• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG HAK ULAYAT ( STUDI KASUS DI DESA SILALAHI III KECAMATAN SILAHISABUNGAN KABUPATEN DAIRI).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG HAK ULAYAT ( STUDI KASUS DI DESA SILALAHI III KECAMATAN SILAHISABUNGAN KABUPATEN DAIRI)."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG HAK ULAYAT

( STUDI KASUS DI DESA SILALAHI III

KECAMATAN SILAHISABUNGAN

KABUPATEN DAIRI)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Ujian Mempertahankan Skripsi

Oleh :

Eki Marlina Purba

NIM. 3123 111 016

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Eki Marlina Purba, NIM :3123111016, Persepsi Masyarakat Tentang Hak Ulayat (Study Kasus Desa Silalahi III Kabupaten Dairi). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.Fakultas Ilmu Sosial.Universitas Negeri Medan.

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasihNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Judul skripsi ini adalah Persepsi Masyarakat Tentang Hak Ulayat (Studi Kasus Desa Silalahi III Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi).

Pada kesempatan ini peneliti menyadari betapa besar bantuan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga dapat membantu penulis dalam menghadapi masalah yang timbul sejak awal sampai dapat teratasi dengan baik.

Berkat bantuan dan motivasi semua pihak dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menghantarkan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu,M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial. 3. Ibu Dr. Reh Bungana P.A, SH, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Kewarganegaraan Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Arief Wahyudi, SH selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Negeri Medan.

(6)

6. Bapak Drs. Halking ,M.Si selaku dosen pembimbing Akademik yang telah memberikan motivasi kepada penulis selama perkuliahan.

7. Bapak Drs. Liber Siagian, M.si selaku dosen yang selalu membantu dan memberikan motivasi kepada penulis selama perkuliahan.

8. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membantu dalam setiap Perkuliahan.

9. Bapak Jhon sebagai TU di jurusan Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Terima kasih kepada Bapak Rincon Situngkir selaku Kepala Desa Silalahi III Kecamatan Silahisabungan yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian didesa tersebut.

11. Terkhusus kepada orangtuaku Ayahanda H. Purba dan Ibundaku N. Br Siregar yang tidak pernah lelah membantu dan memberikan dukungan serta semangat dan doa baik moril maupun materil kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.

12. Kakak tersayang, Loryta R Purba yang selalu setia dan baik hati membantu doa dan biaya perkuliahan sampai terselesaikannya skripsi ini berserta adik-adik tercinta Widya Finarsi Purba, Pirton Ferdico Gonjales Purba, Mawel Yosefin Purba , Michael Trison Purba serta seluruh keluarga besar Purba dan keluarga besar Siregar yang telah banyak membantu selama kuliah.

(7)

iv

saya selama tiga tahun lebih, dan yang selalu berusaha untuk membuat saya tertawa dan bahagia. Terimakasih untuk kasih sayang, doa, dan motivasinya.

14. Kepada Dian Alexius Sinaga, terimakasih buat kasih sayang dan kehadirannya dalam hidup saya. Yang selalu setia bersama saya dalam proses penyelesaian skripsi ini. Yang memotivasi saya untuk hidup lebih baik dan berfikir dewasa. Dan menguatkan saya dalam segala suka duka hidup saya.

15. Kepada seluruh rekan PPKN regular A 2012 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

16. Kepada keluarga besar PPLT 2015 SMP N1 Kotarih (Dian, Desi, Devi Ariska, Rika, Riri, Renova, Lukas, Richard, Sarwendi, dll ) terima kasih buat motivasi dan semangatnya selama penyusunan skripsi ini.

17. Kepada teman-teman terbaik Grace Simbolon,Eva Napitupulu, Selviaris Siringo-ringo, Maria Purba, Sades Sitorus, Rahel Nainggolan, dan Oksari Sihaloho. Terima kasih karena selalu menemani dan memotivasi, selama perkuliahan.

18. Kepada teman satu Pembimbing Penyusunan Skripsi (Desi Purwasi, Masna Simanjuntak, Laurentus, Adelina, Nova). Terima kasih buat kerja sama serta dukungan selama penyusunan skripsi.

(8)

skripsi ini. Selanjutnya tulisan ini dipersembahkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan prestasi pada khususnya.

