahan ajar merupakan salah satu unsur dominan
dalam pembelajaran. Membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa, bersikap
mulia dan berpengetahuan harus diupayakan dalam setiap proses pembelajaran,
tidak hanya melalui mata pelajaran agama namun juga dalam mata pelajaran
umum, seperti kimia. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut adalah dengan mengintegrasikan nilai-nilai spiritual ke dalam bahan ajar
kimia.
Kurikulum 2013 terdiri atas empat kompetensi inti, yaitu kompetensi sikap
spiritual (KI-1), kompetensi sikap sosial (KI-2), kompetensi pengetahuan (KI-3),
dan kompetensi keterampilan (KI-4). Dari keempat kompetensi tersebut,
kompetensi sikap spiritual merupakan kompetensi yang penting bagi siswa karena
sikap spiritual merupakan suatu nilai yang bersifat religius, dengan kata lain
pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang harus berdasarkan nilai-nilai ketuhanan
atau berdasarkan ajaran agama. Dengan adanya kompetensi sikap spiritual peserta
didik diharapkan mampu menjadi manusia yang memiliki akhlak mulia dan taat
terhadap nilai-nilai ajaran agama yang dianutnya.
Secara formal Indonesia telah memiliki dan menetapkan rumusan tujuan
2
ayat 3 dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, kurikulum 2013 juga
bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban manusia.
Dari penjelasan tersebut inti dari tujuan pendidikan nasional adalah
membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam praktiknya ternyata tujuan pendidikan nasional belum sepenuhnya
tercapai. Hal itu terlihat dari lulusan yang dihasilkan belum mencerminkan
perilaku-perilaku yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Lulusan pada
saat ini cenderung bersikap sekuler, materialistik, rasionalistik, hedonistik, yaitu
manusia yang cerdas intelektualitasnya dan terampil fisiknya, namun kurang
terbina mental spiritualnya dan kurang memiliki kecerdasan emosional (Goleman,
1999). Akibat dari yang demikian, banyak sekali para pelajar yang terlibat dalam
tawuran, tindakan kriminal, pencurian, penyalahgunaan obat-obat terlarang,
pemerkosaan dan melakukan tindak asusila lainnya (Nata, 2003).
Beberapa pendapat ahli berkenaan dengan masalah buruknya moral,
diantaranya Sauri (2005) yang mengatakan bahwa pengembangan sains dan
teknologi tanpa dilengkapi dengan budaya IPTEK (pandangan, sikap, prilaku,
persepsi dan filosofi) yang penuh dengan nuansa etika dan moral akan
menimbulkan bencana bagi manusia. Ungkapan ini menekankan pentingnya aspek
moral untuk mengawal sains dan teknologi agar memberikan manfaat bagi
dikawal oleh perkembangan spiritual dan afektif maka akan berpotensi merusak.
Semua ini terjadi sebagai dampak karena sains di Indonesia merupakan sains
warisan barat yang benar-benar melepaskan diri dari agama. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hogan (2009) yang mengatakan bahwa mengabaikan spiritualitas dalam
pendidikan merupakan suatu kesalahan. Spiritualitas merupakan inti agama yang
akan mengarahkan sains dalam mencapai keutuhan individu, mewujudkan
masyarakat yang lebih “communal” dan menjamin keselamatan lingkungan
(Walach, 2005).
Salah satu cara untuk membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa
bisa dilakukan dengan menghadirkan aspek spritual keagamaan atau nilai-nilai
agama ke dalam materi ajar dalam pembelajaran sains khususnya pembelajaran
kimia, karena bahan ajar mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan
pembelajaran. Menurut Darmana (2014) bahwa menghadirkan aspek spiritual
dalam materi ajar tidak akan mengurangi kualitas tingkat ilmiah dari kimia itu
sendiri, bahkan merupakan upaya yang benar-benar tepat karena dapat
mengembalikan pemahaman siswa bahwa segala fenomena termasuk
penemuan-penemuan sains yang telah ditemukan merupakan takdir yang telah ditetapkan
oleh Tuhan tentang kejadiannya.
Materi ajar yang diintegrasikan dengan nilai-nilai spiritual dapat disusun
dalam bentuk bahan ajar. Bahan ajar merupakan sumber belajar yang sangat
penting untuk mendukung tercapainya kompetensi yang menjadi tujuan
pembelajaran (Zevenbergen, dkk., 2010; Rudzitis, 2003). Bahan ajar dapat
4
kepada pembelajar. Bahan ajar bermutu harus mampu menyajikan materi ajar
sesuai dengan tuntutan kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), serta dapat menjembatani pembelajaran agar kompetensi
yang telah ditetapkan dapat tercapai (Situmorang, 2013).