Hormat Saya,

(9)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...9

A. Kerangka Teoritis ... 9

1. Persepsi Masyarakat ... 9

2. Masyarakat dan Hukum Adat di Indonesia ... 13

3. Hak Ulayat Dalam Hukum Pertanahan Indonesia ... 19

B. Kerangka Berfikir... 31

BAB III METODE PENELITIAN ...32

(10)

B Populasi dan Sampel ... 32

C Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional ... 34

1. Variabel Penelitian ... 34

2. Defenisi Operasional ... 34

D Teknik Pengumpulan Data ... 35

E Kisi-kisi Penelitian ... 36

F Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...40

A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 40

1. Kondisi Fisik Wilayah ... 40

2.Kondisi Non Fisik Wilayah ... 41

B. Hasil Penelitian ... 42

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 64

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Penduduk Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi ... 33 Tabel 2. Kisi-kisi Penelitian ... 36 Tabel 3. Pentingnya peraturan mengenai hak atas tanah ... 41 Tabel 4. Hak Ulayat adalah hak yang dimiliki oleh suatu masyarakat adat dalam satuan hukum adat ... 42 Tabel 5. Pengaturan hak ulayat harus sesuai dengan hukum adat yang berlaku... 43 Tabel 6. Masyarakat yang memiliki tanah ulayat ... 44 Tabel 7. Kesesuaian tanah ulayat dengan hukum adat dan tanah ulayat sudah diketahui kepala adat (N=58) ... 45 Tabel 8. Perlunya batas-batas tanah ulayat di desa Silalahi ... 47 Tabel 9. Dalam hak ulayat kepala adat memiliki peranan penting dalam

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar.Tanah bagi manusia memiliki arti yang sangat penting. Hubungan antara manusia dan tanah tidak dapat dipisahkan. Manusia diciptakan dari tanah, hidup di atas tanah dan memperoleh bahan makanan dengan cara mendayagunakan sumberdaya tanah. Bisa dikatakan hampir semua kegiatan hidup manusia baik secara langsung maupun tidak langsung selalu memerlukan tanah. Demikian juga bagi masyarakat hukum adat yang keberadaannya tidak bisa dipisahkan dengan tanah. Hubungan ini melahirkan suatu hak untuk menggunakan, menguasai, memelihara sekaligus mempertahankannya.

Sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) yang berlaku di Indonesiabersifatdualistissebagai akibat dari Pemerintahan Hindia Belanda. Akibatdari hukum yang bersifat dualistis tersebut timbul berbagai kelembagaan hakatas tanah yang bersumber pada hukum barat dan hukum Adat.Pada masaPemerintahan Hindia Belanda hak ulayat tidak diakui secara resmi dalamundang-undang bahkan seringkali hak ulayat diabaikan padahal dalamkenyataanya hak ulayat ada dan berlaku dalam masyarakat hukum adat.

(13)

2

dari masyarakat hukum adat telah menemui titik terang di dalam UUPA yang menentukan bahwa:

Dengan mengingat ketentuan dalam Pasal 1 dan 2 pelaksanaan hak ulayat dan yang serupa itu dari masyarakat-masyarakat hukum adat, sepanjang menurut kenyataan masih ada, harus sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kepentingan nasional dan Negara, yang berdasarkan atas persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan undang-undang dan peraturan-peraturan lain yang lebih tinggi.

Berdasarkan Pasal 3 di atas pengakuan hak ulayat dibatasi pada dua hal yaitu berkenaan dengan eksistensi dan pelaksanaannya. Hak ulayat diakui eksistensinya sepanjang menurut kenyataannya masih ada, apabila masih ada pelaksanaan hak ulayat harus dilaksanakan sesuai dengan kepentingan nasional dan negara. Pelaksanaan hak ulayat yang menghambat dan menghalangi kepentingan nasional serta negara maka kepentingan nasional dan negara akan lebih diutamakan daripada kepentingan masyarakat hukum adat yang bersangkutan.

Jauh sebelum terbentuknya UUPA masyarakat hukum masyarakat telah mengenal hak ulayat. Hak ulayat sebagai hubungan hukum yang konkret, pada asal mulanya diciptakan oleh nenek moyang atau kekuatan gaib, pada waktu meninggalkan atau menganugerahkan tanah yang bersangkutan kepada orang-orang yang merupakan kelompok tertentu.

(14)

3

kepada anak-anaknya jika nantinya mereka meninggal dunia maka jenazahnya harus dikuburkan di tanah asalnya (tanah kelahirannya). Jika tidak memungkinkan untuk berbuat demikian paling tidak tulang-belulang (Holi-holi) harus di bawa ke tanah kelahirannya.

Keinginan untuk memiliki tanah yang luas membuat individu-individu dalam masyarakat Batak melakukan berbagai cara agar mereka memiliki tanah yang luas. Peraturan-peraturan dan norma-norma serta adat istiadat yang mengatur tentang tanah sering diabaikan asalkan keinginan mereka untuk memiliki tanah yang luas dapat tercapai. Pengabaian terhadap peraturan-peraturan, norma-norma serta adat istiadat menyebabkan terjadinya konflik tanah pada masyarakat Batak Toba. Begitu juga dengan tanah, tanah itu sah menjadi miliknya jika alat buktinya juga sah dan dapat diterima oleh hukum yang berlaku di daerah itu sendiri. Adanya penghargaan terhadap nilai tanah membuat individu-invidu dalam masyarakat Batak Toba berlomba untuk memiliki tanah, tujuannya adalah untuk menunjukan kekuasaan dan kehormatan (hasangapon) serta menunjukan kekayaan (hamoraon) yang secara langsung akan ikut menunjukan status si individu pemilik tanah tersebut.

(15)

4

tersebut memiliki relasi-relasi dan melakukan kontak sosial dengan kerabat-kerabatnya.

Sebagai masyarakat yang hidupnya masih berhubungan dengan adat (Simanjuntak, 2009: 10), masyarakat senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan norma-norma adat yang berlaku dalam setiap kehidupannya. Orang yang tidak mengindahkan dan mengabaikan adat akan mendapat sanksi adat. Begitu juga kaitannya dengan Tanah, masyarakat selalu memaknai arti dan fungsi tanah sesuai dengan adat dan istiadat mereka tetapi kadang tidak menyadari bahwa tanah itu memiliki aturan yang harus diperhatikan terutama tanah warisan. Kepemilikan hak atas tanah termasuk didalamnya tanah warisan harus disesuaikan dengan konsep dan aturan adat. Jika tidak, maka akan dapat menimbulkan konflik.

Dalam buku Maria Sumardjono (2005: 15), menyatakan bahwa pada kenyataannya dalam masyarakat hukum adat sering terjadi sengketa mengenai tanah-tanah adat termasuk tanah ulayat, adapun penyebab timbulnya sengketa tanah ulayat antara lain :

a) Kurang jelas batas tanah ulayat

b) Kurang kesadaran masyarakat Hukum Adat

c) Tidak berperannya Kepala Adat dalam Masyarakat Hukum Adat.

(16)

5

masyarakat desa Silalahi berasal dari Ompu Raja Silahisabungan yang dulu bertempat tinggal di Balige dan pergi membuka perkampungan arah Dairi. Masyarakat di desa Silalahi sangat menjaga dan melestarikan warisan leluhurnya, terutama tanah adat yang menjadi harta paling berharga bagi masyarakat tersebut.

Kurangnya kesadaran dan perbedaan pandangan masyarakat khususnya masyarakat di desa Silalahi tentang bagaimana aturan kepemilikan tanah warisan/hak ulayat itu, ditambah lagi dengan perbedaan konsepsi adat-istiadat tentang tanah akan menimbulkan berbagai pertentangan dan pada akhirnya akan menimbulkan konflik dikalangan masyarakat. Kasus-kasus yang menyangkut sengketa di bidang pertanahan dapat dikatakan tidak pernah surut, bahkan mempunyai kecenderungan untuk terus meningkat didalam kompleksitasnya maupun kuantitasnya seiring dinamika dibidang ekonomi, sosial, dan politik.

Tanah di Desa Silalahi sebahagian besar merupakan tanah yang dimiliki turunan marga secara turun-temurun, batas tanah pusaka yang dimiliki oleh marga Silalahi (dari rumpun marga Silahisabungan). Kepemilikan tanah dan pengelolahan tanah wasiat tersebut disesuaikan dengan hukum adat istiadat yang berlaku didaerah itu dan tentunya dilakukan oleh marga pemilik tanah warisan yakni marga Situngkir.

(17)

6

Oleh karena itu, konflik terjadi sebagai bentuk perlawanan atas sikap marga Situngkir yang melakukan pengklaiman atas hak tanah ulayat di desa Silalahi. Sehingga membentuk 2 (dua) kelompok masyarakat atas nama Forum dan Yayasan. Masyarakat yang memihak ke Forum, yaitu masyarakat yang tidak setuju terhadap tindakan marga Situngkir yang berusaha untuk menguasai tanah tersebut dan memihak kepada marga Situngkir yang disebut sebagai penggugat. Sedangkan masyarakat yang memihak ke kelompok Yayasan adalah masyarakat yang setuju/pro terhadap marga Situngkir yang dianggap sebagai tergugat.