Mengintegrasikan nilai spiritual ke dalam bahan ajar tidak mengabaikan
ketercapaian pembelajaran pada kompetensi lain, seperti kompetensi kognitif,
afektif, dan psikomotor. Selain itu, mengintegrasikan nilai spiritual ke dalam
bahan ajar bisa membantu guru untuk menambah pemahaman spiritual mereka
dalam mengajar, karena menurut penelitian Lubis (2010)dan A’ini (2014) bahwa
tingkat kecerdasan spiritual guru kimia masih tergolong kategori cukup.
Pelajaran kimia adalah salah satu pelajaran IPA yang diajarkan di Sekolah
Menengah Atas (SMA) dan sederajat. Ilmu kimia diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan eksperimen untuk mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa,
dan bagaimana gejala-gejala alam khususnya yang berkaitan dengan komposisi,
struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat. Pembelajaran kimia
seperti hidrokarbon dan minyak bumi, termokimia, laju reaksi, dan kesetimbangan
kimia berkaitan erat dengan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa sebagai Pencipta
alam ini. Dengan demikian pembelajaran kimia dapat dipandang sebagai wahana
untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai
latihan berpikir untuk memahami alam dengan melakukan penyelidikan
membangun sikap dan nilai serta membangun pengetahuan dan keterampilan.
Buku ajar yang beredar dipasaran dan sesuai dengan kurikulum 2013
untuk kelas XI SMA/MA diterbitkan oleh Depdiknas dan penerbit swasta. Buku
nilai-nilai agama yang dapat mengantarkan anak untuk mengagungkan ciptaan-Nya
melalui proses pembelajaran. Hal ini wajar karena mengingat buku-buku yang
disusun dan diterbitkan tersebut ditujukan untuk konsumen dengan latar belakang
agama dan sekolah yang berbeda-beda. Akibatnya, nilai-nilai keagamaan yang
ditumbuhkembangkan melalui pembelajaran IPA di sekolah akan menjadi kering
(Djudin, 2012).
Beberapa penelitian sebelumnya telah mengupayakan pengembangan
bahan ajar yang diintegrasikan dengan nilai-nilai spiritual seperti yang dilakukan
oleh Darmana (2013) tentang pandangan siswa terhadap internalisasi nilai tauhid
melalui materi termokimia. Hasil penelitian menunjukkan pandangan siswa
terhadap internalisasi nilai tauhid sangat positif dengan skor rata-rata 87,2 (skala
100) dan dapat meningkatkan dorongan kesadaran untuk beribadah kepada Allah.
Djudin (2011) dalam tulisannya mengatakan bahwa perlunya menyisipkan
nilai-nilai spiritual dalam pembelajaran sains didasarkan atas beberapa alasan,
diantaranya adalah tidak adanya nilai spiritual dalam pendidikan sains di sekolah
dan dunia ilmiah harus dihindari dan dicarikan solusinya, nilai-nilai spiritual yang
dinyatakan secara garis besar akan dapat dipahami dengan baik jika didukung
pemahaman sains agar tidak bertentangan dengan akidah dan agama.
Merujuk pada penelitian di atas maka dilakukan penelitian pengembangan
bahan ajar kimia terintegrasi dengan nilai-nilai spiritual dengan judul penelitian
6
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, terdapat
beberapa masalah yang diidentifikasi dalam penelitian yaitu:
1. Sistem pendidikan yang berlangsung masih belum sepenuhnya
mengupayakan pencapaian pendidikan nasional.
2. Beberapa buku ajar yang beredar dipasaran dan sesuai dengan kurikulum
2013 untuk kelas XI SMA/MA masih jarang, bahkan mungkin tidak
dijumpai sentuhan-sentuhan nilai-nilai spiritual.
3. Sedikitnya referensi tentang penyusunan bahan ajar terintegrasi nilai-nilai
spiritual.
4. Minimnya bahan ajar kimia terintegrasi nilai-nilai spiritual.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan masalah yang diidentifikasi di atas,
masalah-masalah tersebut dibatasi pada upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan
pembelajaran melalui pengembangan bahan ajar kimia yang terintegrasi nilai-nilai
spiritual untuk kelas XI SMA/MA semester 1 berdasarkan kurikulum 2013.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian
1. Bagaimana bentuk/model penanaman nilai-nilai spiritual pada bahan ajar
dari tiga penerbit swasta yang ada dipasaran?
2. Bagaimana tingkat kelayakan bahan ajar kimia terintegrasi nilai-nilai
spiritual yang telah dikembangkan berdasarkan kriteria BSNP?
3. Bagaimana tingkat kelayakan nilai-nilai spritual yang diintegrasikan ke
dalam bahan ajar kimia?
1.5 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian ini
secara umum adalah mengetahui :
1. Bentuk/model penanaman nilai-nilai spiritual pada bahan ajar dari tiga
penerbit swasta.