Berdasarkan penelitian tersebut di atas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam tentang:Persepsi Masyarakat Tentang Hak Ulayat ( Study Kasus Di Desa Silalahi III Kecamatan Silahisabungan

Kabupaten Dairi).

B. Identifikasi Masalah

Menurut Poerwadarminta (2009:294) mengatkan bahwa: ”Identifikasi

adalah menentukan atau menetapkan identitas, masalah adalah sesuatu yang harus dipecahkan”. Jadi identifikasi masalah adalah menentukan suatu menetapkan

sesuatu yang harus dipecahkan mengingat dalam suatu penelitian banyak dijumpai permasalahan maka harus diberi penyelesaian.

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dibuat identifikasi masalah. Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini yakni :

1. Tanah ulayat di desa Silalahi kurang jelas batasnya

(18)

7

3. Kesadaran masyarakat hukum adat bahwa setiap tanah yang dimiliki harus disesuaikan dengan konsep dan aturan adat masih kurang. 4. Kepala adat di lingkungan masyarakat Hukum Adat masih

kurangberperandalammenjelaskanbatas-batastanah.

5. Persepsi masyarakat terhadap hak ulayat masihbelum sesuai terhadap hukum adatnya.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan hasil yang mengambang, maka yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah persepsi masyarakat terhadap hak ulayat dalam masyarakat hukum adat. D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatas masalah diatas maka peneliti merumuskan beberapa rumusan masalah yang akan diteliti. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi masyarakat terhadap hak ulayat di desa Silalahi Kabupaten Dairi ?

E. Tujuan Penelitian

(19)

8

F. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian dalam pembuatan proposal ini adalah sebagai berikut:

1. Mampu memberikan masukan bagi masyarakat untuk lebih menghargai keberadaan hukum adat.

2. Bagi mahasiswa, untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman mengenai bidang kajian masyarakat sosial.

3. Dapat membuka mata masyarakat khususnya dalam mempertahankan hak tanah yang dimilikinya.

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penulisan skripsi ini yaitu untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat tentang hak ulayat di Desa Silalahi III, dapat disimpulkan bahwasanya keberadaan Hak ulayat di Desa Silalahi masih ada, hal ini ditandai dengan adanya objek hak ulayat itu sendiri seperti: juma/sawah, tanah ruma tanggal.Bahkan dapat dinyatakan bahwa tanah di

(21)

63

Dalam pengaturan tanah ulayat, wewenang mengatur peruntukan dan penggunaan hak ulayat ada ditangan warga yang dalam pelaksanaannya diwakili Kepala Adat. Namun kenyataannya Kepala Adat sering tidak hadir untuk mendampingi masyarakat dalam mengatur penggunaan hak ulayat tersebut.Peralihan hak ulayat yang bermaksud untuk melepaskan hak milik kepada pihak luar harus sesuai dengan hukum adat dan diketahui oleh masyarakat lainnya beserta Kepala Adat setempat. Namun realita yang terjadi saat ini masyarakat tidak memberitahukan kepada Kepala Adat bahwa hak ulayat tersebut dialihkan kepada pihak luar.

Dalam prakteknya, masyarakat Desa Silalahi masih kurang menerima adanya hukum adat yang mengatur bahwa tanah yang ingin dialihkan tidak diizinkan untuk mengaihkan atau menjual secara keseluruhan tetapi harus jual gantung. Dan belum ada yang melaksanakan pendaftaran tanah (di luar hukum adat) karena dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan pendidikan yang masih minim.

Di Desa Silalahi terdapat banyak sengketa tanah ulayat, salah satunya

sengketa tanah “ruma tanggal” yang diperebutkan oleh marga situngkir

(22)

64

perseorangan atau swasta. Sengketa tersebut sudah diselesaikan menurut hukum adat, namum belum selesai menurut Hukum nasional atau Pengadilan.Penyelesaian sengketa hak ulayat menurut Hukum Adat dilakukan dengan secara kekeluargaan dengan mengutamakan perdamaian.Dalam praktek masyarakat di Desa Silalahi masih kurang menerima dan melaksanakan keputusan itu sehingga sampai saat ini kasus sengketa tanah di Desa Silalahi belum selesai.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat tentang hak ulayat di Desa Silalahi III masih dikategorikan rendah. Meskipun pada kenyataannya masih kurang akan menjadi sebuah bukti bahwa ada usaha masyarakat yang selalu menjaga hak ulayat tersebut.Hal ini dapat dibuktikan hasil keseluruhan dari data tabel diatas sebanyak 59,92% yang disimpulkan bahwa pemahaman masyarakat masih rendah terhadap hak ulayat di Desa Silalahi III Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi.