2. Tingkat kelayakan bahan ajar kimia terintegrasi nilai-nilai spiritual yang
telah dikembangkan berdasarkan BSNP.
3. Tingkat kelayakan nilai-nilai spritual yang diintegrasikan ke dalam bahan
ajar kimia.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Peneliti mampu menganalisis bentuk/model penanaman nilai-nilai spiritual
pada bahan ajar dari penerbit swasta.
2. Bahan ajar yang telah disusun dapat dijadikan sebagai bahan ajar
8
3. Sebagai masukan bagi peneliti lainnya untuk membuat bahan ajar
berstandar yang terintegrasi nilai-nilai spiritual.
1.7 Definisi Operasional
1. Bahan ajar yang layak adalah bahan ajar yang memenuhi kriteria BSNP.
2. Bahan ajar kimia terintegrasi nilai-nilai spiritual adalah bahan ajar kimia
yang diintegrasikan dengan nilai-nilai spiritual, pengintegrasian nilai-nilai
spiritual tidak mengabaikan sisi keilmiahan ilmu kimia sehingga dapat
digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
3. Nilai-nilai spiritual adalah nilai-nilai yang berhubungan dengan Tuhan
Yang Maha Esa tergantung dengan kepercayaan yang dianut oleh individu
dan dapat menumbuhkan rasa syukur terhadap anugerah Tuhan dan
mengagungkan ciptaan-Nya, dalam tulisan ini nilai-nilai spiritual yang
64
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Buku ajar yang diterbitkan tiga penerbit swasta, yaitu penerbit A, B, dan C,
hanya penerbit A yang berupaya dalam pencapaian KI-1, yaitu dengan
menghadirkan pojok ingat yang berisi peristiwa atau hal-hal pengingat yang
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi
yang dibahas, tetapi belum konsisten dihadirkan pada setiap bab yang
menyusun buku.
2. Bahan ajar kimia terintegrasi nilai-nilai spiritual yang telah dikembangkan
menurut kriteria BSNP termasuk kategori valid, artinya sangat layak dan
tidak perlu revisi dengan nilai rata-rata setiap standar kelayakan, yaitu standar
kelayakan isi = 4,26, standar kelayakan bahasa = 4,31, standar kelayakan
penyajian = 4,39, dan standar kelayakan kegrafikaan = 4,37.
3. Nilai-nilai spiritual yang diintegrasikan ke dalam bahan ajar kimia termasuk
kategori valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi dengan nilai
65
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas maka dapat disarankan, yaitu:
1. Bahan ajar kimia terintegrasi nilai-nilai spiritual yang telah dikembangkan
perlu direkomendasikan untuk digunakan dalam proses belajar mengajar
dengan harapan penggunaan bahan ajar terintegrasi nilai-nilai spiritual dapat
membentuk siswa yang mensyukuri dan mengagungkan kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa sesuai dengan KI-1.
2. Bagi peneliti dan penerbit buku, bahan ajar yang dikembangkan dapat
dijadikan referensi dalam mengintegrasikan nilai-nilai spiritual ke dalam
bahan ajar dalam rangka pencapaian KI-1 secara khusus pada kurikulum 2013
dan pencapaian tujuan pendidikan nasional secara umum tanpa mengabaikan
66
DAFTAR PUSTAKA
A’ini, Q., Masduki, 2014, Analisis Permasalahan Guru dalam Mengimplementasikan Kompetensi Spiritual Setelah Diterapkan Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Matematika, Naskah Publikasi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Darmana, A., 2014, Internalisasi Nilai Tauhid dalam Pembelajaran Kimia, Bandung: Rizqi Press
Darmana, A., Permanasari, A., Sauri, S., Sunarya, Y., 2013, Pandangan Siswa terhadap Internalisasi Nilai Tauhid melalui Materi Termokimia, Prosiding Seminar Nasional dan Rapat Tahunan Bidang Ilmu MIPA, FMIPA Universitas Lampung, Lampung
Darmana, A., Permanasari, A., Sauri, S., Sunarya, Y., 2013, Internalisasi Nilai-Nilai Agama Islam dalam Pembelajaran Kimia di SMA Plus Al-Azhar Medan Sumatera Utara, Prosiding Seminar Nasional IPA IV, FMIPA UNNES, Semarang
Depdiknas, 2008, Teknik Penyusunan Modul, Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Djudin, T., 2012, Mempelajari Sains, Mengimani Sang Pencipta: Menyisipkan Nilai-Nilai Religius dalam Pembelajaran Sains, Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA 3(1): 8-14
Djudin, T., 2011, Menyisipkan Nilai-Nilai Agama dalam Pembelajaran Sains: Upaya Alternatif Memagari Aqidah Siswa, Jurnal Katulistiwa-Journal Of Islam Studies 1(2): 151-160
Dugan, D., Kyle, J.A., Kyle, C.W., Birnie, C., Wahba, W., 2011, Integrating Spirituality In Patient Care: Preparing Students For The Challenges Ahead, Currents in Pharmacy Teaching and Learning 3: 260–266