B. Saran

Adapun dari hasil pengamatan dan temuan dilapangan, terdapat beberapa saran guna untuk mengevaluasi persepsi masyarakat terhadap hak ulayat di Desa Silalahi. Adapun saran-saran tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengenai hak ulayat; objeknya masih ada, ketentuan masih berlaku tetapi masalah subjeknya perlu diadakan modifikasi baik terhadap pengertian maupun kriteria yang harus dipenuhi.

(23)

65

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

---. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar- Dasar Ilmu Politik. Jakarata : PT. Gramedia Pustaka Utama

Hastuti, Hesti. 2001. Penelitian Hukum Aspek Hukum Penyelesaian Masalah

Hak Ulayat Dalam Otonomi Daerah. Jakarta: BPHN

Harsono, Boedi. 2008. Hukum Agraria Indonesia : Himpunan

Peraturan-Peraturan Hukum Tanah. Jakarta: Djambatan

Hilman, Hadikusumo.2000. Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia, Edisi Revisi. Bandar Lampung: Mandar bayu

Mardalis. 2009. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara

Panuh, Helmy. 2012. Peranan Kerapatan Adat Nagari Dalam Proses

Pendaftaran Tanah Adat Di Sumatera Barat. Jakarta: Rajawali Pers

Poerwadarminta, W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka

Prof. Boedi Harsono. 2003. Menuju Penyempurnaan Hukum Tanah Nasional. Jakarta: Universitas Trisakti

Rahmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung:Remaja Rosdakarya Sarwono, S. W. 2010. Psikologi Remaja, Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Sembiring, Rosnidar. 2008. Eksitensi Hak Ulayat Atas Tanah Dalam

Masyarakat Adat Simalungun. Medan: Pustaka Bangsa Press

Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sumardjono, Maria S.W. 2005. Kebijakan Tanah : Antara Regulasi dan

Implementasi, edisi revisi. Jakarta: Kompas

(25)

67

Syarbini, Syahrial dkk. 2011. Pengetahuan Dasar Ilmu Politik. Bogor : Ghalia Indonesia

Sumber Jurnal :

Achmad, Sodiki. “Politik Hukum Agraria, Univikasi ataukah Pruralisme Hukum”,

Jurnal Arena Hukum, Fakultas Hukum Universitas Airlangga Vol 8 No.3

Maret 2000.

Anggoro, Tedddy. “Kajian Hukum Masyarakat Hukum Adat dan HAM dalam

Lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia”, Jurnal Hukum dan

Pembangunan Fakultas Hukum Universitas Indonesia Vol 36 No.4

Oktober-Desember 2006.

Asyhari, Masyhud. “Pemberdayaan Hak-Hak Rakyat atas Tanah”, Jurnal Hukum

Ius Quia Iustum, Vol 13 No.7 April 2000

Hendriatiningsih, dkk. “Masyarakat dan Tanah Adat di Bali”, Jurnal

Sosioteknologi, Vol 15 No.7 Desember 2008

Mualimin, dkk. “Pengakuan Hukum Terhadap Hak Ulayat Masyarakat Hukum

Adat dan Hambatan Implementasinya”, Jurnal HAM Vol 4 No.2 Desember

2003.

Rosalina. “Eksistensi Hak Ulayat”, Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010

Undang-Undang:

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 1999, tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat.

Gambar

Tabel 1. Data Penduduk Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi ................ 33

Referensi

Dokumen terkait

Teknik Pengumpulan Data Primer Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian secara langsung ke lokasi penelitian untuk

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah pengamatan lapangan (field research) dengan pendekatan analisis data deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dengan sampel 20 anak. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, tes,

Produktivitas bawang merah di Kabupaten Dairi saat ini masih berada dalam urutan ketiga dari kabupaten/kota yang memproduksi bawang merah di Provinsi

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, studi lapangan (observasi, dan wawancara). Teknis analisa data dalam penelitian ini yaitu

Teknik Pengumpulan Data Primer Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian secara langsung ke lokasi penelitian untuk

3.4 Teknik Analisis Data Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif, yaitu merupakan metode analisis yang digunakan untuk mengumpulkan