Emmons, 2007, Education Research, Boston: Pearson Education
Fajarwati, 2010, Hubungan Spiritual Question Siswa dengan Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Kestabilan Unsur yang Terintegrasi dengan Nilai-Nilai Islam di SMA Muhammadiyah 2 Semarang, Semarang: Program S1 Tadris Ilmu Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Goleman, D., 1999, Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi, Jakarta: Gramedia
Hakam, K.A., 2007, Bunga Rampai Pendidikan Nilai, Bandung : UPI
Hamjah, S.H., Rozali, E.A., Rasit, R.M., Ismail, Z., 2012, Perkaitan Amalan Spiritual dengan Pencapaian Akademis Pelajar, AJTLHE 4(2): 51-69
Hanafiah, N., 2009, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Refika Aditama Hogan, M., J., 2009, On Spirituality and Education, Thingking Skills and
67
Jamaluddin, 2010, Begini Seharusnya Menjadi Guru: Panduan Lengkap Metodologi Pengajaran Cara Rasulullah, Cetakan Ketiga, Jakarta: Darul Haq
Kartanegara, M., 2007, Reaktualisasi Tradisi Ilmiah Islam, Jakarta: Penerbit Baitul Ihsan
Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010, Pedoman Sekolah, Jakarta : Depdikbud
Lubis, L. M., 2010, Analisis Penerapan Kecerdasan Spiritual pada Pembelajaran Kimia di Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Tapanuli Tengah, Tesis, Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Majid, A., 2007, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya
Mudjiono, 2000, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Nata, A., 2003, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam
di Indonesia, Jakarta: Kencana
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014, Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Jakarta: Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 955
Poedjiadi, A., 2001, Pengantar Filsafat Ilmu Bagi Pendidik, Bandung : Yayasan Cendrawasih
Rahman, F., 2014, Pengertian Bahan Ajar dan Macam-Macam Bahan Ajar, http://remajasampit.blogspot.com/2013/01/pengertian-bahan-ajar-dan-macam-macam.html diakses 19 April 2015
Ramesh, A., Dani, V., 2014, Embedding spirituality for professionals - A study using movies as Pedagogy, Social and Behavioral Sciences 133 : 473 – 480
Ridwan, 2003, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Bandung: Alfabeta
Rudzitiz, G., 2003, Basic Principles of the Secondary School Science Textbook Development, Journal of Science Education 4: 89-92
Rutherford, F.J. & Ahlgren, A., 1990, Science for All Americans, New York : Oxford University Press
Saputro, A.N.C., 2011, Pengintegrasian Nilai-Nilai Religius dalam Buku Pelajaran Kimia SMA/MA sebagai Metode Alternatif Membentuk Karakter Insan Mulia pada Siswa, Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya Menuju Pembangunan Karakter, Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP, Universitas Sebelas Maret Saputro, A.N.C., 2008, Analisis Nilai-Nilai Religius dalam Konsep Ikatan Kimia
pada Pelajaran Kimia SMA, Jurnal SainsMat 2(12)
68
Setyosari, 2012, Pengajaran Modul, Malang: Proyek Operasi dan Fasilitas Perawatan Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang
Sianturi, R.T., 2015, Pengembangan Modul Pembelajaran Terintegrasi Nilai-Nilai Spiritual pada Pokok Bahasan Sistem Koloid, Skripsi, FMIPA, Medan: Universitas Negeri Medan
Simaremare, S., 2015, Pengembangan Modul Pembelajaran Terintegrasi Nilai-Nilai Spiritual pada Pokok Bahasan Ksp, Skripsi, FMIPA, Medan: Universitas Negeri Medan
Sitepu, B.P., 2005, Memilih Buku Pelajaran, Jurnal pendidikan Penabur, 04 : 113-126
Situmorang, M., 2013, Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Semirata FMIPA Universitas Lampung, 237-245 Suriasumantri,J.S., 1996, Ilmu Dalam Perspektif Moral, Sosial dan Politik:
Sebuah dialog tentang dunia keilmuan Dewasa ini, Jakarta: Gramedia
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendekatan kuatitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta
Tocharman, M., 2009, Seri Pembelajaran, Diklat/BIMTEK KTSP DIT, Pembinaan Sekolah Menengah Atas: Departemen Pendidikan Nasional Walach, H., & Reich, K., 2005, Reconnecting Science And Spirituality: Toward
Overcoming a Taboo, Zygon: Journal Of Religion & Science, 40(2): 423-441